mitigasi bahaya bencana longsor sampah di tpa …/mitigasi... · collecting and hoarding garbage in...

58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA PUTRI CEMPO TUGAS AKHIR Disusun sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Program DIII Infrastruktur Perkotaan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta OLEH : UMBU DAMAR YUDHISTIRA NIM: I 8707006 PROGRAM D3 INFRASTRUKTUR PERKOTAAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: trandiep

Post on 13-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH

DI TPA PUTRI CEMPO

TUGAS AKHIR

Disusun sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya

pada Program DIII Infrastruktur Perkotaan Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

OLEH :

UMBU DAMAR YUDHISTIRA NIM: I 8707006

PROGRAM D3 INFRASTRUKTUR PERKOTAAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

Page 2: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LEMBAR PENGESAHAN

MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA PUTRI CEMPO

TUGAS AKHIR

Dikerjaan oleh:

UMBU DAMAR YUDHISTIRA

I 8707006

Dipertahankan di depan Tim Penguji Ujian Pendadaran Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret dan diterima dengan memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Ahli Madya.

Pada hari : Tanggal :

Dipertahankan di depan Tim Penguji: 1. Ir. Koosdaryani, MT …………………………….

NIP. 19541127 198601 2 001    2. Ir. Sulastoro R.I., MSi …………………………….

NIP. 19521105 198601 1 001

3. Ir. Solichin, MT ……………………………. NIP. 19600110 198803 1 002

Disahkan,

Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS

Disahkan, Ketua Program D-III Teknik Jurusan Teknik Sipil UNS

Ir. Bambang Santosa, M.T. NIP. 19590823 198601 1 001

Ir. Slamet Prayitno, M.T. NIP. 19531227 198601 1 001

Mengetahui,

Pembantu Dekan I Fakultas Teknik UNS

Ir. Noegroho Djarwanti, M.T. NIP. 19561112 198403 2 007

Page 3: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

Orang Yang Paling Bijaksana Adalah Orang

Yang Paling Mengetahui Bahwa Dirinya Tidak

Tahu

Aku Berfikir Maka Aku Ada

A Life Without A Risk is A Live Unlived

Yang Bisa Dilakukan Seseorang Terhadap Mimpi

dan Keyakinannya Adalah Hanya Tinggal

Mempercayainya

The Man With The Greatest Soul Will Always

Face The Greatest War With The Low Minded

Persons

Keajaiban Mimpi, Keajaiban Cita- Cita dan

Keajaiban Keyakinan Manusia Tak Dapat

Terkakulasi Dengan Angka Berapapun .....

Page 4: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini ku persembahkan untuk:

• Ibu, Bapak dan Kakakku untuk semangat, doa dan kepeduliannya.

• Seseorang yang menemaniku dan mengajariku arti sayang dan cinta.

• Sahabat- sahabat D3 Infrastruktur yang selalu mendukung dan membantuku,

juga untuk kata “ Pie Mbu TA mu, wes rampung rung “ yang semakin

membuatku termotivasi.

• Teman- Teman HMP D3 yang memberiku arti dari bersosialisasi.

• Sahabat- sahabat lama Twelve Past Five, masa SMA masa yang paling

indah.

Page 5: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Umbu Damar Yudhistira, 2011. Mitigasi Bahaya Bencana Longsor Sampah di TPA Putri Cempo.

Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Sistem penanganan sampah yang dilakukan oleh pemerintah Kota Surakarta dan dilakukan hampir di seluruh kota di Indonesia adalah sistem open dumping atau controlled landfill, sistem penanganan sampah dengan mengumpulkan dan menimbun sampah di suatu lokasi pembuangan terpusat dengan sebutan Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

TPA Putri Cempo, Kelurahan Jebres, Kecamatan Mojosongo yang berjarak ± 5 km dari pusat Kota Surakarta dibangun pada tahun 1985 dengan umur rencana 15 tahun, namun hingga sekarang sampah dari penjuru Kota Surakarta tetap di tampung di TPA Putri Cempo. Dengan tumpukan sampah yang telah overload dikhawatirkan terjadi berbagai persoalan menyangkut sampah seperti longsor sampah, dengan mengacu pada persoalan tersebut diperlukan mitigasi bahaya longsor sampah yang sesuai dengan karakteristik dan keadaan di TPA Putri Cempo.

TPA Putri Cempo yang telah overload, ketinggian timbunan sampah sesuai hitungan yang mencapai 9,5m sangat riskan terhadap longsor sampah, pemadatan yang kurang sempurna juga lereng tumpukan yang curam mencapai 700-800 dari permukaan tanah dapat memicu terjadinya longsor, sistem open dumping dengan sampah yang hanya ditumpuk tanpa adanya penanganan khusus, curah hujan rata- rata yang tinggi di kota Solo yang mencapai 2.200 mm per tahun dapat menyebabkan adanya air dengan volume besar menyebabkan beban yang berlebih terhadap tanah yang dapat mengakibatkan kurang stabil tanah dasar dan sampah akan terurai jika terdapat banyak air di tumpukan sampah. Gas methana yang tidak dikeluarkan dari tumpukan tanah dapat meledak sewaktu- waktu, bila ledakan terjadi di daerah lereng sampah dimungkinkan terjadinya longsor sampah.

Perlu adanya pengetahuan tentang longsor sampah menyangkut kemungkinan longsor, penyebab longsor dan terutama mitigasi longsor sampah perubahan sistem open dumping menjadi sanitary landfill, perlakuan khusus terhadap air permukaan yang terdapat pada tumpukan sampah, pemadatan sampah agar sampah tidak mudah longsor, mengatur lereng timbunan sampah agar tidak terlalu curam, diterapkannya sistem terasering pada lereng timbunan sampah, penyebaran timbunan sampah agar sampah tidak terlalu tinggi, pengendalian terhadap air lindi dan gas methana. Kata kunci: sampah, longsor sampah, mitigasi bencana

Page 6: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Umbu Damar Yudhishthira, 2011. Landslide Hazard Mitigation Disaster Waste

in landfill Putri Cempo.

Trash is a consequence of human activity. Waste management system conducted by the government of Surakarta and performed almost all cities in Indonesia is a system of open dumping or controlled landfills, waste handling systems by collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo is 5 km away from the Village Jebres, District Mojosongo center of Surakarta was built in 1985 with a design life of 15 years, but until now trash from across the city of Surakarta in landfill capacity remains in Putri Cempo. With a pile of garbage that had been feared overload occur various problems related to waste like garbage landslide, with reference to the matter required that garbage landslide hazard mitigation in accordance with the characteristics and circumstances at the landfill Putri Cempo. Putri Cempo landfill that has been overloaded, according to a count midden height reaching 9.5 m which is very risky to the landslide of garbage, the less perfect compaction piles, steep slopes also reach 700-800 from the soil surface can trigger landslides, systems with open dumping of garbage simply stored without any special treatment, the average rainfall is high in the city of Solo, which reaches 2200 mm per year can cause large volumes of water caused the excessive burden on the land which can lead to less stable base soil and waste will break down if there are many water in a pile of garbage. Methane gas that is not removed from the soil stack may explode at any time, when the explosion occurred in the area of possible occurrence of landslides slopes garbage dump. It needs a knowledge of the garbage landslide regarding the possibility of landslides, causing landslides and landslide mitigation in particular changes in the system of open dumping waste into sanitary landfills, special treatment of surface water found on a rubbish heap, compacting trash for trash is not prone to landslides, set the slope to avoid landfill waste too steep, the slope terracing system implemented midden, midden spread for junk is not too high, control of leachate and methane gas. Keywords: garbage, garbage landslide, disaster mitigation

Page 7: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir

ini dengan baik

Dengan adanya laporan Tugas Akhir ini, kami berharap semoga laporan ini

berguna bagi para pembaca dalam mengetahui tentang mitigasi bahaya longsor

sampah di TPA Putri Cempo, serta dapat menambah pengetahuan secara teori

yang diperoleh di bangku kuliah, menambah wawasan serta pengalaman kerja di

lapangan secara langsung.

Atas bimbingan, saran, arahan dan segala sesuatu yang bermanfaat dalam

penyusunan tugas akhir ini, kami mengucapkan terima kasih kepada:

Ibu Ir. Koosdaryani, MT selaku Pembimbing Tugas Akhir, bapak Ir. Budi Utomo,

MT selaku Pembimbing Akademik, teman-teman seperjuangan D3 Infrastruktur

Perkotaan 2007, semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa karena keterbatasan pengetahuan dan

pengalaman yang kami miliki sehingga dalam penyusunan laporan ini terdapat

kekurangan yang kami tidak sadari, maka kami berharap adanya kritik dan saran

yang bersifat membangun untuk perbaikan Tugas Akhir ini. Semoga laporan ini

dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya

Surakarta, Februari 2011

Penulis

Page 8: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN MOTO ...................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... v

ABSTRAK ..................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 2

1.3. Batasan Masalah .................................................................................. 3

1.4. Maksud Dan Tujuan ........................................................................... 3

1.5. Diagram Pokok Pikiran ....................................................................... 3

1.6. Manfaat................................................................................................ 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Sampah .............................................................................. 5

2.2. Macam Sampah ................................................................................... 6

2.3. Sumber Sampah ................................................................................... 7

2.4. Pembagian Jenis Sampah .................................................................... 8

2.5. Komposisi Sampah .............................................................................. 9

2.6. Zat yang Terdapat Dalam Sampah ...................................................... 10

2.6.1. Air Lindi ................................................................................... 10

2.6.2. Gas Methana ............................................................................. 10

2.7. Sistem Pengolahan Sampah di TPA .................................................... 11

Page 9: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

2.7.1. Pemadatan (bail press) .............................................................. 11

2.7.2. Lahan Urugan Terbuka (Open Dumping) ................................. 13

2.7.3. Lahan Urugan Terkendali ......................................................... 14

2.7.4. Lahan Urugan Saniter (Sanitary Landfill) ................................ 14

2.7.5. Pembakaran (incinerating) ....................................................... 15

2.7.6. Pengkomposan (composting) .................................................... 16

2.8. Pemilihan Lokasi TPA ........................................................................ 17

2.9. Produksi Bersih dan Prinsip 4R ........................................................... 20

2.10. Longsor .............................................................................................. 21

2.10.1. Pengertian Longsor ................................................................. 21

2.10.2. Jenis- jenis Tanah Longsor ..................................................... 22

2.11. Pengertian Bencana ........................................................................... 24

2.11.1. Manajemen Bencana ............................................................... 24

2.11.2. Mitigasi Bencana .................................................................... 26

2.11.3. Mitigasi Bencana yang Efektif ............................................... 27

BAB 3 METODOLOGI

3.1. Lokasi Penelitian ................................................................................ 28

3.2. Waktu Pengambilan Data ................................................................... 29

3.3. Langkah-langkah Pengambilan Data .................................................. 29

3.3.1. Pemohonan Ijin ........................................................................ 29

3.3.2. Mencari Data atau Informasi .................................................... 29

3.3.3. Mengolah Data ......................................................................... 30

3.3.4. Penyusunan Laporan ................................................................ 31

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Bencana Longsor Sampah .................................................................. 32

