modul praktikum instrumentasi(1).pdf

Upload: ari-nugraha

Post on 02-Mar-2018

323 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    1/263

    201

    5Modul Praktikum Instrumentasi digunakan sebagai

    bahan dalam melaksanakan praktikum Instrumentasi

    di laboratorium Teknik Elektro Fakultas Sains dan

    Teknik Universitas Jenderal SoedirmanRC1.1

    Halaman 1 dari 1Manual elearning untuk Ketua Program Studi

    Fakultas Sains dan Teknik 2008

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    2/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    MODUL

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 2

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    3/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    PRAKTIKUMINSTRUMENTASI

    TKE133203

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 3

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    4/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    HALMAN MUKA

    MODUL PRAKTIKUM

    INSTRUMENTASI (TKE133203)

    Penyusun

    Farida Asriani, S.Si, M.T.

    Winda Astuti, S.T., M.Sc.

    Ari Fadli, S.T., M.Eng

    Cetakan Pertama : Desember 2008

    Versi Release Candidate 1.1

    Copyright Teknik Elektro Unsoed

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 4

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    5/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    Dilarang memproduksi seluruh atau sebagian dari modul ini, dalam bentuk

    apapun dan oleh siapapun, tanpa seizin dari instansi terkait, jika melanggar

    ketentuan ini akan dikenai sangsi sesuai dengan ketentuan yang berlaku

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan kepada

    penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan dokumen modul praktikum untuk

    mata kuliah Instrumentasi. Modul yang dikeluarkan kali ini oleh laboratorium

    teknik elektro unsoed merupakan pengembangan dari versi sebelumnya. Dalam

    versi ini kami melakukan beberapa perbaikan khusunya dalam struktur modul,

    materi praktikum demikian sehingga selaras dengan yang diperoleh setiap

    mahasiswa dalam mata kuliah Instrumentasi

    Modul praktikum ini terdiri atas sembilan belas unit, yaitu Unit 1 Pengubah D/A

    and A/D, Unit 2 Karakteristik Sensor, Unit 3 Gambaran umum sensor, Unit 4

    Sensor suhu AD590, Unit 5 Sensor suhu PT-100, Unit 6 Sensor kelembaban, Unit

    7 Strain Gauge, Unit 8 Sensor inframerah, Unit 9 Sensor ultrasonik, Unit 10

    Pengubah V/F and F/V, dimana isi dari masing-masing unit dalam praktikum

    tersebut lebih memberikan penjelasan secara simulasi pada mereka tentang materi

    yang mereka dapat pada saat kuliah Instrumentasi

    Akhir kata, semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa atau

    pengajar. Ucapan terima kasih kami tujukan kepada seluruh pihak yang telah

    membantu dalam proses penyelesaian modul praktikum ini.

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 5

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    6/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    Modul praktikum ini masih jauh dari sempurna, kami berharap kelak akan muncul

    versi perbaikan di masa yang akan datang. Sumbang saran para pembaca sangat

    kami harapkan untuk membuat versi perbaikan tersebut.

    Desember

    2008

    Penulis

    PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL PRAKTIKUM

    Modul praktikum Instrumentasi. Modul ini dibuat, dengan susunan materi

    berdasarkan pada diktat matakuliah Instrumentasi. Modul, hal ini bertujuan agar

    isi dari modul praktikum ini sesuai dengan materi kuliah Instrumentasi. Modul.

    Modul ini disusun dengan tujuan guna memperlancar mahasiswa dalam

    melaksanakan praktikum Instrumentasi sehingga nantinya mahasiswa lebih

    mudah dalam memahami materi kuliah.

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 6

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    7/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    Operasikanlah peralatan laboratorium dengan hati-hati dan seksama, karena dengan

    hal tersebut anda juga membantu kami dalam menjaga peralatan peralatan

    tersebut.

    Dalam modul mahasiswa akan melaksananakan beberapa percobaan yang

    berhubungan dengan matakuliah Instrumentasi. Modul praktikum ini terdiri atas

    sembilan belas unit, yaitu D/A and A/D converters

    , Characteristic of Sensors,

    General Purpose Sensors, AD590 Temperature Transducerdan lainnya, dimana

    isi dari masing-masing unit dalam praktikum tersebut lebih memberikan

    penjelasan secara simulasi pada mereka tentang materi yang mereka dapat pada

    saat kuliah Instrumentasi.

    Untuk kelancaran praktikum, setiap kali praktiukum maka modul ini harus dibawa.

    Dan sebelum praktikum, materi yang akan dipraktikan harus dibaca terlebih

    dahulu, untuk mempermudah anda sekaligus menyingkat waktu praktikum.

    Sehingga waktu praktikum benar-benar anda gunakan untuk memahami materi

    yang anda dapatkan pada saat kuliah dengan praktik.

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 7

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    8/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    Lancarnya praktikum akan lebih memudahkan anda dalam memahami materi

    kuliah. Hal yang paling menentukan penguasaan materi bukan dosen dan asisten

    praktikum apalagi modul praktikum. Tapi kerja keras anda dalam mempelajari

    sesuatu. Oleh karena itu belajarlah dan hargai waktu.

    >> Selamat Berpraktikum

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    9/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    DAFTAR TABEL

    DAFTAR PERSAMAAN

    UNIT I PENGUBAH D/A DAN A/D

    1.1. Tujuan Pembelajaran

    1.2. Dasar Teori

    1.3. Deskripsi Rangkaian Percobaan

    1.4. Alat dan Bahan

    1.5. Percobaan dan Pengamatan

    UNIT II KARAKTERISTIK SENSOR

    2.1. Tujuan Pembelajaran

    2.2. Dasar Teori

    2.3. Diskripsi Rangkaian Percobaan

    2.4. Alat dan Bahan

    2.5. Percobaan dan Pengamatan

    UNIT III GAMBARAN UMUM SENSOR

    3.1. Tujuan Pembelajaran

    3.2. Dasar Teori

    3.3. Diskripsi Rangkaian Percobaan

    3.4. Alat dan Bahan

    3.5. Percobaan dan Pengamatan

    UNIT IV AD590 SENSOR SUHU

    4.1. Tujuan Pembelajaran

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 9

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    10/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    4.2. Dasar Teori

    4.3. Deskripsi Rangkaian Percobaan

    4.4. Alat dan Bahan

    4.5. Percobaan dan Pengamatan

    UNIT V SENSOR SUHU PT-100

    5.1. Tujuan Praktikum

    5.2. Dasar Teori

    5.3. Deskripsi Rangkaian Percobaan

    5.4. Alat dan Bahan

    5.5. Percobaan dan Pengamatan

    UNIT VI SENSOR KELEMBABAN

    6.1. Tujuan Pembelajaran

    6.2. Dasar Teori

    1.3. Diskripsi Rangkaian Percobaan

    1.4. Alat dan Bahan

    1.5. Percobaan dan Pengamatan

    UNIT VII STRAIN GAUGE

    7.1. Tujuan Praktikum

    7.2. Dasar Teori

    7.3. Deskripsi Rangkaian Percobaan

    7.4. Alat dan Bahan

    7.5. Percobaan dan Pengamatan

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 10

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    11/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    UNIT VIII SENSOR INFRAMERAH

    8.1. Tujuan Praktikum

    8.2. Dasar Teori

    8.3. Deskripsi Rangkaian Percobaan

    8.4. Alat dan Bahan

    8.5. Pengamatan dan Percobaan

    8.5.1. Pengujian karakteristik

    8.5.2. Event Counter

    UNIT IX SENSOR ULTRASONIK

    9.1. Tujuan Praktikum

    9.2. Dasar Teori

    9.3. Deskripsi Rangkaian Percobaan

    9.4. Alat dan Bahan

    9.5. Percobaan dan Pengamatan

    UNIT X PENGUBAH V/F DAN F/V

    10.1. Tujuan Praktikum

    10.2. Dasar Teori

    10.3. Deskripsi Rangkaian Percobaan

    10.4. Rangkaian Percobaan

    10.5. Percobaan dan Pengamatan

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 11

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    12/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    DAFTAR GAMBAR

    gambar 1-0. Diagram Blok D/A converter

    gambar 1-1. 4 bit D/A converter dengan binary weight transistor

    gambar 1-2. 4 bit R-R2 D/A converter

    gambar 1-3. Diagram skematik dual-slope A/D converter

    gambar 1-4. Bentuk gelombang dual-slope A/D converter

    gambar 1-5. Diagram skematik dari V/F converter

    gambar 1-6. Bentuk gelombang V/F converter

    gambar 1-7. Diagram skematik dari V/F converter dan A/D converter

    gambar 1-8. StaircaseA/D converter

    gambar 1-9. Bentuk gelombangstaircaseD/A converter

    gambar 1-10.Pararel comparatorA/D converter

    gambar 1-11. Diagram funsional DAC08

    gambar 1-12. Rangkaian dasar DAC08

    gambar 1-13. Blok diagram ADC0804

    gambar 1-14. Konfigurasi PIN ADC0804

    gambar 1-15. Rangkaian dasar ADC0804

    gambar 1-16. Diagram skematik 9400

    gambar 1-17. Konfigurasi PIN 9400

    gambar 1-18. Aplikasi 9400

    gambar 1-19. ICL 7107 dan 7106

    gambar 1-20. Diagram skematik dan konfigurasi PIN ICL 7107 dan 7106

    gambar 1-21 7135 dengan display dan konfigurasi PIN

    gambar 1-22 7135 dengan display LED

    gambar 1-23 Voltmeter dalam 7135

    gambar 1-24 Voltmeter dalam 7135

    gambar 1-25 Pengubah tahanan ke tegangan untuk ohmmeter

    gambar 2.0. Konfigurasiphototransistor

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 12

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    13/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 2.1. Konstruksi Phototransistor dan Photodarlington

