modul blok nephrourinary system.pdf
Embed Size (px)
DESCRIPTION
nuTRANSCRIPT
-
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
BLOK NEPHROURINARY SYSTEM
1
MODUL PRAKTIKUM ANATOMI KEDOKTERAN
BLOK NEPHROURINARIA
Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
-
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
BLOK NEPHROURINARY SYSTEM
2
Buku Panduan Praktikum Anatomi
Blok Nephrourinary System
Copyright 2015
Laboratorium Anatomi FKIK UNSOED
Tim Penyusun
Asisten Anatomi 2007
Melan Mulyana - Agus Hariyanto - Muhammad Ikbal - Supak Silawani - Nessyah
Fatahan - Manggala Sariputri - Aprianti Nur Hasanah - Elok Nurfaiqoh - Qonita
Wachidah - Aristi Intan Soraya
Asisten Anatomi 2008
Asisten Anatomi 2009
Asisten Anatomi 2010
Asisten Anatomi 2011
R Bagas Wicaksono (Koordinator) - Prakoso Jati Prasetyo - Fitria Nurlaely - Annisa
Farah Fadhilah - Alvita Mega Kumala - Aqmarina Rachmawati - Rian Ainunnahqi - Lutfi
Maulana - Teofilus Kristianto - Yolanda Shinta P - Rizka Khairiza - Halimah Chairunnisa
Asisten Anatomi 2012
Tomi Nugraha (Koordinator) Ahmad Agus Faisal Azka Rizki Hidayat Dzicky Rifqi Fuady Rizqi Husni Mudzakkir Tauhid Yuda Putra Agustin Nurul Fatmawati Indri Puspasari Hardina Bawatri Gabriella Cereira Angelina Ratna Ernita Yudith Anindita
Editor Asisten
Dzicky Rifqi Fuady
Rizqi Husni Mudzakkir
Design
Rizqi Husni Mudzakkir
Editor
dr. Fitranto Aryadi, M.Kes
dr. Sindhu Wisesa
Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi
buku ini tanpa izin tertulis dari penyusun.
-
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
BLOK NEPHROURINARY SYSTEM
3
PENDAHULUAN
Anatomi merupakan ilmu yang mempelajari struktur tubuh dan hubungannya dengan
bagian tubuh lain manusia secara makroskopis. Ilmu anatomi akan menunjang ilmu
kesehatan lainnya hubungannya dengan manusia sebagai subjek kegiatan ilmu kesehatan.
Dalam menjalankan kegiatan rutinnya yang berkaitan dengan tindakan terhadap pasien,
seorang dokter, perawat, dan paramedis lainnya butuh penguasaan dan pengetahuan dalam
identifikasi struktur tubuh manusia. Sehingga demikian, kesalahan dalam pelaksanaan
kegiatan kemedisan saat melaksanakan tindakan dapat diminimalisasi bahkan dihindari.
Anatomi merupakan ilmu kedokteran yang memiliki karakteristik penggunaan
bahasa latin dalam istilah-istilah organ dan struktur organ baik istilah posisi maupun nama
organnya. Tujuan penggunaan bahasa latin ini untuk menyamakan persepsi anggota tim
medis dalam mengidentifikasi struktur tubuh yang dimaksud sehingga setiap anggota tim
medis dapat mengerti dan menghindari kesalahan persepsi terutama saat pencatatan dan
dokumentasi tindakan medis. Selain itu, tim medis lain dapat mengerti persepsi yang sama
jika catatan harus dipindah tangankan ke anggota tim medis lainnya dalam rujukan.
Peranan anatomi yang penting dalam kegiatan medis inilah yang melatarbelakangi
pembuatan modul anatomi oleh Laboratorium Anatomi. Modul ini diharapkan dapat
mempermudah kegiatan pembelajaran anatomi di laboratorium sehingga praktikan dapat
mengefisiensikan waktu praktikum. Selain memudahkan praktikan, hal ini juga
mempermudah asisten laboratorium anatomi.
