modul audit energi [tm1]
DESCRIPTION
Modul Audit EnergiTRANSCRIPT
MODUL PERKULIAHAN
Audit Energi
Pengenalan Mata Kuliah
Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh
Teknik Mesin
01Kode MK Ir. Dadang S Permana, M.Si
Abstract KompetensiMemberikan pemahaman tentang pentingnya audit energy
Memahami Audit Energi sebagai salah satu bentuk kegiatan konservasi energi
2014 1
Audit EnergiPusat Bahan Ajar dan eLearning
Ir. Dadang S Permana, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
PrologKenaikanhargaenergikhususnyabahanbakarminyakdan gas
bumimerupakanpilihansulit yang
harusdilakukanpemerintah.Langkahinidiambiluntukmenyelamatka
nperekonomiannasionaldaripembengkakanbebansubsidi yang
harusditanggungpemerintahakibatsemakintinggihargaminyak di
pasarinternasional.
Meningkatnyajumlahkonsumsi
energididalamnegerimerupakandampakdarimeledaknyapopulasi penduduk
yang tentusajadiiringiolehkebutuhanakanalattransportasi,
pengembanganindustrialisasisertakesejahteraanrakyat. Hal ini
menyebabkan tidak seimbangnya antara demand dan supply energi.
Ketiadamampuanproduksidalamnegeriuntukmencukupikebutuhanakan
sumber energi utama seperti BBM dan gas bumimenyebabkan Negara
harusmembelinyakeluarnegeri.Hal inidiperparahlagiolehkondisikeuangan
Negara yang semakinsulitakibatberbagai factor.
Menyadaribetapaberatdampakdarikenaikanhargaenergiiniterutam
abagiindustridanmasyarakat, makaperlumelakukantindakan yang
tepatdanbijaksanadalamrangkamemperbaikiperekonomianbangsa
.Salah satugerakan yang dilakukanadalahmelaluikonservasi
energy,
yaituberusahasehematmungkinmenggunakanenergidiseluruhsekt
orkehidupan.
2012 2
Audit EnergiPusatBahan Ajar dan eLearning
Ir. Dadang S Permana, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 1-1 Pertumbukan penggunaan energi primer 2001 - 2010
Salahsatu faktor yang perlu mendapat perhatian pentingdalampenggunaan
energi primer di Indonesia adalah ketergantungan pada minyak bumi.
Berdasarkan data tahun 2010, didapatkan bahwa penggunaan energi
minyak bumi masih dominan, yaitu sekitar 46,8%, disusul gas 24,3% dan
kemudian batubara 23,9%. Jadi saat ini penggunaan energi tak terbarukan
masih sekitar 95%.
Berdasarkan prediksi pertumbuhan penduduk Indonesia rata-rata 1,1%
pertahun, dan pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,1%, maka diprediksi
pertumbuhan kebutuhan energi rata-rata pada tahunyang akan datang
adalah 7,1% pertahun, yaitumenjadi 1.316 juta SBM tahun 2019. Hal ini
dapat dilihat pada gambar berikut.
2012 3
Audit EnergiPusatBahan Ajar dan eLearning
Ir. Dadang S Permana, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
Berdasarkan data tahun 2010 didapatkan bahwa sektor industri
mendominasi penggunaan energi nasional yaitu 475.828.415 SBM (setara
Bahan Bakar Minyak) atau 44%, kemudian disusul sektor transportasi yaitu
389.638.586 SBM (36%). Penggunaan energi sektor lain dapat dilihat pada
diagram pie berikut ini Dengan melihat penggunaan energi di sektor
industri yang cukup besar, maka tidaklah berlebihan bila fokus
penghematan dan konservasi energi perlu dilakukan pada sektor
tersebut.GambardibawahinimemperlihatkanPie diagram penggunaan energi
tahun 2010 berdasarkan sektor pengguna.
