modul pengambilan keputusan app

31
1 MODUL II : (PEMBUATAN KEPUTUSAN (DECISION MAKING) WAKTU : 1 Minggu ASISTENSI : Minimal 2 (X) Pertemuan I. TUJUAN KASUS 1 : Manual Pengambilan Keputusan MCDM dengan AHP Mengetahui langkah-langkah pemecahan masalah multikriteria pemilihan supplier Mengetahui langkah-langkah Metode AHP KASUS 2 : AHP Pengambilan Keputusan MCDM Tujuan Pembuatan Multi Product Process Chart (MPPC) Mengetahui cara operasionalisasi Expert Choice Mengetahui langkah-langkah AHP dengan |Expert Choice Mampu menganalisa out put Expert Choice untuk mengambil keputusan pemilihan supplier II LANDASAN TEORI Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan teori umum mengenai pengukuran (Saaty, T.L., 1990a). Empat macam skala pengukuran yang biasanya digunakan secara berurutan adalah skala nominal, ordinal, interval dan rasio. Skala yang lebih tinggi dapat dikategorikan menjadi skala yang lebih rendah, namun tidak sebaliknya. Pendapatan per bulan yang berskala rasio dapat dikategorikan menjadi tingkat pendapatan yang berskala ordinal atau kategori (tinggi, menengah, rendah) yang berskala nominal. Sebaliknya jika pada saat dilakukan pengukuran data yang diperoleh adalah kategori atau ordinal, data yang berskala lebih tinggi tidak dapat diperoleh. AHP mengatasi sebagian permasalahan itu. AHP digunakan untuk menurunkan skala rasio dari beberapa perbandingan berpasangan yang bersifat diskrit maupun kontinu. Perbandingan berpasangan tersebut dapat diperoleh melalui pengukuran aktual maupun pengukuran relative dari derajat kesukaan, atau kepentingan atau perasaan. Dengan demikian metoda ini sangat berguna untuk membantu mendapatkan skala rasio dari hal-hal yang semula sulit diukur seperti pendapat, perasaan, prilaku dan kepercayaan.

Upload: mual-alim

Post on 04-Aug-2015

101 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul Pengambilan Keputusan APP

1

MODUL II : (PEMBUATAN KEPUTUSAN (DECISION MAKING)WAKTU : 1 Minggu ASISTENSI : Minimal 2 (X) Pertemuan

I. TUJUAN KASUS 1 : Manual Pengambilan Keputusan MCDM dengan AHP Mengetahui langkah-langkah pemecahan masalah multikriteria pemilihan supplier

Mengetahui langkah-langkah Metode AHP

KASUS 2 : AHP Pengambilan Keputusan MCDM Tujuan Pembuatan Multi Product Process Chart (MPPC)

Mengetahui cara operasionalisasi Expert Choice

Mengetahui langkah-langkah AHP dengan |Expert Choice

Mampu menganalisa out put Expert Choice untuk mengambil keputusan pemilihan supplier

II LANDASAN TEORI

Metode Analytic Hierarchy Process (AHP)

Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan teori umum mengenai pengukuran (Saaty, T.L., 1990a). Empat macam skala pengukuran yang biasanya digunakan secara berurutan adalah skala nominal, ordinal, interval dan rasio. Skala yang lebih tinggi dapat dikategorikan menjadi skala yang lebih rendah, namun tidak sebaliknya. Pendapatan per bulan yang berskala rasio dapat dikategorikan menjadi tingkat pendapatan yang berskala ordinal atau kategori (tinggi, menengah, rendah) yang berskala nominal. Sebaliknya jika pada saat dilakukan pengukuran data yang diperoleh adalah kategori atau ordinal, data yang berskala lebih tinggi tidak dapat diperoleh. AHP mengatasi sebagian permasalahan itu.

AHP digunakan untuk menurunkan skala rasio dari beberapa perbandingan berpasangan yang bersifat diskrit maupun kontinu. Perbandingan berpasangan tersebut dapat diperoleh melalui pengukuran aktual maupun pengukuran relative dari derajat kesukaan, atau kepentingan atau perasaan. Dengan demikian metoda ini sangat berguna untuk membantu mendapatkan skala rasio dari hal-hal yang semula sulit diukur seperti pendapat, perasaan, prilaku dan kepercayaan.