    gambar 2-2. Equivanent rangkaianphototransistor

    gambar 2-3. Penerapan phototransistor dalam telekomunikasi

    gambar 2-4 Konstruksiphotocouplerstipe DIP

    gambar 2-5 Fix Distancephotocouplers

    gambar 2-6Reflektivephotocouplers

    gambar 2-7 Logika AND

    gambar 2-8 Power regulator DC

    gambar 2-9 Blok diagram SSR

    gambar 2-10 Antarmuka antara HNIL dan TTL

    gambar 2-11 Sebuah choppermenggunakanphotocoupler

    gambar 2-12 Antarmuka rangkaian digital dan SCR

    gambar 2-13 Hall Effect

    gambar 2-14 Hubungan berdasar jumlah terminal

    gambar 2-15 IC Hall

    gambar 2-16 Karakteristik keluaran

    gambar 2-17 Hall switch

    gambar 2-18 Spektrum cahaya IR

    gambar 2-19 Metode mendeteksi tubuh manusia

    gambar 2-20 Operasipyroelectric detector

    gambar 2-21 Bentuk konfigurasi dari detector thermalIR

    gambar 2-22 Konfigurasi thermistor

    gambar 2-23 Kurva R vs T karakteristik thermistor

    gambar 2-24 Bentuk Reed Switch

    gambar 2-25 Bentuk Inclination Switch

    gambar 2-26 Bentuk mikrophone dinamik

    gambar 2-27 Konfigurasi mercury switch

    gambar 2-28 Konfigurasi vibration switch

    gambar 2-29 Mikrophone dinamik

    gambar 2-30Light-controlled switch gambar 2-31 Detektor objek

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 13

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    14/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 2-32 Analog Hall sensor

    gambar 2-33 Rangkaian ekivalent dari analog hall sensor

    gambar 2-34 Rangkaian pyroelectric detector

    gambar 2-35 Detektor suhu

    gambar 2-36 Rangakaian reed switch

    gambar 2-37 Rangakaian inclination switch

    gambar 2-38 Rangakaian limit switch

    gambar 2-39 Rangakaian mercury switch

    gambar 2-40 Rangakaian vibration switch

    gambar 2-41 Bentuk gelombang timer

    gambar 2-42 Penguatan mikrophone

    gambar 2-43 Percobaanphototransistor

    gambar 2-44 Percobaanphotocoupler

    gambar 2-45 Percobaan magnetic sensor

    gambar 2-46 Percobaanpyroelectric detector

    gambar 2-47 Percobaan thermistor

    gambar 2-48 Percobaan reed switch

    gambar 2-49 Percobaan limit switch

    gambar 2-50 Percobaan mercury switch

    gambar 2-51 Percobaan vibration switch

    gambar 2-52 Percobaan microphone

    gambar 3-0 Percobaan kebocoran gas

    gambar 3-1 Percobaan microphone

    gambar 3-2 Percobaan microphone

    gambar 3-3 Percobaan microphone

    gambar 3-4 Rangkaian TGS 813

    gambar 3-5 Konstruksi internal TGS 822

    gambar 3-6 Rangkaian penguji TGS 822

    gambar 3-7 Rangkaian detector asap

    gambar 3-8 Rangkaian detector ethanol gambar 3-9 Rangkaian digital hall

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 14

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    15/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 3-10 Blok diagram UF3505

    gambar 3-11 Metode pendeteksian untuk hall dan magnetik

    gambar 3-12 Tegangan keluaran dan karakteristik jarak UF3503

    gambar 3-13 IC Hall Analog

    gambar 4-0 Diagram skematik dan konfigurasi PIN

    gambar 4-1 Arus keluaran vs power supply

    gambar 4-2 Rangkaian peubah temperatur ke tegangan

    gambar 4-3 Pengukur temperatur rendah

    gambar 4-4 Pengukur temperatur rata-rata

    gambar 4-5 Pengukur perbedaan temperatur

    gambar 4-6 Temperatur kontroler

    gambar 4-7 Rangkaian transduksi AD590

    gambar 4-8 Digital termometer

    gambar 4-9 Diagram fungsional KL-62001

    gambar 4-10 Antarmuka aplikasi KL-62001

    gambar 4-11 Antarmuka aplikasi KL-62001

    gambar 6-0 Kurva tahanan vs temperatur dari platinum, tembaga dan nikel

    gambar 6-1 Diagram skematik RTD

    gambar 6-2 Rangkaian pengukur RTD

    gambar 6-3 Jembatan wheatstone untuk RTD dua kawat

    gambar 6-4 Jembatan wheatstone untuk RTD tiga kawat

    gambar 6-5 Konstruksi PT-100

    gambar 6-6 Rangkaian tranduser PT-100

    gambar 6-7 Rangkaian alarm api

    gambar 6-8 Rangkaian alarm api

    gambar 7-0 Konstruksi sensor kelembaban

    gambar 7-1 Kurva karakteristik sensor kelembaban

    gambar 7-2 Kurva karakteristik sensor kelembaban

    gambar 7-3 Sensor kelembaban Macromolecule

    gambar 7-4 Kurva karakteristik sensor kelembaban macromelecule gambar 7-5 Struktur keramik porous

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 15

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    16/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 7-6 Konstuksi keramik sensor kelembaban

    gambar 7-7 Karakteristik sensor kelembaban

    gambar 7-8 Sensor kelembaban tipe kristal

    gambar 7-9 Respon frekuensi

    gambar 7-10 Konstruksi flow transistor

    gambar 7-11 Mode operasi CFT

    gambar 7-12 Sensor kelembaban Thick film

    gambar 7-13 Karakteristik umum

    gambar 7-14 Sensor dew point

    gambar 7-15 Karakteristik umum

    gambar 7-16 Diagram fungsi sistem air conditioner

    gambar 7-17 Diagram fungsi humandifier

    gambar 7-18 Detector humidity

    gambar 7-19 Stage Detector humidity

    gambar 7-20 Rangkaian tranduser humidity

    gambar 7-21 Kurva karakteristik C2M3

    Gambar 8-0. Hubungan antara panjang dengan resistansi

    Gambar 8-1 Penggunaanstrain gaugesecara umum

    Gambar 8-2 Jembatan Strain Gauge

    Gambar 8-3. Desain Load cell

    Gambar 8-4. Mekanisme Load cell

    Gambar 8-5. Rangkaian transduserstrain gauge

    Gambar 8-6. Rangkaian transduserstrain gauge

    Gambar 8-7. Mesin timbangan digital

    gambar 12-0. Karakteristik V-I IR LED

    gambar 12-1. Menghitung emisi cahaya LED

    gambar 12-2. Kurva karakteristik emisi cahaya arus maju (GL 514)

    gambar 12-3. Kurva karakteristik emisi cahaya arus maju vs duty cycle (GL 514)

    gambar 12-4 Kurva karakteristik arus konduktif vs waktu hidup

    gambar 12-5 Spektrum sumber cahaya LED gambar 12-6 Karakteristik arah IR LED

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 16

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    17/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 12-7 Karakteristik radiasi keluaran vs jarak

    gambar 12-8 Paket IR LED

    gambar 12-9 Bentuk IR LED

    gambar 12-10Basic driver

    gambar 12-11 Kurva karakteristik V-I IR LED

    gambar 12-12 Driver seri

    gambar 12-13 Driver shunt

    gambar 12-14 Driver arus konstan

    gambar 12-15 Driver IC

    gambar 12-16 Driver modulasi sinus

    gambar 12-17 Driver modulasi sinus menggunakan bias transistor

    gambar 12-18 Karakteristik masukan dan keluaran driver modulasi sinus

    gambar 12-19 Driver transistor dengan rangkaian astable multivibrator

    gambar 12-20 Driver menggunakan IC digital

    gambar 12-21 Driver menggunakan IC digital

    gambar 12-22 Driver menggunakan UJT osilator relaksasi

    gambar 12-23 Driver menggunakan IC 555

    gambar 12-24 Driver modulatsi frekuensi tinggi

    gambar 12-25 Driver modulatsi frekuensi tinggi

    gambar 12-26 Driver modulatsi frekuensi tinggi

    gambar 12-27 Penerima OP-AMP

    gambar 12-28 Band pass filter aktif

    gambar 12-29 Detector terminal tape

    gambar 12-30 Alarm IR

    gambar 12-31 Bagian pengirim

    gambar 12-32 Bagian penerima

    gambar 12-33 Spesifikasi TLN101 dan TP601

    gambar 12-34 Transmitter IR menggunakan SLB 3801

    gambar 12-35 Gelombang 8 bit

    gambar 12-36 Penerima SLB3082 gambar 12-37 Pengirim SDA 2208-2

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 17

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    18/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 12-38 Bit konfigurasi

    gambar 12-39 Sistem wireles komputer

    gambar 12-40 Penerima TDA 4050B

    gambar 12-41 Rangkaian counter IR

    gambar 13-0 Respon spektral telinga manusia

    gambar 13-1 Klasifikasi gelombang ultrasonic

    gambar 13-2 Kurva karakteristik panjang gelombang vs frekuensi

    gambar 13-3 Atenuasi gelombang ultrasonic

    gambar 13-4 Pengukur sudut perambatan gelombang ultrasonic

    gambar 13-5 Refleksi dan transmisi gelombang ultrasonik

    gambar 13-6 Refleksi dan Transmisi pada tiga medium berbeda

    gambar 13-7 Refleksi gelombang ultrasonik

    gambar 13-8 Pembangkitan rongga

    gambar 13-9 Material piezoelectric

    gambar 13-10 Bentuk dan mode vibrasi elektrostrictive

    gambar 13-11 Mosw vibrasi magnetosrictive vibrators

    gambar 13-12 Rangkaian pengirim ultrasonik

    gambar 13-13 Pengirim ultrasonik

    gambar 13-14 Pengirim ultrasonik

    gambar 13-15 Pengirim ultrasonik

    gambar 15-0 Peubah digital tegangan ke frekuensi

    gambar 15-1 Rangkaian VFC

    gambar 15-2 Rangkaian FVC

    gambar 15-3 Pengubah analog ke bentuk pulsa lebar

    gambar 15-4 Konstruksiphoto encoder

    gambar 15-5 Bentuk gelombang keluaran encoder

    gambar 15-6 Diagram fungsional 9400

    gambar 15-7 PIN konfigurasi 9400

    gambar 15-8 Rangkaian percobaan

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 18

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    19/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 19

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    20/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1-0 Hubungan masukan digital dan keluaran analog

