modul elemen mesin 4

60
298 BAB 7. ULIR DAN PEGAS Untuk memasang mesin, berbagai bagian harus disambung atau diikat untuk menghindari gerakan terhadap sesamanya. Baut, pena, pasak dan paku keeling banyak dipakai untuk maksud ini. Ada pula cara menyambung dengan pengelasan, pasan kerut atau pres dan dan peralihan, dll. Tentang pasak telah dibahas bersama-sama dengan poros. Dalam bab ini akan diuraikan hal ulir yang dipakai sebagai pengikat. Adapun jenis ulir yang dipergunakan sebagai penggerak atau pengubah gaya seperti pada dokrak, tidak akan dibahas secara khusus disini. Selanjutnya, dalam bab ini juga akan diberikan uraian tentang pegas. Adapun fungsi pegas adalah memberikan gaya, melunakkan tumbukan dengan memanfaatkan sifat elastis bahannya, menyerap dan menyimpan enrgi dalam waktu singkat dan mengeluarkannya lagi dalam jangka waktu yang lebih penjang, serta mengurangi getaran. Diantara berbagai bentuk pegas, disini akan dibahas pegas ulir yang paling banyak dipakai. 7.1 Hal Umum Tentang Ulir Bentuk ulir dapat terjadi bila sebuah lembaran berbentuk segi tiga digulung pada sebuah silinder, seperti diperlihatkan dalam Gambar 7.1. Dalam pemakaian, ulir selalu bekerja dalam pasangan antara ulir luar dan ulir dalam, seperti dalam Gambar 7.2. Ulir pengikat pada umumnya mempunyai profil penampang berbentuk seti tiga sama kaki. Jarak antara satu puncak dengan puncak berikutnya dari profil disebut jarak bagi. Gbr. 7.1 Ulir l. : kisar d 2 : Diameter efktif β : Sudut kisar Gbr. 7.2 Nama bagian-bagian ulir 1. Sudut ulir 2. Puncak ulir luar 3. Jarak bagi 4. Diameter inti dari ulir luar 5. Diameter luar dari ulir luar 6. Diameter dalam dari ulir dalam 7. Diameter luar dari ulir dalam

Upload: dewi-izza

Post on 02-Aug-2015

455 views

Category:

Engineering


35 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 298

BAB 7. ULIR DAN PEGAS

Untuk memasang mesin, berbagai bagian harus disambung atau diikat untuk menghindari gerakan terhadap sesamanya. Baut, pena, pasak dan paku keeling banyak dipakai untuk maksud ini. Ada pula cara menyambung dengan pengelasan, pasan kerut atau pres dan dan peralihan, dll.

Tentang pasak telah dibahas bersama-sama dengan poros. Dalam bab ini akan diuraikan hal ulir yang dipakai sebagai pengikat. Adapun jenis ulir yang dipergunakan sebagai penggerak atau pengubah gaya seperti pada dokrak, tidak akan dibahas secara khusus disini.

Selanjutnya, dalam bab ini juga akan diberikan uraian tentang pegas. Adapun fungsi pegas adalah memberikan gaya, melunakkan tumbukan dengan memanfaatkan sifat elastis bahannya, menyerap dan menyimpan enrgi dalam waktu singkat dan mengeluarkannya lagi dalam jangka waktu yang lebih penjang, serta mengurangi getaran.

Diantara berbagai bentuk pegas, disini akan dibahas pegas ulir yang paling banyak dipakai. 7.1 Hal Umum Tentang Ulir

Bentuk ulir dapat terjadi bila sebuah lembaran berbentuk segi tiga digulung pada

sebuah silinder, seperti diperlihatkan dalam Gambar 7.1. Dalam pemakaian, ulir selalu bekerja dalam pasangan antara ulir luar dan ulir dalam, seperti dalam Gambar 7.2. Ulir pengikat pada umumnya mempunyai profil penampang berbentuk seti tiga sama kaki. Jarak antara satu puncak dengan puncak berikutnya dari profil disebut jarak bagi.

Gbr. 7.1 Ulir l. : kisar d2 : Diameter efktif β : Sudut kisar

Gbr. 7.2 Nama bagian-bagian ulir 1. Sudut ulir 2. Puncak ulir luar 3. Jarak bagi 4. Diameter inti dari ulir luar 5. Diameter luar dari ulir luar 6. Diameter dalam dari ulir dalam 7. Diameter luar dari ulir dalam

Page 2: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 299

Ulir disebut tunggal atau satu jalan bila hanya ada satu jalur yang melilit silinder dan disebut dua atau tiga jalan bila ada du atau tiga jalur (Gambar 7.3). Jarak antara puncak-puncak yang berbeda satu putaran dari satu jalur disebut “kisar”. Jadi, kisar pada ulir tunggal adalah sama dengan jarak baginya, sedangkan untuk ulir ganda dan tripel, besarnya kisar berturut-turut sama dengan dua kali dana tiga kali jarak baginya.

Ulir juga dapat berupa ulir kanan dan ulir kiri, dimana ulir kanan akan bergerak maju bila diputar searah jarum jam dan ulir kiri akan maju bila diputar berlawanan arah jarum jam, seperti diperllihatkan dalam Gambar 7.4. Umumnya ulir kanan lebih bangyak dipakai.

Penggolongan ulir menurut jenis, kelas, bahan dan fungsinya akan diuraikan seperti di bawah ini.

Gbr. 7.4 Ulir kanan dan ulir kiri

(1) Jenis Ulir

Ulir digolongkan menurut bentuk profil penampangnya sebagai berikut : ulir

segi tiga, persegi, trapezium, gigi gergaji dan bulat. Bentuk persegi, trapasium dan gigi gergaji pada umumnya dipakai untuk penggerak atau penerus gaya, sedangkan ulir bulat dipakai untuk menghindari kemacetan karena kotoran. Tetapi bentuk yang paling banyak dipakai adalah ulir segi tiga.

