modul iv perdagangan internasional

22
Pertemuan IV A. Perdagangan Luar Negeri : Seperti telah disebutkan di atas bahwa dalam model ekonomi empat sektor terdapat variabel ekspor (X) dan impor (M) sebagai bentuk interaksi ekonomi dengan negara lain. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam era globalisasi ekonomi dewasa ini hampir tidak ada satu negara pun yang tidak melakukan hubungan ekonomi dan keuangan internasional dengan negara lain. Oleh para ahli ekonomi, perdagangan luar negeri telah dipandang sebagai mesin pertumbuhan ekonomi bagi setiap negara. Secara teori ada beberapa alasan atau faktor yang mendorong timbulnya perdagangan luar negeri : 1. Faktor– faktor yang menodorong timbulnya perdagangan luar negeri : a. Adanya perbedaan pemilikan sumber daya ekonomi antar negara. b. Adanya perbedaan penguasaan teknologi produksi. c. Adanya perbedaan jumlah penduduk yang mendorong perbedaan tingkat kebutuhan. Tri Wahyono, SE., MM. TEORI EKONOMI 67

Upload: afen-sena

Post on 26-Oct-2015

106 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul IV Perdagangan Internasional

Pertemuan IV

A. Perdagangan Luar Negeri :

Seperti telah disebutkan di atas bahwa dalam model ekonomi empat sektor

terdapat variabel ekspor (X) dan impor (M) sebagai bentuk interaksi ekonomi

dengan negara lain. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam era globalisasi ekonomi

dewasa ini hampir tidak ada satu negara pun yang tidak melakukan hubungan

ekonomi dan keuangan internasional dengan negara lain.

Oleh para ahli ekonomi, perdagangan luar negeri telah dipandang sebagai mesin

pertumbuhan ekonomi bagi setiap negara. Secara teori ada beberapa alasan

atau faktor yang mendorong timbulnya perdagangan luar negeri :

1. Faktor– faktor yang menodorong timbulnya perdagangan luar negeri :

a. Adanya perbedaan pemilikan sumber daya ekonomi antar negara.

b. Adanya perbedaan penguasaan teknologi produksi.

c. Adanya perbedaan jumlah penduduk yang mendorong perbedaan tingkat

kebutuhan.

d. Adanya perbedaan tingkat pendapatan per kapita.

e. Perbedaan harga atau kurs.

f. Perbedaan Selera.

g. Perbedaan geografis, budaya dan lain-lain.

2. Manfaat – manfaat perdagangan luar negeri :

a. Termanfaatkannya sumber-sumber daya yang selama ini belum

terpakai / menganggur.

b. Perluasan pasar yang mendorong kepada peningkatan produksi.

Tri Wahyono, SE., MM. TEORI EKONOMI

67

Page 2: Modul IV Perdagangan Internasional

Pertemuan IV

c. Perluasan kesempatan kerja.

d. Alih teknologi yang mendorong peningkatan keterampilam masyarakat.

e. Peningkatan GNP per kapita melalui perdagangan.

f. Sumber devisa yang dibutuhkan dalam membiayai pembangunan.

g. Peningkatan kerjasama ekonomi antar negara, baik yang bersifat

bilateral, regional maupun multilateral.

3. Pengaruh Ekonomi Internasional Terhadap Ekonomi Nasional.

Dalam era globalisasi terdapat keterkaitan dan ketergantungan serta

persaingan global telah menyebabkan hampir semua kehidupan dalam suatu

negara terpengaruh oleh ekonomi internasional. Dengan kata lain, era

globalisasi dan perdagangan bebas saat ini dapat dikatakan tidak ada lagi

negara yang “autarki”, yaitu negara yang hidup terisolasi, tanpa mempunyai

hubungan ekonomi, keuangan, maupun perdagangan internasional.

a. Aspek Makro

1). Ditinjau dari sisi Permintaan dan Penawaran.

Secara teoritis, keseimbangan ekonomi nasional suatu negara dapat

dirumuskan sebagai suatu keseimbangan antara jumlah barang dan

jasa yang ditawarkan dengan jumlah barang dan jasa yang diminta.

