mkn-mar2007-40 (6)

8
7/21/2019 mkn-mar2007-40 (6) http://slidepdf.com/reader/full/mkn-mar2007-40-6 1/8  Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40  No. 1  Maret 2007 13 Masalah Emosi dan Perilaku pada nak Penderita Hipotiroid Kongenital Elvi Andriani Yusuf dan Zulkarnain Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara Abstrak:  Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki gambaran mengenai masalah emosi dan  perilaku pada anak yang menderita hipotiroid kongenital. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, pemberian tes Child Behavior Check List (CBCL/4-18) dan AAMD Adaptive Behavior Scale bagian II. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif dengan mengggunakan 3 orang subjek  yang didiagnosa hipotiroid kongenital. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat gangguan pada masalah perilaku sosial, perhatian, perilaku agresif dan reaksi buruk terhadap frustrasi. Selanjutnya pada masing-masing subjek terdapat variasi masalah emosi dan perilaku lainnya. Hasil  penelitian juga menemukan adanya perubahan perilaku sebelum dan sesudah pengobatan hipotiroid, yang awalnya pasif menjadi aktif dan lebih agresif. Kata kunci:  hipotiroid kongenital, masalah emosi, dan perilaku Abstract:  The aim of the study is to describe about emotional problem and behavior at children, which are suffering congenital hypothyroidism. The data collected by using observation, interview, Child Behavior Checklist test (CBCL/4-18) and AAMD Adaptive Behavior Scale part of II. This study using a qualitative approach and the subject were three children who are suffering congenital hypothyroidism. The result shows there were social behavioral problem disorder, attention, aggressive behavioral and bad reaction to frustration. Hereinafter, each subject has a variation of emotional problem and behavior. It’s also found that the existence of behavioral change before and after medical treatment of hypothyroidism, what is initially passive becomes active and more aggressive. Keywords: congenital hypothyroidism, emotional problem, and behavior PEND HULU N Memiliki anak yang tumbuh dan berkembang secara normal merupakan idaman setiap orang tua, tetapi pada kenyataannya tidak jarang dijumpai anak-anak yang mengalami gangguan perkembangan yang mengakibatkan alur tumbuh kembangnya tidak mengikuti alur perkembangan yang normal. Hal ini dapat disebabkan oleh pengaruh bawaan (faktor biologis, nature ), faktor lingkungan (nurture ), maupun kombinasi di antara keduanya. Kedua faktor ini berinteraksi mempengaruhi aspek fisik dan psikologis anak. Salah satu faktor biologis yang dapat menghambat tumbuh kembang anak adalah adanya abnormalitas fungsi tiroid. Abnormalitas tiroid dapat dibagi atas 2 bagian besar, yaitu hipertiroid dan hipotiroid. Hipertiroid adalah tiroid hiperaktif (hipertiroidisme) yang terjadi karena produksi hormon tiroid yang berlebihan. Sedangkan fungsi tiroid yang kurang aktif, disebut sebagai hipotiroid yang terjadi bila kelenjar tiroid tidak atau kurang memproduksi hormon tiroid. Salah satu jenis hipotiroid adalah hipotiroid kongenital (congenital hypothyroidism), yaitu gangguan metabolisme yang disebabkan kurangnya hormon tiroid pada saat bayi berada dalam kandungan dan berlanjut setelah lahir. 1 Divisi Tiroid pada The Magic Foundation for Children Growth  menjelaskan bahwa hipotiroid kongenital adalah gangguan yang mempengaruhi anak sejak lahir (kongenital) disebabkan hilangnya fungsi tiroid akibat kegagalan perkembangan kelenjar tiroid. Kadangkala pada anak tidak terdapat kelenjar Universitas Sumatera Utara

Upload: grace-nenobais

Post on 05-Mar-2016

240 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jurnal

TRANSCRIPT

Page 1: mkn-mar2007-40 (6)

7/21/2019 mkn-mar2007-40 (6)

http://slidepdf.com/reader/full/mkn-mar2007-40-6 1/8

 

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40  No. 1  Maret 2007  13

Masalah Emosi dan Perilaku pada nak Penderita Hipotiroid Kongenital

Elvi Andriani Yusuf dan Zulkarnain

Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki gambaran mengenai masalah emosi dan perilaku pada anak yang menderita hipotiroid kongenital. Metode pengumpulan data yangdigunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, pemberian tes Child BehaviorCheck List (CBCL/4-18) dan AAMD Adaptive Behavior Scale bagian II. Penelitian inimenggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif dengan mengggunakan 3 orang subjek yang didiagnosa hipotiroid kongenital. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat gangguan padamasalah perilaku sosial, perhatian, perilaku agresif dan reaksi buruk terhadap frustrasi.Selanjutnya pada masing-masing subjek terdapat variasi masalah emosi dan perilaku lainnya. Hasil penelitian juga menemukan adanya perubahan perilaku sebelum dan sesudah pengobatanhipotiroid, yang awalnya pasif menjadi aktif dan lebih agresif.Kata kunci: hipotiroid kongenital, masalah emosi, dan perilaku

