modul ergonomi environmental factor

56
BAB 1 PENGOLAHAN DATA Pada bab ini yang akan dibahas adalah rekapitulasi data yang didapat dari pratikum, test of between, multivariate test dan pengaruh kombinasi terhadap error. 1.1 Rekapitulasi Data Berikut adalah hasil rekapitulasi yang didapat dari pratikum yang sudah dilaksanakan. Keterangan kombinasi perlakuan untuk rekap data. Suhu : 18°C = 1 24°C = 2 36°C = 3 Cahaya : 10 lux = 1 175 lux = 2 600 lux = 3 Kebisingan : 0 dB = 1 85 dB = 2 Tabel 1.1 Rekapitulasi Data Percobaan Ke- Suh u Cahay a Kebising an Erro r Wakt u 1 1 1 1 4 300 2 1 1 2 5 300 3 1 2 1 0 275 4 1 2 2 4 300 5 1 3 1 481 222 V-1

Upload: wildatus-sholichah

Post on 24-Dec-2015

70 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

Modul Praktikum Ergonomi tentang Environmental factor

TRANSCRIPT

Page 1: Modul Ergonomi Environmental factor

BAB 1

PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini yang akan dibahas adalah rekapitulasi data yang didapat dari

pratikum, test of between, multivariate test dan pengaruh kombinasi terhadap

error.

1.1 Rekapitulasi Data

Berikut adalah hasil rekapitulasi yang didapat dari pratikum yang sudah

dilaksanakan.

Keterangan kombinasi perlakuan untuk rekap data.

Suhu : 18°C = 1

24°C = 2

36°C = 3

Cahaya : 10 lux = 1

175 lux = 2

600 lux = 3

Kebisingan : 0 dB = 1

85 dB = 2

Tabel 1.1 Rekapitulasi Data

Percobaan Ke- Suhu Cahaya Kebisingan Error Waktu

1 1 1 1 4 300

2 1 1 2 5 300

3 1 2 1 0 275

4 1 2 2 4 300

5 1 3 1 481 222

6 1 3 2 4 298

7 2 1 1 5 300

8 2 1 2 2 300

9 2 2 1 2 300

10 2 2 2 10 276

11 2 3 1 5 300

V-1

Page 2: Modul Ergonomi Environmental factor

Percobaan Ke- Suhu Cahaya Kebisingan Error Waktu

12 2 3 2 10 300

13 3 1 1 8 300

14 3 1 2 2 300

15 3 2 1 9 299

16 3 2 2 2 300

17 3 3 1 1 300

18 3 3 2 3 300

19 1 1 1 13 300

20 1 1 2 24 300

21 1 2 1 9 300

22 1 2 2 14 300

23 1 3 1 34 300

24 1 3 2 20 300

25 2 1 1 9 300

26 2 1 2 17 300

27 2 2 1 14 300

28 2 2 2 17 300

29 2 3 1 84 300

30 2 3 2 12 300

31 3 1 1 161 300

32 3 1 2 20 300

33 3 2 1 12 300

34 3 2 2 34 300

35 3 3 1 4 300

36 3 3 2 126 300

37 1 1 1 7 300

38 1 1 2 4 300

39 1 2 1 4 300

40 1 2 2 2 300

41 1 3 1 2 300

42 1 3 2 4 300

43 2 1 1 6 300

44 2 1 2 1 300

V-2

Page 3: Modul Ergonomi Environmental factor

Percobaan Ke- Suhu Cahaya Kebisingan Error Waktu

45 2 2 1 1 300

46 2 2 2 5 300

47 2 3 1 1 300

48 2 3 2 1 300

49 3 1 1 3 300

50 3 1 2 1 300

51 3 2 1 1 300

52 3 2 2 2 300

53 3 3 1 2 300

54 3 3 2 0 300

55 1 1 1 0 300

56 1 1 2 9 300

57 1 2 1 5 300

58 1 2 2 10 300

59 1 3 1 1 300

60 1 3 2 5 300

61 2 1 1 3 300

62 2 1 2 7 300

63 2 2 1 2 300

64 2 2 2 7 300

65 2 3 1 0 300

66 2 3 2 4 300

67 3 1 1 1 300

68 3 1 2 6 300

69 3 2 1 2 300

70 3 2 2 3 300

71 3 3 1 0 300

72 3 3 2 2 300

73 1 1 1 15 300

74 1 1 2 14 300

75 1 2 1 9 300

76 1 2 2 427 300

77 1 3 1 9 300

V-3

Page 4: Modul Ergonomi Environmental factor

Percobaan Ke- Suhu Cahaya Kebisingan Error Waktu

78 1 3 2 4 300

79 2 1 1 12 300

80 2 1 2 3 300

81 2 2 1 6 300

82 2 2 2 8 300

83 2 3 1 484 300

84 2 3 2 58 300

85 3 1 1 36 300

86 3 1 2 4 300

87 3 2 1 12 300

88 3 2 2 5 300

89 3 3 1 3 300

90 3 3 2 694 300

91 1 1 1 3 300

92 1 1 2 2 300

93 1 2 1 1 300

94 1 2 2 1 300

95 1 3 1 1 300

96 1 3 2 2 300

97 2 1 1 8 300

98 2 1 2 7 300

99 2 2 1 3 300

100 2 2 2 7 300

101 2 3 1 1 300

102 2 3 2 5 300

103 3 1 1 0 300

104 3 1 2 0 300

105 3 2 1 2 300

106 3 2 2 6 300

107 3 3 1 1 300

108 3 3 2 4 300

109 1 1 1 9 300

110 1 1 2 11 300

V-4

Page 5: Modul Ergonomi Environmental factor

Percobaan Ke- Suhu Cahaya Kebisingan Error Waktu

111 1 2 1 11 300

112 1 2 2 196 195

113 1 3 1 5 300

114 1 3 2 13 300

115 2 1 1 287 300

116 2 1 2 6 300

117 2 2 1 4 300

118 2 2 2 7 300

119 2 3 1 2 300

120 2 3 2 7 300

121 3 1 1 162 300

122 3 1 2 2 300

123 3 2 1 7 300

124 3 2 2 3 300

125 3 3 1 17 300

126 3 3 2 3 300

127 1 1 1 3 300

128 1 1 2 1 300

129 1 2 1 2 300

130 1 2 2 7 300

131 1 3 1 4 300

132 1 3 2 3 300

133 2 1 1 6 300

134 2 1 2 2 300

135 2 2 1 3 300

136 2 2 2 56 300

137 2 3 1 2 300

138 2 3 2 3 300

139 3 1 1 2 300

140 3 1 2 5 300

141 3 2 1 2 300

142 3 2 2 5 300

143 3 3 1 3 300

V-5

Page 6: Modul Ergonomi Environmental factor

Percobaan Ke- Suhu Cahaya Kebisingan Error Waktu

144 3 3 2 3 300

145 1 1 1 3 300

146 1 1 2 3 300

147 1 2 1 1 300

148 1 2 2 1 300

149 1 3 1 3 300

150 1 3 2 1 300

151 2 1 1 6 300

152 2 1 2 7 300

153 2 2 1 0 300

154 2 2 2 1 300

155 2 3 1 82 300

156 2 3 2 0 300

157 3 1 1 1 300

158 3 1 2 1 300

159 3 2 1 6 300

160 3 2 2 0 300

161 3 3 1 0 300

162 3 3 2 4 300

163 1 1 1 887 300

164 1 1 2 6 300

165 1 2 1 2 300

166 1 2 2 0 300

167 1 3 1 3 300

168 1 3 2 7 300

169 2 1 1 1 300

170 2 1 2 3 300

171 2 2 1 2 300

172 2 2 2 9 300

173 2 3 1 12 300

174 2 3 2 2 300

175 3 1 1 5 300

176 3 1 2 3 300

V-6

Page 7: Modul Ergonomi Environmental factor

Percobaan Ke- Suhu Cahaya Kebisingan Error Waktu

177 3 2 1 1 300

178 3 2 2 0 300

179 3 3 1 3 300

180 3 3 2 3 300

Sumber: Pengolahan Data Kelompok, 2014

1.2 Test of Between

Berikut ini adalah test of between yang didapat berdasarkan hasil dari

penggunaan SPSS yang terbagi menjadi test of between untuk pria dan wanita.

