mnerc+activity+report+-+bahasa

Upload: dimas-adi-prasetia

Post on 17-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 MNERC+Activity+Report+-+Bahasa

    1/52

    Pelayanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonataldi Instalasi Gawat Darurat:

    Model Peningkatan Kualitas PelayananKegawatdaruratan Maternal dan Neonatal di Rumah

    Sakit dengan Cara Regionalisasi

    di

    Kabupaten Malang!awa "imur # Indonesia

    $ealth Ser%i&es Program

    September '()(

  • 7/23/2019 MNERC+Activity+Report+-+Bahasa

    2/52

    Funding and technical support for the development of this report was provided by the United StatesAgency for International Development (USAID) through its Health Services rogram! "A no# $%&'A'''*+'#

    ,his report is made possible by the generous support of the American eople through USAID# ,hecontents are the responsibility of the author(s) and do not necessarily reflect the view of USAID or theUnited States -overnment#

    Kontributor: Dr. Ari Prasetyadjati, Sp. EM., Dr. H. Sakkar, MMR., Prof. Hussein Khamis, MD, R!S,R!S", "!S., Dr #amiaa Mohsen, #inda $ri%ht, M.D., Dr. Re%ina&d 'ipson, MPH., Mar%eKob&insky, Ph.D., "!DDR,(., )uai& Ro%ers*(&o+h, (en inner, MA., Mi+he&&e -iard, Ayman E&Mohandes, M((!h, MD, MPH., !ar& -. Smith, MD, Anita !. /aynes, !0M, MS

  • 7/23/2019 MNERC+Activity+Report+-+Bahasa

    3/52

    Da*tar Isi

    Daftar "si iRan%kuman Eksekutif iiiDaftar Sin%katan 1".#atar (e&akan% dan Dasar Pemikiran 2

    "". "nter1ensi 3""". Mode& di Ma&an%: Re1ita&isasi Pusat Pe&atihan Re%iona& 4"-. Hasi& dari pe&aksanaan inter1ensi se&ama enam bu&an 5 Kemajuan dari Rumah Sakit

    yan% ikut serta da&am pro%ram ini 26-. Ren+ana Se&anjutnya 77

    -". Kesimpu&an dan 8emuan 79(ib&io%rafi 76

    Da*tar Gambar'ambar 2: Kematian ibu di "ndonesia 7'ambar 7: Kematian anak in "ndonesia 9'ambar 9: Mode& M0ER! Re%iona& 4'ambar 6: 0i&ai 8es Sebe&um dan Sesudah Pe&atihan 27'ambar 3:Rata*Rata 0i&ai Kepatuhan /8 di Sembi&an RS Kabupaten 23'ambar ;: Penin%katan 0i&ai /8 di Sembi&an RS Kabupaten 2;'ambar 4:Rata*Rata Perbedaan Persentase Saat Kunjun%an /8< ke Sembi&an RS Kabupaten 24'ambar =:Rata*Rata 0i&ai Kepatuhan /8 Menurut Kate%ori di Sembi&an RS Kabupaten 2>'ambar >:Rata*Rata 0i&ai Kepatuhan Praktik K&inik di Sembi&an RS Kabupaten 72'ambar 2?:Rata*Rata 0i&ai Kepatuhan Praktik K&inis Menurut Kate%ori di Sembi&an RS

    Kabupaten 77

    Da*tar "abel8abe& 2 ER 8rainin% Parti+ipants for 77 Rumah Sakit 228abe& 7: Rata*Rata 0i&ai Kepatuhan /8 Menurut Kate%ori di Sembi&an RS Kabupaten 248abe& 9:"ndikator Praktik K&inis untuk Pe&ayanan Medis 'a@at Darurat 7?

    8abe& 6:Rata*Rata 0i&ai Kepatuhan Praktik K&inis Menurut Kate%ori di Sembi&an RS Kabupaten 77

    Da*tar lampiran#ampiran 2 ormu&ir Penin%katan Mandiri "nsta&asi 'a@at Darurat Rumah Sakit 7>#ampiran 7 Ren+ana Penin%katan Mandiri "nsta&asi 'a@at Darurat 9?#ampiran 9 Keran%ka $aktu Pe&aksanaan 99#ampiran 6 /ad@a& Pe&atihan dan /8 untuk Rumah Sakit mum Daerah di

    $i&ayah Ma&an% 96#ampiran 3 A%enda Pe&atihan 6 Hari 5 RSSA Ma&an% 93#ampiran ; Peserta Pe&atihan Ke%a@atdaruratan dari Rumah Sakit Pemerintah dan S@asta 94#ampiran 4 Hasi& dari pemantauan mana%eria& /8 9=

    i

  • 7/23/2019 MNERC+Activity+Report+-+Bahasa

    4/52

  • 7/23/2019 MNERC+Activity+Report+-+Bahasa

    5/52

    Model Peningkatan Kualitas Pelayanan Kegawatdaruratan Maternal danNeonatal di Rumah Sakit dengan Cara Regionalisasi di Daerah Malang !awa"imur # Indonesia

    Rangkuman +ksekuti*

    Penin%katan Kua&itas Pe&ayanan Ke%a@atdaruratan Materna& dan 0eonata& di "nsta&asi 'a@at DaruratBM0ER!C

    Meskipun terjadi kemajuan pesat da&am beberapa tahun terakhir, tin%kat kematian ibu dan bayi baru&ahir di "ndonesia tetap tin%%i. Ha& ini ber&aku bahkan di tin%kat rumah sakit, karena tidak hanya karenater&ambatnya kasus*kasus kritis men+apai rumah sakit, tapi ju%a untuk tata&aksana a@a& yan% burukatas kasus tersebut saat tiba di rumah sakit. Di banyak rumah sakit kabupaten, insta&asi %a@at darurattidak memi&iki per&en%kapan pera&atan dan fasi&itas yan% tepat atau staf ter&atih untuk menan%anike%a@atdaruratan materna& dan neonata&, dan &ini depan tena%a kesehatan serin% tidak mempunyai@e@enan% untuk memberikan pe&ayanan ke%a@atdaruratan tanpa kehadiran dokter spesia&is obstetridan %ineko&o%i atau dokter spesia&is anak. Serin%ka&i, kasus*kasus tersebut bahkan tidak dini&aisebe&um dikirim ke ba%ian obstetri atau neonata&, kuran%nya koordinasi antara insta&asi %a@at daruratdan unit pe&ayanan serin% menyebabkan tertundanya pe&ayanan yan% dapat menye&amatkan ji@a.

    Kajian yan% di&akukan den%an dukun%an HSP di beberapa rumah sakit kabupaten pada tahun 7?2?menunjukkan bah@a dokter spesia&is kebidanan dan dokter spesia&is anak biasanya tidak ada dirumah sakit sete&ah puku& 26.??, dan staf yan% bertan%%un% ja@ab di ba%ian pe&ayanan memi&ikisedikit saja keah&ian atau akses terhadap pera&atan resusitasi yan% memadai, dan tidak ada instruksiyan% diterapkan untuk penyediaan pe&ayanan ke%a@atdaruratan.

    ntuk menan%%api ha& ini dan ber&andaskan di rumah sakit, HSP bermitra den%an Perinasia * yan%beran%%otakan para dokter spesia&is kandun%an, dokter spesia&is anak, dokter spesia&is bayi baru&ahir, dokter umum, pera@at, dan bidan * dan Rumah Sakit Saifu& An@ar BRSSAC untukmen%emban%kan mode& re%iona& pe&ayanan ke%a@atdaruratan kasus materna& dan neonata&. Menurutperaturan Kementerian Kesehatan, rumah sakit pendidikan dan rujukan tin%kat propinsi * di ba@ahpemerintahan propinsi * bertan%%un% ja@ab untuk me&atih dan membina staf rumah sakit kabupaten dikabupaten di ba@ah tan%%un% ja@abnya. Rumah sakit rujukan untuk Kabupaten Ma&an% ada&ah

    Rumah Sakit Saifu& An@ar, yan% bertan%%un% ja@ab atas sembi&an rumah sakit kabupaten di@i&ayahnya.

    Kajian a@a& menunjukkan bah@a infrastruktur dasar, kebijakan, dan peraturan perundan%an untukrumah sakit pendidikan dan pusat pe&atihan re%iona& sudah berja&an. &eh karena itu, HSPmen%%unakan pendekatan sistem untuk memberikan bantuan teknis yan% akan men%aktifkan kemba&i

    jarin%an ini da&am ran%ka memperkuat re%iona&isasi pe&ayanan ke%a@atdaruratan materna& danneonata&. Pendekatan ini dimu&ai den%an peni&aian peran, fun%si dan tan%%un% ja@ab rumah sakitpendidikan re%iona&, yan% berfun%si seba%ai dasar untuk men%identifikasi kesenjan%an dan pe&uan%untuk memperkuat sistem yan% ada den%an fokus utama pada pe&emba%aan dan kesinambun%an.

    Pendekatan untuk memperkuat pe&ayanan ke%a@atdaruratan materna& dan neonata& memanfaatkanmode& sistem kesehatan re%iona& yan% terdiri dari sembi&an komponen, banyak di antaranya

    diimp&ementasikan se+ara bersamaan dan bukan se+ara berurutan:

    Pen%uatan a@a& da&am aspek k&inis dan manajeria& di rumah sakit pendidikan dan rujukan

    re%iona& yan% berhubun%an den%an pe&ayanan ke%a@atdaruratan materna& dan neonata&.

    Me&akukan kajian mandiri a@a& di ba@ah pen%a@asan di setiap rumah sakit kabupaten.

    Menyusun ren+ana pen%emban%an diri untuk setiap rumah sakit kabupaten.

    Memberikan pe&atihan didaktik dan on*the*job trainin% B/8C den%an penye&iaan fasi&itatif.

    Me&akukan pemantauan k&inis dan manajemen.

    Mendokumentasikan hasi& dan kemajuan yan% di+apai.

    iii

  • 7/23/2019 MNERC+Activity+Report+-+Bahasa

    6/52

    Men%ambi& tindakan korektif jika kemajuan tidak sesuai harapan.

    Men%emban%kan sistem umpan ba&ik pe&aporan dari Rumah Sakit Daerah untuk rumah sakit

    pendidikan re%iona&, dan seba&iknya.

    Menyediakan data dan memban%un sistem pe&aporan kepada toritas Kesehatan Pro1insi.

    Rumah sakit pendidikan, rujukan dan pusat pe&atihan re%iona& merupakan pusat dari mode& ini dan

    berupaya menyusun protoko&, modu& dan kebijakan. Rumah sakit re%iona& memberikan pe&atihandidaktik, on*the*job*trainin% B/8C k&inis, penye&iaan, dan ju%a memberikan kesempatan kepada stafrumah sakit kabupaten untuk me&akukan rotasi k&inis di daerah yan% ditunjuk. Proses ini dimu&ai darirumah sakit kabupaten yan% men%emban%kan sistem penin%katan mutu berkesinabun%an me&a&uiproses peni&aian mandiri a@a& di ba@ah pen%a@asan, yan% merupakan dasar untuk pen%emban%anren+ana penin%katan, /8, dan pemantauan kinerja manajeria& dan k&inis. mpan ba&ik dan pe&aporanmerupakan ba%ian inte%ra& dari proses pemantauan * umpan ba&ik se+ara berka&a diberikan kepadastaf di rumah sakit yan% berpartisipasi da&am ke%iatan ini, kepada master trainerdi pusat pe&atihanre%iona&, dan pihak yan% ber@enan% di kabupaten. Mode& ini men+akup pen%emban%an ren+anakesinambun%an di mana otoritas kesehatan re%iona& merupakan sa&ah satu sumber utama untukpendanaan se+ara terus menerus.

    Den%an dukun%an HSP, berba%ai ke%iatan berikut te&ah di&aksanakan. Semua penye&ia k&inis dari

    RSSA men%ikuti pro%ram pe&atihan untuk pe&atih yan% memperkena&kan standar penye&iaan danmetodo&o%i pen%ajaran /8 k&inis. Staf ba%ian kebidanan dan bayi baru &ahir ju%a berpartisipasi baikseba%ai pe&atih dan seba%ai peserta &atih sehin%%a pendekatan tim di+apai di semua unit pe&yanan dirumah sakit yan% menan%ani kasus*kasus ibu dan bayi baru &ahir.

    Dokter di "nsta&asi 'a@at Darurat Bdokter umumC dan pera@at dari se&uruh rumah sakit kabupaten di@i&ayah tersebut mendapat pe&atihan tentan% tata&aksana ke%a@atdaruratan materna& dan neonata&.Peserta men%erjakan tes yan% sama sebe&um dan sesudah pe&atihan. Semua peserta menunjukkanpenin%katan ni&ai pada tes sebe&um dan sesudah pe&atihan terjadi penin%katan rata*rata 79 untukibu dan 73 untuk bidan% bayi baru &ahir untuk semua peserta. Penin%katan ni&ai men+erminkanpenin%katan yan% si%nifikan da&am pen%etahuan peserta.

