modul i finish

25
MODUL I KONDUKSI LINEAR A. Konduksi Linear Tunak Analisa dan Perhitungan Hasil Percobaan Data : - Spesimen di bagian tengah : tidak ada - Jarak antara termokopel T1 dan T3 (x13) : 0.03 m - Jarak antara termokopel T6 dan T8 (x68) : 0.03 m - Jarak antara tiap termokopel : 0.015 m - Jarak antara termokopel T3 dan T6 ke permukaan (face) :0.0075 m a. Aliran kalor ke heater Watt 01 . 8 9 , 0 9 , 8 I V Q b. Beda suhu bagian panas (hot) C 68 , 0 66 , 30 35 , 31 o 3 1 T T T hot c. Beda suhu bagian dingin (cold) C 68 , 0 61 . 28 29 , 29 T - T T o 8 6 cold d. Grafik Distribusi Suhu (T-x) Terlampir

Upload: zainaaal

Post on 17-Sep-2015

268 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

TTL

TRANSCRIPT

  • MODUL I

    KONDUKSI LINEAR

    A. Konduksi Linear Tunak

    Analisa dan Perhitungan Hasil Percobaan

    Data :

    - Spesimen di bagian tengah : tidak ada

    - Jarak antara termokopel T1 dan T3 (x13) : 0.03 m

    - Jarak antara termokopel T6 dan T8 (x68) : 0.03 m

    - Jarak antara tiap termokopel : 0.015 m

    - Jarak antara termokopel T3 dan T6 ke permukaan (face) :0.0075 m

    a. Aliran kalor ke heater

    Watt01.8

    9,09,8

    IVQ

    b. Beda suhu bagian panas (hot)

    C 68,0

    66,3035,31

    o

    31

    TTThot

    c. Beda suhu bagian dingin (cold)

    C 68,0

    61.2829,29

    T - T T

    o

    86cold

    d. Grafik Distribusi Suhu (T-x)

    Terlampir

  • Problem

    Jawab pertanyaan berikut ini:

    1. Berapa nilai konstanta C untuk material pada bagian yang panas

    dan pada bagian yang dingin?

    2. Apa artinya jika nilai C kedua bagian (heating section & cooling

    section) sama atau tidak sama?

    3. Berdasarkan nilai C di atas, material bagian mana yang

    konduktivitas termalnya lebih tinggi? Mengapa?

  • Jawaban Pertanyaan

    1. Nilai C bagian panas dan dingin

    a. Bagian panas

    Dari persamaan linear pada grafik di atas dapat dilihat jika :

    Pada 9 Volt nilai C pada bagian panas adalah 31,73

    b. Bagian dingin

    Dari persamaan linear pada grafik di atas dapat dilihat jika :

    Pada 9 Volt nilai C pada bagian dingin adalah 29,91

    y = -22,787x + 31,738R = 0,9423

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05

    Tem

    pe

    ratu

    r

    Jarak Termokopel

    Grafik Distribusi Suhu Pada Bagian Panas

    suhu termo kopel

    Linear (suhu termokopel)

    y = -22,787x + 29,915R = 0,3371

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05

    Tem

    pe

    ratu

    r

    Jarak Termokopel

    Grafik Distribusi Suhu Pada Bagian Dingin

    suhu termo kopel

    Linear (suhu termo kopel)

  • 2. Berdasarkan pengamatan pada hasil percobaan maka dapat terlihat bahwa nilai

    C dari kedua bagian (bagian panas & bagian dingin) berbeda. Hal tersebut

    dikarenakan tingkat distribusi suhu dari kedua bagian tersebut berbeda.

    3. Untuk nilai aliran kalor yang sama, maka berdasarkan nilai C di atas dapat

    diketahui bahwa material yang memiliki konduktivitas termal yang lebih

    tinggi adalah material bagian panas karena beda temperature pada bagian

    tersebut lebih kecil.

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan pada percobaan A, dapat

    disimpulkan bahwa tingkat distribusi suhu untuk setiap lokasi besarnya

    konstan. Hal tersebut dapat dilihat dengan jelas pada grafik distribusi suhu (T-

    x). Namun demikian, dapat dilihat juga pada bagian interface, terjadi

    penurunan temperature yang cukup drastis. Hal tersebut dikarenakan adanya

    celah di antara kontak permukaan bagian panas dan bagian dingin.