Penggunaan AHP dimulai dengan membuat struktur hirarki atau jaringan dari permasalahan yang ingin diteliti. Di dalam hirarki terdapat tujuan utama, kriteria-kriteria, sub kriteria-sub kriteria dan alternatif-alternatif yang akan dibahas. Perbandingan berpasangan dipergunakan untuk membentuk hubungan di dalam struktur. Hasil dari perbandingan berpasangan ini akan membentuk matrik dimana skala rasio diturunkan dalam bentuk eigenvektor utama atau fungsi-eigen. Matrik tersebut berciri positif dan berbalikan, yakni aij

= 1/ aji

K1 K2 K3 Kj

K1 a11 a12 a13 a1j

K2 a21 a22 a23 a2j

K3 a31 a32 a33 a3j

Page 2: Modul Pengambilan Keputusan APP

2

Ki ai1 ai2 ai3 aij

Gambar 7.1 Dekomposisi permasalahan kedalam bentuk hirarki (Saaty, T.L., 1990a)

Gambar 7.1 menunjukkan stuktur hirarki dari kasus permasalahan yang ingin diteliti yakni pemilihan rumah yang lebih disukai berdasarkan kedelapan faktor. Garis-garis yang menghubungkan kotak-kotak antar level merupakan hubungan yang perlu diukur dengan perbandingan berpasangan dengan arah ke level yang lebih tinggi. Level 1 merupakan tujuan dari penelitian yakni memilih alternatif moda yang tertera pada level 3. Faktor-faktor pada level 2 diukur dengan perbandingan berpasangan berarah ke level 1. Misalnya didalam memilih rumah A, mana yang lebih penting antara faktor size of house dan transportation ? Mana yang lebih penting antara faktor size of house dan neighborhood, size of house dan age of house, size of house dan yard space, dan seterusnya. Mengingat faktor-faktor tersebut diukur secara relatif antara satu dengan yang lain, skala pengukuran relatif 1 hingga 9, seperti yang tertera dalam Tabel 7.1, diusulkan untuk dipakai oleh Saaty, T.L. (1990a). Jika nilai elemen yang dibandingkan sangat dekat satu sama lain, penggunaan skala 1.1, 1.2 hingga 1.9 dapat digunakan Saaty, T.L. (1990a).

Tabel 7.1 Skala Dasar Perbandingan Berpasangan

Intensitas dari kepentingan pada

skala absolut Definisi Penjelasan

1 Sama pentingnyaKedua aktifitas menyumbangkan samapada tujuan

3

Agak lebih penting yangsatu

atas lainnya

Pengalaman dan keputusan menunjukkan kesukaan atas satu aktifitas lebih dari yang lain

5 cukup penting

Pengalaman dan keputusan menunjukkankesukaan atas satu aktifitas lebih dari yang lain

7 sangat penting

Pengalaman dan keputusan menunjukkankesukaan yang kuat atas satu aktifitas lebih dari yang lain

Page 3: Modul Pengambilan Keputusan APP

3

9 kepentingan yang ekstrimBukti menyukai satu aktifitas atas yanglain sangat kuat

2,4,6,8

nilai tengah diantara duanilai keputusan yang berdekatan

Bila kompromi dibutuhkan

berbalikan

jika aktifitas i mempunyainilai yang lebih tinggi dari aktifitas j maka

j mempunyai nilai

berbalikan ketika dibandingkan dengan

rasiorasio yang didapatlangsung dari pengukuran

Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 7.1, yang memberikan skala nilai perbandinganberpasangan pada sejumlah kepentingan yang harus dievaluasi. Skala dimulai dari 1 hingga 9 yang bernilai mulai dari tingkat kepentingan yang sama hingga tingkat kepentingan yang sangat ekstrim.

