modul 2 infeksi

18
FOUNDATION OF NURSING II KONSEP PENGENDALIAN INFEKSI Ns. Lilik Supriati, S.Kep, M.Kep Jurusan Keperawatan, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Email : [email protected] 1. DESKRIPSI 2. LEARNING OBJECTIVE 3. PENDAHULUAN 4. POKOK BAHASAN: 1. konsep infeksi 2. factor yang mempengaruhi resiko infeksi 3. prinsip pengendalian infeksi 4. rantai infeksi dan proses transmisi terjadinya infeksi 5. fase proses terjadinya infeksi 6. konsep infeksi nosokomial 7. askep pengendalian infeksi 5. REFERENSI 6. EVALUASI 1. Quiz 2. Pendalaman materi 1. DESKRIPSI Pada sub modul 2 ini mahasiswa akan mempelajari tentang konsep pengendalian infeksi. Fokus sub modul ini adalah untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempelajari, menggali dan memahami konsep pengendalian infeksi serta mampu menerapkan prinsip pengendalian infeksi. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berpikir sistematis, komprehensif dan KONSEP PENGENDALIAN IN SUB MODUL 2

Upload: ancours

Post on 16-Dec-2015

33 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

infeksi

TRANSCRIPT

Mata Kuliah / Materi Kuliah

Brawijaya University 2012Mata Kuliah / MateriKuliahFOUNDATION OF NURSING II KONSEP PENGENDALIAN INFEKSI Ns. Lilik Supriati, S.Kep, M.KepJurusan Keperawatan, Fakultas Kedokteran Universitas BrawijayaEmail : [email protected]

SUB MODUL1. DESKRIPSI2. LEARNING OBJECTIVE3. PENDAHULUAN4. POKOK BAHASAN: 1. konsep infeksi 2. factor yang mempengaruhi resiko infeksi3. prinsip pengendalian infeksi4. rantai infeksi dan proses transmisi terjadinya infeksi5. fase proses terjadinya infeksi

6. konsep infeksi nosokomial7. askep pengendalian infeksi5. REFERENSI6. 2EVALUASI1. Quiz2. Pendalaman materi

KONSEP PENGENDALIAN INFEKSI1. DESKRIPSIPada sub modul 2 ini mahasiswa akan mempelajari tentang konsep pengendalian infeksi. Fokus sub modul ini adalah untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempelajari, menggali dan memahami konsep pengendalian infeksi serta mampu menerapkan prinsip pengendalian infeksi. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berpikir sistematis, komprehensif dan kritis dalam menganalisa penguasaan kondep pengendalian infeksi dengan pendekatan melalui pendalaman materi dilakukan dengan menjawab pertanyaan dan quiz dengan pendekatan soal berbahasa english sehingga memberikan gambaran mahasiswa secara lebih komprehensif.

2. LEARNING OBJECTIVESetelah menyelesaikan submodul ini, mahasiswa mampu:1. menjelaskan konsep infeksi infeksi2. menjelaskan factor yang mempengaruhi resiko terjadinya infeksi3. menjelaskan prinsip pengendalian infeksi

4. menjelaskan rantai infeksi dan proses transmisi terjadinya infeksi5. menjelaskan fase proses terjadinya infeksi6. menjelaskan konsep infeksi nosokomial7. menjelaskan askep pengendalian infeksi

3. PENDAHULUANSalah satu fokus yang menjadi perhatian dalam pelayanan kesehatan adalah mencegah terjadinya penyebaran mikroorganisme dari klien ke klien lain atau dari tempat satu ke tempat yang lainnya. Mikoroorganisme secara alami dapat dijupai hampir di semua lingkungan. Beberapa diantaranya merupakan mikroorganisme yang bermanfaat dan ada yang merugikan. Pencegahan infeksi adalah salah satu fokus yang harus dilakukan oleh perawat. Sebagai primary caregiver perawat berperan dalam mengidentifikasi, mencegah, mengontrol dan memberikan edukasi kepada pasien tentang infeksi. Infeksi merupakan suatu kondisi yang terjadi karena adanya mikororganisme pathogen. Infeksi terjadi dari proses siklik yang terdiri dari 6 komponen yaitu : agent penyebab, reservoir, portal of exit,modes of transmisi, portal of entry dan host