-
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
BLOK NEPHROURINARY SYSTEM
4
TATA TERTIB PRAKTIKUM
A. Ketentuan umum bagi seluruh peserta praktikum adalah sebagai berikut: 1. Harus sudah hadir di Laboratorium Anatomi 5 menit sebelum waktu praktikum.
Terlambat lebihdari 10 menit dilarang mengikuti praktikum, kecuali dengan izin
khusus.
2. Wajib memakai jas praktikum, dilengkapi dengan tanda pengenal. Memakai dan melepaskan jas praktikum harus di luar ruangan.
3. Wajib memakai sepatu selama praktikum, berpakaian rapi seperti perkuliahan. 4. Dilarang berkuku panjang. 5. Rambut untuk pria tidak panjang dan disisir rapi, untuk wanita yang berambut
panjang diikat ke belakang.
6. Peserta praktikum harus membawa perlengkapan yang dibutuhkan seperti alat tulis, handschoon dan masker (sesuai kebutuhan).
7. Peserta praktikum harus sudah mengerti tentang rencana yang akan dikerjakan selama praktikum dan telah siap dengan teori dan gambar yang diperlukan selama
praktikum.
8. Peserta Praktikum wajib membawa buku panduan praktikum ketika praktikum berlangsung.
B. Ketentuan selama praktikum:
1. Tiap kelompok menghadapi 1 meja preparat (kadaver atau preparat lepas). 2. Tiap kelompok bergiliran mempelajari kadaver/ preparat lepas dari satu meja ke meja
secara bersama-sama dengan alokasi waktu yang telah disepakati.
3. Peserta praktikum mendapatkan bimbingan dari asisten mahasiswa yang bertugas pada 1 meja preparat yang bersangkutan.
4. Kadaver sebagai guru diam mahasiswa, harus diperlakukan selayaknya. 5. Peserta praktikum dilarang mengambil gambar menggunakan HP atau alat yang
lainnya di laboratorium anatomi.
6. Peserta praktikum dilarang diharapkan menonaktifkan bunyi HP. 7. Tiap kelompok bertanggungjawab penuh atas kerusakan kadaver/ preparat selama
praktikum.
8. Peserta praktikum tidak diperkenankan mengambil sendiri atau meminjam alat/ bahan/ sarana praktikum kecuali atas seijin dosen pengampu.
9. Peserta praktikum wajib menjaga ketertiban, ketenangan dan kebersihan ruang laboratorium selama praktikum.
10. Peserta praktikum dilarang merokok.
C. Ketentuan Lain
1. Peserta praktikum wajib mematuhi peraturan yang berlaku yang dibuat Laboratorium Anatomi PPD UNSOED
2. Peserta praktikum yang melanggar ketentuan tersebut tidak diperbolehkan mengikuti praktikum
3. Tiap kelompok mendapatkan 1 dosen pembimbing untuk berkonsultasi jika terdapat kesulitan dalam pembelajaran
-
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
BLOK NEPHROURINARY SYSTEM
5
SYSTEMA
URINARIUS
-
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
BLOK NEPHROURINARY SYSTEM
6
Systema Urinarium Superior
A. Ren 1. Holotopi
Kedua ren terletak retro-peritoneal pada dinding posterior abdomen
Ginjal pada orang dewasa panjangnya sekitar 10 cm (4 in.), lebarnya 5.5 cm (2.2 in.), dan tebalnya sekitar 3 cm (1.2 in)
Setiap ginjal memiliki berat 150 g (5.25 oz) 2. Sintopi
SINTOPI REN ANTERIOR
Ren dextra Ren sinistra
Hepar
Flexura coli dextra
Pars descenden duodenum
Glandula supra renalis dextra (dipisahkan oleh
lemak perirenal)
Colon ascendens
Gaster
Lien
Glandula supra renalis sinistra
Flexura coli sinistra
Colon descendens
Pancreas
Jejenum
SINTOPI REN POSTERIOR
Ren dextra Ren sinistra
Diaphragma
Costa xii
M.psoas major
M. Quadratus lumborum
M. Tranversus abdominis
N iliohypogastricus, n. Subcostalis (t12), n.ilioingunailis (l1) menyilang
kaudolateral
Diaphragma
Costa xi dan xii
M. Psoas major
M. Quadratus lumborum
M. Tranversus abdominis
N iliohypogastricus, n. Subcostalis, n.ilioingunailis
menyilang kaudolateral
