model pengembangan kepribadian siswa melalui pembinaan …

74
MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN KEAGAMAAN PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 KABUPATEN CIREBON SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Oleh : NURKHASANAH NIM. 2016.1.19.1.02259 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON TAHUN 2020

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA

MELALUI PEMBINAAN KEAGAMAAN

PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI 1

KABUPATEN CIREBON

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh :

NURKHASANAH

NIM. 2016.1.19.1.02259

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON

TAHUN 2020

Page 2: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

i

PERNYATAAN KEASLIAN

LEMBAR PERSETUJUAN

MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA

MELALUI PEMBINAAN KEAGAMAAN

PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI 1

KABUPATEN CIREBON

Oleh :

NURKHASANAH

NIM : 2016.1.19.02259

Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Sulaiman, M. M. Pd Eman Sulaeman, M. Ag.

NIDN. 2118096201 NIDN. 2123088401

Page 3: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

ii

NOTA DINAS

Kepada Yth.

Ketua Jurusan Tarbiyah

IAI Bunga Bangsa Cirebon

Di

Cirebon

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Setelah melakukan bimbingan, telaah, arahan dan koreksi terhadap penulisan

skripsi NURKHASANAH Nomor Induk Mahasiswa 2016.1.19.1.02259

berjudul “Model Pengembangan Kepribadian Siswa Melalui Pembinaan

Keagamaan Pada Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten Cirebon” bahwa

skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada ketua jurusan tarbiyah untuk dimunaqosahkan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Sulaiman, M. M. Pd Eman Sulaeman, M. Ag.

NIDN. 2118096201 NIDN. 2123088401

Page 4: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “ Model Pengembangan Kepribadian Siswa

Melalui Pembinaan Keagamaan Pada Madrasah Aliyah Negeri 1

Kabupaten Cirebon” oleh NURKHASANAH Nomor Induk Mahasiswa

2016.1.19.1.02259, telah diajukan dalam sidang munaqosah Fakultas

Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam IAI Bunga Bangsa Cirebon.

Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon.

Cirebon, Juni 2020

Sidang Munaqosah,

Ketua Sekretaris

Merangkap Anggota Merangkap Anggota

Dr. H. Oman Fathurohman, M. A Drs. Sulaiman, M. M. Pd

NIDN. 8886160017 NIDN. 2118096201

Page 5: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

iv

ABSTRAK

NURKHASANAH NIM : 2016.1.19.1.02259 MODEL

PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN

KEAGAMAAN PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI 1

KABUPATEN CIREBON.

Pendidikan merupakan usaha sadar yang bertujuan untuk

pengembangan setiap individu agar memiliki kepribadian yang berkarakter.

Selain dalam lingkungan keluarga, pembinaan agama dalam lingkungan

sekolah juga sangatlah penting bagi pengembangan karakter yang religius

bagi peserta didik melalui pembiasaan yang dikemas dalam tata tertib

sekolah. Sekalipun model pembinaan yang diterapkan berkualitas baik, akan

tetapi masih saja ditemukan problema dalam dunia pendidikan. Madrasah

Aliyah Negeri 1 Kabupaten Cirebon merupakan lembaga pendidikan religius

yang telah menerapkan model pengembangan siswa yang sudah sangat baik

khususnya dalam pembinaan keagamaan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana model

pengembangan kepribadian siswa melalui pembinaan keagamaan pada

Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten Cirebon berikut pelaksanaannya dan

apa saja yang menjadi faktor penghambat dan pendukungnya. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif. Jenis

penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian lapangan. Sedangkan

teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan

dokumentasi yang dilakukan secara berurutan.

Hasil penelitian menunjukkan model pengembangan kepribadian

siswa melalui pembinaan keagamaan yang diterapkan di Madrasah Aliyah

Negeri 1 Kabupaten Cirebon sudah baik, demikian pula dengan pelaksanaan

model pengembangan kepribadian siswa tersebut berjalan dengan baik sesuai

dengan budaya madrasah yang berlaku dalam tata tertib madrasah. Faktor

yang mempengaruhi keberhasilan (pendukung) dalam pelaksanaan

pembinaan keagamaan tersebut karena adanya dukungan penuh dari kepala

madrasah, kerjasama yang baik antara guru dan siswa, serta fasilitas yang

memadai. Adapun yang menjadi faktor penghambat adalah kurangnya dana

serta solidaritas dalam acara pertemuan sehingga tidak jarang menimbulkan

miskomunikasi.

Kata Kunci : Kepribadian, Pembinaan, Siswa

Page 6: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

yang telah memberikan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga

Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:

“Model Pengembangan Kepribadian Siswa Melalui Pembinaan

Keagamaan Pada Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten Cirebon”,

dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana

Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Bunga Bangsa

Cirebon.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah menerima banyak

bimbingan, dorongan, saran dan masukan serta bantuan dari berbagai pihak

yang tidak ternilai harganya. Jasa baik mereka tentu tidak dapat penulis

lupakan begitu saja, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. H. Oman Fathurohman, M.A, selaku Rektor Institut Agama Islam

Bunga Bangsa Cirebon.

2. Agus Dian Alirahman, M.Pd.I, Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam

IAI Bunga Bangsa Cirebon.

3. Drs. Sulaiman, M.M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I Fakultas

Tarbiyah Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon.

4. Eman Sulaeman, M. Ag, selaku Dosen Pembimbing II Fakultas

Tarbiyah Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon.

5. Drs. Effendi Mufied, WAKA Madrasah Bidang Kurikulum MAN 1

Kabupaten Cirebon

6. H. Muhajirin, S. Pd, M.Pd, selaku WAKA Madrasah Bidang

Kesiswaan MAN 1 Kabupaten Cirebon

7. Drs. H. Mahrom Ali, selaku Koordinator Bidang Keagamaan MAN 1

Kabupaten Cirebon

8. MAN 1 Kabupaten Cirebon

9. Segenap Dosen dan Staff Institut Agama Islam Bunga Bangsa

Cirebon

10. Yang Tercinta, Ayah dan Ibu yang senantiasa memberikan do’a tulus

dan motivasi, sehingga penulisan skripsi ini dapat berjalan dengan

lancar.

11. Keluarga, teman-teman terdekat, teman seperjuangan, dan terutama

sahabat terkasih Nur Aeni yang selalu memberikan motivasi dan

bantuan dalam bentuk apapun, sehingga penulis bisa menyelesaikan

skripsi ini.

12. PAI-A Tahun Akademik 2016

Page 7: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

vi

13. Segenap KSR PMI Unit Kota Cirebon

14. Seluruh pihak yang telah membantu dan mensuport dalam

penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Namun demikian, dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari

masih banyak kekurangan. Sehingga dengan segala kerendahan hati, penulis

menerima kritik dan saran dari para pembaca guna untuk penyempurnaan

skripsi ini.

Semoga segala bantuan dan kebaikan tersebut mendapat limpahan

balasan dari Allah. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi para pembaca. Aamiin.

Cirebon, Juni 2020

Penulis

Page 8: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................... i

NOTA DINAS ....................................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

Daftar isi ............................................................................................................... vii

BAB I ..................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

BAB II .................................................................................................................... 8

KAJIAN PUSTAKA .............................................................................................. 8

BAB III................................................................................................................. 17

METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................... 17

BAB IV ................................................................................................................ 30

PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................................ 30

BAB V .................................................................................................................. 54

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 54

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 56

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................... Error! Bookmark not defined.

Page 9: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesadaran terhadap besarnya peran agama bagi peningkatan

keimanan dan ketaqwaan juga pembentukan moral warga Negara

telah menjadikan pendidikan agama sebagai mata pelajaran yang

wajib bagi setiap jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar

hingga pada pendidikan tinggi. Keberadaan pendidikan agama

sebagai mata pelajaran juga didukung oleh UUD 1945 dan Pancasila

sebagai dasar Negara.

Pendidikan agama memegang peranan penting dalam segala

aspek kehidupan karena pendidikan agama dimaksudkan untuk

membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia (uu

sisdiknas, 2003: 50) Dengan demikian harapan yang tercipta yaitu

pendidikan agama menjadi acuan untuk membentuk moralitas dan

kepribadian masyarakat yang religius. Sekolah merupakan lingkungan

yang sangat berpengaruh bagi perkembangan peserta didik,demikian

pula pada perkembangan kepribadian. Namun, di era globalisasi ini

kita dihadapkan banyak masalah termasuk masalah moral dan akhlak.

Dalam hal ini tentunya pendidikan memiliki peran yang sangat

berpengaruh bagi perkembangan dan kemajuan suatu Negara. Negara

yang maju, salah satunya adalah karena adanya sistem pendidikan

yang berkualitas sehingga mampu menjamin mutu generasi suatu

bangsa. Sehubungan dengan hal tersebut, sejalan dengan penegertian

pendidikan yang tertuang dalam UU Sisdiknas no. 20 tahun 2003

tentang sistem pendidikan nasional bahwa :

”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat

bangsa, dan negara”. (Sagala, 2008)

Pendidikan agama dilembaga pendidikan akan memberi

pengaruh terhadap pembentukan jiwa keagamaan pada peserta didik.

Namun demikian bagaimanapun pengaruh tersebut sangat bergantung

pada berbagai faktor yang dapat menstimulasi peserta didik untuk

memahami nilai-nilai pembelajaran. Sebab pendidikan agama pada

Page 10: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

2

dasarnya adalah pendidikan nilai. Oleh karenanya pendidikan agama

sangat dititikberatkan terhadap pembentukan kepribadian yang selaras

dengan ajaran agama melalui pembiasaan.

Dewasa ini masalah moralitas dikalangan generasi muda

bangsa ini terkhusus para pelajar dan mahasiswa merupakan

persoalan besar. Generasi muda adalah aset dan penerus yang akan

menentukan bangsa dimasa depan. Pada realitanya, pelajar dan

mahasiswa yang merupakan generasi terpelajar justru mudah

terpengaruh, yang seringkali menyebabkan terjadinya tawuran

diberbagai sekolah bahkan perguruan tinggi. Maraknya kasus amoral

dilingkungan para remaja terpelajar seperti halnya kasus seks bebas,

minuman keras, narkoba, dan kasus sejenis lainnya. Berbagai

problema yang terjadi sulit untuk dipulihkan, melainkan

mengembalikan kepada ajaran agama dengan salah satu caranya

adalah mengefektikan dan mengefisiensikan pendidikan agama di

sekolah melalui penanaman pembiasaan.

Pembentukan kepribadian yang religius atau yang bermoral

dan kepribadian yang memiliki keberagamaan (religiusitas), tidak

cukup hanya mengacu pada mata pelajaran agama saja yang hanya

memiliki alokasi waktu dua sampai tiga jam pelajaran saja pada setiap

pekannya. Ditambah lagi berkembangnya pemahaman bahwa

keberhasilan pendidikan agama kepada peserta didik adalah tanggung

jawab guru agama. Hal ini menjadi permasalahan tambahan didalam

dunia pendidikan khususnya pada pendidikan agama Islam

dilingkungan sekolah.

Pembinaan adalah suatu usaha dan upaya yang dilakukan

secara sadar terhadap nilai-nilai yang dilaksankan oleh orang tua,

seorang pendidik atau tokoh masyarakat dengan metode tertentu baik

secara personal (perorangan) maupun secara lembaga yang merasa

punya tangggung jawab terhadap perkembangan pendidikan anak

didik atau generasi penerus bangsa dalam rangka menanamkan nilai-

nilai dan dasar kepribadian dan pengetahuan yang bersumber pada

ajaran agama Islam untuk dapat diarahkan pada sasaran dan tujuan

yang ingin dicapai.

Pembinaan agama Islam adalah segala usaha yang dilakukan

oleh individu maupun kelompok yang berorientasi pada rasa

ketuhanan dan dalam melaksanakan peraturan Allah hanya untuk

mengharap Ridho-Nya. Pendidikan agama tidak hanya membekali

manusia dengan pengetahuan serta mengembangkan intelektual saja,

akan tetapi juga membentuk kepribadian manusia sesuai dengan

Page 11: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

3

ajaran agama Islam yaitu mulai dari latihan sehari-hari dengan ajaran

Islam, baik yang menyangkut hubungan manusia dengan Allah,

manusia dengan manusia maupun manusia dengan makhluk lain.

Oleh karena itu pembinaan keagamaan yang dilakukan di luar sekolah

terutama di lingkungan keluarga akan sangat optimal jika dilakukan

untuk menambah atau menyempurnakan pengetahuan agama seorang

anak. Pembinaan keagamaan merupakan tujuan pokok yang hendak

dicapai dalam setiap dakwah Islamiyah, yang dilakukan oleh para

pendakwah. Materi dakwah adalah ajaran-ajaran agama Islam yang

disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW dan diberikan kepada umat

manusia untuk kemaslahtan dunia dan akhirat.

Dalam keseharian istilah model dimaksudkan terhadap pola

atau bentuk yang akan menjadi acuan. Dalam konteks pendidikan

sepertinya tidak jauh juga maknanya, yakni sebagai kerangka

konseptual berkenaan dengan rancangan yang berisi langkah teknis

dala kesatuan strategis yang harus dilakukan dalam mendorong

terjadinya situasi pendidikan; dalam wujud perilaku belajar dan

mengajar dengan kecenderungan berbeda antara satu dengan lainnya

atau dengan yang biasanya. Model merupakan contoh, acuan atau

gambaran realita yang memusatkan perhatian pada beberapa sifat dari

kehidupan sebenarnya. Model dalam penelitian ini ialah model

normatif yaitu model yang menyediakan jawaban terbaik terhadap

satu persoalan. Pendidikan agama di sekolah membutuhkan model

dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Sangatlah wajar jika

sekolah sebagai pelaku dalam mendidik dasar-dasar moral pada

peserta didik. Peserta didik diarahkan untuk menjadi pelaku agama

yang loyal, memiliki sikap comitment (keberpihakan) dan dedikasi

(pengabdian yang tinggi terhadap agama yang dipelajarinya).

