modul ergonomi environmental factor
DESCRIPTION
Modul Praktikum Ergonomi tentang Environmental factorTRANSCRIPT
BAB 1
PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini yang akan dibahas adalah rekapitulasi data yang didapat dari
pratikum, test of between, multivariate test dan pengaruh kombinasi terhadap
error.
1.1 Rekapitulasi Data
Berikut adalah hasil rekapitulasi yang didapat dari pratikum yang sudah
dilaksanakan.
Keterangan kombinasi perlakuan untuk rekap data.
Suhu : 18°C = 1
24°C = 2
36°C = 3
Cahaya : 10 lux = 1
175 lux = 2
600 lux = 3
Kebisingan : 0 dB = 1
85 dB = 2
Tabel 1.1 Rekapitulasi Data
Percobaan Ke- Suhu Cahaya Kebisingan Error Waktu
1 1 1 1 4 300
2 1 1 2 5 300
3 1 2 1 0 275
4 1 2 2 4 300
5 1 3 1 481 222
6 1 3 2 4 298
7 2 1 1 5 300
8 2 1 2 2 300
9 2 2 1 2 300
10 2 2 2 10 276
11 2 3 1 5 300
V-1
Percobaan Ke- Suhu Cahaya Kebisingan Error Waktu
12 2 3 2 10 300
13 3 1 1 8 300
14 3 1 2 2 300
15 3 2 1 9 299
16 3 2 2 2 300
17 3 3 1 1 300
18 3 3 2 3 300
19 1 1 1 13 300
20 1 1 2 24 300
21 1 2 1 9 300
22 1 2 2 14 300
23 1 3 1 34 300
24 1 3 2 20 300
25 2 1 1 9 300
26 2 1 2 17 300
27 2 2 1 14 300
28 2 2 2 17 300
29 2 3 1 84 300
30 2 3 2 12 300
31 3 1 1 161 300
32 3 1 2 20 300
33 3 2 1 12 300
34 3 2 2 34 300
35 3 3 1 4 300
36 3 3 2 126 300
37 1 1 1 7 300
38 1 1 2 4 300
39 1 2 1 4 300
40 1 2 2 2 300
41 1 3 1 2 300
42 1 3 2 4 300
43 2 1 1 6 300
44 2 1 2 1 300
V-2
Percobaan Ke- Suhu Cahaya Kebisingan Error Waktu
45 2 2 1 1 300
46 2 2 2 5 300
47 2 3 1 1 300
48 2 3 2 1 300
49 3 1 1 3 300
50 3 1 2 1 300
51 3 2 1 1 300
52 3 2 2 2 300
53 3 3 1 2 300
54 3 3 2 0 300
55 1 1 1 0 300
56 1 1 2 9 300
57 1 2 1 5 300
58 1 2 2 10 300
59 1 3 1 1 300
60 1 3 2 5 300
61 2 1 1 3 300
62 2 1 2 7 300
63 2 2 1 2 300
64 2 2 2 7 300
65 2 3 1 0 300
66 2 3 2 4 300
67 3 1 1 1 300
68 3 1 2 6 300
69 3 2 1 2 300
70 3 2 2 3 300
71 3 3 1 0 300
72 3 3 2 2 300
73 1 1 1 15 300
74 1 1 2 14 300
75 1 2 1 9 300
76 1 2 2 427 300
77 1 3 1 9 300
V-3
Percobaan Ke- Suhu Cahaya Kebisingan Error Waktu
78 1 3 2 4 300
79 2 1 1 12 300
80 2 1 2 3 300
81 2 2 1 6 300
82 2 2 2 8 300
83 2 3 1 484 300
84 2 3 2 58 300
85 3 1 1 36 300
86 3 1 2 4 300
87 3 2 1 12 300
88 3 2 2 5 300
89 3 3 1 3 300
90 3 3 2 694 300
91 1 1 1 3 300
92 1 1 2 2 300
93 1 2 1 1 300
94 1 2 2 1 300
95 1 3 1 1 300
96 1 3 2 2 300
97 2 1 1 8 300
98 2 1 2 7 300
99 2 2 1 3 300
100 2 2 2 7 300
101 2 3 1 1 300
102 2 3 2 5 300
103 3 1 1 0 300
104 3 1 2 0 300
105 3 2 1 2 300
106 3 2 2 6 300
107 3 3 1 1 300
108 3 3 2 4 300
109 1 1 1 9 300
110 1 1 2 11 300
V-4
Percobaan Ke- Suhu Cahaya Kebisingan Error Waktu
111 1 2 1 11 300
112 1 2 2 196 195
113 1 3 1 5 300
114 1 3 2 13 300
115 2 1 1 287 300
116 2 1 2 6 300
117 2 2 1 4 300
118 2 2 2 7 300
119 2 3 1 2 300
120 2 3 2 7 300
121 3 1 1 162 300
122 3 1 2 2 300
123 3 2 1 7 300
124 3 2 2 3 300
125 3 3 1 17 300
126 3 3 2 3 300
127 1 1 1 3 300
128 1 1 2 1 300
129 1 2 1 2 300
130 1 2 2 7 300
131 1 3 1 4 300
132 1 3 2 3 300
133 2 1 1 6 300
134 2 1 2 2 300
135 2 2 1 3 300
136 2 2 2 56 300
137 2 3 1 2 300
138 2 3 2 3 300
139 3 1 1 2 300
140 3 1 2 5 300
141 3 2 1 2 300
142 3 2 2 5 300
143 3 3 1 3 300
V-5
Percobaan Ke- Suhu Cahaya Kebisingan Error Waktu
144 3 3 2 3 300
145 1 1 1 3 300
146 1 1 2 3 300
147 1 2 1 1 300
148 1 2 2 1 300
149 1 3 1 3 300
150 1 3 2 1 300
151 2 1 1 6 300
152 2 1 2 7 300
153 2 2 1 0 300
154 2 2 2 1 300
155 2 3 1 82 300
156 2 3 2 0 300
157 3 1 1 1 300
158 3 1 2 1 300
159 3 2 1 6 300
160 3 2 2 0 300
161 3 3 1 0 300
162 3 3 2 4 300
163 1 1 1 887 300
164 1 1 2 6 300
165 1 2 1 2 300
166 1 2 2 0 300
167 1 3 1 3 300
168 1 3 2 7 300
169 2 1 1 1 300
170 2 1 2 3 300
171 2 2 1 2 300
172 2 2 2 9 300
173 2 3 1 12 300
174 2 3 2 2 300
175 3 1 1 5 300
176 3 1 2 3 300
V-6
Percobaan Ke- Suhu Cahaya Kebisingan Error Waktu
177 3 2 1 1 300
178 3 2 2 0 300
179 3 3 1 3 300
180 3 3 2 3 300
Sumber: Pengolahan Data Kelompok, 2014
1.2 Test of Between
Berikut ini adalah test of between yang didapat berdasarkan hasil dari
penggunaan SPSS yang terbagi menjadi test of between untuk pria dan wanita.
Tabel 1.2 Test of Between
SourceDependent
Variable
Type III Sum of
Squaresdf
Mean
SquareF Sig.