Gambar 37. Batas anterior dan posterior ren dextra dan sinistra
-
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
BLOK NEPHROURINARY SYSTEM
7
LETAK REN ANTERIOR
Ren dextra Ren sinistra
1. Mendekati extremitas superior dan margo lateralis menghadap
pars affixa hepatis (dipisah
fascia renalis)
2. Mendekati margo medialis, menghadap pars descendens
duodeni (dipisah oleh fascia
renalis)
3. Mendekati extremitas inferior menghadap colon
ascenden/flexura coli dextra
(dipisah fascia renalis)
4. Sebagian besar fascies anterior dan margo lateralis (dipisah
peritoneum)
5. Extremitas inferior menghadap lengkung ileum (dipisah
peritoneum)
1. Cranio lateral facies anterior menghadap facies
posteroinferiorgaster
(dipisah peritoneum)
2. Facies anterior dan margo medialis, menghadap
cauda pancreatic (dipisah
peritoneum)
3. Facies anterior dan margo medialis menghadap
jejunum
4. Diantara facies gastric dan facies renalis ditempati
oleh refleksi
lig.lienorenale
5. Facies anterior, margo medialis dan cranial facies
jejunalis; menghadap
corpus pancreatic dan
v.lienalis (dipisah fascia
renalis)
6. diantara facies renalis dan facies jejunalis mendekati
extremitas inferior
menghadap flexura coli
sinistra (dipisah oleh fascia
renalis)
LETAK REN ANTERIOR
Ren dextra Ren sinistra
1. Lebih rendah dibanding sinistra sehingga bagian
cranial berbatasan dengan
costa xii
2. Caudal facies diapragmatica sama
dengan ren sinistra
1. Cranial menghadap ke diaphragma dan costa xii serta sedikit costa xi.
2. Medial menghadap crus diaphragmatica dan processus
rtranversus vl1
3. Caudal facies diapragmatica berturut-turut dari medial ke lateral:
a. M.psoas major b. M. Qudratus lumborum c. M. Tranversus abdominis
-
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
BLOK NEPHROURINARY SYSTEM
8
Gambar 38. Skeletopi sistem urinarius manusia
3. Skeletopi
Ren sinistra : t12 l3 , ren dextra : l2 l4
Masing-masing terletak di sisi kanan dan kiri columna vertebralis
Ren dextra lebih inferior karena terdesak hepar
Sebagian besar tertutup arcus costalis
Saat inspirasi diafragma berkontraksi, bergerak turun mendorong organ di bawahnya-termasuk hepar, sehingga kedua ren akan turun sejauh 1 inchi (2,5
cm)
4. Struktur a. Morfologi
Margo medialis (concave)
Margo lateralis (convex)
Extremitas/polus superior
Extremitas/polus inferior
Facies anterior
Facies posterior b. Pembungkus ginjal (dari dalam ke luar)
Capsula renalis (melekat pada ren yang terdiri dari jaringan ikat fibrosa),
Capsula adiposa perirenal
Fascia renalis yaitu jaringan ikat yang membagi capsula adiposa di sekitar ren menjadi capsula adipose perirenal dan capsula adipose pararenal
Capsula adiposa pararenal: sering didapatkan dalam jumlah yang besar. Corpus adiposa pararenal membentuk sebagian lemak retro-peritoneal.
o lamina anterior fascia : fascia toldt/ gerota o lamina posterior fascia : fascia zuckerkandl o corpus adiposum perirenale dan corpus adiposum pararenale
menyelaraskan gerak ren pada saat pernapasan
o corpus adiposum perirenale, fascia renalis, corpus adiposum pararenal, dan vasa renalis menyokong dan memfiksasi ren pada
posisinya di dinding posterior abdomen
-
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
BLOK NEPHROURINARY SYSTEM
9
o corpus adiposum akan semakin menipis pada orang yang kurus, hal ini dapat mengakibatkan terjadinya ren mobilis
c. Lapisan ren Terdiri dari cortex renal dan medulla renal
Cortex ren
Berwarna coklat tua. Terletak di bawah capsula renalis. Sebagian substansinya
melanjut diantara pyramis renalis yang disebut columna renalis bertini.