    Tabel 1-1 Percobaan Ammeter

    Tabel 1-2 Percobaan Ohmmeter

    Tabel 2-0 Pasangan detektor sumber

    Tabel 2-1 Perbandingan tipe thermal dan quantum

    Tabel 2-2 Karateristik detector thermal IR

    Tabel 2-3 Percobaan reed switch

    Tabel 3-0 Absolute maksimum ratings

    Tabel 3-1 Karakeristik elektrik

    Tabel 3-2 Kindisi pengujian

    Tabel 3-3 Kindisi pengujian

    Tabel 3-4 Elemen material

    Tabel 4-0 Karakteristik dan rangkaian transduction dari AD590

    Tabel 4-1 Termometer digital

    Tabel 6-0 Karakteristik R vs T

    Tabel 6-1 Karakteristik R vs T

    Tabel 6-2 Percobaan rangkaian tranduksi

    Tabel 6-3 Percobaan termometer digital

    Tabel 6-4 Computer Interface

    Tabel 7-0 Hygrometer

    Tabel 7-1 Pengukuran impedansi

    Tabel 7-2 Pengukuran perubah tegangan

    Tabel 7-3 Pengukuran hygrometer

    Tabel 7-4 Pengukuran menggunakan thermostatic

    Tabel 8-0 Karakteristik rangkaian tranduksi

    Tabel 8-1 Mesin timbang digital

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 20

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    21/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    Tabel 8-2 Kendali Komputer

    Tabel 12-0 Karakteristik elektrik LED IR (SHARP)

    Tabel 12-1 Encoder

    Tabel 12-2 Pengujian karakteristik

    Tabel 13-0 Kecepatan gelombang ultrasonic dalam berbagai macam media

    Tabel 13-1 Reflektifitas antar media

    Tabel 13-2 Generasi ultrasonik

    Tabel 13-3 Karaketeristikpiezoelectric

    Tabel 13-4 Karaketeristikpiezoelectric

    Tabel 13-5 Karaketeristikpiezoelectric

    Tabel 13-6 Karakteristik utama

    Tabel 15-0 Percobaan 15.5.1

    Tabel 15-1 Percobaan 15.5.2

    Tabel 15-2 Percobaan 15.5.3

    Tabel 15-3 Percobaan 15.5.3

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 21

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    22/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    DAFTAR PERSAMAAN

    persamaan 1-0 Arus yang melewati resistor

    persamaan 1-1 Bentuk sederhana persamaan arus yang melewati resistor

    persamaan 1-2 Bentuk sederhana persamaan arus yang melewati resistor

    Persamaan 3-0 Nilai resistansi senso

    Persamaan 6-0 Karakteristik RTD

    Persamaan 6-1 Karakteristik tahanan dan suhu

    Persamaan 8-0 Resistansi Instrinsik

    Persamaan 13-0 Kecepatan perambatan gelombang

    Persamaan 13-1 Besar sudut perambatan

    Persamaan 13-2 Reflekstifitas impedansi Z

    Persamaan 13-3 Transmisi gelombang ultrasonik

    Persamaan 13-4 Transmisi dalam tiga medium

    Persamaan 13-5 Transmisi dalam tiga medium yang sama

    Persamaan 13-6 Transmisi ketika Z1 = Z2

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 22

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    23/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    UNIT I PENGUBAH D/A DAN A/D

    1.1. Tujuan Pembelajaran

    1. Mempelajari prinsip kerja pengubah gelombang digital ke gelombang analog

    2. Mempelajari konstruksi pengubah gelombang digital ke gelombang analog

    3. Mempelajari prinsip kerja pengubah gelombang analog ke gelombang digital

    4. Mempelajari konstruksi pengubah gelombang analog ke gelombang digital

    5. Mempelajari aplikasi IC monolitic pada pengubah gelombang analog ke

    gelombang digital dan sebaliknya

    1.2. Dasar Teori

    1.2.1. Pengubah digital ke analog (D/A)

    Tegangan dan arus yang ada dalam rangkaian elektronik masih dalam bentuk

    gelombang analog, dan keduanya bersifat kontinu dengan rentang nilai yang

    sama. Dalam peralatan digital setiap kondisi gelombang diwakili oleh dua

    keadaan atau level tegangan yaitu 1 dan 0 (rendah dan tinggi). Jika gelombang

    analog ingin digunakan pada rangkaian digital maka diperlukan converter dari

    analog ke digital yang kemudian disebut sebagai pengubah gelombang digital ke

    analog (D/A converter).

    Gambar 1-0 dibawah ini memperlihatkan blok diagram dari pengubahgelombang digital ke analog (D/A converter) yang terdiri dari empat blok yaitu:

    1. N-bit input digital

    2. Switch Digital

    3. Tegangan Referensi

    4. Jaringan resistor

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 23

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    24/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 1-0. Diagram Blok D/A converter

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 24

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    25/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    Pengubah gelombang digital ke analog. biasanya digunakan untuk

    diklasifikasikan berdasarkan jaringan resistornya. Dimana terdapat dua buah

    jaringan resistor yaitu weight resistor network dan R-2R ladder network yang

    digunakan bersama sebagai pengubah gelombang digital ke analog.

    1. Weight Resistor D/A Converter

    Gambar 1-2 dibawah ini adalahD/A converter

    4 bit :

    gambar 1-1. 4 bit D/A converter dengan binary weight transistor

    Jika A = B = C = D dengan asumsi v = 1, masing-maing arus yang melewati

    transistor adalah sebagai berikut :

    , , I danII0= V8R

    I1= V4R

    2= V2R 3

    =RV

    I II=I1 + 2 + 3

    (1 )= RV + 2

    1 + 41 + 8

    1

    .. (1-0)1.875= RV

    persamaan 1-0 Arus yang melewati resistor

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 25

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    26/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    Persamaan 1.0 diatas dapat disederhanakan menjadi bentuk seperti persamaan

    1-1 berikut ini :

    (1-1)I (D C B A)= RV + 2

    1+ 2

    2+ 2

    3

    persamaan 1-1 Bentuk sederhana persamaan arus yang melewati resistor

    Jika A = B = C = D = 1, maka berdasarkan persamaan 1-0 dan 1-1 diatas

    diperoleh nilai tegangan sebagai berikut :

    V0 I.RF .= = 1

    2R

    (D C B A) .= RV + 2

    1+ 2

    2+ 2

    3

    2R

    (D C B A)= 2V

    + 21

    + 22

    + 23

    V O O (D C B A)= V = 2V + 2

    1+ 2

    2+ 2

    3

    Jika A = B = C = D = 0 kita memperoleh Vo = 0, jika A = B = C = D = 1

    maka kita peroleh V0 = (1,875/2)V. lihat V = 10 V punya nilai rentang Vo dari 0

    sampai dengan 9.375. pada tabel 1-0 dibawah ini disajikan hubungan antara input

    digital dan output analog, lebih jelasnya nilai tegangan keluaran analog vi yang

    sesuai dengan masukan gelombang digital

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 26

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    27/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    Tabel 1-0 Hubungan masukan digital dan keluaran analog

    Input Digital Ouput Analog Vo/Vma

    xD C B A I (mA) Vo (V)

    0 0 0 0 0 0 0

    0 0 0 1 0.125 0.625 1/15

    0 0 1 0 0.25 1.250 2/15

    0 0 1 1 0.375 1.875 3/15

    0 1 0 0 0.5 2.500 4/15

    0 1 0 1 0.625 3.125 5/15

    0 1 1 0 0.75 3.750 6/15

    0 1 1 1 0.875 4.375 7/151 0 0 0 1 5.000 8/15

    1 0 0 1 1.125 5.625 9/15

    1 0 1 0 1.25 6.250 10/15

    1 0 1 1 1.375 6.875 11/15

    1 1 0 0 1.50 7.500 12/15

    1 1 0 1 1.625 8.125 13/15

    1 1 1 0 1.75 8.750 14/15

    1 1 1 1 1.875 9.375 15/15

    2. R-2R Ladder D/A Converter

    Gambar1-2 dibawah ini memperlihatkan 4 bit R-2R

    ladderD/A

    converter

    .

    Jika D = V dan A = B = C = 0 maka Vo = V. Jika C = V dan A = B = D = 0 Vo

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 27

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    28/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    = V , jika B = V dan A = D = C = 0 maka Vo = 1/8 V dan jika A = V dan B = D

    = C = 0 maka Vo = 1/16 V, hal ini berdasarkan persamaan 1-2 berikut ini :

    (1-2)O V( )V = 2D + 4

    C + 8B + A16

    persamaan 1-2 Bentuk sederhana persamaan arus yang melewati resistor

    Jika A = B = C = D = 0 kita memperoleh Vo = 0 v, jika A = B = C = D = 1

    kita memperoleh Vo = 1.875 dan jika V = 5V punya rentang tegangan 0 sampai

    9.375 Volts

    gambar 1-2. 4 bit R-R2 D/A converter

    1.2.2. Pengubah analog ke digital (A/D Converters)

    Jika gelombang yang digunakan dalam rangkaian digital adalah gelombang

    analog maka rangkaian tersebut harus dapat merubah bentuk gelombang digital

    kedalam bentuk gelombang analog dengan menggunakan Pengubah gelombang

    analog ke digital (A/D converters

    ).

    Pengubah gelombang analog ke digital dikelompokan menjadi beberapa tipe

    yaitu :

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 28

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    29/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    1. Dual Slope A/D Converters

    2. Voltage to Frequency A/D Converters

    3. The Straicase A/D Converters

    4. The Pararel Comparator A/D Converters

    Berikut ini adalah masing masing penjelasannya :

    1. Dual Slope

    A/D ConvertersGambar 1-3 memperlihatkan diagram skematik dari rangkaian

    dual slopeA/D

    converter. Inisialisasi S1 dalam keadaan tertutup sedangkan S2 dalam keadaan

    terbuka. Tegangan analog Vi diintegrasikan dengan negatifslopedengan interval

    T1 seperti tampak pada gambar 1-4. Pada akhit dari T1 dimana kondisi S1 adalah

    terbuka dan S2 adalah tertutup, counterselesai.

    Tegangan referensi Vref diintegrasikan dengan slope positif dengan interval

    T1 maka counter akan membaca sejumlah pulsa. Keluaran dari counter adalah

    dalam bentuk digital yang sesuai dengan gelombang analog pada masukan.

    gambar 1-3. Diagram skematik dual-slope A/D converter

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 29

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    30/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 1-4. Bentuk gelombang dual-slope A/D converter

    2. Voltage to FrequencyA/D Converters

    Gambar 1-5 memperlihatkan bentuk diagram skematik dari voltage to

    frequency(V/F) A/D Converters.

