modul daur ulang dan pengomposan
DESCRIPTION
daur ulang dan pengomposan sampahTRANSCRIPT
5/14/2018 Modul Daur Ulang Dan Pengomposan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-daur-ulang-dan-pengomposan 1/15
Modul 4 Daur ulang dan Pengomposan 33
SemiQUE IV Teknik Lingkungan ITATS
Modul 4 :
DAUR ULANG DAN PENGOMPOSAN
4.1 DAUR. ULANG SAMPAH KOTA
4.1.1 Jenis-jenis Sarnpah Kota Yang Dapat Didaur-ulang
Jenis-jenis sampah yang harusnya dipisahkan untuk didaur-ulang diperlihatkan pada
Tabel 1 berikut. Kebanyakan yang umum dijumpai adalah sampah aluminium, kertas,
plastilk, gelas, logam besi dan logam selain besi, serta sampah kebun dan halaman dan
sampah bangunan dan konstruksi.
Tabel 1. Sampah kota yang dapat didaur-ulang
Sampah yang
didaur-ulaqq_
Jenis sampah
1. Aluminiurn soft-drink, kaleng minuman ringan
2. Kertas: kertas koran
Kertas koran lama
(ONP)
Corrugated cardboard kardus pembungkus
Kertas Kualitas finggi kertas komputer, kertas tulis warna putih
Kertas campuran campuran antara kertas koran, majalah, kertas tulis, dan
kertas berserat panjang
3. Plastik: soft-drink, botol bekas minyak tumbuhan, film fotografi
Polyehtylene
terephthalate (PETE11)
High density
polythy)ene
kemas,4n/boto) bekas air minum, bDto) susu bekas,
Polyvinyl chloride pipalselang plastik bekas, kemasan dan botol plastik
bekas
(PVC/3) makanan
Low density polythylene bungkuslkernasan plastik tipis
(LDPE/4)
5/14/2018 Modul Daur Ulang Dan Pengomposan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-daur-ulang-dan-pengomposan 2/15
Modul 4 Daur ulang dan Pengomposan 34
SemiQUE IV Teknik Lingkungan ITATS
Polypropylene (PP/5) pembungkus botol dan kontainer, pembungkus daging dan
makanan
Polystyrene (PS/6) kemasan makanan cepat saji, wajan microwave dan
peralatan masak/dapur, gabus plastik untuk pengemasan
barang elektronik dan efektrikal
Plastik campuran campuran dari jenis-jenis sampah plastik di atas
4. Kaca boto) qelas warna bening hjYau dan coklat, kontainer kaca
5. Logam - besi kemasan kaleng
6. Logam - selain besi alLIMinium, tembaga, timbal d1l.
7. Sampah konstruksi beton, kusen bekas, besi beton bekas, drywall, urugan
dan banqunan
Kay u ma t e ri al k e mas an, pa I I e t kayu b e kas proyek
konstruksi
9. Pelumas bekas oli bekas kendaraan bermotor
10. Karet bekas ban bekas kendaraan, material bangunan
-T-1. Sampan halaman digunakan untuk bahan kompos, bahan bakar biomassa,
yang telah dipilah penutup la an urug intermediate
12. Komponen sampah bahan kompos, penutup lahan urug intermediate, bahan
ganik dari sampah metana, etanol, dan senyawa-senyawa organik/bahan
bakar
kota turunan lainnya,
4.1.2 Aluminium
Daur-ulang sampah aluminium dimanfaatkan oleh pabrik aluminium dan produk
sekundernya seperti bingkai atau rangka jendela dan pintu, penyiku dan pisau. Karena
produk sekunder tersebut mempunyai tingkatan yang berbeda maka persyaratan
spesifikasi untuk sampah aluminium yang didaur-ulang perlu diteliti untuk mendapatkan
nilai maksimum saat dijual terpisah kepada pengepui. Kebutuhan akan kaleng aluminium
daur-ulang adalah tinggi, kurang lebih 95% ka leng jenis ini berasal dari sampah
aluminium.
4.1.3 Kertas
5/14/2018 Modul Daur Ulang Dan Pengomposan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-daur-ulang-dan-pengomposan 3/15
Modul 4 Daur ulang dan Pengomposan 35
SemiQUE IV Teknik Lingkungan ITATS
Jenis-jenis sampah kertas yang dapat didaur-ulang adalah kertas koran, cardboard,
kertas kualitas tinggi dan kertas campuran. Masing-masing jenis kertas tersebut memiliki
tingkatan yang berbeda yang dikelompokkan menurut jenis seratnya, sumbernya,
kehomogenannya, kandungan tinta dan karakteristik fisik dan kimianya. Contoh kertas
kualitas tinggi adalah kertas kantoran, kertas reproduksi atau fotakopi, kertas print-out
komputer dan kertas lain yang memiliki kadar serat panjang yang tinggi. Contoh kertas
campuran adalah kertas yang banyak mengandung bahan kayu seperti majalah, coated
film, dan kertas-kertas lain.