Konsistensi AHP

Jika aij mewakili derajat kepentingan faktor i terhadap faktor j dan ajk menyatakan kepentingan dari faktor j terhadap faktor k, maka agar keputusan menjadi konsisten, kepentingan dari faktor i terhadap faktor k harus sama dengan aij.ajk atau jika aij.ajk = aik untuk semua i,j,k maka matrix tersebut konsisten. Permasalahan didalam pengukuran pendapat manusia, konsistensi tidak dapat dipaksakan. Jika A>B (misalnya 2 > 1) dan C>B (misalnya3>1), tidak dapat dipaksakan bahwa C>A dengan angka 6>1 meskipun hal itu konsisten. Pengumpulan pendapat antara satu faktor dengan yang lain adalah bebas satu sama lain, dan hal ini dapat mengarah pada ketidakkonsistensian jawaban yang diberikan responden. Namun, terlalu banyak ketidakkonsistensian juga tidak diinginkan. Pengulangan wawancara pada sejumlah responden yang sama kadang diperlukan apabila derajat tidak konsistennya besar.

Saaty, T.L. (1990a) telah membuktikan bahwa indeks konsistensi dari matrik berordo n dapat diperoleh dengan rumus :

C.I . = λ mak s i mu m − n n − 1

dimana :

C.I = Indek konsistensi (Consistency Index)

λmaksimum = Nilai eigen terbesar dari matrik berordo n

Nilai eigen terbesar didapat dengan menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom dengan eigen vektor utama.

Apabila C.I bernilai nol, berarti matrik konsisten. batas ketidakkonsistenan yang ditetapkan Saaty, T.L. (1990b), diukur dengan menggunakan rasio konsistensi (CR), yakni

Page 4: Modul Pengambilan Keputusan APP

4

R

perbandingan indek konsistensi dengan nilai pembangkit random (RI) yang ditampilkan dalam Tabel 7.2. Nilai ini bergantung pada ordo matrik n. Dengan demikian, rasio konsistensi dapat dirumuskan:

C.R. = C.I .

. .

Tabel 7.2 Nilai Pembangkit Random (R.I.)

n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

R.I. 0 0 0.58 0.9 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49

n 11 12 13 14 15

R.I. 1.51 1.48 1.56 1.57 1.59

Bila matrik bernilai CR lebih kecil dari 10%, ketidakkonsistenan pendapat masih dianggap dapat diterima.

Langkah-langkah penyelesaian AHP :

1. Membuat matrik perbandingan berpasangan

2. Menormalisasikan matrik

3. Menghitung Eigenvektor

4. Menghitung rasio konsistensi (CR)

5. Mengurutkan nilai Eigenvektor

Page 5: Modul Pengambilan Keputusan APP

5

III. PROSEDUR AHP UNTUK PEMILIHAN SUPPLIER KAYU

PT.SgA sebagai creative furniture industry dalam rangka pemenuhan bahan baku kayu melakukan penawaran terbuka untuk suppliernya dengan beberapa criteria yaitu .

1. Kriteria 1 : Ketersediaan kayu pada supplier 2. Kriteria 2 : Harga yang ditawarkan3. Kriteria 3 : Kualitas kayu yang ditawarkan4. Kriteria 4 : Waktu pengiriman5. Kriteria 5 : Jenis kayu yang ditawarkan

Berdasarkan lima (3) criteria tersebut ternyata terdapat 5 supplier yang mengajukan penawarannya yaitu ;

1. Supplier A2. Supplier B3. Supplier C

Dengan adanya 3 supplier yang masuk tersebut maka PT.SgA harus memilih mana supplier yang terbaik

Proses pemilihan Supplier dapat dilakukan dengan metode AHP (Analitycal Hyrarchy Process) dengan tahapan sebagai berikut :

1. Tentukan kriteria-kriteria pemilihan

2. Tentukan bobot masing-masing kriteria

3. Identifikasi Alternatif (supplier) yang akan dievaluasi

4. Evaluasi masing2 alternatif dengan kriteria diatas

5. Hitung nilai bobot masing2 supplier

6. Urutkan supplier berdasarkan nilai bobot tersebut.

1. Penentuan Bobot Kriteria ManualLangkah 1

Membuat rancangan kuisioner kepentingan dengan perbandingan berpasangan untuk setiap criteria dengan skala 1 sampai 9 untuk 3 orang responden yaitu Manager Marketing (Bpk.Sabarudin), Manager PPIC (Bpk Sugeng),Manager PPC (Bpk Mu’alim).