Ulir segi tiga diklasifikasikan lagi menurut jarak baginya dalam ukuran metris dan inch, dan menurut ulir kasar dan ulir lembut sebagai berikut :

i) Seri ulir kasar metris (Tabel 7.1) ii) Seri ulir kasar UNG (Tabel 7.2)

Page 3: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 300

iii) Seri ulir lembut metris iv) Seri ulir lembut UNF

Page 4: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 301

Page 5: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 302

Page 6: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 303

Page 7: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 304

v) Seri ulir lembut lebih UNEF Seri ulir kasar untuk keperluan umum, seperti baut dan mur. Sri ulir lembut

mempunyai jarak bagi yang kecil dan dipergunakan pada bagian-bagian yang tipis serta untuk keadaan dimana getaran besar (karena ulir lembut tidak mudah kendor sendiri). Ulir seri UNC, UNF dan UNEF meruppakan gabungan antara standar Amerika dan Inggris. Dalam Gambar 7.5 diperlihatkan perbandingan ulit kadar dan ulir lembut dengan diameter luar yang sama.

Ada juga pipa yang dipakai untuk menyambung pipa dan bagian-bagiannya. Termasuk dalam golongan ini adalah ulir lurus yang dipakai untuk mengikat dan ulir kerucut atau tirus untuk sambungan yang harus rapat. Ulir ini mempunyai jarak bagi dan tinggi ulir yang lebih kecil daripada ulir kasar.

Selain ulir-ulir di atas, ada juga ulir untuk pemakaian seperti pada sepeda, mesin jahit dan pipa halus yang telah distandarkan.

Gbr. 7.5 Perbandingan antara ulir kasar dan ulir lembut

(2) Kelas Ulir Ukuran ulir luar dinyatakan dengan diameter luar, diameter efektif (diameter

dimana tebal profil dan tebal alur dalam arah sumbu adalah sama) dan diameter inti. Untuk ulir dalam, ukuran tersebut dinyatakan dengan diameter efektif, ukuran pembatas yang diizinkan dan toleransi.

Atas dasar besarnya toleransi, ditetapkan kelas ketelitian sebagai berikut : Untuk ulir metris : Kelas 1, 2 dan 3. Untuk ulir UNC, UNF, UNEF : Kelas 3A, 2A dan 1A, untuk ulir luar. Kelas 3B, 2B dan 1B, untuk ulir dalam.

Perlu diterangkan bahwa ketelitian tertinggi dalam standar JIS adalah kelas 1 dan dalam standar Amerika adalah 3A dan 3B.

Patokan yang dipakai untuk pemilihan kelas adalah sebagai berikut : Kelas teliti (kelas 1 dalam JIS) untuk ulir teliti. Kelas sedang (kelas 2 dalam JIS) untuk pemakaian umum. Kelas kasar (kelas 3 dalam JIS) untuk ulir yang sukar dikerjakan, misalnya ulir dalam dari lubang yang panjang.

Page 8: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 305

(3) Bahan Ulir Penggolongan ulir menurut kekuatannya distandarkan dalam JIS seperti

diperlihatkan dalam Tabel 7.3. Arti dari bilangan kekuatan untuk baut dalam table tersebut adalah sebagai berikut : Angka disebelah kiri tanda titik adalah 1/10 harga minimum kekuatan tarik σB (kg/mm2), dan disebelah kanan titik adalah 1/10(σY/σB). Untuk mur bilangan yang bersangkutan menyatakan 1/10 tegangan beban jaminan.

(4) Jenis Ulir Menurut Bentuk Bagian dan Fungsinya Baut digolongkan menurut bentuk kepalanya, yaitu segi enam, soket segi enam

dan kepala persegi. Baut dan mur dapat dibagi sebagai berikut : baut penjepit, baut untuk pemakaian khusus, sekrup mesin, sekrup penetap dan mur, seperti diuraikan di bawah ini :

(i) Baut penjepit (Gambar 7.6) dapat berbentuk : (a) Baut tembus, untuk menjepit dua bagian melalui lubang tembus, dimana

jepitan diketatkan dengan sebuah mur. (b) Baut tap, untuk menjepit dua bagian, dimana jepitan diketatkan dengan

ulir yang ditap pada salah satu bagian. (c) Baut tanam, merupakan baut tanpa kepala dan diberi ulir pada kedua

ujungnya. Untuk dapat menjepit dua bagian, baut tanam pada salah satu bagian yang mempunyai lubang ulir dan jepitan diketatkan dengan sebuah mur.

Page 9: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 306

(ii) Baut untuk pemakaian khusus (Gambar 7.7) dapat berupa :

(a) Baut pondasi, untuk memasang mesin atau bangunan pada pondasinya. Baut ini ditanam pada pondasi beton dan jepitan pada bagian mesin atau bangunan diketatkan dengan mur.

(b) Baut penahan, untuk menahan dua bagian dalam jarak yang tetap. (c) Baut mata atau baut kait, dipasang pada bagian badan mesin sebagai

kaitan untuk alat pengangkat. (d) Baut T, untuk mengikat benda kerja atau alat pada meja atau dasar yang

mempunyai alut T, sehingga letaknya dalam alur. (e) Baut kereta, banyak dipakai pada badan kendaraan. Bagian persegi

dibawah kepala dimasukkan ke dalam lubang persegi yang pas sehingga baut tidak ikut berputar pada waktu mur diketatkan atau dilepaskan.

(f) Di samping baut khusus yang telah disebut di atas, masih banyak jenis yang lain. Tetapai disini tidak akan dikemukakan semuanya.

Gbr. 7.7 Macam-macam baut untuk pemakaian khusus

(iii) Sekrup mesin (Gambar 7.8)

Sekrup ini mempunyai diameter sampai 8 (mm) dan untuk pemakaian di mana tidak ada beban besar. Kepalanya mempunyai alur lurus atau alur silang untuk dapat dikeraskan dengan obeng.

Page 10: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 307

(iv) Sekrup penetap Sekrup ini dipakai untuk menetapkan naf pada poros atau dipakai sebagai pengganti pasak. Biasanya dibuat dari baja yang ujungnya dikeraskan.

(v) Sekrup pengetap Sekrup ini mempunyai ujung yang dikeraskan sehingga dapat mengetap lubang plat tipis atau bahan yang lunak pada waktu diputar masuk.

(vi) Mur (Gambar 7.10) Pada umunya mur mempunyai bentuk segi enam. Tetapi untuk pemakaian khusus dapat dipakai mur dengan bentuk yang bermacam-macam, seperti mur bulat, mur flens, mur tutup, mur mahkota dan mur kuping.

(a) Mur lingkaran (b) Mur flens (c) Mur tutup

(d) Mur mahkota (mur beralur) (e) Mur kuping (mur kupu-kupu)

Gbr. 7.10 Macam-macam mur

Page 11: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 308

7.2 Pemilihan Baut dan Mur Baut dan mur merupakan alat pengikat yang sangat penting. Untuk mencegah

kecelakaan atau kerusakan pada mesin, pemilihan baut dan mur sebagai alat pengikat harus dilakukan dengan seksama untuk mendapatkan ukuran yang sesuai. Dalam Gambar 7.11 diperlihatkan macam-macam kerusakan yang dapat terjadi pada baut.