4. POKOK BAHASAN1. Konsep infeksiInfeksi adalah suatu kondisi penyakit yang dihasilkan adanya pathogen atau penyakit yang dihasilkan oleh mikroorganisme. Infeksi terjadi melalui proses yang siklus yang terdiri dari komponen agent penyebab infeksi, reservoir, portal of exit, transmisi, portal of entry dan susceptible host Infectious agentAgent penyebab infeksi antara lain baktera, virus dan jamur. Bakteri merupakan penyebab infeksi tersering yang ditemukan dalam institusi pelayanan kesehatan. Bakteri diklasifikasikan bakteri gram positif atau gram negative. Pengklsifikasian bakteri berdasarkan pada reaksi gram stain ini bermanfaat dalam peresepan obat antibiotic. Bakteri ada yang bersifat aerobic yang memrlukan oksigen dan ada yang bersifat anaerobic.

Virus merupakan mikroorganisme terkecil yang hanya terlihat degan mikroskop. Banyak kejadian infeksi disebabkan karena virus seperti influenza dan penyakit HIV/AIDS. Antibiotika tidak memberikan efek terhadap virus tetapi virus hanya akan bias diobati dengan antiviral medikasi.

Jamur merupakan organism yang mirip dengan tumbuhan yang dapat menjadi penyebab infeksi yang dapat ditemukan di udara, tanah dan air. Infeksi jamur hanya dapat diterapi dengan antifungi medikasi. Tidak semua organisme yang dipaparkan kepada individu dapat menyebabkan terjadinya infeksi, akan tetapi tergantung dari berapa jumlah mikroorganisme, virulensi mikroorganisme atau kemampuannya sebagai penyebab penyakit, system imum manusia, dan lama kontak manusia dengan mikroorganisme tersebut.

Dalam kondisi normal, beberapa mikroorganisme tidak dapat menyebabkan terjadinya penyakit. Mikroorganime yang terdapat dalam tubuh manusia secara normal merupakan bagian dari pertahanan tubuh yang disebut dengan normal flora. Bakteripun secara normal tidak semuanya berbahaya. Sebagai contoh Escherichia colli erupakan normal flora pada intestinal tract atau saluran pencernaan tetapi akan menjadi berbahaya penyebab infeksi jika bermigrasi ke traktur urinary yang akan menyebakan infeksi saluran kemih.

ReservoirReservoir untuk pertumbuhan dan meltiplikasi mikroorganisme adalah habitat natural organism tersebut. Reservoir organism bisa pada manusia, hewan, tanah, air, susu dan sebagainya. Manusia bisa menjadi reservoir mikororganisme penyebab infeksi. Ada manusia yang menunjuukan tanda dan gejala dan ada yang tidak menunjukkan gejala yang disebut dengan carrier. Seorang carrier walaupun asymptomatic, dapat mentransmisikan penyakit. Sebagai contoh seseorang yang terinfeksi HIV walaupun tidak menunjukkan gejala dapat menularkan virus kepada orang lain melalu kontak seksual atau pemakaian jarus suntik bersamaan.

Portal of exitPortal of exit adalah jalan keluarnya organism dari reservoirnya. Organism tidak dapat menyebabkan penyakit sebelum berpindah dari natural reservoirnya. Pada manusia, pintu keluar organism bisa melalui saluran pernapasan, gastrointestinal, traktur genitourinary ataupun kulit yang tidak utuh/intake. Darah dan jaringan juga dapat menjadi pintu keluar mikroorganisme.

route of transmissiontransmisi organism dari reservoirnya dapat menggunakan berbagai cara. Beberapa orgaisme ada yang mempunyai lebih dari satu cara transmisi. Organism dapat masuk ke dalam tubuh dengan cara kontak langsung maupun tidak langsung. Kontak langsung merujuk pada pertemuan lagsung antara susceptible host dan infected person atau carrier seperti sentuhan, berciuman, atau hubungan seksual. Sedangkan kontak tidak langsung adalah kontak individu dengan inanimate object seperti menyentuh intrumen yang terkontaminasi.

