modul 5 pendidikan pancasila dan kewarganegaraan … · 2. nilai, moral, norma, hukum dan peraturan...

35
No Kode : DAR2/Profesional/027/5/2019 MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN KEGIATAN BELAJAR 3 KONSEP NILAI, MORAL DAN NORMA Penulis: Dr. MUHAMMAD HALIMI, M.Pd Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2019

Upload: others

Post on 14-Nov-2020

33 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara B. Capaian Pembelajaran Menguasai teori dan aplikasi

No Kode : DAR2/Profesional/027/5/2019

MODUL 5

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

KEGIATAN BELAJAR 3

KONSEP NILAI, MORAL DAN NORMA

Penulis:

Dr. MUHAMMAD HALIMI, M.Pd

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

2019

Page 2: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara B. Capaian Pembelajaran Menguasai teori dan aplikasi

A. Pendahuluan

Kegiatan belajar ini membahas tentang materi Konsep Nilai, Moral dan Norma.

Mengapa para guru termasuk para guru di sekolah dasar harus memahami, belajar dan

membelajarkan tentang konsep Nilai, Moral dan Norma? Masalah konsep Nilai, Moral

dan Norma menjadi permasalahan yang sudah familiar (telah kita ketahui) dalam

kehidupan keluarga, masyarakat maupun Negara. Persoalan konsep nilai, moral, dan

norma sering sekali menjadi bahan pembicaraan atau diskusi di masyarakat baik yang

berkaitan dengan konsep nilai, moral serta norma, penerapan tentang konsep nilai,

moral, dan norma dalam kehidupan bermasyarakat, maupun pelanggaran terhadap nilai,

moral, dan norma yang ada di tiap masyarakat. Oleh karena itu, sudah seyogianya para

siswa melalui guru-guru sebagai pendidik, pembelajar di sekolah harus sejak dini sudah

dikenalkan tentang konsep nilai, moral, dan norma, supaya mereka mengetahui dan

sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga Negara dan warga masyarakat sehingga

mampu menghargai dirinya sendiri, sekaligus menghargai orang lain, yang pada

akhirnya mereka akan terbiasa untuk menghormati diri dan orang lain yang memiliki

perbedaan nilai, moral, maupun norma masing-masing.

Dalam kegiatan belajar 3 ini Anda akan diajak untuk mengkaji dan menganalisis

beberapa materi yang berkaitan dengan Konsep Nilai, Moral, Norma, hukum dan

peraturan serta aplikasinya dalam pembelajaran di SD, diantaranya:

1. Makna Nilai, Moral, Norma, Hukum, dan Peraturan lainnya.

2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara

B. Capaian Pembelajaran

Menguasai teori dan aplikasi mencakup muatan materi lima mata

pelajaran pokok di SD 1) Bahasa Indonesia terdiri atas Ragam Teks; Satuan Bahasa

Pembentuk Teks, Struktur, Fungsi, dan Kaidah Kebahasaan Teks Fiksi; Struktur, Fungsi,

dan Kaidah Kebahasaan Teks Nonfiksi, serta Apresiasi dan Kreasi Sastra Anak; 2)

Page 3: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara B. Capaian Pembelajaran Menguasai teori dan aplikasi

Matematika terdiri atas Bilangan, Geometri dan Pengukuran, Statistik, dan Kapita

Selekta; 3) Ilmu Pengetahuan Alam terdiri atas Metode Ilmiah, Makhluk Hidup dan

Proses Kehidupan, Benda dan Sifatnya, Energi dan Perubahannya, Bumi dan Alam

Semesta; 4) Ilmu Pengetahuan Sosial terdiri atas Manusia, Tempat dan Lingkungan;

Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan; Sistem Sosial dan Budaya; Perilaku Ekonomi

dan Kesejahteraan; Fenomena Interaksi Dalam Perkembangan IPTEK dan Masyarakat

Global; dan 5) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang terdiri atas Hak Asasi

Manusia; Persatuan dan Kesatuan Dalam Keberagaman Masyarakat Multikultur;

Konsep Nilai, Moral, dan Norma; Pancasila; serta Kewarganegaraan Global; termasuk

advance materials secara bermakna yang dapat menjelaskan aspek “apa” (konten),

“mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari”

C. Sub-Capaian Pembelajaran

Selain memiliki kemampuan seperti telah disinggung di atas, juga Anda

diharapkan memiliki penguasaan materi tentang:

1. Bahan ajar tentang konsep nilai, norma, dan moral.

2. Konsep nilai, moral, norma, hukum, dan aturan lainnya dalam kehidupan

bernegara

3. Upaya perlindungan terhadap nilai, moral, norma, hukum, dan aturan lainnya

oleh negara

Agar anda memperoleh hasil atau memiliki kompetensi yang diharapkan dalam

mempelajari materi pembelajaran pada kegiatan belajar ini, ikutilah petunjuk belajar

berikut ini.

1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan ini sampai anda paham betul

tentang apa, untuk apa dan bagaimana mempelajari materi pada kegiatan belajar

ini.

Page 4: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara B. Capaian Pembelajaran Menguasai teori dan aplikasi

2. Bacalah sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci dan kata-kata

yang anda anggap asing. Pelajarilah kata-kata tersebut dengan mencari makna

atau pengertiannya pada kamus yang anda miliki.

3. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi kegiatan belajar ini melalui

pemahaman sendiri, dan lakukan sharing pendapat dengan kolega yang juga

memperdalam materi atau dengan instruktur yang ditunjuk oleh lembaga.

4. Mantapkan pemahaman anda melalui diskusi, dan menganalisis berbagai kasus

yang relevan dengan materi pada kegiatan belajar ini.

D. Uraian Materi

Konsep Nilai, Norma, dan Moral

1. Makna Nilai, Moral dan Norma

a. Makna Nilai

Mari kita mulai kegiatan belajar 3 ini, simaklah dengan teliti. Dalam kehidupan

sehari-hari kita sering mendengar istilah nilai, terkadang kita menilai yang lain atau

terkadang kita sendiri yang dinilai. Bila demikian apakah Anda tahu apa sebenarnya

‘nilai’ tersebut ?, Apa sebenarnya fungsi nilai ? Mungkin Anda sering melakukan

penilaian atau memberikan nilai, namun biasanya kita merasa kesulitan untuk

memberikan definisi tentang nilai. Nah pada kesempatan kegiatan belajar 3 ini, kami

akan mencoba mengajak Anda untuk menjelaskan apa sebenarnya yang dimaksud

dengan nilai ?

Tidak mudah untuk menjelaskan apa itu suatu nilai, namun setidak-tidaknya

dapat dikatakan bahwa nilai merupakan suatu yang menarik bagi kita, sesuatu yang kita

cari, sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang disukai dan diinginkan, singkatnya

sesuatu yang diinginkan (K. Bertens, 2004: 139).

Nilai atau “value” (bahasa Inggris) yang kemudian diterjemahkan ke dalam

bahasa Indonesia menjadi nilai, termasuk pada salah satu kajian filsafat, yakni filsafat

Page 5: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara B. Capaian Pembelajaran Menguasai teori dan aplikasi

nilai (axiology, theory of Value) (Kaelan, 2000:174). Nilai juga biasa dimaknai harga.

Namun, ketika kata tersebut dihubungkan dengan suatu obyek atau dipersepsi dari satu

sudut pandang tertentu, maka harga yang terkandung di dalamnya memiliki tafsiran

yang bermacam-macam. Ada harga menurut ilmu ekonomi, psikologi, sosiologi,

antropologi, politik, maupun agama. Perbedaan tafsiran tentang harga suatu nilai lahir

bukan hanya disebabkan oleh perbedaan minat manusia terhadap hal yang material dan

lainnya, tetapi lebih dai itu, harga suatu nilai perlu diartikulasikan untuk menyadari dan

memanfaatkan makna-makna kehidupan.

Dictionary of Sociology and Related Sciencies (dalam Hamid Darmadi,

2007:67) dikemukakan bahwa nilai adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada

suatu benda untuk memuaskan manusia. Sifat dari suatu benda yang menyebabkan

menarik minat seseorang atau kelompok. Jadi nilai itu hakikatnya adalah sifat atau

kualitas yang melekat pada suatu objek, namun bukan objek itu sendiri. Arti lain dari

nilai adalah sesuatu yang penting, berguna, atau bermanfaat. Misalkan suatu benda

semakin penting, berguna, atau bermanfaat, maka akan semakin tinggi pula nilai dari

benda tersebut. Namun sebaliknya suatu benda ini memiliki banyak kegunaan, suatu

benda tidak penting, berguna atau bermanfaat, maka semakin rendah nilai dari benda

tersebut. Pada contoh nyata misalkan ‘emas’, dikatakan sebagai benda yang bernilai

karena emas memiliki banyak kegunaan; baik sebagai perhiasan, sebagai tabungan

kekayaan pengganti uang, mampu menaikkan kedudukan seseorang karena memiliki

sejumlah emas dan sebagainya. Tapi sebaliknya limbah atau sampah yang yang kurang

berguna, yang hanya merusak lingkungan, maka ia akan ditinggalkan, karena dianggap

kurang bernlai.