    Sete&ah pe&aksanaan inter1ensi ini, data yan% dikumpu&kan se&ama kunjun%an /8 yan% di&akukanantara bu&an /u&i dan September 7?2? di sembi&an rumah sakit kabupaten menunjukkan penin%katanyan% nyata da&am kepatuhan terhadap standar pe&ayanan ke%a@atdaruratan ibu dan bayi baru &ahir.Se&ama ti%a kunjun%an /8 untuk setiap rumah sakit yan% di&akukan da&am kurun @aktu ; bu&an,kemajuan yan% stabi& di&akukan o&eh semua rumah sakit. Dari ni&ai kepatuhan a@a& rata*rata faktormanajemen sebesar 63 pada kunjun%an /8 pertama, an%ka ini rata*rata menin%kat menjadi 3;pada kunjun%an kedua dan ;7 pada kunjun%an keti%a, atau menin%kat 24 se+ara kese&uruhan.Se&ain itu, pada kunjun%an keti%a, de&apan dari sembi&an rumah sakit yan% berpartisipasi te&ahmen%ubah prosedur manajemen pasien sehin%%a semua kasus ke%a@atdaruratan ibu dan bayi baru&ahir, kondisinya dapat distabi&kan di "nsta&asi 'a@at Darurat sebe&um ditransfer ke unit pe&ayanan *praktik yan% tidak pernah di&akukan pada a@a&nya. Praktek k&inis ju%a menin%kat se&ama periodetersebut, meskipun tidak ter&a&u besar Bdari 3; menjadi ;2 se+ara kese&uruhanC, seba%iandisebabkan o&eh kuran%nya data dasar. 8erjadi penin%katan 79*73 yan% diukur dari sejak /8pertama yan% di&akukan sete&ah pe&atihan staf "'D untuk menin%katkan pen%etahuan peserta.Penin%katan yan% ter&ihat dari praktik k&inis se&ama periode enam bu&an sete&ah /8 menunjukkan

    manfaat di&akukannya /8 se+ara terus menerus seba%ai tindak*&anjut dari pe&atihan untukmenekankan praktik yan% benar.

    Hasi&*hasi& yan% disebutkan da&am maka&ah ini merupakan indikator kuat efekti1itas pendekatanre%iona& untuk menin%katkan kua&itas pe&ayanan ke%a@atdaruratan materna& dan neonata&,berdasarkan pada pembe&ajaran dari rekan sekerja dan pen%uatan praktik terbaik dari berba%ai pihak.#ebih jauh &a%i hasi& tersebut menunjukkan bah@a /8 berbasis kompetensi dan mode& penye&iaan,di%abun%kan den%an proses penin%katan kua&itas berbasis kajian mandiri, merupakan pendekatanyan% efektif untuk men%identifikasi masa&ah yan% pa&in% kritis da&am pe&ayanan ke%a@atdaruratan

    iv

  • 7/23/2019 MNERC+Activity+Report+-+Bahasa

    7/52

    materna& dan neonata&, serta memperkena&kan inter1ensi praktik terbaik yan% tepat, berdasarkan buktii&miah yan% merespon kebutuhan masin%*masin% rumah sakit.

    v

  • 7/23/2019 MNERC+Activity+Report+-+Bahasa

    8/52

    Da*tar Singkatan

    AK" : An%ka Kematian "buAK0 : An%ka Kematian 0eonata&(MPK : (adan Mutu Pe&ayanan Kesehatan!(8 : competency'based training

    !)"S : continuous .uality improvement system!E0! : "omprehensive /ssential 0bstetric and 1eonatal "areESD : /2tending Service DeliveryHSP : Health Services rogram"'D : "nsta&asi 'a@at Darurat/0PK : /arin%an 0asiona& Pe&atihan K&inikMD' : 3illennium Development -oals 8ujuan Pemban%unan Mi&eniumM0ER! : 3aternal 1eonatal /mergency 4oom "are/8 : on'the'5ob trainingP2 : Prioritas satuP7 : Prioritas duaP9 : Prioritas ti%aPerinasia : Perkumpu&an Perinato&o%i "ndonesiaP0EK : Pe&ayanan bstetri and 0eonata& Emer%ensi KomprehensifRS!M : Rumah Sakit !ipto Man%unkusumoRSSA : Rumah Sakit Saifu& An@arRSD :Rumah Sakit mumDaerahFS : &tra soundSA"D : United States Agency for International Development

    vi

  • 7/23/2019 MNERC+Activity+Report+-+Bahasa

    9/52

    vii

  • 7/23/2019 MNERC+Activity+Report+-+Bahasa

    10/52

    I, -atar .elakang dan Dasar Pemikiran

    /pidemiologi 6ematian Ibu dan Ana7

    Di se&uruh Dunia, sedikitnya seten%ah juta ibu hami& menin%%a& setiap tahunnya akibat komp&ikasiobstetri saat kehami&an dan persa&inan. Hampir >> dari se&uruh kematian dan kesakitan ibu terjadi di

    ne%ara berkemban%, di mana tin%kat ke&ahiran ju%a san%at tin%%i B$H, 7??2C.

    Setiap tahun di "ndonesia, sekitar 6,4 juta perempuan me&ahirkan dan 2?.43? di antaranya menin%%a&akibat komp&ikasi kehami&an dan persa&inan dan banyak di antaranya menderita +a+at berat.

    Kematian ibu dapat dik&asifikasikan seba%ai kematian obstetri &an%sun% yan% disebabkan o&ehkomp&ikasi yan% berkemban% seba%ai akibat &an%sun% dari kehami&an, me&ahirkan atau pada masanifas atau kematian obstetri tidak &an%sun% yan% disebabkan kondisi medis yan% sudah adasebe&umnya dan menjadi &ebih buruk karena kehami&an dan me&ahirkan. Kematian obstetri &an%sun%men+apai sekitar 43 persen dari se&uruh kematian ibu di ne%ara*ne%ara berkemban% dan kematianobstetri tidak &an%sun% menyumban% sekitar 73 persen dari semua kematian ibu di ne%ara*ne%aratersebut.

    $H memperkirakan bah@a 23 ibu hami& Bdi ne%ara*ne%ara berkemban%C akan men%a&ami

    komp&ikasi obstetri &an%sun% yan% tidak dapat diperkirakan sebe&umnya atau di+e%ah sepertiperdarahan, partus ma+et, pre*ek&ampsia atau ek&ampsia, sepsis, ruptura uteri, kehami&an ektopik dankomp&ikasi aborsi. /ika tidak ditan%ani, keadaan tersebut dapat men%akibatkan kematian atau +a+atberat. Kematian dan kesakitan ibu hanya dapat dikuran%i den%an memastikan bah@a setiap ibu yan%men%a&ami komp&ikasi obstetri menerima pera@atan medis yan% berkua&itas baik tanpa adanyaketer&ambatan.

    Setiap ibu hami& dapat men%a&ami komp&ikasi pada saat apapun se&ama kehami&an, saat me&ahirkan,atau pada masa nifas. &eh karena itu, semua ibu hami& mempunyai resiko. Meskipun 23 komp&ikasiobstetri tidak dapat diperkirakan atau di+e%ah dan men%akibatkan kematian, tetapi seba%ian besar diantaranya dapat diatasi den%an +ara yan% re&atif sederhana yan% merupakan inter1ensi yan% san%atdikena& yaitu Pe&ayanan bstetri 0eonata& Emer%ensi Komprehensif BP0EKC, yan% tersedia diPuskesmas atau Rumah Sakit mum Daerah BMaine, 2>>2C.

    A%ar kematian karena kehami&an dan persa&inan dapat menurun se+ara substansia&, ibu yan%men%a&ami komp&ikasi harus memi&iki akses yan% +epat terhadap pe&ayanan emer%ensi obstetri yan%memadai. ntuk men+e%ah kematian dan ke+a+atan pada ibu, maka upaya harus difokuskan untukmemastikan bah@a ibu memi&iki akses terhadap pe&ayanan P0EK berkua&itas. Ha& ini menuntutperbaikan fasi&itas perifer untuk dapat memberikan pera@atan kebidanan dasar dan komprehensif,yaitu, reno1asi dan peme&iharaan fasi&itas kesehatan serta me&en%kapi dan memasok pera&atan yan%tepat pe&atihan tena%a kesehatan untuk menata&aksana komp&ikasi obstetri dan neonata& stafpe&atihan untuk se+ara efisien men%e&o&a fasi&itas kesehatan memastikan bah@a sistem rujukanberja&an den%an baik dan men%hubun%kan fasi&itas perifer ke fasi&itas kesehatan kabupaten atau pusatrujukan yan% dapat memberikan Pe&ayanan bstetri 0eonata& Emer%ensi Dasar BP0EDC.

    Keter%antun%an hanya pada inter1ensi berbasis masyarakat seperti pe&atihan paraji, atau pro%ram %ii

    se&ama masa kehami&an, atau penyu&uhan tentan% tanda*tanda bahaya komp&ikasi, menunjukkanpenurunan kematian ibu da&am jum&ah terbatas. Meskipun ada beberapa teknik yan% dapatmenin%katkan kemun%kinan ibu dapat me&ahirkan se+ara norma& atau bahkan men%ubah proporsiperdarahan post*partum, seba%ian besar komp&ikasi obstetri yan% membahayakan ji@a tidak dapatdiperkirakan sebe&umnya ataupun di+e%ah. &eh karena itu, penurunan kematian ibu untuk me+apai8ujuan Pemban%unan Mi&enium B3ilenium Development -oals*MD'sC ter%antun% pada kekuatansistem kesehatan di tin%kat kabupaten yan% dapat memberikan pe&ayanan P0EK saat ibumen%a&ami komp&ikasi yan% men%an+am ji@anya Breedman et a&, 7??6 $a%staff dan !&aeson,7??6C.

    1

  • 7/23/2019 MNERC+Activity+Report+-+Bahasa

    11/52

    P0EK harus inter1ensi fo+us yan% terinte%rasi da&am kesinambun%an pe&ayanan dari tin%kat rumahtan%%a hin%%a rumah sakit seba%ai ba%ian dari a&ur pe&ayanan dan ke&an%sun%an hidup BKob&inskydkk, 7??? 3other"are8s "ommunity Assessments9 Understanding Family and "ommunity :ehaviorsand ractices! 3othercare 3atters-o&. =, 0o 9*6, /anuari 7???C.

    Dari semua kematian anak di ba@ah usia &ima tahun, hampir 6? di antaranya terjadi se&ama empatmin%%u pertama B7= hariC sete&ah &ahir, periode ini merupakan asa& definisi isti&ah neonata&. Se+ara%&oba& ti%a*perempat dari kematian neonata& terjadi pada min%%u pertama kehidupannya, den%anresiko kematian tertin%%i pada hari pertama sete&ah &ahir. Empat juta bayi baru &ahir menin%%a& dise&uruh dunia setiap tahun, dan seka&i &a%i, >> dari kematian tersebut terjadi di ne%ara*ne%aramiskin. Seran%kaian artike& pentin% di ,he ;ancetmenyimpu&kan bah@a ti%a juta kematian ini bisadi+e%ah o&eh inter1ensi berbiaya rendah dan tekno&o%i sederhana. 0amun, meskipun pen%etahuan iniada, proporsi kematian anak yan% terjadi pada periode neonata& menin%kat, dan 8ujuanPemban%unan Mi&enium untuk ke&an%sun%an hidup anak tidak dapat di+apai tanpa penurunankematian neonata& se+ara substansia& B,he ;ancet, 7??3: 9;3,>6;7: =>2*>??C.

    Di "ndonesia, porsi yan% si%nifikan dari kematian ibu dan bayi yan% terjadi disebabkan o&eh komp&ikasiumum yan% dapat diatasi den%an akses +epat terhadap pe&ayanan obstetri dan neonata& emer%ensiyan% berkua&itas. Kematian se&ama persa&inan dan min%%u pertama sete&ah me&ahirkan diperkirakan

    menjadi penyebab dari ;? kematian ibu. Sekitar 73*3? kematian neonata& terjadi da&am 76 jampertama dan sekitar 43 da&am min%%u pertama kematian neonata& men+akup hampir ;? darise&uruh kematian bayi. Kematian ibu dan bayi di "ndonesia +ukup tin%%i dibandin%kan den%an ne%ara*ne%ara Asia 8en%%ara &ainnya, dan tidak se&aras den%an indikator kesehatan dan pemban%unan&ainnya. Menurut data dari (iro Pusat Statistik, pada tahun 7??4, rasio kematian ibu BAK"C ada&ah 77=per 2??.??? ke&ahiran hidup, turun dari 9>? yan% ter+atat pada tahun 2>>6 B'ambar 2C.

    Gambar 1. Kematian ibu di Indonesia

    Sumber: SDK" 2>>6, 2>>4, 7??7*7??9, 7??4, Hermiyanti 7??=

    Sementara itu, an%ka kematian bayi BAK(C tahun 7??4 ada&ah 7;,> per 2??? ke&ahiran hidup yan%ju%a

    merupakan penin%katan yan% si%nifikan. Meskipun keberhasi&an tersebut dapat di+apai, "ndonesiamembuat kemajuan yan% &ambat da&am men+apai tar%et 8ujuan Pemban%unan Mi&enium tahun 7?23yaitu 2?7 kematian ibu per 2??.??? ke&ahiran hidup yan% berarti diper&ukan penurunan 39. Gan% ju%amenjadi perhatian ada&ah pen+apaian tujuan nasiona& sembi&an kematian bayi per 2.??? ke&ahiranhidup BHermiyanti, 7??=C. "ndonesia ter&ihat berada di ja&ur yan% benar untuk men+apai tar%etkematian ba&ita sesuai MD', an%ka kematian bayi hampir tidak berubah se&ama &ima tahun terakhir.Me&ihat bah@a hampir separuh kematian anak terjadi da&am bu&an pertama kehidupan B'ambar 7C,upaya pe&ayanan neonata& harus ditin%katkan jika "ndonesia in%in men+apai tujuan kesehatan anakse+ara kese&uruhan.