4.2. Pengendalian Longsor Sampah ........................................................... 33

4.3. Kondisi di TPA Putri Cempo .............................................................. 33

4.4. Bahaya Longsor Sampah di TPA Putri Cempo ................................... 34

4.4.1. Jumlah Tumpukan Sampah ....................................................... 34

Page 10: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

4.4.2. Kestabilan Lereng Tumpukan Sampah ..................................... 37

4.4.3. Perlakuan Terhadap Sampah di TPA ........................................ 38

4.4.4. Curah Hujan dan Air Lindi ....................................................... 38

4.4.5. Gas Methana ............................................................................. 39

4.5. Mitigasi Bahaya Bencana Longsor Sampah di TPA Putri Cempo ...... 40

4.5.1. Jumlah Tumpukan Sampah ....................................................... 40

4.5.2. Kestabilan Lereng Tumpukan Sampah ..................................... 41

4.5.3. Perlakuan Terhadap Sampah di TPA ........................................ 42

4.5.4. Curah Hujan dan Air Lindi ....................................................... 42

4.5.5. Gas Methana ............................................................................. 43

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 44

5.2. Saran .................................................................................................... 45

Penutup ............................................................................................................. 46

Daftar Pustaka ................................................................................................. 47

Lampiran .......................................................................................................... 48

Page 11: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 DiagramPokok Pikiran ................................................................ 3

Gambar 2.1 Diagran Alur Pengelolaan Sampah ............................................. 19

Gambar 3.1 Peta Wilayah Surakarta ............................................................... 28

Gambar 3.2 Diagran Alir Pemikiran ............................................................... 30

Gambar 4.1 Letak TPA Putri Cempo .............................................................. 33

Gambar 4.2 Keadaan Tumpukan Sampah ....................................................... 34

Page 12: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Jumlah Sampah yang Masuk di TPA Putri Cempo Tahun 2000 Sampai

dengan Tahun 2010 ........................................................................ 44

Page 13: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Setiap aktivitas

manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Seiring dengan tumbuhnya

sebuah kota, bertambah pula berbagai beban yang harus diterima kota tersebut.

Salah satunya adalah beban akibat dari sampah yang diproduksi oleh masyarakat

perkotaan secara kolektif. Untuk kota-kota besar, sampah akan memberikan

berbagai dampak negatif yang sangat besar apabila penanganannya tidak

dilakukan secara cermat dan serius yaitu mengakibatkan terjadinya perubahan

keseimbangan lingkungan yang merugikan atau tidak diharapkan sehingga dapat

mencemari lingkungan baik terhadap tanah, air dan udara.

Surakarta yang dikenal dengan nama Solo adalah salah satu kota dari Propinsi

Jawa Tengah. Kota Surakarta terletak disebelah barat Bengawan Solo dan hampir

berada pada posisi pertengahan antara pantai utara dan pantai selatan Pulau Jawa.

Pertumbuhan kota pada akhir-akhir ini cenderung ke arah sektor industri,

sehingga tidak menutup kemungkinan adanya permasalahan perkotaan, misalnya

masalah sampah. (http://www.wikipedia.com/)

Kondisi geografi Kota Surakarta menurut Dinas PU merupakan dataran rendah

dengan ketinggian ± 92 m dpl, dan terletak antara 110º 45’ 15” - 110º45’35” BT

dan 7º36’00” - 7º56’00” LS. Suhu maksimum berkisar 32,5ºC dan minimum

21,9ºC dengan rata-rata tekanan udara 1010,9 MBS. Kelembaban udara 70 % dan

kecepatan angin 04 knot dan arah angin 240º. Luas wilayah Kota Surakarta

44,040 km2. Kondisi monografi Kota Surakarta terdiri dari 5 kecamatan, 51

kelurahan, 590 RW, 2.530 RT, 125.975 KK dan jumlah penduduk 553.411

jiwa.

Seperti pada saat ini, sistem penanganan sampah yang popular dan dilakukan

hampir di seluruh kota di Indonesia adalah sistem open dumping atau controlled

landfill, sebuah sistem penanganan sampah yang konvensional dengan

Page 14: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

mengumpulkan dan menimbun sampah di suatu lokasi pembuangan terpusat

dengan sebutan Tempat Pembuangan Akhir

(TPA).(http://perencanaankota.blogspot.com)

Menurut Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta, setiap orang

menghasilkan sebanyak ± 0,8 – 0,9 kg sampah setiap hari sehingga Kota

Surakarta dengan jumlah penduduk yang pada saat ini mencapai ± 0,55 juta

orang, sampah yang harus ditangani berkisar antara 440 ton sampai 495 ton atau

setara dengan ± 1.400 m 3 sampai 1.500 m 3 setiap hari. Volume sampah Kota

Surakarta diyakini akan terus bertambah.

Sampah yang dihasilkan oleh penduduk dikumpulkan di Tempat Pembuangan

Sementara (TPS) yang tersebar di semua sudut Kota Surakarta. Sebagiaan besar

atau ± 60 % dari sampah tersebut diangkut menuju ke TPA Putri Cempo,

Kelurahan Jebres, Kecamatan Mojosongo yang berjarak ± 5 km dari pusat Kota

Surakarta.

Sampah yang terus ditimbun tanpa adanya penanganan akan membawa berbagai

dampak bagi lingkungan, seperti pada udara, air maupun tanah. Timbunan sampah

sendiri dimungkinkan berdampak bencana longsor bila tidak ditangani secara

tepat.

Perlu diciptakan suatu sistem pengelolaan sampah yang secara menyeluruh dan

terorganisir yang dapat menyelesaikan permasalahan sampah itu sendiri juga

mitigasi yang tepat untuk berbagai kemungkinan bencana di lokasi TPA.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah maka di susun

perumusan masalah sebagai berikut :

1. Faktor- faktor apakah yang dapat memicu terjadinya longsor sampah di TPA

Putri Cempo?

2. Bagaimana upaya mitigasi terjadinya longsor sampah di TPA Putri Cempo?

Page 15: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Tumpukan Sampah di TPA Putri Cempo

Semakin Bertambah

1.3 Batasan Masalah

Karena terbatasnya waktu pembuatan Tugas Akhir, maka perlu adanya batasan-

batasan dalam:

1. Waktu pengambilan data dilakukan pada tahun 2010.

2. Pencarian/ pengambilan data, di lokasi TPA Putri Cempo, Sub-Dinas

Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta.

1.4 Maksud Dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari penulisan laporan Tugas Akhir ini adalah:

1. Mengetahui faktor- faktor apakah yang dapat memicu terjadinya longsor

sampah di TPA Putri Cempo.

2. Mengetahui upaya mitigasi terjadinya longsor sampah di TPA Putri Cempo.

1.5 Diagram Pokok Pikiran

Diagram pokok pemikiran dalam laporan Tugas Akhir ini seperti yang tertera

pada gambar 1.1 berikut

Sampah di TPA Putri Cempo Yang Menggunung dan

Tidak Dipadatkan Sempurna Dapat Mengakibatkan

Longsor Sampah

Belum Adanya Penanganan Serius Menyangkut

Kemungkinan Longsor Sampah di TPA Putri Cempo

Diperlukan Mitigasi Kemungkinan

Longsor Sampah yang Tepat di TPA

Dengan sistem Open Dumping Sampah di TPA Putri

Cempo Hanya di Tumpuk Tanpa Ada Penanganan Lain

Page 16: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

1.6 Manfaat

Manfaat penulisan Tugas Akhir ini ditujukan untuk berbagai pihak, diantaranya:

1. Bagi peneliti

Peneliti dapat mengetahui mitigasi bencana longsor sampah di TPA Putri

Cempo

2. Bagi petugas/ pengawas

Hasil penelitian ini dapat mendorong petugas di TPA Putri Cempo lebih

mengetahui tentang bencana longsor sampah dan mitigasi bencana longsor

sampah

3. Bagi pemerintah

Bahan masukan pemerintah daerah, khususnya Sub-Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Surakarta agar lebih memperhatikan lagi kemugkinan

bencana longsor sampah dan cara penanggulangan serta mitigasinya.

4. Bagi masyarakat

Informasi pada masyarakat tentang permasalahan bencana longsor sampah di

TPA Putri Cempo.

Page 17: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sampah

Sampah adalah limbah padat yang terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang

dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola supaya tidak membahayakan bagi

lingkungan dan melindungi investasi pembangunan (Budi Utomo dan Sulastoro,

1999).

Sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri atas zat organik dan zat

anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak

membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Sampah

umumnya dalam bentuk sisa makanan (sampah dapur), daun-daunan, ranting

pohon, kertas/karton, plastik, kain bekas, kaleng-kaleng, debu sisa penyapuan, dsb

(SNI 19-2454-1991).

Sampah adalah istilah umum yang sering digunakan untuk menyatakan limbah

padat. Sampah adalah sisa- sisa bahan yang mengalami perlakuan- perlakuan, baik

karena telah diambil bagian utamanya, atau karena pengolahan, atau karena sudah

tidak ada manfaatnya, yang ditinjau dari segi sosial ekonomis tidak ada harganya

dan dari segi lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan terhadap

lingkungan hidup (Hadiwiyoto, 1983).

Sampah adalah limbah yang berbentuk padat dan juga setengah padat, dari bahan

organik dan atau anorganik, baik benda logam maupun benda bukan logam, yang

dapat terbakar dan yang tidak dapat terbakar. Bentuk fisik benda-benda tersebut

dapat berubah menurut cara pengangkutannya atau cara

pengolahannya(Anonim,1986).

Sampah padat adalah semua barang sisa yang ditimbulkan dari aktivitas manusia

dan binatang yang secara normal padat dan dibuang ketika tak dikehendaki atau

sia-sia (Tchobanoglous, 1993).

Page 18: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2.2 Macam Sampah

Menurut Budi Utomo dan Sulastoro (1999) macam sampah digolongkan menjadi

dua, yaitu:

1. Berdasarkan jenisnya sampah dapat dipilahkan menjadi 3 macam yaitu:

a. Sampah yang mudah membusuk (garbage)

Sampah ini terdiri atas bahan-bahan organik, antara lain sisa makanan, sisa

sayuran, sisa buah-buahan, yang kemudian sering disebut dengan sampah

basah.

b. Sampah yang tak dapat/sukar membusuk (rubbish)

Sampah jenis ini terdiri atas bahan organik maupun anorganik, misalnya

pecahan botol, kaca, besi, sisa bahan bangunan, yang kemudian disebut

dengan sampah kering.

Kelompok rubbish ini dapat dipilahkan menjadi 2, yaitu:

1. Yang dapat dibakar (combustible rubbish)

Contoh: kertas, plastik, kayu, kulit, tekstil, karet.

2. Yang tidak dapat dibakar (non combustible rubbish)

Sampah ini juga dapat dikelompokkan menjadi:

a. Metalic rubbish, misalnya sampah besi, timah, seng, alumunium,

dan lain-lain.

b. Non metalic rubbish, misalnya pecahan botol, gelas, tembikar, kaca,

dan lain-lain.

c. Sampah yang berbentuk partikel halus (ashes and residues)

Sampah yang berasal dari sisa pembakaran kayu, batubara, arang, dan sisa

pembakaran lain dari semua fasilitas yang ada di rumah, toko, instansi dan

industri yang digunakan untuk tujuan memasak, memanggang ataupun

membakar.

