model pembinaan kemandirian santri dan masyarakat di...
TRANSCRIPT
Model Pembinaan Kemandirian Santri dan Masyarakat di
Pondok Pesantren ISC Aswaja Lintang Songo Pagergunung
Sitimulyo, Piyungan, Bantul
Oleh :
Rima Fitriani
NIM: 1520010050
TESIS
Diajukan kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
untuk Salah Satu Syarat guna Memperoleh
Gelar Magister of Arts
Program Studi Interdisciplinary Islamic Studies
Konsentrasi Pekerjaan Sosial
YOGYAKARTA
2017
vii
Motto
Ada ungkapan yang sangat inspiratif sekali yang
menjadi penyemangat penulis dari awal memulai
sampai terselesaikannya penyusunan tesis ini
Sebuah tantangan akan selalu menjadi beban, jika
itu hanya dipikirkan dan sebuah cita-cita akan
menjadi beban pula jika itu hanya sebuah angan-
angan
Oleh karenanya, sesuatu itu akan menjadi
kebanggaan jika sesuatu itu dikerjakan dan bukan
hanya dipikirkan
(Rima Fitriani)
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, saya persembahkan karya kecil ini untuk:
Prodi Interdisciplinary Islamic Studies dan Pembimbing Tesis
Bapak dan ibu yang senantiasa ada saat suka maupun duka, selalu setia
mendampingi, memberikan nasehat serta petuahnya saat putrimu lemah tak
berdaya. Engkau juga tak pernah lelah memanjatkan doa dalam setiap sujudmu.
Terima kasih untuk semua.
Adik-adikku tersayang yang selama ini selalu bertanya kapan wisuda
mbak?pertanyaan yang membuatku kesal sekaligus memotifasiku. Dan terima
kasih untuk segala dukungan dan motifasinya ya dek
Abang Ainun Najib tersayang yang selalu memberikan support, perhatian serta
kepercayaan. Terimakasih atas segala doa abang maupun ummi dan seluruh santri
yang turut mendoakan. Kesuksesan ini tidak luput dari andil kalian
Terima kasih juga kepada seluruh keluargaku dari pihak bapak maupun ibu,
terutama paman dan bibiku yang selalu memberikan dukungan serta bantuan
materil, sungguh pertolongan kalian sangat berarti dan bisa dirasakan sampai saat
ini.
Terima kasih juga kepada teman-teman kelas, teman-teman asrama hasyimah,
keluarga besar komplek hamidiyah, teman-teman alumni PMI, Pengasuh Pondok
Pesantren ISC Lintang Songo, staf Pondok Pesantren ISC Lintang Songo dan
semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Terakhir, terima kasih atas segala dukungan dan motivasinya. Semoga Allah SWT
melimpahkan pahala yang berlipat untuk membalas semua kebaikan kalian semua.
Aamiiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin..
ix
ABSTRAK
Awal berdirinya pesantren dititikberatkan pada pendalaman ajaran agama
Islam dan hanya mampu menjadi muballigh atau da’i. Namun seiring
perkembangan zaman pesantren telah mengalami perubahan paradigm. Membuat
organisasi yang berhubungan langsung dengan masyarakat, dengan demikian
pesantren memiliki peran ganda, disamping membekali para santri dengan
menanamkan ketaatan beragama juga membekali dengan ketrampilan atau
keahlian, sehingga out put pesantren tidak saja memiliki predikat santri taat,
tetapi juga santri-plus yang berkualitas yang mempunyai pemahaman tentang
islam yang mendalam, santri mempunyai ketrampilan sehingga dapat hidup
mandiri, dan santri mempunyai kepedulian sosial yang tinggi.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana model
pembinaan kemandirian santri di Pondok Pesantren Islamic Studies Center
Lintang Songo dan masyarakat sekitar?. 2)Bagaimana hasil dari proses pembinaan
kemandirian ekonomi santri Pondok Pesantren Islamic Studies Center Lintang
Songo yang bekerjasama dengan masyarakat umum?. Pendekatan dalam
penelitian ini menggunakan kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
Ada tiga model pembinaan kemandirian dari segi ekonomi namun tidak
lepas dari kegiatan keagamaan yang dikembangkan di Pesantren ISC Lintang
Songo. Pertama, pembinaan yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan
keislaman. Kedua, pembinaan yang bertujuan untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan (sains). Ketiga, pembinaan untuk mengasah kemandirian para santri
dan kepekaan terhadap realitas sosial. Adapun hasil pembinaan yang dilakukan di
pesantren ISC Lintang Songo menyimpulkan bahwa Hasil dari pembinaan
kemandirian yang dilakukan pesantren menyimpulkan bahwasannya santri dan
masyarakat menunjukkan tingkat kemandirian yang baik dan berkembang.
Kemandirian tersebut dapat dilihat dari karakteristiknya yang meliputi; (1) tingkat
kepercayaan diri santri yang tinggi menjadi modal utama dalam membentuk
kemandirian; (2) santri memilki tanggung jawab yang baik terhadap diri sendiri
dan pondok pesantren; (3) santri memilki kemandirian secara ekonomi sehingga
santri tidak membebankan hidupnya kepada orang tua 100 %; (4) pendidikan yang
diajarkan di Pondok Pesantren ISC Lintang Songo merupakan pendidikan yang
tepat guna di era modern sekarang ini, sehingga dengan model pendidikan yang
diterapkan dapat menjadikan kehidupan alumni/ masyarakat menjadi lebih baik
lagi.
Kata Kunci: Model kemandirian, Hasil pembinaan
x
KATA PENGANTAR
Hamdan wa syukran lillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat
dan hidayah serta inayah-Nya yang senantiasa mengalir tiada henti sehingga kita
semua selalu dalam lindungan-Nya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah
limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
alam jahiliah menuju alam yang terang benderang seperti yang telah kita rasakan
yaitu dinul Islam. Dalam penyusunan tesis ini dengan sadar bahwa tersusunnya
tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, di
dalam kata pengantar ini peneliti ingin sampaikan rasa terimakasih yang tiada tara
kepada:
Bapak Prof. Noorhaidi Hasan, M.A., M.Phil., Ph.D., selaku Direktur
Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta serta Ibu Ro’fah, M.A., Ph.D.,
selaku koordinator konsentrasi Pekerjaan Sosial beserta jajarannya. Demikian
juga Ibu Dr. Sri Harini, M.Si, selaku pembimbing peneliti. Terimakasih banyak
atas bimbingan, masukan dan kesabaran dalam proses menyelesaikan penyusunan
tesis ini dari awal sampai terselesaikannya karya ini.
Tak lupa juga terima kasih kepada Bapak KH Heri Kuswanto selaku kepala
Yayasan Pondok Pesantren ISC Lintang Songo Piyungan Bantul, Ibu Hj Siti
Hidayati selaku Kepala Dusun Pagergunung, Bapak Chaidar Muttaqien, serta
staf-staf lainnya. Demikian juga peneliti haturkan terima kasih jua kepada bapak
Prapto selaku ketua pertanian kelompok binaan. serta beberapa santri yang telah
meluangkan waktunya untuk menjadi informan selama masa menggali data
xi
lapangan. Sehingga hal tersebut mempermudah peneliti dalam penyusunan tesis
ini.