    2

  • 7/23/2019 MNERC+Activity+Report+-+Bahasa

    12/52

    Gambar ', Kematian anak di Indonesia

    Sumber: !ountdo@n 7?2? 5 "ndonesia !ountry Profi&e !ountdo@n 7?2? 5 "ndonesia !ountry Profi&e

    Pen+apaian MD's, atau sedikitnya membuat kemajuan yan% kredibe& ke arah berba%ai tar%et tersebuttetap merupakan ha& yan% pentin% ba%i Pemerintah "ndonesia. Semakin, kebijakan sedan% diran+an%dan die1a&uasi da&am keran%ka MD's dan ini termasuk peran rumah sakit da&am men+apai MD's.Menin%katkan kua&itas pe&ayanan di rumah sakit, terutama pe&ayanan ke%a@atdaruratan untuk ibu danbayi merupakan &an%kah prioritas yan% dapat memberikan kontribusi si%nifikan terhadap penurunankematian ibu dan bayi se+ara kese&uruhan.

    Penyebab kematian ibu dan bayi di "ndonesia sa&in% terkait dan sama, tetapi men+akup ju%a aksessub*optima& dan kua&itas pe&ayanan kesehatan ibu dan bayi * terutama pe&ayanan ke%a@atdaruratan.

    Akses terhadap kedua jenis pe&ayanan ke%a@atdaruratan obstetri dan neonata& dasar dankomprehensif BP0ED P0EKC jauh dari tin%kat yan% disarankan 0"!E BHermiyanti, 7??=C, danada tanda*tanda 1arian yan% si%nifikan sepanjan% %aris sosia&*ekonomi * 2;,= dari perempuanda&am kuinti& tertin%%i memi&iki Ke&ahiran Sesar dibandin%kan den%an 2,= di kuinti& terendah, danproporsi yan% sana ter&ihat di antara daerah perkotaan dan pedesaan BStatistik "ndonesia, 7??=C.Kuran%nya kesadaran di antara an%%ota ke&uar%a, turut memberikan kontribusi terhadapketer&ambatan da&am men%ena&i tin%kat keparahan masa&ah, penundaan keputusan untuk men+aripera@atan yan% tepat @aktu, dan ke%a%a&an untuk meren+anakan &o%istik dan hambatan untukpera@atan seperti transportasi dan biaya. Gan% terakhir, kuran% &an+arnya penan%anan medismerupakan penyebab utama morbiditas dan kematian yan% sebetu&nya dihindari, khususnya di bidan%pe&ayanan ke%a@atdaruratan di rumah sakit. Akibatnya, semua pihak semakin per+aya bah@apenin%katan kua&itas pe&ayanan kesehatan ba%i ibu dan bayi di rumah sakit merupakan prioritaspentin% yan% dapat memberikan kontribusi si%nifikan terhadap penurunan kematian ibu dan bayi,khususnya di bidan% pe&ayanan ke%a@atdaruratan.

    eran 4umah Sa7it

    Rumah sakit memainkan peranan pentin% da&am menyediakan pe&ayanan ke%a@atdaruratan untuk

    rujukan komp&ikasi obstetri dan neonata& di "ndonesia. Pe&ayanan rumah sakit umum se+ara re&atif

    tersedia &uas di se&uruh "ndonesia * ada 2.?99 rumah sakit umum di se&uruh "ndonesia yan% dapat

    berfun%si seba%ai pusat untuk pe&ayanan ke%a@atdaruratan obstetri. Dari jum&ah ini, 29 berasa& dari

    Kemenkes, 9== berada di ba@ah kabupaten dan pro1insi, 22? merupakan fasi&itas kepo&isian dan

    mi&iter, 42 mi&ik instansi pemerintah &ainnya dan 632 ada&ah mi&ik s@asta. Se&ain rumah sakit umum,

    terdapat 7== rumah sakit khusus, termasuk 34 rumah sakit bersa&in dan 46 rumah sakit ibu dan anak

    3

    /

    ;=

    34

    6;

    93 96

    >2

    =2

    3=

    6; 66

    97 9?7;

    7? 2>

    97

    79

    ?

    9?

    ;?

    >?

    27?

    2>>2 2>>6 2>>4 7??? 7??9 7??; 7??> 7?27 7?23

    Deaths per 2,??? &i1e births

    MMR 3MR 0MR

  • 7/23/2019 MNERC+Activity+Report+-+Bahasa

    13/52

    BDepkes 7??=C. Meskipun akses terhadap Pe&ayanan bstetri dan 0eonata& Emer%ensi Komprehensif

    BP0EKC masih berada di ba@ah tin%kat yan% disarankan 0"!E, tapi +akupannya te&ah diper&uas

    se+ara si%nifikan da&am beberapa tahun terakhir.

    Sementara itu, rumah sakit memainkan peran yan% semakin pentin% da&am menan%ani pe&ayanan

    ke%a@atdaruratan obstetri dan neonata& dan semakin dapat diakses o&eh jum&ah penduduk yan% &ebih

    besar, tetapi ada sejum&ah indikasi yan% menunjukkan bah@a kua&itas pe&ayanan di ba@ah standar

    mun%kin akan menjadi hambatan besar untuk men+apai penurunan kematian se+ara si%nifikan. Satu

    studi di ti%a kabupaten di "ndonesia men+atat bah@a rendahnya kua&itas pe&ayanan menyumban%

    ;? dari kematian ibu di rumah sakit BSupratikto et a& 7??7C. Studi tentan% kua&itas pe&ayanan di 2?

    RS di Go%yakarta o&eh (adan Mutu Pe&ayanan Kesehatan atau (MPK menemukan bah@a banyak

    rumah sakit tidak mematuhi kriteria P0EK. 8emuan di insta&asi %a@at darurat ada&ah seba%ai berikut:

    8ena%a kesehatan tidak ter&atih untuk me&akukan inter1ensi kesehatan ke%a@atdaruratan ibu

    yan% tepat dan jum&ah staf kebidanan tidak memadai untuk memberikan pe&ayanan 76 jam

    sehari,

    Sistem untuk menerima rujukan tidak je&as atau tidak teror%anisasi den%an baik,

    8idak ada mekanisme pe&aporan ke dinas kesehatan dari rumah sakit, dan

    Pasokan darah di da&am rumah sakit masih per&u dibenahi.

    Se&anjutnya, sektor pemerintah memainkan peran pentin% da&am menan%ani kasus berat. Sementara

    persa&inan di fasi&itas seba%ian besar terjadi di sektor s@asta, pasien den%an komp&ikasi obstetri parah

    biasanya ter&ihat di fasi&itas sektor pemerintah. Persentase pasien yan% masuk rumah sakit karena

    atau kematian ibu jauh &ebih tin%%i di fasi&itas pemerintah Bhanya > persen dari kasus hampir

    menin%%a& dan 2,; persen dari kasus kematian ibu berada di fasi&itas s@astaC. Disfun%si 1asku&ar,

    diukur dari se%i jum&ah &abu darah yan% di%unakan untuk transfusi, syok hipo1o&emik, atau perdarahan

    masif, ada&ah masa&ah utama da&am kasus hampir menin%%a& B$or&d (ank, 7?2?C.

    Ada sejum&ah a&asan yan% menjadi kekha@atiran yaitu kua&itas dan ketepatan @aktu pe&ayanan di

    rumah sakit untuk menan%ani keadaan ke%a@atdaruratan obstetri dan neonata& di "ndonesia, dan

    banyak di antaranya berhubun%an den%an kebijakan rumah sakit dan prosedur manajemen kasus.E1a&uasi HSP menunjukkan bah@a banyak rumah sakit be&um memi&iki instruksi kerja untuk pe&ayanan

    ke%a@atdaruratan, sehin%%a ibu dan bayi yan% baru &ahir mun%kin harus menun%%u dokter datan%

    sebe&um menerima penan%anan, bahkan da&am keadaan darurat yan% men%an+am ji@a. Se&ain itu,

    serin%ka&i sedikit atau tidak ada kerjasama di antara "nsta&asi 'a@at Darurat, ba%ian 0eonata&,

    kebidanan dan F atau ruan% operasi di da&am suatu rumah sakit. 8idak jaran% teramati adanya ibu

    yan% men%a&ami komp&ikasi kebidanan datan% ke "'D dan &an%sun% dikirim ke ba%ian kebidanan

    tanpa penan%anan ke%a@atdaruratan atau bahkan peni&aian a@a&, beberapa ibu mun%kin men%a&ami

    kondisi yan% men%an+am ji@anya dan ha& yan% sama terjadi pada ke%a@atdaruratan neonata&.

    8erakhir, banyak "'D yan% tidak memi&iki obat*obatan, pera&atan, dan staf ter&atih da&am jum&ah yan%

    memadai untuk menyediakan pera@atan a@a& jika terjadi ke%a@atdaruratan obstetri dan neonata&.

    8emuan dari peni&aian a@a& yan% didukun% HSP bekerjasama den%an RSSA Ma&an% pada bu&an /u&i

    7?2? di rumah sakit (an%i& dan Kanjuruhan ada&ah seba%ai berikut:

    8idak ada kebijakan untuk standarisasi tata&aksana a@a& ke%a@atdaruratan obstetri dan neonata&,

    Setiap rumah sakit memi&iki 1ariasi sumber daya yan% &uas da&am ha& persona&ia, infra*struktur dan

    pera&atan.

    Kompetensi da&am keterampi&an resusitasi ber1ariasi antara dokter dan pera@at di ba%ian obstetri

    dan neonata&.

    Dokter spesia&is kebidanan atau neonata& jaran% hadir di rumah sakit sete&ah puku& 26:??, pasien

    ibu atau bayi baru &ahir yan% men%a&ami ke%a@atdaruratan akan dikirim &an%sun% ke unit obstetri

    4

  • 7/23/2019 MNERC+Activity+Report+-+Bahasa

    14/52

    dan neonata& dimana pera&atan resusitasi yan% memadai tidak tersedia, staf tidak memi&ikikeah&ian resusitasi, dan tidak ada instruksi kerja untuk me&akukan tata&aksana kondisi yan%men%an+am ji@a ibu dan bayi.

    Rumah Sakit mum Daerah merupakan suatu sumber daya yan% san%at pentin% untuk pe&ayanan

    ke%a@atdaruratan. 8in%kat akuitas penyakit ibu dan bayi yan% datan% ke rumah sakit tersebutmenunjukkan bah@a fasi&itas dan staf harus san%at ter&atih dan siap untuk men%hadapi tantan%an

    kerja sehari*hari da&am memberikan pe&ayanan ke%a@atdaruratan efektif untuk para ibu dan bayibaru &ahir.

    Se+ara sin%kat, ada sejum&ah indikasi yan% menunjukkan bah@a pe&ayanan medis yan% kuran%memenuhi standar merupakan sa&ah satu penyebab yan% pa&in% pentin% untuk membantumen%hindari terjadinya morbiditas dan morta&itas khususnya di bidan% pe&ayanan ke%a@atdaruratan.

    Ada +onsensus bah@a penyediaan pe&ayanan ke%a@atdaruratan komprehensif diper&ukan untuk terusmenurunkan AK" dan AK0 &ebih &anjut. /enis pe&ayanan ini diberikan di rumah sakit tin%kat kabupatendi "ndonesia. Akses ke pe&ayanan dan kua&itas pe&ayanan merupakan dua determinan utamaefekti1itas pe&ayanan ke%a@atdaruratan obstetri dan neonata&, dan menin%katkan kedua jenispe&ayanan tersebut merupakan prioritas nasiona& yan% pentin% untuk men+apai MD's.

    Du7ungan HS untu7 ening7atan elayanan 4umah Sa7it

    Pen+apaian MD's, atau setidaknya membuat kemajuan yan% kredibe&, terus menjadi prioritaskebijakan pentin% untuk pemerintah dan te&ah didukun% o&eh HSP me&a&ui baik dukun%an teknis danoperasiona& kepada otoritas kesehatan. Se&ama dua tahun pertama ke%iatan proyek, HSPmemberikan dukun%an si%nifikan untuk mere1isi dan men%emban%kan protoko&, modu& dan instrumenuntuk on'the'5ob training dan penye&iaan fasi&itatif Pe&ayanan bstetri 0eonata& Emer%ensiKomprehensif BP0EK, atau P0EKC untuk mendukun% praktisi kesehatan di tin%kat rumah sakit.Paket P0EK yan% te&ah diperbarui men+akup komponen neonata&, yan% pen%emban%annyadipimpin o&eh "katan Dokter Anak "ndonesia B"DA"C den%an dukun%an dari HSP. #ebih dari 2.??? paketprotoko& dan modu& didistribusikan dari tin%kat nasiona& ke rumah sakit kabupaten, tempat pe&atihank&inis, or%anisasi profesi dan mitra #SM untuk rep&ikasi &ebih &anjut. Sekitar 32? dokter te&ah di&atihuntuk men%%unakan modu& ini. Paket ini te&ah diuji +oba di 2= rumah sakit dan terakhir diper&uas untuk&ebih dari 2?? rumah sakit o&eh Kementerian Kesehatan. Se&ain itu, HSP menyusun proposa& bersamaden%an /arin%an 0asiona& Pe&atihan K&inik B/0PKC untuk pro%ram Pe&ayanan /2tending Service

    Delivery BESDC yan% didanai o&eh SA"D. Proposa& tersebut te&ah disetujui dan /0PK dianu%erahihibah untuk IMemper&uas Pe&atihan bstetri dan 0eonata& Emer%ensi Komprehensif untuk DokterSpesia&is Kandun%an, Dokter Spesia&is Anak, Pera@at dan (idan di "ndonesiaI. Sa&ah satu tujuan darihibah ini ada&ah untuk terus menin%katkan pe&atihan P0EK di rumah sakit. Ke%iatan ini sekaran%da&am tahap kedua men%%unakan pendekatan kerjasama untuk per&uasannya.