Objek darah, makanan, air atau benda lain yang terkontaminasi bisa menjadi cara tranmisi organism. Vector seperti nyamuk lalat, tikus juga dapat memindahkan organime dari satu tempat ke tempat lain. Selain itu mikroorganisme juga dapat di sebarkan melalui udara seprti batuk, berbicara ataupun kontaminasi partikel debu. Cara lain melalui droplet dengan mekanisme yang mirip transmisi organism di udara.

Portal of entryPortal of entry disebut juga dengan pintu masuk organism pada host yang baru. Organism harus bisa masuk ke dalam tubuh host yang baru atau organism tersebut akan mati jika tidak menemukan host baru. Pintu masuk organism sama dengan pintu keluar organism dari reservoirnya. Pintu masuk yang sering pada manusia antara lain adalah traktur repiration, GIt tract dan kulit yang tidak intake.

Susceptible hostSusceptibility adalah tingkat resistensi host terhadap pathogen. Klien yang dirawat di rumah sakit karena penyakit tertentu akan mengalami kelemahan dan penurunan resistesi sehingga mereka akan lebih susceptible untuk terjadi infeksi.

2. tahapan infeksipemahaman erhadap fase perkembangan infeksi penting dalam hal melakukan intervensi dan pemutusan siklus infeksi. Tahapan proses infeksi ada 4 fase yaitu fase inkubasi, fase prodromal, fase sakit/illness dan convalensent period incubation periodmasa inkubasi adalah interval antara masuknya invasi pathogen ke dalam tubuh sampai menimbulkan gejala infeksi. Pada fase ini, organism tumbuh dan multiplying. Lama masa inkubasi sangat bervariasi. Sebagai contoh masa inkubasi common cold adalah 1- 2 hari sedangkan tetanus antara 2-21 hari.

Prodromal stageAwal munculnya tanda dan gejala tetapi tidak spesifik. Antara lain seperti malaise, fatigue, demam ringan. Periode ini terjadi beberapa jam hingga beberapa hari. Selama fase ini, bisanya klien tidak menyadari kalau pernah kontak dengan sumber infeksi.

Full stage of IllnessMunculnya tanda dan gejala spesifik penyakit infeksi yang mengindikasikan kondisi sakit. Jenis infeksi menentukan lama sakit dan manifestasi yang muncul.

Convalescent periodMasa penyembuhan dari infeksi. Masa ini bervariasi tergantung dari berat ringannya infeksi dan kondisi umum klien. Tanda dan gejala hilang dan individu kembali dalam status kesehatan yang normal.

Gambar 1 : siklus infeksi

3. Pertahanan tubuh terhadap Infeksi

Salah satu pertahanan tubuh dalam melawan infeksi adalah normal flora tubuh. Flora membantu menjaga invasi bakteri berbahaya ke dalam tubuh. Respon inflamasi merupakan mekanisme protetf yang mengeliminasi invasi patogen dan fungsi repair atau perbaikan jaringan. Inflamasi membantu tubuh untuk menetralkan, mengontrol dan mengeliminasi agen patogen dari tubuh. Sistem Pertahanan yang lain adalah sistem imun. Respon imun meliputi reaksi spesifik tubuh terhadap masuknya mikroorganisme dari luar seperti bakteri atau penyebab lainnya. Tubuh memiliki protein sendiri. Benda asing atau patogen dari luar disebut dengan antigen,. Tubuh akan merespon antigen ini dengan memproduksi antibody. Reaksi antigen antibodi ini disbut dengan hormonal immunity. Sistem imun yang lain adalah cell mediated defense dan cellular imunity.