Corrected
Model
Error166358.050a 17 9785.768 0.868
0.61
2
Waktu 1111.361b 17 65.374 0.904 0.57
Intercept Error 143651.25 1 143651.25 12.743 0
Waktu1.61E+07 1 1.61E+07
2.23E+0
50
Suhu Error10288.133 2 5144.067 0.456
0.63
4
Waktu246.144 2 123.072 1.702
0.18
6
Cahaya Error14059.433 2 7029.717 0.624
0.53
7
Waktu225.278 2 112.639 1.558
0.21
4
Kebisingan Error5746.05 1 5746.05 0.51
0.47
6
Waktu32.939 1 32.939 0.456
0.50
1
Suhu * Cahaya Error14872.533 4 3718.133 0.33
0.85
8
Waktu257.289 4 64.322 0.89
0.47
2
V-7
SourceDependent
Variable
Type III Sum of
Squaresdf
Mean
SquareF Sig.
Suhu *
Kebisingan
Error16742.8 2 8371.4 0.743
0.47
7
Waktu 25.278 2 12.639 0.175 0.84
Cahaya *
Kebisingan
Error40637.1 2 20318.55 1.802
0.16
8
Waktu155.144 2 77.572 1.073
0.34
4
Suhu * Cahaya
* Kebisingan
Error64012 4 16003 1.42 0.23
Waktu169.289 4 42.322 0.585
0.67
4
Error Error1826273.7
16
211273.294
Waktu11713.5
16
272.306
Total Error2136283
18
0
Waktu1.61E+07
18
0
Corrected
Total
Error1992631.75
17
9
Waktu12824.861
17
9
a. R Squared = .083 (Adjusted R Squared = -.013)
b. R Squared = .087 (Adjusted R Squared = -.009)
Sumber: Pengolahan Data Kelompok, 2014
Berikut ini adalah analisa yang didapat dari test of between untuk:
a. Pengaruh terhadap waktu
1) Source : suhu
H0 : μ1 = μ2 = μ3
H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3
signifikan level = 0,05
Keterangan : μ1 = suhu 18oC
V-8
μ2 = suhu 24oC
μ3 = suhu 36oC
Dari data hasil uji SPSS diketahui signifikan level untuk source
suhu dan variabel dependent berupa waktu menunjukkan nilai
signifikan sebesar 0,186. Karena nilai signifikan uji lebih dari 0,05,
maka kesimpulannya adalah menerima H0.
2) Source : Cahaya
H0 : μ1 = μ2 = μ3
H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3
signifikan level = 0,05
Keterangan : μ1 = Cahaya 10 Lux
μ2 = cahaya 175 Lux
μ3 = Cahaya 600 Lux
Dari data hasil uji SPSS diketahui signifikan level untuk source
cahaya dan variabel dependent berupa waktu menunjukkan nilai
signifikan sebesar 0,214. Karena nilai signifikan uji lebih dari 0,05,
maka kesimpulannya adalah menerima H0.
3) Source :Kebisingan
H0 : μ1 = μ2
H1 : μ1 ≠ μ2
signifikan level = 0,05
Keterangan : μ1 = 0 dB
μ2 = 85 dB
Dari data hasil uji SPSS diketahui signifikan level untuk
sourcekebisingan dan variabel dependent berupa
waktumenunjukkan nilai signifikan sebesar 0,501. Karena nilai
signifikan uji lebih dari 0,05, maka kesimpulannya adalah
menerima H0.
4) Source: Suhu*Cahaya
H0 : μ1 = μ2= μ3 = μ4 = μ5 =….= μ9
H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3 ≠ μ4≠ μ5 ≠ ….μ9
signifikan level = 0,05
V-9
Keterangan : μ1 = suhu 180 cahaya 10 Lux
μ2 = suhu 180cahaya 175 Lux
μ3 = suhu 180cahaya 600 Lux
μ4 = suhu 240cahaya 10 Lux
μ5 = suhu 240cahaya 175 Lux
μ6 = suhu 240cahaya 600 Lux
μ7 = suhu 360cahaya 10 Lux
μ8 = suhu 360cahaya 175 Lux
μ9 = suhu 360cahaya 600 Lux
Dari data hasil uji SPSS diketahui signifikan level untuk source
suhu*cahaya dan variabel dependent berupa waktu menunjukkan
nilai signifikan sebesar 0,472. Karena nilai signifikan uji lebih dari
0,05, maka kesimpulannya adalah menerima H0.
5) Source: Suhu*Kebisingan
H0 : μ1 = μ2= μ3 = μ4 = μ5 =μ6
H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3 ≠ μ4≠ μ5 ≠ μ6
signifikan level = 0,05
Keterangan : μ1 = suhu 180kebisingan 0 Lux
μ2 = suhu 180kebisingan 85 Lux
μ3 = suhu 240kebisingan 0 Lux
μ4 = suhu 240kebisingan 85 Lux
μ5 = suhu 360kebisingan 0 Lux
μ6 = suhu 360kebisingan 85 Lux
Dari data hasil uji SPSS diketahui signifikan level untuk source
suhu*kebisingan dan variabel dependent berupa waktu
menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,840. Karena nilai
signifikan uji lebih dari 0,05, maka kesimpulannya adalah
menerima H0.
6) Source: Cahaya*Kebisingan
H0 : μ1 = μ2= μ3 = μ4 = μ5 =μ6
H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3 ≠ μ4≠ μ5 ≠ μ6
signifikan level = 0,05
V-10
Keterangan : μ1 = cahaya 0 Lux kebisingan 0 dB
μ2 = cahaya 85 Lux kebisingan 85 dB
μ3 = cahaya 0 Lux kebisingan 0 dB
μ4 = cahaya 85 Lux kebisingan 85 dB
μ5 = cahaya 0 Lux kebisingan 0 dB
μ6 = cahaya 85 Lux kebisingan 85 dB
Dari data hasil uji SPSS diketahui signifikan level untuk source
suhu*kebisingan dan variabel dependent berupa waktu
menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,344. Karena nilai
signifikan uji lebih dari 0,05, maka kesimpulannya adalah
menerima H0.
7) Source: Suhu*Cahaya*Kebisingan
H0 : μ1 = μ2= μ3 = μ4 = μ5 =….= μ18
H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3 ≠ μ4≠ μ5 ≠ ….μ18
signifikan level = 0,05
Keterangan : μ1 = suhu 180 cahaya 10 Lux kebisingan 0 dB
μ2 = suhu 180 cahaya 10 Lux kebisingan 85 dB
μ3 = suhu 180 cahaya 175 Lux kebisingan 0 dB
μ4 = suhu 180 cahaya 175 Lux kebisingan 85 dB
μ5 = suhu 180 cahaya 600 Lux kebisingan 0 dB
μ6 = suhu 180 cahaya 600 Lux kebisingan 85 dB
μ7 = suhu 240 cahaya 10 Lux kebisingan 0 dB
μ8 = suhu 240 cahaya 10 Lux kebisingan 85 dB
μ9 = suhu 240 cahaya 175 Lux kebisingan 0 dB
μ10 = suhu 240 cahaya 175 Lux kebisingan 85 dB
μ11 = suhu 240 cahaya 600 Lux kebisingan 0 dB
μ12 = suhu 240 cahaya 600 Lux kebisingan 85 dB
μ13 = suhu 360 cahaya 10 Lux kebisingan 0 dB
μ14 = suhu 360 cahaya 10 Lux kebisingan 85 dB
μ15 = suhu 360 cahaya 175 Lux kebisingan 0 dB
μ16 = suhu 360 cahaya 175 Lux kebisingan 85 dB
μ17 = suhu 360 cahaya 600 Lux kebisingan 0 dB
V-11
μ18 = suhu 360 cahaya 600 Lux kebisingan 85 dB
Dari data hasil uji SPSS diketahui signifikan level untuk source
suhu*kebisingan dan variabel dependent berupa waktu
menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,674. Karena nilai
signifikan uji lebih dari 0,05, maka kesimpulannya adalah
menerima H0.
b. Pengaruh terhadap error
1) Source : suhu
H0 : μ1 = μ2 = μ3
H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3
signifikan level = 0,05
Keterangan : μ1 = suhu 18oC
μ2 = suhu 24oC
μ3 = suhu 36oC
Dari data hasil uji SPSS diketahui signifikan level untuk source
suhu dan variabel dependent berupa waktu menunjukkan nilai
signifikan sebesar 0,634. Karena nilai signifikan uji lebih dari 0,05,
maka kesimpulannya adalah menerima H0.
