modul pendidikan ipa sdrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1...

89
i MODUL PENDIDIKAN IPA SD OLEH : NI LUH GEDE KARANG WIDIASTUTI, S.Pd.,M.Pd NIDN. 08-1809-8602 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS DWIJENDRA DENPASAR 2018

Upload: others

Post on 18-Apr-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

i

MODUL

PENDIDIKAN IPA SD

OLEH :

NI LUH GEDE KARANG WIDIASTUTI, S.Pd.,M.Pd NIDN. 08-1809-8602

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS DWIJENDRA

DENPASAR

2018

Page 2: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

ii

KATA PENGANTAR

Puja dan Puji Syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,

karena atas Asung Kertha Wara Nugraha-Nya penulis dapat menyelesaikan Modul

mata kuliah Pendidikan IPA SD. Undang-Undang menyatakan bahwa pendidik

adalah tenaga professional yang mampu membangun pembelajaran yang

menyenakngkan dan sesuai dengan karakter peserta didik, melakukan bimbingan dan

pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan

demikian, salah satu kompetensi yang mesti dimiliki seorang pendidik adalah mampu

merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif.

Modul Pendidikan IPA SD ini disusun sebagai bahan ajar bagi mahasiswa di

lembaga pendidikan tenaga kependidikan. Penguasaan terhadap materi modul ini

diharapkan memberi mereka kemampuan untuk melaksanakan pembelajaran yang

ideal. Penulis menyadari bahwa di dalam modul ini mungkin saja masih terdapat

kekurangan dan ketidaksempurnaan. Untuk itu masukan dari pembaca demi

perbaikan modul ini di masa yang akan datang sangat diharapkan. Kepada semua

pihak yang telah membantu dalam penyusunan modul ini penulis ucapkan terima

kasih. Kiranya karya ini dapat memberi manfaat kepada pembaca, dan menorehkan

secercah manfaat bagi peningkatan kualitas mahasiswa sebagai calon pendidik yang

profesional.

Denpasar, 6 Agustus 2018

Penulis

Page 3: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI

BAB I. HAKIKAT IPA.....................................................................................

1. Pengertian pembelajaran IPA di SD......................................................

2. Hakikat IPA..........................................................................................

3. Alasan IPA diajarkan di SD.....................................................................

BAB II. TEORI BELAJAR PIAGET DAN BRUNER SERTA

PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN IPA SD..................

1. Teori Belajar Piaget dan penerapannya dalam pembelajaran IPA SD…..

2. Teori Belajar Bruner dan penerapannya dalam pembelajaran IPA

SD…..

BAB III. TEORI BELAJAR GAGNE DAN AUSUBEL SERTA

PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN IPA SD................

1. Teori Belajar Gagne dan penerapannya dalam pembelajaran IPA SD.....

2. Teori Belajar Ausubel dan penerapannya dalam pembelajaran IPA SD..

BAB IV. KETERAMPILAN PROSES SAINS DI SEKOLAH DASAR………

1. Pengertian keterampilan proses sains (IPA)……………………….........

2. Penilaian keterampilan proses sains (IPA)………………………………

3. Pengertian kerja ilmiah dan cara penilaianya...........................................

BAB V. PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD…………..

1. Pengertian dan prinsip pemilihan pendekatan pembelajaran IPA………

2. Jenis-jenis pendekatan dalam pembelajaran IPA di SD………………...

3. Penerapan jenis-jenis pendekatan dalam pembelajaran IPA……………

BAB VI. METODE DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD…………………

1. Pengertian metode pembelajaran IPA…………………………………..

2. Jenis-jenis metode pembelajaran IPA di SD dan penerapannya………..

BAB VII. MEDIA PEMBELAJARAN IPA DI SD……………………………..

1. Pengertian media pembelajaran…………………………………………

2. Prinsip pemilihan dan pengguanan media pembelajaran.........................

3. Fungsi media pembelajaran……………………………………………..

4. Jenis-jenis media pembelajaran IPA di SD……………………………..

iii

1

1

4

5

7

7

13

20

20

26

30

30

33

38

42

42

44

46

50

50

52

60

60

61

62

63

Page 4: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

iv

BAB VIII. RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) IPA

SD…………………………………………………………………..

1. Pengertian rencana pelaksanaan pembelajaran…………………………

2. Komponen rencana pelaksanaan pembelajaran…………………………

3. Prinsip penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran………………..

4. Merancang rencana pelaksanaan pembelajaran…………………………

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................

67

67

67

68

69

83

Page 5: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

1

1

BAB I

A. TUJUAN

Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan pengertian

pembelajaran IPA, hakikat IPA sebagai proses, produk, dan sikap ilmiah serta alasan

IPA diajarkan di sekolah dasar.

B. POKOK-POKOK MATERI

1. Pengertian pembelajaran IPA di SD

2. Hakikat IPA

3. Alasan IPA diajarkan di SD

C. URAIAN MATERI

C.1 Pengertian Pembelajaran IPA di SD

Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah sains.

Kata sains ini berasal dari bahasa Latin yaitu scientia yang berarti ”saya tahu”.

Dalam bahasa Inggris, kata sains berasal dari kata science yang berarti pengetahuan.

Science kemudian berkembang menjadi social science yang dalam Bahasa Indonesia

dikenal dengan ilmu pengetahuan sosial (IPS) dan natural science yang dalam

Bahasa Indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan alam (IPA).

Menurut Trianto (2012: 136), IPA adalah suatu kumpulan teori yang

sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan

berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut

sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. Ilmu Pengetahuan

Alam sebagai disiplin ilmu memiliki ciri-ciri sebagaimana disiplin ilmu lainnya.

Setiap disiplin ilmu selain mempunyai ciri umum, juga mempunyai ciri

khusus/karakteristik. Adapun ciri umum dari suatu ilmu pengetahuan adalah

merupakan himpunan fakta serta aturan yang yang menyatakan hubungan antara satu

dengan lainnya. Fakta-fakta tersebut disusun secara sistematis serta dinyatakan

dengan bahasa yang tepat dan pasti sehingga mudah dicari kembali dan dimengerti

untuk komunikasi (Prawirohartono, 1989).

Sebagai ilmu, IPA memiliki karakteristik yang membedakannya dengan

bidang ilmu lain. Ciri-ciri khusus tersebut dipaparkan berikut ini.

a) IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan lagi

oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur seperti yang

dilakukan terdahulu oleh penemunya. Contoh: nilai ilmiah” perubahan kimia”

pada lilin yang dibakar. Artinya benda yang mengalami perubahan kimia,

mengakibatkan benda hasil perubahan sudah tidak dapat dikembalikan ke sifat

HAKIKAT IPA

Page 6: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

2

2

benda sebelum mengalami perubahan atau tidak dapat dikembalikan ke sifat

semula.

b) IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan

dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.

Perkembangan IPA selanjutnya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta

saja, tetapi juga ditandai oleh munculnya “metode ilmiah” (scientific methods)

yang terwujud melalui suatu rangkaian ”kerja ilmiah” (working scientifically),

nilai dan “sikapi lmiah” (scientific attitudes) (Depdiknas, 2006).

c) IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara

yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi,

penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian

seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain.

d) IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan dengan bagan-bagan

konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan observasi, yang

bermanfaat untuk eksperimentasi dan observasi lebih lanjut (Depdiknas, 2006).

e) IPA meliputi empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi dan sikap. Produk dapat

berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. Proses merupakan prosedur pemecahan

masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi pengamatan, penyusunan

hipotesis, perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan, pengujian

hipotesis melalui eksperimentasi; evaluasi, pengukuran, dan penarikan

kesimpulan. Aplikasi merupakan penerapan metode atau kerja ilmiah dan konsep

IPA dalam kehidupan sehari-hari. Sikap merupakan rasa ingin tahu tentang obyek,

fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan

masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli mengenai IPA, dapat disimpulkan

bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah sekumpulan pengetahuan yang tersusun secara

sistematis yang berupa fakta-fakta yang diperoleh dari gejala-gejala alam yang

berkembang melalui metode ilmiah dan sikap ilmiah. Ilmu Pengetahuan Alam

didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan

eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang

sebuah gejala yang dapat dipercaya. Ada tiga kemampuan dalam IPA, yaitu

kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati, kemampuan untuk memprediksi apa

yang belum diamati dan kemampuan untuk menguji tindak lanjut hasil eksperimen,

serta dikembangkannya sikap ilmiah.

Pembelajaran IPA sebagaimana tujuan pendidikan dalam taksonomi

Bloom, bahwa pembelajaran dapat memberikan pengetahuan (kognitif), sebuah

keterampilan (psikomotorik), kemampuan sikap ilmiah (afektif), pemahaman,

kebiasaan, dan apresiasi (David R. Krathwohl, 2002: 261). Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga

IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

Page 7: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

3

3

konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses

penemuan.

Pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik

untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, sehingga prospek perkembangan

lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses

pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara

ilmiah.

Pembelajaran IPA di sekolah sebaiknya: (1) memberikan pengalaman pada

peserta didik sehingga mereka kompeten melakukan pengukuran berbagai besaran

fisis, (2) menanamkan pada peserta didik pentingnya pengamatan empiris dalam

menguji auatu pernyataan ilmiah (hipotesis). Hipotesis ini dapat berasal dari

pengamatan terhadap kejadian sehari-hari yang membutuhkan pembuktian secara

ilmiah, (3) latihan berpikir kuantitatif yang mendukung kegiatan belajar matematika,

yaitu sebagai penerapan matematika pada masalah-masalah nyata yang berkaitan

dengan peristiwa alam, (4) memperkenalkan dunia teknologi melalui kegiatan kreatif

dalam kegiatan perancangan dan pembuatan alat-alat sederhana maupun penjelasan

berbagai gejala dan keampuhan IPA dalam menjawab berbagai masalah.

Pembelajaran IPA pada sekolah terutama pada sekolah dasar (SD)

diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri

dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di

dalam kehidupan sehari-hari. Konsep IPA di sekolah dasar merupakan konsep yang

masih terpadu, karena belum dipisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran

kimia, biologi dan fisika (Sulistyorini, 2007). Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk

Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) menurut Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional bahwa standar kompetensi lulusan mata pelajaran IPA meliputi

aspek-aspek, antara lain:

a) Mahluk hidup dan proses kehidupan yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan

interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.

b) Benda, materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat, dan gas.

c) Energi dan perubahannya meliputi gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan

pesawat sederhana.

d) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit

lainnya.

Berdasarkan dari beberapa tujuan dan ruang lingkup pembelajaran IPA di

atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pembelajaran IPA membekali

siswa untuk mengembangkan rasa ingin tahu, pengetahuan, meningkatkan

keterampilan proses, serta kesadaran untuk menghargai alam ciptaan Tuhan, dan

melestarikan lingkungan alam sekitar serta sebagai dasar untuk melanjutkan ke

jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Page 8: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

4

4

C.2 Hakikat IPA

Menurut Puskur (2007: 6) menyebutkan bahwa hakikat IPA mengandung

empat unsur utama dalam IPA, dimana dari ke-4 unsur tersebut merupakan ciri utama

yang utuh, yaitu meliputi:

a) Sikap: misalnya rasa ingin tahu tentang fenomena alam, makhluk hidup, serta

hubungan sebab akibat yang mendasari masalah di alam yang dapat

dipecahkan melalui prosedur ilmiah.

b) Proses: prosedur atau cara pemecahan masalah melalui metode ilmiah.

c) Produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum.

d) Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-

hari.

Menurut Sujana (2013) hakikat IPA atau sains jika ditinjau dari sudut

ontologi, epistomologi, dan aksiologi ada tiga yaitu IPA atau sains sebagai produk,

IPA atau sains sebagai proses dan IPA atau sains sebagai sikap ilmiah. Adapun uraian

dari hakikat IPA atau sains tersebut yaitu sebagai berikut.

a) IPA sebagai Produk

Produk-produk yang dihasilkan oleh manusia pada dasarnya diperoleh dari

perkembangan ilmu pengetahuan, Sains dipandang sebagai produk karena isi

dari sains tersebut merupakan hasil kegiatan empiris dan analitis yang

dilakukan oleh para ahli. Produk-produk sains menurut Sarkim (1998) berisi

tentang fakta-fakta, prinsif-prinsif, hukum-hukum, konsep-konsep, serta teori

yang dapat digunakan untuk menjelaskan atau memahami alam serta

fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya.

b) IPA sebagai Proses

IPA sebagai proses yaitu bagaimana cara mendapatkan IPA. IPA sebagai

proses merupakan suatu tahapan untuk memperoleh produk IPA. IPA sebagai

proses sangat berkaitan erat dengan keterampilan proses sains. Keterampilan

proses sains merupakan cara untuk memperoleh ilmu (Sujana, 2013). Jadi IPA

sebagai proses merupakan cara yang dilakukan untuk memperoleh ilmu

pengetahuan alam. Cara untuk memperolehnya yaitu melalui keterampilan

proses sains. Menurut Widodo, dkk. (2010) ada beberapa keterampilan proses

sains yaitu keterampilan mengamati, keterampilan merencanakan dan

melaksanakan percobaan, keterampilan menafsirkan dan menarik kesimpulan,

dan mengkomunikasikan.

c) IPA sebagai Sikap Ilmiah

Sikap sains atau sikap ilmiah berbeda dengan sikap terhadap sains. Sikap

ilmiah merupakan sikap para ilmuan dalam mencari dan mengembangkan

ilmu pengetahuan, sedangkan sikap terhadap sains merupakan kecenderungan

seseorang (suka atau tidak suka) terhadap sains. Makna sikap pada IPA

dibatasi pengertiannya pada sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak

Page 9: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

5

5

usia SD/MI yaitu: sikap ingin tahu, sikap ingin mendapatkan sesuatu yang

baru, sikap kerja sama, sikap tidak putus asa, sikap tidak berprasangka, sikap

mawas diri, sikap bertanggungjawab, sikap berfikir bebas, sikap kedisiplinan

diri. Sikap ilmiah ini dapat dikembangkan ketika siswa melakukan diskusi

atau kegiatan di lapangan.

C.3 Alasan IPA Diajarkan di Sekolah Dasar

Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk

mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut

dalam penerapannya di dalam pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di

dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa alasan yang menyebabkan IPA

dimasukkan ke dalam kurikulum di SD/MI. Alasan itu dapat digolongkan menjadi

empat golongan, yakni:

a) IPA berfaedah bagi suatu bangsa, kiranya tidak perlu dipersoalkan panjang lebar.

Kesejahteraan itu dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar teknologi, sering

disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan.

b) Bila IPA diajarkan menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu mata

pelajaran yang memberikan kesempatan berfikir kritis. Misalnya IPA diajarkan

dengan mengikuti metode “menemukan sendiri”. Dengan ini siswa dihadapkan

pada suatu masalah, umpamanya dapat dikemukan suatu masalah “dapatkah

tumbuhan hidup tanpa daun?”. Siswa diminta untuk mencari dan menyelidiki hal

ini.

c) Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh

siswa, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka.

d) Mata pelajaran ini mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi

yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.

D. RINGKASAN MATERI

Ilmu Pengetahuan Alam adalah sekumpulan pengetahuan yang tersusun

secara sistematis yang berupa fakta-fakta yang diperoleh dari gejala-gejala alam yang

berkembang melalui metode ilmiah dan sikap ilmiah. Ilmu Pengetahuan Alam

didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan

eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang

sebuah gejala yang dapat dipercaya. Menurut Sujana (2013) hakikat IPA atau sains

jika ditinjau dari sudut ontologi, epistomologi, dan aksiologi ada tiga yaitu IPA atau

sains sebagai produk, IPA atau sains sebagai proses dan IPA atau sains sebagai sikap

ilmiah. Ada beberapa alasan yang menyebabkan IPA dimasukkan ke dalam

kurikulum di SD/MI. Alasan itu dapat digolongkan menjadi empat golongan, yakni:

(a) IPA berfaedah bagi suatu bangsa, (b) IPA merupakan suatu mata pelajaran yang

memberikan kesempatan berfikir kritis, (c) IPA tidaklah merupakan mata pelajaran

Page 10: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

6

6

yang bersifat hafalan belaka, dan (d) Mata pelajaran ini mempunyai nilai-nilai

pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara

keseluruhan.

E. Tugas dan Latihan

1. Jelaskan apa yang Anda pahami mengenai pembelajaran IPA!

2. Menurut pendapat Anda apakah IPA penting untuk diajarkan di sekolah

dasar? Berikan alasan!

F. Rambu-rambu Jawaban

1. Pembelajaran IPA sebagaimana tujuan pendidikan dalam taksonomi Bloom,

bahwa pembelajaran dapat memberikan pengetahuan (kognitif), sebuah

keterampilan (psikomotorik), kemampuan sikap ilmiah (afektif), pemahaman,

kebiasaan, dan apresiasi.

2. Pembelajaran IPA sangat penting diajarkan di sekolah karena pendidikan IPA

diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri

dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam

penerapannya di dalam pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di

dalam kehidupan sehari-hari.

Page 11: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

7

7

BAB II

A. TUJUAN

Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan mampu menjelaskan teori

belajar Piaget dan Bruner serta menerapkanya dalam pembelajaran IPA SD.

B POKOK-POKOK MATERI

1. Teori Belajar Piaget dan penerapannya dalam pembelajaran IPA SD

2. Teori Belajar Bruner dan penerapannya dalam pembelajaran IPA SD

C. URAIAN MATERI

C.1 Teori Belajar Piaget dan Penerapannya dalam Pembelajaran IPA SD

C.1.1 Teori Belajar Piaget

Jean Piaget adalah seorang pakar psikologi perkembangan yang paling

berpengaruh dalam sejarah psikologi. Lahir di Swiss tahun 1896-1980. Setelah

memperoleh gelar doktornya dalam biologi, dia menjadi lebih tertarik pada psikologi,

dengan mendasarkan teori-teorinya yang paling awal pada pengamatan yang seksama

terhadap ketiga anaknya sendiri. Piaget menganggap dirinya menerapkan prinsip dan

metode biologi pada studi perkembangan manusia, dan banyak istilah yang dia

perkenalkan pada psikologi diambil langsung dari biologi.

Teori perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori yang menjelasakan

bagaimana anak beradaptasi dan menginterpretasikan dengan objek dan kejadian-

kejadian sekitarnya. Bagaimana anak mempelajari ciri-ciri dan fungsi dari objek-

objek seperti mainan, perabot, dan makanan serta objek-objek sosial seperti diri,

orang tua, dan teman. Bagaimana cara anak mengelompokkan objek-objek untuk

mengetahui persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaannya, untuk memahami

penyebab terjadinya perubahan dalam objek-objek dan perisiwa-peristiwa dan untuk

membentuk perkiraan tentang objek-objek dan peristiwa tersebut.

Teori perkembangan Piaget ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang

berarti, tidak seperti teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif

sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat

bahwa kita membangun kemampuan kognitif sebagai proses yang di mana anak

secara aktif membangun sistem pengertian dan pemahaman tentang realitas melalui

pengalaman dan interaksi mereka.

Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi

perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang

bagi Piaget berarti kemampuan untuk lebih tepat merepresentasikan dunia dan

TEORI BELAJAR PIAGET DAN BRUNER SERTA

PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN IPA SD

Page 12: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

8

8

melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan.

Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata yaitu pola mental yang

menuntun perilaku, skemaTeorinya memberikan banyak konsep utama dalam

lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep

kecerdasan, yang bagi Piaget berarti kemampuan untuk lebih tepat merepresentasikan

dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada

kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata yaitu pola

mental yang menuntun perilaku, skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi

lingkungannya dalam tahapan-tahapan perkembangan saat seseorang memperoleh

cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Skema Piaget percaya

bahwa semua anak dilahirkan dengan kecendrungan bawaaan untuk berinteraksi

dengan lingkungan untuk memahaminya.

Pertumbuhan atau perkembangan kognitif terjadi melalui tiga proses yang

saling berhubungan, yaitu: organisasi, adaptif, dan ekuilibrasi.

a) Organisasi

Merupakan istilah yang digunakan Piaget untuk mengintegrasikan

pengetahuan kedalam sistem-sistem. Dengan kata lain, organisasi adalah sistem

pengetahuan atau cara berfikir yang disertai dengan pencitraan realitas yang semakin

akurat. Contoh: anak laki-laki yang baru berumur 4 bulan mampu untuk menatap dan

menggenggam objek. Setelah itu dia berusaha mengkombunasikan dua kegiatan ini

(menatap dan menggenggam) dengan menggenggam objek-objek yang dilihat. Dalam

sistem kognitif, organisasi memiliki kecenderungan untuk membuat struktur kognitif

menjadi semakin kompleks. Contoh: gerakan reflek menyedot pada bayi yaitu

gerakan otot pada pipi dan bibir yang menimbulkan gerakan menarik.

b) Adaptif/adaptasi

Merupakan cara anak untuk meyesuaikan skema sebagai tanggapan atas

lingkungan. Adaptasi ini dilakukan dengan dua langkah, yaitu asimilasi dan

akomodasi.

1) Asimilasi

Merupakan istilah yang digunakan Piaget untuk merujuk pada memahami

pengalaman baru berdasarkan skema yang sudah ada. Seorang individu

dikatakan melakukan proses adaptasi melalui asimilasi, jika individu tersebut

menggabungkan informasi baru yang dia terima kedalam pengetahuan mereka

yang telah ada. Contoh asimilasi kognitif: ketika anda memberi kepada bayi

sebuah objek kecil yang tidak pernah dia lihat sebelumnya tetapi menyerupai

objek yang sudah tidak asing lagi, dia mungkin akan memegangnya,

menggigitnya, dan membantingnya. Dengan kata lain dia menggunakan

skema yang ada untuk memelajari benda yang belum dikenal ini.

Page 13: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

9

9

2) Akomodasi

Merupakan istilah yang digunakan Piaget untuk merujuk pada mengubah

skema yang telah ada agar sesuai dengan situasi baru. Jadi, dikatakan

akomodasi jika individu menyesuaikan diri dengan informasi baru. Melalui

akomodasi ini, struktur kognitif yang sudah ada dalam diri seseorang

mengalami perubahan sesuai dengan rangsangan-rangsangan dari objeknya.

Contoh: jika anda memberikan telur pada bayi yang mempunyai skema

dengan membanting objek kecil, apa yang akan terjadi dengan telur tersebut

sudah nampak jelas, yaitu akan pecah. Karena konsekuensi yang tidak terduga

dari membanting telur tersebut, bayi itu mungkin akan mengubah skema tadi.

Pada masa mendatang, bayi itu mungkin akan membanting objek dengan

keras dan objek lain dengan lembut.

c) Ekuilibrasi

Yaitu proses memulihkan keseimbangan antarapemahaman sekarang dan

pengalaman baru. Ekuilibrasi diartikan sebagai kemampuan yang mengatur

dalam diri individu agar ia mampu mempertahankan keseimbangan dan

menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Ketika ekuilibrium terganggu,

anak mempunyai kesempatan untuk tumbu dan berkembang. Pada akhirnya

muncul cara yang baru secara kualitatif untuk berpikir tentang dunia ini, dan

anak melangkah ke tahap perkembangan baru. Piaget percaya bahwa

pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan sangat berperan penting agar

terjadi perubahan perkembangan. Namun, dia juga percaya bahwa interaksi

sosial dengan teman sebaya, khususnya perdebatan dan diskusi, membantu

memperjelas pemikiran dan pada akhirnya menjadikannya lebih logis.

Contoh: bayi yang biasanya mendapat susu dari payudara ibu ataupun botol,

kemudian diberi susu dengan gelas tertutup (untuk latihan minum dari gelas).

