modul

31
MODUL LABORATORIUM LINGKUNGAN LABORATORIUM TEKNIK SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Upload: dhymas-sulistyono

Post on 18-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

modul

TRANSCRIPT

MODULLABORATORIUM LINGKUNGAN

INCLUDEPICTURE "http://frontroll.com/foto_berita/61linda388.jpg" \* MERGEFORMATINET LABORATORIUM TEKNIK SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2015TATA TERTIB PRAKTIKAN DALAM PELAKSANAANPRAKTIKUM DILABORATORIUM TEKNIK SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGANTAHUN 2015

A. PERATURAN1. Praktikum dimulai pada pukul sesuai jadwal yang telah disusun,praktikan datang 15 menit sebelum praktikum dimulai.

2. Berpakaian rapi

Laki-laki : standart kuliah, tidak memakai jaket, tidak memakai sandal.

Perempuan : standart kuliah, tidak memakai jaket, tidak ketat dan panjang baju mencapai pinggang, tidak memakai sandal.

3. Membawa Tugas Pendahuluan (TP) dan Kartu Kendali.

4. Wajib menyelesaikan kewajiban praktikum sebelumnya, agar dapat melanjutkan untuk praktikum selanjutnya.

5. Wajib izin apabila tidak dapat mengikuti praktikum, maksimal 1x24 jam sebelum praktikum kepada koordinator praktikum dan asisten praktikum lainnya.

6. Dilarang membuat keributan dan melakukan kegiatan diluar kegiatan praktikum selama praktikum berlangsung.

7. Wajib merapikan kembali peralatan yang digunakan setelah selesai melaksanakan praktikum.

8. Asistensi dilakukan minimal 1x dalam seminggu

9. Wajib izin pada koordinator praktikum dan asisten praktikum yang bersangkutan apabila pindah jadwal praktikum, dengan ketentuan memiliki alasan yang jelas.

10. Mengumpulkan laporan resmi tepat waktu.

11. Menjaga kebersihan laboratorium atau ruang kelas yang digunakan selama praktikum berlangsung.

B. SANKSIUntuk praktikan yang melanggar peraturan diatas, maka dikenakan sanksi berikut.

1. Terlambat lebih dari 10 menit, praktikan tidak bisa mengikuti praktikum.

2. Pakaian tidak sopan, praktikan wajib pulang untuk mengganti baju.

3. Tidak mengerjakan TP dantidak membawa kartu kendali, praktikan tidak bisa mengikuti praktikum.

4. Apabila kewajiban praktikum sebelumnya belum diselesaikan, praktikan tidak dapat mengikuti praktikum.

5. Apabila praktikan berhalangan hadir dalam praktikum tanpa ada keterangan yang jelas, praktikan dilarang mengikuti praktikum selanjutnya.

6. Apabila membuat keributan, makan, minum dan melakukan kegiatan diluar kegiatan praktikum, praktikan yang bersangkutan dikeluarkan dari praktikum.

7. Bagi praktikan yang 2x melanggar peraturan praktikum, wajib menghadap asisten.

8. Terlambat mengumpulkan laporan resmi, nilai praktikan dikurangi 10 poin.MATERI 1

PENGAMBILAN DAN PENGAWETAN SAMPELI. Tujuan Praktikum

1. Memahami cara penentuan titik pengambilan sampel air dan metode pengambilan sampel air

2. Memahami cara penentuan titik pengambilan sampel tanah dan metode pengambilan sampel tanah3. Mengetahui cara pengawetan sampel.

II. Dasar TeoriII.1. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Sebelum Pengambilan Contoh Air :1. Macam-macam Contoh AirKarakteristik dari perairan mungkin tidak banyak berubah selama beberapa waktu, tetapi banyak juga aliran air yang selalu berubah di dalma waktu singkat. Contohnya karakteristik air di hulu umumnya hanya berubah karena pengaruh hujan sehingga perubahan dapat bersifat harian bahkan jam-jaman. Untuk memperoleh contoh yang mewakili keadaan yang sesungguhnya dapat dipilih tiga metode :a. Contoh sesaat (grap sample)