4.11.4 Plastik
Sampah plastik dapat dikelompokkan dalam dua bagian yakni clean commercial grade
scrap dan post-consumer scrap. Dua jenis post-consumer scrap yand umum
didaur-ulang dapat polyethylene terephthalate (PETE/1) yang digunakan untuk
manufaktur botol minuman ringan, dan high-density polyethylene (HDPE/2) yang
digunakan untuk manufaktur kontainer susu dan air dan botol deterjen.
Xurang.dari,,5% sampah plastik scrap saat ini didaur-ulang. Pada masa yang akan
datang, harusnya diantisipasi jenis-jenis sampah plastik lain yang akan didaur-ulang
dengan kuantitas yang besar sehingga teknologi pernrosesannya perlu diperbaiki.
4.1.5 Kaca
Kaca Merupakan sampah umumnya dapat didaur-ulang. Kontainer yang terbuat dari
gelas (untuk kemasan makapan clan minuman), kaca clatar (seperti kaca jendela) clan
kaca tekan atau amber atau kaca hijau merupakan sampah kaca yang umurn dijumpai
dalam sampah kota. Kaca yang didaur-ulang seringkali dipisahkan berclasarkan
warnanya dikelompokkan dalarn 3 bagian yakni kaca bening, hijau clan amber.
4.1.6 Logam besi clan baja
Bagian.terbianyak, dari baja yang didaur-ulang biasanya berasal dari material seperti
kenclaraan bermotor bekas dan bentuk-bentuk lainnya. Baja yang didaurUlang juga
menjadi lebih populer. Lembaran baja lebih muclah dipisahkan dari sampah kota
dengan menggunakan magnet besar.
5/14/2018 Modul Daur Ulang Dan Pengomposan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-daur-ulang-dan-pengomposan 4/15
Modul 4 Daur ulang dan Pengomposan 36
SemiQUE IV Teknik Lingkungan ITATS
4.1.7 Logam selain besi
Sampah logam selain besi yang dapat didaur-ulang biasanya berasal dari
barang-barang rumah tangga seperti (mebel luar rumah, alat-alat masak clan
macam-macamnya, peralatan kerja); clah proyek konstruksi clan bongkaran (kabel
tembaga, peralatan plumbing, listrik, pintu aluminium, pernotong clan lainnya); clan
produk-produk industri (terapan, kendaraan bermotor, kapal, truk, pesawat terbang dan
permesinan). Seluruh sampah selain besi dapat didaurulang bila clipisahkan terlebih
dulu clan dibebaskan dari material pengotor seperti plastik, batu-bata clan karet.
4.1.8 Sampah kebun clan halaman
Suclah saatnya, sampah kebun clan halaman termasuk sisa pengolahan makanan
atau masakan clikumpulkan terpisah. Pengomposan harusnya menjadi pilihan
alternatif. Declaunan, potongan rumput clan semak merupakan sampah kebun yang
dapat dibuat kompos. Ranting dan kayu dapat pula clikompos dengan terlebih dulu
dibuang kepingan sehingga membentuk ukuran yang lebih seragam. Pengomposan
dari sampah organik ini harusnya lebih digalakkan.
4.1.9 Sampah bangunan dan konstruksi
Di banyak kota, sampah konstruksi dan bongkaran saat ini didaur-ulang untuk
diperjual-belikan sebagai barang yang bernilai ekonomi seperti agregat beton untuk
proyek konstruksi, logam-logam besi dan selain besi untuk dicairkan dan cetak kembali
sesuai penggunaannya, urugan sebagai tanah pengisi.
Pengor-nposan adallah proses biologis Yang merubah sampah kxota Mau fimbah p
audat organilk, menjadi suatu bontuk, sonyawa yang stabill Yang menyerupai humus
Yang dapat dimanfaatkuan scbagail Ifondisioner atau penyubur tanah.