Kondisiinilah yang melandasikeluarnya Instruksi Presiden (Inpres) No. 9
tahun 1982 tertanggal 7 April 1982, yang dikeluarkan oleh Pemerintah
Republik Indonesia, tentang Konservasi Energi. Inpres ini terutama ditujukan
terhadap pencahayaan gedung, AC, peralatan dan perlengkapan kantor
yang menggunakan listrik, dan kendaraan dinas.
Inpres No. 9 tahun 1982 tersebut kemudian diperkuat dengan Keppres No.
43 tahun 1991 tentang Konservasi energi, yang isinya merinci lebih jauh
petunjuk langkah-langkah konservasi energi melalui:
a. Kampanyehematenergi
b. Diklatkonservasi
c. Peragaan dan contoh peralatan hemat energi
d. Litbangteknologikonservasi
2012 4
Audit EnergiPusatBahan Ajar dan eLearning
Ir. Dadang S Permana, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
475,828,41544.0%
124,472,38811.5%
47,690,9844.4%
389,638,58636.0%
43,797,8434.1%
IndustriRumah tanggaKomersialTransportasilain-lain
Total :1.081.428.215 SBMtahun 2010
e. Pengembangan sistem audit energi, identifikasi potensi peningkatan
efisiensi
f. Standarisasi
Keppres No. 43 tahun 1991 ini, selainmencakupaspekteknis,
jugamencakupaspekpelaksanaandanimplementasisepertikebijakan di
bidanginvestasi, perkreditan, sertahargadantarifenergi. SelanjutnyaInpres
No. 10 tahun 2005, tentangpenghematanenergi,
dikeluarkandenganmempertimbangkanpotensiancamankrisisenergilistrikkar
enapasokanlistrik yang tersedia, yaitukapasitasterpasang,
tidakmampumengimbangipertumbuhanpermintaankonsumsilistriknasionald
enganpertumbuhan rata-rata 7% pertahun.
Kebutuhanenergilistrikdariduasektorutamayaiturumahtanggadanindustri,
bahkanmengalamipeningkatandenganlajukenaikan rata-rata 10%
sampaidengan 15% pertahun.
Sementarapadasaat yang bersamaan,
kemampuanpenyediaanlistrikolehnegaramelalui PT. PLN (Persero) masih
terbatas, bahkan terdapat indikasi bahwa kemampuan tersebut mulai
menurun. Salah satu penyebab penurunan kemampuan pemasokan
tersebut adalah karena sebagian besar pembangkit tenaga listrik yang
dimiliki oleh PT PLN (Persero) menggunakan bahan bakar fosil, yaitu minyak
atau batubara, sebagai sumber energi penggeraknya, sementara
ketersediaan bahan bakar fosil semakin menipis.
Dampak lain dari krisis energi tersebut adalah akan diberlakukannya tarif
dua kali lipat bagi perusahaan atau industri disaat beban puncak (WBP),
yang memang harganya lebih mahal dibanding Luar Waktu Beban Puncak
(LWBP). Ini merupakan upaya mendorong pelanggan sektor industri untuk
melakukan penghematan energi. Berdasarkan hasil survei yang telah
dilakukan, diperoleh indikasi yang menunjukkan peluang penghematan
energi disektor industri cukup besar, yaitu mencapai 10% sampai dengan
30%.
Salah satu hasil penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa Indonesia
tergolong negara pengguna energi yang boros. Parameter yang digunakan
untuk mengukur pemborosan energi adalah elastisitas dan intensitas
energi. Elastisitas energi adalah perbandingan antara pertumbuhan
2012 5
Audit EnergiPusatBahan Ajar dan eLearning
Ir. Dadang S Permana, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
konsumsi energi dan pertumbuhan ekonomi. Elastisitas energi Indonesia
berada pada kisaran 1,04 – 1,35 dalam kurun waktu 1985 – 2000,
sementara negara-negara maju berada pada kisaran 0,55 – 0,65 pada kurun
waktu yang sama.
Sedangkan yang dimaksud dengan Intensitas Energi adalah perbandingan
antara jumlah konsumsi energi per Pendapatan Domestik Bruto (PDB).