Contoh sesaat mewakili keadaan air pada suatu saat dari suatu tempat. Apabila suatu sumber air mempunyai karakteristik yang tidak banyak berubah didalam suatu periode atau didalam batas jarak waktu tertentu maka contoh sesaat tersebut cukup mewakili keadaan waktu dan tempat tersebut. Umumnya metode ini dapat dipakai untuk sumber air alamiah tetapi tidak mewakili keadaan air buangan atau sumber air yang banyak dipengaruhi oleh bahan buangan. Bila suatu sumber atau air buangan diketahui mempunyai karakteristik yang banyak berubah maka beberapa contoh sesaat diambil berturut-turut untuk jangka waktu tertentu dan pemeriksaannya dilakukan sendiri-sendiri, tidak disatukan seperti pada metode gabungan. Jangka waktu pengambilan sampel air berkisar antara 5 menit sampai 1 jam atau lebih, umumnya periode pengambilan sampel selama 24 jam. Pemeriksaan parameter tertentu memerlukan metode sesaat seperti pengukuran suhu, pH, kadar gas terlarut, CO2, sulfida, sulfat, sianida dan klorin.b. Contoh gabungan waktu (composite sample)

Contoh gabungan waktu adalah campuran contoh-contoh sesaat yang diambil dari suatu tempat yang sama pada waktu yang berbeda. Hasil pemeriksaan contoh gabungan menunjukkan keadaan merata dari tempat tersebut didalam suatu periode. Umumnya pengambilan contoh dilakukan secara terus menerus selama 24 jam tetapi dalam beberapa hari dilakukan secara intensif untuk jangkan waktu yang lebih pendek. Untuk mendapatkan contoh gabungan waktu (composite) perlu diperhatikan agar setiap contoh yang dicampurkan mempunyai volume yang sama. Apabila volume akhir dari suatu contoh gabungan 1-5 Liter, maka untuk selang waktu 1 jam selama periode pengambilan contoh 24 jam dibutuhkan volume contoh masing- masing sebanyak 200-220 mL.c. Contoh gabungan tempat (integreted sample)

Merupakan campuran contoh-contoh sesaat yang diambil dari tempat yang berbeda pada waktu yang sama. Hasil pemeriksaan contoh gabungan menunjukkan keadaan merata dari suatu daerah atau tempat pemeriksaan. Metode ini berguna apabila diperlukan pemeriksaan kualitas air dari suatu penampang aliran sungai yang dalam atau lebar atau bagian-bagian penampang tersebut memiliki kualitas yang berbeda. Metode ini umumnya tidak dilakukan untuk pemeriksaan kualitas air danau atau air waduk karena pada umumnya menunjukkan gejala yang berbeda kualitasnya karena kedalaman atau lebarnya. Didalam hal ini selalu dipergunakan metode pemeriksaan terpisah.2. Selang Waktu antara Sampling dan Analisa Sampel AirMakin pendek selang waktu antara pengambilan contoh dan analisa, hasil akan semakin baik. Sebenarnya sukar untuk menentukan selang waktu tersebut karena tergantung dari sifat contoh air, parameter yang akan diperiksa serta cara penyimpanan. Perubahan yang diakibatkan oleh kegiatan organisme dapat dicegah dengan menyimpan dalam tempat gelap dan temperatur yang rendah (lemari es) sampai pemeriksaan dilakukan. Berikut ini adalah batasan waktu maksimum untuk pemeriksaan Fisika dan Kimia : Air Bersih 72 jam Air Sedikit Tercemar 48 jam Air Kotor/Limbah 12 jam3. Titik Pengambilan Sampel Aira. Badan airAdalah tempat dan wadah diatas permukaan daratan yang terisi dan atau menghasilkan air yaitu rawa, danau, sungai, waduk dan saluran air. Perhatikan : Titik pengambilan contoh harus mewakili (representatif) dan hindari pengambilan buih dari permukaan air Untuk sungai yang besar atau aliran-aliran yang airnya tidak bercampur rata, maka diperlukan contoh yang lebih banyak dari beberapa tempat pemukiman sepanjang lebar sungai dan pada kedalaman yang berbeda-beda pada setiap lokasi. Apabila menggunakan perahu atau peralatan lain hindari aliran yang bergejolak (turbulensi). Titik pengambilan contoh berjarak 1-5 Km dari hilir atau dari sumber pencemaran, atau 500 m di hilir danau atau air terjunb. Aliran terbatas Titik pengambilan contoh air dari peralatan pipa, tangki, bejana, filter, kondensor, evaporator adalah pada titik antara air masuk dan air keluar Titik pengambilan contoh air tidak boleh dekat dengan sambungan untuk menghindari pengaruh gejolak arus di dalam pipa, titik pengambilan contoh diambil pada jarak 25 % dari diameter pipa sampai maksimum 100 mm dari dinding pipac. Generator uap Tidak untuk pengambilan contoh tergantung pada desain generator uap Hindari tempat dimana fase uap dan fase air tidak dapat dipisahkan Lakukan pengambilan contoh melalui koli pendingin4. Keterangan Sampel