    Rangkaian ini terdiri dari sebuah integratordan

    comparator. Dengan inisialisasi S dalam keadaan terbuka dimana Va = 0 dan Vo

    dalam kondisi rendah (LOW

    ).

    Masukan analog Vi diintegrasikan dengan sebuah slope negatif dari bentuk

    gelombang pada gambar 1-6. Ketika Va menaikan Vr maka Vo ikut naik dan S

    dalam keadaan tertutup. Tegangan yang melewati C dikembalikan kedalam

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 30

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    31/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    kondisi nol, maka Vo akan menjadi nol kemudian sistem akan kembali kedalam

    proses inisialisasi. Tegangan keluaran Vo adalah sebuah pulsa seri.

    Jumlah pulsa yang dihasilkan sesuai dengan besar dari tegangan masukan

    gelombang analog.

    gambar 1-5. Diagram skematik dari V/F converter

    gambar 1-6. Bentuk gelombang V/F converter

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 31

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    32/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    Kombinasi V/F converterdengan sebuah counter tampak pada gambar 1-7

    dibawah ini :

    gambar 1-7. Diagram skematik dari V/F converter dan A/D converter

    3. The Staircase

    A/D Converters

    Gambar 1-8 memperlihatkan bentuk diagram skematik dari staircase A/D

    converters

    . Penghapus pulsa (clear pulse

    ) akan mengembalikan counter pulsa

    kedalam kondisi awal yaitu nol.

    Counter akan menghitung jumlah pulsa dari

    masukan clock

    . Jumlah pulsa yang dihitung akan bertambah sesuai dengan waktu,

    binary count digunakan sebagai masukan dari D/A converters yang merupakan

    tegangan keluaran Vd dari staircase A/D converters tampak pada gambar 1-9

    dibawah ini. Panjang gelombang masukan Vs lebih besar dari Vd, dan komparator

    memiliki keluaran dalam kondisi tinggi dan gerbang AND akan mentransmisikan

    clock

    pulsa pada counter

    Ketika Vd melebihi nilai Vs maka komparator punya keluaran dalam kondisi

    rendah dan gerbang AND dan proses transmisi berhenti. Waktu berhentinya

    proses perhitungan ketika Vs = Vd dan counterdapat membaca gelombang digital

    yang merupakan representasi dari gelombang analog

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 32

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    33/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 1-8. StaircaseA/D converter

    gambar 1-9. Bentuk gelombangstaircaseD/A converter

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 33

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    34/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    4. The Pararel ComparatorA/D Converters

    Rangkaian pada gambar 1-10 memperlihatkan pararel comparator A/D

    converters

    . Tegangan masukan analog Vi di berikan secara simultan dari sebuah

    komparator bank. Masukan analog di hubung singkatkan untuk memberikan

    rentang tegangan yang ditentukan oleh batas dua buah komparator. Setiap

    keluaran komparator dapat berupa nilai rendah atau nilai tinggi sesuai dengan

    batas atas dan batas bawah yang diberikan oleh tegangan masukan.

    Cara kerja converter ini lebih cepat dari semua A/D converter yang ada.

    Jumlah komparator yang diperlukan adalah 2n-1dengan m adalah jumlah bit

    gambar 1-10.Pararel comparatorA/D converter

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 34

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    35/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    1.2.3. Single Chip dan A/D Converters

    1. DAC08- Converter 8 bit

    DAC 08 merupakan converter R-2R D/A 8 bit. Gambar 1-11a

    memperlihatkan diagram skematik dan gambar 1-11b konfigurasi PIN. Keluaran

    dari rangkaian R-2R adalah berupa arus, oleh karena itu sebuah OP-AMP atau

    resistor dibutuhkan oleh proses konversi arus kedalam bentuk tegangan sebagai

    keluarannya. Dan tegangan referensi yang digunakan diperoleh dengan

    menggunakanpower supply

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 35

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    36/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 1-11. Diagram funsional DAC08

    Sedangkan bentuk dari rangkaian dasarnya seperti tampak pada gambar 1-12

    dibawah ini :

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 36

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    37/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 1-12. Rangkaian dasar DAC08

    2. ADC0804 converterA/D 8 bit

    ADC0804 adalah CMOS 8 bit A/D converter. Bentuk blok diagaramnya

    tampak pada gambar 1-13 dibawah in dan konfigurasi PIN nya tampak pada

    gambar 1-14 dan 1-15. Osilator internal dan komponen external R dan Cdihubungkan dengan PIN 4 dan PIN 19 sebagai pembangkit clock.

    Masukan analog dihubungkan dengan PIN 6 dan PIN 7 untuk operasi

    konversi. Switch analog membuka dan menutup secara bertahap sesuai dengan

    logika hingga perbedaan antara tegangan masukan sama dengan tegangan yang

    dilininearkan dari tapis resistor dari tegangan referensi. MSB pertama kali

    diujicobakan dan setelah 8 pembanding (64 perputaran clock), maka 8 bit kode

    biner di transfer dalam bentuk keluaran.

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 37

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    38/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 1-13. Blok diagram ADC0804

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 38

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    39/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 1-14. Konfigurasi PIN ADC0804

    Gambar 1.15 memperlihatkan rangkaian dasar untuk proses pengujianADC0804. Keluaran digital LED dapat dicodekan dengan membagi 8 bit kedalam

    2 buah karakter heksa. Satu sebagai MS dan yang satu lainnya sebagai LS.

    Keluaran di interpretasikan dengan sebuah rumusan berikut ini :

    Vout = (MS/16 + LS/256)(5.12)V

    Sebagai contoh :

    Untuk keluaran 10110110 maka tegangan keluarannya adalah :

    Vout = (11/16 + 6/256) (5.12) = 3.64 V

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 39

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    40/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 1-15. Rangkaian dasar ADC0804

    3. 9400 V/F, F/V Converters

    Gambar 1-16 merupakan diagram skematik dari 9400. Gambar 1-16-amerupakan bagian V/F. Operasi konversi V/F menganut prinsip integrasi.

    Frekuensi keluaran Fout sebanding dengan besarnya nilai tegangan masukan Vin

    dengan persamaan berikut ini :

    Fout = (Vin/Rin)(1/Vref.Cref)

    Sedangkan gambar 1-16b merupakan konversi F/V, konversi ini juga

    menganut prinsip intergrasi dimana besarnya tegangan keluaran ditentukan oleh

    frekuensi masukan, dan ditentukan oleh persamaan :

    Vout = (Vref.Cref.Rint.Fin)

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 40

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    41/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    Gambar 1-17 memperlihatkan konfigurasi Pin 9400.

    (a)

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 41

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    42/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    (b)

    gambar 1-16. Diagram skematik 9400

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 42

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    43/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 1-17. Konfigurasi PIN 9400

    Rangkaian pada gambar 1-18 merupakan contoh penerapan 9400 dan gambar

    1-18 (a) merupakan frekuensi keluarannya :

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 43

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    44/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 1-18. Aplikasi 9400

    4. ICL7107 A/D converter3 -Digit

    ICL7106 dan 7107 adalah A/D

    converter3 digit yang terdiri dari semua

    komponen aktif dalam sebuah chip. 7106 dirancang sebagai dengan antarmukaLCD dengan display

    . 7107 ditampilkan lewat display

    LED.

    Gambar 1-19 merupakan rangkaian atau diagaram skematik dari 7106 dan

    7107. Masukan analog diperlukan untuk menghasilkan keluaran skala penuh pada

    Vin = V Ref, juga untuk skala 1.99.9 mv dan 1.999 V. Vref akan sama dengan

    100mV dan 1 V.

    Rangkaian pada gambar 1.22 adalah berupa voltmeter DC dengan rangkaian

    dasarnya adalah 7107 dengan skala penuh 1.99 V, tegangan pembagi (1M dan

    9M) digunakan untuk memperbesar rentang mencapai 19.999 V.

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 44

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    45/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 1-19. ICL 7107 dan 7106

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 45

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    46/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 1-20. Diagram skematik dan konfigurasi PIN ICL 7107 dan 7106

    5. ICL7135 A/D converter4 1/25 Digit

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 46

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    47/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    ICT7135 A/D

    converterterdiri dari banyak keluaran BCD dan

    driverdigital,

    mengkombinasikan konversi dua bagian (positif dan negatid) dengan tingkat

    keakuratan 20.000. Kemampuan skala penuh mencapai 2.000 V, reset otomatis da

    otomatis polaritas. Tingkat keakuratan yang tinggi atau mendekati nol atau setara

    dengan 10 V, nilai nolnya lebih kecil dari 1 V/OC, arus bias masukan mencapai

    10 pA.

    Kesemuanya merupakan komponen aktif yang dikemas dalam sebuah chip,

    yang juga dilengkapi dengan display, tegangan referensi dan clock

    , Kemampuan

    memiliki banyak keluaran BCD yang dapat bertambah bergantung pada

    penambahan jumlah PIN yang digunakan didalam sistem, STROBE

    OVERRANGE, UNDERRANGE, RUN/HOLD dan BUSY, yang membuat itumemungkinkan digunakan sebagai antarmuka rangkaian komputer atau UART

    Gambar 1-21 ini memperlihatkan bentuk 7135 dengan

    display dan

    konfigurasi PINnya :

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 47

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    48/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 1-21 7135 dengan display dan konfigurasi PIN

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 48

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    49/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    Pada gambar 1-22 merupakan contoh penerapan/aplikasi dari 7135. ICL8069

    dengan tingkat kestabilan tegangan referensi yang tinggi.

    gambar 1-22 7135 dengan display LED

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 49

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    50/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 1-23 Voltmeter dalam 7135

    1.3. Deskripsi Rangkaian Percobaan

    1.3.1. Voltmeter

    elektronik

    Sebuah voltmeter elektronik pada gambar 1-23 dibuat dari 4 digit A/D

    converter 7135 dengan didukung oleh beberapa komponen. Kemampuan skala

    penuh yang dapat ditingkatkan oleh pembagi tegangan masukan dari 1.999 V

    sampai dengan 19.999V. Dengan hal tersebut memungkinkan untuk memperoleh

    skala penuh sampai dengan 199.99 V.