Kepada kedua orang tuaku, Bapak Abdul Wakhid dan Ibu Siti Khodijah
terimakasih yang tak terhingga dan tiada batas, putri pertamamu kini telah
menyelesaikan program magisternya dan semua itu berkat kalian berdua, doa dan
uluran belas kasihmulah yang bisa menghantarkan kesuksesan ini.
Kepada adikku Muhammad Imdadun Ni’ami dan Qotrun Nada, meskipun
sejak kecil kita berpisah karena menuntut ilmu, namun kalian tidak berhenti
memberikan motifasi dan dorongan semangat yang pada akhirnya bisa
menghantarkanku untuk menyelesaikans tudi magister.
Kepada calon suamiku Mas Ainun Najib terima kasih juga ku ucapkan, atas
segala bantuan moril maupun materilnya, sungguh aku bersyukur bisa
mengenalmu, semoga secepatnya aku dan kamu menjadi kita.
Kepada Bulek Musri’ah dan Paklek Maryono terimakasih atas
tampungannya selama ini serta perhatian dan kasih sayang yang diberikan.
Kepada sahabat-sahabat terkasih Iffatus Sholehah, ‘Alin Fatharani Silmi,
Pebri Yanasari, Zainal Arifi, Furqon Muhammad, Ageng Widodo, Deri Ahmad
Rizal dan Sastriawan, terimakasih atas segala kebersamaan, semangat dan
dukungan kalian dalam waktu kurang lebih 2 tahun ini. Terlebih khusus kepada
saudara Mirza Maulana Al-Kautsari yang selama beberapa hari telah menemani
ataupun memberikan ide-idenya. Tak lupa pula kepada kawan-kawanku di
Komplek Hamidea, dan juga kawan-kawanku yang sekarang berada dalam satu
xii
perjuangan mendidik santri SMA/SMP Ali Maksum, terimakasih atas
persaudaraan dan perhatiannya selama ini.
Akhirnya, peneliti hanya bisa berharap kepada-Nya. Semoga kebaikan
tersebut dijadikan amal sholeh serta diberikan balasan yang berlipat oleh-Nya.
Sernoga tesis ini bermanfaat bagi peneliti pada khususnya, dan para pernbaca
pada umumnya.
Yogyakarta, 6 Juli 2017
Rima Fitriani
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN............................................................ ii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ............................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI ............................................... v
HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ................................................. vi
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii
ABSTRAK ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... xii
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 8
B. Rumusan Masalah .................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 9
D. Kegunaan Penelitian ................................................................. 9
E. Kajian Pustaka .......................................................................... 14
F. Metode Penelitian ..................................................................... 23
G. Sistematika Penulisan ............................................................... 24
BAB II KONSEP PEMBINAAN DAN KONSEP KEMANDIRIAN ..... 25
A. Konsep Pembinaan ................................................................... 35
B. Konsep Kemandirian ................................................................ 47
xiv
BAB III GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN ISC LINTANG
SONGO ................................................................................................. 48
A. Profil PondokPesantren ISC Lintang Songo ............................ 57
B. Tujuan dan Program Pondok Pesantren ................................... 72
C. Sarana dan Fasilitas Yang Dimilki ........................................... 74
D. Management Ekonomi Pesantren ............................................. 77
BAB IV MODEL PEMBINAAN KEMANDIRIAN DAN HASIL
PEMBINAAN KEMANDIRIAN ............................................... 78
A. Konsep Pembinaan Kemandirian Santri Dan Masyarakat ....... 87
B. Pembinaan Kemandirian Ekonomi Santri dan Masyarakat ...... 109
C. Hasil Pembinaan Kemandirian Santri dan Masyarakat ............ 114
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 116
A. Kesimpulan ............................................................................... 116
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 120
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berangkat dari sudut pandang pendidikan nasional. Pondok pesantren
memiliki karakteristik khusus yang merupakan bagian dari sub sistem
pendidikan. Secara legalitas, eksistensi pondok pesantren diakui oleh semangat
Undang-Undang RI No. 2 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
Bentuk kemandirian santri merupakan ciri khas kehidupan di pondok pesantren.
Kemandirian tersebut sangat berhubungan dengan tujuan pendidikan nasional.
Pada Undang-Undang RI No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3,
disebutkan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Allah Swt. Memiliki akhlak yang santun, sehat, berilmu, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1
Jika mengacu kepada pernyataan di atas, pendidikan nasional tidak hanya
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik dalam segi keimanan,
ketakwaan kepada Allah Swt, berakhlak mulia, kreatif dan menjadi warga negara
yang bertanggung jawab serta demokratis, akan tetapi juga bertujuan membentuk
peserta didik yang mandiri.
1Undang-undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan, diakses melalui
http://www.pendis.kemenag.go.id , pada tanggal 4 Juli 2017.
2
Diantara lembaga pendidikan yang berkembang, pondok pesantren
memiliki karakteristik yang kuat dalam rangka pembentukan peserta didik
(santri) yang mandiri. Hal ini dapat dibuktikan secara nyata di beberapa pondok
pesantren terutama pada pondok pesantren yang berkategori tradisional.
Kemandirian santri tersebut terlihat dalam kehidupan di pondok pesantren,
misalnya hidup mandiri jauh dari orang tua dan sanak keluarga sehingga untuk
makan santri diwajibkan memasak―namun sebagian pesantren menyediakan
katering makanan sehari-hari―, mencuci pakaian sendiri, kemandirian belajar
dan kemandirian dalam segi ekonomi. Santri dibentuk agar bisa hidup mandiri
tanpa harus selalu terikat dan bergantung kepada bantuan-bantuan orang tuanya.
Tentu pembentukan kemandirian ini bertujuan agar kelak setelah menginjak
dewasa memiliki semangat juang hidup untuk menjadi insan yang memiliki
kualitas-integritas hidup yang maju. Inilah salah satu keistimewaan santri,
dimana kemandirian tersebut tidaklah nampak pada peserta didik di lembaga
pendidikan formal atau sekolah-sekolah pada umumnya.2
Pesantren sebagai suatu wadah atau instansi dan sekaligus organisasi
pendidikan tentu di dalamnya terdapat beberapa struktur kepengurusan,
sekurang-kurangnya ada; kiai yang mendidik dan mengajar serta jadi panutan,
santri yang belajar kepada kiai, pengurus pesantren yang bertugas mengkordinir
jalannya berbagai aktivitas jam belajar, sarana masjid sebagai tempat
2Uci Sanusi, Pendidikan Kemandirian di Pondok Pesantren (Studi Mengenai Realitas
Kemandirian Santri di Pondok Pesantren al-Istiqlal Cianjur dan Pondok Pesantren Bahrul Ulum
Tasikmalaya. Jurnal Pendidikan Agama Islam-Ta’lim, Vol. 10, No 2, Tahun 2012. 124-125.
3
penyelenggaraan pendidikan dan sholat jamaah, serta asrama sebagai tempat
tinggal santri. Senada dengan statement Dhofier, menurutnya: lahirnya pondok
pesantren berawal dari beberapa elemen dasar yang selalu ada di dalamnya, yaitu
meliputi: pondok, masjid, santri, pengajaran kitab-kitab islam klasik dan kyai.
