mini project bab 1

36
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator keberhasilan program kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 apabila tercapai penurunan angka kematian ibu dan balita serta tercapainya perbaikan gizi keluarga (Depkes RI, 2005). Sasaran yang menjadi prioritas utama adalah golongan rawan gizi seperti ibu hamil yang mengalami KEK (Kurang Energi Kronik) dan Anemia Gizi (Husaini,1998). Masa kehamilan merupakan periode yang sangat penting bagi pembentukan kualitas sumber daya manusia dimasa yang akan datang, karena pertumbuhan dan perkembangan anak sangat ditentukan oleh kondisi saat janin dalam kandungan. Berat bayi lahir yang normal menjadi titik awal yang baik bagi proses pertumbuhan dan perkembangan bayi selanjutnya. Berat bayi lahir normal akan mampu menurunkan risiko menderita penyakit degenerative di usia dewasa. Bayi dengan berat lahir normal terbukti memiliki kualitas fisik, intelegensia maupun mental yang lebih baik dibanding bayi dengan berat lahir kurang, sebaliknya bayi dengan berat

Upload: voenda-apriliani

Post on 06-Feb-2016

108 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

Page 1: Mini Project BAB 1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu indikator keberhasilan program kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010

apabila tercapai penurunan angka kematian ibu dan balita serta tercapainya perbaikan gizi

keluarga (Depkes RI, 2005). Sasaran yang menjadi prioritas utama adalah golongan rawan

gizi seperti ibu hamil yang mengalami KEK (Kurang Energi Kronik) dan Anemia Gizi

(Husaini,1998). Masa kehamilan merupakan periode yang sangat penting bagi

pembentukan kualitas sumber daya manusia dimasa yang akan datang, karena

pertumbuhan dan perkembangan anak sangat ditentukan oleh kondisi saat janin dalam

kandungan. Berat bayi lahir yang normal menjadi titik awal yang baik bagi proses

pertumbuhan dan perkembangan bayi selanjutnya. Berat bayi lahir normal akan mampu

menurunkan risiko menderita penyakit degenerative di usia dewasa. Bayi dengan berat

lahir normal terbukti memiliki kualitas fisik, intelegensia maupun mental yang lebih baik

dibanding bayi dengan berat lahir kurang, sebaliknya bayi dengan berat badan lahir

rendah akan mengalami hambatan dan kemunduran fungsi intelektualnya (Husaini,

1998;25). Bayi dengan berat badan lahir yang rendah, dimasa dewasanya akan

mempunyai risiko terkena penyakit jantung koroner, diabetes, stroke dan hipertensi,

bahkan menurut hasil penelitian Thompson dkk di Southampton (2001:36) mengenai birth

weight and the risk of depressive in late life, bayi BBLR akan memiliki risiko untuk

mengalami depresi mental. Banyaknya kasus ibu hamil menderita KEK dan anemia,

kejadian BBLR masih cukup tinggi. Maka upaya perbaikan gizi pada ibu selama

kehamilan sangat penting untuk menurunkan angka kejadian BBLR.

Page 2: Mini Project BAB 1

Status gizi ibu hamil dapat diukur secara antropometri/pengukuran komposisi tubuh

dengan mengukur LILA (Lingkar Lengan Atas), disebut KEK bila LILA kurang dari 23,5

cm. LILA merupakan faktor dominan terhadap risiko terjadinya BBLR dengan odd ratio

sebesar 8,24 (Budijanto dan Didik, 2000;40). Menurut Surtiati,E (2009;80) faktor yang

berhubungan dengan kejadian BBLR adalah; usia kehamilan, usia ibu, peningkatan berat

badan selama kehamilan. Peningkatan berat badan selama kehamilan kurang dari 10 Kg

berisiko bayinya BBLR ketika lahir sebesar 3,12 kali. Ibu hamil dengan anemia berisiko

bayinya BBLR ketika dilahirkan sebesar 10,3 kali. Sedangkan faktor paritas ibu, ukuran

LILA dan penyakit tidak memiliki kontribusi terjadinya BBLR pada bayi yang dilahirkan.

Angka kejadian BBLR di Indonesia pada tahun 2003 sekitar 14 % (Sjahmien M,

2003:20), dan tahun 2010 berdasarkan hasil RISKESDAS 2010 sebesar 11.1%

(Kemenkes RI,2010). Prevalensi AKB di Indonesia tahun 2003 sekitar 35 per seribu

kelahiran hidup dan angka kematian neonatal sekitar 25 per seribu kelahiran hidup, 50%

dari kematian neonatal terjadi karena BBLR (Suryatni, 2004).