  • B. Persamaan Fourier untuk Konduksi Linear

    Analisa dan Perhitungan Hasil Percobaan

    Data :

    - Specimen di bagian tengah : Brass(diameter besar)

    - Jarak antara termokopel T1 dan T3 (x13) : 0.03 m

    - Jarak antara termokopel T4 dan T5 (x45) : 0.015 m

    - Jarak antara termokopel T6 dan T8 (x68) : 0.03 m

    - Jarak antara tiap termokopel : 0.015 m

    - Jarak antara termokopel T3, T4, T5 atau T6 ke permukaan (face) : 0.0075 m

    - Diameter batang specimen : 0.025 m

    - Konduktivitas Termal Brass (Kuningan) kBrass : 121 W/m. oC

    a. Aliran kalor ke heater

    Watt1.8

    9.09

    I . V Q

    b. Luas penampang perpindahan kalor

    24

    2

    2

    m 109.4

    4

    025.0

    4

    D . A

    c. Beda suhu bagian panas (hot)

    C 8,1

    7,345,36

    T - T T

    o

    31hot

    d. Konduktivitas termal material bagian panas (hot)

    C W/m.51,275

    109.48,1

    1.803.0

    A . T

    Q . x k

    o

    4

    hothot

    13

    hot

  • e. Beda suhu bagian tengah (intermediate)

    C 1

    7,317,32

    T - T T

    0

    54int

    f. Konduktivitas termal material bagian tengah (intermediate)

    C W/m.45,247

    1091.41

    1.8015.0

    A . T

    Q . x k

    o

    4

    intint

    45

    int

    g. Beda suhu bagian dingin (cold)

    C 8.0

    2,2930

    T - T T

    o

    86cold

    h. Konduktivitas termal material bagian dingin (cold)

    C W/m.89,619

    109.48.0

    1.803.0

    A . T

    Q . x k

    o

    4

    coldcold

    68

    cold

    i. Grafik distribusi suhu

    Terlampir

  • Problem

    1. Bagaimana perbandingkan nilai konduktivitas termal (k) kuningan

    (brass) yang ada di ketiga bagian untuk suatu aliran kalor (Q) yang

    sama ?

    2. Bagaimana perbandingkan nilai konduktivitas termal (k) kuningan

    (brass) yang ada di ketiga bagian untuk suatu aliran kalor (Q) yang

    bervariasi ?

    3. Berapa nilai konduktivitas termal (k) pada ketiga bagian (ambil pada

    menit ke-3 saja, asumsi pada kondisi yang sudah tunak) ?

    4. Material ketiga bagian adalah sama yaitu kuningan (brass) sehingga

    mestinya nilai k akan sama. Apa yang menyebabkan nilai k ketiga

    bagian tidak sama?

    5. Nilai k material kuningan secara umum nilainya 121 W/m.oC.

    Bagaimana nilai k kuningan terhadap nilai k referensi ini ?

  • Jawaban Pertanyaan

    1. Perbandingan nilai konduktivitas termal (k) untuk Q yang sama

    Untuk harga Q yang sama, maka perbandingan nilai konduktivitas termal

    dari ketiga bagian merupakan perbandingan beda temperatur dari ketiga

    bagian itu sendiri. Semakin kecil beda temperatur, maka nilai konduktivitas

    termalnya akan semakin besar.

    2. Perbandingan nilai konduktivitas termal (k) untuk Q yang berbeda

    Untuk harga Q yang berbeda maka nilai perbandingan konduktivitas

    termalnya selain dipengaruhi oleh besarnya beda temperature di setiap

    lokasi juga dipengaruhi oleh besarnya aliran kalornya. Semakin besar laju

    aliran kalornya, maka nilai konduktivitas termalnya akan semakin besar.

    3. Nilai konduktivitas termal pada menit ke-3

    Tegangan 9 Volt

    Bagian panas = 165,01 W/m.oC

    Bagian tengah = 165,01 W/m.oC

    Bagian dingin = 206,26 W/m.oC

    4. Pada dasarnya nilai konduktivitas termal dari suatu material adalah sama.

    Akan tetapi pada percobaan kali ini terdapat 3 bagian dengan kondisi yang

    berbeda-beda. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh proses pemanasan oleh

    heater (bagian panas) dan pendinginan (cooling) menggunakan air pada

    bagian dingin. Hal tersebut mengakibatkan perbedaan temperatur yang

    berbeda-beda pada masing-masing bagian.

