modul 1 fix

41
BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini akan dibahas mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan responsi, manfaat responsi, serta batasan dan asumsi dalam responsi antropometri dan grip strength. 1.1 Latar Belakang Istilah “ergonomi” berasal dari bahasa Latin yaitu ergon (kerja)dan nomos (hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan [1]. Menurut Sritomo Wignjosoebroto, ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia merancang suatu sistem kerja, sehingga manusia dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman, dan nyaman. Disiplin ergonomi secara khusus akan mempelajari keterbatasan dari kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk- produk buatannya. Disiplin ini berangkat dari kenyataan bahwa manusia memiliki batas-batas kemampuan baik jangka pendek maupun jangka panjang pada saat berhadapan dengan keadaan lingkungan sistem kerjanya yang berupa perangkat keras/hard ware (mesin, peralatan kerja, dll) dan/atau perangkat lunak/soft ware (metode kerja, sistem dan prosedur, dll).[2] Ergonomi memandang sesuatu menjadi sederhana, praktis, efisien, efektif, dan nyaman.Upaya untuk membangun dan menerapkan konsep ergonomi dalam suatu sistem harus dibangun dalam jangka panjang, tidak hanya sekali jalan. Ruang lingkup aplikasi ergonomi sangat luas dan tidak terbatas hanya di industri saja, tetapi meliputi seluruh aktivitas manusia yang hendak dilakukan, seperti di kantor, jalan raya, terminal, rumah sakit, militer, pabrik, pendidikan, desain sistem, dan sebagainya. Segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas manusia, maka disanalah konsep ergonomi harus diterapkan.Tidak pernah ada tujuan dari suatu projek bukan untuk kepentingan manusia, seluruhnya dibuat, diciptakan, dan disediakan, untuk kepentingan manusia.Jadi sangat jelas sekali bagaimana pentingnya konsep ergonomi dalam menunjang dan meningkatkan kinerja manusia. Akan diperoleh manfaat yang sangat besar oleh pengguna jika aplikasi ergonomi didasarkan pada pendekatan filosofi ergonomi,

Upload: ra-firmansyah

Post on 08-Dec-2014

307 views

Category:

Documents


48 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Pada bab I ini akan dibahas mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan responsi, manfaat responsi, serta batasan dan asumsi dalam responsi antropometri dan grip strength.

1.1 Latar BelakangIstilah “ergonomi” berasal dari bahasa Latin yaitu ergon (kerja)dan nomos

(hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan [1]. Menurut Sritomo Wignjosoebroto, ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia merancang suatu sistem kerja, sehingga manusia dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman, dan nyaman. Disiplin ergonomi secara khusus akan mempelajari keterbatasan dari kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk buatannya. Disiplin ini berangkat dari kenyataan bahwa manusia memiliki batas-batas kemampuan baik jangka pendek maupun jangka panjang pada saat berhadapan dengan keadaan lingkungan sistem kerjanya yang berupa perangkat keras/hard ware (mesin, peralatan kerja, dll) dan/atau perangkat lunak/soft ware (metode kerja, sistem dan prosedur, dll).[2]

Ergonomi memandang sesuatu menjadi sederhana, praktis, efisien, efektif, dan nyaman.Upaya untuk membangun dan menerapkan konsep ergonomi dalam suatu sistem harus dibangun dalam jangka panjang, tidak hanya sekali jalan. Ruang lingkup aplikasi ergonomi sangat luas dan tidak terbatas hanya di industri saja, tetapi meliputi seluruh aktivitas manusia yang hendak dilakukan, seperti di kantor, jalan raya, terminal, rumah sakit, militer, pabrik, pendidikan, desain sistem, dan sebagainya. Segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas manusia, maka disanalah konsep ergonomi harus diterapkan.Tidak pernah ada tujuan dari suatu projek bukan untuk kepentingan manusia, seluruhnya dibuat, diciptakan, dan disediakan, untuk kepentingan manusia.Jadi sangat jelas sekali bagaimana pentingnya konsep ergonomi dalam menunjang dan meningkatkan kinerja manusia. Akan diperoleh manfaat yang sangat besar oleh pengguna jika aplikasi ergonomi didasarkan pada pendekatan filosofi ergonomi, “fitting the job to the man”, yaitu mendesain suatu pekerjaan sesuai dengan karakteristik manusia (sesuai dengan sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia) sehingga segala fungsi tujuan akan diperoleh secara maksimal.

Menurut Sritomo Wignjosoebroto istilah antrhopometri berasal dari “anthro” yang berarti manusia dan “metri” yang berarti ukuran.Secara definitif antropometridapat dinyatakan sebagai satu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar, dsb.), berat, dan lain-lain yang berbeda satu dengan yang lainnya. Antrhopometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan (desain) produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Grip strength merupakan kekuatan genggam tangan yang diukur dengan

menggunakan hand dynamometer. Grip and strength akan dipengaruhi oleh diameter genggam, posisi tubuh, dan jenis kelamin. Jenis kelamin jelas sangat mempengaruhi kekuatan genggaman. Pada dasarnya laki-laki akan memliki kekuatan yang lebih besar dibanding wanita dan juga ukuran telapak tangannya lebih besar, sehingga kemampuan untuk menggenggam juga lebih besar. [3]

Di dalam kehidupan sehari-hari masih banyak terdapat masalah-masalah ketidakergonomisan, diantaranya ketidakergonomisan dalam antrhopometri dan grip strength.Ketidakergonomisan antrhopometri dalam kehidupan sehari-hari salah satu contohnya kasus dalam kursi belajar anak-anak tapi bentuknya seperti kursi kantor. Sedangkan ketidakergonomisan dalam grip strength salah satu contohnya adalah diameter pegangan ember yang cukup besar sehingga mengakibatkan kekuatan pegangnya rendah mengakibatkan ember tersebut yang berisi beban jatuh dan pecah.

Untuk dapat mengaplikasikan secara langsung teori antrhopometri dan grip strength yang telah didapatkan dalam perkuliahan Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja, maka mahasiswa Teknik Industri-ITS melakukan pengambilan data tentang antrhopometri dan grip strength di Laboratorium Ergonomi dan Perancangan Data. Dimana data yang didapatkan nantinya akan dianalisis berdasarkan objek pengamatan.