Abstract: The aim of the study is to describe about emotional problem and behavior at children,which are suffering congenital hypothyroidism. The data collected by using observation,interview, Child Behavior Checklist test (CBCL/4-18) and AAMD Adaptive Behavior Scale partof II. This study using a qualitative approach and the subject were three children who aresuffering congenital hypothyroidism. The result shows there were social behavioral problemdisorder, attention, aggressive behavioral and bad reaction to frustration. Hereinafter, eachsubject has a variation of emotional problem and behavior. It’s also found that the existence ofbehavioral change before and after medical treatment of hypothyroidism, what is initially passivebecomes active and more aggressive.Keywords: congenital hypothyroidism, emotional problem, and behavior

PEND HULU N Memiliki anak yang tumbuh dan

berkembang secara normal merupakan idamansetiap orang tua, tetapi pada kenyataannya

tidak jarang dijumpai anak-anak yangmengalami gangguan perkembangan yangmengakibatkan alur tumbuh kembangnyatidak mengikuti alur perkembangan yangnormal. Hal ini dapat disebabkan olehpengaruh bawaan (faktor biologis, nature ),faktor lingkungan (nurture ), maupunkombinasi di antara keduanya. Kedua faktorini berinteraksi mempengaruhi aspek fisik danpsikologis anak.

Salah satu faktor biologis yang dapat

menghambat tumbuh kembang anak adalahadanya abnormalitas fungsi tiroid.Abnormalitas tiroid dapat dibagi atas 2 bagianbesar, yaitu hipertiroid dan hipotiroid.

Hipertiroid adalah tiroid hiperaktif(hipertiroidisme) yang terjadi karena produksihormon tiroid yang berlebihan. Sedangkanfungsi tiroid yang kurang aktif, disebut sebagai

hipotiroid yang terjadi bila kelenjar tiroidtidak atau kurang memproduksi hormontiroid. Salah satu jenis hipotiroid adalahhipotiroid kongenital (congenitalhypothyroidism), yaitu gangguan metabolismeyang disebabkan kurangnya hormon tiroidpada saat bayi berada dalam kandungan danberlanjut setelah lahir.1

Divisi Tiroid pada The Magic Foundationfor Children Growth   menjelaskan bahwahipotiroid kongenital adalah gangguan yang

mempengaruhi anak sejak lahir (kongenital)disebabkan hilangnya fungsi tiroid akibatkegagalan perkembangan kelenjar tiroid. Kadangkala pada anak tidak terdapat kelenjar

Universitas Sumatera Utara

Page 2: mkn-mar2007-40 (6)

7/21/2019 mkn-mar2007-40 (6)

http://slidepdf.com/reader/full/mkn-mar2007-40-6 2/8

Karangan Asli

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40  No. 1  Maret 2007 14

tiroid atau tiroid ektopik (di luar letaknormal). Akibatnya kelenjar tiroid tidakmenghasilkan thyroxine  (T4) yang cukup yangdapat menyebabkan timbulnya abnormalitas

perkembangan dan fungsi mental yangterhambat. Ada pun fungsi tiroid ini padamanusia sudah tampak sejak fetus berusia 12minggu dalam kandungan.2

 Dari segi medis, penyakit hipotiroid

kongenital telah banyak diteliti dan dibahasnamun dari sudut psikologi, bagaimanaperkembangan emosi dan perilaku anak,hipotiroid kongenital belum banyak diulas danmasih menjadi pertanyaan.

Menurut Gilberg, insiden kejadian hipotiroid

kongenital adalah 1 : 3000 - 4000 kelahiran.Hipotiroid kongenital dapat mengakibatkanmental retardasi dan menghambat perkembanganmotorik, jika tidak diterapi pada bulan pertamakehidupan. Hal ini terkait dengan pentingnyahormon tiroid bagi perkembangan otak.Kekurangan hormon tiroid secara langsungberhubungan dengan fungsi intelektual, motorikdan perilaku.3 

Dalam kaitannya dengan intelektual, Rovet& Erlich menyatakan identifikasi dini dan

pengobatan awal pada bayi hipotiroid kongenitaldapat mengurangi terjadinya mental retardasidan secara signifikan meningkatkan fungsiintelektual. Akan tetapi gangguan ringan padabeberapa aspek kemampuan tertentu sepertibahasa, visuospasial, neuromotor, memori,perhatian, pendengaran dan kemampuanmembedakan suara (auditory discriminationability ) masih terjadi. Gangguan ini ditentukanoleh tingkat gangguan, penyebab gangguan,usia, keparahan, lamanya terjadi gangguan,

dan kekuatan dosis terapi.4

 Di beberapa negara maju seperti Amerika,Jepang, Australia, dan Eropa, sejak tahun1970, program skrining neonatal   untukhipotiroidisme telah dilaksanakan sehinggadapat mengurangi terjadinya mental retardasipada anak. Intelegensi anak dapat normal jikapengobatan dimulai sejak dini sebelum anakberusia 3 bulan.3,4 