Tabel 1.2 Test of Between

SourceDependent

Variable

Type III Sum of

Squaresdf

Mean

SquareF Sig.

Corrected

Model

Error166358.050a 17 9785.768 0.868

0.61

2

Waktu 1111.361b 17 65.374 0.904 0.57

Intercept Error 143651.25 1 143651.25 12.743 0

Waktu1.61E+07 1 1.61E+07

2.23E+0

50

Suhu Error10288.133 2 5144.067 0.456

0.63

4

Waktu246.144 2 123.072 1.702

0.18

6

Cahaya Error14059.433 2 7029.717 0.624

0.53

7

Waktu225.278 2 112.639 1.558

0.21

4

Kebisingan Error5746.05 1 5746.05 0.51

0.47

6

Waktu32.939 1 32.939 0.456

0.50

1

Suhu * Cahaya Error14872.533 4 3718.133 0.33

0.85

8

Waktu257.289 4 64.322 0.89

0.47

2

V-7

Page 8: Modul Ergonomi Environmental factor

SourceDependent

Variable

Type III Sum of

Squaresdf

Mean

SquareF Sig.

Suhu *

Kebisingan

Error16742.8 2 8371.4 0.743

0.47

7

Waktu 25.278 2 12.639 0.175 0.84

Cahaya *

Kebisingan

Error40637.1 2 20318.55 1.802

0.16

8

Waktu155.144 2 77.572 1.073

0.34

4

Suhu * Cahaya

* Kebisingan

Error64012 4 16003 1.42 0.23

Waktu169.289 4 42.322 0.585

0.67

4

Error Error1826273.7

16

211273.294

Waktu11713.5

16

272.306

Total Error2136283

18

0

Waktu1.61E+07

18

0

Corrected

Total

Error1992631.75

17

9

Waktu12824.861

17

9

a. R Squared = .083 (Adjusted R Squared = -.013)      

b. R Squared = .087 (Adjusted R Squared = -.009)      

Sumber: Pengolahan Data Kelompok, 2014

Berikut ini adalah analisa yang didapat dari test of between untuk:

a. Pengaruh terhadap waktu

1) Source : suhu

H0 : μ1 = μ2 = μ3

H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3

signifikan level = 0,05

Keterangan : μ1 = suhu 18oC

V-8

Page 9: Modul Ergonomi Environmental factor

μ2 = suhu 24oC

μ3 = suhu 36oC

Dari data hasil uji SPSS diketahui signifikan level untuk source

suhu dan variabel dependent berupa waktu menunjukkan nilai

signifikan sebesar 0,186. Karena nilai signifikan uji lebih dari 0,05,

maka kesimpulannya adalah menerima H0.

2) Source : Cahaya

H0 : μ1 = μ2 = μ3

H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3

signifikan level = 0,05

Keterangan : μ1 = Cahaya 10 Lux

μ2 = cahaya 175 Lux

μ3 = Cahaya 600 Lux

Dari data hasil uji SPSS diketahui signifikan level untuk source

cahaya dan variabel dependent berupa waktu menunjukkan nilai

signifikan sebesar 0,214. Karena nilai signifikan uji lebih dari 0,05,

maka kesimpulannya adalah menerima H0.

3) Source :Kebisingan

H0 : μ1 = μ2

H1 : μ1 ≠ μ2

signifikan level = 0,05

Keterangan : μ1 = 0 dB

μ2 = 85 dB

Dari data hasil uji SPSS diketahui signifikan level untuk

sourcekebisingan dan variabel dependent berupa

waktumenunjukkan nilai signifikan sebesar 0,501. Karena nilai

signifikan uji lebih dari 0,05, maka kesimpulannya adalah

menerima H0.

4) Source: Suhu*Cahaya

H0 : μ1 = μ2= μ3 = μ4 = μ5 =….= μ9

H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3 ≠ μ4≠ μ5 ≠ ….μ9

signifikan level = 0,05

V-9

Page 10: Modul Ergonomi Environmental factor

Keterangan : μ1 = suhu 180 cahaya 10 Lux

μ2 = suhu 180cahaya 175 Lux

μ3 = suhu 180cahaya 600 Lux

μ4 = suhu 240cahaya 10 Lux

μ5 = suhu 240cahaya 175 Lux

μ6 = suhu 240cahaya 600 Lux

μ7 = suhu 360cahaya 10 Lux

μ8 = suhu 360cahaya 175 Lux

μ9 = suhu 360cahaya 600 Lux

Dari data hasil uji SPSS diketahui signifikan level untuk source

suhu*cahaya dan variabel dependent berupa waktu menunjukkan

nilai signifikan sebesar 0,472. Karena nilai signifikan uji lebih dari

0,05, maka kesimpulannya adalah menerima H0.

5) Source: Suhu*Kebisingan

H0 : μ1 = μ2= μ3 = μ4 = μ5 =μ6

H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3 ≠ μ4≠ μ5 ≠ μ6

signifikan level = 0,05

Keterangan : μ1 = suhu 180kebisingan 0 Lux

μ2 = suhu 180kebisingan 85 Lux

μ3 = suhu 240kebisingan 0 Lux

μ4 = suhu 240kebisingan 85 Lux

μ5 = suhu 360kebisingan 0 Lux

μ6 = suhu 360kebisingan 85 Lux

Dari data hasil uji SPSS diketahui signifikan level untuk source

suhu*kebisingan dan variabel dependent berupa waktu

menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,840. Karena nilai

signifikan uji lebih dari 0,05, maka kesimpulannya adalah

menerima H0.

6) Source: Cahaya*Kebisingan

H0 : μ1 = μ2= μ3 = μ4 = μ5 =μ6

H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3 ≠ μ4≠ μ5 ≠ μ6

signifikan level = 0,05

V-10

Page 11: Modul Ergonomi Environmental factor

Keterangan : μ1 = cahaya 0 Lux kebisingan 0 dB

μ2 = cahaya 85 Lux kebisingan 85 dB

μ3 = cahaya 0 Lux kebisingan 0 dB

μ4 = cahaya 85 Lux kebisingan 85 dB

μ5 = cahaya 0 Lux kebisingan 0 dB

μ6 = cahaya 85 Lux kebisingan 85 dB

Dari data hasil uji SPSS diketahui signifikan level untuk source

suhu*kebisingan dan variabel dependent berupa waktu

menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,344. Karena nilai

signifikan uji lebih dari 0,05, maka kesimpulannya adalah

menerima H0.