2) Source : Cahaya
H0 : μ1 = μ2 = μ3
H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3
signifikan level = 0,05
Keterangan : μ1 = Cahaya 10 Lux
μ2 = cahaya 175 Lux
μ3 = Cahaya 600 Lux
Dari data hasil uji SPSS diketahui signifikan level untuk source
cahaya dan variabel dependent berupa waktu menunjukkan nilai
signifikan sebesar 0,537. Karena nilai signifikan uji lebih dari 0,05,
maka kesimpulannya adalah menerima H0.
3) Source :Kebisingan
H0 : μ1 = μ2
V-12
H1 : μ1 ≠ μ2
signifikan level = 0,05
Keterangan : μ1 = 0 dB
μ2 = 85 dB
Dari data hasil uji SPSS diketahui signifikan level untuk source
kebisingan dan variabel dependent berupa waktu menunjukkan
nilai signifikan sebesar 0,476. Karena nilai signifikan uji lebih dari
0,05, maka kesimpulannya adalah menerima H0.
4) Source: Suhu*Cahaya
H0 : μ1 = μ2= μ3 = μ4 = μ5 =….= μ9
H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3 ≠ μ4≠ μ5 ≠ ….μ9
signifikan level = 0,05
Keterangan : μ1 = suhu 180 cahaya 10 Lux
μ2 = suhu 180cahaya 175 Lux
μ3 = suhu 180cahaya 600 Lux
μ4 = suhu 240cahaya 10 Lux
μ5 = suhu 240cahaya 175 Lux
μ6 = suhu 240cahaya 600 Lux
μ7 = suhu 360cahaya 10 Lux
μ8 = suhu 360cahaya 175 Lux
μ9 = suhu 360cahaya 600 Lux
Dari data hasil uji SPSS diketahui signifikan level untuk source
suhu*cahaya dan variabel dependent berupa waktu menunjukkan
nilai signifikan sebesar 0,858. Karena nilai signifikan uji lebih dari
0,05, maka kesimpulannya adalah menerima H0.
5) Source: Suhu*Kebisingan
H0 : μ1 = μ2= μ3 = μ4 = μ5 =μ6
H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3 ≠ μ4≠ μ5 ≠ μ6
signifikan level = 0,05
Keterangan : μ1 = suhu 180 kebisingan 0 Lux
μ2 = suhu 180kebisingan 85 Lux
V-13
μ3 = suhu 240kebisingan 0 Lux
μ4 = suhu 240kebisingan 85 Lux
μ5 = suhu 360kebisingan 0 Lux
μ6 = suhu 360kebisingan 85 Lux
Dari data hasil uji SPSS diketahui signifikan level untuk source
suhu*kebisingan dan variabel dependent berupa waktu
menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,477. Karena nilai
signifikan uji lebih dari 0,05, maka kesimpulannya adalah
menerima H0.
6) Source: Cahaya*Kebisingan
H0 : μ1 = μ2= μ3 = μ4 = μ5 =μ6
H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3 ≠ μ4≠ μ5 ≠ μ6
signifikan level = 0,05
Keterangan : μ1 = cahaya 0 Lux kebisingan 0 dB
μ2 = cahaya 85 Lux kebisingan 85 dB
μ3 = cahaya 0 Lux kebisingan 0 dB
μ4 = cahaya 85 Lux kebisingan 85 dB
μ5 = cahaya 0 Lux kebisingan 0 dB
μ6 = cahaya 85 Lux kebisingan 85 dB
Dari data hasil uji SPSS diketahui signifikan level untuk source
suhu*kebisingan dan variabel dependent berupa waktu
menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,168. Karena nilai
signifikan uji lebih dari 0,05, maka kesimpulannya adalah
menerima H0.
7) Source: Suhu*Cahaya*Kebisingan
H0 : μ1 = μ2= μ3 = μ4 = μ5 =….= μ18
H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3 ≠ μ4≠ μ5 ≠ ….μ18
signifikan level = 0,05
Keterangan : μ1 = suhu 180 cahaya 10 Lux kebisingan 0 dB
μ2 = suhu 180 cahaya 10 Lux kebisingan 85 dB
μ3 = suhu 180 cahaya 175 Lux kebisingan 0 dB
V-14
μ4 = suhu 180 cahaya 175 Lux kebisingan 85 dB
μ5 = suhu 180 cahaya 600 Lux kebisingan 0 dB
μ6 = suhu 180 cahaya 600 Lux kebisingan 85 dB
μ7 = suhu 240 cahaya 10 Lux kebisingan 0 dB
μ8 = suhu 240 cahaya 10 Lux kebisingan 85 dB
μ9 = suhu 240 cahaya 175 Lux kebisingan 0 dB
μ10 = suhu 240 cahaya 175 Lux kebisingan 85 dB
μ11 = suhu 240 cahaya 600 Lux kebisingan 0 dB
μ12 = suhu 240 cahaya 600 Lux kebisingan 85 dB
μ13 = suhu 360 cahaya 10 Lux kebisingan 0 dB
μ14 = suhu 360 cahaya 10 Lux kebisingan 85 dB
μ15 = suhu 360 cahaya 175 Lux kebisingan 0 dB
μ16 = suhu 360 cahaya 175 Lux kebisingan 85 dB
μ17 = suhu 360 cahaya 600 Lux kebisingan 0 dB
μ18 = suhu 360 cahaya 600 Lux kebisingan 85 dB
Dari data hasil uji SPSS diketahui signifikan level untuk source
suhu*kebisingan dan variabel dependent berupa waktu
menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,230. Karena nilai
signifikan uji lebih dari 0,05, maka kesimpulannya adalah
menerima H0.
1.3 Multivariate Test
Berikut ini adalah data dari pengolahan dengan menggunakan SPSS
untuk mencari multivariate test.
Tabel 1.3 Multivariate Test
Effect Value FHypothesis
df
Error
dfSig.
Intercept Pillai's Trace 0.999 1.143E5a 2 161 0
Wilks' Lambda 0.001 1.143E5a 2 161 0
Hotelling's Trace 1.42E+03 1.143E5a 2 161 0
V-15
Effect Value FHypothesis
df
Error
dfSig.