Dampak dari kurangnya pemeliharaan kesehatan ibu hamil tidak saja

menimbulkan kerugian bagi ibu hamil tetapi juga berpengaruh buruk pada bayi yang akan

dilahirkan. Bagi ibu kurangnya perawatan antenatal menimbulkan resiko tinggi bagi

kehamilannya dan tidak segera terdeteksi. Perdarahan, infeksi, eklamsia, anemia dan

kurang gizi menjadi problem utama ibu hamil. Bagi anak akan berdampak pada gangguan

pertumbuhan sel-sel janin yang nantinya menjadi penyulit bayi baru lahir yaitu; BBLR,

asfiksia, infeksi dan tetanus neonatorum.

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama

masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal seperti yang ditetapkan

pada buku pedoman pelayanan antenatal bagi petugas Puskesmas (Depkes RI, 1997;14).

Tujuan pelayanan antenatal untuk mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan

Page 3: Mini Project BAB 1

memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai

(Saifuddin, dkk, 2000:6). Wiknjosastro (1994154) menyatakan bahwa selama pelayanan

antenatal harus diusahakan agar: 1) wanita hamil dari awal kehamilan sampai menjelang

persalinan harus sehat, 2) adanya kelainan fisik atau psikologis harus dideteksi dan

diobati, 3) wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat fisik dan

mental.

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali selama kehamilan.

Asuhan standar pelayanan antenatal minimal “7T” yaitu; timbang berat badan, ukur

tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi Tetanus Toxoid, pemberian

tablet zat besi minimum 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular

seksual, dan temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (Saifuddin, dkk, 2000;90).

Asuhan standar pelayanan antenatal minimal ini sesuai dengan program Making

Pregnancy Safer (MPS), yaitu harapan ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan,

persalinan dan nifas ke tenaga kesehatan yang terlatih yaitu profesi kesehatan yang

terakreditasi.

Page 4: Mini Project BAB 1

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian adalah “ Hubungan Status Gizi Ibu Hamil Berdasarkan

Pengukuran LILA dengan Berat Badan Bayi Lahir Rendah Wilayah Kerja Puskesmas

Pringin ”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran pengaruh status gizi

ibu hamil terhadap berat badan bayi lahir di wilayah kerja Puskesmas Paringin,

Balangan

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Diketahuinya factor dominan yang mempengaruhi berat bayi lahir, secara

teoritis dapat digunakan untuk pengembangan teori perilaku kesehatan utamanya

perilaku ibu hamil dalam pemanfaatan fasilitas tenaga dan sarana kesehatan untuk

pemeriksaan antenatal.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini bisa digunakan untuk evaluasi pelayanan antenatal

dan pemberian layanan prioritas disamping standar layanan minimal yang diberikan

petugas kesehatan untuk memperoleh outcome kehamilan yang normal.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian ini merupakan pengembangan penelitian sebelumnya seperti yang sudah

dilakukan oleh Sulistywati dkk (2008;3) yang melakukan penelitian tentang hubungan

antara kunjungan ANC dengan kejadian Berat Bayi Lahir yang dilakukan di Kecamatan

Gemarang Kabuapten Madiun. Kesamaan dalam penelitian ini adalah pada proses

pengukuran variable berat bayi lahir. Penelitian lain yang serupa juga telah dilakukan oleh

Page 5: Mini Project BAB 1

Sunarto,dkk (2010;3) tentang analisis hubungan ANC (dengan prediktor umur ibu, status

gizi, dan kunjungan ANC) dengan berat bayi lahir di kabupaten Magetan. Berdasarkan

saran dalam penelitian tersebut penelitian ini mencoba menganalisis hubungan antara

ANC (dengan prediktor status gizi ibu hamil,kadar Hb dan peningkatan berat badan)

dengan berat bayi lahir.Jadi dalam penelitian ini yang sama adalah pengukuran variable

status gizi dan pengukuran variable berat bayi lahir. Sedangkan yang berbeda dalam

penelitian ini tidaak dilakukan pengukuran umur kehamilan, kemudian melakukan

pengukuran Hb ibu hamil serta kenaikan berat badan ibu hamil.