7) Source: Suhu*Cahaya*Kebisingan

H0 : μ1 = μ2= μ3 = μ4 = μ5 =….= μ18

H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3 ≠ μ4≠ μ5 ≠ ….μ18

signifikan level = 0,05

Keterangan : μ1 = suhu 180 cahaya 10 Lux kebisingan 0 dB

μ2 = suhu 180 cahaya 10 Lux kebisingan 85 dB

μ3 = suhu 180 cahaya 175 Lux kebisingan 0 dB

μ4 = suhu 180 cahaya 175 Lux kebisingan 85 dB

μ5 = suhu 180 cahaya 600 Lux kebisingan 0 dB

μ6 = suhu 180 cahaya 600 Lux kebisingan 85 dB

μ7 = suhu 240 cahaya 10 Lux kebisingan 0 dB

μ8 = suhu 240 cahaya 10 Lux kebisingan 85 dB

μ9 = suhu 240 cahaya 175 Lux kebisingan 0 dB

μ10 = suhu 240 cahaya 175 Lux kebisingan 85 dB

μ11 = suhu 240 cahaya 600 Lux kebisingan 0 dB

μ12 = suhu 240 cahaya 600 Lux kebisingan 85 dB

μ13 = suhu 360 cahaya 10 Lux kebisingan 0 dB

μ14 = suhu 360 cahaya 10 Lux kebisingan 85 dB

μ15 = suhu 360 cahaya 175 Lux kebisingan 0 dB

μ16 = suhu 360 cahaya 175 Lux kebisingan 85 dB

μ17 = suhu 360 cahaya 600 Lux kebisingan 0 dB

V-11

Page 12: Modul Ergonomi Environmental factor

μ18 = suhu 360 cahaya 600 Lux kebisingan 85 dB

Dari data hasil uji SPSS diketahui signifikan level untuk source

suhu*kebisingan dan variabel dependent berupa waktu

menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,674. Karena nilai

signifikan uji lebih dari 0,05, maka kesimpulannya adalah

menerima H0.

b. Pengaruh terhadap error

1) Source : suhu

H0 : μ1 = μ2 = μ3

H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3

signifikan level = 0,05

Keterangan : μ1 = suhu 18oC

μ2 = suhu 24oC

μ3 = suhu 36oC

Dari data hasil uji SPSS diketahui signifikan level untuk source

suhu dan variabel dependent berupa waktu menunjukkan nilai

signifikan sebesar 0,634. Karena nilai signifikan uji lebih dari 0,05,

maka kesimpulannya adalah menerima H0.

2) Source : Cahaya

H0 : μ1 = μ2 = μ3

H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3

signifikan level = 0,05

Keterangan : μ1 = Cahaya 10 Lux

μ2 = cahaya 175 Lux

μ3 = Cahaya 600 Lux

Dari data hasil uji SPSS diketahui signifikan level untuk source

cahaya dan variabel dependent berupa waktu menunjukkan nilai

signifikan sebesar 0,537. Karena nilai signifikan uji lebih dari 0,05,

maka kesimpulannya adalah menerima H0.

3) Source :Kebisingan

H0 : μ1 = μ2

V-12

Page 13: Modul Ergonomi Environmental factor

H1 : μ1 ≠ μ2

signifikan level = 0,05

Keterangan : μ1 = 0 dB

μ2 = 85 dB

Dari data hasil uji SPSS diketahui signifikan level untuk source

kebisingan dan variabel dependent berupa waktu menunjukkan

nilai signifikan sebesar 0,476. Karena nilai signifikan uji lebih dari

0,05, maka kesimpulannya adalah menerima H0.

4) Source: Suhu*Cahaya

H0 : μ1 = μ2= μ3 = μ4 = μ5 =….= μ9

H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3 ≠ μ4≠ μ5 ≠ ….μ9

signifikan level = 0,05

Keterangan : μ1 = suhu 180 cahaya 10 Lux

μ2 = suhu 180cahaya 175 Lux

μ3 = suhu 180cahaya 600 Lux

μ4 = suhu 240cahaya 10 Lux

μ5 = suhu 240cahaya 175 Lux

μ6 = suhu 240cahaya 600 Lux

μ7 = suhu 360cahaya 10 Lux

μ8 = suhu 360cahaya 175 Lux

μ9 = suhu 360cahaya 600 Lux

Dari data hasil uji SPSS diketahui signifikan level untuk source

suhu*cahaya dan variabel dependent berupa waktu menunjukkan

nilai signifikan sebesar 0,858. Karena nilai signifikan uji lebih dari

0,05, maka kesimpulannya adalah menerima H0.

5) Source: Suhu*Kebisingan

H0 : μ1 = μ2= μ3 = μ4 = μ5 =μ6

H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3 ≠ μ4≠ μ5 ≠ μ6

signifikan level = 0,05

Keterangan : μ1 = suhu 180 kebisingan 0 Lux

μ2 = suhu 180kebisingan 85 Lux

V-13

Page 14: Modul Ergonomi Environmental factor

μ3 = suhu 240kebisingan 0 Lux

μ4 = suhu 240kebisingan 85 Lux

μ5 = suhu 360kebisingan 0 Lux

μ6 = suhu 360kebisingan 85 Lux

Dari data hasil uji SPSS diketahui signifikan level untuk source

suhu*kebisingan dan variabel dependent berupa waktu

menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,477. Karena nilai

signifikan uji lebih dari 0,05, maka kesimpulannya adalah

menerima H0.

6) Source: Cahaya*Kebisingan

H0 : μ1 = μ2= μ3 = μ4 = μ5 =μ6

H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3 ≠ μ4≠ μ5 ≠ μ6

signifikan level = 0,05

Keterangan : μ1 = cahaya 0 Lux kebisingan 0 dB

μ2 = cahaya 85 Lux kebisingan 85 dB

μ3 = cahaya 0 Lux kebisingan 0 dB

μ4 = cahaya 85 Lux kebisingan 85 dB

μ5 = cahaya 0 Lux kebisingan 0 dB

μ6 = cahaya 85 Lux kebisingan 85 dB

Dari data hasil uji SPSS diketahui signifikan level untuk source

suhu*kebisingan dan variabel dependent berupa waktu

menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,168. Karena nilai

signifikan uji lebih dari 0,05, maka kesimpulannya adalah

menerima H0.

7) Source: Suhu*Cahaya*Kebisingan

H0 : μ1 = μ2= μ3 = μ4 = μ5 =….= μ18

H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3 ≠ μ4≠ μ5 ≠ ….μ18

signifikan level = 0,05

Keterangan : μ1 = suhu 180 cahaya 10 Lux kebisingan 0 dB

μ2 = suhu 180 cahaya 10 Lux kebisingan 85 dB

μ3 = suhu 180 cahaya 175 Lux kebisingan 0 dB

V-14

Page 15: Modul Ergonomi Environmental factor

μ4 = suhu 180 cahaya 175 Lux kebisingan 85 dB

μ5 = suhu 180 cahaya 600 Lux kebisingan 0 dB

μ6 = suhu 180 cahaya 600 Lux kebisingan 85 dB

μ7 = suhu 240 cahaya 10 Lux kebisingan 0 dB

μ8 = suhu 240 cahaya 10 Lux kebisingan 85 dB

μ9 = suhu 240 cahaya 175 Lux kebisingan 0 dB

μ10 = suhu 240 cahaya 175 Lux kebisingan 85 dB

μ11 = suhu 240 cahaya 600 Lux kebisingan 0 dB

μ12 = suhu 240 cahaya 600 Lux kebisingan 85 dB

μ13 = suhu 360 cahaya 10 Lux kebisingan 0 dB

μ14 = suhu 360 cahaya 10 Lux kebisingan 85 dB

μ15 = suhu 360 cahaya 175 Lux kebisingan 0 dB

μ16 = suhu 360 cahaya 175 Lux kebisingan 85 dB

μ17 = suhu 360 cahaya 600 Lux kebisingan 0 dB

μ18 = suhu 360 cahaya 600 Lux kebisingan 85 dB

Dari data hasil uji SPSS diketahui signifikan level untuk source

suhu*kebisingan dan variabel dependent berupa waktu

menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,230. Karena nilai

signifikan uji lebih dari 0,05, maka kesimpulannya adalah

menerima H0.

1.3 Multivariate Test

Berikut ini adalah data dari pengolahan dengan menggunakan SPSS

untuk mencari multivariate test.

Tabel 1.3 Multivariate Test

Effect Value FHypothesis

df

Error

dfSig.

Intercept Pillai's Trace 0.999 1.143E5a 2 161 0

Wilks' Lambda 0.001 1.143E5a 2 161 0

Hotelling's Trace 1.42E+03 1.143E5a 2 161 0

V-15

Page 16: Modul Ergonomi Environmental factor

Effect Value FHypothesis

df

Error

dfSig.

