modul 2 ecg

9
Laporan Praktikum - Laboratorium Instrumentasi Medik Univ. Airlangga 1 MODUL 2 ELECTROCARDIOGRAM Fitri Risqi Afrianti (081117024) Dosen: Fadli Ama, ST, MT. Tanggal Percobaan: 24/03/2014 TME304 - Praktikum Instrumentasi Biomedis Laboratorium Instrumentasi Medik Universitas Airlangga Abstrak Abstrak Pada modul 2 menjelaskan tentang electrocardiogram (ECG). Pada praktikum ini menggunakan 2 alat yaitu satu set ECG multi purpose dan satu set ECG single channel. Tujuannya memperoleh informasi aktivitas biopotensial pada otot jantung dan mengidentifikasi jenis sadapan dan juga membedakan perangkat ECG single atau multi channel serta memahami prinsip kerja dari ECG. Naracoba yang diukur berjumlah dua orang, satu orang berjenis kelamin laki-laki dan 1 orang perempuan. Tujuannya untuk membedakan hasil dari kedua alat pada masing-masing jenis kelamin dan agar mahasiswa bisa mengukur ECG pada kedua jenis kelamin tersebut. Hasilnya mahasiswa mampu mengoperasikan, menganalisis hasil ECG pada kedua alat ECG pada masing-masing naracoba. Kata kunci: Modul 2, ECG, ECG multi purpose, ECG single channel. 1. PENDAHULUAN Pada praktikum ini menjelaskan tentang electrocardiogram (ECG). Alat yang digunakan yaitu satu set ECG multi purpose dan satu set ECG single channel. Permasalahan yang akan dibahas pada praktikum ini adalah menganalisis cara memperoleh heart rate, rythem, interval dan segmen berdasarkan rekaman data ECG. 2. STUDI PUSTAKA 2.1 ELECTROCARDIOGRAM (ECG) Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh sebuah elektrokardiograf, yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu [1]. Sadapan Sebuah elektrokardiogram diperoleh dengan menggunakan potensial listrik antara sejumlah titik tubuh menggunakan penguat instrumentasibiomedis. Sebuah sadapan mencatat sinyal listrik jantung dari gabungan khusus elektrode rekam yang itempatkan di titik-titik tertentu tubuh pasien. Saat bergerak ke arah elektrode positif, muka gelombangdepolarisasi (atau rerata vektor listrik) menciptakan defleksi positif di EKG di sadapan yang berhubungan. Saat bergerak dari elektrode positif, muka gelombang depolarisasi menciptakan defleksi negatif pada EKG di sadapan yang berhubungan. Saat bergerak tegak lurus ke elektrode positif, muka gelombang depolarisasi (atau rerata vektor listrik) menciptakan kompleksequifasik (atau isoelektrik) di EKG, yang akan bernilai positif saat muka gelombang depolarisasi (atau rerata vektor listrik) mendekati (A), dan kemudian menjadi negatif saat melintas dekat (B). Sadapan Prekordial Sadapan prekordial V1, V2, V3, V4, V5, dan V6 ditempatkan secara langsung di dada. Karena terletak dekat jantung, 6 sadapan itu tak memerlukan augmentasi. Sadapan V1, V2, dan V3 disebut sebagai sadapan prekordial kanansedangkan V4, V5, dan V6 disebut sebagai sadapan prekordial kiri. Sadapan V1 ditempatkan di ruang intercostal IV di kanan sternum. Sadapan V2 ditempatkan di ruang intercostal IV di kiri sternum. Sadapan V3 ditempatkan di antara sadapan V2 dan V4. Sadapan V4 ditempatkan di ruang intercostal V di linea (sekalipundetak apeks berpindah). Sadapan V5 ditempatkan secara mendatar dengan V4 di linea axillaris anterior. Sadapan V6 ditempatkan secara mendatar dengan V4 dan V5 di linea midaxillaris.