Page 6: Mini Project BAB 1

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka dalam penelitian ini memuat uraian secara sistematis tentang hasil-

hasil penelitian terdahulu dan juga menguraikan tentang teori-teori yang berhubungan dengan

penelitian ini. Tinjauan pustaka dalam penelitian ini dipakai dalam mendasari penelitian yang

akan dilakukan.Dalam tinjauan pustaka ini akan diuraikan tentang ;

A. Landasan Teori

1. Berat Bayi Lahir

Pada umumnya bayi dilahirkan setelah dikandung kurang lebih 40 minggu

dalam rahim ibu. Pada waktu lahir bayi mempunyai berat badan sekitar 3000 gr dan

panjang badan sekitar 50 cm (Pudjiadi S, 2003:11). Secara umum berat bayi lahir yang

normal antara 3000 gr-4000 gr, dan bila di bawah atau kurang dari 2500 gr dikatakan

berat badan lahir rendah (BBLR). Menurut Jumiarni (1995:75), BBLR adalah

neonatus dengan berat badan lahir pada saat kelahiran kurang dari 2500 gr. Dahulu

bayi ini dikatakan premature, kemudian disepakati disebut low birth weight infant atau

berat badan lahir rendah (BBLR). Karena bayi tersebut tidak selamanya premature

atau kurang bulan tetapi dapat cukup bulan maupun lebih bulan.

Klasifikasi bayi menurut umur kehamilan dikategorikan tiga kelompok yaitu;

1) bayi kurang bulan yaitu bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259

hari), 2) bayi cukup bulan yaitu bayi dengan masa kehamilan dari 37 minggu sampai

dengan 42 minggu (259-293 hari), dan 3) bayi lebih bulan yaitu bayi dengan masa

kehamilan mulai 42 minggu atau lebih (Jumiarni, 1995:74).

Dari pengertian di atas maka bayi dengan BBLR dapat dikategorikan menjadi

dua golongan yaitu prematur dan dismatur. Dikatakan prematur bila neonatus dengan

usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan

Page 7: Mini Project BAB 1

berat badan untuk masa kehamilan, atau disebut neonatus kurang bulan sesuai masa

kehamilan. Penyebab premature berasal dari faktor ibu, faktor janin dan faktor

lingkungan. Sedangkan dismatur atau kecil untuk masa kehamilan adalah bayi lahir

dengan berat badan kurang dari berat badan sesungguhnya untuk masa kehamilan. Hal

ini karena janin mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan dan merupakan

bayi yang kecil untuk masa kehamilan (KMK).

Organisasi Kesehatan Sedunia memperkirakan bahwa angka prevalensi BBLR

di Negara berkembang pada tahun 2000 sebesar 13-38%, sedangkan laporan untuk di

Indonesia pada tahun yang sama sebesar 14% dari seluruh kelahiran hidup (Sjahmien

M, 2003:40).

2. Faktor yang Mempengaruhi Berat Bayi Lahir

Berat badan lahir merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor melalui suatu

proses yang berlangsung selama berada dalam kandungan. Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi berat bayi lahir menurut Kardjati (1985:21) antara lain sebagai berikut

:

a. Faktor Lingkungan Internal

Yang termasuk faktor lingkungan internal antara lain; umur ibu, jarak kelahiran,

paritas, kadar hemoglobin, status gizi ibu hamil, dan penyakit penyerta saat

kehamilan.

b. Faktor Lingkungan Eksternal

Yang tergolong dalam faktor lingkungan eksternal antara lain; kondisi sosial

ekonomi, asupan zat gizi, pola makan dan kondisi lingkungan (kemiskinan,

pengangguran, sanitasi lingkungan, air bersih, penyakit endemis di masyarakat).

c. Faktor Penggunaan Sarana Kesehatan

Page 8: Mini Project BAB 1

Faktor utama yang mempengaruhi kejadian BBLR dari kelompok ini adalah

frekuensi pemeriksaan kehamilan (ANC).

3. Status Gizi Ibu Hamil

Menurut Almatsier (2001:3) status gizi diartikan “ keadaan tubuh sebagai

akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi”. Merujuk pendapat Almatsier

ini maka status gizi ibu hamil berarti keadaan sebagai akibat konsumsi makanan dan

penggunaan zat-zat gizi sewaktu hamil. Status gizi ibu hamil sangat berpengaruh pada

pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan. Supariasa (2003:29)

menyatakan bahwa “ status gizi ibu hamil buruk sebelum dan selama kehamilan akan

menyebabkan bayi berat lahir rendah, pertumbuhan otak terhambat, anemia pada bayi

baru lahir, bayi mudah infeksi, risiko abortus tinggi”.