Hal ini dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut :

Gambar 6.1 Keseimbangan Ekonomi Internasional

Tri Wahyono,SE.MM TEORI EKONOMI

68

Keseimbangan Ekonomi Nasional

Supply Total (St) Demand Total (Dt)

DN LN DN LN + +

Pd M Cd X + +

=

=

Page 3: Modul IV Perdagangan Internasional

Pertemuan IV

Pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional melalui

ekspor (X) dan impor (M) dapat divisualisasikan sebagai berikut :

2). Ditinjau dari Perhitungan Pendapatan Nasional

Perhitungan pendapatan nasional berdasarkan pendekatan

pengeluaran (expenditure approach) dapat dirumuskan sebagai

berikut :

GNP = Y = C + I + G + X – M

a). Bila X – M > 0 maka X > M, ini berarti saldo X neto positif atau

posisi neraca perdagangan luar negeri surplus, sehingga Y naik.

b). Sebaliknya bila X – M < 0 maka X < M, ini berarti saldo X neto

negatif atau posisi neraca perdagangan luar negeri defisit,

sehingga Y turun.

Dari rumusan tersebut di atas, semakin besar perubahan (X –

M), maka semakin besar pula pengaruh ekonomi internasional

terhadap ekonomi nasional suatu negara. Ini menunjukkan ekonomi

negara tersebut semakin terbuka (open economy).

Tri Wahyono,SE.MM TEORI EKONOMI

69

P

Q

Dt1

Dt

St

St1

E0

E1

E2

M

Pd

Pd

X

P2

P1

P0

0Q1 Q2 Q3

Page 4: Modul IV Perdagangan Internasional

Pertemuan IV

b. Aspek Mikro

Ditinjau dari aspek mikro, pengaruh ekonomi internasional, khususnya

keuangan internasional, dapat diilustrasikan sebagai berikut :

1). Perubahan kurs valas akan mempengaruhi struktur biaya produksi

suatu perusahaan, terutama bila perusahaan tersebut mengimpor

input yang akan digunakan dalam produksi.

2). Perubahan kurs valas juga akan berpengaruh terhadap penerimaan

perusahaan, terutama bila perusahaan tersebut melakukan ekspor

hasil produksinya.

3). Karena laba perusahaan ditentukan oleh selisih positif antara

penerimaan dan biaya. Maka bila terjadi perubahan kurs valas, hal ini

akan berpengaruh terhadap perolehan laba perusahaan, khususnya

bagi perusahaan yang melakukan transaksi ekspor dan impor dalam

kegiatan produksinya.

B. Teori Perdagangan Internasional.

1. Teori Merkantilisme

Merkantilisme adalah suatu aliran filsafat yang berkembang pada

abad XVI s.d XVIII di Eropa Barat yang dimotori oleh para filusuf seperti John

Lock dll. Menurut kaum merkantilis suatu negara akan makmur bila dapat

mewujudkan dua ide pokoknya, yaitu :

a. Mengupayakan agar ekspor selalu lebih besar dari impor (X>M).

b. Surplus yang diperoleh dari selisih positif (X – M) atau ekspor neto akan

menyebabkan mengalirnya logam mulia (emas atau perak) sebanyak-

banyaknya ke dalam negeri. Pada masa itu logam mulia merupakan alat

pembayaran internasional. Dengan semakin meningkatnya cadangan

logam mulia ini maka raja/ negara akan mampu melakukan ekspansi

Tri Wahyono,SE.MM TEORI EKONOMI

70

Page 5: Modul IV Perdagangan Internasional

Pertemuan IV

guna memperkuat armada perdagangannya atau memperluas pengaruh

kekuasaannya.