Ketika bayi menemukan bahwa menyedot air gelas membutuhkan gerakan

mulut dan lidah yang berbeda dari yang biasa dilakukannya saat menyusu dari

ibunya, maka si bayi akan mengakomodasi hal itu dengan akomodasi skema

lama. Dengan melakukan hal itu, maka si bayi telah melakukan adaptasi

terhadap skema menghisap yang ia miliki dalam situasi baru yaitu gelas.

Dengan demikian asimilasi dan akomodasi bekerjasama untuk menghasilkan

ekuilibrium dan pertumbuhan.

Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya

melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring

pertambahan usia, yaitu: sensorimotor, praoperasi, operasi konkret, dan operasi

formal. Dia percaya bahwa semua anak melewati tahap-tahap tersebut dalam urutan

seperti ini dan bahwa tidak seorang anak pun dapat melompati satu tahap, walaupun

anak-anak yang berbeda melewati tahap-tahap tersebut dengan kecepatan yang agak

berbeda. Adapun tahap-tahap perkembangan kognisi menurut Piaget yaitu:

Page 14: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

10

10

a) Periode Sensori Motor (0-2 tahun)

Periode sensori motor menempati dua tahun pertama dalam masa

kehidupannya. Selama periode ini anak mengatur alamnya didominasi oleh indera-

inderanya (sensori) dan tindakan-tindakannya (motor). Selama periode ini bayi tidak

mempunyai konsepsi object permanence. Contohnya bila suatu benda

disembunyikan, ia gagal untuk menemukannya. Pengalaman terus bertambah selama

periode ini sampai mendekati akhir periode sensori motor, bayi mulai menyadari

bahwa benda yang disembunyikan itu masih ada, dan ia mulai mencarinya sesudah

dilihatnya benda itu disembunyikan. Konsep-konsep yang tidak ada pada waktu lahir,

antara lain konsep-konsep ruang, waktu, kausalitas, berkembang dan terinkorporasi

(terjadi, tergabung) ke dalam pola-pola perilaku anak.

b) Periode Pra-operasional (2-7 tahun)

Rentang umur anak 2 sampai 7 tahun inilah yang disebut oleh Piaget sebagai

periode pra-operasional. Dinamakan pra-operasional karena pada rentang umur ini

anak belum mampu melaksanakan operasi-operasi mental, seperti yang telah

dikemukakan terdahulu, seperti menambah, mengurangi dan yang lain-lain. Ciri-ciri

yang dapat dikenali dari periode pra-operasional ini adalah 1) kemampuan menalar

transduktif; 2) berpikir irreversibel (tidak dapat balik); 3) sifat egosentris, dan 4)

lebih berpikir statis tentang suatu peristiwa daripada transformasi suatu keadaan ke

keadaan lain.

c) Periode Operasional Konkret (7-11 tahun)

Periode ini merupakan awal dari berpikir rasional, artinya anak memiliki

operasi-operasi logis yang dapat diterapkannya pada masalah-masalah konkret.

Operasi anak pada periode ini terikat pada pengalaman perorangan. Operasi-

operasiitu konkret bukan operasi-operasi formal. Anak belum dapat berurusan dengan

materi abstrak seperti hipotesis dan proposisi-proposisi verbal. Berpikir operasional

konkret lebih stabil dibanding dengan berpikir statis yang terdapat pada anak pra-

operasional. Adapun ciri-ciri umum yang ditunjukkan oleh anak pada periode

operasional konkret yaitu: 1) mampu menyusun urutan seri objek, 2) mengalami

kemampuan berbahasa, 3) sifat egosentris berkurang, bergeser ke sosiosentris dalam

berkomunikasi, dan 4) sudah dapat menerima pendapat orang lain.

d) Periode Operasional Formal (11 tahun ke atas)

Periode ini ditandai oleh kemampuan anak dalam operasi-operasi konkret

untuk membentuk operasi-operasi yang lebih kompleks. Periode ini disebut juga

tahap adolesen. Anak mulai dapat memecahkan masalah verbal yang serupa.

Adapaun ciri-ciri umum anak pada periode operasional formal yaitu: 1) berpikir

hipotetis-deduktif (dapat merumuskan banyak alternatif hipotesis dalam menanggapi

masalah, dan memeriksa data terhadap hipotesis untuk membuat kputusan yang

layak; tetapi belum dapat menerima atau menolak

Page 15: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

11

11

hipotesis), 2) berpikir proposisional (dapat menangani pernyataan/proposisi-proposisi

yang memerikan data konkret, dan dapat menangani proposisi yang berlawanan

dengan fakta), 3) berpikir kombinatorial (berpikir meliputi semua kombinasi benda-

benda, gagasan-gagasan atau proposisi-proposisi yang mungkin), 4) berpikir refleksif

(dapat berpikir tentang berpikirnya)

Jadi berdasarkan teori ini, penerapannya dalam mengajar adalah bahwa

mengajar perlu memperhatikan tahap perkembangan intelektualnya. Setiap individu

dalam perkembangan intelektualnya selalu melalui tahapan-tahapan tersebut tetapi

yang dapat berbeda dalah kecepatan perkembangannya.

C.1.2 Penerapan Teori Belajar Piaget dalam Pembelajaran IPA SD

Teori Piaget ini banyak dipakai dalam penentuan proses pembelajaran di kelas

SD terutama pembelajaran IPA. Berdasarkan teori di atas, hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam penyusunan pembelajaran di kelas antara lain: bahwa Piaget

beranggapan anak bukan merupakan suatu botol kosong yang siapun untuk diisi,

melainkan anak secara aktif akan membangun pengetahuan dunianya. Suatu hal lagi,

teori Piaget mengajarkan kita pada suatu kenyataan bahwa seluruh anak mengikuti

pola perkembangan yang sama tanpa mempertimbangkan kebudayaan dan

kemampuan anak secara umum. Hanya umur anak di mana konservasi muncul sering

berbeda. Poin yang penting ini menjelaskan kita mengapa pembelajaran IPA di SD

banyak menggunakan percobaan-percobaan nyata dan berhasil pada anak yang lemah

dan anak yang secara kebudayaan terhalangi.

Penerapan selanjutnya adalah guru harus selalu ingat bahwa anak menangkap

dan menerjemahkan sesuatu secara berbeda. Sehingga walaupun anak mempunyai

umur yang sama tetapi ada kemungkinan mereka mempunyai pengertian yang

berbeda terhadap suatu benda atau kejadian yang sama. Jadi setiap individu anak

adalah unik (khas). Implikasilainnya yang perlu diperhatikan, apabila hanya kegiatan

fisik yang diterima anak, tidak cukup untuk menjamin perkembangan intelektual anak

yang bersangkutan. Ide- ide anak harus selalu dipakai.

Piaget memberikan contoh sementara beliau menerima seluruh ide anak,

beliau juga mempersiapkan pilihan-pilihan yang dapat dipertimbangkan oleh anak.

Sehingga apabila ada seorang anak yang mengatakan bahwa air yang ada di luar gelas

berisi es berasal dari lubang-lubang kecil yang ada pada gelas maka guru harus

menjawab pernyataan itu dengan “bagus”. Tetapi setelah beberapa saat guru harus

mengarahkan sesuai dengan apa yang seharusnya bahwa sebenarnya air yang ada di

permukaan luar gelas bukan berasal dari lubang-lubang kecil pada gelas, melainkan

berasal dari uap air di udara yang mengembun pada permukaan gelas yang dingin.

Jadi guru harus selalu secara tidak langsung memberikan idenya tetapi tidak

memaksakan kehendaknya. Dengan demikian anak akan menyadari bagaimana anak

tersebut bisa mendapatkan idenya. Dengan memberikan kesempatan kepada anak

Page 16: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

12

12

untuk menilai sumber ide-idenya akan memberikan kesempatan kepada mereka untuk

menilai proses pemecahan masalah.

Adapun contoh pembelajaran ipa di sd berdasarkan teori piaget menurut

Zuriyani, 2019 yaitu:

Konsep yang diajarkan : Udara mempunyai sifat-sifat tertentu dan banyak

kegunaannya bagi kehidupan manusia.

Sub Konsep : Udara yang bergerak mempunyai tekanan yang lebih

rendah daripada udara diam.

Metode yang dipakai : Eksperimen

Alat dan bahan yang digunakan :

1) Dua bola pingpong (tenismeja)

2) Benang

3) Kayu, kira-kira 30 cm

Cara kerja :

1) Ikatlah kedua bola pingpong dengan benang yang ada.

2) Ikatkan kedua ujung benang secara berdekatan pada kayu yang telah disediakan,

sehingga tampak seperti gambar berikut.

3) Peganglah salah satu ujung kayu dan tiuplah kuat-kuat persis di tengah-tengah

antara kedua bola pingpong yang tergantung.

4) Amati apa yang terjadi.

Kegiatan guru yang penting adalah memperhatikan pada setiap siswa apa

yang mereka lakukan. Apakah mereka sudah melaksanakannya dengan benar.

Apakah mereka tidak mendapatkan kesulitan? Dan guru harus berbuat apa yang

Piaget perbuat yaitu memberikan kesempatan anak untuk menemukan sendiri

jawabannya, sedangkan guru harus selalu siap dengan alternatif jawaban bila

sewaktu-waktu dibutuhkan. Pada akhir pembelajaran tentunya guru mengulas

kembali bagaimana siswa dapat menemukan jawaban yang diinginkan.

Pemikiran lain dari Piaget tentang proses rekonstruksi pengetahuan individu

yaitu asimilasi dan akomodasi. James Atherton (2005) menyebutkan bahwa

asisimilasi adalah “the process by which a person takes material into their mind from

the environment, which may mean changing the evidence of their senses to make it

fit” dan akomodasi adalah “the difference made to one’s mind or concepts by the

process of assimilation”.

Dikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan

dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi

kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh

interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru

Page 17: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

13

13

hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau

berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal

dari lingkungan.

Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran (Zuriyani,

2019) yaitu:

a) Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru

mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.

b) Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan

baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan

sebaik-baiknya.

c) Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.

d) Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.

e) Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan

diskusi dengan teman-temanya.

Langkah-langkah pembelajaran menurut Piaget yaitu:

a) Menentukan tujuan Pembelajaran.

b) Memilih materi pembelajaran.

c) Menentukan topik-topik yang dapat dipelajari siswa secara aktif.

d) Menentukan kegiatan belajar yang sesuai dengan topik-topik tersebut, misalnya

penelitian, memecahkan masalah, diskusi, simulasi dan sebagainya,

e) Mengembangkan metode pembelajaran untuk merangsang kreativitas dan cara

berpikir siswa.

f) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.

Dalam melaksanakan proses pembelajaran khususnya untuk mata pelajaran

IPA pokok bahasan Larutan buffer hendaknya guru mengimplementasikan teori

belajar piaget ini sehingga guru bisa membantu siswa untuk cepat memahami konsep

dari larutan buffer.

C.2 Teori Belajar Bruner dan Penerapannya dalam Pembelajaran IPA SD

C.2.1 Teori Belajar Bruner

Bruner yang memiliki nama lengkap Jerome S. Bruner seorang ahli psikologi

(1915) dari Universitas Harvard, Amerika Serikat, telah mempelopori aliran psikologi

kognitif yang memberi dorongan agar pendidikan memberikan perhatian pada

pentingnya pengembangan berfikir. Bruner banyak memberikan pandangan mengenai

perkembangan kognitif manusia, bagaimana manusia belajar atau memperoleh

pengetahuan, menyimpan pengetahuan dan menstransformasi pengetahuan. Dasar

pemikiran teorinya memandang bahwa manusia sebagai pemeroses, pemikir dan

pencipta informasi. Bruner menyatakan belajar merupakan suatu proses aktif yang

memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru di luar informasi yang

diberikan kepada dirinya.

Page 18: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

14

14

Ada tiga proses kognitif yang terjadi dalam belajar, yaitu (1) proses perolehan

informasi baru, (2) proses mentransformasikan informasi yang diterima dan (3)

menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. Perolehan informasi baru dapat terjadi

melalui kegiatan membaca, mendengarkan penjelasan guru mengenai materi yang

diajarkan atau mendengarkan audiovisual dan lain-lain. Informasi ini mungkin

bersifat penghalusan dari informasi sebelumnya yang telah dimiliki. Sedangkan

proses transformasi pengetahuan merupakan suatu proses bagaimana kita

memperlakukan pengetahuan yang sudah diterima agar sesuai dengan kebutuhan.

Informasi yang diterima dianalisis, diproses atau diubah menjadi konsep yang lebih

abstrak agar suatu saat dapat dimanfaatkan.

Hakekat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai suatu aktivitas

belajar yang berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi perseptual dan proses

internal. Kegiatana pembelajaran yang berpijak pada teori belajar kognitif itu sudah

banyakdigunakan. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan

strategi dan tujuan pembelajaran, tidak lagi mekanistik sebagaimana yang dilakukan

dalam pendekatan behavioristik. Kebebasan dan keterlibatan siswa secara aktif dalam

proses belajar amat diperhitungkan, agar belajar lebih bermakna bagi siswa,

sedangkan kegiatan belajarnya mengikuti pembelajarannya mengikuti prinsip-prinsip

sebagai berikut:

a) Siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya,

mereka mengalami perkembangan kognitif melalui tahap-tahap tertentu.

b) Anak usia sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik,

terutama jika menggunakan benda-benda kognitif.

c) Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena hanya

dengan mengaktifkan siswa maka proses asimilasi dan akomodasi

pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik.

d) Untuk menarik minat dan meningkatkanretensi belajar perlu mengkaitkan

pengalaman atau informasi baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki

si belajar.

e) Pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi pelajaran disusun dengan

menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks.

f) Belajar memahami akan lebih bermakna dari pada belajar menghafal. Agar

bermakna, informasi baru harus disesuaikan dan dihubungkan dengan

pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Tugas guru adalah menunjukkan

hubungan antara apa yang sedang dipelajari dengan apa yang telah diketahui

siswa.

g) Adanya perbedaan individual pada dirisiswa perlu diperhatikan, karena factor

ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Perbedaan tersebut

misalnya, pada motivasi, persepsi, kemampuan berpikir, pengetahuan awal

dan sebagainya. Dengan demikian, Bruner lebih banyak memberikaan

Page 19: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

15

15

kebebasan kepada siswa untuk belajar sendirimelalui aktivitas menemukan

(discovery). Cara demikian akan mengarahkan siswa kepada bentuk belajar

induktif, yang menuntut banyak dilakukan pengulangan.

Menurut Bruner seiring dengan pertumbuhan kognitif, para pembelajar harus

melalui tiga tahap intelektual, meliputi Tahap Enaktif, Ikonik dan Simbolik:

a) Enaktif, seseorang belajar tentang dunia melalui respon atau aksi-aksi terhadap

suatu objek. Dalam memahami dunia sekitarnya anak menggunakan ketrampilan

dan pengetahuan motorik seperti meraba, memegang, mencengkram, menyentuh,

mengggit dan sebagainya. Anak-anak harus diberi kesempatan bermain dengan

berbagai bahan/alat pembelajaran tertentu agar dapat memahami begaimana

bahan/alat itu bekerja.

b) Ikonik, pembelajaran terjadi melalui penggunaan model- model dan visualisasi

verbal. Anak-anak mencoba memahami dunia sekitarnya melalui bentuk-bentuk

perbandingan (komparasi) dan perumpamaan, dan tidak lagi memerlukan

manipulasi objek-objek pembelajaran secara langsung.

c) Simbolik, siswa sudah mampu menggabarkan kapasitas berpikir dalam istilah-

istilah yang abstrak. Dalam memahami dunia sekitarnya anak-anak belajar melalui

simbol-simbol bahasa, logika, matematika dan sebagainya. Huruf dan lambing

bilangan merupakan contoh sistem simbol. Fase simbolik merupakan tahap final

dalam pembelajaran.

C.2.2. Penerapan Teori Belajar Bruner dalam Pembelajaran IPA SD

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a) Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran.

b) Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar

dan sebagainya).

c) Memilih materi pelajaran.

d) Menentukan topic-topik yang dapat dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-

contoh ke generalisasi).

e) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas

dan sebagainya untuk dipelajari siswa.

f) Mengatur topic-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret

ke abstrak, atau dari tahap enaklit, ikonik sampai ke simbolik.

g) Mengevaluasi proses dan hasil belajar siswa.

Adapun penerapan teori Bruner dalam pembelajaran IPA menurut Zuriyani,

2014 yaitu:

Pada bagian ini akan dibahas bagaimana menerapkan belajar penemuan pada

siswa, ditinjau dari segi metode, tujuan serta peranan guru khususnya dalam

pembelajaran IPA.

Page 20: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

16

16

1) Metode dan Tujuan

Dalam belajar penemuan, metode dan tujuan tidak sepenuhnya beriring tujuan

belajar bukan hanya untuk memperoleh pengetahuan saja. Tujuan belajar

sepenuhnya ialah untuk memperoleh pengetahuan dengan suatu cara yang dapat

melatih kemampuan intelektual siswa dan merangsang keingintahuan mereka dan

memotivasi kemampuan mereka. Inilah yang dimaksud dengan memperoleh

pengetahuan melalui belajar penemuan.

Jadi kalau kita mengajar sains (IPA) misalnya, kita bukan akan menghasilkan

perpustakaan-perpustakaan hidup kecil tentang sains, melainkan kita ingin

membuat anak-anak kita berpikir secara matematis bagi dirinya sendiri, berperan

serta dalam proses pengetahuan Mengetahui itu adalah suatu proses, bukan suatu

produk.

2) Peran Guru

Langkah guru sebagai fasilitator pembelajaran dalam belajar penemuan

adalah:

a) Merencanakan pelajaran sedemikian rupa sehingga pelajaran itu terpusat pada

masalah-masalah yang tepat untuk diselidiki para siswa.

b) Menyajikan materi pelajaran yang diperlukkan sebagai dasar bagi para siswa

untuk memecahkan masalah. Guru hendaknya memulai dengan sesuatu yang

sudah dikenal siswa. Kemudian guru mengemukan sesuatu yang berlawanan.

Dengan demikian terjadi konflik dengan pengalaman siswa. Akibatnya timbul

masalah. Dalam keadaan yang ideal, hal yang berlawanan itu menimbulkan

suatu kesangsian yang merangsang para siswa untuk menyelidiki masalah itu,

menyusun hipotesis-hipotesis dan mencoba menemukan konsep atau prinsip

yang mendasari masalah itu.

c) Guru harus menyajikan dengan cara enaktif, ikonik dan simbolik. Enaktif

adalah melalui tindakan atau dengan kata lain belajar sambil melakukan

(learning by doing). Ikonik adalah didasarkan atas pikiran internal.

Pengetahuan disajikan melalui gambar-gambar yang mewakili suatu konsep.

Simbolik adalah menggunakan kata-kata atau bahasa-bahasa.

d) Bila siswa memecahkan masalah di laboratorium atau secara teoritis, guru

hendaknya berperan sebagai seorang pembimbing atau tutor. Guru hendaknya

jangan mengungkapkan terlebih dahulu prinsip atau aturan yang akan

dipelajari, tetapi hendaknya memberikan saran-saran bila diperlukan. Sebagai

seorang tutor, guru hendaknya memberikan umpan balik pada waktu yang

tepat.

e) Menilaia hasil belajar merupakan suatu masalah dalam belajar penemuan.

Secara garis besar belajar penemuan ialah mempelajari generalisasi-

generalisasi dengan menemukan sendiri konsep-konsep itu. Di lapangan,

penilaian hasil belajar penemuan meliputi pemehaman tentang konsep dasar,

Page 21: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

17

17

dan kemampuan untuk menerapkan konsep itu ke dalam situasi baru dan

situasi kehidupan nyata sehari-hari pada siswa.

f) Jadi dalam belajar penemuan, guru tidak begitu mengendalikan proses

pembelajara. Guru hendaknya mengarahkan pelajaran pada penemuan dan

pemecahan masalah. Penilaian hasil belajar meliputi tentang dasar dan

penerapannya pada situasi yang baru.

Kesimpulan:

Proses pembelajaran IPA di tingkat SD/MI depat dilaksanakan dengan

menerapkan atau mengimplementasikan teori belajar Bruner. Adapun pelaksanaan

implementasi teori ini dapat diaplikasikan pada metode dan model pembelajaran serta

tingkah laku seorang guru saat dalam kelas maupun luar kelas.

D. RINGKASAN MATERI

Teori perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori yang menjelasakan

bagaimana anak beradaptasi dan menginterpretasikan dengan objek dan kejadian-

kejadian sekitarnya. Bagaimana anak mempelajari ciri-ciri dan fungsi dari objek-

objek seperti mainan, perabot, dan makanan serta objek-objek sosial seperti diri,

orang tua, dan teman. Bagaimana cara anak mengelompokkan objek-objek untuk

mengetahui persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaannya, untuk memahami

penyebab terjadinya perubahan dalam objek-objek dan perisiwa-peristiwa dan untuk

membentuk perkiraan tentang objek-objek dan peristiwa tersebut. Teori

perkembangan Piaget ini digolongkan ke dalam konstruktivisme teori ini berpendapat

bahwa kita membangun kemampuan kognitif sebagai proses yang di mana anak

secara aktif membangun sistem pengertian dan pemahaman tentang realitas melalui

pengalaman dan interaksi mereka. Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk

memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan

semakin canggih seiring pertambahan usia, yaitu: sensorimotor, praoperasi, operasi

konkret, dan operasi formal.

Teori Piaget ini banyak dipakai dalam penentuan proses pembelajaran di kelas

SD terutama pembelajaran IPA. Berdasarkan teori di atas, hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam penyusunan pembelajaran di kelas antara lain: bahwa Piaget

beranggapan anak bukan merupakan suatu botol kosong yang siapun untuk diisi,

melainkan anak secara aktif akan membangun pengetahuan dunianya. Suatu hal lagi,

teori Piaget mengajarkan kita pada suatu kenyataan bahwa seluruh anak mengikuti

pola perkembangan yang sama tanpa mempertimbangkan kebudayaan dan

kemampuan anak secara umum. Hanya umur anak di mana konservasi muncul sering

berbeda. Poin yang penting ini menjelaskan kita mengapa pembelajaran IPA di SD

banyak menggunakan percobaan-percobaan nyata dan berhasil pada anak yang lemah

dan anak yang secara kebudayaan terhalangi.

Page 22: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

18

18

Bruner menyatakan belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan

manusia untuk menemukan hal-hal baru di luar informasi yang diberikan kepada

dirinya.

Ada tiga proses kognitif yang terjadi dalam belajar, yaitu (1) proses perolehan

informasi baru, (2) proses mentransformasikan informasi yang diterima dan (3)

menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. Perolehan informasi baru dapat terjadi

melalui kegiatan membaca, mendengarkan penjelasan guru mengenai materi yang

diajarkan atau mendengarkan audiovisual dan lain-lain. Informasi ini mungkin

bersifat penghalusan dari informasi sebelumnya yang telah dimiliki. Sedangkan

proses transformasi pengetahuan merupakan suatu proses bagaimana kita

memperlakukan pengetahuan yang sudah diterima agar sesuai dengan kebutuhan.

Informasi yang diterima dianalisis, diproses atau diubah menjadi konsep yang lebih

abstrak agar suatu saat dapat dimanfaatkan. Menurut Bruner seiring dengan

pertumbuhan kognitif, para pembelajar harus melalui tiga tahap intelektual, meliputi

Tahap Enaktif, Ikonik dan Simbolik.

Adapun langkah-langkah penerapan teori Bruner dalam pembelajaran IPA SD adalah

sebagai yaitu: a) Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran, b) Melakukan identifikasi

karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar dan sebagainya), c)

Memilih materi pelajaran, d) Menentukan topic-topik yang dapat dipelajari siswa

secara induktif (dari contoh-contoh ke generalisasi), e) Mengembangkan bahan-bahan

belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari

siswa, f) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang

konkret ke abstrak, atau dari tahap enaklit, ikonik sampai ke simbolik, dan g)

Mengevaluasi proses dan hasil belajar siswa.