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 50

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    51/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    1.3.2. Ammeter

    Sebuah Ammeter dapat dibuat dengan mengkombinasikan voltmeter lihat

    gambar 1-23 dan tahanan shunt pada gambar 1-24. Dapat menghitung dalam

    rentang 19.999 A, 19.999 mA, 19.999 mA, 1.9999 mA.

    gambar 1-24 Voltmeter dalam 7135

    1.3.3. Ohmmeter

    Kombinasi voltmeter elektrik dan sebuah pengubah tahanan ke tegangan

    (gambar 1-25) menghasilkan sebuah ohmmeter.

    gambar 1-25 Pengubah tahanan ke tegangan untuk ohmmeter

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 51

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    52/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    1.4. Alat dan Bahan

    1. OsiloskopDual Trace

    2. 4 Digit DMM

    3. KL 62001 Controller

    4. A741 OP AMP5. VR 100 K

    6. Resistor 500 K, 150 K, 100 K, 10 K, 500 , 200 , 100 , 10 /10W,

    1 /2W, 0.1/2W, 50 K x 20

    1.5. Percobaan dan Pengamatan

    1.5.1. Voltemeter elektrik

    1. Hubungkan MANUAL dalam SELECT dengan GND kemudian

    posisikanswitch KL62001 dalam posisi ON

    2. Gunakan RANGE KEY untuk mengatur LED dalam rentang 2000 mV

    Tegangan masukan harus dihubungkan dengan masukan dari 7135 dansebuah relay(1.9999 Vmax)

    3. Hubungkanpower supplyDC pada INPUT + dan

    Naikan tegangan masukan secara bertahap, dan amati pada displaydan

    catat setiap perubahan yang terjadi

    ____________________ V

    4. Atur RANGE KEY pada rentang 20 V dan ulangi langkah 3

    ____________________ V

    5. Modifikasi rangkaian untuk skala penuh 200V dan ulangi langkah

    sebelumnya

    1.5.2. Ammeter

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 52

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    53/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    1. Lengkapi rangkaian pada gambar 1-24 dan hubungkan input DCV

    dalam KL-62001 dan atur RANGE 2000mV

    2. Hubungkan power supply 10 V DC dan sebuah potensiometer 100 K

    sebagai sumber arus, dan lengkapi data percobaan ini sebagaimana

    tampak pada tabel 1-1

    Tabel 1-1 Percobaan Ammeter

    3. Bandingkan hasil perhgitungan dengan pengukuran dan tulis

    pendapatmu tentang hal tersebut

    1.5.3. Ohmmeter

    1. Lengkapi rangkaian pada gambar 1-25 dan hubungkan keluaran padamasukan DCV pada KL-62001, dan atur RANGE 2000mV

    2. Hubungkan resistor dengan nilai-nilai tampak pada tabel 1-2 dibawah

    ini pada posisi Rx

    Tabel 1-2 Percobaan Ohmmeter

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 53

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    54/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    3. Bandingkan hasil perhgitungan dengan pengukuran dan tulis

    pendapatmu tentang hal tersebut

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 54

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    55/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    UNIT II KARAKTERISTIK SENSOR

    2.1. Tujuan Pembelajaran

    1. Mempelajari karakteristik dan aplikasi dari photoconductive

    detector

    .

    2. Mempelajari karakteristik dan aplikasi dari sensor magnetik

    3. Mempelajari karakteristik dan aplikasi dari sensor suhu.

    4. Mempelajari karakteristik dan konstruksi berbagai jenis

    switch

    .

    5. Mempelajari karakteristik dan aplikasi microphone.

    2.2. Dasar Teori

    2.2.1. Phototransistor

    Phototransistor merupakan light-sensitive transistor hubungan NPN atau

    PNP, yang memiliki sifat penguatan

    photocurrent. Konfigurasi

    phototransistor

    ditunjukan pada gambar 2-0 dibawah ini,

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 55

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    56/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 2.0. Konfigurasiphototransistor

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 56

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    57/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    Photodarlingtonmerupakan

    phototransistor

    planar epitaxia

    l dengan sebuah

    darlingtonyang dihubungkan pada transistor kedua dalam sebuah piranti tunggal

    sebagai tambahan penguatan. Kedua tipe dari piranti tersebut ditunjukan pada

    gambar 2-1 dibawah ini :

    gambar 2.1. Konstruksi Phototransistor dan Photodarlington

    Phototransistor pada umumnya digunakan pada kondisi bias balik dalam

    hubungan basis kolektor dengan basis terbuka. Hubungan photocurrent

    (kebocoran arus berfariasi oleh hubungan elektron hole yang dibangkitkan dengan

    dengan daerah deplesi) meningkatnya seiring dengan dengan peningkatan flux

    photon

    . Kemudian photocurrent Ix dikalikan dengan peguatan arus hfe yang

    merupakan arus Ic. Rangkaian ekuivalen dari phototransistor tampak padagambar 2-2 dibawah ini :

    gambar 2-2. Equivanent rangkaianphototransistor

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 57

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    58/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 58

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    59/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    Phototransistor banyak digunakan dalam bidang telekomunikasi, gelombang

    couplers dan sistem kontrol industr, gambar 2-3 menunjukan beberapa contoh

    aplikasi.

    gambar 2-3. Penerapan phototransistor dalam telekomunikasi

    dari atas ke bawah (auto-counting device,speed control of motor,

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 59

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    60/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    label reader, dan Telepone fiber optic)

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 60

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    61/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    2.2.2. Photocouplers

    Photocoupler adalah peralatan semikonduktor optoelektronik, yang juga

    memiliki sepasang detektor sumber cahaya dalam jaringan optik, gambar 2-4

    dibawah ini :

    gambar 2-4 Konstruksiphotocouplerstipe DIP

    gambar 2-5 Fix Distancephotocouplers

    gambar 2-6Reflektivephotocouplers

    Pada tabel 2-0 dibawah ini disajikan beberapa tipe pasangan detektor sumber

    dan penerapannya :

    Tabel 2-0 Pasangan detektor sumber

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 61

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    62/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    1. Isolator Elektrik

    Photocuoplers adalah peralatan yang cocok digunakan untuk rangkaian

    isolasi elektrik atau peubah level antar rangkaian. Sebuah rangkaian logika AND

    menggunakan duaphotocuoplerstampak seperti gambar 2-7 dibawah ini :

    gambar 2-7 Logika AND

    Gambar 2.8 merupakan rangkaian regulator daya DC dengan menggunakan

    sebuahphotocuopler

    dengan sebuah elemen pembalilk (feedback).

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 62

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    63/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 2-8 Power regulator DC

    Gambar 2.9 adalah bentuk diagram blok dari solid state relay(SSR). Dalam

    rangkaian

    photocoupleryang berperan sebagai antarmuka gelombang DC untukmengendalikan beban daya AC.

    gambar 2-9 Blok diagram SSR

    2. Noise Suppressor

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 63

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    64/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    Photocuoplermenggunakan sumber LED memiliki beberapa kelebihan yaitu

    impedansi masukan yang rendah, tahanan couplingyang rendah (0.5 sampai 2 pf)

    dan tahanan isolasi tinggi (10 11sampai 1013).

    Oleh karena itu noise dapat muncul akibat dari masukan dan keluaran atau

    keduanya dan dapat dibentuk dengan menggunakan antarmuka photocoupler

    .

    Gambar 2.10 tampak antarmuka antara HNIL dan TTL dengan menggunakan

    sebuahphotocoupler

    .

    gambar 2-10 Antarmuka antara HNIL dan TTL

    Sebuah

    choppermenggunakan komponen mekanikal atau FET yang memiliki

    respon waktu tinggi dan spike noise problem

    . Hal tersebut merupakan solusi yang

    cocok untuk mengganti komponen mekanik oleh photocoupler seperti tampak

    pada gambar 2-11.

    gambar 2-11 Sebuah choppermenggunakanphotocoupler

    Jika gelombang digital dari beban induktif diambil, maka operasi dari

    rangkaian digital akan dipengaruhi oleh membangkitkan spike noise oleh beban

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 64

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    65/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    induktif. Gambar 2-12 ditampilkan

    photocoupler sebagai antarmuka dari

    rangkaian digital dan SCR sebagai inhibiting dari pembalik noise.

    gambar 2-12 Antarmuka rangkaian digital dan SCR

    2.2.3. Sensor Magnetik

    Sensor magnetik adalah komponen dasar dalam prinsip tranduksi

    elektromagnetik. Elemen Tranduksi elektromagnetik akan merubah bentuk

    gelombang magnetik kedalam bentuk medan elektromagnetik yang diinduksi oleh

    sebuah konduktor oleh perubahan flux magnetik.

    Elemen transduksi elektromagnetik yang digunakan diklasifikasikan kedalam

    beberapa kategori yaitu : Half-Effect Element, Relutance Element, Magneto

    Transistor, danMagneto Dioda

    .Jika sebuah konduktor metal membawa arus I adalah ditempatkan pada

    sebuah garis melintang dari medan magnet B dan medan elektrik (atau sebuah V)

    diinduksi oleh B dan I, seperti tampak pada gambar 2-13, Fenomena ini dikenal

    dengan hall effect. Tegangan yang terinduksi, dikenal dengan Hall Voltageyang

    dapat dihitung dari :

    V = BI/lw

    Dimana :

    B : Medan magnetik

    I : Arus : Kerapatan arus

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 65

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    66/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    W : Jarak antara dua bidang

    gambar 2-13 Hall Effect

    Berdasarkan pada jumlah terminal, Elemen Hall dapat juga diklafisikasikan

    kedalam tiga terminal, empat terminal, dan lima terminal. Gambar 2-14

    memperlihatkan koneksi perlengkapan Hall. Empat terminal sering digunnakan

    dan dua untuk eksitasi DC dan dua untuk gelombang keluaran.

    gambar 2-14 Hubungan berdasar jumlah terminal

    Peralatan Hall (

    Hall Device

    ) juga ada dalam bentuk paket rangkaian. Gambar

    2-15 memperlihatkan konstruksi dari IC Hall. Hall Chip dan terminala di lindungi

    oleh lapisan lilin.