Sistem imum adalah mekanisme pertahanan terhadap agent infeksious. Imun sistem dapat melawan antigen untuk melindungi tubuh dari infeksi.

Pertanahan tubuh secara garis besar dibagi menjadi pertahanan imun non spesifik dan imun spesifik. Pertahanan imun non spesifik. Pertahanan tubuh non spesifik melindungi hoss dari mikroorganisme. Ini tidak tergantung terpaparnya antigen dari luar. Terdiri dari kulit, normal flora, mukosa membran, proses batuk, eliminasi dan pengaturan pH serta proses inflamasi. Kulit merupakan pertahanan tubuh pertama yang meleawan infeksi yang merupakan barrier fisik dalam tubuh. Sel kulit mengalami sel kulit mengalami proses regenerasi secara kontinu dimana salah satunya berfungsi untuk mengeluarkan mikroorganisme berbahaya. Adanya sebum kulit mempertahankan fatty acid yang membunuh bakteri. Normal flora yang berada di kulit berkompetisi dengan flora patogen dalam mencari makanan sehingga dapat menghambat replikasi mikroorganisme patogen. Keseimbangan flora normal akan mengalami gangguan jika mikroorganisme patogen menglami proliferasi dalam jumlah uang cukup banyak sehingga dapat menyebabkan infeksi dalam tubuh.

Membran mukosa juga bagian dari barier fisik dalam melawan infeksi. Batuk dan bersin juga bagian dari mekanisme pertahanan untuk melindungi saluran pernapasan dari masuknya organisme patogen. Demikian juga air mata juga mengandung bakterisida yang dapat membunuh bakteri. Sedangkan proses eliminasi dan pengaturan keasaman lingkungan tubuh biasanya akan mencegah pertumbuhan organisme patogen. Resident flora usus akan mencegah pertumbuhan patogen. Proses mekanik defekasi memindahkan mikroorganisme dari feses. Keasaman urin melindungi dari pertumbuhan bakteri. Demikian juga normal flora yang ada di vagina juga menghambat patogen.

Inflamasi adalah bagian dari pertahanan tubuh non spesifik yang merupakan respon selular terhadap kerusakan jaringan. Kerusakan jaringan akibat adanya bakkteri, bahan-bahan kimia, panas atau penyebab lain akan menyebabkan perubahan ditingkat selular. Perubahan jaringan yang komplek tersebut disebut dengan proses inflamasi. Reson tubuh terhadap injury mempunyai karakeristik yang lokal maupun sistemik inflamasi. Tanda adanya inflamasi yang terjadi dalam tubuh antara lain adalah erytema yang dihasilkan adanya peningkatan aliran darah ke area inflamasi; panas yang dihasilkan dari peningkatan metabolisme ke area injury; edema yang meunjukkan akumulasi cairan dan leukosit dari sistem sirkulasi; dan adanya pus atau exudat purulent yang dihasilkan dari sekresi sel darah putih, sel dan bakteri yang mati dan debris lainnya.

Pertahanan imun spesifikPertahanan imun spesifik adalah respon spesifik terhadap antigen antibodi.dengan melibatkan produksi lymphosit T (T sel) yang meregulasi respon imun dengan mengaktivasi sel lain. T cel berpindah ke area injury dan mengeluarkan substansi kimia yang disebut dengan lymphokins yang akan merusak antigen. T sel juga menstimulasi produksi B sel yang akan menjadi plasma sel, yang memproduksi antibodi spesifik terhadap antigen. Antibodi merupakan substansi protein yang merusak antigen. Stimulasi cel B dan produksi antibodi disebut dengan proses humoral immunity. Memory sel B dibentuk untuk mengingat antigen dan menyiapkan host selanjutnya terhadap paparan invasi antigen yang sama. Ketika antigen memasuki tubuh lagi, respon imun terjadi secara lebih cepat untuk memproduksi antibodi. Formasi antibodi ini disebut acquired immunity. Proses pemberian vaksinasi merupakan penyedia proses acquired immunity.