Menurut Sitorus (1999:141) dinyatakan bahwa pemantauan gizi ibu hamil

sangat penting. Ukuran antropometri sangat cocok untuk mengetahui apakah status

gizi ibu hamil buruk, normal atau lebih. Indikator antropometri ini antara lain ukuran

LILA (lingkar lengan atas) dan pertambahan berat badan selama kehamilan.Menurut

Tjokronegoro (1986:27) kenaikan berat badan selama hamil dapat dipakai sebagai

indeks untuk menentukan status gizi ibu hamil. Pertambahan berat badan ibu saat

kehamilan normal berkisar antara 7-12 Kg, dan sebaiknya sebelum mulai hamil

seseorang ibu beratnya tidak kurang dari 40 Kg. LILA dapat dipakai sebagai indikator

ibu hamil mengalami KEK (kekurangan energy kronik) atau tidak. Batasan acuan

LILA ibu hamil adalah 23,5 cm. Bila ukuran kurang dari 23,5 cm dikatakan KEK

(Depkes, 2000:15).

a. Lingkar Lengan Atas (LILA)

Ukuran antropometri yang paling sering digunakan untuk menilai status gizi

ibu hamil adalah LILA. Tujuan pengukuran LILA adalah : 1) mengetahui risiko

Page 9: Mini Project BAB 1

KEK pada Wanita Usia Subur (WUS) dan ibu hamil, 2) meningkatkan perhatian

dan kesadaran masyarakat untuk deteksi dini kejadian KEK, 3) Meningkatkan

kesejahteraan ibu dan anak, 4) pengelolaan upaya perbaikan gizi keluarga yang

menderita KEK. Apabila deteksi ukuran LILA segera diketahui dan dipantau terus

menerus secara periodik, maka risiko BBLR dapat dihindari.

b. Kenaikan Berat Badan Selama Kehamilan

Pertambahan berat badan ibu selama hamil merupakan pencerminan dari

status gizi ibu hamil. Status gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan ukuran

plasenta lebih kecil sehingga suplay oksigen dan makanan ke janin berkurang.

Akibat suplay dan kebutuhan tidak imbang maka dampaknya pertumbuhan janin

terhambat, hingga terjadi BBLR.

Pada kehamilan trimester I laju pertambahan berat badan belum tampak nyata,

karena pertumbuhan janin belum pesat. Pada kehamilan trimester II pertambahan

berat badan ibu sangat pesat dan merupakan masa kritis terjadinya penurunan

status gizi pada ibu hamil. Pada trimester I pertambahan berat badan kurang dari

satu kilogram. Pada trimester kedua sekitar tiga kilogram, sedangkan pada

trimester ketiga sekitar enam kilogram. Pertambahan berat badan yang sangat pesat

pada trimester II dan III, sebagian besar terjadi karena pertumbuhan janin, plasenta

dan bertambahnya jumlah cairan amnion. Berikut disajikan komponen yang

menyebabkan kenaikan berat badan ibu selama kehamilan sebagaimana tabel 2.1

berikut :

Tabel 2.1 : Kenaikan Berat Badan Selama Kehamilan

Page 10: Mini Project BAB 1

Sumber : WHO nutritional and Pregnancy, Technical Report, Series No.32;1995

4. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

a. Pengertian Berat Badan Lahir Rendah

Sejak tahun 1961 World Health Organitation (WHO) telah mengganti

istilah premature baby dengan low birth baby (bayi dengan berat badan lahir

rendah/BBLR). Pergantian istilah ini dikarenakan tidak semua bayi dengan berat

badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir merupakan bayi premature.

Menurut WHO berat badan lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan

kurang atau sama dengan 2500 gram (Surasmi,2003:35).

b. Pembagian Berat Badan Lahir Rendah

Bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram dapat dikategorikan menjadi dua

golongan yaitu

1) Prematuritas Murni

Yaitu bayi lahir dengan masa gestasi kurang dari 37 minggu dengan berat badan

sesuai dengan masa gestasi.

2) Bayi Kecil Masa Kehamilan (KMK).