Setiap contoh diberi keterangan (pada wadahnya) meliputi : Jenis air, misalnya air tanah, air limbah, air sungai, air laut Lokasi atau titik pengambilan contoh, disebutkan lokasi yang pasti/jelas dimana sampel diambil Parameter yang akan diperiksa Cuaca saat pengambilan sampel Tanggal dan waktu (jam) pengambilan sampel Nama yang mengambil sampel5. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel air bergantung kepada keadaan air itu sendiri. Jika berasal dari air sungai yang mengalir maka botol dicelupkan miring dengan bibir botol melawan arus air. Bila pengambilan sampel dilakukan pada air yang tenang, botol dapat dicelupkan dengan tali, jika ingin mengambil sampel dari air keran maka sebelumya keran dialirkan dulu beberapa saat dan mulut kran dibakar.

II.2. Hal yang Perlu Di Perhatikan Dalam Pengambilan Sampel TanahUji tanah menjadi sarana diagnostik yang bermanfaat untuk mengidentifikasi permasalahan yang berhubungan dengan kandungan unsur hara atau garam-garam yang berlebihan, pH ekstrim, kandungan bahan organik yang rendah dan drainase yang buruk. Kalau uji tanah diinterpretasikan secara tepat, dapat membantu meningkatkan profit dalam system produksi pertanian dan pemanfaatan bentang lahan.

1. Sampling Time

Kesempatan terbaik untuk mengambil sampel tanah adalah pada saat awal musim atau akhir musim. Selama periode ini biasanya aktivitas budidaya di lapangan sangat minim dan sampel tanah dapat diambil dan dianalisis untuk menunjang program pemupukan tanaman. Uji tanah pada awal musim tanam (awal musim hujan) seringkali dapat memberikan indikasi yang lebih baik tentang ketersediaan hara (terutama nitrogen) sebelum tanaman tumbuh. Sampling tanah juga dapat dilakukan selama musim pertumbuhan tanaman sebagai sarana untuk diagnosis permasalahan pertumbuhan tanaman.

2. Pengambilan Contoh Tanah

Pengambilan contoh tanah dapat dilakukan dengan membagi bidang lahan menjadi beberapa unit-unit yang berbeda tergantung pada variasi kondisi tanah, sejarah pemupukan, aplikasi bahan-bahan perbaikan kualitas tanah atau praktek budidaya lainnya. Minimum lima hingga sepuluh sampel tanah harus diambil dari setiap unit lahan yang disampling dan kemudian dicampur menjadi satu sampel komposit untuk dianalisis di laboratorium. Hal seperti ini dilakukan untuk menjamin bahwa sampel tanah yang dianalisis di laboratorium merupakan representasi dari unit lahan yang diamati. Sampel tanah harus diambil hingga kedalaman sekitar 12 inchi (25-30 cm) untuk analisis rutin pertanian. Cara yang paling efektif untuk mengambil sampel tanah ialah dengan menggunakan bor tanah.