Untuk pemilihan ukuran baut dan mur, berbagai faktor harus diperhatikan seperti sifat gaya yang bekerja pada baut, syarat kerja, kekuatan bahan, kelas ketelitian, dll.

Adapun gaya-gaya yang bekerja pada baut dapat berupa : i) Beban statis aksial murni.

ii) Beban aksial, bersama dengan beban puntir. iii) Beban geser. iv) Beban tumbukan aksial. Pertama-tama akan ditinjau kasus dengan pembebanan aksial murni. Dalam hal

ini, persamaan yang berlaku adalah :

Dimana W (kg) adalah beban tarik aksial pada baut, σt adalah tegangan tarik yang terjadi di bagian yang berulir pada diameter inti d1 (mm). Pada sekrup atau baut yang mempunyai diameter luar d ≥ 3 (mm), umumnya besar diameter inti d1 ≈ 0,8d, sehingga (d1/d)2 ≈ 0,64. Jika σa (kg/mm2) adalah tegangan yang diizinkan, maka :

Dari persamaan (7.1) dan (7.2) diperoleh :

Harga σa tergantung pada macam bahan, yaitu SS, SC atau SF. Jika difinis

tinggi, faktor keamanan diambil sebesar 6–8, dan jika difinis biasa, besarnya antara 8- 10.

Page 12: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 309

Untuk baja liat yang mempunyai kadar karbon 0,2-0,3 (%), tegangan yang diizinkan σa umumnya adalah sebesar 6 (kg/mm2) jika difinis tinggi dan 4,8 (kg/mm2) jika difinis biasa.

Dalam hal mur, jika tinggi profil yang bekerja menahan gaya adalah h (mm), seperti dalam Gambar 7.12, jumlah lilitan ulir adalah z, diameter efektif ulir luar d2, dan gaya tarik pada baut W (kg), maka besarnya tekanan kontak pada permukaan ulir q (kg/mm2) adalah :

Dimana qa adalah tekanan kontak yang diizinkan dan besarnya tergantung pada kelas ketelitian dan kekerasan permukaan ulir seperti diberikan dalam Tabel 7.4. Jika persyaratan dalam persamaan (7.4) tersebut dipenuhi, maka ulir tidak akan menjadi lumur atau dol. Ulir yang baik mempunyai harga h paling sedikit 75 (%) dari kedalaman ulir penuh ; ulir biasa mempunyai h sekitar 50 (%) dari kedalaman penuhnya.

Jumlah ulir z dan tinggi mur H (mm) dapat dihitung dari persamaan :

Dalam persamaan Gambar 7.13 diperlihatkan bahwa W juga akan menimbulkan

tegangan geser pada luas bidang silinder (πd1.k.p.z) dimana k . p adalah tebal akar ulir luar. Besar tegangan geser ini, τb (kg/mm2) adalah :

Jika tebal akar ulir pada mur dinyatakan dengan f . p, maka tegangan gesernya adalah

DjpzW

n πτ = (7.9)

Untuk ulir metris dapat diambil k ≈ 0,84 dan j ≈ 0,75. Untuk pembebanan pada seluruh ulir yang dianggap merata, τb dan τn harus lebih kecil daripada harga yang diizinkan τa .

Page 13: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 310

Bila beban yang bekerja pada baut merupakan gabungan antara gaya tarik aksial

dan momen puntir, maka sangat perlu untuk menentukan cara memperhitungkan pengaruh puntiran tersebut. Jika gaya aksial dinyatakan dengan W (kg), maka harus ditambahkan W/3 pada gaya aksial tersebut sebagai pengaruh tambahan dari momen puntir. Cara ini merupakan perhitungan kasar dan dipakai bila perhitungan yang lebih teliti dianggap tidak diperlukan.

Bila terdapat gaya geser murni W (kg), tegangan geser yang terjadi masih dapat diterima selama tidak melebihi harga yang diizinkan. Jadi [W/(π/4)d2] ≤ τa, untuk satu penampang yang mendapat beban geser. Seperti telah diuraikan di muka, tegangan

Page 14: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 311

geser yang diizinkan diambil sebesar τa = (0,5 – 0,75) σa, dimana σa adalah tegangan geser tarik yang diizinkan. Perlu diperhatikan bahwa beban geser harus ditahan oleh bagian badan baut yang tidak berulir, sehingga gaya geser yang ada dibagi oleh luas penampang yang berdiameter d.

Baut yang mendapat beban tumbukan dapat putus karena adanya konsentrasi tegangan pada bagian akar profil ulir. Dengan demikian diameter inti baut harus diambil cukup besar untuk mempertinggi faktor keamanannya. Baut khusus untuk menahan tumbukan biasanya dibuat panjang dan bagian yang tidak berulit dibuat dengan diameter lebih kecil daripada diameter intinya atau diberi lubang pada sumbunya sepanjang bagian yang tak berulir, seperti dalam Gambar 7.14.

Panjang l dari baut tap atau baut tanam yang disekrupkan ke dalam lubang ulir, tergantung pada bahan lubang ulir tersebut sebagai berikut : untuk baja atau perunggu l = d, untuk besi cor l = 1,3 d, untuk loham lunak l = (1,8-2,0)d. Kedalaman lubang ulir harus sama dengan l ditambah 2-10 (mm).

Permukaan dimana kepala baut atau mur akan duduk, harus dapat menahan tekanan permukaan sebagai akibat dari gaya aksial baut. Untuk menghitung besarnya tekanan ini, dianggap bahwa luas bagian kepala baut atau mur yang akan menahan gaya adalah lingkaran yang diameter luarnya sama dengan jarak dua sisi sejajar dari segi enam B (mm), dan diameter dalamnya sama dengan diameter-diameter luar baut d (mm). Jika beban aksial baut adalah W (kg), maka besarnya tekanan permukaan dudukan adalah :

dimana qsa adalah tekanan permukaan yang diizinkan seperti dalam Tabel 7.4.

Baut atau mur dapat menjadi kendor atau lepas karena getaran. Untuk mengatasi hal ini perlu dipakai penjamin. Di bawah ini diberikan beberpa contoh yang umum dipakai.

