modul. 3 sosiologi khalayak dan komunikasi · pdf file2012 1 sosiologi komunikasi pusat bahan...

3
SOSIOLOGI KOMUNIKASI PR-FIKOM-UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA Dr. Iskandar--2010 2012 1 Sosiologi Komunikasi Pusat Bahan Ajar dan eLearning Dr. Iskandar http://www.mercubuana.ac.id Modul. 3 SOSIOLOGI KHALAYAK DAN KOMUNIKASI 3.1. Pendahuluan Salah satu yang urgen di dalami dalam ilmu sosiologi komunikasi adalah peran halayak atau kelompok massa. Dimana dengan segala kapasitasnya yang diasumsikan sanggup mempengaruhi pola perilaku individu, stabilitas dan solidaritas kelompok sosial, dan sanggup mempengaruhi dinamika perkembangan media komunikasi. Keurgenan tersebut, menjadikan sosiologi halayak berperan dalam melihat dinamika dari sekumpulan individu (khalayak atau massa) yang saling berinteraksi dalam masyarakat, dimana sistem interaksi yang tercipta merupakan implementasi dari proses komunikasi dalam perngertian yang luas dan terkonstruksi. Konsepsi tentang khalayak disini adalah massa, menurut Blumer (1969:23-28) bahwa pihak ini dipergunakan untuk menunjukkan suatu sekelompok manusia yang besar, terkadang juga menunjukkan jumlah besar dari komunikan, dimana pihak-pihak yang besar tersebut terbentuk, walaupun cenderung tanpa dikoordinir, untuk hidup bersama atau tanpa memiliki kesamaan jiwa sebelumnya ataupun kesatuan emosional bersama yang tercipta secara spontan. Pendapat yang berbeda datang dari Emory Bogardus (1954) mengatakan bahwa konsepsi khalayak adalah pihak yang dinamakan publik, pihak ini terdiri dari sekumpulan orang yang membentuk diri dalam masyarakat karena adanya perencanaan yang dilakukan, atau sekumpulan orang tersebut dikonstruksi oleh lembaga dan organisasi untuk melakukan kegiatan tertentu. Dengan demikian, khalayak dalam pengertian yang ada adalah pihak yang tergolong massa dan pihak yang tergolong publik, dimana keduanya memiliki perbedaan dan kesamaan di berbagai sisi, oleh karenanya sangat diperlukan untuk mencari perbedaan dan kesamaanya dalam kehidupan masyarakat. Deskripsi modul ini adalah menjelaskan dan menguraikan tentang peran massa sebagai manifestasi keberadaan khalayak dan masyarakat dalam proses komunikasi sosial. Oleh sebab itu, setelah mempelajari sub-sub bahasan ini anda diharapkan dapat: 1. Menjelaskan dan menguraikan pengertian dan konsepsi massa. 2. Menguraikan tentang tipe-tipe masyarakat dan khalayak massa. 3. Mengetahui keberadaan komunikasi masyarakat perdesaan (tradisional) dan perkotaan. 4. Menjelaskan media masyarakat perkotaan dan tradisional.

Upload: phamdung

Post on 01-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul. 3 SOSIOLOGI KHALAYAK DAN KOMUNIKASI · PDF file2012 1 Sosiologi Komunikasi Pusat Bahan Ajar dan eLearning ... Masyarakat pedesaan, adalah sekumpulan orang yang berdomisili di

SOSIOLOGI KOMUNIKASI PR-FIKOM-UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA Dr. Iskandar--2010

2012 1 Sosiologi Komunikasi Pusat Bahan Ajar dan eLearning Dr. Iskandar http://www.mercubuana.ac.id

Modul. 3

SOSIOLOGI KHALAYAK DAN KOMUNIKASI

3.1. Pendahuluan

Salah satu yang urgen di dalami dalam ilmu sosiologi komunikasi adalah peran

halayak atau kelompok massa. Dimana dengan segala kapasitasnya yang diasumsikan

sanggup mempengaruhi pola perilaku individu, stabilitas dan solidaritas kelompok

sosial, dan sanggup mempengaruhi dinamika perkembangan media komunikasi.

Keurgenan tersebut, menjadikan sosiologi halayak berperan dalam melihat dinamika

dari sekumpulan individu (khalayak atau massa) yang saling berinteraksi dalam

masyarakat, dimana sistem interaksi yang tercipta merupakan implementasi dari

proses komunikasi dalam perngertian yang luas dan terkonstruksi.

