model pembelajaran mind mapping dengan karakteristik anak usia sekolah dasar

37
1 MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi manusia, baik sebagai makhluk sosial maupun individu. Dalam dunia pendidikan guru sebagai tenaga pendidik memegang peranan yang sangat penting. Sardiman (2001: 139 dalam Susanti, dkk, 2012 : 3) mengungkapkan bahwa “pendidikan adalah usaha pendidik untuk memimpin anak didik secara umum guna mencapai perkembangannya menuju kedewasaan jasmani maupun rohani”. Peningkatan kualitas pendidikan di sekolah dapat ditempuh melalui berbagai cara salah satunya dengan meningkatkan kualitas pembelajaran. Sehingga dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran setiap guru dituntut untuk selalu menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan program pembelajaran yang akan berlangsung agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efesien, yaitu tujuan akhir yang diharapkan dapat dikuasai oleh semua siswa (Hamzah dan Nurdin, 2011: 3 dalam Susanti, dkk, 2012:3). Perubahan ilmu pengetahuan, teknologi, dan masyarakat yang semakin pesat menuntut perubahan cara dan strategi guru dalam membelajarkan siswa tentang sesuatu yang harus mereka ketahui untuk masa depan mereka. Pembelajaran yang diperlukan tidak hanya mengulang kembali ide-ide, tetapi pembelajaran yang mampu mengeksplorasi ide-ide siswa. Hal ini dimaksudkan agar mereka mampu berkreativitas dan siap menghadapi masalah-masalah masa depan. Tujuan pembelajaran adalah perubahan perilaku yang positif dari siswa setelah mengikuti pembelajaran, seperti perubahan yang secara psikologis akan tampil dalam

Upload: arnesia-indirasari

Post on 15-Jul-2015

4.062 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

1

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas

tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak

untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi manusia, baik sebagai makhluk

sosial maupun individu. Dalam dunia pendidikan guru sebagai tenaga pendidik

memegang peranan yang sangat penting. Sardiman (2001: 139 dalam Susanti,

dkk, 2012 : 3) mengungkapkan bahwa “pendidikan adalah usaha pendidik untuk

memimpin anak didik secara umum guna mencapai perkembangannya menuju

kedewasaan jasmani maupun rohani”. Peningkatan kualitas pendidikan di sekolah

dapat ditempuh melalui berbagai cara salah satunya dengan meningkatkan

kualitas pembelajaran. Sehingga dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran

setiap guru dituntut untuk selalu menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan

dengan program pembelajaran yang akan berlangsung agar kegiatan

pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efesien, yaitu tujuan akhir yang

diharapkan dapat dikuasai oleh semua siswa (Hamzah dan Nurdin, 2011: 3 dalam

Susanti, dkk, 2012:3).

Perubahan ilmu pengetahuan, teknologi, dan masyarakat yang semakin pesat

menuntut perubahan cara dan strategi guru dalam membelajarkan siswa tentang

sesuatu yang harus mereka ketahui untuk masa depan mereka. Pembelajaran yang

diperlukan tidak hanya mengulang kembali ide-ide, tetapi pembelajaran yang

mampu mengeksplorasi ide-ide siswa. Hal ini dimaksudkan agar mereka mampu

berkreativitas dan siap menghadapi masalah-masalah masa depan. Tujuan

pembelajaran adalah perubahan perilaku yang positif dari siswa setelah mengikuti

pembelajaran, seperti perubahan yang secara psikologis akan tampil dalam

Page 2: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

2

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

tingkah laku (over behaviour) yang dapat diamati melalui alat indera oleh orang

lain baik tutur katanya, motorik maupun gaya hidupnya (Masnur, 2007: 194

dalam Susanti, dkk, 2012: 4).

Guru atau pengajar adalah salah satu komponen penting yang menentukan

keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Guru memiliki peranan yang

sangat vital dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Pengelolaan kelas yang efektif

dan efisien adalah salah satu tugas seorang guru dalam setiap kegiatan

pembelajaran di kelas.

Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran memegang peranan

penting dalam peningkatan kualitas siswa dan prestasi belajar siswa. Guru harus

benar-benar memperhatikan, memikirkan dan sekaligus merencanakan proses

pembelajaran yang menarik bagi siswa, agar siswa semangat dalam belajar dan

mau terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran tersebut

menjadi efektif.

Fakta di lapangan sungguh berbeda. Pembelajaran di kelas sering hanya

menggunakan metode ceramah atau penjelasan konsep yang membosankan

sehingga siswa sering melakukan tindakan menghafal rumus atau konsep. Hal ini

tentunya akan memberikan dampak negatif terhadap kemampuan berpikir siswa

karena dengan belajar menghafal fakta (memorizing fact) pengetahuan yang

tersimpan pada diri siswa adalah dalam bentuk pasif sehingga siswa hanya

mampu menyelesaikan masalah secara hafalan atau hanya mentoleransi respon-

respon yang bersifat konvergen (Santyasa, 2005 dalam Supadmi dan Sudria, 2013

hal: 2).