    HSP terus bekerja di rumah sakit dan memberikan dukun%an teknis untuk memper&uas P0EK,terutama untuk me&akukan pekerjaan tambahan di "nsta&asi 'a@at Darurat dan Kamar perasi. &ehkarena itu, se&ama dua tahun terakhir beberapa ke%iatan te&ah di&aksanakan di rumah sakit o&eh HSP.(erdasarkan rekomendasi dari e1a&uasi eksterna& dari SA"D pada tahun 7??=, perpanjan%an proyekHSP Buntuk 7?2?C disetujui o&eh SA"D dan men+akup tu%as di rumah sakit kabupaten untukmenin%katkan kua&itas pe&ayanan ke%a@atdaruratan untuk ibu dan bayi yan% baru &ahir.

    II, Inter%ensi

    ntuk men%atasi masa&ah yan% terkait den%an penyediaan dan kua&itas pe&ayanan ke%a@atdaruratanibu dan bayi, seran%kaian ke%iatan te&ah diuji+oba di $i&ayah Ma&an% /a@a 8imur. "nter1ensi me&iputi:pen%ena&an standar pe&ayanan ke%a@atdaruratan di rumah sakit umum pen%uatan protoko& k&inis danmodu& untuk ke%a@atdaruratan ibu dan bayi memperkena&kan daftar ti&ik indikator k&inis pemantauankinerja, sistem penin%katan mutu berke&anjutan B!)"SC, protoko& dan modu& ke%a@atdaruratan ibuuntuk bukan dokter spesia&is obstetri dan %ineko&o%i dan ke%a@atdaruratan neonata& untuk non*dokteranak, dan me&aksanakan pe&atihan berbasis kompetensi B!(8C. Se&uruh paket tersebut disebut

    5

  • 7/23/2019 MNERC+Activity+Report+-+Bahasa

    15/52

    seba%ai M0ER! BPe&ayanan Ke%a@atdaruratan Materna& dan 0eonata& di "nsta&asi 'a@at DaruratC.HSP memberikan dukun%an untuk ke%iatan M0ER! me&a&ui perjanjian den%an Asosiasi Perinato&o%i"ndonesia BPerinasiaC dan Rumah Sakit Saifu& An@ar BRSSAC.

    Dua tujuan utama bantuan HSP teknis untuk inter1ensi ini ada&ah:

    ntuk memastikan bah@a M0ER! ada&ah tepat @aktu dan tersedia ba%i setiap ibu dan neonatusyan% datan% ke "nsta&asi 'a@at Darurat Rumah Sakit B"'DC

    ntuk menin%katkan kua&itas M0ER! a%ar men+apai standar internasiona&.

    Keber&anjutan pro%ram memer&ukan mode& inter1ensi dan pe&atihan yan% sudah me&emba%a ke da&amsistem, komprehensif, terpadu dan terukur. Komprehensif didefinisikan seba%ai ke%a@atdaruratanyan% me&iputi ibu, neonata& dan umum den%an memperhatikan berba%ai teori pembe&ajaran, on'the'

    5ob training, pembinaan dan penye&iaan se&ama pe&atihan di rumah sakit masin%*masin%. 8erpadudidefinisikan seba%ai kemampuan untuk men%%abun%kan manajemen kasus di "'D den%anpe&ayanan di unit &ain, ba%ian pera@atan, ruan% operasi, &aboratorium, bank darah, d&&. 8erukurmen%a+u pada niat untuk men%e1a&uasi kua&itas dan hasi& untuk memastikan dipatuhinya standaryan% ditetapkan den%an Keputusan Menteri Kesehatan atau standar internasiona& untuk pe&ayananke%a@atdaruratan.

    Prinsip dasar yan% menjadi panduan inter1ensi termasuk:

    (ekerja da&am sistem kesehatan yan% sudah ada,

    Memperkuat sumber daya yan% ada,

    Mu&ai& den%an inter1ensi yan% pa&in% sederhana dan mun%kin men%hasi&kan dampak terbesar

    pada pe&ayanan ini.

    (erfokus pada pe&atihan keterampi&an a@a& resusitasi BAirway, :reathing dan "irculation *

    IA(!IC yan% akan men%hindari penyebab kematian utama ibu dan neonatus.

    Perinasia bekerja sama den%an Kementerian Kesehatan, manajemen rumah sakit dan staf, danor%anisasi profesi yan% re&e1an untuk mere1isi dan men%adaptasi protoko& k&inis, standar pe&ayanan"'D, dan instruksi sesuai den%an konteks di "ndonesia. Adaptasi di&akukan berdasarkan materi dari

    Pe&ayanan Medis Ke%a@atdaruratan dari Mesir dan adaptasi dari Pe&ayanan bstetri 0eonata&Emer%ensi Komprehensif $H "ndonesia. Protoko& k&inis dan standar pe&ayanan "'D diperkena&kankepada staf di empat rumah sakit pemerintah di /akarta dan /a@a 8imur antara bu&an /anuari sampaiMei 7?2? BRS !ipto Man%unkusumo di /akarta, RS Saifu& An@ar di Ma&an%, RS Kanjuruhan di Ma&an%,dan RS (an%i& di PasuruanC.

    (ersama RSSA, HSP membentuk mode& re%iona& untuk menin%katkan pe&ayanan ke%a@atdaruratanibu dan bayi di rumah sakit umum daerah me&a&ui pe&atihan, tindak &anjut on'the'5ob trainingden%anpenye&iaan fasi&itatif, dan sistem penin%katan mutu berke&anjutan yan% pada a@a&nya di&akukan untukpeserta dari rumah sakit Kabupaten Ma&an% dan Pasuruan, dan kemudian diper&uas untuk men+akuptujuh rumah sakit &ain di @i&ayah Ma&an%.

    Peran utama yan% di&aksanakan o&eh RSSA, memanfaatkan perannya untuk memberikan pe&atihanba%i rumah sakit &ain di @i&ayah ini dan te&ah membantu memberikan kemajuan untuk pen+apaianbeberapa tujuan berikut pada saat yan% sama:

    Men%emban%kan mode& untuk re%iona&isasi "'D dan memperkuat ke%iatan di /a@a 8imur

    da&am ran%ka menin%katkan akses dan kua&itas pe&ayanan ke%a@atdaruratan,

    Mendukun% dan menin%katkan peran RSSA seba%ai pusat pe&atihan re%iona&,

    Mensosia&isasikan ke%iatan M0ER! untuk rumah sakit kabupaten &ainnya di @i&ayah tersebut,

    Men%aktifkan ke%iatan pe&atihan dan sistem penye&iaan /8 re%iona& untuk pe&ayanan terkait

    ke%a@atdaruratan di semua rumah sakit di @i&ayah tersebut.

    6

  • 7/23/2019 MNERC+Activity+Report+-+Bahasa

    16/52

    ntuk men+apai tujuan tersebut, HSP memberikan berba%ai dukun%an dan bantuan teknis untukRSSA da&am men%imp&ementasikan mode& tersebut. Peran HSP ada&ah untuk:

    Memberikan bantuan teknis untuk men%emban%kan pendekatan dan mode& pe&atihan yan%

    komprehensif dan terukur untuk menerapkan standar kua&itas pe&ayanan di "'D.

    Mendukun% pen%emban%an mode& pe&atihan berbasis kompetensi dan memperkena&kan

    standar pe&ayanan "nsta&asi 'a@at Darurat, Sistem Penin%katan Kua&itas (erke&anjutan dan

    ren+ana penin%katan mandiri, dan protoko& kun+i untuk "'D termasuk protoko&ke%a@atdaruratan emer%ensi materna& untuk bukan dokter spesia&is obstetri dan %ineko&o%idan pe&ayanan ke%a@atdaruratan emer%ensi neonata& untuk bukan dokter spesia&is anak.

    Mendukun% pe&atihan M0ER! untuk sembi&an rumah sakit di @i&ayah Ma&an% Bada tambahan

    peserta untuk pe&atihan didaktik, tapi hanya ber&aku untuk Rumah Sakit Madura, dan darirumah sakit s@astaC.

    Mendukun% ti%a kunjun%an tindak &anjut /8 den%an penye&iaan dan pemantauan penerapan

    pen%etahuan ke semua rumah sakit yan% berpartisipasi da&am pe&atihan di @i&ayah Ma&an%.B#ihat #ampiran 9 untuk /ad@a& Pe&aksanaanC.

    Materi yan% dikemban%kan, diuji, dan diadaptasi me&iputi:

    J Re1isi dan pemutakhiran protoko& k&inis

    J Kebijakan dan prosedur "'DJ (uku pe%an%an dokterJ "nstruksi kerja "'DJ Materi pe&atihan didaktik Bprotoko&, modu& ... d&&CJ /8 * Skenario Kasus K&inis B1ersi e&ektronik disertakan da&am !D seba%ai &ampiran 27, 2=, 2> dan 7?C

    III, Model dari Malang: Re%italisasi Pusat Pelatihan Regional

    Paket MN+RC lengkap

    'ambar 9 menunjukkan ba%aimana berba%ai komponen M0ER! sa&in% mendukun% dida&am konteks

    mode& pe&atihan di daerah Ma&an%. Rumah sakit rujukan re%iona& dan ju%a pusat pe&atihan * da&am ha&ini, RSSA 5 menjadi pusat dari mode& ini, dan menjadi institusi yan% menetapkan protoko& dankebijakan tentan% pe&ayanan ke%a@atdaruratan yan% benar, pe&atihan didaktik dan tempat penye&iaank&inis ber&an%sun%. Di antara perannya seba%ai pusat pe&atihan re%iona&, RSSA menjadi tempat rotasipe&atihan k&inis untuk staf dari rumah sakit kabupaten di daerah yan% menjadi tan%%un% [email protected]%an dukun%an dari pe&atih daerah yan% bertu%as di RSSA, rumah sakit daerah didoron% untukmen%emban%kan sistem penin%katan mutu berke&anjutan yan% men+akup peni&aian mandiri a@a& diba@ah penye&iaan RSSA dan dan penyusunan ren+ana penin%katan mandiri, diikuti den%an /8 danpemantauan kinerja manajeria& dan k&inis. mpan ba&ik dan pe&aporan dari dan ke pusat pe&atihanre%iona& merupakan ba%ian inte%ra& dari pemantauan dan umpan ba&ik berka&a yan% diberikan kepadastaf rumah sakit kabupaten, dan menyediakan informasi berhar%a untuk kedua master trainer di pusatpe&atihan re%iona& dan pihak yan% ber@enan% atas bidan% kesehatan re%iona& men%enai kebutuhanuntuk pe&atihan, penye&iaan, dan penin%katan kua&itas yan% terus ber&an%sun%. Mode& M0ER!

    re%iona& me&iputi pen%emban%an ren+ana penin%katan kesinambun%an, den%an pihak yan%ber@enan% atas bidan% kesehatan re%iona& seba%ai sa&ah satu sumber pendanaan tetap.

    7

  • 7/23/2019 MNERC+Activity+Report+-+Bahasa

    17/52

    Gambar 0: Model MN+RC Regional

    Pemilihan Rumah Sakit

    Pe&aksanaan M0ER! diban%un berdasarkan pada sistem rumah sakit dan tan%%un% ja@ab fasi&itasrujukan yan% sudah ada di tin%kat re%iona& di "ndonesia. RSSA dipi&ih berdasarkan hasi& dari peni&aiana@a& di &apan%an yan% men%e1a&uasi ke%iatan pe&atihan rumah sakit serta peran dan tan%%un%

    ja@abnya seba%ai pusat pe&atihan re%iona&, dan diketahui bah@a RSSA memi&iki dasar yan% kuatuntuk men%emban%kan ke%iatan pe&atihan dan penye&iaan. Propinsi /a@a 8imur diba%i menjadi &imasub re%iona& BSurabaya, Ma&an%, Madiun, /ember, dan MaduraC, yan% masin%*masin% memi&iki saturumah sakit pendidikan dan rujukan tin%kat re%iona& yan% memba@ahi rata*rata 3*2? Rumah Sakitmum Daerah BRSDC. Menurut peraturan Kemenkes, rumah sakit pendidikan dan rujukan re%iona&memi&iki tan%%un% ja@ab untuk me&atih dan men%a@asi staf dari semua RSD yan% ada di @i&ayah

    tersebut. RSSA merupakan rumah sakit rujukan untuk sub re%iona& Ma&an%, di mana HSP sudahmemberikan berba%ai dukun%an kepada pemerintah daerah untuk menin%katkan kesehatan ibu, bayibaru &ahir dan anak, dan berfun%si seba%ai rumah sakit rujukan dan menjadi pusat pendidikan ba%isembi&an rumah sakit daerah tin%kat kabupaten: RSD (&itar, RSD $&in%i, RSD (atu, RSD KotaPasuruan, RSD Probo&in%%o, RSD Kraksan, RSD Kanjuruhan, RSD #umajan%, dan RSD(an%i&.