Peraturan/ kebijakan kaum Merkantilis dalam rangka mewujudkan dua

ide pokoknya :

a. Melarang ekspor bahan mentah, khususnya bahan pangan. Larangan

ekspor bahan mentah ini disamping nilai tambahnya kecil juga

dimaksudkan agar negara lain tidak mampu memproduksi karena

ketiadaan bahan baku ( menghindari munculnya pesaing). Larangan

ekspor bahan pangan dimaksudkan agar persediaan bahan pangan di

dalam negeri berlimpah, sehingga upah tenaga kerja dapat ditekan murah

biaya produksi rendah harga lebih kompetitrif.

b. Melarang aliran modal ke luar negeri (capital flight). Karena modal ibarat

darah atau nafasnya perusahaan. Karena kalau terjadi capital flight, hal

ini hanya akan menguntungkan negara luar.

c. Melarang migrasi tenaga ahli (expert) ke luar negeri, karena melalui para

tenaga ahli ini akan muncul gagasan-gagasan cemerlang yang visinya

jauh ke depan.

d. Mendorong ekspor dengan cara memberikan subsidi.

e. Memonopoli pasar input maupun pasar output, bila perlu dengan

melakukan penjajahan.

Kritik – kritik terhadap teori Merkantilis :

a. Kritik David Hume terhadap teori Merkantilis.

1). Price Specie Flow Mechanism : menurut David Hume, surplus logam

mulia tidak selamanya akan menyebabkan kemakmuran. Karena

peningkatan cadangan logam mulia (devisa) akan menimbulkan

konsekuensi moneter atau mekanisme otomatis.

QM ≥ QX QX

Tri Wahyono,SE.MM TEORI EKONOMI

71

Bila X >M

BOP Defisit QM ≥ QX

BOP Balance QM = QX

Page 6: Modul IV Perdagangan Internasional

Pertemuan IV

2). Ritaliasi : upaya mempertahankan surplus ekspor dengan cara

memberikan subsidi akan mendapat tindakan pembalasan dari

negara mitra dagang dalam bentuk pengenaan tariff bea masuk yang

lebih tinggi. Sehingga surplus ekspor tidak selalu dapat

dipertahankan.

b. Kritik Adam Smith terhadap teori Merkantilis.

1). Menurut Adan Smith ukuran kemakmuran tidaklah dilihat dari

banyaknya logam mulia yang dimiliki suatu negara, melainkan dilihat

dari banyaknya barang dan jasa yang dapat diproduksi atau

dikonsumsi.

2). Campur tangan pemerintah dalam perekonomian harus diminimalkan,

karena perekonomian akan lebih efisien bila dilaksanakan dalam

prinsip pasar bebas. Dengan prinsip pasar bebas akan timbul

persaingan yang sehat dan ini akan mendorong para pelaku ekonomi

untuk bersikap lebih kreatif dan inovatif, sehingga dapat

meningkatkan efisiensi.

Lebih lanjut Adam Smith menganjurkan adanya pembagian kerja

internasional (spesialisasi). Dengan spesialisasi ini akan muncul berbagai

keunggulan, baik itu yang bersifat keunggulan alamiah (natutal

advantage) yaitu keunggulan yang dimiliki suatu negara karena memiliki

sumber daya alam secara berlimpah yang oleh negara lain kurang / tidak

dimiliki, serta keunggulan yang diciptakan (aquried advantage) yaitu

keunggulan yang dimiliki suatu negara karena mampu memproduksi/

menguasai teknologi produksi tertentu yang oleh negara lain belum/ tidak

dikuasai.

Dari keunggulan-keunggulan tersebut negara akan memperoleh

keunggulan mutlak (absolute advantage), yaitu keunggulan yang dimiliki

Tri Wahyono,SE.MM TEORI EKONOMI

72

Page 7: Modul IV Perdagangan Internasional

Pertemuan IV

suatu negara karena mampu memproduksi barang atau jasa secara lebih

efisien atau lebih produktif dibanding negara lain.

2. Teori Keunggulan Absolut dari Adam Smith.

a. Asumsi-asumsi yang digunakan :

1). Ada dua negara, dua komoditi dan satu faktor produksi yaitu tenaga

kerja.

2) Tidak ada biaya transportasi dan informasi dalam perdagangan.

3). Mobilitas faktor produksi bersifat sempurna.

Contoh :

Teori Keunggulan Absolut

(Jam kerja per unit output)

Komodit

NegaraKain Radio

Dasar Tukar Dalam

Negeri (DTDN)

Indonesia 4’/m 120’/unit 1 R = 30 K

Jepang 6’/m 60’/unit 1 R = 10 K

Dalam contoh ini dikatakan bahwa Indonesia mempunyai keunggulan

absolut pada Kain sementara Jepang memiliki keunggulan absolut pada

Radio. Kedua negara berspesialisasi pada masing-masing produk yang

menjadi keunggulannya dan kemudian melakukan perdagangan dengan

Dasar Tukar Internasional (DTI) atau Harga Internasional 1 R = 20 K.