Roy's Largest

Root

1.42E+03 1.143E5a 2 161 0

Suhu Pillai's Trace 0.023 0.947 4 324 0.437

Wilks' Lambda 0.977 .947a 4 322 0.437

Hotelling's Trace 0.024 0.946 4 320 0.437

Roy's Largest

Root

0.023 1.899b 2 162 0.153

Cahaya Pillai's Trace 0.031 1.262 4 324 0.285

Wilks' Lambda 0.969 1.263a 4 322 0.285

Hotelling's Trace 0.032 1.263 4 320 0.284

Roy's Largest

Root

0.03 2.462b 2 162 0.088

Kebisingan Pillai's Trace 0.007 .580a 2 161 0.561

Wilks' Lambda 0.993 .580a 2 161 0.561

Hotelling's Trace 0.007 .580a 2 161 0.561

Roy's Largest

Root

0.007 .580a 2 161 0.561

Suhu * Cahaya Pillai's Trace 0.029 0.603 8 324 0.775

Wilks' Lambda 0.971 .601a 8 322 0.777

Hotelling's Trace 0.03 0.598 8 320 0.78

Roy's Largest

Root

0.022 .891b 4 162 0.471

Suhu * Kebisingan Pillai's Trace 0.013 0.523 4 324 0.719

Wilks' Lambda 0.987 .521a 4 322 0.72

Hotelling's Trace 0.013 0.52 4 320 0.721

Roy's Largest

Root

0.012 1.009b 2 162 0.367

V-16

Page 17: Modul Ergonomi Environmental factor

Effect Value FHypothesis

df

Error

dfSig.

Cahaya *

Kebisingan

Pillai's Trace 0.032 1.299 4 324 0.27

Wilks' Lambda 0.969 1.295a 4 322 0.272

Hotelling's Trace 0.032 1.291 4 320 0.273

Roy's Largest

Root

0.026 2.145b 2 162 0.12

Suhu * Cahaya *

Kebisingan

Pillai's Trace 0.044 0.904 8 324 0.514

Wilks' Lambda 0.957 .903a 8 322 0.514

Hotelling's Trace 0.045 0.903 8 320 0.514

Roy's Largest

Root

0.039 1.576b 4 162 0.183

Sumber : Pengolahan Data Kelompok, 2014

Berikut ini adalah analisa untuk setiap kombinasi yang ada

1) Source : Suhu

H0 : μ1 = μ2 = μ3

H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3

Signifikan level = 0,05

Keterangan :

μ1 = suhu 18oC

μ2 = suhu 24oC

μ3 = suhu 36oC

Berdasarkan hasil Multivariate Test dalam SPSS, signifikan level pada

source suhu adalah

Pillai's Trace : 0.437

Wilks' Lambda : 0.437

Hotelling's Trace : 0.437

Roy's Largest Root : 0.153

Karena hasil Pillai’s Trace, Wilks’ Lamda, Hotelling’s Trace dan

Roy’s Largest Root lebih dari 0.05 maka pernyataan H0 diterima. Hal ini

V-17

Page 18: Modul Ergonomi Environmental factor

menunjukkan bahwa faktor suhu tidak memiliki pengaruh signifikan

terhadap waktu dan errorseseorang dalam melakukan aktivitas.

2) Source : Cahaya

H0 : μ1 = μ2 = μ3

H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3

Signifikan level = 0,05

Keterangan :

μ1 = Cahaya 10 Lux

μ2 = cahaya 175 Lux

μ3 = Cahaya 600 Lux

Berdasarkan hasil Multivariate Test dalam SPSS, signifikan level pada

source cahaya adalah

Pillai's Trace : 0.285

Wilks' Lambda : 0.285

Hotelling's Trace : 0.284

Roy's Largest Root : 0.088

Karena hasil Pillai’s Trace, Wilks’ Lamda, Hotelling’s Trace dan

Roy’s Largest Root lebih dari 0.05 maka pernyataan H0 diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa faktor cahaya tidak memiliki pengaruh signifikan

terhadap waktu dan errorseseorang dalam melakukan aktivitas.

3) Source : Kebisingan

H0 : μ1 = μ2

H1 : μ1 ≠ μ2

Signifikan level = 0,05

Keterangan :

μ1 = 0 dB

μ2 = 85 dB

Berdasarkan hasil Multivariate Test dalam SPSS, signifikan level pada

source kebisingan adalah

Pillai's Trace : 0.561

Wilks' Lambda : 0.561

V-18

Page 19: Modul Ergonomi Environmental factor

Hotelling's Trace : 0.561

Roy's Largest Root : 0.561

Karena hasil Pillai’s Trace, Wilks’ Lamda, Hotelling’s Trace dan

Roy’s Largest Root lebih dari 0.05 maka pernyataan H0 diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa faktor kebisingan tidak memiliki pengaruh signifikan

terhadap waktu dan errorseseorang dalam melakukan aktivitas.

4) Source : Suhu*Cahaya

H0 : μ1 = μ2= μ3 = μ4 = μ5 =….= μ9

H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3 ≠ μ4≠ μ5 ≠ ….μ9

signifikan level = 0,05

Keterangan : μ1 = suhu 180 cahaya 10 Lux

μ2 = suhu 180cahaya 175 Lux

μ3 = suhu 180cahaya 600 Lux

μ4 = suhu 240 cahaya 10 Lux

μ5 = suhu 240 cahaya 175 Lux

μ6 = suhu 240 cahaya 600 Lux

μ7 = suhu 360 cahaya 10 Lux

μ8 = suhu 360 cahaya 175 Lux

μ9 = suhu 360 cahaya 600 Lux

Berdasarkan hasil Multivariate Test dalam SPSS, signifikan level pada

source kombinasi faktor suhu dan cahaya adalah

Pillai's Trace : 0.775

Wilks' Lambda : 0.777

Hotelling's Trace : 0.780

Roy's Largest Root : 0.471

Karena hasil Pillai’s Trace, Wilks’ Lamda, Hotelling’s Trace dan

Roy’s Largest Root lebih dari 0.05 maka pernyataan H0 diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa faktor kombinasi faktor suhu dan cahaya tidak

memiliki pengaruh signifikan terhadap waktu dan errorseseorang dalam

melakukan aktivitas.

5) Source : Suhu*Kebisingan

V-19

Page 20: Modul Ergonomi Environmental factor

Berdasarkan hasil Multivariate Test dalam SPSS, signifikan level pada

kombinasi faktor suhu dan kebisingan adalah

Pillai's Trace : 0.719

Wilks' Lambda : 0.720

Hotelling's Trace : 0.721

Roy's Largest Root : 0.367

H0 : μ1 = μ2= μ3 = μ4 = μ5 =μ6

H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3 ≠ μ4≠ μ5 ≠ μ6

signifikan level = 0,05

Keterangan : μ1 = suhu 180 kebisingan 0 Lux

μ2 = suhu 180kebisingan 85 Lux

μ3 = suhu 240kebisingan 0 Lux

μ4 = suhu 240kebisingan 85 Lux

μ5 = suhu 360kebisingan 0 Lux

μ6 = suhu 360kebisingan 85 Lux

Karena hasil Pillai’s Trace, Wilks’ Lamda, Hotelling’s Trace dan

Roy’s Largest Root lebih dari 0.05 maka pernyataan H0 diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa faktor kombinasi faktor suhu dan kebisingan tidak

memiliki pengaruh signifikan terhadap waktu dan errorseseorang dalam

melakukan aktivitas.

