modul kimia kelas x tata nama senyawa dan · pdf filetabel 4.1 rumus dan nama ion ... tuliskan...

16
1 | MODUL KIMIA X IPA MODUL KIMIA KELAS X TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR Mendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana serta persamaan reaksinya. 1. Menentukan nama senyawa kimia biner logam nonlogam 2. Menentukan nama senyawa kimia biner nonlogam nonlogam 3. Menentukan nama senyawa kimia poliatomik sederhana 4. Memberi nama senyawa-senyawa kimia sederhana menurut aturan IUPAC 5. Menyetarakan persamaan reaksi A. Tata Nama Senyawa Sederhana Setiap rumus kimia mempunyai nama dengan aturan-aturan yang telah ditentukan dan disebut tata nama senyawa. Dengan mengetahui rumus kimia, kita dapat menuliskan zat-zat yang bereaksi dan hasil reaksinya dalam suatu persamaan reaksi. Tata nama sistematik dari senyawa kimia disusun dan diatur oleh IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry atau organisasi Internasional Kimia Murni dan Terapan). Penerapan tata nama senyawa kimia meliputi senyawa senyawa biner, poliatomik, dan ionik. 1. Tata Nama Senyawa Biner yang Terdiri dari Atom Logam dan Nonlogam Suatu senyawa dapat tersusun atas dua atau lebih unsur kimia. Senyawa yang tersusun atas dua unsur kimia disebut senyawa biner. Berikut tata nama senyawa biner yang tersusun atas unsur logam dan nonlogam. a. Nama senyawa kimia yang terdiri dari dua unsur (senyawa biner) menggunakan akhiran ida. b. Unsur logam (kation) disebutkan terlebih dahulu diikuti unsur nonlogam (anion). c. Jumlah unsur yang menyusun senyawa tidak berpengaruh terhadap penamaan senyawa. Contoh: KCl = kalium klorida NaCl = natrium klorida MgI 2 = magnesium iodida MgO = magnesium oksida Na 2 S = natrium sulfida d. Jika kation berasal dari logam yang memiliki jumlah muatan lebih dari satu, maka Di belakang nama logam (dalam bahasa Indonesia) dituliskan muatan ion dalam kurung dengan tulisan Romawi dilanjutkan dengan nama nonlogam diberi akhiran ida. Contoh: FeCl 2 = besi (II) klorida FeCl 3 = besi (III) klorida CuO = Tembaga (II) oksida 2. Tata Nama Senyawa Biner yang Terdiri dari Atom Nonlogam dan Nonlogam Senyawa biner dari nonlogam dan nonlogam disebut dengan senyawa kovalen biner. Cara penamaan senyawa kovalen biner adalah sama seperti senyawa ion, yaitu diberi akhiran "ida". Jika pasangan unsur hanya membentuk satu jenis senyawa, angka indeks (jumlah atom) tidak perlu disebutkan. Contoh: HCl = hidrogen klorida Beberapa pasang unsur dapat pula membentuk lebih dari satu senyawa biner. Penamaan senyawa harus disebutkan jumlah atomnya dalam angka latin dengan indeks dalam bahasa Yunani, sebagai berikut: 1 = mono 6 = heksa 2 = di 7 = hepta 3 = tri 8 = okta 4 = tetra 9 = nona 5 = penta 10 = deka

Upload: dokien

Post on 30-Jan-2018

708 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

1 | MODUL KIMIA X IPA

MODUL KIMIA KELAS X

TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

Mendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan

organik sederhana serta persamaan reaksinya.

1. Menentukan nama senyawa kimia biner logam –

nonlogam

2. Menentukan nama senyawa kimia biner nonlogam

– nonlogam

3. Menentukan nama senyawa kimia poliatomik

sederhana

4. Memberi nama senyawa-senyawa kimia sederhana

menurut aturan IUPAC

5. Menyetarakan persamaan reaksi

A. Tata Nama Senyawa Sederhana

Setiap rumus kimia mempunyai nama dengan aturan-aturan yang telah ditentukan dan disebut tata nama senyawa.

Dengan mengetahui rumus kimia, kita dapat menuliskan zat-zat yang bereaksi dan hasil reaksinya dalam suatu persamaan

reaksi.

Tata nama sistematik dari senyawa kimia disusun dan diatur oleh IUPAC (International Union of Pure and Applied

Chemistry atau organisasi Internasional Kimia Murni dan Terapan). Penerapan tata nama senyawa kimia meliputi senyawa

– senyawa biner, poliatomik, dan ionik.

1. Tata Nama Senyawa Biner yang Terdiri dari Atom Logam dan Nonlogam

Suatu senyawa dapat tersusun atas dua atau lebih unsur kimia. Senyawa yang tersusun atas dua unsur kimia disebut

senyawa biner. Berikut tata nama senyawa biner yang tersusun atas unsur logam dan nonlogam.

a. Nama senyawa kimia yang terdiri dari dua unsur (senyawa biner) menggunakan akhiran –ida.

b. Unsur logam (kation) disebutkan terlebih dahulu diikuti unsur nonlogam (anion).

c. Jumlah unsur yang menyusun senyawa tidak berpengaruh terhadap penamaan senyawa.

Contoh:

KCl = kalium klorida

NaCl = natrium klorida

MgI2 = magnesium iodida

MgO = magnesium oksida

Na2S = natrium sulfida

d. Jika kation berasal dari logam yang memiliki jumlah muatan lebih dari satu, maka Di belakang nama logam (dalam

bahasa Indonesia) dituliskan muatan ion dalam kurung dengan tulisan Romawi dilanjutkan dengan nama nonlogam

diberi akhiran –ida.

Contoh:

FeCl2 = besi (II) klorida

FeCl3 = besi (III) klorida

CuO = Tembaga (II) oksida

2. Tata Nama Senyawa Biner yang Terdiri dari Atom Nonlogam dan Nonlogam

Senyawa biner dari nonlogam dan nonlogam disebut dengan senyawa kovalen biner. Cara penamaan senyawa kovalen

biner adalah sama seperti senyawa ion, yaitu diberi akhiran "ida". Jika pasangan unsur hanya membentuk satu jenis

senyawa, angka indeks (jumlah atom) tidak perlu disebutkan.

Contoh:

HCl = hidrogen klorida

Beberapa pasang unsur dapat pula membentuk lebih dari satu senyawa

biner. Penamaan senyawa harus disebutkan jumlah atomnya dalam angka

latin dengan indeks dalam bahasa Yunani, sebagai berikut:

1 = mono 6 = heksa

2 = di 7 = hepta

3 = tri 8 = okta

4 = tetra 9 = nona

5 = penta 10 = deka

2 | MODUL KIMIA X IPA

Indeks angka satu untuk unsur pertama umumnya tidak pernah disebutkan.