Pertanyaan untuk setiap kuisioner adalah “ Bagaimana menurut Bapak kepentingan criteria disebelah kiri dibandingkan dengan criteria disebelah kanan untuk memilih supplier bahan baku kayu yang terbaik di perusahaan Bapak ?

Mengumpulkan data kuisioner perbandingan berpasangan untuk setiap criteria. Parameter penilaian yang digunakan :

Intensitas dari kepentingan pada skala absolut Definisi

1 Sama pentingnya

3 Agak lebih penting yang satu atas lainnya

5 cukup penting

7 sangat penting

Page 6: Modul Pengambilan Keputusan APP

6

9 kepentingan yang ekstrim

2,4,6,8 nilai tengah diantara dua nilai keputusan yang berdekatan

K1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 K2

K1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 K3

K1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 K4

K1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 K5

K2 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 K3

K2

9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 K4

K2 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 K5

K3 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 K4

K3 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 K5

K4 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 K5

Langkah 2

Memasukkan Hasil Kuisioner Perbandingan Berpasangan kedalam Tabel Perbandingan

K1 K 2 K 3 K 4 K 5

K 1

K 2

K 3

K 4

K 5

Langkah 3

Melakukan perbandingan berpasangan kriteria dalam matrik menurut sejumlah kriteria.Untuk 5 kriteria ini kemudian diperingkat dengan metode AHP, nantinya masing-masing kriteria akan dipasangkan dengan kriteria yang lain sehingga setiap kriteria pernah berpasangan dengan kriteria yang lain. Contoh kombinasi 9 kriteria tersebut :

1–2 , 1–3, 1-4, 2-3, 2-4, 3-4, …, 8-9

Untuk mengetahui jumlah pasangan 2 dari sejumlah kriteria bisa didapat dengan rumus :

Page 7: Modul Pengambilan Keputusan APP

7

C (n,2) = n! (n − 2)!*2!

Atau dengan rumus :J = n(n-1)/2

Sehingga untuk 5 kriteria akan membuat pasangan kriteria sebanyak :

= 5!/(5-2)!*2! = 5 * 4 * 3! / 3! * 2 = 10 perbandingan berpasangan

Matrik Perbandingan Berpasangan

K1 K 2 K3 K4 K5

K1 1

K2 1

K3 1

K4 1

K5 1

Nilai perbandingan diletakkan pada daerah atas diagonal utama, sedangkan kebalikan

dari nilai perbandingan diletakkan pada daerah bawah diagonal.

Langkah 4

Menjumlahkan nilai tiap kolom pada tabel. Tiap kolom dijumlahkan dan hasilnya diletakkan dibawah tiap kolom

Penjumlahan Tiap KolomK1 K 2 K3 K4 K5

K1 1

K2 1

K3 1

K4 1

K5 1

Jumlah …………

…………

…………

…………

………….

Langkah 5Menormalisasikan tabel matrik perbandingan

Normalisasi Tabel Matrik PerbandinganK1 K 2 K3 K4 K5

K1

K2

K3

K4

K5

1 1 1 1 1

Setiap nilai perbandingan berpasangan dibagi dengan jumlah pada kolom yang berkenaan. Jumlah pada setiap kolom selalu 1 karena dibagi dengan jumlah semua nilai pada sebuah kolom.

Page 8: Modul Pengambilan Keputusan APP

8

Langkah 6Menghitung eigenvektor sebagai penjumlahan pada tiap barisnya

Dengan menjumlahkan (total baris) tiap baris kemudian dibagi dengan jumlah criteria (5), sehingga totalnya tetapi 1.