(Shomadah, 2017)

Kepribadian seseorang pada umumnya dipengaruhi oleh dua

faktor yakni faktor dari dalam (internal) dan faktor dari luar

(eksternal) diri atau faktor lingkungan. Faktor dari dalam diri terdiri

dari faktor fisik seperti bangun tubuh. Fisik seseorang seperti

gemuk, pendek, tinggi kurus, tubuh berotot, dan lemah sering

merupakan faktor fisik yang menetukan kepribadian. Faktor mantal

seperti intelegensi, emosionalitas, karakter, temperamen, keberanian,

ketenangan, daya penarik, percaya diri, baik pandangan dan

kebijaksanaan. Pengaruh sekolah dalam pembentukan kepribadian

seseoramg antara lain dilatar belakangi oleh kurikulum,

kegiatan kegiatan ekstra, hubungan guru dengan siswa dan pengaruh

pergaulan teman teman. Hal hal tersebut mempengaruhi pola sikap

Page 12: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

4

anak contohnya, sekolah yang berorientasi umum akan berbeda

dengan sekolah yang berorientasi kejuruan, pun berbeda dengan

yang berorientasi agama. (Rohendi Edi, n.d.)

Pengembangan nilai karakter pada peserta didik harus melalui

contoh dan keteladanan. Apabila adanya komunikasi yang baik

antara keluarga, sekolah dan masyarakat maka, akan

mempermudah dalam pengembangan karakter pada anak, karena

karakter bisa dibentuk karena adanya pembiasaan, pengarahan, serta

adanya lingkungan yang mendukung.

Anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter

jika ia tumbuh pada lingkungan yang berkarakter pula. Dengan begitu

fitrah setiap anak yang akan dilahirkan suci bisa berkembang secara

optimal. Oleh karena itu, penanaman atau pendidikan karakter bagi

anak menjadi penting. Pembentukan watak ini dapat dikatakan

sebagai upaya membentuk karakter. Karakter yang perlu dibentuk dari

diri siswa ialah karakter yang ada dalam diri Rasulullah Saw yang

telah tertuang dalam QS. Al Ahzab: 21. Kementrian Agama RI.

(2012;420)

وٱليوم ٱلخر أسوة حسنة لمن كان يرجوا ٱلل لقد كان لكم في رسول ٱلل

كثيرا وذكر ٱلل

Artinya: Sesungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri

teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap

(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak

mengingat Allah. (QS. Al Ahzab:21)

Pendidikan agama bukan hanya sekedar mengajarkan mana

yang benar dan mana yang salah. Lebih dari itu pendidikan agama

bisa dikatakan usaha untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang

baik sehingga peserta didik mampu bersikap dan bertindak

berdasarkan nilai nilai yang telah menjadi kepribadiannya sesuai

aturan agama.

Penelitian ini dilakukan pada Madrasah Aliyah Negeri 1

Kabupaten Cirebon Saat ini keberadaan Madrasah Aliyah Negeri

Cirebon 1 Kabupaten Cirebon yang letaknya berdampingan dengan 3

(tiga) lembaga pendidikan lain, yaitu Sekolah Menengah Kejuruan

Al-Musyawirin, Sekolah Menengah Pertama Modern Al-Musyawirin

dan Madrasah Tsanawiyah Negeri Cirebon II.

Page 13: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

5

Keberadaan Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten Cirebon ini

diharapkan dapat memfasilitasi masyarakat atas hak mendapatkan

pendidikan yang layak sebagaimana yang tercantum pada UUD 1945

dalam pasal 28C ayat 1 bahwa :

Setiap orang berhak mengembangkan dirimelalui pemenuhan

kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh

manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi

meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat.

Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten Cirebon memiliki

perpaduan program dari pemerintah dan pendidikan Islam akan

menjadi program khusus di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten

Cirebon ini. Selain itu budaya sekolah yang diterapkan di Madrasah

Aliyah Negeri 1 Kabupaten Cirebon juga berbeda dengan sekolah

lainnya yaitu menerapkan program-program kegiatan dalam rangka

membudayakan nilai-nilai yang positif salah satunya budaya agamis,

seperti berdo’a bersama, budaya 5s (Salam, Senyum, Sapa, Sopan dan

Santun), sholat dhuha dan sholat berjama’ah, tahfidz al-qur’an

(menghafal al-qur’an) dan lain sejenisnya. Melalui budaya sekolah

tersebut terbentuk kepribadian peserta didik juga semua unsur di

lingkungan sekolah. .

Pembinaan kepada peserta didik lebih menekankan pada

pembentukan kepribadian, islam sebagai agama yang bersifat

rahmatan lil alamin, yang mengajarkan setiap makhluk agar bertakwa

kepada Allah Ta’ala serta menjauhi segala larangan-Nya sesuai

dengan apa yang telah disyariatkan dalam agama islam. Pembinaan

tidak hanya dilakukan didalam keluarga dan lingkungan sekolah saja,

akan tetapi diluar keduanya pun dapat dilakukan pembinaan, seperti

pembinaan melalui ekstrakurikuler keagamaan. Di Madrasah Aliyah

Negeri 1 Kabupaten Cirebon pembinaan kepribadian peserta didik

dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan keagamaan termasuk

ekstrakurikuler Wahdaniyah

Dari paparan latar belakang diatas tentang pentingnya

pembinaan perilaku keagamaan melalui budaya sekolah tersebut serta

relevansinya terhadap permasalahan moral dan karakter, maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Model

Pengembangan Kepribadian Siswa Melalui Pembinaan

Keagamaan Pada Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten

Cirebon.”

Page 14: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

6

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan

tersebut diatas, peneliti mengidentifikasi masalah-masalah yang

terdapat pada penelitian ini antara lain, sebagai berikut :

1. Model pengembangan kepribadian siswa yang telah diterapkan di

Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten Cirebon

2. Pelaksanaan pembinaan keagamaan pada Madrasah Aliyah Negeri

1 Kabupaten Cirebon

3. Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pembinaan

keagamaan untuk pengembangan kepribadian siswa di Madrasah

Aliyah Negeri 1 Kabupaten Cirebon.

Berangkat dari identifikasi masalah diatas, peneliti perlu

membatasi penelitian agar lebih fokus, terarah dan tidak meluas,

untuk itu peneliti membatasi penelitian pada Model Perkembangan

Kepribadian Siswa Melalui Pembinaan Keagamaan Madrasah

Aliyah Negeri 1 Kabupaten Cirebon.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah

pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana model pengembangan kepribadian yang telah

diterapkan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten Cirebon?

2. Bagaimana pelaksanaan pembinaan keagamaan di Madrasah

Aliyah Negeri 1 Kabupaten Cirebon?

3. Apa sajakah yang menjadi faktor pendukung dan penghambat

dalam pelaksanaan pengembangan kepribadian siswa melalui

pembinaan keagamaan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten

Cirebon?

D. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah yang telah diuraikan, maka

tujuan penelitian ini mencakup beberapa hal yaitu :

1. Untuk mendeskripsikan model pengembangan kepribadian siswa

pada Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten Cirebon

2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembinaan keagamaan di

Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten Cirebon

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam

pelaksanaan pengembangan kepribadian siswa melalui pembinaan

keagamaan pada Madrasah Aliyah Negeri 1 Cirebon

Page 15: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

7

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam

menambah pengetahuan pada dunia keilmuan terutama pada bidang

Pendidikan Agama Islam khususnya tentang model pengembangan

kepribadian siswa melalui pembinaan keagamaan dengan

karakteristik yang baik dan berkualitas, juga pentingnya sekolah

melaksanakan pembinaan keagamaan terhadap para peserta didiknya.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi nyata

dalam upaya realisasi model pengembangan kepribadian siswa di

sekolah maupun lembaga pendidikan lainnya. Serta diharapkan dapat

dijadikan sebagai bahan rujukan bagi kepala sekolah, guru dan jajaran

sekolah lainnya dalam melaksanakan pengembangan kepribadian

siswa agar lebih baik, juga lebih mengembangkan pembinaan

keagamaan secara maksimal. Dan bagi para pembaca, penelitian ini

diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bacaan terutama bagi

peneliti selanjutnya yang juga meneliti pada kajian ini agar dapat

mengembangkan penelitian yang lebih baik.

Page 16: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Model Pengembangan Kepribadian Siswa

Model pengembangan kepribadian siswa melalui pembinaan

keagamaan diantaranya sebagai berikut.

a. Definisi Pembinaan

Kata pembinaan berasal dari bahasa Arab “bina”

artinya bangunan. Setelah dibakukan kedalam bahasa

Indonesia, jika diberi awalan “pe-“ dan akhiran “an” menjadi

pembinaan yang mempunyai arti pembaruan, penyempurnaan

usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya

guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih

baik.(A.“Pembinaan Keagamaan Dan Perilaku

Keagamaan,”2017, p.17)

Pengertian pembinaan hampir sama dengan

bimbingan dan penyuluhan. Bimbingan secara harfia dapat

diartikan sebagai memajukan, memberi jalan atau menuntun

orang lain kearah tujuan yang bermanfaat bagi kehidupannya

di masa kini dan masa yang akan datang. Penyuluhan

juga dapat disebut seabgai suatu proses membantu individu

melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan

mengembangkan kemampuannya agar memperoleh

kebahagaiaan pribadi dan kemanfaatan sosial. (B.“Pembinaan

Keagamaan Dan Perilaku Keagamaan,”2017)

Pembinaan adalah suatu usaha dan upaya yang

dilakukan secara sadar terhadap nilai-nilai yang dilaksankan

oleh orang tua, seorang pendidik atau tokoh masyarakat

dengan metode tertentu baik secara personal (perorangan)

maupun secara lembaga yang merasa punya tangggung jawab

terhadap perkembangan pendidikan anak didik atau generasi

penerus bangsa dalam rangka menanamkan nilai-nilai dan

dasar kepribadian dan pengetahuan yang bersumber pada

ajaran agama Islam untuk dapat diarahkan pada sasaran dan

tujuan yang ingin dicapai. (Mila Shomadah, 2017, p.19)

Page 17: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

9

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pembinaan

adalah pembaharuan, penyempurnaan. Pembinaan merupakan

usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien

dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

(https://kbbi.web.id/pembinaan)

Maka dari beberapa definisi diatas dapat dipahami

bahwa pembinaan merupakan sebuah proses atau usaha yang

bertujuan untuk melakukan perbaikan dan berbenah diri

dalam segala aspek kehidupan serta dapat mengaktualisasi diri

didalam keluarga maupun lingkungan masyarakat.

Pembinaan juga memiliki beberapa fungsi pokok.

Adapun fungsi pokok pembinaan mencakup tiga hal, yaitu:

a) Penyampaian informasi dan pengetahuan.

b) Perubahan dan pengembangan sikap.

c) Latihan dan pengembangan kecakapan serta keterampilan.

(Mangundharjana, 1995: 18).

Dari uraian tersebut dalam hal pembinaan dapat

diketahui bahwa pembinaan merupakan salah satu hal yang

sangat penting bagi setiap individu agar dapat memperbaiki

kualitas diri baik dari aspek sikap, perilaku, kepribadian luhur

serta berbagai aspek lainnya didalam kehidupannya.

b. Model Pembinaan Keagamaan

Model pembinaan keagamaan berhubungan dengan

model pembelajaran.Model pembelajaran pada umumnya

adalah sebagaimana dikemukaan Joyce dan Weil (Syaiful

Sagala, 2005:176) yaitu empat kategori yang penting.

Keempatnya adalah yakni model informasi, model personal,

model interaksi dan model tingkah laku.

Model pembinaan dapat diartikan sebagai “suatu

rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun

kurikulum, mengatur materi dan memberi petunjuk kepada

pembina dalam setting pembinaan”. Penciptaan model-model

pembinaan didasari pada asumsi bahwa hanya ada model

pembinaan tertentu yang cocok untuk ditangani dengan model

pembinaan tertentu. Jadi untuk pembinaan tertentu diperlukan

model pembinaan tertentu pula. Banyak cara yang ditemukan

dalam menentukan model pembinaan. Ada yang ditemukan

melalui suatu penelitian khusus, kajian mendalam, pelatihan,

maupun melalui suatu terapi. Akan tetapi pada dasarnya

Page 18: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

10

penemuan model pembinaan dilakukan melalui dua cara,

yakni kajian teoritik dan kajian berdasarkan empiris. Sehingga

akan ditemukan model pembinaan yang simple dan ada pula

model pembinaan yang kompleks. Untuk itu, pendidik

sebagai ujung tombak di dalam melaksanakan proses

pembinaan, memiliki kewenangan untuk dapat menentukan model pembinaan yang bagaimana yang akan dikembangkan.

Penentuan model pembinaan pada dasarnya dapat

ditentukan berdasarkan karakteristik materi dan relevansi

materi dengan ketercapaian tujuan yang ingin dicapai.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka Bruce Joyce dan

Marsha Weil membagi model mengajar itu kedalam

empat rumpun yang memiliki orientasi dan cara belajar siswa yang berbeda.

(1) Model Pemrosesan Informasi (Information Processing);

Rumpun ini terdiri atas model mengajar yang menjelaskan

bagaimana cara individu memberi respon yang datang dari

lingkungan atau menekankan cara-cara dalam

meningkatkan dorongan alamiah manusia untuk membentuk

makna tentang dunia (sense of the world) dengan memperoleh

dan mengolah data, merasakan masalah- masalah dan

menghasilkan solusi-solusi nyang tepat, serta

mengembangkan konsep dan bahasa untuk mentransfer

solusi/data tersebut, atau dengan kata lain dengan cara

mengorganisasikan data, memformulasikan masalah,

membangun konsep dan rencana pemecahan masalah serta

penggunaan simbol-simbol verbal dan non verbal.

(2) Model Pribadi (Personal); Rumpun model personal terdiri

atas model mengajar yang berorientasi kepada perkembangan

diri individu. Siswa, dengan model mengajar ini diharapkan

dapat melihat diri mereka sebagai pribadi yang berada

dalam suatu kelompok dan cukup mempunyai kecakapan

(capable). Dengan demikian ia dapat menghasilkan hubungan

inter- personal yang cukup kaya.