Meskipun demikian, bukan berarti elemen-elemen yang lain tidak menjadi
bagian penting dalam sebuah lembaga pesantren.3
Lebih spesifik lagi, Dhofier mengatakan bahwa sekarang ini dalam tubuh
pondok pesantren telah mengalami perubahan paradigma. Pondok pesantren
berupaya mengubah masa depan pesantren bukan hanya mampu memproduksi
calon kyai, da’i, ahli membaca kitab kuning, namun lebih dari itu dengan
perantara jalur pendidikan pesantren mampu menghasilkan sumber daya manusia
yang berpengetahuan luas, menguasai segala bidang ilmu pengetahuan dan
mampu menyatukan ilmu-ilmu agama dengan ilmu umum yang menyangkut
kehidupan masyarakat.
Dari pernyataan di atas tersebut, walaupun tujuan awal didirikannya
pondok pesantren dititikberatkan pada pendalaman ajaran agama Islam dan
mampu menjadi muballigh atau da’i yang akan menyampaikan ajaran Islam
kepada masyarakat umum, tetapi dewasa ini mulai mengalami pergeseran
paradigma dalam menyiapkan potensi santri untuk masa depan. Santri tidak
hanya dituntut mampu memimpin prosesi keagamaan, namun juga bagaimana
3Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai ( Jakarta:
LP3S, 1994).,44-55.
4
menjadi sarana dan wadah yang mampu menampung menyiapkan santri yang
multi fungsi, bisa memberikan manfaat kepada kalayak umum. Dengan demikian
dapat dinyatakan bahwa fungsi serta kedudukan pondok pesantren dari awal
berdiri tidak sebesar dan sekompleks sekarang.
Berkaitan hal di atas, maka kita dapat melihat beberapa pondok pesantren
yang selain bertujuan untuk melakukan pembinaan dalam bidang keagamaan
masyarakat, terdapat juga pondok pesantren memiliki perhatian untuk
mengembangkan aktivitasnya dalam rangka membentuk kemandirian ekonomi
santri dan bekerjasama dengan masyarakat, walaupun banyak juga pondok
pesantren yang tetap berpegang teguh pada pola-pola lama. Meminjam
pernyataan Marzuki Wahid, bahwa pondok pesantren yang posisinya di tengah-
tengah masyarakat pedesaan, pesantren sangat bisa diharapkan memainkan
pembinaan dari transformasi masyarakat secara efektif.4
Di antara beberapa pesantren yang melakukan transformasi sistem
pendidikannya, ialah Pondok Pesantren Islamic Studies Center Lintang Songo
yang didirikan oleh KH. Heri Kuswanto. Transformasi program yang dipandang
unik adalah bahwa pesantren ini tidak hanya menawarkan pada fokus ilmu
agama, tetapi juga telah mampu membuat program pembinaan ketrampilan
seperti kehutanan, pertanian, perikanan, peternakan, perkoprasian dan lain-lain
disekitar lokasi.
4Marzuki Wahid, Pesantren di Lautan Pembangunanisme: Mencari Kinerja Pemberdayaan
(Bandung: Pustaka Hidayah, 1999), 148.
5
Dalam menjalankan program kerjasama ekonomi tersebut, KH Heri
Kuswanto menggandeng beberapa mitra dan kerjasama dengan ustadz-ustadzah
lulusan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Universitas Negeri
Yogyakarta, Universitas Gajah Mada dan beberapa pesantren di Yogyakarta.
Selain itu, pemerintah pun ikut andil dalam menjalin kerjasama dengan mantan
anggota DPRD PKB Bantul ini. Berangkat dari pendampingan tersebut,
pesantren beberapa kali mendapatkan penghargaan yaitu diantaranya adalah:
Penghargaan dari Menteri Pertanian, BKKBN Pusat, Menteri Kehutanan,
Gubernur DIY dan termasuk dari presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang
Ketahanan Pangan.5
Adapun kehidupan di pondok pesantren ini terlihat untuk memenuhi
kehidupan primer, santri menjalaninya secara sederhana, pemenuhan pangan
dilakukan secara sederhana pula dengan masak sendiri di “tungku” (dapur untuk
santri sebagai alat untuk memasak dengan bahan bakar kayu) dan secara
bergantian saling berbagi tugas. Selain memasak mereka juga mencuci pakaian
sendiri dan menyelesaikan pekerjaan lainnya seperti bersih-bersih pesantren,
menyapu halaman dan lain-lain.6 Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa santri
di Pondok Pesantren Islamic Studies Center Lintang Songo memperlihatkan
secara deskriptif pola kemandirian dalam kehidupan yang dijalankan. Dengan
kondisi yang demikian pondok pesantren memiliki peran ganda, disamping
5Dokumen pribadi pondok pesantren ISC Lintang Songo
6Pengamatan pendahuluan pada awal peneliti melakukan observasi, pada tanggal 24 Desember
2017.
6
membekali para santri dengan menanamkan ketaatan beragama juga
membekali dengan ketrampilan atau keahlian, sehingga out put pesantren tidak
saja memiliki predikat santri taat, tetapi juga santri-plus yang berkualitas yang
mempunyai pemahaman tentang islam yang mendalam, santri mempunyai
ketrampilan sehingga dapat hidup mandiri, dan santri mempunyai kepedulian
sosial yang tinggi.7 Disamping itu dengan dukungan Pola pendidikan yang
diterapkan di pondok pesantren ini mendorong santri untuk mandiri baik dalam
pemenuhan kebutuhan hidup, merapikan diri serta merapikan lingkungan sekitar.
Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian ini lebih difokuskan untuk
mengetahui model pembinaan kemandirian santri dan masyarakat di Pondok
Pesantren Islamic Studies Center Lintang Songo sebagai objek formal penelitian.
Penelitian ini berusaha menelisik hasil dari pelaksanaan pembinaan yang telah
dilakukan tersebut karena secara konseptual, kemandirian santri sebagai orientasi
pencapaian tujuan pendidikan itu sangat penting dalam rangka mempersiapkan
generasi yang siap dan tangguh dalam kompleksitas hidup yang tidak terelakkan
pada abad modern seperti ini.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, penelitian ini dipandang menarik
untuk diteliti sebab selama ini pesantren dikenal hanya sebagai lembaga
pendidikan non formal untuk mendalami ilmu-ilmu agama saja, namun sebagian
pondok pesantren sudah mengalami perubahan-perubahan. Selain itu, ada dua
7Hasil wawancara dengan KH Heri Kuswanto pada hari kamis, 10 Maret 2016
7
macam asumsi dasar peneliti tertarik mengangkat penelitian tentang pesantren:
Pertama, dunia pesantren yang sangat fokus terhadap kajian-kajian Islam
semestinya bisa menjadi pelopor bagi bangkitnya kemandirian lewat tumbuhnya
para enterpreneur dari dunia pesantren. Kedua, adanya fenomena yang
menarik dari aktivitas yang ditawarkan yaitu sebuah sistem yang menawarkan
tiga kompenen untuk mendapatkan kesuksesan dunia dan akhirat yang meliputi:
agama, sains dan ekonomi atau yang disebut sistem terpadu yang diejawantahkan
di dalam visi pesantrennya yaitu membentuk santri berkualitas, mandiri dan
berhasil melibatkan partisipasi masyarakat yang kemudian diaplikasikan secara
langsung dalam proses-belajar mengajar di pesantren.8 Hal ini selaras dengan
pernyataan Marzuki Wahid, pesantren adalah sebuah wacana yang hidup. Selagi
mau, memperbincangkan kehidupan pondok pesantren senantiasa selalu menarik,
segar, aktual dan inspiratif.9
Sedangkan peneliti memilih Pondok Pesantren Islamic Studies Center
Lintang Songo sebagai objek formal penelitian karena pondok pesantren ini
mampu memadukan ilmu agama dan umum, menyatukan santri sebagai agent of
change dengan masyarakat umum melalui kerjasama dalam pembangunan
kemandirian ekonomi sehingga tampak santri diajarkan secara praktis dalam
8A.Khoirul, Nu Online Integrated System di Pesantren ISC Lintang Songo Yogyakarta.