Tidak semua anak hipotiroid kongenitalmengalami mental retardasi. Intelegensi anak

dapat berkembang normal jika pengobatandimulai sejak dini sebelum anak berusia tigabulan namun dapat menyebabkan mental

retardasi jika pengobatan dimulai sesudahenam bulan3,4,5. Mental retardasi didefinisikansebagai fungsi intelektual di bawah rata-rata(IQ di bawah 70) yang disertai dengan

keterbatasan dalam tingkah laku adaptif dalamkehidupan sehari-hari yang muncul sebelumusia 18 tahun.6 Adapun klasifikasi intelegensidalam mental retardasi menurut Skala Binetyaitu: mild mental retardation  dengan IQ 60-69, moderate mental retardation   dengan IQ50-59, severe mental retardation   dengan IQ40-49 dan  profound mental retardation  dengan IQ di bawah 40

7.

Namun sayangnya skrining neonatal  untukhipotiroid tersebut belum umum dilakukan di

Indonesia.8,9

 Deliana dalam penelitiannya pada8 kasus anak penderita hipotiroid kongenitalyang melakukan pemeriksaan intelegensi,menemukan 5 anak memiliki IntelligenceQuotient   (IQ) di bawah 69 (kategori mentalretardasi), 2 anak dengan IQ antara 70-79(borderline ), dan 1 anak memiliki IQ antara90-109 (rata-rata) 10.

Dalam kaitannya dengan emosi danperilaku, Alloy, Riskind dan Manosmenyatakan kondisi hormon mempengaruhi

respon emosional individu. Hormon tiroidyang rendah dan berlangsung kronis dapatmenyebabkan munculnya gejala kecemasan,mudah terganggu (irritability ) , gejala depresi ,kelelahan (fatigue ) dan sebagainya.11 

Santrock menyatakan emosi seringkalidisamaartikan dengan perasaan atau efek yangmelibatkan gabungan antara keterbangkitanfisik (physical arousal ) dan perilaku nyata(overt behavior ).6  Watson dan Clarkmengemukakan bahwa emosi memiliki tiga

komponen sentral yaitu: ekspresi, perubahanfisiologis, dan diikuti oleh perasaan subjektifseperti takut, cemas, antusias atau lainnya.Dalam hal ini emosi mendorong orang untukberperilaku dengan cara tertentu seperti gembiramembuat orang merasa relaks, marah membuatorang mengancam atau menyerang danseterusnya. Oleh karena emosi mendorongbeberapa tindakan dan berperan sebagai matarantai motivasi antara pengalaman dan perilaku.12 

Ada berbagai teori tentang emosi, salah

satu diantaranya adalah Cannon-Bard Theoryyang menyatakan bahwa bagian otak yangdisebut sebagai thalamus berperan sebagai

Universitas Sumatera Utara

Page 3: mkn-mar2007-40 (6)

7/21/2019 mkn-mar2007-40 (6)

http://slidepdf.com/reader/full/mkn-mar2007-40-6 3/8

Elvi Andriani Yusuf dkk Masalah Emosi dan Perilaku…

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40  No. 1  Maret 2007  15

kunci dalam emosi. Reaksi fisik munculbersamaan dengan perasaan emosi. Teori inikemudian disempurnakan oleh Papez yangmenekankan peran hipotalamus dalam

meningkatkan  physical arousal   sementarasistem limbik melibatkan pengalamansubjektif dari emosi. Dalam hal ini emosimengarahkan individu untuk berperilakutertentu. Sebagai contoh kesedihan membuatorang berperilaku menarik diri, kemarahanmembuat orang mengancam, dan seterusnya.12 

Kemampuan untuk mengontrol emosiberkembang sesuai dimensi perkembangan.Dalam melihat trend   perkembangan regulasiemosi ini, perlu diperhatikan bahwa ada

variasi individual yang luas dalam kemampuananak meregulasi emosinya. Anak dan remajayang memiliki masalah seringkali mengalamikesulitan dalam mengontrol emosinya.6 

Rovet dan Erlich mengatakan masalahperilaku pada anak hipotiroid kongenitalterdapat pada keluhan somatik, masalah atensi,kecemasan, dan depresi.4  Selain itu hipotiroidkongenital juga berhubungan dengan simtomdepresif dan social withdrawal . Berdasarkanhasil penilaian guru, anak hipotiroid kongenital

cenderung mengalami permasalahan belajar disekolah, masalah motivasi, masalah perhatiandan lebih impulsif serta hiperaktif.3 

Peneliti lainnya, Simons, Fuggle, Grant &Smith menyatakan pada anak hipotiroidkongenital terdapat hambatan emosionalseperti masalah perilaku sosial, perilakumenyendiri (solitary behavior), perilaku tidakmenyenangkan (miserable behavior ), dan jugamuncul masalah perilaku yang berkaitandengan perhatian.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwahipotiroid kongenital selain berpengaruhterhadap perkembangan intelektual, fisik danmotorik anak juga dapat menyebabkantimbulnya masalah emosi dan perilaku padaanak. Beberapa masalah emosi dan perilakuyang dialami anak penderita hipotiroid, yaitu:1.