Perhitungan Nilai Eigenvektor

K1 K 2 K3 K4 K5 Eigen Vaktor

K1 Total baris 1/jumlah criteria (5)

K2 Total baris 2/jumlah criteria (5)

K3 Total baris 3/jumlah criteria (5)

K4 Total baris 4/jumlah criteria (5)

K5 Total baris 5/jumlah criteria (5)

1 1 1 1 1 1

Langkah 7

Menghitung konstanta rasio (CR) untuk mengetahui konsistensi jawaban perbandingan berpasangan dalam matrik. Jika nilai CR kurang dari 10% (0 .01) maka konsistensi jawaban masih dapat diterima.

Langkah – langkahnya :

1. Menghitung λmaksimum

λmaksimum = Jumlah kolom 1 matriks perbandingan berpasangan * Eigen Vaktor baris 1 + Jumlah kolom 2 matriks perbandingan berpasangan * Eigen Vaktor baris 2 + Jumlah kolom 3 matriks perbandingan berpasangan * Eigen Vaktor baris 3 + Jumlah kolom 4 matriks perbandingan berpasangan * Eigen Vaktor baris 4 + Jumlah kolom 5 matriks perbandingan berpasangan * Eigen Vaktor baris 5λmaksimum = …………………..

2. Menghitung indeks konsistensi (CI) kriteria. Karena matrix berordo n = 5 (yakni terdiri dari 5 kriteria) maka Consistency Index (CI) = (λmaksimum –n )) / (n-1) Consistency Index (CI) = (λmaksimum –5 )) / (5-1) CI = ……………………………

3. Menentukan nilai RI

Nilai RI didapat dari berdasarkan tabel Saaty, T.L. (1990b) untuk nilai n (5) criteria ,

4. Menghitung CR

CR = CI/RI = CI/1.12

CR = ……………

Page 9: Modul Pengambilan Keputusan APP

9

Jika nilai CR dibawah 10% atau dibawah 0.1 maka konsistensi jawaban perbandingan berpasangan masih dapat diterima.

Langkah 7

Mengurutkan hasil pemeringkatan pada nilai eigenvektor secara menurun.

Urutan Peringkat Kriteria Pemilihan Supplier Metode AHP

Peringkat Kriteria Eigenvektor

1 K….

2 K….

3 K….

4 K….

5 K….

Tabel diatas menampilkan urutan nilai eigenvektor dalam urutan menurun, sehingga kriteria dengan nilai eigenvektor terbesar akan berada diposisi peringkat pertama.

2. Penentuan Supplier Terbaik Berdasarkan Kriteria, ManualLangkah 1

Membuat rancangan kuisioner penilaian supplier dengan perbandingan berpasangan untuk setiap criteria dengan skala 1 sampai 9 untuk 3 orang responden yaitu Manager Marketing (Bpk.Sabarudin), Manager PPIC (Bpk Sugeng),Manager PPC (Bpk Mu’alim).

Pertanyaan untuk setiap kuisioner adalah “ Bagaimana menurut Bapak supplier disebelah kiri dibandingkan dengan supplier disebelah kanan untuk kriteria ……….. ?

Mengumpulkan data kuisioner perbandingan berpasangan penilaian supplier untuk setiap criteria.

Parameter penilaian yang digunakan :Intensitas dari kepentingan pada skala absolut Definisi

1 Sama nilainya

3 Agak lebih bagus yang satu atas lainnya

5 cukup bagus yang satu atas lainnya

7 sangat bagus yang satu atas lainnya

9 Sangat jauh lebih bagus yang satu atas lainnya

2,4,6,8 nilai tengah diantara dua nilai keputusan yang berdekatan

Kuisioner penilaian supplier untuk criteria K1

SUPPL.A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SUPPL.B

SUPPL.A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SUPPL.C

Page 10: Modul Pengambilan Keputusan APP

10

SUPPL.B 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SUPPL.C

Kuisioner penilaian supplier untuk criteria K2

SUPPL.A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SUPPL.B

SUPPL.A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SUPPL.C

SUPPL.B 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SUPPL.C

Kuisioner penilaian supplier untuk criteria K3

SUPPL.A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SUPPL.B

SUPPL.A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SUPPL.C

SUPPL.B 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SUPPL.C

Kuisioner penilaian supplier untuk criteria K4

SUPPL.A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SUPPL.B

SUPPL.A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SUPPL.C

SUPPL.B 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SUPPL.C

Page 11: Modul Pengambilan Keputusan APP

11

Kuisioner penilaian supplier untuk criteria K5

SUPPL.A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SUPPL.B

SUPPL.A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SUPPL.C

SUPPL.B 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SUPPL.C

Kriteria 1Langkah 2Memasukkan Hasil Kuisioner Perbandingan Berpasangan kedalam Tabel Perbandingan