1.2 Perumusan MasalahAdapun yang menjadi permasalahan dalam praktikum ergonomi modul 1 ini

adalahpermasalahan dalam lingkup antrhopometri dan grip strength.Dalam aspek antropometri mengidentifikasi masalah-masalah : faktor-faktor penyebab variabilitas, jumlah kecukupan data untuk menghasilkan data yang valid, masalah mengenai derajat hubungan linear antara satu dimensi tubuh dengan dimensi tubuh yang lain, bagaimana persamaan regresi antara segmen tubuh dependent dan independent.

Dalam aspek grip strength yang menjadi permasalahan dalm responsi modul 1 adalah diameter mana yang paling optimum dipakai berdasarkan kekuatan genggaman, pengaruh jenis kelamin terhadap diameter optimum genggaman, pengaruh 5 posisi (posisi 1, 2, 3, 4, dan 5) dalam praktikum terhadap kekuatan genggam (grip strength).

1.3 Tujuan Responsi Adapun yang menjadi tujuan dalam responsi ini yaitu:1. Mengetahui faktor-faktor penyebab variabilitas.2. Mengetahui jumlah kecukupan data untuk menghasilkan data yang valid.3. Mengetahui derajat hubungan linear antara satu dimenssi tubuh dengan

dimensi tubuh yang lain.4. Mendapatkan/ mengetahui persamaan regresi antara segmen tubuh

dependent dan independent.5. Mengetahui diameter optimum berdasarkan kekuatan genggaman.6. Mengetahui pengaruh jenis kelamin terhadap diameter optimum

genggaman. 7. Mengetahui pengaruh 5 posisi modul 1 dalam praktikum terhadap

kekuatan genggam (grip strength).

1.4 Manfaat ResponsiAdapun manfaat yang didapatkan responser sepanjang pelaksanaan

responsi/ praktikum adalah sebagai berikut :1. Responser mengetahui alat-alat pengukuran yang digunakan dalam

pengukuran antropometridan grip strength. 2. Responser mengetahui tata cara pelaksanaan pengukuran antropometri

dan grip strength dengan benar.

1.5 Batasan dan asumsiDalam pelaksanaan responsi antropometri dan grip strength, terdapat

beberapa batasan dan asumsi yang digunakan. Batasan dan asumsi yang digunakan adalah:1.5.1 Batasan Responsi

Adapun batasan yang digunakan dalam response modul 1 ini adalah:1. Pengukuran antropometri tubuh dan kepala hanya dilakukan pada

beberapa segmen tubuh.2. Pengukuran grip strength dilakukan dalam 5 kondisi dan setiap kondisi

dilakukan dengan diameter genggam 4, 5, dan 6 cm.3. Data yang didapatkan adalah data segmen tubuh Mahasiswa Teknik

Industri-ITS semester 3 yang rentang umurnya 18-21 tahun dan berasal dari suku di Indonesia.

1.5.2 Asumsi Responsi Adapun asumsi yang digunakan dalam responsi modul 1 ini adalah:

1. Alat pengukuran antropometri dan grip strength yang digunakan kondisi baik (tidak rusak) dan tingkat akurasinya tinggi.

2. Data diambil dari orang yang kondisi tubuhnya sehat dan tidak cacat.3. Tidak ada human error dalam pengambilan data antropometri dan grip

strength.4. Pengambilan data yang dilakukan pada praktikum ini adalah cukup.

BAB IIMETODOLOGI RESPONSI

Bab ini berisi peralatan-peralatan yang digunakan pada saat responsi antrhopometri dan grip strength dan tata cara dalam melakukan responsi antrhopometri dan grip strength yang akan dijelaskan dalam bentuk flow chart.

2.1Peralatan ResponsiPada bagian in akan diberikan mengenai peralatan – peralatan yang

digunakan dalam responsi antropometri dan grip strength.2.1.1 Antropometri

1. AntropometerAntropometer adalah alat yang digunakan dalam antropometri untuk mengukur ukuran bagian tubuh manusia.

2. Kamera Kamera yang digunakan dalam responsi adalah kamera digital dan dilngkpi dengan tripod.

3. Backgroundbackground yang diunakan berwarna putih.

4. Software headthropometrySoftware headthropometry merupakan software yang digunakan dalam menentukuan ukuran antropometri kepala

5. CheeksheetChecksheet digunakan untuk memasukkan data ukuran tubuh yang telah diukur menggunakan antropometer

6. Gambar dimensi tubuh Dalam melakukan responsi antropometri, terdapat gambar dimensi tubuh yang dijadikan acuan dalam melakukan pengukuran antropometri.

2.1.2Grip Strength1. Hand dynamometer

Hand dynamometer adalah alat yang digunakan dalam response grip strength untuk menentukan kekuatan genggam dengan diameter tertentu.

2. Observation sheetObservation sheet adalah lembaran kertas untuk mencatat data yang didapatkan dalam response grip strength.

2.2 Flowchart ResponsiBerikut ini adalah flowchart unutk pelaksanaan responsi anthropometry dan

grip strength2.2.1 Gambar Flowchart

2.2.1.1 Flowchart Responsi Anthropometry

Gambar 2.1 Flowchart Paraktikum Antropometri

2.2.1.2 Flowchart Responsi Grip Strength

Gambar 2.1 Flowchart Paraktikum Grip Strength

2.2.2Penjelasan flowchart

Pada bagian ini akan diberikan mengenai penjelasan dari flowchartantropometri dan grip strength.

2.2.2.1Penjelasan flowchart responsi antropometriResponsi antropometri dimulai dengan pengisian data-data ukuran

tubuh dan kepala objek, kemudian dilakukan perekapan data dilanjutkan dengan pegujian keseragaman data tubuh pria atau wanita, dengan software minitab.Data dilakukan 2 kali iterasi jika terdapat data yang outlier.Data outlier pada iterasi 1 tidak diikutkan pada iterasi 2.Kemudian data direkap dalam tabel. Data-data yang seragam akan dilakukan uji kecukupan data tubuh pria atau wanita dengan menggunakan rumus. Setelah itu dilakukan perekapan data yang telah diuji, dimana data yang outlier tidak diikutkan dalam perhitungan.Perhitungan salah satunya adalah percentil dan standar deviasi dengan MicrosoftExcel, data yang digunakan adalah per dimensi tubuh.Kemudian dibuat tabel antropometri tubuh pria atau wanita. Kemudian dilakukan uji korelasi, yang bertujuan untuk mengetahui derajat hubungan linier antara satu dimensi tubuh dengan dimensi tubuh yang lain dan data yang digunakan adalah data sebelum diseragamkan. Uji korelasi juga dilakukan pada dimensi tubuh utama adalah D1, D3, D6, D15, D26. Lalu dibuat persamaaan regresi tubuh pria atau wanita yang dapat diperoleh dengan menggunakan SPSS serta dimasukkan nilai input independent dan dependent. Setelah itu dilakukan analisis dan intepretasi data dan terakhir dilakukan kesimpulan dan saran.