Nilai dalam hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara merupakan salah satu

yang dapat dijadikan sebagai alat ukur terhadap arti pentingnya suatu benda, sikap,

perilaku, perbuatan atau lainnya. Oleh karenanya nilai memiliki banyak macam dan

ragamnya.

Page 6: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara B. Capaian Pembelajaran Menguasai teori dan aplikasi

Nilai bukanlah benda atau materi. Nilai adalah standar atau kriteria

bertindak, kriteria keindahan, kriteria kebermanfaatan, ketidak-bermanfaatan, atau

disebut pula harga yang diakui oleh seseorang dan oleh karena itu orang berupaya

menjunjung tinggi u n t u k memeliharanya. Nilai tidak dapat dilihat secara konkrit

melainkan tercermin dalam pertimbangan harga yang khusus yang diakui oleh

individu. Oleh karena itu, ketika seseorang menyatakan bahwa sesuatu itu bernilai

maka seyogianya ada argumen-argumen baik dan tidak baiknya. Misalnya, mengapa

ada orang yang menolak hukuman mati bahkan mengusulkan agar hukuman mati

dihilangkan karena bertentangan dengan hak asasi manusia. Hal ini tentu dilandasi

oleh nilai-nilai kemanusiaan. Ketika ada orang yang berkampanye dan mengajak

orang lain untuk mendukung calon anggota legislatif, karena orang tersebut

terkenal dengan kejujurannya. Hal ini tentu saja dilandasi dengan nilai etika.

Menurut Fraenkel, dalam Rahmat et al et al. (2009: 11) nilai atau value

adalah konsep (concept). Seperti umumnya konsep lainnya, maka nilai sebagai

konsep tidak muncul dalam pengalaman yang dapat diamati melainkan ada dalam

pikiran orang. Nilai dapat diartikan sebagai kualitas dari sesuatu atau harga dari

sesuatu yang diterapkan pada konteks pengalaman manusia, nilai dapat dibagi atas

dua bidang, yaknik nilai estetika dan nilai etika. Estetika terkait dengan masalah

keindahan atau apa yang dipandang indah (beautiful) atau apa yang dapat dinikmati

oleh seseorang. Sedangkan etika terkait dengan kaitan perilaku baik dan buruk.

Etika terkait dengan masalah moral, yakni pertimbangan reflektif tentang mana yang

bias dilakukan atau tidak dilakukan.

Selanjutnya Fraenkel mengidentifikasi tiga aspek kriteria untuk melakukan

penilaian, yakni perlu ada pilihan, penghargaan dan tindakan . Pertama, memilih

tindakannya dilakukan secara bebas dari sejumlah alternatif yang dilandasi hasil

pemikiran yang mendalam, artinya setelah memperhitungkan berbagai akibat dari

alternatif tersebut. Kedua, ada penghargaan atas apa yang dipilih dan dikenal oleh

Page 7: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara B. Capaian Pembelajaran Menguasai teori dan aplikasi

masyarakat. Ketiga, melakukan tindakan sesuai dengan pilihannya dan dimanfaatkan

dalam kehidupan secara terus menerus.

Selain dengan kriteria di atas, ada sejumlah indikator untuk menentukan nilai,

yakni dilihat dari tujuan, maksud, sikap, kepentingan, perasaan, keyakinan,

aktivitas, dan keraguan. Namun, dalam konteks tertentu nilai dapat diidentifikasi

dari keadaan dan kegunaan atau kemanfaatan bagi kehidupan manusia. Secara

singkat dapat disimpulkan bahwa nilai hasil pertimbangan baik atau tidak baik

terhadap sesuatu yang kemudian dipergunakan sebagai alasan motivasi untuk

melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

Dari penjelasan di atas dan untuk menyederhanakan pemahaman Anda, Rohmat

Mulyana (2004: 11) memberikan definisi sederhana yang menyatakan bahwa ‘nilai’

adalah “rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan”. dari sini saya harap, Anda

sudah memahami tentang apa itu nilai.

Setelah menyimak pengertian tentang nilai dengan berbagai kriterianya, betapa

banyak ragam dan jenis nilai yang ada dalam kehidupan masyarakat. Pada bahasan

selanjutnya, Anda akan diajak untuk mengidentifikasi tentang macam-macam nilai yang

ada dalam kehidupan masyarakat. Berikut ini macam-macam nilai menurut kriteria

beserta contoh-contohnya di antaranya yaitu:

1) Nilai Sosial, yaitu nilai yang telah melekat di dalam masyarakat serta

berhubngan dengan sikap dan tindakan manusia di dalamnya, nilai ini

berhubungan dengan sikap manusia yang tidak dapat hidup secara mandiri dan

membutuhkan pertolongan orang lain. Contohnya : dalam beberapa tindakan

dan perilaku individu di masyarakat seringkali memperoleh perhatian atau

memperoleh berbagai penilaian, seperti halnya membunuh bernilai buruk,

demikian pula halnya menolongnyapun bernilai buruk.

2) Nilai Kebenaran, yakni nilai yang bersumber dari akal manusia (rasio, cipta,

dan budi), yang mutlak dibawa sejak lahir. Demikian Nilai inipun mutlak dibawa

Page 8: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara B. Capaian Pembelajaran Menguasai teori dan aplikasi

sejak lahir dalam bahasa agama disebut sebagai fitrah dari yang maha kuasa.

Oleh karena itu banyak yang menyatakan nilai ini adalah merupakan kodrati dari

Tuhan sebagai pemberian tentang nilai kebenaran melalui akal dan pikiran

manusia. Adapun contoh dari nilai ini antara lain : misalnya pada saat seorang

penegak hukum memberikan sanksi kepada orang yang bersalah, Ia akan

memberikan sanksi hukum sesuai dengan kebenaran yang ia yakini.

3) Nilai Keindahan, yakni nilai yang bersumber melalui unsur rasa yang terdapat

pada setiap diri manusia, dengan istilah lain biasa disebut dengan nilai

“estetika”. Keindahan ini bersifat universal, dalam arti semua orang

membutuhkan keindahan. Namun, diantara yang satu dengan orang lainnya akan

memandang keindahan pasti berbeda sesuai selera dan kemampuan mencerna

keindahan tersebut. Contoh lain, misalkan kita menilai sebuah tarian yang bukan

dari lingkungan kita, maka setiap orang akan menilai berbeda, ada yang

menyatakan indah, baik, kurang indah, kurang baik, dan sebagainya.

4) Nilai Moral, yaitu suatu penilaian yang bersumber dari kehendak maupun

kemauan (karsa, etik). Dengan moral manusia dapat bergaul dengan baik antar

sesama manusia lainnya. Oleh karena itu nama lain dari nilai moral ini sering

dikatakan sebagai nilai kebaikan. Contohnya : misalkan ketika seseorang

berbicara dengan lawan bicara yang lebih tua dan dihormati, maka ia akan

menggunakan tutur bahasa yang halus, tidak keras, dan lainya. Hal ini

merupakan etika yang tinggi nilainya

5) Nilai Agama, yakni nilai yang bersumber dari nilai ketuhanan disimpan dalam

sebuah agama. Nilai agama ini merupakan nilai yang sangat tinggi dan mutlak

tidak dapat diganggu gugat. Nilai ini menetap dalam setiap hati manusia melalui

hidayah dari Tuhan Yang Maha Esa. Nilai agama ini seringkali orang

menyebutkan sebagai nilai religious, yang dapat menuntun manusia ke jalan

yang diridhoi Tuhan Yang Maha Esa baik dalam menjalani kehidupan di dunia,

bahkan hingga ke akhirat kelak. Contoh dari nilai agama ini antara lain : manusia

yang beriman memiliki kewajiban berbakti kepada Tuhan-Nya melalui ritual-

Page 9: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara B. Capaian Pembelajaran Menguasai teori dan aplikasi

ritual peribadatan agamanya masing-masing. Semua penganut agama sangat

menjunjung tinggi nilai agamanya masing-masing dan mempertahankannya.

Notonagoro berpendapat macam-macam nilai sosial dalam berlangsung

kehidupan masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga macam diantaranya adalah :

1) Nilai Material, yakni nilai sosial yang berguna bagi jasmani manusia, termasuk

benda-benda nyata yang dapat dimanfaatkan bagi memenuhi kebutuhan fisik

manusia.

2) Nilai Vital, merupakan nilai sosial yang berguna bagi aktivitas atau kegiatan

manusia dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari.