Suppl.A Suppl.B Suppl.C

Suppl.A

Suppl.B

Suppl.C

Langkah 3

Melakukan perbandingan berpasangan Supplier dalam matrik menurut sejumlah Supplier.Untuk 3 supplier ini kemudian diperingkat dengan metode AHP, nantinya masing-masing Supplier akan dipasangkan dengan Supplier yang lain sehingga setiap Supplier pernah berpasangan dengan Supplier yang lain. Contoh kombinasi 9 Supplier tersebut :

1–2 , 1–3, 1-4, 2-3, 2-4, 3-4, …, 8-9

Untuk mengetahui jumlah pasangan 2 dari sejumlah Supplier bisa didapat dengan rumus :

C (n,2) = n! (n − 2)!*2!

Atau dengan rumus :J = n(n-1)/2

Sehingga untuk 5 Supplier akan membuat pasangan Supplier sebanyak :

= 5!/(5-2)!*2! = 5 * 4 * 3! / 3! * 2 = 10 perbandingan berpasangan

Matrik Perbandingan Berpasangan

Suppl.A Suppl.B Suppl.C

Suppl.A 1

Suppl.B 1

Suppl.C 1

Nilai perbandingan diletakkan pada daerah atas diagonal utama, sedangkan kebalikan

dari nilai perbandingan diletakkan pada daerah bawah diagonal.

Langkah 4

Page 12: Modul Pengambilan Keputusan APP

12

Menjumlahkan nilai tiap kolom pada tabel. Tiap kolom dijumlahkan dan hasilnya diletakkan dibawah tiap kolom

Penjumlahan Tiap KolomSuppl.A Suppl.B Suppl.C

Suppl.A 1

Suppl.B 1

Suppl.C 1

Jumlah ………..……..

…………. ………………..

Langkah 5Menormalisasikan tabel matrik perbandingan

Normalisasi Tabel Matrik PerbandinganSuppl.A Suppl.B Suppl.C

Suppl.A

Suppl.B

Suppl.C

1 1 1

Setiap nilai perbandingan berpasangan dibagi dengan jumlah pada kolom yang berkenaan. Jumlah pada setiap kolom selalu 1 karena dibagi dengan jumlah semua nilai pada sebuah kolom.

Langkah 6Menghitung eigenvektor sebagai penjumlahan pada tiap barisnya

Dengan menjumlahkan (total baris) tiap baris kemudian dibagi dengan jumlah criteria (5), sehingga totalnya tetapi 1.

Perhitungan Nilai Eigenvektor

Suppl.A Suppl.B Suppl.C Eigen Vaktor

Suppl.A Total baris 1/jumlah criteria (5)

Suppl.B Total baris 2/jumlah criteria (5)

Suppl.C Total baris 3/jumlah criteria (5)

1 1 1 1

Page 13: Modul Pengambilan Keputusan APP

13

Langkah 7

Menghitung konstanta rasio (CR) untuk mengetahui konsistensi jawaban perbandingan berpasangan dalam matrik. Jika nilai CR kurang dari 10% (0 .01) maka konsistensi jawaban masih dapat diterima.

Langkah – langkahnya :

1. Menghitung λmaksimum

λmaksimum = Jumlah kolom 1 matriks perbandingan berpasangan * Eigen Vaktor baris 1 + Jumlah kolom 2 matriks perbandingan berpasangan * Eigen Vaktor baris 2 + Jumlah kolom 3 matriks perbandingan berpasangan * Eigen Vaktor baris 3 + Jumlah kolom 4 matriks perbandingan berpasangan * Eigen Vaktor baris 4 + Jumlah kolom 5 matriks perbandingan berpasangan * Eigen Vaktor baris 5λmaksimum = …………………..

