mobilisasi dan immobilisasi

Upload: dedekrevianti

Post on 16-Oct-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MOBILISASI DAN IMMOBILISASIApr 3, '09 10:25 PMfor everyone

Sebelum melaksanakan asuhan keperawatan pemenuhan aktifitas perawat terlebih dahulu harus mempelajari konsep - konsep tentang mobilisasi. Di bawah ini akan di bahas beberapa uraian penting antara lain :

1. Pengertian mobilisasi

2. Menjelaskan tujuan mobilisasi

3. Faktor - faktor yang mempengaruhi mobilisasi

4. Macam persendian diartrosis dan pergerakannya

5. Tanda - tanda terjadinya intolerasi aktifitaS

6. Masalah fisik akibat kurangnya mobilitas (Immobilisasi)

7. Menjelaskan upaya pencegahan masalahyang timbul akibat kurangnya mobilisasi

8. Macam - macam posisi klien di tempat tidur

1. Pengertian mobilisasiMobilisasi adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan kegiatan dengan bebas (kosier, 1989)

2. Tujuan Mobilisasi al:

Memenuhi kebutuhan dasar manusia

Mencegah terjadinya trauma

Mempertahankan tingkat kesehatan

Mempertahankan interaksi sosial dan peran sehari - hari

Mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Mobilisasi:

Gaya Hidup :Gaya hidup sesorang sangat tergantung dari tingkat pendidikannya. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan di ikuti oleh perilaku yang dapat meningkatkan kesehatannya. Demikian halnya dengan pengetahuan kesehatan tetang mobilitas seseorang akan senantiasa melakukan mobilisasi dengan cara yang sehat misalnya; seorang ABRI akan berjalan dengan gaya berbeda dengan seorang pramugari atau seorang pemambuk.

Proses penyakit dan injury : Adanya penyakit tertentu yang di derita seseorang akan mempengaruhi mobilitasnya misalnya; seorang yang patah tulang akan kesulitan untukobilisasi secara bebas. Demikian pula orang yang baru menjalani operasi. Karena adanya nyeri mereka cenderung untuk bergerak lebih lamban. Ada kalanya klien harus istirahat di tempat tidurkarena mederita penyakit tertentu misallya; CVA yang berakibat kelumpuhan, typoid dan penyakit kardiovaskuler.

Kebudayaan : Kebudayaan dapat mempengaruhi pola dan sikap dalam melakukan aktifitas misalnya; seorang anak desa yang biasa jalan kaki setiap hari akan berebda mobilitasnya dengan anak kota yang biasa pakai mobil dalam segala keperluannya. Wanita kraton akan berbeda mobilitasnya dibandingkan dengan seorang wanita madura dan sebagainya.

Tingkat Energy : Setiap orang mobilisasi jelas memerlukan tenaga atau energi, orang yang lagi sakit akan berbeda mobilitasnya di bandingkan dengan orang sehat apalagi dengan seorang pelari.

Usia dan status perkembangan : Seorang anak akan berbeda tingkat kemampuan mobilitasny dibandingkan dengan seorang remaja. Anak yang selalu sakit dalam masa pertumbuhannya akan berbeda pula tingkat kelincahannya dibandingkan dengan anak yang sering sakit.

Tipe persendian dan pergerakan sendi : Dalam sistim muskuloskeletal dikenal 2 maca persendian yaitu sendi yang dapat digeragan (diartroses) dan sendi yang tidak dapat digerakan (siartrosis).

4. Toleransi Aktifitas : Penilaian tolerasi aktifitas sangat penting terutama pada klien dengan gangguan kardiovaskuler seperti Angina pektoris, Infark, Miocard atau pada klien dengan immobiliasi yang lama akibat kelumpuhan.Hal tersebut biasanya dikaji pada waktu sebelum melakukan mobilisai, saat mobilisasi dan setelah mobilisasi. Tanda - tanda yang dapat di kaji pada intoleransi aktifitas antara lain (Gordon, 1976) :

Denyut nadi frekuensinya mengalami peningkatan, irama tidak teratur

Tekanan darah biasanya terjadi penurunan tekanan sistol/hipotensi orthostatic

Pernafasan terjadi peningkatan frekuensi, pernafasan cepat dangkal

Warna kulit dan suhu tubuh terjadi penurunan

Kecepatan dan posisi tubuh.disini akan mengalami kecepatan aktifitas dan ketidak stabilan posisi tubuh

Status emosi labil.