Definisi Yang la-in p",engompos-an ard-alah dekomposisi mated organik.
samp-ah kota alta-ul fimbah ntnrlaf kininnic nada kondiel Yang f-rkend-li
4.2.2 11"AMLOd-e Pongornposa". Proses pengomposan b_aik S-Car- aerob maupun
anaer F, dapat diter-pk-n
5/14/2018 Modul Daur Ulang Dan Pengomposan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-daur-ulang-dan-pengomposan 5/15
Modul 4 Daur ulang dan Pengomposan 37
SemiQUE IV Teknik Lingkungan ITATS
dalam -,e,,,,gelolaan sampah ~otaa. Urnurnnya, -roses anaerob lebih komplek
dilbanudinglk-an proses aerob,. Proses anaerct,) memu ng'K;jn-'r\-ar, p,-Gduksi energ'j
dalam IcnIuk gaG rcictzini yang dapat dilmanfaatkan lobilh lanjU4. Sobalftya,
proscs aerob memerlukan eincrgi lkarCna suplai oks;,gcn harus diberikan agar proses
pengUraian sampah berlan-cung optimum, Namun demikian, proses -erob merniliki
kelebihan ,,aL,,\ni mudah pengoperasiannya dan bila dilakukan dengan benar dapat
mereduksi volume sampah kota kh-isusnya materi organikn%,a. Tabel 1 berikut
memperlihatkan kelebihan masing-masing proses. j
prosen- p-cigornposan acrob dan anacrol,
r- I/ - I
I \ C-1 1, ~ It 0,-;j -atilx,
- I
a V w
A
f-Mclulup
r- at IVI U1 !-PEI I lamal cl lut UI K;l I%-_I 91
F, .1 71 E~ 11-1
r- I UUUf\ ON Ill I . 1~ rN 1_1
111-11111-10, ~-IU2, 1
12U 1
r" ^I a
JU111pul, k~Q2, '-1_14
Reu'uksi volui-ne sainpah t
~_Cl IeF ai 50%0 1
1!~k
__
11 lencapai 50'/'0
I
Waktu_pengornposan ____ 20-30 had 20-40 hari
I I uluall P11111ti _j_,1t::UUKb1 VUluffle i
Tujuan sekuncief PfOQUK KOMPOS feaUKSI Volume,
Pengomposan aerob m p-- n proses penguraian secara biologis tang paling banyak
diterapk-an d--Iam merubah materi organik sampah kota menjadi mated Yang stabil
menyerupai humus atau lebih dikenal sebagai kornpos. Bahan kompos yang paling
banyak, kditorapkan adalah:
1 sampah kebun atau halaman,
2) sampah kota yang telah dipisahkan materi organiknya,
5/14/2018 Modul Daur Ulang Dan Pengomposan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-daur-ulang-dan-pengomposan 6/15
Modul 4 Daur ulang dan Pengomposan 38
SemiQUE IV Teknik Lingkungan ITATS
3) co - composting bersama lurnpur air buangan.
Tiga metode pengomposan aerob yakni:
windrow,
aerated statid pile,
in vessel,
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 1 berikut dapat diterapkan dalarn proses
pengomposan sampah kota. Ketiganya berbeda dalarn hal metode pernberian oksigen
atau aerasi, tapi bila didisain dan dioperasikan dengan benar akan menghasilkan
produk kompos dengan kualitas dan waktu pengornposan yang hampir sama.
Commonly used composting methods: (a) windrow with periodic turning, (b) aerated
static nila and (c) in-vessel plug flow,
Gambar 1. Macam proses, pengomposan sampah kota skalla besar
Secara umum, penguraian aerob dapat dijelaskan menggunakan persamaan berikut:
Mated organik (sampah kota) + 02 + nutrien --) sel-sel bakteri baru + mated organik
yang takterurai (resisten) + C02 + H20 + NH3 + S04 2- + ... + panas
4.2.3 Proses Mikrobiologi
Selama proses pengomposan aerob berlangsung, mikroorganisme fakultatif clan aerob
aktif bekerja. Pada fase awal proses pengomposan, bakte(i mesofilik adalah yang paling
banyak bekerja. Setelah temperatur proses pengomposan meningkat, bakteri thermofilik
5/14/2018 Modul Daur Ulang Dan Pengomposan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-daur-ulang-dan-pengomposan 7/15
Modul 4 Daur ulang dan Pengomposan 39
SemiQUE IV Teknik Lingkungan ITATS
yang paling banyak bekerja, yang diikuti dengan jamur thermofilik yang terlihat setelah
5-10 hari. Pada fase akhir pengomposan, akan terlihat actinomycetes dan mold Oamur).