2. Menghitung indeks konsistensi (CI) alternatif supplier. Karena matrix berordo n = 3 (yakni terdiri dari 3 supplier) maka Consistency Index (CI) = (λmaksimum –n )) / (n-1) Consistency Index (CI) = (λmaksimum –3 )) / (3-1) CI = ……………………………

3. Menentukan nilai RI

Nilai RI didapat dari berdasarkan tabel Saaty, T.L. (1990b) untuk nilai n (5) criteria ,

4. Menghitung CR

CR = CI/RI = CI/0.58

CR = ……………

Jika nilai CR dibawah 10% atau dibawah 0.1 maka konsistensi jawaban perbandingan berpasangan masih dapat diterima.

Langkah 7

Mengurutkan hasil pemeringkatan pada nilai eigenvektor secara menurun.

Urutan Peringkat Kriteria Pemilihan Supplier Metode AHP

Peringkat Supplier Bobot Eigen vektor

1 Suppl….

2 Suppl….

3 Suppl….

Tabel diatas menampilkan urutan nilai bobot prioritas(eigenvector) dalam urutan menurundari setiap alternative supplier untuk criteria 1

Langkah tersebut diulang untuk criteria 2,3,4 dan criteria 5!

Pembuatan overall composite weight untuk menentukan

Page 14: Modul Pengambilan Keputusan APP

14

supplier terbaik berdasarkan 5 kriteriaOverall composite weight

Bobot kriteria

Suppl.A Suppl.B Suppl.C

Kriteria 1 : Ketersediaan kayu pada supplier

Kriteria 2 : Harga yang ditawarkan

Kriteria 3 : Kualitas kayu yang ditawarkan

Kriteria 4 : Waktu pengiriman

Kriteria 5 : Jenis kayu yang ditawarkan

Composite weight

Bobot Kriteria1 x Bobot Supplier A untuk Kriteria 1 + Bobot Kriteria 2x Bobot Supplier

A untuk Kriteria 2 + Bobot Kriteria 3 x Bobot Supplier A untuk Kriteria 3 + Bobot

Kriteria 4 x Bobot Supplier A untuk Kriteria 4 + Bobot Kriteria 4 x Bobot Supplier A

untuk Kriteria 4

BERDASARKAN HASIL COMPOSITE WEIGHT UNTUK SETIAP SUPPLIER

TERSEBUT MAKA SUPPLIER DENGAN COMPOSITE WEIGHT TERBESAR ADALAH SUPPLIER TERBAIK

Page 15: Modul Pengambilan Keputusan APP

15

AHP dengan Expert Choice

AHP dapat dikerjakan dengan menggunakan bantuan software ExpertChoice. Berikut ini contoh kasus dan penyelesaiannya. Suatu perusahaan akan melakukan pemilihan terhadap 3 buah supplier dengan 3 kriteria. Langkah menggunakan software nya :

1. Buka software expert choice dengan mengklik Evaluation and

Choice

2. Klik File>>New. Kemudian tuliskan nama file yang akan dibuat.

Misalkan latihan1, kemudian klik Ok

Page 16: Modul Pengambilan Keputusan APP

16

3. Kemudian pilih cara membuat model. Ada tiga pilihan. Pada contoh ini digunakanDirect. Klik Direct

4. Isikan tujuan , misal pemilihan supplier, klik Ok

Page 17: Modul Pengambilan Keputusan APP

17

5. Untuk membuat kriteria dan alternative . Klik Gambar Hirarki yang terdapat di kiri atas . Untuk contoh ini langkahnya klik Goal kemudian klik gambar hirarki.