2.2.2.2 Penjelasan flowchart responsi grip strength

Dari flowchart praktikum grip strength dapat diketahui bagaimana percobaan dilakukan. Pertama-tama, pengambilan data, dimana data-data yang diambil didapatkan dari 5 macam posisi dan masing-masing posisi dengan 3 diameter yang berbeda (4, 5 dan 6). Setiap posisi dilakukan 3 kali percobaan dengan diameter yang sama, setelah itu baru ke 2 diameter yang lain. Setelah semua data didapatkan dan ditulis di tabel, maka proses selanjutnya pembuatan grafik hubungan diameter genggam dengan kekuatan genggam. Setelah grafik dibuat, maka analisis dan interpretasi data dilakukan. Dan dari grafik ini akan diketahui bagaimana pengaruhnya diameter genggam jika semakin besar, apa dampaknya terhadap kekuatan genggam, apakah semakin besar juga atau semakin kecil. Dan yang terakhir, yaitu penarikan dan simpulan. Dimana di sini akan dibahas apa yang menjadi penyebab kekuatan genggam semakin besar ataupun sebaliknya, apa hanya diameter saja yang menjadi penyebab kekuatan genggam semakin kecil ataupun sebaliknya. Selain itu, di poin ini juga berisikan tentang saran tentang praktikum yang telah dilakukan.

BAB IIIPENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bab3 pengumpulan dan pengolahan data ini akan dibahas mengenai data antropometri yang telah direkap dan diolah dengan melakukan dan mencari uji keseragaman data, uji kecukupan data, uji korelasi tubuh, koefisien determinasi tubuh, serta persamaan regresi tubuh. Selain itu dibahas juga mengenai data grip strength yang direkap dan diolah sehingga menghasilkan rekap data awal, rekap data dan rata-rata, serta grafik hubungan diameter genggam dan kekuatan genggam dan juga grafik perbandingan kekuatan genggam antara wanita dengan pria.

3.1AntropometriDefinisi antropometri dan persentil akan dijelaskan pada subbab dibawah ini

3.1.1Definisi Anthropometry& PersentilAntropometri adalah studi yang mempelajari tentang dimensi tubuh

manusia sehingga dalam studi ini akan dilakukan pengukuran dari dimensi tubuh manusia. Dari hasil pengukuran dimensi tubuh manusia tersebut akan didapat data antropometri dimana data ini akan sangat berguna dalam desain hal produk serta perancangan sistem kerja.

Persentil adalah suatu nilai yang menyatakan persentase tertentu dari sekelompok orang memiliki dimensi yang lebih besar atau sama dengan nilai tersebut.

3.2Rekap Data Antropometri TubuhPriaBerikut adalah data antropometri dari dimensi tubuh pria:

Tabel 3.1 Rekap Uji Keseragaman Data Tubuh Pria Kelompok 1

3.2.1Uji Keseragaman Data Tubuh PriaBerikut merupakan iterasi dari data dimensi tubuh pria dengan

menggunakan software Minitab:

Observation

Indiv

idual V

alu

e

191715131197531

190

180

170

160

150

_X=168.54

UCL=188.50

LCL=148.57

I Chart of D1

Observation

Indiv

idual V

alu

e

191715131197531

100

95

90

85

80

75

_X=87

UCL=97.78

LCL=76.22

I Chart of D6

Gambar 3.1 Grafik Keseragaman Data Tubuh Pria Pada D1 iterasi 1

Gambar 3.5 Grafik Keseragaman Data Tubuh Pria Pada D6 iterasi1

Observation

Indiv

idual V

alu

e

191715131197531

160

150

140

130

120

_X=141.08

UCL=159.14

LCL=123.02

I Chart of D3

Observation

Indiv

idual V

alu

e

191715131197531

70

65

60

55

50

_X=58.94

UCL=69.15

LCL=48.72

I Chart of D8

Gambar 3.2 Grafik Keseragaman Data Tubuh Pria Pada D3 iterasi1

Gambar 3.6 Grafik Keseragaman Data Tubuh Pria Pada D8 iterasi1

Observation

Individual V

alue

191715131197531

50.0

47.5

45.0

42.5

40.0

37.5

35.0

_X=41.38

UCL=49.13

LCL=33.62

I Chart of D15

Observation

Indiv

idual V

alu

e

191715131197531

50

45

40

35

30

25

20

15

_X=31.13

UCL=45.95

LCL=16.31

I Chart of D16

Gambar 3.3 Grafik Keseragaman Data Tubuh PriaPada D15 iterasi1

Gambar 3.7 Grafik Keseragaman Data Tubuh Pria Pada D16 iterasi1

ObservationIn

div

idual V

alu

e191715131197531

30

25

20

15

10

_X=19.14

UCL=27.03

LCL=11.24

1

I Chart of D18

Observation

Indiv

idual V

alu

e

191715131197531

26

24

22

20

18

16

14

12

_X=18.65

UCL=25.09

LCL=12.21

I Chart of D18

Gambar 3.4 Grafik Keseragaman Data Tubuh Pria Pada D18 iterasi1

Gambar 3.8 Grafik Keseragaman Data Tubuh Pria Pada D18 iterasi2

Observation

Indiv

idual V

alu

e

191715131197531

200

190

180

170

160

150

_X=173.99

UCL=199.83

LCL=148.15

I Chart of D23

Gambar 3.9 Grafik Keseragaman Data Tubuh Pria Pada D23 iterasi1

Grafik 3.10 Grafik Keseragaman Data Tubuh Pria Pada D24 Iterasi 1

Observation

Individual V

alue

191715131197531

240

230

220

210

200

190

180

170

_X=204.48

UCL=232.89

LCL=176.06

I Chart of D24

Gambar 3.11 Grafik Keseragaman Data Tubuh Pria Pada D24 iterasi1

Observation

Indiv

idual V

alu

e

191715131197531

110

100

90

80

70

60

50

_X=73.25

UCL=94.63

LCL=51.86

1

I Chart of D26

Observation

Indiv

idual V

alu

e191715131197531

85

80

75

70

65

60

_X=71.31

UCL=84.43

LCL=58.19

I Chart of D26

Gambar 3.12 Grafik Keseragaman Data Tubuh Pria Pada D24 Iterasi 2

Berikut rekapitulasi data Antropometri tubuh manusia setelah melakukan iterasi kedua dan data dinyatakan seragam karena tidak ada lagi data yang outlier. Shading ungu diberikan pada data yang outlier.