Dalamwww.nu.or.id/post/read/56384/integrated-system-di-pesantren-isc-aswaja-lintang-songo-
yogyakarta, diakses tanggal 14 November 2016. 9Marzuki Wahid, Pesantren di Lautan Pembangunanisme: Mencari Kinerja Pemberdayaan
(Bandung: Pustaka Hidayah, 1999), 145.
8
bidang ekonomi. Perpaduan ini hampir tidak dijumpai di pondok pesantren
lainnya yang kebanyakan lebih fokus kepada belajar mengajar secara teoritis.
B. Rumusan Masalah
Melihat perkembangan perekonomian yang diprogramkan oleh Pondok
Pesantren Lintang Songo yang cukup maju dengan dikelola oleh santri dan
melibatkan masyarakat, perlu kiranya peneliti memfokuskan penelitian ini,
rumusan masalahnya ialah:
1. Bagaimana model pembinaan kemandirian ekonomi santri di Pondok
Pesantren Islamic Studies Center Lintang Songo dan masyarakat sekitar?
2. Bagaimana hasil dari proses pembinaan kemandirian ekonomi santri Pondok
Pesantren Islamic Studies Center Lintang Songo yang bekerjasama dengan
masyarakat umum?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan dan Kegunaan Penelitian ini dapat dilihat dari dua aspek; secara
umum, penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi dan sumbangsih
bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya sebagai sumbangan
pengembangan pesantren dan lembaga masyarakat yang membutuhkan hasil
penelitian ini. Secara khusus, sesuai dengan rumusan masalah di atas tersebut,
tujuan penelitian ini ialah:
1. Untuk mengetahui model-model pembinaan kemandirian ekonomi santri
Pondok Pesantren Islamic Studies Center Lintang Songo yang bekerja sama
dengan masyarakat umum.
9
2. Untuk mengetahui pencapaian atau hasil dalam pelaksanaan pembinaan
kemandirian ekonomi santri Pondok Pesantren Islamic Studies Center
Lintang Songo dan masyarakat sekitar dan masyarakat.
D. Kajian Pustaka
Sebagaimana lazimnya lembaga pendidikan Islam dari beberapa pondok
pesantren. Pesantren Islamic Studies Center Lintang Songo merupakan lembaga
yang berkiprah dalam pengembangan sosial dan budaya masyarakat. Selain itu
tidak hanya ilmu agama yang menjadi perhatian dan diajarkan kepada para santri,
akan tetapi pengasuh dari pesantren tersebut mengajarkan dan mengembangkan
berbagai macam sektor pembinaan kemandirian. Pondok pesantren ISC Lintang
Songo merupakan yayasan non pemerintah yang menjadi subyek utama dari
penelitian ini. Selama ini, secara spesifik penelitian tentang model kemandirian
ekonomi santri dan masyarakat di Pondok Pesantren Islamic Studies Center
Lintang Songo, sejauh penelusuran peneliti, belum pernah dilakukan.
Meskipun demikian, literatur lainnya yang membahas mengenai peran
pondok pesantren terhadap kemandirian ekonomi santri, pengembangan
agrobisnis terhadap pengembangan ekonomi sudah pernah dilakukan. Gambaran
lebih detailnya adalah sebagai berikut:
10
Artikel yang ditulis Slamet Widodo,10
dengan judul Pengembangan Potensi
Agribisnis dalam Pengembangan Ekonomi Pondok Pesantren (Kajian Ekonomi
dan Sosiokultural). Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis deskriptif
kualitatif. Ada berapa point penting yang dihasilkan dari penelitian ini yaitu
persepsi masyarakat terhadap pengembangan agrobisnis pesantren cenderung
positif. Usaha produktif terutama di bidang agrobisnis yang dikembangkan oleh
pondok pesantren tidak bertentangan dengan nilai budaya Islam. Sebagai
lembaga pendidikan agama yang sebagian besar berangkat dari daerah pedesaan
pondok pesantren telah mampu menjadi penggerak tumbuhnya perekonomian
pedesaan. Usaha produktif yang dikembangkan oleh pondok pesantren
memberikan keuntungan bagi masyarakat sekitar pondok berupa peningkatan
kualitas pendidikan yang diselenggarakan oleh pondok pesantren.
Selanjutnya Jurnal yang ditulis oleh Uci Sanusi11
dengan judul Pendidikan
Kemandirian di Pondok Pesantren (Studi Mengenai Realitas Kemandirian Santri
di Pondok Pesantren al-Istiqlal Cianjur dan Pondok Pesantren Bahrul Ulum
Tasikmalaya). Fokus pada penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pondok pesantren menciptakan kebiasaan mandiri terhadap siswanya dan untuk
mengetahui apa saja hambatan serta peluang dalam kemandirian siswa.
Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan metode analis deskriptif.
10
Slamet Widodo, Pengembangan Potensi Agribisnis dalam Pengembangan Ekonomi Pondok
Pesantren (Kajian Ekonomi dan Sosiokultural), Journal EMBRYO, Volumme 7, Nomor 2, Tahun
2010. 11
Uci Sanusi, Pendidikan Kemandirian di Pondok Pesantren (Studi Mengenai Realitas
Kemandirian Santri di Pondok Pesantren al-Istiqlal Cianjur dan Pondok Pesantren Bahrul Ulum
Tasikmalaya. Jurnal Pendidikan Agama Islam-Ta’lim, Vol. 10, No 2, Tahun 2012.
11
Dan lokasi tempat penelitian yaitu pada pesantren Al-Istiqlal Cianjur dan
Bahrul Ulum Tasikmalaya. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi
dan wawancara mendalam terhadap obyek penelitian. Hasil penelitian
mengatakan bahwasannya: santri pada pondok pesantren yang diteliti
menunjukkan tingkat kemandirian yang baik. Indikator yang baik tercermin
dengan percaya diri, kepercayaan, pengendalian diri, pemecahan masalah,
bertanggung jawab, membantu orang lain, berharap sukses, kreatif dan inovatif.
Ketiga Jurnal yang ditulis oleh Sri Wahyuni Tanshzil12
dengan judul Model
Pembinaan Pendidikan Karakter Pada Lingkungan Pondok Pesantren Dalam
Membangun Kemandirian dan Disiplin Santri. Landasan penelitian ini dilakukan
karena menemukan fakta lapangan yang menunjukkan bahwasannya telah
terjadinya penurunan moral Bangsa Indonesia, yang dicirikan dengan maraknya
terjadinya konflik, meningkatnya kriminalitas dan menurunnya etos kerja.