3) Nilai Rohani, merupakan nilai sosial yang berguna bagi memenuhi kebutuhhan

rohani atau spiritual manusia, nilai ini lebih universal atau umum, Nilai rohani

sendiri dibedakan menjadi beberapa macam , seperti :

a) Nilai Kebenaran dan Nilai Empiris, merupakan nilai yang bersumber pada

proses berpikir oleh akal manusia yang disertai dengan fakta yang terjadi.

b) Nilai Keindahan, merupakan nilai yang berkaitan dengan perasaan atau jiwa

keindahan manusia, atau juga sering disbut sebagai nilai estetika.

c) Nilai Moral, merupakan nilai yang menyangkut perilaku baik maupun buruk

oleh manusia, atau juga sering disebut sebagai nilai etika.

d) Nilai Religius, merupakan nilai ketuhanan yang mengandung suatu keyakinan

atau kepercayaan oleh mansia terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Dari para ahli lainnya, misalnya Max Scheler (1874-19280) menyatakan bahwa

nilai adalah hal yang dituju manusia. Jika ada orang yang mengejar kenikmatan, maka

hal itu bukan demi kepuasan perasaan, melainkan karena kenikmatan yang dipandang

sebagai suatu nilai. Nilai tidak bersifat relatif, melainkan mutlak. Nilai bukan ide atau

cita-cita, melainkan sesuatu yang kongkret, yang hanya dapat dialami dengan jiwa yang

bergetar dan dengan emosi. Dalam pengertian sehari-hari, nilai sering dikacaukan

dengan hal yang bernilai.Namun Max Scheler membedakan dengan jelas antara nilai

dan hal yang bernilai.Nilai adalah kualitas yang membuat suatu hal menjadi hal yang

Page 10: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara B. Capaian Pembelajaran Menguasai teori dan aplikasi

bernilai, sedangkan hal yang bernilai merupakan suatu hal yang membawa kualitas nilai.

Kimmball Young (1915-1972), dan sosiolog lainnya memiliki pandangan yang sama

seperti dikemukakan di atas tentang macam nilai-nilai sosial yang hidup dan ada dalam

kehidupan masyarakat.

b. Makna Moral

Dalam bahasa Indonesia, kata moral diterjemahkan dengan “aturan kesusilaan”

atau satu istilah yang sering digunakan untuk menentukan sebuah batas-batas dari sifat

peran lain, pendapat, atau batasan perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar,

salah, baik maupun buruk. Moral secara eksplisit adalah hal-hal yang berhubungan

dengan proses sosialisasi individu, tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses

sosialisasi, karena moral merupakan alat yang dapat mempersatukan antara individu

atau masyarakat yang satu dengan individu atau masayarakat lainnya. Moral di zaman

sekarang memiliki konotasi berbeda, karena banyak orang yang memiliki moral atau

sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan

dan manusia harus memiliki moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya.

Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan dan perasaan seseorang dalam

berinteraksi dengan manusia lainnya. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai

dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta

menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang

baik, demikian pula sebaliknya.

Pengertian moral menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) bisa diartikan

sebagai :

1) (ajaran tentang) baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap,

kewajiban, dan sebagainya; akhlak; budin pekerti; susila;

2) kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah,

berdiriplin, dan sebagainya; isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana

terungkap dalam perbuatan;

Page 11: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara B. Capaian Pembelajaran Menguasai teori dan aplikasi

3) ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu cerita.

Selain pengertian moral secara umum, etimologi dan menurut KBBI seperti

yang tercantum berbeda-beda dalam mendefinisikan apa itu moral. Di bawah ini dikutif

pendapat beberapa ahli, seperti ditulis oleh Zakky (2018) antara lain :

1) Merian-Webster, Moral adalah mengenai atau berhubungan dengan apa yang

benar dan salah dalam perilaku manusia, dianggap benar dan baik oleh

kebanyakan orang sesuai dengan standard perilaku yang tepat pada kelompok

atau masyarakat tersebut.

2) Hurlock, moral adalah perilaku yang sesuai dengan kode moral kelompok

sosial. Moral sendiri berarti tata cara, kebiasaan, dan adat. Perilaku moral

dikendalikan oleh konsep-konsep moral atau peraturan perilaku yang telah

menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya.

3) Sonny Keraf, moral dapat digunakan untuk mengukur kadar baik dan buruknya

sebuah tindakan manusia sebagai manusia, mungkin sebagai anggota

masyarakat (member of society) atau sebagai manusia yang memiliki posisi

tertentu atau pekerjaan tertentu.

Masih banyak sebenarnya pendapat tentang moral dari para ahli, namun pada

prinsipnya tidak jauh berbeda dengan yang telah dikemukakan di atas. Seperti halnya

Hamzah Ya’qub (1993, hal.14-15) menyatakan bahwa dalam bahasa Indonesia, moral

diterjemahkan dengan arti susila. Yang dimaksud dengan moral ialah sesuai dengan ide-

ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan wajar. Jadi

sesuai dengan ukuran-ukuran tindakan yang oleh umum diterima yang meliputi

kesatuan sosial atau lingkungan tertentu. Dengan demikian jelaslah persamaan antara

etika dan moral. Namun ada pula perbedaannya, yakni etika lebih banyak bersifat teori,

sedangkan moral lebih banyak bersifat praktis.

Dalam mempelajari tentang moral, kita mengenal istilah, perkembangan moral

seorang anak manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan kognitifnya. Oleh karena

Page 12: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara B. Capaian Pembelajaran Menguasai teori dan aplikasi

itu teori perkembangan moral yang dikembangkan oleh Laurence Kohlberg ini

berkaitan erat dengan teori perkembangan kognitif yang dikembangkan oleh Jean

Piaget. Pengembangan teori perkembangan moral yang dikembangkan berkaitan erat

dengan tingkat kematangan seorang anak manusia. Dalam hal ini Anda diajak untuk

menelaah sejenak tentang pemahaman para ahli tersebut, antara lain :

1) Jean Piaget, yang dikenal dengan Perkembangan Kognitif. Piaget membagi

perkembangan konitif seseorang pada empat tahap, yaitu sensori motor,

praoperasional, operasional konkret, dan operasional formal. Tahap sensori

motor, terjadi pada usia sekitar 0 – 2 tahun. Pada tahapini anak dicirikan dengan

tindakannya yang suka meniru dan bertindak secara refleks. Anak dalam tahap

ini hanya memikirkan apa yang terjadi sekarang. Anak akan meniru apa yang

diperbuat orang dewasa. Oleh karena itu penanaman nilai dilakukan dengan cara

menirukan, dan orang dewasa sebagai teladan yang ditirukan. Tahap

praoperasional, terjadi pada umur 2 – 7 tahun, pada tahap ini anak mulai

menggunakan simbol dan bahasa. Dengan penggunaan bahasa, anak mulai

dapat memikirkan yang tidak terjadi sekarang, tetapi yang sudah lalu. Dengan

adanya bahasa maka ia dapat mengungkapkan sesuatu hal lebih luas daripada

yang dapat dijamah, yang sekarang dilihatnya. Tahap praoperasional konkret,

terjadi pada umur 7 – 11 tahun, anak sudah mulai berpikir transformasi. Pada

tahap ini anak dapat mengerti adanya perpindahan benda, mulai mampu

membuat klasifikasi, namun dasarnya masih pada hal konkret. Anak sudah

mengerti persoalan sebab akibat. Oleh karena itu, dalam penanaman nilai pun

sudah dapat dikenalkan suatu tindakan dengan akibat yang baik dan tidak baik.

Tahap opreasional formal, terjadi pada umur 11 tahun ke atas, anak sudah

mampu berpikir formal, abstrak. Ia dapat berpikir secara deduktif, induktif dan

hipotesis. Ia tidak membatasi berpikir pada yang sekarang, tetapi dapat berpikir

tentang yang akan datang, sesuatu yang diandaikan. Anak sudak dapat diajak

menyadari apa yang dibuatnya dengan alasannya. Segi rasionalitas tindakan

Page 13: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara B. Capaian Pembelajaran Menguasai teori dan aplikasi

sudah dapat diajarkan. Penanaman nilai pada tahap ini anak sudah dapat diajak

diskusi untuk menemukan nilai yang baik dan tidak baik.

2) Lawrence Kohlberg (dalam Cheppy Haricahyono:61-62) seorang pakar dan

praktisi dalam pendidikan moral, mendasarkan pandangannya dari penelitian

yang dilakukan bertahap terhadap sekelompok anak selama 12 tahun. Kohlberg

membagi perkembangan moral seseorang pada tiga tingkat, yaitu tingkat

prakonvensional,tingkat konvensional, dan tingkat pascakonvensional. Dari

ketiga tingkat tersebut Kohlbeg membagi menjadi enam tahap yaitu : (a)

orientasi pada hukuman dan ketaatan, tahap ini penekannnya pada akibat fisik

suatu perbuatan menentukan baik dan buruknya, tanpa menghiraukan arti dan

nilai manusiawi dari akibat tersebut. Anak menghindari hukuman lebih

dikarenakan rasa takut, bukan karena rasa hormat; (b) orientasi hedonis

(kepuasan individu), tahap ini ditandai dengan perbuatan yang benar adalah

perbuatan yang memuaskan kebutuhan individu sendiri, tetapi juga kadang

mulai memperhatikan kebutuhan orang lain. Hubungan lebih menekankan unsur

timbal balik dan kewajaran; (c) orientasi anak manis, pada tahap ini anak

memenuhi harapan keluarga dan lingkungan sosialnya yang dianggap bernilai

pada dirinya sendiri, sudah ada loyalitas. Unsur pujian menjadi penting dalam

tahap ini karena yang ditangkap anak adalah orang dipuji karena berlaku baik.