 

Kecemasan yaitu rasa tegang, takut dankhawatir akan sesuatu yang mengancamdirinya.

2.  Mudah terganggu (irritability ) yaitu

perasaan mudah terganggu akanpermasalahan kecil yang terjadi.

3.  Depresi yaitu suasana hati yang diwarnaidengan perasaan tertekan, sedih dan tidakbahagia, kehilangan gairah serta kurangberharga.

4. 

Masalah perilaku sosial yaitu: perilakuyang kurang sesuai dengan tuntutan sosialdan kekurangmampuan menyesuaikan diridengan lingkungan sosial.

5.  Fatique yaitu perasaan lelah yang

berlebihan meskipun tidak melakukanaktivitas yang membutuhkan energi.

6. 

Social Withdrawal  yaitu: perilaku menarikdiri dan kurang mau berinteraksi denganlingkungan sosial. 

7. 

Keluhan Somatis yaitu keluhan fisik

seperti sering pusing, mual, muntah,kram/sakit perut, mudah lelah,bermasalah dengan kulit

8. 

Masalah atensi yaitu kekurangmampuanuntuk memusatkan perhatian yangmencakup kurang konsentrasi, tidak dapatduduk tenang, terus menerus bergerak,gelisah, dan impulsif.

9.  Perilaku solitary yaitu perilaku yang sukamenyendiri.

10. Perilaku yang tidak menyenangkan yaitu

perilaku yang menimbulkan rasa tidaksenang dan terganggu pada orang lain.

Penelitian ini pada dasarnya bertujuanuntuk memperoleh gambaran masalah emosidan perilaku pada anak penderita hipotiroidkongenital.

B H N D N C R PENELITI N

Penelitian ini menggunakan metodepenelitian kualitatif. Hasil penelitian nantinya

dideskripsikan untuk menjawab pertanyaanpermasalahan yang diteliti. Penelitian kualitatifmenggunakan pendekatan holistik agar diperolehpemahaman menyeluruh dan utuh tentangfenomena yang diteliti serta menampilkankedalaman dan detail karena fokusnya padapenyelidikan mendalam pada sejumlah kasuskecil.

Instrumen Penelitian

Selain menggunakan metode observasi

dan wawancara, instrumen pengumpulan datapada penelitian ini menggunakan skala yaitu:CBCL/4-18 dan AAMD Adaptive BehaviorScale  bagian II.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: mkn-mar2007-40 (6)

7/21/2019 mkn-mar2007-40 (6)

http://slidepdf.com/reader/full/mkn-mar2007-40-6 4/8

Karangan Asli

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40  No. 1  Maret 2007 16

1. Child Behavior Check List (CBCL/4-18)  Child behavior Check List   atau CBCL/4-18 adalah alat yang diciptakan Achenbachuntuk mengukur serta mengindentifikasi

kompetensi (competence scales ) danmasalah emosi serta perilaku anak ( problemscales ) dari sudut pandang orang tua.13 Penelitian ini menitikberatkan pada problemscales   yang mengidentifikasi masalah emosidan perilaku anak yang terdiri dari:- Internalizing  yaitu masalah emosi dan

perilaku yang mengarah ke dalam,yang terdiri dari: withdrawn, somaticcomplain, dan anxious/depressed. 

- Externalizing  yaitu masalah emosi danperilaku yang mengarah ke luar, yang

terdiri dari delinquent behavior   danaggressive behavior  

- Hal yang merupakan diantaranya,yaitu social problems, thought problems, dan attention problems .

2. AAMD Adaptive Behavior Scale  bagian IIAAMD-Adaptive Behavior Scale   adalahrating   tingkah laku bagi anak-anakyang mengalami mental retardasi,ketidakmampuan menyesuaikan dirisecara emosional (emotionally disabled )dan hambatan dalam perkembangan

(developmentally disabled ). 14 Skala ini terdiri atas 2 bagian:a. Bagian I: disusun berdasarkan jalannya

perkembangan (developmental lines ),dirancang untuk menilai kecakapanindividu dalam 10 domain kegiatansehari-hari.

b. Bagian II: dirancang untuk mengukurpenyimpangan tingkah laku dalamhubungannya dengan kepribadian dangangguan tingkah laku. Terdiri dari 14

domain tingkah laku yaitu tingkah lakuyang merusak dan kekerasan, anti sosial,memberontak, tidak dapat dipercaya,menarik diri, tingkah laku stereotipis,dan sikap yang aneh, sikap yang tidakpantas dalam hubungan antar pribadi,kebiasaan bersuara yang tidak dapatditerima, kebiasaan eksentrik dan tidakdapat diterima, tingkah laku menyakitidiri sendiri, hiperaktif, penyimpanganseksual, kelainan psikologis danpenggunaan obat-obatan. Pada penelitian

ini analisis tingkah laku lebih ditekankanpada AAMD Adaptive Behavior ScaleBagian II.