(3) Model Sosial (Social); Rumpun model mengajar Interaksi

Sosial ini mengutamakan hubungan individu dengan

masyarakat atau orang lain, dan memusatkan perhatiannya

kepada proses dimana realita yang ada dipandang sebagai suatu negosiasi sosial (social negotiated).

Page 19: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

11

(4) Model Perilaku (Behavioral); Rumpun model Perilaku

ini dibangun atas dasar teori yang umum, yaitu kerangka teori

perilaku. Salah satu cirri dari rumpun model mengajar ini

ialah adanya kecenderungan memecahkan tugas belajar

kepada sejumlah perilaku yang kecil-kecil dan berurutan. (Nan Rahminawati, 2018, p.324-325)

c. Siswa

Siswa menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 tahun

2013. Mengenai sistem pendidikan nasional, dimana siswa

adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan

diri mereka melalui proses pendidikan pada jalur dan

jenjang dan jenis pendidikan tertentu.(“siswa,”2019)

Menurut Daradjat (1995) siswa adalah pribadi yang

“unik” yang mempunyai potensi dan mengalami proses

berkembang. (“siswa,”2015)

d. Kepribadian Siswa

Rumusan kepribadian menurut Eysenck kurang lebih

sebagai berikut (Prawira, 2013:284): “Kepribadian

sebenarnya merupakan seluruh potensi tingkah laku individu

yang ditentukan oleh faktor keturunan dan lingkungan.

Kepribadian individu berasal dan berkembang oleh adanya

empat faktor, yaitu inteligensi, karakter, tempramen, dan

somatis”

Menurut teori konvergensi yang di kemukakan oleh

W. Sterz (Prawira, 2013:71), bakat atau kepribadian pada

seorang anak yang merupakan faktor pembawaan (faktor dari

dalam) tidak akan berkembang dengan baik jika tidak adanya

pengaruh dari luar atau lingkungan sekitarnya. Tipe

Kepribadian Introvert dan Ekstrovert. Ekstrovert adalah

kepribadian yang lebih dipengaruhi oleh dunia objektif,

orientasinya terutama tertuju ke luar. Pikiran, perasaan serta

tindakannya lebih banyak ditentukan oleh lingkungan.

Sedangkan introvert adalah kepribadian yang lebih

dipengaruhi oleh dunia subjektif, orientasinya tertuju ke

dalam.

Introvert menurut Eysenck adalah satu ujung dari

dimensi kepribadian introversi-ekstroversi dengan

karakteristik watak yang tenang, pendiam, suka menyendiri,

suka termenung, dan menghindari resiko. Seseorang yang

Page 20: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

12

bertipe kepribadian ekstrovert lebih suka pergaulan, tidak

kaku dan canggung, senang dalam kegiatan sosial.

Sedangkan seseorang dengan tipe kepribadian introvert pada

umumnya pendiam, kurang hangat kepada orang lain, suka

menyendiri, tidak suka bicara, mudah tersinggung, kurang

percaya diri, kurang bergaul dan lebih peduli. (Surya, 2012: 6)

Kepribadian didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) adalah sifat hakiki yang tercermin pada sikap

seseorang atau suatu bangsa yang membedakannya dari orang

atau bangsa lain. (https://kbbi.web.id/pribadi)

Carl Gustav Jung (dalam Jalaluddin, 2001)

mengatakan bahwa kepribadian merupakan wujud pernyataan

kejiwaan yang ditampilkan seseorang dalam

kehidupannya.Kepribadian sebagai sosok menyeluruh dari

kehidupan lahir dan batin seseorang yang tercermin dalam

sikap perilakunya sebagai individu. Kepribadian dibentuk oleh

kecenderungan yang berperan secara aktif dalam menentukan

tingkah laku individu yang berhubungan dengan dirinya

sendiri dan lingkungan masyarakat yang dalam prosesnya

selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Dari

pendapat diatas dapat disimpulkan, bahwa kepribadian adalah

sifat hakiki yang ada dalam diri seseorang yang menentukan

dirinya dapat atau tidak untuk menyesuaikan terhadap

lingkungannya.

Faktor-faktor Pembentuk Kepribadian sebagai

berikut:

a. Faktor Internal:

1) Instink Biologis, seperti lapar, dorongan makan

yang berlebihan dan berlangsung lama akan

menimbulkan sifat rakus. Maka sifat itu akan

menjadi perilaku tetap,

2) Kebutuhan Psikologis, seperti rasa aman,

penghargaan, penerimaan, dan aktualisasi diri,

3) Kebutuhan Pemikiran, yaitu akumulasi informasi yang

membentuk cara berfikirr seseorang, seperti mitos,

agama, dan sebagainya.

b. Faktor Eksternal :

1) Lingkungan Keluarga,

2) Lingkungan Sosial, dan

3) Lingkungan Pendidikan (Abdul Mujib, 2006)

Page 21: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

13

Pembentuk kepribadian dalam pendidikan meliputi

sikap, sifat, reaksi, perbuatan, dan perilaku. Pembentukan ini

secara relatif menetap pada diri seseorang yang disertai

beberapa pendekatan, yakni pembahasan mengenai tipe

kepribadian, tipe kematangan kesadaran beragama, dan tipe

orang- orang beriman. Melihat kondisi dunia pendidikan di

Indonesia sekarang, pendidikan yang dihasilkan belum

mampu melahirkan pribadi-pribadi yang mandiri dan

berkepribadian baik. Akibatnya banyak pribadi-pribadi yang

berjiwa lemah seperti jiwa koruptor, kriminal, dan tidak

amanah. Untuk itu membentuk kepribadian dalam pendidikan

harus direalisasikan, dan mampu mengejar ketinggalan dalam

bidang pembangunan sekaligus mampu mengentas kebodohan

dan kemiskinan. Konsep kepribadian dalam pendidikan

identik dengan hakekat pendidikan itu sendiri, keduanya tidak

dapat dipisahkan karena saling berkaitan.(Hari Arkani, 2017,

p.1)

Kepribadian (personality) merupakan salah satu kajian

psikologi yang lahir berdasarkan pemikiran, kajian atau

temuan-temuan (hasil praktik penanganan kasus) para ahli.

Objek kajian kepribadian adalah “human behavior”, perilaku

manusia, yang pembahasannya, terkait dengan apa, mengapa,

dan bagaimana perilaku tersebut. (“Tipe Kepribadian,”2018)

Menurut Muhammad Yaumi, (2014:129-130) bahwa

pengembangan pendidikan karakter adalah memperbaiki budi

pekerti atau watak yang merupakan bersatunya gerak pikiran,

perasaaan dan kehendak atau kemauan yang menghasilkan

tenaga, dimana budi berarti pikiran, perasaan dan kemauan,

sedangkan pekerti berarti tenaga . (Puji Novita Sari, p.9)

e. Pengembangan Kepribadian siswa

Pengembangan menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) memiliki arti proses, cara, perbuatan

mengembangkan. (https://kbbi.web.id/kembang)

Prinsip-prinsip pengembangan karakter siswa di

sekolah menurut Heri Gunawan, (2012:35) bahwa

pendidikan karakter di sekolah akan terlaksana dengan lancar,

jika guru dalam pelaksanaanya memperhatikan beberapa

prinsip karakter. Kementrian (2010) memberikan

Page 22: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

14

rekomendasi 11 prinsip untuk mewujudkan pendidikan

karakter yang efektif sebagai berikut:

1. Mempromosikan nilai nilai dasar etika sebagai basis

karakter

2. Mengidentifikasikan karakter secara komperehensif

supaya mencakup pemikiran, perasaan dan perilaku

3. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan

efektif untuk membangun karakter

4. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki

kepedulian

5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menunjukan perilaku yang baik.

6. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna

dan menantang yang menghargai semua siswa,

membangun karakter mereka dan membantu mereka untuk

sukses.

7. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri dari para siswa

8. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas

moral yang berbagai tanggung jawab untukpendidikan

karakter dan setia kepada nilai dasar yang sama

9. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan

dukungan luas dalam membangun inisiatif pendidikan

karakter

10. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat

sebagai mitra dalam usaha membangun karakter

11. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah serta

guru guru karakter, dan manifestasi karakter positif

dalam.(Puji Novita Sari, p.11)

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, dalam penulisan

skripsi ini peneliti juga mengumpulkan informasi dari penulisan yang

dikutip oleh peneliti sebelumnya sebagai bahan perbandingan.

Disamping itu, peneliti juga mengumpulkan informasi melalui buku-

buku maupun skripsi, dalam rangka mendapatkan suatu informasi

yang telah ada sebelumnya tentang teori yang berkaitan dengan judul

yang digunakan untuk memdapatkan landasan teori ilmiah.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Miftahol Ansyori, Mahasiswa

Pascasarjana Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan

Ampel Surabaya tahun 2018 dengan judul “ Pembentukan Perilaku

Keagamaan Melalui Budaya Sekolah ( Studi Multi Kasus pada SD

Page 23: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

15

Plus Nurul Hikmah Pamekasan dan MI Sirojut Tholibin I

Pamekasan) ”.

Hasil penelitian tesis tersebut menunjukkan teknik pengumpulan

data menggunakan : wawancara, observasi participant dan

dokumentasi sehingga diperoleh data berupa catatan lapangan, dan

dokumen atau data yang berkaitan dengan fokus penelitian.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Insirotul Munawaroh, mahasiswa

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri

Purwokerto tahun 2018 dengan judul “ Manajemen Pembinaan

Perilaku Budaya Religius di MTs Al-Hidayah Karangsuci

Purwokerto”.

Hasil penelitian skripsi tersebut bahwa dalam tahapan kegiatan

manajemen meliputi : perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, penggerakkan dan pengawasan. Proses perencanaan

melalui tahapan merencanakan kegiatan apa saja yang

dilaksanakan, memilih guru sebagai Pembina.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Erma Diah Ayu Aprilia, mahasiswa

program studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah

Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun 2015 dengan judul “

Karakteristik Budaya Sekolah Dalam Pelaksanaan Pembinaan

Keagamaan (Studi Kasus di MTsN Jatinom Tahun Pelajaran

2014/2015) ”.

Hasil penelitian skripsi tersebut bahwa karakteristik budaya

sekolah di MTsN Jatinom tahun pelajaran 2014/2015 sangat baik

dan berkualitas, terlihat dari nilai-nilai budaya yang dikembangkan

dan diterapkan di sekolah. Seperti budaya Islam, religius, disiplin,

jujur dan visi misi yang merujuk pada generasi karakter Islam.

Kemudian pelaksanaan pembinaan keagamaan di MTsN Jatinom

sangat menekankan pada aspek disiplin dan pembiasaan seperti

shalat dhuha, dzuhur dan jum’at yang dilakukan secara berjamaah,

membaca ayat Al-Qur’an sebelum pelajaran dimulai, tausiyah

sebelum shalat dzuhur, ekstra baca tulis Al-Qur’an bagi siswa yang

belum pandai membaca dan lain sebagainya.

C. Kerangka Pemikiran

MAN 1 Kabupaten Cirebon merupakan salah satu Madrasah

Aliyah Negeri di Kabupaten Cirebon. Dengan memiliki jurusan atau

peminatan bagi calon peserta didik baru yaitu diantaranya sebagai

Page 24: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

16

berikut; Iilmu-ilmu keagamaan (IIK), ilmu-ilmu sosial (IIS), (MIA)

dan ilmu-ilmu Bahasa (IIB).

Pelaksanaan pembinaan keagamaan dalam hal ini adalah

pembinaan keagamaan (agama Islam) sangat perlu diterapkan

disekolah-sekolah terutama pada sekolah yang bernuansa agama

seperti Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten Cirebon. Pembinaan

agama Islam merupakan salah satu pusat pembangunan mental

keagamaan.

Menurut Edi Setyawan et al. (2019) Kerangka berpikir

disusun sebagai bentuk tata pikir atau alur pikir penulis dalam

menjawab masalah dan menyelesaikan penelitian, sebagaimana

seorang arsitektur yang membuat gambar rumah yang akan

dibangunnya.

Model

Pengembangan

Kepribadian Siswa

Pelaksanaan

Model

Pengembangan

Kepribadian Siswa

Faktor yang

mempengaruhi

Pelaksanaan Model

Pengembangan Kepribadian Siswa

Page 25: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang datanya adalah data

kualitatif sehingga analisisnya juga analisis kualitatif (deskriptif) atau

penggambaran temuan lapangan yang naturalistik atau apa adanya sesuai

kondisi lapangan. (Asep Kurniawan, 2017, p.24)

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif

atau qualitative research. Penelitian Kualitatif adalah suatu prosedur data

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis fenomena dan

perilaku tertentu. Penelitian ini mendeskripsikan model pembinaan

keagamaan untuk pengembangan pembinaan kepribadian siswa di MAN 1

Kabupaten Cirebon.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif

deskriptif, dan metode penelitian studi kasus. Peneliti memilih

menggunakan penelitian ini karena fokus penelitian diarahkan untuk

mendeskripsikan pembinaan keagamaan dalam pengembangan kepribadian

siswa di sekolah ini. Pendekatan ini membantu peneliti untuk mendapatkan

informasi melalui tanggapan dari siswa dan guru sebagai subjek dan objek

penelitian mengenai model pembinaan keagamaan untuk pengembangan

kepribadian siswa, kemudian peneliti akan mengamati hasil dan

mengelaborasikan informasi yang didapat.

Hal ini sesuai dengan pendapat menurut Sugiyono dalam bukunya

yang berjudul metode penelitian pendidikan bahwa metode penelitian

kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistikkarena penelitiannya

dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga

sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini banyak

digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai

metode kualitatif, karena data yang terkumpulkarena analisisnya lebih

bersifat kualitatif. (Sugiyono,2018, p.14)

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat postpositiveisme, digunakan untuk meneliti

pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah

eksperimen)dimana peneliti adalah instrumen kunci, pengambilan sampel

sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik

pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat

Page 26: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

18

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna

dari pada generalisasi. (p.15)

Dalam penelitian kualitatif seorang peneliti berbicara langsung serta

mengobservasi beberapa orang, dan melakukan interaksi selama penelitian

untuk mempelajari latar, kebiasan, perilaku dan ciri-ciri fisik dan mental

orang yang diteliti. Menurut Bogdan Biklen yang dikutip dalam Wati

(2019: 44) menyatakan bahwa karakteristik dari penelitian kualitatif

adalah: (1) alamiah, (2) data bersifat deskriptif bukan angka-angka, (3)

analisis data dengan induktif, (4) makna sangat penting dalam penelitian

kualitatif.

