model belajar dan pembelajaran

16
MODEL BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MAKALAH Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Belajar dan Pembalajaran yang dibina oleh Dr. Hj. Sri Endah Indriwati, M.Pd. Oleh Kelompok 4 1. Ken Izzun Nadhifah L. 208341417436 2. Rifqi Hardiana Pragaswati 108341410885 3. Anis Samrotul Lathifah 108341409789 4. Hesti Yussanti 108341409790 5. Yuni Damayanti 108341409798 6. Siti Nurwaqidah 208341412062

Upload: caneez

Post on 23-Jun-2015

455 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Model Belajar Dan Pembelajaran

MODEL BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Belajar dan Pembalajaran

yang dibina oleh Dr. Hj. Sri Endah Indriwati, M.Pd.

Oleh

Kelompok 4

1. Ken Izzun Nadhifah L. 208341417436

2. Rifqi Hardiana Pragaswati 108341410885

3. Anis Samrotul Lathifah 108341409789

4. Hesti Yussanti 108341409790

5. Yuni Damayanti 108341409798

6. Siti Nurwaqidah 208341412062

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

Agustus, 2010

Page 2: Model Belajar Dan Pembelajaran

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Semakin maju ilmu pengetahuan mengakibatkan tiap generasi harus

meningkatkan pola frekuensi belajarnya. Agar pendidikan dapat dilaksanakan

lebih baik tidak terikat oleh aturan yang mengikat kreativitas baik para siswa

maupun pendidik. Proses pembelajaran tidak dapat berjalan dengan efektif jika

hanya digunakan sumber belajar, seperti dosen/guru, buku, modul, audio visual,

dan lain-lain, maka hendaknya diberikan kesempatan yang lebih luas dan aturan

yang fleksibel kepada pendidik untuk menentukan strategi pembelajarannya.

Pola pembelajaran terdahulu yang dikenal adalah dimana pengajar

mempunyai kedudukan sebagai satu-satunya sumber belajar, menentukan isi dan

metode belajar, serta menilai kemampuan belajar anak didik dalam pembelajaran

(teacher center). Maka untuk itu dikembangkanlah berbagai model belajar dan

pembelajaran yang sesuai untuk dapat meningkatkan proses belajar dan dapat

meningkatkan kompetensi siswa. Model belajar dan pembelajaran yang efektif

akan menjadikan kegiatan belajar mengajar juga lebih optimal.

Kegiatan belajar mengajar yang baik jika dalam proses belajar, anak

mendapatkan pengetahuan dari pengalamannya sendiri, mengkonstruksi

pengetahuan, kemudian memberi makna pada pengetahuan itu. Tugas pendidik

yaitu mengatur strategi belajar dan membantu menghubungkan pengetahuan lama

(yang sudah didapat siswa dari pengalamannya) dengan pengetahuan baru,

kemudian memfasilitasi kegiatan belajar.

Berdasarkan hal yang telah dikemukakan di atas maka penulis mengambil

judul “Model Belajar dan Pembelajaran” sebagai wacana untuk mengoptimalkan

kegiatan belajar mengajar bagi siswa maupun para pendidik.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka didapat

rumusan masalah sebagai berikut.

1. Apakah definisi dari model belajar dan pembelajaran?

2. Apakah macam-macam dan karakteristik model belajar dan pembelajaran?

Page 3: Model Belajar Dan Pembelajaran

C. TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat

diperoleh tujuan sebagai berikut.

1. Menjelaskan definisi dari model belajar dan pembelajaran

2. Memaparkan macam-macam dan karakteristik model belajar dan

pembelajaran

Page 4: Model Belajar Dan Pembelajaran

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Model belajar dan Pembelajaran

Model-model belajar merupakan berbagai cara-gaya belajar siswa dalam

aktivitas pembelajaran, baik di kelas ataupun dalam kehidupannya sehari-hari

antar sesama temannya atau orang yang lebih tua. Dengan memahami model-

model belajar ini diharapkan para guru (kita semua) dapat membelajarkan siswa

secara efisien sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif.

Sedangkan model pembelajaran merupakan pola pembelajaran yang didesain

sedemikian rupa, diterapkan dan dievaluasi secara sistematis dalam rangka

mencapi tujuan-tujuan pembelajaran yang efektif (Supriyanto,2007). Oleh karena

itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan

kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi

guru itu sendiri. http://pkab.wordpress.com/

Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang

tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan

kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan

suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Sehingga dapat

divisualisasikan sebagai berikut.