Subjek Penelitian

Dengan fokus pada kedalaman dan proses,penelitian kualitatif cenderung dilakukandengan jumlah kasus yang sedikit.

Poerwandari menyebutkan bahwa tidakterdapat aturan yang pasti mengenai jumlahresponden dalam studi kualitatif.15  Dalampenelitian ini jumlah subjek penelitian adalahtiga orang anak dengan diagnosa HipotiroidKongenital berdasarkan data medis.

H SIL PENELITI N

Berdasarkan riwayat hipotiroid kongenital,selama masa kehamilan ketiga ibu dalam kondisisehat, namun berbeda dalam hal penerimaanatas kehamilan. Ibu subjek pertama sehat tetapistress, ibu subjek kedua sehat dan sangatmenerima kehamilan, sementara ibu subjekketiga sehat tetapi berusaha membuangkehamilan dan secara psikologis tidak siapmenerima kelahiran. Selain itu subjek pertamamemiliki riwayat keluarga hipotiroid kongenitalsementara dua subjek lainnya tidak memilikiriwayat hipotiroid kongenital dalam keluarga.

Hipotiroid terdeteksi pada waktu yangberbeda pada ketiga subjek. Orang tua subjekpertama sudah mulai curiga ia berbeda dari

anak lainnya sejak lahir disebabkan badannyayang kuning, lidah yang besar sehingga sulitminum dan badan yang menciut. Subjek jugabelum mengalami proses berjalan danberbicara sampai usia 1,3 tahun. Sedangkanorang tua subjek kedua sudah curiga akankelainannya. Pada saat usia 9 bulan, leher dankepalanya masih lemas serta belum adaperkembangan kemampuan fisik dan bahasa.Keadaan fisiknya juga menunjukkan gejalalidah tebal sehingga sulit minum dan ia sulit

buang air besar dan baru dapat berjalan danberbicara pada usia 7-8 tahun. Sementara ituorang tua subjek ketiga curiga tentangkelainan saat usia 1-2 tahun subjek belum bisaberbicara dan berjalan. Kondisi fisiknyamenjadi perhatian orang lain karenabentuknya yang kerdil dan bengkak, lidahbesar, kuning (pucat) dengan kepala yangmembenjol. Perkembangan fisik subjek jugalambat, ia bisa berdiri dan merambatdipinggiran meja namun sampai usia 4 tahun7 bulan belum bisa berjalan dan bicara.

Ketiga subjek memulai pengobatan dalamwaktu yang berbeda yaitu subjek pertamapada usia 1 tahun 3 bulan, subjek kedua dan

Universitas Sumatera Utara

Page 5: mkn-mar2007-40 (6)

7/21/2019 mkn-mar2007-40 (6)

http://slidepdf.com/reader/full/mkn-mar2007-40-6 5/8

Elvi Andriani Yusuf dkk Masalah Emosi dan Perilaku…

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40  No. 1  Maret 2007  17

subjek ketiga pada usia 4 tahun 7 bulan.Subjek pertama langsung berobat medis,sedang subjek kedua dan subjek ketiga sampaiusia tersebut masih berobat tradisional. Ada

kepercayaan pada orang tua subjek kedua dansubjek ketiga bahwa anak mereka dimasukimahluk halus sehingga harus dibawa ke orangtua ( pintar ) untuk ditimang, diurut ataudiceploki telur wajahnya untuk menghilangkanmahluk halus. Ternyata hal ini tidak membawahasil sehingga usia 4,7 tahun baru mulaipengobatan medis hipotiroid.

Pengobatan hipotiroid yang tidak dilakukansejak dini berdampak bagi kemampuanintelektual. Subjek pertama tergolong mentalretardasi ringan, subjek kedua tergolong mentalretardasi berat dan subjek ketiga tergolongmental retardasi sedang.

Pada ketiga subjek juga terlihat bahwa adaperbedaan kondisi emosi dan perilakusebelum dan sesudah pengobatan hipotiroid.Jika sebelum pengobatan ketiganya bersikappasif, diam dan sulit mengekspresikan emosimaka sesudah berjalannya pengobatanperilaku mereka menjadi lebih agresif. Padasubjek pertama, ia menjadi sensitif dan mudah

terusik pada hal-hal kecil seperti jika orangberbicara dan melihat kearahnya maka iamerasa orang tersebut membicarakannya.