Pada tingkat DTI ini :

Indonesia dapat menghemat (saving) sebesar 10 unit Kain untuk setiap

unit Radio yang di impor. Jepang akan surplus sebesar 10 unit Kain untuk

setiap unit Radio yang di ekspor.

3. Teori Keunggulan Komperatif dari David Ricardo

Ricardo salah seorang murid Adam Smith mencoba mengkoreksi teori

yang dikemukakan gurunya. Menurut Ricardo perdagangan dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu perdagangan dalam negeri dan perdagangan luar negeri.

Tri Wahyono,SE.MM TEORI EKONOMI

73

Page 8: Modul IV Perdagangan Internasional

Pertemuan IV

Untuk perdagangan dalam negeri dapat digunakan pendekatan teori

keunggulan absolut dari Adam Smith, tetapi untuk perdagangan luar negeri

harus menggunakan pendekatan teori keunggulan komperatif, yaitu suatu

teori yang didasarkan kepada upah riil tenaga kerja.

Secara umum asumsi yang digunakan Ricardo hampir sama dengan yang

digunakan Adam Smith, tetapi Ricardo menambahkan dua asumsi khusus,

yaitu :

a. Suatu negara dikatakan memiliki keunggulan komperatif apabila biaya

produksi satu unit barang ekspornya lebih murah dibanding biaya

produksi satu unit barang impornya (seandainya barang impor tersebut

diproduksi sendiri).

b. Nilai DTI = 1 : 1

Contoh :

Keunggulan Komperatif

(Jam Kerja per Unit Output)

Komoditi

NegaraSutera Anggur

Dasar Tukar Dalam

Negeri (DTDN)

China 100’ /m 120’ /Ltr 1 A = 1,2 S

Perancis 90’ /m 80’ /Ltr 1 A = 0,89 S

Dilihat dari sisi keunggulan absolut, maka Perancis unggul untuk kedua

komoditi tersebut dibanding China. Tetapi dari kedua komoditi tersebut

terdapat satu komoditi yang menjadi keunggulan komperatif bagi

Perancis, cara menentukannya adalah dengan memilih efisiensi atau

produktivitas tertinggi dari kedua komoditi tersebut, yaitu :

Biaya produksi Sutera di Perancis adalah 90% dari biaya produksi Sutera

di China. Sedangkan biaya produksi Anggur di Perancis adalah 66,67%

dari biaya produksi Anggur di China. Dengan demikian dikatakan bahwa

Perancis memiliki keunggulan komperatif pada komoditi Anggur dan

melakukan spesialisasi pada komoditi tersebut.

Tri Wahyono,SE.MM TEORI EKONOMI

74

Page 9: Modul IV Perdagangan Internasional

Pertemuan IV

Karena Perancis telah menentukan berspesialisasi pada komoditi Anggur,

maka China berspesialisasi dalam produksi Sutera (tetapi bukan berarti

China memiliki keunggulan komperatif pada Sutera).

Bila setelah spesialisasi kedua negara melakukan perdagangan, maka

manfaat perdagangan (gain from trade) yang diperoleh masing-masing

negara adalah sebagai berikut :

China dapat menghemat (saving) 0,2 m Sutera untuk setiap liter Anggur

yang diimpor, sedangkan Perancis akan mempeoleh tambahan

pembayaran (surplus) sebesar 0,11 m Sutera untuk setiap liter Anggur

yang diekspor.

4. Teori Keunggulan Komperatif dari John Stuart Mill

Pada dasarnya teori keunggulan komperatif dari Mill tidak berbeda

dengan yang dikemukakan oleh David Ricardo. Perbedaannya terletak pada

asumsi khusus yang digunakan. Menurut Mill :

a. Suatu negara dikatakan memiliki keunggulan komperatif apabila biaya

produksi seluruh barang ekspornya lebih murah dibanding biaya produksi

seluruh barang impornya (seandainya barang impor tersebut diproduksi

sendiri).

b. Nilai DTI tidak harus 1 : 1 melainkan terletak di antara DTDN masing-

masing negara. Karena nilai DTI dipengaruhi oleh :

1). Besarnya permintaan timbal balik (Reciprocal Demand) kedua

negara.