Page 5: Model Belajar Dan Pembelajaran

B. Macam-macam dan karakteristik Model Belajar dan Pembelajaran

1. Model Belajar

Model-model belajar adalah berbagai cara-gaya belajar siswa dalam

aktivitas pembelajaran, baik di kelas ataupun dalam kehidupannya sehari-hari

antar sesama temannya atau orang yang lebih tua. Dengan memahami model-

model belajar ini, diharapkan para guru (kita semua) dapat membelajarkan

siswa secara efisien sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif.

Ada berbagai model belajar, yaitu:

a) Peta Pikiran

Buzan (1993) mengemukakan bahwa otak manusia bekerja mengolah

informasi melalui mengamati, membaca, atau mendengar tentang sesuatu hal

berbentuk hubungan fungsional antar bagian (konsep, kata kunci), tidak parsial

terpisah satu sama lain dan tidak pula dalam bentuk narasi kalimat lengkap.

Sebagai contoh, kalau dalam pikiran kita terlintas kata (konsep) tumbuhan akan

terkait dengan alat reproduksi, organ-organ vegetatif, organ-organ generatif,

dan system perakaran. Selanjutnya menuliskan/menggambarkan peta pikiran

tentang tumbuhan dan apabila dibuat narasinya akan ada perbedaan redaksi,

meskipun dengan makna yang tidak berbeda. Dalam bidang studi keahlian,

misalnya biologi, bisa ditulis/digambar peta pikiran yang terlintas kemudian

dinarasikan secara lisan. Tulisan atau gambar peta pikiran tersebut dinamakan

dengan peta konsep (concept map).

Buzan juga mengemukakan bahwa cara belajar siswa yang alami (natural)

adalah sesuai dengan cara kerja otak seperti di atas, berupa pikiran, yang

produknya berupa peta konsep. Dengan demikian belajar akan efektif dengan

cara membuat catatan kreatif yang merupakan peta konsep, sehingga setiap

konsep utama yang dipelajari semuanya teridentifikasi tidak ada yang terlewat

dan kaitan fungsionalnya jelas, kemudian dinarasikan dengan gaya bahasa

masing-masing, dengan demikian konsep mendapat retensi yang kuat dalam

pikiran, mudah diingat dan dikembangkan pada konsep lainnya. Belajar dengan

menghafalkan kalimat lengkap tidak akan efektif, di samping bahasa yang

digunakan menggunakan gaya bahasa penulis. Dalam kondisi tersebut suasana

menjadi kondusif sehingga dalam belajar siswa bisa mengkonstruksi

Page 6: Model Belajar Dan Pembelajaran

pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya dengan pemaknaan yang lebih

baik. Siswa membangun sendiri konsep atau struktur materi yang dipelajarinya,

tidak melalui pemberitahuan oleh guru. Siswa tidak lagi menerima paket-paket

konsep atau aturan yang telah dikemas oleh guru, melainkan siswa sendiri yang

mengemasnya. Mungkin saja kemasannya tidak akurat, siswa yang satu dengan

siswa lainnya berbeda, atau mungkin terjadi kesalahan, selanjutnya guru yang

memberikan bantuan dan arahan (scalfolding) sebagai fasilitator dan

pembimbing. Keslahan siswa merupakan bagian dari belajar, jadi harus

dihargai karena hal itu cirinya ia sedang belajar, ikut partisipasi dan tidak

menghindar dari aktivitas pembelajaran.

Selanjutnya, Buzan mengemukakan bahwa kemampuan otak manusia

dapat memproses informasi berupa bahasa sebanyak 600 – 800 kata permenit.

Dengan kemampuan otak seperti itu dibandingkan dengan kemampuan

komputer sangat tinggi. Jika benar-benar dimanfaatkan secara optimal, setiap

kesempatan dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran diri dalam segala hal.

Hanya sayangnya banyak orang yang mengabaikannya atau digunakan untuk

hal-hal yang kurang bermanfaat untuk peningkatan kualitas diri, misalnya

berangan-angan, menonton, mengobrol atau bercanda tanpa makna.

b) Belajar secara metakognitif

Secara harfiah, metakognitif bisa diterjemahkan secara bebas sebagai

kesadaran berfikir, berpikir tentang apa yang dipikirkan dan bagaimana proses

berpikirnya, yaitu aktivitas individu untuk memikirkan kembali apa yang telah

terpikir serta berpikir dampak sebagai akibat dari buah pikiran terdahulu.