Masalah emosi dan perilaku yang ada pada

ketiga subjek menunjukkan profil yangberbeda, subjek pertama cenderung memilikimasalah yang Internalizing sementara subjekkedua dan subjek ketiga cenderungExternalizing . Namun ada beberapa masalahemosi dan perilaku dialami oleh ketiga subjekyaitu masalah perilaku sosial, masalah atensi,agresif, dan reaksi buruk terhadap frustrasi.Masalah perilaku delinkuensi dialami olehsubjek kedua dan subjek ketiga; keluhan somatishanya dialami oleh subjek pertama dan subjekketiga; sedangkan perilaku yang tidakmenyenangkan dialami subjek pertama (tertawasendiri) dan subjek ketiga (memegang payudaraorang lain). Untuk masalah perilaku mudahterganggu , menarik diri  perilaku soliter hanyadialami oleh subjek pertama. Sementara untukmasalah kecemasan, depresi dan fatigue   tidakditemukan pada ketiga subjek dalam penelitianini.

Tabel 1.

Perbandingan keadaan umum antar-subjek

Keadaan Umum Subjek ke-1 Subjek ke-2 Subjek ke-3

Riwayat HK Diagnosa HK usia 1 tahun 3

bulan, ada riwayat

keluarga HK

Diagnosa HK pada usia 4

tahun 7 bulan, tidak ada

riwayat keluarga HK

Diagnosa HK usia 4 tahun 7

bulan, tidak ada riwayat

HK

Fisik Sebelum pengobatan:

tangisan serak, ling-kar

kepala kecil, makroglosi,

 jalan 2.5 tahun kurang

kokoh, bicara + 3 tahun --

belum jelas. Saat ini tubuh

kurus, membungkuk, kepala

menunduk.

Sebelum pengobatan lidah

tebal, kulit kering, rambut

 jarang, bentuk tubuh

pendek dan bengkak,

berjalan 7.5 tahun, bicara 8

tahun tapi belum jelas.

Saat ini postur tubuh sesuai

dengan rata-rataAnak seusia, wajah tipikal

Sebelum pengobatan

ubun-ubun kepala belum

menutup, tubuh kerdil,

lidah besar, perut buncit

ber jalan dan 4 tahun 8

bulan, cadel.

Saat ini postur tubuh kecil

namun tampak cukup“normal”

Intelektual IQ 62 ( mild MR), sekolah SD

Inpres

IQ 39 ( severe MR), sekolah

SD SLB

IQ 51 (moderate MR), tidak

sekolah, mengaji

Universitas Sumatera Utara

Page 6: mkn-mar2007-40 (6)

7/21/2019 mkn-mar2007-40 (6)

http://slidepdf.com/reader/full/mkn-mar2007-40-6 6/8

Karangan Asli

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40  No. 1  Maret 2007 18

Tabel 2.

Perbandingan permasalahan emosi dan perilaku antar-subjek

Permasalahan emosi &

perilaku

Subjek ke-I Subjek ke-2 Subjek ke-3

1. Kecemasan - - -

2. Mudah

terganggu

Ada indikasi - -

3. Depresi - - -

4. Masalah

Perilaku sosial

Ada indikasi Ada indikasi Ada indikasi

5. Fatique  - - -

6. Menarik diri  Ada indikasi - -

7.Keluhan Somatis Ada indikasi - Ada indikasi

8. Masalah atensi Ada indikasi Ada indikasi Ada indikasi

9. Perilaku soliter Ada indikasi - -

10. Perilaku tidakmenyenangkan Ada indikasi Ada indikasi -

Permasalahan emosi &

perilaku lain

Subjek ke-1 Subjek ke-2 Subjek ke-3

1. Delinkuensi - Ada indikasi Ada indikasi

2. Agresif Ada indikasi Ada indikasi Ada indikasi

3. Menyakiti diri

sendiri

- Ada indikasi -

4. Reaksi buruk terhadap

frustrasi

Ada indikasi Ada indikasi Ada indikasi

DISKUSI

Ada beberapa hal yang didiskusikan dalampenelitian ini yaitu riwayat hipotiroid, kondisifisik, intelektual, masalah emosi, dan perilakuanak hipotiroid kongenital dalam kaitannyadengan teori serta temuan adanyapermasalahan emosi dan perilaku lain padaketiga subjek penderita hipotiroid kongenital.

Dalam hal riwayat hipotiroid, ketigasubjek didiagnosa menderita hipotiroid dan

mendapatkan pengobatan pada usia yangberbeda. Namun persamaannya adalah bahwaketiganya mendapatkan pengobatan sesudahdi atas usia 6 bulan sehingga berpengaruhterhadap kondisi kecerdasannya, yaitumengalami mental retardasi. Hal ini sejalandengan apa yang dikemukakan para ahliseperti La Franchi, Simon et.al dan Rovet &Erlich bahwa pengobatan yang dilakukanterhadap anak di atas usia 6 bulan dapatmenyebabkan mental retardasi.