    Se&ain &okasi yan% strate%is dan +akupan area yan% &uas yaitu menye&ia sembi&an rumah sakitkabupaten, RSSA ju%a memi&iki pro%ram pe&atihan "'D yan% se+ara rutin diberikan kepada staf darirumah sakit setempat. RSSA men%emban%kan protoko& k&inis untuk obat darurat se+ara mandiri yan%

    8

  • 7/23/2019 MNERC+Activity+Report+-+Bahasa

    18/52

    diadopsi dari Singapore Association of /mergency 3edicine danSingapore -eneral HospitalDepartment of /mergency 3edicine. Materi tersebut di%unakan seba%ai dasar untuk pe&atihan staf"'D di @i&ayah ini. 0amun, pe&atihan tersebut seba%ian besar masih bersifat ad*ho+, dan komponenkun+i untuk pendekatan yan% &ebih komprehensif dan terinte%rasi untuk ke%a@atdaruratan ibu danbayi baru &ahir masih kuran% 5 be&um ada standar pe&ayanan dan kebijakan "'D yan% re&e1an, danmateri pe&atihan serta protoko& k&inis per&u diperbarui.

    Pelaksanaan di 1ilayah Malang

    (ekerjasama den%an RSSA, imp&ementasi M0ER! memer&ukan suatu pendekatan re%iona& yan% bisamerespon kebutuhan untuk memperkuat pusat pe&atihan re%iona& serta untuk memperkena&kan danmemperbarui protoko&, a&at, dan materi pe&atihan. ntuk men+apai ha& ini, HSP pada a@a&nya bekerjauntuk memperkuat RSSA dan mendukun% berba%ai ke%iatan untuk membantu RSSA a%ar dapatsemakin memenuhi perannya di tin%kat re%iona&. Ke%iatan utama yan% di+apai da&am ha& ini termasuk:

    Protoko& k&inis dan modu& diperbarui dan ditin%katkan, beberapa bab yan% men%andun% materiM0ER! ditambahkan.

    Men%%abun%kan, membakukan dan dan memperbarui materi pe&atihan "'D yan% ada.Sebe&umnya, RSSA men%%unakan berba%ai sumber seba%ai materi pe&atihan, yan% mun%kin te&ahmen%hasi&kan prestasi kuran% konsistennya tujuan pembe&ajaran.

    Me&akukan pro%ram pe&atihan untuk pe&atih B88C men%%unakan materi pe&atihan standar untuk23 pe&atih senior dari RSSA, termasuk dokter spesia&is ke%a@atdaruratan, dokter spesia&is obstetridan %ineko&o%i, dokter spesia&is anak, dokter spesia&is neonato&o%i dan pera@at senior.

    Men%emban%kan kebijakan dan prosedur untuk ke%a@atdaruratan ibu dan bayi untuk "'D.Sebe&um adanya bantuan teknis HSP, RSSA tidak memi&iki kebijakan dan prosedur "'D tertu&isuntuk kasus tersebut, ha& ini berarti bah@a a&ur kerja ter%antun% pada pen%etahuan staf yan% adasaat ini.

    Men%adaptasi standar pe&ayanan M0ER! a%ar sesuai den%an kondisi &oka&. Standar pe&ayananyan% sesuai den%an &in%kun%an kerja RSSA dikemban%kan untuk men%e1a&uasi berba%ai aspekpe&ayanan ke%a@atdaruratan.

    Mendokumentasi dan me&aksanakan &an%kah*&an%kah proses yan% diper&ukan untukmen%adaptasi F men%emban%kan kuriku&um pe&atihan berbasis kompetensi BP(KC tentan%pe&ayanan obstetri dan neonatus untuk dokter, pera@at dan bidan di insta&asi %a@at darurat rumah

    sakit daerah. Kuriku&um terdiri dari: peni&aian kebutuhan kesehatan dan pe&atihan keterpaduanpekerjaan dan tu%as dan ana&isis sistem perbaikan kua&itas berke&anjutan B!)"SC protoko&k&inisFkepera@atan prosedur teknis dan daftar ti&ik keterampi&an, modu& dan ren+ana sesi BP(KCmateri pendukun%, metodo&o%i penye&iaan dan sumber daya teknis P(K audit rekam medis danindikator kinerja pemantauan k&inis masukan sistem manajemen dan instrumen pendukun%peni&aian yan% diper&ukan.

    (erba%ai tindakan untuk memperkuat fun%si RSSA berikut ini seba%ai pusat pe&atihan re%iona&, RSSAmemberikan paket M0ER! untuk rumah sakit di kabupaten Ma&an% dan Pasuruan Byan% ju%amenerima pe&atihan P0EK dari KemenkesC, dan memper&uas dukun%an untuk se&uruh rumah sakityan% ada di sub re%iona& Ma&an%. Paket M0ER! di&aksanakan o&eh RSSA me&iputi berba%ai bidan%berikut beberapa inter1ensi tersebut tidak se&a&u berurutan, tapi banyak diantaranya dapatdiimp&ementasikan se+ara bersamaan.

    2. Me&akukan peni&aian a@a& se+ara mandiri diba@ah penye&iaan di setiap rumah sakitkabupaten.

    7. Men%emban%kan ren+ana pen%emban%an mandiri untuk setiap rumah sakit kabupaten.9. Memberikan pe&atihan didaktik dan penye&iaan untuk on'the'5ob trainingB/8C.6. Me&akukan pemantauan k&inis dan manajeria& den%an penye&iaan fasi&itatif.3. Mendokumentasikan hasi& dan kemajuan men%%unakan skor kepatuhan kua&itas.;. Menerapkan tindakan korektif jika kemajuan yan% di+apai tidak memuaskan.4. Menyediakan data dan sistem pe&aporan ke toritas Kesehatan 8in%kat Pro1insi

    9

  • 7/23/2019 MNERC+Activity+Report+-+Bahasa

    19/52

    #an%kah kun+i, dan pe&aksanaannya di daerah Ma&an%, dije&askan di ba@ah ini.

    +# enilaian awal

    8ujuan dari peni&aian a@a& ada&ah untuk men%identifikasi titik*titik ke&emahan dan kekuatan padakinerja manajeria& dan k&inis sehin%%a dukun%an spesifik untuk masa&ah*masa&ah utama yan%berkontribusi terhadap kematian dapat direspon menurut urutan prioritasnya. Peni&aian di&akukanden%an men%%unakan daftar ti&ik pe&ayanan standar yan% memberikan sejum&ah ni&ai dasar B&ihat#ampiran 4C. Masin%*masin% bidan% fun%siona& di "nsta&asi 'a@at Darurat B"'DC menerima poinmenurut standar pe&ayanan Kemenkes. (idan% fun%siona& utama ada&ah: triase, resusitasi,pemeriksaan, pen%amatan, obstetri dan neonata&, ruan% operasi, ruan% persediaanFpenyimpanan dankantor. Setiap bidan% die1a&uasi berdasarkan struktur fisik, furnitur, per&en%kapan, pera&atan dan obat*obatan. Peni&aian a@a& rumah sakit ju%a men%e1a&uasi jum&ah staf "'D, kua&ifikasi dan pe&atihan staf.Pe&ayanan pe&en%kap den%an dampak &an%sun% terhadap kinerja k&inis seperti &aboratorium, bankdarah, dan anestesi termasuk da&am peni&aian tersebut.

    8emuan dari peni&aian a@a& di sembi&an rumah sakit kabupaten dan RSSA menemukan beberapapermasa&ahan yan% umum terjadi seba%ian besar rumah sakit, dan beberapa masa&ah yan% spesifik dimasin%*masin% rumah sakit.

    Masa&ah umum yan% diidentifikasi termasuk: 8idak ada kebijakan untuk standarisasi tata&aksana a@a& ke%a@atdaruratan obstetri

    neonata&. Setiap rumah sakit memi&iki susunan persona&ia, prasarana fisik, obat*obatan, bahan*bahan,

    sumber daya dan pera&atan yan% san%at ber1ariasi. Kompetensi keterampi&an resusitasi berbeda antara dokter dan pera@at di ba%ian obstetri dan

    neonata&. 8erbatasnya ketersediaan dokter spesia&is obstetri dan anak. Dokter spesia&is obstetri dan

    anak jaran% berada di rumah sakit sete&ah puku& 26.??. Akibatnya, ketersediaan pe&ayananke%a@atdaruratan obstetri dan neonata& tidak tersedia 76 jam sehari. 8erjadi kekuran%andokter spesia&is obstetri dan anak di @i&ayah ini, banyak di antaranya bekerja di rumah sakit 7*9 atau &ebih se+ara bersamaan.

    Dokter mum dan pera@at biasanya ada di "'D rumah sakit 76 jam sehari. Kebijakan untuk kinerja k&inis tidak memadai di semua ba%ian rumah sakit. Kuran%nya ketersediaan pe&ayanan ah&i anestesi 76 jam sehari di semua daerah. Pera&atan resusitasi tidak tersedia di ba%ian kebidanan dan anak. Dokter "'D tidak memi&iki pen%a&aman untuk menan%ani kasus ke%a@atdaruratan obstetri dan

    neonata& karena pasien se&a&u diarahkan ke ba%ian obstetri dan neonata&.

    Rumah Sakit masa&ah spesifik termasuk: Su&itnya akses tepat @aktu terhadap pe&ayanan transfusi darah di RS Kanjuruhan, dan RS

    (atu. Kuran% &uasnya ruan% "'D di RS Kanjuruhan, RS Kraksan dan RS (atu. Kuran%nya furnitur di RS Kanjuruhan, RS Pasuruhan, RS Kraksan dan RS (atu. Kuran%nya pera&atan di RS Kanjuruhan, RS (an%i&, RS Pasuruhan, RS Kraksan dan RS (atu. Kuran%nya persediaan bahan*bahan di RS Kanjuruhan, RS (an%i& dan RS Pasuruhan.

  • 7/23/2019 MNERC+Activity+Report+-+Bahasa

    20/52

    Ren+ana penin%katan mandiri disusun untuk sembi&an rumah sakit di sub re%iona& Ma&an% untukmen%atasi dua permasa&ahan utama: ketersediaan sumber daya fisik dan prasarana, pera&atan,per&en%kapan, obat*obatan dan furnitur yan% diper&ukan serta kompetensi sumber daya manusia danpemban%unan kapasitas yan% diper&ukan untuk staf k&inis, teknis, pendukun% dan administrasi. iturutama dari ren+ana penin%katan yan% dikemban%kan di @i&ayah Ma&an% ada&ah seba%ai berikut.

    Penyusunan prosedur k&inis yan% sesuai ba%i dokter "'D untuk tata&aksana ke%a@atdaruratanobstetri dan neonata&

    Pen%emban%an kebijakan untuk mendukun% penin%katan "'D seperti membentuk timM0ER!, pen%emban%an prosedur M0ER! k&inis, dan dukun%an untuk biaya operasiona&sehari*hari di "'D. Hasi& dari /8 ju%a menunjukkan bah@a semua rumah sakit yan%diinter1ensi me&akukan penin%katan sesuai den%an standar manajemen "'D yan%diperkena&kan se&ama pe&atihan, termasuk menyusun a&ur pe&ayanan mu&ai dari triase, diikutiden%an pemi&ahan sebe&um pasien ditransfer ke ruan% Prioritas satu BP2C, Prioritas dua BP7Cdan Prioritas ti%a BP9C.

    Seba%ian besar rumah sakit yan% berpartisipasi me&akukan penin%katan da&am ha&pen%adaan pasokan dan optima&isasi ruan% triase, seperti memban%un partisi untukmemisahkan pasien P2, P7 dan P9. Di &apan%an, beberapa rumah sakit tidak dapat

    me&akukan perubahan +epat karena kenda&a teknis di unit &ain seperti ba%ian ibu dan anak,atau keterbatasan ruan%. Rumah sakit den%an sumber an%%aran yan% +ukup membuat perubahan pada prosedur

    pen%adaan pera&atan dan obat*obatan pentin% untuk men%uran%i @aktu yan% diper&ukan untukpembe&ian. RS &ain menunjukkan masa&ah dan per&u kajian manajemen &ebih &anjut danmen%hadapi kenda&a finansia& untuk men%ambi& tindakan.

    8indakan untuk men%atasi rendahnya kompetensi tata&aksana ke%a@atdaruratan. Di beberapa

    rumah sakit, terbatasnya jum&ah dokter "'D yan% mendapatkan pe&atihan M0ER! menjadikenda&a untuk pe&aksanaan tindak &anjut dan menekankan pentin%nya memberikan pe&atihanM0ER! kepada semua dokter "'D.

    *# elatihan Dida7ti7

    8ujuan dari pe&atihan ini ada&ah untuk men%atasi penyebab utama kematian ibu dan bayi baru &ahir,kenda&a manajemen, dan keterampi&an yan% diper&ukan untuk memberikan tata&aksana a@a& yan%efisien. Se&ama pe&atihan didaktik, pe&atih te&ah menetapkan tujuan be&ajar yan% menjaminter+akupnya permasa&ahan k&inis yan% bersifat praktis.