2). Intensitas permintaan timbal balik kedua negara.

3). Elastisitas permintaan timbal balik kedua negara.

5. Teori Perdagangan Modern dari Hecsher-Ohlin (Teori H – O)

Menurut teori H – O perdagangan internasional ditentukan oleh

proporsi faktor yang dimiliki oleh masing-masing negara. Teori H -O ini

memuat dua konsep teori, yaitu teori intensitas faktor dan penyamaan harga

Tri Wahyono,SE.MM TEORI EKONOMI

75

Page 10: Modul IV Perdagangan Internasional

Pertemuan IV

faktor. Menurut teori intensitas faktor, suatu negara akan mengekspor

barang-barang yang kandungan sumber dayanya di negara tersebut

berlimpah(abundant) dan sebaliknya akan mengimpor barang-barang yang

kandungan sumber dayanya di negara tersebut langka (scare).

Contoh : Indonesia kaya akan sumber daya alam dan tenaga manusia, tetapi

langka akan sumber daya modal dan teknologi. Sedangkan Jepang kaya

akan sumber daya modal dan teknologi, tetapi langka akan sumber daya

alam dan tenaga manusia. Maka pola perdagang yang terjadi adalah

Indonesia akan cenderung mengekspor komoditi primer (hasil-hasil alam dan

bersifat padat karya) dan mengimpor barang-barang yang bersifat padat

modal dan teknologi. Sedangkan Jepang cenderung mengekspor barang-

barang yang bersifat padat modal dan teknologi dan mengimpor barang-

barang yang merupakan hasil-hasil alam/ komoditi primer dan bersifat padat

karya.

Lebih lanjut menurut teori H – O, perdagangan internasional akan terhenti

apabila harga faktor dikedua negara telah sama (meski dalam kenyataannya

hal ini tidak selalu terbukti).

C. Neraca Pembayaran Luar Negeri (Balance Of Payment = BOP)

Aktivitas ekspor dan impor dalam model ekonomi empat sektor akan

terlihat posisinya dalam neraca pembayaran luar negeri (Balance Of Payment =

BOP).

1. Pengertian Ekspor, Impor dan Neraca Pembayaran :

a. Ekspor (Export ) : Semua kegiatan transaksi yang bersifat membawa

keluar barang dan jasa dari wilayah pabean suatu negara untuk

dikomersialisasikan. Nilai ekspor tersebut dihitung dalam harga f.o.b

Tri Wahyono,SE.MM TEORI EKONOMI

76

Page 11: Modul IV Perdagangan Internasional

Pertemuan IV

(Free On Board) yaitu nilai ekspor yang dihitung sampai dengan barang

tersebut berada di pelabuhan negara eksportir.

b. Impor (Import ) : Semua kegiatan transaksi yang bersifat membawa

masuk barang dan jasa ke dalam wiliyah pabean suatu negara, baik

untuk tujuan komersial maupun untuk dipakai sendiri. Nilai impor ini

dihitung pada harga c.i.f (Cost Insurance and Freight) yaitu nilai harga

impor yang dihitung sampai dengan barang tersebut berada di pelabuhan

negara importir.

c. Neraca Pembayaran Luar Negeri (Balance Of Payment) : Suatu catatan

yang disusun secara sistematis yang memuat seluruh transaksi ekonomi

dan keuangan internasional dari penduduk suatu negara dengan

penduduk negara lainnya selama periode tertentu (satu tahun).

Ada tiga kata kunci dari pengertian neraca pembayaran ini :

1). Catatan yang disusun secara sistematis : artinya setiap transaksi

dalam neraca pembayaran harus dicatat menurut kaidah akuntansi

atau menganut Principles of double book keeping entry yaitu ada

transaksi - transaksi yang dicatat sebagai transaksi debet dan

transaksi kredit.

a). Transaksi Debet : yaitu seluruh transaksi yang bersifat

menimbulkan kewajiban pembayaran oleh penduduk negara

pemilik BOP kepada penduduk negara lainnya. Contoh transaksi

impor.

b). Transaksi Kredit : yaitu seluruh transaksi yang bersifat timbulnya

hak untuk menerima pembayaran bagi penduduk negara pemilik

BOP dari penduduk negara lainnya. Contoh transaksi ekspor.