Konsepsi tentang khalayak disini adalah massa, menurut Blumer (1969:23-28)

bahwa pihak ini dipergunakan untuk menunjukkan suatu sekelompok manusia yang

besar, terkadang juga menunjukkan jumlah besar dari komunikan, dimana pihak-pihak

yang besar tersebut terbentuk, walaupun cenderung tanpa dikoordinir, untuk hidup

bersama atau tanpa memiliki kesamaan jiwa sebelumnya ataupun kesatuan emosional

bersama yang tercipta secara spontan. Pendapat yang berbeda datang dari Emory

Bogardus (1954) mengatakan bahwa konsepsi khalayak adalah pihak yang dinamakan

publik, pihak ini terdiri dari sekumpulan orang yang membentuk diri dalam masyarakat

karena adanya perencanaan yang dilakukan, atau sekumpulan orang tersebut

dikonstruksi oleh lembaga dan organisasi untuk melakukan kegiatan tertentu. Dengan

demikian, khalayak dalam pengertian yang ada adalah pihak yang tergolong massa dan

pihak yang tergolong publik, dimana keduanya memiliki perbedaan dan kesamaan di

berbagai sisi, oleh karenanya sangat diperlukan untuk mencari perbedaan dan

kesamaanya dalam kehidupan masyarakat.

Deskripsi modul ini adalah menjelaskan dan menguraikan tentang peran massa sebagai manifestasi keberadaan khalayak dan masyarakat dalam proses komunikasi sosial. Oleh sebab itu, setelah mempelajari sub-sub bahasan ini anda diharapkan dapat: 1. Menjelaskan dan menguraikan pengertian dan konsepsi massa. 2. Menguraikan tentang tipe-tipe masyarakat dan khalayak massa. 3. Mengetahui keberadaan komunikasi masyarakat perdesaan (tradisional) dan perkotaan. 4. Menjelaskan media masyarakat perkotaan dan tradisional.

Page 2: Modul. 3 SOSIOLOGI KHALAYAK DAN KOMUNIKASI · PDF file2012 1 Sosiologi Komunikasi Pusat Bahan Ajar dan eLearning ... Masyarakat pedesaan, adalah sekumpulan orang yang berdomisili di

SOSIOLOGI KOMUNIKASI PR-FIKOM-UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA Dr. Iskandar--2010

2012 2 Sosiologi Komunikasi Pusat Bahan Ajar dan eLearning Dr. Iskandar http://www.mercubuana.ac.id

jenis dan bentuk kelompok. Berdasarkan ketiga kriteria tersebut Bierstedt

kemudian membedakan sedikitnya tiga jenis kelompok, yakni kelompok

kemasyarakatan (societal group); kelompok sosial (social group); dan kelompok

asosiasi (associational group). Dari ketiga jenis tersebut, dijelaskan bahwa keberadaan

massa merupakan unsur yang terbangun dan terencana oleh tujuan-tujuan kelompok.

Dengan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa massa dapat diidentikkan

dengan masyarakat, walau diartikan sempit bahwa kategori massa menjadi masyarakat

karena telah menerima informasi tertentu dari sumber-sumber yang secara substansi

mampu melahirkan sebuah masyarakat. Menurut Gillin dan Gillin (1954:135) bahwa

rumusan masyarakat adalah society, atau sekumpulan orang banyak yang cenderung

memiliki tujuan yang sama. Menurutnya, society adalah “the largest grouping in which

common customs, traditions, attitudes and feelings of unity are operative social”.

Unsur grouping dalam definisi ini adalah menyerupai unsur kesatuan hidup di dalam

definisi kita, unsur-unsur common customs, traditions, adalah unsur-unsur yang ada

dalam pemaknaan adat istiadat suatu komunitas, unsur-unsur Kontinuitas adalah

adanya unsur waktu atau rutinitas, sedangkan unsur-unsur common feelings of unity

adalah adanya unsur identitas bersama. Dengan demikian, massa dalam hal ini dapat

dikategorikan kegiatan masyarakat atau society, karena seluruh kegiatannya

bersentuhan dengan konsep-konsep massal.