E. Tugas dan Latihan

1) Jelaskan tahap-tahap perkembangan kognisi menurut Piaget!

2) Deskripsikanlah langkah-langkah pembelajaran menurut Piaget!

3) Jelakan tahapan intelektual menurut Bruner!

4) Deskripsikanlah langkah-langkah pembelajaran menurut Bruner!

F. Rambu-Rambu Jawaban

1) Jawaban Anda benar jika menjelaskan 4 tahapan seperti: 1) Periode Sensori

Motor (0-2 tahun), 2) Periode Pra-operasional (2-7 tahun), 3) Periode

Operasional Konkret (7-11 tahun), dan 4) Periode Operasional Formal (11

tahun ke atas).

2) Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a) Menentukan tujuan

Pembelajaran, b) Memilih materi pembelajaran, c) Menentukan topik-topik

yang dapat dipelajari siswa secara aktif, d) Menentukan kegiatan belajar yang

sesuai dengan topik-topik tersebut, misalnya penelitian, memecahkan masalah,

Page 23: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

19

19

diskusi, simulasi dan sebagainya, e) Mengembangkan metode pembelajaran

untuk merangsang kreativitas dan cara berpikir siswa, dan f) Melakukan

penilaian proses dan hasil belajar siswa.

3) Jawaban Anda benar jika menjelaskan 4 tahapan seperti: 1) Eanktif, 2) Ikonik,

dan 3) Simbolik.

4) Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a) Menentukan tujuan-

tujuan pembelajaran, b) Melakukan identifikasi karakteristik siswa

(kemampuan awal, minat, gaya belajar dan sebagainya), c) Memilih materi

pelajaran, d) Menentukan topik-topik yang dapat dipelajari siswa secara

induktif (dari contoh-contoh ke generalisasi), e) Mengembangkan bahan-bahan

belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk

dipelajari siswa, f) Mengatur topic-topik pelajaran dari yang sederhana ke

kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaklit, ikonik sampai

ke simbolik, dan g) Mengevaluasi proses dan hasil belajar siswa.

Page 24: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

20

20

BAB III

A. TUJUAN

Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan mampu menjelaskan teori

belajar Gagne dan Ausubel serta menerapkanya dalam pembelajaran IPA SD.

B POKOK-POKOK MATERI

1. Teori Belajar Gagne dan penerapannya dalam pembelajaran IPA SD

2. Teori Belajar Ausubel dan penerapannya dalam pembelajaran IPA SD

B. URAIAN MATERI

C.1 Teori Belajar Gagne dan Penerapannya dalam Pembelajaran IPA SD

C.1.1 Teori Belajar Gagne

Belajar menurut Gagne mencakup tiga unsur yaitu siswa yang belajar, situasi

stimulus, dan respons sebagai akibat dari stimulus. Menurutnya, belajar bukan

merupakan proses tunggal melainkan proses yang luas yang dibentuk oleh

pertumbuhan dan perkembangan tingkah laku. Jadi, tingkah laku itu merupakan hasil

dari efek kumulatif belajar. Artinya, banyak keterampilan yang telah dipelajari

memberikan sumbangan bagi belajar keterampilan yang lebih rumit. Kapasitas itu

diperoleh dari (1) stimulus yang berasal dari lingkungan dan (2) proses kognitif yang

dilakukan siswa.

Belajar menurut Gagne adalah suatu proses di mana suatu organisasi (siswa)

berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Berdasarkan definisi ini,

diketahui bahwa belajar merupakan suatu proses yang akan memerlukan waktu untuk

melihat perubahannya. Perubahan yang dimaksudkan di sini adalah perubahan

perilaku dari kurang baik menjadi lebih baik. Seorang siswa dikatakan telah belajar

jika telah terdapat perubahan dalam perilakunya. Dalam hal ini terdapat beberapa

macam hasil belajar yang dikemukakan oleh Gagne, yaitu informasi verbal,

keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motorik.

Bagi Gagne, belajar tidak dapat didefinisikan dengan mudah karenabelajar itu

bersifat kompleks. Dalam pernyataan tersebut, dinyatakan bahwa hasil belajar akan

mengakibatkan perubahan pada seseorang yang berupa perubahan kemampuan,

perubahan sikap, perubahan minat atau nilai pada seseorang. Perubahan tersebut

bersifat menetap meskipun hanya sementara.

Menurut Gagne, ada tiga elemen belajar, yaitu individu yang belajar, situasi

stimulus, dan responden yang melaksanakan aksi sebagai akibat daristimulasi.

TEORI BELAJAR GAGNE DAN AUSUBEL SERTA

PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN IPA SD

Page 25: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

21

21

Selanjutnya, Gagne juga mengemukakan tentang sistematika delapan tipe belajar,

sistematika lima jenis belajar, fase-fase belajar, implikasi dalam pembelajaran, serta

aplikasi dalam pembelajaran. Menurut Robert M. Gagne, ada delapan tipe belajar

atau yang disebut sistematika delapan tipe belajar, yaitu:

a) Belajar Isyarat (Signal Learning)

Belajar isyarat mirip dengan conditioned respons atau respon bersyarat.

Seperti menutup mulut dengan telunjuk, isyarat mengambil sikap tidak bicara.

Lambaian tangan, isyarat untuk datang mendekat. Menutup mulut dan lambaian

tangan adalah isyarat, sedangkan diam dan datang adalah respons. Tipe belajar

semacam ini dilakukan dengan

merespons suatu isyarat. Jadi respons yang dilakukan itu bersifat umum, kabur dan

emosional. Menurut Krimble (1961) bentuk belajar semacam ini biasanya bersifat

tidak disadari, dalam arti respons diberikan secara tidak sadar.

b) Belajar Stimulus – Respons (Stimulus Respons Learning)

Berbeda dengan belajar isyarat, respons bersifat umum, kabur dan emosional.

Tipe belajar S – R, respons bersifat spesifik. 2 x 3 = 6 adalah bentuk suatu hubungan

S-R. Mencium bau masakan sedap, keluar air liur, itupun ikatan S-R. Setiap respons

dapat diperkuat dengan reinforcement.

c) Belajar Rangkaian (Chaining)

Rangkaian atau rantai dalam chaining adalah semacam rangkaian antar S-R

yang bersifat segera. Hal ini terjadi dalam rangkaian motorik, seperti gerakan dalam

mengikat sepatu, makan, minum.

d) Asosiasi Verbal (Verbal Assosiation)

Suatu kalimat “unsur itu berbangun limas” adalah contoh asosiasi verbal.

Seseorang dapat menyatakan bahwa unsur berbangun limas kalau ia mengetahui

berbagai bangun, seperti balok, kubus, atau kerucut. Hubungan atau asosiasi verbal

terbentuk jika unsur-unsurnya terdapat dalam urutan tertentu, yang satu mengikuti

yang lain.

e) Belajar Diskriminasi (Discrimination Learning)

Tipe belajar ini adalah pembedaan terhadap berbagai rangkaian. Seperti

membedakan berbagai bentuk wajah, waktu, binatang, atau tumbuh-tumbuhan.

f) Belajar Konsep (Concept Learning)

Konsep merupakan simbol berpikir. Hal ini diperoleh dari hasil membuat

tafsiran terhadap fakta. Dengan konsep dapat digolongkan binatang bertulang

belakang menurut ciri-ciri khusus (kelas), seperti kelas mamalia, reptilia, amphibia,

burung, ikan. Kemampuan membentuk konsep ini terjadi jika orang dapat melakukan

diskriminasi.

g) Belajar Aturan (Rule Learning)

Hukum, dalil atau rumus adalah rule (aturan). Tipe belajar ini banyak terdapat

dalam semua pelajaran di sekolah, seperti benda memuai jika dipanaskan, besar sudut

Page 26: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

22

22

dalam segitiga sama dengan 1800. Setiap dalil atau rumus yang dipelajari harus

dipahami artinya.

h) Belajar Pemecahan masalah (Problem Solving Learning)

Memecahkan masalah adalah biasa dalam kehidupan. Ini merupakan

pemikiran. Upaya pemecahan masalah dilakukan dengan menghubungkan berbagai

urusan yang relevan dengan masalah itu. Dalam pemecahan masalah diperlukan

waktu, adakalanya singkat adakalanya lama. Juga seringkali harus dilalui berbagai

langkah, seperti mengenal tiap unsur dalam masalah itu, mencari hubungannya

dengan aturan (rule) tertentu. Dalam segala langkah diperlukan pemikiran.

Tampaknya pemecahan masalah terjadi dengan tiba-tiba. Dengan ulangan-ulangan

masalah tidak terpecahkan, dan apa yang dipecahkan sendiri-yang penyelesaiannya

ditemukan sendiri lebih mantap dan dapat ditransfer kepada situasi atau problem lain.

Kesanggupan memecahkan masalah memperbesar kemampuan untuk memecahkan

masalah-masalah lain.

Selain sistematika delapan jenis belajar ada juga sistematika lima jenis belajar.

Sistematika ini tidak jauh berbeda dengan sistematika delapan tipe belajar, dimana

isinya merupakan bentuk penyederhanaan dari sistematika delapan tipe belajar.

Uraian tentang sistematika lima jenis belajar ini memperhatikan pada hasil belajar

yang diperoleh siswa. Hasil belajar ini merupakan kemampuan internal yang telah

menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang tersebut melakukan

sesuatu yang dapat memberikan ptrestasi tertentu. Sistematika ini mencakup semua

hasil belajar yang dapat diperoleh, namun tidak menunjukkan setiap hasil belajar atau

kemampuan internal satupersatu. Akan tetapi memgelompokkan hasil-hasil belajar

yang memiliki ciriciri sama dalam satu kategori dan berbeda sifatnya dari kategori

lain. Maka dapat dikatakan, bahwa sistematika Gagne meliputi lima kategori hasil

belajar. Kelima kategori hasil belajar tersebut adalah informasi verbal, kemahiran

intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, keterampilan motorik, dan sikap.

a) Informasi verbal (Verbal information)

Merupakan pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat diungkapkan

dalam bentuk bahasa, lisan, dan tertulis. Pengetahuan tersebut diperoleh dari sumber

yang juga menggunakan bahasa, lisan maupun tertulis. Informasi verbal meliputi”cap

verbal” dan”data/fakta”. Cap verbal yaitu kata yang dimiliki seseorang untuk

menunjuk pada obyek-obyek yang dihadapi, misalnya ’kursi’. Data/fakta adalah

kenyataan yang diketahui, misalnya ’Ibukota negara Indonesia adalah Jakarta’.

b) Kemahiran intelektual (Intellectual skill)

Yang dimaksud adalah kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan

hidup dan dirinya sendiri dalam bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan

berbagai lambang/simbol (huruf, angka, kata, dan gambar).

Page 27: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

23

23

c) Pengaturan kegiatan kognitif (Cognitive strategy)

Merupakan suatu cara seseorang untuk menangani aktivitas belajar dan

berpikirnya sendiri, sehingga ia menggunakan cara yang sama apabila menemukan

kesulitan yang sama.

d) Keterampilan motorik (Motor skill)

Adalah kemampuan seseorang dalam melakukan suatu rangkaian gerak-gerik

jasmani dalam urutan tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik

berbagai anggota badan secara terpadu.

e) Sikap (Attitude)

Merupakan kemampuan seseorang yang sangat berperan sekali dalam

mengambil tindakan, apakah baik atau buruk bagi dirinya sendiri.

Dalam mempelajari objek-objek belajar, menurut Gagne (Bell, 1978) ada

beberapa fase utama yang dilalui seseorang, yaitu:

1) Fase pengenalan (apprehendingphase)

Pada fase ini siswa memperhatikan stimulus tertentu kemudian menangkap

artinya dan memahami stimulus tersebut untuk kemudian ditafsirkan sendiri dengan

berbagai cara. ini berarti bahwa belajar adalah suatu proses yang unik pada tiap

siswa, dan sebagai akibatnya setiap siswa bertanggung jawab terhadap belajarnya

karena cara yang unik yang dia terima pada situasi belajar.

2) Fase perolehan (acqusitionphase)

Pada fase ini siswa memperoleh pengetahuan baru dengan menghubungkan

informasi yang diterima dengan pengetahuan sebelumnya. Dengan kata lain pada fase

ini siswa membentuk asosiasi-asosiasi antara informasi baru dan informasi lama.

3) Fase penyimpanan (storagephase)

Fase storage adalah fase penyimpanan informasi. Dalam hal ini ada informasi

yang disimpan dalam jangka pendek ada yang dalam jangka panjang. Pengulangan

informasi dalam memori jangka pendek dapat memindahkannya ke memori jangka

panjang.

4) Fase pemanggilan (retrievalphase).

Fase Retrieval/Recall, adalah fase mengingat kembali atau memanggil

kembali informasi yang ada dalam memori.

C.1.2 Penerapan Teori Belajar Gagne dalam Pembelajaran IPA

Dalam proses pembelajaran, terutama di sekolah, melibatkan siswa dan guru.

Siswa merupakan subjek yang akan belajar, sedangkan guru bertindak sebagai

pemandu siswa dalam proses belajarnya. Oleh karena itu, sangat perlu dipersiapkan

suatu rancangan pembelajaran yang akan menjadikan siswa belajar seperti yang

seharusnya.

Page 28: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

24

24

Model mengajar menurut Gagne disebut kejadian-kejadian instruksional yang

ditujukan pada guru dalam menyajikan suatu pelajaran pada sekelompok siswa

(Puspita, 2014) meliputi:

1) Mengaktifkan Motivasi

Langkah pertama dalam pembelajaran adalah memotivasi para siswa untuk

belajar. Kerap kali ini dilakukan dengan membangkitkan perhatian mereka dalam isi

pelajaran, dan mengemukakan kegunaannya. Expectancy dapat pula dianggap sebagai

motivasi khusus dari pelajar untuk mencapai tujuan belajar. Expectancy dapat

dipengaruhi sehingga dapat mengaktifkan motif-motif belajar siswa, misalnya motif

untuk ingin tahu (curiosity) atau motif untuk menyelidiki, dan motif untuk ingin

mencapainya.

2) Memberitahu Pelajar Tentang Tujuan-Tujuan Belajar

Kejadian instruksi kedua ini sangat erat kaitannya dengan kejadian instruksi

pertama. Sebagian dari mengaktifkan motivasi para siswa ialah dengan memberitahu

mereka tentang mengapa mereka belajar, apa yang mereka pelajari, dan apa yang

akan mereka pelajari. Memberi tahu tujuan belajar juga menolong memusatkan

perhatian para siswa terhadap aspek-aspek yang relevan tentang pelajaran. Agar

seorang siswa secara komprehensif tahu tentang tujuan instruksional khusus yang

akan dicapainya setelah suatu pelajaran selesai diajarkan/dipelajari atau dalam buku

pelajaran sebaginya dicantumkan tujuan-tujuan khusus yang akan dicapai oleh siswa

setelah mempelajari buku tersebut.

3) Mengarahkan Perhatian

Gagne mengemukakan dua bentuk perhatian, diantaranya:

a) Perhatikan yang pertama berfungsi untuk membuat siswa atau pelajar siap

menerima stimulus atau rangsangan belajar.

b) Bentuk kedua dari perhatian disebut persepsi selektif.

Dengan cara ini siswa memilih informasi yang akan diteruskan ke

memori jangka pendek, cara ini dapat ditolong dengan cara mengeraskan

suara pada suatu kata atau menggaris bawah suatu kata atau beberapa kata

dalam satu kalimat.

4) Merangsang Ingatan

Menurut Gagne bagian yang paling kritis dalam proses belajar adalah

pemberian kode pada informasi yang berasal dari memori jangka pendek yang

disimpan dalam memori jangka panjang. Guru dapat berusaha untuk menolong siswa-

siswa dalam mengingat atau mengeluarkan pengetahuan yang disimpan dalam

memori jangka panjang itu. Cara menolong ini dapat dilakukan dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan pada siswa, yang merupakan suatu cara pengulangan. Adapun

cara yang dilakukan guru untuk merangsang ingatan siswa, yaitu:

Page 29: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

25

25

a) Guru dapat berusaha menolong siswa dalam mengingat atau memanggil

kembali pengetahuan yang disimpan dalam memori jangka panjang. Cara ini

dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan pada siswa.

b) Bila ternyata siswa tidak dapat juga ingat akan pengetahuan yang diinginkan

guru, karena sudah lama dipelajarannya, maka sebaiknya guru dapat

menggunakan teknik bertanya dengan jalan membimbing.

5) Menyediakan Bimbingan Belajar

Untuk memperlancar masuknya infomasi ke memori jangka panjang,

diperlukan bimbingan langsung dalam pemberian kode pada informasi. Untuk

mempelajari informasi verbal, bimbingan itu dapat diberikan dengan cara

mengkaitkan informasi baru itu dengan pengalaman siswa. Untuk mempelajari

informasi verbal, bimbingan itu dapat diberikan dengn cara mengaitkan informasi

baru itu dengan pengalaman siswa. Bimbingan yang diberikan guru dapat berupa

pertanyaan, juga dapat berupa gambar-gambar atau ilustrasi.

6) Meningkatkan Retensi

Retensi atau bertahannya materi yang dipelajari dapat diusahakan baik oleh

guru atau pun oleh siswa. Usaha yang dapat diusahakan agar materi yang diajarkan

dapat bertahan lama adalah dengan cara:

a) Mengulang pelajaran yang sama berulang kali.

b) Dengan memberi berbagai contoh atau ilustrasi yang sederhana dan dapat

dicerna oleh siswa, seperti menggunakan tabel-tabel grafik, dan gambar .

7) Membantu Transfer Belajar

Tujuan transfer belajar ialah menerapkan apa yang telah dipelajari pada situasi

yang baru. Untuk dapat melaksanakan ini para siswa tentu diharapkan telah

menguasai fakta-fakta, konsep-konsep, dan keterampilan-keterampilan yang

dibutuhkan. Melalui tugas pemecahan masalah dan diskusi kelompok guru dapat

membantu transfer balajar kepada para siswa.

8) Memperlihatkan/Perbuatan dan Memberikan Umpan Balik

Hasil belajar perlu diperlihatkan melalui suatu cara, agar guru dan siswa itu

sendiri mengetahui apakah tujuan belajar telah tercapai. Untuk itu sebaiknya guru

tidak menunggu hingga seluruh pelajaran selesai. Sebaiknya guru memberikan

kesempatan sedini mungkin pada siswa untuk memperlihatkan hasil belajar mereka,

agar dapat diberi umpan balik, sehingga pelajaran selanjutnya berjalan dengan lancar.

Cara-cara yang dilakukan adalah pemberian tes atau mengamati prilaku siswa umpan

balik bila bersifa positif menjadi pertanda bagi siswa bahwa ia telah mencapai tujuan

belajar.

Page 30: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

26

26

C.2 Teori Belajar Ausubel dan Penerapannya dalam Pembelajaran IPA SD

C.2.1 Teori Belajar Ausubel

David Ausubel adalah seorang ahli psikologi pendidikan yang terkenal

dengan teori belajar bermakna (meaningfull). Ausubel membedakan antara belajar

menemukan dengan belajar menerima. Pada belajar menerima siswa hanya

menerima, jadi tinggal menghafalkannya, tetapi pada belajar menemukan konsep

ditemukan oleh siswa, jadi tidak menerima pelajaran begitu saja.

Menurut Ausubel (Burhanuddin, 1996; 112) pembelajaran bermakna

merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang

terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Struktur kognitif meliputi fakta-fakta,

konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat siswa.

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi belajar bermakna menurut Ausubel adalah

struktur kognitif yang ada, stabilitas dan kejelasan pengetahuan dalam suatu bidang

studi tertentu dan pada waktu tertentu. Pembelajaran bermakna terjadi apabila

seseorang belajar dengan mengasosiasikan fenomena baru ke dalam struktur

pengetahuan mereka. Dalam proses belajar seseorang mengkonstruksi apa yang telah

ia pelajari dan mengasosiasikan pengalaman, fenomena, dan fakta-fakta baru ke

dalam struktur pengetahuan mereka.

Ada beberapa tipe belajar menurut Ausubel, yaitu:

1) Belajar dengan penemuan yang bermakna yaitu mengaitkan pengetahuan yang

telah dimilikinya dengan materi pelajaran yang dipelajari itu. Atau sebaliknya,

siswa terlebih dahulu menemukan pengetahuannya dari apa yang ia pelajari

kemudian pengetahuan baru tersebut ia kaitkan dengan pengetahuan yang sudah

ada.

2) Belajar dengan penemuan yang tidak bermakna yaitu pelajaran yang dipelajari

ditemukan sendiri oleh siswa tanpa mengaitkan pengetahuan yang telah

dimilikinya, kemudian dia hafalkan.

3) Belajar menerima (ekspositori) yang bermakna yaitu materi pelajaran yang telah

tersusun secara logis disampaikan kepada siswa sampai bentuk akhir, kemudian

pengetahuan yang baru ia peroleh itu dikaitkan dengan pengetahuan lain yang

telah dimiliki.

Menurut Ausubel dan Novak (Burhanuddin, 1996: 115) ada tiga kebaikan

belajar bermakna, yaitu :

1) Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama diingat.

2) Informasi baru yang telah dikaitkan dengan konsep-konsep relevan sebelumnya

dapat meningkatkan konsep yang telah dikuasai sebelumnya sehingga

memudahkan proses belajar mengajar berikutnya untuk memberi pelajaran yang

mirip.

Page 31: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

27

27

3) Informasi yang pernah dilupakan setelah pernah dikuasai sebelumnya masih

meninggalkan bekas sehingga memudahkan proses belajar mengajar untuk materi

pelajaran yang mirip walaupun telah lupa.

Prasyarat agar belajar menerima menjadi bermakna menurut Ausubel, yaitu:

1) Belajar menerima yang bermakna hanya akan terjadi apabila siswa memiliki

strategi belajar bermakna.

2) Tugas-tugas belajar yang diberikan kepada siswa harus sesuai dengan pengetahuan

yang telah dimiliki siswa.

3) Tugas-tugas belajar yang diberikan harus sesuai dengan tahap perkembangan

intelektual siswa.

C.2.2. Penerapan Teori Belajar Ausubel dalam Pembelajaran IPA SD

David P. Ausubel menyebutkan bahwa pengajaran secara verbal adalah lebih

efisien dari segi waktu yang diperlukan untuk menyajikan pelajaran dan menyajikan

bahwa pembelajar dapat mempelajari materi pelajaran dalam jumlah yang lebih

banyak.

Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang telah

diketahui oleh siswadalam mengaitkan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur

kognitif dikumukakan 2 prinsip oleh Ausubel yaitu:

1) Prinsip Diferensiasi Progresif (progressive differentiation)

Dalam diferensiasi progresif, konsep-konsep yang diajarkan dimulai dengan

konsep-konsep yang umum menuju konsep-konsep yang lebih khusus.

2) Prinsip Rekonsiliasi integratif (integrative reconciliation)

Dalam rekonsiliasi integratif, konsep-konsep atau gagasan-gagasan perlu

diintegrasikan dan disesuaikan dengan konsep-konsep yang telah dipelajari

sebelumnya

Langkah-langkah Belajar Bermakna Menurut Ausubel:

1) Menentukan tujuan pembelajaran.

2) Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, motivasi, gaya

belajar, dan sebagainya).

3) Memilih materi pelajaran sesuai dengan karakteristik siswa dan mengaturnya

dalam bentuk konsep-konsep inti.

4) Menentukan topik-topik dan menampilkannya dalam bentuk advance organizer

yang akan dipelajari siswa.