    Selain itu, perbedaan nilai k masing-masing bagian juga dipengaruhi oleh

    jarak kontak antara tiap bagian karena semakin kecil jarak kontak yang ada

    maka transfer panas yang terjadi akan semakin baik.

    5. Pada percobaan kali ini, nilai konduktivitas termalnya lebih kecil dari pada

    harga pada umumnya, yaitu 121 W/m.oC. Hal tersebut dikarenakan oleh

    posisi pemanas dan pendingin pada suatu instalasi. Semakin besar aliran

    kalor mengakibatkan nilai k semakin besar dan semakin besar beda

    temperaturnya maka nilai k semakin kecil (untuk ukuran material yang

    sama).

  • Kesimpulan

    Pada percobaan kedua terdapat 3 bagian yang dapat dipandang sebagai

    sebuah dinding homogen dengan luas permukaan penampang kontak dan material

    (kuningan) yang seragam dan kontinyu. Temperature yang paling tinggi dalah T1

    dan terendah pada T8 karena semakin jauh jarak termokopel maka temperaturnya

    semakin kecil sesuai dengan hokum fourier. Berdasarkan teori yang ada, harusnya

    penurunan temperature pada masing-masing titik pengukuran suhu adalah konstan

    (tidak ada penurunan derastis). Namun, pada percobaan kali ini penurunan

    temperature tidak terjadi secara konstan dari bagian panas ke bagian dingin. Hal

    ini dapat terjadi karena kesalahan dalam proses pengambilan data dimana proses

    pengambilan data tidak menunggu keadaan benda kerja dalam keadaaan stedy

    sehingga temperatur pada benda kerja masih dapat berubah-ubah.

  • C. Koefisien Perpindahan Kalor Keseluruhan

    Analisa dan Perhitungan Hasil Percobaan

    Data :

    - Specimen di bagian tengah : Stainless Steel

    - Jarak antara termokopel T1 dan hot face (xhot) : 0.0375 m

    - Jarak antara hot face dan cold face (xint) : 0.03 m

    - Jarak antara termokopel cold face dan T8 :0.0375 m

    - Jarak antara tiap termokopel : 0.015 m

    - Jarak antara termokopel T3 dan T6 ke permukaan (face) : 0.0075 m

    - Diameter batang specimen : 0.025 m

    - Konduktivitas termal stainless steel (kss) : 25 W/m. oC

    - Konduktivitas termal brass (kuningan) (kbrass) : 121 W/m. oC

    a. Aliran kalor ke heater

    Watt1.8

    9.09

    I . V Q

    b. Luas penampang perpindahan kalor

    24

    2

    2

    m 109.4

    4

    025.0

    4

    D . A

    c. Beda suhu bagian panas hingga bagian dingin

    C 10

    5,295,39

    T - T T

    o

    8118

  • d. Tahanan termal dinding komposit (ke-3 spesimen)

    C/W.m 0018198.0

    121

    0375.0

    25

    03.0

    121

    0375.0

    k

    x

    k

    x

    k

    x

    U

    1 R

    o2

    cold

    cold

    int

    int

    hot

    hot

    e. Nilai U

    Co. W/m50.549

    0018198.0

    1

    R

    1U

    2

    f. Koefisien perpiindahan kalor keseluruhan hasil eksperimen (Uexp)

    C. W/m46.512

    )9.2810.61(109.4

    1.8

    T - T .A

    Q U

    o2

    4

    81

    exp

    g. Grafik distribusi suhu (grafik T-x)

    Terlampir

  • Problem

    1. Bandingkan nilai U antara cara perhitungan nomor d dan e di atas.

    Mengapa nilai U dapat berbeda ?

    2. Mengapa pada grafik distribusi suhu, pada material stainless steel

    lebih curam daripada gradien suhu pada material brass pada bagian

    panas & dingin ? Apa artinya ?

    Jawaban Pertanyaan

    1. Perbedaan nilai U pada perhitungan cara e dan f

    Untuk perhitungan dengan cara (e) merupakan perhitungan dengan

    teori (kondisi ideal) sedangkan pada perhitungan dengan cara (f)

    merupakan perhitungan dengan menggunakan data-data hasil

    percobaan/eksperimen dimana di dalamnya terdapat gejala-gejala

    alam yang tidak dapat dihindari.