4. Faktor yang mempengaruhi resiko terjadinya InfeksiSusceptibility dari hosr tergantung dari beberapa faktor antara lain adalah:a. Integritas kulit dan membran mukosa yang melindungi tubuh dalam melawan invasi mikroba1b. pH level dari gastrointestinal dan genitourinary tract c. integritas dan jumlah sel darah putih d. usia, jenis kelamin dan faktor heriditer yang mempengaruhi susceptibility. Neonatus dan lansia merupakan usia perkmbangan yang rentan untuk terjadi infeksi. e. Riwayat imunisasi, f. Tingkat fatigue/kelemahan, status nutrisi, dan status kesehatan secara umumg. Tingkat stress. Dimana stres dapat berdampak terhadap sistem pertahanan normal tubuhh. Adanya pemakaian prosedur invasif dan peralatan medis tertentu. Hal ini memungkinkan terjadinya ekposure mikroorganisme patogen dan pintu masuknya patogen ke dalam tubuh.

5. Pengendalian InfeksiPraktek pengendalian infeksi dapat dilakukan dengan memutus rantai terjadinya transmisi mikroorganisme penyebab infeksi. Strategi spesifik dapat memutus secara langsung rantai infeksi.

Antara agent dan reservoirSiklus pertama rantai infeksi adalah antara agent dan reservoir. Kunci utama dalam pengendalian infeksi pada tahap ini adalah dengan mencuci, desinfeksi dan sterilisasi. Praktek ini mencegah pembentukan agen infeksius untuk hidup dan mengembangkan diri. Mencuci adalah cara untuk menghilangkan tanah atau material organik pada alat alat / instrumen yang diguakan dalam perawatan klien. Perawat sering melakukan pencucian terhadap instrumen setelah digunakan dalam prosedur invasif. Untuk meminimalkan jumlak kontaminasi, alat harus dibersihkan sebelum dilakukan desinfeksi ataupun sterilisasi.

Desinfeksi adalah cara untuk mengeliminasi patogen kecuali spora dari inanimate object dengan menggunakan bahan desinfektan. Sedangkan sterilisasi adalah cara untuk merusak mikroorganisme termasuk spora. Peralatan yang digunakan untuk tindakan invasif ataupun yang kontak langsung dengan pembuluh darah harus dilakukan sterilisasi. Antara reservoir dan portal of exit Memberikan hygiene yang adekuat, mengganti linen dan menyakinkan semua peralatan harus dalam kondisi bersih adalah cara yang dapat digunakan untuk memutus rantai antara reservoir dengan pintu keluar organism sebelum masuk ke dalam susceptibility host. Pemberian edukasi kepada klien tentang pentingnya mempertahankan kebersihan dan integritas kulit serta mukosa membaran perlu dilakukan dalam langkah ini. Keberihan kulit, rambut, kuku akan mempertahankan flora normal dalam kondisi seimbang dan bertujuan mengeliminasi transiet flora dari klien. Antara portal of exit dengan mode of transmissionTujuan dari pemutusan rantai infeksi disini adalah mencegah jalur keluar agen infeksius. Seperti edukasi klien untuk menutup mulut ketika batuk dan bersin. Pemakaian sarung tangan ketika merawat klien dengan kondisi infeksi dan perilaku hai-hati dalam bersentuhan dengan benda infeksius. Antara modes of tranmisi dan portal of entryPemakaian sarung tangan, masker, gown dan kaca mata merupakan perlindungan dalam pencegahan infeksi. Menjaga kebersihan tangan dan membuang alat disposibel dan linen adalah cara dalam memutus tansmisi mikroorganisme. Antara portal of entry dan hostMempertahankan integritas kulit dan menggunakan alat dengan teknik steril ketika melakukan prosdur kepada klien adalah motode untuk memutus jalur rantai ini. Menghindari injury needle stick juga cara yang dapat mencegah masuknya kuman pathogen ke dalam tubuh. Tujuan dari pengendalian rantai ini adalah mencegah tranmsisi mikroorganime infeksi kepada klien atau petugas kesehatan. Antara host dan AgentMemutus rantai infeksi antara host dan agent berarti mencegah infeksi jangan sampai terjadi. Ada banyak cara untuk menurunkan resiko host untuk mengalai infeksi. Seperti kecukupan nutrisi yang adekuat, exercise, kecukupan istirahat dan tidur dan tindakan imunisasi. Nutrisi yang adekuat akan mendukung imunitas tubuh dengan baik. Klien memerlukan kecukuan asupan protein dalam diet yang seimbang. Keseimbangan diet juga akan mempertahankan keseimbangan asm basa dalam tubuh. Olah raga membantu tubuh dalam mempertahankan metabolic rates oleh karena itu perlu menjaga keseimbagan energy yang masuk dan keluar tubuh. Sedangkan istirahat dan tidur yang merupakan kebutuhan dasar manusia akan membantu proses keseimbangan kesehatan. Kualitas tidur dan istirahat memberikan dampak terhadap semua system tubuh untuk fungsi restorative/pengembalian keseimbangan dan proses penyembuhan.