Proses mikrobiologi yang terjacli pada sernua tipe proses pengomposan aerob adalah
sama. Parameter penting yang mengenclalikan proses pengomposan rneliputi kadar air,
rasio C/N dan temperatur. Kebanyakan materi organik yang muclah terurai memiliki
kadar air antara 50-60% sehingga memungkinkan rnikroorganisme bekerja lebih cepat.
Mikroorganisme aerob yang mengkonsurnsi oksigen, memakan materi organik clan
mengembangkan jaringan-jaringan sel meroka. dari nitrogen, fosfor, karbon clan nutrien
yang lainnya yang terkanclung dalam sampah kota. Kebanyakan karbon yang
merupakan sumber energi bagi mikroorganisme dimanfaatkan clan direspirasikan
sebagai karbon di-oksida. Karena karbon clapat bertinclak sebagai sumber energi clan
sel-sel mikroorganisme, maka lebih karbon clibutuhkan clibandingkan nitrogen.
4.2.4 Faktor-faktor Yag!-j Mempengaruhi Proses Pengomposan
Ukuran Partikel
Kebanyakan sampah kota cenderung berukuran tak beraturan. Keberagaman tersebut
clapat direduksi dengan memotong sampah menjacli berukuran lebih kecil sebelum
clikomposkan. Reduksi sampah menjacli partikel yang lebih kecil akan meningkatkan
rata-rata reaksi biokimia selama proses pengomposan berlangsung.
Untuk menclapatkan hasil yang optimum, ukuran sampah kota sebaiknya berukuran
antara 25-75 mm. Gambar 2 berikut menunjukkan contoh ayakan yang clipergunakan
untuk menclapatkan ukuran sampah yang optimum.
5/14/2018 Modul Daur Ulang Dan Pengomposan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-daur-ulang-dan-pengomposan 8/15
Modul 4 Daur ulang dan Pengomposan 40
SemiQUE IV Teknik Lingkungan ITATS
Garnbar 2. Contoh-contoh ayakan sampah
Rasio Karbon Terhadap, Nitrogen (Rasio C/N)
Untuk mendapatkan hasil yang optimum pada proses pengomposan aerob, rasio ON
awal sebaiknya antara 25-50. Bila rasio C/N terlalu rendah maka akan timbul gas
ammonia, di samping itu, aktivitas mikroorganisme menjadi turut terganggu. Bila rasio
C/N terlalu tinggi, maka ketersediaan nitrogen menjadi terbatas Tabel 2 berikut
memperlihatkan kadar nitrogen (dalam persen) dan rasio C/N dad beberapa jenis
sampah.
Tabel 2. Kadar nitrogen (dalarn persen) dan rasio CIN clari
beberapa sampah (dalarn berat kering)
Macam sampah persen N rasio C/N
Kotoran hewan:
- sapi 1,7 18,0- kuda 2,3 25,0
5/14/2018 Modul Daur Ulang Dan Pengomposan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-daur-ulang-dan-pengomposan 9/15
Modul 4 Daur ulang dan Pengomposan 41
SemiQUE IV Teknik Lingkungan ITATS
- babi 3,75 20,0
- ayam___ 6,3 15,0
Lumpur:
1,88 15,7
lumpur aktif segar . 5.6 6,3
Sampah halamam
2,15
- daun segar 0,5-1,0 40,0-80,0
Kertas:
- kertas campUran 0125 173
- kertas koran 0,05 983
Penambahan Mikroorganisme Pengurai (Seeding)
Waktu pengomposan clapat dipercepat dengan menambahkan sampah kota yang telah
terurai sebagiannya, kira-kira 1-5% berat. Lumpur air buangan atau drainase clapat pula
ditambahkan untuk mempercepat proses penguraian sampah kota.
Kelembaban
Kadar kelembaban sebaiknya berkisar antara 50-60% seiama proses pengomposan.
Kadar kelembaban dapat diatur dengan menambahkan air ke dalam sampah yang
hendak dikomposkan. Bila kadar kelembaban dibawah 40% maka proses pengomposan
akan berjalan lambat.
Pernbalikan Atau Pengadukan
Untuk mencegah pengeringan dan menyalurkan udara ke dalarn sampah kota,
sebaiknya dilakukan pembalikan atau pengadukan secara berkala atau bila dianggap
perlu. Frekuensi pembalikan tergantung pada jenis proses pengomposan.