Roy's Largest
Root
1.42E+03 1.143E5a 2 161 0
Suhu Pillai's Trace 0.023 0.947 4 324 0.437
Wilks' Lambda 0.977 .947a 4 322 0.437
Hotelling's Trace 0.024 0.946 4 320 0.437
Roy's Largest
Root
0.023 1.899b 2 162 0.153
Cahaya Pillai's Trace 0.031 1.262 4 324 0.285
Wilks' Lambda 0.969 1.263a 4 322 0.285
Hotelling's Trace 0.032 1.263 4 320 0.284
Roy's Largest
Root
0.03 2.462b 2 162 0.088
Kebisingan Pillai's Trace 0.007 .580a 2 161 0.561
Wilks' Lambda 0.993 .580a 2 161 0.561
Hotelling's Trace 0.007 .580a 2 161 0.561
Roy's Largest
Root
0.007 .580a 2 161 0.561
Suhu * Cahaya Pillai's Trace 0.029 0.603 8 324 0.775
Wilks' Lambda 0.971 .601a 8 322 0.777
Hotelling's Trace 0.03 0.598 8 320 0.78
Roy's Largest
Root
0.022 .891b 4 162 0.471
Suhu * Kebisingan Pillai's Trace 0.013 0.523 4 324 0.719
Wilks' Lambda 0.987 .521a 4 322 0.72
Hotelling's Trace 0.013 0.52 4 320 0.721
Roy's Largest
Root
0.012 1.009b 2 162 0.367
V-16
Effect Value FHypothesis
df
Error
dfSig.
Cahaya *
Kebisingan
Pillai's Trace 0.032 1.299 4 324 0.27
Wilks' Lambda 0.969 1.295a 4 322 0.272
Hotelling's Trace 0.032 1.291 4 320 0.273
Roy's Largest
Root
0.026 2.145b 2 162 0.12
Suhu * Cahaya *
Kebisingan
Pillai's Trace 0.044 0.904 8 324 0.514
Wilks' Lambda 0.957 .903a 8 322 0.514
Hotelling's Trace 0.045 0.903 8 320 0.514
Roy's Largest
Root
0.039 1.576b 4 162 0.183
Sumber : Pengolahan Data Kelompok, 2014
Berikut ini adalah analisa untuk setiap kombinasi yang ada
1) Source : Suhu
H0 : μ1 = μ2 = μ3
H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3
Signifikan level = 0,05
Keterangan :
μ1 = suhu 18oC
μ2 = suhu 24oC
μ3 = suhu 36oC
Berdasarkan hasil Multivariate Test dalam SPSS, signifikan level pada
source suhu adalah
Pillai's Trace : 0.437
Wilks' Lambda : 0.437
Hotelling's Trace : 0.437
Roy's Largest Root : 0.153
Karena hasil Pillai’s Trace, Wilks’ Lamda, Hotelling’s Trace dan
Roy’s Largest Root lebih dari 0.05 maka pernyataan H0 diterima. Hal ini
V-17
menunjukkan bahwa faktor suhu tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap waktu dan errorseseorang dalam melakukan aktivitas.
2) Source : Cahaya
H0 : μ1 = μ2 = μ3
H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3
Signifikan level = 0,05
Keterangan :
μ1 = Cahaya 10 Lux
μ2 = cahaya 175 Lux
μ3 = Cahaya 600 Lux
Berdasarkan hasil Multivariate Test dalam SPSS, signifikan level pada
source cahaya adalah
Pillai's Trace : 0.285
Wilks' Lambda : 0.285
Hotelling's Trace : 0.284
Roy's Largest Root : 0.088
Karena hasil Pillai’s Trace, Wilks’ Lamda, Hotelling’s Trace dan
Roy’s Largest Root lebih dari 0.05 maka pernyataan H0 diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa faktor cahaya tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap waktu dan errorseseorang dalam melakukan aktivitas.
3) Source : Kebisingan
H0 : μ1 = μ2
H1 : μ1 ≠ μ2
Signifikan level = 0,05
Keterangan :
μ1 = 0 dB
μ2 = 85 dB
Berdasarkan hasil Multivariate Test dalam SPSS, signifikan level pada
source kebisingan adalah
Pillai's Trace : 0.561
Wilks' Lambda : 0.561
V-18
Hotelling's Trace : 0.561
Roy's Largest Root : 0.561
Karena hasil Pillai’s Trace, Wilks’ Lamda, Hotelling’s Trace dan
Roy’s Largest Root lebih dari 0.05 maka pernyataan H0 diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa faktor kebisingan tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap waktu dan errorseseorang dalam melakukan aktivitas.
4) Source : Suhu*Cahaya
H0 : μ1 = μ2= μ3 = μ4 = μ5 =….= μ9
H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3 ≠ μ4≠ μ5 ≠ ….μ9
signifikan level = 0,05
Keterangan : μ1 = suhu 180 cahaya 10 Lux
μ2 = suhu 180cahaya 175 Lux
μ3 = suhu 180cahaya 600 Lux
μ4 = suhu 240 cahaya 10 Lux
μ5 = suhu 240 cahaya 175 Lux
μ6 = suhu 240 cahaya 600 Lux
μ7 = suhu 360 cahaya 10 Lux
μ8 = suhu 360 cahaya 175 Lux
μ9 = suhu 360 cahaya 600 Lux
Berdasarkan hasil Multivariate Test dalam SPSS, signifikan level pada
source kombinasi faktor suhu dan cahaya adalah
Pillai's Trace : 0.775
Wilks' Lambda : 0.777
Hotelling's Trace : 0.780
Roy's Largest Root : 0.471
Karena hasil Pillai’s Trace, Wilks’ Lamda, Hotelling’s Trace dan
Roy’s Largest Root lebih dari 0.05 maka pernyataan H0 diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa faktor kombinasi faktor suhu dan cahaya tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap waktu dan errorseseorang dalam
melakukan aktivitas.
5) Source : Suhu*Kebisingan
V-19
Berdasarkan hasil Multivariate Test dalam SPSS, signifikan level pada
kombinasi faktor suhu dan kebisingan adalah
Pillai's Trace : 0.719
Wilks' Lambda : 0.720
Hotelling's Trace : 0.721
Roy's Largest Root : 0.367
H0 : μ1 = μ2= μ3 = μ4 = μ5 =μ6
H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3 ≠ μ4≠ μ5 ≠ μ6
signifikan level = 0,05
Keterangan : μ1 = suhu 180 kebisingan 0 Lux
μ2 = suhu 180kebisingan 85 Lux
μ3 = suhu 240kebisingan 0 Lux
μ4 = suhu 240kebisingan 85 Lux
μ5 = suhu 360kebisingan 0 Lux
μ6 = suhu 360kebisingan 85 Lux
Karena hasil Pillai’s Trace, Wilks’ Lamda, Hotelling’s Trace dan
Roy’s Largest Root lebih dari 0.05 maka pernyataan H0 diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa faktor kombinasi faktor suhu dan kebisingan tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap waktu dan errorseseorang dalam
melakukan aktivitas.
6) Source : Cahaya*Kebisingan
H0 : μ1 = μ2= μ3 = μ4 = μ5 =μ6
H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3 ≠ μ4≠ μ5 ≠ μ6
signifikan level = 0,05
Keterangan : μ1 = cahaya 0 Lux kebisingan 0 dB
μ2 = cahaya 85 Lux kebisingan 85 dB
μ3 = cahaya 0 Lux kebisingan 0 dB
μ4 = cahaya 85 Lux kebisingan 85 dB
μ5 = cahaya 0 Lux kebisingan 0 dB
μ6 = cahaya 85 Lux kebisingan 85 dB
Berdasarkan hasil Multivariate Test dalam SPSS, signifikan level pada
kombinasi faktor cahaya dan kebisingan adalah
V-20
Pillai's Trace : 0.270
Wilks' Lambda : 0.272
Hotelling's Trace : 0.273
Roy's Largest Root : 0.120
Karena hasil Pillai’s Trace, Wilks’ Lamda, Hotelling’s Trace dan
Roy’s Largest Root lebih dari 0.05 maka pernyataan H0 diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa kombinasi faktor cahaya dan kebisingan tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap waktu dan errorseseorang dalam
melakukan aktivitas.