Gambar : cara-cara pengendalian infeksi

5.REFERENSIAltman, et al (2000). Delmars Fundamental & Advanced Nursing Skill. Canada: Delmar Thomson Learning publisherDe Launne & Ladner (2006). Fundamental of Nursing Standard & Practice. Delmar PublishedHarkreader, H., Hogan, M.A., & Thobaben, M. (2007). Fundamentals os Nursing: caring and clinical judgment. (3rd ed.) St. Louis: Saunders Elsevier.Kozier, B. (1991). Fundamentals of nursing: concepts, process and practice. (4th ed.) Redwood City: Addison Wesley Nursing.Kozier, B., Erb, G., & Blais, K. (1995). Fundamentals Of Nursing: concepts, process and practice. (5th ed.) California: Addison-Wesley Publishing Company.

6. EVALUASIA. Quiz

1. When caring for a client who is postoperative for a bowel resection, the nurse knows that which of the following procedures requires surgical aseptic technique?1. Administering PO medication.2. Removal of intravenous catheter.3. Insertion of Foley catheter.4. Disposal of surgical wound dressing.

2. The nurse is caring for a client with lower abdominal pain. Which of the following is the most effective infection-control measure to prevent and control the transmission of infectious agents?1. Sterilizing.2. Hand hygiene.3. Disinfecting.4. Use of bactericides.

3. A client with chickenpox will exhibit a slight elevation in body temperature followed within 24 hours by eruptions on the skin during which stage of infection?1. Incubation.2. Prodromal.3. Illness.4. Convalescent.4. Which of the following is not a risk factor thatincreases a clients susceptibility to infection?1. Noninvasive procedure.2. Chronic disease.3. Malnutrition.4. Rupture of amniotic membranes.

5. A client with an infected abdominal incision is brought to the primary care clinic. Which of the following assessments will the nurse be able tomake?1. Pinpoint pupils, hypothermia, and elevated bloodpressure.2. Decreased respirations, low blood pressure, andconstricted pupils.3. Clammy skin, dilated pupils, slow pulse, and lowblood pressure.4. Fever, localized redness, warmth, swelling, andpain.

6. A client with a sinus infection blows his nose in a facial tissue and asks the nurse to dispose of it. The nurse puts on gloves before touching the used facial tissue because she knows that the facial tissue is identified as which of the following links in the chain of infection?1. Portal of entry.2. Mode of transmission.3. Portal of exit.4. Susceptible host.

7. An AIDS client is admitted to the hospital with renal insufficiency, elevated liver enzymes, jaundice, pneumonia, elevated WBC, fever, and diarrhea. Which of the following types of infection is the client experiencing?1. Systemic infection.2. Humoral infection.3. Localized infection.4. Transient infection

B. Pendalaman materi Tugas mandiri, jelaskan asuhan keperawatan pada pencegahan infeksi yang terdiri dari pengkajian, implementasi dan evaluasi asuhan keperawatan. Page 21 of 139

7 langkah cuci tangan