1) Cincin penjamin (Gambar 7.15) yang dapat berbentuk cincin pegas, cincin bergigi luar, cincin cekam dan cincin berlidah.

2) Mur penjamin (Gambar 7.16) yang menggunakan dua buah mur, yang bentuknya dapat bermacam-macam. Dalam hal Gambar 7.16(a), mur A akan mencegah mur B menjadi kendor.

3) Pena penjamin, sekrup mesin atau sekrup penetap (Gambar 7.17). 4) Macam-macam penjamin lain (Gambar 7.18) seperti dengan cincin nilon

yang disisipkan pada ujung mur untuk memperbesar gesekan dengan baut, menipiskan dan membelah ujung mur yang berfungsi sebagai penjepit baut, dll.

Page 15: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 312

Page 16: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 313

Di bawah ini akan diberikan contoh cara merencanakan ulir dan mur sederhana dengan menggunakan contoh dan diagram (Diagram 28)

[Contoh 7.1] Rencanakan ulir dan mur untuk sebuah kait dengan beban 5 ton, seperti dalam Gambar 7.19. Kait dan mur kedua-duanya dibuat dari baja liat dengan kadar karbon 0,22 (%).

[Penyelesaian]

Page 17: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 314

28. Diagram aliran untuk merencanakan baut dan mur kait

Page 18: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 315

29. Diagram aliran untuk merencanakan baut dan mur dengan beban berulang

Page 19: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 316

7.3 Ulir Dengan Beban Berulang Dalam praktek, pengetahuan tentang tata cara perhitungan ulir yang dikenai

beban dinamis atau beban berulang adalah sangat penting. Sebagai contoh pada kasus ini adalah baut yang dipakai untuk menjepit kepala silinder motor bakar dimanan tekanan di dalam silinder selalu berubah-ubah antara harga nol dan meksimumnya. Dibawah ini akan diuraikan tata cara perencanaan yang paling baru.

Misalkan dua buah pelat seperti dalam Gambar 7.20 dijepit oleh sebuah baut dengan gaya awal P0 (kg). Karena gaya tersebut, baut akan mengalami perpanjangan sebesar λb (mm) dan pelat akan mengalami pengurangan pada tebalnya sebesar δp (mm) karena elastisitas. Perpanjangan dan penitisan tersebut berbanding lurus dengan gaya jepit yang bekerja. Jika konstanta pegas dari baut dan pelat berturut-turut dinyatakan dengan Cb (kg/mm) dan Cp (kg/mm), maka gaya jepit awal dapat dinyatakan sebagai :

Persamaan tersebut dapat digambarkan seperti dalam Gambar 7.21(a). Jika ∆OPP’ digeser ke kanan dan ∆OSS’ digeser ke kiri hingga PP’ dan SS’ berimpit, akan diperoleh Gambar 7.21(b). Besarnya konstanta pegas dari baut dan pelat juga dapat dinyatakan sebagai tangent sudut α dan β sebagai berikut :

Jika Eb (kg/mm2) menyatakan modulus elastisitas baut, l (mm) panjang ekivalen baut, Ak (mm2) diameter inti baut lp (mm) tebal pelat dan H (mm) tinggi mur, maka :

Untuk baut dengan bagian yang tak berulir sepanjang l1 dan yang berulir l2 seperti dalam Gambar 7.22, maka :

Konstanta pegas dari pelat, sangat sukar dihitung karena luasnya, kecuali untuk

bentuk-bentuk tertentu. Dalam hal ini, beberapa rumus telah diajukan untuk menaksir

Page 20: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 317

luas bagian pelat yang terpengaruh oleh jepitan baut. Disini hanya dipakai rumus Fritsche sebagai berikut :

Dimana :

B : adalah jarak antara dua sisi segi enam yang sejajar (dari mur atau kepala baut (mm).

D : Adalah diameter lubang baut (mm). k : konstanta bahan yang besarnya antara 1/3-1/5

Dengan demikian maka konstanta pegas dari pelat dapat ditulis sebagai :

Jika kemudian ada gaya yang mencoba saling memisahkan kedua pelat tersebut

dalam arah sumbu baut, maka gaya aksial pada baut akan bertambah sehingga lebih besar dari P0. Misalkan gaya pemisah tersebut besarnya P (kg) dan bekerja pada bagian penampang pelat seperti dalam Gambar 7.23. Maka bagian yang diarsir dengan garis mendatar, yaitu luas (1 – n)lp akan mengalami penambahan kompresi, sedangkan

Page 21: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 318

bagian penampang yang diarsir dengan garis tegak, yaitu luas nlp, akan mengalami pengurangan kompresi. Akibatnya adalah pelat cenderung untuk kembali kepada tebal semula. Harga n pada umumnya diambil sebesar 1, ¾ atau ½.

Misalkan dari gaya luar P, bagian Pb mengakibatkan perpanjangan baur sebesar λb1 dan penipisan pelat sebesar λp1. Misalkan pula bahwa modulus elastisitas baut Eb sama dengan modulus elastisitas pelat Ep, maka :

Penipisan bagian pelat yang tebalnya nlp akan berkurang ekivalen dengan λ.

Pengurangan kompresi pada bidang kontak antara kedua pelat adalah :

Hubungan inio digambarkan dalam Gambar 7.24, dimana :

Gaya luar P = Pp + Pb digambarkan dengan garis tegak yang kedua ujungnya berada di garis titik-titik. Sekarang jika digunakan notasi

Page 22: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 319

Maka :

Perbandingan antara gaya jepit awal Po dan Pp disebut faktor pelepasan L, yang

dapat ditulis sebagai :

Dalam Tabel 7.5 diberikan harga-harga L tersebut. Notasi 10K, 12K, 6G, dan 8G dalam table tersebut berhubungan dengan system pembagian kekuatan ulir atau kekuatan bahan menurut standar DIN. Sifat-sifat mekanisnya diberikan dalam Tabel 7.6.

Setiap distribusi gaya jepit harus dikoreksi dengan menggunakan faktor pengetatan a dari Tabel 7.7 sebagai berikut :

Penambahan gaya jepit PT karena adanya kenaikan temperatur pada waktu operasi, dapat ditambahkan. Dengan demikian maka gaya jepit maksimum adalah :

Dengan mempergunakan harga batas mulur σY (kg/mm2) dalam Tabel 7.6, perlu diperiksa apakah Pmax memenuhi persamaan berikut :

Selanjutnya, amplitude tegangan baut σam (kg/mm2) adalah :

Besarnya amplitude ini tidak boleh melebihi batas kelelahan ulir luar menurut Tabel 7.8.