Yaitu bayi yang berat badannya kurang dari semestinya yaitu berat badan lahir

dibawah persentil ke-10 dari grafik pertumbuhan (wiknjosastro, 1999:771).

KOMPONENPERTAMBAHAN BERAT BADAN(GRAM) PADA

MINGGUKE-10 KE-20 KE-30 KE-40

FetusPlasentaAmnionUterus

Glandula MammaeDarah IbuLain-Lain

5203013534100326

3001702505851806001915

15004306008103601300350

330065080090040512505195

TOTAL 650 4.000 8.500 12.500

Page 11: Mini Project BAB 1

BBLR adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram dengan

mengabaikan penyebabnya dan tanpa memperhatikan umur kehamilan / masa

gestate (Claus,1998:201). Dalam bidang kebidanan dikenal dua macam yaitu;

1) BBLR premature, dimana masa gestasi kurang dari 37 minggu dan, 2) BBLR

dismatur dimana masa gestasi lebih dari atau sama dengan 37 minggu.

Didasarkan pada cara penanganan dan harapan hidup, BBLR dibedakan

menjadi tiga yaitu; 1) bayi berat lahir rendah, yaitu berat lahir 1500-2500 gram,

2) bayi berat lahir sangat rendah, yaitu berat kahir kurang dari 1500 gram dan

3) bayi berat lahir ekstrim rendah, yaitu berat lahir kurang dari 1000 gram.

b. Penyebab Berat Badan Lahir Rendah

Penyebab BBLR sangat kompleks dan umunya tidak hanya satu, oleh

karena itu sulit untuk dilakukan pencegahan. Upaya yang bisa dilakukan adalah

menurunkan prevalensi BBLR dengan memberikan perawatan antenatal yang

standar dan paripurna. Faktor-faktor risiko yang menyebabkan BBLR antara lain;

usia ibu berisiko, riwayat kehamilan pernah BBLR, ibu hamil dengan anemia, ibu

hamil dengan pre eklamsi, ibu hamil dengan penyakit penyerta, adanya cacat

bawaan dan infeksi dalam kandungan.

Menurut Yayan (2008) faktor risiko BBLR terdiri dari tiga kategori yaitu:

1) Faktor ibu; penyakit, komplikasi pada kehamilan, usia ibu, paritas, merokok,

pecandu alcohol dan pengguna narkoba, 2) faktor janin; bayi premature,

hidramnion, gemelli, dan kelainan kromosom dan 3) Faktor lingkungan; radiasi,

social ekonomi, terpapar zat beracun dan bahan berbahaya lainnya.

Menurut Manuaba (1998:326-327), faktor risiko BBLR antara lain; 1)

faktor ibu; penyakit penyerta kehamilan, usia ibu, jarak kehamilan dan factor

pekerjaan, 2) factor janin meliputi; gemelli, hidramnion, ketuban pecah dini, cacat

Page 12: Mini Project BAB 1

bawaan, infeksi kandungan, isufisiensi plasenta dan inkomtabilitas darah ibu dan

janin, 3) faktor plasenta yaitu; plasenta previa dan solution plasenta.

1. Hubungan antara Kenaikan Berat Badan dengan Berat Bayi Lahir

Bertambahnya berat badan ibu saat kehamilan sangat berarti sekali bagi

kesehatan ibu dan janin. Pada ibu hamil yang mengalami kekurangan energy kronik

(KEK), maka ukuran plasenta menjadi lebih kecil. Dampak yang ditimbulkan ke

janin adalah kekurangan suplai oksigen dan nutrisi. Kekurangan suplai makanan ini

menyebabkan janin mengalami retardasi perkembangan janin dalam kandungan dan

beresiko bayi berat lahir rendah (BBLR) (Samsudin&Tjokronegoro, 1996;24).

Menurut Higgins dalam Pudjiaji (2002:8) dilaporkan bahwa terdapat hubungan yang

positif antara berat badan lahir bayi maupun berat badan ibu, jadi ukuran

antropometri ibu hamil sangat mempengaruhi berat bayi yang akan dilahirkan.