Melalui metode penelitian deskriptif, menurut Bungin (2009: 124)

peneliti bisa saja membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga

merupakan suatu studi komparatif adakalanya peneliti mengadakan

klasifikasi, serta penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan

menetapkan suatu standar atau suatu norma tertentu sehingga banyak ahli

menamakan metode deskriptif ini dengan nama survei normatif (normative

survey). Dengan metode deskriptif juga diselidiki kedudukan (status)

fenomena atau faktor dan melihat hubungan antara satu faktor dengan

faktor yang lain. Karenanya, metode deskriptif juga dinamakan studi status

(status study).

Menurut Cressweel (2010: 20) mengemukakan bahwa studi kasus

merupakan strategi penelitian dimana di dalamnya peneliti menyelidiki

secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok

tertentu.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksakan di MAN 1 Kabupaten Cirebon, Jalan

Raya Kantor Pos No. 36, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, Jawa

Barat Kode Pos 45154 No Telepon (0231) 321488.

2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan mulai 2 Desember

2019 sampai 30 Maret 2020. Selama empat bulan kegiatan, peneliti

akan melakukan persiapan, observasi, wawancara, dokumentasi dan

pengumpulan data. Adapun rincian kegiatan yang dilakukan secara

bertahap sebagai berikut :

a) Tahap persiapan, mencakup pengajuan judul, pembuatan proposal,

pencarian referensi yang relevan dengan penelitian, permohonan izin

di MAN 1 Kabupaten Cirebon sebagai tempat penelitian, pembuatan

SK penelitian, panduan observasi dan panduan wawancara.

Page 27: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

19

b) Tahap pekerjaan lapangan, mencakup pengumpulan data dari

informan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi secara

berurutan. Data berurutan dikumpulkan dari subjek penelitian yaitu

ketua ekstrakurikuler wahdaniyah, wakil kepala madrasah bidang

kesiswaan, dan koordinator bidang keagamaan. Adapun gambaran

sederhana terdapat pada tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1

Rencana Proses Penelitian

C. Desain Penelitian

Desain penelitian pada hakikatnya merupakan rencana aksi penelitian

(action plan) berupa seperangkat kegiatan yang berurutan secara logis

yang menghubungkan antara pertanyaan penelitian yang hendak dijawab

dan kesimpulan penelitian yang merupakan jawaban terhadap masalah

penelitian. Desain penelitian merupakan pedoman dalam melakukan

proses penelitian diantaranya dalam menentukan instrumen pengambilan

data, penentuan sampel, pengumpulan data serta analisa data. (“Desain

Penelitian,”2019)

Desain penelitian selain sebagai sebuah rencana, desain penelitian

menurut Morse (Denzin dan Lincoln, 1994: 222) mencakup banyak

unsur, meliputi pemilihan situs dan strategi penelitian, persiapan

penelitian, menyusun dan memperbaiki pertanyaan penelitian, menyusun

proposal, dan jika perlu memperoleh ijin penelitian dari lembaga yang

berwenang mengeluarkannya.

Menurut Nursalam (2003: 81) dalam Asep Kurniawan 2017: 85

menyatakan bahwa desain penelitian adalah suatu strategi untuk mencapai

suatu tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai

pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian.

No. Tahap

Penelitian

Bulan – Tahun Pelaksanaan

Desember

2019

Januari

2020

Februari

2020

Maret

2020

1 Tahap Persiapan

Kelapangan √

2 Pengumpulan

Data

3 Pengolahan Data

4 Penyusunan

Laporan

Page 28: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

20

D. Data dan Sumber Data Penelitian

Data adalah catatan atas kumpulan fakta (Vardiansyah, 2008: 3) atau

bukti dari hasil penggunaan instrumen penelitian. Data merupakan bentuk

jamak dari datum, berasal dari bahasa latin yang berarti”sesuatu yang

diberikan”. Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan

yang diterima secara apa adanya. Dalam bahasa penelitian data harus bisa

menjawab beberapa kata tanya, setidaknya, yaitu apa (what), kapan

(when), dimana (where), bagaimana (how), dan siapa (who). What adalah

berita peristiwanya, when adalah kapan terjadi peristiwa, where adalah

dimana peristiwa itu terjadi, how adalah bagaimana peneliti mendapat

data tentang peristiwa itu, dan who adalah siapa yang menjadi pelaku

dalam peristiwa itu serta siapa yang mendapatkan data. (Asep Kurniawan,

2017: 138)

Data yang baik adalah data yang bisa dipercaya kebenarannya

(reliable), tepat waktu dan mencakup ruang lingkup yang luas atau bisa

memberikan gambaran tentang suatu masalah secara menyeluruh

merupakan data relevan. (p.138)

Data penelitian dibagi kedalam beberapa kategori. Dalam hal ini data

berdasarkan sumbernya terbagi menjadi dua bagian yaitu :

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang hanya dapat kita peroleh dari sumber

asli atau pertama. Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh

peneliti sendiri atau dirinya sendiri. Ini adalah data yang belum

pernah dikumpulkan sebelumnya, baik dengan cara tertentu atau pada

periode waktu tertentu.

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yangdiperoleh bukan dari sember pertama

tapi peneliti mendapatkannya dari sumber kedua atau melalui

perantara orang lain. Data ini biasanya berasal dari penelitian

lain.(p.142)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data yang biasa digunakan dalam penelitian

kualitatif yaitu Observasi Partisipasi, wawancara, dan

dokumentasi(gunawan, n.d.). Ratcliff, D (2001: 75) dalam Pupu Saiful

Rahmat (2009: 7) menyatakan definisi observasi partisipatif yang dapat

digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah metode pengumpulan

data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui

pengamatan dan pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar

terlibat dalam keseharian responden. Serta mendefinisikan dokumentasi

Page 29: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

21

dengan kata dasar dokumen yaitu sejumlah besar fakta dan data

tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi.

Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat,

catatan harian, cenderamata, laporan, artefak, foto dan sebagainya. Sifat

utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga member

peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi

dimasa silam. Pengumpulan data merupaka sesuatu yang sangat penting

dalam penelitian ilmiah.

Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan standart

untuk memperoleh data yang diperlukan. Untuk mendapatkan data-data

yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan bagi peneliti, teknik

pengumpulan data yang digunakan peneliti terdiri dari 3 teknik yaitu,

observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Adapun

penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Observasi (Pengamatan)

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila,

penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-

gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

(Sugiyono, 2018, p.203)

Adapun macam-macam observasi menurut Sugiyono (2018:

203-205) terbagi menjadi 2, yaitu (1) Observasi Berperanserta

(participant observation), peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari

orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data

penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan

apa yang dilakukan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka

dukanya. Dengan observasi ini, maka data yang diperoleh lebih

lengkap, tajam dan sampai mengetahui tingkat makna dari setiap

perilaku yang nampak. (2) Observasi Nonpartisipan, peneliti tidak

terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.

Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengamat, dengan

menggunakan teknik observasi terus terang atau tersamar, dengan

begitu peneliti akan mengamati data yang diperoleh dari sumber data

tersebut. Dengan observasi penulis berharap akan mendapatkan data

yang akurat tentang gambaran umum sekolah, kondisi kepribadian

siswa dan peran kepemimpinan instruksional pembinaan keagamaan.

2. Metode Interview (Wawancara)

Interview disebut juga sebagai wawancara atau kuesioner

lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara

(interviewer), untuk memperoleh informasi dari terwawanca

(Arikunto, 2006: 155).

Page 30: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

22

Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan

mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara

(pengumpul data kepada responden, dan jawaban-jawaban responden

dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder). Teknik

wawancara dapat digunakan pada responden yang buta huruf atau

tidak terbiasa membaca da menulis, termasuk anak-anak. Wawancara

juga dapat dilakukan dengan telepon (Soehartono, 2004: 68).

Wawancara merupakan alat re-checking atau pembuktian

terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya.

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah

wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in-depth interview)

adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan

cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan

informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa

menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara

dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.

(Saeful Rahmat, 2009)

Dalam melakukan wawancara peneliti menggunakan teknik

wawancara terstruktur, yakni sebelum melakukan wawancara

pengumpulan data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa

pertanyaan-pertanyaan tertulis. Dengan wawancara terstruktur ini

setiap responden diberi pertanyaan yang sama dan pengumpul data

mencatatnya (Sugiyono, 2009: 233). Pertanyaan –pertanyaan yang

akan diajukan, diarahkan kepada topik yang akan digarap untuk

dilakukan interview. Adapun yag bertindak sebagai responden adalah

kepala sekolah berjumlah 1 orang, Kepala bidang keagamaan

berjumlah 1 orang, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan berjumlah

1 orang dan siswa kelas XI berjumlah 1 orang.

3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik yang digunakan untuk

mengumpulkan data berupa data-data tertulis yang mengandung

keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang

masih aktual dan sesuai dengan masalah penelitian (Mohammad,

2008: 152).

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

dokumentasi dari seseorang. Studi dokumentasi merupakan pelengkap

dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian

kualitatif. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih

Page 31: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

23

kredibel/ dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi

kehidupan di masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat,

dan autobiografi (Sugiono, 2013: 240).

Dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan,

dan penyimpanan informasi di bidang pengetahuan; pemberian atau

pengumpulan bukti-buktidan keterangan-keterangan seperti gambar

atau kutipan. (Bonafacio Alexander & Yettik Wulandari, 2016)

Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk

mengumpulkan data profil sekolah, absensi kehadiran siswa, foto

penelitian, serta semua yang berkaitan dengan tujuan penelitian.

Dokumentasi ini dalam suatu penelitian sangat penting terutama di

era digital saat ini, menjadi sangat penting karena sebagai bukti fisik

bahwa peneliti sudah melakukan pross penelitian dan menjadikan

pengumpulan data lebih akurat.

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa dalam pengumpulan

data pada penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan tiga teknik

yaitu teknik observasi atau pengamatan (survey), wawancara

(interview), dan dokumentasi.

F. Pemeriksaan Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji

validitas dan reliabilitas. Validitas merupakan derajad ketepatan antara

data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat

dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah “data

yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data

yang terjadi pada obyek penelitian. Terdapat dua macam validitas

penelitian yaitu, validitas internal dan validitas eksternal. Validitas

internal berknaan dengan derajad akurasi desain penelitian dengan hasil

yang dicapai. Validitas eksternal berkenaan dengan derajad akurasi

apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada

populasi dimana sampel tersebut diambil. (Sugiyono, 2018, p.363-364)

Dalam uji keabsahan data pada penelitian kualitatif meliputi uji :

(1) Credibility (validitas internal)

uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil peneliian

kualitatif antara lain dilakukan dengan cara berikut :

a. Perpanjangan pengamatan, dengan perpanjangan pengamatan

berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan,

melakukan wawancara kembali dengan sumber data atau

informan yang pernah ditemui maupun yang baru. Dalam

Page 32: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

24

halini sebaiknya difokuskanpada pengujian data yang telah

diperoleh, memastikan kebenaran terhadap data tersebut

setelah diperiksa kembali ke lapangan, berubah atau tidak.

Bila setelah diperiksa ulang data tersebut sudah benar maka

data tersebut dapat dinyatakan kredibel dan masa

perpanjangan pengamatan dapat diakhiri.

b. Peningkatan ketekunan dalam penelitian, berarti melakukan

pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan.

Dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat

memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang

apa yang diamati.

c. Triangulasi sebagai pengecekan data dari berbagai sumber

dengan berbagai cara, dan dengan berbagai waktu. Dengan

demikian terdapat beberapa triangulasi diantaranya : (1)

Triangulasi sumber, digunakan untuk menguji kredibilitas data

dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh

melalui beberapa sumber. (2) Triangulasi teknik dilakukan

untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda. (3) Triangulasi waktu, waktu juga sering

mempengaruhi kredibilitas data.

d. Analisis kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau

berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu.

Melakukan analisis kasus negative berarti peneliti mencari

data yang erbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang

telah ditemukan.

e. Menggunakan bahan referensi adalah adanya pendukung

untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti.

Dalam laporan penelitian, sebaiknya data-data yang

dikemukakan perlu dilengkapi dengan foto-foto atau

dokumentasi autentik, sehingga menjadi lebih dapat

dipercaya.

f. Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh

peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah

untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai

dengan apa yang telah diberikan kepada pemberi data.

Pelaksanaan membercheck dapat dilakukan setelah satu

periode pengumpulan data selesai , atau setelah mendapat

suatu temuan, atau kesimpulan.

(2) Transferabilitas (validitas eksternal) nilai transfer ini berkenaan

dengan pertanyaan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan

atau digunakan dalam situasi lain.

Page 33: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

25

(3) Dependabilitas adalah pengujian yang dilakukan dengan cara

melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Bagaimana

peneliti mulai menentukan masalah/fokus, memasuki lapangan,

menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji

keabsahan data, sampai membuat kesimpulan harus dapat

ditunjukkan oleh peneliti.

(4) Confirmability, dalam penelitian kualitatif, uji konfirmabilitas mirip

dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan

secara bersamaan. Menguji konfirmabilitas berarti menguji hasil

penelitian dikaitkan dengan proses yang dilakukan. (Sugiyono,

2018, 366-378)

G. Teknik Analisis Data

Dalam analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan bahwa “Data

analysis is the process of systematicallly searching and arranging the

interview transcripts, fieldnotes, and other materials that you,

accumulate, to increase your own understanding of them and to enable

you to present what you have discovered to others” Analisis data adalah

proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari

hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat

mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya

kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih

mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. (Sugiyono, 2018,

334)

Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis

berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola

hubungan tertentu atau menjadi hipotesis. Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan model interaktif menurut

Miles dan Huberman. Analisa data ini memiliki tiga langkah analis yaitu

reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan model interaktif menurut Miles dan Huberman. Analisa

data ini memiliki tiga langkah analis yaitu reduction, data display, dan

conclusion drawing/verification.