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 66

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    67/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 2-15 IC Hall

    Berdasarkan gelombang keluaran, IC Hall dapat diklasifikasikan dalam

    beberapa tipe yaitu

    linier dan

    switching

    . Karakteristik keluaran dari kedua tipe

    tersebut tampak seperti gambar 2-16 berikut ini :

    gambar 2-16 Karakteristik keluaran

    Sebuah

    switchmenggunakan element

    hall-effectseperti tampak pada gambar2-17 dibawah ini untuk menghilangkan noise

    , meningkatkan kehandalan,

    mempercepat respon dan umur peralatan.

    gambar 2-17 Hall switch

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 67

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    68/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    2.2.4. Phyroelectric DetectorOptical detektor dapat diklasifikasikan kedalam dua kategori yaitu

    Thermal

    detector dan

    quantum detector.

    Thermal detector mendeteksi peristiwa radiasi

    energi dan digunakan sebagai sensor inframerah.

    Quantum detectorakan bergantung pada efek yang dihasilkan ketika quanta

    dari incident radiasi bereaksi dengan elektron dalam sebuah sensor material.

    Thermal detector bekerja dalam photovoltaic, photoconductive

    , dan

    photoelectromagnetic atau photoelectromagenetic transduction. Perbandingan

    antara keduanya tampak pada tabel 2-0 berikut ini :

    Tabel 2-1 Perbandingan tipe thermal dan quantum

    Cahaya dalam bentuk radiasi energi, dalam bentuk radiasi elektromagnetik

    adalah bagian dari spektrum antara 10 nm dan 1000 m. Lebar bidang dari bentuk

    gelombang antara 720 nm dan 1000

    m dinamakan cahaya inframerah. Cahaya ini

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 68

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    69/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    memiliki bentuk spektrum seperti pada gambar 2-18 dibawah ini. Dengan lebar

    bidang IR, bagian antara 720 nm dan 1.5 m dinamakan near IR, bagian antara

    1.5 dan 5.6 m dinamakan middle IR, sedangkan bagian antara 5.6 m 1000 m

    dinamakan far IR

    Setiap objek alami dapat diradiasikan oleh gelombang IR dengan panjang

    gelombang bergantung pada suhu objek. Pada gambar 2-19 sebuah badan manusia

    yang dapat diradiasi dengan lebar bidang antara 9 dan 10 m ketika temperatur

    antara 36-37 OC. Ketika sebuah objek panas dan temperaturnya mencapai 400

    700 OC, maka akan diradiasi antara 3 dan 5 m. Thermal IR dapat menjadi sensor

    radiasi panas.

    gambar 2-18 Spektrum cahaya IR

    Metode mendeteksi tubuh manusia dibagi kedalam dua tipe utama yaitu : tipe

    pasif dan tipe aktif. Seperti tampak pada gambar 2-19 dibawah ini. Dalam tipe

    aktif sepasang detektor sumber cahaya akan mendeteksi tubuh manusia ketika

    pancaran cahaya mendapatkan interupsi. Dalam tipe pasif IR thermal yang akan

    menjadi detektor tubuh manusia.

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 69

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    70/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 2-19 Metode mendeteksi tubuh manusia

    Pyroelectric detectorterdiri dari sebuah PZT (

    lead zirconate titanate

    ) adalahsenuah keramik dielektrik dengan dua buah dioda. Cristal akan secara spontan

    terpolarisasi (kontraksi elektrik), yang bergantung pada temperatur perhatikan

    gambar 2-20 (a). Perubahan flux radian, diserap oleh kristal, mengakibatkan

    perubahan dalam temperatur kristal, sehingga menghasilkan perbedaan potensial

    pada dioda elektrik (gambar 2-20 (b)) dan gambar 2-20 (c) adalah rangkaian

    ekuivalen daripyroelectric

    gambar 2-20 Operasipyroelectric detector

    Konfigurasi detektor thermal IR tampak pada gambar 2-21. Ketika terjadi

    cahaya IR melalui filtercahaya dan digunakan untuk elemen sensor, maka elemen

    akan mengubah panas yang ditimbulkan oleh IR kepermukaan dan tahanan dari

    FET akan berubah fungsi menjadi cahaya. Jika tegangan diterapkan pada saluran

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 70

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    71/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    tegangan yang melintas pada hubungan antara sumber dan

    ground maka akan

    berubah menjadi cahaya.

    gambar 2-21 Bentuk konfigurasi dari detector thermalIR

    Detector Thermal IR digunakan secara luas dalam mendeteksi gangguan,sensor gerakan, kontrol cahaya otomatis dan control pintu otomatis, seperti

    tampak pada tabel dibawah ini :

    Tabel 2-2 Karateristik detector thermal IR

    2.2.5. Thermistor

    Thermistor digunakan sebagai tahanan thermal sensitif memiliki

    karakterteristik dan ukurannya yang kecil, konstanta waktu yang baik, koefisien

    suhu yang tinggi dan punya rentang nilai tahanan yang tinggi, mulai beberapa

    ratus ohm sampai dengan 1 M.

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 71

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    72/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    Ketika digunakan untuk mengukur suhu, arus akan melewati

    thermistordan

    dijaga agar tidak melebihi 0,1 mA untuk memperolehnya bisa menggunakan near

    zero power disipation dan near zero self heating

    . Thermistorjuga punya banyak

    konfigurasi dan ukuran, seperti tampak pada gambar 2-22 dibawah ini :

    gambar 2-22 Konfigurasi thermistor

    Gambar 2-23 memperlihatkan karakteristik thermistor dalam kurva hubungan

    tahanan dan suhu.

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 72

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    73/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 2-23 Kurva R vs T karakteristik thermistor

    2.2.6. Swicth

    1. Reed switch

    Reed switchmerupakan tipe switch mechanical-contact

    . Dua atau lebih metal

    reds terbungkus dalam sebuah

    hermetically sealed glass capsule

    . Gambar 2.23menunjukan sebuah Normally Open (NO) reed switch

    . Overlapping Reedsdapat

    dibuka maupun ditutup dengan memposisikan magnet permanen dekat atau jauh

    dari kontak reed.

    gambar 2-24 Bentuk Reed Switch

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 73

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    74/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    2. Inclination switch

    Inclination switch digunakan sebagai sensor yang akurat dalam piranti

    keamanan. Konfigurasi ditunjukan pada gambar 2.25. kontak adalah Normally

    open

    dan dapat ditutup ketika kemiringan sudut antara 20 dan 30 derajat.

    gambar 2-25 Bentuk Inclination Switch

    3. Limit Switch

    Limit switch banyak digunakan dalam industri piranti kendali dan pengguna

    produk elektronik. Gambar 2-26 menunjukan

    limit switch dasar, yang memiliki

    keuntungan antara lain ketelitian yang tinggi, karakteristik sensor yang excellent

    ,

    dan

    rebilityyang tinggi dalam ruang kontak yang kecil dan perancangan mekanik

    yang bersifatsnap-action

    .

    gambar 2-26 Bentuk mikrophone dinamik

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 74

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    75/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    4. Mercury switch

    Gambar 2-27 menunjukan konfigurasi switch mercury

    , dimana dua elektroda

    dan mercuryterdapat (enclosed

    ) dalam sebuah hermetically sealed glass capsule.

    Ketika slopesensor berada pada slopesudut 15 derajat, dua elektroda akan dekat

    dengan merkuri. Merkuri switch memiliki beberapa keunggulan, antara lain

    no chattering, resistansi kontak yang kecil, dan keamanan.

    gambar 2-27 Konfigurasi mercury switch

    5. Vibration switch

    Konfigurasi dari vibaration switch ditunjukan pada hambar 2-28. Switch ini

    bersifat

    normally closed(NC) dengan

    spring vibrasi. Ketika dimasukan teganganDC pada sensor dan terjadi getaran (vibrasi), akan dihasilkan keluaran pulsa

    serial.

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 75

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    76/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 2-28 Konfigurasi vibration switch

    2.2.7. Mikrophone

    Mikrophone adalah sensor penekan suara yang merubah tekanan suara

    menjadi gelombang elektrik. Rancangan mikrophonetampak pada gambar 2-29.

    Koil suara dengan vibrating plate yang ada dalam medan magnet yang

    dihasilkan oleh magnet permanen dan magnetic pole , koil suara secara langsung

    akan dikendalikan oleh vibrating plate dan menhasilkan tegangan keluaran yang

    sesuai pada tekanan suara.

    gambar 2-29 Mikrophone dinamik

    Berdasarkan prinsip tranduksi, mikrophone dapat diklasifikasikan kedalam

    lima tipe yaitu :

    1. Tipe dinamik : perpindahan koil mikrophone dan pita mikrophone

    2. Tipe Elektromagnetik : magnetik mikrophone

    3. Tipe Static kondenser mikrophone

    4. Tipe Plezoelektric : kristal mikrophone dan mikrophone keramik

    5. Tipe Carbon : karbon mikrophone

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 76

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    77/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    2.3. Diskripsi Rangkaian Percobaan

    Gambar 2-30 menunjukan sebuah rangkaian light-controlled dengan

    menggunakan phototransistor

    . Pada saat tidak ada cahaya maka tahanan akan

    melintasi C dan E akan menjadi tinggi tegangan keluaran Vo juga tinggi. Jika

    sumber cahaya kembali digunakan, maka tegangan keluaran akan direduksi untuk

    merespon pancaran

    gambar 2-30Light-controlled switch

    Pada gambar 2-31 memper.lihatkan detektor objek dengan menggunakan

    photocoupler dengan jarak yang tetap, dalam situasi normal, detektor akan

    menerima gelombang cahaya dari LED dan keluaran tegangan Vo akan menjadi

    kecil. Jika obbjek dilewatkan langsung pada blok sumber cahaya, maka arus

    kolektor Ic akan meningkat dan tegangan keluaran Vo akan naik, dan dua buah

    pembalik bertindak sebagai penghalus gelombang.

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 77

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    78/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 2-31 Detektor objek

    Sensor hall

    dapat dikelompokan menjadi dua tipe yaitu tipe digital dan tipe

    analog. Sensor hall pada gambar 2-32 adalah elemen analog dan rangkaian

    ekuvalenny pada gambar 2-33. Ketika lengan jembatan tidak seimbang maka

    resistor 13 K akan bertindak sebagai kompensasinya. VR 10 K pada gambar 2-36

    bertindak sebagai pengatur offsetdari differential amplifier.