5. Masalah Fisik :

Masalah muskuloskeletal : Menurunnya kekuatan dan kemampuan otot, atropi, kontraktur, penurunan mineral, tulang dan kerusakan kulit

Masalah urinari : Terjadi statis urine pada pelvis ginjal, pengapuran infeksi saluran kemih dan inkontinentia urine.

Masalah gastrointestinal : Terjadinya anoreksia/penurunan nafsu makan diarrhoe dan konstipasi

Masalah respirsi : Penurunan ekspansi paru, tertumpuknya sekret dalam saluran nafas, ketidak seimbangan asam basa (CO2 O2)

Masalah kardiovaskuler : Terjadinya hipotensi orthostatic, pembentukan trombus

6. Upaya Pencegahan :

Perbaikan status gisi

Memperbaiki kemampuan monilisasi

Melaksanakan latihan pasif dan aktif

Mempertahankan posisi tubuh dg benar sesuai dengan bady aligmen (Struktur tubuh)

Melakukan perubahan posisi tubuh secara periodik (mobilisasi untuk menghindari terjadinya dekubitus / pressure area akibat tekanan yang menetap pada bagian tubuh.

7. Macam-macam Posisi di tempat tidur :

Posisi fowler

Posisi litotomi

Posisi dorsal recumbent

Posisi supinasi

Posisi pronasi

Posisi lateral

Posisi sim

Posisi trendelenbeg

BODY MEKANIK

Body mekanik merupakan penggunaan tubuh yang efisien, terkoordinir dan aman untuk menghasilkan pergerakan dan mempertahankan keseimbangan selama aktivitas.

Body Mekanik meliputi 3 elemen dasar yaitu :1. Body Aligement (Postur Tubuh)Susunan geometrik bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian tubuh yang lain.2. Balance / KeseimbanganKeseimbangan tergantung pada interaksi antara pusat gravity, line gravity dan base of support.3. Koordinated Body Movement (Gerakan tubuh yang terkoordinir)Dimana body mekanik berinteraksi dalam fungsi muskuloskeletal dan sistem syaraf.

Prinsip Body Mekanik Gravity( Balance (Keseimbangan)( Weight (berat)(

Pergerakan Dasar Yang Digunakan Dlm Body Mekanik1. Walking / berjalanKestabilan berjalan, sangat berhubungan dg ukuran base of support2. Squating / jongkokSquating mempertinggi atau meningkatkan keseimbangan tubuh, ketika seseorang mengangkat obyek yg terletak dibawah pusat gravity tubuh.3. Pulling / menarik4. Pivoting / berputarPivoting adalah s/u tehnik dimana tubuh dibungkukkan dlm rangka menghondari terjadinya resiko keseleo tulangFaktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik : Status kesehatanKondisi kesehatan seseorang akan berpengaruh terhadap keseimbangan tubuh sehingga aktivitasnya menjadi terganggu. NutrisiPemenuhan kebutuhan tubuh akan nutrisi sangat penting karena mempengaruhi produksi energi yang digunakan untuk mobilisasi. Emosi Situasi dan kebiasaan Gaya hidup Pengetahuan

PERAN SISTEM SKELETAL, MUSKULAR, DAN SARAFA. SISTEM SKELETAL Sebagai penunjang jaringan tubuh yang membentuk otot-otot tubuh. Melindungi organ tubuh yang lunak, seperti otak, jantung, paru-paru dan sebagainya. Membantu pergerakan tubuh. Menyimpan garam-garam mineral, seperti kalsium. Membantu proses hematopoiesis yaitu pembuntukan sel darah merah dalam sum-sum tulang.

B. SISTEM MUSKULARSecara umum mempengaruhi kontraksi sehingga menghasilkan gerakan-gerakanC. SISTEM SARAFNeurotransmiter merupakan substansi kimia seperti asetilkolin yang memindahkan impuls listrik dari saraf yang bersilangan pada simpul mioeural ke otot.