Contoh:

CO = karbon monoksida

CO2 = karbon dioksida

N2O3 = dinitrogen trioksida

N2O5 = dinitrogen pentoksida

HBr = hidrogen bromida

HF = hidrogen fluorida

CS2 = karbon disulfida

1. Tuliskan nama senyawa-senyawa berikut!

a. LiCl

b. RbI

c. CaCl2

d. SrO

e. Al2O3

f. NaF

g. Fe2O3

h. SnCl2

i. MnO

j. CaS

2. Tuliskan rumus senyawa ion yang mempunyai nama berikut!

a. Natrium sulfida

b. Magnesium oksida

c. Aluminium sulfida

d. Stronsium klorida

e. Magnesium nitrida

f. Tembaga (II) klorida

g. Tembaga (I) oksida

h. Seng (II) iodida

i. Kromium (II) oksida

j. Timah (II) oksida

3. Tuliskan nama senyawa-senyawa berikut.

a. CO

b. PCl5

c. CO2

d. SCl6

e. SiCl4

f. SO2

g. Cl2O

h. CBr4

i. Cl2O5

j. ClF3

4. Tuliskan rumus molekul senyawa yang mempunyai nama berikut.

a. Fosforus triklorida

b. Karbon disulfida

c. Karbon tetraklorida

d. Difosforus trioksida

e. Dinitrogen trioksida

f. Diklorin heptaoksida

g. Silikon dioksida

h. Sulfur trioksida

i. Diklorin trioksida

j. Diarsen trioksida

3. Tata Nama Senyawa Poliatomik

Senyawa poliatom dibentuk oleh lebih dari dua atom yang berbeda. Pada umumnya senyawa ini dibentuk oleh ion-ion

poliatomik. Ion-ion poliatomik itu sendiri adalah ion-ion yang terdiri atas dua atom atau lebih yang terikat bersama,

umumnya dijumpai tersusun atas unsur-unsur nonlogam.

Tabel 4.1 Rumus dan Nama Ion – ion Poliatomik

Ion Nama Ion Ion Nama Ion

NH4+

Ammonium CO32-

Karbonat

OH- Hidroksida HCO3

- Bikarbonat

CN-

Sianida SO32-

Sulfit

NO2-

Nitrit HSO3-

Bisulfit

NO3-

Nitrat SO42-

Sulfat

ClO-

Hipoklorit SCN-

Tiosianat

ClO2-

Klorit S2O32-

Tiosulfat

ClO3-

Klorat CrO42-

Kromat

ClO4-

Perklorat Cr2O72-

Dikromat

MnO4-

Permanganat PO43-

Fosfat

CH3COO-

Asetat PO33-

Fosfit

C2O42-

Oksalat HPO42-

Hidrogen fosfat

MnO42-

Manganat H2PO4-

Dihidrogen fosfat

Soal Latihan!

1

3 | MODUL KIMIA X IPA

Nama senyawa ion poliatomik adalah gabungan nama kation, nama anion dan angka indeks tidak disebutkan.

Senyawa ion bersifat netral, jumlah muatan positif sama dengan jumlah muatan negatif.

Contoh:

NaClO = natrium hipoklorit

KMnO4 = kalium permanganat

CaCO3 = kalsium karbonat

KNO3 = kalium nitrat

4. Tata Nama Senyawa Asam

Asam adalah senyawa kovalen yang terdiri atas ion H+ (sebagai kation)

dan suatu anion. Penamaan asam didahului dengan kata asam yang diikuti nama anion.

Contoh:

HBr = asam bromida

H2SO4 = asam sulfat

HNO3 = asam nitrat

5. Tata Nama Senyawa Basa

Pada umumnya basa adalah senyawa ion dari logam dengan ion OH–.

Penamaannya diawali dengan menyebutkan ion logam dan diikuti dengan

hidroksida.

Contoh:

KOH = kalium hidroksida

Mg(OH)2 = magnesium hidroksida

Fe(OH)2 = besi (II) hidroksida

1. Tuliskan nama asam dengan rumus kimia sebagai berikut.

a. H2CO3

b. H2SO3

c. H2S

d. HCl

e. H3PO3

f. CH3COOH

2. Tuliskan rumus kimia asam-asam berikut.

a. Asam sulfat

b. Asam klorat

c. Asam oksalat

d. Asam fosfat

e. Asam perklorat

f. Asam nitrit

3. Tuliskan nama dari basa berikut ini.

a. Fe(OH)2

b. Zn(OH)2

c. Cr(OH)3

d. KOH

e. Au(OH)3

f. Sn(OH)2

4. Tuliskan rumus kimia dari basa berikut ini.

a. Natrium hidroksida

b. Tembaga (II) hidroksida

c. Aluminium hidroksida

d. Nikel (II) hidroksida

e. Kalsium hidroksida

f. Raksa (I) hidroksida

5. Tentukan massa molekul relatif dari senyawa berikut.

a. CaCO3

b. Na2HPO4

c. NaHCO3

d. KNO3

e. MgSO4

f. K2MnO4

6. Tuliskan rumus kimia dan bentuk ion-ion yang terdapat dalam senyawa berikut:

a. Amonium fosfat

b. Natrium sulfida

c. Natrium dihidrogen fosfat

d. Barium sulfat

e. Besi (II) nitrat

f. Tembaga (I) asetat

Soal Latihan!

2

4 | MODUL KIMIA X IPA

7. Tuliskan rumus kimia yang terbentuk dari kation dan anion berikut, serta beri nama senyawa yang terbentuk!

Kation

Anion

Cl-

NO2-

SO42-

Cr2O72-

PO43-

K+

Ca2+

Zn2+

Ag+

Al3+

B. Persamaan Reaksi

Kita mengenal perubahan fisika dan perubahan kimia. Perubahan fisika yaitu perubahan yang tidak menghasilkan zat

baru sedangkan perubahan kimia menghasilkan zat baru. Perubahan kimia disebut juga reaksi kimia. Contoh perubahan

kimia yang dapat diamati di lingkungan kita yaitu kayu dibakar menjadi arang dan besi berkarat.

Reaksi kimia dapat diamati karena adanya perubahan dari warna zat

mula-mula. Selain perubahan warna, ada gejala lain yang menunjukkan terjadinya reaksi kimia, yaitu perubahan wujud,

suhu, adanya gas, atau terbentuknya endapan.

Persamaan reaksi didefinisikan sebagai persamaan yang menyatakan kesetaraan jumlah zat-zat yang terlibat dalam

reaksi kimia dengan menggunakan rumus kimia. Dalam reaksi kimia terdapat zat-zat pereaksi dan zat-zat hasil reaksi.

Dalam menuliskan persamaan reaksi, rumus kimia pereaksi dituliskan di ruas kiri dan rumus kimia hasil reaksi dituliskan

di ruas

kanan. Antara kedua ruas itu dihubungkan dengan tanda panah ( → ) yang menyatakan arah reaksi kimia.

Contoh:

Logam magnesium bereaksi dengan gas klorin membentuk magnesium klorida. Persamaan reaksinya adalah:

Magnesium + klorin → magnesium klorida, atau dapat dituliskan dengan rumus kimia menjadi:

Mg + Cl2 → MgCl2

Hal-hal yang digambarkan dalam persamaan reaksi adalah rumus kimia zat-zat pereaksi (reaktan) di sebelah kiri tanda

panah dan zat-zat hasil reaksi (produk) di sebelah kanan tanda panah. Anak panah dibaca yang artinya “membentuk” atau

“bereaksi menjadi”. Wujud atau keadaan zat-zat pereaksi dan hasil reaksi ada empat macam, yaitu gas (g), cairan (liquid

atau l), zat padat (solid atau s) dan larutan (aqueous atau aq).