Perilaku yang baik adalah perilaku yang menyenangkan atau yang membantu

orang lain, dan yang disetujui oleh mereka; (d) orientasi terhadap hukum dan

ketertiban, pada tahap ini dinyatakan bahwa menjalankan tugas dan rasa hormat

terhadap otoritas adalah tindakan yang benar. Orang mendapatkan rasa hormat

dengan perilaku menurut kewajiban; (e) orientasi kontak sosial legalitas,tahap

ini ditandai bahwa perbuatan yang benar cenderung didefinisikan dari segi hak-

hak bersama dan ukuran-ukuran yang telah diuji secara kritis oleh seluruh

masyarakat terdapat satu kesadaran yang jelas mengenai relativisme nilai dan

pendapat pribadi serta suatu tekanan pada prosedur yang sesuai untuk mencapai

Page 14: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara B. Capaian Pembelajaran Menguasai teori dan aplikasi

kesepakatan, ini menunjukkan tahap tinggi yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Terlepas dari apa yang disepakati secara konstitusional dan demokratis, hak

adalah soal nilai dan pendapat pribadi; dan (f) etika universal, tahap ini ditandai

dengan orientasi pada keputusan suara hati dan prinsip etis yang telah dipilih

sendiri, yang mengacu pada pemahaman logis menyeluruh, universal mengenai

keadilan timbal balik, dan persamaan ha asasi manusia, serta mengenai rasa

hormat terhadap martabat manusia.

Tahap pertama dan kedua yang disebut dengan tahap prakonvensional terjadi

pada anak-anak Sekolah Dasar sampai dengan kelas tiga (kira-kira berusia sepuluh

tahun). Adapun tahap konvesional biasanya dimulai pada tahap remaja menuju dewasa.

Tahap pascakonvensional biasanya dicapai oleh orang-orang yang telah dewasa. Pada

tahap ini orang disebut mempunyai kematangan moral.

c. Makna Norma

Pada hakikatnya norma hadir, dikembangkan dan tumbuh dalam manusia yang

hidup bermasyarakat. Manusia adalah mahluk sosial ‘zoon politikon’ (Aristoteles, 384-

322 S.M.) yang selalu memerlukan orang lain untuk keberlangsungan hidup. Agar

kehidupan dapat berjalan dengan teratur, maka manusia membutuhkan berbagai aturan.

Manusia hidup sebagai makhluk sosial yang melangsungkan kehidupannya dengan

berinteraksi dan bersosialisasi, dan orang yang ingin hidup harmonis maka wajib

mematuhi aturan atau ketentuan, dan jika tidak maka ia akan memperoleh sanksi, baik

sanksi hukum maupun sanksi sosial.

Dalam berinteraksi dan bersosialisasi ini, manusia membutuhkan kontak atau

hubungan dengan manusia lainnya, dan kontak antara manusia dengan manusia lainnya

merupakan fitrah, karena pada prinsipnya bahwa manusia sulit untuk hidup mandiri

dalam memenuhi kebutuhan hidup tanpa bantuan yang lainnya. Artinya manusia itu

adalah mahluk sosial yang dikodratkan hidup dalam kebersamaan dengan

Page 15: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara B. Capaian Pembelajaran Menguasai teori dan aplikasi

sesamanya dalam masyarakat, dan mahluk yang terbawa oleh kodrat sebagai mahluk

sosial itu selalu berorganisasi.

Manusia dilahirkan dan hidup tidak terpisahkan satu sama lain, melainkan

berkelompok. Hidup berkelompok merupakan kodrat manusia dalam memenuhi

kebutuhan dan mempertahankan hidupnya, baik terhadap bahaya dari dalam maupun

yang datang dari luar. Dalam hidup berkelompok inilah terjadinya interaksi antar

manusia, sehingga bertemulah dua atau lebih kepentingan. Pertemuan kepentingan

tersebut disebut “kontak“.

Harmonisasi hubungan antara manusia dengan manusia lainnya, membutuhkan

semacam pedoman, aturan atau ketentuan, atau apapun dan ketentuan tersebut biasa

yang kita kenal dengan istilah ‘norma”. Norma adalah kaidah, pedoman, acuan, dan

ketentuan berinteraksi dan berperilaku antara manusia di dalam suatu kelompok

masyarakat dalam menjalani kehidupan bersama.

Secara etimologi, kata norma berasal dari bahasa Belanda, yaitu “Norm” yang

artinya patokan, pokok kaidah, atau pedoman, baik tertulis maupun tidak tertulis.

Biasanya norma berlaku dalam suatu lingkungan masyarakat tertentu, misalnya etnis

atau Negara tertentu. Namun, ada juga norma yang sifatnya universal dan berlaku bagi

semua manusia. Oleh karenanya bagi individu atau kelompok masyarakat yang

melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat tersebut, maka akan dikenakan

sanksi yang berlaku.

Beberapa ciri yang melekat pada norma yang ada dalam masyarakat setelah

menyimak karekteristik yang dikemukakan di atas, antara lain :

1) Pada umumnya norma tidak tertulis, kecuali Norma Hukum.

2) Norma bersifat mengikatdan terdapat sanksi di dalamnya.

3) Norma merupakan kesepakatan bersama anggota masyarakat.

4) Anggota masyarakat wajib menaati norma yang berlaku.

Page 16: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara B. Capaian Pembelajaran Menguasai teori dan aplikasi

5) Anggota masayarakat yang melanggar norma dikenakan sanksi.

6) Norma dapat mengalami perubahan sesuai perkembangan masyarakat.

Macam-macam norma yang ada dalam kehidupan masyarakat dapat dibedakan

berdasarkan sifat, daya atau kekuatan mengikat norma-norma tersebut. Berikut macam-

macam norma berdasarkan sifatnya :

1) Norma yang mengatur kehidupan masyarakat pada umumnya terbagi menjadi 2

macam :

a) Norma Formal, yaitu ketentuan dan ketentuan dalam kehidupan bermasyarakat

sengaja dibuat oleh lembaga atau institusi yang bersifat formal atau resmi.

Norma semacam ini memiliki rasa kepercayaan yang lebih tinggi untuk

mengatur kehidupan masyarakat karena dibuat oelh lembaga-lembaga resmi

atau legal. Contohnya : perintah presiden, konstitusi, peraturan pemerintah,

surat-surat keputusan, dan lain sebagainya.

b) Norma Non Formal, yaitu ketentuan dan tata aturan dalam kehidupan

bermasyarakat yang tidak diketahui tentang siapa dan bagaimana yang membuat

dan menerangkan tentang norma tersebut. Beberapa ciri yang dapat dilihat dari

norma non formal ini, antara lain : tidak tertulis atau jika tertulis hanya sebagai

karya sastra, bukan dalam bentuk aturan yang baku. Selain itu juga norma non

formal memiliki jumlah yang lebih banyak dibanding nrma formal, hal ini

sebagai konsekuensibanyaknya variable-variabel yang terdapat dalam norma

non formal.

2) Beberapa norma yang dapat dilihat dari daya pengikatnya terhadap kehidupan

sosial di masyarakatnya (Soerjono Soekanto, 1982:174-176), antara lain :

a) Cara (Usage), yakni mengacu pada bentuk perbuatan-perbuatan yang lebih

menonjolkan pada hubungan yang terjadi antar individu. Penyimpangan yang

terjadi pada cara (usage) ini tidak akan memperoleh sanksi atau hukuman yang

berat, namun hanya sekedar celaan, ejekan, atau cemoohan. Misalkan : ketika

orang bersendawa yang memperoleh kepuasan setelah makan. Dalam kehidupan

Page 17: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara B. Capaian Pembelajaran Menguasai teori dan aplikasi

bermasyarakat bersendawa secara sembarang dianggap kurang sopan, dan dapat

menyinggung perasaan orang lain. Namun, apabila dilakukan secara baik

dengan tatacara aturan, maka bersendawa tersebut tidak tercela.

b) Tata Kelakuan (Mores), yakni apabila kebiasaan tidak semata-mata dianggap

sebagai suatu cara dalam suatu cara berperilaku, namun dapat diterima sebagai

norma pengatur, maka kebiasaan seperti itu dapat menjadi tata kelakuan

(mores). Tata kelakuan tersebut akan mencerminkan sifat-sifat yang ada dari

sekelompok yang dilaksanakan. Seperti halnya melaksanakan perkawinan yang

terlalu dekat baik hubungan darah atau sejenisnya, pada sebagian besar

masyarakat adalah dilarang, sadar atau tidak sadar. Tata kelakukan seperti ini di

satu pihak dapat memaksakan sebuah tindakan, sedangkan di lain pihak

hanyalah sebuah larangan, sehingga secara langsung dapat menjadi suatu alat

agar diantara anggota masyarakat dapat menyesuaikan perbuatannya dengan tata

kelakuan tersebut.