    2. Grafik distribusi suhu pada material stainless steel lebih curam

    karena nilai k dari material stainless steel lebih kecil dibandingkan

    dengan nilai k material kuningan (brass).

  • Kesimpulan

    Pada percobaan ini menggunakan bahan stainless steel untuk bagian

    tengahnya. Jarak antar termokopel berbanding terbalik dengan temperature.

    Semakin jauh jarak termokopel maka temperature akan semakin menurun. Artinya

    perpindahan panas yang terjadi juga akan semakin kecil sesuai dengan hokum

    Fourier.

    Dengan jenis material/bahan yang berbeda maka pada kasus ini dapat

    dipandang sebagai perpindahan panas pada material komposit.

  • D. Konduktivitas Termal

    Analisa dan Perhitungan Hasil Percobaan

    Data :

    - Spesimen di bagian tengah : Aluminium

    - Panjang specimen Aluminium : 0.03 m

    - Diameter batang specimen : 0.025 m

    - Jarak antara tiap termokopel : 0.015 m

    - Jarak antara termokopel T3 dan T5 ke permukaan (face) : 0.0075 m

    - Konduktivitas termal brass (kuningan) (kBrass) : 121 W/m. oC

    a. Aliran kalor ke heater

    Watt1.8

    9.09

    I . V Q

    b. Luas penampang perpindahan kalor

    24

    2

    2

    m 109.4

    4

    025.0

    4

    D . A

    c. Suhu permukaan sisi panas (Thot face)

    C 85.46

    2

    )40.4850.51(40.48

    2

    T - T - T T

    o

    323facehot

    d. Suhu permukaan sisi dingin (Tcold face)

    C 10.37

    2

    )80.3300.36(00.36

    2

    T - T T T

    o

    766face cold

  • e. Beda suhu antara 2 permukaan (sisi panas dan sisi dingin, Tint)

    C 75.9

    10.3785.46

    T - T T

    o

    face coldfacehot int

    f. Konduktivitas termal material aluminium

    C W/m. 77.50

    )10.3785.46(91.491.4

    03.01.8

    T - T . A

    x . Q k

    o

    face coldfacehot int

    intint

    g. Grafik distribusi suhu (grafik T-x)

    Terlampir

  • Problem

    1. Mengapa gradien suhu pada material aluminium cenderung lebih landai

    daripada untuk material brass pada bagian panas & dingin? Apa

    artinya?

    2. Bagaimana pengaruh fluks kalor terhadap gradien suhu ?

    3. Berapa nilai konduktivitas termal k untuk material aluminium ?

    4. Dari ke-4 modul pengujian yang sudah dilakukan, material mana yang

    konduktivitas termalnya paling besar & paling kecil ?

    Jawaban Pertanyaan

    1. Karena nilai konduktivitas termal yang dimiliki material aluminium

    lebih besar jika dibandingkan material brass (kuningan) sehingga laju

    perpindahan panas pada material aluminium lebih besar yang

    mengakibatkan gradient suhunya menjadi lebih landai. Nilai k

    aluminium adalah 238 W/m. oC sementara nilai k material kuningan

    adalah 121 W/m. oC.

    2. Besarnya fluks kalor yang diberikan terhadap material aluminium

    sangat berpengaruh terhadap nilai konduktivitas termalnya. Semakin

    besar fluks kalor yang diberikan maka semakin besar nilai

    konduktivitas termalnya dan begitu pula sebaliknya.

    3. Nilai k = 50.77 W/m.oC

    4. kbrass dia kecil > kaluminium > kstainless steel > kbrass dia. besar

    kuningan besar>tanpa specimen> aluminium>stainless steel

    316.93 W/m.oC >142.23 W/m.oC > 86.87 W/m.oC > 30.0265 W/m.oC

  • Kesimpulan

    Percobaan D ini menggunakan bahan aluminium pada bagian tengahnya.

    Berdasarkan data yang diperoleh dari pengamatan, temperature yang paling tinggi

    adalah T1 yaitu 44.5 oC dan temperature terendah pada T8 yaitu 29.6 oC.

    Penurunan temperature yang terjadi di setiap lokasi disebabkan oleh jaraknya

    terhadap sumber panas yang semakin jauh. Gradient suhu pada material

    aluminium terlihat lebih landai jika dibandingkan dengan material brass pada

    percobaan b, hal tersebut dikarenakan nilai konduktivitas termalnya yang berbeda.