Bilangan yang mendahului rumus kimia zat-zat dalam persamaan reaksi disebut koefisien reaksi. Koefisien reaksi

diberikan untuk menyetarakan atom-atom sebelum dan sesudah reaksi. Selain untuk menyetarakan persamaan reaksi,

koefisien reaksi menyatakan perbandingan paling sederhana dari partikel zat yang terlibat dalam reaksi.

Misalnya, reaksi antara gas hidrogen dengan gas oksigen membentuk air sebagai berikut.

Pereaksi atau reaktan Hasil reaksi/produk

2H2(g) + O2(g) → 2H2O(l)

↓ ↓ ↓

koefisien H2 = 2 koefisien O2 = 1 koefisien H2O = 2

Berdasarkan persamaan reaksi di atas, berarti 2 molekul hidrogen bereaksi

dengan 1 molekul oksigen membentuk 2 molekul H2O. Oleh karena itu sebaiknya dihindari koefisien pecahan karena

dapat memberi pengertian seolah – olah partikel materi (atom atau molekul) dapat dipecah.

Penulisan persamaan reaksi dapat dilakukan dalam dua langkah sebagai berikut:

1. Menuliskan rumus kimia zat-zat pereaksi dan produk, lengkap dengan keterangan tentang wujudnya.

2. Penyetaraan, yaitu memberi koefisien yang sesuai, sehingga jumlah atom ruas kiri sama dengan jumlah atom ruas

kanan.

C. Penyetaraan Reaksi

Suatu persamaan reaksi dikatakan benar jika memenuhi hukum kimia, yaitu zat-zat yang terlibat dalam reaksi harus

setara, baik jumlah zat maupun

muatannya.

Banyak reaksi dapat disetarakan dengan jalan mencoba/menebak, akan tetapi sebagai permulaan dapat mengikuti

langkah berikut:

1. Pilihlah satu rumus kimia yang paling rumit, tetapkan koefisiennya sama dengan 1.

2. Zat-zat yang lain tetapkan koefisien sementara dengan huruf.

3. Setarakan dahulu unsur yang terkait langsung dengan zat yang tadi diberi koefisien 1.

5 | MODUL KIMIA X IPA

4. Setarakan unsur lainnya. Biasanya akan membantu jika atom O disetarakan paling akhir.

Suatu persamaan reaksi harus disetarakan agar sesuai dengan hukum kekekalan massa yang menyatakan bahwa:

“dalam setiap reaksi kimia, jumlah massa zat – zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”. Maka, tidak ada atom

unsur yang terhilang atau tercipta setelah reaksi kimia berlangsung. Jadi, dalam reaksi kimia hanya terjadi penataulangan

atom – atom pereaksi membentuk zat baru sebagai hasil reaksi. Sehingga, suatu persamaan reaksi memiliki jumlah atom

yang sama pada sebelum dan sesudah reaksi.

1. Tuliskan dan setarakan persamaan reaksi antara gas metana (CH4) dengan gas oksigen membentuk gas karbon

dioksida dan uap air.

Penyelesaian:

Langkah 1: Menuliskan rumus kimia dan persamaan reaksi

CH4(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(l)

Langkah 2: Penyetaraan

Tetapkan koefisien CH4 = 1, sedangkan koefisien zat-zat lainnya dimisalkan dengan huruf.

1CH4(g) + aO2(g) → bCO2(g) + cH2O(l)

Setarakan jumlah atom ruas kiri dan kanan

Jumlah Atom

Ruas Kiri

Jumlah Atom

ruas Kanan

∑ Atom Ruas Kiri = ∑ Atom Ruas Kanan

C = 1 C = b b = 1

H = 4 H = 2c 4 = 2c maka c = 2

O = 2a O = 2b + c 2a = 2b + c

2a = 2.1 + 2

a = 2

Persamaan reaksi setaranya menjadi:

1CH4(g) + 2O2(g) → 1CO2(g) + 2H2O(l)

Koefisien 1 tidak perlu ditulis, sehingga persamaan reaksi menjadi:

CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(l)

2. Tuliskan dan setarakan persamaan reaksi antara logam aluminium dengan klorida membentuk larutan aluminium

klorida dan gas hidrogen.

Penyelesaian:

Langkah 1: Menuliskan rumus kimia dan persamaan reaksi

Al(s) + HCl(aq) → AlCl3(aq) + H2(g)

Langkah 2: Penyetaraan

Tetapkan koefisien AlCl3 = 1, sedangkan koefisien zat-zat lainnya dimisalkan dengan huruf.

aAl(s) + bHCl(aq) → 1AlCl3(aq) + cH2(g)

Setarakan jumlah atom ruas kiri dan kanan

Jumlah Atom

Ruas Kiri

Jumlah Atom

ruas Kanan

∑ Atom Ruas Kiri = ∑ Atom Ruas Kanan

Al = a Al = 1 a = 1

H = b H = 2c b = 2c

3 = 2c maka c = 3/2

Cl = b Cl = 3 b = 3

Persamaan reaksi setaranya menjadi:

1Al(s) + 3HCl(aq) → 1AlCl3(aq) + 3/2H2(g)

Karena koefisien tidak boleh pecahan, untuk membulatkan pecahan, maka semua koefisien dikalikan dua, sehingga

persamaan reaksi menjadi:

2Al(s) + 6HCl(aq) → 2AlCl3(aq) + 3H2(g)

Contoh

Soal!

6 | MODUL KIMIA X IPA

a. Setarakanlah persamaan reaksi berikut!

1. Na2O + H2O → NaOH

2. Fe + O2 → Fe2O3

3. P4 + O2 → P2O5

4. KClO3 → KCl + O2

5. N2O3 → NO + O2

6. N2O5 + H2O → HNO3

7. Al2O3 + H2O → Al(OH)3

8. Zn + H2SO4 → ZnSO4 + H2

9. H3PO4 + Ca(OH)2 → Ca3(PO4)2 + H2O

10. Al + HCl → AlCl3 + H2

11. Fe2O3 + HBr → FeBr3 + H2O

12. Pb(NO3)2 + NaCl → PbCl2 + NaNO3

13. K3PO3 + MgI2 → KI + Mg3(PO3)2

14. C2H4 + O2 → CO2 + H2O

15. C3H4 + O2 → CO2 + H2O

16. C2H5OH + O2 → CO2 + H2O

17. Ag2O + NH3 → Ag + N2 + H2O

18. Cu + HNO3 → Cu(NO3)2 + NO + H2O

19. I2 + NaOH → NaI + NaIO3 + H2O

20. NaOH + H2SO4 → Na2SO4 + H2O

b. Tuliskan persamaan reaksi berikut, kemudian setarakan!

1. Gas nitrogen bereaksi dengan gas hidrogen membentuk amonia.

2. Gas hidrogen bereaksi dengan gas oksigen membentuk air.

3. Logam aluminium bereaksi dengan gas oksigen membentuk aluminium oksida padat.

4. Kalsium oksida padat bereaksi dengan air membentuk larutan kalsium hidroksida.

5. Larutan natrium hidroksida bereaksi dengan larutan asam sulfat membentuk larutan natrium sulfat dan air.

6. Larutan asam klorida bereaksi dengan larutan magnesium hidroksida membentuk larutan magnesium klorida dan

air.