Guru sebagai komponen penting dalam pembelajaran sains hendaknya

berupaya berperan sebagai fasilitator dan mediator kreatif dalam mempersiapkan

kondisi yang memungkinkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Hal ini

dapat dilakukan dengan memberikan mediator kreatif dengan menyajikan

pembelajaran dengan teknik-teknik yang menarik dan atau meningkatkan

pemahaman siswa terhadap pelajaran yang diberikan. Salah satu teknik yang bisa

Page 3: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

3

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

dilakukan adalah dengan mengarahkan siswa untuk membuat mind mapping yang

terkait dengan materi yang telah disajikan. Dengan mind mapping, siswa akan

bisa mengorganisasikan pengetahuan terstruktur dan membantu siswa untuk

meningkatkan hasil belajarnya. Kemampuan siswa dalam membuat mind

mapping menuntut siswa memahami materi pelajaran tersebut. Hal ini juga akan

berpengaruh terhadap hasil belajar dari siswa yang bersangkutan (Supadmi dan

Sudria, 2013 hal: 3).

Seperti yang diungkapkan oleh Tony Buzan (2006: 4) pembelajaran dengan

menggunakan metode Mind Map (peta pikiran) akan meningkatkan daya hafal

dan motivasi belajar siswa yang kuat, serta siswa menjadi lebih kreatif. Selain

kegiatan belajar mengajar akan lebih menarik, siswa juga akan lebih termotivasi.

Sehingga dengan penerapan metode Mind Map (peta pikiran) dalam

pembelajaran, diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Selanjutnya menurut Tony Buzan (2008: 171) dalam bukunya yang berjudul

“Buku Pintar Mind Map” menunjukkan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan metode Mind Map ini akan membantu anak: (1) Mudah mengingat

sesuatu; (2) Mengingat fakta, Angka, dan Rumus dengan mudah; (3)

Meningkatkan Motivasi dan Konsentrasi; (4) Mengingat dan menghafal menjadi

lebih cepat.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam upaya mencapai ke arah tujuan

penulisan ini, yaitu untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam

pembelajaran dengan “Penggunaan Mind Map (Peta Pikiran) Untuk

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa.

Page 4: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

4

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu model pembelajaran mind mapping?

2. Bagaimana penggunaan mind mapping?

3. Apa manfaat dari penggunaan mind mapping?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari model pembelajaran mind mapp

2. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan mind mapp

3. Untuk mengetahui manfaat dari penggunaannya

Page 5: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

5

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

BAB 2

PEMBAHASAN

A. Menjawab tentang “Apa” Model Pembelajaran “Mind Mapping”

Pengertian Mind Mapping

Peta pikiran atau disebut dengan mind mapping merupakan salah satu metode

belajar yang dikembangkan oleh Tony Buzan tahun 1970-an yang didasarkan

pada cara kerja otak. Disebut metode karena peta pikiran ini berupa urutan

langkah-langkah yang sistematis. Otak mengingat informasi dalam bentuk

gambar, simbol, bentuk-bentuk, suara musik, dan perasaan. Otak menyimpan

informasi dengan pola dan asosiasi seperti pohon dengan cabang dan rantingnya.

Otak tidak menyimpan informasi menurut kata demi kata atau kolom demi kolom

dalam kalimat baris yang rapi seperti yang kita keluarkan dalam berbahasa.

Untuk mengingat kembali dengan cepat apa yang telah kita pelajari sebaiknya

meniru cara kerja otak dalam bentuk peta pikiran. Dengan demikian, proses

menyajikan dan menangkap isi pelajaran dalam peta-peta konsep mendekati

operasi alamiah dalam berpikir (Sugiyanto, 2007: 41 dalam Hermawati, 2009).

Peta pikiran adalah alternatif pemikiran keseluruhan otak terhadap pemikiran

linear. Mind mapping menggapai ke segala arah dan menangkap berbagai pikiran

dari segala sudut (Michael Michalko dalam Tony Buzan, 2007: 2). Senada

dengan pendapat tersebut, Tony Buzan (2007: 103) mengungkapkan bahwa mind

mapping adalah alat berpikir kreatif yang mencerminkan cara kerja alami otak.

Peta pikiran memungkinkan otak menggunakan semua gambar dan asosiasinya

dalam pola radial dan jaringan sebagaiman otak dirancang seperti yang secara

internal selalu digunakan otak, dan terhadap mana anda perlu membiasakan diri

kembali.

Mind mapping merupakan cara termudah untuk menempatkan informasi ke

dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak—mind mapping adalah

cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan “memetakan” pikiran-

Page 6: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

6

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

pikiran kita (Buzan, 2007: 4). Mind mapping bisa dibandingkan dengan peta kota.

Bagian tengah mind mapping sama halnya dengan pusat kota dan mewakili

gagasan terpentng; jalan-jalan protokol yang memancar keluar dari pusat kota

merupakan pikiran-pikiran utama dalam proses berpikir, jalan-jalan atau cabang-

cabang sekunder merupakan pikiran sekunder ( Tony Buzan, 2004: 6).

Peta pikiran yang ditemukan oleh Tony Buzan ini didasarkan pada cara kerja

otak penyimpan informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak manusia

tidak menyimpan informasi dalam kotak-kotak sel saraf yang terjejer rapi

melainkan dikumpulkan pada sel-sel saraf yang bercabang-cabang. Apabila

dilihat sekilas sel-sel saraf tersebut akan tampak seperti cabang-cabang pohon.

Dengan demikian jika informasi disimpan seperti cara kerja otak, maka akan

informasi tersimpan makin baik dan hasil akhirnya membuat proses belajar

semakin mudah.

Mind mapping merupakan salah satu keterampilan paling efektif dalam

proses berpikir kreatif. Pemetaan pikiran mirip dengan outlining tetapi lebih

menarik secara visual dan melibatkan kedua belahan otak (Wycoff, 2003: 64

dalam Hermawati, 2009:78 ). Lebih lanjut, De Porter dan Hernacki (2003: 152)

mengungkapkan bahwa peta pikiran menggunakan pengingat-pengingat visual

dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan seperti peta jalan yang

digunakan untuk belajar, mengorganisasikan, dan merencanakan. Peta ini dapat

membangkitkan ide-ide orisinal dan memicu ingatan yang mudah.