c) Adat Istiadat (Custom), yakni tata kelakukan yang terintegrasi kemudian

menjadi kuat keberadaannya dengan pola perilaku masyarakat dapat meningkat

menjadi sebuah adat istiadat (custom). Apabila terdapat salah satu anggota

masyarakat yang melanggar adat istiadat tersebut akan mendapat suatu sanksi

atau hukuman yang keras. Misalnya : hukum adat istiadat yang ada di daerah

Lampung melarang adanya perceraian pasangan suami isteri. Apabila terjadi

perceraian pasangan suami isteri, bagi orang yang melakukan pelanggaran adat

tersebut termasuk keturunannya yang kemudian akan dikeluarkan dari

masyarakat sampai suatu saat keadaannya menjadi pulih kembali. Perilaku

norma yang demikian berlaku dalam sebuah lingkungan berbeda antara yang

satu dengan lainnya.

d) Hukum (Law) merupakan sebuah ketentuan hukum dalam mengatur individu di

lingkungan masyarakat baik itu tertulis atau tidak tertulis yang dicirikan oleh

adanya penegak hukum, serta sanksi yang bersifat untuk menyadarkan dan

menertibkan pelaku si pelanggar norma hukum dengan sanksi yang pasti. Lain

Page 18: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara B. Capaian Pembelajaran Menguasai teori dan aplikasi

halnya dengan yang kita kenal dengan Hukum Adat, walaupun memiliki sanksi,

namun sanksinya hanya bersifat sosial atau lahir dari kespakatan masyarakat

pemangku adat tersebut.

e) Norma Mode (Fashion), norma ini lahir karena kehadiran gaya dan cara

anggota masyarakat yang cenderung untuk berubah, bersifat baru, serta diikuti

masyarakat pada umumnya. Norma fashion semacam ini ada hubungannya

dengan sandang, pangan yang berlaku saat itu yang menghiasi anggota

masyarakat.

Norma-norma itu mempunyai dua macam isi yang berwujud : perintah dan

larangan. Apakah yang dimaksud perintah dan larangan menurut isi norma tersebut?

Perintah merupakan kewajiban bagi seseorang untuk berbuat sesuatu karena akibat-

akibatnya dipandang baik. Sedangkan larangan merupakan kewajiban bagi

seseorang untuk tidak berbuat sesuatu karena akibat-akibatnya dipandang tidak baik.

Terdapat beberapa norma yang berlaku di lingkungan masyarakat dilihat dari

sumber dan sanksinya, antara lain :

a) Norma agama, adalah kaidah-kaidah atau pengaturan hidup yang dasar

sumbernya dari wahyu Ilahi. Norma agama merupakan suatu aturan hidup yang

harus diterima dari sang Kholik (pencipta) kepada manusia sebagai mahluk

(yang diciptakaan) sebagai pedoman baik itu sebagai perintah, larangan atau

anjuran lainnya. Norma ini dimaksudkan untuk mencapai kesucian hidup

beriman dan sanksinya berasal dari yang maha kuasa. Contoh norma agama

ini diantaranya ialah :

1) Kewajiban melaksanakan beribadah

2) Menjauhi larangan : membunuh, mencaci, menyakiti diri sendiri dan

orang lain, menghina, mencuri, memfitnah, berjudi, meminum-

minuman keras, menipu, dan sebagainya.

Page 19: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara B. Capaian Pembelajaran Menguasai teori dan aplikasi

3) Melaksanakan anjuran : berbagi harta berupa sumbangan, membantu

fakir miskin, memelihara tali persaudaraan, memelihara lingkungan, dan

lainnya, tidak membantah terhadap orang tua, dan sebagainya.

b) Norma Kesusilaan, norma yang lahir dari hati nurani manusia. Setiap manusia

memiliki hati nurani yang merupakan pembeda dari mahluk-mahluk lain ciptaan

yang Maha Kuasa. Norma kesusilaan ini sama dengan moral atau akhlak. Norma

ini lahir untuk menjaga kesucian atau kebersihan hati nurani serta akhlaq. Adapn

sanksinya bagi pelanggar adalah berupa sanksi moral yang lahir dari hati nurani

itu sendiri, biasanya berupa penyesalan. Diantara norma kesusilaan yang

nampak dalam kehidupan masyarakat antara lain :

1) Kita harus berlaku jujur;

2) Jangan membuat kegaduhan dalam kehidupan masyarakat;

3) Tidak melakukan penipuan

4) Jauhi sifat bohong terhadap diri sendiri atau orang lain;

5) Menghargai dan menghormati orang lain;

6) Berlaku adil dan berbuat baik terhadap sesama;

7) Berlaku jujur dan benar, dan lainnya

c) Norma Kesopanan, norma ini biasa disebut sebagai norma adat dalam suatu

masyarakat tertentu. yakni norma yang lahir dari masyarakat untuk menjaga

keharmonisan hidup bersama, dan sanksinya dari masyarakat berupa celaan atau

pengucilan. Norma ini timbul dan diadakan oleh masyarakat itu sendiri untuk

mengatur pergaulan sehingga masing-masing anggota masyarakat saling

hormat menghormati. Akibat dari pelanggaran terhadap norma ini ialah

dicela sesamanya, karena sumber norma ini adalah keyakinan masyarakat

yang bersangkutan itu sendiri. Hakikat norma kesopanan adalah kepantasan,

kepatutan, atau kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.

Norma kesopanan sering disebut sopan santun, tata krama atau adat istiadat.

Norma kesopanan tidak berlaku bagi seluruh masyarakat dunia, melainkan

bersifat khusus hanya berlaku bagi segolongan masyarakat tertentu saja.

Page 20: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara B. Capaian Pembelajaran Menguasai teori dan aplikasi

Apa yang dianggap sopan bagi segolongan masyarakat, mungkin bagi

masyarakat lain tidak demikian. Contoh norma ini diantaranya ialah :

1) Bertutur kata yang sopan dengan tidak menyakiti yang lain;

2) Memohon izin untuk memasuki rumah orang lain;

3) Tidak meludah di sembarang tempat;

4) Tidak membuang sampah selain pada tempat yang disediakan;

5) Menghormati orang yang lebih tua atau yang dituakan;

6) Memberikan kesempatan kepada orang tua, atau orang sakit, dan lainnya

ketika di kendaraan umum;

7) Menghormati guru, dan lainnya.

d) Norma Hukum, merupakan aturan yang sumbernya dari negara atau

pemerintah. Norma ini dibuat oleh pejabat pemerintah yang memiliki wewenang

dari negara. Isinya mengikat setiap orang dan pelaksanaannya dapat

dipertahankan dengan segala paksaan oleh alat-alat negara, sumbernya bisa

berupa peraturan perundang-undangan, yurisprudensi, kebiasaan, doktrin,

dan lainnya. Keistimewaan norma hukum terletak pada sifatnya yang

memaksa, sanksinya yang tegas berupa ancaman hukuman. Penataan dan

sanksi terhadap pelanggaran peraturan- peraturan hukum bersifat heteronom,

artinya dapat dipaksakan oleh kekuasaan dari luar, yaitu kekuasaan negara.

Contoh norma ini diantaranya ialah :

1) Melakukan penganiayaan kepada orang lain diancam hukuman terdapat

dalamm KUHP

2) Melakukan penipuan dalam proses jual beli apapun barang dan jenisnya

diancam dalam KUHP.

3) Pembunuh diancam dengan hukuman terdapat dalam KUHP;

4) dan lainnya.

2. Kedudukan Nilai, Moral, dan Norma

Page 21: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara B. Capaian Pembelajaran Menguasai teori dan aplikasi

Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, berbangsa, bernegara, hingga tingkat

internasional diperlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana seharusnya manusia

bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal

dengan sebutan sopan santun, tatakrama, protokoler, dan sebagainya. Maksud dari

pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat

agar mereka senang, tenang, tenteram , terlindung tanpa merugikan kepentingannya,

serta terjaminnya agar perbuatan yang tengah dilakukan sesuai dengan adat kebiasaan

yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang

mendasari tumbuh kembangnya etika masyarakat.

Pada dasarnya manusia dalam kehidupannya tidak bisa hidup dengan seenaknya

sendiri, karena dalam kehidupan masyarakat terdapat berbagai aturan, dimana aturan-

aturan tersebut sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang sesuai dengan kaidah

yang berlaku di masyarakat. Sehingga manusia atau individu yang memiliki moral yang

baik, dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang

berlaku di masyarakat.

Pentingnya mengetahui dan menerapkan secara nyata tentang nilai, moral dan

norma serta kaidah-kaidah masyarakat lainnya dalam kehidupan setidaknya memiliki

dua alasan pokok :

a) Untuk kepentingan dirinya sendiri sebagai individu. Apabila individu tidak

dapat menyesuaikan diri dan tingkah lakunya tidak sesuai dengan nilai, moral

serta norma yang terdapat dalam masyarakat maka dimanapun ia hidup tidak

dapat diterima oleh masyarakat. Dengan terkucilnya dari anggota masyarakat

yang lain, maka pribadi tersebut tidak akan merasa aman, tentram, dan nyaman.