Contoh: bubuk yang berasal dari material, abu api.

Page 19: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

2. Berdasarkan teknik pengelolaan dan jenis pemanfaatannya sampah dapat

dibedakan menjadi:

a. Sampah yang dapat dimanfaatkan kembali

Contoh: dibuat pupuk kompos, makanan ternak, bubur kertas.

b. Sampah yang dapat dibakar/digunakan untuk bahan bakar

Contoh: untuk briket, untuk biogas.

c. Harus dibuang karena pertimbangan ekonomis atau berbahaya

Contoh: sampah B3.

2.3 Sumber Sampah

Sumber/asal sampah dapat dipilahkan menjadi 7 macam, yaitu:

1. Daerah pemukiman/rumah tangga

Umumnya merupakan sampah basah/organik.

2. Daerah komersial

Meliputi sampah yang berasal dari pasar, pertokoan, restoran. Umumnya

dominan sampah organik.

3. Daerah institusional

Terdiri atas sampah yang berasal dari perkantoran, sekolah, tempat ibadah dan

lain-lain.Umumnya merupakan sampah kering.

4. Daerah terbuka

Antara lain sampah yang berasal dari pembersihan jalan, trotoir, taman dan

lain-lain.Umumnya merupakan sampah organik dan debu.

5. Daerah industri

Yaitu sampah yang berasal dari sisa-sisa kegiatan industri, sangat tergantung

kepada jenis industrinya.

6. Daerah pembangunan, pemugaran dan pembongkaran

Page 20: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Semua bahan yang berasal dari kegiatan tersebut, dapat berupa pecahan bata,

kayu, besi dan lain-lain.

7. Rumah sakit/poliklinik

Sampah di lokasi ini dapat berasal dari sampah kantor, sampah bekas operasi,

pembalut dan lain-lain.

2.4 Pembagian Jenis Sampah

Pembagian jenis/macam sampah dapat ditinjau dari beberapa segi, tergantung

pada maksud atau tujuan pengelompokan itu.

1. Menurut bentuk/asal sumber

a. Kayu : asal produk kayu

b. Pertanian : asal tumbuh-tumbuhan/ tanaman atau dari binatang/ternak

c. Logam : asal industri

2. Berdasarkan asal pemakai/ sumber sampah

a. Domestik (pemukiman)

b. Komersial (toko, daerah pedagangan, dll)

c. Sisa-sisa bongkaran

d. Buangan padat industri

e. Lain-lain (jalan utama, pasar)

3. Berdasarkan cara pengumpulan dan pengolahannya :

a. Classified refuse

1. Garbage (sampah basah)

Sampah basah biasa disebut sebagai sampah organik yaitu sampah yang

terdiri dari bahan-bahan yang bisa terurai secara alamiah/biologis.

Misalnya adalah sisa makanan, daun-daunan, sampah dapur, dll.

2. Rubbish (sampah kering)

Sampah kering biasa disebut sebagai sampah anorganik yaitu sampah

yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai secara biologis

Page 21: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

sehingga penghancurannya membutuhkan penanganan lebih lanjut.

Misalnya adalah plastik dan styrofoam.

b. Sub refuse

1. Combustible (dapat dimusnahkan)

Sampah ini biasanya mudah terurai atau terbakar. Misalnya kertas, kain,

plastik, kayu, dan sebagainya.

2. Uncombustible (tidak dapat dimusnahkan)

Sampah ini biasanya tidak bisa terurai ataupun terbakar. Misalnya

kaleng, kaca, besi, atau logam dan sebagainya.Ashes (debu)Benda yang

tertinggal dari pembakaran kayu, arang, atau benda yang terbakar.

2.5 Komposisi Sampah

Komposisi sampah bervariasi untuk setiap daerah dan setiap waktu, tergantung

dari beberapa faktor yang mempengaruhi produksi sampah antara lain :

1. Jumlah penduduk dan kepadatannya

Setiap pertambahan penduduk akan diikuti oleh kenaikan jumlah sampah,

demikian juga daerah perkotaan yang padat penduduknya memerlukan

pengelolaan sampah yang baik.

2. Tingkat aktivitas

Dengan semakin banyaknya kegiatan atau aktivitas, maka akan berpengaruh

pada jumlah sampah.

3. Pola hidup atau tingkat sosial ekonomi

Banyak sedikitnya barang yang dikonsumsi oleh manusia juga berpengaruh

pada jumlah sampah.

4. Letak geografi

Daerah pegunungan, daerah pertanian akan menentukan jumlah- jumlah

sampah.

5. Iklim

Iklim tropis, sub tropis juga ikut berperan mempengaruhi jumlah sampah.

Page 22: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

6. Musim

Musim gugur, musim semi, musim buah–buahan juga mempengaruhi jumlah

sampah.

7. Kemajuan teknologi

Pembungkus plastik, daun, perkembangan kemasan makanan, obat juga

mempengaruhi jumlah sampah.

2.6 Zat yang Terdapat Dalam Sampah

2.6.1 Air Lindi

Menurut Effendi (2003), air lindi adalah suatu cairan yang tercampur dengan

sampah, ini dapat berupa sisa- sisa cairan dalam sampah seperti sisa cairan sabun,

detergen, parfum, minuman dan lain- lain yang tercampur dengan sampah lain.

Air lindi juga dapat berasal dari hujan yang tercampur dengan sampah. Air lindi

membawa materi tersuspensi dan terlarut yang merupakan produk dari degradasi

sampah. Air lindi banyak mengandung senyawa- senyawa organik dan anorganik

dengan konsentrasi yang tinggi, ini sangat berbahaya jika tidak ditangani secara

serius.

2.6.2 Gas Methana

Gas methana ialah gas yang terbentuk karena proses fermentasi secara anaerobik

(tanpa udara) oleh bakteri methan atau disebut juga bakteri anaerobik dan bakteri

biogas yang mengurangi sampah-sampah yang banyak mengandung bahan

organik (biomassa) sehingga terbentuk gas methan (CH4). Gas methana adalah

gas alam tanpa warna, berbau, dan mudah terbakar.

Biang penguraian itu adalah bakteri pembusuk dan terjadi di tempat yang nihil

oksigennya (anaerob). Survei yang dilakukan sebelum terjadi longsor oleh pakar

lingkungan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Dr Ir Enri Damanhuri

menunjukkan, konsentrasi gas methana di TPA Leuwigajah sangat kritis yaitu

mencapai 10 hingga 12 persen. Gas methana dapat menimbulkan ledakan jika

memiliki konsentrasi 12 persen. Inilah mengapa sebelum tumpukan sampah itu

Page 23: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

longsor, terjadi ledakan yang sangat keras. Bila ledakan ini terjadi di dekat tebing

akan sangat memungkinkan terjadi longsor sampah.

Pakar persampahan dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Ir

Firman L Syahwan MSi mengatakan, ledakan yang terjadi karena gas methana

yang dihasilkan sampah bereaksi dengan udara. Gas methana yang tertumpuk oleh

berton-ton sampah terjebak dan volumenya terus meningkat seiring dengan

bertambahnya sampah. Ketika timbunan gas dalam volume besar ini bersentuhan

dengan udara, terjadilah pijar api yang disertai ledakan.

Gas methana memang punya sifat mudah terbakar, bahkan meledak seperti bom

jika terkena oksigen dalam rasio kecil yakni 14 bagian oksigen berbanding satu

bagian methana. Tak mengherankan, di tempat pembuangan sampah kerap terjadi

kebakaran yang tak jelas asal usulnya.

2.7 Sistem Pengolahan Sampah di TPA

Menurut Budi Utomo dan Sulastoro (1999) ada beberapa macam sistem

pengolahan sampah di TPA, antara lain:

2.7.1 Pemadatan (bail press)

Sistem bail press atau bala press sebenarnya bukan merupakan sistem pengolahan

langsung terhadap sampah, melainkan lebih kepada tindakan persiapan yang

dilakukan terhadap sampah untuk memudahkan proses selanjutnya. Teknologi

utama pemrosesan sampah dengan cara ini adalah mesin yang berfungsi

memadatkan dan membentuk sampah menjadi bola (bal). BALA sebenarnya

adalah nama sebuah perusahaan Swedia, yang pabriknya berlokasi di Nossebro

dekat Gothenburg. Di Indonesia tempat pembuangan yang sudah menerapkan

sistem ini adalah Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bojong.

Di TPST Bojong sampah yang dibawa truk dari Jakarta dituang ke bak

penampungan di ruang tertutup, lalu sampah tersebut dipisahkan antara sampah

basah organik dan sampah kering non-organik. Untuk sampah basah organik akan

digunakan untuk bahan membuat kompos, sedangkan sampah non-organik akan

masuk ke konvenyor (ban berjalan). Saat ban bergerak pekerja memilah sampah

Page 24: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

berharga yang bisa didaur ulang. Sampah yang bisa terbakar masuk ke mesin

pembakaran bertemperatur tinggi (incinerator). Sisa yang tidak mungkin diolah

baru masuk ke mesin bala press. Mesin bala press akan memadatkan dan

mengemas sampah dalam bentuk bal-bal bulat. Bal-bal sampah akan dibungkus

plastik film berwarna putih yang tahan lama, kedap udara, dan tidak tembus air.

Bulatan berdiameter 1,2 meter itu lalu ditimbun dan ditutup tanah. Dalam waktu

25 tahun bukit sampah bisa ditanami dan dimanfaatkan (Deffan Purnama dan

Fitrio, 2004).

Ada dua jenis mesin yang dapat digunakan untuk pengolahan sampah sistem bala

press ini. Pertama, mobile baler. Jenis mesin bala pres ini dapat mengolah

sampah dalam bal sebanyak 12-15 bal per jam. Kedua, mobile baler tornado.

Mesin ini dapat mengolah sampah dalan bentuk bal sebanyak 20-25 bal per jam.

Untuk lebih jelasnya proses pembentukan/pengepresan bala dengan mesin bala

press adalah sebagai berikut:

1. Material dimasukkan ke dalam ruang pembentukan bola sampah sampai

dicapai tekanan penuh.

2. Untuk mempertahankan bentuk bola yang ada, jaring atau plastik film

dimasukkan ke dalam ruang pembentukan bola.

3. Ruang pembentukan bola terbuka dan bola sampah yang ada dipindahkan ke

unit pembungkusan.

4. Sementara bola sampah dibungkus lengan pembentuk bola akan kembali ke

posisi awal, siap untuk menjalankan proses baru.

5. Bola-bola yang dibungkus kini masuk ke konvenyor. Proses berjalan 2-3 menit

dan sepenuhnya dijalankan oleh komputer.