Sharples & Mathew (1998) mengemukakan pendapat bahwa metakognitrif

dapat dimanfaatkan untuk menerapkan pola pikir pada situasi lain yang

dihadapi.

Kemampuan metakognitif setiap individu akan berlainan, tergantung dari

variabel meta kognitif, yaitu kondisi individu, kompleksitas, pengetahuan,

pengalaman, manfaat, dan strategi berpikir. Holler, dkk. (2002)

mengemukakan bahwa aktivitas metakognitif tergantung pada kesadaran

individu, monitoring, dan regulasi.

Page 7: Model Belajar Dan Pembelajaran

Komponen meta kognitif menurut Sharples & Mathew ada 7, yaitu:

refleksi kognitif, strategi, prediksi, koneksi, pertanyaan, bantuan, dan aplikasi.

Sedangkan Holler berpendapat tentang komponen metakognitif, yaitu:

kesadaran, monitoring, dan regulasi.

Metakognitif bisa digolongkan pada kemampuan kognitif tinggi karena

memuat unsur analisis, sintesis, dan evaluasi sebagai cikal bakal tumbuh

kembangnya kemampuan inkuiri dan kreativitas. Oleh karena itu pelaksanaan

pembelajaran semestinya membiasakan siswa untuk melatih kemampuan

metakognitif ini, tidak hanya berpikir sepintas dengan makna yang dangkal

c) Komunikasi

Siswa dalam belajar tidak akan lepas dari komunikasi antar siswa, siswa

dengan fasilitas belajar, ataupun dengan guru. Kemampuan komunikasi setiap

individu akan mempengaruhi proses dan hasil belajar yang bersangkutan dan

membentuk kepribadiannya, ada individu yang memiliki pribadi positif dan ada

pula yang berkepribadian negatif.

d) Prinsip Belajar Aktif

Ada dua jenis belajar, yaitu belajar secara aktif dan secara reaktif (pasif).

Belajar secara aktif indikatornya adalah belajar pada setiap situasi,

menggunakan kesempatan untuk meraih manfaat, berupaya terlaksana, dan

partisipatif dalam setiap kegiatan. Sedangakan belajar re aktif indikatornya

adalah tidak dapat melihat adanya kesempatan belajart, mengabaikan

kesempatan, membiarkan segalanya terjadi, menghindar dari kegiatan.

Dari indikator belajar aktif, sesuai dengan pengertian kegiatan

pembelajaran di atas, maka prinsip belajar yang harus diterapkan adalah siswa

harus sebaga subjek, belajar dengan melakukan-mengkomunikasikan sehingga

kecerdasan emosionalnya dapat berkembang, seperti kemampuan sosialisasi,

empati dan pengendalian diri. Hal ini bisa terlatih melalui kerja individual-

kelompok,diskusi, presentasi, tanya-jawab, sehingga terpuku rasa tanggung

jawab dan disiplin diri.

Page 8: Model Belajar Dan Pembelajaran

2. Model Pembelajaran

a) Model PAKEM

Model PAKEM adalah model pembelajaran yang bertumpu pada 4 prinsip

yaitu aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Model pembelajaran senantiasa

berorientasi pada aktivitas siswa (student centered learning) yang dapat

dikembangkan secara sederhana oleh guru dengan memperhatikan prinsip

PAKEM. Orientasi proses dalam model PAKEM berusaha untuk

meningkatkan motivasi belajar sedangkan orientasi tujuaanya adalah agar anak

belajar lebih mendalam, anak lebih kritis dan kreatif, suasana belajar menjadi

bervariasi serta meningkatkan kematangan emosional.

b) Model Pembelajaran Kontekstual/CTL (Contextual Teaching & Learning)

Model pembelajaran yang menggabungkan materi pelajaran

dengan pengalaman langsung sehari-hari siswa, masyarakat, pekerjaan dan

lingkungannya. Biasanya dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan (ramah,

terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life

modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajkan,

motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana

menjadi kondusif – nyaman dan menyenangkan. Prinsip pembelajaran

kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak

hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.

c) Model Pembelajaran Quantum

Landasan Quantum adalah bawalah dunia anak ke dalam dunia kita dan

antarkan dunia kita ke dalam dunia mereka. Prinsip quantum adalah semua

berbicara-bermakna, semua mempunyai tujuan, pengalaman sebelum

pemberian nama, akui tiap usaha dan jika layak dipelajari layak pula dirayakan.