7. Butana terbakar sempurna membentuk gas karbon dioksida dan air.

8. Larutan magnesium nitrat bereaksi dengan larutan natrium fosfat membentuk larutan magnesium fosfat dan larutan

natrium nitrat.

9. Logam besi bereaksi dengan larutan asam klorida membentuk larutan besi (III) klorida dan gas hidrogen.

10. Karbon dioksida dan amonia bereaksi membentuk urea dan air.

1. Nama untuk senyawa dengan rumus CaC2 adalah . . . .

a. kalsium karbonat

b. kalsium karbida

c. kalsium dikarbon

d. kalsium karbohidrat

e. kalsium dikarbonat

2. Nama yang tepat untuk NaClO adalah . . . .

a. natrium hipoklorit

b. natrium klorat

c. natrium klorit

d. natrium perklorat

e. natrium klorida

3. Nama yang tepat untuk senyawa KCN adalah . . . .

a. kalium nitrat

b. kalium nitrida

c. kalium karbon

d. kalium sianida

e. kalium karbonat

4. Rumus kimia untuk kalsium karbonat adalah . . . .

a. CaC2 b. Ca(OH)2 c. CaH2 d. Ca2CO3 e. CaCO3

5. Rumus kimia yang benar untuk natrium dihidrogen fosfat adalah . . . .

a. Na3PO4 b. Na(PO4)3 c. Na2HPO4 d. Na3PO3 e. NaH2PO4

6. Massa molekul relatif (Mr) dari C2H4O2 adalah . . . . Diketahui Ar C = 12, H = 1, O = 16

a. 29 b. 60 c. 32 d. 75 e. 44

Soal Latihan!

3

Uji Kompetensi

7 | MODUL KIMIA X IPA

7. Massa satuan rumus (Mr) dari Na2S2O3 adalah . . . . Diketahui Ar Na = 23, S = 32, O = 16

a. 71 b. 103 c. 94 d. 158 e. 106

8. Perhatikan persamaan reaksi setara berikut.

X + Pb(NO3)2(aq) → PbCl2(s) + NaNO3(aq) Senyawa X adalah . . . .

a. HNO3 b. HCl c. NaNO3 d. NaCl2 e. NaCl

9. Gas metana terbakar sempurna menghasilkan gas CO2 dan H2O. Persamaan yang tepat untuk menyatakan reaksi

tersebut adalah . . . .

a. CH4(g) + O2(g) → CO2(g) + 4H2O(g)

b. CH4(g) + O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)

c. CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)

d. CH4(g) + H2(g) → CH2(g) + 2H2(g)

e. CH4(g) + N2(g) → CN2(g) + 2H2(g)

10. Perhatikan persamaan reaksi setara berikut.

X + 2HCl(aq) → 2NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g) Senyawa X adalah . . . .

a. NaNO3 b. NaOH c. Na2CO3 d. Na2S2O3 e. Na2SO4

11. Pembakaran sempurna gas etana menghasilkan CO2 dan H2O seperti ditunjukkan pada persamaan reaksi berikut.

C2H6(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(l) Pada persamaan ini, perbandingan koefisien reaksi CO2 terhadap H2O adalah . . . .

a. 1 : 1 b. 1 : 3 c. 2 : 3 d. 3 : 1 e. 3 : 2

12. Ca(OH)2(aq) + H3PO4(aq) → Ca3(PO4)2(s) + H2O(l)

Koefisien reaksi pada persamaan di atas adalah . . . .

a. 1-2-3-6 b. 2-1-3-6 c. 2-3-1-6 d. 3-2-1-6 e. 3-6-1-2

13. Di antara persamaan molekuler berikut, reaksi yang sudah setara adalah . . .

a. 2CuO(s) + 2C(s) → Cu(s) + 4CO2(g)

b. SO2(g) + 2O2(g) → SO3(g)

c. H2S(g) + O2(g) → H2O(l) + SO2(g)

d. P4O10(g) + 10C(s) → P4(g) + 10CO(g)

e. 2NO(g) + O2(g) → 2NO2(g)

14. Jumlah atom nitrogen terbanyak dalam senyawa . . . .

a. KNO3 b. Fe(NO3)3 c. CO(NH2)2 d. Ca(NO2)2 e. N2O5

15. Koefisien reaksi yang tepat untuk reaksi:

K(s) + H2O(l) → KOH(aq) + H2(g) berturut-turut adalah . . . .

a. 2, 1, 1, 1

b. 1, 2, 2, 1

c. 2, 2, 2, 1

d. 2, 1, 2, 1

e. 1, 2, 1, 2

16. Reaksi yang sudah setara adalah . . . .

a. CH4(g) + O2(g) → CO2(g) + 2H2O(l)

b. CaO(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + 2 H2O(l)

c. Fe2O3(s) + C(s) → 2Fe(s) + 3CO(g)

d. C2H6(g) + 3O2(g) → 2CO2(g) + H2O(l)

e. 2 H2(g) + 3SO2(g) → 2H2O(l) + 2SO2(g)

17. Pada reaksi: xC2H6(g) + yO2(g) → zCO2(g) + H2O(g) x, y, dan z berturut-turut yang benar adalah . . . .

a. 1, 7, 2 b. 4, 7, 2 c. 2, 7, 4 d. 4, 7, 4 e. 2, 7, 2

18. Nama senyawa K2O adalah . . . .

a. dikalium oksida

b. kalium dioksida

c. kalium oksida

d. kalsium oksida

e. dikalsium oksida

19. Rumus senyawa aluminium klorida adalah . . . .

a. AlCl b. Al3Cl c. AlCl2 d. Al2Cl e. AlCl3

20. Nama senyawa CuS adalah . . . .

a. tembaga sulfur

b. tembaga(I) sulfida

c. tembaga(II) sulfida

d. tembaga sulfat

e. tembaga sulfit

21. Nama yang benar P2O3 adalah . . . .

a. fosfor oksida

b. difosfor trioksida

c. fosfor trioksida

d. difosfor trioksigen

e. fosfor trioksigen

22. Senyawa dinitrogen tetraoksida memiliki rumus . . . .

a. NO4 b. Ni2O4 c. N2O4 d. Ni2O e. N4O2

23. Rumus garam yang benar apabila ion kalsium bergabung dengan anion sulfat . . . .

a. CaSO4 b. Ca2(SO4)2 c. Ca2SO4 d. Ca2(SO3)2 e. CaSO3

24. Rumus senyawa yang mungkin berdasarkan tabel kation dan anion berikut:

8 | MODUL KIMIA X IPA

kation Anion

K+

Mg2+

Al3+

NO3-

CO32-

PO43-

a. KCO3 b. K2NO3 c. MgNO3 d. Mg2(PO4)3 e. AlPO4

25. Berikut ini tata nama yang benar, kecuali . . . .

a. NaClO = natrium hipoklorit

b. NaClO3 = natrium klorat

c. KClO2 = kalium klorit

d. KClO4 = kalium perklorat

e. Mg(ClO2)2 = magnesium klorat

26. Rumus asam fosfat yang tepat adalah . . . .

a. H2PO4 b. H3PO3 c. H2PO3 d. H3PO4 e. HPO4

27. Jika ion-ion Zn2+,

Ba2+

, dan Al3+

membentuk basa bergabung dengan ion hidroksida (OH–), rumus basa yang benar

adalah . . . .