Medula renalis
Berwarna coklat muda, apex menghadap ke sinus renalis yang disebut papilla
renalis. Sedangkan basisnya menghadap ke cortex.
d. Bagian bagian nephron Nephron merupakan satuan fungsional ginjal.
Nephron terdiri dari:
Capsula bowman,
Glomerulus,
Tubulus contortus proksimal, dan
Tubulus contortus distal Tubulus contortus distal berakhir di tubulus arcuatus yang bersatu dengan
tubulus collectivus rectusbeberapa tubuli recti bersatu dalam satu saluran besar yang disebut tubulus centralis sive ductus bellinibeberapa ductus bellini membentuk papilla renalis.
e. Hillus renalis Masuk ke renal : a. Renalis dan n. Renalis
Keluar dari renal : v. Renalis dan ureter
Kenampakan (urutan) dari frontal ke dorsal : vena renalis, dua cabang arteri
renalis, ureter, cabang ketiga arteri renalis (v.a.u.a).
f. Sinus renalis (cavitas di dalam ren):
Pelvis renalis. Pelvis renalis terbagi menjadi dua atau tiga calices renales majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga calices
renales minores.
Pembuluh darah
Syaraf
Jaringan lemak g. Sectional anatomy:
Papilla renalis puncak pyramida renalis yang menonjol masuk ke calyx minor
Calyxes minores
Calyxes majores (gabungan 2- 3 calyces minores)
Pelvis renalis (gabungan 2-3 calixes majores)
-
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
BLOK NEPHROURINARY SYSTEM
10
Gambar 39. Sectional anatomy of ren
5. Vascularisasi
Arteria renalis berasal dari aorta setinggi vertebrae lumbalis ii. Arteria renalis 5 arteriae segmentales aa. Lobares a.interlobares a.arcuatae a.interlobulares arteriolae aferen
Vena renalis selanjutnya bermuara ke vena cava inferior
Pada vena renalis sinistra bermuara vena testicularis
-
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
BLOK NEPHROURINARY SYSTEM
11
Gambar 40. Vascularisasi, Innervasi Ren
Gambar 41. Vaskularisasi Ren
-
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
BLOK NEPHROURINARY SYSTEM
12
6. Aliran limfe Bermuara ke noduli lymphatici para aorticus
Gambar 42. Aliran Limfe Ren
7. Inervasi Innervasi ren berasal dari plexus renalis.
Dibentuk oleh nn. Splanchnici (abdominopelvicus) : N. Splanchnicus mayor (t5-t9) N. Splanchnicus minor (t10 t11) N. Splanchnicus minimus (t12) (terutama) Nn. Splanchnici lumbales serabut parasimpatis dari cabang truncus vagalis anterior (sinistra) dan posterior (dextra) yang masuk & keluar dari ganglion coeliacus, mesentrica
superior dan aorticorenal
-
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
BLOK NEPHROURINARY SYSTEM
13
Gambar 43. Innervasi Ren
8. Aplikasi Klinis 1. Auscultasi arteri renalis dilakukan pada dinding anterior abdomen, sekitar linea
transpylorica, para aorta.
2. Batu ginjal 3. Gagal ginjal 4. Hemodialysis 5. Renal injury
-
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
BLOK NEPHROURINARY SYSTEM
14
Gambar 44. Renal Injury
Keterangan:
A. Contusio dengan perdarahan didalam cortex renalis dengan capsula fibrosa renalis tetap utuh. B. Robekan (laserasI) pada capsula renalis dengan perdarahan pada cortex renalis. C. Laserasi dan perdrahan terjadi pada cortex dan medula renalis. Dapat ditemukan darah dan urin
pada lemak perirenal, pararenal, dan cavitas peritoneal.
D. Rupture ren, terjadi perdarahan masif, darah dan urin mengalami extravasasi menuju cavitas peritonealis, dan darah memasuki sistema pelvicocalyxes.