7) Source : Suhu*Cahaya*Kebisingan
H0 : μ1 = μ2= μ3 = μ4 = μ5 =….= μ18
H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3 ≠ μ4≠ μ5 ≠ ….μ18
signifikan level = 0,05
Keterangan : μ1 = suhu 180 cahaya 10 Lux kebisingan 0 dB
μ2 = suhu 180 cahaya 10 Lux kebisingan 85 dB
μ3 = suhu 180 cahaya 175 Lux kebisingan 0 dB
μ4 = suhu 180 cahaya 175 Lux kebisingan 85 dB
μ5 = suhu 180 cahaya 600 Lux kebisingan 0 dB
μ6 = suhu 180 cahaya 600 Lux kebisingan 85 dB
μ7 = suhu 240 cahaya 10 Lux kebisingan 0 dB
μ8 = suhu 240 cahaya 10 Lux kebisingan 85 dB
μ9 = suhu 240 cahaya 175 Lux kebisingan 0 dB
μ10 = suhu 240 cahaya 175 Lux kebisingan 85 dB
μ11 = suhu 240 cahaya 600 Lux kebisingan 0 dB
μ12 = suhu 240 cahaya 600 Lux kebisingan 85 dB
μ13 = suhu 360 cahaya 10 Lux kebisingan 0 dB
μ14 = suhu 360 cahaya 10 Lux kebisingan 85 dB
μ15 = suhu 360 cahaya 175 Lux kebisingan 0 dB
μ16 = suhu 360 cahaya 175 Lux kebisingan 85 dB
μ17 = suhu 360 cahaya 600 Lux kebisingan 0 dB
μ18 = suhu 360 cahaya 600 Lux kebisingan 85 dB
V-21
Berdasarkan hasil Multivariate Test dalam SPSS, signifikan level pada
kombinasi faktor suhu, cahaya, dan kebisingan adalah
Pillai's Trace : 0.514
Wilks' Lambda : 0.514
Hotelling's Trace : 0.514
Roy's Larest Root : 0.183
Karena hasil Pillai’s Trace, Wilks’ Lamda, Hotelling’s Trace dan
Roy’s Largest Root lebih dari 0.05 maka pernyataan H0 diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa kombinasi faktor suhu, cahaya, dan kebisingan tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap waktu dan errorseseorang dalam
melakukan aktivitas.
1.4 Pengaruh Kombinasi Terhadap Error
Berikut ini adalah pengaruh kombinasi terhadap error yang didapat dari
data yang sudah ada di pada sub bab 1.1
Tabel 1.4 Pengaruh Kombinasi Suhu dan Cahaya Terhadap Error
Cahaya (Lux)Suhu (Celcius)
18 24 36
10
4 5 8
5 2 2
13 9 161
24 17 20
7 6 3
4 1 1
0 3 1
9 7 6
15 12 36
14 3 4
3 8 0
2 7 0
9 287 162
11 6 2
3 6 2
V-22
Cahaya (Lux)Suhu (Celcius)
18 24 36
1 2 5
3 6 1
3 7 1
887 1 5
6 3 3
Rata-rata51,1
519,9 21,15
175
0 2 9
4 10 2
9 14 12
14 17 34
4 1 1
2 5 2
5 2 2
10 7 3
9 6 12
427 8 5
1 3 2
1 7 6
11 4 7
196 7 3
2 3 2
7 56 5
1 0 6
1 1 0
2 2 1
0 9 0
Rata-rata 35,3 8,2 5,7
600 481 5 1
4 10 3
34 84 4
V-23
Cahaya (Lux)Suhu (Celcius)
18 24 36
20 12 126
2 1 2
4 1 0
1 0 0
5 4 2
9 484 3
4 58 694
1 1 1
2 5 4
5 2 17
13 7 3
4 2 3
3 3 3
3 82 0
1 0 4
3 12 3
7 2 3
Rata-rata 30,3 38,75 43,8
Sumber : Pengolahan Data Kelompok,2014
Tabel 1.5 Pengaruh Kombinasi Cahaya dan Kebisingan Terhadap Error
Cahaya (Lux)Kebisingan (db)
0 85
10 4 5
5 2
8 2
13 24
9 17
161 20
7 4
6 1
V-24
Cahaya (Lux)Kebisingan (db)
0 85
3 1
0 9
3 7
1 6
15 14
12 3
36 4
3 2
8 7
0 0
9 11
287 6
162 2
3 1
6 2
2 5
3 3
6 7
1 1
887 6
1 3
5 3
Rata-rata 55,53333 5,933333
175 0 4
2 10
9 2
9 14
14 17
12 34
4 2
1 5
V-25
Cahaya (Lux)Kebisingan (db)
0 85
1 2
5 10
2 7
2 3
9 427
6 8
12 5
1 1
3 7
2 6
11 196
4 7
7 3
2 7
3 56
2 5
1 1
0 1
6 0
2 0
2 9
1 0
Rata-rata 4,5 28,3
600
481 4
5 10
1 3
34 20
84 12
4 126
2 4
1 1
2 0
V-26
Cahaya (Lux)Kebisingan (db)
0 85
1 5
0 4
0 2
9 4
484 58
3 694
1 2
1 5
1 4
5 13
2 7
17 3
4 3
2 3
3 3
3 1
82 0
0 4
3 7
12 2
3 3
Rata-rata 41,66667 33,56667
Sumber : Pengolahan Data Kelompok, 2014
Tabel 1.6 Pengaruh Kombinasi Suhu
dan Kebisingan Terhadap Error
Suhu
(Celcius)
Kebisingan (db)
0 85
18 4 5
0 4
481 4
V-27
Suhu
(Celcius)
Kebisingan (db)
0 85
13 24
9 14
34 20
7 4
4 2
2 4
0 9
5 10
1 5
15 14
9 427
9 4
3 2
1 1
1 2
9 11
11 196
5 3
3 1
2 7
4 3
3 3
1 1
3 1
887 6
2 0
3 7
Rata-rata 51,03333 26,46667
24
5 2
2 10
5 10
9 17
V-28
Suhu
(Celcius)
Kebisingan (db)
0 85
14 17
84 12
6 1
1 5
1 1
3 7
2 7
0 4
12 3
6 8
484 58
8 7
3 7
1 5
287 6
4 7
2 7
6 2
3 56
2 3
6 7
0 1
82 0
1 3
2 9
12 2
Rata-rata 35,1 9,466667
36 8 2
9 2
1 3
161 20
V-29
Suhu
(Celcius)
Kebisingan (db)
0 85
12 34
4 126
3 1
1 2
2 0
1 6
2 3
0 2
36 4
12 5
3 694
0 0
2 6
1 4
162 2
7 3
17 3
2 5
2 5
3 3
1 1
6 0
0 4
5 3
1 0
3 3
Rata-rata 15,56667 31,53333
Sumber: Pengolahan Data Kelompok, 2014
V-30
BAB 2
ANALISA DAN INTERPRETASI DATA
Berikut ini adalah pembahasan tentang analisa dan interpretasi data yang
akan dibahas adalah analisis peobabilitas error, analisis test of between,
analisismultivariate test, analisis pengaruh kombinasi terhadap error, analisis
perbandingan faktor lingkungan dengan aplikasi K3,dan analisis pengaruh faktor
lingkungan terhadap munculnya human errors
2.1 Analisis Probabilitas Error
Analisis grafik faktor kebisingan dan pencahayaan terhadap suatu error
terdiri dari pengaruh cahaya terhadap tingkat error, pengaruh kebisingan terhadap
tingkat error, dan pengaruh interaksi cahaya dan kebisingan terhadap tingkat
error.