Keunggulan sistem bala press ini adalah tidak ada pencemaran limbah cair,

karena cairan dari hasil pengepresan akan dibawa ke tempat pembuangan tinja,

selain itu tidak akan menimbulkan gas beracun karena sampah yang telah dipres

dibungkus dengan plastik yang tidak tembus cahaya serta kedap udara dan air

sehingga bisa menghindari proses biologis. Karena kedap air dan udara sampah

tersebut tidak menimbulkan bau sehingga tidak mengundang lalat karena daya

penciumannya tidak dapat menembus plastik pembungkus tersebut. Pencemaran

Page 25: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

terhadap air tanah juga tidak akan terjadi karena sampah langsung diolah ke dalam

mesin, yang pasti prinsip sistem ini adalah tidak ada penumpukan sampah dan

tidak menimbulkan bau.

2.7.2 Lahan Urugan Terbuka (Open Dumping)

Open dumping adalah salah satu sistem penanganan sampah yang paling

sederhana yaitu sampah ditimbun di areal tertentu secara terus menerus tanpa

ditimbun dengan tanah penutup (penimbunan secara terbuka). Pembuangan sistem

open dumping sangat tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan dampak negatif

terhadap lingkungan yaitu akan menimbulkan leacheate di dalam lapisan

timbunan dan seterusnya akan merembes kelapisan tanah di bawahnya. Leacheate

ini sangat merusak dan dapat menimbulkan bau tidak enak, selain itu dapat

menjadi tempat pembiakan bibit penyakit seperti lalat dan tikus. Meskipun

menimbulkan dampak negatif sistem ini masih banyak digunakan di kota-kota di

Indonesia. Menurut data yang diperoleh dari JICA and PT. Arconin, dari 46 kota

di Indonesia 33 diantaranya masih menggunakan sistem open dumping ini,

termasuk Kota Surakarta, mungkin dikarenakan biaya operasionalnya yang murah

dan pengoperasian yang relatif mudah.

Tapi sekarang, ada baiknya pemerintah daerah kota setempat mulai berpikir untuk

mengganti sistem open dumping ini, karena menurut sumber yang didapat dari

Media Indonesia, tanggal 22 Januari 2008 menyebutkan bahwa akan dibuat

Undang-Undang Pengelolaan Sampah dan sekarang rancangan undang-undangnya

telah dibuat, jika Rancangan Undang-Undang Pengelolaan Sampah (RUU

Sampah) itu disahkan, open dumping tanpa pemrosesan akan dihilangkan dan

sistem sanitary landfill akan berlaku secara ketat.

Pemerintah daerah diberi waktu 5 tahun untuk mengganti sistem open dumping ke

sistem sanitary landfill. Asisten Deputi urusan Pengembangan Peraturan

Perundang-undangan dan Perjanjian Internasional di Kementrian Lingkungan

Hidup (KLH) Yazid Nurhuda menyebutkan sanksi yang berlaku bagi kelalaian

open dumping masih akan diatur lewat peraturan daerah (perda) setelah RUU

Sampah diberlakukan. Larangan yang nantinya akan diatur dengan perda

Page 26: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

mencakup pembuangan sampah tidak pada tempatnya, mencampur sampah

dengan B3 (bahan berbahaya dan beracun), membakar sampah, dan open

dumping. Keempat hal ini dinyatakan ilegal.

2.7.3 Lahan Urugan Terkendali

Prinsip pembuangan akhir ini yaitu lahan urug terbuka sementara, dengan selalu

dikompaksi/pemadatan sampah setebal 60 cm dan diurug dengan tanah lapisan

kedap setebal 15-30 cm dalam setiap periode 7 hari berturut-turut.

2.7.4 Lahan Urugan Saniter (Sanitary Landfill)

Sistem ini ada 4 metode, yaitu:

1. Medan urugan penyehatan (area fill)

Metode ini sampah dibongkar lalu ditimbun di permukaan tanah dan diratakan

dengan buldoser, dipadatkan 5 kali jalan sampai membentuk satu lapisan

sampah padat setebal 60 cm. Proses ini berlanjut sampai menghasilkan 4

lapisan sampah sehingga kita akan mendapatkan 240 cm (2,4 m) sampah yang

terkompaksi (terpadatkan), baru kemudian diurug dengan tanah urug dan

dipadatkan juga dengan buldoser sebanyak 5 kali jalan hingga mencapai tebal

15 cm. Lapisan tanah terkompaksi disebut dengan urugan harian atau daily

cover dan timbunan sampah setebal 2,4 m tersebut disebut sel. Jika sudah

mencapai operasi selama 3 bulan maka tebal lapisan urugan dibuat setebal 60

cm.

Untuk melepas gas-gas akibat proses dekomposisi anaerobik dari bahan-bahan

organik yang ada dalam sel maka pada setiap jarak atau luas tertentu perlu

diberikan fasilitas ventilasi dengan cara dari dasar penimbunan sel diletakkan

pipa PVC dengan diameter lingkaran 20 cm, diisi dengan koral/kerikil

sehingga pada setiap tingkatan timbulan pipa diangkat dan batu koral akan

tertinggal sebagai media porus untuk melepas gas. Akhirnya pada lapisan

teratas perlu dibuat ventilasi seperti halnya septic tank. Gas yang keluar dari

timbunan tersebut terdiri dari 50% gas methane dan 50 % lagi gas carbon

Page 27: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

dioxide. Gas buangan yang paling berbahaya adalah gas methan, gas ini dapat

meledak jika bercampur dengan oxygen.

Selain gas dari timbunan akan menghasilkan air sampah yang disebut

leacheate. Untuk mengatasi hal ini pada saat menimbun sampah kemiringan

sampah sebaiknya diatur, agar air sampah dapat mengalir di saluran drainase

yang menuju kolam oksidasi untuk menetralkan air sampah tersebut. Jika tidak

dinetralkan air sampah tersebut sangat berbahaya sebab di dalam air sampah

tersebut terkandung bahan-bahan berbahaya seperti metal, larutan kimia dan

bahan-bahan lain yang dapat mengkontaminasi air tanah.

2. Lereng urug penyehatan (slope/ramp fill)

Prosesnya sama seperti area fill, bedanya proses pengurugan dan pelapisan

dari bawah ke atas sehingga mencapai tinggi teratas.

3. Gali urug (trench fill)

Prinsipnya sama dengan area fill, bedanya sampah dimasukkan ke dalam

galian/parit yang sudah disediakan terlebih dahulu. Metode ini diterapkan bila

lapisan tanah relatif dalam.

4. Canyon, rit, quarry fill

Prinsipnya sama dengan area fill, bedanya untuk metode ini digali di suatu

lembah.

2.7.5 Pembakaran (Incineratting)

Proses pemusnahan sampah dengan sistem ini adalah dengan cara pembakaran

sampah dengan menggunakan mesin yang disebut incinerator. Proses ini

memerlukan biaya yang sangat besar untuk membeli dan membangun unit

pembakaran sampah tersebut. Untuk sebuah mesin incinerator dengan kapasitas

pembakaran sampah 3000 ton/hari memerlukan investasi 4,3 triliun (Pakar

Sanitary Landfill pada Kelompok Konstruksi Habitat Buatan, P3 Teknologi

Lingkungan BPPT, Dipl.Ing.Ir. HMHB Hengky Sutanto, MSc). Bila diterapkan di

Indonesia, pada saat ini teknologi incinerator masih sulit di terapkan dan

termasuk teknologi yang mahal, mengingat persentasi sampah terbesar di

Indonesia adalah sampah organik atau sampah basah dengan kandungan air yang

Page 28: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

tinggi sehingga memerlukan proses pengeringan terlebih dahulu kemudian baru

bisa dibakar, karena mesin incinerator sebenarnya tidak bisa membakar sampah

basah.

Ditinjau dari sudut hasil akhir yang dicapai dalam upaya pemusnahan sampahnya,

proses ini memang mempunyai tingkat efektivitas tinggi. Sampah-sampah yang

akan dimusnahkan, dikumpulkan dalam jumlah tertentu sesuai dengan kapasitas

mesin incinerator yang digunakan. Sampah yang telah siap dibakar dimasukkan

ke dalam mesin tersebut dan dilakukan proses penghancuran dengan

menggunakan api yang disemburkan dengan tekanan yang sangat tinggi sehingga

hampir bisa dipastikan semua sampah yang dimasukkan akan hancur menjadi abu.

Namun permasalahan menggunakan sistem ini, selain membutuhkan biaya yang

besar jika tidak disertai dengan sistem kontrol udara yang memadai akan

mengganggu lingkungan yaitu adanya polusi udara akibat asap pembakaran yang

dihasilkan mesin tesebut. Pengeluaran debu yang berlebihan pun akan

menyebabkan gangguan di tempat kerja, debu-debu tersebut dapat menghalangi

pandangan para pekerja, selain itu pada temperatur di atas 1800° F, lelehan dari

beberapa metal yang ikut masuk akan mempercepat kerusakan tungku.

Pemerintah di negara-negara maju yang telah menggunakan mesin ini antara lain

Singapura dan Jepang telah mempertimbangkan kembali penggunaan incinerator

karena faktor pencemaran udara yang dihasilkan, selain itu karena sifat dari sistem

ini adalah pemusnahan secara total maka tidak bisa diharapkan sebuah turunan

dari proses tersebut yang mempunyai nilai ekonomis. Masa pengembalian nilai

investasi yang ditanamkan pada sistem ini membutuhkan waktu yang lama,

karena pemasukan yang diperoleh pada investasi incinerator ini hanya dari

tipping fee atau biaya pemusnahan sampah saja.

2.7.6 Pengkomposan (Composting)

Kompos adalah pupuk alami (organik) yang terbuat dari bahan hijauan dan bahan

organik lain yang sengaja ditambahkan untuk mempercepat proses pembusukan,

misalnya kotoran ternak atau bila dipandang perlu, bisa ditambahkan pupuk

buatan pabrik, seperti urea (Wied dalam Lilis Sulistyorini, 2005).

Page 29: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Sampah di kota bisa juga digunakan sebagai kompos dengan catatan bahwa

sebelum diproses menjadi kompos sampah kota harus terlebih dahulu dipilah-

pilah, sampah yang rubbish harus dipisahkan terlebih dahulu. Jadi yang di

manfaatkan menjadi kompos hanya sampah jenis garbage saja (Wied dalam Lilis

Sulistyorini, 2005).

Berbeda dengan proses pengolahan sampah yang lainnya, maka pada proses

pembuatan kompos baik bahan baku, tempat pembuatan maupun cara pembuatan

dapat dilakukan oleh siapapun dan dimanapun. Proses pembusukan dan

penghancuran sampah menjadi kompos terjadi secara alamiah sehingga proses

pembusukan dan penghancuran tidak merata, selain itu pada proses pembusukan

yang terjadi secara alamiah ini suhu yang dapat dicapai hanya berkisar pada 40°C,

maka bakteri patogen yang terkandung dalam sampah belum musnah. Baktreri

patogen pada umumnya akan mati pada suhu kurang lebih 90°-95°C. Kedua hal

ini menyebabkan volume atau bagian yang bernilai sebagai pupuk hanya sebagian

kecil saja dari volume kompos keseluruhan. Dengan kata lain efektivitasnya

sebagai “pupuk” dibandingkan dengan volumenya tidak sepadan, maka dari itu

sebenarnya kompos lebih tepat jika disebut dengan “media tanaman” atau “tanah

yang diperkaya dengan nutrisi”.