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 78

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    79/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 2-32 Analog Hall sensor

    gambar 2-33 Rangkaian ekivalent dari analog hall sensor

    Gambar 2-34 merupakan rangkaian pyroelectric detecting

    . Impedansi

    keluaran dari sensorpyroelectric adalah sangat tinggi. FET sebagai tegangan

    pengikut untuk memperoleh impedansi yang sesuai.

    Ketika tubuh manusia sangat dekat dengan sensor maka sebuah gelombang

    pulsa digital akan dihasilkan pada terminal sumber FET kemudian OP AMP akan

    memperkuat pulsanya. VR 1M digunakan untuk mengatur penguatannya.

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 79

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    80/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 2-34 Rangkaian pyroelectric detector

    Rangkaian pada gambar 2-35 adalah detektor suhu dengan menggunakan

    thermistor

    . Tegangan pembagi Q2 disusun atas thermister(Sensor 7), R8 dan R9.

    Pada suhu ruangan thermister (sensor 7) memiliki nilai impedansi yang tinggi.

    Tegangan (R8 d+ R9) tidak dapa menyalakan Q2. Kolektor pada Q2 punya

    potensial tinggi jadi Q4 dan LED (CR1) akan mati.

    Ketika nilai suhu naik V(R8+R9) tegangan melebihi transistor VBE, Q2

    hidup. Emitterdari Q2 punya nilai potensial yang rendah jadi Q3 dan LED (CR1)

    hidup. Jika rangkaian alarm ditambahkan, kemudian kita dapat melakukan

    percobaan proteksi berdasarkan perubahan suhu.

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 80

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    81/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 2-35 Detektor suhu

    Gambar 2-36 memperlihatkan reed switch Ketika magnet permanen berada

    pada posisi dekat dengan kontak reeds, maka kontak reeds akan tertutup dan

    kemudian keduanya transistor dan buzzer akan hidup. Jika magnet tersebut

    dijauhkan dari kontak maka reedsakan terbuka dan buzzerakan menutup.

    gambar 2-36 Rangakaian reed switch

    Gambar 2-37 adalah rangkaian inclination switch.

    Ketika switch diukur

    dalam sudut antara 20 dan 30 derajat, maka kontak akan menutup dan buzzer akan

    hidup.

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 81

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    82/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 2-37 Rangakaian inclination switch

    Rangkaian gambar 2-38 merupakan rangkaian limit switch dengan latch

    NAND. Ketika terminal COM berada dekat dengan terminal NC, output states

    latch akan rendah pada pin 3 dan tinggi pada pin 4, dan jika LED1 akan on dan

    LED2 akan OFF jika terminal COM di switchke terminal ON, keadaan pada latch

    dan LED akan berubah pada posisi biner yang lain.

    gambar 2-38 Rangakaian limit switch

    Gambar 2-39 menunjukan rangkaianswitch mercury . Ketika sensor berada

    pada sudut 15 derajat, dua elektroda akan terhubung melalui mercury dan

    kemudian transistor dan buzzerakan ON.

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 82

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    83/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 2-39 Rangakaian mercury switch

    Gambar 2-40 menunjukan sebuah monostable multivibratormenggunakan

    sebuah trigger switch vibrator, monostable multivibratortersusun atas IC timer

    555 dan komponen-komponen pendukung. Pada situasi yang normal, switch

    vibratorakan OFF, tegangan keluaran timerakan rendah, dan buzzerakan OFF.

    Bila kontakswitch dekat dengan vibrator, gelombang triggerpada pin 2 menjadi

    rendah dan keluaran timer

    menjadi tinggi dan menyalakan buzzer.

    Setelah jangka waktu tertentu ditentukan oleh R1 dan C1, output timer

    berubah pada kedudukan LOW (rendah) dan buzzer OFF. gelombang timer

    ditunjukan pada gambar 2-41.

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 83

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    84/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 2-40 Rangakaian vibration switch

    gambar 2-41 Bentuk gelombang timer

    Penguatan dari

    microphone condenser dan

    moving koil microphone

    ditunjukan dalam gambar 2-42 (a) dan 2-42 (b). LM386, sebuah amplifier OTL,

    digunakan untuk menguatkan gelombang yang lemah dari

    microphone dan

    driving

    speaker.

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 84

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    85/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 2-42 Penguatan mikrophone

    (dari atas ke bawah : condender dan dinamik)

    2.4. Alat dan Bahan

    1. KL-62001 Trainer

    2. Modul Percobaan KL-640013. Modul Percobaan KL-64002

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 85

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    86/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    4. Modul Percobaan KL-64003

    2.5. Percobaan dan Pengamatan

    Phoototransistor

    1. Lengkapi rangkaian gambar 2-43 pada KL-64001 dan KL-62001.

    gambar 2-43 Percobaanphototransistor

    2. Hubungkan Vo1 ke KL-62001 STATUS DISPLAY & DCV INPUT +

    dan E to

    3. Lengkapi hubungan pada KL-62001.

    4. Switch

    ON

    5. Atur STATUS DISPLAY & DCV ke posisi DCV dan RANGE 20 V

    6. Tutup phototransistordengan tangan dan catat hasil tegangan keluatan

    Vo1.

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 86

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    87/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    Vo1 = ______________ V

    7. Sinari phototransistor dengan lampu flouresecent dan catat hasil

    tegangan keluaran Vo1.

    Vo1 = ______________ V

    8. Atur jarak antara sumber dan phototransistordan lengkapi tabel berikut

    ini :

    Tabel 2-3 Percobaan reed switch

    Photocoupler

    1. Lengkapi rangkaian pada gambar 2-44 dibawah ini pada KL-64001 dan

    KL-62001.

    gambar 2-44 Percobaanphotocoupler

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 87

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    88/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    2. Hubungkan Vo2 ke KL-62001 STATUS DISPLAT dan DCV INPUT +

    dan ke GND. Hubungkan keluaran CK ke counterdan masukan CK

    ke masukan osiloskop.

    3. Lengkapi hubungan pada KL-62001

    4. Switch

    power ON dan display akan ON

    5. Atur status DISPLAY dan DCV MODE ke posisi DCV dengan range20V

    6. Ketika tidak ada objek antara emiter dan detector, hitung dan catat

    tegangan keluaran Vo2.

    Vo2 = ____________ V

    7. Ketika ada objek antara emitterdan detektor, hitung dan catat tegangan

    keluaran Vo2.

    Vo2 = ____________ V

    8. Potong sebuah kertas dalam bentuk pulsa dan gerak-gerakan antara

    emitterdan detektor, catat hasil bentuk gelombang keluaran.

    Magnetic sensor

    1. Lengkapi rangkaian pada gambar 2-45 dibawah ini pada KL-64001 dan

    KL-62001.

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 88

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    89/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 2-45 Percobaan magnetic sensor

    2. Hubungkan Vo4 ke KL-62001 STATUS DISPLAT dan DCV INPUT +

    3. Lengkapi hubungan pada KL-62001

    4. Switch

    power ON dan display akan ON

    5. Atur status DISPLAY dan DCV MODE ke posisi DCV dengan range

    20V6. Ketika tidak ada medan magnet atur VR 10 K untuk membuat tegangan

    keluaran Vo = 0V.

    7. Pindahkan magnet kearan sensor Hall, amati dan catat reaksi akibat dari

    percobaan ini :

    _______________________________________________

    8. Pindahkan magnet kearan sensor Hall, amati dan catat reaksi yang

    ditimbulkan berdasakan jarak, dan apa pengaruhnya dengan keluaran

    yang dihasilkan

    _______________________________________________

    9. Ganti poles magnet dan ulangi langkah 7 dan 8

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 89

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    90/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    Pyroelectric detector

    1. Lengkapi rangkaian pada gambar 2-46 dibawah ini pada KL-64002 dan

    KL-62001.

    gambar 2-46 Percobaanpyroelectric detector

    2. Gunakan besin pemanas

    electric ironsebagai sumber panas,

    pindahkan besi tersebut kearah sensor dan catat hasil keluaran

    ____________________________________________________

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 90

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    91/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    3. Simpan kembali besi tersebut, jauhkan dari sensor dan catat hasil

    keluaran

    ____________________________________________________

    4. Gunakan tubuh anda sebagai sumber panas, dekatkan kearah sensor,

    lakukan dalam kondisi jarak yang berbeda-beda, catat hasil keluarannya

    akibat perubahan jarak tersebut :

    ____________________________________________________

    5. Jauhkan tubuh anda dari sensor dan catat hasil keluaran

    ____________________________________________________

    Thermistor

    1. Lengkapi rangkaian gambar 2-47 pada KL-64002 dan KL-62001.

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 91

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    92/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 2-47 Percobaan thermistor

    2. Letakan module KL-64002 pada KL62001 main unit.

    3. Tentukan thermistor

    blok sensor 7.

    4. Gunakan multimeter dan setkan pada rang Ohm. Dalam temperature

    ruang mengukur thermistor

    5. Tutup thermistor dengan menggunakan tangan, amati apakah terjadi

    perubahan pada resistansinya? (kenaikan/penurunan)

    6. Gunakan elemen pemanas dengan daya rendah (25-35W). Bagaimana

    dengan resistansi thermistor

    ? (kenaikan/penurunan)7. Gunakan elmen pemanas dan thermistor ditutup sampai resistansinya

    stabil, resistansinya adalah _________ . Pindahkan elemen pemanas,

    amati resistansi _________ .

    8. Praktikan dapat merancang sebuah rangkaian aplikasi, termasuk

    multimeter dan thermistor.

    9. Hubungkan dengan sumber DC,switchon power main unit.

    10. Atur tahanan R8 sampai LED CR1 sampai berpindah dari posisi gelap

    ke posisi terang.

    11. Gunakan electrik iron besi pemanas dan tutup thermistor,

    nilai

    tahanan thermistor

    akan turun dan catat hasil CR1 LED

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 92

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    93/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    12. Pindahkan elemen pemanas dari

    thermistor

    , temperatur akan turun,

    amati fungsi dari CR1 LED.