Upload: hanggerindiarsuyanto

Post on 27-May-2017

266 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Laporan Praktikum - Laboratorium Instrumentasi Medik Univ. Airlangga 1

MODUL 2

ELECTROCARDIOGRAM

Fitri Risqi Afrianti (081117024) Dosen: Fadli Ama, ST, MT.

Tanggal Percobaan: 24/03/2014 TME304 - Praktikum Instrumentasi Biomedis

Laboratorium Instrumentasi Medik Universitas Airlangga

Abstrak

Abstrak – Pada modul 2 menjelaskan tentang electrocardiogram (ECG). Pada praktikum ini menggunakan 2 alat yaitu satu set ECG multi purpose dan satu set ECG single channel. Tujuannya memperoleh informasi aktivitas biopotensial pada otot jantung dan mengidentifikasi jenis sadapan dan juga membedakan perangkat ECG single atau multi channel serta memahami prinsip kerja dari ECG. Naracoba yang diukur berjumlah dua orang, satu orang berjenis kelamin laki-laki dan 1 orang perempuan. Tujuannya untuk membedakan hasil dari kedua alat pada masing-masing jenis kelamin dan agar mahasiswa bisa mengukur ECG pada kedua jenis kelamin tersebut. Hasilnya mahasiswa mampu mengoperasikan, menganalisis hasil ECG pada kedua alat ECG pada masing-masing naracoba.

Kata kunci: Modul 2, ECG, ECG multi purpose, ECG single channel.

1. PENDAHULUAN

Pada praktikum ini menjelaskan tentang electrocardiogram (ECG). Alat yang digunakan yaitu satu set ECG multi purpose dan satu set ECG single channel. Permasalahan yang akan dibahas pada praktikum ini adalah menganalisis cara memperoleh heart rate, rythem, interval dan segmen berdasarkan rekaman data ECG.

2. STUDI PUSTAKA

2.1 ELECTROCARDIOGRAM (ECG)

Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh sebuah elektrokardiograf, yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu [1].

Sadapan

Sebuah elektrokardiogram diperoleh dengan

menggunakan potensial listrik antara sejumlah

titik tubuh menggunakan penguat

instrumentasibiomedis. Sebuah sadapan mencatat

sinyal listrik jantung dari gabungan khusus

elektrode rekam yang itempatkan di titik-titik

tertentu tubuh pasien.

Saat bergerak ke arah elektrode positif, muka

gelombangdepolarisasi (atau rerata vektor

listrik) menciptakan defleksi positif di EKG di

sadapan yang berhubungan.

Saat bergerak dari elektrode positif, muka

gelombang depolarisasi menciptakan

defleksi negatif pada EKG di sadapan yang

berhubungan.

Saat bergerak tegak lurus ke elektrode positif,

muka gelombang depolarisasi (atau rerata

vektor listrik) menciptakan

kompleksequifasik (atau isoelektrik) di EKG,

yang akan bernilai positif saat muka

gelombang depolarisasi (atau rerata vektor

listrik) mendekati (A), dan kemudian menjadi

negatif saat melintas dekat (B).

Sadapan Prekordial

Sadapan prekordial V1, V2, V3, V4, V5, dan V6 ditempatkan secara langsung di dada. Karena terletak dekat jantung, 6 sadapan itu tak memerlukan augmentasi. Sadapan V1, V2, dan V3 disebut sebagai sadapan prekordial kanansedangkan V4, V5, dan V6 disebut sebagai sadapan prekordial kiri.

Sadapan V1 ditempatkan di ruang intercostal

IV di kanan sternum.

Sadapan V2 ditempatkan di ruang intercostal

IV di kiri sternum.

Sadapan V3 ditempatkan di antara sadapan

V2 dan V4.

Sadapan V4 ditempatkan di ruang intercostal

V di linea (sekalipundetak apeks berpindah).

Sadapan V5 ditempatkan secara mendatar

dengan V4 di linea axillaris anterior.

Sadapan V6 ditempatkan secara mendatar

dengan V4 dan V5 di linea midaxillaris.