E. Perdarahan pada pedicel ren (vena, arteri dan pelvis renalis).
-
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
BLOK NEPHROURINARY SYSTEM
15
B. Ureter 1. Holotopi
Ureter merupakan organ retroperitoneal, dimana terletak didalam cavum abdomen,
dan berjalan kebawah menuju cavum pelvis (dinding lateral pelvis) ke regio spina
ischiadica.
2. Sintopi SINTOPI ANTERIOR URETER
Ureter dextra Ureter sinistra
1. Duodenum 2. Pars terminalis ileum 3. A.v colica dextra 4. A.v ileocolica dextra 5. A.v testicularis/ ovarica dextra
1. Colon sigmoid 2. Mesocolon sigmoid 3. A.v colica sinistra 4. A.v testicularis/ovarica
sinistra
POSTERIOR : m .psoas major dextra et sinistra
3. Skeletopi Ureter berawal setelah sistema pelvicocalices yakni setinggi vertebrae lumbale 2.
Setelah itu akan berjalan ke bawah menuju cavum pelvis melewati apertura pelvis
superior.
4. Struktur o Merupakan tabung muskuler yang mengantarkan urin ke vesica urinarius. o Terletak retroperitoneal dan mempunyai tiga area penyempitan lumen:
1) Pada peralihan pelvis renalis menjadi ureter (pelvicoureteric junction/ junctura pelvico-ureterica)
2) Pada tempat menyilang di depan a.iliaca comunis/ permulaan a. Iliaca externa (menyilang ketika masuk ke dalam pelvis)
3) Pada tempat dimana ureter terletak di dalam vesica urinary (intramural/ uretero-vesical junction/ junctura uretero-vesica)
o Mempunyai gerakan peristaltic o Bagian-bagian ureter
1) Pars abdominalis Terbentang dari pelvis renalis sampai bagian ventral a. Iliaca
comunis/pangkal a.iliaca externa. Terletak ventromedial m.psoas major
dan disilang secara miring oleh vasa spermatica interna/vasa ovarica
disebelah ventralnya.
2) Pars pelvica Terbentang dari linea terminalis pelvis ke vesica urinarius. Ureter
bermuara ke vesica urinarius secara miring dan keadaan ini membuat
fungsinya seperti katup yang mencegah aliran balik urine ke ginjal pada
waktu vesica urinari terisi.
5. Vaskularisasi
Ujung atas oleh arteria renalis (cabang aorta abdominalis)
Bagian tengah oleh arteria testicularis atau arteria ovarica (cabang aorta abdominalis)
Di dalam pelvis oleh arteria vesicalis superior (cabang arteri umbilicalis) Aliran vena sesuai dengan arteri
-
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
BLOK NEPHROURINARY SYSTEM
16
Gambar 45. Vaskularisasi Ureter
6. Inervasi 1) Pars abdominalis:
Pleksus renalis
Pleksus abdomino-aorticus
Pleksus hipogastricus superior 2) Pars pelvina
Pleksus splanchnicus pelvicus 7. Aliran limfatik urete
Bagian proksimal: sebagian ada yang bergabung dengan vasa lymphatica renalis
dan sebagian langsung bergabung dengan noduli limfatici para-aorticus
Proksimal ke nl. Aorticus
Pars pelvina : sebagian bergabung dengan vasa lymphatica vesica urinarius dan
sebagian ke nnll. Iliacus internus.
8. Aplikasi klinis 1) Nyeri pinggang (flank pain) peregangan kapsul (t11 t12) 2) Nyeri kolik spasme & peregangan o.k obstruksi :
Pinggang ke selangkangan (loin to groin colicky pain) spasme ureter abdominalis (1/3 proks./sup.) (t11 l2)
-
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
BLOK NEPHROURINARY SYSTEM
17
S.d anterior femur proksimal, scrotum, labia mayora spasme ureter abdominalis (1/3 med) n. Genitofemoralis (l1-l2)
S.d supra/retro pubic spasme ureter pelv (1/3 distal/ inf.) n. Splanchnicus pelvicus (s2-s4)
3) Aplikasi klinis Penyakit
Ureterolithiasis
Ureteritis
Glomerulonefritis
Cystitis
Gagal ginjal
Hidronefrosis
Batu ginjal/ ureter/ vesica urinaria
BPH
-
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
BLOK NEPHROURINARY SYSTEM
18
Sistema Urinarium Inferior
A. Vesica urinarius
Gambar 46. Vesica Urinaria
1. Holotopi Merupakan kantong musculomembranosa yang berfungsi menampung urine.
Terletak pada pelvis minor, tepat di belakang symphisis pubis.