    Nilai konduktivitas termal aluminium pada kasus ini lebih kecil dari pada

    nilai konduktivitas termal material brass untuk tegangan yang sama. Dengan nilai

    k yang rendah maka material aluminium memiliki kemampuan kehantaran kalor

    yang lebih kecil dibandingkan material brass, sehingga gradient suhu dari material

    aluminium menjadi lebih landai.

  • E. Perbandingan Terbalik antara Gradien Suhu terhadap Luas Penampang

    Analisa dan Perhitungan Hasil Percobaan

    Data :

    - Spesimen di bagian tengah : Brass (Kuningan,

    diameter kecil)

    - Jarak antara termokopel T1 dan T3 (xhot) : 0.03 m

    - Jarak antara hot face dan cold face (xred) : 0.03 m

    - Jarak antara termokopel T6 dan T8 (xcold) : 0.03 m

    - Jarak antara tiap termokopel : 0.015 m

    - Jarak antara termokopel T3 atau T5 ke permukaan (face) : 0.0075 m

    - Diameter batang specimen (bagian panas) = Dhot : 0.25 m

    - Diameter batang specimen (bagian tengah) =Dred : 0.13 m

    - Diameter batang specimen (bagian dingin) =Dcold : 0.25 m

    - Konduktivitas termal brass (kuningan) =kBrass : 121 W/m. oC

    a. Aliran kalor ke heater

    Watt10.8

    9.09

    I . V Q

    b. Luas penampang perpindahan kalor sisi panas

    2

    2

    2

    hothot

    m 049087.0

    4

    25.0

    4

    D . A

    c. Luas penampang perpindahan kalor bagian tengah

    2

    2

    redred

    m 013273.0

    4

    13.0

    4

    D . A

  • d. Beda suhu bagian panas

    C 1

    7.397.40

    T - T T

    o

    31hot

    e. Gradien suhu bagian panas

    C 3.33

    03.0

    1

    x

    T Grad

    o

    hot

    hothot

    f. Suhu permukaan sisi panas (Thot face)

    C 4.39

    2

    )7.393.40(7.39

    2

    T - T - T T

    o

    32

    3facehot

    g. Suhu permukaan sisi dingin (Tcold face)

    C9.12

    2

    )1.291.29(1.29

    2

    T - T T T

    o

    76

    6face cold

    h. Beda suhu antara 2 permukaan (sisi panas dan sisi dingin, Tred)

    C 10.3

    1.294.39

    T - T T

    o

    face coldfacehot red

    i. Gradien suhu bagian tengah

    C 3.343

    03.0

    3.10

    x

    T Grad

    o

    red

    redred

  • j. Rasio gradien suhu

    31.10

    3.33

    3.343

    Grad

    Grad Suhu Gradien Rasio

    hot

    red

    k. Rasio luas penampang perpindahan kalor

    27.0

    049087.0

    013273.0

    A

    A Penampang Luas Rasio

    hot

    red

    l. Grafik distribusi suhu (grafik T-x)

    Terlampir

  • Problem

    1. Bagaimana pengaruh perbedaan luas permukaan perpindahan kalor

    pada distribusi suhu ?

    Apa arti gradien suhu yang berbeda tersebut ?

    2. Bagaimana pengaruh fluks kalor terhadap distribusi suhu ?

    Jawaban Pertanyaan

    1. Berdasarkan persamaan x

    T .A .k Q

    , maka besarnya gradien suhu

    akan terlihat seperti persamaan berikut:

    k.A

    Q

    x

    T

    Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa besarnya gradien

    suhu dipengaruhi oleh luas permukaan perpindahan kalor. Besarnya

    gradien suhu berbanding terbalik dengan besarnya luas penampang

    perpindahan kalornya (A).

    2. Besarnya fluks kalor berbanding lurus dengan distribusi suhu pada

    material. Semakin besar fluks kalor maka distribusi suhunya juga akan

    meningkat.