Laporan Praktikum - Laboratorium Instrumentasi Medik Univ. Airlangga 2

Gambar 1. Penempatan sadapan prekordial

Gelombang dan Interval

Gambar 2. Gelombang PQRST pada ECG

Sebuah EKG yang khas melacak detak jantung normal (atau siklus jantung) terdiri atas 1 gelombang P, 1 kompleks QRS dan 1 gelombang T. Sebuah gelombang U kecil normalnya terlihat pada 50-75% di EKG. Voltase garis dasar elektrokardiogram dikenal sebagaigaris isoelektrik. Khasnya, garis isoelektrik diukur sebagai porsi pelacakan menyusul gelombang T dan mendahului gelombang P berikutnya.

Gelombang P

Selama depolarisasi atrium normal, vektor listrik utama diarahkan dari nodus SA ke nodus AV, dan menyebar dari atrium kanan ke atrium kiri. Vektor ini berubah ke gelombang P di EKG, yang tegak pada sadapan II, III, dan aVF (karena aktivitas kelistrikan umum sedang menuju elektrode positif di sadapan-sadapan itu), dan membalik di sadapan aVR (karena vektor ini sedang berlalu

dari elektrode positif untuk sadapan itu). Sebuah gelombang P harus tegak di sadapan II dan aVF dan terbalik di sadapan aVR untuk menandakan irama jantung sebagai Irama Sinus.

Interval PR

Interval PR diukur dari awal gelombang P ke awal kompleks QRS, yang biasanya panjangnya 120-200 ms.

Kompleks QRS

Kompleks QRS adalah struktur EKG yang berhubungan dengan depolarisasi ventrikel. Karena ventrikel mengandung lebih banyak massa otot daripada atrium, kompleks QRS lebih besar daripada gelombang P. Kompleks QRS yang normal berdurasi 0,06-0.10 s (60-100 ms) yang ditunjukkan dengan 3 kotak kecil atau kurang, namun setiap ketidaknormalan konduksi bisa lebih panjang, dan menyebabkan perluasan kompleks QRS.

Segmen ST

Segmen ST menghubungkan kompleks QRS dan gelombang T serta berdurasi 0,08-0,12 s (80-120 ms).

Gelombang T

Gelombang T menggambarkan repolarisasi (atau kembalinya) ventrikel. Interval dari awal kompleks QRS ke puncak gelombang T disebut sebagai periode refraksi absolut.

2.2 ECG MULTI PURPOSE

Gambar 1. ECG Multi purpose Schiller

2.3 ECG SINGLE CHANNEL ECG single channel pada praktikum ini hanya menampilkan hasil ECG tiap 1 lead/kanal saja.

3. METODOLOGI

Pada praktikum ini percobaan dilakukan pada:

Hari/Tanggal : Selasa, 25 Maret 2014

Laporan Praktikum - Laboratorium Instrumentasi Medik Univ. Airlangga 3

Tempat : Laboratorium Instrumentasi Medik, Universitas Airlangga, Surabaya.

Naracoba :

Keterangan Naracoba 1 Naracoba 2

Nama Aditia Nur P Revina Amanda

Jenis Kelamin

Laki-Laki Perempuan

Umur 21 tahun 21 tahun

Gambar 1. Pemasangan elektroda pada naracoba

Percobaan yang dilakukan pada praktikum ECG adalah pengukuran pada alat ECG multi purpose dan ECG single Channel. Langkah-langkah percobaan yang dilakukan pada kedua alat tersebut yaitu :

a. ECG multi purpose

Gambar 2. Langkah penggunaan ECG multi purpose

b. ECG single channel

Gambar 3. Langkah penggunaan ECG single channel

4. HASIL DAN ANALISIS

Analisis berdasarkan permasalahan yang diberikan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

a. Cara memperoleh heart rate

1.Identify gelombang Gunakan grafik untuk mengidentifikasi P, T, dan kompleks QRS. 2.Locate gelombang R. Dalam kompleks QRS adalah gelombang R. Dalam hati berirama yang normal, R akan gelombang tertinggi. Hitung jumlah kotak kecil antara puncak satu gelombang R dan gelombang R berikutnya. 3.Membagi 300 dengan jumlah kotak antara interval RR. [3]

b. Cara memperoleh rythem

Irama jantung normal adalah irama sinus, yaitu irama yang berasal dari impuls yang dicetuskan oleh Nodus SA yang terletak di dekat muara Vena Cava Superior di atrium kanan jantung. Irama sinus adalah irama dimana terdapat gelombang P yang diikuti oleh kompleks QRS. Irama jantung