Menurut Lilis Sulistyorini (2005), kompos dapat digunakan untuk tanaman hias,

tanaman sayuran tanaman buah-buahan maupun tanaman padi di sawah. Bahkan

hanya dengan ditaburkan di atas permukaan tanah, maka sifat-sifat tanah tersebut

dapat dipertahankan atau dapat ditingkatkan. Apalagi untuk kondisi sampah yang

baru dibuka, biasanya tanah yang baru dibuka maka kesuburan tanah akan

menurun, oleh karena itu untuk mengembalikan atau mempercepat kesuburan

tanah maka tanah tersebut harus ditambahkan kompos.

2.8 Pemilihan Lokasi TPA

Menurut Budi Utomo dan Sulastoro (1999). Pemilihan lokasi TPA harus

mempertimbangkan beberapa hal antara lain:

Page 30: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

1. Kebutuhan lokasi

a. Luas.

b. Volume tampungan, dipengaruhi oleh jumlah penduduk, jenis penghasil

timbulan, tingkat pemadatan.

2. Pertimbangan hidrologi dan klimatologi

a. Curah hujan.

b. Karateristik aliran air.

c. Evaporasi/penguapan.

d. Gerakan air tanah.

e. Karateristik angin.

3. Pertimbangan geologinya

a. Bentang alam.

b. Jenis tanah dan batuan, mempengaruhi pemanfaatan sebagai tanah penutup.

4. Pertimbangan lingkungan

Suatu TPA berdampak terhadap lingkungan sekitarnya, baik dampak positif

maupun negatif. Yang harus diupayakan adalah mengurangi dampak negatif

dan meningkatkan dampak positif. Untuk keperluan perlindungan lingkungan,

maka TPA dengan volume tampungan tertentu wajib dilengkapi dengan studi

AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Wajib AMDAL harus

dilakukan apabila TPA dengan proses incinerator lebih besar sama dengan 800

ton/ha, control dan sanitary land fill lebih besar sama dengan 800 ton/ha atau

open dumping lebih besar sama dengan 80 ton/ha.

5. Pertimbangan reklamasi

Rencana pemanfaatan kembali TPA setelah habis masa pakainya, misalnya

sebagai taman, lapangan hijau, hutan kota dan lain-lain.

6. Pertimbangan umum lokasi yang ideal

Page 31: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

a. Jarak lokasi TPA terhadap lokasi pemukiman dan sarananya harus cukup

aman untuk mencegah dampak negatif yaitu pencemaran udara dan air.

Jarak umum dari pusat pelayanan sekitar 10 km.

b. Jarak TPA terhadap sumber timbulan sampah tidak cukup jauh untuk

menghemat biaya transportasi.

c. Lokasi TPA pada daerah yang kondisi lapisannya kedap air.

d. Lokasi TPA harus terletak pada daerah yang bebas banjir.

e. Volume yang ditampung sebaiknya mampu menampung sampai 5-10 tahun.

f. Pemilihan TPA harus mempertimbangkan tata ruang kota pada masa yang

akan datang.

Untuk lebih jelasnya proses pengelolaan sampah dari sumber sampah hingga ke

TPA dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1 Diagram Alur Pengelolaan Sampah mulai dari Sumber Sampah

sampai dengan TPA.

Sumber Sampah

Individual Pewadahan

Pengumpulan

Tidak langsung

Komunal

Pengangkutan

Pemindahan

TPA

Langsung

Page 32: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

2.9 Poduksi Bersih dan Prinsip 4R

Produksi Bersih (Clean Production) merupakan salah satu pendekatan untuk

merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan

produk-produk samping yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan,

dan menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam

kerangka siklus ekologis.

Prinsip-prinsip yang juga bisa diterapkan dalam keseharian misalnya dengan

menerapkan prinsip 4R yaitu:

1. Reduce (mengurangi)

Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita

pergunakan, seperti:

a. Membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah kantong plastik

pembungkus barang belanja

b. Membeli kemasan isi ulang untuk shampoo dan sabun daripada membeli

botol baru setiap kali habis

c. Membeli susu, makanan kering, deterjen, dan lain-lain dalam paket yang

besar daripada membeli beberapa paket kecil untuk volume yang sama

Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang

dihasilkan.

2. Reuse (memakai kembali)

Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari

pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat

memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.

Misalnya:

a. Memanfaatkan botol-botol bekas untuk wadah.

b. Memanfaatkan kantong plastik bekas kemasan belanja untuk pembungkus.

c. Memanfaatkan pakaian atau kain-kain bekas untuk kerajinan tangan,

perangkat pembersih (lap), maupun berbagai keperluan lainnya.

Page 33: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

3. Recycle (mendaur ulang)

Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri

atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan

pembuatan produk/material bekas pakai.

Material yang dapat didaur ulang:

a. Botol bekas, wadah kecap, saos, sirup, krim kopi; baik yang putih bening

maupun yang berwarna terutama gelas atau kaca yang tebal.

b. Kertas, terutama kertas bekas di kantor, koran, majalah, kardus kecuali

kertas yang berlapis (minyak atau plastik).

c. Logam bekas wadah minuman ringan, bekas kemasan kue, rangka meja,

besi rangka beton.

d. Plastik bekas wadah sampo, air mineral, jerigen, ember.

e. Sampah basah dapat diolah menjadi kompos.

4. Replace (mengganti)

Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya

bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar

kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, misalnya,

ganti kantong kresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan

pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara

alami.

2.10 Longsor

2.10.1 Pengertian Longsor

Menurut wikipedia, tanah longsor atau dalam bahasa Inggris disebut Landslide,

adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan,

tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng.

Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut: air yang

meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus

sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah

Page 34: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan

keluar lereng.

2.10.2 Jenis-jenis Tanah Longsor

Ada 6 jenis tanah longsor, yakni: longsoran translasi, longsoran rotasi, pergerakan

blok, runtuhan batu, rayapan tanah, dan aliran bahan rombakan. Jenis longsoran

translasi dan rotasi paling banyak terjadi di Indonesia. Sedangkan longsoran yang

paling banyak memakan korban jiwa manusia adalah aliran bahan rombakan.

(http://bumiindonesia.wordpress.com/2006/10/15/mengetahui-longsor/)

1. Longsoran Translasi

Longsoran translasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang

gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.

2. Longsoran Rotasi

Longsoran rotasi adalah bergerak-nya massa tanah dan batuan pada bidang

gelincir berbentuk cekung.

3. Pergerakan Blok

Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir

berbentuk rata. Longsoran ini disebut juga longsoran translasi blok batu.

Page 35: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

4. Runtuhan Batu

Runtuhan batu terjadi ketika sejum-lah besar batuan atau material lain bergerak

ke bawah dengan cara jatuh bebas. Umumnya terjadi pada lereng yang terjal

hingga meng-gantung terutama di daerah pantai. Batu-batu besar yang jatuh

dapat menyebabkan kerusakan yang parah.

5. Rayapan Tanah

Rayapan Tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis

tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Jenis tanah longsor ini hampir tidak

dapat dikenali. Setelah waktu yang cukup lama longsor jenis rayapan ini bisa

menyebabkan tiang-tiang telepon, pohon, atau rumah miring ke bawah.

6. Aliran Bahan Rombakan

Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air.

Kecepatan aliran tergantung pada kemiringan lereng, volume dan tekanan air,

dan jenis materialnya. Gerakannya terjadi di sepanjang lembah dan mampu

Page 36: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

mencapai ratusan meter jauhnya. Di beberapa tempat bisa sampai ribuan meter

seperti di daerah aliran sungai di sekitar gunung api. Aliran tanah ini dapat

menelan korban cukup banyak.

2.11 Pengertian Bencana

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia definisi bencana adalah

peristiwa/kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan ekologi,

kerugian kehidupan manusia serta memburuknya kesehatan dan pelayanan

kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa dari pihak

luar.

Pengertian bencana atau disaster menurt Wikipedia: disaster is the impact of a

natural or man-made hazards that negatively effects society or environment

(bencana adalah pengaruh alam atau ancaman yang dibuat manusia yang

berdampak negatif terhadap masyarakat dan lingkungan). Dalam Undang-Undang

No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, dikenal pengertian dan

beberapa istilah terkait dengan bencana.

Bencana adalah peristiwa atau masyarakat rangkaian peristiwa yang mengancam

dan mengganggu kehidupan dan penghidupan yang disebabkan, baik oleh faktor

alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan

timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan

dampak psikologis.

2.11.1 Manajemen Bencana

Menurut Dr. Ir. Agus Rachmat, manajemen bencana merupakan seluruh kegiatan

yang meliputi aspek perencanaan dan penanggulangan bencana, pada sebelum,

Page 37: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

saat dan sesudah terjadi bencana yang dikenal sebagai Siklus Manajemen

Bencana, yang bertujuan untuk:

1. Mencegah kehilangan jiwa.

2. Mengurangi penderitaan manusia.

3. Memberi informasi masyarakat dan pihak berwenang mengenai risiko, serta.

4. Mengurangi kerusakan infrastruktur utama, harta benda dan kehilangan sumber

ekonomis.

Secara umum kegiatan manajemen bencana dapat dibagi menjadi tiga kegiatan

utama,yaitu:

1. Kegiatan pra bencana yang mencakup kegiatan pencegahan, mitigasi,

kesiapsiagaan, serta peringatan dini.

2. Kegiatan saat terjadi bencana yang mencakup kegiatan tanggap darurat untuk

meringankan penderitaan sementara, seperti kegiatan search and rescue

(SAR), bantuan darurat dan pengungsian.

3. Kegiatan pasca bencana yang mencakup kegiatan pemulihan, rehabilitasi, dan

rekonstruksi.

Kegiatan pada tahap pra bencana ini selama ini banyak dilupakan, padahal justru

kegiatan pada tahap pra bencana ini sangatlah penting karena apa yang sudah

dipersiapkan pada tahap ini merupakan modal dalam menghadapi bencana dan

pasca bencana. Sedikit sekali pemerintah bersama masyarakat maupun swasta

memikirkan tentang langkah-langkah atau kegiatan-kegiatan apa yang perlu

dilakukan di dalam menghadapi bencana atau bagaimana memperkecil dampak

bencana.

Kegiatan saat terjadi bencana yang dilakukan segera pada saat kejadian bencana,

untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan, terutama berupa penyelamatan

korban dan harta benda, evakuasi dan pengungsian, akan mendapatkan perhatian

penuh baik dari pemerintah bersama swasta maupun masyarakatnya. Pada saat

terjadinya bencana biasanya begitu banyak pihak yang menaruh perhatian dan

mengulurkan tangan memberikan bantuan tenaga, moril maupun material.

Page 38: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Banyaknya bantuan yang datang sebenarnya merupakan sebuah keuntungan yang

harus dikelola dengan baik, agar setiap bantuan yang masuk dapat tepat guna,

tepat sasaran, tepat manfaat, dan terjadi efisiensi.