6) Source : Cahaya*Kebisingan

H0 : μ1 = μ2= μ3 = μ4 = μ5 =μ6

H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3 ≠ μ4≠ μ5 ≠ μ6

signifikan level = 0,05

Keterangan : μ1 = cahaya 0 Lux kebisingan 0 dB

μ2 = cahaya 85 Lux kebisingan 85 dB

μ3 = cahaya 0 Lux kebisingan 0 dB

μ4 = cahaya 85 Lux kebisingan 85 dB

μ5 = cahaya 0 Lux kebisingan 0 dB

μ6 = cahaya 85 Lux kebisingan 85 dB

Berdasarkan hasil Multivariate Test dalam SPSS, signifikan level pada

kombinasi faktor cahaya dan kebisingan adalah

V-20

Page 21: Modul Ergonomi Environmental factor

Pillai's Trace : 0.270

Wilks' Lambda : 0.272

Hotelling's Trace : 0.273

Roy's Largest Root : 0.120

Karena hasil Pillai’s Trace, Wilks’ Lamda, Hotelling’s Trace dan

Roy’s Largest Root lebih dari 0.05 maka pernyataan H0 diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa kombinasi faktor cahaya dan kebisingan tidak

memiliki pengaruh signifikan terhadap waktu dan errorseseorang dalam

melakukan aktivitas.

7) Source : Suhu*Cahaya*Kebisingan

H0 : μ1 = μ2= μ3 = μ4 = μ5 =….= μ18

H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3 ≠ μ4≠ μ5 ≠ ….μ18

signifikan level = 0,05

Keterangan : μ1 = suhu 180 cahaya 10 Lux kebisingan 0 dB

μ2 = suhu 180 cahaya 10 Lux kebisingan 85 dB

μ3 = suhu 180 cahaya 175 Lux kebisingan 0 dB

μ4 = suhu 180 cahaya 175 Lux kebisingan 85 dB

μ5 = suhu 180 cahaya 600 Lux kebisingan 0 dB

μ6 = suhu 180 cahaya 600 Lux kebisingan 85 dB

μ7 = suhu 240 cahaya 10 Lux kebisingan 0 dB

μ8 = suhu 240 cahaya 10 Lux kebisingan 85 dB

μ9 = suhu 240 cahaya 175 Lux kebisingan 0 dB

μ10 = suhu 240 cahaya 175 Lux kebisingan 85 dB

μ11 = suhu 240 cahaya 600 Lux kebisingan 0 dB

μ12 = suhu 240 cahaya 600 Lux kebisingan 85 dB

μ13 = suhu 360 cahaya 10 Lux kebisingan 0 dB

μ14 = suhu 360 cahaya 10 Lux kebisingan 85 dB

μ15 = suhu 360 cahaya 175 Lux kebisingan 0 dB

μ16 = suhu 360 cahaya 175 Lux kebisingan 85 dB

μ17 = suhu 360 cahaya 600 Lux kebisingan 0 dB

μ18 = suhu 360 cahaya 600 Lux kebisingan 85 dB

V-21

Page 22: Modul Ergonomi Environmental factor

Berdasarkan hasil Multivariate Test dalam SPSS, signifikan level pada

kombinasi faktor suhu, cahaya, dan kebisingan adalah

Pillai's Trace : 0.514

Wilks' Lambda : 0.514

Hotelling's Trace : 0.514

Roy's Larest Root : 0.183

Karena hasil Pillai’s Trace, Wilks’ Lamda, Hotelling’s Trace dan

Roy’s Largest Root lebih dari 0.05 maka pernyataan H0 diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa kombinasi faktor suhu, cahaya, dan kebisingan tidak

memiliki pengaruh signifikan terhadap waktu dan errorseseorang dalam

melakukan aktivitas.

1.4 Pengaruh Kombinasi Terhadap Error

Berikut ini adalah pengaruh kombinasi terhadap error yang didapat dari

data yang sudah ada di pada sub bab 1.1

Tabel 1.4 Pengaruh Kombinasi Suhu dan Cahaya Terhadap Error

Cahaya (Lux)Suhu (Celcius)

18 24 36

10

4 5 8

5 2 2

13 9 161

24 17 20

7 6 3

4 1 1

0 3 1

9 7 6

15 12 36

14 3 4

3 8 0

2 7 0

9 287 162

11 6 2

3 6 2

V-22

Page 23: Modul Ergonomi Environmental factor

Cahaya (Lux)Suhu (Celcius)

18 24 36

1 2 5

3 6 1

3 7 1

887 1 5

6 3 3

Rata-rata51,1

519,9 21,15

175

0 2 9

4 10 2

9 14 12

14 17 34

4 1 1

2 5 2

5 2 2

10 7 3

9 6 12

427 8 5

1 3 2

1 7 6

11 4 7

196 7 3

2 3 2

7 56 5

1 0 6

1 1 0

2 2 1

0 9 0

Rata-rata 35,3 8,2 5,7

600 481 5 1

4 10 3

34 84 4

V-23

Page 24: Modul Ergonomi Environmental factor

Cahaya (Lux)Suhu (Celcius)

18 24 36

20 12 126

2 1 2

4 1 0

1 0 0

5 4 2

9 484 3

4 58 694

1 1 1

2 5 4

5 2 17

13 7 3

4 2 3

3 3 3

3 82 0

1 0 4

3 12 3

7 2 3

Rata-rata 30,3 38,75 43,8

Sumber : Pengolahan Data Kelompok,2014

Tabel 1.5 Pengaruh Kombinasi Cahaya dan Kebisingan Terhadap Error

Cahaya (Lux)Kebisingan (db)

0 85

10 4 5

5 2

8 2

13 24

9 17

161 20

7 4

6 1

V-24

Page 25: Modul Ergonomi Environmental factor

Cahaya (Lux)Kebisingan (db)

0 85

3 1

0 9

3 7

1 6

15 14

12 3

36 4

3 2

8 7

0 0

9 11

287 6

162 2

3 1

6 2

2 5

3 3

6 7

1 1

887 6

1 3

5 3

Rata-rata 55,53333 5,933333

175 0 4

2 10

9 2

9 14

14 17

12 34

4 2

1 5

V-25

Page 26: Modul Ergonomi Environmental factor

Cahaya (Lux)Kebisingan (db)

0 85

1 2

5 10

2 7

2 3

9 427

6 8

12 5

1 1

3 7

2 6

11 196

4 7

7 3

2 7

3 56

2 5

1 1

0 1

6 0

2 0

2 9

1 0

Rata-rata 4,5 28,3

600

481 4

5 10

1 3

34 20

84 12

4 126

2 4

1 1

2 0

V-26

Page 27: Modul Ergonomi Environmental factor

Cahaya (Lux)Kebisingan (db)

0 85

1 5

0 4

0 2

9 4

484 58

3 694

1 2

1 5

1 4

5 13

2 7

17 3

4 3

2 3

3 3

3 1

82 0

0 4

3 7

12 2

3 3

Rata-rata 41,66667 33,56667

Sumber : Pengolahan Data Kelompok, 2014

Tabel 1.6 Pengaruh Kombinasi Suhu

dan Kebisingan Terhadap Error

Suhu

(Celcius)

Kebisingan (db)

0 85

18 4 5

0 4

481 4

V-27

Page 28: Modul Ergonomi Environmental factor

Suhu

(Celcius)

Kebisingan (db)

0 85

13 24

9 14

34 20

7 4

4 2

2 4

0 9

5 10

1 5

15 14

9 427

9 4

3 2

1 1

1 2

9 11

11 196

5 3

3 1

2 7

4 3

3 3

1 1

3 1

887 6

2 0

3 7

Rata-rata 51,03333 26,46667

24

5 2

2 10

5 10

9 17

V-28

Page 29: Modul Ergonomi Environmental factor

Suhu

(Celcius)

Kebisingan (db)

0 85

14 17

84 12

6 1

1 5

1 1

3 7

2 7

0 4

12 3

6 8

484 58

8 7

3 7

1 5

287 6

4 7

2 7

6 2

3 56

2 3

6 7

0 1

82 0

1 3

2 9

12 2

Rata-rata 35,1 9,466667

36 8 2

9 2

1 3

161 20

V-29

Page 30: Modul Ergonomi Environmental factor

Suhu

(Celcius)

Kebisingan (db)

0 85

12 34

4 126

3 1

1 2

2 0

1 6

2 3

0 2

36 4

12 5

3 694

0 0

2 6

1 4

162 2

7 3

17 3

2 5

2 5

3 3

1 1

6 0

0 4

5 3

1 0

3 3

Rata-rata 15,56667 31,53333

Sumber: Pengolahan Data Kelompok, 2014

V-30

Page 31: Modul Ergonomi Environmental factor

BAB 2

ANALISA DAN INTERPRETASI DATA

Berikut ini adalah pembahasan tentang analisa dan interpretasi data yang

akan dibahas adalah analisis peobabilitas error, analisis test of between,

analisismultivariate test, analisis pengaruh kombinasi terhadap error, analisis

perbandingan faktor lingkungan dengan aplikasi K3,dan analisis pengaruh faktor

lingkungan terhadap munculnya human errors

2.1 Analisis Probabilitas Error

Analisis grafik faktor kebisingan dan pencahayaan terhadap suatu error

terdiri dari pengaruh cahaya terhadap tingkat error, pengaruh kebisingan terhadap

tingkat error, dan pengaruh interaksi cahaya dan kebisingan terhadap tingkat

error.