Pertambahan berat badan selama kehamilan sangat dipengaruhi oleh jumlah zat

gizi yang dikonsumsi. Faktor lain pola makan, keadaan penyakit penyerta selama

kehamilan juga berpengaruh terhadap pertamahan berat badan selama hamil, karena

hubungannya dengan nafsu makan. Kecukupan akan zat gizi yang dikonsumsi secara

tidak langsung dipengaruhi oleh daya beli masyarakat akan bahan-bahan makanan

pokok. Kemampuan daya beli sangat tergantung oleh faktor penghasilan dan

pendapatan per kapita keluarga per bulan.Akar permasalahan utama dari status gizi

ini pada dasarnya terletak pada kemiskinan.Oleh karena itu faktor social ekonomi

keluarga secara tidak langsung sangat mempengaruhi kenaikan berat badan ibu saat

hamil.

2. Hubungan antara Lingkar Lengan Atas dengan Berat Bayi Lahir

Page 13: Mini Project BAB 1

Salah satu cara untuk mengetahui apakah ibu hamil menderita KEK atau tidak

bisa diketahui dari ukuran lingkar lengan atas (LILA). Bila ukuran LILA kurang dari

23,5 cm maka ibu hamil tersebut dikatakan menderita KEK atau kurang gizi. Ibu

hamil yang KEK beresiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

Fakta menunjukkan bahwa di Indonesia dari semua WUS sepertiganya (35,65%)

menderita KEK (Depkes RI, 2002:7).

Lingkar lengan atas (LILA) sudah digunakan secara umum untuk

mengidentifikasi kurang gizi pada anak di Negara berkembang, khususnya di

Indonesia juga digunakan untuk menjaring ibu hamil yang berpotensi terhadap

kemungkinan melahirkan bayi berat lahir rendah. Dibanding dengan indicator

antropometri lainnya, LILA paling praktis penggunaannya di lapangan. Beberapa

penelitian merekomendasikan bahwa LILA perlu diteliti lebih lanjut untuk dapat

digunakan dalam memprediksi hasil kehamilan. Indikator antropometri lainnya

berupa tinggi badan, berat badan, pertambahan berat badan telah digunakan sebagai

proksi status kesehatan dan proksi keadaan gizi ibu hamil hubungannya dengan berat

bayi lahir.

Ukuran LILA berfluktuasi dengan bertambah tuanya umur kehamilan. Pada

bulan pertama kehamilan, nilai median untuk LILA adalah 24,0 cm, turun pada bulan

kedua menjadi 23,5 cm, naik pada bulan kelima menjadi 23,9 cm, kemudian turun

kembali pada akhir kehamilan menjadi 23,4 cm, oleh karena perbedaan ukuran LILA

dari median tertinggi dan terendah sebesar 0,6 cm, maka dapat dikatakan bahwa

ukuran LILA relative tidak berubah selama periode kehamilan (Husaini, 1998). Umur

kehamilan empat bulan dipakai untuk mengestimasi cut off point ukuran LILA,

karena pada usia empat bulan ini memiliki hubungan yang kuat pada tingkat 50 th

persentil.

Page 14: Mini Project BAB 1

3. Hubungan antara Kadar Hemoglobin dengan Berat Bayi Lahir

Status gizi ibu hamil dapat diketahui dengan pengukuran secara laboratorium

terhadap kadar hemoglobin darah. Bila kadar hemoglobin kurang dari 11 gr% maka

ibu hamil tersebut menderita anemia. Anemia pada ibu hamil akan menyebabkan

gangguan nutrisi dan oksigenisasi utero plasenta. Keadaan ini dapat menimbulkan

gangguan pertumbuhan hasil konsepsi, sering terjadi immaturitas, prematuritas, cacat

bawaan, atau janin lahir dengan berat badan yang rendah (Soeharyo, 1999).

Penelitian Purdyastuti (1994) di Jakarta menyatakan bahwa status gizi ibu

mempunyai pengaruh terhadap berat bayi lahir. Penelitian serupa juga didukung oleh

Bondevik (2000) di Nepal bahwa anemia berhubungan secara signifikan terhadap

meningkatnya kejadian BBLR.

Kandungan besi dalam tubuh bayi baru lahir cukup bulan adalah 65-90

mg/KgBB terbagi dalam konsentrasi tertinggi pada hemoglobin sekitar 50 mg/KgBB,

cadangan besi dalam bentuk ferritin dalam hati, limpa dan system retikuloendotelial

sekitar 25 mg/KgBB, dan sisanya sekitar 5 mg/KgBB sebagai mioglobin dan besi

jaringan. Kebutuhan besi meningkat pada periode pertumbuhan cepat seperti masa

bayi dan pubertas.