a. ZnOH b. Ba2OH c. BaOH d. Zn2OH e. Al(OH)3

28. Persamaan reaksi berikut yang setara adalah . . . .

a. Fe(s) + HCl(aq)→ FeCl2(aq) + H2(g)

b. SO2(g) + O2(g)→ SO3(g)

c. CuO(s) + 2H2(g)→ Cu(s) + H2O(g)

d. Na(s) + H2O(l)→ NaOH(aq) + H2(g)

e. Zn(s) + H2SO4(aq)→ ZnSO4(aq) + H2(g)

29. Reaksi pembakaran pirit adalah sebagai berikut.

2FeS2 + aO2 → 2FeO + bSO2 Koefisien untuk a dan b adalah . . . .

a. a = 3; b = 2

b. a = 3; b = 3

c. a = 4; b = 3

d. a = 4; b = 5

e. a = 5; b = 4

30. Reaksi pembakaran gas asetilen adalah 2C2H2 + aO2 → bCO2 + cH2O. Koefisien untuk a, b, dan c adalah . . . .

a. a = 3; b = 2; c = 3

b. a = 2; b = 2; c = 2

c. a = 5; b = 3; c = 2

d. a = 5; b = 4; c = 2

e. a = 4; b = 5; c = 4

31. aCu + bHNO3 → cCu(NO3)2 + dH2

Koefisien a, b, c, dan d agar reaksi tersebut setara adalah . . . .

a. 2, 1, 1, 1

b. 1, 2, 1, 1

c. 1, 1, 1, 2

d. 1, 2, 1, 2

e. 2, 1, 2, 1

32. Reaksi amonium fosfat dengan kalium hidroksida membentuk kalium fosfat dan amonium hidroksida. Reaksi yang

benar adalah . . . .

a. (NH3)4(aq) + PO4(aq) + KOH(aq) → K4(PO4)3(aq) + NH4OH(aq)

b. (NH4)3PO4(aq) + 3KOH(aq) → 3NH4OH(aq) + 3 KPO4(aq)

c. (NH4)3PO4(aq) + 3KOH(aq) → 3NH4OH(aq) + K3PO4(aq)

d. K3PO4(aq) + 3 KOH(aq) → K3PO4(aq) + 3 NH4OH(aq)

e. K3PO4(aq) + KOH(aq) → K4(PO4)3(aq) + NH4OH(aq)

9 | MODUL KIMIA X IPA

REAKSI OKSIDASI REDUKSI

Standar Kompetensi

Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi

Kompetensi Dasar

Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta

penerapannya.

A. Perkembangan Konsep Reduksi dan Oksidasi

Di sekitar kita terdapat berbagai proses kimia yang dapat dijelaskan dengan konsep reaksi redoks. Contohnya proses

pembakaran bahan bakar, bahan makanan menjadi basi karena teroksidasi oleh udara, penggunaan baterai sebagai sumber

listrik, penyepuhan logam, dan perkaratan.

Gambar 1. Contoh reaksi redoks

1. Konsep Reduksi Oksidasi Berdasarkan Pengikatan dan Pelepasan Oksigen

Pada awalnya, sekitar abad ke-18, konsep reaksi oksidasi dan reduksi dikaitkan dengan pengikatan atau pelepasan senyawa

atau unsur dengan oksigen.

Oksidasi adalah pengikatan oksigen.

Reduksi adalah pelepasan oksigen.

a. Contoh reaksi oksidasi:

1. Perkaratan logam, misalnya:

4Fe(s) + 3O2(g) → 2Fe2O3(s)

2. Pembakaran, misalnya reaksi pembakaran metana:

CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)

b. Contoh reaksi reduksi:

1. 2CuO(s) → 2Cu(s) + O2(g)

2. 2PbO2(s) → 2PbO(s) + O2(g)

2. Konsep Reduksi Oksidasi Berdasarkan Pengikatan dan Pelepasan Elektron

Memasuki abad ke-20, para ahli melihat suatu karakteristik mendasar dari reaksi oksidasi dan reduksi ditinjau dari ikatan

kimianya, yaitu adanya serah terima elektron. Konsep ini dapat diterapkan pada reaksi-reaksi yang tidak melibatkan oksigen.

Contoh 1:

2Mg(s) + O2(g) → 2MgO(s)

10 | MODUL KIMIA X IPA

Mg → Mg

2+ + 2e

- (oksidasi)

O2 + 4e- → 2O

2- (reduksi)

Oksidasi adalah pelepasan elektron

Reduksi adalah penerimaan elektron

Contoh oksidasi:

1. Ca → Ca2+

+ 2e-

2. Na → Na+

+ e-

3. Sr → Sr2+

+ 2e-

Contoh reduksi:

1. S + 2e- → S

2-

2. Cl2 + 2e- → 2Cl

-

3. Br2 + 2e- → 2Br

-

Reaksi oksidasi dan reaksi reduksi selalu terjadi bersamaan. Oleh karena itu, reaksi oksidasi dan reaksi reduksi disebut juga

reaksi oksidasi-reduksi atau reaksi

redoks.

Misal:

Oksidasi: Ca → Ca2+

+ 2e-

Reduksi: Cl2 + 2e- → 2Cl

-

reaksi keseluruhan: Ca + Cl2 → CaCl2

Latihan 1

B. Konsep Bilangan Oksidasi

1. Pengertian Bilangan Oksidasi

Bilangan oksidasi adalah muatan yang dimiliki oleh suatu atom jika atom tersebut berikatan dengan atom lain atau dalam

keadaan bebas. Dengan kata lain, bilangan oksidasi merupakan suatu bilangan yang menunjukkan ukuran kemampuan suatu

1. Sebutkan perbedaan oksidasi dan reduksi berdasarkan pelepasan dan pengikatan oksigen dan

pengikatan dan pelepasan elektron!

2. Tentukan apakah reaksi berikut tergolong oksidasi atau reduksi, berdasarkan pengikatan dan

pelepasan oksigen!

a. C(s) + O2(g) ⎯→ CO2(g)

b. CO(g) + H2(g) ⎯→ C(s) + H2O(g)

c. 2SO2(g) + O2(g) ⎯→2SO3(g)

d. CH4(g) + 2O2(g) ⎯→ CO2(s) + 2H2O(g)

e. C6H12O6(s) + 6O2(g) → 6CO2(g) + 6H2O(l)

f. 4Al(s) + 3O2(g) → 2Al2O3(s)

g. 2SO3(g) → 2SO2(g) + O2(g)

h. 6CO2(g) + 6H2O(l) → C6H12O6(s) + 6O2(g)

i. H2O(l) → H2(g) + O2(g)

j. CaO + CO2 → CaCO3

3. Tentukan apakah reaksi berikut tergolong oksidasi atau reduksi, berdasarkan pengikatan dan

pelepasan elektron!

a. Ca2+(

aq) + 2e– → Ca(s)

b. Cu(s) → Cu2+

(aq) + 2e–

c. C2O42-

(aq) → 2CO2(g) + 2e–

d. 2H2O(l) + 2e– → 2OH

-(aq) + H2(g)

e. Zn2+

→ Zn + 2e-

f. Fe2+

→ Fe3+

g. I2 → 2I-

h. 2Br- → Br2

i. S2O32-

→ S4O62-

j. H+ → H2

11 | MODUL KIMIA X IPA

atom untuk melepas atau menangkap elektron dalam pembentukan suatu senyawa, sehingga bilangan oksidasi dapat bertanda

positif maupun negatif.