Kegiatan pada tahap pasca bencana, terjadi proses perbaikan kondisi masyarakat

yang terkena bencana, dengan memfungsikan kembali prasarana dan sarana pada

keadaan semula. Pada tahap ini yang perlu diperhatikan adalah bahwa rehabilitasi

dan rekonstruksi yang akan dilaksanakan harus memenuhi kaidah-kaidah

kebencanaan serta tidak hanya melakukan rehabilitasi fisik saja, tetapi juga perlu

diperhatikan juga rehabilitasi psikis yang terjadi seperti ketakutan, trauma atau

depresi.

Dari uraian di atas, terlihat bahwa titik lemah dalam Siklus Manajemen Bencana

adalah pada tahapan sebelum/pra bencana, sehingga hal inilah yang perlu

diperbaiki dan ditingkatkan.

2.11.2 Mitigasi Bencana

Kegiatan-kegiatan pada tahap pra bencana erat kaitannya dengan istilah mitigasi

bencana yang merupakan upaya untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan

oleh bencana. Mitigasi bencana mencakup baik perencanaan dan pelaksanaan

tindakan-tindakan untuk mengurangi resiko-resiko dampak dari suatu bencana

yang dilakukan sebelum bencana itu terjadi, termasuk kesiapan dan tindakan-

tindakan pengurangan resiko jangka panjang.

Upaya mitigasi dapat dilakukan dalam bentuk :

1. Mitigasi struktur dengan memperkuat bangunan dan infrastruktur yang

berpotensi terkena bencana, seperti membuat kode bangunan, desain

rekayasa, dan konstruksi untuk menahan serta memperkokoh struktur ataupun

membangun struktur bangunan penahan longsor, penahan dinding pantai, dan

lain-lain.

2. Mitigasi non struktural, diantaranya seperti menghindari wilayah bencana

dengan cara membangun menjauhi lokasi bencana yang dapat diketahui

melalui perencanaan tata ruang dan wilayah serta dengan memberdayakan

Page 39: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

masyarakat dan pemerintah daerah.

2.11.3 Mitigasi Bencana yang Efektif

Mitigasi bencana yang efektif menurut Dr. Ir. Agus Rachmat harus memiliki tiga

unsur utama, yaitu penilaian bahaya, peringatan dan persiapan.

1. Penilaian bahaya (hazard assestment); diperlukan untuk mengidentifikasi

populasi dan aset yang terancam, serta tingkat ancaman. Penilaian ini

memerlukan pengetahuan tentang karakteristik sumber bencana, probabilitas

kejadian bencana, serta data kejadian bencana di masa lalu. Tahapan ini

menghasilkan Peta Potensi Bencana yang sangat penting untuk merancang

kedua unsur mitigasi lainnya.

2. Peringatan (warning); diperlukan untuk memberi peringatan kepada

masyarakat tentang bencana yang akan mengancam. Sistem peringatan

didasarkan pada data bencana yang terjadi sebagai peringatan dini serta

menggunakan berbagai saluran komunikasi untuk memberikan pesan kepada

pihak yang berwenang maupun masyarakat. Peringatan terhadap bencana

yang akan mengancam harus dapat dilakukan secara cepat, tepat dan

dipercaya.

3. Persiapan (preparedness). Kegiatan kategori ini tergantung kepada unsur

mitigasi sebelumnya (penilaian bahaya dan peringatan), yang membutuhkan

pengetahuan tentang daerah yang kemungkinan terkena bencana dan

pengetahuan tentang sistem peringatan untuk mengetahui kapan harus

melakukan evakuasi dan kapan saatnya kembali ketika situasi telah aman.

Tingkat kepedulian masyarakat dan pemerintah daerah dan pemahamannya

sangat penting pada tahapan ini untuk dapat menentukan langkah-langkah

yang diperlukan untuk mengurangi dampak akibat bencana. Selain itu jenis

persiapan lainnya adalah perencanaan tata ruang yang menempatkan lokasi

fasilitas umum dan fasilitas sosial di luar zona bahaya bencana (mitigasi non

struktur), serta usaha-usaha keteknikan untuk membangun struktur yang

aman terhadap bencana dan melindungi struktur akan bencana (mitigasi

struktur).

Page 40: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

BAB 3

METODOLOGI

3.1 Lokasi Penelitian

Gambar 3.1 Peta Wilayah Kota Surakarta

Keterangan : 1. Letak Sub-Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta

2. Letak Sub- Dinas Pengangkutan Sampah

3. Letak TPA Putri Cempo

Lokasi pengambilan data dilakukan di Kota Surakarta, terutama di:

1. Sub-Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta.

Terletak di Jln. Menteri Supeno No.10 (belakang Stadion Manahan Solo).

2. Sub- Dinas Pengangkutan Sampah.

Terletak di Jln. Kapten Mulyadi tepatnya di perempatan Sangkrah.

3. TPA Putri Cempo.

3

2

1

Page 41: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Terletak di ring road Mojosongo Kelurahan Jebres, Kecamatan Mojosongo

yang berjarak ± 5 km dari pusat Kota Surakarta.

3.2 Waktu Pengambilan Data

Waktu pengambilan data dilaksanakan pada bulan November dan Desember 2010.

3.3 Langkah-langkah Pengambilan Data

Penelitian ini dilakukan secara bertahap, langkah-langkah penelitian ini adalah:

1. Permohonan ijin.

2. Mencari data atau informasi.

3. Mengolah data.

4. Penyusunan laporan.

3.3.1 Permohonan Ijin

Permohonan ijin ditujukan kepada Sub-Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota

Surakarta untuk mendapatkan ijin pengambilan data di TPA Putri Cempo.

3.3.2 Mencari Data atau Informasi

1. Tahap persiapan

a. Studi Pustaka

Studi pustaka dimaksudkan untuk mendapatkan arahan dan wawasan

sehingga mempermudah dalam pengumpulan data, analisis data maupun

dalam penyusunan hasil penelitian.

b. Observasi Lapangan

Observasi lapangan dilakukan untuk mengetahui dimana lokasi atau

tempat dilakukannya pengumpulan data yang diperlukan dalam

penyusunan laporan.

Page 42: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data yang dimiliki oleh

TPA Putri Cempo serta Sub-Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota

Surakarta.

a. Data dari TPA Putri Cempo meliputi jumlah sampah pertahun, umur

rencana TPA, luas lahan TPA, sarana dan prasarana yang ada di TPA,

kemungkinan longsor sampah, kemungkinan korban jika terjadi longsor

sampah.

b. Dari Sub-Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta, diperoleh tata

cara pengolahan sampah, cara menangani permasalahan- permasalahan

tentang sampah di Surakarta dan di TPA Putri Cempo.

3.3.3 Mengolah Data

Setelah mendapatkan data yang diperlukan, langkah selanjutnya adalah mengolah

data tersebut.

Hasil dari suatu pengolahan data digunakan kembali untuk menganalisis data yang

lainnya dan berlanjut seterusnya sampai mendapatkan hasil akhir.

Diagram alir pemikiran pengolahan data seperti pada gambar 3.1 berikut

Mencari Penyebab- Penyebab Longsor Sampah

Menganilisis dan Mengamati Keadaan TPA Putri Cempo

Menentukan Mitigasi Longsor Sampah yang Tepat di TPA Putri Cempo

Kemungkinan Apa yang Dapat Menyebabkan Longsor Sampah di TPA Putri Cempo

Mencari Referensi Tentang Longsor Sampah di Indonesia

Page 43: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

3.3.4 Penyusunan Laporan

Seluruh data atau informasi yang telah terkumpul kemudian diolah atau dianalisis

untuk mendapatkan hasil akhir mengenai mitigasi bencana longsor sampah di

TPA Putri Cempo.

Page 44: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Bencana Longsor Sampah

Peristiwa longsor sampah beberapa kali terjadi di Indonesia yang paling menarik

perhatian adalah longsor sampah di TPA Leuwigajah pada hari Senin, 21 Februari

2005. Menarik perhatian karena waktu bencana longsor sampah di TPA

Leuwigajah telah mengubur dan menewaskan 143 orang. Sekitar 137 rumah di

Desa Batujajar Timur, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung dan dua rumah

di Desa Leuwigajah, Cimahi, Provinsi Jawa Barat juga tertimbun longsoran

sampah dengan ketinggian mencapai 30m dengan lereng yang sangat curam

mencapai 70-80o dari muka tanah. Selain itu, ribuan ton kubik sampah juga

mengubur kebun dan lahan pertanian milik warga Kampung Pojok, Cimahi

Selatan seluas 8,4 hektar. Bencana alam berupa longsoran sampah TPA itu

merupakan rekor tertinggi di Indonesia dan rekor kedua terbesar di

dunia.(http://www.koran-jakarta.com/)

Longsor sampah juga terjadi di TPA Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat. Pada

Jum’at 8 September 2006 yang menewaskan tiga orang pemulung yang sedang

memulung di sisi timur zona IIIA TPA Bantar Gebang. Tinggi timbunan sampah

yang longsor tersebut diperkirakan lebih dari 12m, sedangkan ketinggian puncak

bukit sampah di zona tersebut lebih dari18m. Padahal sesuai Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan (AMDAL) di TPA Bantar Gebang, tinggi timbunan

maksimal 12 m, dengan toleransi 15m.(http://www.digilib-ampl.net/)

Yang terakhir adalah longsor sampah di TPA Galuga, Kecamatan Cibungbulang

Kabupaten Bogor. Yang terjadi pada hari Selasa 16 Maret 2010, empat orang

pemulung tewas dalam peristiwa tersebut. Tujuh orang yang lain mengalami luka-

luka, peristiwa tersebut diduga berawal dari runtuhnya pembatas beton di TPA

Galuga dan hujan yang mengguyur Bogor beberapa hari

terakhir.(http://www.bataviase.co.id/)

Page 45: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

4.2 Pengendalian Longsor Sampah

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian longsor sampah, antara

lain:

1. Jumlah tumpukan sampah.

2. Kestabilan lereng tumpukan sampah.

3. Perlakuan terhadap sampah di TPA.

4. Curah hujan dan air lindi.

5. Gas methana.

4.3 Kondisi di TPA Putri Cempo

Bila terjadi longsor sampah di TPA Putri Cempo akan berbahaya bagi:

1. Manusia, menurut data di TPA Putri Cempo jumlah pemulung 118 orang,

pegawai 21 orang dan para pekerja lain seperti sopir truk juga tukang angkut

sampah.

2. Perumahan dan Kantor. Di dalam areal TPA Putri Cempo terdapat kantor

pengelola, alat timbang, garasi dan gudang. Sekitar beberapa meter dari areal

TPA terdapat pemukiman masyarakat di desa Jatirejo RT 04 RW 11

Mojosongo Jebres.

Perempatan ring-road Mojosongo

TPA Putri Cempo

Gambar 4.1 Letak TPA Putri Cempo Diambil Dari Google Maps

Page 46: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

3. Hewan ternak, menurut data di TPA Putri Cempo jumlah sapi yang mencari

makan di TPA mecapai 1200 ekor.