Metode Mind Mapping adalah metode baru untuk mencatat yang bekerjanya

disesuaikan dengan bekerjanya dua belah otak (otak kiri dan otak kanan). Metode

ini mengajarkan untuk mencatat tidak hanya menggunakan gambar atau warna.

Tony Buzan mengemukakan “your brain is like a sleeping giant”, hal itu

disebabkan 99% kehebatan otak manusia belum dimanfaatkan secara optimal.”

Mind Mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara

harfiah akan memetakan pikiran-pikiran Mind Mapping juga merupakan peta

rute yang memudahkan ingatan dan memungkinkan untuk menyusun fakta

Page 7: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

7

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

dan pikiran, dengan demikian cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Ini

berarti mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan

daripada menggunakan teknik mencatat tradisional. Selain itu Mind Mapping

adalah sistem penyimpanan, penarikan data dan akses yang luar biasa untuk

perpustakaan raksasa dalam otak manusia yang menajubkan.

Berdasar pada paparan di atas dapat dikemukakan bahwa mind mapping

merupakan metode mencatat kreatif imajinatif dengan menggunakan citra visual

dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan.

Tujuan “Mind Mapping”

Mind Mapping bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual

dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan

mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. Mind Mapping adalah

satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual.1

Mind Mapping memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak

yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua

belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan

mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara

verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya

memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima.

1 Buzan, Tony. Buku Pintar Mind Map untuk Anak. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007.

Page 8: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

8

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

B. Menjawab tentang “Mengapa”

Teori

Barbara Prashing mengemukakan Mind Mapping dipopulerkan oleh

Tony Buzan pada tahun 1970-an, aslinya diciptakan oleh Gelb. Michael Gelb

dalam Buzan (2007:179-181). Mind Mapping dapat diartikan sistem

revolusioner dalam perencanaan dan pembuatan catatan yang telah

mengubah hidup jutaan orang di seluruh dunia. Pembuatan Mind Mapping

didasarkan pada cara kerja alamiah otak dan mampu menyalakan

percikanpercikan kreatifitas dalam otak karena melibatkan kedua belahan

otak kita.

Menurut Porter & Hernacki (2008:152-159) Mind Mapping juga dapat

disebut dengan peta pemikiran. Mind Mapping juga merupakan metode

mencatat secara menyeluruh dalam satu halaman. Mind Mapping

menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari

ide-ide yang berkaitan. Peta pikiran atau Mind Mapping pada dasarnya

menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk

kesan pada otak.

Metode mencatat yang baik harus membantu kita mengingat perkataan

dan bacaan, meningkatkan pemahaman terhadap materi, membantu

mengorganisasi materi, dan memberikan wawasan baru. Peta pikiran (Mind

Mapping) memnungkinkan terjadinya semua hal itu. Dikembangkan oleh

Tony Buzan, Kepala Brain Foundation, Peta Pikiran adalah metode mencatat

kreatif yang memudahkan kita menginngat informasi. Setelah selesai, catatan

yang dibuat membentuk suatu pola gagasan yang saling berkaitan, dengan

topik utama di tengah dan subtopik dan perincian menjadi cabang-

cabangnya. Peta pikiran terbaik adalah peta pikiran warna warni dan

menggunakan banyak gambar dan simbol; biasanya tampak seperti karya

seni!2

2 De Porter, Bobby., Reardon, Mark., Singer-Nouri, Sarah. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa., 2010, hal 57

Page 9: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

9

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

Manfaat “Mind Mapping”

Menurut Wycoff ada delapan manfaat dari peta pikiran yaitu: 3

1. Pertama dalam bidang penulisan. Pemetaan-pikiran dapat membantu seorang

pengarang, misalnya, dalam menggali tokoh novel baru atau mendobrak

rintangan-rintangan menulis sehingga kegiatan menulis dapat dilangsungkan

secara cepat, mudah, dan mengalir.

2. Kedua, di bidang manajemen projek. Pemetaan-pikiran dapat membantu

seseorang memecah suatu projek menjadi bagian-bagian kecil yang

kemudian dapat terawasi secara detail.

3. Ketiga, untuk memperkaya kegiatan brainstorming. Kegiatan brainstorming,

baik yang dilakukan secara berkelompok maupun perseorangan, cocok

dengan teknik pemetaan-pikiran yang strukturnya mengalir bebas.

4. Keempat, untuk mengefektifkan rapat. Bagi para manajer, ada kemungkinan

besar waktu kerja mereka digunakan untuk menghadiri rapat. Pemetaan-

pikiran menjadikan waktu rapat lebih efektif dan produktif.

5. Kelima, menyusun daftar tugas. Kadang susunan daftar tugas kita tidak

membangkitkan semangat kita untuk mengerjakannnya secara benar dan

baik. Pemetaan-pikiran akan dapat membantu kita membuat daftar tugas

yang memotivasi.

6. Keenam, melakukan presentasi yang dinamis. Dengan pemetaan-pikiran,

materi presentasi akan dapat diingat lebih mudah dan membuat para

pendengar presentasi mendapatkan materi yang kaya dan bervariasi.