    Materi pe&atihan yan% sebe&umnya di%unakan o&eh RSSA dikaji dan dimodifikasi untuk &ebihmen+erminkan perkemban%an mutakhir dan untuk memasukkan bab tentan% ke%a@atdaruratan ibudan bayi baru &ahir. Materi pe&atihan me&iputi tujuan pe&atihan yan% je&as, a%enda, presentasi po@erpoint, handoutpeserta, dan uji pen%etahuan sebe&um dan sete&ah pe&atihan. Se&ama pe&atihan, mejaketerampi&an disiapkan untuk praktek simu&asi &an%sun% yan% di%unakan peserta pe&atihan padamode& untuk mempe&ajari berba%ai teknik dasar, dan memperpendek kur1a be&ajar a%ar dapatmen%uasai kompetensi yan% dibutuhkan.

    Semua super1isor k&inis dari RSSA berpartisipasi da&am kursus 88 untuk &ebih men%ena& standark&inis /8 den%an penye&iaan, serta metodo&o%i pen%ajaran yan% re&e1an den%an M0ER!. Stafobstetri dan neonata& ju%a berpartisipasi seba%ai pe&atih dan peserta &atih untuk mempromosikanpendekatan tim di semua ba%ian rumah sakit yan% menata&aksana kasus*kasus obstetri dan neonata&.

    Ke&ompok sasaran utama untuk pe&atihan didaktik ada&ah dokter dan pera@at "'D yan% berada dibaris pertama pera@atan di rumah sakit, dan da&am banyak kasus, satu*satunya penata&aksanapertama yan% ada saat ke%a@atdaruratan obstetri dan neonata& terjadi. Staf junior ba%ian obstetri danneonata& ada&ah ke&ompok sasaran kedua karena serin% men%%antikan baris pertama da&ammenerima kasus ke%a@atdaruratan ibu dan bayi dan me&akukan tata&aksana a@a&. Pe&atihan

    11

  • 7/23/2019 MNERC+Activity+Report+-+Bahasa

    21/52

    ber&an%sun% se&ama empat hari dan me&iputi topik utama tentan% ibu dan bayi baru &ahir.2 okuspe&atihan me&iputi A(! resusitasi, den%an a+uan khusus bah@a kasus*kasus neonata& dan ibuberbeda dari kasus pada popu&asi &ain.

    Sebanyak 273 staf "'D di&atih M0ER! me&a&ui RSSA den%an dukun%an dari HSP, termasuk 2?;peserta dari dua be&as rumah sakit pemerintah kabupaten B39 dokter umum dan 39 pera@atC. Se&ainitu, 2> staf dari sepu&uh rumah sakit s@asta yan% berbeda ju%a berpartisipasi Bsepu&uh dokter umumdan sembi&an pera@atC B&ihat 8abe& 2C.

    "abel ): Peserta Pelatihan Kegawatdaruratan dari '' Rumah Sakit

    !enis RS 2 Dokter 3GP4 2 Perawat "otal

    Pemerintah B27C 39 39 )(5

    S@asta B2?C 2? > )/

    "otal 50 5' )'6

    Skor peni&aian pen%etahuan dari tes diberikan sebe&um dan sesudah pe&atihan menunjukkan bah@ape&atihan di atas berhasi& menyampaikan pen%etahuan dan keterampi&an pentin% yan% berhubun%anden%an pe&ayanan ke%a@atdaruratan obstetri dan neonata& * penin%katan skor rata*rata ada&ah 79tentan% ibu dan 73 tentan% neonata& di se&uruh peserta B'ambar 6C. Meskipun tena%a kesehatan

    s@asta memi&iki ni&ai sebe&um tes yan% &ebih tin%%i, tidak ada perbedaan pada ni&ai rata*rata tessete&ah pe&atihan antara tena%a kesehatan dari sektor pemerintah dan s@asta BHasi& rin+i menurutmasin%*masin% rumah sakit ditunjukkan pada #ampiran ;.C

    Gambar 7: Nilai "es Sebelum dan Sesudah Pelatihan

    1#ihat &ampiran 3 untuk a%enda &en%kap.

    12

    Rata8rata Nilai "es Sebelum Dan Sesudah Pelatihan Di '' Rumah Sakit

    Rata8Rata

  • 7/23/2019 MNERC+Activity+Report+-+Bahasa

    22/52

    $# 0n'the'=ob ,raining dan Strategi enyeliaan Fasilitatif

    8ujuan dari /8 den%an Penye&iaan asi&itatif ada&ah untukmemastikan bah@a keterampi&an yan%dipero&eh se&ama pe&atihan didaktik dipraktekkan se+ara tepat di tempat kerja dan pera&atanpendukun%, obat*obatan dan bahan*bahan tersedia dan di%unakan se+ara benar. Pe&atihan harusmerupakan proses yan% berkesinambun%an tidak hanya untuk mempero&eh tetapi ju%amempertahankan kompetensi.

    Penye&iaan k&inis pen%a@asan di @i&ayah Ma&an% di&akukan di "'D o&eh pe&atih RSSA senior yan%berpartisipasi da&am 88. Pada setiap kunjun%an penye&iaan fasi&itatif /8:

    Masin%*masin% peserta pe&atihan dini&ai sesuai perkemban%annya da&am pe&atihan berbasiskompetensi men%%unakan re%ister Btermasuk da&am !D seba%ai &ampiran ?=C yan% diba%ikankepada setiap peserta pe&atihan.

    Para peserta pe&atihan harus men+apai setiap kompetensi di da&am daftar Btermasukda&am !D seba%ai #ampiran 22C penyebab utama kematian ibu dan bayi baru &ahir yan%datan% ke "'D.

    "nstruktur harus men%identifikasi titik ke&emahan dan mendiskusikannya den%an peserta padasetiap kunjun%an.

    Ke&emahan kinerja manajeria& yan% mempen%aruhi kinerja k&inis harus diatasi dan dibahaspada tin%katan administrasi rumah sakit yan% sesuai.

    Metode yan% di%unakan untuk meni&ai perkemban%an kinerja k&inis ada&ah:2. Pen%amatan Bmetode terbaik jika kasusnya adaC7. Kajian +atatan medis se+ara retrospektif.9. Skenario Kasus Bjika tidak ada kasus yan% dapat diamatiC.

    Sebuah buku ke+i& berisi skenario kasus ditemui ke%a@atdaruratan ibu dan bayi baru &ahir yan% biasaditemui dikemban%kan untuk di%unakan penye&ia k&inis se&ama /8 sesuai kebutuhan Btermasukda&am !D seba%ai #ampiran 22C. 0amun, di rumah sakit den%an jum&ah pasien prioritas satu BP2Cyan% sedikit, kur1a be&ajar untuk men+apai pen%uasaan keterampi&an yan% berbeda akan san%at&ambat. ntuk men%%unakan skenario kasus saja seba%ai metode tun%%a& tidak dianjurkan. Den%andemikian, me&akukan pe&atihan k&inis yan% dirotasi di "'D yan% memi&iki jum&ah pasien banyak dansibuk seperti RSSA merupakan a&ternatif yan% dapat diterima. 8ujuan dari rotasi pe&atihan k&inis ada&ahuntuk men+apai kompetensi dan men%uasai keterampi&an di tempat kerja yan% sibuk di rumahsakit rujukan. Ha& ini akan san%at mempersin%kat @aktu /8. Peserta pe&atihan akan terpaparterhadap 1ariasi yan% &ebih banyak dan beban kerja yan% jauh &ebih besar dibandin%kan rumahsakit den%an jum&ah pasien sedikit dan jenis kasus terbatas.

    "nstrumen yan% diper&ukan untuk /8 ada&ah seba%ai berikut: (uku re%ister berisi kompetensi inti yan% harus dikuasai o&eh dokter dan pera@at. Sebuah matriks pe&atihan peserta untuk me&ihat kemajuan kompetensi dikemban%kan

    sehin%%a pe&atih se+ara obyektif dapat meni&ai dan memantau kemajuan setiap pesertape&atihan da&am men%uasai kompetensi ini Btermasuk da&am !D seba%ai #ampiran 2?C.

    # Sistem emantauan

    Pemantauan kinerja k&inis diper&ukan pada dua tin%katan, dan rumah sakit maupun pusat pe&atihanre%iona& memainkan peran pentin% da&am pe&aksanaan pemantauan yan% tepat dan terus*menerus:

    Masin%*masin% peserta pe&atihan pemantauan kinerja memeriksa kemajuan da&am

    pen%uasaan topik yan% ada da&am daftar kompetensi.

    Pemantauan kinerja k&inis "'D se+ara kese&uruhan me&ibatkan pen%ukuran yan% berorientasi

    pada proses yan% meni&ai berba%ai fun%si k&inis "'D termasuk triase pasien, resusitasi,obser1asi pasien, transportasi pasien, dokumentasi k&inis dan +atatan medis.

    13

  • 7/23/2019 MNERC+Activity+Report+-+Bahasa

    23/52

    Pe&en%kap pentin% pemantauan kinerja k&inis ada&ah pemantauan kinerja manajeria&. /enispemantauan seperti ini bertujuan men%ukur masukan yan% bisa men%hasi&kan praktek k&inis yan%aman. /enis peni&aian masukan yan% di%unakan untuk memantau kinerja manajeria& termasuk obat*obatan, pera&atan, per&en%kapan, struktur, furnitur dan administrasi.

    Data yan% dikumpu&kan se&ama proses ini memberikan masukan pentin% untuk pen%e&o&a fasi&itas dantena%a kesehatan, dan ju%a pentin% ba%i pusat pe&atihan re%iona& dan otoritas yan% &ebih tin%%i dibidan% kesehatan. Den%an demikian, penyusunan pe&aporan rutin dan sistem pemantauan kinerjamerupakan ba%ian pentin% dari inter1ensi M0ER!. "nstrumen system pe&aporan da&am paket M0ER!termasuk:

    #aporan penye&iaan k&inis Btermasuk tantan%an k&inis yan% terpe+ahkanF tidakC: penye&ia k&inis

    menu&is &aporan pada setiap kunjun%an tentan% kinerja k&inis, tantan%an yan% dihadapi, danapakah tantan%an tersebut berhasi& dise&esaikan se&ama kunjun%an atau per&u ditan%anipada tin%kat yan% &ebih tin%%i.

    #aporan perja&anan: sete&ah setiap perja&anan penye&ia k&inis menyampaikan &aporan

    perja&anan yan% merin%kas tentan% 2C staf yan% menerima pe&atihan dan keterampi&an yan%teramati, 7C kemajuan masin%*masin% peserta pe&atihan terhadap 2?? kompetensi, 9Ctantan%an yan% men%ha&an%i kepatuhan terhadap protoko& pe&ayanan dan apakahterse&esaikan atau memer&ukan inter1ensi dari otoritas yan% &ebih tin%%i.

    #aporan tri@u&anan re%iona&: &aporan ko&ektif di&akukan setiap tri@u&anan o&eh master trainer

    RSSA dan termasuk kinerja per ba%ian Bk&inis dan manajeria&C, kemajuan pe&atihan, dantantan%an yan% be&um terpe+ahkan. #aporan ini diteruskan ke otoritas kesehatan re%iona&untuk tindakan &ebih &anjut.

    "nstrumen pemantauan termasuk pemantauan kinerja k&inis Bbuku re%ister peroran%an untuk staf"'D * termasuk da&am !D seba%ai #ampiran?=C

    I9, $asil dan Kemauan Rumah Sakit yang .erpartisipasi dalam Program MN+RC

    (a%ian ini menyajikan hasi& dan kemajuan yan% di+apai o&eh rumah sakit yan% berpartisipasi se&ama

    pe&aksanaan M0ER! yan% ber&an%sun% enam bu&an, berdasarkan data pemantauan dan peni&aianyan% di&akukan se&ama ke%iatan. Hasi& disajikan untuk aspek manajeria&, kinerja k&inis, dan aspekkesinambun%an pro%ram.

    Pengumpulan dan ;nalisis Data

    Data untuk ana&isis ini berasa& dari peni&aian yan% di&akukan se&ama ti%a kunjun%an /8 serta daripenye&iaan k&inis dan pemantauan. Data dikumpu&kan dan di1erifikasi o&eh pe&atih re%iona& dari RSSAdan termasuk pen%amatan &an%sun% pe&ayanan pasien. "ndikator dan ana&isis yan% dihasi&kanmen+akup sejum&ah pe&ayanan "'D utama termasuk kinerja k&inis, kinerja manajeria&, dan prosedurrumah sakit se+ara kese&uruhan dan kebijakan yan% berkaitan den%an ke%a@atdaruratan obstetri danneonata&.

    Ana&isis data difokuskan pada perubahan kinerja di setiap rumah sakit antara kunjun%an/8 pertama 5 sete&ah pe&atihan a@a& 5 dan kunjun%an /8 berikutnya, untuk men%ukur penerapanpraktek terbaik yan% diperkena&kan saat pe&atihan didaktik dan diperkuat me&a&ui /8dan penye&iaan. Hasi&nya ter&ihat di rumah sakit dan ju%a ter+ermin pada se&uruh aspek*aspekkun+i kinerja k&inis dan manajeria&.), $asil Pemantauan Manaerial

    Pemantauan data di sembi&an rumah sakit menunjukkan penin%katan yan% stabi& seperti ter&ihat padani&ai di semua rumah sakit dan kate%ori pe&ayanan standar se&ama periode enam bu&an. Ada indikasi

    14

  • 7/23/2019 MNERC+Activity+Report+-+Bahasa

    24/52

    bah@a penin%katan sistem mutu yan% berke&anjutan 5 dimaksudkan untuk me&a+ak kemajuan da&amfasi&itas dan men%identifikasi bidan% per&u peme+ahan masa&ah memi&iki dampak &an%sun% pa&in%tin%%i pada berba%ai bidan% pe&ayanan. Sa&ah satu perubahan yan% pa&in% si%nifikan yan% di&akukano&eh rumah sakit umum daerah sehubun%an den%an pe&ayanan ke%a@atdaruratan ada&ah per&a&ihanda&am penerimaan kasus ibu dan bayi baru &ahir di "'D dan tidak men%irimkannya &an%sun% ke ba%ianpera@atan. Pada saat peni&aian ini di&aksanakan, perubahan tersebut di&akukan di de&apan darisembi&an rumah sakit kabupaten.