Nilai bilangan oksidasi suatu unsur dalam senyawa dapat ditentukan melalui aturan berikut:

a. Unsur bebas mempunyai bilangan oksidasi = 0.

b. Umumnya unsur H mempunyai bilangan oksidasi = +1, kecuali dalam senyawa hidrida, bilangan oksidasi H = –1

Contoh: - Bilangan oksidasi H dalam H2O, HCl, dan NH3 adalah +1

- Bilangan oksidasi H dalam LiH, NaH, dan CaH2 adalah –1

c. Umumnya unsur O mempunyai bilangan oksidasi = –2, kecuali dalam senyawa peroksida, bilangan oksidasi O = –1

Contoh: - Bilangan oksidasi O dalam H2O, CaO, dan Na2O adalah –2

- Bilangan oksidasi O dalam H2O2, Na2O2 adalah –1

d. Unsur F selalu mempunyai bilangan oksidasi = –1.

e. Unsur golongan IA, IIA, IIIA berturut – turut mempunyai bilangan oksidasi = +1, +2, dan +3.

f. Bilangan oksidasi ion monoatomik = muatannya.

g. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam ion poliatom = muatan ion.

h. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa = 0.

Latihan 2

2. Konsep Reduksi Oksidasi Berdasarkan Perubahan Bilangan Oksidasi

Contoh:

1. Tentukan bilangan oksidasi unsur yang digarisbawahi berikut:

a. H2O2

b. CH4

c. SO42-

Penyelesaian:

a. H2O2

(2 x b.o H) + (2 x b.o O) = 0

(2 x (+1)) + (2 x b.o O) = 0

Maka, b.o O = -1

b. CH4

(b.o C) + (4 x b.o H) = 0

(b.o C) + (4 x (+1)) = 0

Maka, b.o C = -4

c. SO42-

(b.o S) + (4 x b.o O) = -2

(b.o S) + (4 x (-2)) = -2

b.o S + (-8) = -2

maka, b.o S = +6

Tentukan bilangan oksidasi unsur yang digarisbawahi berikut:

a. NH4+

b. H3PO4

c. Cu(NO3)2

d. NH4NO2

e. MnO4–

f. HNO3

g. Ag2O

h. CuCl2

i. Mg3(PO4)2

j. CaCO3

k. Na2S2O3

l. H2S

m. K2Cr2O7

n. FeCl3

o. KMnO4

12 | MODUL KIMIA X IPA

Suatu reaksi tergolong reaksi redoks jika disertai perubahan bilangan oksidasi. Berdasarkan konsep perubahan bilangan

oksidasi, reaksi reduksi adalah reaksi penurunan bilangan oksidasi, sedangkan reaksi oksidasi adalah reaksi yang

mengalami kenaikan bilangan oksidasi.

Berikut beberapa contoh reaksi redoks:

+2 reduksi -4

CO(g) + 4H2(g) → CH4(g) + 2H2O(g)

0 oksidasi +1

0 oksidasi +2

Zn + 2HCl → ZnCl2 + H2

+1 reduksi 0

Latihan 3

3. Oksidator dan Reduktor

Pada reaksi oksidasi reduksi, zat yang menyebabkan zat lainnya mengalami reaksi reduksi disebut reduktor. Sedangkan zat

yang menyebabkan zat lainnya mengalami reaksi oksidasi disebut oksidator.

Tabel 1. Perbedaan konsep reduktor dan oksidator

Reduktor Oksidator

Menyebabkan zat lain

mengalami reduksi

Zat yang mengalami reaksi

oksidasi:

Mengikat oksigen

Melepas elektron

Peningkatan bilangan

oksidasi

Menyebabkan zat lain

mengalami oksidasi

Zat yang mengalami reaksi

reduksi:

Melepas oksigen

Menangkap elektron

Penurunan bilangan oksidasi

Contoh:

0 oksidasi +2

Zn + CuCl2 → ZnCl2 + Cu

+2 reduksi 0

Reduktor : Zn hasil oksidasi: ZnCl2

Oksidator : CuCl2 hasil reduksi: Cu

4. Reaksi Disproporsionasi dan Konproporsionasi

Suatu reaksi disebut disproporsionasi atau atutoredoks jika terdapat satu zat yang mengalami reaksi oksidasi dan reaksi

reduksi sekaligus, dengan kata lain, oksidator dan reduktornya adalah zat yang sama.

Contoh:

0 reduksi -1

Cl2+ 2KOH → KCl + KClO + H2O

0 oksidasi +1

Reduktor: Cl2

Oksidator: Cl2

Hasil oksidasi: KClO

Hasil reduksi: KCl

Tentukan apakah reaksi di bawah ini tergolong reaksi redoks atau bukan!

a. CaCO3 + 2HCl → CaCl2 + CO2 + H2O

b. 2KMnO4 + 14HCl → 2MnCl2 + 2KCl + 5Cl2 + 7H2O

c. CuO + 2HCl → CuCl2 + H2O

d. BaCl2 + H2SO4 → BaSO4 + 2HCl

e. Cl2 + KOH → KCl + KClO + H2O

f. Cu2O + CO → 2Cu + CO2

13 | MODUL KIMIA X IPA

Sedangkan, reaksi konproporsionasi apabila dalam suatu reaksi hasil reduksi dan hasil oksidasinya adalah zat yang sama.

Contoh:

-2 oksidasi 0

2H2S + SO2 → 3S + 2H2O

+4 reduksi 0

Reduktor: H2S

Oksidator: SO2

Hasil oksidasi: S

Hasil reduksi: S

Latihan 4

C. Tata Nama IUPAC

Pada bab sebelumnya, Anda telah belajar tata nama senyawa biner dan senyawa poliatom. Tata nama tersebut berlaku untuk

zat molekuler atau senyawa ion yang mengandung kation hanya memiliki satu harga muatan atau biloks logam golongan IA, IIA

dan IIIA.

Untuk kation-kation logam yang memiliki lebih dari satu harga biloks (khususnya unsur-unsur transisi), tata namanya

ditambah angka romawi dalam tanda kurung yang menunjukkan harga biloks.

Contoh:

1. FeCl2 : besi (II) klorida

2. FeCl3 : besi (III) klorida

3. CuSO4 : tembaga (II) sulfat

4. Mn(NO3)2 : mangan (II) nitrat

5. SnCl4 : timah (IV) klorida

Latihan 5

D. Pengolahan Air Kotor

Salah satu penerapan konsep reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bidang pengolahan limbah. Prinsip

dasar yang dipergunakan adalah teroksidasinya bahan-bahan organik maupun anorganik, sehingga lebih mudah diolah lebih

lanjut.