Page 34: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

26

Gambar 3.2

Komponen Analisis Data

a. Data Reduction (Reduksi data) mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada

hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang

yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi

akan memberi gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

mencarinya bila diperlukan. (Sugiyono, 2018, p.338)

b. Data display (penyajian data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian

data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Dalam

hal ini Miles and Huberman (1984) menyatakan “ the most

frequent form of display data for qualitive research data in

the past has been narrative tex”. Yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif

adalah dengan teks yang bersifat naratif. (Sugiyono, 2018,

p.341)

a. Conclusion Drawing/verivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles

and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara

dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat

yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan

adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum

pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran

suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau

Data collection

conclusion

drawing/verificatio

n

Data reduction

Data display

Page 35: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

27

gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa

hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

(Sugiyono, 2018, p.345)

Terdapat tahapan analisis data yang dilakukan dalam penelitian

kualitatif, yaitu analisis domain, taksonomi, dan komponensial, analisis tema

kultural. Sebagaimana yang terdapat dapa gambar 3.2 berikut. (p.348)

Analisis domain merupakan langkah pertama dalam penelitian

kualitatif. Langkah selanjutnya adalah analisis taksonomi yang aktivitasnya

adalah mencari bagaimana domain yang dipilih itu dijabarkan menjadi lebih

rinci. Selanjutnya analisis komponensial aktivitasnya adalah mencari mencari

perbedaan yang spesifik setiap rincian yang dihasilkan dari analisis

taksonomi. Yang terakhir adalah analisis tema, yang aktivitasnya adalah

mencari hubungan diantara domain, dan bagaimana hubungannya dengan

keseluruhan, selanjutnya dirumuskan dalam suatu tema atau judul penelitian.

(Sugiyono, 2018, p.349)

Page 36: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

28

Gambar 3.2

Macam analisis data kualitatif (Spradley, 1980)

Analisis domain merupakan langkah pertama dalam penelitian

kualitatif. Langkah selanjutnya adalah analisis taksonomi yang aktivitasnya

Analisis domain (Domain analysis).

Memperoleh gambaran yang umum dan

menyeluruh dari obyek/ penelitian atau

situasi sosial ditemukan berbagai

domain atau kategori. Diperoleh

dengan grand dan minitour. Peneliti

menetapkan domain tertentu sebagai

pijakan untuk penelitian selnjutnya.

Makin banyak domain yang dipilih,

maka akan semakin banyak waktu yang diperlukan untuk penelitian.

Analisis taksonomi (Taxonomic

Analysis). Domain yang dipilih

tersebut selanjutnya dijabarkan menjadi

lebih rinci, untuk mengetahui struktur

internalnya. Dilakukan dengan

observasi terfokus.

Analisis komponensial (Componential

Analysis). Mencari ciri spesifik pada

setiap struktur internal dengan cara

mengkontraskan antar elemen.

Dilakukan melalui observasi dan

wawancara terseleksi dengan

pertanyaan yang mengontraskan (contras question).

Analisis tema kultural (discovering

cultural theme). Mencari hubungan

diantara domain, dan bagaimana

hubungan dengan keseluruhan, dan

selanjutnya dinyatakan ke dalam

tema/judul penelitian.

Analisis

data

kualitatif

Page 37: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

29

adalah mencari bagaimana domain yang dipilih itu dijabarkan menjadi lebih

rinci. Selanjutnya analisis komponensial aktivitasnya adalah mencari mencari

perbedaan yang spesifik setiap rincian yang dihasilkan dari analisis

taksonomi. Yang terakhir adalah analisis tema, yang aktivitasnya adalah

mencari hubungan diantara domain, dan bagaimana hubungannya dengan

keseluruhan, selanjutnya dirumuskan dalam suatu tema atau judul penelitian.

(Sugiyono, 2018, p.349)

Page 38: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

30

BAB IV

PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Model pembinaan keagamaan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten

Cirebon

Saat ini telah banyak dijumpai sekolah-sekolah yang memusatkan

perhatianya terhadap pembentukan dan pengembangan kepribadiaan

siswa dengan model pembinaan keagamaan yang baik dan positif ,

salah satunya Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten Cirebon yang

terletak di kabupaten Cirebon.

Perilaku keagamaan dapat dibentuk melalui pembiasaan misalnya

melalui pembiasaan mengucapkan salam yang dikemas dalam bentuk

peraturan sekolah. Hal ini akan membentuk perilaku keagamaan yang

kuat dan berkarakter pada diri peserta didik. Kondisi pembinaan

keagamaan dapat menumbuhkan suasana yang positif dengan demikian

juga akan dapat membentuk perilaku yang positif dilingkungan

sekolah. Tentunya tanpa pembinaan melalui tata tertib yang baik maka

akan sulit melakukan pembiasaan dalam melaksanakan pembinaan

keagamaan bagi peserta didik di sekolah. Jika pembiasaan sudah

terealisasikan dan tertanam dengan matang, maka siapapun yang masuk

dan bergabung ke sekolah, secara langsung akan mengikuti kebiasaan

yang telah ada dan berlaku dilingkungan sekolah.

Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten Cirebon menerapkan

model pembinaan untuk pengembangan kepribadian siswa dilakukan

melalui budaya sekolah yang berlaku agar menjadi pembiasaan.

Beberapa penelitian sebelumnya menunjukan pembinaan perilaku

keagamaan melalui budaya sekolah dalam berbagai jenis bidang kajian.

Hasil penelitian Erma Diah Ayu Aprilia misalnya, menunjukan

bahwa karakteristik budaya sekolah dalam pembinaan perilaku

keagamaan sangat berpengaruh positif dan signifikan hal tersebut

terlihat dari nilai-nilai budaya yang dikembangkan dan diterapkan di

sekolah melalui pembiasaan sehingga menjadikan sekolah lebih baik

dan berkualitas.

Hasil penelitian tersebut dan beberapa penelitian lain

menunjukkan adanya urgensi pembinaaan keagamaan dimana dalam

hal ini yang dimaksudkan adalah pembinaan keagamaan terhadap

pembentukan karakter, yang dititikberatkan pada kepribadian peserta

didik. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana model pembinaan

Page 39: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

31

keagamaan untuk pengembangan kepribadian peserta didik dalam

mendeskripsikan dan menjelaskan bagaimana keberadaan pembinaan

keagamaan yang baik untuk pengembangan kepribadian dan membina

sebuah perilaku dalam lingkungan sekolah.

Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten Cirebon menerapkan

model pengembangan kepribadian siswa melalui pembinaan

keagamaan dalam upaya membudayakan nilai-nilai positif yaitu salah

satunya pembinaan keagamaan, seperti berdo’a bersama, budaya 5s

(Salam, Senyum, Sapa, Sopan dan Santun), sholat dhuha dan sholat

berjama’ah, tahfidz al-qur’an (menghafal al-qur’an) dan lain

sejenisnya. Melalui model pembinaan keagamaan tersebut bertujuan

untuk dapat mengembangkan kepribadian siswa yang religius dan juga

semua unsur di lingkungan sekolah. Adapun uraian model-model

pembinaan yang di terapkan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten

berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di ruang guru piket

dengan Bapak Drs. H. Mahrom Ali, sebagai koordinator keagamaan

adalah sebagai berikut :

a. Pondok Pesantren Tahfidz yaitu pondok atau asrama milik yayasan

yang memiliki pengajar atau ustadz dan ustadzah kompeten yang

merupakan lulusan pesantren kudus

b. DKM atau Dewan Kelembagaan Masjid Ihya Al-Qulub yaitu

organisasi keagamaan madrasah yang dibidangi langsung oleh

koordinator keagamaan dan saat ini telah berganti nama menjadi

“Wahdaniyah”

c. Jurusan Keagamaan yaitu salah satu peminatan yang ada di

Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten Cirebon

Disamping itu, peneliti juga melakukan wawancara dengan

Bapak H. Muhajirin, S. Pd, M. Pd. sebagai wakil kepala madrasah

bidang kesiswaan, dengan hasil wawancara yang dilakukan di Ruang

Auditorium Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten Cirebon mengenai

model pembinaan yang diterapkan di Madrasah Aliyah Negeri 1

Kabupaten Cirebon sebagai berikut :

a. Tata Tertib Madrasah yaitu tata aturan yang dibuat dan berlaku di

madrasah untuk dipatuhi oleh setiap warga masyarakat di

lingkungan madrasah.

b. Ekstrakurikuler Keagamaan adalah kegiatan keagamaan di luar jam

pelajaran di madrasah yang disebut ekstrakurikuler Wahdaniyah

yang merupakan kepanjangan dari Wahana Dakwah Nilai-nilai

Islamiyah yang mana dibina oleh Bapak Ahmad Muhajir, S. Pd. I,

M. Pd.

c. Bidang Keagamaan Madrasah yaitu membawahi tiga bidang

diantaranya Pondok Pesantren Tahfidz, Dewan Kemakmuran

Page 40: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

32

Masjid Ihya Al-Qulub, dan Jurusan keagamaan yang dikoordinatori

oleh Bapak Drs. H. Mahrom Ali.

2. Pelaksanaan pembinaan keagamaan di Madrasah Aliyah Negeri 1

Kabupaten Cirebon

Berdasarkan uraian-uraian hasil wawancara tersebut diatas

mengenai model pembinaan keagamaan untuk pengembangan

kepribadian siswa di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten Cirebon,

maka selanjutnya peneliti akan memaparkan dan menjabarkan secara

keseluruhan bagaimana pelaksanaan pembinaan keagamaan di

Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten dalam upaya pengembangan

kepribadian siswa yaitu antara lain sebagai berikut :

a. Pondok Pesantren Tahfidz

Salah satu yang membuat Madrasah Aliyah Negeri 1

Kabupaten berbeda dari madrasah atau sekolah pada umumnya yaitu

karena adanya asrama tahfidz atau pondok pesantren tahfidz berikut

uraian kegiatan dan tata tertib yang berlaku di asrama tahfidz

Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten Cirebon antara lain : (1)

pembimbing asrama membangunkan santri pada pukul 03.00 WIB

untuk sholat tahajud ataupun muroja’ah hafalan hingga datang

waktu subuh, (2) Sholat subuh berjama’ah lalu melanjutkan

muroja’ah selama 30 menit, 30 menit berikutnya persiapan

berangkat sekolah, (3) kajian Kitab pada pukul 16.30 WIB sampai

sekitar pukul 17.30 WIB, (4) Sholat maghrib berjama’ah dan

muroja’ah hafalan yang akan disetorkan, (5) Sholat Isya berjama’ah

sekaligus persiapan untuk setor hafalan kepada ustadz dan/atau

ustadzah yang akan menyimak hafalan para santri sampai pukul

21.00-22.00 WIB, (6) kegiatan pribadi dan waktu tidur.

Kegiatan tersebut diatas bertujuan untuk membina, mendidik

dan melatih sekaligus melakukan pembiasaan bagi para santri agar

menjadi pribadi yang disiplin dan berakhlak.

b. DKM Ihya Al-Qulub

Sebagaimana telah dipaparkan diatas DKM atau Dewan

Kelembagaan Masjid berganti nama menjadi Wahdaniyah yang

disertai dengan berdirinya Masjid Ihya Al-Qulub di Madrasah

Aliyah Negeri 1 Kabupaten Cirebon. Nama “Ihya Al-Qulub” sendiri

memiliki arti hati yang hidup, tentunya dengan tujuan memfasilitasi

setiap kegiatan atu program-program keagamaan yang tidak lain

untuk mempermudah pelaksanaan pembinaan keagamaan bagi setiap

peserta didik itu sendiri.

Page 41: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

33

c. Jurusan Keagamaan

Jurusan keagamaan merupakan salah satu peminatan yang

disediakan oleh Madrasah Aliyah Negeri 1 kabupaten Cirebon bagi

para peserta didik yang pembelajarannya lebih dititikberatkan pada

materi-materi pelajaran tentang keagamaan yaitu sebagai berikut:

Sejarah Kebudayaan Islam, Menelaah Ilmu Hadits, Meneladani

Akhlak, Fikih, Bahasa Arab, Perjalanan Sejarah Budaya Islam,

Mahir Bahasa Arab, Akidah Akhlak, Mendalami Ushul Fikih dan

ilmu umum seperti Bahasa Indonesia, Matematika, Pendidikan

Jasmani dan olahraga dan kesehatan, Bahasa Sunda.

Pelaksanaan KBM atau Kegiatan Belajar dan Mengajar yang

demikian merupakan upaya sekolah dalam membimbing sekaligus

membina setiap peserta didik termasuk dalam hal kepribadian

peserta didik itu sendiri.

d. Tata Tertib Madrasah bagian dari budaya Madrasah

Setiap lembaga tentunya memiliki aturan dan kebijakan

masing-masing sesuai dengan kebutuhan lembaga itu sendiri.