    'ambar 3 merin%kas Hasi& dari ti%a kunjun%an /8 ke setiap rumah sakit kabupaten dari sembi&anyan% ada di @i&ayah Ma&an% antara bu&an /u&i sampai September 7?2?. Dari ni&ai baseline rata*ratakepatuhan pada /8 pertama ada&ah 63, kemudian menin%kat menjadi 3; pada kunjun%an dan;7 pada kunjun%an keti%a. Semua rumah sakit membuat kemajuan yan% mantap antara duakunjun%an /8 dan menunjukkan penin%katan ni&ai B'ambar ;C. Pada kunjun%an /8 keti%a, rumahsakit $&in%i memi&iki ni&ai kepatuhan tertin%%i den%an 44, dan RS (atu terendah den%an 73.

    Gambar 6: Rata8Rata Nilai Kepatuhan

    0i&ai rata*rata

  • 7/23/2019 MNERC+Activity+Report+-+Bahasa

    25/52

    Gambar 5: Peningkatan Nilai

  • 7/23/2019 MNERC+Activity+Report+-+Bahasa

    26/52

    Gambar =: Rata8Rata Perbedaan Persentase Saat Kunungan

    > Standar Pe&ayanan untuk Ruan% Penyimpanan Stok 77 92 9>

    17

    Rata8Rata Perbedaan dalam Persentase

    Rata*rata

  • 7/23/2019 MNERC+Activity+Report+-+Bahasa

    27/52

    Nilai Rata8Rata untuk / RS di Daerah Malang

    N< S";ND;RRata8rata

    Gambar @: Rata8Rata Nilai Kepatuhan

    RuangTriase

    RuangResusitasi

    RuangObservasi

    RuangObstetri

    RuangO

    perasi(untukbedahminor)

    RuangDokter

    RuangPerawat

    RuangInformasiRegistrasi

    RuangPenyimpananStok

    RuangPersonnel

    Ruangdministrasi!agian

    RuangProsedurPengendalianInfeksi

    spekPerilakuPe

    layanan"egawatdaruratan

    Prosedur"linis

    Troli#mergensi

  • 7/23/2019 MNERC+Activity+Report+-+Bahasa

    28/52

    ', $asil Pemantauan Praktik Klinis

    Se&ama kunjun%an /8, pe&atih dari RSSA men%amati berba%ai proses pentin% yan% berkaitanden%an praktek k&inis, termasuk proses triase, resusitasi, obser1asi pasien, transfer pasien den%anaman, dokumentasi, pendidikan kedokteran berke&anjutan, dan pe&ayanan pendukun%. 8abe& 9menyajikan rin%kasan indikator praktek k&inis yan% dipantau se&ama kunjun%an.

    19

  • 7/23/2019 MNERC+Activity+Report+-+Bahasa

    29/52

    "abel 0: Indikator Praktik Klinis untuk Pelayanan Medis Gawat Darurat

    Proses "riase

    1aktuPera@atmemeriksasetiap 7 atau 3

    menitDoktermemeriksasetiap 2? menit

    "anda8tanda %ital8ekanan darah0adi8emperatur

    0apas

    Diagnosissementara#en%kap

    "ingkatan kasusP2 5 emer%ensiP75 ur%entP9 * 0on*ur%ent

    ProsesResusitasi

    !alan Napas8erbuka(ebas8erkenda&iFteratur

    NapasHitun% napasPeriksa hasi&ausku&tasi(erikan oksi%en

    SirkulasiPeriksa nadiksimeter nadiPantau tanda*tanda1ita&Monitor EK'Kanu&a infus BukurannomorCHitun% "-

    Bintra1ena &iLuidCSampe& darah

    Pemantauanrine8ekanan darah0adiSaturasi oksi%enKeseimban%anasam basa

  • 7/23/2019 MNERC+Activity+Report+-+Bahasa

    30/52

    saat kunjun%an /8 keti%a di&akukan enam bu&an kemudian. 8abe& 6 di ba@ah ini, merin+i ni&ai a%re%atkepatuhan berdasarkan kate%ori, menyoroti bah@a sedikit penin%katan pada kinerja k&inis ter&ihat padatujuh kate%ori pe&ayanan pentin% yan% berhubun%an den%an pe&ayanan ke%a@atdaruratan materna&dan neonata& di "'D.

    Gambar /: Rata8Rata Nilai Kepatuhan Praktik Klinik di Sembilan RS Kabupaten

    Se+ara kese&uruhan, perubahan da&am indikator praktek k&inis tidak &ebih tin%%i dari penin%katan padafaktor*faktor manajeria& yan% berhubun%an den%an ke%a@atdaruratan obstetri dan neonata&. Hin%%a

    tin%katan tertentu ni&ai tersebut menutupi perbedaan antar rumah sakit, dan beberapa di antaranyamempunyai kinerja yan% baik sementara yan% &ainnya memi&iki kinerja yan% san%at buruk B&ihat'ambar 2?C, ha& ini menekankan manfaat pemantauan praktek k&inis yan% dapat men%identifikasi

    bidan% yan% bermasa&ah dan adanya kebutuhan akan pe&atihan.Kemajuan re&atif &ambat se+ara

    kese&uruhan ju%a dapat men+erminkan po&a serupa den%an yan% diamati se&ama pemantauanmanajeria&, di mana indikator yan% memer&ukan in1estasi yan% &ebih si%nifikan da&am ha& @aktu dansumber daya tidak menunjukkan penin%katan yan% nyata se&ama periode imp&ementasi yan% re&atif

    sin%kat B; bu&anC.Seba%ai +ontoh, 8abe& 6 menunjukkan bah@a praktek k&inis terkait den%an transfer

    pasien menin%kat dari 64 menjadi ;4, sedan%kan prosedur yan% memer&ukan keterampi&an &ebihintensif seperti proses resusitasi dan pe&ayanan pendukun% tidak menin%kat se+ara si%nifikan.

    Data pemantauan k&inis yan% ditampi&kan di ba@ah ini ju%a kemun%kinan merupakan taksiran rendahdari perubahan kinerja M0ER! yan% sebenarnya, ha& ini terjadi karena kuran%nya data baseline yan%

    benar, karena penye&iaan /8 dimu&ai sete&ah pe&atihan ketrampi&an M0ER! a@a& diberikan kepadastaf "'D di semua rumah sakit yan% berpartisipasi, dan dampak dari pe&atihan kinerja tidak ter+ermindari data Bpentin% untuk di+atat bah@a peserta pe&atihan menunjukkan penin%katan 79*73 padapen%etahuan praktik kun+i berdasarkan tes sebe&um dan sete&ah pe&atihanC. akta bah@a penin%katan&ebih &anjut ter&ihat pada semua kate%ori se&ama periode enam bu&an di&akukannya /8 menekankanbah@a mode& /8 mun%kin merupakan pe&en%kap pentin% sete&ah pe&atihan a@a& untuk memperkuatdan mendoron% di&akukannya praktik yan% benar sete&ah peserta kemba&i dari pe&atihan.

    21

    Rata8Rata Nilai Kepatuhan Praktik Klinik di Sembilan RS Kabupaten

    0i&ai Rata*Rata

    Kasus 2

    Kasus 7

    Kasus 9

  • 7/23/2019 MNERC+Activity+Report+-+Bahasa

    31/52

    "abel 7: Rata8Rata Nilai Kepatuhan Praktik Klinis Menurut Kategori di Sembilan RS Kabupaten

    No Indikator Praktik Klinis Kasus ) Kasus ' Kasus 0

    2 Proses tria%e P9 ;4 ;> 4?

    7 Proses resusitasi 3> ;7 ;7

    9 bser1asi pasien ;2 ;2 ;9

    6 8ransfer pasien64 34 ;43 DokumentasiFrekam medis 47 49 44

    ; Pendidikan medis berke&anjutan 99 93 9=

    4 Pe&ayanan pendukun% 32 32 39

    Rata8rata persentage total untuk masing8masing kasus 65? 6@? 5)?

    Gambar )(: Rata8Rata Nilai Kepatuhan Praktik Klinis Menurut Kategori di Sembilan RSKabupaten

    9, Ren&ana Selanutnya

    Kun+i keber&anjutan mode& ini ada&ah bah@a ke%iatan M0ER! memperje&as dan memperkuatsistem re%iona& yan% sudah ada untuk pe&atihan dan penye&iaan kinerja k&inis. Poin pentin% yan%harus diperhatikan ada&ah seba%ai berikut:

    2. Ke%iatan tersebut di&akukan berdasarkan sistem yan% sudah ada: Mode& re%iona& iniberdasarkan pada pen%uatan RSSA seba%ai Rumah Sakit Rujukan Re%iona& di Ma&an% untukme&akukan pe&atihan didaktik dan penye&iaan k&inis /8 yan% efisien ke semua rumahsakit umum daerah di @i&ayah yan% menjadi tan%%un% ja@abnya.

    7. Sudah ada kebijakan dan keran%ka peraturan kerja yan% sesuai. "nter1ensi M0ER! diban%undi atas keran%ka @e@enan% dan tan%%un% ja@ab yan% sudah ditentukan.a. Peraturan Kemenkes saat ini tentan% tu%as dan tan%%un% ja@ab Pusat Pe&atihan Rumah

    Sakit Rujukan Re%iona& me&iputi penye&iaan dan pendidikan untuk rumah sakit umum

    22

    Rata8Rata Nilai Kepatuhan Praktik Klinis Menurut Kategori di

    Sembilan RS Kabupaten

    Kasus 2

    Kasus 7

    Kasus 9

    Prosestria%

    e

    HP9

    Prosesresusita

    si

    :bser1asipasien

    8ransferpasien

    Dokumenta

    siF

    rekamm

    ed

    is

    Pendidikanmed

    is

    berke&anjutan

    Pe&ayana

    n

    pendukun%

  • 7/23/2019 MNERC+Activity+Report+-+Bahasa

    32/52

    daerah di @i&ayahnya. ji +oba M0ER! menunjukkan ba%aimana RSSA seba%ai PusatPe&atihan Rumah Sakit Rujukan Re%iona& dapat me&akukan pe&atihan didaktik se+araefisien dan penye&iaan k&inis /8 yan% efektif untuk semua rumah sakit umum daerahdi @i&ayahnya.

    b. Ke%iatan yan% di&akukan o&eh Perinasia da&am menyusun protoko& k&inis dan instruksikerja berdasarkan pada keran%ka yan% sudah ada tentan% peran dan tan%%un%

    ja@ab or%anisasi profesi yan% re&e1an yan% ter&ibat da&am ke%iatan M0ER!. 8idakdiper&ukan reor%anisasi penu%asan dari otoritas yan% sudah ada.

    9. Di ba@ah kate%ori dukun%an untuk memperkuat manajemen system kesehatan, HSPmenunjukkan bah@a dana untuk inter1ensi kesehatan di tin%kat re%iona& ada, tetapi per&ukomitmen po&itik untuk merea&isasikan dana tersebut. /an%ka @aktu inter1ensi M0ER! diba@ah dukun%an HSP tidak memun%kinkan untuk menjajaki semua kemun%kinan, namunberdasarkan pen%a&aman HSP di daerah &ain dapat di+atat berba%ai ha& berikut:

    a. Adanya dana yan% berkesinambun%an untuk ke%iatan seperti kunjun%anpenye&iaan dan rotasi praktik k&inis harus dian%%arkan untuk keberhasi&an pro%ram.(eberapa rumah sakit sekaran% te&ah mendapatkan dana untuk tahun an%%aran ini,tapi untuk tahun*tahun mendatan% per&u peren+anaan dan ad1okasi tentan% manfaatdari pendekatan ini.

    b. Ada potensi sumber dana yan% dapat diakses. (eberapa pendanaan tin%kat nasiona&

    disa&urkan me&a&ui tin%kat pro1insi, dan daoat di%unakan untukmen%operasikan Pusat Pe&atihan Re%iona&. Di tin%kat pro1insi dan kabupaten, sumberpendanaan yan% memun%kinkan ada&ah AP(D BAn%%aran Pendapatan dan (e&anjaDaerahC atau dana dari 'ubernur atau $a&ikotaF(upati.