Pada pengaruh cahaya terhadap tingkat error, berdasarkan tabel pengaruh

cahaya terhadap tingkat error operator, diketahui bahwa cahaya gelap

memberikan jumlah error operator jauh lebih tinggi daripada cahaya terang. Hal

ini disebabkan karena saat diberi cahaya gelap, operator tidak dapat

berkonsentrasi dalam melakukan aktivitas. Selain itu dalam kondisi cahaya gelap

memaksa mata operator berakomodasi maksimum, sehingga dapat menimbulkan

rasa lelah yang dapat menimbulkan error.

Pada pengaruh kebisingan terhadap tingkat error, berdasarkan tabel

pengaruh kebisingan terhadap tingkat error, diketahui bahwa bising yang bersifat

kontinyu menghasilkan jumlah error yang juga jauh lebih tinggi daripada bising

sunyi. Hal ini disebabkan karena adanya bising yang menutupi, dimana

kemampuan operator dalam mendengarkan instruksi hitungan dari audio menjadi

tertutupi oleh suara bising.

Pada pengaruh interaksi cahaya terhadap tingkat error, pada tabel

pengaruh interaksi cahaya dan bising terhadap tingkat error, diketahui bahwa

kombinasi perlakuan yang memberikan jumlah error tertinggi adalah perlakuan

cahaya gelap, bising yang bersifat kontinyu. Sesuai dengan grafik sebelumnya,

V-31

Page 32: Modul Ergonomi Environmental factor

didapatkan bahwa cahaya gelap dan bising continue menyebabkan tingginya

jumlah error operator, sedangkan jumlah error yang paling rendah adalah ketika

cahaya terang, bising sunyi. Kondisi ini merupakan kondisi optimal bagi operator

dalam beraktivitas. Dari hasil input data error sangat bervariasi pada suhu 18 C

tingkat error dapat mencapai 1-3 error yang terjadi pada berbagai percobaan dari

kecil kebisingan dan rendah cahaya hingga semua tinggi, pada suhu 24C data

error dapat mencapai 5-8 tingkat error pada berbagai variasi percobaan suhu ini

memiliki tingkat error yang tertinggi dari suhu-suhu lainnya, dan yang terakhir

pada suhu 36C data tingkat error paling minim diantara suhu lainnya yaitu

mencapai 2 rata-rata tingkat error yang terjadi pada berbagai macam variasi

percobaan yang telah dilakukan.

2.2 Analisis Test of Between

Pada sub bab ini akan dibahas tentang analisis dari data hasil test of

between, dimana dependent variable yang digunakan adalah waktu dan

errorsedangkan source yang digunakan adalah suhu, cahaya, kebisingan,

perpaduan suhu dan cahaya, perpaduan suhu dan kebisingan, perpaduan cahaya

dan kebisingan serta perpanduan antara suhu, cahaya dan kebisingan.

Analisis pertama yakni pengaruh waktu terhadap suhu, cahaya,

kebisingan, perpaduan suhu dan cahaya, perpaduan suhu dan kebisingan,

perpaduan cahaya dan kebisingan serta perpanduan antara suhu, cahaya dan

kebisingan yang memiliki nilai significance level secara berurutan yakni 0,769;

0,192; 0,775; 0,615; 0,515; 0,923 dan 0,167 dimana dari hasil nilai significance

level lebih besar dari 0,05 sehingga nilai H0diterima, yang berarti secara berurutan

suhu, cahaya, kebisingan, perpaduan suhu dan cahaya, perpaduan suhu dan

kebisingan, perpaduan cahaya dan kebisingan serta perpanduan antara suhu,

cahaya dan kebisingan tidak memiliki pengaruh terhadap waktu dalam

mengerjakan kegiatan seperti mengetik yang diparktikan oleh operator.

Analisis kedua yakni pengaruh error terhadap suhu, cahaya, kebisingan,

perpaduan suhu dan cahaya, perpaduan suhu dan kebisingan, perpaduan cahaya

dan kebisingan serta perpanduan antara suhu, cahaya dan kebisingan yang

memiliki nilai significance level secara berurutan yakni 0,612; 0,537; 0,476;

V-32

Page 33: Modul Ergonomi Environmental factor

0,858; 0,477; 0,168 dan 0,230 dimana dari hasil nilai significance level lebih besar

dari 0,05 sehingga nilai H0diterima, yang berarti secara berurutan suhu, cahaya,

kebisiningan, perpaduan suhu dan cahaya, perpaduan suhu dan kebisingan,

perpaduan cahaya dan kebisingan serta perpanduan antara suhu, cahaya dan

kebisingan tidak memiliki pengaruh terhadap error dalam mengerjakan kegiatan

seperti mengetik yang diparktikan oleh operator.

Berdasarkan hasil yang didapat dapat disimpulkan bahwa keduanya tidak

mempengaruhi operator saat mengerjakan tugasnya, dapat diasumsikan bahwa

operator sudah terbiasa dengan kondisi tersebut karea sudah terbiasa untuk

mengetik dan mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar, selain itu operator

juga konsentrasi saat melakukan aktivitas sehingga dalam mengetik lebih fokus,

lalu faktor lain yakni posisi operator yang yang tidak dekat AC sehingga

meskipun suhu yang dikeluarkan termasuk dingin, operator tidak terlalu merasa

dingin karena jaraknya yang tidak terlalu dekat. Selain itu posisi duduk yang tidak

dekat sumber suara dan cahaya dapat membantu operator dalam melakukan

aktivitas sehingga tidak terlalu mempengaruhi munculnya error pada saat

pengetikan. Kemungkinan lain yang bisa menyebabkan tidak ada pengaruh antara

dependent variable dengan error dan waktu pengerjaan operator yaitu operator

telah terbiasa melakukan pekerjaan tersebut, dalam hal ini yaitu mengetik

sehingga operator tidak terlalu terpengaruh faktor lingkungan di sekitar.

2.3 Analisis Multivariate Test

Pada sub bab ini akan dibahas mengenai analisis data yang diperoleh

berdasarkan hasil multivariate test, dimana dependent variable yang digunakan

adalah error dan waktu sedangkan source yang digunakan adalah suhu, cahaya,

kebisingan, kombinasi suhu dan cahaya, kombinasi suhu dan kebisingan,

kombinasi cahaya dan kebisingan, serta kombinasi antara suhu, cahaya, dan

kebisingan.

Dalam multivariate test, jika signifikan level yang berasal dari SPSS

lebih dari 0.05 maka H0 diterima yang berarti tidak ada pengaruh dependent

variale yang bersangkutan terhadap error dan waktu seseorang dalam melakukan

pekerjaan. Dalam multivariate test, dilihat seluruh metode penerimaan kecuali

V-33

Page 34: Modul Ergonomi Environmental factor

Hotelling’s Trace. Metode ini tidak dipakai karena hasilnya kurang akurat. Jika

ada sebuah metode yang menyatakan bahwa ada pengaruh dependent variable

terhadap error dan waktu maka H0 ditolak.