3,5,4  Subjek

pertama yang memulai pengobatan pada usia1 tahun 3 bulan menderita mild mentalretardation , subjek kedua yang memulaipengobatan pada usia 4 tahun 7 bulan

mengalami severe mental retardation,sedangkan subjek kedua yang memulaipengobatan pada usia yang sama dengansubjek ketiga mengalami moderate mentalretardation.  Hal ini juga sesuai dengan hasilpenelitian Deliana terhadap pasien anakhipotiroid kongenital di Jakarta yangmenemukan lebih banyak anak yangmenderita mental retardasi dari padaberintelegensi rata-rata (5 dari 8 anak

menderita mental retardasi atau + 60 %).10 Dalam kaitannya dengan masalah emosi

dan perilaku terlihat bahwa subjek pertamayang mengalami mental retardasi ringanmemiliki banyak persamaan masalah emosidan perilaku seperti yang dikemukakan paraahli.11,4,3,5  Ia mengalami 7 dari 10 masalahemosi dan perilaku yaitu mudah terganggu(2), masalah perilaku sosial (4), Internalizing problem : menarik diri (6) dan keluhan somatis(7), juga masalah atensi (8), perilaku soliter

(9) dan perilaku tidak menyenangkan (10).Hal ini berkaitan dengan penelitian yangmereka lakukan di negara maju yang sudahmenerapkan skrining neonatal   untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 7: mkn-mar2007-40 (6)

7/21/2019 mkn-mar2007-40 (6)

http://slidepdf.com/reader/full/mkn-mar2007-40-6 7/8

Elvi Andriani Yusuf dkk Masalah Emosi dan Perilaku…

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40  No. 1  Maret 2007  19

hipotiroid sehingga subjek penelitian merekaumumnya adalah anak hipotiroid kongenitalyang memiliki intelegensi sedikit di bawahnormal sampai dengan normal yang lebih

mirip dengan kondisi subjek pertama.Selanjutnya terlihat ada perubahanperilaku anak sebelum dan setelah pengobatanhipotiroid berlangsung. Perilaku yang awalnyapasif, diam, dan sulit berekpresi sesudahdiobati berubah menjadi aktif, mudah marah,agresif, dan harus diikuti keinginannya.Menurut Simons et.al bahwa meskipun dalampenelitian mereka tidak ditemukan adanyapeningkatan perilaku agresif dan conduct problem.5  Namun dari penelitian yangdilakukan oleh Rovert & Erlich diketahuibahwa pengobatan hipotiroid dosis moderate  hingga tinggi akan lebih meningkatkan resikotimbulnya permasalahan tersebut pada anak.4 Ketiga subjek pada penelitian ini mengalamipermasalahan perilaku agresif selamamenjalani pengobatan, yaitu mudah marah,dan cenderung menyerang secara fisik dalammelampiaskan kemarahannya. Pada subjekkedua dan subjek ketiga juga timbulkecenderungan perilaku delinkuen (conduct problem ). Selain itu hal ini juga dapat

berkaitan dengan tempramen anak. MenurutTubman & Winkle, tempramen anak yangsulit seperti lack of control   berhubungandengan permasalahan perilaku eksternalseperti delinkuensi.

6  Sedangkan menurut

Jusiene dan Kucinskas hal ini berkaitandengan perilaku orang tua yang cenderungselalu mengikuti keinginan (indulgent)   anakyang sakit yang menyebabkan tidak adanyafeedback   terhadap perilaku yang benar yangmenyebabkan anak kurang memiliki

ketrampilan sosial.

2

 Selanjutnya, dalam kaitannya dengan awaldimulainya terapi, ternyata pada masyarakatmasih ada kepercayaan atau keyakinan bahwapenyakit itu disebabkan oleh mahluk halus. Olehkarena itu jalan ke luar yang diambil oleh keduaorang tua subjek adalah dengan “berobatkampung” bukan pengobatan medis. Menurutteori ekologi Brofenbrenner, pengaruh biologisdan psikologis pada perkembangan anakbergantung pada lima sistem lingkungan yangsalah satu diantaranya adalah macrosystem yangmencakup lingkungan budaya di mana individuhidup.16,6  Budaya mengacu pada pola perilaku,kepercayaan yang ada pada lingkungan

tersebut dari generasi ke generasi. Dalamkaitannya dengan hipotiroid kongenital,konteks lingkungan macrosystem   yang berisikepercayaan bahwa penyakit disebabkan oleh

mahluk halus atau kesalahan yang diperbuatmempengaruhi perilaku orang tua dalammencari solusi penyakit. Orang tua membawasubjek berobat tradisional selama beberapatahun, setelah tidak menunjukkan hasil yangdiharapkan baru subjek dibawa berobat medis.Hal ini tentunya mempengaruhi kondisi fisikdan psikologis subjek.