Pengadukan awal pada dasarnya diperlukan untuk meningkatkan kadar kelembaban
pada kadar yang optimum. Pembalikan selama proses pengomposan merupakan
faktor yang paling penting guna mempertahankan aktivitas mikrobiologi proses. Untuk
sampah kota yang mengandung kadar kelembaban antara 55-60% clan waktu
pengomposan selama 15 hari, pembalikan awal harus dilakukan pada hari ke-3.
5/14/2018 Modul Daur Ulang Dan Pengomposan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-daur-ulang-dan-pengomposan 10/15
Modul 4 Daur ulang dan Pengomposan 42
SemiQUE IV Teknik Lingkungan ITATS
Selanjutnya, pembalikan harus dilakukan setiap hari yang lainnya sebanyak 4 atau 5
kali.
Temperatur
Untuk menclapatkan hasil yang baik, temperatur pengomposan sebaiknya
clipertahankan antara 50-55 "C selama beberapa hari pertarna clan antara 55-60 'C saat
pengomposan secara aktif tengah berlangsung.
Temperatur merupakan salah satu faktor lingkungan yang paling penting yang
mempengaruhi aktivitas biologis mikroorganisme. Secara umum, masing-masing
kelompok mikroorganisme memiliki suatu temperatur yang optimum clan berbagai
penyimpangan dari kondisi optimum tersebut dinyatakan oleh adanya penurunan
perturnbuhan clan aktivitas mikroorganisme.
Pengomposan dapat clikatakan mencakup rentang temperatur mesofilik clan thermofilik.
Pengomposan dilakukan oleh kelompok mikroorganisme thermofilik (di atas 40 atau 45
sampai 70 OC) dianggap lebh efisien clibandingkan yang dilakukan oleh kelompok
mikroorganisme mesofilik (10 atau 15 sampai 40 atau 45 "C) karenanya proses
berlangsung lebih cepat clan keuntungan yang lainnya adalah pathogen terbunuh pada
temperatur yang tinggi. Gambar 3 berikut memperlihatkan perubah-,n temperatur selama
proses pengomposan, sedangkan Gambar 4,5,6,7 berikut menunjukkan perubahan
temperatur sebagai akibat dilakukannya proses pembalikan atau pengadukan.
80 binpefatUfe (OC)
5/14/2018 Modul Daur Ulang Dan Pengomposan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-daur-ulang-dan-pengomposan 11/15
Modul 4 Daur ulang dan Pengomposan 43
SemiQUE IV Teknik Lingkungan ITATS
Gambar 3. Perubahan temperatur selama proses pengomposan
5/14/2018 Modul Daur Ulang Dan Pengomposan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-daur-ulang-dan-pengomposan 12/15
Modul 4 Daur ulang dan Pengomposan 44
SemiQUE IV Teknik Lingkungan ITATS
Kontrol Terhadap Mikroorganisme Pathogen
Bila dilakukan dengan benar, pengomposan memungkinkan seluruh mikroorganisme
pathogen terbunuh. Untuk itu, temperatur pengomposan harus dipertahankan antara
60-70 cC selama 24 jam. Sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 3 berikut, banyaknya
mikroorganisme yang mati merupakan fungsi waktu dan temperatur. Sebagai contoh,spesies Salmonella dapat terbunuh dalam 1529 menit setelah terpapar temperatur 60 cC
atau satu jam pada temperatur 55 OC.
Tabel 3. Temperatur dan waktu pernaparan yang diperlukan untuk membunuh
mikroorganisme pathogen dan parasit,
Organisme .......... Pengamatan
Salmonella typhosa .......... mati dalam 30 menit pada 55-60 cC; mati dalam
.......... waktu singkat dalarn tumpukan pengomposan
5/14/2018 Modul Daur Ulang Dan Pengomposan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-daur-ulang-dan-pengomposan 13/15
Modul 4 Daur ulang dan Pengomposan 45
SemiQUE IV Teknik Lingkungan ITATS
Shiqella sp. .. ....... . ...