Tabel 3.2 Rekap Uji Keseragaman Data Tubuh Pria Kelompok 1

3.2.2Uji

Kecukupan DataTubuhPriaPada uji kecukupan data tubuh dilakukan proses penghitungan jumlah

pengamatan yang seharusnya dilakukan oleh praktikan (N’). N’ dihitung menggunakan rumus di bawah ini.

N '=[ Z .SX .k ]2Keterangan : N’ = Jumlah pengamatan yang seharusnya

dilakukanZ = Index tingkat kepercayaan (tingkat kepercayaan

95% ≈ index 2)s = Standar deviasi data

x = Rata-rata data setelah diseragamkank = Tingkat error (5%)

Contoh perhitungan untuk D1

N '=[ Z .SX .k ]2N '=[ 1,645 .5,952585168,42 .0,05 ]

2

N '=[ 9,7928,421 ]2

N '=[1,16281 ]2

N '=1,35213

Tabel 3.3 Tabel Uji Kecukupan Data Tubuh Pria Kelompok1Dimensi

Keterangan N N’ Kesimpulan

D1Tinggi tubuh posisi berdiri

tegak 201,352121

N > N' maka data cukup

D3Tinggi Bahu

201,595529

N > N' maka data cukup

D6tinggi tubuh posisi duduk

201,911607

N > N' maka data cukup

D8tinggi bahu posisi duduk

204,896503

N > N' maka data cukup

D15lebar bahu

203,919937

N > N' maka data cukup

D16lebar panggul

2019,48341

N > N' maka data cukup

D18tebal perut

2016,52017

N > N' maka data cukup

D23jarak rentang dari ujungan

tangan kanan ke kiri 202,348996

N > N' maka data cukup

D24

tinggi pergelangan tangan posisi tangan vertikal ke atas dan berdiri tegak

201,960376

N > N' maka data cukup

D26

jarak genggam tangan ke punggung pada posisi tangan ke depan

203,688966

N > N' maka data cukup

3.2.3 Rekap Data Tubuh Pria Setelah DiseragamkanBerikut merupakan tabel rekap data tubuh Pria setelah dilakukan

penyeragaman:

Tabel 3.4 Tabel Rekap Data Tubuh Pria Setelah Diseragamkan

3.2.4 Tabel Antropometri TubuhPriaBerikut merupakan tabel rekap Antropometri Tubuh Pria dengan berbagai

persentil:Tabel 3.5 Tabel Rekapitulasi DataAntropometri Tubuh Pria Kelompok 1

3.2.5 Uji KorelasiTubuh PriaBerikut merupakan tabel uji korelasi tubuh Pria setelah diolah melalui

Ms.Excel :

Tabel 3.6 Tabel Uji Korelasi Data Antropometri Tubuh Pria Kelompok 1

3.2.6 Uji Korelasi Dimensi Tubuh UtamaPriaBerikut merupakan rekap data dimensi tubuh utama pria:

Tabel 3.7 Tabel Uji Korelasi Data Antropometri Tubuh Pria Kelompok 1

3.2.7 Koefisien DeterminasiTubuh PriaBerikut merupakan koefisisen determinasi tubuh Pria :

Tabel 3.8 Tabel Koefisien Determinasi Tubuh Pria Kelompok 1

3.2.8 Persamaan Regresi Tubuh PriaRegresi ini dibuat menggunakan software SPSS dan data yang digunakan dalam

pengolahan persamaan regresi adalah data determinasi. Langkah untuk mendapatkan koefisien regresi adalah analyze regression linear.

1. Persamaan regresi pada dimensi D8Berikut adalah tabel persamaan regresi untuk dimensi D8, D23, dan D24

Tabel 3.9 Persamaan Regresi untuk dimensi D8Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.BStd.

Error Beta1 (Con

stant),168 ,680 ,246 ,828

D6 ,554 ,829 ,532 ,669 ,573D15 ,132 ,616 ,171 ,214 ,850

a Dependent Variable: D8D8 = 0.554D6 + 0.132D15 + 0.168

Tabel 3.10 Persamaan Regresi untuk dimensi D23Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.BStd.

Error Beta1 (Con

stant),122 ,098 1,24

6,430

D1 ,804 ,330 1,215 2,433

,248

D3 -,168

,334 -,248 -,501

,704

D6 ,015 ,141 ,018 ,109 ,931

a Dependent Variable: D23D23 = 0.804D1 + (-0.168)D3 + 0.015D6 + 0.122

Tabel 3.11Persamaan Regresi untukdimensi D24Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.BStd.

Error Beta1 (Con

stant),135 ,075 1,78

4,325

D1 ,814 ,253 1,182 3,212

,192

D3 -,144

,257 -,204 -,560

,675

D6 ,011 ,108 ,012 ,098 ,938

a Dependent Variable: D24D24 = 0.814D1 + (-0.144)D3 + 0.011D6 + 0.135

3.3 Rekap Data Antropometri KepalaPriaBerikut ini data antropometri kepala Pria:

Tabel 3.12data antropometri kepala pria

3.3.1 Uji Keseragaman DataKepala PriaBerikut merupakan iterasi dari data dimensi kepala pria dengan menggunakan

software Minitab:

Observation

Indiv

idual V

alu

e

191715131197531

20

19

18

17

16

_X=18.25

UCL=20.070

LCL=16.430

I Chart of H1

Observation

Indiv

idual V

alu

e

191715131197531

19

18

17

16

15

14

13

12

_X=15.55

UCL=19.049

LCL=12.051

I Chart of H2

Gambar 3.13 Grafik Keseragaman Data KepalaPria Pada H1 iterasi1

Gambar 3.15 Grafik Keseragaman Data KepalaPria Pada H2 iterasi1

Observation

Indiv

idual V

alu

e

191715131197531

27

26

25

24

23

_X=25.1

UCL=27.060

LCL=23.1401

I Chart of H3

Observation

Indiv

idual V

alu

e

191715131197531

17

16

15

14

13

12

11

10

_X=13.684

UCL=16.639

LCL=10.729

I Chart of H5

Gambar 3.14 Grafik Keseragaman Data KepalaPria Pada H3 iterasi1

Gambar 3.16 Grafik Keseragaman Data KepalaPria Pada H3 iterasi2

Observation

Indiv

idual V

alu

e

191715131197531

26

25

24

23

22

21

20

19

18

_X=22.05

UCL=25.689

LCL=18.411

I Chart of H4

Observation

Indiv

idual V

alu

e

191715131197531

17

16

15

14

13

12

11

10

_X=13.5

UCL=16.859

LCL=10.1411

I Chart of H5

Gambar 3.17 Grafik Keseragaman Data KepalaPria Pada H4 iterasi1

Gambar 3.20 Grafik Keseragaman Data KepalaPria Pada H5 iterasi1

Observation

Indiv

idual V

alu

e

191715131197531

17

16

15

14

13

12

11

10

_X=13.684

UCL=16.639

LCL=10.729

I Chart of H5

Observation

Indiv

idual V

alu

e

191715131197531

25

20

15

10

5

0

_X=9.7

UCL=17.26

LCL=2.14

1

I Chart of H6

Gambar 3.18 Grafik Keseragaman Data KepalaPria Pada H5 iterasi2

Gambar 3.21 Grafik Keseragaman Data KepalaPria Pada H6 iterasi1

Observation

Indiv

idual V

alu

e

191715131197531

15.0

12.5

10.0

7.5

5.0

_X=8.84

UCL=14.01

LCL=3.67

I Chart of H6

Observation

Indiv

idual V

alu

e

191715131197531

25.0

22.5

20.0

17.5

15.0

_X=19.1

UCL=24.00

LCL=14.20

I Chart of H7

Gambar 3.19Grafik Keseragaman Data KepalaPria Pada H6 iterasi2

Gambar 3.22 Grafik Keseragaman Data KepalaPria Pada H7 iterasi1

Observation

Indiv

idual V

alu

e

191715131197531

15

14

13

12

11

10

9

8

7

6

_X=10.9

UCL=14.959

LCL=6.841

I Chart of H8

Observation

Indiv

idual V

alu

e

191715131197531

21

20

19

18

17

16

15

14

13

12

_X=16.55

UCL=20.889

LCL=12.211

I Chart of H9

Gambar3.23 Grafik Keseragaman Data KepalaPria Pada H8 iterasi1

Gambar 3.26 Grafik Keseragaman Data KepalaPria Pada H9 iterasi1

Observation

Indiv

idual V

alu

e

191715131197531

8.5

8.0

7.5

7.0

6.5

6.0

5.5

5.0

_X=6.6

UCL=8.140

LCL=5.0601

I Chart of H10

Observation

Indiv

idual V

alu

e

191715131197531

8.0

7.5

7.0

6.5

6.0

5.5

5.0

_X=6.684

UCL=8.014

LCL=5.354

I Chart of H10

Gambar 3.24 Grafik Keseragaman Data KepalaPria Pada H10 iterasi1

Gambar 3.27Grafik Keseragaman Data KepalaPria Pada H10 iterasi2

Observation

Indiv

idual V

alu

e191715131197531

19

18

17

16

15

14

13

12

_X=15.5

UCL=18.440

LCL=12.560

I Chart of H11

Observation

Indiv

idual V

alu

e

191715131197531

24

23

22

21

20

19

18

17

_X=20.5

UCL=23.580

LCL=17.420

I Chart of H12

Gambar 3.25 Grafik Keseragaman Data KepalaPria Pada H11 iterasi1

Gambar 3.28Grafik Keseragaman Data KepalaPria Pada H12 iterasi1

Observation

Indiv

idual V

alu

e

191715131197531

22

21

20

19

18

17

16

15

14

_X=18.35

UCL=21.849

LCL=14.851

I Chart of H13

Gambar 3.29 Grafik Keseragaman Data KepalaPria Pada H13 iterisasi1

Gambar 3.30 Grafik Keseragaman Data Kepala Pria Pada H14 iterisasi1

Berikut rekapitulasi data Antropometri kepala manusia setelah melakukan iterasi kedua dan data dinyatakan seragam karena tidak ada lagi data yang outlier. Shading ungu diberikan pada data yang outlieriterisasi1 dan shading hijau diberikan pada data yang outlier iterisasi2

Tabel 3.13 Rekap Uji Keseragaman Data kepala Pria Kelompok 1

ObservationIn

div

idual V

alu

e

191715131197531

7

6

5

4

3

_X=5.35

UCL=7.310

LCL=3.390

I Chart of H14

3.3.2 Uji Kecukupan DataKepala PriaPada uji kecukupan data kepala dilakukan proses penghitungan jumlah

pengamatan yang seharusnya dilakukan oleh praktikan (N’). N’ dihitung menggunakan rumus di bawah ini.

Rumus Kecukupan Data Kepala Pria

Keterangan : N’ = Jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukanZ = Index tingkat kepercayaan (tingkat kepercayaan 95% ≈ index 2)s = Standar deviasi data

x = Rata-rata data setelah diseragamkank = Tingkat error (5%)

Contoh perhitungan untuk H1

N '=[ 1,645 .0,83330840318,1 .0,05 ]2

N '=[ 1,37080,905 ]2

N '=1,51472

N '=2,2943

Tabel 3.14Tabel Uji Kecukupan antropometri kepala pria

DimensiKeteranga

nN N’ Kesimpulan

H1Panjang

Kepala20 2,294279

N > N' maka data cukup

H2Lebar

Kepala20 4,874784

N > N' maka data cukup

H3Diameter

Maksimum Dagu

20 0,553776N > N' maka data

cukup

H4Dagu ke

Puncak Kepala20 3,790269

N > N' maka data cukup

H5Telinga ke

Puncak Kepala20 7,024952

N > N' maka data cukup

H6Telinga Ke

Belakang Kepala20 36,12189

N < N' maka data tidak cukup

H7Antara Dua

Telinga20 8,897574

N > N' maka data cukup

H8Mata ke

Puncak Kepala20 21,82125

N < N' maka data tidak cukup

H9Mata ke

Belakang Kepala20 7,500161

N > N' maka data cukup

H10Antara dua

Pupil Mata20 8,671132

N > N' maka data cukup

N '=[ Z .SX .k ]2

3.3.3Rekap Data Kepala Setelah DiseragamkanPriaBerikut adalah rekap data kepala pria setelah diseragamkan :