3. Lokasi dan titik pengambilan sampel tanah

Penentuan lokasi dan titik serta jumlah sampel tanah yang akan diambil sangat tergantung dari luas dan kondisi tanah yang mengalami pencemaran maupun karakteristik serta mobilitas polutan di dalam tanah. Apabila komposisi polutan dan pengaruhnya di tanah diketahui maka jumlah sampelyang harus diambil terbatas pada lokasi tanah yang tercemar serta tanah yang tidak tercemar sebagai pembanding atau kontrol untuk mengetahui konsentrasi polutan sehingga kualitas tanah dapat diketahui.Jika telah diketahui terjadi pencemaran tanah berdasarkan pengamatan visual seperti perubahan warna, bau atau tidak adanya vegetasi disebabkan tumpahan, kebocoran, atau kelindiaan zat kimia, namun belum diketahui jenis bahan pencemarnya maka langkah awal pengambilan sampel tanah didesain untuk analisis secara kualitatif agar dapat diketahui jenis dan karakteristik polutannya. Informasi yang diperoleh dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan titik dan jumlah sampel yang harus diambil.Jika lokasi pengambilan sampel tanah telah ditentukan untuk suatu daerah tertentu maka titik pengambilan sampel dapat dilakukan dengan cara:

a. Acak Sederhana

Cara acak sederhana dipilih apabila lokasi tanah tersebut diasumsikan cenderung homogen dan komposisi kimiawi tanahnya mempunyai variabilitas yang rendah. Sebagai contoh daerah perkebunan, persawahan dan lain sebagainya.

b. Acak Stratifikasi

Pengambilan sampel tanah dengan cara acak stratifikasi digunakan untuk mengetahui kualitas tanah tiap stratum. Cara acak stratifikasi dapat meningkatkan presisi pengambilan sampel sehingga hasil yang diperoleh dapat menggambarkan kualitas tanah yang lebih representatif. Penentuan pengambilan sampel tanah dengan cara acak stratifikasi dilakukan pada daerah yang mempunyai perbedaan topografi, jenis vegetasi, tipe tanah, ataupun perkiraan paparan kontaminan.Apabila cara acak stratifikasi ditetapkan dalam pengambilan sampel tanah maka harus didahului dengan kegiatanpresamplinguntuk mendefinisikan pembagian strata berdasarkan perbedaan tanah secara fisik atau kontaminan yang ada. Kegiatanpresamplingdilakukan berdasarkan informasi sebelumnya atau survey pendahuluan dilaksanakan. Dengan cara acak stratifikasi maka kualitas tanah dapat diketahui lebih detail bagian perbagian berdasarkan stratum yang telah ditetapkan.c. Sistematik

Untuk mendapatkan gambaran kualitas tanah yang lebih detail dan presisi yang tinggi pada suatu daerah tertentu maka pengambilan sampel tanah terkontaminasi secara sistematik dapat dilakukan. Penentuan pengambilan sampel secara sistematik diawali dengan penentuan satu titik acuan yang dilakukan secara acak. Titik-titik pengambilan sampel yang lain ditentukan berdasarkan titik acuan tersebut dengan jarak interval yang sama antar titik-titik yang lain.Apabila pengambilan sampel tanah berdasarkan kedalaman diperlukan disebabkan suatu alasan tertentu maka tingkat kedalaman yang direkomendasikan tergantung kepada tujuan yang akan dicapai serta kondisi tanah yang akan diambil. Pengambilan sampel tanah pada kedalaman 0 30 cm diperlukan untuk mengetahui kualitas humus atau daerah aktifitas akar tanaman. Sedangkan pengambilan sampel pada kedalaman 30 100 cm diperlukan untuk mengetahui pengendalian simpanan air dalam tanah, pergerakan zat-zat garam dalam tanah dan tingkat kepadatan tanah. Adapun pengambilan sampel permukaan tanah yaitu pada kedalaman kurang dari 5 cm diperlukan untuk mengetahui deposisi asam akibat pengaruh dari hujan asam.

d. Secara komposit

Merupakan pencampuran unit-unit contoh tanah untuk menjadikan contoh tunggal yang digunakan untuk analisis kimia. Cara ini memberikan keuntungan dengan akurasi yang meningkat melalui penggunaan jumlah unit-unit contoh (sampling unit) yang besar untuk tiap contoh.Dalam cara ini, asumsi yang mendasar adalah bahwa analisis contoh yang dikomposisikan menghasilkan suatu perkiraan nilai rata-rata yang baik.