5) Mempelajari konsep-konsep inti tersebut, dan menerapkannya dalam bentuk

nyata/konkret.

6) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.

Page 32: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

28

28

D. RINGKASAN MATERI

Belajar menurut Gagne mencakup tiga unsur yaitu siswa yang belajar, situasi

stimulus, dan respons sebagai akibat dari stimulus. Menurutnya, belajar bukan

merupakan proses tunggal melainkan proses yang luas yang dibentuk oleh

pertumbuhan dan perkembangan tingkah laku. Jadi, tingkah laku itu merupakan hasil

dari efek kumulatif belajar. Artinya, banyak keterampilan yang telah dipelajari

memberikan sumbangan bagi belajar keterampilan yang lebih rumit. Kapasitas itu

diperoleh dari (1) stimulus yang berasal dari lingkungan dan (2) proses kognitif yang

dilakukan siswa. Menurut Robert M. Gagne, ada 8 tipe belajar atau yang disebut

sistematika delapan tipe belajar, yaitu: a) Belajar Isyarat (Signal Learning), b) Belajar

Stimulus – Respons (Stimulus Respons Learning), c) Belajar Rangkaian (Chaining),

d) Asosiasi Verbal (Verbal Assosiation), e) Belajar Diskriminasi (Discrimination

Learning), Belajar Konsep (Concept Learning), g) Belajar Aturan (Rule Learning),

dan h) Belajar Pemecahan masalah (Problem Solving Learning). Selain sistematika

delapan jenis belajar ada juga sistematika lima jenis belajar meliputi: a) Informasi

verbal (Verbal information), b) Kemahiran intelektual (Intellectual skill), c)

Pengaturan kegiatan kognitif (Cognitive strategy), d) Keterampilan motorik (Motor

skill), dan

f) Sikap (Attitude).

Dalam proses pembelajaran, terutama di sekolah, melibatkan siswa dan guru.

Siswa merupakan subjek yang akan belajar, sedangkan guru bertindak sebagai

pemandu siswa dalam proses belajarnya. Oleh karena itu, sangat perlu dipersiapkan

suatu rancangan pembelajaran yang akan menjadikan siswa belajar seperti yang

seharusnya.Model mengajar menurut Gagne disebut kejadian-kejadian instruksional

yang ditujukan pada guru dalam menyajikan suatu pelajaran pada sekelompok siswa

meliputi: a) Mengaktifkan motivasi, b) Memberitahu pelajar tentang tujuan-tujuan

belajar, c) Mengarahkan perhatian, d) Merangsang ingatan, e) Menyediakan

bimbingan belajar, f) Meningkatkan retensi, g) Membantu transfer belajar, dan h)

Memperlihatkan/perbuatan dan memberikan umpan balik.

Menurut Ausubel (Burhanuddin, 1996: 112) pembelajaran bermakna

merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang

terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Struktur kognitif meliputi fakta-fakta,

konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat siswa.

Ada beberapa tipe belajar menurut Ausubel, yaitu: a) Belajar dengan penemuan yang

bermakna, b) Belajar dengan penemuan yang tidak bermakna, dan c) Belajar

menerima (ekspositori) yang bermakna.

Langkah-langkah Belajar Bermakna Menurut Ausubel meliputi: a)

Menentukan tujuan pembelajaran, b) Melakukan identifikasi karakteristik siswa

(kemampuan awal, motivasi, gaya belajar, dan sebagainya), c) Memilih materi

pelajaran sesuai dengan karakteristik siswa dan mengaturnya dalam bentuk konsep-

Page 33: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

29

29

konsep inti, d) Menentukan topik-topik dan menampilkannya dalam bentuk advance

organizer yang akan dipelajari siswa, e) Mempelajari konsep-konsep inti tersebut,

dan menerapkannya dalam bentuk nyata/konkret, dan f) Melakukan penilaian proses

dan hasil belajar siswa.

E. Tugas dan Latihan

1) Jelaskan tahap-tahap perkembangan kognisi menurut Piaget!

2) Deskripsikanlah langkah-langkah pembelajaran menurut Gagne!

3) Jelakan tahapan intelektual menurut Bruner!

4) Deskripsikanlah langkah-langkah belajar bermakna menurut Ausubel!

F. Rambu-Rambu Jawaban

1) Jawaban Anda benar jika menjelaskan delapan tipe belajar seperti: a) Belajar

Isyarat (Signal Learning), b) Belajar Stimulus – Respons (Stimulus Respons

Learning), c) Belajar Rangkaian (Chaining), d) Asosiasi Verbal (Verbal

Assosiation), e) Belajar Diskriminasi (Discrimination Learning), Belajar

Konsep (Concept Learning), g) Belajar Aturan (Rule Learning), dan h)

Belajar Pemecahan masalah (Problem Solving Learning).

2) Adapun langkah-langkah pebelajaran menurut Gagne meliputi: a)

Mengaktifkan motivasi, b) Memberitahu pelajar tentang tujuan-tujuan belajar,

c) Mengarahkan perhatian, d) Merangsang ingatan, e) Menyediakan

bimbingan belajar, f) Meningkatkan retensi, g) Membantu transfer belajar, dan

h) Memperlihatkan/perbuatan dan memberikan umpan balik.

3) Jawaban Anda benar jika menjelaskan tiga tipe belajar seperti: a) Belajar

dengan penemuan yang bermakna, b) Belajar dengan penemuan yang tidak

bermakna, dan c) Belajar menerima (ekspositori) yang bermakna.

4) Adapun langkah-langkah belajar bermakna menurut Ausubel meliputi: a)

Menentukan tujuan pembelajaran, b) Melakukan identifikasi karakteristik

siswa (kemampuan awal, motivasi, gaya belajar, dan sebagainya), c) Memilih

materi pelajaran sesuai dengan karakteristik siswa dan mengaturnya dalam

bentuk konsep-konsep inti, d) Menentukan topik-topik dan menampilkannya

dalam bentuk advance organizer yang akan dipelajari siswa, e) Mempelajari

konsep-konsep inti tersebut, dan menerapkannya dalam bentuk nyata/konkret,

dan f) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.

Page 34: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

30

30

BAB IV

A. TUJUAN

Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan mampu:

1. Menjelaskan keterampilan proses sains

2. Menjelaskan penilaian keterampilan proses sains (IPA)

3. Menjelaskan pengertian kerja ilmiah dan penilaiannya

B POKOK-POKOK MATERI

1. Pengertian keterampilan proses sains (IPA)

2. Penilaian keterampilan proses sains (IPA)

3. Pengertian kerja ilmiah dan cara penilaianya

C. URAIAN MATERI

C.1 Pengertian Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses sains (KPS) dibutuhkan untuk menggunakan dan

memahami sains (Gagne, dalam Dahar, 1985). Untuk dapat memahami hakikat IPA

secara utuh, yakni IPA sebagai proses, produk, dan aplikasi, siswa harus memiliki ke-

mampuan keterampilan proses sains. Menurut Semiawan et al., (1990), keterampilan

proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait kemampuan-kemampuan

mendasar yang dimiliki, dikuasai, dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah,

sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang baru.

Mundilarto dalam Widayanto (2007) mengemukakan keterampilan proses

sains merupakan langkah-langkah yang diturunkan dari langkah kerja saintis ketika

melakukan penelitian ilmiah. Keterampilan proses sains dapat juga diartikan sebagai

kemampuan atau kecakapan untuk melaksanakan suatu tindakan dalam belajar sains

sehingga menghasilkan konsep, teori, prinsip, hukum maupun fakta. Senada dengan

pendapat diatas, Prasetyo (2011) mendefinisikan keterampilan proses sains sebagai

penggunaan beberapa langkah untuk belajar, sebagaimana para saintis berpikir dan

bekerja. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses

merupakan serangkaian peristiwa yang harus dilakukan oleh siswa dalam mencari,

dan memproses hasil perolehannya untuk kemudian dijadikan pengetahuan baru bagi

dirinya sendiri.

Keterampilan proses sains terdiri dari beberapa keterampilan yang satu sama

lain berkaitan dan sebagai prasarat, hal tersebut penting dimiliki guru untuk

digunakan sebagai jembatan dalam menyampaikan pengetahuan atau informasi baru

kepada siswa atau mengembangkan pengetahuan atau informasi yang telah dimiliki

siswa. Keterampilan proses sains ini dapat diaplikasikan pada kegiatan praktikum.

KETERAMPILAN PROSES SAINS DI SEKOLAH

DASAR

Page 35: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

31

31

Keterampilan proses sains pada pembelajaran sains lebih menekankan pemben-tukan

keterampilan untuk memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan hasilnya.

Keterampilan proses sains dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan-

kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Ada berbagai Keterampilan dalam

keterampilan proses, keterampilan – keterampilan tersebut terdiri dari keterampilan-

keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan-keterampilan terintegrasi

(intregated skills).

Keterampilan-keterampilan dasar terdiri dari enam keterampilan, yakni:

mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan

mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan-keterampilan terintegrasi terdiri dari:

mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk

grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data,

menganalisa penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara

operasional, merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen (Funk, 1985 dalam

Dimyati dan Mudjiono, 2002). Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002) bahwa keenam

aspek keterampilan proses sains dasar tersebut adalah: (1) mengamati, (2)

mengklasifikasikan, (3) mengkomunikasikan, (4) mengukur, (5) memprediksi, (6)

menyimpulkan.

Hartono (2007) menyusun indikator keterampilan proses sains dasar seperti

pada Tabel 1 dan keterampilan proses sains terpadu pada Tabel 1, sebagai berikut:

Tabel 1. Indikator Keterampilan Proses Sains Dasar

Keterampilan

Dasar

Indikator

Observasi

(observing)

Mampu menggunakan semua indera (penglihatan, pembau,

pendengaran, pengecap, dan peraba) untuk mengamati,

mengidentifikasi, dan menamai sifat benda dan kejadian

secara teliti dari hasil pengamatan.

Klasifikasi

(Classifying)

Mampu menentukan perbedaan, mengkontraskan ciri-ciri,

mencari kesamaan, membandingkan dan menentukan dasar

penggolongan terhadap suatu obyek.

Pengukuran

(measuring)

Mampu memilih dan menggunakan peralatan untuk

menentukan secara kuantitatif dan kualitatif ukuran suatu

benda secara benar yang sesuai untuk panjang, luas, volume,

waktu, berat dan lain-lain.

Dan mampu mendemontrasikan perubahan suatu satuan

pengukuran ke satuan pengukuran lain.

Pengkomunikasian

(communicating)

Mampu membaca dan mengkompilasi informasi dalam

grafik atau diagram, menggambar data empiris dengan

grafik, tabel atau diagram, menjelaskan hasil percobaan,

menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan

jelas.

Menarik Mampu membuat suatu kesimpulan tentang suatu benda atau

Page 36: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

32

32

Kesimpulan (inferring)

fenomena setelah mengumpulkan, menginterpretasi data dan informasi

Memprediksi Memprediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau

membuat ramalan tentang segala hal yang akan terjadi pada

waktu mendatang, berdasarkan perkiraan pada pola atau

kecenderungan tertentu, atau hubungan antara fakta, konsep,

dan prinsip dalam ilmu pengetahuan.

Tabel 2. Indikator Keterampilan Proses Sains Terpadu

Keterampilan

Terpadu

Indikator

Merumuskan

hipotesis

(Formulating

Hypotheses)

Mampu menyatakan hubungan antara dua variabel,

mengajukan perkiraan penyebab suatu hal terjadi dengan

mengungkapkan bagaimana cara melakukan pemecahan

masalah

Menamai variabel

(Naming Variables)

Mampu mendefinisikan semua variabel jika digunakan

dalam percobaan

Mengontrol variabel

(Controling

Variables)

Mampu mengidentifikasi variabel yang mempengaruhi

hasil percobaan, menjaga kekonstanannya selagi

memanipulasi variabel bebas

Membuat definisi

operasional (making

Operational

definition)

Mampu menyatakan bagaimana mengukur semua

faktor/variabel dalam suatu eksperimen

Melakukan

Eksperimen

(Experimenting)

Mampu melakukan kegiatan, mengajukan pertanyaan yang

sesuai, menyatakan hipotesis, mengidentifikasi dan

mengontrol variabel, mendefinisikan secara operasional

variabel-variabel, mendesain sebuah eksperimen yang

jujur, menginterpretasi hasil eksperimen

Interpretasi

(Interpreting)

Mampu menghubung-hubungkan hasil pengamatan

terhadap obyek untuk menarik kesimpulan, menemukan

pola atau keteraturan yang dituliskan (misalkan dalam

tabel) suatu fenomena alam

Merancang

penyelidikan

(Investigating)

Mampu menentuka alat dan bahan yang diperlukan dalam

suatu penyelidikan, menentukan variabel kontrol, variabel

bebas, menentukan apa yang akan diamati, diukur dan

ditulis, dan menentukan cara dan langkah kerja yang

mengarah pada pencapaian kebenaran ilmiah

Aplikasi konsep

(Appling

Concepts)

Mampu menjelaskan peristiwa baru dengan menggunakan

konsep yang telah dimiliki dan mampu menerapkan

konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru

Page 37: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

33

33

C.2 Penilaian Keterampilan Proses Sains (IPA)

Penilaian merupakan tahapan penting dalam proses pembelajaran. Penilaian

dalam pembelajaran sains dapat dimaknai sebagai membawa konten, proses sains dan

sikap ilmiah secara bersama-sama. Penilaian dilakukan terutama untuk menilai

kemajuan siswa dalam pencapaian keterampilan proses sains. Menurut Smith dan

Welliver dalam Mahmuddin, 2010, pelaksanaan penilaian keterampilan proses dapat

dilakukan dalam beberapa bentuk, diantaranya:

1) Pretes dan postes

Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal

tahun sekolah. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan kekuatan dan

kelemahan dari masing-masing siswa dalam keterampilan yang telah

diidentifikasi. Pada akhir tahun sekolah, guru melaksanakan tes kembali untuk

mengetahui perkembangan skor siswa setelah mengikuti pembelajaran sains.

2) Diagnostik

Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal

tahun ajaran. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan pada bagian mana

siswa memerlukan bantuan dengan keterampilan proses. Kemudian guru

merencanakan pelajaran dan kegiatan laboratorium yang dirancang untuk

mengatasi kekurangan siswa.

3) Penempatan kelas

Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai salah

satu kriteria dalam penempatan kelas. Misalnya, criteria untuk memasuki

kelas akselerasi, kelas sains atau kelas unggulan.

4) Pemilihan kompetisis siswa

Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai kriteria

utama dalam pemilihan siswa yang akan ikut dalam lomba-lomba sains. Jika

siswa memiliki skor tes tinggi, maka dia akan dapat mengikuti lomba sains

dengan baik.

5) Bimbingan karir

Biasanya para peneliti melakukan uji coba menggunakan penilaian

keterampilan proses sains untuk mengidentifikasi siswa yang memiliki potensi

di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dibina.

Penilaian keterampilan proses sains dilakukan dengan menggunakan

instrumen yang disesuaikan dengan materi dan tingkat perkembangan siswa atau

tingkatan kelas (Rezba, 1999). Oleh karena itu, penyusunan instrumen penilaian harus

direncanakan secara cermat sebelum digunakan. Menurut Widodo (2009),

penyusunan instrumen untuk penilaian terhadap keterampilan proses siswa dapat

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Mengidentifikasikan jenis keterampilan proses sains yang akan dinilai.

2) Merumuskan indikator untuk setiap jenis keterampilan proses sains.

Page 38: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

34

34

3) Menentukan dengan cara bagaimana keterampilan proses sains tersebut diukur

(misalnya apakah tes unjuk kerja, tes tulis, ataukah tes lisan).

4) Membuat kisi-kisi instrumen.

5) Mengembangkan instrumen pengukuran keterampilan proses sains

berdasarkan kisi-kisi yang dibuat. Pada saat ini perlu mempertimbangkan

konteks dalam item tes keterampilan proses sains dan tingkatan keterampilan

proses sains (objek tes).

6) Melakukan validasi instrumen.

7) Melakukan ujicoba terbatas untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas

empiris.

8) Perbaikan butir-butir yang belum valid.

9) Terapkan sebagai instrumen penilaian keterampilan proses sains dalam

pembelajaran sains.

Pada langkah-langkah penyusunan instrument di atas, pencarian validitas dan

reabilitas empiris terutama dilakukan untuk penilaian keterampilan proses sains yang

beresiko tinggi. Penilaian yang beresiko tinggi yang dimaksud adalah penilaian dalam

penelitian, penilaian dalam skala besar atau penilaian untuk tujuan tertentu.

Pengukuran terhadap keterampilan proses siswa, dapat dilakukan dengan

menggunakan instrumen tertulis. Pelaksanaan pengukuran dapat dilakukan secara tes

(paper and pencil test) dan bukan tes. Penilaian melalui tes dapat dilakukan dalam

bentuk tes tertulis (paper and pencil test). Sedangkan penilaian melalui bukan tes

dapat dilakukan dalam bentuk observasi atau pengamatan. Menurut Bajah (2000),

penilaian dalam keterampilan proses agak sulit dilakukan melalui tes tertulis

dibandingkan dengan teknik observasi. Namun demikian, menggunakan kombinasi

kedua teknik penilaian tersebut dapat meningkatkan akurasi penilaian terhadap

keterampilan proses sains (Mahmuddin, 2010).

1) Penilaian Keterampilan Proses Melalui Tes Tertulis

Penilaian secara tertulis terhadap keterampilan proses sains dapat dilakukan

dalam bentuk essai dan pilihan ganda. Pertanyaan yang disusun dalam bentuk

pertanyaan konvergen dan pertanyaan divergen. Penilaian dalam bentuk essai

memerlukan jawaban yang berupa pembahasan atau uraian kata-kata. Jawaban yang

dituliskan oleh siswa akan lebih bersifat subjektif, yang berarti menggambarkan

pemahaman yang lebih indiviualistik.

Sebuah contoh konstruksi instrument penilaian secara tertulis dalam bentuk

tes essai, sebagai berikut: Sebuah percobaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh

air terhadap pertumbuhan tanaman jagung. Setelah dilakukan pengukuran dalam

selama tujuh hari, diperoleh data sebagai berikut:

Page 39: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

35

35

Tabel 3. Rubrik Percobaan Laboratorium

Hari Ke- Tinggi Tanaman (cm)

Disiram Air Setiap Hari Tidak Disiram Air

1 5 5

2 7 6

3 8,5 6,5

4 11 6,9

5 12,8 7,2

6 14 7,3

7 15,9 7,3

Pertanyaan:

1) Tuliskan rumusan masalah pada percobaan di atas! (skor 2)

2) Buatlah kesimpulan berdasarkan data hasil percobaan di atas! (skor 2)

Pengukuran keterampilan proses yang dilakukan melakui tes yang dikontruksi

dalam bentuk pertanyaan pilihan ganda, kemungkinan jawaban atas pertanyaan sudah

disiapkan dan biasanya terdiri atas empat atau lima pilihan. Penilaian yang diperoleh

dengan menggunakan pilihan jawaban dapat memberikan hasil yang lebih obyektif,

sebab jawaban atas masalah yang ada telah ditetapkan. Menurut Arikunto (2009),

penilaian dalam bentuk pilihan ganda, lebih representative mewakili isi dan luas

bahan atau materi. Selain itu, dalam proses pemeriksaan dapat terhindar dari unsur-

unsur subjektivitas. Namun demikian, penggunaan penilaian model ini, cenderung

mengungkapkan daya pengenalan kembali dan banyak memberi peluang tebakan.

Hasil yang diperoleh pun dapat berbeda dengan kondisi siswa yang sesungguhnya.

Smith dan Welliver telah mengembangkan instrumen penilaian untuk

mengukur keterampilan proses sains bagi siswa sekolah dasar dan sekolah menengah.

Instrumen tes tertulis disusun dalam bentuk pertanyaan pilihan ganda. Untuk

menjawab soal ini, siswa terlibat dalam pemecahan masalah dan mengharuskan

menerapkan keterampilan proses yang tepat untuk setiap pertanyaan.

2) Penilaian Keterampilan Proses Melalui Bukan Tes

Penilaian melalui keterampilan proses sains melalui bukan tes dapat dilakukan

dalam bentuk observasi atau pengamatan. Pengamatan dalam penilaian ini dapat

dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Selama proses kegiatan

pembelajaran sains dilaksanakan, guru dapat melakukan penilaian dengan mengamati

perilaku siswa secara langsung dalam menunjukkan kemampuan keterampilan proses

sains yang dimiliki. Selain itu, hasil-hasil pekerjaan tugas siswa atau produk hasil

belajar siswa juga dapat diamati untuk menilai keterampilan proses siswa secara

integrative.

Menurut Sumiati dan Asra (2008), Arikunto (2009) dan Widyatiningtyas

(2010), penilaian keterampilan proses dengan melalui bukan tes diperlukan lembar

Page 40: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

36

36

pengamatan yang lebih rinci untuk menilai perilaku yang diharapkan. Lembar

pengamatan ini dapat berupa rubrik, daftar chek atau skala bertingkat. Menilai siswa

dengan menggunakan rubrik, dapat mendeterminasikan kemampuan siswa

berdasarkan kriteria-kriteria yang ditetapkan. Rubrik penilaian memuat kriteria

esensial terhadap tugas atau standar keterampilan proses sains serta level unjuk kerja

yang tepat terhadap setiap kriteria.

Sebuah contoh rubrik penilaian untuk mengukur kegiatan percobaan

laboratorium dapat disajikan, sebagai berikut:

Tabel 4. Rubrik Percobaaan Laboratorium

Kriteria

Skor

4

(sangat baik)

3

(baik)

2

(cukup)

1

(kurang)

Tujuan

percobaan

Mengidentifikasi

tujuan dan cirri

khusus

Mengidentifika

si tujuan

Mengidentifi

kasi sebagian

tujuan

Salah

mengidentifika

si tujuan

Alat dan

Bahan

Melist semua alat

dan bahan

Melist semua

bahan

Melist

beberapa

bahan

Salah melist

bahan

Hypotesis Memprediksi

dengan benar

fakta dan

membuat

hipotesis

Memprediksi

dengan benar

fakta

Memprediksi

dengan

beberapa

fakta

Menebak-

nebak

Prosedur Melist semua

tahap dan detail-

detail khusus

Melist semua

tahap

Melist

beberapa

tahap

Salah melist

tahap

Hasil Data direkam,

diorganisir, dan

digrafiskan

Data direkam,

diorganisir

Data direkam Hasil salah atau

tidak betul

Simpulan Tampak

memahami

konsep dan

membuat

hipotesis baru

untuk aplikasi

pada situasi lain.

Tampak

memahami

konsep yang

telah dipelajari

Tampak

memahami

beberapa

konsep

Tidak ada

kesimpulan

atau tampak

miskonsepsi

Sebagaimana pada contoh di atas, sebuah rubric memuat dua komponen, yaitu

kriteria dan level unjuk kerja (performance). Pada setiap rubrik terdiri atas minimal

dua criteria dan dua level unjuk kerja. Criteria biasanya ditempatkan pada kolom

paling kiri, sedangkan level unjuk kerja ditempatkan pada baris paling atas dalam

Page 41: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

37

37

tabel rubrik. Untuk memudahkan dalam penggunaannya, level unjuk kerja terdiri atas

level kuantitatif berupa angka (1, 2, 3, dan 4) dan level kualitatif.

Dalam rubrik biasanya juga disertai dengan deskriptor. Dekriptor menyatakan

harapan kondisi siswa pada setiap level unjuk kerja untuk setiap criteria. Pada contoh

rubrik, dapat dilihat adanya perbedaan diskriptor antara tujuan kegiatan yang

dirumuskan dengan sangat baik dan tujuan kegiatan yang dirumuskan dengan baik.