Tri Wahyono,SE.MM TEORI EKONOMI

77

Page 12: Modul IV Perdagangan Internasional

Pertemuan IV

2). Semua transaksi yang dicatat di dalam neraca pembayaran luar

negeri hanyalah transaksi ekonomi dan keuangan internasional. Di

luar transaksi ini tidak dicatat dalam neraca pembayaran luar negeri.

3). Yang dimaksud dengan penduduk di dalam neraca pembayaran luar

negeri adalah : masyarakat secara perorangan, dunia usaha dan

pemerintah.

2. Fungsi-fungsi Neraca Pembayaran Luar Negeri :

Ada beberapa fungsi neraca pembayaran luar negeri yang perlu kita ketahui,

di antaranya :

a. Untuk membukukan seluruh transaksi ekonomi dan keuangan

internasional negara tersebut.

b. Sebagai sumber informasi bagi pemerintah mengenai posisi ekonomi dan

keuangan internasionalnya.

c. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam menetapkan

kebijakan ekonomi internasionalnya, seperti : Kebaijakan Perdagangan

Luar Negeri, Kebijakan Pembayaran Luar Negeri dan Kebijakan Bantuan

Luar Negerinya.

d. Untuk mengetahui negara yang menjadi mitra dagang utama.

e. Sebagai salah satu acuan bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan

makro ekonomi di dalam negeri, seperti kebijakan Fiskal dan Kabijakan

Moneter

f. Sebagai bahan pertimbangan bagi IMF (International Monetary Fund)

dalam memberikan pinjaman khusus bagi negara anggotanya yang

Tri Wahyono,SE.MM TEORI EKONOMI

78

Page 13: Modul IV Perdagangan Internasional

Pertemuan IV

dikategorikan miskin dan sedang menghadapi kesulitan (defisit) neraca

pembayaran. Bantuan khusus ini disebut dengan Special Drawing Right

(SDR) dalam bentuk uang kertas emas IMF.

g. Dan lain-lain.

3. Struktur Neraca Pembayaran Luar Negeri (Balance Of Payment ).

Contoh :

Balance Of Payment Indonesia Tahun 200X

A. Neraca Transaksi Berjalan (Current Account) : (A1+A2+A3)……………$

1. Neraca Barang (balance Of Trade) (a+b) ……………..$

a. Ekspor (f.o.b) …………………………….$

b. Impor (c.i.f) ……………………………….$

2. Neraca Jasa (Service Account)………………………....$

a. Jasa Diterima……………………………..$

b. Jasa Dibayarkan………………………….$

3. Neraca Transakasi Unilateral (Hibah / grant)……….....$

B. Neraca Modal (Capital Account) : (B1+B2)….……………………………$

1. Arus Modal Masuk (Capital Inflow)……………………..$

a. Pemerintan (IMF, CGI)…………………..$

b. Swasta (PMA)…………………………….$

2. Arus Modal Keluar (Capital Outflow)…………………....$

a. Pemerintah (pembayaran hutang)……...$

b. Swasta…………………………………….$

C. Special Drawing Right……………………………………………………...$

D. Perubahan Cadangan Devisa (Changing in forex reserve) : (A+B+C)..$

E. Kesalah Pencatatan (Error and Ommission)…………………………….$

F. Neraca lalu – lintas Moneter (Monetary Account) (lawan D + E)……..$

Tri Wahyono,SE.MM TEORI EKONOMI

79

Page 14: Modul IV Perdagangan Internasional

Pertemuan IV

G. Over All Balance…………………………………………………………….$ 0

Catatan :

Bila perubahan cadangan devisa (d R) > 0 atau Monetary Account < 0 artinya

BOP surplus

Bila perubahan cadangan devisa (d R) < 0 atau Monetary Account > 0 artinya

BOP defisit.