    13. Pada temperatur ruang, resistansi thermistor akan mendekati 1180 ,

    ketika akan mempertahankan nilai tahanannya akan sesuai dengan suhu

    tangan manusia yang memegangnya, dan ketika didekatkan pada besi

    pemanas maka nilai tahannya mencapai 150 . Jika kita membuatnya

    dalam bentuk tabel maka kita dapat membuat hubungan antara tahanan

    dan temperatur. Thermistor panas, nilai tahanan turun karena dibagi

    oleh tegangan thermistor dan R8, R9 ketika V(R8 = R9) tegangan

    melebihi transistor (VBE),Q2 akan nyala, emitter Q2 rendah, Q3 hidup

    dan LED menyala.Reed Switch

    1. Lengkapi rangkaian gambar 2-48 pada KL-64001

    dan KL-62001.

    gambar 2-48 Percobaan reed switch

    2. Switch power ON.

    3. Pindahkan magnet didepan reed switchdan amati jarak pada saat buzzer

    ON.

    _________________________________________________________

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 93

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    94/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    Limit switch

    1. Lengkapi rangkaian gambar 2-49 pada KL-64002 dan KL-62001

    gambar 2-49 Percobaan limit switch

    2. Switch power ON

    3. Tekan limit switch dan amati kedudukan LED

    ________________________________________________

    Mercury Switch

    1. lengkapi rangkaian gambar 2-50 pada KL-64002

    dan KL-62001.

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 94

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    95/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 2-50 Percobaan mercury switch

    2. Switch Power ON.

    3. Sampai modul buzzer ON, kemudian amati sudut

    yang terbentuk.

    ______________________________________________

    Vibration switch

    1. Lengkapi rangkaian gambar 2-51 pada KL-64003

    dan KL-62001

    gambar 2-51 Percobaan vibration switch

    2. Switch power ON

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 95

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    96/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    3. Getarkan switch vibratior untuk menyalakan

    buzzer.

    4. Amati periode waktu operasi buzzer.

    ____________________________________________

    5. Bandingkan periode waktu pada step 4 untuk

    persamaan T=1.1R1C1.

    Microphone

    1. lengkapi rangkaian gambar 2-52 (a) pada

    KL-64003 dan KL-64001

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 96

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    97/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 2-52 Percobaan microphone

    2. Switch

    power ON

    3. Letakan

    mikropohone condenser dan volume keluaran yang sesuai

    dengan mengatur VR. Ukur dan amati penguatan tegangan

    menggunakan osciloskop.

    4. Gunakan mikroskop, CH1 dihubungkan ke V012 pada gambar 2-56(b).

    osciloskop VOLT/DIV diset 100 mV, dengan menerapkan suara pada

    dynamic micropone dan tentukan gelombang osciloskop, ukur dan

    amati besar dan frekuensinya

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 97

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    98/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    UNIT III GAMBARAN UMUM SENSOR

    3.1. Tujuan Pembelajaran1. Mempelajari prinsip kerja dan aplikasi sensor gas smoke.

    2. Mempelajari prinsip kerja dan aplikasi sensor ethanol

    .

    3. Mempelajari prinsip kerja dan aplikasi sensor magnetic hall

    .

    3.2. Dasar Teori

    3.2.1. Sensor gas smoke

    Sensor gas Biasanya digunakan untuk mendeteksi kebocoran gas, pengukurankonsentrasi gas, atau analisis gas. Sensor ini dapat diklasifikasikan kedalam 3

    tipe: contact burning, semikonduktor, dan themistor thermal-konduktif.

    1. Sensor gascontact burning

    Tipe sensor gas ini pada secara umum disusun atas elemen sensor gas sensitif

    RD dan elemen kompensasi gas insentif RC. Dua elemen ini biasanya

    dikombinasikan dengan resistor R1 dan R2 dan membentuk hubungan jembatan

    seperti ditunjukan pada gambar 3-1.

    R1 dan R2 digunakan untuk pengaturan kesetimbangan jembatan tersebut,

    dimana dalam kondisi tersebut tidak terdapat gas di udara, kesetimbanganjembatan dapat dinyatakan dari persamaan berikut:

    RD x R2 = RC x R1 (1)

    Pada kondisi ideal, output bridge antara + dan harus sama dengan nol yang

    berarti 0 % konsentrasi gas.

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 98

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    99/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    gambar 3-0 Percobaan kebocoran gas

    Perubahan dalam keluaran sensor merupakan fungsi perubahan dalam

    konsentrasi gas dipengaruhi oleh peningkatan dalam nilai tahanan sensor dengan

    contact-burning

    .

    2. Sensor gas semikonduktorSemikonduktor konduktif berubah ketika permukaanya berada dalam

    kosentrasi gas yang berbeda-beda. Karakteristik khusus tersebut yang

    menyebabkan semikonduktor ini dapat digunakan sebagai sensor gas

    Sensor gas semikonduktor prinsipnya adalah hanya perubahan konduktif yang

    disebabkan perubahan konsentrasi gas pada permukaan semikonduktor (SnO2,

    ZnO, atau Fe2O3).

    Dalam bidang industri sensor gas tipe TGS 813, ditunjukan dalam gambar 3-1

    yang biasanya digunakan adalah di gas marsh

    , dan gas alam.

    Elemen sensor TGS 813 terbuat dari material semikonduktor SnO2. Koil

    pemanas TGS 813 dari 30 gunakan daya 5V yang digunakan sebagai pemanas.

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 99

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    100/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    Bagian atas dan bawah terbuat dari dua lapisan

    strainless steel SUS 316

    ditambah dengan 100

    meshes

    . TGS 813 mempunyai beberapa ciri sensitifitas

    tinggi, rentang deteksi yang besar, sensitifitas noise yang rendah, dan waktu

    pemanasan yang pendek.

    Konfigurasi pin TGS 813 ditunjukan pada gambar 3-2. gambar 3-3

    menunjukan dimensi gambar TGS 813.

    gambar 3-1 Percobaan microphone

    gambar 3-2 Percobaan microphone

    gambar 3-3 Percobaan microphone

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 100

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    101/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    Tegangan operasi TGS 813 berada antara rentang 5 sampai dengan 24 V, DC

    atau AC. Daya disipasi maksimum dalam 15 mV. Rangkaian gambar 3-4

    merupakan rangkaian yang dapat digunakan sebagai rangkaian penguji TGS 813.

    Dalam rangkaian, tahanan sensor RS yang dihubungkan secara seri pada

    beban tahanan RL dari tegangan pembagi, dan kemudian pada tegangan operasi

    Vc. Vc menyediakan arus yang stabil melalui pembagi dan menghasilkan

    tegangan jatuh yang melintas pada RLketika udara bebas tereserap dalam sensor.

    Jika konsentrasi gas meningkat, tegangan output VRL merupakan fungsi dari

    perubahan konsentrasi dalam gas. Nilai tahanan sensor RS dapat dihitung dengan

    persamaan 3-0 dibawah ini :

    ................................. (3-0)Persamaan 3-0 Nilai resistansi senso

    gambar 3-4 Rangkaian TGS 813

    3. Sensor gas thermistor

    Sensor gas

    thermistor merupakan sensor

    high realility untuk gas alami atau

    pendeteksian gas marsh

    . Dalam prakteknya, sensor dapat mendeteksi konsenstrasi

    gas sampai 100 % dimana sensitifitasnya dipengaruhi oleh kelembaban.

    3.2.2. Sensor ethanol

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 101

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    102/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    Pada gambar 3-5 menunjukan konstruksi internal sensor

    ethanolTGS 822.

    elemen sensor yang terbuat dari material keramik SnO 2. Bagian atas dan bawah

    fireproof terbuat dari dua lapis stainless steel SUS 316 dengan 100 meshes.

    Pin 1 dan 3 dihubungkan internal

    seperti 4 dan 6.

    gambar 3-5 Konstruksi internal TGS 822

    Rangkaian dasar pengujian TGS 822 ditunjukan dalam gambar 3-6. Vc dan

    VH dapat diterapkan pada daya AC dan DC. Resistansi sensor RS ditentukan

    dengan:

    Dimana:

    Vc = Tegangan operasi

    VH = Tegangan pemanas

    RL = Resistansi beban

    VRL = Tegangan output

    RS = Sensor resistansi

    Spesifikasi TGS 822 ditunjukan dalam tabel 3-0 samapai 3-4

    Tabel 3-0 Absolute maksimum ratings

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 102

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2015

  • 7/26/2019 Modul Praktikum Instrumentasi(1).pdf

    103/263

    Modul Praktikum Instrumentasi 2015

    Parameters Ratings Remarks

    Tegangan Operasi 24 V Maks AC or DC

    Tegangan Pemanas VH 5 V 0.2 V AC or DC

    Disipasi Daya Ps 15 mW max Ps = Vc2 . Rs/(Rs+RL

    )2

    Rentang Temparatur Maksimum -30 to +70 0C No Freeze on sensor

    Rentang Tegangan Operasi -10 to +40 0C

    Tabel 3-1 Karakeristik elektrik

    Parameters Ratings Remarks

    Tahanan resistor 1 Kto 10 K Rs in 300 ppm ethanol/air

    Pergantian tahanan 0.4 0.1 Rs in 300 ppm ethanol/air

    Rs in 50 ppm ethanol/air

    Tahanan pemanas 38

    3 At room temperatur

    Disipasi pemanas 600 mW 55 mW VH = 5V

    Tabel 3-2 Kindisi pengujian

    Items Kondisi

    Air Clarified air

    Temperature : 20 2 0C

    Kelembaban relatif : 65 5 %

    Rangkaian VC

    = 10 0.1 V

    VH = 5 0.05 V

    RL = 10 K 1 %

    Waktu 7 8 jam per hari dan bisa lebih

    Tabel 3-3 Kindisi pengujian

    Items Kondisi

    Test Getaran Frequency 1000 cpm

    Amplitudo Vertikal : 4 mm

    Elapse time : 1 hour

    Swing test Acceleration

    Tabel 3-4 Elemen material

    Items Kondisi

    Elemen sensor SnO2

    DAFTAR PERSAMAAN

    Halaman 103

    Modul Praktikum Instrumentasi

    Fakultas Teknik 2