Semakin efesien suatu negara dalam pola konsumsi energi, intensitas
energinya akan semakin kecil. Intensitas energi Indonesia mencapai angka
400, empat kali lipat dibanding Jepang yang berada pada angka 100,
sementara negara-negara Amerika Utara berada pada angka 300, negara-
negara Organization for Economics Cooperation and Development (OECD)
pada 200 dan Thailand pada 350.
Sehubungandenganhaltersebut, makapada tahun 2005, dikeluarkanlah
Master plan Rencana Induk Konservasi Energi Nasional (RIKEN) yang pada
intinya untuk mengurangi intensitas energi setiap tahun 1% hingga tahun
2025. Pada tahun 2006, Presiden Republik Indoensia mengeluarkan PP
No.5/2006 tentang Kebijakan Energi nasional. Salah satu isinya
mengatakan bahwa Konservasi energi adalah penggunaan energi secara
efisien dan rasional tanpa mengurangi penggunaan energi yang memang
benar-benar diperlukan.
Peraturan Pemerintah melaluiPP No. 70/2009 tentang Konservasi
Energ
imenyatakanbahwaKonservasiEnergiNasionalmenjaditanggungjawabPemeri
ntah, Pemerintahdaerahprovinsi, Pemerintahdaerahkabupaten/kota,
pengusahadanmasyarakat. Pemerintah
bertanggungjawabsecaranasionaluntuk :merumuskandanmenetapkankebija
kan, strategi, dan program
konservasienergi;mengembangkansumberdayamanusia yang berkualitas di
bidangkonservasienergi;melakukansosialisasisecaramenyeluruhdankompre
hensifuntukpenggunaanteknologi yang
menerapkankonservasienergi;mengkaji, menyusun,
danmenetapkankebijakan,
sertamengalokasikandanadalamrangkapelaksanaan program
konservasienergi;memberikankemudahandan/atauinsentifdalamrangkapela
ksanaan program
2012 6
Audit EnergiPusatBahan Ajar dan eLearning
Ir. Dadang S Permana, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
konservasienergi;melakuka
nbimbingantekniskonservasienergikepadapengusaha,
penggunasumberenergi, danpenggunaenergi;melaksanakan program
dankegiatankonservasi energy yang telahditetapkan;
danmelakukanpembinaandanpengawasanterhadappelaksanaan program
konservasienergi.
Disamping itu pengusaha
bertanggungjawab:melaksanakankonservasienergidalamsetiaptahappelaksa
naanusaha; danmenggunakanteknologi yang efisienenergi;
dan/ataumenghasilkanprodukdan/ataujasa yang
hematenergi.Penggunasumberenergidanpenggunaenergi yang
menggunakansumberenergidan/atauenergilebihbesaratausamadengan
6.000 (enamribu) setara ton minyak (TOE) per
tahunwajibmelakukankonservasi energy melaluimanajemenenergi.
Pada tanggal 20 Mei 2012 Menteri Energi Sumber Daya Mineral
mengeluarkan Peraturan Menteri No. 14/2012 tentang Managemen Energi.
Dalam peraturan mengungkapkan bahwa manajemen energi adalah
kegiatan terpadu untuk mengendalikan konsumsi energi agar tercapai
pemanfaatan energi yang efektif dan efisien untuk menghasilkan keluaran
yang maksimal melalui tindakan teknis secara terstruktur dan ekonomis
untuk meminimalisasi pemantaatan energi termasuk energi untuk proses
produksi dan meminimalsiasi konsumsi bahan bakar dan bahan pendukung.
Langkah-
langkahpelaksanaanmanajemenenergisesuaiPeraturanMenteri
ESDM No. 14 Tahun 2012, adalahseperti yang
dinyatakanpadaGambardibawah.
2012 7
Audit EnergiPusatBahan Ajar dan eLearning
Ir. Dadang S Permana, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
GambarDiagramLangkahlangkahmanajemenenergisesuaiPeraturanMenteri ESDM No. 14 Tahun 2012.