Adapun point penting dalam fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana model pembinaan pendidikan karakter pada lingkungan pondok
pesantren dalam membangun kemandirian dan disiplin santri. Pendekatan yang
digunakan adalah kualitatif dengan metode studi kasus. Hasil temuan penelitian
mengatakan yang pertama: bahwa unsur-unsur nilai karakter yang dikembangkan
meliputi nilai fundamental, instrumental dan nilai praksis. Kedua: proses
12
Sri Wahyuni Tanszil, Model Pembinaan Pendidikan Karakter Pada Lingkungan Pondok
Pesantren Dalam Membangun Kemandirian dan Disiplin Santri. dalam Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat, Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol.13 No.2 Oktober 2012.
12
pembinaan pendidikan karakter dalam membangun kemandirian dilaksanakan
dengan pendekatan menyeluruh, melalui pembelajaran, pembiasaan serta
kerjasama masyarakat dan keluarga. Ketiga hasil dari proses kemandirian
dibuktikan dengan adanya perubahan sikap, tatakrama serta perilaku santri.
Keempat jurnal yang ditulis oleh Mohammad Muchlis Solichin13
dengan
judul “Kemandirian Pesantren di Era Reformasi”penelitian ini bermaksud untuk
mengetahui bagaimana pandangan pengasuh pesantren tentang kemandirian
pesantren, bagaimana mempertahankan kemandiriannya, dan apa saja yang
menjadi kendala dalam penelitiannya. Metode yang digunakan adalah kualitatif
dengan jenis studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwasannya pertama:
pengasuh pondok pesantren Al-Amin memandang kemandirian yaitu
bahwasannya tiadanya ketergantungan pesantren dengan pihak eksternal dalam
berbagai aktifitasnya. Kedua pondok pesantren Al-Amin dalam mempertahankan
kemandiriannya yaitu dengan mengupayakan secara sosial-politik, ekonomi, dan
pendidikan. Sedangkan kendalanya yaitu kurangya sarana dan prasarana
pesantren.
Kelima Tesis yang ditulis oleh Rizal Muttaqin14
dengan judul “Peran
Pondok Pesantren Terhadap Kemandirian Ekonomi Santri dan Pemberdayaan
13
Mohammad Muchlis Solichin, Kemandirian Pesantren di Era Reformasi, Jurnal Nuansa,
Vol.9.No 1.Januari-Juni 2012. 14
Rizal Muttaqin, Peran Pondok Pesantren Terhadap Kemandirian Ekonomi Santri dan
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Sekitarnya (Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Ittifaq Kecamatan
Rancabali Kabupaten Bandung). Tesis Studi Agama dan Lintas Budaya (Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada, 2010).
13
Ekonomi Masyarakat Sekitarnya (Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Ittifaq
Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung)”. Ada 3 point penting dalam fokus
penelitian ini yaitu untuk menganalisis model pembinaan kemandiriaan ekonomi
santri dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, untuk mengetahui hubungan
antara motivasi spiritual dan kepemimpinan kyai dengan kemandirian
ekonomi santri, serta mengetahui hubungan pembinaan yang dilakukan
pesantren dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitarnya. Metode dalam
penelitian ini menggunakan perpaduan antara pendekatan kualitatif dengan
kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menghasilkan empat kesimpulan. Pertama,
model kemandirian ekonomi santri dan pemberdayaan ekonomi masyarakat yang
dilakukan di pondok pesantren Al-Ittifaq melalui kegiatan agrobisnis. Kedua,
tingkat kemandirian ekonomi santri dipengaruhi oleh tingkat spiritualitas yang
tinggi. apabila motivasi spiritual tinggi, maka tingkat kemandirian ekonomi
santri akan semakin tinggi. Ketiga, kepemimpinan kyai sangat berpengaruh
terhadap pembentukan kemandirian ekonomi santri. Keempat, pembinaan yang
dilakukan pesantren mempunyai hubungan dan berdampak positif terhadap
pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar pesantren.
Ada beberapa tulisan yang telah membahas tentang PP. Lintang Songo
Piyungan Bantul . Diantaranya adalah
Sedangkan perbedaan dalam penelitian ini, dengan penelitian yang
pernah diteliti terdahulu adalah: peneliti bermaksud melanjutkan penelitian
sebelumnya dan untuk mengetahui secara mendalam bagaimana model
14
pembinaan kemandirian santri dan masyarakat yang dilakukan pondok pesantren
tersebut. Serta bagaimana hasil dari pembinaan kemandirian santri dan
masyarakat sekitarnya, oleh karena itu peneliti ingin berusaha untuk
memberikan konstribusi keilmuan baru.
E. Metode penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian tentang model pembinaan kemandirian ekonomi santri
dan masyarakat ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian
ini menggunakan studi yang sering disebut dengan penelitian lapang (field
research). Penelitian studi adalah suatu penelitian yang dilakukan secara
intensif terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala
tertentu. Ditinjau dari wilayah garapannya, maka penelitian kasus ini hanya
meliputi daerah atau subyek yang sangat sempit, tetapi bila ditinjau dari sifat
penelitianya, mempunyai kasus yang lebih mendalam.15
Menurut Bogdan dan Taylor dalam buku metodologi penelitian
kualitatif menyatakan bahwa metodologi penelitian kualitatif merupakan
prosedur penelitian yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan prilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan
individu yang holistic. Individu atau organisasi merupakan sebagai bagian
15
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta,2006), 142.
15
dari keseluruhan oleh sebab itu maka tidak boleh diisolasikan dalam variabel
atau hipotesis.16
2. Subyek Penelitian
Pemilihan subjek penelitian atau sering disebut informan
dilakukan dengan cara menggunakan metode purposive samplinh. Metode ini
merupakan cara pengambilan sampel yang diperlukan dimana peneliti
mengambil sampel tertentu secara sengaja dengan persyaratan (sifat-sifat,
karakteristik, cii, kriteria) sampel, dan bukan diambil secara acak.17
Penelitian ini memilih informan yaitu bapak KH Heri Kuswanto
sebagai pengasuh pondok pesantren; ibu Hj. Siti Hidayati sebagai bendahara
pondok pesantren; mas Tri, mas Fendi, mas Rinto, mas Tivan, mbak Iffa,
mbak Riska sebagai santri pondok pesantren; bapak Prapto, bapak Haidar,
bapak Arif, bapak Andri, ibu Yatmi, sebagai masyarakat sekitar. Sedangkan
informan merupakan orang yang digunakan untuk memberikan informasi
tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian.18
Cara pemilihan
informan untuk kalangan santri diambil beberapa santri senior maupun junior
dan untuk kalangan masyarakat diambil dari perwakilan kordinator setiap
kegiatannya. Sedangkan cara mendapatkan informasi adalah dengan bertanya
kepada informan kunci yaitu dimulai kepada pengurus pondok pesantren
16
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosdakarya, 1990),3. 17
John W. Creswell, RESEARCH DESIGN : Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods
Approaches, Third Edition, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010). Hlm 4. 18
Ibid.,hlm.180.