KEBUTUHAN MOBILITAS DAN IMOBILITAS

KONSEP DASAR MOBILITASMobilitas adl kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah, teratur dan mempunyai tujuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup sehat.Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas antara lain :1. Gaya hidup Belajar tentang nilai dari aktifitas lingkungan keluarga & lingkungan di luar rumah Pengaruh faktor budaya terhadap aktifitas2. KetidakmampuanKelemahan fisik & mental yg menghalangi seseorang untuk melaksanakan aktifitas kehidupan. ketidakmampuan dibagi atas 2 yaitu ketidakmampuan primer dan sekunder.3. Tingkat energiPada tiap individu bervariasi tingkat energinya.4. UsiaUsia mempengaruhi tingkat aktifitas dikaitkan dengan tingkat perkembangan dari sejak lahir sampai dengan usia lanjut.

KONSEP DASAR TENTANG IMOBILITASImobilitas merupakan manifestasi klinis akibat adanya gangguan anatomi dan fisiologi yang menimbulkan keterbatasan dalam melakukan pergerakan seperti berjalan, duduk dan bangun dari tempat tidur.3 Alasan dari Imobilitas :1. Pembatasan gerak yang sifatnya terapeutik2. Pembatasan yang tidak dapat dihindari karena ketidakmampuan primer3. Pembatasan secara otomatis sampai dengan gaya hidup

Tingkat Imobilitas Bervariasi( Komplit : pada pasien tidak sadar Parsial : pada pasien fraktur kaki Pembatasan aktifitas karena alasan kesehatan; klien sesak nafas tidak boleh naik tangga. Bedrest( Bedrest Total : Klien tidak boleh bergerak dari tempat tidur & tidak boleh pergi ke kamar mandi atau duduk di kursi. Bedrest : Klien istirahat di tempat tidur kecuali ketika ia pergi kemar mandi

RANGE OF MOTION (ROM)ROM AKTIF DAN PASIF1. ROM Aktif yaitu pasien mampu menggerakkan anggota badan sendiri.a. Klien menggerakkan tiap sendi dalam tubuh melalui gerakan komplitb. Secara maximal mengencangkan semua ototc. Meningkatkan kekuatan ketahanan ototd. Membantu mempertahankan fungsi cardiorespirasi

2. ROM pasif yaitu perawat membantu pasien dalam bergerak baik bangun dari tempat tidur, duduk, berjalan.a. Orang lain membantu menggerakkan setiap sendi klien melalui gerakan komplitb. Dilaksanakan 2 X sehari

PERUBAHAN FISIOLOGI DAN PSIKOSOSIAL AKIBAT MOBILISASI DAN IMOBILISASI1. Perubahan Fisiologi Mobilisasi(Mengacu pada terbentuknya system integument, kardiovaskuler, respirasi, pencernaan,perkemihan,muskuluskeletal, dan neurosensoris kearah yang lebih baik atau normal. Imobilisasi(1. Sistem IntegumentKerusakan intergritas kulit seperti abrasi dan dekubitus.2. Sistem kardiovaskuler@ Penurunan Kardiak Reserve@ Peningkatan Beban Kerja Jantung@ Hipotensi Ortostatik@ Phlebotrombosis3. Sistem respirasio Penurunan kapasitas vitalo Penurunan ventilasi volunteer maksimalo Penurunan ventilasi atau perfusi setempato Mekanisme batuk yang menurun4. Sistem pencernaano Anoreksiao Metabolisme (kecepatan metabolisme, metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein)5. Sistem perkemihano Menyebabkan perubahan pada eliminasi urin.6. Sistem musculoskeletalo Menyebabkan penurunan massa otot.7. Sistem neurosensoriso menyebabkan kerusakan jaringan dan menimbulkan gangguan saraf.2. Perubahan psikososial Mobilisasi(Menyebabkan emosional intelektual, sensori, dan sosiokultural ke arah yang lebih baik atau normal Imobilisasi(@ Depresi@ Perubahan Tingkah Laku@ Perubahan Siklus Bangun Tidur@ Penurunan Kemampuan Pemecahan Masalah