7. Ketujuh, membuat catatan yang memberdayakan diri. Metode pencatatan

pemetaan-pikiran yang menggabungkan teks dan gambar ini akan membantu

seseorang dalam mengelola informasi, menambahkan kaitan dan asosiasi,

3 Wycoff, Joyce. Menjadi Super Kreatif melalui Metode Pemetaan Pikiran. Bandung: Kaifa, 2003.

Page 10: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

10

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

serta menjadikan informasi lebih bertahan lama dalam ingatan.

8. Kedelapan, untuk mengenali diri. Apabila seseorang dapat membiasakan diri

menggunakan pemetaan-pikiran dalam bidang-bidang yang dijalaninya, dia

akan dibawa masuk lebih dalam ke inner self-nya. Kata Michael J. Gelb,

Kekuatan istimewa pemetaan-pikiran adalah melatih otak melihat secara

keseluruhan sekaligus secara terperinci. Pemetaan-pikiran mampu

mengintegrasikan logika dan daya khayal. Lewat pemetaan-pikiran,

seseorang dapat memunculkan keunikan-keunikan dirinya secara

bebasmengalir dan menyenangkan.

Keunggulan “Mind Mapping”

Sebuah peta pikiran memiliki sejumlah keuntungan-keuntungan dibanding

bentuk pencatatan linear. Keuntungan tersebut oleh Tony Buzan (2004: 106)

dipaparkan antara lain:

1). Bagian pusat dengan gagasan utama lebih jelas terdefinisikan.

2). Nilai penting relatif dari setiap gagasan secara jelas ditunjukkan.

3). Hubungan antara konsep-konsep Kunci dengan segera akan dapat dikenali

karena kedekatan dan hubungannya.

4). Sebagai hasil dari kelebihan di atas, ingatan dan kaji ulang keduanya akan

lebih efektif dan lebih cepat.

5). Sifat struktur itu memungkinkan penambahan informasi baru dengan mudah

tanpa corat-coret dan menyelipkan secara carut-marut, dan sebagainya.

6). Setiap peta yang dibuat akan tampak dan berbeda dari setiap peta lainnya. Ini

akan membantu mengingat.

7). Dalam pembuatan catatan yang lebih kreatif, seperti dalam persiapan menulis

esai, dan sebagainya, sifat terbuka dari peta akan membuat otak mampu membuat

hubungan baru jauh lebih mudah.

Page 11: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

11

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

C. Menjawab tentang “Bagaimana”

Prosedur/ Tahapan kerja dari “Mind Mapping”

Sebelum membuat sebuah peta pikiran diperlukan beberapa bahan, yaitu

kertas kosong tak bergaris, pena dan pensil warna, otak serta imajinasi. Buzan

(2007: 15) mengemukakan tujuh langkah untuk membuat peta pikiran. Tujuh

langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1) Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan

mendatar. Mengapa? Karena memulai dari tengah memberi kebebasan kepada

otak untuk menyebar ke segala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan

lebih bebas dan alami.

2) Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral. Mengapa? Karena sebuah gambar

bermakna seribu kata dan membantu otak menggunakan imajinasi. Sebuah

gambar sentral akan lebih menarik, membuat otak tetap terfokus, membantu otak

berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak.

3) Gunakan warna. Mengapa? Karena bagi otak, warna sama menariknya dengan

gambar. Warna membuat peta pikiran lebih hidup, menambah energi pada

pemikiran kreatif dan menyenangkan.

4) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-

cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya. Mengapa?

Karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua (atau tiga

atau empat) hal sekaligus. Bila cabang-cabang dihubungkan akan lebih mudah

dimengerti dan diingat.

5) Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus. Mengapa? Karena

garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang yang melengkung dan

organis seperti cabang-cabang pohon jauh lebih menarik bagi mata.

6) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Mengapa? Karena kata kunci

tunggal memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada peta pikiran.

Page 12: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

12

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

7) Gunakan gambar. Mengapa? Karena seperti gambar sentral, setiap gambar

bermakna seribu kata. Berikut contoh-contoh peta pikiran:

Page 13: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

13

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

Gambar 1. Contoh Peta Pikiran (Mind Mapping)

Gambar 2. Contoh Peta Pikiran (Mind Mapping)

Page 14: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

14

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

Page 15: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

15

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

Gambar 3. Contoh Peta Pikiran (Mind Mapping)

Menurut Tony Buzan (2007: 127), apabila seseorang ingin memunculkan

Page 16: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

16

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

kreativitas, lakukan tahap-tahap sebagai berikut:

1). Menggunakan mind map dengan cepat tentang hal-hal yang Anda pikirkan.

2). Menggunakan warna dalam Catatan.

3). Melamun dan bermimpilah. Keduanya member kekuatan bagi otot-otot visual

kreatif. Catatlah dalam bentuk mind map.

4). Berpikir secara radial

5). Menyimpan buku catatan mind map

6). Menggunakan mind map sebagai alat komunikasi kreatif

7). Menempatkan gambar atau simbol di bagian tengah mind map.

8). Membuat mind map dengan gambar

9). Memberi kode warna pada mind map

10). Membuat mind map tentang semua bidang yang bisa dibantu mind map.

Mengikuti ikhtisar pola kerja MindMaple, Mind Map terdiri dari 3 (tiga)

komponen utama, yaitu:

1 Topik Sentral, pokok atau fokus pikiran/isu uyang hendak dikembangkan, dan diletakkan sebagai “pohon”.

2 Topik Utama, level pikiran lapis kedua sebagai bagian dari Topik Sentral dan diletakkan sebagai “cabang” yang melingkari “pohon”.