Tekanan dudukan kepala baut atau mur dapat dihitung dengan rumus :

Dalam hal ini perlu diperiksa apakah harga tersebut tidak melebihi harga yang ada dalam Tabel 7.9.

Jika diberikan beban dinamis dan taktis aksial, beban statis dan dinamis radial atau lintang, atau gaya jepit awal, maka untuk menaksir diameter nominal baut yang sesuai (sebagai taksiran pertama) dapat dipergunakan Tabel 7.10. [Contoh 7.2] Rencanakan sebuah baut dan mur untuk beban berulang yang bervariasi antara 0 sampai 1500 (kg). Tabel benda yang akan dijepit adalah 60 mm dan terbuat dari baja SS. Pengetatan mur akan dilakukan dengan tangan.

Page 23: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 320

Page 24: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 321

Page 25: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 322

[Penyelesaian]

Page 26: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 323

Page 27: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 324

7.4 Hal Umum Tentang Pegas (1) Macam-macam Pegas

Pegas dapat digolongkan atas dasar jenis beban yang dapat diterimanya seperti diperlihatkan dalam Gambar 7.25 sebagai berikut :

(a) Pegas tekan atau kompresi. (b) Pegas tarik. (c) Pegas punter.

Menurut coraknya dapat dibedakan antara : (a, b, c) Pegas ulir.

(d) Pegas volut. (e) Pegas daun. (f) Pegas piring. (g) (g)Pegas cincin (h) Pegas batang puntir. (i) Pegas spiral atau pegas jam

Pegas dapat berfungsi sebagai pelunak tumbukan atau kejutan seperti pada pegas kendaraan, sebagai penyimpan energi seperti pada jam, untuk pengukur seperti pada timbangan, sebagai penegang atau penjepit, sebagai pembagi arata tekanan, dll.

(2) Bahan Pegas

Page 28: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 325

Pegas dapat dibuat dari berjenis-jenis bahan seperti diberikan dalam Tabel 7.11 menurut pemakaiannya. Bahan baja dengan penampang lingkaran adalah yang paling banyak dipakai. Disini akan dikemukakan 5 macam baja dan beberapa jenis logam bukan besi.

Pegas untuk pemakaian umum dengan diameter kawat sampai 9,2 (mm) biasanya dibuat dari kawat-kawat tarik keras yang dibentuk dingin atau kawat yang ditemper dengan minyak. Untuk diameter kawat yang lebih besar dari 9,2 (mm) dibuat dari batang rol yang dibentuk panas. Pada pegas yang terbuat dari kawat tarik keras, tidak dilakukan perlakuan panas setelah dibentuk menjadi pegas.

Di antara kawat tarik keras yang bermutu paling tinggi adalah kawat untuk alat musik atau kawat piano (SWP). Kawat baja keras (SW) dengan mutu lebih rendah daripada kawat musik dipakai untuk tegangan rendah atau beban statis. Harganya jauh lebih rendah daripada kawat musik. Harga-harga modulus geser bahan ini diberikan dalam Tabel 7.12.

Page 29: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 326

Kawat yang ditemper dalam minyak diberikan perlakuan panas pada waktu

proses pembuatan kawat berlangsung untuk memperoleh sifat fisik yang ditentukan, atau digulung dalam keadaan lunak lalu diberi perlakuan panas. Pegas dari bahan macam ini agak mahal harganya.

Baja yang paling umum dipakai untuk pegas yang dibentuk panas adalah baja pegas (SUP). Karena pembentukannya dilakukan pada temperature tinggi, maka perlu diberi perlakuan panas setelah dibentuk.

Baja tahan karat (SUS) dipakai untuk keadaan lingkungan yang korosiv. Terdapat dalam ukuran diameter kecil dan harganya sangat mahal.

Perunggu fosfor (PBW) merupakan bahan yang anti magnit dan mempunyai daya konduksi listrik yang baik.

Inconel dipakai untuk keadaan tempertaur tinggi dan korosiv. Harga beberapa kali lipat harga baja tahan karat. Harga modulus gesernya juga diberikan dalam tabel.

30. Diagram aliran untuk merencanakan pegas ulir

Page 30: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 327

Page 31: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 328

7.5 Perencanaan Pegas Ulir Tata cara perencanaan pegas biasa diberikan secara ringkas dalam Diagram 30.

Mula-mula harus ditaksir besarnya beban pegas. Keadaan lain yang perlu diketahui berhubungan dengan pemakaiannya adalah :

(i) Berapa besar lendutan yang diizinkan. (ii) Berapa besar energi yang akan diserap.

(iii) Apakah kekerasan pegas akan dibuat tetap atau bertambah dengan membesarnya beban.

(iv) Berapa besar ruangan yang dapat disediakan. (v) Bagaimana corak beban, berat, sedang atau ringan dengan kejutan atau

tidak, dll. (vi) Bagaimana lingkungan kerjanya : korosiv, temperature tinggi, dll. Jenis dan

bahan pegas dapat dipilih atas dasar faktor-faktor di atas. Dengan menaksir suatu ukuran kasar, besarnya tegangan dan lendutan diperiksa.

Jika ternyata kekuatannya kurang atau berlebihan maka perhitungan harus diulangi dengan mengambil ukuran lain yang diperkirakan akan mendekati ukuran yang sesuai.

Beberapa pegas mempunyai lendutan yang besarnya sebanding dengan beban dan beberapa yang lain tidak. Disini akan dibahas pegas jenis yang pertama. Dalam hal ini, jika δ (mm) adalah lendutan yang terjadi pada beban Wt (kg), maka terdapat hubungan Wt = k.δ, dimana k adalah konstanta pegas (kg/mm).

Kekuatan pegas ditentukan oleh besarnya tegangan geser atau tegangan lentur, sedangkan kekakuannya ditentukan oleh modulus elastisitas E (kg/mm2) atau modulus gesernya G (kg/mm2).