6. Kemudian isikan kriteria, misalnya kriteria pembayaran.Penulisannya 8 huruf. Klik Enter

7. Isikan definisi dari bayar.misalnya pembayaran, klik OK

KUALITAS

KUALITAS

Page 18: Modul Pengambilan Keputusan APP

18

8. Buat kriteria yang lain dengan cara yang sama. Untuk membuat

kriteria yang sejajar dengan klik dahulu kriteria atau tujuan diatasnya sebelum men klik gambar hirarki

9. Untuk membuat alternative klik kriteria bayar, kemudian klik gambar hirarki, kemudian isikan S1, definisikan sebagai supplier 1, Untuk contoh kasus ini buat sampai supplier 3

Page 19: Modul Pengambilan Keputusan APP

19

10. Langkah selanjutnya buat S1, S2 dan S3 pada tiap kriteria lainnya

yaitu kriteria kualitas dan harga. Caranya dapat secara satu - persatu seperti membuat alternative pada kriteria bayar (langkah9). Atau menggunakan ReplicateKlik kriteria bayar kemudian klik Edit >> Replicate

11. Terdapat tiga pilihan dalam melakukan Replicate, pilih salah satu untuk mengkopi alternative ke tiap kriteria. Untuk contoh ini menggunakan to all Leaves, klik to all Leaves. Akan muncul peringatan pros es peng kopian..klik Yes

Page 20: Modul Pengambilan Keputusan APP

20

12. Langkah selanjutnya pengisian nilai perbandingan berpasangan

kriteria dan alternatifberdasarkan ahli yang didapatkan dari kuisoner atau wawancara . Untuk melakukan perbandingan berpasangan tiap kriteria klik 2x Goal u ntuk menunjukan bahwa yang akan dibandingan kriteria yang ada dibawah goal, kemudian klik buah jeruk

Page 21: Modul Pengambilan Keputusan APP

21

13. Terdapat 3 type perbandingan dan 3 mode. Pilih yang sesuai

dengan permasalahan, untuk kasus ini dipilih tipe Importa nce dan modenya Numerical, klik OK

14. Terdapat beberapa cara perbandingan antara lain dengan matrix atau questionnaire

Page 22: Modul Pengambilan Keputusan APP

22

15. Pada contoh ini kita gunakan matrix. Isikan sesuai hasil kuisioner,

dapat menngunakan tombol yang ada dibawah antaralain Equal,2, Moderate,dan lain sebagainya. Tombol Invert untuk membuat nilai pecahan atau kebalikan, misalkan pada harga dan kualitas nilainya 1/3 maka klik angka 3 kemudain klik invert, setelah selesai pengisian klik Calculate

16. Ketika klik Calculate akan muncul perhitungan rasio konsistensi. Bila rasio konsistensi sudah sesuai dengan yang disyaratkan klik Record, jika belum dan ingin mengulang klik Reorder. Pada kasus ini rasio0.01 sudah sesuai dengan yang disyaratkan Saaty. Maka klikRecord

Page 23: Modul Pengambilan Keputusan APP

23

17. Lakukan hal yang sama untuk alternative pada tiap kriteria.

18. Jika nilai perbandingan berpasangan sudah diinputkan semua, maka dapat dilihat hasil dari pengolahan data dengan cara klik tombol diatas urutan ketiga d ari kiri seperti gambar berikut ini

19. Hasilnya akan terlihat seperti gambar dibawah. Centang Priorities pada Options untuk menampilkan nilai bobotnya. Dari gambar terlihat supplier 1 yang terpilih

Deangan cara yang sama dengan cara tersebut untuk kasus pemilihan supplier kayu yang terbaik untuk PT.SgAIV. LAPORAN Kasus 1 : Pengerjaan penyelesaian kasus pemilihan suppier dengan AHP dilakukan dengan manualKasus 2 :

1. Pengerjaan penyelesaian kasus pemilihan suppier dengan AHP menggunakan Software Expert Choice dicantumkan setiap langkah sampai keluar output.

2. Demo Software Expert Choice per praktikan kepada asisten.

Page 24: Modul Pengambilan Keputusan APP

24

V. PENGUMPULAN LAPORAN 1. Laporan dikumpulkan dalam sebuah map, disertai surat pengantar. Batas

pengumpulan laporan adalah satu minggu setelah tugas diberikan.

Page 25: Modul Pengambilan Keputusan APP

25

KASUS MEMILIH SUPLIER KAYU

Memilih Suplier Kayu

Model Kehandalan Bahan Bakar

RevoMio

SupraVega

RevoMioSupraVega

RevoMioSupraVega