Tabel 3.15Rekap Data AntropometriKepala Pria Setelah Diseragamkan

Lanjutan Tabel 3.15Rekap Data AntropometriKepala Pria Telah Diseragamkan

3.3.4 Tabel Antropometri KepalaPriaBerikut adalah tabel antropometri kepala pria dengan persentil :

Tabel 3.16tabelantropometri kepala pria

3.3.5 Uji KorelasiKepala PriaBerikut adalah tabel uji korelasi kepala pria :

Tabel 3.17TabelUji KorelasiKepala Pria

3.4 Grip StrengthGrip strength atau kekuatan genggam menjadi salah satu objek dari observasi

yang dilakukan pada modul 1 kali ini. Pengujian dilakukan kepada kedua jenis kelamin yang masing-masing diwakili oleh sejumlah responser, sedangkan responser yang lain menjadi penguji dan pengamatnya.Alat yang digunakan dalam uji kekuatan genggam ini disebut Hand Dynamometer. Pengujian grip strength dilakukan dengan 5 posisi yang berbeda dengan urutan sebagai berikut :

1. Tubuh berdiri pergelangan tangan ke bawah, 2. Tubuh berdiri pergelangan tangan ke depan,3. Tubuh duduk pergelangan tangan ke bawah,4. Tubuh duduk pergelangan tangan ke depan5. Tubuh duduk tangan ditunjangMasing-masing posisi dilakukan dengan diameter yang berbeda-beda, yaitu 4

cm,5 cm dan 6 cm. Pada masing-masing diameter dilakukan tiga kali pengujian. Cara menyesuaikan diameter adalah dengan memutar pegangan di bagian bawah Hand Dynamometer sesuai dengan nilai diameter yang diinginkan.Data yang diperoleh kemudian di catat dan direkap ke dalam observation sheet.

3.4.1 Rekap Data AwalData yang telah diperoleh dari proses observasi grip strength kemudian di rekap

ke dalam Ms.Excel. Data tersebut belum diolah dan masih berupa data mentah.

Data uji terhadap pria dan wanita dipisahkan, namun tetap dengan format yang sama.

Tabel 3.18TabelGrip Strength Pria

Tabel 3.19TabelGrip Strength Wanita

3.4.2 Rekap Data dan Rata-rataRekap data pada Ms.Excel yang telah dikerjakan sebelumnya kemudian

diolah kembali.Langkah selanjutnya adalah dengan mencari rata-rata kekuatan genggam pada masing-masing pengujian. Hasil dari pencarian rata-rata grip strength pada setiap pengujian ini akan sangat dibutuhkan pada proses pengolahan data selanjutnya, salah satunya adalah pada saat penggunaan software lain pada langkah berikutnya.

Tabel 3.20 Rekap Data Rata-rata Pria

Tabel 3.21 Rekap Data Rata-rata Wanita

3.4.3 Grafik Hubungan Diameter Genggam dan Kekuatan GenggamSetelah data uji grip strength dan rata-ratanya telah selesai direkap, langkah

selanjutnya adalah pembuatan grafik. Tahapan ini masih memanfaatkan fungsi software yang sama dengan tahapan sebelumnya. Grafik yang dibuat adalah grafik yang mempresentasikan hubungan antara diameter genggam dan kekuatan genggam. Visualisasi berupa grafik akan memudahkan dalam membaca data dan proses berpikir.

3.4.3.1PriaBerikut adalah grafik hubungan antara kekuatan genggam dan diameter

genggam yang diujikan pada responser pria

d=4cm d=5cm d=6cm05

101520253035

Pria

Posisi 1Posisi 2Posisi 3Posisi 4Posisi 5

Diameter Genggam

Keua

tan

geng

gam

Gambar 3.31 Grafik Hubungan Antara Kekuatan Genggam Dan Diameter Genggam Yang Diujikan Pada Pria

Seperti yang dapat kita lihat pada grafik di atas bahwa kelima posisi memiliki siklus kenaikan dan penurunan yang hampir sama. Pada grafik tersebut terlihat adanya perbedaan nilai antara posisi satu dengan yang lain, namun ada juga kesamaan nilai di beberapa titik .Hal ini menunjukan bahwa posisi tubuh, posisi tangan dan diameter genggam berpengaruh terhadap kekuatan genggam.

3.4.3.2WanitaGrafik berikut menunjukkan hubungan antara kekuatan genggam dan diameter

genggam pada wanita.

d = 4cm d = 5cm d = 6cm0

102030

WanitaPosisi 1Posisi 2Posisi 3Posisi 4Posisi 5

Diameter Genggamkeku

atan

Gen

ggam

Gambar 3.32 Grafik hubungan antara kekuatan genggamdan diameter genggam pada wanita

Pada grafik tersebut dapat dilihat bahwa pada posisi tertentu kekuatan genggam wanita lebih lemah dibandingkan dengan pria. Sedangkan nilai-nilai grip strength pada posisi-posisi yang lainnya cenderung mengalami siklus naik turun yang hampir sama.

3.4.3.3 Perbandingan Pria dan Wanita Grafik - grafik di bawah iniakan menunjukkan perbandingan grip

strengthantara pria dengan wanita. Rata-rata dari grafik-grafik di bawah ini menggambarkan bahwa grip strength pria secara umum lebih tinggi daripada wanita. Hal ini disebabkan oleh beberapa macam faktor yang akan dibahas lebih lanjut pada bab 4.