KESIMPUL N

Berdasarkan hasil penelitian dapatdisimpulkan:1. Pada anak penderita hipotiroid kongenital

terdapat beberapa masalah emosi danperilaku yaitu masalah perilaku sosial,masalah atensi, perilaku agresif sertareaksi buruk terhadap frustrasi.

2. Terdapat perbedaan yang nyata dari kondisiemosi dan perilaku anak hipotiroidkongenital sebelum menjalani pengobatandan sesudah menjalani proses pengobatan.Sebelum menjalani pengobatan subjekcenderung diam, pasif dan kurang mampu

mengekspresikan emosinya tetapi sesudahpengobatan subjek menjadi aktif, mudahmarah dan lebih agresif.

3. Terdapat masalah emosi dan perilakuyang bervariasi pada ketiga subjek.

S R N 

Beberapa saran berkaitan denganpenelitian ini, yaitu:1.

 

Melakukan screening test   hipotiroid segerasetelah kelahiran bayi. Hal ini bermanfaat

agar bayi dapat diterapi sejak dini, sebelumusia tiga bulan sehingga dapat mengurangidampak buruk perkembangan anak.

2.  Selama ini hanya pemeriksaan medis yangrutin dilakukan pada anak penderitahipotiroid kongenital, sedangkan dari hasilpenelitian terlihat adanya efek psikologismasalah emosi dan perilaku pada anakpenderita hipotiroid kongenital. Olehsebab itu, disarankan agar dilakukanpemeriksaan dan penanganan psikologissecara berkala agar perkembanganpsikologis anak dapat terpantau danberkembang secara lebih maksimal.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: mkn-mar2007-40 (6)

7/21/2019 mkn-mar2007-40 (6)

http://slidepdf.com/reader/full/mkn-mar2007-40-6 8/8

Karangan Asli

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40  No. 1  Maret 2007 20

D FT R PUST K

1. 

Semiardji, G., 2003. Penyakit KelenjarTiroid. Gejala, diagnosis dan pengobatan. Balai Penerbit Fakultas kedokteran

Universitas Indonesia.2.  Jusiene, R & Kuncikas., 2004. Psychological

Adjustment of Children with Congenitalhypothyroidism and phenylketoburia asrelated to parental psychologicaladjustment . www.Medicina.kmu.lt/0407/0407-10e-pdf.

3. 

Gillberg, C., 1995. Clinical ChildNeuropsychiatry . Cambriage University Press.

4.  Rovet, J.P., & Erlich, R.M., 2000.

Psychoeducational Outcome in Childrenwith Early Treated CongenitalHypothyroidism. Pediatric . Vol. 105. Pp.515-522.

5.  Simon, F.W., Fuggle, P.W, & Grant, D.B.,1997. Educational Progress, Behavior, andMotor skills at 10 years in Early treatedCongenital Hypothyroidism. Archives ofdisease in childhood . ADC on Line.

6. 

Santrock, J.W., 2002. A TopicalApproach to Life Span Development .

International Edition. Allyn & Bacon Inc.

7.  American Psychiatric Assosiation, 2000.Diagnostic and statistical Manual ofMental Disorder-revised (5 th   ed.) . Washington, DC: Author.

8.  Siregar, C. D., 2001. HipotiroidismeBawaan . Dexa Media.

9.  Pulungan, A., B., 2003. HipotiroidKongenital . Buletin IDAI. No. 31. ThnXXIII.

10. 

Deliana, M., 2003. Hipotiroidisme

Kongenital di Bagian Ilmu KesehatanAnak RS. Cipto Mangunkusumo Jakartatahun 1992-2002. Sari Pediatri . Vol.5,No.2 h.79-84.

11. Alloy, L.B., Riskind, J.H., Manaos, M.J.,1999. Abnormal Psychology . ThirteenthEdition. USA: Harcourt College Publisher

12.  Wortman, C., Loftus, E., & Weaver, C.,1999. Psychology . Fifth Edition . Mc.Graw Hill College.

13. 

Achenbach, T.M., 1991. Manual for theChild Behavior Checklist/4-18 and 1991 profile . Department of PsychiatryUniversity of Vermont.

14. 

Hadis, F.A., 1983. Penelitian MenggunakanAAMD Adaptive Behavior Scale diIndonesia . Fakultas Psikologi UniversitasIndonesia

15. 

Poerwandari, K., 2001. PendekatanKualitatif  . LPSP3 Fakultas Psikologi

Universitas Indonesia.16. Mash, E.J, & Wolfe, D.A., 1999.

Abnormal Child Psychology . Brooks/Cole Wadsworth. International ThompsonPublishing Company.

Universitas Sumatera Utara