mati dalam waktu I jam pada 55 OC
Escherichia coli .. ....... kebanyakan mati dalam waktu 1 jam pada 55 OC
.. ....... dan dalam waktu 15-20 menit pada 60 ('C
Taenia saqinata .. ....... mati dalam beberapa me it pada 55'JC
Mycobacterium tuberculosis mati dalam waktu 15-20 menit pada 66 "C atau
var. horninis .. ....... 673C
Corynebacterium diphtheriae mati dalam waktu 45 menit pada 55
Necator americanus .. ....... mati dalam waktu 50 menit pada 45 "C
Ascaris lumbricoides eggs M'ati kuranq dari 1 iarn Pada lebih dari 50 OC
Kontrol pH
Nilai pH sebagaimana halnya temperatur, bervariasi terhadap waktu selama proses
pengomposan berlangsung. pH awal dari materi organik sampah kota umumnya antara
5-7. Dalam beberapa hari pertama proses pengomposan, pH turun menjadi 5 atau lebih
rendah. Pada tahap tersebut, mated organik berada dalam kondisi temperatur ambien,
saat organisme mesofilik mulai memperbanyak diri, temperatur meningkat dengan
cepat. Produk yang dihasilkan selama tahap ini di antaranya adalah asam-asam
organik yang menyebabkan nilai pH turun. Setelah tiga hari, temperatur meningkat
hingga mencapai tahap mesofilik dan pH mulai naik mendekati 8 atau 8,5. Nilai pH
selanjutnya turun secara perlahan pada tahap pematangan kompos antara 7-8. Bila
kebutuhan udara (aerasi) kurang, maka kondisi anaerob akan terjadi, pH akan turun
sekitar 4,5 dan proses pengomposan menjadi berjalan lambat.
Agar proses penguraian atau dekomposisi secara aerob berlangsung optimum, PH
pengomposan dipertahankan antara 7-7,5. Untuk meminimumkan nitrogen yang hilangmenjadi gas ammonia, pH seharusnya tidak lebih dari 8,5.
4.2.5 Tinglkat Kematangan Atau Penguraian
Tingkat kernatangan dapat diamati dengan mengukur penurunan temperatur, jumlah
sampah kota yang terurai dan mated organik yang resistEFn pada akhir masa
pengomposan, pertumbuhan fungus Chaetomium gracifis dan tes kanjiiodin.
5/14/2018 Modul Daur Ulang Dan Pengomposan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-daur-ulang-dan-pengomposan 14/15
Modul 4 Daur ulang dan Pengomposan 46
SemiQUE IV Teknik Lingkungan ITATS
Analisis Chemical Oxygen Demand (COD) digunakan untuk menentukan tingkat
kematangan kompos. Mai COD yang rendah meftgindikasikan bahwa kornpos tersebut
telah matang atau stabil.
Secara umum, karakteristik fisik dan kimia kompos akan bervariasi sesuai dengan
karakteristik awal bahan baku atau sampah kota yang hendak dikomposkan, kondisi
pengomposan dan tingkat dekomposisi atau penguraian.
Contoh. tata letak untuk suatu lokasi pengomposan secara lengkap pada suatu depo
atau Lahan Penampungan Sementara (LPS) diperlihatkan pada Gambar 8 berikut.
4.3. Manfaat Pengomposan Sampah
Manfaat pengomposan dari segi ekologi: Pengomposan mengembalikan mated organik
yang terkandung dalarn sampah ke siklus biologisnya. Pengomposan merupakan
metode daur-ulang secara alamiah. Pengomposan mengurangi kuantitas sampah yang
harus dikumpulkan, diangkut dan dibuang ke tempat pembuangan akhir. Pengomposan
membantu mengurangi timbulan gas yang terakumulasi dalarn tumpukan sampah.
Pengomposan mencegah terjadinya pencemaran udara yang disebabkan oleh proses
pembakaran sampah secara konvensional.
Selama proses pengomposan, nitrogen mengalami transformasi menjadi
senyawa-senyawa organik bentuk padat sehingga mengurangi terjadinya pencemaran
air tanah.
Kompos yang seGara alamiahnya menyerupai kotoran hewan dapat dimanfaatkan untukmemperbaiki sifat tanah dan merupakan sumber nutrien bagi tumbuhan.
5/14/2018 Modul Daur Ulang Dan Pengomposan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-daur-ulang-dan-pengomposan 15/15
Modul 4 Daur ulang dan Pengomposan 47
SemiQUE IV Teknik Lingkungan ITATS
Gambar 8. CL.ftolh tata letak lokasi pengomposan
Manfaat pengomposan dari segi ekonomi:
Pengomposan membantu mengurangi sampah yang harus dibuang dan menghemat
biaya pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan. Sepanjang kegiatan
pengomposan terintegrasi.dalarn pengelolaan sampah kota, maka umurtempat
pembuangan akhir akan menjadi lebih lama. Sepanjang suatu kota hanya memiliki satu
tempat pembuangan akhir atau terpusat tapi memiliki beberapa lokasi desentralisasi
pengomposan maka biaya pengangkutan dapat dikurangi. Kompos merupakan produk
yang dapat dijual.