3.2. Tipe-Tipe Masyarakat

Sebelum menjelaskan tentang tipe-tipe masyarakat, tentunya diperlukan lebih

dahulu penjelasan “apa yang dimaksud dengan masyarakat”. Pengertian masyarakat

menurut Gillin dan Gillin (1954) adalah “Kesatuan hidup manusia yang saling ber-

interaksi menurut suatu sistem adat istiadat, norma, dan hukum tertentu yang bersifat

kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama”. Berdasarkan defenisi

tersebut, terbentuklah, ciri-ciri masyarakat yang terdiri atas empat aspek, yakni: 1.

Adanya interaksi antara warga-warganya; 2. Terikat berdasarkan kesatuan adat

istiadat, norma-norma, hukum, dan aturan-aturan khas yang mengatur seluruh

warganya; 3. Adanya kontinuitas dalam ruang dan waktu; 4. Adanya rasa identitas yang

dipertahankan dan yang mengikat warganya.

Page 3: Modul. 3 SOSIOLOGI KHALAYAK DAN KOMUNIKASI · PDF file2012 1 Sosiologi Komunikasi Pusat Bahan Ajar dan eLearning ... Masyarakat pedesaan, adalah sekumpulan orang yang berdomisili di

SOSIOLOGI KOMUNIKASI PR-FIKOM-UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA Dr. Iskandar--2010

2012 3 Sosiologi Komunikasi Pusat Bahan Ajar dan eLearning Dr. Iskandar http://www.mercubuana.ac.id

rakatnya terpisah-pisah, namun persatuannya kuat; dan 4. Kehidupan sosial

budaya masyarakat cenderung bersifat sementara dan semu.

Masyarakat pedesaan, adalah sekumpulan orang yang berdomisili di wilayah

pedesaan, dimana penekanan “Desa” terletak pada sifat dan karakter kehidupan

masyarakatnya yang menjunjung kesederhanaan (rural) dan ikatan primordial sangat

kuat mempengaruhi perilaku komunitas masyarakatnya. Secara perilaku sosial,

menurut Durkheim (1968) dan dalam Johnson (1994:188) bahwa ciri khas pola perilaku

masyarakatnya cenderung mengarah ke pola solidaritas mekanik atau pola solidaritas

persamaan perilaku dan sikap masyarakatnya. Adapun karakter dasar solidaritas

mekanik ini adalah: 1. Sistem pembagian kerja masyarakatnya relatif rendah; 2.

Kesadaran kolektif masyarakatnya relatif kuat sehingga cenderung sangat solid dalam

bekerja sama; 3. Hukum dan tata laku lebih bersifat represif; 4. Pola individualitas

sangat rendah; 5. Konsensus terhadap pola-pola normatif menjadi bagian yang

dipentingkan; 6. Keterlibatan komunitas dalam menghukum pihak-pihak yang menyim-

pang lebih dominan ketimbang keterlibatan lembaga formal; 7. Pekerjaan masyarakat-

nya lebih bersifat paguyuban di sektor pertanian. Menurut Durkheim bahwa, peralihan

solidaritas organik ke solidaritas mekanik, ini cenderung berjalan lancar, karena ikatan

primordial lebih renggang dan relatif terbuka menerima nilai-nilai solidaritas yang

berbentuk mekanik.

Sedangkan pendapat Ferdinand Tonnies (1963:33-38) tentang pola masyarakat

pedesaan adalah bersimbol Gemeinschaft (Paguyuban), atau ikatan lahiriyah

masyarakatnya berpolakan sekunderisasi (menganut pada kebiasaan-kebiasaan yang

mudah berubah). Adapun ciri-ciri kongkrit masyarakatanya, adalah: 1. Karakter dasar

masyarakatnya lebih bersifat irasional, alamiah, dan tradisional; 2. Lebih mengutama-

kan hubungan sosial yang didasarkan kekerabatan dan ikatan-ikata sosial tertentu; 3.

Lebih mengutamakan kerja sama kelompok dan menghindari pola kemandirian dalam

hidup bermasyarakat; dan 4. Kehidupan sosial budaya masyarakat cenderung bersifat

abadi dan alamiah. Ferdinand Tonnies menggambarkan kehidupan Gemeinschaft

sebagai kehidupan bersama yang intim, pribadi, eksklusif, dimana pola ini di bawah

sejak lahir, serta pola-pola ini menjadi dasar pembentukan tata kehidupan lainnya.