  • Kesimpulan

    Percobaan E bertujuan untuk menganalisa pengaruh luas penampang

    perpindahan kalor terhadap gradient suhu. Pada proses pengambilan data, terlihat

    bahwa temperature tertinggi terdapat pada T1 yaitu 40,7 oC dan temperature

    terendah terdapat pada T8 yaitu 29,2 oC. dari data tersebut dapat disimpulkan,

    semakin jauh jarak termokopel maka temperature akan semakin kecil. Hal ini

    disebabkan oleh jauhnya jarak termokopel dari sumber panas.

    Terjadi penurunan temperature yang drastis dari T3 ke T6, hal tersebut

    dikarenakan tidak dilakukan pengukuran temperature pada bagian tengah

    (specimen/ brass dia. Kecil). Selain itu, hal tersebut juga dipengaruhi oleh luas

    penampang bagian tengah yang lebih kecil dari bagian panas maupun bagian

    dingin. Hal tersebut mengakibatkan distribusi suhu yang rendah karena besarnya

    distribusi suhu berbanding terbalik dengan luas penampang perpindahan kalornya.

    Secara matematis, untuk jenis material yang sama pada bagian

    tengah/specimen maka nilai konduktivitasnya juga sama. Namun pada kasus ini

    nilai konduktivitasnya menjadi berbeda karena dipengaruhi oleh luas

    penampangnya yang lebih kecil.

  • F. Pengaruh Tahanan Kontak terhadap Konduksi Kalor

    Analisa dan Perhitungan Hasil Percobaan

    Data :

    - Specimen di bagian tengah : Brass (Kuningan,

    diameter besar)

    - Permukaan (face) sisi panas : tidak diberi termal

    paste

    - Permukaan (face) sisi dingin : diberi termal paste

    - Jarak antara tiap termokopel : 0.015 m

    - Jarak antara T3, T4, T5 atau T6 ke permukaan (face) : 0.0075 m

    - Diameter batang specimen : 0.035 m

    a. Aliran kalor ke heater

    Watt1.8

    9.09

    I . V Q

    b. Grafik distribusi suhu (T-x)

    Terlampir

  • Problem

    1. Bagaimana pengaruh pemberian thermal paste terhadap distribusi

    suhu? Mengapa dapat terjadi demikian ?

    2. Bagaimana pengaruh variasi fluks kalor terhadap distribusi suhu ?

    Jawaban Pertanyaan

    1. Pemberian thermal paste pada permukaan bertujuan untuk

    memperbaiki atau mengurangi efek tahanan kontak (contact resistant)

    yang menghambat aliran kalor dari bagian panas menuju bagian

    dingin. Pemberian termal paste membantu pendistribusian suhu

    menjadi lebih baik karena sifat termal paste sendiri yang bersifat

    konduktif. Dapat dilihat pada data pengamatan bahwa beda suhu antara

    bagian panas dan dingin tidak terlalu besar seperti yang terlihat pada

    percobaan yang sebelumnya (percobaan B) dengan material yang

    sama.

    2. Variasi fluks kalor yang diberikan terhadap material yang sama tidak

    berpengaruh besar pada distribusi suhu. Hanya saja suhu yang

    dihasilkan untuk setiap lokasi lebih besar untuk fluks kalor yang lebih

    besar.

  • Kesimpulan

    Pada percobaan F ini merupakan analisa pengaruh tahanan kontak terhadap

    konduksi termal antara material yang saling bersinggungan. Material pada bagian

    tengah yang digunakan adalah brass diameter besar. Temperature yang paling

    tinggi adalah T1 sebesar 45,4C dan terendah adalah T8 sebesar 28,6 C. Terjadi

    penurunan temperature yang drastis dari T5 ke T6. Hal tersebut tidak sesuai

    dengan teori yang ada karena bagian tersebut merupakan permukaan yang

    bersinggungan yang diberi termal paste. Kemungkinan besar hal tersebut

    dipengaruhi oleh pengolesan termal paste yang kurang baik atau juga dapat

    disebabkan oleh adanya air pendingin yang laju pendinginannya cepat.

    Sementara itu, jika dilihat pada bagian Hot Interface yang mana tidak diberi

    termal paste, harusnya terjadi penurunan temperature yang cukup besar dari hot

    interface ke T4 karena pengaruh dari efek tahanan kontak. Namun berdasarkan

    hasil pengamatan, pada kasus ini tidak terjadi penurunan temperature yang cukup

    besar. Hal tersebut kemungkinan dapat terjadi karena pengaruh efek tahanan

    kontak yang kecil, sehingga tidak menghambat aliran kalornya.