4.4 Bahaya Longsor Sampah di TPA Putri Cempo

4.4.1 Jumlah Tumpukan Sampah

Jumlah sampah di TPA Putri Cempo pada tahun 2010 adalah 91.602.360 kg.

Dengan rata- rata tiap bulan 250.965 kg, TPA Putri Cempo menerima sampah

dari seluruh penjuru Surakarta yang penduduknya berjumlah 503.421 pada tahun

2010. TPA Putri Cempo sendiri memiliki luas lahan 17 ha, yang digunakan untuk

penumpukan sampah sekitar 13 ha.

Gambar 4.2 Keadaan Tumpukan Sampah di TPA Putri Cempo

Sejak berdiri tahun 1985 sampah di TPA Putri Cempo terus menumpuk tanpa

adanya pengurangan sampah yang berarti, dengan umur rencana 15 tahun

seharusnya TPA Putri Cempo sudah tidak dapat digunakan sejak tahun 2000

karena sudah overload. Tetapi tetap dipaksakan dipergunakan karena tidak ada

Page 47: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

TPA lain yang dapat menampung jutaan kilogram sampah dari kota Surakarta, ini

mengakibabkan penumpukan berlebihan hingga menggunung.

Perhitungan daya tampung TPA Putri Cempo

Luas lahan TPA = 13 Ha = 130.000 m2

Tinggi timbunan rencana = 5 m

Umur rencana = 15 tahun

Faktor padat = 1500 kg/m3

Kapasitas daya tampung TPA = L TPA x t rencana

= 130.000 m2 x 5 m

= 650.000 m3

Jumlah sampah rencana per tahun = Daya tampung : tahun

= 650.000 : 15

= 43.333,33 m3

Konversi kg ke m3 = Jumlah sampah x Faktor padat

= 43.333,33 m3 x 1500 kg/m3

= 65.000.000 kg

Jadi menurut perhitungan daya tampung yang direncanakan TPA Putri Cempo

untuk 15 tahun mulai dari tahun 1985 sampai dengan tahun 2000 adalah 650.000

m3, tapi kenyataanya tentu lebih besar dari 650.000 m3. Walau sudah melebihi

umur rencana dan overload tapi hingga sekarang TPA Putri Cempo tetap di

gunakan, untuk mengetahui jumlah sampah yang masuk ke TPA Putri Cempo

setelah melebihi umur rencana yaitu tahun 2001-2010 jumlah sampah yang masuk

ke TPA Putri Cempo seperti pada Tabel 4.1 berikut

No. Tahun Jumlah (kg) ∑ Kumulatif

1 2001 82.081.200 82.081.200

2 2002 72.900.568 154.981.768

3 2003 78.828.190 233.809.958

Page 48: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

4 2004 81.025.660 314.835.618

5 2005 81.880.284 396.715.902

6 2006 78.103.070 474.818.972

7 2007 81.654.278 556.473.250

8 2008 80.493.520 636.966.770

9 2009 84.090.780 721.057.550

10 2010 91.602.360 812.659.910

Total 812.659.910

Sumber : Dinas PU (Bina Marga, Cipta Karya dan Kebersihan Kotamadya Surakarta) 2010

Total jumlah sampah yang masuk ke TPA Putri Cempo tahun 2001 sampai 2010

adalah 812.659.910 kg.

Tinggi timbunan sampah yang terjadi tahun 2001 sampai 2010

Luas area tumpukan sampah = 13 Ha = 130.000 m2

Jumlah sampah = 812.659.910 kg

Konversi dari kg ke m3 = padatfaktor sampah jumlah

= 1500

0812.659.91

= 541.773,27 m3

Tinggi tumpukan sampah = jumlah sampah luas area tumpukan

= 2

3

m000.130m541.773,27

= 4,17 m

Dengan demikian pertambahan tinggi sampah pada tahun 2010 mencapai 4,17m

dari tinggi rencana sampah. Menurut perhitungan tinggi rencana tumpukan

sampah tahun 1985 hingga 2000 adalah 5m. Jadi perhitungan total tinggi

tumpukan sampah pada tahun 2010 adalah 9,5m.

Page 49: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Bila TPA Putri Cempo tetap digunakan untuk menampung sampah, ini akan

sangat berbahaya terhadap longsor sampah. Menurut Adrin Tohari (Puslit

Geoteknologi), timbunan sampah yang terlalu banyak dan tinggi dari lapisan

batuan/tanah dasar dapat menimbulkan beban berlebih di bagian bawah timbunan

sehingga dapat mengganggu kestabilan timbunan tersebut terutama di saat musim

hujan. Karena pada saat musim hujan beban sampah akan makin bertambah oleh

air yang mengendap di tumpukan sampah.

4.4.2 Kestabilan Lereng Tumpukan Sampah

Tumpukan sampah sangat berlebih di TPA Putri Cempo memerlukan penanganan

serius tentang kestabilan lereng tumpukan sampah. Di TPA Putri Cempo sendiri

penanganan kestabilan lereng dengan sistem terasering dan pemadatan, yaitu

lereng tumpukan sampah dibuat saling bertumpuk dan membentuk seperti tangga

dengan kemiringan tertentu lalu dipadatkan dengan alat berat. Dengan sistem ini

diharapkan lereng tumpukan sampah menjadi stabil.

Namun dalam kenyataannya tidak demikian, pertambahan jumlah sampah yang

sangat pesat tiap harinya dan luas lahan yang tidak memadai menjadikan metode

ini sukar diterapkan. Sampah di TPA Putri Cempo hanya di timbun saling

menumpuk begitu saja dengan tidak memperhatikan keadaan lereng tumpukan

sampah, pemadatan pun jarang dilakukan karena alat berat yang dimiliki di

khususkan untuk pemindahan dan perataan sampah, jumlah alat berat yang

dimiliki TPA Putri Cempo juga terbatas.

Mengacu pada longsor sampah yang terjadi di TPA Leuwigajah, sudut kemiringan

tebing tumpukan sampah yang mencapai 70-80o dari dasar tanah sangat rawan

terhadap longsor sampah. Pada waktu hujan, air hujan mengalir melalui lereng-

lereng tumpukan sampah dan bila lereng sampah tidak stabil akan menyebabkan

sampah ikut hanyut dalam aliran air, bila sampah yang ikut terbawa hanyut ini

berjumlah banyak sangat dimungkinkan terjadinya longsor.

Page 50: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

4.4.3 Perlakuan terhadap sampah di TPA

Pengolahan sampah di TPA Putri Cempo dulu di lakukan dengan sistem sanitary

landfill tetapi sekarang di gunakan open dumping. Hal tersebut di lakukan karena

pada sistem sanitary landfill di perlukan tanah sebagai penutup sedangkan harga

tanah semakin hari semakin mahal sehingga membutuhkan biaya yang cukup

besar. Pada sistem open dumping , sampah hanya di timbun terus menerus tanpa

memakai tanah penutup.

Sistem operasi pembuangan sampah yang diterapkan di TPA Putri Cempo adalah

dimulai dari truk yang membawa sampah ke TPA Putri Cempo di sini truk

terlebih dahulu ditimbang untuk mengetahui jumlah sampah yang di angkut.

Setelah itu truk menurunkan sampahnya di bagian penumpukan sampah awal,

kemudian dengan wheelloader sampah di dorong dan di kumpulkan ke bagian

bawah tumpukan sampah, dengan excavator sampah di angkat ke atas tumpukan

sampah, selanjutnya bulldozer meratakan sampah baru di atas tumpukan lama.

Dengan sistem open dumping menyebabkan sampah hanya ditumpuk tanpa

adanya perlakuan khusus terhadap sampah seperti pemadatan sampah, ini sangat

penting, menurut Dr. Edi Utomo Ahli Geofisika LIPI longsor kemungkinan besar

terjadi karena material sampah organik dan nonorganik yang belum kompak

karena tidak adanya pemadatan sampah yang cukup menyebabkan air hujan yang

turun masuk di sela- sela sampah yang renggang. Saat tekanan air semakin berat,

kestabilan bukit sampah pun menurun dan akhirnya terjadi longsor sampah.

Alat berat yang bekerja juga dapat menyebabkan longsor sampah, dengan bobot

alat berat yang besar jika tidak berhati- hati dalam pengoperasiannya

kemungkinan dapat menggerakkan tumpukan atas sampah. Terutama excavator

dan bulldozer yang bekerja di atas tumpukan sampah. Pergerakan yang tidak hati-

hati dapat berakibat longsor.

4.4.4 Curah Hujan dan Air Lindi

Curah hujan sangat mempengaruhi dalam penanganan sampah, menurut wikipedia

curah hujan rata- rata tahun 2010 adalah 2.200 mm per tahun, hujan yang

Page 51: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

mengguyur selain dapat menghambat jalannya kegiatan juga dapat menambah

jumlah volume sampah, iklim yang sekarang tidak menentu juga menyebabkan

curah hujan yang turun di Kota Surakarta dan juga di TPA Putri Cempo tidak

menentu, curah hujan yang sekarang sukar diprediksi menyebabkan penanganan

terhadap dampak air hujan terhadap sampah menjadi sulit juga.

Menurut Adrin Tohari (Puslit Geoteknologi), saat hujan lebat infiltrasi air hujan

melalui rongga pada material sampah yang tidak terpadatkan dengan baik dan

melalui batas antara timbunan dan lereng batuan/ tanah dasar yang kedap air

membentuk muka air (water table) pada batas dasar timbunan sampah dan lapisan

batuan/ tanah dasar . Proses penjenuhan dan pembentukan muka air ini

menyebabkan pelunakan lapisan bawah timbunan sehingga tidak mampu

menopang berat beban timbunan di atasnya sehingga terjadi longsor.

Di TPA Putri Cempo sebenarnya terdapat kolam air lindi yang dikhususkan untuk

menampung dan mengurangi air lindi yang berlebih dalam tumpukan sampah. Di

TPA Putri Cempo juga terdapat kanal- kanal dan saluran khusus yang dibuat di

area tumpukan sampah guna mengalirkan air lindi agar dapat di tampung di kolam

air lindi. Tetapi kolam dan saluran khusus ini sekarang terabaikan karena jumlah

sampah yang sudah sangat berlebih mengakibatkan saluran- saluran pada area

tumpukan sampah menjadi tertutup dan tidak dapat mengalirkan air lindi ke

kolam penampungan air lindi.

Air lindi yang sangat berlebih di tumpukan sampah terutama pada musim hujan

dengan curah hujan tinggi sangat berpotensi mengakibatkan longsor sampah, air

lindi dapat menjadikan tumpukan sampah yang padat kembali terurai, pada bagian

lereng sampah ini sangat berbahaya, dengan sampah yang tidak padat lagi dan

ditambah berat air yang terus bertambah selama hujan berlangsung dapat

mengakibatkan longsor sampah.

4.4.5 Gas Methana

Di TPA Putri Cempo belum ada penangan yang berhubungan dengan pembebasan

gas methana dari dalam tumpukan sampah.