Pada descriptor, siswa dapat melihat syarat unjuk kerja untuk mencapai sebuah level

kriteria. Bagi guru, descriptor dapat membantu guru untuk memberikan penilaian

secara konsisten pada hasil kerja siswa.

Dalam implementasinya, penilaian melalui observasi dengan menggunakan

rubrik penilaian memiliki beberapa keunggulan. Ketika rubrik penilaian ini

dikomunikasikan kepada siswa di awal pembelajaran, ekspektasi terhadap pencapaian

level keterampilan proses dapat diidentifikasikan dan dipahami secara baik oleh

siswa. Observasi dapat menghasilkan penilaian yang konsisten dan obyektif. Selain

itu, hasil penilaian dapat menghasilkan umpan balik (feedback) yang lebih baik. Hasil

penilaian dapat menunjukkan level khusus performans siswa selanjutnya yang harus

dicapai oleh siswa. Dalam hal ini, guru dan siswa dapat mengetahui secara pasti, area

kebutuhan siswa yang perlu pengembangan.

Dengan demikian, perihal rencana penilaian yang dilakukan untuk mengukur

keterampilan proses sains dapat dikomunikasikan secara pasti kepada siswa sebelum

pelaksanaan pembelajaran. Siswa sebagai subyek pembelajaran dapat menentukan

target yang harus dicapai selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian pun

dapat mencapai tujuan sebagaimana mestinya.

3) Waktu dan Subjek Penilaian

Selain perihal instrumen penilaian yang penting dirumuskan sebagai bagian

terintegrasi dari rencana penilaian pembelajaran, waktu dan subyek penilaian juga

harus direncanakan. Pelaksanaan penilaian keterampilan proses sains, dapat

dilakukan di awal pembelajaran sebagai pretes, di akhir pembelajaran sebagai postes,

atau selama pelaksanaan pembelajaran sebagai penilaian proses (on going

assessment). Waktu pelaksanaan penilaian ini bersifat relative, dan sangat ditentukan

oleh aspek keterampilan proses sains yang diukur dan tujuan penilaian itu sendiri.

Jika penilaian dimaksudkan untuk melihat kemajuan perkembangan keterampilan

proses sains yang dicapai siswa selama pembelajaran, maka penilaian dapat dilakukan

dengan cara pretes/postes. Sedangkan penilaian keterampilan proses yang

dimaksudkan untuk mengukur secara langsung detail-detail pencapaian keterampilan

proses sains, maka penilaian dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung

dengan menggunakan lembar observasi atau rubrik penilaian.

Perihal subyek penilaian dalam keterampilan proses sains juga dapat

disesuaikan dengan tujuan penilaian dilakukan. Pelaksanaan penilaian keterampilan

Page 42: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

38

38

proses sains dapat dilakukan dalam bentuk tiga arah yaitu penilaian guru, penilaian

sebaya dan penilaian diri. Keterampilan proses sains umumnya dilakukan

penilaiannya oleh guru pengampuh mata pelajaran. Dalam hal ini, penilaian

merupakan bagian dari proses pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh guru.

Namun, untuk tujuan tertentu penilaian keterampilan proses sains dapat melibatkan

siswa sebagai subyek penilaian.

Penilaian yang melibatkan siswa terhadap siswa lain dapat dilakukan dalam

sebuah kelompok. Selama proses belajar berlansung, siswa bekerja dalam kelompok

untuk sebuah percobaan. Keberadaan siswa dalam kelompok, tentu memiliki peran

tersendiri sehingga masing-masing memberikan konstribusi sebagai tim. Aktivitas

siswa selama bekerja dalam kelompok dan kontribusinya dalam mendukung hasil

kerja dapat dirasakan dan diamati secara persis oleh setiap anggota kelompok. Dalam

situasi ini, penilaian teman sebaya dapat digunakan sebagai data pembanding yang

dapat diekuilibrasikan dengan hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru. penilaian

dengan melibatkan teman kelompok, dapat memberikan efek positif dalam

perkembangan sikap ilmiah siswa. Secara korelasional hal ini diharapkan dapat

meningkatkan peran siswa dalam kelompok sehingga berpengaruh kepada

perkembangan keterampilan proses sains siswa.

Sementara itu, penilaian keterampilan proses sains yang melibatkan siswa

dalam menilai dirinya dapat digunakan untuk memberikan bahan refleksi langsung

bagi siswa. Dalam proses ini, siswa akan mengevaluasi kemampuan yang telah

dicapainya, dan secara sportif memberikan pengakuan terhadap diri sendiri. Proses ini

memiliki dampak psikologis yang diharapkan dapat memicu motivasi intrinsik siswa

untuk terus mengembangkan keterampilan proses sains yang telah dicapai. Namun

demikian, penilaian keterampilan proses sains yang melibatkan siswa hanya dapat

dilakukan secara sinergis dan optimal jika instrumen penilaian disiapkan dengan

kriteria yang jelas dan telah ditetapkan guru.

C.3 Pengertian Kerja Ilmiah dan Cara Penilaiannya

Kerja ilmiah merupakan cara memecahkan permasalahan dengan serangkaian

kegiatan yang berurutan atau sistematis (Wasis & Irianto, 2008). Dalam melakukan

kerja ilmiah seseorang dituntut memiliki beberapa keterampilan, keterampilan

tersebut meliputi keterampilan proses dan keterampilan penggunaan alat kerja.

Keterampilan proses merupakan kecakapan dalam setiap tahapan atau langkah kerja

ilmiah, misalnya terampil melakukan observasi, mengolah data, menafsirkan data,

dan melakukan eksperimen. Terampil menggunakan alat misalnya dapat

menggunakan voltmeter, mengencerkan larutan, menggunakan mikroskop, dan

membuat preparat dengan baik dan benar.

Kerja ilmiah menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan

konsep serta penumbuhan dan pengembangan sikap dan nilai. Irama atau tindakan

Page 43: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

39

39

belajar-mengajar seperti ini akan menciptakan kondisi siswa belajar secara aktif

(Semiawan et al., 1990).

Semiawan et al., (1990) mengungkapkan, keterampilan-ketrampilan pada

kerja ilmiah adalah sebagai berikut:

1) Observasi, menggunakan indra untuk memilah-milahkan mana yang penting

dari yang kurang penting;

2) Klasifikasi, mencari atau menemukan persamaan dan perbedaan, atau

diberikan kriteria tertentu untuk melakukan pengelompokan;

3) Prediksi, mengajukan dugaan atau ramalan berdasarkan hasil observasi atau

penelitian yang memperlihatkan pola atau kecenderungan tertentu;

4) Berkomunikasi, menyampaikan hasil temuan kepada orang lain baik secara

lisan maupun tulisan;

5) Berhipotesis, dapat merumuskan dugaan atau jawaban sementara yang akan

diuji kebenarannya;

6) Merencanakan percobaan atau penyelidikan, harus memberi kesempatan

untuk mengusulkan gagasan berkenaan dengan alat atau bahan yang akan

digunakan, objek yang akan diteliti dan prosedur yang harus ditempuh;

7) Menerapkan konsep atau prinsip, menerapkan konsep yang telah dikuasai

untuk memecahkan masalah tertentu atau menjelaskan suatu peristiwa baru

dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki, dan

8) Menyimpulkan, membuat kesimpulan sementara atau inferensi berdasarkan

informasi yang dimilki sampai suatu waktu tertentu.

Di dalam kegiatan pembelajaran selalu diakhiri dengan penilaian hasil belajar.

Devi (2010), menyampaikan karakteristik yang harus diperhatikan dalam menyusun

soal yang mengukur jenis-jens keterampilan proses sebagai berikut:

1) Observasi: dalam butir soal harus ada objek atau peristiwa yang dapat diamati;

2) Klasifikasi: dalam peristiwa harus disajikan objek atau peristiwa yang dapat

ditemukan atau dicari persamaan atau perbedaan dari objek tersebut, atau

diberi kriteria untuk melakukan pengelompokan;

3) Prediksi: dalam butir soal harus jelas pola atau kecenderungan untuk dapat

diajukan suatu dugaan atau ramalan;

4) Interpretasi: dalam butir soal harus disajikan sejumlah data untuk

memperlihatkan pola, dan

5) Komunikasi: dalam soal harus ada satu bentuk penyajian tertentu untuk

diubah kebentuk penyajian lainnya, misalkan bentuk uraian ke bagan, bentuk

tabel ke bentuk grafik.

Page 44: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

40

40

B. RINGKASAN MATERI

Keterampilan proses merupakan serangkaian peristiwa yang harus dilakukan

oleh siswa dalam mencari, dan memproses hasil perolehannya untuk kemudian

dijadikan pengetahuan baru bagi dirinya sendiri. Ada berbagai Keterampilan dalam

keterampilan proses, keterampilan – keterampilan tersebut terdiri dari keterampilan-

keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan-keterampilan terintegrasi

(intregated skills). Keterampilan-keterampilan dasar terdiri dari enam keterampilan,

yakni: mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan

mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan-keterampilan terintegrasi terdiri dari:

mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk

grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data,

menganalisa penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara

operasional, merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen (Funk, 1985 dalam

Dimyati dan Mudjiono, 2002). Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002) bahwa keenam

aspek keterampilan proses sains dasar tersebut adalah: (1) mengamati, (2)

mengklasifikasikan, (3) mengkomunikasikan, (4) mengukur, (5) memprediksi, (6)

menyimpulkan.

Penilaian merupakan tahapan penting dalam proses pembelajaran. Penilaian

dalam pembelajaran sains dapat dimaknai sebagai membawa konten, proses sains dan

sikap ilmiah secara bersama-sama. Penilaian dilakukan terutama untuk menilai

kemajuan siswa dalam pencapaian keterampilan proses sains. Menurut Smith dan

Welliver dalam Mahmuddin, 2010, pelaksanaan penilaian keterampilan proses dapat

dilakukan dalam beberapa bentuk, diantaranya: 1) Pretes dan postes, 2) Diagnostik, 3)

penempatan kelas, 4) Pemilihan kompetisis siswa, 5) Guru melaksanakan penilaian

keterampilan proses sains, dan 6) Bimbingan karir.

Kerja ilmiah merupakan cara memecahkan permasalahan dengan serangkaian

kegiatan yang berurutan atau sistematis (Wasis & Irianto, 2008). Dalam melakukan

kerja ilmiah seseorang dituntut memiliki beberapa keterampilan, keterampilan

tersebut meliputi keterampilan proses dan keterampilan penggunaan alat kerja.

Keterampilan proses merupakan kecakapan dalam setiap tahapan atau langkah kerja

ilmiah, misalnya terampil melakukan observasi, mengolah data, menafsirkan data,

dan melakukan eksperimen. Terampil menggunakan alat misalnya dapat

menggunakan voltmeter, mengencerkan larutan, menggunakan mikroskop, dan

membuat preparat dengan baik dan benar.

C. Tugas dan Latihan

1) Apa yang Anda pahami mengenai keterampilan proses sains?

2) Jelaskan bentuk-bentuk penlaian keterampilan proses sains?

3) Dalam melakukan kerja ilmiah, seseorang dituntuk untuk memiliki beberapa

keterampilan. Sebutkan dan jelaskan!

Page 45: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

41

41

D. Rambu-Rambu Jawaban

1) Jawaban Anda benar jika menjelaskan definisi keterampilan proses sains dan

menjelaskan bagian-bagian keterampilan proses sains dasar dan terintegrasi.

2) Jawaban Anda benar jika menjelaskan bentuk-bentuk penilaian keterampilan

proses sains seperti: 1) Pretes dan postes, 2) Diagnostik, 3) Penempatan kelas,

4) Pemilihan kompetisis siswa, dan 5) Bimbingan karir.

3) Jawaban Anda benar jika menjelaskan keterampilan proses dan keterampilan

penggunaan alat kerja.

Page 46: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

42

42

BAB V

A. TUJUAN

Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan mampu:

1. Menjelaskan dan memahami pengertian dan prinsip pemilihan pendekatan

pembelajaran IPA

2. Menjelaskan dan memahami jenis-jenis pendekatan dalam pembelajaran IPA di

SD

3. Menerapkan jenis-jenis pendekatan dalam pembelajaran IPA

B POKOK-POKOK MATERI

4. Pengertian dan prinsip pemilihan pendekatan pembelajaran IPA

5. Jenis-jenis pendekatan dalam pembelajaran IPA di SD

6. Penerapan jenis-jenis pendekatan dalam pembelajaran IPA

D. URAIAN MATERI

C.1 Pengertian dan Prinsip Pemilihan Pendekatan Pembelajaran IPA

Pendekatan pembelajaran dapat berarti aturan pembelajaran yang berusaha

meninngkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa

dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar. Selain tu pendekatan

pembelajaran adalah arah suatu kebijaksanaan yang ditempuh guru atau siswa dalam

mencapai tujuan pengajaran dilihat dari bagaimana materi disajikan. Pengertian lain

dari pendekatan pembelajaran adalah jalan atau cara yang digunakan oleh guru atau

pembelajar untuk memungkinkan siswa belajar. Dari pendapat tersebut, dapat

disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran adalahcara yang digunakan oleh guru

dalam menyajikan suatu materi yangmemungkinkan siswa belajar untuk mencapai

tujuan pembelajaran.

Ada delapan komponen utama dalam pendekatan pembelajaran yaitu sebagai berikut:

a) Melakukan hubungan yang bermakna (making meaningful connections)

Siswa dapat mengatur diri sendiri sebagai orang yang belajar secara aktif

dalam mengembangkan minatnya secara individu, orang yang dapat bekerja

sendiri atau bekerja dalam kelompok, dan orang yang dapat belajar sambil

berbuat.

b) Melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan (doing significant work)

Siswa membuat hubungan-hubungan antara sekolah dan berbagai konteks

yang ada dalam kehidupan nyata sebagai pelaku bisnis dan anggota

masyarakat.

PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD

Page 47: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

43

43

c) Belajar yang diatur sendiri (self-regulated learning)

Siswa melakukan pekerjaan yang signifikan; ada tujuannya, ada urusannya

dengan orang lain, ada hubungannya dengan penentuan pilihan, dan ada

produknya/hasilnya yang sifatya nyata.

d) Bekerja sama (collaborating)

Siswa dapat bekerja sama. Guru membantu siswa bekerja secara efektif dalam

kelompok, membantu mereka memahami bagaimana mereka saling

mempengaruhi dan saling berkomunikasi.

e) Berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking)

Siswa dapat menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi secara kritis dan

kreatif; dapat menganalisis, membuat sintesis, memecahkan masalah,

membuat keputusan, dan menggunakan logika dan bukti-bukti.

f) Mengasuh atau memelihara pribadi siswa (nurturing the individual)

Siswa memelihara pribadinya, mengetahui, memberi perhatian, memiliki

harapan-harapan yang tinggi, memotivasi dan memperkuat diri sendiri.

g) Mencapai standar yang tinggi (reaching high standards)

Siswa mengenal dan mencapai standar yang tinggi; mengidentifikasi tujuan

dan memotivasi siswa untuk mencapainya.

h) Menggunakan penilaian autentik (using authentic assesment)

Siswa menggunakan pengetahuan akademis dalam konteks dunia nyata untuk

suatu tujuan yang bermakna.

Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan,

yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa

(student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau

berpusat pada guru (teacher centered approach). Berdasarkan pendekatan

pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi

pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003)

mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:

a) Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (output)

dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi

dan selera masyarakat yang memerlukannya.

b) Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang

paling efektif untuk mencapai sasaran.

c) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan

dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.

d) Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran

(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement)

usaha.

Page 48: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

44

44

Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:

a) Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan

profil perilaku dan pribadi peserta didik.

b) Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang

dipandang paling efektif.

c) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode

dan teknik pembelajaran.

d) Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau

kriteria dan ukuran baku keberhasilan.

C.2 Jenis-jenis Pendekatan Dalam Pembelajaran IPA di SD

Beberapa pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk

membelajarkan IPA di SD yaitu:

1) Pendekatan Konsep

Pendekatan konsep adalah pendekatan yang mengarahkan peserta didik

meguasai konsep secara benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep

(miskonsepsi). Konsep merupakan struktur mental yang diperoleh dari pengamatan

dan pengalaman. Pendekatan Konsep merupakan suatu pendekatan pengajaran yang

secara langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk

menghayati bagaimana konsep itu diperoleh. Melalui pendekatan konsep, guru

membimbing dan mengarahkan siswa untukmemahami suatu topik dengan cara

memahami konsep-konsep yang terkandung dalamtopik tersebut. Semua kegiatan

yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran diarahkan pada penguasaan konsep dan

sub konsep dalam topik tersebut.

Penggunaan pendekatan konsep berarti bahwa semua kegiatan yang dilakukan

selama pembelajaran (apapun metode yang digunakannya), diarahkan agar siswa

memahami konsep-konsep tersebut. Untuk kegiatan pembelajaran nantinya guru bisa

saja menggunakan satu atau beberapa metode pembelajaran yang sesuai, misalnya

metode ceramah, metode widyawisata, dan metode diskusi.

Kondisi-kondisi yang dipertimbangkan dalam kegiatan belajar mengajar

dengan pendekatan konsep adalah:

a) Menanti kesiapan belajar, kematangan berpikir sesuai denaan unsur

lingkungan.

b) Mengetengahkan konsep dasar dengan persepsi yang benar yang mudah

dimengerti.

c) Memperkenalkan konsep yang spesifik dari pengalaman yang spesifik pula

sampai konsep yang kompleks.

d) Penjelasan perlahan-lahan dari yang konkret sampai ke yang abstrak.

Page 49: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

45

45

Hal penting yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pendekatan konsep

adalah bahwaapapun yang dilakukan, fokusnya adalah pemahaman siswa terhadap

konsep-konsep yangterkandung dalam suatu topik/tema.

2) Pendekatan Lingkungan

Pendekatan lingkungan adalah pendekatan proses dengan lingkungan sebagai

sarana atau media untuk memperkenalkan lingkungan kepada peserta didik dalam

mengembangkan aspek kognitif. Saat ini pendekatan lingkungan tidakhanya sekedar

mengembangkan aspek kognitif saja, tetapi lebih diutamakan untuk mengembangkan

aspek afektif, yaitu dengan tujuan supaya orang mau terlibat, mau menangani dan

mau memelihara lingkungan.

Pendekatan lingkungan dalam proses belajar dan pembelajaran IPA adalah

pemanfaatan lingkungan sebagai sarana pendidikan. Dalam pembelajaran IPA,

relevansi pembelajaran dengan lingkungannya dapat dicapai dengan memanfaatkan

lingkungan peserta didik sebagai laboratorium alam.

Pendekatan lingkungan dalam pembelajaran mempunyai ciri-ciri sebagai

berikut (Dahar,1982):

a) Yang dimaksud dengan lingkungan, mencakup semua benda dan keadaan

yang mempengaruhi peserta didik.

b) Isi pelajaran disesuaikan dengan keadaan lingkungan peserta didik dan

penerapan-penerapan IPA.

c) Penyusunan bahan ajar berkisar pada suatu tema atau topik.

Pembelajaran IPA yang berorientasi pada lingkungan akan memberi

kesempatan peserta didik memahami proses IPA yang berkaitan dengan

lingkungannya, hal ini akan menumbuhkan kesadaran keberadaan peserta didik dalam

ekosistemnya. Selain hal tersebut di atas, lingkungan hidup sebagai sarana

pendidikan memberikan keuntungan dan kelebihan bagi peserta didik yaitu:

a) Pengamatan langsung akan memberikan dorongan untuk memiliki

pengetahuan lebih jauh tentang masalah yang dihadapi;

b) Alat atau bahan tidak perlu dibeli dengan biaya mahal;

c) Dapat digunakan setiap waktu dan terdapat di mana-mana.

Hal penting yang perlu diperhatikan tentang pendekatan lingkungan adalah

bahwa kegiatan pembelajaran senantiasa merujuk dan menggunakan sumber-sumber

belajar yang ada di lingkungan sekitar siswa. Penggunaan pendekatan lingkungan

tidak selalu mengharuskan siswa belajar di luar kelas dan sebaliknya sekalipun siswa

belajar di luar kelas kelas tidak otomatis berarti bahwa kegiatan pembelajaran

tersebut menggunakan pendekatan lingkung

3) Pendekatan Discovery

Pendekatan discovery merupakan pendekatan mengajar yang memerlukan

proses mental, seperti mengamati, mengukur, menggolongkan, menduga,

Page 50: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

46

46

menjelaskan, dan mengambil kesimpulan. Pada kegiatan discovery guru hanya

memberikan masalah dan siswa disuruh memecahkan masalah melalui percobaan.

Keterampilan mental yang dituntut lebih tinggi dari pada discovery antara lain:

merancang dan melakukan percobaan, mengumpulkan dan menganalisis data, dan

mengambil kesimpulan.

Pendekatan Discoveri memiliki beberapa keuntungan, yaitu: 1) pengetahuan

yang diperoleh dapat bertahan lebih lama dalam ingatan, atau lebih mudah diingat,

dibandingkan dengan cara-cara lain, 2) dapat meningkatkan penalaran siswa dan

kemampuan untuk berpikir, karena mereka harus menganalisis dan memanipulasi

informasi untuk memecahkan permasalahan, 3) dapat membangkitkan keingintahuan

siswa, memotivasi siswa untuk bekerja terus sampai mereka menemukan jawabannya.

Pendekatan discovery (discovery approach) sebagai sebuah teori belajar yang dapat

didefinisikan sebagai belajar, yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan

pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan untuk mengorganisasikan sendiri.

4) Pendekatan Berbasis Kontruktivisme

Konstruktivisme merupakan teori pembelajaran yang relatif baru. Secara garis

besar ada lima prinsip tentang belajar dan mengajar yang merupakan dasar bagi

pendekatan-pendekatan berbasis konstruktivisme Widodo (2004).

a) Pertama, pembelajar telah memiliki pengetahuan awal. Tidak ada pembelajar

yang otaknya benar-benar kosong. Pengatahuan awal yang dimiliki

pembelajar memainkan peran penting pada saat dia belajar tentang sesuatu hal

yang ada kaitannya dengan apa yang telah diketahui.

b) Kedua, belajar merupakan proses pengkonstruksian suatu pengatahuan

berdasarkan pengatahuan yang telah dimiliki. Pengetahuan tidak dapat

ditransfer dari suatu sumber ke penerima, namun pembelajar sendirilah yang

mengkonstruk pengetahuan.

c) Ketiga, belajar adalah perubahan konsepsi pembelajar. Karena pembelajar

telah memiliki pengetahuan awal, maka belajar adalah proses mengubah

pengetahuan awal siswa sehingga sesuai dengan konsep yang diyakini “benar”

atau agar pengetahuan awal siswa bisa berkembang menjadi suatu konstruk

pengetahuan yang lebih besar.

d) Keempat, proses pengkonstruksian pengetahuan berlangsung dalam suatu

konteks sosial tertentu. Sekalipun proses pengkonstruksian pengetahuan

berlangsung dalam otak masing-masing individu, namun sosial memainkan

peran penting dalam proses tersebut sebab individu tidak terpisah dari

individu lainnya.

e) Kelima, pembelajar bertanggung jawab terhadap proses belajarnya. Guru atau

siapapun tidak dapat memaksa siswa untuk belajar sebab tidak ada

seorangpun yang bisa “mengatur” proses berpikir orang lain. Guru hanyalah

Page 51: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

47

47

menyiapkan kondisi yang memungkinkan siswa belajar, namun apakah siswa

benar-benar belajar tergantung sepenuhnya pada diri pembelajar itu sendiri.

Berdasarkan prinsip-prinsip konstruktivisme, dikembangkanlah

pendekatanpendekatan pembelajaran, misalnya pendekatan interaktif. Pendekatan

interaktif memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan untuk

kemudian melakukan penyelidikan yang berkaitan dengan pertanyaan yang mereka

ajukan.