Demikian pula dengan Madrasah Aliyah Negeri 1 kabupaten

Cirebon, pembiasaan yang dikemas dalam tata tertib. Dalam hal ini

tata tertib juga ikut berkontribusi dan ambil peran dalam

pelaksanaan pembinaan keagamaan untuk pengembangan

kepribadian siswa, diantaranya; mereapkan budaya 5s yaitu Senyum,

Salam, Sapa, Sopan dan Santun, termsuk bersalaman dengan setiap

bertemu dengan para guru, disiplin termasuk disiplin waktu dan taat

aturan, juga pembiasaan setelah bel masuk berbunyi maka seluruh

siswa atau peserta didik untuk masuk kelas dan tadarus Al-Qur’an,

pembacaan Asmaul Husna, setelah itu barulah membaca doa belajar

dan dapat memulai kegiatan belajar mengajar sesuai dengan jadwal

pelajaran di kelas masing-masing. Adapun siswa yang datang

terlambat, Madrasah Aliyah Negeri 1 kabupaten juga

memberlakukan sanksi berupa hafalan ayat-ayat Al-Qur’an

ditangani oleh guru BK (Bimbingan dan Konseling), disamping itu

juga diatur tata tertib pakaian seragam bagi peserta didik Madrasah

Aliyah Negeri 1 Kabupaten Cirebon yaitu terbagiatas empat

peraturan dalam berpakaian yaitu sebagai berikut :

1) Peraturan PSAS atau Peraturan Pakaian Seragam Anak Sekolah

Pakaian SeragamAnak Sekolah (PSAS) dipakai pada hari

senin dan selasa dengan ketentuan untuk perempuan harus

mengenakan kerudung berwarna putih polos dengan pet dan ciput

berwarna putih, kerudung harus terurai menutupi dada,

menggunakan papan nama border berwarna putih dengan nama

sebenarnya di dada sebelah kanan, mengenakan logo merah putih

Page 42: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

34

border di atas saku sebelah kiri, mengenakan logo OSIS di saku

sebelah kiri, mengenakan kemeja berlengan panjang berwarna

putih dikeluarkan terurai 15-25 cm di bawah pinggang (sesuai

tinggi badan). Adapun ketentuan untuk siswa laki-laki yaitu

mengenakan kopiah berwarna hitam standar, mengenakan dasi

berlogo kementrian agama, mengenakan papan nama border

berwarna putih dengan nama sebenarnya di dada sebelah kanan,

mengenakan logo merah putih bordir di atas saku sebelah kiri,

mengenakan logo OSIS di saku sebelah kiri, mengenakan kemeja

berlengan pendek berwarna putih dimasukan dan mengenakan

sabuk hitam, mengenakan celana panjang berwarna abu-abu

dengan model standar, mengenakan sepatu warior berwarna

hitam dan berkaos kaki panjang berwarna putih.

2) Peraturan pakaian seragam Batik

peraturan Pakain Seragam Batik dipakai pada hari rabu dan

kamis dengan ketentuan untuk perempuan harus mengenakan

kerudung berwarna putih polos dengan pet dan ciput berwarna

putih, kerudung harus terurai menutupi dada, mengenakan

kemeja batik berlengan panjang dikeluarkan terurai 15-25 cm di

bawah pinggang (sesuai tinggi badan), rok span panjang

berwarna abu-abu dengan satu rempel di bagian depan,

mengenakan sepatu warior berwarna hitam dan berkaos kaki

panjang berwarna putih. Adapun untuk ketentuan siswa laki-laki

yaitu mengenakan baju batik berlengan pendek sesuai ketentuan

madrasah, kemeja dimasukkan dan menggunakan sabuk

berwarna hitam standar, mengenakan celana panjang berwarna

abu-abu dengan model standar, mengenakan sepatu warior

berwarna hitam dan berkaos kaki panjang berwarna putih.

3) Peraturan pakaian seragam TAQWA

Peraturan Pakaian Seragam TAQWA dipakai pada hari jum’at

dengan ketentuan untuk perempuan harus mengenakan kerudung

berwarna biru muda polos dengan pet dan ciput berwarna putih,

kerudung harus terurai menutupi dada, mengenakan kemeja

taqwa berlengan panjang dikeluarkan terurai 15-25 cm di bawah

pinggang (sesuai tinggi badan), rok span panjang berwarna abu-

abu dengan satu rempel di bagian depan, mengenakan sepatu

warior berwarna hitam dan berkaos kaki panjang berwarna putih.

Adapun untuk ketentuan siswa laki-laki yaitu mengenakan

kopiah berwarna hitam standar, mengenakan baju taqwa

berlengan panjang sesuai ketentuan madrasah, kemeja

dikeluarkan dan menggunakan sabuk berwarna hitam,

mengenakan celana panjang berwarna abu-abu dengan model

Page 43: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

35

standar, mengenakan sepatu warior berwarna hitam dan berkaos

kaki panjang berwarna putih.

4) Peraturan Pakaian Seragam PRAMUKA

Peraturan pakaian seragam PRAMUKA dipakai pada hari

sabtu dengan ketentuan untuk perempuan harus mengenakan

kerudung berwarna coklat tua polos dengan pet dan ciput

berwarna hitam, kerudung harus terurai menutupi dada, memakai

kacu pramuka sesuai ketentuan, mengenakan seragam pramuka

berlengan panjang dikeluarkan terurai 15-25 cm di bawah

pinggang (sesuai tinggi badan), rok span panjang berwarna coklat

tua dengan satu rempel di bagian depan, mengenakan sepatu

warior berwarna hitam dan berkaos kaki panjang berwarna putih.

Adapun untuk ketentuan siswa laki-laki yaitu mengenakan baju

pramuka berlengan pendek sesuai ketentuan madrasah, kemeja

dimasukkan dan menggunakan sabuk berwarna hitam, memakai

kacu pramuka sesuai ketentuan, mengenakan celana panjang

berwarna coklat tua dengan model standar, mengenakan sepatu

warior berwarna hitam dan berkaos kaki panjang berwarna putih.

Uraian-uraian tersebut diatas adalah pelaksanaan pembinaan

keagamaan bagi para peserta didik untuk pengembangan

kepribadian siswa itu sendiri, tentunya dalamhal ini adalah

pengembangan kepribadian yang baik dan positif bagi diri siswa

tersebut.

e. Ekstrakurikuler Keagamaan

Sebagaimana disekolah-sekolah atau dimadrasah-madrasah

lainnya, Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten Cirebon juga

memiliki ekstrakurikuler keagamaan yaitu Wahdaniyah yang

merupakan ekstrakurikuler keagamaan yang memiliki kepanjangan

dari Wahana Dakwah Nilai-nilai Islamiyah. Wahdaniyah awalnya

bernama Dewan Kelembagaan Masjid (DKM), yang didirikan pada

tahun 1978. Pada tahun 2014 DKM berubah nama menjadi

“Wahdaniyah” disertai dengan berdirinya Masjid Ihya Al-Qulub di

Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten Cirebon, dengan Pembina

pertamanya yaitu Bapak H. Hasbullah.

Wahdaniyah membidangi beberapa cabang diantaranya : (1)

Hadroh, (2) Qiro’at, (3) LKDI atau Latihan Kader Dakwah Islam,

(4) K3 atau Kajian Kitab Kuning, (5) Kaligrafi. Biasanya

wahdaniyah mengadakan event pada hari santri, yaitu festival

hadroh dan MAN 1 bersholawat berdasarkan arahan dari madrasah.

Demikian pula dengan hari-hari besar Islam lainnya, Wahdaniyah

selalu diikutsertakan dalam kegiatan-kegiatan keagamaan.

Wahdaniyah juga setiap bulan mengadakan JUMBAR atau Jum’at

Page 44: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

36

Akbar yang merupakan program rutin menampilkan keahlian setiap

cabang dari wahdaniyah termasuk kegiatan marhabanan. Hal ini

dengan tujuan untuk dapat melatih mental dan kepribadian atau

kualitas diri setiap anggota wahdaniyah. Adapun program rutinan

lainnya adalah bersih-bersih seluruh area masjid termasuk mencuci

dan membersihkan perlengkapan sholat.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi

yang dilakukan secara berurutan oleh peneliti, bahwa diatas telah

penulis paparkan bagaimana pelaksanaan model pembinaan

keagamaan pada Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten Cirebon

yang mana bertujuan untuk pengembangan kepribadian siswa pada

Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten Cirebon.

3. Faktor dalam pelaksanaan model pengembangan kepribadian siswa

melalui pembinaan keagamaan pada Madrasah Aliyah Negeri 1

Kabupaten Cirebon

Dalam segala tatanan kehidupan sudah pasti memiliki pengaruh

yang datang oleh sebuah faktor, faktor yaitu sesuatu hal, keadaan,

peristiwa dan sebagainya yang ikut menyebabkan, mempengaruhi

terjadinya sesuatu. (Kamus Poket Bahasa Indonesia.2016, p.197)

Peneliti melakukan observasi terkait faktor pendukung dan

penghambat dalam pelaksanaan model pengembangan kepribadian

siswa melalui pembinaan keagamaan pada Madrasah Aliyah Negeri 1

Kabupaten Cirebon sebagai berikut.

a. Faktor penghambat dalam pelaksanaan pembinaan keagamaan yaitu

berdasarkan temuan peneliti dari hasil observasi di lapangan bahwa

kurangnya kedisiplinan dan kesadaran diri dari beberapa siswa

terhadap aturan dan tata tertib yang berlaku di madrasah, Selain itu

berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Drs. H. Mahrom Ali

bahwa “faktor penghambatnya adalah yang pertama kurangnya

dana untuk bidang keagamaan, dan yang kedua kurangnya

solidaritas dalam perkumpulan sehingga adanya pemahaman yang

berbeda atau miskomunikasi”.

b. Faktor pendukung dalam pelaksanaan pembinaan keagamaan yaitu

mencakup; (1) Disiplin, menurut Bonafacio Alexander dan Yettik

Wulandari (2016), disiplin adalah tata tertib (di sekolah, kemiliteran

dan sebagainya); ketaatan pada peraturan atau tata tertib yang sudah

disepakati (p.172). ketika semua unsur di lingkungan Madrasah

Aliyah Negeri 1 Kabupaten Cirebon dapat mengedepankan

Page 45: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

37

kedisiplinan terhadap tata tertib yang berlaku maka akan tercipta

suasana tertib dalam lingkungan madrasah (2) taat dan hormat pada

guru, ketika pembelajaran dimulai maka kelas adalah milik

pengawasan dan dampingan guru. Maka sepatutnya guru berperan

tegas apabila didapati ketidakselarasan terahadap tata tertib yang

berlaku di madrasah. (3) Tanggung jawab, setiap individu wajib

memiliki sifat tanggung jawab yang tinggi agar mampu membawa

diri pada hal-hal yang positif. Adapun menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI) adalah keadaan wajib menanggung

segala sesuatunya (jika terjadi apa-apa boleh dituntut,

dipersalahkan, diperkarakan, dan sebagainya).

(https://kbbi.web.id/tanggungjawab.html), (4) Kesadaran Diri

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu keadaan mengerti.

(https://kbbi.web.id/sadar.html) Dalam hal ini, jika setiap peserta

didik mengerti maka tidak akan terjadi pelanggaran aturan atau tata

tertib yang berlaku. Siswa akan membuat pertimbangan sebelum

melakukan sesuatu hal.

Faktor-faktor tersebut diatas merupakan faktor yang menjadi

faktor pendukung yang dapat mempengaruhi keberhasilan

pelaksanaan pembinaan keagamaan di madrasah jika setiap warga

madrasah terutama para peserta didik, sehingga apabila ada

pelanggaran maka akan dapat diminimalisir atau bahkan tidak akan

terjadi.

Rasa tanggung jawab ini hendaknya dimiliki oleh seluruh

warga sekolah/madrasah, dan adanya saling kerja sama dalam

menciptakan keberhasilan pembelajaran sesuai dengan tujuan

pendidikan. Sebagaimana tercantum dalam UU No.20 Tahun 2003

pasal 3 dinyatakan bahwa “ pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap,

kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta

bertanggung jawab”(p.55). Adapun faktor pendukungnya menurut

Bapak Drs. H. Mahrom Ali mengatakan bahwa adanya dukungan

penuh dari kepala madrasah, kedua adanya kerjasama antara guru

dan siswa serta fasilitas yang memadai sehingga pelaksanaan

pembinaan keagamaan akan terselenggara dengan baik dan sesuai

dengan perencanaan dan tujuan yang hendak dicapai.

Page 46: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Model pengembangan kepribadian siswa melalui pembinaan

keagamaan pada Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten Cirebon

menggunakan model sebagai berikut; pondok pesantren tahfidz,

Dewan Kelembagaan Masjid (DKM) yang saat ini berganti nama

Wahdaniyah, jurusan keagamaan, tata terib madrasah sebagai

budaya madrasah, ekstrakurikuler keagamaan, bidang keagamaan

madrasah ( asrama tahfidz, DKM dan jurusan keagamaan

2. Pelaksanaan pengembangan kepribadian siswa melalui pembinaan

keagamaan pada Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten Cirebon

dilaksanakan oleh seluruh warga masyarakat di lingkungan

Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten Cirebon dengan tujuan

saling bekerja sama dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang

diharapkan oleh madrasah.

3. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi pelaksanaan model

pengembangan kepribadian siswa melalui pembinaan keagamaan

pada Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten Cirebon yaitu

mencakup faktor penghambat sekaligus faktor pendukung dalam

pelaksanaan model pengembanagan kepribadian siswa tersebut.

Faktor pendukung dalam pelaksanaan model pengembangan

kepribadian siswa ini diantaranya adalah adanya dukungan dari

kepala madrasah dan kerjasama yang baik antara guru dan siswa.

Sedangkan faktor penghambatnya adalah kurangnya dana untuk

pelaksanaan pembinaan keagamaan dan kurangnya solidaritas

dalam kegiatan pertemuan yang tidak jarang menimbulkan

miskomunikasi dalam pelaksanaan pembinaan sehingga

haltersebut menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan model

pengembangan kepribadian siswa melalui pembinaan keagamaan

pada Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten Cirebon.

B. Saran

Model pengembangan kepribadian siswa melalui pembinaan

keagamaan yang diterapkan pada Madrasah Aliyah Negeri 1

Kabupaten Cirebon ini sudah baik, karena di Madrasah Aliyah Negeri

1 Kabupaten Cirebon menggunakan model-model pembinaan

keagamaan yang mengutamakan pembentukan kepribadian yang

berkarakter Islami sehingga memiliki citra yang baik dalam benak

masyarakat, meskipun demikian dalam pelaksanaan pengembangan

Page 47: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

55

kepribadian siswa melalui pembinaan keagamaan harus tetap dijaga

dan dipertahankan citra positifnya agar pembiasaan yang berlaku di

madrasah dapat tertanam pada pribadi setiap peserta didik baik di

lingkungan madrasah, lingkungan keluarga maupun lingkungan

masyarakat. Adapun beberapa saran lainnya yaitu :

1. Bagi Madrasah Aliyah Negeri 1 Kabupaten Cirebon, model

pengembangan kepribadian siswa melalui pembinaan keagamaan

yang telah diterapkan dari sisi kualitas, standar dan pelaksanaan yang

sudah baik harus tetap dipertahankan sehingga dapat menjadi contoh

positif bagi sekolah dan/atau sekolah lainnya.