Akibatnya dia tidak akan merasa betah tinggal di masyarakat, padahal setiap

individu membutuhkan rasa aman dimana pun dia berada. Akibatnya dia tidak

merasa betah di masyarakat yang tidak menerimanya, dengan demikian

selanjutnya dia tidak akan bertahan tinggal di masyarakat tersebut, dan kelak dia

Page 22: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara B. Capaian Pembelajaran Menguasai teori dan aplikasi

harus mencari masyarakat lain yang kiranya mau menerimanya sebagai anggota

dalam masyarakat yang baru. Namun untuk itu, dia pun kelak dihadapkan pada

tuntutan masyarakat yang sama seperti yang dia alami dalam masyarakat

sebelumnya dimana dia pernah tinggal, yaitu kemampuan untuk hidup dan

bertingkah laku menurut nilai, moral dan norma serta kaidah-kaidah yang

berlaku pada masyarakat yang baru. Karena setiap masyarakat masing-masing

mempunyai nilai, moral, norma serta kaidah-kaidah lainnya yang harus diikuti

oleh anggotanya.

b) Untuk kepentingan stabilitas kehidupan masyarakat itu sendiri. Masyarakat

tidak saja merupakan kumpulan individu, tetapi lebih dari itu, kebersamaan

individu yang tinggal di suatu tempat yang kita sebut masyarakat telah

menghasilkan dalam perkembangannya aturan-aturan main yang kita sebut

norma, nilai, moral serta kaidah-kaidah sosial lainnya yang harus diikuti oleh

anggotanya. Nilai, moral, norma, dan kaidah-kaidah sosial lainnya tersebut

merupakan hasil persetujuan bersama untuk dilaksanakan dalam kehidupan

bersama, demi untuk mencapai tujuan mereka bersama. Dengan demikian,

kelangsungan kehidupan masyarakat tersebut sangat tergantung pada dapat

tidaknya dipertahankan nilai, moral, norma dan kaidah masyarakat yang

bersangkutan. Suatu masyarakat dapat dikatakan telah berakhir riwayatnya,

apabila tata aturan yang berupa nilai, moral, norma, serta kaidah masyarakat

lainnya telah digantikan seluruhnya dengan tata kehidupan yang lain yang

diambil dari masyarakat lain, dalam hubungan ini kita semua telah menyadari

bahwa betapa pentingnya kewaspadaan terhadap infiltrasi kebudayaan asing

yang akan membawa nilai, moral, norma, serta kaidah kehidupan masyarakat

lainnya yang asing bagi kehidupan kita. Kewaspadaan tersebut sangat penting

bagi kehidupan kita agar kita bersama dapat mempertahankan eksistensi

masyarakat dan bangsa Indonesia yang telah memiliki nilai, moral, norma, dan

kaidah lainnya sebagai warisan yang tidak ternilai dari nenek moyang kita.

Page 23: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara B. Capaian Pembelajaran Menguasai teori dan aplikasi

Secara sederhana dapat kita simpulkan tentang kedudukan nilai, moral, serta

norma sebagai berikut :

1) Nilai merupakan suatu kenyataan yang tersembunyi dibalik kenyataan-

kenyataan lainnya. Menilai berarti menimbang, suatu kegiatan manusia untuk

menghubungkan sesuatu yang lain kemudian untuk selanjutnya diambil

keputusan. Nilai bersumber pada budi nurani yang berfungsi mendorong dan

mengarahkan sikap dan perilaku manusia. Nilai sebagai suatu sistem merupakan

salah satu wujud kebudayaan di samping sistim sosial dan karya. Melalui

pendidikan terintegrasi antara ketiga kajian nilai, moran dan norma, setidaknya

mampu mengurangi kesenjangan perilaku peserta didik.

2) Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut tingkah

laku dan perbuatan manusia. Moralitas merupakan suatu usaha untuk

membimbing tindakan seseorang dengan akal dan hati (perasaan). Membimbing

tindakan dengan akal maksudnya melakukan apa yang paling baik menurut akal,

seraya memberi bobot yang seimbang menyangkut kepentingan individu yang

akan terkena oleh tindakan itu. Hal ini merupakan gambaran tindakan pelaku

moral yang sadar. moral mengarahkan pelaku moral untuk memiliki

keprihatinan, tanpa pandang bulu terhadap kepentingan setiap orang yang

terkena oleh apa yang dilakukan beserta implikasinya.

3) Norma merupakan kebiasaan umum yang menjadi menjadi acuan atau ketentuan

perilaku dalam suatu kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Norma

akan berkemang seiring dengan kesepakatan-kesepakatan sosial masyarakatnya.

Pada akhirnya nilai, moral, norma, serta kaidah masyarakat lainnya merupakan

hal yang sangat penting, yang memberikan jalan, pedoman, tolok ukur dan acuan

untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang akan dilakukan dalam berbagai

situasi dan kondisi tertentu dalam memberikan pelayanan profesi atau keahliannya

masing-masing.

Nilai, Moral, dan Norma dalam Kehidupan Bernegara

Page 24: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara B. Capaian Pembelajaran Menguasai teori dan aplikasi

1. Nilai, Moral dan Norma dalam Hubungan Warga Negara dengan Negara

Negara sebagai organisasi memiliki kewajiban melindungi dan mensejahterakan

seluruh warga masyarakatnya. Dengan sejumlah nilai, moral dan norma yang dimiliki

oleh Negara memiliki kewajiban pula membina dan mencerdaskan warga Negara untuk

menjadi baik, taat, patuh, menghargai sesama warga Negara, mengetahui dan

melaksanakan tentang hak dan kewajibannya Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia (UUD NRI) dalam pembukaannya alinea ke-4 menyatakan bahwa

“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang

melindungi segenap bangsa Indonesia dan tumpah darah Indonesia dan untuk

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan

keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu

Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara

Republik Indonesia yag berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang

Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan

yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta

dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”

Dari pernyataan Pembukaan UUD NRI tahun 1945 alinea 4 di atas kita dapat

pahami bahwa untuk mewujudkan tujuan Negara yang demikian tidaklah mudah dan

berbagai macam kegiatan dan upaya dilakukan oleh Negara terhadap warga negaranya.

Salah satu upaya yang dilakukan melalui pendidikan, baik formal, informal, maupun

non formal. Semua orang pasti setuju pendidikan merupakan hal yang sangat penting

untuk membantu seseorang mencapai kesuksesannya, meskipun sebenarnya pendidikan

bukanlah satu-satunya hal yang menentukan keberhasilan tersebut. Kepandaian tanpa

pembentukan karakter yang baik hanya akan menghasilkan sebuah ijazah, namun tidak

menghasilkan generasi yang berbudi luhur

Pendidikan secara praktis tak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai budaya. Dalam

menjaga dan melestarikan kebudayaan sendiri, secara proses mantransfernya yang

Page 25: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara B. Capaian Pembelajaran Menguasai teori dan aplikasi

paling efektif dengan cara pendidikan. Keduanya sangat erat sekali hubungannya karena

saling melengkapi dan mendukung antara satu sama lainnya

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan

nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia.

Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab”. Tujuan pendidikan nasional itu merupakan

rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap

satuan pendidikan. Oleh karena itu, rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi dasar

dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.

Keterkaitan antara nilai, moral, dan norma yang diterima warga negara terhadap

negara amat kuat, Negara tidak akan menjadi baik tanpa didukung oleh warga Negara-

warga Negara yang baik, yakni warga Negara yang tahu akan hak kewajibannya sesuai

dengan nilai, moral dan norma yang ada. Cerminan nilai, moral, dan norma yang hidup

dalam masyarakat sebagai warga Negara dalam budaya.

Budaya diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan

keyakinan (belief) manusia yang dihasilkan masyarakat. Sistem berpikir, nilai, moral,

norma, dan keyakinan itu adalah hasil dari interaksi manusia dengan sesamanya dan

lingkungan alamnya. Sistem berpikir, nilai, moral, norma dan keyakinan itu digunakan

dalam kehidupan manusia dan menghasilkan sistem sosial, sistem ekonomi, sistem

kepercayaan, sistem pengetahuan, teknologi, seni, dan sebagainya. Manusia sebagai

makhluk sosial menjadi penghasil sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan;

akan tetapi juga dalam interaksi dengan sesama manusia dan alam kehidupan, manusia

Page 26: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara B. Capaian Pembelajaran Menguasai teori dan aplikasi

diatur oleh sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan yang telah dihasilkannya.

Ketika kehidupan manusia terus berkembang, maka yang berkembang sesungguhnya

adalah sistem sosial, sistem ekonomi, sistem kepercayaan, ilmu, teknologi, serta seni.

Pendidikan merupakan upaya terencana dalam mengembangkan potensi peserta didik,

sehingga mereka memiliki sistem berpikir, nilai, moral, dan keyakinan yang diwariskan

masyarakatnya dan mengembangkan warisan tersebut ke arah yang sesuai untuk

kehidupan masa kini dan masa mendatang.