Pada pengaruh cahaya terhadap tingkat error, berdasarkan tabel pengaruh
cahaya terhadap tingkat error operator, diketahui bahwa cahaya gelap
memberikan jumlah error operator jauh lebih tinggi daripada cahaya terang. Hal
ini disebabkan karena saat diberi cahaya gelap, operator tidak dapat
berkonsentrasi dalam melakukan aktivitas. Selain itu dalam kondisi cahaya gelap
memaksa mata operator berakomodasi maksimum, sehingga dapat menimbulkan
rasa lelah yang dapat menimbulkan error.
Pada pengaruh kebisingan terhadap tingkat error, berdasarkan tabel
pengaruh kebisingan terhadap tingkat error, diketahui bahwa bising yang bersifat
kontinyu menghasilkan jumlah error yang juga jauh lebih tinggi daripada bising
sunyi. Hal ini disebabkan karena adanya bising yang menutupi, dimana
kemampuan operator dalam mendengarkan instruksi hitungan dari audio menjadi
tertutupi oleh suara bising.
Pada pengaruh interaksi cahaya terhadap tingkat error, pada tabel
pengaruh interaksi cahaya dan bising terhadap tingkat error, diketahui bahwa
kombinasi perlakuan yang memberikan jumlah error tertinggi adalah perlakuan
cahaya gelap, bising yang bersifat kontinyu. Sesuai dengan grafik sebelumnya,
V-31
didapatkan bahwa cahaya gelap dan bising continue menyebabkan tingginya
jumlah error operator, sedangkan jumlah error yang paling rendah adalah ketika
cahaya terang, bising sunyi. Kondisi ini merupakan kondisi optimal bagi operator
dalam beraktivitas. Dari hasil input data error sangat bervariasi pada suhu 18 C
tingkat error dapat mencapai 1-3 error yang terjadi pada berbagai percobaan dari
kecil kebisingan dan rendah cahaya hingga semua tinggi, pada suhu 24C data
error dapat mencapai 5-8 tingkat error pada berbagai variasi percobaan suhu ini
memiliki tingkat error yang tertinggi dari suhu-suhu lainnya, dan yang terakhir
pada suhu 36C data tingkat error paling minim diantara suhu lainnya yaitu
mencapai 2 rata-rata tingkat error yang terjadi pada berbagai macam variasi
percobaan yang telah dilakukan.
2.2 Analisis Test of Between
Pada sub bab ini akan dibahas tentang analisis dari data hasil test of
between, dimana dependent variable yang digunakan adalah waktu dan
errorsedangkan source yang digunakan adalah suhu, cahaya, kebisingan,
perpaduan suhu dan cahaya, perpaduan suhu dan kebisingan, perpaduan cahaya
dan kebisingan serta perpanduan antara suhu, cahaya dan kebisingan.
Analisis pertama yakni pengaruh waktu terhadap suhu, cahaya,
kebisingan, perpaduan suhu dan cahaya, perpaduan suhu dan kebisingan,
perpaduan cahaya dan kebisingan serta perpanduan antara suhu, cahaya dan
kebisingan yang memiliki nilai significance level secara berurutan yakni 0,769;
0,192; 0,775; 0,615; 0,515; 0,923 dan 0,167 dimana dari hasil nilai significance
level lebih besar dari 0,05 sehingga nilai H0diterima, yang berarti secara berurutan
suhu, cahaya, kebisingan, perpaduan suhu dan cahaya, perpaduan suhu dan
kebisingan, perpaduan cahaya dan kebisingan serta perpanduan antara suhu,
cahaya dan kebisingan tidak memiliki pengaruh terhadap waktu dalam
mengerjakan kegiatan seperti mengetik yang diparktikan oleh operator.
Analisis kedua yakni pengaruh error terhadap suhu, cahaya, kebisingan,
perpaduan suhu dan cahaya, perpaduan suhu dan kebisingan, perpaduan cahaya
dan kebisingan serta perpanduan antara suhu, cahaya dan kebisingan yang
memiliki nilai significance level secara berurutan yakni 0,612; 0,537; 0,476;
V-32
0,858; 0,477; 0,168 dan 0,230 dimana dari hasil nilai significance level lebih besar
dari 0,05 sehingga nilai H0diterima, yang berarti secara berurutan suhu, cahaya,
kebisiningan, perpaduan suhu dan cahaya, perpaduan suhu dan kebisingan,
perpaduan cahaya dan kebisingan serta perpanduan antara suhu, cahaya dan
kebisingan tidak memiliki pengaruh terhadap error dalam mengerjakan kegiatan
seperti mengetik yang diparktikan oleh operator.
Berdasarkan hasil yang didapat dapat disimpulkan bahwa keduanya tidak
mempengaruhi operator saat mengerjakan tugasnya, dapat diasumsikan bahwa
operator sudah terbiasa dengan kondisi tersebut karea sudah terbiasa untuk
mengetik dan mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar, selain itu operator
juga konsentrasi saat melakukan aktivitas sehingga dalam mengetik lebih fokus,
lalu faktor lain yakni posisi operator yang yang tidak dekat AC sehingga
meskipun suhu yang dikeluarkan termasuk dingin, operator tidak terlalu merasa
dingin karena jaraknya yang tidak terlalu dekat. Selain itu posisi duduk yang tidak
dekat sumber suara dan cahaya dapat membantu operator dalam melakukan
aktivitas sehingga tidak terlalu mempengaruhi munculnya error pada saat
pengetikan. Kemungkinan lain yang bisa menyebabkan tidak ada pengaruh antara
dependent variable dengan error dan waktu pengerjaan operator yaitu operator
telah terbiasa melakukan pekerjaan tersebut, dalam hal ini yaitu mengetik
sehingga operator tidak terlalu terpengaruh faktor lingkungan di sekitar.
2.3 Analisis Multivariate Test
Pada sub bab ini akan dibahas mengenai analisis data yang diperoleh
berdasarkan hasil multivariate test, dimana dependent variable yang digunakan
adalah error dan waktu sedangkan source yang digunakan adalah suhu, cahaya,
kebisingan, kombinasi suhu dan cahaya, kombinasi suhu dan kebisingan,
kombinasi cahaya dan kebisingan, serta kombinasi antara suhu, cahaya, dan
kebisingan.
Dalam multivariate test, jika signifikan level yang berasal dari SPSS
lebih dari 0.05 maka H0 diterima yang berarti tidak ada pengaruh dependent
variale yang bersangkutan terhadap error dan waktu seseorang dalam melakukan
pekerjaan. Dalam multivariate test, dilihat seluruh metode penerimaan kecuali
V-33
Hotelling’s Trace. Metode ini tidak dipakai karena hasilnya kurang akurat. Jika
ada sebuah metode yang menyatakan bahwa ada pengaruh dependent variable
terhadap error dan waktu maka H0 ditolak.