Dengan model pembelajaran ini akan melahirkan suasana yang meriah dan

menyenangkan. Dalam pembelajaran Quantum semua kegiatan secara

harmonis merupakan kombinasi dari tiga unsur yaitu keterampilan akademis,

tantangan fisik dan keterampilan dalam hidup.

d) Model Pembelajaran Kooperatif (CL, Cooperative Learning)

Model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara

berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep,

Page 9: Model Belajar Dan Pembelajaran

menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar

kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5

orang, siawa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi,

dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.

Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi, pengarahan-strategi, membentuk

kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan.

Beberapa tipe model pembelajaran ini adalah STAD (Students Team Achievment

Division ), NHT (Numbered Head Together), Jigsaw, GI (Group Investigation),

TGT (Team Games Tournament), TPS ( Think Pair Share).

e) Model Pembelajaran Tematik

Model pembelajaran ini sering disebut dengan model pembelajaran

terpadu, mengajak anak-anak diajak untuk memahami konsep-konsep yang

mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkan denga

konsep lain yang sudah mereka pelajari. Memungkinkan terintegrasinya

antarkonsep, antarpokok bahasan dalam satu mata pelajara atau bahkan

antarpokok bahasan/tema pada mata pelajaran yang lain.

f) Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning)

Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus

pada ketrampilan dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara

pembelajaran langsung. Sintaknya adalah menyiapkan siswa, sajian informasi

dan prosedur, latihan terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi. Cara

ini sering disebut dengan metode ceramah atau ekspositori (ceramah

bervariasi).

g) Model Pembelajaran Bersiklus (Cycle Learning)

Ramsey (1993) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif secara

bersiklus, mulai dari eksplorasi (deskripsi), kemudian eksplanasi (empiric), dan

diakhiri dengan aplikasi (aduktif). Eksplorasi berarti menggali pengetahuan

rasyarat, eksplnasi berarti menghenalkan konsep baru dan alternatif

pemecahan, dan aplikasi berarti menggunakan konsep dalam konteks yang

berbeda.

Page 10: Model Belajar Dan Pembelajaran

h) Model Pembelajaran SAVI (Somatik, Auditori, Visualisasi, Intelektual)

Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar

haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa. Istilah SAVI

sendiri adalah kependekan dari: Somatik yang bermakna gerakan tubuh

(aktivitas fisik) di mana belajar dengan mengalami dan melakukan; Auditori

yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan melalui mendengarkan,

menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan

menanggapi; Visualisasi yang bermakna belajar haruslah menggunakan indra

mata melallui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca,

menggunbakan media dan alat peraga; dan Intelektual yang bermakna bahawa

belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir dan belajar haruslah

dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar,

menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi,

memecahkan masalah, dan menerapkan.

i) Model Pembelajaran Role Playing

Sintak dari model pembelajaran ini adalah: guru menyiapkan scenario

pembelajaran, menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari scenario tersebut,

pembentukan kelompok siswa, penyampaian kompetensi, menunjuk siswa

untuk melakonkan scenario yang telah dipelajarinya, kelompok siswa

membahas peran yang dilakukan oleh pelakon, presentasi hasil kelompok,

bimbingan penimpoulan dan refleksi.

j) Model Pembelajaran Team Teaching

Model Pembelajaran Team Teaching adalah model pembelajaran yang

pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh sebuah tim guru. Dalam satu tim ini,

lebih dari satu guru, yaitu 2 atau3 guru. Dalam pelaksanaan di kelas, mereka

harus bekerja secara kompak. Pelaksanaan pembelajaran Team Teaching ini

sangat dibutuhkan untuk memenuhi perbedaan karakter anak. Dalam model ini,

ada seorang guru inti dan ada asisten. Guru inti merancang semua program di

kelas, sementara asisten membantu guru inti yang sedang melakukan kegiatan.

Selain itu, bias juga dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar semua aktif

dengan pembagian tugas yang berbeda-beda.