Page 17: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

17

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

3 Sub Topik, level pikiran lapis ketiga sebagai bagian dari cabang dan diletakkan sebagai “ranting” (dan level pikiran lapis berikutnya)

Metode peta pikiran sangat tepat digunakan dalam pembelajaran menulis.

(Wycoff , 2003: 84 dalam Hermawati, 2009: 72) mengemukakan bahwa

pemetaan pikiran adalah cara yang sangat baik untuk menghasilkan dan menata

gagasan sebelum menulis. Bagian yang paling sulit dalam menulis adalah

mengetahui hal apa yang akan tulis, apa temanya dan bagaimana memulainya..

Dengan pemetaan pikiran, sebuah tema dijabarkan dalam ranting-ranting tema

yang lain sehingga menjadi pengembang gagasan dalam menulis.

Page 18: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

18

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping pada Kelas 2 SD rentang

usia 7-8 Tahun dan kelas 6 SD rentang usia 11-12 tahun

1. Perkembangan perseptual kognitif usia 7-8 tahun

Memahami konsep ruang dan waktu dalam pemikiran yang logis dan praktis.

Meningkat pemahamannya mengenai sebab akibat.

Merencanakan masa depan.

Menunjukkan kekaguman yang besar pada trik sulap

Tidak kesulitan lagi dalam membaca, banyak anak umur 7 tahun senang membaca dan suka menceritakan kembali ceritanya secara mendetail.

Ketrampilan membacanya cenderung lebih baik daripada ktrampilan mengeja.

Mulai tertarik dengan apa yang dipikirkan orang lain

Menerima tantangan dan tanggung jawab dengan antusias

Senang membaca dan bekerja sendiri

Menggunakan logika yang lebih canggih dalam usahanya dalam kejadian sehari-hari.

2. Perkembangan berbicara dan berbahasa

Senang bercerita, senang menulis cerita pendek, menceritakan dongen khayalan

Menggunakan susunan kalimat dan gaya bahasa percakapan seperti orang dewasa.

Menjadi semakin tepat dan luas dalam hal penggunaan bahasa. Semakain banyak menggunakan kata sifat deskriptif dan kata keterangan.

Menggunakan gerak tubuh untuk menggambarkan percakapan

Mengkritik hasil karyanya sendiri

Menjelaskan kejadian sesuai dengan kemauan dan kebutuhannya

Menggambarkan pengalamannya secara rinci

Memahamai dan menjalankan perintahdalam beberapa tahap.

Page 19: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

19

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

Senang menulis pesan dan catatan singkat untuk temannya.

Berminat mempelajari kode kata rahasia dan menggunakan bahasa kode.

Bercakap-cakap dengan orang dewasa dengan lancar, mampu berpikir dan berbicara mengenai masa lampau dan masa depan.

Dilihat dari ciri-ciri perkembangan perseptual kognitif dan bahasa maka

siswa kelas 2 rentang usia 7-8 tahun tepat jika diajarkan dengan metode

pembelajaran Mind Mapping. Contoh penerapan pada Mata pelajaran Bahasa

Indonesia, yaitu menceritakan pengalaman pribadi.

Mulai berpikir dengan cara lebih abstrak; kemampuan memori yang

lebih panjang memampukan anak untuk dapat mengingat kembali hal yang

sudah lama terjadi dengan lebih baik; sekarang mampu mengingat informasi

yang disimpan, sehingga tidak lagi harus bergantung hanya pada satu

peristiwa untuk memahami sesuatu.

Berhasil mengurutkan, mengatur dan mengelompokan karena kapasitas

memori jangka panjang yang lebih baik.

Menerima pemikiran bahwa masalah bisa diselesaikan dengan lebih dari

satu solusi, sering memecahkan masalah dengan berbicara keras kepada

dirinya sendiri.

Menyukai tantangan, pemecahan masalah, penelitian, dan pengujian

yang terhadap solusi yang memungkinkan.

Page 20: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

20

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

Contoh penerapan dalam menulis cerpen

Dalam menulis cerpen, kreativitas dan imajinasi sangat diperlukan untuk

mengembangkan ide/gagasan menjadi sebuah cerita yang menarik. Imajinasi dan

kreativitas merupakan ranah kerja otak kanan. Berdasarkan paparan sebelumnya,

diketahui bahwa peta pikiran dengan gambar, warna serta kata kuncinya dapat

membangkitkan fungsi kerja otak kanan sehingga memunculkan ide-ide baru

yang kreatif dan imajinatif. Lebih jauh, bila dibandingkan dengan metode

konvensional yang selama ini diterapkan dalam pembelajaran menulis cerpen,

metode peta pikiran jauh lebih baik karena melibatkan kedua belahan otak untuk

berpikir. Hal ini berbeda dengan metode konvensional yang biasanya masih

bersifat teoretis praktis yang hanya berpotensi mengoptimalkan fungsi kerja otak

kiri.

Kreativitas dan imajinasi tidak terkembangkan dengan baik melalui metode

konvensional tersebut. Oleh karena itu, metode peta pikiran sangat baik untuk

diterapkan dalam pembelajaran menulis cerpen. Secara aplikatif, penerapan

metode peta pikiran ini adalah sebagai berikut:

Pertama, siswa memilih ide cerita kemudian menuliskannya di atas selembar

kertas kosong. Penulisan berupa kata kunci dari ide yang dipilih disertai

dengan simbol atau gambar berwarna.

Kedua, siswa menuliskan unsur-unsur cerpen dalam ranting-ranting yang

melingkupi pusat/ide cerita tersebut.