Berdasarkan hasil multivariate test dalam SPSS, signifikan level pada

source suhu pada metode Pillai’s Trace, Wilks’ Lambda, dan Hotelling’s Trace

menunjukkan hasil yang sama yaitu 0.437. Karena signifikan level yang diperoleh

lebih dari 0.05 maka H0 diterima yang berarti tidak ada pengaruh suhu terhadap

errror dan waktu. Pada source cahaya, signifikan level yang diperoleh dari

metode Pillai’s Trace, Wilks’ Lambda, dan Hotelling’s Trace masing-masing

0.285, 0.285, 0.284 yang semuanya bernilai lebih dari 0.05. Dengan demikian H0

diterima yang berarti tidak ada pengaruh cahaya terhadap error dan waktu. Hasil

multivariate test dalam SPSS, signifikan level yang diperoleh pada source

kebisingan berdasarkan Pillai’s Trace, Wilks Lambda, Hotelling’s Trace yaitu

0.561. Karena nilai yang diperoleh lebih dari 0.05 maka H0 diterima yang berarti

tidak ada pengaruh kebisingan terhadap error dan waktu. Pada kombinasi antara

suhu dan cahaya diperoleh signifikan level pada Pillai’s Trace sebesar 0.775,

Wilks’ Lambda sebesar 0.777 dan Hotelling’s Trace sebesar 0.780. Karena

signifikan level yang diperoleh dari SPSS lebih dari 0.05 maka H0 diterima yang

berarti tidak ada pengaruh antara kombinasi suhu dan cahaya terhadap error dan

waktu. Hal yang sama juga diperoleh pada source kombinasi suhu dengan

kebisingan, kombisi antara cahaya dengan kebisingan serta kombinasi antara

suhu, cahaya, dan kebisingan dimana signifikan level yang diperoleh berdasarkan

multivariate test pada SPSS lebih dari 0.05 yang berarti tidak ada pengaruh faktor

yang bersangkutan terhadap error dan waktu seseorang dalam melakukan

pekerjaan.

Dari semua source yang ada dapat dikatakan bahwa tidak ada pengaruh

dependent variable (suhu, cahaya, kebisingan atau kombinasi ketiganya) terhadap

error dan waktu. Hal tersebut dapat saja terjadi karena faktor operator yang

bersangkutan. Meskipun dalam chamber room diberi perlakuan lingkungan yang

berbeda, namun operator tetap mampu bekerja dengan baik sehingga dependent

variable yang ditentukan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap waktu dan

error operator dalam melakukan pekerjaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa

V-34

Page 35: Modul Ergonomi Environmental factor

operator mampu beradaptasi dengan cepat pada kondisi lingkungan yang baru.

Selain itu kondisi tersebut juga dapat disebabkan ketahanan tubuh operator yang

cukup bagus sehingga ketika kondisi lingkungan diberi perlakuan yang tidak

sesuai dengan kondisi normal operator tetap mampu bekerja dengan baik.

Kemungkinan lain yang dapat menyebabkan tidak adanya pengaruh signifikan

dari dependent variable terhadap waktu dan error yaitu konsentrasi operator yang

tinggi sehingga faktor lingkungan yang kurang mendukung seperti pencahayaan

yang terlalu terang atau redup, kebisingan yang tinggi, atau suhu yang tidak

normal operator tetap mampu bekerja dengan baik sehingga error yang terjadi

masih dalam batas normal. Posisi duduk praktikan juga mempengaruhi waktu dan

error operator dalam melakukan pekerjaan. Ketika operator duduk di deket

sumber kebisingan atau AC maka efek dari faktor tersebut akan lebih terasa

dibandingkan posisi duduk yang jaraknya cukup jauh dari sumber suara atau AC.

Selain itu faktor lain yang juga berpengaruh yaitu daya akomodasi mata tiap

operator yang berbeda, pencahayaan pada monitor lap top, gaya mengetik

operator (ada yang membaca teks lalu mengetik namun ada juga yang membaca

teks sambal mengetik) serta masih banyak lagi faktor yang lain yang berpengaruh.

2.4 Analisis Pengaruh Kombinasi terhadap Error

Berdasarkan penjelasan yang sudah dibahas di sub bab 1.4 sebelumnya

dapat dilihat bahwa nilai error terbesar berdasarkan pengaruh kombinasi suhu dan

cahaya terhadap error pada suhu 180 dengan intensitas cahaya 10 Lux dan nilai

errorterkecil didapat pada suhu 360 dengan intensitas cahaya 175 Lux. Dari hasil

yang didapat dapat diasumsikan bahwa semakin rendah suhu suatu ruangan

dengan intensitas cahaya yang kecil maka kemungkinan terjadinya errorsemakin

besar, dan jika suhu semakin besar dan intensitas cahaya tidak terlalu besar maka

kemungkinan terjadinya error lebih sedikit.

Selanjutnya pengaruh kombinasi cahaya dan kebisingan terhadap

errordidapat bahwa dengan intensitas cahaya sebesar 10 Lux dengan tingkat

kebisingan 0 dB memiliki jumlah errorpaling besar, dikarenakan beberapa

operator tidak fokus sehingga ada beberapa text yang dilewati yang menyebabkan

jumlah error yang besar, sedangkan dengan intensitas cahaya sebesar 175 Lux

V-35

Page 36: Modul Ergonomi Environmental factor

dengan tingkat kebisingan 0 dB memiliki jumlah erroryang sedikit dibanding

yang lain, hal tersebut terjadi karena operator fokus dengan itensitas cahaya yang

pas sebesar 175 Lux dengan tingkat kebisingan 0 dB sehingga jumlah error yang

didapat lebih sedikit.

Terkahir adalah pengaruh kombinasi suhu dan kebisingan terhadap error,

dimana tingkat errorterbesar terjadi pada suhu 160 dengan tingkat kebisingan 0 dB

dan tingkat error terkecil terdapat pada suhu 240 dengan tingkat kebisingan

sebesar 85 dB. Hal tersebut dapat terjadi karena faktor operator yang ridak fokus

dalam menetik dan banyak operator yang outlayer dimana terjadi kesalahan

mengetik dan software yang salah mendeteksi sehingga menyebabkan terjadinya

jumlaherroryang besar.

2.5 Analisis Perbandingan Faktor Lingkungan dengan Aplikasi K3

K3 merupakan kependekan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Keselamatan kerja adalah kondisi kerja yang terbebas dari cidera, sedangkan

kesehatan kerja adalah kondisi pekerja yang terbebas dari penyakit akibat

pekerjaan yang dilakukan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Keselamatan

dan Kesehatan Kerja adalah kondisi kerja yang bebas dari ancaman bahaya yang

mengganggu proses aktivitas dan mengakibatkan terjadinya cidera, penyakit,

kerusakan harta benda, serta gangguan lingkungan. Dalam suatu perusahaan, K3

menjadi salah satu faktor yang penting karena terkait dengan kondisi fisik maupun

psikis dari pekerja yang akan berpengaruh terhdadap produktivitas perusahaan.

Masalah kesehatan merupakan suatu masalah yang kompleks yang saling

berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Salah satu

faktor yang berpengaruh terhadap K3 adalah faktor lingkungan. Misalnya, ketika

pencahayaan ruangan terlalu gelap maka mata akan berakomodasi maksimum dan

hal tersebut menyebabkan mata menjadi cepat lelah. Sebaliknya ketika

pencahayaan ruangan terlalu terang maka akan membuat mata menjadi silau

sehingga mampu menurunkan konsentrasi operator dalam bekerja sehingga

kemungkinan melakukan kesalahan yang dilakukan juga semakin

besar.Kebisingan juga berpengaruh terhadap kinerja operator. Bising dapat

menyebabkan berbagai gangguan terhadap operator ataupun tenaga kerja seperti

V-36

Page 37: Modul Ergonomi Environmental factor

gangguan fisiologis, gangguan psikologis, gangguan komunikasi dan sebagainya.