    9I, Kesimpulan dan "emuan

    2. HSP te&ah memberikan bantuan teknis untuk mendukun% uji +oba mode& re%iona& penin%katankua&itas pe&ayanan ke%a@atdaruratan rumah sakit untuk menan%ani ke%a@atdaruratanmaterna& dan neonata& di daerah Ma&an%. Periode imp&ementasi yan% sin%kat se&ama enambu&an ini memberikan hasi& yan% +ukup men%%embirakan, dan menunjukkan perubahanterukur da&am praktik yan% berkaitan den%an penyediaan pe&ayanan ke%a@atdaruratanmaterna& dan neonata& di tin%kat rumah sakit. 8er+atat bah@a de&apan dari sembi&an rumah

    sakit kabupaten yan% berpartisipasi da&am pro%ram ini men%ubah prosedur triase merekauntuk &ebih menerapkan standar pe&ayanan M0ER! dan memastikan bah@a &ini depan tena%akesehatan di rumah sakit menjadi &ebih siap, mempunyai per&en%kapan yan% &ebih baik, danber@enan% untuk memberikan pe&ayanan ke%a@atdaruratan materna& dan neonata&. Padasaat baseline di&akukan, ter&ihat adanya keterbatasan ketersediaan dokter spesia&is dankuran%nya protoko& pe&ayanan ke%a@atdaruratan di rumah sakit, pen%a&aman ini menunjukkanbah@a ke%iatan M0ER! merupakan inter1ensi yan% efektif dan san%at re&e1an untukmenin%katkan hasi& dari penan%anan ke%a@atdaruratan obstetri dan neonata& yan% di&akukanterhadap pasien ibu dan bayi baru &ahir yan% datan% ke rumah sakit umum daerah.

    7. "nti dari strate%i M0ER! termasuk penin%katan rasa memi&iki di tin%kat daerah untukmenjamin kesinambun%an pro%ram den%an +ara memperkuat mode& yan% ada untuk pe&atihandan rujukan den%an sistem re%iona&isasi rumah sakit yan% bermuara pada rumah sakit

    pendidikan tin%kat re%iona& yaitu institusi yan% berperan seba%ai pendukun% rumah sakit dikabupaten. Hasi& peni&aian a@a& menunjukkan bah@a pusat pe&atihan dan rumahsakit rujukan tin%kat re%iona& memi&iki posisi yan% sesuai untuk berperan da&ampenin%katan penerapan standar k&inis P0EK, tetapi mun%kin be&um siap untukme&akukannya. Pen%a&aman HSP menunjukkan bah@a den%anpe&atihan tambahan, bantuan teknis, dan dukun%an &o%istik untuk rumah sakit re%iona& akanmembantu memfun%sikan rumah sakit re%iona& seba%ai pemain utama dan tidak hanya untukmemper&uas ska&a pe&aksanaan M0ER! kerumah sakit umum daerah setempat, tetapi ju%amempertahankan perubahan peri&aku tersebut di antara staf "'D di RS me&a&ui adanyape&atihan terus menerus, pe&atihan kemba&i, dan penye&iaan fasi&itatif. Den%an

    23

  • 7/23/2019 MNERC+Activity+Report+-+Bahasa

    33/52

    demikian, mode& M0ER! re%iona& untuk menin%katkan pe&ayanan ke%a@atdaruratan obstetri+dan neonata& terbukti san%at praktis dan bisa berkesinambun%an, dan semua komponenuntuk rep&ikasi dan penin%katan ska&a dapat ju%a di&akukan di daerah &ain di "ndonesia yan%saat ini sudah ter+atat da&am sistem.

    9. Se&ain itu, M0ER! men%%arisba@ahi pentin%nya kerjasama yan% &ebih baik antar*ba%ian dirumah sakit untuk menjamin ke&an+aran pera&ihan pe&ayanan dari "'D, ba%ian kebidanandan neonata& serta pe&ayanan pendukun% seperti (ank Darah, #ab dan Kamar perasi.Peni&aian baselinemenunjukkan bah@a kerjasama seperti itu san%at bermasa&ah, danmen%akibatkan keter&ambatan da&am pe&ayanan yan% dapat menye&amatkan ji@a. Pendekatanyan% me&ibatkan Ise&uruh rumah sakitI yan% di%unakan da&am M0ER! 5tidak hanya staf "'Dsaja, tetapi ju%a spesia&is, staf ba%ian pera@atan, dan staf profesiona& di ba%ian &ain di rumahsakit*mun%kin berkontribusi pada hasi& positif yan% dapat di+apai den%an mempromosikankerjasama yan% &ebih baik. "nstrumen M0ER! dan sistem penye&iaan ju%a berfun%si seba%aimekanisme yan% efektif untuk men%identifikasi hambatan manajeria& me&a&ui pen%a@asanrutin * sebuah &an%kah pentin% menuju pe&ayanan yan% &ebih baik.

    6. Pada saat kinerja manajeria& menunjukkan penin%katan se&ama pe&aksanaan M0ER!, adaju%a tanda*tanda bah@a untuk memaksima&kan dampak positifnya terhadap penurunankematian ibu dan bayi, M0ER! harus menjadi ba%ian dari paket inter1ensi terpadu yan% &ebih

    &uas untuk menan%ani kua&itas pe&ayanan ke%a@atdaruratan. "ndikator yan% terkait den%anpe&aksanaan pe&ayanan o&eh tena%a kesehatan dan prosedur tata&aksana emer%ensi dasarmen%a&ami penin%katan yan% men+o&ok, aspek pe&ayanan yan% memer&ukan in1estasitambahan atau perubahan kebijakan pada tin%kat yan% &ebih tin%%i di &in%kun%an rumah sakitmen%a&ami penin%katan yan% tidak be%itu nyata. Se&ain itu, meskipun kinerja k&inis membaik di= kate%ori pe&ayanan yan% die1a&uasi, penin%katannya tidak ter&a&u menonjo& danmenunjukkan per&unya pen%uatan praktik yan% benar harus &ebih difokuskan dan terusmenerus me&a&ui /8 dan pe&atihan u&an%. Pendekatan pe&en%kap akan tetap pentin%untuk men%atasi hambatan kebijakan tentan% pe&ayanan ke%a@atdaruratan yan% &ebih baik,serta kebutuhan in1estasi tambahan dan pe&atihan di ba@ah sistem yan% ada di rumah sakituntuk memper&uas akses P0EK di "ndonesia. Meskipun demikian, mode& pusat pe&atihanM0ER! re%iona& dan rumah sakit rujukan merupakan pendekatan yan% menjanjikan untukmemperbaiki praktek den%an memban%un sumber daya dan @e@enan% yan% ada da&am

    sistem.

    Sektor S@asta:

    2. $a&aupun statistik yan% akurat tidak tersedia, diperkirakan bah@a ada sejum&ah besar pasienyan% men+ari nasihat medis untuk ke%a@atdaruratan ke sektor s@asta. Ha& ini mun%kinkarena an%%apan bah@a perhatian medis di fasi&itas s@asta &ebih baik.

    7. Hanya seba%ian ke+i& dari se+tor s@asta yan% memi&iki pera&atan &en%kap dan di&atihda&am pe&ayanan ke%a@atdaruratan obstetri dan neonata&.(iasanya ada keter&ambatan da&amrujukan kasus kritis baik karena risiko yan% dian%%ap remeh atau kekha@atiran tentan% aspekmedis*hukum. &eh karena itu ada kesenjan%an dan hambatan antara rumah sakit umum dansektor s@asta.

    Rekomendasi

    Hasi& dari ke%iatan M0ER! dan pe&aksanaan mode& re%iona& dan dibentuk di daerah Ma&an%menunjukkan kemajuan yan% menjanjikan untuk men%emban%kan pendekatan hemat biaya danberke&anjutan untuk menin%katkan kua&itas pe&ayanan ke%a@atdaruratan obstetri dan neonata&di "ndonesia. Men%in%at kebutuhan yan% diidentifikasi saat pen%umpu&an data baseline untukmemperbaiki sistem dan pe&ayanan ke%a@atdaruratan obstetri dan neonata&, serta keterampi&antena%a kesehatan, dianjurkan bah@a Kemenkes dan donor memberikan pertimban%an +ermat

    24

  • 7/23/2019 MNERC+Activity+Report+-+Bahasa

    34/52

    berdasarkan pen%a&aman saat M0ER! dan rekomendasi kebijakan yan% dihasi&kan, sepertidije&askan se+ara %aris besar di ba@ah ini.

    Pe&ajaran dari M0ER! menyarankan beberapa &an%kah pentin% yan% dapat diambi& untukmenin%katkan kua&itas pe&ayanan ke%a@atdaruratan untuk ibu dan bayi baru &ahir da&am bidan%kebijakan dan memban%un &in%kun%an kondusif yan% &ebih &uas, manajemen rumah sakit dan fasi&itas,dan pe&atihan dan pe&aksanaan M0ER! di masa yan% akan datan%. Rekomendasi disajikan di ba@ahini berdasarkan masin%*masin% bidan%.

    Kebijakan

    2. Mengembangkan strategi tingkat nasional dan ren&ana untuk meningkatkan pelayanankegawatdaruratan di rumah sakit untuk ibu dan bayi baru &ahir yan% men%a&ami komp&ikasi. Penyusun kebijakan di tin%kat nasiona& dan daerah harus se+arahati*hati mempertimban%kan peran rumah sakit da&am menurunkan an%ka kematian ibu danbayi, dan dukun%an serta arahan terus menerus dari penyusun kebijakan nasiona& diper&ukanuntuk men%atasi tantan%an yan% berkaitan den%an prosedur rumahsakit, praktek, dan pe&atihan. Ha& ini ju%a ber&aku untuk akreditasi, sertifikasi F standarkua&ifikasi dan proses.

    7. Aokus pada peningkatan keterampilan dan kapasitas dalam seumlah ke&il inter%ensi

    darurat sederhana dan e*ekti*yan% dapat memberikan dampak terbesar terhadap penyebabutama kematian. Penekanan khusus diper&ukan untuk pe&atihan dan pe&atihan u&an%keterampi&an resusitasi dasar, dan pemanfaatan pe&atihan berbasis kompetensi.

    9. -angkah8langkah kebiakan yang diperlukan untuk mempromosikan spesialisasikegawatdaruratan, misa&nya den%an mempromosikan spesia&isasi ke%a@atdaruratan difaku&tas kedokteran, dan inte%rasi ke%a@atdaruratan yan% &ebih baik ke da&am kebijakanrumah sakit dan or%anisasi profesi.

    6. Promosi yang lebih luas tentang sistem serti*ikasi berbasis kompetensi bagi tenagamedis kegawatdaruratan. Per&u adanya sistem yan% me&iputi e1a&uasi u&an% terus menerusdan sertifikasi, pe&atihan u&an% dan /8 ba%i tena%a medis ke%a@atdaruratan, dan yan% dapatdi&emba%akan dan berke&anjutan se+ara nasiona&.

    Manajemen Rumah Sakit

    2. Perlu prosedur triase pasien yang lebih elas den%an instruksi kerja untuk memastikanperto&on%an pertama diberikan se%era o&eh staf medis dan kepera@atan yan% bertu%as,sampai bantuan spesia&is tersedia.

    7. Kebiakan Rumah Sakit termasuk untuk administrasi dan semua bagian perawatanyang rele%an harus mengadopsi kebiakan MN+RC yang elasdan men%identifikasiperan, fun%si dan tan%%un% ja@ab berba%ai ba%ian dan unit pera@atan, kebijakan tersebutditerima dan men%ikat semua pihak.

    9. Perlu adanya protokol ruukan antara rumah sakit pemerintah dan swasta serta *asilitaskesehatan primer dan sekunder yang lebih baik,Protoko& rujukan yan% ada per&udioperasiona&kan dan diperkuat.

    6. Perlu dukungan yang lebih banyak untuk

    sehubungan dengan pelayanan MN+RC,Misa&nya fokus pada kamar operasi danpe&ayanan anestesi untuk M0ER!, atau pemutakhiran infrastruktur atau pe&atihan tena%akesehatan untuk memastikan "'D mempunyai per&en%kapan untuk pe&ayananke%a@atdaruratan. Pe&ayanan pendukun% seperti &aboratorium, radio&o%i, dan bank darah

    ju%a mempen%aruhi kua&itas M0ER! se+ara si%nifikan, seperti tahap sebe&um ke rumah sakitdan pe&ayanan ambu&an. Penunjukkan staf yan% bertu%as membina hubun%an den%an pasien

    25

  • 7/23/2019 MNERC+Activity+Report+-+Bahasa

    35/52

    untuk menan%ani ke&uar%a dan seba%ai pen%amat pasien %a@at darurat dapat menin%katkankepuasan k&ien dan men%hemat @aktu dan usaha staf teknis.

    Penin%katan Pe&atihan dan Pe&ayanan Pub&ik

    2. .er*okus pada pelatihan berbasis kompetensi berpusat pada B;.CB dari resusitasi danmen%ena&i perbedaan antara manajemen ke%a@atdaruratan pada pasien obstetri,neonata& dan masyarakat umum. Ha& ini ju%a harus menekankan per&unya penin%katanpen%enda&ian infeksi tin%kat dasar.

    7. Pendidikan medis berkelanutan disertai pelatihan penyegaran untuk dokter danperawat harus selalu ada berhubungan dengan kegawatdaruratan. Pe&atihan &okakaryaa@a&nya harus menar%etkan dokter dan pera@at se+ara terpisah untuk menekankantujuan pembe&ajaran ke&ompok khusus, kemudian di&anjutkan den%an pe&atihan berbasis tim.Men%undan% dan men%ikutsertakan dokter dan pera@at dari sektor s@asta untukke%iatan pe&atihan di rumah sakit umum. Pro%ram penye%aran berka&a harus diren+anakan.

    9. Pendekatan pelatihan regional kolaborati* dengan meman*aatkan pusat pelatihanregional dan pelatih lokal dan dihubungkan dengan

    3. Penilaian keterampilan berkelanutan diperlukan untuk mengidenti*ikasi titik kelemahandan kekuatan pada kinera manaerial dan klinis, sehin%%a dukun%an yan% spesifik dapatdiberikan dan kebutuhan pe&atihan prioritas dapat diidentifikasi da&am konteks p