Nilai, moral dan norma dalam hubungann antara warga Negara dan Negara

terlaksana melalui program pendidikan sebagai salah satu upaya mewariskan nilai,

moral, dan norma yang terdapat dalam Pancasila sebagai sumber nilai, moral, dan

norma, merupakan pedoman dalam berbagai aspek kehidupan warga Negara.

Di atas telah dijelaskan bahwa pendidikan adalah suatu upaya sadar untuk

mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Usaha sadar itu tidak boleh

dilepaskan dari lingkungan peserta didik berada, terutama dari lingkungan budayanya,

karena peserta didik hidup tak terpishkan dalam lingkungannya dan bertindak sesuai

dengan kaidah-kaidah budayanya. Pendidikan yang tidak dilandasi oleh prinsip-prinsip

itu akan menyebabkan peserta didik tercerabut dari akar budayanya. Ketika hal ini

terjadi, maka mereka tidak akan mengenal budayanya dengan baik sehingga ia menjadi

orang “asing” dalam lingkungan budayanya. Selain menjadi orang asing, yang lebih

mengkhawatirkan adalah dia menjadi orang yang tidak menyukai budayanya.

2. Nilai, Moral dan Norma dalam Hubungan Sesama Warga Negara

Manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa pada hakekatnya memiliki sifat

kodrat sebagai makhluk individu dan mahluk sosial. Oleh karena itu bangsa pada

hakikatnya merupakan suatu penjelmaan dan sifat kodrat manusia dalam merealisasikan

harkat dan martabat kemanusiaannya. Manusia adalah makhluk yang membutuhkan

orang lain dalam kehidupannya sehari-hari. Tdak mungkin manusia itu hidup

menyendiri di atas dunia ini. Arti kehidupan bagi manusia adalah adanya dia

Page 27: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara B. Capaian Pembelajaran Menguasai teori dan aplikasi

berhubungan dengan manusia lai. Dalam hal ini manusia mempunyai naluri untuk

bermasyarakat; kodratnya adalah mahluk sosial, manusia itu adalah “homo socius”.

Inilah pangkal tolak untuk lebih memperhatikan nilai, moral serta norma yang hidup

dalam masyarakat yang tercermin dalam bentuk kebudayaan. Kebudayaan manuai tidak

lain dari pencerminan dan akibat dari manusia itu hidup bersama. Harkat manusia tidak

saja ditentukan oleh kemampuan fisik dan kejiwaan belaka, tetapi seberapa jauh dia itu

mempunyai kemampuan dalam hidup bermasyarakat

Pancasila sebagai sumber nilai, moral dan norma, serta kaidah-kaidah

masyarakat lainnya menyadari bahwa manusia sebagai bagian masyarakat, perlu

memiliki pedoman untuk mencapai keselarasan, keserasian, dan keseimbangan dalam

kehidupan masyarakat tersebut. Perlunya nilai, moral, dan norma agar kehidupan

bersama berlangsung secara serasi dan baik penuh rasa kekeluargaan dan tanggung

jawab. Peranan Pancasila sebagai sumber nilai, moral, dan norma bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara memberi arah sehingga hubungan masyarakat dijiwai oleh

nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Maka disusunlah berbagai aturan nilai,

moral dan norma bagi kehidupan masyarakat sebagai warga Negara, misalnya

disusunnya norma hukum seperti KUHP, Undang-Undang yang mengatur tentang

pertanahan, perdagangan, perkawinan, dan lainnya.

Bagi manusia nilai di jadikan sebagai landasan, alasan atau motivasi dalam

bersikap dan bertingkah laku, baik disadari maupun tidak. Beberapa beberapa fungsi

nilai berkaitan dengan kehidupan manusia seperti dikemukakan oleh Zuhroh Nilakandi

(2019), kemudian dikembangkan intisarikan berfungsi :

a. Sebagai faktor pendorong: nilai berhubungan dengan cita-cita dan

harapan.

b. Sebagai petunjuk arah: nilai berkaitan dengan cara berfikir, berperasaan,

bertindak serta menjadi panduan dalam menentukan pilihan.

Page 28: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara B. Capaian Pembelajaran Menguasai teori dan aplikasi

c. Nilai sebagai pengawas: nilai mendorong, menuntun, bahkan menekan

atau memaksa individu berbuat dan bertindak sesuai dengan nilai yang

bersangkutan.

d. Nilai sebagai alat solidaritas: nilai dapat menjaga solidaritas dikalangan

kelompok atau masyarakat.

e. Dapat mengarahkan masyarakat dalam berfikir dan bertingkah laku.

f. Nilai sebagai benteng perlindungan: nilai berfungsi menjaga stabilitas

budaya dalam suatu kelompok atau masyarakat.

Proses terbentuknya nilai, etika, moral, norma, dan hukum dalam masyarakat

dan negara merupakan proses yang berjalan melalui suatu kebiasaan untuk berbuat baik,

suatu disposisi batin yang tertanam karena dilatihkan, suatu kesiapsediaan untuk

bertindak secara baik, dan kualitas jiwa yang baik dalam membantu kita untuk hidup

secara benar. Salah satu cara mekanisme yang dapat membentuk jati diri yang

berkualitas adalah keutamaan moral yang mencakup nilai, moral, dan etika.

Dalam hubungannya antara nilai dan moral merupakan dua hal yang sangat erat.

Nilai moral berkaitan dengan perilaku manusia tentang hal baik buruk. Moral juga bisa

dikatakan sebagai perbuatan, tingkah laku, ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan

manusia. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di

masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan

masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga

sebaliknya. Jadi disimpulkan moral adalah tata aturan norma-norma yang bersifat

abstrak yang mengatur kehidupan manusia untuk melakukan perbuatan tertentu dan

sebagai pengendali yang mengatur manusia untuk menjadi manusia yang baik.

Dalam kaitannya dengan kehidupan masyarakat moral berfungsi, yaitu:

a. Mengingatkan manusia untuk melakukan kebaikan demi diri sendiri dan sesama

sebagai bagian masyarakat.

b. Menarik perhatian pada permasalahan moral yang kurang di tanggapi.

Page 29: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara B. Capaian Pembelajaran Menguasai teori dan aplikasi

c. Dapat menjadi penarik perhatian manusia pada gejala pembiasaan emosional.

a. Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita

tidak mungkin menggambarkan hidup manusia tanpa masyarakat. Dalam

kaitannya dengan masyarakat tujuan hukum yang utama adalah untuk

ketertiban. Hukum merupakan bagian dari norma, yaitu norma hukum.

Norma hukum adalah peraturan yang timbul dari hukum yang berlaku.

Norma hukum diatur untuk kepentingan manusia dalam masyarat agar

memperoleh kehidupan yang tertib. Norma hukum dibutuhkan karena

2 hal, yaitu: (1) Karena bentuk sanksi dari norma agama, kesusilaan dan

kesopanan belum cukup memuaskan dan efektif untuk melindungi

ketertiban masyarakat; (2) Masih banyak perilaku lain yang belum diatur

dalam norma agama, kesusilaan dan kesopanan, misalnya perilaku di

jalan raya.

Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan rangkaian kekuasaan

kelembagaan dari bentuk penyalah-gunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi

dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam

hubungan sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum

pidana, perlindungan HAM dan memperluan kekuasaan politik serta cara perwakilan

dimana mereka yang akan dipilih.

Hadirnya hokum dalam masyarakat bukanlah tanpa fungsi. Adapun fungsi

hukum dalam kehidupan masyarakat yaitu :

a. Sebagai alat pengukur tertib hubungan masyarakat

b. Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial

c. Sebagai penggerak pembangunan

Hubungan manusia dan hukum ada dalam setiap sikap dan perilaku termasuk

tutur kata senantiasa diawasi dan dikontrol oleh hukum yang berlaku. Kehidupan

manusia sehari-hari berjalan sesuai dengan hukum yang berlaku. Manusia yang sadar

Page 30: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara B. Capaian Pembelajaran Menguasai teori dan aplikasi

hukum akan selalu bersikap dan bertindak sesuai dengan hukum yang berlaku. Manusia

tersebut tidak akan main hakim sendiri dalam menyelesaikan suatu masalah.

Hubungan manusia sebagai individu maupun sebagai bagian dari masyarakat

tidak bisa terlepas dari nilai, moral, norma dan kaidah-kaidah masyarakat lainnya adalah

suatu hal yang saling berkaitan dan saling menunjang. Sebagai warga negara kita perlu

mempelajari, menghayati dan melaksanakan dengan ikhlas mengenai nilai, moral, dan

hukum agar terjadi keselarasan dan harmoni kehidupan.