Limbah merupakan salah satu pencemar lingkungan yang perlu dipikirkan cara-cara mengatasinya. Berbagai tipe

penanganan limbah cair dengan melibatkan mikroorganisme telah dikerjakan di Indonesia, salah satu tekniknya yaitu teknik

lumpur aktif (activated sludge).

Tentukan apakah reaksi di bawah ini tergolong reaksi redoks, bukan redoks, disproporsionasi, atau

konproporsionasi! Kemudian tentukan reduktor, oksidator, hasil oksidasi dan hasil reduksinya!

a. 2NaOH + H2SO4 → Na2SO4 + 2H2O

b. 2Fe + 6HCl → 2FeCl3 + 3H2

c. Cl2 + SO2 + 2H2O → 2HCl + H2SO4

d. 4H+ + 2Cu2O → 2Cu + 2Cu

2+ + H2O

e. 2KOH + Br2 → KBr + KBrO + H2O

f. Pb+2

+ 2Cl- → PbCl2

g. Cu2+

+ Ni → Cu + Ni2+

h. 2Al2O3 → 4Al + 3O2

a. Tentukan nama senyawa berikut:

1. AlBr3

2. BaCl2

3. N2O4

4. PCl5

5. CaO

6. H3PO4

7. Na2SO3

8. NaCN

9. Fe2(SO4)3

10. Cu(OH)2

11. Pb(SO3)2

b. Tentukan rumus senyawa berikut:

1. Litium nitrat

2. Tembaga (II) karbonat

3. Kalsium hidroksida

4. Kromium (III) sulfat

5. Tembaga (I) oksida

6. Timah (II) kloridA

7. Magnesium fosfat

14 | MODUL KIMIA X IPA

Proses lumpur aktif (activated sludge) merupakan sistem yang banyak dipakai untuk penanganan limbah cair secara

aerobik. Lumpur aktif merupakan metode yang paling efektif untuk menyingkirkan bahan-bahan tersuspensi maupun terlarut

dari air limbah. Lumpur aktif mengandung mikroorganisme aerobik yang dapat mencerna limbah mentah. Setelah limbah cair

didiamkan di dalam tangki sedimentasi, limbah dialirkan ke tangki aerasi. Di dalam tangki aerasi, bakteri heterotrofik

berkembang dengan pesatnya. Bakteri tersebut diaktifkan dengan adanya aliran udara (oksigen) untuk melakukan oksidasi

bahan-bahan organik. Bakteri yang aktif dalam tangki aerasi adalah Escherichia coli, Enterobacter, Sphaerotilus natans,

Beggatoa, Achromobacter, Flavobacterium, dan Pseudomonas. Bakter-bakteri tersebut membentuk gumpalan – gumpalan atau

flocs. Gumpalan tersebut melayang yang kemudian mengapung di permukaaan limbah.

1. Pernyataan berikut yang sesuai dengan peristiwa oksidasi adalah peristiwa . . .

a. penangkapan elektron

b. kenaikan bilangan oksidasi

c. pelepasan oksigen

d. pengurangan muatan positif

e. penambahan muatan negatif

2. Reaksi reduksi adalah ....

a. reaksi melepaskan elektron

b. reaksi menerima proton

c. reaksi pelepasan oksigen

d. reaksi penggabungan oksigen

e. reaksi pelepasan hidrogen

3. Dalam reaksi berikut, zat yang mengalami oksidasi menurut konsep transfer elektron pada huruf yang ditebali adalah ....

a. ZnO(s)+ 2HCl(s) ⎯→ ZnCl2(s)+ H2O(l)

b. Cl2(g) + 2I–(aq) ⎯→2Cl

–(aq) + I2(g)

c. BaCl2(s) + H2SO4(aq) ⎯→ BaSO4(s)+ 2HCl(aq)

d. SO2(g) + H2O(l) ⎯→ H2SO3(aq)

e. CO2(g) + 2H2O(l) ⎯→ CH4(aq)+ 2O2(g)

4. Pada reaksi: Cl2 +2KOH → KCl + KClO +H2O Bilangan oksidasi klor berubah dari ....

a. –1 menjadi +1 dan 0

b. –2 menjadi 0 dan +1

c. +1 menjadi –1 dan 0

d. 0 menjadi –1 dan +1

e. 0 menjadi –1 dan –2

5. Di bawah ini yang merupakan contoh dari reaksi oksidasi ....

a. Ag+ + e

- → Ag

b. KOH → K+ + OH

c. 2AgO → 2Ag +O2

d. 2Al + 3Zn2+

→ 2Al3+

+ 3Zn

e. 2NiO + C → 2Ni + CO2

6. Bilangan oksidasi P dalam HPO42–

adalah ....

a. +2 b. +5 c. +3 d. +6 e. +4

7. Bilangan oksidasi klor dalam senyawa HClO4 adalah . . . .

a. –1 b. +5 c. +1 d. +7 e. +3

8. Jika bilangan oksidasi Fe = +3 dan S = –2, maka bila kedua unsur tersebut bersenyawa akan membentuk senyawa dengan

rumus kimia . . . .

a. Fe2S3 b. FeS2 c. Fe3S2 d. FeS e. Fe3S

9. Unsur mangan yang mempunyai bilangan oksidasi sama dengan krom dalam K2Cr2O7 adalah . . . .

a. KMnO4

b. MnO

c. K2MnO4

d. MnO2

e. MnSO4

10. Nitrogen mempunyai bilangan oksidasi +1 pada senyawa . . . .

a. HNO3 b. N2O c. N2O4 d. NH3 e. NO

11. Pada reaksi redoks: KMnO4 + KI + H2SO4 → MnSO4 + I2 + K2SO4 + H2O bilangan oksidasi Mn berubah dari . . . .

a. +14 menjadi +8

b. –1 menjadi +2

c. +7 menjadi +2

d. –2 menjadi +2

e. +7 menjadi –4

12. Pada reaksi redoks: 2CuSO4 + 4KI → 2K2SO4 + 2CuI2 + I2 hasil oksidasinya adalah . . . .

a. CuSO4 b. KI c. CuI2 d. K2SO4 e. I2

13. Reaksi di bawah ini yang termasuk reaksi redoks adalah … .

a. AgCl + 2NH3 ⎯⎯→ Ag(NH3)2Cl

b. NaOH + CH3COOH ⎯⎯→ CH3COONa + H2O

c. AgNO3 + NaCl ⎯⎯→ AgCl + NaNO3

d. OH– + Al(OH)3 ⎯⎯→ AlO2

– + 2H2O

e. Hg(NO3)2 + Sn ⎯⎯→ Hg + Sn(NO3)2

14. Pada persamaan reaksi berikut: Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)

Spesi yang bertindak sebagai oksidator adalah. . . .