Latihan Soal :

A. Esai :

1. Jelaskan yang dimaksud dengan ekspor dan f.o.b.

2. Jelaskan yang dimaksud dengan impor dan c.i.f.

3. Jelaskan pengertian neraca pembayaran luar negeri (BOP)

4. Apa yang dimaksud dengan transaksi debet dan transaksi kredit.

5. Apa saja fungsi neraca pembayaran luar negeri ?

6. Apa faktor-faktor yang mendorong timbulnya perdagangan luar negeri serta manfaat perdagangan luar negeri.

7. Jelaskan secara ringkas esensi teori Merkantilis dan kebijakan yang dikeluarkannya.

8. Bagaimana kritik-kritik terhadap teori Merkantilis.

9. Indonesia dan Malaysia sama-sama mampu menghasilkan karet dan sawit. Setiap petani di Indonesia mampu menghasilkan 5 ton karet dan atau 3 ton sawit per tahunnya. Sementara di Malaysia setiap petani mampu menghasilkan 4 ton karet dan atau 6 ton sawit per tahunnya.Tentukan :a. Keunggulan absolut masing-masing negara.b. DTDN masing-masing negara.c. Manfaat perdagangan yang diperoleh masing-masing negara bila DTI : 1

Karet = 1,15 Sawit

Tri Wahyono,SE.MM TEORI EKONOMI

80

Page 15: Modul IV Perdagangan Internasional

Pertemuan IV

10. Indonesia dan Malaysia sama-sama mampu menghasilkan karet dan sawit. Setiap petani di Indonesia mampu menghasilkan 5 ton karet dan atau 3 ton sawit per tahunnya. Sementara di Malaysia setiap petani mampu menghasilkan 6 ton karet dan atau 7 ton sawit per tahunnya.Tentukan :a. Negara yang memiliki keunggulan komperatif dan pada produk apa.b. DTDN masing-masing negara.c. Manfaat perdagangan yang diperoleh masing-masing negara bila DTI : 1

Karet = 1Sawit

Jawaban soal no. 9.

Keunggulan Absolut

(Output per Unit Input)

Komoditi

NegaraKaret Sawit

Dasar Tukar Dalam

Negeri (DTDN)

INA 5 /TK 3 /TK 1 K = 0,6 S

MLY 4 /TK 6 /TK 1 K = 1,5 S

a. Dalam menghasilkan Karet, produktivitas INA 1,25X produktivitas MLY maka

dikatakan INA memiliki keunggulan absolut pada Karet dan INA akan

berspesialisasi pada komoditi ini.

Dalam menghasilkan Sawit, produktivitas MLY 2X produktivitas INA maka

dikatakan MLY memiliki keunggulan absolut pada Sawit dan MLY akan

berspesialisasi pada komoditi ini.

b. DTDN masing-masing negara : (lihat tabel)

c. Dengan DTI : 1 K = 1,15 S maka

INA mengalami surplus 0,55 S untuk setiap unit K yang diekspor

MLY saving 0,35 S untuk setiap unit K yang diimpor

Tri Wahyono,SE.MM TEORI EKONOMI

81

Page 16: Modul IV Perdagangan Internasional

Pertemuan IV

Jawaban soal no. 10.

Keunggulan Komperatif

(Output per Unit Input)

Komoditi

NegaraKaret Sawit

Dasar Tukar Dalam

Negeri (DTDN)

INA 5 /TK 3 /TK 1 K = 0,6 S

MLY 6 /TK 7 /TK 1 K = 1,17 S

a. Produktivitas MLY pada Karet = 1,2 X produktivitas INA

Produktivitas MLY pada Sawit = 2,333 X produktivitas INA

Maka dikatakan MLY memiliki keunggulan komperatif pada Sawit, dan MLY

akan berspesialisasi pada komoditi Sawit. Karena MLY berspesialisasi pada

Sawit, maka INA berspesialisasi pada Karet (tapi bukan berarti INA memiliki

keunggulan komperatif pada Karet).

b. DTDN masing-masing negara : (lihat tabel)

c. Dengan DTI : 1 K = 1 S maka

INA mengalami surplus 0,4 S untuk setiap unit K yang diekspor

MLY saving 0,17 S untuk setiap unit K yang diimpor

Tri Wahyono,SE.MM TEORI EKONOMI

82