Ketiga, siswa membuat perencanaan dalam bentuk peta pikiran, siswa baru

ditugaskan untuk menulis cerpen. Ide yang muncul di tengah aktivitas

menulis dapat dituangkan dalam cabang-cabang atau ranting mana pun dalam

peta pikiran untuk selanjutnya dituangkan dalam cerpen.

Penerapan model pembelajaran

Page 21: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

21

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

melalui RPP pada:

Page 22: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

22

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

Kelas SD kelas Rendah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SDN .........

Mata Pelajaran : IPA Kelas 2 semester 1

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi

Mengenal bagian-bagian utama tubuh hewan dan tumbuhan, pertumbuhan hewan dan tumbuhan serta berbagai tempat hidup makhluk hidup

II. Kompetensi Dasar

Mengenal bagian-bagian utama hewan dan tumbuhan di sekitar rumah dansekolah melalui pengamatan

III. Indikator

a) menyebutkan bagian-bagian utama hewan di sekitar rumah dan sekolah

b) menjelaskan fungsi bagian-bagian utama hewan disekitar sekolah

IV. Tujuan Pembelajaran

Melalui pengamatan gambar siswa dapat menyebutkan bagian-bagian utama

hewan dan tumbuhan di sekitar rumah dan sekolah dengan benar

Melalui tanya jawab dan diskusi siswa dapat menjelaskan fungsi bagian-bagian

utama hewan dan tumbuhan disekitar sekolah dengan benar.

3. Materi Ajar

Bagian Tubuh Hewan dan Tumbuhan

4. Metode dan Model Pembelajaran

Diskusi, Tanya Jawab, Ceramah, Tugas

Model Think Pair Share

Mind Mapping

Page 23: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

23

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

5. Kegiatan Pembelajaran

A. Pra Kegiatan (10 Menit)

1) Salam

2) Do’a

3) Presensi

Pengkondisian kelas baik secara fisik dengan merapikan tempat duduk.

B. Kegiatan Awal (5 menit)

a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok pembelajaran yang akan

dibahas

b) Guru memberikan apersepsi dengan megajak siswa menyanyikan lagu Helli

C. Kegiatan inti

Eksplorasi

a) Guru menulis judul materi di papan tulis, kemudian menunjukkan gambar-

gambar hewan

b) Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai gambar yang telah dipasang

Elaborasi

1. Siswa menjawab pertanyaan guru sesuai dengan isi gambar dan kemudian guru

menuliskannya di papan tulis

2. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai bagian utama hewan

3. Siswa diminta berdiskusi dengan teman sebangku untuk membahas fungsi dari

bagian tubuh hewan tersebut.

4. Guru memperjelas materi pembelajaran.

Konfirmasi

1. siswa melaporkan hasil diskusi

Page 24: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

24

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

2. guru dan siswa menarik kesimpulan

D. Kegiatan Akhir

a. guru memberi soal evaluasi

b. guru mengoreksi pekerjaan siswa

c. guru memberi motivasi kepada siswa

6. Sumber dan Media Pembelajaran

Media :

Gambar- gambar hewan

Gambar-gambar lingkungan alam dan lingkungan buatan

Papan tempel (Konsep Mind Mapping)

Sumber belajar :

Buku Mari Belajar IPA untuk kelas 2 Sekolah Dasar oleh Sjaeful Anwar dan Cucu

Suhendar

Page 25: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

25

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

7. Penilaian

A. Prosedur Penilaian

1. Tes dalam proses : pada saat pembelajaran

2. Tes akhir : tes Evaluasi

B. Jenis Penilaian

1. Tes Lisan

2. Tes tertulis

C. Alat Penilaian

1. Soal (Terlampir)

2. Kunci Jawaban

3. Pedoman Penilaian

Palembang, 20 November 2014

Wali Kelas 2

Arnesia Indirasari,S.Pd.

Page 26: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

26

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

Kelas SD kelas Tinggi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Satuan pendidikan : SDN 152 palembang

Mata Pelajaran : IPS

Kelas/semester : IV/ II ( Dua )

I. Standar Kompetensi

Ø Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi dilingkungan kabupaten/ kota dan provinsi.

II. Kompetensi Dasar

Ø Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.

III. Indikator

a) Kognitif

Produk:

Ø Menjelaskan pengertian teknologi transportasi darat, laut dan udara.

Proses:

Ø Menunjukkan cara-cara penggunaan alat teknologi transportasi masa lalu dan masa kini.

Ø Membandingkan jenis-jenis teknologi transportasi masa lalu ( masa lampau ) dan masa kini ( masa modern ).

b) Afektif

· Karakter:

Ø Kerjasama

Ø Keaktifan

Ø Prakarsa

Page 27: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

27

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

Sosial :

Ø Bertanya dengan bahasa yang baik dan benar

Ø Menyumbangkan ide

Ø Menjadi pendengar yang baik, dan

Ø Membantu teman yang mengalami kesulitan

c) Psikomotor

Ø Menyebutkan pengertian teknologi transportasi darat, laut dan udara.

Ø Menunjukkan cara-cara penggunaan alat teknologi transportasi masa lalu

dan masa kini.

Ø Membandingkan jenis-jenis teknologi transportasi masa lalu dan masa

kini.

IV. Tujuan Pembelajaran

a) Kognitif:

Proses

Ø Setelah diberikan penjelasan tentang teknologi tansportasi(C), siswa

dapat(A) menyebutkan pengertian(B) teknologi transportasi darat, laut

dan udara dengan tepat (D).