2. Sintopi Di anterior vesica urinaria terdapat symphisis ossis pubik, lemak retropubik, dan
dinding anterior abdomen, di poterior terdapat duktus defferens, vesicula seminalis,
fascia retrovesicae, dan rectum. Pada bagian lateral berbatasan dengan musculus
obturatorius internus, pada bagian superior terdapat cavitas pertoneal, ileum, dan
colon sigmoid. Pada sisi inferior terdapat glandula prostat (masculina)
3. Struktur a. Bagian-bagian vesica urinarius:
Apex/ vertex vesicae (bagian anterior, terletak di belakang symphisis pubica). Ujung apex vesica bersambungan dengan ligamentum
umbilicalis mediana yang merupakan obliterasi sisa urachus pada masa
embrional
Basis/ facies posterior menghadap ke posterior dan berbentuk segitiga. Sudut superolateral merupakan tempat bermuaranya kedua ureter dan
sudut inferiornya merupakan tempat berawalnya uretra. Bagian atasnya
diliputi peritoneum sehingga membentum excavatio recto-vesicalis pada
pria dan excavatio recto-uterina pada wanita. Pada bagian bawahnya
dipisahkan dengan rectum oleh jaringan ikat yang ditempati oleh ductus
deferens, vesicula seminalis, dan fascia recto-vesicalis
Facies superior yang menghadap ke superior (pelvis major/ cavum abdomen)
Facies inferolateralis
Cervix vesicae / collum vesicae di bagian inferior dan terletak di facies superior glandula prostat (pada pria). Collum vesicae dipertahankan
-
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
BLOK NEPHROURINARY SYSTEM
19
ditempatnya oleh ligamentum puboprostaticum pada laki-laki dan
ligamentum pubovesicalis pada wanita.
b. Ligamentum
Lig. Puboprostaticum (ligamentum pubovesicalis medialis) menghubungkan glandula prostatica/ cervix vesicae dengan dinding
dorsal corpus ossis pubis
lig. Puboprostaticum lateralis sama seperti nomor 1) tapi lebih lateral lig. Laterale (lig. Rectovesicalis) dari ujung cranial vesicula
seminalis, pada wanita dari fundus vesicae ke laterodorsal untuk melanjut
ke plica rectovesicalis.
lig. Umbilicalis mediana (sisa urachus saat pertumbuhan embrional), terbentang dari apex vesicae ke umbilicus.
lig. Umbilicale medialis sepasang kanan kiri dan merupakan sisa/ obliterasi aa.umbilicales.
c. Susunan dinding vesica urinaria (luar ke dalam)
Tunica serosa (peritoneum parietal)
Tela subserosa (jaringan ikat retro-peritoneal)
Tunica muscularis (m.detrusor vesicae). Pada collum vesicae, komponen sirkular dari lapisan otot ini menebal dan memebentuk
musculus sphincter- vesicae atau sphincter urethra interna.
Tela submucosa
Tunica mucosa (epitel transisional) d. Otot polos penyusun: M. detrusor vesicae e. Ostium
1) Ostium ureterica dextra et sinistra 2) Ostium urethrae internum
Ketiganya membentuk trigonum vesicae.
Kekhususan trigonum vesicae:
i. Mukosa menempel erat pada sub mucosa dan muscularis, sehingga tidak memungkinkan peregangan
ii. Pada bagian posterior dibentuk oleh penyatuan otot longitudinal kedua ureter. Bagian posteriornya daerah ini lebih cekung sehingga
terbentuk excavatio retroureterica tempat terkumpulnya urin
residual.
iii. Bagian inferior bersintopi dengan lobus medialis glandula prostatica. Pembesaran lobus... (pada benign prostatic hyperplasia
(bph) ini mendorong area trigonum vesicae ke superior,
memperdalam excavatio retroureterica dan menutup ostium
ureterica. Akibat lanjutnya adalah terjadinya hidro-ureter dan hidro-
nefrosis.