2. Bagi peneliti, seharusnya masih banyak informasi yang perlu digali

lebih dalam di MAN 1 Kabupaten Cirebon ini untuk mendapatkan

keakuratan data yang lebih baik dan lebih jelas lagi.

Page 48: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

56

DAFTAR PUSTAKA

Adi Sulistiono, 2015. pengaruh kepribadian siswa dan persepsi siswa tentang

model pembelajaran guru terhadap prestasi belajar siswa kelas xi smk

gondang pada pembelajaran matematika¸ p.76-77. Pekalongan

Al-Qur’an terjemah kemenag RI

Alexander, B., & Wulandari, Y. (2016). Kamus Poket Bahasa Indonesia.

Aksara Sukses.

Ansyori, M. (2018). Pembentukan Perilaku Melalui Budaya Sekolah.

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Bahtiar, G. (2015). Pembinaan Keagamaan Remaja Islam Dalam

Meningkatkan Akhlak Melalui Kajian Sabtu Malam Di Dusun

Ngipiksari Hargobinangun Pakem Sleman. 1–59

Diyah Ayu Aprilia, E. (2015). Karakteristik Budaya Sekolah Dalam

Pelaksanaan Pembinaan Keagamaan. 1–20.

Effendi, K. (2017). Pendidikan Multibudaya (Nilai-nilai Moral Isi

Pendidikan Karakter). UAD PRESS.

Fitriani. (n.d.). Manajemen Sekolah Untuk Mencapai Sekolah Unggul.

1006–1017.

gunawan, imam. (n.d.). Metode Penelitian Kualitatif. 1–27.

Hadi, A., & Haryono. (1998). Metodologi Penelitian Pendidikan. CV

PUSTAKA SETIA.

Hizkia Tobing, D. ; dkk. (2016). Metode Penelitian Kualitatif. 1–42.

aondi, ondi., suherman, aris. (2010).

Hari Arkani.2017. Pembentukan kepribadian oleh guru melalui pendidikan

karakter di sma puspita kabupaten banyuasin. Palembang

Karakteristik Budaya Sekolah dalam Pelaksanaan Pembinaan

Keagamaan. (2015).

Page 49: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

57

Kusmayadi, Muhammad Agus. 2001. Profil Kepribadian Siswa Berprestasi

Unggul dan Ashor berdasarkan Program Studi.

Munawaroh, I. (2018). Manajemen Pembinaan Perilaku Budaya Religius

DI MTs Al-Hidayah Karangsuci Purwokerto. 1–20.

Nan Rahminawati. 2018. Model pengembangan kegiatan keagamaan

pada ikatan remaja masjid (irma) luqman sma negeri 10

bandung. Bandung. Hlm 324-325

Neprializa. (2015). MANAJEMEN BUDAYA SEKOLAH. Manajer

Pendidikan, 9, 419–412.

Neprializa. (2015). Manajemen Budaya Sekolah. Manajer Pendidikan,

9(3), 419–429.

Nofita Sari, P. (2017). Pengembangan Karakter Siswa Melalui Budaya

Sekolah yang Religius di SD Aisiyah Unggulan Gemolong.

Oliver, J. (2019). No Title No Title. Hilos Tensados, 1, 1–476.

https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Puspitasari, I. (2013). Pembinaan Perilaku Beragama Melalui Aktivitas

Keagamaan. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),

1689–1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Rohendi Edi. (n.d.). Ajaran Agama dan Pembentukan Kepribadian. 6.

Rosyada, D. (2017). Madrasah dan Profesionalisme Guru. KENCANA.

Sagala, S. (2008). Budaya dan Reinventing Organisasi Pendidikan.

ALFABETA.

Saeful Rahmat, P. (2009). Penelitian Kualitatif. 5, 1–8.

Shomadah, M. (2017). Model Pembinaan Keagamaan Pada Keluarga

Muslim Pra-Sejahtera. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Page 50: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

58

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian & Pengembangan(Research and

Development). ALFABETA.Sulaiman. (2014). Manajemen

Pendidikan Islam (A. R. Wati (Ed.)).

Ulya Dalila, Pembinaan Keagamaan Bagi Ibu-Ibu Majelis Taklim Di Pondok

Pesantren Drussalam Kelurahan Jatigumi Kecamatan Sumberpucung

Kabupaten Malang (Skripsi: 2012), Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang Tahun 2014, hlm. 19 Online

(https://kbbi.web.id/tanggungjawab.html) (https://kbbi.web.id/sadar.html)

Page 51: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

59

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 52: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

60

LAMPIRAN I

1. Sejarah Singkat Madrasah

Madrasah Aliyah Negeri Cirebon 1 adalah peralihan dari

Pendidikan Guru Agama Islam (PGAN) Putri Cirebon, berdasarkan

Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 1978

tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Madrasah Aliyah Negeri,

ditetapkan di Jakarta tanggal 16 Maret 1978 yang ditandatangani oleh

Menteri Agama Republik Indonesia waktu itu H.A. Mukti Ali.

Pada awal mulanya kegiatan pendidikan MAN Cirebon 1

berlokasi di gedung koperasi batik Desa Panembahan Kecamatan Weru

Kabupaten Cirebon. Kemudian sejalan dengan perkembangannya

MAN Cirebon 1 berpindah lokasi pendidikannya ke Desa Weru Kidul

Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon sejak tahun 1982. Hingga saat ini

Lokasi pendidikan MAN Cirebon berada di Jl. Kantor Pos No. 36 Weru

yang di atas lahan tanah seluas 10.760 m2 dengan bersertifikat Hak

MAN Cirebon 1 / Kementerain Agama.

Sejak awal pendirian sampai dengan sekarang, kepemimpinan

MAN Cirebon 1 sudah mengalami 7 (tujuh) kali pergantian, yaitu :

Gambar 1.1 Daftar kepala madrasah

1. Drs. H. Soependri Surdinata, M.Pd., mulai tahun 1978 s.d 1985

2. Drs. H. Zaenuddin Ranasasmita, mulai tahun 1985 s.d 1996

3. Drs. H. Sudirno, mulai tahun 1996 s.d 1998

4. Drs. H. Irsyad, mulai tahun 1998 s.d 2003

5. Drs. H. Amin Kartubi, mulai tahun 2003 s.d 2008

6. Drs. H. Lukman Al Hakim, M.Pd., mulai tahun 2008 s.d 2011

7. Drs. H. Kumaedi, M.Pd., mulai tahun 2011 s.d 2017

8. Muh. Isro Mutmarullah, S.Pd.I, M.A. mulai tahun 2017 s.d Sekarang.

Page 53: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

61

a. Profil Madrasah

1) Visi Misi

Visi : Terwujudnya sumber daya manusia yang religius,

berkualitas, terampil dan mampu berkarya.

Misi :

a) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT;

b) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam mencapai

prestasi akademik dan nonakademik;

c) Meningkatkan kualifikasi akademik dan profesionalisme tenaga

pendidik dan kependidikan sesuai dengan tuntutan globalisasi;

d) Meningkatkan daya kreativitas menuju madrasah unggul

berprestasi.

Tujuan :

a) Menguatkan pengetahuan, pemahaman dan pengamalan ajaran

Islam bagi pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik;

b) Menghasilkan lulusan yang kompeten dalam bidang akademik

dan life skill;

c) Menghasilkan lulusan yang memiliki pengalaman belajar dari

hasil pembinaan non akedemik berupa pribadi berkahlakul

karimah yang manfaatnya dirasakan oleh masyarakat;

d) Memberikan pengalaman berkompetisi dan semangat juang

untuk meraih prestasi terbaik;

e) Menjaring calon peserta didik yang berintake bagus;

f) Meningkatkan kualitas pembelajaran;

g) Meningkatkan kualitas penilaian pendidikan;

h) Meningkatkan kualtias pembinaan kesiswaan;

i) Meningkatkan manajemen madrasah yang efektif dan efisien;

j) Meningkatkan kuantitas dan kualitas Program yang realistis,

transparan dan akuntabel;

k) Meningkatkan Layanan pendidikan mengarah pada peningkatan

mutu madrasah.

Motto : “Raih Prestasi dengan : Kerja Keras, Kerja Cerdas

dan Kerja Ikhlas.”

Page 54: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

62

2) Keadaan Guru dan Siswa

i. Daftar Nama Pimpinan

Tabel. 3.1 Daftar Nama Pimpinan Madrasah

NO NAMA

JABATAN

NAMA PEJABAT NIP

1 Kepala

Madrasah

Muh. Isro Mutamarullah,

S.Pd.,MA. 19680916 199403 1 004

2 Kepala Urusan Tata Usaha

Hj. Eti Chusnul Chotimah, SE

19671102 199303 2 002

3 Bendahara Pengeluaran

Ida Rahmanidar 19720625 201411 2 002

2. Tenaga Pendidik

Tabel 3.2 Jumlah Tenaga Pendidik Berdasarkan Status Kepegawaian dan

Jenis Kelamin

NO

STATUS

KEPEGAWAIAN

JENIS

KELAMIN

JML

L P

1 PNS Kemenag 36 34 70

2 PNS Non Kemenag 0 0 0

3 Non PNS 9 9 18

JUMLAH 45 43 88

Page 55: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

63

Tabel 3.3 Jumlah Tenaga Pendidik Berdasarkan Status Kepegawaian dan

Kualifikasi Pendidikan

NO STATUS

KEPEGAWAIAN

KUALIFIKASI PENDIDIKAN JML

<-SLTA D1 D2 D3 S1 S2 S3

1 PNS Kemenag 46 12 58

2 PNS Non Kemenag 0

3 Non PNS 19 19

JUMLAH 65 12 77

Tabel 3.4 Jumlah Tenaga Pendidik PNS Berdasarkan Status Kepegawaian

dan Golongan Ruang

NO STATUS

KEPEGAWAIAN

GOLONGAN RUANG JML

Gol II Gol III Gol IV

a B c d a b c d a b c d

1 PNS Kemenag 10 7 13 7 12 16 65

2 PNS Non Kemenag 0

JUMLAH 0 10 7 13 7 12 16 65

Tabel 3.5 Jumlah Tenaga Pendidik yang Telah Disertifikasi Berdasarkan

Status Kepegawaian dan Jenis Kelamin

NO STATUS

KEPEGAWAIAN

JENIS

KELAMIN

JML

L P

1 PNS Kemenag 30 25 55

2 PNS Non Kemenag 0 0 0

3 Non PNS 0

JUMLAH 30 25 55

Page 56: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

64

Tabel 3.6 Jumlah Tenaga Pendidik yang Telah Disertifikasi Berdasarkan

Status Kepegawaian dan Kualifikasi Pendidikan

NO STATUS

KEPEGAWAIAN

KUALIFIKASI

PENDIDIKAN

JML

S1 S2 S3

1 PNS Kemenag 46 12 58

2 PNS Non Kemenag 0

3 Non PNS 0

JUMLAH 46 12 58

Tabel 3.7 Jumlah Tenaga Pendidik PNS yang Telah Disertifikasi Berdasarkan

Status Kepegawaian dan Gol. Ruang

NO

STATUS

KEPEGAWAIAN

GOLONGAN RUANG

JML Gol II Gol III Gol IV

A B C d a b c d a b c d

1 PNS Kemenag 7 4 11 12 14 17 65

2 PNS Non Kemenag 0

JUMLAH 7 4 11 12 14 17 65

3. Tenaga Kependidikan

Tabel 3.8 Jumlah Tenaga Kependidikan Berdasarkan Status Kepegawaian dan

Jenis Kelamin

NO JENIS

KETENAGAAN

PNS NON PNS

LK PR JML LK PR JML

1 Kepala Urusan TU 1 1

Page 57: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

65

2 Tenaga Administrasi 4 4 5 5

3 Pustakawan 2 2

4 Laboran

5 Teknisi Keterampilan

6 Lainnya 10 1 11

JUMLAH - 5 5 15 3 18

Tabel 3.9 Jumlah Tenaga Kependidikan Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan

NO TENAGA

KEPENDIDIKAN

KUALIFIKASI PENDIDIKAN JML

<SLTA D1 D2 D3 S1 S2 S3

1 Kepala Urusan TU 1 1

2 Tenaga Administrasi

7 5 12

3 Pustakawan 1 1

4 Laboran 0

5 Teknisi Keterampilan

6 Lainnya 9 9

JUMLAH 16 7 0 23

Page 58: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

66

Tabel 3.10 Jumlah Tenaga Kependidikan PNS Berdasarkan Golongan Ruang

N

O

JENIS

KETEN

AGAAN

GOLONGAN RUANG J

M

L Gol I Gol II Gol III Gol IV

a b c d J

m

l

a B c d J

m

l

a b c d J

m

l

a b c d J

m

l

1 Kepala

Urusan TU

1 1 1

2 Tenaga

Adminis

trasi

2 1 3 1 1 4

3 Pustakawan

4 Laboran

5 Teknisi

Keterampilan

6 Lainnya

JUMLAH 2 1 3 1 1 2 5

4. Kondisi Siswa

Tabel 3.11 Jumlah Siswa

KELAS ROMBEL SISWA JUMLAH

SISWA MISKIN

LK PR JML LK PR JML

X AGAMA 2 22 46 68

Page 59: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

67

X MIA 5 43 128 171

X IIS 5 51 125 176

XI BAHASA

1 4 26 30

XI AGAMA

1 14 24 38

XI MIA 5 48 128 176

XI IIS 5 41 133 174

XII AGAMA

1 10 29 39

XII MIA 6 44 180 224

XII IIS 5 62 139 201

JML 36 339 958 1297

5. Sarana dan Prasarana

Luas Tanah

Seluruhnya : 10,760 m2

Luas tanah untuk

bangunan

: 9,125 m2

Luas tanah untuk sarana lingkungan (jalan, taman

dll) : -

Luas tanah Kosong

: 1,635 m2

Surat-Surat Hak atas

Tanah : Sertifikat

: 10,760 m2

: Akta Jual Beli

: -

: SK HGB/P

: -

Page 60: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

68

a. Tanah

b. Gedung dan Bangunan

NO JENIS

BANGUNAN

LUAS

( m2)