C.3 Penerapan Jenis-Jenis Pendekatan Dalam Pembelajaran IPA

1) Penerapan Pendekatan Konsep dalam Pembelajaran IPA

Adapun langkah-langkah mengajar dengan pendekatan konsep melalui 3 tahap

yaitu,

a) Tahap Enaktik

Tahap enaktik dimulai dari:

- Pengenalan benda konkret.

- Menghubungkan dengan pengalaman lama atau berupa pengalaman baru.

- Pengamatan, penafsiran tentang benda baru.

b) Tahap Simbolik

Tahap simbolik siperkenalkan dengan: Simbol, lambang, kode, seperti angka,

huruf, kode, Membandingkan antara contoh dan non-contoh untuk menangkap

apakah siswa cukup mengerti akan ciri-cirinya. Memberi nama, dan istilah serta

defenisi.

c) Tahap Ikonik

Tahap ini adalah tahap penguasaan konsep secara abstrak, seperti: Menyebut

nama, istilah, definisi, apakah siswa sudah mampu mengatakannya.

2) Penerapan Pendekatan Lingkungan dalam Pembelajaran IPA

Pendekatan lingkungan dapat dilakukan dalam bentuk mengajak peserta

didikmengadakan pengamatan langsung ke lapangan atau dengan jalan memindahkan

kondisi lapangan ke kondisi yang lebih ideal yaitu pengamatandan penelitian dalam

laboratorium (Novak, 1973). Pengamatan di dalam laboratorium alam bagi peserta

didik akan memberikan kesan dan pengertian yang lebih mendalam dibandingkan bila

suatu masalah didapat secara verbal saja. Melalui pengamatan, peserta didik

berkesempatan untuk melihat proses dan berkesempatan melakukan pekerjaan ilmiah,

yaitu membuat hipotesa, mengumpulkan data serta menguji kebenaran hipotesa yang

dibuatnya.

Sebagai contoh. Peserta didik mengamati proses terjadinya alkohol dalam

peragian singkong. Dalam proses pembuatan tape ini terjadi reaksi:

C6 H12 O6 → 2 C2 H5 OH + 2 CO2

Page 52: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

48

48

Dalam proses pembelajaran ini peserta didik dapat mengamati: 1) reaksi

organik pada umumnya berjalan lambat; 2) pembentukan alkohol dapat dipercepat

dengan kenaikan suhu, atau sebaliknya proses diperlambat dengan penurunan suhu

yaitu dimasukkan dalam lemari es.

3) Penerapan Pendekatan Discovery dalam Pembelajaran IPA

Adapun langkah-langkah pembelajaran menggunakan pendekatan discovery

yaitu:

a) Identifikasi kebutuhan siswa;

b) Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan

generalisasi pengetahuan;

c) Seleksi bahan, problema/ tugas-tugas;

d) Membantu dan memperjelas tugas/ problema yang dihadapi siswa serta

peranan masing-masing siswa;

e) Mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan;

f) Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan;

g) Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan;

h) Membantu siswa dengan informasi/ data jika diperlukan oleh siswa;

i) Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang

mengarahkan dan mengidentifikasi masalah;

j) Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa;

k) Membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya.

4) Penerapan Pendekatan Berbasis Kontruktivisme dalam Pembelajaran IPA

Adapun langkah-langkah pembelajaran IPA menggunakan pendekatan

kontruktivisme salah satunya yaitu pendekatan interkatif sebagai berikut:

1) Persiapan

Pada tahap ini guru bersama-sama siswa memilih topik yang akan dikaji.

Pemilihan topik tentu saja tetap harus memperhatikan struktur kurikulum sekolah.

2) Pengetahuan

Pada tahap ini guru mengajukan sejumlah pertanyaan untuk menggali hal-hal yang

sudah diketahui (dan yang belum diketahui) siswa mengenai topik yang dikaji.

Langkah ini perlu dilakukan agar nantinya bisa dibandingkan dengan pengetahuan

siswa setelah mengikuti pelajaran.

3) Eksplorasi

Pada tahap ini ditampilan hal-hal yang bisa memancing rasa ingin tahu siswa.

Selanjutnya siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan berkaitan dengan topik

kegiatan tersebut.

Page 53: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

49

49

4) Siswa merumuskan pertanyaan

Pada tahap ini pertanyaan-pertanyaan siswa diseleksi/dirumuskan kembali

sehingga muncul beberapa pertanyaan saja yang akan dicari jawabannya.

Seringkali pertanyaan yang diajukan siswa bukanlah pertanyaan yang

sesungguhnya ingin diketahui jawabannya. oleh karena itu guru harus bias

membantu siswa merumuskan pertanyaan yang bisa diteliti/dicari tahu

jawabannya.

5) Penyelidikan

Pada tahap ini guru membantu siswa melakukan penelitian/percobaan dalam

rangka menemukan jawaban pertanyaan mereka. Kegiatan ini mungkin

berlangsung dalam waktu yang cukup lama sehingga tidak mencukupi apabila

hanya dilakukan di sekolah. Oleh karena itu guru dapat mendesain sebuah projek

penelitian yang bisa dilanjutkan di luar jam sekolah.

6) Pengetahuan akhir

Pada tahap ini siswa diminta mengungkapkan hal-hal yang kini mereka ketahui

berkaitan dengan topik yang dibahas. Selanjutnya mereka diminta untuk

membandingkan apa yang kini mereka ketahui dibandingkan dengan apa yang

sebelumnya mereka ketahui.

7) Refleksi

Pada tahap ini siswa diminta melakukan refleksi tentang apa yang telah mereka

lakukan, apa yang dulu mereka ketahui, apa yang sekarang mereka ketahui, dan

apa yang belum dan ingin mereka ketahui.

Pendekatan interaktif merupakan pendekatan pembelajaran yang didasarkan

pada pertanyaan-pertanyaan siswa. Untuk melakukan pendekatan interaktif

diperlukan keterampilan keterampilan bertanya pada diri siswa (terutama pertanyaan

produktif). Apabila diberi kesempatan, sesungguhnya siswa bisa mengajukan banyak

pertanyaan namun pada umumnya pertanyaan yang mereka ajukan belumlah berupa

pertanyaan yang “operasional” yang bisa dijawab melalui penelitian. Untuk itu

diperlukan kemampuan guru untuk membantu siswa merumuskan kembali

pertanyaan mereka menjadi pertanyaan yang dapat ditemukan jawabannya melalui

kegiatan.

D. RINGKASAN MATERI

Pendekatan pembelajaran dapat berarti aturan pembelajaran yang berusaha

meninngkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa

dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar. Selain tu pendekatan

pembelajaran adalah arah suatu kebijaksanaan yang ditempuh guru atau siswa dalam

mencapai tujuan pengajaran dilihat dari bagaimana materi disajikan. Pengertian lain

dari pendekatan pembelajaran adalah jalan atau cara yang digunakan oleh guru atau

pembelajar untuk memungkinkan siswa belajar.

Page 54: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

50

50

Beberapa pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk

membelajarkan IPA di SD yaitu: 1) pendekatan konsep, 2) pendektan lingkungan, 3)

pendekatan discovery, dan 4) pendekatan berbasis kontruktivisme.

F. Tugas dan Latihan

1) Jelaskan komponen utama dalam pendekatan pembelajaran menurut

pemahaman Anda!

2) Sebutkan dan jelaskan pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan dalam

pembelajaran IPA SD!

B. Rambu-Rambu Jawaban

1) Jawaban Anda benar jika menjelaskan delapan komponen pembelajaran

meliputi: 1) Melakukan hubungan yang bermakna (making meaningful

connections), 2) Melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan (doing

significant work), 3) Belajar yang diatur sendiri (self-regulated learning), 4)

Bekerja sama (collaborating), 5) Berpikir kritis dan kreatif (critical and

creative thinking), 6) Mengasuh atau memelihara pribadi siswa (nurturing the

individual), 7) Mencapai standar yang tinggi (reaching high standards), dan

8) Menggunakan penilaian autentik (using authentic assesment).

2) Jawaban Anda benar jika menjelaskan empat pendekatan pembelajaran yang

dapat digunakan dalam pembelajaran IPA SD meliputi: 1) pendekatan konsep,

2) pendektan lingkungan, 3) pendekatan discovery, dan 4) pendekatan

berbasis kontruktivisme.

Page 55: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

51

51

BAB VI

A. TUJUAN

Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan mampu:

1. Menjelaskan dan memahami pengertian metode pembelajaran IPA

2. Menjelaskan dan memahami jenis-jenis metode pembelajaran IPA di SD dan

penerapannya.

B POKOK-POKOK MATERI

3. Pengertian metode pembelajaran IPA

4. Jenis-jenis metode pembelajaran IPA di SD dan penerapannya

E. URAIAN MATERI

C.1 Pengertian Metode Pembelajaran IPA

Metode pembelajaran merupakan sebuah perencanaan yang utuh dan

bersistem dalam menyajikan materi pelajaran. Metode pembelajaran dilakukan secara

teratur dan bertahap dengan cara yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan tertentu

dibawah kondisi yang berbeda. Penggunaan metode pembelajaran sangat penting

karena dengan metode guru dapat merencanakan proses pembelajaran yang utuh dan

bersistem dalam menyajikan materi pembelajaran.

Adapun ciri-ciri metode yang baik untuk proses belajar mengajar adalah

sebagai berikut:

a) Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya yang sesuai dengan watak murid

dan materi.

b) Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktik dan mengantarkan

murid pada kemampuan praktis.

c) Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya mengembangkan materi.

d) Memberikan keleluasaan pada murid untuk menyatakan pendapat.

e) Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam

keseluruhan proses pembelajaran.

Sedangkan dalam penggunaan suatu metode pembelajaran harus

memperhatikan beberapa hal berikut:

a) Metode yang digunakan dapat membangkitkan motif, minat atau gairah

belajar murid.

b) Metode yang digunakan dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian

murid.

c) Metode yang digunakan dapat memberikan kesempatan kepada murid untuk

mewujudkan hasil karya.

METODE DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD

Page 56: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

52

52

d) Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar

lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi.

e) Metode yang digunakan dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri

dan cara memperoleh ilmu pengetahuan melalui usaha pribadi.

f) Metode yang digunakan dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas

dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan.

g) Metode yang digunakan dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai

serta sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang

baik dalam kehidupan sehari-hari.

Ketika seorang guru dalam memilih metode pembelajaran untuk

digunakan dalam praktik mengajar, maka harus mempertimbangkan hal-hal

sebagai berikut:

a) Tidak ada metode yang paling unggul karena semua metode mempunyai

karakteristik yang berbeda-beda dan memiliki kelemahan serta keunggulannya

masing-masing.

b) Setiap metode hanya sesuai untuk pembelajaran sejumlah kompetensi tertentu

dan tidak sesuai untuk pembelajaran sejumlah kompetensi lainnya.

c) Setiap kompetensi memiliki karakteristik yang umum maupun yang spesifik

sehingga pembelajaran suatu kompetensi membutuhkan metode tertentu yang

mungkin tidak sama dengan kompetensi yang lain.

d) Setiap siswa memiliki sensitifitas berbeda terhadap metode pembelajaran.

e) Setiap siswa memiliki bekal perilaku yang berbeda serta tingkat kecerdasan

yang berbeda pula.

f) Setiap materi pembelajaran membutuhkan waktu dan sarana yang berbeda.

g) Tidak semua sekolah memiliki sarana dan fasilitas lainnya yang lengkap.

h) Setiap guru memiliki kemampuan dan sikap yang berbeda dalam menerapkan

suatu metode pembelajaran.

Adapun prinsip-prinsip penentuan metode dalam proses belajar mengajar

adalah sebagai berikut:

a) Prinsip motivasi dan tujuan belajar

Motivasi memiliki kekuatan yang sangat dahsyat dalam proses belajar

mengajar. Belajar tanpa motivasi seperti badan tanpa jiwa. Demikian juga

tujuan, proses belajar mengajar yang tidak mempunyai tujuan yang jelas akan

tidak terarah.

b) Prinsip kematangan dan perbedaan individual

Semua perkembangan pada anak memiliki tempo yang berbeda-beda, karena

itu setiap guru agar memperhatikan waktu dan irama perkembangan anak,

motif, intelegensi dan emosi kecepatan menangkap pelajaran, serta

pembawaan dan faktor lingkungan.

Page 57: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

53

53

c) Prinsip penyediaan peluang dan pengalaman praktis

Belajar dengan memperhatikan peluang sebesar-besarnya bagi partisipasi anak

didik dan pengalaman langsung akan lebih memiliki makna dari pada belajar

verbalistik.

d) Integrasi pemahaman dan pengalaman

Penyatuan pemahaman dan pengalaman menghendaki suatu proses

pembelajaran yang mampu menerapkan pengalaman nyata dalam suatu proses

belajar mengajar.

e) Prinsip fungsional

Belajar merupakan proses pengalaman hidup yang bermanfaat bagi kehidupan

berikutnya. Setiap belajar nampaknya tidak bisa lepas dari nilai manfaat,

sekalipun bisa berupa nilai manfaat teoritis atau praktis bagi kehidupan sehari-

hari.

f) Prinsip penggembiraan

Belajar merupakan proses yang terus berlanjut tanpa henti, tentu seiring

kebutuhan dan tuntutan yang terus berkembang. Berkaitan dengan

kepentingan belajar yang terus menerus, maka metode mengajar jangan

sampai memberi kesan memberatkan, sehingga kesadaran pada anak untuk

belajar cepat berakhir.

Dengan memperhatikan prinsip-prinsip penentuan metode pembelajaran di

atas, diharapkan dalam proses belajar mengajar dapat lebih efektif dan efisien dan

dapat mengoptimalkan tercapainya tujuan yang hendak dicapai, karena dengan

memperhatikan prinsip-prinsip tersebut seorang guru bisa mempertimbangkan mana

metode yang sesuai yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar.

C.2 Jenis-jenis Metode Pembelajaran IPA di SD dan Penerapannya

Metode belajar yang dipilih menenetukan kegiatan belajar atau interaksi

antara guru dan siswa. Seorang guru harus menguasai metode pembelajaran untuk

mempermudah siswa dalam menguasai suatu materi. Berikut ini jenis – jenis metode

yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA:

1) Metode Ceramah

Metode ceramah yaitu penerapan dan penuturan secara lisan oleh guru

terhadap kelasnya, dengan menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas

uraian yang disampaikan kepada siswa. Metode ceramah ini dilakukan dengan cara

menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik secara langsung atau dengan

cara lisan. Penggunaan metode ini sifatnya sangat praktis dan efisien bagi pemberian

pengajaran yang bahannya banyak dan mempunyai banyak peserta didik. Metode

ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan

dalam sejarah pendidikan, oleh karena itu metode ini boleh dikatakan sebagai metode

pengajaran tradisional karena sejak dulu metode ini digunakan sebagai alat

Page 58: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

54

54

komunikasi guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Dalam pelaksanaan ceramah

untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan alat-alat bantu media

pembelajaran seperti gambar dan audio visual lainnya.

Metode ceramah memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan

metode ceramah:

a) Guru mudah menguasai kelas.

b) Mudah dilaksanakan.

c) Dapat diikuti siswa dalam jumlah besar.

d) Guru mudah menerangkan banyak bahan pelajaran kepada siswa.

Kelemahan metode ceramah:

a) Siswa ia lebih tanggap dari sisi visual akan merasa dirugikan, sedangkan

siswa yang lebih tanggap terhadap kemampuan auditifnya, akan mendapatkan

manfaat lebih besar dari metode ini.

b) Bila terlalu lama metode ini akan membuat siswa merasa bosan.

c) Menyebabkan siswa menjadi pasif.

d) Sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar siswa.

Dalam menerapkan metode ceramah di dalam pembelajaran IPA, adapaun

tahap-tahapnya yaitu:

1) Tahap persiapan

Yaitu tahapan dimana guru menciptakan kondisi belajar yang baik sebelum

mengajar.

2) Tahap penyajian

Tahap ini merupakan tahap penyampaian materi pembelajaran.

3) Tahap asosiasi

Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghubungkan

dan membandingkan bahan ceramah yang diterimanya. Pada tahap ini guru dan

siswa melakukan tanya jawab

4) Tahap generalisasi dan kesimpulan:

Tahap ini kelas menyimpulkan hasil ceramah yang umumnya siswa mencatat

bahan yang diceramahkan

5) Tahap evaluasi

Merupakan tahap terakhir untuk melakukan penilaian terhadap pemahaman siswa

tentang materi yang telah disampaikan oleh guru sebelmunya.

2) Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode yang sering digunakan guru IPA

dalam mendemontrasikan sesuatu hal. Metode ini dilakukan dengan memperagakan

barang, kejadian aturan atau suatu tahapan menggunakan media atau alat peraga

yang ada yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.

Page 59: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

55

55

Tujuan metode demonstrasi:

a) Memperlihatkan suatu proses atau prosedur yang harus dikuasai siswa.

b) Mengkongkritkan informasi atau penjelasan kepada siswa.

c) Mengembangkan kemampuan indera penglihatan dan indera pendengaran

siswa.

Metode demonstrasi memiliki keuntungan dan kerugian. Adapun keuntungan

dan kerugian yaitu sebagai berikut:

Keuntungan Metode Demonstrasi:

a) Pelajaran bisa menjadi lebih jelas sehingga terhindar dari verbalisme.

b) Memudahkan siswa memahami materi pelajaran.

c) Melatih kemampuan mengamati siswa.

d) Ada materi pelajaran lain yang tidak bisa disajikan dengan metode lain.

Kerugian Metode Demonstrasi:

a) Memerlukan keterampilan guru secara khusus.

b) Memerlukan banyak waktu.

c) Kekurangan sumber belajar yang terjadi pada sekolah seringkali

mengakibatkan metode ini tidak bisa diterapkan.

Dalam menerapkan metode demonstrasi di dalam pembelajaran IPA, adapaun

urutan kegiatan menggunakan metode demonstrasi diawali dengan kegiatan

perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut. Kegiatan perencanaan dimulai dengan

menentukan tujuan pembelajaran, alat dan bahan yang dibutuhkan, menyiapkan

langkah – langkah pembelajaran demonstrasi. Pada tahap pelaksnaan yang dilakukan

adalah dengan siswa mengamati kegiatan demonstrasi yang diberikan guru,

melakukan Tanya jawab untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa,

selanjutnya siswa diberi kesempatan untuk mencoba sehingga mereka memahami dan

yakin terhadap materi tersebut. Pada tahap tindak lanjut, guru dapat memberikan

tugas kepada siswa untuk membuat kerangka laporan.

3) Metode Eksperimen

Metode eksperimen merupakan pengembangan dari metode ilmiah yang

terdapat dalam IPA. Metode ini membantu siswa dalam memahami materi sesuai

dengan fakta yang sebenarnya, karena siswa dapat mengamati secara langsung fakta

yang ada pada sesuatu benda atau suatu proses. Metode eksperimen ini bertujuan

untuk mengembangkan kemampuan berpikir, sikap ilmiah serta keterampilan

proses IPA siswa.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan metode eksperimen)

adalah sebagai berikut:

a) Persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang dibutuhkan.

b) Usahakan siswa terlibat langsung sewaktu mengadakan eksperimen.

Page 60: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

56

56

c) Sebelum dilaksanakan eksperimen siswa terlebih dahulu diberikan

pengarahan tentang petunjuk dan langkah-langkah kegiatan eksperimen

yang akan dilakukan.

d) Lakukan pengelompokan atau masing-masing individu melakukan

percobaan yang telah direncanakan, bila hasilnya belum memuaskan dapat

diulangi lagi untuk membuktikan kebenarannya.

e) Setiap individu atau kelas dapat melaporkan hasil pekerjaannya secara

tertulis

Metode eksperimen memiliki keuntungan dan kerugian. adapun keuntungan

dan kerugian yaitu sebagai berikut:

Kelebihan metode eksperimen:

a) Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau

kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima

kata dari guru atau buku.

b) Siswa dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan study eksplorasi

(menjelajahi) ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari seorang

ilmuwan.

b. Kelemahan metode eksperimen:

a) Tidak cukupnya alat-alat atau saran untuk bereksperimen, sehingga tidak

setiap siswa berkesempatan untuk mengadakan eksperimen.

b) Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, maka siswa harus

menanti untuk melanjutkan pelajaran.

c) Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan

teknologi.

Dalam menerapkan metode eksperimen di dalam pembelajaran IPA, adapaun

langkah-langkah metode ini meliputi:

a) Memberi penjelasan secukupnya tentang apa yang harus dilakukan dalam

eksperimen

b) Menentukan langkah-langkah pokok dalam membantu siswa dengan

eksperimen

c) Sebelum eksperimen di laksanakan terlebih dahulu guru harus menetapkan:

- Alat-alat apa yang diperlukan

- Hal-hal apa yang harus dicatat

- Variabel-variabel mana yang harus dikontrol

d) Setelah eksperimen guru harus menentukan apakah follow-up (tindak lanjut)

eksperimen contohnya:

- Mengumpulkan laporan mengenai eksperimen tersebut

- Mengadakan tanya jawab tentang proses

- Melaksanakan teks untuk menguji pengertian siswa.

Page 61: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

57

57

4) Metode Diskusi

Menurut Sudjana (2013) Metode diskusi pada dasarnya merupakan kegiatan

tukar menukar informasi, pendapat dan unsur – unsur pengalaman secara teratur

dengan maksud mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti

tentang seusatu. Metode diskusi merupakan metode dengan mengembangkan

komunikasi untuk saling tukar menukar informasi pada suatu materi tertentu. Pada

metode ini diharapkan semua anggota memberikan sumbangan pemikiran untuk

hasil diskusi bersama. Metode diskusi mensyaratkan adanya beberapa hal

diantaranya, masalah yang akan dibahas, kumpulan siswa atau yang melakukan

diskusi, serta pemandu diskusi. Metode diskusi memiliki keuntungan dan kerugian.

adapun keuntungan dan kerugian yaitu sebagai berikut:

Kelebihan metode diskusi:

a) Menyadarkan siswa bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan

dan bukan satu jalan.

b) Menyadarkan para siswa bahwa dengan berdiskusi, mereka bisa saling

mengemukakan pendapat secara konstruktif, sehingga dapat diperoleh

keputusan yang lebih baik.

c) Membiasakan siswa untuk mendengarkan pendapat oranglain, sekalipun

berbeda dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap toleran.

b. Kelemahan metode diskusi:

a) Tidak dapat dIPAkai pada kelompok yang besar.

b) Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.

c) Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.

d) Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.

Dalam menerapkan metode diskusi di dalam pembelajaran IPA, adapaun

langkah-langkah metode ini meliputi:

1) Persiapan

Merupakan tahapan perencaanaan sebelum melakukan diskusi, dimana guru

harus mampu menentukan tujuan pembelajaran, peserta diskusi, masalah yang

akan disampaikan kepada siswa serta waktu dan tempat yang dibutuhhkan

untuk diskusi

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan dimulai dari pembentukan kelompok diskusi beserta struktur

kelompoknya (ketua dan sekertaris), membagi tugas dalam diskusi,

merangsang siswa untuk berpartisipasi, mencatat ide yang penting,

menghargai setiap pendapat yang diajukan

3) Tindak lanjut diskusi

Pada tahap tindak lanjut berisi kesimpulan yang dilanjtkan presentasi hasil

diskusi. Sebagai seorang guru juga memberikan penilaian sebagai perbaikan

untuk diskusi yang akan datang,

Page 62: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

58

58

5) Metode Simulasi

Metode simulasi merupakan metode yang digunakan dalam pembelajaran IPA

untuk mengabstraksi kenyataan yang ada dengan pemeranan yang hadir dalam

bentuk peran (Wisudawati, 2012). Metode ini merupakan metode yang

menyenangkan yang membuat siswa merasa IPA sebagai pembelajaran yang

menyulitkan, karena siswa merasa memerankan sesuatu hal. Tugas pemeranan ini

membuat siswa merasa percaya diri, kreatif dan senang sehingga dapat memotivasi

siswa dalam belajar. Tujuan Metode simulasi:

a) Melatih keterampilan tertentu yang besifat praktis dalam kehidupan sehari

hari.

b) Mengembangkan sikap percaya diri pada anak.

c) Mengembangkan persuasi dan komunikasi.

d) Melatih siswa memecahkan masalah dengan memanfaatkan sumber-sumber

yang dapat digunakan.

e) Meningkatkan pemahaman tentang konsep dan prinsip yang dipelajari.

f) Meningkatkan keaktifan belajar bagi siswa.