Gangguan fisiologis dapat berupa peningkatan tekanan darah, peningkatan nadi

basal metabolism, konstruksi pembuluh darah dan sebagainya. Sedangkan

gangguan psikologis yang dapat ditimbulkan yaitu rasa tidak nyaman, kurang

konsentrasi, susah tidur dan sebagainya. Gangguan komunikasi dapat

menyebabkan terjadinya kesalahan dalam melakukan pekerjaan. Menciptakan

area kerja dengan kondisi faktor lingkungan yang baik sangat penting karena

berpengaruh pada keselamatan dan kesehatan pekerja serta peningkatan

produktivitas perusahaan. Kondisi lingkungan dikatakan baik jika kondisi suhu,

cahaya, kebisingan, bau dan berbagai faktor lain tidak mengganggu pekerja dalam

melaksanakan pekerjaannya.

Dalam pengaplikasian K3 harus diperhatikan hubungan antara jenis

kegiatan yang dilakukan dengan faktor lingkungan yang berpengaruh. Hal

tersebut dimaksudkan agar faktor K3 pekerja tetap terjamin. Misalnya untuk

menentukan pencahayaan di lingkungan kerja harus disesuaikan dengan jenis

kegiatan yang dilakukan. Jika kegiatan yang dilakukan merupaan pekerjaan kasar

dan tidak terus-menerus maka tingkat pencahayaan dalam ruangan tersebut

minimal 100 lux. Pekerjaan jenis ini biasanya terjadi di ruang penyimpanan dan

peralatan atau instalasi yang memerlukan pekerjaan kontinyu. Untuk pekerjaan

kasar dan terus-menerus maka tingkat pencahayaan yang dibutuhkan minimal 200

lux. Biasanya diterapkan pada pekerjaan dengan mesin dan perakitan kasar. Untuk

pekerjaan rutin tingkat cahaya yang dibutuhkan minimal 300 lux. Hal ini

diterapkan pada ruang administrasi, ruang kontrol, serta pekerjaan mesin dan

perakitan. Begitu juga untuk pekerjaan agak halus, halus, sangat halus, serta

terinci ada tingkat pencahayaan minimal tersendiri yang harus diterapkan agar

pekerja dapat bekerja secara maksimal dan faktor K3 tetap terjamin. Untuk faktor

lain seperti suhu dan kebisingan biasanya dilakukan percobaan terhadap pekerja

dengan variabel dependen seperti suhu dan kebisingan. Dari hasil yang diperoleh

dapat diketahui kondisi mana yang harus diterapkan dan dihindari untuk

merancang area kerja yang baik. Tentunya hal tersebut juga dipengaruhi oleh

kondisi tubuh masing-masing pekerja.

V-37

Page 38: Modul Ergonomi Environmental factor

2.6 Analisis Pengaruh Faktor Lingkungan terhadap Munculnya Human

Errors

Human error sering terjadi ketika suatu pekerjaan yang sedang dilakukan

tidak berjalan sesuai dengan ekspetasi. Terjadinya human errorbukan hanya

terjadi karena faktor dari pribadi seseorang tetapi bisa terjadui karena adanya

faktor lain. Faktor yang dapat menimbulak human error yakni suhu, cahaya,

kebisingan dan getaran. Di dalam praktikum yang dilaksanakan faktor yang

menimbulkan human error yakni suhu, cahaya dan kebisingan.

Faktor pertama adalah suhu, suhu di dalam praktikumini memakai suhu

18o, 24o dan 36o, dapat dilihat di tabel pada sub bab 1.4 dan didapatkan jumlah

error operator yang didapat berbeda-beda dari setiap suhu sehingga bila suhu

terlalu dingin atau panas dapat mempengaruhi terjadinya human error. Kedua

adalah faktor cahaya, dalam praktikum ini memiliki tiga jenis besar cahaya yakni

10 lux, 175 lux dan 600 lux. Dari perbedaan intensitas cahaya tersebut dapat

disimpulkan bahwa terjadiny human error terjadi bila intensitas cahaya terlalu

redup dan terlalu terang, karena hal tersebut dapat menimbulkan sulitnya operator

untuk berkonsentrasi dan dapat mengakibatkan mata mudah lelah. Terakhir dalam

pratikum ini faktor kebisingan sangat mempengaruhi terjadinya human error, bila

terlalu bising maka operator akan sulit untuk berkonsentrasi dalam mengerjakan

pekerjaannya sehingga terjadinya human error akan besar.

V-38

Page 39: Modul Ergonomi Environmental factor

BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini yang akan dijelaskan adalah kesimpulan dan saran yang

dilakukan pada pratikum environmental factor.

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari hasil praktikum environmental factor

antara lain

1. Environmental Factor adalah semua keadaan yang terdapat di sekitar

tempatkerja, seperti pencahyaan, kebisingan, temperatur, kelembaban

udara, sirkulasi udara, getaran mekanis, bau-bauan,warna, dan lain-lain,

yang dalam hal ini akan berpengaruh secara signifikan terhadap hasil kerja

darimanusia tersebut. Pengambilan data dilakukan dengan cara

memberikan uji perlakuan terhadap performansi operatormenggunakan 18

kombinasi faktor perlakuan terhadap kondisi lingkungan kerja. Kondisi

lingkungan kerja yangmenjadi variabel adalah temperatur, tingkat

pencahayaan, dan tingkat kebisingan. Dari ketiga faktor

tersebutdikombinasikan kedalam beberapa perlakuan.Analisis dan

pengolahan data dilakukan dengan menggunakan tabel hubungan faktor

kebisingan dan faktorpencahayaan.Selain itu, pengolahan data yang

dilakukan menggunakan software SPSS.

2. Dari analisis yang dilakukan, didapatkan bahwa faktor pencahayaan gelap

dan faktor kebisinganintermittent menjadi perlakuan yang menimbulkan

jumlah error yang paling besar. Hal ini disebabkan karenapada

pencahayaan gelap, operator mengalami kesulitan dalam melihat benda

kerja. Untuk faktor kebisingan intermittent, menyebabkan jumlah error

operator cukup besar karena operator tidak dapat memprediksikebisingan

yang ada. Sedangkan pengolahan data yang dilakukan dengan

menggunakan SPSS dapat dilihat bahwa faktor kebisingan dan

pencahayaan memiliki pengaruh terhadap performansi operator dimana

V-39

Page 40: Modul Ergonomi Environmental factor

operator dapat bekerja secara optimal dalam kondisi lingkungan kerja

dengankebisingan sunyi dan pencahayaan normal.

3. Human error sering terjadi ketika suatu pekerjaan yang sedang dilakukan

tidak berjalan sesuai dengan ekspektasi.Faktor-faktornya adalah suhu,

cahaya, dan kebisingan. K3 merupakan kependekan dari Keselamatan dan

Kesehatan Kerja. Keselamatan kerja adalah kondisi kerja yang terbebas

dari cidera, sedangkan kesehatan kerja adalah kondisi pekerja yang

terbebas dari penyakit akibat pekerjaan yang dilakukan. Masalah

kesehatan merupakan suatu masalah yang kompleks yang saling berkaitan

dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Salah satu

faktor yang mempengaruhi yaitu faktor lingkungan.

3.2 Saran

Dalam sub bab ini ada beberapa saran dari kegiatan pratikum agar

pratikum selanjutnya berjalan lebih baik lagi. Berikut sarannya:

1. Lebih teliti dalam mencatat banyaknya kemungkinan error saat praktikum

2. Memastikan software dapat berkerja dengan baik sebelum praktikum

berlangsung.

V-40