Bila tarikan atau kompresi bekerja pada pegas ulir, besarnya momen puntir T (kg.mm) adalah tetap untuk seluruh penampang kawat yang bekerja. Untuk diameter lilitan rata-rata (diukur pada sumbu kawat) D (mm), besar momen puntir tersebut adalah :

T = (D/2)Wt (7.29) Jika diameter kawat adalah d (mm) maka besarnya momen tahanan puntir kawat

adalah Zp = (π/16)d3, dan tegangan gesernya τ (kg/mm2) dapat dihitung dari :

Tegangan maksimum yang terjadi di permukaan dalam lilitan pegas ulir adalah :

Jika τ dalam persamaan (7.31) diganti dengan τa, diameter kawat dan diameter lilitan rata-rata dapat ditentukan. Diameter kawat d (mm) dapat dipilih dari Tabel 7.13.

Page 32: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 329

Faktor K disebut faktor tegangan dari Wahl, yang merupakan fungsi indeks pegas c = D/d menurut persamaan :

atau dapat dicari dengan Gambar 7.26. Pada pegas ulir, harga D/d terletak antara 4 sampai 10.

Gbr. 7.26 Faktor tegangan dari Wahl

Pegas kompresi yang mempunyai panjang lilitan H terlalu besar dibandingkan

dengan diameter rata-rata D, dapat mengalami tekukan jika dibebani. Dalam hal demikian, untuk pemakaian umum, harga H/D harus dibatasi tidak lebih dari 4. Pegas ulir tekan juga harus mempunyai ujung ulir yuang rata dan tegak lurus sumbu ulir sebagai bidang tempat duduknya. Karena itu, pegas ulir tekan selalu mempunyai bagian lilitan yang mati pada kedua ujungnya sebagai tempat duduk. Harga tegangan maksimum ynag diizinkan untuk pegas ulir tekan diberikan dalam Gambar 7.27, untuk beban statis. Dalam perencanaan, besarnya tegangan harus diambil maksimal 80 % dari harga dalam Gambar 7.27 untuk kerja rata-rata (sedang) dan maksimal 65 % untuk kerja berat, untuk menghindari kelelahan bahan karena beban berulang.

Page 33: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 330

Keadaan pembebanan atau keadaan kerja pada pegas dengan beban statis atau banan yang dikenakan pelan-pelan untuk umur pefgas sebesar 1.000 siklus, digolongkan sebagai “kerja ringan”. “Kerja berat” adalah kerja dimana pegas dikenai beban dengan lendutan besar dan bervariasi serta harus mempunyai 1.000.000 siklus atau lebih, untuk jangka sangat panjang. seperti pada pegas katup motor bakar torak. “Kerja rata-rata” adalah kondisi seperti pada kerja berat, tetapi umurnya lebih pendek, yaitu antara 10.000 -100.000 siklus, seperti pada kopling dan rem.

Jika putusnyasuatu pegas dapat menimbulkan kecelakaan atau kerusakan pada mesin atau jika penggantiannya sangat memakan waktu, maka dalam perencanaan dapat dianggap sebagai pegas kerja berat meskipun kerja sesungguhnya ringan.

Atas dasar hal-hal di atas, sebagai tegangan rencana diambil tegangan mulur geser dibagi dengan 1,5 untuk kerja ringan, dibagio dengan 1,9 (= 1,5/0,8) untuk kerja rata-rata dan dengan 2,3 (= 1,5/0,65) untuk kerja berat.

Pegas ulir tarik dipandang kurang aman dibandingkan dengan pegas ulir tekan. Karena itu, tegangan yang diizinkan pada pegas tarik diambil 20 % lebih rendah dari pada pegtas tekan.

Telah dikemukakan di atas bahwa tidak seluruh lilitan pegas ulir bekerja secara aktif karena ada sebagian lilitan yaitu yang ada di ujung-ujung pegas, berfungsi sebagai dudukan. Pada pegas tekan, jika N = n + (1,5 sampai 2). Jumlah lilitan aktif harus sebesar 3 atau lebih.

Sekarang, jika beban dinyatakan dengan Wt (kg), diameter lilitan rata-rata dengan D (mm), diameter kawat dengan d (mm), modulus geser dengan G, maka lendutannya, δ (mm) adalah :

Page 34: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 331

dan konstantanya adalah :

Pegas yang mendapat beban dengan getaran besar, sering patah karena ada cacat

atau tarik sedikit pada permukaannya. Untuk mempertinggi ketahanannya terhadap kelelahan, permukaan kawat dapat diberi perlakuan dengan metoda “shot peening” di mana kawat dihujani dengan tembakan bola-bola kecil dari baja dengan kecepatan tinggi. Pegas-pegas untuk roda otomobil dan katup motor bakar torak juga diberi perlakuan demikian.

7.6 Pegas Ulir Dengan Beban Berulang Pegas yang mendapat beban berulang berfrekwensi tinggi seperti pada pegas

katup, akan mengalami getaran dengan amplitude yang besar jika frekwensi beban tersebut mendekati frekwensi pribadi pegas. Hal ini akan mengakibatkan patahnya pegas dalam waktu singkat. Untuk menghindari hal ini, frekwensi pribadi tingkat pertama dri pegas tidak boleh kurang dari 5,5 kali frekwensi pembebanan. (Sebagai contoh, pada motor bakar 4 langkah, frekwensi pembebanan pegas katupnya adalah setengah bilangan putarannya). Frekwensi pribadi pegas ns (1/s) dapat dihitung dengan rumus :

dimana :

a : Konstanta yang besarnya = ½ jika kedua ujung pegas tetap atau bebas, dan = ¼ jika satu ujung bebas dan ujung yang lain tetap.

d’ : Diameter kawat (mm). D : Diameter lilitan rata-rata (mm) n : Jumlah lilitan yang aktif. G : Modulus geser; untuk baja = 8000 (kg/mm2). γ : Berat jenis pegas; untuk baja = 7,85 x 10-6 (kg/mm3).

Dalam hal pegas katup, Wl harus diambil cukup besar sehingga batang katup tidak sampai terlepas dari kamnya pada putaran tinggi.