Page 52: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Gas methana di tumpukan sampah yang tidak di tangani secara tepat dapat

mengakibatkan banyak permasalahan seperti ledakan yang dapat mengakibatkan

longsor sampah. Mengacu pada longsor sampah di TPA Leuwigajah, hujan yang

terus-menerus terjadi di TPA membuat gas methana (CH4) yang tertimbun

sampah terdesak. Gas ini akan berusaha keluar dari air hujan yang mengguyur.

Ketika hujan mengguyur tumpukan sampah, gas methana akan keluar naik, sesuai

dengan hukum alam karena gas methana memiliki berat jenis yang lebih ringan

daripada air. Menurut pakar lingkungan dari Institut Teknologi Bandung (ITB)

Prof Dr Ir Enri Damanhuri menunjukkan jika gas methana sudah mencapai 12

persen terhadap total udara, terjadilah ledakan. Inilah mengapa sebelum tumpukan

sampah itu longsor, terjadi ledakan yang sangat keras. Bila ledakan ini terjadi di

dekat tebing akan sangat memungkinkan terjadi longsor sampah.

4.5 Mitigasi Bahaya Bencana Longsor Sampah di TPA Putri Cempo

4.5.1 Jumlah Tumpukan Sampah

Hal yang utama harus dilakukan adalah pengurangan jumlah sampah yang

terdapat pada TPA Putri Cempo. Ini mutlak harus dilakukan karena TPA Putri

Cempo sendiri sudah lama overload. Semakin lama tumpukan akan semakin

bertambah, sebelum berakibat yang tidak diinginkan seperti longsor sampah harus

dicegah secepatnya.

Menurut Arief Najarudin, ada empat prinsip yang dapat digunakan untuk

mengurangi jumlah sampah. Prinsip tersebut lebih dikenal dengan nama 4R yang

meliputi:

1. Reduce (Mengurangi); Sebisa mungkin dilakukan minimalisasi barang atau

material yang kita pergunakan. Karena semakin banyak menggunakan material,

semakin banyak pula sampah yang dihasilkan.

2. Reuse (Memakai kembali); Sebisa mungkin memilah barang-barang yang bisa

dipakai kembali. Menghindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali

pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum

barang tersebut menjadi sampah.

Page 53: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

3. Recycle (Mendaur ulang); Sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak

berguna lagi didaur ulang. Atau disalurkan ke industri non-formal dan industri

rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.

4. Replace (Mengganti); Gantilah barang- barang yang hanya bisa dipakai sekali

saja dengan barang yang lebih tahan lama. Memakai barang-barang yang lebih

ramah lingkungan, misalnya, ganti kantong plastik dengan keranjang bila

berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa

didegradasi secara alami.

4.5.2 Kestabilan Lereng Tumpukan Sampah

Dengan tumpukan sampah yang semakin menggunung kestabilan lereng timbunan

sampah juga perlu perhatian serius, lereng timbunan sampah yang terlalu tegak

sangat beresiko longsor. Menurut pakar persampahan dari Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi (BPPT), Ir Firman L Syahwan Msi, lereng timbunan sampah

minimal 45o dari permukaan tanah. Pemadatan sampah juga sangat diperlukan

terutama di bagian lereng agar mengurangi resiko longsor.

Menurut Adrin Tohari (Puslit Geoteknologi), peristiwa longsor di TPA

Leuwigajah juga menunjukkan tidak dilakukannya evaluasi kestabilan lereng

timbunan selama operasional TPA sampah ini. Kegiatan evaluasi ini sangat

penting mengingat peristiwa longsor kecil telah terjadi beberapa tahun

sebelumnya, yang mengindikasikan bahwa lereng timbunan dalam kondisi yang

tidak cukup stabil. Untuk menunjang kegiatan analisis dan evaluasi lereng

timbunan selama proses penimbunan, diperlukan data topografi lokasi sebelum

dan selama proses penimbunan, data geologi daerah penimbunan, data keteknikan

dan hidrologi lapisan batuan/tanah dasar.

Mengingat volume timbunan sampah di TPA yang sangat besar, peta bahaya

longsor di lokasi TPA sampah dan daerah sekitarnya dalam skala operasional

(1:1.000) diperlukan oleh pihak pengelola sampah untuk mengetahui probabilitas

longsor pada timbunan sampah tahunan. Peta ini memperlihatkan tidak hanya

kemungkinan suatu longsor terbentuk pada suatu tempat di daerah timbunan dan

kemungkinan longsor dari lokasi lain melanda daerah penimbunan, tetapi juga

Page 54: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

memperlihatkan daerah dampak apabila longsor terjadi.

4.5.3 Perlakuan terhadap sampah di TPA

Sistem open dumping sangat tidak dianjurkan dalam penanganan sampah di TPA

Putri Cempo. Dianjurkan menggunakan sistem sanitary landfill pada sistem ini

sampah yang ditimbun di permukaan tanah diratakan dengan bulldoser,

dipadatkan sampai membentuk lapisan sampah padat. Proses ini berlanjut dengan

tumpukan sampah baru, sampai menghasilkan 4 lapisan sampah kemudian diurug

dengan tanah urug dan dipadatkan juga dengan bulldoser.(Wied dalam Lilis

Sulistyorini, 2005).

Dengan diterapkannya sistem sanitary landfill diharapkan mengurangi bahaya

longsor sampah, sistem sanitary landfill menjadikan tumpukan sampah lebih

padat karena adanya tanah yang diurug, dengan urugan tanah diharapkan dapat

mengurangi adanya air lindi yang berlebih di tumpukan sampah. Pemadatan yang

lebih sempurna di sistem sanitary landfill juga menjadikan tumpukan sampah

lebih kuat terhadap geseran.

Pergerakan pemulung dan sapi yang memakan sampah harus ditata secara teratur,

disediakan area khusus untuk memulung dan sapi di jaga agar tidak menganggu

pekerjaan penanganan sampah.

4.5.4 Curah Hujan dan Air Lindi

Air lindi di dalam lapisan timbunan harus dialirkan keluar dari timbunan dan

ditangani dengan khusus, tidak langsung di buang ke sungai. Diperlukan saluran-

saluran air lindi di dalam area penampungan sampah yang berfungsi dengan baik,

agar air lindi dapat ditampung dan di olah sebelum di buang ke sungai. Pemadatan

sampah juga diperlukan selain agar sampah padat juga dapat memeras sampah

yang mengandung air lindi.

Page 55: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

4.5.5 Gas Methana

Agar gas methana dalam tumpukan sampah dapat keluar diperlukan adanya

saluran- saluran ventilasi gas methana yang tersebar di seluruh area penampungan

sampah. Karena gas methana juga dapat menghasilkan api, dapat juga di jadikan

biogas. Dengan cara saluran- saluran gas methana dihimpun menjadi satu dengan

satu saluran utama untuk dikumpulkan gas methananya, kemudian di alirkan ke

kompor biogas. Ini dapat menjadi bahan bakar alternatif untuk warga disekitar

TPA Putri Cempo.

Untuk melepas gas-gas akibat proses dekomposisi anaerobik dari bahan-bahan

organik yang ada dalam sel maka pada setiap jarak atau luas tertentu perlu

diberikan fasilitas ventilasi dengan cara dari dasar penimbunan sel diletakkan pipa

PVC dengan diameter lingkaran 20 cm, diisi dengan koral/kerikil sehingga pada

setiap tingkatan timbulan pipa diangkat dan batu koral akan tertinggal sebagai

media porus untuk melepas gas. Akhirnya pada lapisan teratas perlu dibuat

ventilasi seperti halnya septic tank. Gas yang keluar dari timbunan tersebut terdiri

dari 50% gas methane dan 50 % lagi gas carbon dioxide. Gas buangan yang

paling berbahaya adalah gas methan, gas ini dapat meledak jika bercampur

dengan oxygen.

Page 56: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut

1. Faktor- faktor yang perlu diperhatikan dalam pengendalian longsor sampah di

TPA Putri Cempo yaitu:

a. Jumlah tumpukan sampah.

b. Kestabilan lereng tumpukan sampah.

c. Perlakuan terhadap sampah di TPA.

d. Curah hujan dan air lindi.

e. Gas methana.

Beberapa kemungkinan terjadinya longsor di TPA Putri Cempo yaitu

ketinggian timbunan sampah sesuai hitungan yang mencapai 9,5m sangat

riskan terhadap longsor sampah, pemadatan yang kurang sempurna juga

lereng tumpukan yang curam mencapai 700-800 dari permukaan tanah dapat

memicu terjadinya longsor, sistem open dumping dengan sampah yang hanya

ditumpuk tanpa adanya penanganan khusus, curah hujan rata- rata yang tinggi

di kota Solo yang mencapai 2.200 mm per tahun dapat menyebabkan adanya

air dengan volume besar menyebabkan beban yang berlebih terhadap tanah

yang dapat mengakibatkan kurang stabil tanah dasar dan sampah akan terurai

jika terdapat banyak air di tumpukan sampah. Gas methana yang tidak

dikeluarkan dari tumpukan tanah dapat meledak sewaktu- waktu, bila ledakan

terjadi di daerah lereng sampah dimungkinkan terjadinya longsor sampah.

2. Mitigasi yang tepat untuk TPA Putri Cempo ialah perubahan sistem open

dumping menjadi sanitary landfill, perlakuan khusus terhadap air permukaan

yang terdapat pada tumpukan sampah, pemadatan sampah agar sampah tidak

mudah longsor, mengatur lereng timbunan sampah agar tidak terlalu curam,

diterapkannya sistem terasering pada lereng timbunan sampah, penyebaran

timbunan sampah agar sampah tidak terlalu tinggi, pengendalian terhadap air

lindi dan gas methana.

Page 57: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

5.2 Saran

1. Kita sebaiknya mulai dari sekarang berusaha untuk mengurangi produktivitas

sampah, memulai untuk mendaur ulang sampah, memanfaatkan kembali

barang-barang yang tidak terpakai dan mengganti barang sekali pakai dengan

barang yang lebih tahan lama dengan menerapkan sistem 4R, yaitu reduse,

reuse, recycle dan replace.

2. Jangan menganggap remeh longsor sampah, karena telah banyak contoh

longsor sampah di Indonesia. Diperlukan adanya mitigasi longsor sampah

yang sesuai menurut kebutuhan dan karakteristik daerah dan TPA di daerah

tersebut.

Page 58: MITIGASI BAHAYA BENCANA LONGSOR SAMPAH DI TPA …/Mitigasi... · collecting and hoarding garbage in a centralized disposal site with the title Final Disposal (TPA). TPA Putri Cempo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 46

PENUTUP

Demikian Tugas Akhir Mitigasi Bahaya Bencana Longsor Sampah di TPA Putri

Cempo Kota Solo ini telah selesai kami susun.

Semoga apa yang telah kami sajikan ini dapat menambah pengetahuan dan

wawasan mengenai infrastruktur perkotaan khususnya masalah mitigasi bencana

longsor sampah baik di bangku kuliah maupun di lapangan.

Kami menyadari Tugas Akhir ini jauh dari sempurna dan masih banyak

kekurangan, maka kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan laporan ini selanjutnya.

Akhirnya kami mengharapkan semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat

bagi kita semua.