Metode simulasi memiliki keuntungan dan kerugian. adapun keuntungan dan

kerugian yaitu sebagai berikut:

Keuntungan Metode Simulasi:

a) Menciptakan kegairahan siswa untuk belajar.

b) Memupuk daya cipta siswa.

c) Melatih keberanian siswa tampil di depan orang banyak.

d) Siswa mempunyai kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya yang

kemungkinan terpendam dengan pengajaran dengan metode lain.

e) Dapat ditemukan siswa yang bakat berakting (jika ada).

Kekurangan Metode Simulasi:

a) Memerlukan pengelompokkan siswa yang fleksibel dan ruang yang tidak

selalu tersedia.

b) Pengalaman yang disimulasikan tidak selalu tepat dan sempurna dengan

kenyataan di lapangan.

c) Suasana simulasi seringkali berubah menjadi ajang tempat bermain.

d) Memerlukan imajinasi yang tinggi bagi guru dan siswa.

e) Jika ada siswa yang merasa malu, ragu atau tidak percaya diri, maka ini

akan menghambat tercapainya tujuan simulasi.

Dalam menerapkan metode simulasi pada pembelajaran IPA, adapaun tahap-

tahapnya yaitu:

1) Orientasi

Guru dan peserta didik mendiskusikan arti penting simulasi, menjelaskan

tujuan yang ingin dicapai dari simulasi.

Page 63: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

59

59

2) Persiapan peserta,

Guru dan siswa mempersiapkan skenario dan persolan yang akan dilakukan

simulasi

3) Perjalanan simulasi

Peserta didik diberikan kebebasan dalam melaksanakan simulasi dan guru

berperan memfasilitasi agar simulasi berjalan lancar

4) Diskusi

Pada akhir proses pembelajaran sebaiknya guru dan peserta didik bersama –

sama mendiskusikan tentang simulasi yang telah dilaksanakan.

Materi Pembelajaran IPA dapat menggunakan metode ini misalnya dengan

melakukan simulasi proses revolusi dan rotasi bumi. Dimana siswa

mensimulasikan proses tersebut dengan cara ada seorang siswa yang menjadi

bulan, bumi dan matahari. Siswa yang menjadi matahari tetap diam dan membawa

senter sedangkan siswa yang menjadi bumi dan bulan terus berputar sesuai proses

revolusi dan rotasi bumi. Sebelum melaksankan kegiatan ini diharapkan siswa

yang melakukan simulasi harus paham dengan materi yang akan disimulasikan

dengan perencanaan yang matang.

6) Metode Karyawisata

Metode karyawisata dalam hal ini bukan hanya karyawisata kunjungan ke

tempat yang jauh atau ke tempat wisata, namun karyawisata disini dapat diartikan

kunjungan atau belajar diluar kelas, misalnya siswa diajak guru untuk melakukan

pendataan ke dinas pendidikan setempat untuk mengetahui jumlah siswa laki-laki

dan perempuan untuk sekolah dasar lain lain.

Kegiatan karyawisata ini biasanya disukai oleh siswa, karena siswa belajar di

luar kelas. Namun saat kegiatan karyawisata ini dilakukan perlu perhatian yang

lebih besar kepada siswa, karena tingkat konsentrasi siswa di dalam kelas dan di

luar kelas berbeda. Saat di luar kelas siswa cenderung kurang kondusif

dibandingkan di dalam kelas,

Dalam menerapkan metode karyawisata pada pembelajaran IPA,

adapaun tahap-tahapnya yaitu:

1) Perencanaan karyawisata

Pada tahap perencanaan ini terdiri dari merumuskan tujuan pembelajaran,

menetapkan obyek karyawisata yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran,

menetapkan waktu pelaksanaan karyawisata, menyusun rencana belajar dan

merencanakan perlengkapan belajar.

2) Pelaksanaan karyawisata

Pelaksanaan disini adalah saat ditempat tujuan dan dibimbing oleh guru.

Page 64: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

60

60

3) Tindak lanjut

Pada tahap ini siswa diminta untuk membuat laporan hasil kegiatan

karyawisata yang telah dilakukan sebelumnya. Laporan bagi siswa sekolah

dasar harus diberikan poin-poin atau aspek yang penting yang harus

dituliskan, untuk memudahkan siswa mengerjakan dan menyesuaikan dengan

tujuan pembelajaran yang telah dilakukan

D. RINGKASAN MATERI

Metode pembelajaran merupakan sebuah perencanaan yang utuh dan

bersistem dalam menyajikan materi pelajaran. Metode pembelajaran dilakukan secara

teratur dan bertahap dengan cara yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan tertentu

dibawah kondisi yang berbeda. Penggunaan metode pembelajaran sangat penting

karena dengan metode guru dapat merencanakan proses pembelajaran yang utuh dan

bersistem dalam menyajikan materi pembelajaran.

Adapun prinsip-prinsip penentuan metode dalam proses belajar mengajar

adalah sebagai berikut: 1) Prinsip motivasi dan tujuan belajar, 2) Prinsip kematangan

dan perbedaan individual, 3) Prinsip penyediaan peluang dan pengalaman praktis, 4)

Integrasi pemahaman dan pengalaman, 5) Prinsip fungsional, dan 6) Prinsip

penggembiraan.

Jenis – jenis metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA yaitu: 1)

metode ceramah, 2) metode demonstrasi, 3) metode eksperimen, 4) metode diskusi,

5) metode simulasi, dan 6) metode karyawisata.

E. Tugas dan Latihan

1) Jelaskan prinsip-prinsip penentuan metode dalam proses belajar mengajar

menurut pemahaman Anda!

2) Sebutkan dan jelaskan metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam

pembelajaran IPA SD!

F. Rambu-Rambu Jawaban

1) Jawaban Anda benar jika menjelaskan delapan komponen pembelajaran

meliputi: 1) Prinsip motivasi dan tujuan belajar, 2) Prinsip kematangan dan

perbedaan individual, 3) Prinsip penyediaan peluang dan pengalaman praktis,

4) Integrasi pemahaman dan pengalaman, 5) Prinsip fungsional, dan 6) Prinsip

penggembiraan.

2) Jawaban Anda benar jika menjelaskan enam metode pembelajaran yang dapat

digunakan dalam pembelajaran IPA SD meliputi: 1) metode ceramah, 2)

metode demonstrasi, 3) metode eksperimen, 4) metode diskusi, 5) metode

simulasi, dan 6) metode karyawisata.

Page 65: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

61

61

BAB VII

A. TUJUAN

Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan mampu:

1. Menjelaskan dan memahami pengertian media pembelajaran IPA

2. Menjelaskan dan memahami prinsip pemilihan dan pengguanan media pembelajaran

3. Menjelaskan dan memahami fungsi media pembelajaran dalam pembelajaran

4. Menjelaskan dan memahami jenis-jenis media pembelajaran IPA di SD

B POKOK-POKOK MATERI

5. Pengertian media pembelajaran IPA

6. Prinsip pemilihan dan pengguanan media pembelajaran

7. Fungsi media pembelajaran 8. Jenis-jenis media pembelajaran IPA di SD

C. URAIAN MATERI

C.1 Pengertian Media Pembelajaran IPA

Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran sebagai

berikut:

1) Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi

pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

2) Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk

menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya.

Sedangkan, National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media

pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-

dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas

disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat

menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta

didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

3) Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam

kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran.

Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk

mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke –

20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio,

sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat

ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan

interaktif, seperti adanya komputer dan internet.

MEDIA PEMBELAJARAN IPA DI SD

Page 66: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

62

62

Berdasarkan definisi dari beberapa para ahli maka media pembelajaran adalah

suatu perantara yang digunakan untuk menyampaikan suatu gagasan dari penyampai

kepada penerima pesar dalam hal ini adalah guru agar pembelajaran berjalan lebih

efektif, Media pembelajaran juga merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan

untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang

perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai

tujuan pembelajaran tertentu.

C.2 Prinsip Pemilihan dan Pengguanan Media Pembelajaran IPA

Media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau

mempertinggi mutu proses kegiatan belajar-mengajar. Oleh karena itu harus

diperhatikan prinsip-prinsip penggunaanya antara lain:

1) Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian integral

dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang

berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya

dimanfaatkan sewaktu-waktu.

2) Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang

digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses

belajar-mengajar.

3) Guru hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu media

pengajaran yang digunakan.

4) Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu media

pengajaran.

5) Penggunaan media pengajaran harus diorganisir secara sistematis bukan

sembarang mengunakannya.

6) Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari macam media,

maka guru dapat memanfaatkan multi media yang menguntungkan dan

memperlancar proses belajar-mengajar dan juga dapat merangsang siswa

dalam belajar.

Beberapa syarat umum yang harus dipenuhi dalam pemanfaatan media

pembelajaran, yakni:

1) Media pengajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran

yang telah ditetapkan.

2) Media pengajaran tersebut merupakan media yang dapat dilihat atau didengar.

3) Media pengajaran yang digunakan dapat merespon siswa belajar.

4) Media pengajaran juga harus sesuai denga kondisi individu siswa.

5) Media pengajaran tersebut merupakan perantara (medium) dalam proses

pembelajaran siswa.

Dalam merencanakan dan menyelenggarakan pembelajaran perlu melakukan

hal-hal berikut, yaitu: memahami karakteristik siswa, menentukan tujuan

Page 67: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

63

63

pembelajaran, menentukan jembatan atau penghubung antara pengetahuan,

keterampilan, dan prilaku siswa dengan tujuan yang akan dicapai melalui

pembelajaran, menetukan metode dan format media yang cocok atau tepat,

menggunakan media, melibatkan siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran, dan

melakukan evaluasi dan revisi terhadap pembelajaran.

Format media adalah bentuk fisik yang berisi pesan untuk disampaikan atau

ditunjukan, misalnya: berupa clip charts, slide, audio, film video, atau komputer

multimedia, yang dapat bersifat visual tidak bergerak, visual bergerak, kata-kata yang

tercetak, atau kata-kata yang disimpan secara lisan. Setiap format memiliki kelebihan

dan kekurangan serta untuk memilih format harus memperhatikan antara lain :

1) Situasi atau setting pembelajaran (misalkan kelompok kecil, kelompok besar,

atau individu),

2) Variabel siswa (seperti kecenderungan sebagai pembaca, bukan pembaca).

3) Atau sifat dari tujuan pembelajaran seperti kognitif, efektif, psikomotor, atau

interpersonal.

Dalam menyediakan media pembelajaran, guru dapat dihadapkan pada 3 kondisi

yaitu:

1) Memilih dari bahan media yang sesuai benar dengan tujuan pembelajaran

yang akan dilakukan.

2) Memilih dari bahan media yang kurang sesuai dengan tuuan sehingga perlu

dimodifikasi, atau

3) Merancang media baru.

Untuk menggunakan media pembelajaran seorang guru haruslah memperhatikan:

1) Memahami media yang akan digunakan dan dengan menyajikan dan

mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang media yang akan

digunakan.

2) Menyiapkan media dan mencobanya sebelum digunakan di depan kelas

3) Mengatur fasilitas dan lingkungan yang terkait dengan penggunaan media,

seperti tempat duduk, ventilasi, penerangan, suasana dan kondisi kelas

4) Menyiapkan siswa, misal dengan menyampaikan garis besar materi pelajaran,

latar belakangnya, keuntunganmempelajarinya, atau penekanan terhadap hal-

hal penting.

5) Menyediakan pengalaman belajar bagi siswa.

C.3 Fungsi Media Pembelajaran

Secara gari besar menurut Levie & Lentz dalam Azhar (2013) mengemukakan

empat fungsi media pembelajaran:

1) Fungsi atensi

Media dapat menarik dan mengerahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi

kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan

materi pelajaran. Dapat dicontohkan saat diawal pembelajaran, siswa

Page 68: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

64

64

sebelumnya didalam kelas merasa bosan, namun dengan kedatangan guru

yang pada hari itu membawa kucing, maka siswa akan perhatian dan

penasaran terhadap media yang dibawa oeleh guru.

2) Fungsi afektif

Media dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya saat guru

memberikan gambar tentang korban banjir, akan membuat siswa akan merasa

iba (menggugah emosi).

3) Fungsi kognitif

Media pembelajaran dapat memperlancarpencapaian tujuan untuk memahami

dan mengingatinformasi atau pesan yang terkandung pada media, misalnya

materi tentang ciri khusus pada makhluk hidup, guru memberikan media

gambar tentang cicak yangmemiliki ciri khusus untuk diamati. Melalui

gambar tersebut mempermudah siswa untuk mengingat setiap detail ciri

khusus pada hewan cicak.

4) Fungsi kompensatoris

Media dapat mengakomodasikan fungsi siswa yang lemah dan lambat

menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau verbal.

C.4 Jenis-jenis Media Pembelajaran IPA di SD

Adapun jenis-jenis media pembelajaran secara umum yaitu:

1) Media Visual yaitu media yang hanya dapat dilihat, seperti: foto, gambar,

poster, kartun, grafik serta lain sebagainya.

2) Media Audio yaitu media yang hanya dapat didengar saja, seperti: kaset

audio, mp3, radio.

3) Media Audio Visual yaitu media yang dapat didengar sekaligus dilihat,

seperti: film bersuara, video, televise, sound slide.

4) Multimedia yaitu media yang dapat menyajikan unsur media secara lengkap,

seperti: animasi. Multimedia sering diidentikan dengan komputer, internet dan

pembelajaran berbasis komputer.

5) Media Realita yaitu media nyata yang ada di dilingkungan alam, baik

digunakan dalam keadaan hidup maupun sudah diawetkan, seperti: binatang,

spesimen, herbarium serta lain sebagainya.

Media yang digunakan dalam pembelajaran IPA di SD biasanya

menggunakan media seperti berikut:

1) Media Kongkrit/Nyata

Media kongkrit adalah benda apa adanya atau benda asli tanpa perubahan.

Dengan penggunaan benda konkrit siswa dapat meningkatkan kualitas pembelajaran

IPA karena siswa tidak hanya belajar produk IPA saja tapi juga memperoleh

Page 69: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

65

65

pengetahuan IPA melalui keterampilan proses. Contoh media benda kongkrit adalah

benda gas, rangkaian listrik, benda padat, pesawat sederhana, serta lain sebagainya.

2) Lingkungan Alam

Lingkungan alam sangat cocok untuk dijadikan tempat rekreasi maupun

sebagai tempat untuk mengamati objek yang akan dipelajari berada atau hidup dalam

lingkungan alam tersebut. Contohnya adalah siswa mengamati bagian-bagian

tumbuhan air di danau toba.

3) Kit IPA

Kit IPA adalah alat bantu belajar IPA yang sering ditemui di laboraturium

yang terdapat dalam peti, dan dapat digunakan oleh guru untuk didemonstrasikan atau

dikerjakan oleh siswa-siswa. Jika siswa akan melakukan pengujian-pengujian maka

siswa tersebut biasanya menggunakan kit IPA untuk mempermudah pengujian

tersebut. Contohnya adalah gelas labu, tabung reaksi, corong, tetes obat, serta lain

sebagainya.

4) Charta, Slide Film, dan Film

Merupakan alat bantu guru dalam mempelajari pelajaran tentang benda atau

makhluk hidup yang jauh dari lingkungan siswa, sehingga siswa mudah dalam

mempelajari makhluk hidup tersebut. Film dapat membantu siswa untuk mengetahui

ekosistem yang ada didunia yang letaknya jauh dari lingkungan siswa. Contohnya

adalah film-film

5) Film Animasi

Merupakan alat bantu visualisasi tentang konsep-konsep tersebut guna

mempermudah siswa dalam mempelajarinya. Alat bantu ini jika yang dipelajari sulit

diamati dengan penglihatan dan objek yang diteliti sangatlah kecil. Contohnya adalah

film animasi tentang peredaran darah, proses pencernaan makanan, proses pembuatan

enegi, proses pembuatan DNA, serta lain sebagainya.

6) Model

Model adalah gambaran yang berupa bentuk asli yang berupa benda tiga

dimensi yang dapat dioperasikan oleh siswa agar mengetahui cara kerjanya dan

mempermudah dalam memahami pembelajaran. Contohnya adalah model alat

pernafasan manusia.

7) Torso

Torso adalah model yang tidak asli berupa potongan tubuh manusia yang

digunakan untuk mempermudah siswa dalam mempelajari anatomi tubuh manusia.

Torso ini terbuat dari bahan selain logam yang tidakberbahaya bagi siswa dalam

penggunaannya.

8) Globe

Globe adalah bola dunia, globe ini merupakan bentuk bumi yang diperkecil

dan digunakan untuk membantu siswa dalam mempelajari ilmu pengetahuan bumi

dan antariksa (IPBA). Selain itu globe memiliki manfaat yang lain seperti siswa

Page 70: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

66

66

mengerti posisi dan kesatuan politik, perbedaan ras dan budaya antar bangsa benua

dan pulau. Selain itu globe untuk merangsang minat siswa untuk mengetahui tentang

penduduk dan pengaruh-pengaruh geografis terhadap manusia.

9) Infokus dan Reflector

Peralatan ini sering digunakan guru untuk membesarkan gambar dari benda

transparant atau buku dan menjadi kamera yang dapat menggambarkan suasana

dalam kelas. Selain itu guru dapat mempertunjukan segala sesuatu yang terdapat

dalam layar komputer atau video disk ke layar lebar.

10) Komputer

Komputer adalah alat elektronik yang saling berhubungan, komputer ini dapat

digunakan untuk membantu siswa mencari informasi dari internet. Selain internet

komputer dapat digunakan siswa untuk mengerjakan tugas termasuk tugas mata

pelajaran IPA.Komputer ini dapat digunakan mencari bahan serta informasi tentang

sains dari seluruh dunia. Komputer juga dapat mempermudah siswa dalam

mempelajari pembelajaran IPA dan lain sebagainnya.

11) Mikroskop dan Kaca Pembesar

Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk mempermudah mengamati

objek-objek yang sulit diamati oleh mata telanjang. Mikroskop biasanya untuk

melihat sel-sel tumbuhan maupun hewan. Sedangkan pada kaca pembesar, kaca

pembesar tersebut untuk melihat benda-benda yang kurang jelas jika dilihat dengan

mata telanjang seperti spora.

D. RINGKASAN MATERI

Media pembelajaran adalah suatu perantara yang digunakan untuk

menyampaikan suatu gagasan dari penyampai kepada penerima pesar dalam hal ini

adalah guru agar pembelajaran berjalan lebih efektif, Media pembelajaran juga

merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan

pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan

siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau

mempertinggi mutu proses kegiatan belajar-mengajar. Oleh karena itu harus

diperhatikan prinsip-prinsip penggunaanya antara lain: 1) Penggunaan media

pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian integral dari suatu sistem pengajaran

dan bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan

bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktu-waktu, 2) Media pengajaran

hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha

memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar-mengajar, 3) Guru

hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu media pengajaran yang

digunakan, 4) Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu

media pengajaran, 5) Penggunaan media pengajaran harus diorganisir secara

Page 71: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

67

67

sistematis bukan sembarang mengunakannya, dan 6) Jika sekiranya suatu pokok

bahasan memerlukan lebih dari macam media, maka guru dapat memanfaatkan multi

media yang menguntungkan dan memperlancar proses belajar-mengajar dan juga

dapat merangsang siswa dalam belajar.

Secara gari besar menurut terdapat empat fungsi media pembelajaran yaitu: 1)

fungsi atensi, 2) fungsi afektif, 3) fungsi kognitif, dan 4) fungsi kompensatoris. Media

yang digunakan dalam pembelajaran IPA di SD biasanya menggunakan media yaitu:

1) media kongkrit/nyata, 2) lingkungan alam, 3) kit IPA, 4) charta, slide film, dan

film, 5) film animasi, 6) model, 7) model, 8) globe, 9) infokus dan reflector, 10)

computer, dan 11) mikroskop dan kaca pembesar.

E. Tugas dan Latihan

1) Sebutkan jenis-jenis media yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran

IPA!

2) Jelaskan fungsi media dalam pembelajaran IPA!

F. Rambu-Rambu Jawaban

1) Jawaban Anda benar jika menjelaskan sebelas media pembelajaran yang

dimanfaatkan dalam pembelajaran IPA meliputi: 1) media kongkrit/nyata, 2)

lingkungan alam, 3) kit IPA, 4) charta, slide film, dan film, 5) film animasi, 6)

model, 7) model, 8) globe, 9) infokus dan reflector, 10) computer, dan 11)

mikroskop dan kaca pembesar.

2) Jawaban Anda benar jika menjelaskan empat fungsi media pembelajaran

yaitu: 1) fungsi atensi, 2) fungsi afektif, 3) fungsi kognitif, dan 4) fungsi

kompensatoris.

Page 72: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

68

68

BAB VIII

A. TUJUAN

Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan mampu memahami dan

merancang RPP IPA di SD sesuai dengan permendikbud No. 22 Tahun 2016.

B POKOK-POKOK MATERI

5. Pengertian rencana pelaksanaan pembelajaran

6. Komponen rencana pelaksanaan pembelajaran

7. Prinsip penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran

8. Merancang rencana pelaksanaan pembelajaran

C. URAIAN MATERI

C.1 Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan

pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari

silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya

mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan

berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran

berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang

cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau

subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau lebih.

C.2 Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Sesuai dengan Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang standar proses

pendidikan dasar dan menengah, komponen yang harus dimuar dalam RPP meliputi:

1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;

2) Identitas mata pelajaran atau tema/subtema;

3) Kelas/semester;

4) Materi pokok;

5) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan

beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia

dalam silabus dan KD yang harus dicapai;

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) IPA

SD

Page 73: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

69

69

6) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan

menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang

mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

7) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;

8) Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang

relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator

ketercapaian kompetensi;

9) Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang

disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;

10) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk

menyampaikan materi pelajaran;

11) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar,

atau sumber belajar lain yang relevan;

12) Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti,

dan penutup; dan

13) Penilaian hasil pembelajaran.

C.3 Prinsip Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Sesuai dengen Permendikbud No. 22 Tahun 2016 dalam menyusun RPP

hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat

intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya,

norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

2) Partisipasi aktif peserta didik.

3) Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi,

minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.

4) Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk

mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan

berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

5) Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program

pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.

6) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran,

kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi, penilaian, dan

sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.

7) Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata

pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

8) Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis,

dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Page 74: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

70

70

C.4 Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SD Negeri 2 Sesetan

Tema : Benda-Benda di Sekitar Kita

Subtema : 3. Manusia dan Benda Lingkungan

Pembelajaran : 1

Kelas/Semester : V/Dua

Materi Pokok : 1. Informasi yang disampaikan dalam paparan

iklan dari media cetak atau elektronik

2. Unsur atau senyawa pada benda

Alokasi waktu : 6 x 35 menit

A. Tujuan Pembelajaran

1. Dengan kegiatan mengamati gambar iklan, siswa dapat menyebutkan isi teks

paparan iklan media cetak secara lisan dengan percaya diri.