4. Vaskularisasi
Bag cranial : 2 / 3 a. vesicalis superior cabang a. umbilicalis
Bag cervix : a. vesicalis inferior, pada wanita ditambah dengan a. vaginalis
Bag fundus : pria: a.deferentialis, wanita: a.vesicalis inferior dan a.vaginalis Aliran vena mengumpul pada plexus venosus prostaticus dan vesicalis untuk
dialirkan ke v.hypogastrica
-
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
BLOK NEPHROURINARY SYSTEM
20
Gambar 47. Vaskularisasi Vesica Urinaria
5. Aliran limfe Dialirkan ke nnll iliaca externi dan interni.
Gambar 48. Aliran Limfe Vesica Urinaria
-
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
BLOK NEPHROURINARY SYSTEM
21
6. Inervasi Persarafan vesica urinaria berasal dari plexus prostaticus dan plexus vesicalis yang
berasal dari plexus hypogastricus inferior:
Saraf simpatis : dari ganglion l1 dan l2 melalui plexus hypogastricus vesica urinaria
Fungsi: menghambat kontraksi musculus detrusor vesicae dan merangsang
penutupan sphincter vesicae
Saraf parasimpatis : dari segmen s2, s3, dan s4 melalui plexus hypogastricus inferior dinding verica urinaria Fungsi: merangsang kontraksi musculus detrusor vesicae &menghambat
penutupan sphingter vesicae
Saraf aferen sensoris: reseptor regang pada m. detrussor vesicae: Sebagian melalui nervi splanchnici pelvici untuk menuju system saraf
pusat
Sebagian lagi berjalan bersama saraf simpatis melalui plexus hypogastricus masuk ke medulla spinalis segmen l1 dan l2
Gambar 49. Innervasi Vesica Urinaria
7. Aplikasi Klinis 1) Kanker vesica urinaria 2) Inkontinensia urin
3) Refleks miksi Miksi = refleks yang pada orang dewasa normal dikendalikan oleh pusat yang
lebih tinggi di otak.
o Refleks dimulai saat vesica urinaria telah terisi volume urin mencapai 300ml.
o Vesica urinaria memiliki reseptor regangan pada dindingnya
-
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
BLOK NEPHROURINARY SYSTEM
22
4) Mekanisme miksi: o Volume urin 300 ml regangan pada dinding vesica urinaria
rangsang regang diterima reseptor regang susunan saraf pusat :impuls aferen tersebut akan masuk:
a. Sebagian impuls ke n. Splanchnici pelvic medulla spinalis segmen s2, s3, s4 otak
b. Sebagian impuls ke saraf simpatis membentuk plexus hypogastricus medulla spinalis segmen lumbalis 1 dan 2 thalamus cortex cerebri
o Impuls eferen dari susunan saraf pusat otak kemudian diantarkan ke : o Medulla spinalis segmen s2, s3, s4 saraf preganglion (n. Splanchnici
pelvici) plexus hypogastricus inferior sinaps dengan neuron postganglion pada dinding vesica urinaria (m. Detrusor vesicae) kontraksi m. Detrusor vesicae dan relaksasi m. Sphincter vesicae.
o Medulla spinalis segmen s2, s3, s4 n. Pudendus (s2,3,4) relaksasi m. Sphincter urethra
o M. Sphincter urethra externa berelaksasi secara voluntar sehingga dapat terjadi miksi yang kekuatannya dapat ditambah dengan peningkatan tekanan
intraabdominal dan intrapelvis .jika tidak berelaksasi, maka m. Sphincter
interna akan menutup (kontraksi) dan dinding vesica urinaria akan relaksasi.
Namun, refleks tersebut akan muncul kembali 1 jam kemudian.