Di bawah ini akan diuraikan hal pegas kawat musik dan kawat baja biasa yang bebas atau tetap pada kedua ujungnya. Dalam hal demikian dapat diambil a = ½, G = 8400 (kg/mm2) untuk kawat musik dan 8000 (kg/mm2) untuk kawat baja biasa, dan γ = 7,85 x 10-6 (kg/mm3). Maka frekwensi pribadi pegas, dalam jumlah getaran per menit adalah :

Page 35: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 332

dan untuk kawat baja biasa dengan G = 8000 (kg/mm2)

Jika ∆W (kg) adalah pertambahan beban pegas karena katup diangkat

maksimum setinggi h (mm) dan jika ∆τ (kg/mm2) adalah pertambahan tegangan gesrnya, maka :

Dari percobaan diperolewh hubungan antara τ dan ∆τ sebagai berikut : ∆τ = 30 - (τ/6) (7.45)

Jadi, untuk tegangan geser yang diizinkan τa, maka pertambahan yang diperbolehkan pada tegangan geser ∆τa adalah :

∆τa = 30 - (τa/6) (7.46) Pada motor berputaran tinggi, biasanya diperlukan dua atau tiga pegas ulir yang

dipasang secara konsentris untuk masing-masing katup, karena satu pegas tidak cukup. Jika panjang pegas dinyatakan dengan Hf (mm), panjang terpasang dinyatakan dengan Hs (mm), beban awal terpasang dinyatakan dengan W0 (kg) dan lendutan awal terpasang dinyatakan dengan δ0 (mm) maka :

Hf - Hs - δ0 = Wt/k (7.47

Page 36: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 333

Jika h (mm) adalah lendutan efektif (lendutan pada pembukaan katup maksimum), Wl (kg) adalah beban pada lendutan maksimum, dan Hl (mm) adalah tinggi pegas pada lendutan maksimum, maka :

Jika pegas dimampatkan hingga menjadi padat, maka panjang padat pegas Hc, untuk jumlah lilitan mati (untuk dudukan) pada ujung-ujungnya sebanyak 1 atau 1,5 lilitan adalah :

Jika jumlah lilitan mati adalah 1, maka kelonggaran kawat Cs (mm) untuk keadaan awal terpasang dan Cl pada lendutan maksimum adalah :

Untuk pegas katup disini dapat diambil Cs = 1,0 -2,0 (mm) dan Cl = 0,2-0,6 (mm), meskipun sebenarnya kelonggaran tersebut juga tergantung pada besarnya diameter kawat dan diameter lilitan rat-rata.

Pegas tekan pada dasarnya merupakan kolom yang sangat lunak. Jika pegas cukup ramping, maka akan mudah terjadi tekukan. Hal ini tidak akan terjadi jika panjang bebasnya tidak lebih dari 6 kali diameter lilitan rata-ratanya dan lendutannya tidak lebih dari 40 % panjang bebasnya, atau jika panjang bebasnya adalah 8 kali diameter lilitan rata-ratanya dan lebdutannya tidak lebih dari 20 % panjang bebasnya.

Pegas yang cenderung akan mengalami tekukan, meskiplu memnuhi persyaratan di atas, harus diberi batang atau pipa penjaga.. Dalam hal demikian perlu diperhatikan keausan dan perubahan konstanta pegas yang dapat terjadi.

Temperatur yang tinggi atau rendah dapat memberi p[engaruh yang merugikan pada pegas. Pada temperature lebih rendah dari 46°C di bawah nol, ada bahaya kegetasan pada baja. Dalam hal demikian beban tumbukan harus dihindari, kecuali untuk pegas dari logam bukan besi. Temperatur kerja maksimum untuk baja pegas adalah 150°C, asalkan tegangan yang diizinkan diambil 80% dari harga pada temperature ruangan. Untuk pegas inconel, temperature kerja maksimum adalah 370°C dengan kondisi seperti di atas, sedangkan untuk pegas perunggu fosfor adalah 75°C dan untuk pegas baja tahan karat 260°C. Temperatur tinggi akan mengurangi modulus gesernya, sedangkan temperature rendah akan memperbesarnya. Dalam perhitungan, perbedaan tersebut tidak perlu diperhatikan.

Dalam contoh berikut ini, serta dalam Diagram 31, akan diberikan tata cara perencanaan pegas katup.

Page 37: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 334

31. Diagram aliran merencanakan pegas ulir dengan beban berulang (1)

Page 38: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 335

31. Diagram aliran untuk merencanakan pegas ulir dengan beban berulang (2)

Page 39: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 336

[Contoh 7.3] Rencanakan sebuah pegas ulir tekan yang dapat menerima beban maksimum W = 100 kg, dengan lendutan 18-20 mm, panjang bebas 70 mm dan panjang pada awal terpasang 66 mm. Diameter lilitan rata-rata adalah 50 mm, bahan yang dipakai adalah baja pegas dengan modulus geser 8000 (kg/mm2). [Penyelesaian]

[Contoh 7.4] Rencanakan sebuah pegas katup untuk motor bakar torak yang memenuhi persyaratan berikut : 1) Gaya pegas pada awal terpasang 6,5 kg atau lebih 2) Gaya pegas pada lendutan maksimum 1,1 kg atau lebih 3) Putaran poros kam (nok) 4000 rpm 4) Angkatan katup 5 mm 5) Panjang pegas pada awal terpasang 28 mm 6) Panjang pegas pada lendutan maksimum 23 mm 7) Panjang bebas 40 mm 8) Diameter dalam lilitan 18 mm atau lebih

Page 40: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 337

[Penyelesaian] Perhitungan pendahuluan

Page 41: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 338

Page 42: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 339

7.7 Alat Pencegah dan Peredam Getaran

Disamping pegas logam, ada juga alat yang dipergunakan untuk mencegah dan

meredam getaran. Ada beberapa jenis gabungan antara pegas logam dengan alat ini yang dapat meredam getaran dengan sangat baik, seperti diuraikan di bawah ini. (a) Pegas karet (Gambar 7.28) mempunyai sifat menyerap getaran dengan amplitude kecil karena elastisitasnya yang sangat besar. Pegas ini juga tidak cenderung untuk memperbesar getaran seperti pada pegas logam pada frekwensi pribadinya. Dengan dikembangkannya karet sintetis yang tahan minyak dan tahan panas serta kemajuan dalam teknik pengelasan karet pada permukaan logam, maka kini dapat dihasilkan karet pencegah getaran dan bunyi dari sumbernya. Namun, karet mempunyai kelemahan karena menjadi lapuk dalam waktu yang relative pendek dibandingkan dengan logam, dan kurang tahan terhadap minyak, asam dan panas.