PROSES KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MASALAH MOBILISASI1. Pengkajian( Menilai adanya kemampuan dan keterbatasan dalam bergerak dengan cara bangkit dari posisi berbaring ke posisi duduk, kemudian bangkit dari kursi ke posisi berdiri, atau perubahan posisi. Menilai adanya( kelainan mekanika tubuh saat duduk, beraktivitas, atau saat pasien mengalami pergerakan serta pengkajian terhadap kasus ambulasinya.( Menilai gaya berjalan untuk mengetahui ada atau tidaknya kelainan dengan cara mengamati gaya berjalan pasien, dan ayunan lengan atas.

2. Diagnosa Risiko cedera berhubungan dengan adanya paralysis gaya berjalan tidak stabil, atau penggunaan tongkat yang tidak benar.( Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik secara umum(

3. PerencanaanTujuan : Memperbaiki penggunaan mekanika tubuh pada saat melakukan aktivitas sehari-hari.( Memulihkan dan memperbaiki ambulasi.( Mencegah terjadinya cedera akibat jatuh.(4. Pelaksanaan Latihan ambulasi(a. Duduk di atas tempat tidurb. Turun dan berdiric. Membantu berjalan Membantu ambulasi dengan memindahkan pasien(

5. EvaluasiMenilai kemampuan pasien dalam penggunaan mekanika tubuh dengan baik, penggunaan alat bantu gerak, cara menggapai benda, naik atau turun, dan berjalan.

BODY ALIGNMENTSusunan geometric bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian-bagian tubuh yang lain. Body alignmen baik akan meningkatkan keseimbangan yang optimal dan fungsi tubuh yang maksimal, baik dalam posisi berdiri, duduk, maupun tidur. Body aligment yang baik: keseimbangan pada persendian otot, tendon, ligamen.Postur tubuh seseorang adalah salah satu hal yang harus dikaji untuk melihat.- Status kesehatan - Fisikal fitness- Daya tarik seseorang.

Postur tubuh dapat menunjukkan:- perasaan hati- Harga diri- Kepribadian.

Prinsip-prinsip body alignment1. Keseimbangan dapat dipertahankan jika line of gravity melewati dan base of support.2. The base of support lebih luas dan pusat gravity lebih rendah kestabilan dan keseimbangan lebih besar.3. Jika line gravity berada diluar pusat dari base of support, energi lebih banyak digunakan untuk mempertahankan keseimbangan.4. The base of support yang luas dan bagian-bagian dari body alignment baik akan menghemat energi dan mencegah kelelahan otot.5. Perubaan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidaknyamanan otot-otot.6. Body alignment yang jelek dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri kelelahan otot dan kontraktur.7. Karena struktur enatomi individu berbeda maka intervensi keperawatan harus secara individual dan sesuai dengan kebutuhan individu tersebut.8. Memperkuat otot-otot yang lemah, membantu mencegah kekakuan otot dan ligament ketika body alignment jelek baik secara temporal maupun penggunaan yang kurang hati-hati.

Faktor yang mempengaruhi Body Alignmnet:1. Status kesehatan2. Nutrisi3. Emosi4. Faktor social5. Gaya hidup (life style)6. Perilaku dan nilai-nilai7. Hidrasi pasien

Petunjuk Posisi Pasien di tempat tidur1. Yakin bahwa kasur pas untuk pasien tidak terlalu keras/lembut dan dapat menyokong body curvature2. Menjamin body alignment yang baik mencegah stress pada otot-otot dan persendian pasien. Dapat dicapai dengan menggunakan support devices pada daerah yang perlu disupport.3. tidak semua pasien memerlukan support identik4. Rencanakan jadwal yang sistematik untuk perubaan posisi selama 24 jam.5. Memberikan support devices untuk daerah-daerah yang tertekan6. yakin bahwa dasar dari temtat tidur bersih, kering dan licin.7. Yakin bahwa bagian ekstremitas dapat bergerak bebas.8. Yakin bahwa sikut, pinggul dan lutut sedikit fleksi untuk mempertahankan body alignment.9. Support natural body curvature tubuh baik.10. Hindari meletakan sala satu bagian tubu terutama dengan body prominincis, langsung pada bagian atas yang lainnya.11. Mencegah penekanan yang berlebian pada permukaan poplitea untuk mencegah gangguan pada nervus dan pembuluh darah disekitar itu.12. Menggunakan support devices untuk mempertahankan alignment.13. Sebelum merubah posisi pasien kaji kemampuan pasien untuk bergerak dan minta bantuan orang lain jika diperlukan.14. Melakukan latihan ROM15. Membuat jadwal perhari untuk latihan, ekstensi untuk mencegah fleksi.16. Gunakan metoda yang sesuai untuk menggerakkan ekstremitas pasien.17. Selalu memberikan informasi sebelum melakukan prosedur.