II.3. Pengawetan Sampel

A. Sampel Air

Pengawetan sampel yang sempurna untuk sampel perairan adalah tidak mungkin, mengingat sifat-sifat kestabilan dari masing-masing unsur yang terkandung pada contoh tersebut tidak mungkin dicapai dengan sempurna. Fungsi pengawetan adalah memperlambat proses perubahan kimia dan biologis yang tidak terelakan. Pengawetan sangat sukar karena hampir semua pengawet mengganggu untuk beberapa pengujian. Menyimpan sampel pada suhu rendah (4o C) mungkin merupakan cara terbaik. Untuk mengawetkan contoh sampai hari berikutnya penggunaan reagent pengawet dapat dilakukan selama tidak mengganggu proses analisa dan penambahan ke dalam botol dilakukan sebelum pengisian contoh sehingga contoh dapat diawetkan secepatnya. Tidak ada satu metode pengawetan yang memuaskan karena itu dipilih pengawetan yang sesuai dengan tujuan pemeriksaan. Semua metode pengawetan kemungkinan kurang memadai untuk bahan-bahan tersuspensi. Penggunaan Formaldehid tidak dianjurkan karena mempengaruhi sangat banyak pemeriksaan.

Metode pengawasan pada umumnya terbatas pada kontrol pH, penambahan zat kimia, pendinginan dan pembekuan. Parameter-parameter tertentu lebih banyak dipengaruhi oleh penyimpanan contoh sebelum dianalisa daripada yang lainnya. Beberapa jenis kation dapat hilang karena diserap oleh dinding wadah gelas seperti alumunium (Al), Kadmium (Kd), Krom (Cr), Tembaga (Cu), Besi (Fe), Timbal (Pb), Mangan (Mn), Perak (Ag) dan Seng (Zn). Sebaiknya untuk parameter- parameter diatas, contoh diambil secara terpisah dan ditampung dalam botol bersih serta diasamkan dengan HCl pekat atau H2SO4 pekat sampai pH 2,0 untuk mengurangi absorbsi pada dinding wadah. Parameter pH, temperatur dan gas terlarut harus segera diperiksa di lapangan karena parameter tersebut mudah sekali berubah dalam waktu singkat.

Secara umum,penyimpanan sampel lingkungan dapatdilakukan dengan (Hadi,2005):

1) Pendinginan untuk menekan aktifitas bakteri.

2) Penambahan bahan pembentuk kompleks yang dapat menghasilkan kompleks anion untuk mereduksi hilangnya analit melalui adsorpsi atau evaporasi.

3) Filtrasi untuk mencegah reaksi partikel dengan komponen yang dapat melarutkan.

Berikut ini adalah batasan waktu maksimum untuk pemeriksaan Fisika dan Kimia :

Air Bersih 72 jam

Air Sedikit Tercemar 48 jam

Air Kotor/Limbah 12 jam

Cara pengawetan sampel tergantung dari analisa yang akan dilakukan; juga bagi suatu unsur tertentu, cara analisa dapat dipilih tergantung kemungkinan-kemungkinan cara pengawetan yang ada. Cara-cara pengawetan untuk beberapa analisa yang diuraikan secara singkat dan terbatas pada tabel untuk masing-masing analisa akan diuraikan lebih jelas.

AnalisaVolum sampelCara pengawetan 1)Waktu pengawetan maksimum anjuran/batasan

Alkaliniti

BOD

CO2COD

Daya Hantar Listrik

Fosfat PO34- 2)

Kekeruhan

Kesadahan

Ca2+Ca2+ Mg2+

Klor Cl2Logam 3)

Nitrogen-amoniak NH3

Nitrat NO3Nitrat + nitrit

Nitrit NO2Nitrogen Kjeldahl

Oksigen O2 4)

pH

Suhu

Warna

Zat Tersuspensi200

1000

10

100

500

100

-

100

500

-

500

100

200

100

500

300

100

-

500

200Didinginkan

Didinginkan

Dianalisa segera

Ditambah H2SO4 sp pH