Berdasarkan hasil multivariate test dalam SPSS, signifikan level pada
source suhu pada metode Pillai’s Trace, Wilks’ Lambda, dan Hotelling’s Trace
menunjukkan hasil yang sama yaitu 0.437. Karena signifikan level yang diperoleh
lebih dari 0.05 maka H0 diterima yang berarti tidak ada pengaruh suhu terhadap
errror dan waktu. Pada source cahaya, signifikan level yang diperoleh dari
metode Pillai’s Trace, Wilks’ Lambda, dan Hotelling’s Trace masing-masing
0.285, 0.285, 0.284 yang semuanya bernilai lebih dari 0.05. Dengan demikian H0
diterima yang berarti tidak ada pengaruh cahaya terhadap error dan waktu. Hasil
multivariate test dalam SPSS, signifikan level yang diperoleh pada source
kebisingan berdasarkan Pillai’s Trace, Wilks Lambda, Hotelling’s Trace yaitu
0.561. Karena nilai yang diperoleh lebih dari 0.05 maka H0 diterima yang berarti
tidak ada pengaruh kebisingan terhadap error dan waktu. Pada kombinasi antara
suhu dan cahaya diperoleh signifikan level pada Pillai’s Trace sebesar 0.775,
Wilks’ Lambda sebesar 0.777 dan Hotelling’s Trace sebesar 0.780. Karena
signifikan level yang diperoleh dari SPSS lebih dari 0.05 maka H0 diterima yang
berarti tidak ada pengaruh antara kombinasi suhu dan cahaya terhadap error dan
waktu. Hal yang sama juga diperoleh pada source kombinasi suhu dengan
kebisingan, kombisi antara cahaya dengan kebisingan serta kombinasi antara
suhu, cahaya, dan kebisingan dimana signifikan level yang diperoleh berdasarkan
multivariate test pada SPSS lebih dari 0.05 yang berarti tidak ada pengaruh faktor
yang bersangkutan terhadap error dan waktu seseorang dalam melakukan
pekerjaan.
Dari semua source yang ada dapat dikatakan bahwa tidak ada pengaruh
dependent variable (suhu, cahaya, kebisingan atau kombinasi ketiganya) terhadap
error dan waktu. Hal tersebut dapat saja terjadi karena faktor operator yang
bersangkutan. Meskipun dalam chamber room diberi perlakuan lingkungan yang
berbeda, namun operator tetap mampu bekerja dengan baik sehingga dependent
variable yang ditentukan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap waktu dan
error operator dalam melakukan pekerjaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa
V-34
operator mampu beradaptasi dengan cepat pada kondisi lingkungan yang baru.
Selain itu kondisi tersebut juga dapat disebabkan ketahanan tubuh operator yang
cukup bagus sehingga ketika kondisi lingkungan diberi perlakuan yang tidak
sesuai dengan kondisi normal operator tetap mampu bekerja dengan baik.
Kemungkinan lain yang dapat menyebabkan tidak adanya pengaruh signifikan
dari dependent variable terhadap waktu dan error yaitu konsentrasi operator yang
tinggi sehingga faktor lingkungan yang kurang mendukung seperti pencahayaan
yang terlalu terang atau redup, kebisingan yang tinggi, atau suhu yang tidak
normal operator tetap mampu bekerja dengan baik sehingga error yang terjadi
masih dalam batas normal. Posisi duduk praktikan juga mempengaruhi waktu dan
error operator dalam melakukan pekerjaan. Ketika operator duduk di deket
sumber kebisingan atau AC maka efek dari faktor tersebut akan lebih terasa
dibandingkan posisi duduk yang jaraknya cukup jauh dari sumber suara atau AC.
Selain itu faktor lain yang juga berpengaruh yaitu daya akomodasi mata tiap
operator yang berbeda, pencahayaan pada monitor lap top, gaya mengetik
operator (ada yang membaca teks lalu mengetik namun ada juga yang membaca
teks sambal mengetik) serta masih banyak lagi faktor yang lain yang berpengaruh.
2.4 Analisis Pengaruh Kombinasi terhadap Error
Berdasarkan penjelasan yang sudah dibahas di sub bab 1.4 sebelumnya
dapat dilihat bahwa nilai error terbesar berdasarkan pengaruh kombinasi suhu dan
cahaya terhadap error pada suhu 180 dengan intensitas cahaya 10 Lux dan nilai
errorterkecil didapat pada suhu 360 dengan intensitas cahaya 175 Lux. Dari hasil
yang didapat dapat diasumsikan bahwa semakin rendah suhu suatu ruangan
dengan intensitas cahaya yang kecil maka kemungkinan terjadinya errorsemakin
besar, dan jika suhu semakin besar dan intensitas cahaya tidak terlalu besar maka
kemungkinan terjadinya error lebih sedikit.
Selanjutnya pengaruh kombinasi cahaya dan kebisingan terhadap
errordidapat bahwa dengan intensitas cahaya sebesar 10 Lux dengan tingkat
kebisingan 0 dB memiliki jumlah errorpaling besar, dikarenakan beberapa
operator tidak fokus sehingga ada beberapa text yang dilewati yang menyebabkan
jumlah error yang besar, sedangkan dengan intensitas cahaya sebesar 175 Lux
V-35
dengan tingkat kebisingan 0 dB memiliki jumlah erroryang sedikit dibanding
yang lain, hal tersebut terjadi karena operator fokus dengan itensitas cahaya yang
pas sebesar 175 Lux dengan tingkat kebisingan 0 dB sehingga jumlah error yang
didapat lebih sedikit.
Terkahir adalah pengaruh kombinasi suhu dan kebisingan terhadap error,
dimana tingkat errorterbesar terjadi pada suhu 160 dengan tingkat kebisingan 0 dB
dan tingkat error terkecil terdapat pada suhu 240 dengan tingkat kebisingan
sebesar 85 dB. Hal tersebut dapat terjadi karena faktor operator yang ridak fokus
dalam menetik dan banyak operator yang outlayer dimana terjadi kesalahan
mengetik dan software yang salah mendeteksi sehingga menyebabkan terjadinya
jumlaherroryang besar.
2.5 Analisis Perbandingan Faktor Lingkungan dengan Aplikasi K3
K3 merupakan kependekan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Keselamatan kerja adalah kondisi kerja yang terbebas dari cidera, sedangkan
kesehatan kerja adalah kondisi pekerja yang terbebas dari penyakit akibat
pekerjaan yang dilakukan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Keselamatan
dan Kesehatan Kerja adalah kondisi kerja yang bebas dari ancaman bahaya yang
mengganggu proses aktivitas dan mengakibatkan terjadinya cidera, penyakit,
kerusakan harta benda, serta gangguan lingkungan. Dalam suatu perusahaan, K3
menjadi salah satu faktor yang penting karena terkait dengan kondisi fisik maupun
psikis dari pekerja yang akan berpengaruh terhdadap produktivitas perusahaan.
Masalah kesehatan merupakan suatu masalah yang kompleks yang saling
berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Salah satu
faktor yang berpengaruh terhadap K3 adalah faktor lingkungan. Misalnya, ketika
pencahayaan ruangan terlalu gelap maka mata akan berakomodasi maksimum dan
hal tersebut menyebabkan mata menjadi cepat lelah. Sebaliknya ketika
pencahayaan ruangan terlalu terang maka akan membuat mata menjadi silau
sehingga mampu menurunkan konsentrasi operator dalam bekerja sehingga
kemungkinan melakukan kesalahan yang dilakukan juga semakin
besar.Kebisingan juga berpengaruh terhadap kinerja operator. Bising dapat
menyebabkan berbagai gangguan terhadap operator ataupun tenaga kerja seperti
V-36
gangguan fisiologis, gangguan psikologis, gangguan komunikasi dan sebagainya.