3. Nilai, Moral dan Norma dalam Pengembangan Komitmen Bela Negara

Pasal 30 (1 dan 2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

1945 (UUD-NRI 1945) menyatakan “Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut

serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara (1); Usaha pertahanan dan

keamanan Negara dilaksanakan melalui system pertahanan dan keamanan rakyat

semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia,

sebagai kekuatan pendukung (2)”, pasal ini merupakan pasal yang berkaitan dengan

kewajiban setiap warga Negara dalam usaha bela Negara.

Bela negara adalah sikap dan perilaku seluruh warga negara yang dijiwai oleh

kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila

dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dalam menjalin

kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.

Peran penting Bela Negara dapat disimak secara lebih jernih dan mendalam

melalui perspektif keamanan dan pertahanan. Keutuhan wilayah Indonesia, beserta

seluruh sumber daya, kedaulatan dan kemerdekaannya, selalu terancam oleh agresi

asing dari luar dan pergolakan bersenjata dari dalam. Coba kita perhatikan ancaman

yang akhir-akhir ini terjadi di Papua sebagai sebagian wilayah Negara kita dirongrong

oleh Negara-negara yang tidak senang terhadap kedaulatan Negara Republik Indonesia,

dengan menggunakan sesama warga Negara membuat kekacauan. Ancaman terhadap

Page 31: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara B. Capaian Pembelajaran Menguasai teori dan aplikasi

Negara kita banyak macam ragamnya selain agresi militer, juga ancaman ekonomi,

ancaman ideology, ancaman budaya, dan lainnya.

Berbagai ancaman baik datang dari luar atau yang terjadi di dalam negeri,

seandainya menjadi nyata dan Indonesia tidak siap, semuanya bisa kembali ke titik nol.

Antisipasi para pendiri bangsa tercantum dalam salah satu poin tujuan nasional yang

tertera dalam alinea 4 UUD-NRI tahun 1945 yaitu “Melindungi segenap bangsa

Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia”. Pernyataan ini menjadi dasar dari

tujuan pertahanan. Ia tidak berdiri sendiri tetapi berbagi ruang dengan tujuan keamanan

atau ketertiban sipil dan berdampingan 3 (tiga) tujuan lainnya, yakni tujuan

kesejahteraan (memajukan kesejahteraan umum), tujuan keadaban (mencerdaskan

kehidupan bangsa) dan tujuan kedamaian (berpartisipasi aktif dalam perdamaian dunia

yang adil dan abadi). Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha

pembelaan negara dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.

Kesadaran yang lahir dari setiap warga Negara sesuai fungsi dan perannya

terhadap bela Negara hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan

berkorban membela negara. Bela Negara memiliki arti yang sangat luas, dari yang

paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara

sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di

dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.

Beberapa unsur nilai moral yang dapat kita telaah terkandung dalam

pelaksanaan bela Negara antara lain sebagai berikut :

a. Cinta Tanah Air

Penjelasan nilai, moral dan norma terkait dengan cinta tanah air dalam

hubungannya dengan komitmen pengembangan bela negara, mengandung makna

bahwa setiap orang harus mengenal dan mencintai tanah air agar selalu waspada dan

siap membela tanah air Indonesia terhadap segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan

Page 32: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara B. Capaian Pembelajaran Menguasai teori dan aplikasi

dan gangguan yang dapat membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara.

Indikator cinta tanah air meliputi:

1) menjaga tanah dan lingkungan serta seluruh ruang wilayah Indonesia.

2) bangga sebagai bangsa Indonesia

3) menjaga nama baik bangsa dan negara Indonesia

4) memberikan kontribusi dan kemajuan pada bangsa dan negara Indonesia

5) mencintai produk dalam negeri, budaya, dan kesenian Indonesia.

b. Kesadaran Berbangsa & bernegara

Kesadaran berbangsa dan bernegara diartikan sebagai kesadaran sadar

sebagai warga bangsa negara Indonesia dalam bentuk tingkah laku, sikap, dan

kehidupan pribadi agar dapat bermasyarakat sesuai dengan kepribadian bangsa.

Indikator nilai kesadaran berbangsa dan bernegara meliputi :

1) memiliki kesadaran keragaman budaya, suku, agama, bahasa dan adat istiadat.

2) melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara sesuai dengan

peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

3) mengenal keragaman individu di rumah dan di lingkungannya.

4) berpikir, bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara Indonesia.

5) berpartisipasi menjaga kedaulatan bangsa dan negara.

c. Yakin terhadap Pancasila sebagai Negara dan kesediaan mempertahankannya

Keyakinan terhadap Pancasila sebagai pedoman dan pandangan hidup bangsa

Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara guna mencapai

tujuan nasional. Rasa yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara dicapai dengan

menumbuhkan kesadaran:

1) yang didasari pada Pancasila,

2) pada kebenaran negara kesatuan republik Indonesia,

Page 33: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara B. Capaian Pembelajaran Menguasai teori dan aplikasi

3) bahwa hanya dengan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,

negara bangsa Indonesia akan tetap jaya,

4) setiap perbedaan pendapat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat

diselesaikan dengan cara musyawarah dan mufakat,

5) Pancasila dapat membentengi mental dan karakter bangsa dalam menghadapi

ancaman baik dari dalam maupun luar negeri.

Indikator nilai yakin pada Pancasila sebagai ideologi bangsa meliputi :

1) memahami nilai-nilai dalamPancasila.

2) mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

3) menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara Indonesia

4) senantiasa mengembangkan nilai-nilai Pancasila

5) setia pada Pancasila dan meyakini sebagai dasar Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

d. Rela berkorban untuk bangsa & negara

Rela berkorban untuk bangsa dan Negara, yakni bersedia mengorbankan

waktu, tenaga, pikiran dan harta benda untuk kepentingan umum sehingga pada

saatnya nanti siap mengorbankan jiwa raga bagi kepentingan bangsa dan negara.

Indikator rela berkorban bagi bangsa dan negara meliputi :

1) bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk kemajuan bangsa dan

negara.

2) siap membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman.

3) memiliki kepedulian terhadap keselamatan bangsa dan negara.

4) memiliki jiwa patriotisme terhadap bangsa dan negaranya.

5) mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi

dan/atau golongan.

e. Memiliki kemampuan dan kemauan awal terhadap bela Negara

Page 34: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara B. Capaian Pembelajaran Menguasai teori dan aplikasi

Kemampuan awal bela Negara baik sebagai warga dewasa, sedang sekolah, atau

lainnya meliputi hal-hal sebagai berikut :

1) secara psikis (mental) memiliki sifat disiplin, ulet, mentaati segala peraturan

perundang-undangan yang berlaku, percaya akan kemampuan diri sendiri, tahan

uji, pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan untuk mencapai tujuan

nasional;

2) secara fisik (jasmani) memiliki kondisi kesehatan dan keterampilan jasmani

yang dapat mendukung kemampuan awal bela negara yang bersifat psikis.

Indikator nilai memiliki kemampuan awal bela negara meliputi:

1) memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional,

dan kecerdasan dalam bertahan hidup atau mengatasi kesulitan dalam

menghadapi tantangan dan hambatan yang berkaitan dengan negara.

2) senantiasa memelihara kesehatan jiwa dan raganya sebagai warga negara .

3) ulet dan pantang menyerah dalam menghadapi tantangan dan hambatan yang

dihadapi negara .

4) terus membina kemampuan jasmani dan rohan untuk mampu memberikan

yang terbaik bagi Negara

5) memiliki keterampilan bela negara dalam bentuk keterampilan.

Beberapa bentuk bela Negara yang dapat kita lakukan sebagai warga masyarakat

sebagai wujud cinta kita kita kepada negaranya, antara lain :

1. Melestarikan budaya yang ada di lingkungan masayarakat dimana kita

bertempat tinggal dan berkembang ke wilayah yang lebih luas.

2. Belajar dengan rajin bagi pelajar untuk meraih ilmu sebaik mungkin untuk

menyongsong masa depan yang lebih baik.

3. Taat akan hukum dan aturan-aturan masyarakat dan negara

4. Mencintai dan bangga menggunakan produk-produk dalam negeri

Page 35: MODUL 5 PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN … · 2. Nilai, Moral, Norma, Hukum dan peraturan lainnya dalam Kehidupan Bernegara B. Capaian Pembelajaran Menguasai teori dan aplikasi

Daftar Pustaka

Bertens, K. (2004). Etika. Jakarta. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

Darmadi, Hamid. (2007). Dasar Konsep Pendidikan Moral, Landasan Konsep Dasar

dan Implementasinya. Bandung. Penerbit Alfabeta.

Haricahyono, Cheppy. (1995). Dimensi-Dimensi Pendidikan Moral.: IKIP Semarang

Press.

Mulyana, Rohmat. (2004). Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung. Penerbit

Alfabeta.

Penjelasan Pasal 9 ayat (1) huruf a Undang Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang

Pertahanan Negara

Soerjono Soekanto, 1982: Pengantar Sosiologi, Jakarta, Rajawali Press

UUD-NRI tahun 1945.

Ya’Qub, Hamzah. (1993). Etika Islam, Pembinaan Akhlaqulkarimah (Suatu

Pengantar). Bandung. Penerbit CV Diponegoro.