Body Alignment yang baik dapat: Meningkatkan fungsi tangan yang baik Mengurangi jumlah energi yang digunakan untuk mempertahankan keseimbangan. Mengurangi kelelahan Memperlyas ekspansi paru Meningkatkan sirkulasi renal dan fungsi gastrointestinal

Body alignment yang buruk dapat: Mengurangi penampilan individu dan mempengaruhi kesehatan yang dapat mengarah pada gangguan. Perawat merupakan role model yang penting dalam mengajarkan kebiasaan yang sehat/baik: postur tubuh yang baik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Body Alignment1. Gravity Gravity adalah atraksi timbale balik antara tubuh dan bumi. Pusat gravity: titik pusat seluruh massa dari suatu objek. The line of gravity: imaginary garis vertical melalui pusat gravity suatu objek. The base of support: fondasi dimana seseorang sedang istirahat.2. Pontural reflek dan Apposing Muscles Group.Action dari otot postural yang terus menerus menyokong seseorang pada posisi tegak melawan gravity. Otot ekstensor: otot-otot anti gravity. Kontraksi otot-otot menyokong posisi tegak disebut postural tonus. Numorous postural/Righting reflek merangsang dan mempertahankan postural tonus adalah:a. Labyrithing senseb. Tonicneel-righting reflex.c. Actual oroptic reflexd. Propoceptor or kinesthetic sense.e. Extensor or anti gravity (stretum) reflexf. Plantar reflex.3. Perubahan postur4. Struktur anatomy individu yang berbeda.

PENGKAJIAN Pengkajian body alignment meliputi inspeksi pasien pada saat berdiri, duduk atau tiduran. Perawat juga harus memeprtimbangkan factor perkembangan dan faktor lain yang mempengaruhi body alignment. Mereview catatan lesehatan pasien untuk menentukan masalah keperawatan dan medis baik yang lalu maupun yang sekarang.

Tujuan dari pengkajian Body Alignment adalah:1. Menentukan perubahan normal akibat dari tumbang2. Mengidentifikasi postur tubuh yang jelek.3. Mempelajari kebutuhan untuk mempertahankan postur tubu ang baik.4. Mengidentifikasi kelemahan otot dan kerusakan motorik lainnya.

Kriteria mengkaji alignment pada saat berdiri:Perawat harus memangdang pasien dari enterior, lateral, dan posterior sehingga posisi yang tidak dialami/biasa atau kaku dapat dihindari.

Kriteria mengkaji alignment pada saat dudukUntuk mengkaji alignment pada saat duduk perawat memandang pasien dari arah lateral pada pasien orang dewasa alignment pada saat duduk kepala dan panggul sama dengan posisi berdiri.

PERENCANAANTujuan:1. Mempertaankan body alignment yang baik2. Pada individu yang mempunyai body alignment yang jelek:a. Memperbaiki body alignment pada tingkat yang optimalb. Mencegah kontraktur, memperluas ekspansi dada serta mencegah terjadinya komplikasi aibat body alignment yang jelek.