Menyalakan ECG multi purpose

Memasang elektroda pada naracoba

menggunakan gel ECG

Mengisi data naracoba pada alat

Tekan Auto Key hasil ECG akan keluar

Mematikan ECG multi purpose

Menyalakan ECG single channel

Memasang elektroda pada naracoba

menggunakan gel ECG

Mengisi data naracoba pada alat

Tekan tombol hasil ECG akan keluar

Mematikan ECG single channel

Laporan Praktikum - Laboratorium Instrumentasi Medik Univ. Airlangga 4

juga harus teratur/ reguler, artinya jarak antar gelombang yang sama relatif sama dan teratur. Misalkan saya ambil gelombang R, jarak antara gelombang R yang satu dengan gelombang R berikutnya akan selalu sama dan teratur [2].

c. Cara memperoleh interval

>> Gelombang P

Gelombang P adalah representasi dari depolarisasi

atrium. Gelombang P yang normal adalah lebar <

0,12 detik (3 kotak kecil ke kanan), tinggi < 0,3 mV

(3 kotak kecil ke atas), selalu positif di lead II dan

selalu negatif di aVR.

>> Interval PR

PR interval adalah jarak dari awal gelombang P

sampai awal komplek QRS. Normalnya 0,12 – 0,20

detik (3 – 5 kotak kecil).

>> Komplek QRS

Adalah representasi dari depolarisasi ventrikel.

Terdiri dari gelombang Q, R dan S. Normalnya

Lebar = 0.06 – 0,12 detik (1,5 – 3 kotak kecil) dan

tinggi tergantung lead.

>> Gelombang T

Gelombang T adalah representasi dari repolarisasi

ventrikel. Yang dinilai adalah Normal: positif di

semua lead kecuali aVR dan Inverted: negatif di

lead selain aVR (T inverted menandakan adanya

iskemik).

d. Cara memperoleh segmen axis

- Titik tengah merupakan titik 0.

- Lihat lead I. Kurangi kotak untuk gelombang

R dengan kotak untuk gelombang S jika

hasilnya positif letakkan di lead I mengarah ke

lead I, jika negatif arahkan sebaliknya.

- Dengan pola yang sama tarik garis pada lead

aVF.

- Hasil Cotangen dari lead tersebut adalah arah

axis.

- Batas Normal sumbu jantung berada antara -

300 sampai +900. Jika lebih besar dari -

300 maka deviasi ke kiri, dan jika lebih besar

dari +900 maka sumbu jantung deviasi ke

kanan.

Hasil pengukuran pada praktikum ECG ini pada masing-masing naracoba adalah :

1. Naracoba 1

Hasil rekaman ECG menunjukkan bahwa naracoba 1 memiliki jantung yang normal atau sehat. Hasil pengukuran menggunakan ECG multi purpose adalah :

- heart rate = 68/menit

- Irama sinus

- Interval : RR=884 ms, P=96 ms, PR=178 ms, QRS=96 ms, QT=370 ms dan QTC=394 ms.

- Segmen axis: P=540, QRS=900, T=380

Hasil pengukuran menggunakan ECG single channel :

- heart rate = 300/4.5 = 66,67/menit

- Irama sinus : karena jarak antara gelombang R yang satu dengan gelombang R berikutnya sama dan teratur

- Interval : Setiap 1 kotak kecil 1mmx1mm bernilai 40 ms dan 0.1 mV.

RR=900 ms , P=40 ms, PR=120 ms, QRS=120 ms, QT=360 ms.