a. logam magnesium b. magnesium klorida c. asam klorida

Uji Kompetensi Bab 7

15 | MODUL KIMIA X IPA

d. gas hidrogen e. asam klorida

13. Bilangan oksidasi klorin dalam kalium klorat adalah ....

a. –1 b. +5 c. +1 d. +7 e. +3

14. Nama yang tepat untuk senyawa FeSO4 adalah ....

a. besi sulfat

b. besi (II) sulfat

c. besi (I) sulfat

d. besi (III) sulfat

e. feri sulfat

15. Nama kimia untuk senyawa Cu2O adalah ....

a. tembaga oksida

b. tembaga (II) oksida

c. tembaga dioksida

d. tembaga monoksida

e. tembaga (I) oksida

16. Perhatikan reaksi berikut: H2(g) +Cl2(g) → 2HCl(g)

Pada reaksi tersebut yang berperan sebagai oksidator adalah ....

a. HCl

b. Cl2

c. Cl2 dan H2

d. H2

e. Cl2 dan HCl

17. Zat berikut mengandung belerang. Di antara zat itu yang tidak dapat direduksi adalah ....

a. SO2

b. S2–

c. SO32–

d. S2O32–

e. H2SO4

18. Nama senyawa dari Ba(OH)2 adalah ....

a. barium hidrida

b. natrium hidroksida

c. barium (II) hidroksida

d. barium hidroksida

e. barium dihidroksida

19. Pada reaksi: MnO2(s) + 2H2SO4(aq) + 2NaI(aq) → MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) + 2H2O(l) + I2(s), yang berperan sebagai

reduktor adalah ....

a. MnSO4 b. MnO2 c. H2SO4 d. NaI e. I2

20. Berikut ini yang bukan syarat untuk terjadinya reaksi oksidasi adalah ....

a. meningkatnya bilangan oksidasi

b. pelepasan elektron

c. pengikatan oksigen

d. bertambahnya bilangan oksidasi

e. penerimaan elektron

21. Bilangan oksidasi halogen pada senyawa asam klorit, asam klorat, dan asam perklorat berturut-turut adalah . . . .

a. +3, +5, +7

b. +1, +7, +5

c. +5, +3, +7

d. +7, +5, +3

e. +1, +3, +5

22. Bilangan oksidasi hidrogen = –1 terdapat pada senyawa . . . .

a. NH3 b. HNO3 c. NaH d. H2O e. PH3

23. Apabila suatu unsur menerima elektron, maka . . . .

a. bilangan oksidasinya akan turun

b. bilangan oksidasinya akan naik

c. reaktivitasnya akan meningkat

d. unsur tersebut mengalami oksidasi

e. menghasilkan bilangan oksidasi positif

24. Reaksi berikut adalah reaksi redoks, kecuali . . . .

a. KI + Cl2 → KCl + I2

b. Zn + H2SO4 → ZnSO4 + H2

c. 2K2CrO4 +H2SO4 → K2Cr2O7 + K2SO4 +H2O

d. H2O2 + H2S → 2H2O + S

e. 2NaOH + Cl2 → NaCl + NaClO +H2O

25. Manakah senyawa klor yang bertindak sebagai reduktor?

a. ClO2– → ClO3

b. Cl- → ClO2

c. ClO4– → Cl

d. Cl2 → 2ClO3–

e. ClO– → ClO4

26. Pada persamaan reaksi berikut: Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g) Spesi yang bertindak sebagai oksidator adalah

....

a. logam magnesium

b. magnesium (I) klorida

c. asam klorida

d. gas hidrogen

e. magnesium klorida

27. Spesi berikut yang dapat berfungsi sebagai oksidator adalah . . . .

a. O2 b. F–

c. I– d. NH3 e. H2S

28. Pengolahan dari bijih logam menjadi logam murni dilakukan melalui proses

a. oksidasi

b. eliminasi

c. reduksi

d. adisi

e. hidrolisis

29. Bilangan oksidasi N=-2 terdapat pada senyawa . . . .

a. NO b. N2O3 c. KNO3 d. N2H4 e. NH4Cl

30. Bilangan oksidasi unsur bromim yang tertinggi terdapat dalam senyawa . . .

a. Fe(BrO2)3

b. AlBr3

c. Ca(BrO)2

d. PbBr4

e. HBrO4

16 | MODUL KIMIA X IPA

31. Salah satu contoh dari reaksi reduksi adalah . . . .

a. pernapasan

b. karat besi

c. fotosintesis

d. pembakaran

e. perubahan warna cokelat pada irisan buah apel ketika dibiarkan di udara

32. Reaksi oksidasi yang benar adalah . . . .

a. Mg(s) + 2e– → Mg

2+(aq)

b. Na(s) → Na2+(

aq) + 2e–

c. Cu(s) + 2e– → Cu

2+(aq)

d. Al(s) → Al3+(

aq) + 3e–

e. Ca(s) → Ca3+(

aq) + 3e–

33. Mangan yang tidak dapat dioksidasi lagi terdapat pada ion . . . .

a. Mn2+

b. MnO4– c. Mn

3+ d. MnO4

2– e. Mn

4+

34. Pada reaksi: 2Fe2+

(aq) + Cl2(g) → 2Fe3+

(aq) + 2Cl–(aq)

yang bertindak sebagai oksidator adalah . . . .

a. Fe2+

b. Cl– c. Cl2 d. Cl e. Fe

3+

35. Pada reaksi reduksi logam tembaga dan asam nitrat berikut:

3Cu + 8HNO3 → 3Cu(NO3)2 + 4H2O + 2NO

Bila 1 mol tembaga bereaksi maka berapa mol gas NO yang terbentuk?

a. 0,2 mol

b. 1 mol

c. 0,3 mol

d. 1,5 mol

e. 0,66 mol

36. Di bawah ini tertulis nama senyawa berikut rumus kimianya . . . .

1. Tembaga (I) oksida, Cu2O

2. Kalsium sulfat, CaSO4

3. Besi (III) karbonat, Fe3(CO3)2

4. Tembaga (I) nitrat, Cu(NO3)2

Nama senyawa yang sesuai dengan rumusnya adalah . . . .

a. 1, 2, 3, dan 4

b. 1, 3

c. 1, 2, dan 3

d. 1, 3, dan 4

e. 1, 2, dan 4

37. Dalam reaksi antara asam sulfat pekat panas dan kalium iodida:

8I–(aq) + H2SO4 (aq) + 8H

+ (aq) ⎯⎯→4I2(g) + H2S(g) + 4H2O(l)

Pernyataan yang benar adalah . . . .

a. I– direduksi

b. H+ dioksidasi

c. H+ direduksi

d. H2SO4 pengoksidasi

e. H2S pereduksi

38. Pada reaksi berikut:

2KMnO4( aq) + 16HCl(a q ) → 5Cl2( g) + 2MnCl2(s)+ 2KCl(s) + 8H2O (l)

Hasil reduksinya adalah . . .

a. Cl2 b. KCl c. MnCl2 d. HCl e. H2O

39. Nama kimia dari senyawa As2O3 adalah . . . .

a. arsen dioksida

b. diarsen trioksida

c. arsen (II) oksida

d. arsen (III) oksida

e. diarsen oksida

40. Dalam reaksi berikut:

14CuO(s) + 4NH3(aq) → 2N2O4(g) + 6H2O(l) + 14Cu(s)

Senyawa yang berperan sebagai oksidator adalah . . . .

a. CuO b. H2O c. NH3 d. O2 e. N2O4