INTERVENSIUntuk masalah standing alignment: Jika kontraktur fleksi pada spina servikal: cegah kontraktur yang lebi lanjut lurangi kontraktur yang ada Jika tidak mengalami kontraktur: cegah jangan sampai terjadi ontraktur Kondosis Latihan mengempeskan perut Latihan menguatkan dan menyokong otot-otot tulang belakang yang menyokong spina lumbaris dan otot-otot abdomen

Latihan untuk meningkatkan body alignment yang baik: Berjalan Berenang

Intervensi Untuk masalah pada sitting alignment: Duduk dikursi Duduk dikursi roda mempengaruhi tulang belakang dan(Duduk disamping tempat tidur berhubungan dengan ukuran dan bentuk objek yang(ekstremitas atas digunakan

Tempat duduk dan sandaran kursi harus aps utuk individu tersebut: Tempat duduk tidak terlalu tinggi Tempat duduk tidak terlalu rendah Sandaran kursi tidak terlalu jauh

EVALUASIBody alignment dapat dengan mudah diobservasi dengan cara:1. berdiri didepan pasien untuk mengevaluasi frontal plane pada saat berdiri dan duduk.2. berdiri secara lateral untuk memandang sagital plane.3. Menanyakan kepada pasien apakah merasa nyaman dengan posisi yang diambil

DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Resiko cedera b.d standing alignment dan sitting alignment yang jelek2. Ganguan mobilitas fisik b.d kontraktur3. Nyeri b.d cedera fisik.Bagi Anda penderita rematik, atau berusaha mencegah rematik, beberapa upaya pencegahan dapat dilakukan. Salah satunya adalah dengan melakukan beberapa gerakan latihan. Latihan terfokus pada bagian sendi yang melindungi tulang ketika seseorang sedang beraktivitas. "Latihan ini terdiri dari bermacam gerak untuk mengatasi gangguan yang terjadi pada penderita rematik. Orang yang belum terkena penyakit nyeri sendi ini pun bisa ikut latihan ini untuk antisipasi agar tidak terkena rematik," ujar spesialis rehabilitasi medik dr Angela BM Tulaar dalam seminar awam mengenai Pelatihan Calon Penyuluh Masalah Rematik di RSUPN Cipto Mangunkusumo, beberapa waktu lalu.

Dalam seminar yang digelar Perkumpulan Masyarakat Peduli Rematik (Permari) itu, Angela mengatakan obesitas merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya rematik. Jadi, lanjutnya, bagi yang belum menderita rematik, latihan diharapkan dapat menurunkan berat badan. "Pada rematik banyak dijumpai kasus seperti kelemahan otot, sendi kaku, dan oligamen menjadi pendek sehingga terbatas gerakan sendinya. Gangguan tersebut bisa diatasi dengan latihan-latihan," katanya.

Lebih lanjut, Angela menjelaskan latihan bagi penderita rematik tersebut terdiri dari beberapa bentuk gerakan.

1. Latihan isotonik, yakni latihan kontraksi otot dengan gerakan sendi. Pembebanan dilakukan bertahap dan ada peningkatan beban. Latihan isotonik ini dapat dilakukan dengan menggerakkan kaki dalam posisi duduk dan diberi beban.

2. Latihan isometrik, yaitu latihan kontraksi quadriceps (kedua kaki pada bagian paha) tanpa gerakan sendi, lutut ekstensi penuh, dan secara bertahap diberi penahan. Anda dapat melakukan latihan ini dengan meletakkan bantalan kecil di bawah lutut ketika berbaring dan mengangkat sedikit kaki Anda kemudian menurunkannya lagi secara berulang-ulang.

3. Latihan peregangan. Latihannya mirip ketika Anda sedang melakukan pemanasan sebelum beraktivitas atau berolahraga. Misalnya, menengokkan kepala ke kiri dan kanan, atas-bawah, dan miring kanan-kiri, merentangkan gerak sendi secara penuh seperti mencoba posisi duduk dengan kaki lurus dan mencoba meraih jempol kaki dengan tangan Anda. Latihan fleksibilitas seperti ini dapat membantu merenggangkan otot-otot sehingga mencegah cedera pada otot.

4. Latihan isokinetik. Latihan ini berupa gerakan terkendali melalui rentang sendi, dengan kecepatan angular konstan. Gerakan dilakukan dalam posisi duduk tegap di kursi, kedua tangan mengangkat beban lalu menggerakkannya (otot memanjang atau memendek).