2. Dengan kegiatan membaca materi mengenai iklan, siswa dapat

mengidentifikasikan pengertian, tujuan, ciri-ciri, dan bentuk-bentuk iklan.

3. Dengan kegiatan membaca dan mengamati gambar tentang iklan dalam media

cetak, siswa dapat menyebutkan tujuan iklan, bentuk iklan, dan kesimpulan isi

teks paparan iklan dalam media cetak dengan benar.

4. Dengan kegiatan mengerjakan latihan mengenai zat tunggal, siswa dapat

mengelompokkan benda-benda kedalam unsur atau senyawa dengan tepat.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator

IPA

3.9 Mengelompokkan materi dalam

kehidupan sehari-hari berdaarkan

komponen penyusunnya (zat tunggal

dan campuran).

4.9 Melaporkan hasil pengamatan sifat-sifat

campuran dan komponen penyusunnya dalam kehidupan sehari-hari

1. mengelompokkan benda-benda

kedalam unsur atau senyawa

dengan tepat.

Page 75: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

71

71

Bahasa Indonesia 3.4 Menganalisis informasi yang

disampaikan dalam paparan iklan dari

media cetak atau elektronik

4.4 Memeragakan kembali informasi yang

disampaikan dalam paparan iklan dari

media cetak atau elektronik

1. menyebutkan isi teks paparan iklan media cetak secara lisan

dengan percaya diri.

2. mengidentifikasikan

pengertian, tujuan, ciri-ciri,

dan bentuk-bentuk iklan.

3. menyebutkan tujuan iklan,

bentuk iklan, dan kesimpulan

isi teks paparan iklan dalam

media cetak dengan benar.

C. Materi Pembelajaran

D. Metode Pembelajaran

1. Metode : Penugasan, ceramah, diskusi, Tanya jawab

2. Pendekatan : saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,

mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan).

E. Media Pembelajaran

1. Alat tulis (misalnya, pensil dan pulpen)

2. Teks bacaan mengenai zat tunggal dan campuran,

3. Iklan dari berbagai media cetak.

F. Sumber Belajar

Buku tematik K-13

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam kepada siswa.

2. Guru menyiapkan siswa untuk belajar dan

mengajak siswa untuk berdoa sebelum memulai

pembelajaran.

3. Guru mengajak siswa bersama-sama menyanyikan

lagu wajib nasional “Dari Sabang Sampai Merauke”

15 Menit

Muatan Pelajaran Materi Pembelajaran

Bahasa Indonesia

Isi teks paparan iklan media cetak secara lisan

dengan percaya diri.

Pengertian, tujuan, ciri-ciri, dan bentuk-bentuk

iklan

Tujuan iklan, bentuk iklan, dan kesimpulan isi teks paparan iklan dalam media cetak

IPA Pengelompokkan unsur dan senyawa pada benda

Page 76: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

72

72

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

4. Guru melakukan absensi siswa.

5. Guru melaksanakan apersepsi dengan mengajukan

pertanyaan.

a. Apakah kamu pernah melihat iklan dalam koran

atau media cetak lainnya?

b. Iklan apa yang pernah kamu lihat?

6. Guru meminta siswa untuk mengungkapkan

pendapatnya secara percaya diri.

7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan

cakupan materi yang akan dipelajari hari ini.

Kegiatan Inti 1. Secara mandiri siswa diminta untuk mengamati

gambar iklan pada buku siswa.

2. Guru menstimulus daya analisis siswa melalui

pertanyaan seperti tercantum pada buku siswa

sebagai berikut.

3. Produk apa yang ditawarkan dalam iklan

tersebut?

4. Apa saja yang terdapat dalam iklan tersebut?

5. Bagaimana kesimpulanmu tentang isi teks

paparan iklan tersebut?

6. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

menyampaikan jawaban pertanyaan di depan

teman-teman.

7. Guru meminta siswa untuk menyampaikan

jawaban pertanyaan dengan percaya diri.

8. Siswa diajak berdiskusi untuk mengambil

kesimpulan mengenai isi iklan.

9. Secara mandiri siswa diminta untuk membaca

teks bacaan mengenai iklan.

10. Guru menjelaskan kepada siswa mengenai

pengertian iklan, tujuan iklan, ciri-ciri iklan,

dan bentuk iklan.

11. Siswa mengamati contoh iklan baris dan iklan

kolom pada buku siswa.

12. Guru menstimulus daya analisis siswa dengan

mengajukan pertanyaan: Apa iklan yang pernah

kamu lihat?

13. Siswa mengemukakan pendapatnya mengenai

iklan yang pernah dilihat dengan percaya diri.

14. Guru meminta siswa untuk mencari satu contoh

iklan dalam media cetak.

15. Siswa mengidentifikasi tujuan iklan, ciri-ciri

iklan, dan bentuk iklan yang diperoleh dari

media cetak.

175 Menit

Page 77: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

73

73

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

16. Guru memberi kesempatan kepada beberapa

siswa untuk mengungkapkan jawabannya

mengenai tujuan iklan, ciri-ciri iklan, dan

bentuk iklan yang diperoleh dari media cetak di

depan teman-teman.

17. Guru meminta siswa untuk menyampaikan

pendapatnya dengan percaya diri.

18. Guru mengapresiasi jawaban siswa.

19. Siswa telah mengetahui pengertian, tujuan, ciri-

ciri, dan bentuk iklan.

20. Selanjutnya, secara mandiri siswa diminta

untuk mengamati iklan di media cetak pada

buku siswa. Kemudian, siswa menjawab

pertanyaan berdasarkan iklan pada media cetak.

21. Secara mandiri, siswa mengamati iklan di

media cetak pada buku siswa.

22. Setelah membaca dan mengamati iklan, siswa

menjawab pertanyaan pada buku siswa

berdasarkan iklan.

23. Siswa telah mengetahui pengertian, tujuan, ciri-

ciri, dan bentuk iklan.

24. Selanjutnya, secara mandiri siswa diminta

untuk mengamati iklan di media cetak pada

buku siswa. Kemudian, siswa menjawab

pertanyaan berdasarkan iklan pada media cetak.

25. Secara mandiri, siswa mengamati iklan di

media cetak pada buku siswa.

26. Setelah membaca dan mengamati iklan, siswa

menjawab pertanyaan pada buku siswa

berdasarkan iklan.

27. Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali

materi mengenai zat tunggal dan campuran

yang telah dipelajari di subtema 1 dan subtema

2.

28. Guru menstimulus daya analisis siswa dengan

mengajukan pertanyaan.

a. Masih ingatkah kamu mengenai zat tunggal dan

campuran?

b. Apa yang dimaksud dengan zat tunggal dan

campuran?

29. Guru meminta siswa untuk mengungkapkan

pendapatnya secara percaya diri.

30. Siswa membaca teks materi mengenai zat

tunggal dan campuran.

Page 78: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

74

74

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

31. Guru memberi penjelasan mengenai zat tunggal

dan campuran.

32. Guru meminta siswa menyebutkan contoh zat

tunggal dan campuran di lingkungan sekitar.

33. Siswa menyampaikan pendapatnya dengan

percaya diri.

34. Guru mengapresiasi jawaban siswa.

35. Siswa telah memahami tentang zat tunggal.

36. Selanjutnya, siswa diminta melengkapi tabel

penggolongan unsur dan senyawa.

37. Guru mengarahkan siswa untuk mencari

informasi mengenai zat tunggal yang belum

diketahui dari berbagai sumber, misalnya buku

dan internet.

38. Selama proses kegiatan berlangsung, guru

berkeliling memandu siswa yang mengalami

kesulitan.

39. Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan

jawabannya di depan guru dan teman-teman.

40. Guru meminta siswa untuk mengungkapkan

jawabannya secara percaya diri.

Penutup 1. Siswa diminta untuk mengingat kegiatan

pembelajaran hari ini dan kembali mengaitkan

dengan tema yang sedang mereka pelajari.

2. Siswa diminta untuk merefleksikan penguasaan

mereka tentang pembelajaran untuk kemudian

diberikan catatan dan komentar orang tua.

3. Sebagai tindaklanjut dari kegiatan ini, guru

memberikan Remedial dan Pengayaan sesuai

dengan tingkat pencapaian masing-masing siswa.

20 Menit

H. Penilaian

1. Teknik Penilaian

a. Penilaian Sikap

Penilaian sikap yang dilaksanakan pada pembelajaran ini akan menilai 2

sikap yaitu dari KI-1 dan KI-2.

1) Penilaian sikap KI-1 diukur menggunakan lembar observasi yang

berpedoman pada rubrik penilaian KI-1.

2) Penilaian sikap KI-2 diukur menggunakan lembar observasi yang

berpedoman pada rubrik penilaian KI-2.

Page 79: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

75

75

b. Penilaian Pengetahuan

1) Soal evaluasi

2) Penugasan

c. Penilaian Keterampilan

1) Kegiatan penulisan tujuan, bentuk, kesimpulan, isi teks paparan iklan

dalam media cetak dengan tepat dan rinci. (Bahasa Indonesia)

2) Kegiatan menggolongkan semua zat pada tabel ke dalam unsur atau

senyawa dengan tepat. (IPA)

2. Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran

a. Penilaian Sikap

Instrumen yag digunakan dalam penilaian sikap adalah lembar observasi

dengan berpedoman pada rubrik penilaian, baik pada penilaian sikap

spiritual maupun sikap sosial.

1) Penilaian Sikap Spiritual

a) Rubrik penilaian sikap spiritual

Kriteria

Belum

Terlihat

(BT)

Mulai

Terlihat

(MT)

Mulai

Berkemba

ng

(MB)

Sudah

Membuda

ya

(SM)

1 2 3 4

Perilaku

bersyukur

Tidak

pernah

bersyukur

Kurang

menunjukk

an rasa

syukur

Kadang-

kadang

menunjukk

an rasa

syukur

Selalu

menunjukk

an rasa

syukur

Berdoa

sebelum

dan

sesudah

melaksanak

an kegiatan

Tidak

berdoa

sebelum

dan

sesudah

melaksanak

an kegiatan

Kadang-

kadang

melakukan

doa

sebelum

dan

sesudah

melaksanak

an kegiatan

Hanya

melakukan

doa

sebelum

atau

sesudah

melaksanak

an kegiatan

Selalu

melakukan

doa

sebelum

dan

sesudah

melaksanak

an kegiatan

Toleransi Tidak

bertoleransi

terhadap

berkeragam

an

Kurang

bertoleransi

terhadap

berkeragam

an

Kadang-

kadang

bertoleransi

terhadap

berkeragam

an

Selalu

bertoleransi

terhadap

berkeragam

an

Page 80: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

76

76

Kriteria penilaian:

Kriteria Keterangan

BT

(Belum Terlihat)

Apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-

tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam

indicator

MT

(Mulai Terlihat)

Apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan

adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan

dalam indikator tetapi belum konsisten

MB

(Mulai Berkembang)

Apabila peserta didik sudah memperlihatkan

berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam

indikator dan mulai konsisten

SB

(Sudah Berbudaya)

Apabila peserta didik terus menerus

memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam

indikator secara konsisten

b) Lembar observasi sikap spiritual

No Nama

Siswa

Perubahan Tingkah Laku

Perilaku Bersyukur

Berdoa sebelum dan

Sesudah Melakukan

Kegiatan

Toleransi dalam

Beribadah

BT MT MB SM BT MT MB SM BT MT MB SM

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

2

Dst

c) Pedoman penskoran sikap spiritual

Panduan konversi nilai:

Konversi Nilai

(skala 0-100) Predikat Klasifikasi

81-100 A SB (sangat baik)

66-80 B B (baik)

51-65 C C (cukup)

0-50 D K (kurang)

Page 81: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

77

77

2) Penilaian Sikap Sosial

a) Rubrik penilaian sikap sosial

Indikator penilaian:

Nilai Karakter yang

Dikembangkan Definisi Indikator

Jujur Perilaku dapat

dipercaya dalam

perkataan, tindakan,

dan pekerjaan

- Tidak menyontek

dalam mengerjakan

ujian/ulangan

- Mengungkapkan

perasaan apa adanya

- Mengakui kesalahan

yang dimiliki

Santun Sikap baik dalam

pergaulan baik dalam

berbahasa maupun

bertingkah laku

- Menghormati yang

lebih tua

- Tidak berkata-kata

kotor, kasar, dan

takabur

- Tidak meludah di

sembarangan tempat

Disiplin Tindakan yang

menunjukkan perilaku

tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan dan

peraturan

- Datang tepat waktu

- Patuh pada tata tertib

atau aturan sekolah

- Mengerjakan atau

mengumpulkan tugas

sesuai dengan waktu

yang ditentukan

Kriteria penilaian:

Kriteria Keterangan

BT

(Belum Terlihat)

Apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-

tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam

indicator

MT

(Mulai Terlihat)

Apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan

adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan

dalam indikator tetapi belum konsisten

MB

(Mulai Berkembang)

Apabila peserta didik sudah memperlihatkan

berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam

indikator dan mulai konsisten

SB

(Sudah Berbudaya)

Apabila peserta didik terus menerus

memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam

indikator secara konsisten

Page 82: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

78

78

b) Lembar observasi sikap sosial

No Nama

Perubahan Tingkah Laku

Jujur Santun Disiplin

BT MT MB SM BT MT MB SM BT MT MB SM

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

2

3

4

Dst

c) Pedoman penskoran sikap sosial

Panduan konversi nilai :

Konversi Nilai

(skala 0-100) Predikat Klasifikasi

81-100 A SB (sangat baik)

66-80 B B (baik)

51-65 C C (cukup)

0-50 D K (kurang)

b. Penilaian Pengetahuan

Instrumen yang digunakan dalam penilaian pengetahuan adalah dengan

memberikan soal evaluasi dan penugasan untuk dikerjakan di rumah.

1) Soal evaluasi

Teknik Penilaian : Test uraian

Instrumen Penilaian :

a) Butir soal

1. Apa yang dimaksud iklan baris?

2. Bagaimanakah ciri iklan yang baik dan benar?

3. Apa tujuan dari iklan?

4. Apa yang dimaksud zat tunggal?

5. Sebutkan contoh dari senyawa !

b) Kunci jawaban

1. Iklan kecil (singkat) berisi penawaran/informasi tentang

sesuatu yang terdiri atas beberapa baris saja. Iklan baris disebut

juga iklan mini.

Page 83: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

79

79

2. Informatif, Komunikatif, Bahasanya singkat dan padat,

Menarik

3. a. Memberitahukan kepada khalayak ramai tentang suatu

produk jasa, b. Memengaruhi khalayak ramai tentang suatu

produk jasa, c. Menyarankan seseorang untuk membeli dan

menggunakan suatu produk jasa yang diiklankan, d. Memberi

informasi tentang produk jasa, e. Menarik khalayak ramai.

4. Zat yang terdiri dari sejenis materi. Zat tunggal dapat juga

disebut zat murni

5. Contoh senyawa yang sering kita temui dalam kehidupan

sehari-hari misalnya, garam dapur, gula pasir, asam cuka, soda

kue, dan vitamin c.

c) Pedoman penskoran

Panduan konversi nilai:

Konversi Nilai

(skala 0-100) Predikat Klasifikasi

81-100 A SB (sangat baik)

66-80 B B (baik)

51-65 C C (cukup)

0-50 D K (kurang)

2) Penugasan

Guru memberikan siswa tugas rumah (PR)

c. Penilaian Keterampilan

Jenis Penilaian

1. Menjelaskan tujuan, bentuk, kesimpulan, isi teks paparan iklan dalam

media cetak dengan tepat dan rinci.

Bentuk Penilaian: Penugasan

Instrumen Penilaian: Rubrik

KD Bahasa Indonesia 3.4 dan 4.4

Tujuan Kegiatan Penilaian:

Mengukur pengetahuan siswa mengenai pemahaman tentang tujuan,

bentuk, kesimpulan, isi teks paparan iklan dalam media cetak

Page 84: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

80

80

Kriteria Sangat Baik

4

Baik

3

Cukup

2

Perlu

Pendamipingan

1

Pengetahuan:

Iklan dalam

media cetak.

Menyebutkan tujuan iklan

dalam media

cetak dengan

tepat dan

rinci.

Menyebutkan

bentuk iklan

dalam media

cetak dengan

tepat dan

rinci.

Menyebutkan kesimpulan isi

teks paparan

iklan dengan

tepat dan

rinci.

Menyebutkan tujuan iklan

dalam media

cetak dengan

tepat.

Menyebutkan

bentuk iklan

dalam media

cetak dengan

tepat.

Menyebutkan kesimpulan isi

teks paparan

iklan dengan

tepat.

Menyebutkan tujuan iklan

dalam media

cetak dengan

kurang tepat.

Menyebutkan

bentuk iklan

dalam media

cetak dengan

kurang tepat.

Menyebutkan kesimpulan

isi teks

paparan iklan

dengan

kurang tepat.

Belum dapat menyebutkan

tujuan iklan

dalam media

cetak dengan

tepat.

Belum dapat

menyebutkan

bentuk iklan

dalam media

cetak dengan

tepat.

Belum dapat menyebutkan

kesimpulan isi

teks paparan

iklan dengan

tepat.

Keterampilan:

Penulisan Hasil

identifikasi

ditulis dengan

benar,

sistematis

dan jelas, yang

menunjukkan

keterampilan

penulisan yang

baik.

Keseluruhan

hasil penulisan

yang sistematis

dan benar

menunjukkan

keterampilan

penulisan yang

sangat baik, di

atas rata-rata

kelas.

Keseluruhan

hasil penulisan

yang sistematis

dan benar

menunjukkan

keterampilan

penulisan yang

baik.

Sebagian besar

hasil penulisan

yang sistematis

dan benar

menunjukkan

keterampilan

penulisan

yang terus

berkembang.

Hanya sebagian

kecil hasil

penulisan yang

sistematis

dan benar

menunjukkan

keterampilan

penulisan yang

masih perlu

terus

ditingkatkan.

Page 85: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

81

81

2. Menggolongkan semua zat pada tabel ke dalam unsur atau senyawa

Bentuk Penilaian: Penugasan

Instrumen Penilaian: Rubrik

KD Ilmu Pengetahuan Alam 3.9 dan 4.9

Tujuan Kegiatan Penilaian:

Mengukur kemampuan siswa dalam menggolongkan semua zat pada tabel ke

dalam unsur atau senyawa

Kriteria Sangat Baik

4

Baik

3

Cukup

2

Perlu

Pendamipingan

1

Pengetahuan:

Penggolongan

unsur dan

senyawa.

Mampu

menggolongkan

semua zat pada

tabel ke dalam

unsur atau

senyawa

dengan

tepat.

Mampu

menggolongkan

75% zat pada

tabel ke dalam

unsur atau

senyawa

dengan

tepat.

Mampu

menggolongkan

50% zat pada

tabel ke dalam

unsur atau

senyawa

dengan

tepat.

Mampu

menggolongkan

25% zat pada

tabel ke dalam

unsur atau

senyawa dengan

tepat.

Keterampilan

Penulisan: Hasil

identifikasi

ditulis dengan

benar, sistematis

dan jelas, yang

menunjukkan

keterampilan

penulisan yang

baik.

Keseluruhan

hasil penulisan

yang sistematis

dan benar

menunjukkan

keterampilan

penulisan yang

sangat baik, di

atas rata-rata

kelas.

Keseluruhan

hasil penulisan

yang sistematis

dan benar

menunjukkan

keterampilan

penulisan yang

baik.

Sebagian besar

hasil penulisan

yang sistematis

dan benar

menunjukkan

keterampilan

penulisan

yang terus

berkembang.

Hanya sebagian

kecil hasil

penulisan yang

sistematis

dan benar

menunjukkan

keterampilan

penulisan yang

masih perlu terus

ditingkatkan.

Page 86: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

82

82

Pedoman penskoran

Panduan konversi nilai :

Konversi Nilai

(skala 0-100) Predikat Klasifikasi

81-100 A SB (sangat baik)

66-80 B B (baik)

51-65 C C (cukup)

0-50 D K (kurang)

Mengetahui Kepala SD Negeri 2 Sesetan Denpasar, 24 April 2018

Wali Kelas V

Ni Nyoman Senin, S.Pd ........................................................

NIP. 19651231 198606 2 032

Page 87: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

83

83

D. RINGKASAN MATERI

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan

pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari

silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya

mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan

berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran

berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang

cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau

subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau lebih.

E. Tugas dan Latihan

1) Rancanglah rencana pelaksanaan pembelajaran dengan tema bebas!

F. Rambu-Rambu Jawaban

1) Jawaban Anda benar jika merancang RPP sesuai dengan permendikbud No.

22 tahun 2016 dengan format sesuai dengan contoh yang telah diberikan.

Page 88: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

84

84

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Susanto, 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta:

Kencana Prenadamedia Group.

Anak Ciremai. 2011. Pengertian Belajar Bermakna. Diakses pada 20 Maret 2017

pada: http://www.anakciremai.com/2011/11/pengertian-belajar-

bermakna.html.

Anshori & Achmad, (2003), IPA MTS Untuk Kelas 2, Penerbit Erlangga, Jakarta

Ausubel,D.P.(1980). Education for rational thinking: a critique, 1980AETS

yearbook, The Psychology for Teaching For Thinking and Creativity, Ohio:

The Ohio State University.Bandung.

Budiningsih, A. 2005. Belajar dan Pembelajaran. PT Rinerka Cipta : Jakarta.

Burhanuddin; Nur Wahyuni, Esa. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta:

Penerbit Ar-Ruzz Media.

Dahar, R.W. (1989). Teori-teori Belajar, Jakarta: Penerbit Erlangga

Depdiknas (2003). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA MTS

dan MA, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Dina Octaria. Teori Belajar Bermakna dari David P Ausubel. Diakses pada 16 Maret

2017 pada: http://dinaoctaria.wordpress.com/2012/10/15/teori-belajar-

bermakna-dari-david-p-ausubel/.

Dimyati & Mudjiono, (1994), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta,

Jakarta

Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cita.

Hamalik,O.,2007, Preses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Iliasari. (2001).(edisi revisi). IPA 3, untuk Sekolah Menengah Umum Kelas 3,

Jakarta: Balai Pustaka. Maret 2008.

Karyadi, B. (2000).(edisi revisi). IPA 2, untuk Sekolah Menengah Umum Kelas 2,

Jakarta: Balai Pustaka.

Kevin Lehmann, 1996. Bad Chemistry. Dept of Chemistry, Princeton University, NJ.

Diakses pada 20 April pada:

2017. http://www.princeton.edu/~lehmann/BadChemistry.html

Page 89: MODUL PENDIDIKAN IPA SDrepository.undwi.ac.id/public/files/penelitian/... · 2020. 8. 22. · 1 1 BAB I A. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan

85

85

Mardhiyanti, D. 2010. Teori Belajar Bermakna dari David P. Ausubel. (Online)

Diakses pada 9 April 2017 pada:

http://mardhiyanti.blogspot.com/2010/03/teori-belajar-bermakna-dari-david-

p.html

Mulyati, Psikologi Belajar, Yogyakarta: C.V. Andi Offset, 2005

Nasution, S., Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bumi

Aksara. 2000.

Sri Sulistyorini, 2007. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Di Sekolah Dasar.

Unnes: Tiara Wacana

Suherman. 2000. Buku Saku Perkembangan Anak. Jakarta: EGC.

Suryani, Sri. 2019. Implementasi Pembelajaran Teori Piaget pada Materi IPA.

Diakses pada 6 Juni 2017 pada: https://bdkpalembang.com/implimentasi-

pembelajaran-teori-piaget-pada-materi-ipa/

Winataputra, S. Udin, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:

Universitas Terbuka