d = 4cm d = 5cm d = 6cm0.005.00

10.0015.0020.0025.0030.0035.00

Posisi 1

PriaWanita

Diameter Genggam

Keku

atan

Gen

ggam

Gambar 3.33 Grafik Perbandingan Grip StrengthPria dan Wanita padda Posisi 1

d = 4cm d = 5cm d = 6cm0.005.00

10.0015.0020.0025.0030.0035.00

Posisi 2

PriaWanita

Diameter Genggam

Keku

atan

Gen

ggam

Gambar 3.34 Grafik Perbandingan Grip StrengthPria dan Wanita pada Posisi 2

d = 4cm d = 5cm d = 6cm0.005.00

10.0015.0020.0025.0030.0035.00

Posisi 3

PriaWanita

Diamater Genggam

Keku

atan

Gen

ggam

Gambar 3.35 Grafik Perbandingan Grip StrengthPria dan Wanita pada Posisi 3

d = 4cm d = 5cm d = 6cm0.005.00

10.0015.0020.0025.0030.0035.00

Posisi 4

PriaWanita

Diameter Genggam

Keku

atan

Gen

ggam

Gambar 3.36 Grafik Perbandingan Grip Strength Pria dan Wanita pada Posisi 4

d = 4cm d = 5cm d = 6cm0.005.00

10.0015.0020.0025.0030.0035.00

Posisi 5

PriaWanita

Diameter Genggam

Keku

atan

Gen

ggam

Gambar 3.37 Grafik Perbandingan Grip Strength Pria dan Wanita pada Posisi 5

BAB IVANALISA DAN INTERPRETASI DATA

Pada bab IV ini akan dijelaskan mengenai analisa dan interpretasi data pada anthropometri dan grip strength

4.1 AnthropometriPada bab analisa anthropometri ini akan menjelaskan tentang

beberapa hal yaitu analisa faktor penyebab variabilitas, analisa uji kecukupan data anthropometri tubuh, analisa uji kecukupan anthropometri kepala, analisa uji korelasi tubuh analisa uji korelasi kepala dan analisa persamaan regresi.

4.1.1 Analisa Faktor-faktor Penyebab VariabilitasVariabilitas terjadi jika terdapat perbedaan ukuran baik bentuk

maupun dimensi tubuh manusia. Dalam analisa ini akan dijabarkan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya variablitas. Terdapat dua faktor utama yang menyebabkan terrjadinya variabilitas, antara lain posisi tubuh praktikan saat dilakukan pengukura serta ketelitian / kebenaran praktikan saat dilakukan pengukuran dimensi tubuh. Yang pertama adalah posisi tubuh, posisi tubuh menjadi salah satu faktor utama penyebab variabilitas.Jika pada suatu pengukuran dimensi tubuh tertentu, posisi tubuh sangat berpengaruh terhadap ukuran tubuh.Posisi tubuh juga disesuaikan dengan postur tubuh praktikan, sehingga dengan postur tubuh yang berbeda-beda dari tiap praktikan, maka posisi tubuh para praktikan juga memiliki perbedaan masing-masing, alhasil variabilitas terhadap pengukuran dimensi tubuh pun berbeda.Faktor yang kedua adalah ketelitian atau kebenaran praktikan saat dilakukan pengukuran dimensi tubuh.Pengamatan hasil pengukuran adalah hal vital dalam mendapatkan data yang benar.Namun, seringkali variabilitas juga terjadi dikarenakan kurangnya ketelitian pengamatan pengukuran dimensi tubuh.

4.1.2 Analisa Uji Kecukupan Data Anthropometri TubuhSetelah dilakukan uji keseragaman data apakah data-data seragam

atau outlier, selanjutnya dilakukan uji kecukupan data, dimana data yang digunakan hanya data seragam.Uji kecukupan data adalah dengan penggunaan rumus berupa berbagai variable antara lain standar deviasi data, rata-rata data setelah diseragamkan, tingkat error,serta indeks tingkat kepercayaan.Uji kecukupan data digunakan untuk mengetahui apakah jumlah sampel yang telah diambil dalam melakukan pengamatan sudah cukup atau tidak untukdapat mewakili karakteristik populasi tertentu.Pada hasil uji kecukupan data juga dapat disimpulkan jika ternyata jumlah sampel yang digunakan kurang, maka data sampel tersebut tidak mempresentasikan karakteristik populasi sehingga diperlukan adanya penambahan jumlah sampel pengamatan.

4.1.3 Analisa Uji Kecukupan Data Antropometri Kepala

Pada uji kecukupan data kepala dilakukan proses penghitungan jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan oleh praktikan (N’). N’ dihitung menggunakan rumus di bawah ini.

Rumus Kecukupan Data Kepala Pria

apabila N > N’ maka data dianggap belum cukup. Dan dari hasil pengolahan data, didapatkan pada dimensi H6 yaitu telinga ke belakang kepala dan H8 yaitu mata ke puncak kepala, didapatkan N’ yang lebih besar dari N. Sehingga dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat error 5% pada dimensi H6 dan H8 dinyatakan sebagai data yang tidak cukup. Jadi perlu dilakukan pengambilan data pada dimensi H6 dan H10 agar jumlah data mencukupi untuk diproses.Tetapi hal ini sudah diasumsikan bahwa pengambilan jumlah data sudah cukup.

4.1.3. Analisa Uji Korelasi Tubuh

Pada pengumpulan data uji korelasi terdapat hubungan antara satu dimensi tubuh yang satu dengan yang lainnya.Dengan melalui software Ms. Excel dengan caratools >> data analyse >> correlation dan lalu didapatkan data korelasinya. Dimana data koefisien korelisasinya tidak semuanya bernilai positif.Dan data yang bernilai negatif terdapat di dimensi tubuh D26.Hal ini, membuktikan bahwa dua variable yang berbanding terbalik, artinya apabila nilai variable yang satu naik, maka nilai variable lain turun dan juga sebaliknya. Apabila data bernilai positif maka dua variablesebanding.

4.1.5 Analisis Persamaan RegresiPersamaan regresi digunakan untuk mengetahui keterkaitan antar variable

didalam model matematis setelah diketahui terdapat hubungan antara independent variable dengan dependent variable.Untuk mendapatkan persamaan regresi digunakan software SPSS dan data yang digunakan adalah data determinasi. Dari bab pengolahan data diperoleh persamaan regresi dari setiap dimensi yang diuji.

Persamaan regresi pada D8 = 0,554 D6 + 0,132 D15 + 0,168Dari persamaan regresi tersebut diperoleh keterangan bahwa

dimensi D8 dipengaruhi oleh dimensi D6 dan D15. Persamaan tersebut dapat diartikan bahwa setiap penambahan prosentase sebanyak 0,554 satuan D6 dan prosentase sebanyak 0,132SATUAN D15 berakibat kenaikkan nilai satu satuan D8.

4.2 Grip StrengthPada subbab analisis grip strength ini akan dijelaskan beberapa hal yaitu

analisis diameter optimum grip strength, analisis pengaruh jenis kelamin terhadap diameter optimum serta analisis aplikasi 5 posisi grip strength.