Gangguan fisiologis dapat berupa peningkatan tekanan darah, peningkatan nadi
basal metabolism, konstruksi pembuluh darah dan sebagainya. Sedangkan
gangguan psikologis yang dapat ditimbulkan yaitu rasa tidak nyaman, kurang
konsentrasi, susah tidur dan sebagainya. Gangguan komunikasi dapat
menyebabkan terjadinya kesalahan dalam melakukan pekerjaan. Menciptakan
area kerja dengan kondisi faktor lingkungan yang baik sangat penting karena
berpengaruh pada keselamatan dan kesehatan pekerja serta peningkatan
produktivitas perusahaan. Kondisi lingkungan dikatakan baik jika kondisi suhu,
cahaya, kebisingan, bau dan berbagai faktor lain tidak mengganggu pekerja dalam
melaksanakan pekerjaannya.
Dalam pengaplikasian K3 harus diperhatikan hubungan antara jenis
kegiatan yang dilakukan dengan faktor lingkungan yang berpengaruh. Hal
tersebut dimaksudkan agar faktor K3 pekerja tetap terjamin. Misalnya untuk
menentukan pencahayaan di lingkungan kerja harus disesuaikan dengan jenis
kegiatan yang dilakukan. Jika kegiatan yang dilakukan merupaan pekerjaan kasar
dan tidak terus-menerus maka tingkat pencahayaan dalam ruangan tersebut
minimal 100 lux. Pekerjaan jenis ini biasanya terjadi di ruang penyimpanan dan
peralatan atau instalasi yang memerlukan pekerjaan kontinyu. Untuk pekerjaan
kasar dan terus-menerus maka tingkat pencahayaan yang dibutuhkan minimal 200
lux. Biasanya diterapkan pada pekerjaan dengan mesin dan perakitan kasar. Untuk
pekerjaan rutin tingkat cahaya yang dibutuhkan minimal 300 lux. Hal ini
diterapkan pada ruang administrasi, ruang kontrol, serta pekerjaan mesin dan
perakitan. Begitu juga untuk pekerjaan agak halus, halus, sangat halus, serta
terinci ada tingkat pencahayaan minimal tersendiri yang harus diterapkan agar
pekerja dapat bekerja secara maksimal dan faktor K3 tetap terjamin. Untuk faktor
lain seperti suhu dan kebisingan biasanya dilakukan percobaan terhadap pekerja
dengan variabel dependen seperti suhu dan kebisingan. Dari hasil yang diperoleh
dapat diketahui kondisi mana yang harus diterapkan dan dihindari untuk
merancang area kerja yang baik. Tentunya hal tersebut juga dipengaruhi oleh
kondisi tubuh masing-masing pekerja.
V-37
2.6 Analisis Pengaruh Faktor Lingkungan terhadap Munculnya Human
Errors
Human error sering terjadi ketika suatu pekerjaan yang sedang dilakukan
tidak berjalan sesuai dengan ekspetasi. Terjadinya human errorbukan hanya
terjadi karena faktor dari pribadi seseorang tetapi bisa terjadui karena adanya
faktor lain. Faktor yang dapat menimbulak human error yakni suhu, cahaya,
kebisingan dan getaran. Di dalam praktikum yang dilaksanakan faktor yang
menimbulkan human error yakni suhu, cahaya dan kebisingan.
Faktor pertama adalah suhu, suhu di dalam praktikumini memakai suhu
18o, 24o dan 36o, dapat dilihat di tabel pada sub bab 1.4 dan didapatkan jumlah
error operator yang didapat berbeda-beda dari setiap suhu sehingga bila suhu
terlalu dingin atau panas dapat mempengaruhi terjadinya human error. Kedua
adalah faktor cahaya, dalam praktikum ini memiliki tiga jenis besar cahaya yakni
10 lux, 175 lux dan 600 lux. Dari perbedaan intensitas cahaya tersebut dapat
disimpulkan bahwa terjadiny human error terjadi bila intensitas cahaya terlalu
redup dan terlalu terang, karena hal tersebut dapat menimbulkan sulitnya operator
untuk berkonsentrasi dan dapat mengakibatkan mata mudah lelah. Terakhir dalam
pratikum ini faktor kebisingan sangat mempengaruhi terjadinya human error, bila
terlalu bising maka operator akan sulit untuk berkonsentrasi dalam mengerjakan
pekerjaannya sehingga terjadinya human error akan besar.
V-38
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini yang akan dijelaskan adalah kesimpulan dan saran yang
dilakukan pada pratikum environmental factor.
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari hasil praktikum environmental factor
antara lain
1. Environmental Factor adalah semua keadaan yang terdapat di sekitar
tempatkerja, seperti pencahyaan, kebisingan, temperatur, kelembaban
udara, sirkulasi udara, getaran mekanis, bau-bauan,warna, dan lain-lain,
yang dalam hal ini akan berpengaruh secara signifikan terhadap hasil kerja
darimanusia tersebut. Pengambilan data dilakukan dengan cara
memberikan uji perlakuan terhadap performansi operatormenggunakan 18
kombinasi faktor perlakuan terhadap kondisi lingkungan kerja. Kondisi
lingkungan kerja yangmenjadi variabel adalah temperatur, tingkat
pencahayaan, dan tingkat kebisingan. Dari ketiga faktor
tersebutdikombinasikan kedalam beberapa perlakuan.Analisis dan
pengolahan data dilakukan dengan menggunakan tabel hubungan faktor
kebisingan dan faktorpencahayaan.Selain itu, pengolahan data yang
dilakukan menggunakan software SPSS.
2. Dari analisis yang dilakukan, didapatkan bahwa faktor pencahayaan gelap
dan faktor kebisinganintermittent menjadi perlakuan yang menimbulkan
jumlah error yang paling besar. Hal ini disebabkan karenapada
pencahayaan gelap, operator mengalami kesulitan dalam melihat benda
kerja. Untuk faktor kebisingan intermittent, menyebabkan jumlah error
operator cukup besar karena operator tidak dapat memprediksikebisingan
yang ada. Sedangkan pengolahan data yang dilakukan dengan
menggunakan SPSS dapat dilihat bahwa faktor kebisingan dan
pencahayaan memiliki pengaruh terhadap performansi operator dimana
V-39
operator dapat bekerja secara optimal dalam kondisi lingkungan kerja
dengankebisingan sunyi dan pencahayaan normal.
3. Human error sering terjadi ketika suatu pekerjaan yang sedang dilakukan
tidak berjalan sesuai dengan ekspektasi.Faktor-faktornya adalah suhu,
cahaya, dan kebisingan. K3 merupakan kependekan dari Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Keselamatan kerja adalah kondisi kerja yang terbebas
dari cidera, sedangkan kesehatan kerja adalah kondisi pekerja yang
terbebas dari penyakit akibat pekerjaan yang dilakukan. Masalah
kesehatan merupakan suatu masalah yang kompleks yang saling berkaitan
dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Salah satu
faktor yang mempengaruhi yaitu faktor lingkungan.
3.2 Saran
Dalam sub bab ini ada beberapa saran dari kegiatan pratikum agar
pratikum selanjutnya berjalan lebih baik lagi. Berikut sarannya:
1. Lebih teliti dalam mencatat banyaknya kemungkinan error saat praktikum
2. Memastikan software dapat berkerja dengan baik sebelum praktikum
berlangsung.
V-40