KONDISI

JM

L Baik

Rusak

Ringa

n

Rusak

Berat

1 Ruang Kelas 2448 34 - - 34

2 Ruang Kepala 48 1 - - 1

3 Ruang Tata

Usaha 72 1 - - 1

4 Ruang Guru 126 1 - - 1

5 Perpustakaan 210 1 - - 1

6 Laboratorium

IPA 144 1 - - 1

Komputer 90 1 - - 1

Bahasa 100 1 - - 1

7 Ruang

Keterampilan 892 4 - - 4

8 Ruang Seni 18 1 - - 1

9 Aula 361 1 - - 1

10 Masjid 600 1 - - 1

11 Ruang Komite 12 1 - - 1

12 Ruang Wakamad 28 1 - - 1

13 Ruang BK 45 1 - - 1

14 Ruang Puskom 32 1 - - 1

15 Ruang Fullday 34 1 - - 1

16 Ruang UKS 81 1 - - 1

17 Ruang OSIS 64 1 - - 1

18 Ruang Paskibra 30 1 - - 1

: Sewa

: -

Page 61: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

69

19 Ruang Pramuka 30 1 - - 1

20 Ruang KIR 32 1 - - 1

21 Ruang

Wahdaniyah 20 1 - - 1

22 Ruang Olah Raga 30 1 - - 1

23 Ruang Pertemuan 130 1 - - 1

24 Kantin 48 1 - - 1

25 Pos Satpam 9 1 - - 1

26 Gudang TU 20 1 - - 1

27 Gudang K3 30 1 - - 1

28 Gudang Aula 16 1 - - 1

29 Gudang

Kesiswaan 28 1 - - 1

30 Asrama Putra 48 1 - - 1

31 Asrama Putri 36 1 - - 1

32 Asrama Putra 1 48 1 - - 1

33 Asrama Putri 2 48 1 - - 1

34 Koperasi Siswa 16 1 - - 1

35 Koperasi Guru 28 1 - - 1

36 Kelas Terbuka 60 1 - - 1

37 Ruang DKM 20 1 - - 1

3) Alat Kantor dan Rumah Tangga

NO JENIS PERALATAN

KONDISI

JML Baik

Rusak

Ringan

Rusak

Berat

1 Mesin Ketik 15 15

2 Mesin Hitung 0

3 Alat Penggandaan 1 1

4 Lemari 3 3

Page 62: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

70

5 Rak 3 3

6 Filing Cabinet 11 2 2 15

7 Brandkas 1 1

8 AC 13 13

9 Meja ( Ruang Guru dan

Kantor) 75 75

10 Kursi ( Ruang guru dan

Kantor) 75 75

11 Sice 7 7

12 Komputer : PC. Unit 50 50

: Lap Top 36 36

13 Telepon 2 2

14 Faximili 1 1

15 Kendaraan

Bermotor

: Roda 4 1 1

: Roda 2 0

Page 63: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

71

6. Hubungan dan Kerjasama

Kondisi MAN Cirebon 1 saat ini merupakan hasil

perkembangan yang periodik dari tahun-ketahun. Keberadaan

gedung dan bangunan pendidikan, peralatan penunjang

kegiatan belajar, instalasi dan jaringan, personalia guru

(pendidik) dan tata usaha (tenaga kependidikan), siswa/ siswi

(peserta didik) adalah hasil usaha yang terencana dan

sistematis serta kerja keras diiringi keikhlasan para pendahulu

MAN Cirebon 1 dan pihak lain yang terkait sampai dengan

seluruh komponen MAN Cirebon 1 saat ini. Berkat kerja keras

dan keikhlasan para pengelola madrasah, guru-guru, staf TU,

orang tua siswa, pemerintah, pemerintah daerah dari dulu

hingga kini MAN Cirebon menjadi besar dan dipercaya

masyarakat.

7. Administrasi Sekolah

a. Administrasi Kepala Madrasah

(i) Administrasi yang Berkaitan dengan Pengajaran

Daftar pembagian tugas mengajar;

Buku pemeriksaan persiapan mengajar;

Buku penyelesaian kasus sekolah;

Daftar hasil evaluasi belajar tahap akhir;

Buku rekapitulasi kenaikan kelas dan kelulusan;

Buku serah terima STTB atau Ijazah;

Jadwal pelaksanaan supervisi mengajar;

Program semester;

Silabus mata pelajaran;

RPP;

Buku program bimbingan;

Buku pencapaian target dan daya serap kurikulum;

Buku serah terima rapor;

Buku kunjungan pengawas sekolah;

Buku agenda;

Buku pengaduan, masukan, kritik, dan saran;

Buku notulen rapat komite sekolah/guru;

Kegiatan menggunakan SK kepala sekolah;

Buku ekspedidi;

Buku tamu umum dan buku tamu khusus;

Buku supervisi kunjungan kelas.

Page 64: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

72

(ii) Administrasi yang Berkaitan dengan Kesiswaan

Formulir pendaftaran siswa baru;

Buku calon siswa baru;

Buku data siswa baru;

Buku klapper;

Papan absen dan rekapitulasi absen harian siswa;

Buku mutasi siswa;

Buku rekap mutasi siswa 1 semester;

Surat permohonan pindah sekolah;

Surat keterangan pindah sekolah;

Pendaftaran masuk sekolah;

Buku kenaikan kelas;

Buku prestasi siswa.

(iii) Administrasi yang Berkaitan dengan Kepegawaian

Buku catatan/penilaian Tata Usaha atau Guru PNS;

Data kepegawaian;

Buku diklat;

Buku penghargaan;

Buku seminar atau lokakarya;

Buku cuti pegawai;

Buku izin keluar pegawai;

Buku piket guru.

(iv) Administrasi yang Berkaitan dengan Keuangan

Buku Kas Umum (BKU);

Buku Kas Pembantu Kepala Sekolah.

(v) Administrasi yang Berkaitan dengan Barang dan

Perlengkapan

Buku kartu inventaris barang sekolah;

Buku keadaan barang inventaris lainnya.

b. Administrasi Guru

a. Buku I (Program)

Standar Kompetensi (KI dan KD sesuai mapel);

Silabus;

Prota;

Promes;

RPP dan kisi-kisi.

Page 65: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

73

b. Buku II (Pelaksanaan)

Daftar hadir;

Daftar nilai;

Analisis hasil evaluasi;

Program dan pelaksanaan perbaikan dan pengayaan;

Catatan pribadi siswa;

Agenda guru

3. Administrasi Umum

(i) Administrasi Kelembagaan;

(ii) Struktur Organisasi Pengurus dan Kepala

Sekolah/Madrasah;Program Kerja Pengurus;

(iii) Agenda Surat Masuk;

(iv) Desposisi Surat;

(v) Agenda Surat keluar;

(vi) Arsip Surat;

(vii) Buku Pengumuman;

(viii) Buku Dokumentasi Kegiatan Sekolah;

(ix) Buku Tamu (Umum, Khusus);

(x) Buku Ekspedisi;

(xi) Papan Sekolah/Madrasah;

(xii) Buku Kontrol Kegiatan;

(xiii) Contoh Proposal dan Surat Menyurat.

Page 66: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

74

3. Struktur Organisasi

Gambar 3.1 Bagan struktur organisasi kepemimpinan

Gambar32.2 Bagan struktur organisasi TU

KEPALA TATA USAHA

Hj. ETI CHUSNUL CHOTIMAH, SE.

TENAGA KEPENDIDIKAN

WAKA MADRASAH WAKA MADRASAH WAKA MADRASAH WAKA MADRASAH

BID. KURIKULUM BID. KESISWAAN BID. SARPRAS BID. HUMAS

Drs. Effendi Mufied H. Muhajirin, M.Pd. Drs. Ayamin Ubaidillah, S.Ag, M.Pd.I1. Kepala Laboratorium Komputer

Bahasa dan Bidang Pengajaran 1. Pembina OSIS 1. Kepala Perpustakaan 1. Kordinator Program Tahfidzul Quran

2. Kepala Lab. Fis ika , Kimia , Biologi

dan Pengars ipan Dokumen Kurikulum 2. Pembina Eks . KIR Matematika 2. Kepala Lab. Keterampi lan 2. Kordinator Bimbingan Konsel ing

3. Tim. Pengelola Program Ful lday 3. Pembina Eks . KIR Fis ika 3. Pembina Koperas i Siswa 3. Seks i Kekeluargaan

4. Tim. Pengembangan Puskom dan

Data4. Pembina Eks . KIR Kimia

4. Staf Pengadaan dan

Pemel iharaan Sarana 4. Seks i Pengembangan Webs ite / Internet

5. Pembina Eks . KIR Biologi 5. Petugas Kebers ihan

6. Pembina Eks . Club Bahasa Inggris 6. Petugas Keamanan

7. Pembina Eks . Club Bahasa Arab

8. Pembina Eks . KIR/KSM Geografi

9. Pembina Eks . KIR/KSM Ekonomi

10. Pembina Eks . Paskibra

11. Pembina Eks . Pramuka

12. Pembina Eks . PMR/UKS

13. Pembina Eks . Seni Budaya

14. Pembina Eks . Olah Raga

15. Pembina Eks . Hadroh/ Keagamaan

16. Pembina Eks . KTI, Buletin dan Mading

17. TIM Pembina OSIS Cirebon, 17 Juli 2019

Kepala Madrasah

PESERTA DIDIK MAN CIREBON I KAB. CIREBON Muh. Isro Mutamarullah, S.Pd.,MA.

NIP. 19680916 199403 1 010

DEWAN GURU DAN WALI KELAS

KEPALA MADRASAH

Muh. Isro Mutamarullah, S.Pd.,MA.

STRUKTUR ORGANISASI

MAN 1 CIREBON

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

KOMITE

Bendahara

PengeluaranPPABP Daftra Gaji/ Umum

Adm. Keuangan/

Kesiswaan

Inventaris Barang

/ UmumArsiparis / Umum Admin Perpustakaan Puskom Koperasi S iswa Operator Lab Kesiswaan/ Umum SIMAK BMN / Umum

Ida Rahmanidar N. Yuanah Deden Amirudin, S.Pd.I. Rodiawati Koriah Rodiawati Koriah N. Yuanah

1. Kaeni, S.Pd.I

2. Rizky Anggraeni

3. Rara Antika

1.Saiful Anwar, SP.

2. Asep Suryaman Yulyana Dewi Supaat Iskandar Ashari Sembiring, S.Pd.I Solihin, Amd.Kom.

Satpam RT/K.3 Penjaga Malam TK. Kebun/K.3 TK. Kebun/K.3 TK. Kebun/K.3 TK. Kebun/K.3 Satpam

Bambang Suhandi Kaedir Safi'i Wardeni Sulaeman Wahyu Setiawan Cita Arsali

Cirebon, 17 Juli 2019

Kepala Madrasah

Muh. Isro Mutamarullah, S.Pd.,MA.

NIP. 19680916 199403 1 010

KEPALA TATA USAHA

Hj. ETI CHUSNUL CHOTIMAH

KEPALA MADRASAH

Muh. Isro Mutamarullah, S.Pd.I

STRUKTUR ORGANISASI TENAGA KEPENDIDIKAN

MAN 1 CIREBON KAB. CIREBON

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Page 67: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

75

LAMPIRAN II

PEDOMAN WAWANCARA

NO WAKTU NARASUMBER PERTANYAAN

1

SELASA,

11

FEBRUARI

2020

B. MUHAJIRIN,

S.Pd, M.Pd.

1) Apa saja model

pengembangan kepribadian

siswa melalui pembinaan

keagamaan yang diterapkan

pada Madrasah Aliyah

Negeri 1 Kabupaten

Cirebon?

2) Bagaimana pelaksanaan

pembinaan keagamaan pada

Madrasah Aliyah Negeri 1

Kabupaten Cirebon?

2

RABU, 12

FEBRUARI

2020

Drs. H.MAHROM

ALI

1) Apa saja model

pengembangan kepribadian

siswa melalui pembinaan

keagamaan yang diterapkan

pada Madrasah Aliyah

Negeri 1 Kabupaten

Cirebon?

2) Bagaimana pelaksanaan

pembinaan keagamaan pada

Madrasah Aliyah Negeri 1

Kabupaten Cirebon?

3) Faktor apa saja yang

menjadi pendukung dan

penghambat dalam

pelaksanaan pembinaan

keagamaan pada Madrasah

Aliyah Negeri 1 Kabupaten

Cirebon?

Page 68: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

76

3

KAMIS, 25

JUNI 2020

AGUNG SUGIARTA,

Ketua

Ekstrakurikuler

Wahdaniyah periode

2019/2020

1) Bagaimana Sejarah

singkat ekstrakurikuler

Wahdaniyah Madrasah

Aliyah Negeri 1 Kabupaten

Cirebon?

2) Apa saja Bidang

keagamaan yang ada di

ekstrakurikuler Wahdaniyah

Madrasah Aliyah Negeri 1

Kabupaten Cirebon?

3) Bagaimana pelaksanaan

kegiatan ektrakurikuler

Wahdaniyah?

Page 69: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

77

LAMPIRAN III

DOKUMENTASI

Tata Tertib Pakaian Seragam MAN 1 Kabupaten Cirebon

Page 70: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

78

Wawancara dengan Bapak H. Muhajirin, S.Pd, M.Pd

Page 71: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

79

Wawancara dengan Bapak Drs. H. Mahrom Ali

Page 72: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

80

Kegiatan Ekstrakurikuler Wahdaniyah

Page 73: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

81

Page 74: MODEL PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBINAAN …

82