16
mengenai kegiatan-kegiatan pembinaan kemandirian ekonomi apa yang
dilakukan di pondok pesantren dan bagaimana perkembangannya, kemudian
untuk menambah informasi dilakukan dengan bertanya kepada santri pondok
pesatren mengenai kegiatan-kegiatan apa yang dilakukan para santri dalam
mencapai pembinaan kemandirian yang telah dilakukan. Karena pembinaan
ini terkait dengan masyarakat maka peneliti juga menambah informan lagi
yaitu masyarakat yang terkait dalam kegiatan pembinaan kemandirian
dengan bertanya mengenai bagaimana partisipasi masyarakat dalam kegiatan
pondok pesantren.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Pondok Pesantren
ISC Lintang Songo berlokasi di kaki pegunungan Pathuk, tepatnya di RT 01
Dusun Pagergunung 1, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten
Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Nama pondok pesantren
Islamic Studies Center Aswaja Lintang Songo sudah dikenal oleh banyak
kalayak umum, terbukti pernah dikunjungi oleh Bapak Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono. Kegiatan Pondok Pesantren Islamic Studies Center
Aswaja Lintang Songo banyak berkaitan dengan kegiatan pembinaan
kemandirian baik untuk santri atau masyarakat sekitarnya, seperti pertanian,
perikanan, peternakan dan koperasi.
Adapun peta denah lokasi penelitiannya sebagaimana berikut:
17
South
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang obyektif dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah, diperlukan metode yang mampu
mengungkap data sesuai dengan pokok permasalahan. Dalam penelitian ini
metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah metode observasi,
wawancara, dan dokumentasi.19
Data yang diperoleh selain berasal dari
observasi dan wawancara juga memanfaatkan data dari buku, jurnal dan surat
kabar. Dalam pelaksanaannya ketiga pengumpulan data tersebut tidak
dipergunakan secara terpisah satu dengan yang lain, sesuai dengan situasi dan
kondisi yang ada serta dimaksudkan untuk menghindari suasana terlalu kaku.
19
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), 26.
Jembatan
Bentoro
Balai Desa
Sitimulyo
KIDS FUN
Jl Yk-Wonosari LokasiPesan
tren
18
a. Observasi
Yang dimaksud dengan metode observasi adalah proses
memperoleh keterangan untuk penelitian dengan melalui pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang
diteliti. 20
Adapun jenis observasi yang digunakan adalah observasi
partisipan, yaitu dengan melibatkan partisipasi peneliti secara langsung
untuk melakukan pengamatan didalam kegiatan-kegiatan yang dijadikan
objek penelitian.
Dalam penelitian ini penulis mengadakan pengamatan langsung
terhadap pembinaan kemandirian ekonomi santri dan masyarakat di
Pondok Pesantren Lintang Songo, kemudian mengadakan pencatatan
secara sistematis terhadap hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan
tersebut. Melalui pengamatan tersebut, peneliti juga memperhatikan atau
mengamati orang-orang atau pihak-pihak yang terlibat dalam proses
pembinaan kemandirian yang dilakukan. Pengamatan ini juga diarahkan
pada suasana dan interaksi dalam proses kegiatan, ketika kegiatan
tersebut sedang berlangsung.
b. Interview/Wawancara
Istilah interview atau wawancara mempunyai arti sebagai suatu
percakapan atau tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih,
20
Sutrisno Hadi,Metodologi Research II (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Sosiologi
UGM, 1984),36
19
yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan pada masalah tertentu.
21Adapun jenis wawancara yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah wawancara bebas terpimpin yaitu wawancara yang dilakukan
secara tidak terlalu terikat kepada pedoman pertanyaan yang telah disusun
sebelumnya, melainkan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada
pada wawancara tengah berlangsung. Pewawancara membawa pedoman
yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan.
Sedangkan penentu informan dalam penelitian ini tidak dilakukan
secara acak. Akan tetapi peneliti menentukan informan kunci, yang
mempunyai kriteria sebagai seorang yang betul-betul aktif memahami
keberadaan dan perkembangan pondok pesantren, ustadz/ustadzah, staf
dan pengelola pondok pesantren, santri senior, serta para tokoh
masyarakat terkait.
Wawancara ini untuk mengungkapkan hal-hal yang
melatarbelakangi pesantren dalam melakukan pembinaan terhadap
kemandirian ekonomi atau mengkhususkan diri dalam pembinaan
kemandirian bidang keagamaan saja. Dalam hal ini wawancara dilakukan
di Pondok Pesantren Lintang Songo, piyungan Bantul.
Wawancara ini juga dilakukan untuk menjawab pertanyaan
bagaimana model kemandirian santri dan masyarakat serta mengetahui
21
Sutrisno Hadi,Metodologi Research II (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Sosiologi
UGM, 1984),193.
20
bagaimana hasil dari pembinaan ekonomi santri dan masyarakat yang
telah dilaksanakannya. Serta untuk mengungkapkan alasan pesantren
tersebut memilih malakukan pembinaan santri dan masyarakat. Selain itu
wawancara dilakukan agar peneliti memperoleh informasi sejauh mana
santri dapat mandiri. Wawancara juga dilakukan secara non formal
kepada santri, warga masyarakat atau warga binaan dengan maksud
mengadakan pengecekan silang terhadap pelaksanaan pembinaan
ekonomi oleh Pesantren Lintang Songo. Wawancara dengan masyarakat
sekitar binaan ini dimaksudkan untuk mengungkapkan pendapat dan
harapan warga yang berhubungan dengan hasil dari pembinaan tersebut.
Apakah sudah dibilang mandiri atau sebaliknya. Wawancara dilakukan
dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara terarah dan terbuka
untuk mengumpulkan data secara luas dan mendalam, dalam suasana
santai dan apa adanya. Dengan wawancara ini peneliti berusaha
menjaring data yang berupa penjelasan, pendapat, dan harapan yang
dianggap bermakna dan relevan dengan masalah penelitian.
c. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekunder, baik
yang berada di Pesantren sendiri maupun ditempat lain yang berkaitan
dengan penelitian. Dokumentasi ini meliputi catatan mengenai pesantren,
laporan hasil penelitian yang telah dilakukan di pesantren, buku-buku
yang yang terkait dengan catatan yang bersifat geografis, data statistik,
21
laporan-laporan penelitian terdahulu, catatan-catatan, foto, serta laporan-
laporan lain yang mengandung petunjuk-petunjuk tertentu yang
dibutuhkan untuk menunjang penelitian ini. Dokumen-dokemen tersebut
dipergunakan sebagai data tambahan untuk melengkapi data penelitian.
Sehingga dengan data yang dijaring melalui metode dokumentasi ini
mampu melengkapi serta memperkuat pengungkapan dan pemaknaan
tentang masalah penelitian.
5. Teknik Validitas Data
Subjektifitas penelitian merupakan hal yang dominan dalam penelitian
kualitatif, banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya oleh
sebab itu alat penelitian ini yang digunakan adalah wawancara, observasi dan
dokumentasi. Maka dibutuhkan kredibilitas atau tingkat kepercayaan untuk
menentukan kevalidtan data.
Cara memperoleh kredibilitas atau tingkat kepercayaan dalam
penelitian ini adalah dengan memperpanjang waktu tinggal dengan yang
diteliti, observasi secara tekun, dan menguji data dengan triangulasi.
Sedangkan triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi
sumber, metode dan teori yaitu:22
a. Membandingkan data pengamatan dengan data wawancara.
b. Membandingkan hasil wawancara dengan dokumentasi
c. Membandingkan hasil dokumentasi dengan pengamatan.
22
Lexy J. Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif, ….33.