Produk

Ø Setelah dijelaskan tentang teknologi transportasi(C) siswa dapat(A)

membandingkan jenis-jenis teknologi transportasi masa lalu dan masa

kini(B) dengan benar(D)

b) Afektif:

Karakter:

Ø Selama proses pembelajaran, siswa memiliki kebiasaan bekerjasama

Page 28: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

28

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

dengan teman dalam menyelesaikan tugas-tugas

Ø Selama proses pembelajaran siswa memiliki inisiatif atau prakarsa

dalam menyelesaikan tugas-tugas

Social:

Ø Selama proses pembelajaran siswa dapat bertanya dengan bahasa yang

baik dan benar

Ø Selama proses pembelajaran siswa dapat menyumbangkan ide

Ø Selama proses pembelajaran siswa dapat menjadi pendengar yang baik

Ø Selama proses pembelajaran siswa dapat membantu teman yang

mengalami kesulitan

c) Psikomotor

Ø Setelah diberikan penjelasan tentang teknologi transportasi(C) siswa

dapat(A), menyebutkan pengertian(B) teknologi transportasi darat, laut

dan udara didepan kelas(C) secara lisan dengan baik dan tepat(D).

Ø Setelah diberikan penjelasan tentang teknologi transportasi (C), siswa

dapat(A) menunjukkan penggunaan(B) alat-alat teknologi transportasi

masa lalu dan masa kini dengan tepat (D).

Ø Setelah proses pembelajaran diharapkan(C), siswa dapat(A)

membandingkan jenis-jenis teknologi transportasi pada masa lalu dan

masa kini(B) secara baik dan benar(D)

V. Model Pembelajaran

Ø Model Mind Mapping.

VI. Metode Pembelajaran

Ø Informasi.

Ø Tanya jawab

Ø Diskusi

Page 29: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

29

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

Ø Demonstrasi

Ø Pemberian tugas.

VII. Materi Ajar

Ø Kelas IV IPS: Teknologi transportasi.

MATERI

Perkembangan Teknologi Transportasi

Apakah kamu pernah melihat orang berdesak-desakan di terminal bus, di stasiun

kereta api, di pelabuhan laut, dan di bandar udara. Sarana pengangkutan sangat penting

bagi hidup manusia. Sarana pengangkutan disebut juga alat transportasi. Tahukah kamu

bahwa alat-alat transportasi yang ada sekarang ini mengalami proses perrkembangan

yang panjang? Dulu orang menggunakan alat transportasi yang masih sangat sederhana.

Bahkan pada zaman dulu kalau bepergian orang hanya berjalan kaki. Sekarang orang

sudah memakai alat transportasi modern. Coba sebutkan beberapa alat transportasi yang

digunakan dewasa ini! Alat atau sarana transportasi yang digunakan dewasa ini terdiri

dari transportasi darat, transportasi air, dan transportasi udara. Ketiga kelompok

transportasi ini akan dibahas di bawah ini.

1. Transportasi Darat

Alat transportasi darat berkembang dari yang sederhana sampai ke yang modern.

Pada zaman dulu orang berjalan kaki untuk pergi ke suatu tempat. Seiring perjalanan

waktu, manusia akhirnya memanfaatkan beberapa jenis binatang seperti unta, keledai,

kuda, gerobak yang ditarik lembu, dan kereta kuda sebagai alat transportasi.

Sekarang, ada bermacam-macam alat transportasi. Alat transportasi dewasa ini

antara lain sepeda, sepeda motor, bajaj, mobil, bus,truk, kereta api, dan sebagainya.

Semua alat transportasi ini berkembang dari bentuk yang sederhana. Kita ambil contoh

sepeda. Sepeda pertama tidak mempunyai pedal atau kayuh. Pedal atau kayuh pertama

ditemukan seorang pandai besi dari Skotlandia. Pedal itu dipasang di roda belakang.

Kemudian, sepeda Prancis dibuat dengan memakai pedal atau kayuh di depan. Roda

depannya dibuat lebih besar. Sepeda pertama memakai roda besi. Setelah itu, roda besi

diberi karet keras. Tahun 1885, sepeda sudah seperti sepeda sekarang. Sesudah tahun

1888, ban keras diganti dengan ban yang diisi angin. Lihat gambar di bawah ini!

Page 30: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

30

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

2. Transportasi Air

Lihatlah peta negara kita Indonesia! Di dalam peta itu, kita melihat bahwa

negara kita terdiri dari banyak pulau. Pulau-pulau itu terbentang dari Sabang sampai

Merauke. Pulau-pulau itu dipisahkan oleh selat, laut, dan lautan yang luas. Tentu saja

untuk bepergian dari satu pulau ke pulau lain tidak dapat menggunakan angkutan darat.

Negara kita sangat memerlukan alat transportasi air. Yang dimaksud alat transportasi air

adalah alat transportasi yang digunakan di sungai, danau, dan laut. Jenis angkutan air

dapat kita kelompokkan menjadi dua, yaitu alat transportasi air bermesin dan alat

transportasi air tidak bermesin. Coba sebutkan alat-alat transportasi yang digunakan di

sungai, danau, dan laut! Alat transportasi yang dipakai di sungai, danau, dan laut adalah

kano, rakit, perahu, feri, kapal.

3. Transportasi Udara

Bagaimana kita bepergian lewat udara? Kita bisa naik pesawat terbang. Sejak

pesawat ditemukan, orang dapat dengan cepat berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Kita hanya memerlukan waktu kurang lebih 1 jam dari Jakarta ke Yogyakarta. Coba

bandingkan dengan lamanya perjalanan dari Jakarta ke Yogyakarta kalau kita naik mobil

atau kereta api! Ada macam-macam alat transportasi udara. Selain pesawat udara, ada

balon udara, dan helikopter. Balon udara pertama kali dibuat pada tahun 1783. Nama

pembuatnya adalah Montgolfier. Balon udara ini dapat terbang karena diberi udara

panas.