Manager energi bertugas :
a. melakukanperencanaankonservasienergi yang meliputiantara lain
penentuan target konservasienergi
b. menyusunproseduroperasikonservasienergidanpelaksanaan audit
energi
c. melaksanakankonservasienergiberupaimplementasirekomendasih
asil audit energi,
danpeningkatankesadaransertamotivasihematenergibagikaryawan
d. melakukanpemantauandanevaluasi yang meliputipengukuran,
pencatatan,
penyiapanlaporandanusulantindakanperbaikanpelaksanaan
program konservasi energy.
2012 8
Audit EnergiPusatBahan Ajar dan eLearning
Ir. Dadang S Permana, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
1982
1991
1995
2005
2006
KEBIJAKAN KONSERVASI
ENERGI
2007
Instruksi Presiden No. 9 Tahun 1982 tentang Konservasi Energi
Keputusan presiden No. 43 Tahun 1991 tentang Konservasi Energi (dicabut)
Rencana Induk Konservasi Energi Nasional Tahun 1995 dan revisinya Tahun 2005
Instruksi Presiden No. 10 Tahun 2005 tentang Penghematan Energi dan Peraturan MESDM No. 0031 Tahun 2005 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penghematan Energi (dicabut)
Undang-Undang No. 30 Tahun 2007 tentang Energi
Instruksi Presiden No. 2 Tahun 2008 tentang Penghematan Energi dan Air2008
Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional
2009 Peraturan Pemerintah No.70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi
2002 Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
2011 Inpres No. 13 Tahun 2011 tentang penghematan energi dan air
2012 Peraturan Menteri ESDM No.14 Tahun 2012 tentang managemen energi
Gambar:RegulasidankebijakanPemerintah di bidangkonservasienergi
Agar
kegiatanKonservasienergidapatberjalandenganbaikmakaperludila
kukanpengawasandanpemantauansepertiberikutini :
Menteri ESDM c.qDirjen
EBTKE,gubernurataubupati/walikotasesuaidengankewenangan
nyamelakukanpembinaandanpengawasanterhadappelaksan
aanmanajemenenergidanpenghematanenergi.
Dirjen EBTKE a.n. Menteri ESDM, gubernur,
ataubupati/walikotasesuaidengankewenangannyamembentu
kTim PengawasanManajemenEnergi
Dalamhalgubernurataubupati/
walikotabelumdapatmembentuk Tim
PengawasManajemenEnergi,
makapengawasandilakukanolehTim
PenngawasManajemenEnergi yang dibentukolehDirjen EBTKE
a.n. Menteri ESDM.
Tim
PengawasManajemenEnerg
imelaporkanhasilpengawasanpelaksanaanManajemenEnergik
2012 9
Audit EnergiPusatBahan Ajar dan eLearning
Ir. Dadang S Permana, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
epadaDirjen EBTKE
danditembuskankepadagubernurataubupati/walikota.
Dalamrangkamelaksanakanpenghematanenergidanperbaikanlingk
ungan,pemerintahmenggunakanstrategipengendaliankonsumsien
ergimelaluitigajalurseperti di bawahini:
DaftarPustaka
R.S. Khurmidan J.K. Guppta, A Text Book of Machine Design, Eurasia Publishing House, New Delhi, 1987.
M.F. Spoots, Design of Machine Elements, Prentice-Hall, Marubeni, 1986.
Gustav Nieman, Machine Element, Design and Calculation, vol.I/II, Springer Verlaag.
Juvinall , (1991) Fundamental of Machine Component Design, 2 nd edition, John Willey and Sons, New York
2012 10
Audit EnergiPusatBahan Ajar dan eLearning
Ir. Dadang S Permana, M.Si http://www.mercubuana.ac.id
SularsodanKiyokatsuSuga, Dasar-dasarPerencanaanElemenMesin, ITB Bandung.
2012 11
Audit EnergiPusatBahan Ajar dan eLearning
Ir. Dadang S Permana, M.Si http://www.mercubuana.ac.id