Gambar 50. Mekanisme Miksi
-
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
BLOK NEPHROURINARY SYSTEM
23
B. Urethra 1. Struktur
Memiliki 2 ostium yaitu ostium urethralis interna (oui) dan ostium urethralis
eksterna (oue).
Perbedaan urethra masculine et feminine
Perbedaan Masculina Feminina
Panjang 18 20 cm 3 5 cm
Fungsi Saluran urine dan reproduksi Saluran urine
Pars Ada 5 Tidak ada
a. Urethra masculina: Terdiri dari lima pars, yaitu :
1) Pars intramural (urethra di dalam dinding vesica urinarius) 2) Pars prostatika (berjalan melalui basis sampai apex glandula prostatica) 3) Pars membranaceae(berada pada diaphragma urogenital). Sebagian otot
diafragma urogenital (m. Transversus perinei profundus) membentuk
sphincter urethra eksterna yang diinnvervasi saraf volunteer
4) Pars bulbourethralis (dalam bulbus penis) 5) Pars spongiosa (terdapat dalam corpus spongiosum corpus dan glans penis.
Pada glans juga terdapat pembesaran yang disebut fossa navicularis
urethrae)
Struktur :
1) Ostium urethra externa 2) Sphincter urethra externa 3) Ostium glandula bulbourethralis 4) Ostium glandula urethralis
b. Urethra Feminina Uretra feminina memiliki panjang antara 3 5 cm. Saluran berfungsi untuk mengeluarkan urine.
Struktur :
Sphincter urethra externa
Ostium urethralis
Ostium glandula para urethralis
Caruncula urethralis 2. Inervasi
Truncus symphaticus
Ganglion pre vertebral
Ganglion paravertebral
Plexus intermesenterica
Plexus hypogastricus superior
Plexus hypogastricus inferior
N. spinalis T11 L2 dan S2, S3,S4 3. Aplikasi klinis
Urethritis
Kanker uretra
Hypospadias
-
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
BLOK NEPHROURINARY SYSTEM
24
Gambar 51. Hypospadias Keterangan : (1) tipe glandular, (2) coronal (3) penile (4) penoscrotal dan (5) perineal
C. Glandula Prostatica 1. Holotopi
Glandula prostat merupakan glandula fibromuskular yang terletak diantara cervix
vesica urinaria dan diafragma urogenital.
Gambar 52. Glandula Prostat (A. coronal section, B. horizontal section )
2. Sintopi Superior : Collum vesicae
Inferior : Facies superior diaphragm urogenital
Anterior : Symphysis pubica
Posterior : Facies anterior ampulla recti
Lateral : Facies lateralis prostat difiksasi oleh serabut anterior musculus
levator ani pada saat serabut ini berjalan ke posterior dari pubis.
-
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
BLOK NEPHROURINARY SYSTEM
25
3. Skeletopi Glandula prostate terletak di posterior dari symphisis ossis pubis.
4. Struktur a. Lobus glandula prostatica
1) Lobus anterior 2) Lobus posterior 3) Lobus lateral ( dextra et sinistra )
b. Zona anatomi 1) Inferoposterior 2) Lateral / perifer 3) Trantitional
c. Coliculus seminalis d. Ostium utriculus prostaticus e. Ostium ductus glandula prostaticus f. Crista urethralis
5. Inervasi Innervasi = plexus prostaticus dari plexus hypogastricus inferior.
6. Aplikasi klinis
Gambar 53 Benign Prostat Hyperplasia
-
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
BLOK NEPHROURINARY SYSTEM
26
DAFTAR PUSTAKA
Martini, Frederich H., Nath, Judi l., et al. 2009. Fundamentals of anatomy and physiology,
8th edition.san fransisco: pearson international education.
Moore, Keith l. 2002. Anatomi klinis dasar. Jakarta: hipokrates.
Seeley, Rod., Stephens, Trent., Tate, Philip. Anatomy and phisiology.mc graw hill. Diakses
di http://highered.mcgraw-hill.com/novella/quizprocessingservlet
Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC
-
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
BLOK NEPHROURINARY SYSTEM
27
CATATAN:
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
-
Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
BLOK NEPHROURINARY SYSTEM
28
BACK COVER