22
6. Analisa Data
Tujuan analisa data yaitu menyederhanakan data kedalam bentuk
yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan. 23
Teknik analisa data yang
dikemukakan oleh Miles dan Huberman yaitu menyangkut tiga tahap dalam
penelitian yang bersamaan (1) reduksi data (2) penyajian data (3) penarikan
kesimpulan24
. Dalam penelitian ini melakukan tiga langkah tersebut
kemudian menarik kesimpulan tentang model dan hasil pembinaan
kemandirian ekonomi santri dan masyarakat.
Analisis data dilakukan dengan mendasarkan diri pada penelitian
lapangan. Tahap pertama, yaitu reduksi data adalah proses yang dilakukan
selama penelitian berlangsung dengan cara pemilihan. Kedua yaitu penyajian
data adalah sekumpulan informasi yang tersusun, memberi kemungkinan
untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Langkah yang terakhir
adalah menarik kesimpulan yaitu membuat proposisi yang terkait dengan
prinsip logika, mengangkatnya sebagai temuan penelitian, kemudian
dilanjutkan dengan mengkaji secara berulang-ulang terhadap data. Dalam
menganalisa data hasil penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif yaitu setelah data berkaitan dengan penelitian terkumpul, lalu
disusun dan diklasifikasikan, selanjutnya dianalisa dan diinterprestasikan
dalam bentuk kalimat yang sederhana dan mudah dipahami. Data penelitian
23
Singarimbun,Masri (dkk), Metode Penelitian Survai (Jakarta: LP3ES, 1989),263. 24
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 209.
23
diperoleh dari hasil interview, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan
pengolahan data yang ada, penulis kemudian melakukan penyimpulan.
F. Sistematika Pembahasan
Penelitian ini akan disajikan dalam format penulisan yang terdiri dari lima
bab, yaitu:
Bab I merupakan bab pendahuluan yang memuat latar belakang
permasalah, rumusan permasalahan, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian
pustaka, metode penelitian dan sistemaatika pembahasan.
Bab II merupakan bab kerangka teori yang dijadikan sebagai pisau analisis
peneliti
Bab III merupakan bab gambaran umum lembaga yang memuat gambaran
umum mengenai lembaga, serta program kemandirian ekonomi santri dan
masyarakat
Bab IV merupakan bab analisa yang memuat pembahasan terhadap model
pembinaan kemandirian ekonomi santri dan masyarakat di Pesantren ISC Lintang
Songo. Serta melihat hasil yang telah dicapai dalam pembinaan kemandirian
santri dan masyarakat tersebut. Dengan menggunakan kerangka pemikiran
sebagai analisa dengan tujuan untuk memperoleh hasil pembahasan yang
menyeluruh sehingga dapat menjawab semua pertanyaan penelitian.
Bab V merupakan bab kesimpulan dan saran penelitian. Bab ini merupakan
bab terakhir yang memuat jawaban tentang permasalahan utama penelitian ini,
24
serta rekomendasi yang akan diajukan kepada berbagai pihak yang
berkepentingan dengan hasil penelitian ini.
115
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari analisis data, dapat
dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Untuk membentuk keperibadian yang mandiri yang flesibel-moderat dan
inklusif atas pelbagai realitas, Pondok Pesantren ISC Lintang Songo
mencoba selalu mengkolaborasikan pelajaran-pelajaran non-formal dengan
formal, kajian-kajian yang bernuansa salafi dengan modern, dan
menyertakan kajian-kajian teoritis dengan aplikatifnya. Kolaborasi beberapa
elemen tersebut diprogramkan bertujuan untuk keseimbangan hidup yang
dinamis.
2. Ada tiga model pembinaan kemandirian yang dikembangkan di Pondok
Pesantren ISC Lintang Songo. Pertama, pembinaan yang bertujuan untuk
mengetahui pengetahuan keislaman. Dalam hal ini tidak ada perbedaan yang
mencolok dengan tradisi pesantren pada umumnya. Sistem pengajaran
dilakukan dengan menggunakan kitab kuning dengan sistem bandongan
(menyimak dan mencatat apa yang disampaikan guru). Materi yang dipilih
lebih kepada materi yang bersifat teoritis-aplikatif, seperti tauhid, fiqh
tasawuf praktis dan lain-lain. Kedua, pembinaan yang bertujuan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan (sains), dalam hal ini proses
116
pembelajaran diserahkan kepada lembaga-lembaga formal. KH. Heri
Kuswanto mewajibkan para santrinya untuk belajar di lembaga pendidikan
formal sesuai dengan tingkatan masing-masing. Mulai dari sekolah tingkat
dasar hingga perguruan tinggi. Ketiga, pembinaan untuk mengasah
kemandirian para santri dan kepekaan terhadap realitas sosial.
3. Hasil dari pembinaan kemandirian yang dilakukan pesantren menyimpulkan
bahwasannya santri dan masyarakat menunjukkan tingkat kemandirian yang
baik dan berkembang. Kemandirian tersebut dapat dilihat dari
karakteristiknya yang meliputi; (1) tingkat kepercayaan diri santri yang
tinggi menjadi modal utama dalam membentuk kemandirian; (2) santri
memilki tanggung jawab yang baik terhadap diri sendiri dan pondok
pesantren; (3) santri memilki kemandirian secara ekonomi sehingga santri
tidak membebankan hidupnya kepada orang tua 100 %; (4) pendidikan yang
diajarkan di Pondok Pesantren ISC Lintang Songo merupakan pendidikan
yang tepat guna di era modern sekarang ini, sehingga dengan model
pendidikan yang diterapkan dapat menjadikan kehidupan alumni/
masyarakat menjadi lebih baik lagi.
117
DAFTAR PUSTAKA
Referensi Kategori Buku
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai.
Jakarta: Lp3s, 1994.
Marzuki Wahid, Pesantren Di Lautan Pembangunanisme: Mencari Kinerja
Pemberdayaan. Bandung: Pustaka Hidayah, 1999.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek . Jakarta:
Rineka Cipta,2006.
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: Rosdakarya, 1990.
Sutrisno Hadi,Metodologi Research II. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas
Sosiologi Ugm, 1984.
Singarimbun, Masri (Dkk). Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES, 1989.
Basrowi Dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif . Jakarta: Rineka Cipta,
2008.
Aziz Muslim, Metodologi Pengembangan Masyarakat, (Yogyakarta : Uin Sunan
Kalijaga, 2008.
Abdur Rozaki, Pengembangan Masyarakat Berbasis Asset. Perkuliahan Pada
Tanggal 20 Desember 2015.
Friedman, John. Empowerment The Politics Of Alternatif Development. Cambridge
Mass: Blackwell Book, 1993.
Desmita. Psikologi Pengembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2010.
Riyanti, Agus. Kemandirian Remaja Berdasarkan Urutan Kelahiran. Jurnal Pelopor
Pendidikan Volume 3 Nomor 1 Januari 2012.
Suharnan, Pengembangan Skala Kemandirian. Pesona, Jurnal Psikologi Indonesia
Vol. 1 No.2 September 2012.
118
Musdalifah, Perkembangan Sosial Remaja Dalam Kemandirian (Studi Kasus
Hambatan Psikologis Dependesi Terhadap Orang Tua). Jurnal Iqra’ Vol 4
Juli-Desember 2007.