2. Naracoba 2

Hasil rekaman ECG menunjukkan bahwa naracoba 2 juga memiliki jantung yang normal atau sehat. Hasil pengukuran menggunakan ECG multi purpose adalah :

- heart rate = 76/menit

- irama sinus

- Interval : RR=790 ms, P=124 ms, PR=178 ms, QRS=88 ms, QT=356 ms dan QTC=405 ms.

- Segmen axis: P=430, QRS=800, T=610

Hasil pengukuran menggunakan ECG single channel :

- heart rate = 300/4 = 75/menit

- Irama sinus : karena jarak antara gelombang R yang satu dengan gelombang R berikutnya sama dan teratur

- Interval : Setiap 1 kotak kecil 1mmx1mm bernilai 40 ms dan 0.1 mV.

RR=800 ms, P=60 ms, PR=120 ms, QRS=90 ms, QT=360 ms.

Dari hasil kedua alat tersebut hasil heart rate, irama dan interval tidak beda jauh/mendekati dari kedua alat. ECG multi purpose memberikan data langsung cetak seperti pada lampiran, hasil dari ECG single channel menghitung manual sesuai gambar grafik yang tercetak.

Hasil dari kedua alat tentunya memiliki error/galat karena selisih hasil nilai rata-rata

Laporan Praktikum - Laboratorium Instrumentasi Medik Univ. Airlangga 5

<30%. Sehingga dapat disimpulkan kedua alat tersebut memiliki hasil diagnosa yang hampir sama/akurat.

5. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum ini adalah :

a. Hasil ECG naracoba 1 adalah normal dengan menggunakan ECG multi purpose didapatkan heart rate = 68/menit, Irama sinus, Interval : RR=884 ms, P=96 ms, PR=178 ms, QRS=96 ms, QT=370 ms dan QTC=394 ms dan Segmen axis: P=540, QRS=900, T=380. Hasil pengukuran menggunakan ECG single channel didapatkan heart rate = 66,67/menit, Irama sinus dan Interval RR=900 ms , P=40 ms, PR=120 ms, QRS=120 ms, QT=360 ms.

b. Hasil ECG naracoba 2 adalah normal dengan menggunakan ECG multi purpose didapatkan heart rate = 76/menit, Irama sinus, Interval : RR=790 ms, P=124 ms, PR=178 ms, QRS=88 ms, QT=356 ms dan QTC=405 ms. dan Segmen axis: P=430, QRS=800, T=610. Hasil pengukuran menggunakan ECG single channel didapatkan heart rate = 75/menit, Irama sinus dan Interval RR=800 ms, P=60 ms, PR=120 ms, QRS=90 ms, QT=360 ms.

c. Hasil ECG kedua alat tidak memberikan perbedaan yang jauh, dengan error <30%.

DAFTAR PUSTAKA

[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram#Sadapan, diakses tanggal 6 April 2014, 22.20 WIB.

[2] http://sandurezu.wordpress.com/2011/11/16/membaca-hasil-ekg-elektrokardiografi/, diakses tanggal 6 April 2014, 22.30 WIB

[3] http://ecgcentre.blogspot.com/2011/12/bagaimana-mengetahui-heart-rate-pada.html, diakses tangga 6 April 2014, 22.45 WIB

Laporan Praktikum - Laboratorium Instrumentasi Medik Univ. Airlangga 6

LAMPIRAN

>> Hasil ECG Naracoba 1 (ECG Multi purpose)

Laporan Praktikum - Laboratorium Instrumentasi Medik Univ. Airlangga 7

>> Hasil ECG Naracoba 1 (ECG Single Channel)

Laporan Praktikum - Laboratorium Instrumentasi Medik Univ. Airlangga 8

>> Hasil ECG Naracoba 2 (ECG Multi purpose)

Laporan Praktikum - Laboratorium Instrumentasi Medik Univ. Airlangga 9

>> Hasil ECG Naracoba 1 (ECG Single Channel)