(b) Pegas udara (Gambar 7.29) memanfaatkan sifat kompresibilitas udara yang dikurung dalam suatu bellows. Ini umumnya dipakai pada kendaraan karena dapat menyerap getaran kecil-kecil lebih baik daripada pegas logam. Keuntungannya yang lain adalah bahwa tinggi pegas dapat dibuat tetap meskipun bebannya berubah, dengan jalan mengatur tekanan udara di dalam bellows. (Bellows atau ububan berdinding tipis dan bergelombang seperti harmonica, sehingga mudah mengembang atau mengempis menurut tekanan yang ada di dalamnya). Meskipun sifatnya sangat baik, pegas udara merupakan alat yang rumit dan hanya dibuat dalam ukuran yang relative besar. (c) Peredam fluida umumnya berbentuk silinder dengan torak dan berisi cairan yang umumnya berupa minyak. Silinder tersebut tertutup seluruhnya dan pada torak terdapat lubang tembus sempit yang menghubungkan ruangan di kedua sisi torak tersebut. Jika torak bergerak, maka minyak akan berpindah melalui lubang sempit tersebut dengan tahanan besar, hingga gerakan torak akan terhambat. Semakin besar kecepatan torak, semakin besar pula gaya yang menghambatnya. Dalam, Gambar 7.30 diperlihatkan suatu alat penggetar yang ditahan dengan pegas ulir dan peredam fluida.

Page 43: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 340

Peredam ini banyak dipakai, terutama pada kendaraan. Perlu dikemukakan pula bahwa peredam macam ini hanya dapat meredam gerakan, tetapi tak dapat menghentikannya tanpa pembatas lain.

Page 44: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 341

LAMPIRAN

Lampiran ini berisi bahan-bahan dari JIS (Standar Industri Jepang) yang dikutip dalam buku ini.

Page 45: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 342

Page 46: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 343

Page 47: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 344

Page 48: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 345

Page 49: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 346

Page 50: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 347

Page 51: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 348

Page 52: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 349

Page 53: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 350

* Diantara SGD A, SGD B, SGD 1, SGD 2, SGD 3 dan SGD 4, hanya diberikan dua tipe yang

pertama saja. ** Disini diberikan harga terendah, dimana harga tersebut tergantung pada diameter, panjang sisi,

tebal, dll. *** JIS G 3123 **** Disini diberikan harga terendah, dimana batas tertinggi dan batas terendah kekuatan tarik dan

kekerasan tergantung pada diameter.

Page 54: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 351

Page 55: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 352

Page 56: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 353

Page 57: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 354

Page 58: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 355

Page 59: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 356

Lambang-lambang dari Diagram Aliran Diagram aliran yang menjadi inti dari buku ini digambarkan dengan menggunakan lambang-lambang seperti di bawah ini. Lambang-lambang tersebut dibuat agak berbeda dengan yang biasa dipergunakan dalam program umum computer untuk memudahkan pengertian tata cara perencanaan. Jumlah lambang yang dipakai diusahakan sesedikit mungkin.

Lambang

Nama

Keterangan

Terminal

Untuk menyatakan mulai (Start), berakhir (End) atau berhenti (Stop)

Input

Data dan persyaratan yang diberikan disusun disini

Pekerjaan orang

Disini diperlukan pertimbangan-pertimbangan, seperti pemilihan persyaratan kerja, persyaratan pengerjaan, bahan dan perlakuan panas, penggunaan faktor keamanan dan faktor-faktor lain, harga-harga empiris, dll.

Pengolahan

Pengolahan dilakukan secara mekanis dengan menggunakan persamaan, table dan gambar.

Keputusan

Harga yang dihitung dibandingkan dengan harga patokan, dll, untuk mengambil keputusan.

Dokumen

Hasil perhitungan yang utama dikeluarkan pada alat tik.

Penghubung

Untuk menyatakan pengeluaran dari tempat, keputusan ke tempat sebelumnya atau berikutnya, atau suatu pemasukan ke dalam aliran yang berlanjut.

Garis alira

Untuk menghubungkan langkah-langkah yang berturutan.

Page 60: Modul Elemen Mesin 4

Ulir dan Pegas 357

DAFTAR NAMA-NAMA DIAGRAM ALIRAN

1. Diagram aliran untuk merencanakan poros dengan beban puntir ......................... 6 2. Diagram aliran untuk merencanakan poros dengan beban lentur murni ............. 14 3. Diagram aliran untuk merencanakan poros dengan beban puntir dan lentur ....... 20 4. Diagram aliran untuk merencanakan pasak dan alur pasak ................................. 26 5. Diagram aliran untuk memilih kopling tetap jenis flens ..................................... 32 6. Diagram aliran untuk memilih kopling tetap jenis karet ban .............................. 42 7. Diagram aliran untuk memilih kopling fluida ..................................................... 46 8. Diagram aliran untuk merencanakan kopling cakar ............................................ 60 9. Diagram aliran untuk memilih kopling elektro magnit ....................................... 66 10. Diagram aliran untuk merencanakan kopling kerucut ........................................ 75 11. Diagram aliran untuk merencanakan rem blok tunggal ...................................... 81 12. Diagram aliran untuk menghitung faktor efektivitas rem pada otomobil ............ 92 13. Diagram aliran untuk merencanakan rem pita .................................................... 96 14. Diagram aliran untuk merencanakan bantalan luncur secara sederhana ............. 120 15. Diagram aliran untuk merencanakan bantalan luncur secara teliti ...................... 121 16 Diagram aliran untuk merencanakan bantalan aksial .......................................... 126 17. Diagram aliran untuk memilih bantalan gelinding pada persneleng otomobil .... 147 18. Diagram aliran untuk pemilihan bantalan gelinding pada diferensial otomobil .. 152 19. Diagram aliran untuk memilih bantalan gelinding pada. roda otomobil ............. 155 20. Diagram aliran untuk memilih sabuk-V ............................................................. 176 21. Diagram aliran untuk memilih sabuk gilir .......................................................... 188 22. Diagram aliran untuk memilih rantai rol ............................................................ 195 23. Diagram aliran untuk memilih rantai gigi ........................................................... 204 24. Diagram aliran untuk merencanakan roda gigi lurus standar .............................. 246 25. Diagram aliran untuk merencanakan roda gigi dengan perubahan

kepala….259,260 26. Diagram aliran untuk merencanakan roda gigi kerucut lurus ............................. 274 27. Diagram aliran untuk merencanakan roda gigi cacing silinder ........................... 278 28 Diagram aliran untuk merencanakan baut dan mur kait ...................................... 302 29. Diagram aliran untuk merencanakan nut dan mur dengan beban berulang ......... 303 30. Diagram aliran untuk merencanakan pegas ulir………………………………...314 31. Diagram aliran untuk merencanakan pegas ulir dengan beban berulang…...321,322