4.2.1 Analisis Diameter Optimum Grip Strength

N '=[ Z .SX .k ]2

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengolahan data grip strength setelah praktikum, didapatkan hasil bahwa pertambahan kekuatan genggam dipengaruhi pula oleh pertambahan diameter genggam, namun setelah melewati diameter genggam = 5 cm kekuatan genggam cenderung konstan dan ada yang menurun. Hal ini terjadi di setiap posisi yang dilakukan saat praktikum, selain itu hal tersebut juga terjadi pada pria dan wanita.

Apabila dilihat dari data dan grafik mengenai grip strength, makadiameter optimum genggaman tangan di praktikum ini adalah 5 cm. Karena pada wanita, kekuatan genggam tertinggi yang ditampilkan pada grafik muncul pada diameter genggam = 5 cm. Sedangkan pada pria, kekuatan genggam tertinggi pada diameter genggam = 5 cm ditunjukkan pada posisi ke 5 di dalam grafik. Jika dianalisis, ketika hand dynamometer diatur pada diameter = 4 cm kemampuan kekuatan genggaman tangan lebih kecil dibandingkan pada diameter genggam = 5 cm karena jangkauan jari-jari lebih terbatas. Lalu apabila diameter gengam dinaikkan menjadi 6 cm, tampak pada grafik grip strength wanita terjadi penurunan di setiap posisi. Sedangkan pada grafik grip strength pria terlihat kenaikan kekuatan genggam dalam 4 posisi, namun jika dilihat dari data yang didapat ada beberapa yang cenderung konstan dan menurun pada diameter genggam = 6 cm. Hal ini terjadi karena ukuran genggaman tangan untuk diameter = 6 cm kurang optimal.

4.2.2 Analisa Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Diameter OptimumBerdasarkan hasil pengolahan data, didapatkan bahwa jenis kelamin

berpengaruh terhadap diameter optimum pada kekuatan genggam. Pada pria, rata-rata kekuatan genggamnya berada dalam rentang nilai 22,39 – 33,31 dan diameter optimumnya adalah 6 cm. Sedangkan untuk wanita kekuatan genggamnya 10,5 – 17 dan diameter optimumnya 5 cm. Berdasarkan hasil analisa kekuatan genggam dan diameter optimum pria dan wanita, tersebut, ditemukan bahwa pria memiliki kekuatan yang lebih besar daripada wanita.

4.2.3 Analisa Aplikasi 5 Posis Grip StrengthUntuk aplikasi posisi grip strength pada praktikum ini ada 5 posisi, berikut

adalah posisi disertai aplikasinya :a. Posisi 1 : tubuh berdiri tegak dengan tangan lurus ke bawah.Aplikasinya antara lain adalah membawa tas jinjing atau tas belanjaan,membawaember, dan sebagainya.b. Posisi 2 : tubuh berdiri tegak dengan tangan lurus ke depan.Aplikasinya antara lain adalah menggenggam pistol, mendorong untukmembuka pintu dengan menggenggam pegangan.c. Posisi 3 : tubuh duduk tegak dengan tangan lurus ke bawahAplikasinya antara lain adalah merubah posisi kursi mobil, memeganghandrem.d. Posisi 4 : tubuh duduk tegak dengan tangan lurus ke depanAplikasinya antara lain adalah mengerem dengan menekan setang

kemudi padasepeda ataupun sepeda motor.e. Posisi 5 : tubuh duduk tegak dengan tangan 45º ke atasAplikasinya antara lain adalah menarik bendera/katrol.

Berdasarkan grafik-grafik perbandingan tiap posisi untuk pria dan wanita, dapat dilihat bahwa pada posisi 1 atau tubuh berdiri tegak dengan tangan ke bawah dan posisi 3 atau tubuh duduk tegak tangan ke bawah merupakan posisi yang menghasilkan grip strength tertinggi, karena pada saat itu kondisi lengan tangan dalam keadaan tidak melakukan kerja (hanya lurus ke bawah). Sedangkan pada posisi 5 atau tubuh duduk dengan tangan ke atas 45º, menghasilkan grip strength terendah, dan hal tersebut terjadi pada pria dan wanita, dikarenakan pada posisi tangan 45º ke atas berarti otot lengan bekerja menahan beban ke atas dan hal tersebut berpengaruh ke kekuatan genggam.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai kesimpulan dan saran mengenai praktikum antrhopometri dan grip strength modul 1.

5.1 KesimpulanBerikut ini adalah kesimpulan yang dapat diambil dari responsi ergonomi modul

1 ini: Faktor yang menyebabkan variabilitas dimensiantara lain adalah berat

badan,suku asal, dan jenis kelamin. Jumlah data yang diambil dalam responsi sudah cukup. Hubungan antara satu dimensi tubuh dengan dimensi tubuh yang

lainnya berbanding lurus dengan nilai koefisien kolerasi, semakin besar nilai koefisienkolerasi,maka hubungan antara dimensi tubuh semakin kuat. Persamaan regresi yang didapatkan ada yang berbanding lurus dan

ada jugayang berbanding terbalik Diameter optimumgenggam pada pria adalah 6 cm sedangkan pada wanitaadalah 5 cm Kekuatan genggam pria lebih besar daripada kekuatan genggam pada wanita. Posisi berbeda pada pelaksanaan response grip strength, menghasilkan

kekuatan genggam yang berbeda-beda.

5.2 SaranBerikut ini adalah beberapa saran yang ditujukan kepada responser dan

asisten laboratorium untuk responsi modul 1 ini agar lebih baik kedepannya:

Pada responsiantropometri ini, responser disarankan agar lebih teliti dalam

mengukur bagian tubuh dan membaca angka yang ada pada anthropometer danjuga pada software headthropometry. Disarankan untuk asisten laboratorium agar lebih memahami teori

responsisehingga responser tidak mendapatkan jawaban yang berbeda ketika bertanya.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Nurmianto, Eko (2004). Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya.Surabaya: Guna Widya.

[2 ]Wignjosoebroto, Sritomo (2006). Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Surabaya: Guna Widya.

[3]Wignjosoebroto, Sritomo. Analisis Ergonomi Terhadap Rancangan Fasilitas Kerja Pada stasiun Kerja di Bagian Skiving dengan Antrhopometri Orang Indonesia (Studi Kasus di Pabrik Vulkanisir Ban). Jurnal Teknik Industri - ITS