Hadi, Sutrisno. Metodologi Research II. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas
Sosiologi Ugm, 1984.
Masri, Singarimbun. (Dkk), Metode Penelitian Survai . Jakarta: LP3ES, 1989.
Neong, Muhadjir. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Rake Serasin,1996.
Pranaka, Prijono. Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan Dan Implementasi. Jakarta:
Centre For Strategic And International Studies CSIS,1996.
Suharsimi, Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta, 1993.
Referensi Kategori Penelitian Tesis dan Jurnal/Paper
Muttaqien, Rizal. Peran Pondok Pesantren Terhadap Kemandirian Ekonomi Santri
Dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Sekitarnya Studi Kasus Pondok
Pesantren Al-Ittifaq Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung, Tesis Tidak
Diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, 2010.
Muttaqin, Rizal. Kemandirian Dan Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Pesantren
(Studi Atas Peran Pondok Pesantren Al-Ittifaq Bandung), Jurnal Ekonomi
Syariah Indonesia, Vol 1 No 2 Desember 2011.
La Hewi. Kemandirian Usia Dini Di Suku Bajo (Studi Pada Anak Usia 4-6 Tahun Di
Kb Nur’ain Mola Selatan Wakatobi Sulawesi Tenggara 2015) , Jurnal
Pendidikan Usia Dini Vol 9 Edisi 1, April 2015.
Musdalifah. Perkembangan Sosial Remaja Dalam Kemandirian (Studi Kasus
Hambatan Psikologis Dependesi Terhadap Orang Tua), Jurnal Iqra’ Vol 4 Juli-
Desember 2007.
Putri Anisa Yuliani. Progam Pembinaan Kemandirian Di Lembaga Permasyarakatan
Terbuka Kelas Iib Jakarta, Sekripsi Tidak Diterbitkan. Jakarta : Fakultas
Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
2014.
119
Sm, Ismail Sm. Pesantren Islamic Boarding School In Changing Society : Toward
Innovation Effort, Dalam Media, Edisi 31/Th.Viii/Maret 1999.
Santoso, Purwo. Kiprah Pesantren Dalam Transformasi; Catatandarimaslakul Huda
Dalam Pesantren. Jakarta: P3m, No.3/Vol.V/1998.
Solichin, Muchlis Mohammad. Kemandirian Pesantren Di Era Reformasi, Jurnal
Nuansa, Vol.9.No 1.Januari-Juni 2012.
Suharnan,. Pengembangan Skala Kemandirian, Pesona, Jurnal Psikologi Indonesia
Vol. 1 No.2 September 2012.
Sanusi, Uci. Pendidikan Kemandirian Di Pondok Pesantren (Studi Mengenai Realitas
Kemandirian Santri Di Pondok Pesantren Al-Istiqlal Cianjur Dan Pondok
Pesantren Bahrul Ulum Tasikmalaya. Jurnal Pendidikan Agama Islam-Ta’lim,
Vol. 10, No 2, Tahun 2012.
Widjajanti, Kesi. Model Pemberdayaan Masyarakat, Jurnal Ekonomi Pembangunan,
Fakultas Ekonomi Universitas Semarang: Vol 12, No 1, Juni 2011.
Widodo, Slamet. Pengembangan Potensi Agrobisnis Dalam Pengembangan Ekonomi
Pondok Pesantren Kajian Ekonomi Dan Sosio Kultural, Journal Embryo,
Volume 7, Nomor 2, Tahun 2010.
Munawar Ahmad. Asset Based Communities Development (Abcd): Tipologi Kkn
Partisipatif Uin Sunan Kalijaga, (Jurnal Aplikasi Llmu-Ilmu Agama, Vol.
Viii, No. 2 Desember 2007), Hlm 104.
Referensi Kategori Dokumen Pondok Pesantren ISC Lintang Songo
Dokumen Pondok Pesantren Isc Lintangsongo.
Soft File Pondok Pesantren Isc Lintangsongo
Widodo, Ajarkan Pertanian Dan Kehutanan, Kumpulan Kedaulatan Rakyat Yang
Menjadi Dokumen Pesantren Isc Lintangsongo.
Chaidir, “Bekali Santri Dengan Agama Dan Ketrampilan, Buah Jeruk Pepaya Di
Ponpes Lintang Songo”, Dalam Kedaulatan Rakyat.
120
Referensi Kategori Website
Anonim,Pengertianpembinaan,Https://Materipengetahuanumum.Blogspot.Co.Id/Sear
ch/Label/ Ilmu%20sosial%20dan%20politik?Max-Results=4, Diakses Pada
Tanggal 05 Juli 2017.
Www.Academia.Edu/8069588/Echo-Teologi-In-Pesantren (Diakses 3 April, 2017
Komika,Pengertian Pembinaan Menurut Para Ahli,
Http://Trendscomica.Blogspot.Co.Id Search/Label/Pengertian, Diakses Pada
Tanggal 05 Juli 2017.
Ayundaputry, Pengertian Dan Faktor-Faktor Kemandirian Menurut Ahli,
Https://Specialpengetahuan.Blogspot.Com/2015/05 /Pengertian-Dan-Faktor-
Faktor.Html, Diakses Pada Tanggal 05 Junli 2017.
A.Khoirul, Nu Online Integrated System Di Pesantren Isclintangsongo Yogyakarta.
Dalamwww.Nu.Or.Id/Post/Read/56384/Integrated-System-Di-Pesantren-Isc-
Aswaja-Lintang-Songo-Yogyakarta, Diakses Tanggal 14 November 2016.
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan, Diakses Melalui
Http://Www.Pendis.Kemenag.Go.Id , Diakses Pada Tanggal 4 Juli 2017.
Penelusuran Web, Diunduh Pada Tanggal 19 Juni 2016 Dalam, Ginandjar
Kartasasmita, Pemberdayaan Masyarakat: Konsep Pembangunan Yang
Berakar Pada Masyarakat, Disampaikam Pada Sarasehan Dpd Golkar Tk.I
Jawa Timur Surabaya, 14 Maret 1997. Diakses Melalui
Http://Www.Academia.Edu/9934323/Pemberdayaan_Masyarakat_Konsep_Pe
mbangunan_Yang_Berakar_Pada_Masyarakathttp://Kbbi.Web.Id/Mandiri.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Identitas Diri
a. Nama : Rima Fitriani
b. Tempat/tgl .Lahir : Jepara, 10 April 1991
c. Alamat Rumah : Bantrung, Batealit, Jepara Jawa Tengah
d. Nama Ayah : Abdul Wakhid
e. Nama Ibu : Siti Khodijah
2. Riwayat Pendidikan Formal
a. Sekolah Dasar Negeri 04 Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara Jawa Tengah lulus
pada Tahun 2003
b. Madrasah Tsanawwiyah Amal Muslimin Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara Jawa
Tengah lulus pada Tahun 2006
c. Madrasah Aliyah Ali Maksum Krapyak Yogyakarta lulus pada Tahun 2009
d. Strata Satu Jurusa Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta lulus pada Tahun 2013
3. Riwayat Pendidikan Non Formal
a. Pondok Pesantren Ali Maksum Krapyak Yogyakarta 2014
b. Pondok Pesantren Al- Mubarok Mranggen Demak pada tahun 2015
c. Pondok Pesantren Al-Wahbi Wonokromo Pleret Bantul