VIII. Kegiatan Pembelajaran

§ Kegiatan awal

Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

Siswa menemukan masalah melalui konsep yang disampaikan guru

§ Kegiatan inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

Menyebutkan salah satu contoh transfortasi

Mengelompokkan jenis-jenis transfortasi

Page 31: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

31

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh

siswa dan jawaban mempunyai alternatif jawaban

2. Setelah itu siswa dibentuk kedalam beberapa kelompok yang anggotanya

2-3 orang

3. memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan

masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

4. memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan

prestasi belajar;

5. Tiap kelompok mengiventarisasi/mencatat alternatif jawaban dari hasil

diskusi

6. Setelah menemukan jawaban tiap kelompok(diacak kelompok tertentu)

membaca hasil diskusinya dan guru mencatat dipapan tulis dan mengelompokkan

sesuai kebutuhan

7. memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan

kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

Dari data-data yang dicatat dipapan tulis siswa diminta membuat

kesimpulan dan guru memberi perbandingan sesuai konsep yang diterapakan

guru

§ Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru memberi penguatan dan menyimpulkan secara

keseluruhan

Page 32: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

32

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

IX. Alat dan Sumber Belajar.

A. Media

Ø LKS

B. Sumber Belajar

Ø Buku paket IPS kelas IV SD penerbit erlangga

X. Format Kriteria Penilaian

PRODUK ( HASIL DISKUSI )

No. Aspek Kriteria Skor

1. Konsep * semua benar

* sebagian besar benar

* sebagian kecil benar

* semua salah

4

3

2

1

PERFORMANSI

No. Aspek Kriteria Skor

1.

2.

Pengetahuan

Sikap

* Pengetahuan

* kadang-kadang Pengetahuan

* tidak Pengetahuan

* Sikap

* kadang-kadang Sikap

* tidak Sikap

4

2

1

4

2

1

Lembar Penilaian

No Nama Siswa Performan Produk Jumlah Nilai

Page 33: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

33

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

SkorPengetahuan Sikap

1.

2.

3.

4.

5.

6.

CATATAN :

Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.

§ Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.

Palembang 20 November 2014

Mengetahui

Wali kelas IV

Arnesia Indirasari,S.Pd.

Page 34: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

34

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

D. Kiat Keberhasilan

Kiat dan saran bagi Guru / Pihak sekolah.

1. Melatih siswa untuk berpikir imajinatif dan kreatif.

2. Meningkatkan keterampilan menulis pada siswa.

3. Meningkatkan kinerja guru.

4. Mendorong guru untuk melaksanakan pembelajaran yang inovatif kreatif.

5. Bagi Sekolah

Meningkatkan kerja sama antara pihak-pihak sekolah seperti guru, siswa, sekolah, dan kolaborator.

Page 35: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

35

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

BAB III

Simpulan

Seperti yang diungkapkan oleh Tony Buzan (2006: 4) pembelajaran dengan

menggunakan metode Mind Map (peta pikiran) akan meningkatkan daya hafal

dan motivasi belajar siswa yang kuat, serta siswa menjadi lebih kreatif. Selain

kegiatan belajar mengajar akan lebih menarik, siswa juga akan lebih termotivasi.

Sehingga dengan penerapan metode Mind Map (peta pikiran) dalam

pembelajaran, diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Selanjutnya menurut Tony Buzan (2008: 171) dalam bukunya yang berjudul

“Buku Pintar Mind Map” menunjukkan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan metode Mind Map ini akan membantu anak: (1) Mudah mengingat

sesuatu; (2) Mengingat fakta, Angka, dan Rumus dengan mudah; (3)

Meningkatkan Motivasi dan Konsentrasi; (4) Mengingat dan menghafal menjadi

lebih cepat.

Page 36: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

36

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

DAFTAR PUSTAKA

Buzan, Tony. 2007. Buku Pintar Mind Map untuk Anak. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Buzan, Tony. 2004. Mind Map untuk Meningkatkan Kreativitas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

De Porter, Bobby., Reardon, Mark., Singer-Nouri, Sarah. 2010. Quantum

Teaching. Bandung: Kaifa.

Hermawati, Retno . 2009. Penerapan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita Pendek Pada Siswa Kelas X Sma Muhammadiyah Salatiga. “Tesis”Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

Scott, Wendy A, dan Lisbeth H. Ytreberg. 1998. Teaching English to Children. New York : Longman.

Supadmi, Ni Luh dan Sudria, Ida Bagus Nyoman. 2013. Korelasi Kemampuan Membuat Mind Mapping Dengan Hasil Belajar Kimia Siswa. Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Ganesha, Jalan Udayana Singaraja-Bali1 Dosen Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Ganesha, Jalan Udayana Singaraja-Bali.

Susanti, Ni Km. Ayu ., DarsanaI Wyn., Suardika, I Wyn. Rinda. 2013 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping Berbantuan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas IV SD Gugus IV Kecamatan Sukawati . Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia.

Wycoff, Joyce. 2003. Menjadi Super Kreatif melalui Metode Pemetaan Pikiran. Bandung: Kaifa.

Page 37: Model pembelajaran MIND MAPPING dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar

37

MODEL “MIND MAPPING” BERBASIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

LAMPIRAN