Pada waktu lahir persediaan besi bayi tergantung pada beberapa faktor seperti

status besi ibu, berat badan lahir, dan waktu mengikat tali pusat. Pemotongan tali

pusat terlalu cepat setelah persalinan kala II akan mengurangi kandungan besi sekitar

15-30%, sedang bila ditunda sekitar 3 menit dapat menambah jumlah volume sel

darah merah sekitar 85% (Lubis B, 2008). Status besi ibu sangat tergantung pada

status gizi ibu. Ibu hamil yang menderita KEK, maka cadangan zat besi pada tubuh

ibu berkurang, sehingga kemampuan mengikat oksigen juga berkurang. Dampak

Page 15: Mini Project BAB 1

akibat kemampuan sel darah merah mengikat oksigen berkurang maka oksigenisasi

utero plasenta menjadi berkurang, sehingga pertumbuhan janin terhambat.

B. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap

konsep yang lainya dari masalah yang ingin diteliti,(Setiadi;2007). Gambaran

kerangka konseptual hubungan antara factor status gizi, peningkatan berat badan,

kadar hemoglobin, dengan berat bayi lahir adalah sebagai berikut ;

Gambar:2.1 Kerangka Konseptual Hubungan antara factor status gizi, peningkatan berat badan, kadar hemoglobin, dengan berat bayi lahir

Keterangan:

: Diteliti

: Tidak diteliti

Fak

tor

Inte

rnal

UMUR

Usia Kehamilan

Penyakit

Status Gizi

Berat Badan

Hb. Ibu Hamil

Fak

tor

Eks

tern

al

Sosial Ekonomi

Sarana Kes.

Kecukupan Nutrisi

Pelayanan Kes.

Kesehatan Bumil

BBL Status Kes.

Page 16: Mini Project BAB 1

Berat bayi lahir (BBL) dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu; faktor lingkungan internal,

faktor lingkungan eksternal dan faktor penggunaan sarana kesehatan. Faktor

lingkungan internal meliputi umur ibu, usia kehamilan, status gizi ibu, penyakit

penyerta kehamilan, paritas dan kadar hemoglobin ibu saat hamil. Sedangkan factor

lingkungan eksternal berkaitan dengan akar masalah kecukupan asupan nutrisi yang

disebabkan karena faktor sosial ekonomi keluarga. Faktor penggunaan sarana

kesehatan lebih menekankan pada frekuensi pemeriksaan kehamilan (ANC).

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian , patokan duga atau dalil

sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam suatu penelitian. Hipotesis

dalam penelitian ini adalah “ Ada hubungan antara factor status gizi, dengan berat

bayi lahir di wilayah kerja Puskesmas Paringin Balangan.

Page 17: Mini Project BAB 1

BAB 3

METODE PENELITIAN

A. Desaian Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka jenis penelitian yang digunakan adalah

penelitian analitik observasional dengan pendekatan desain cross sectional. Yang artinya

variable resiko dan kasus yang terjadi pada obyek penelitian diukur dan dikumpulkan

secara simultan, sesaat atau satu kali saja dalam satu kali waktu.

B. Kerangka Kerja Penelitian

Kerangka kerja penelitian adalah tahapan atau langkah-langkah penelitian yang akan

dilakukan untuk mengumpulkan data yang diteliti untuk mencapai tujuan penelitian.

Gambar:3.1 Kerangka Kerja Penelitian

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang diteliti (Notoatmodjo,

2002 :79).Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang bersalin di

Populasi:Seluruh ibu hamil yang bersalin di wilayah kerja Puskesmas Paringin Balangan selama bulan Januari-Maret

2015sebanyak

Sampel: Dengan (Teknik total sampling)

Pengumpulan data:Melalui data sekunder registrasi kohort ibu hamil

Pengolahan data Editing,coding,tabulating,analising

Analisis Data: Analisis Univariat dan Bivariat

Page 18: Mini Project BAB 1

wilayah kerja Puskesmas Poncol Kabupaten Magetan yang tercatat di buku KIA Ibu

Hamil selama tahun 2010 sebesar 321.

2. Sampel

Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai

subjek penelitian Sampel pada penelitian ini adalah sebagian ibu hamil yang bersalin

di wilayah Puskesmas Poncol Kabupaten Magetan dan tercatat di buku register Bidan

dan memiliki buku KIA selama tahun 2010

Besar Sampel

Besar sampel survey didasarkan pada rumus tersebut dibawah ini(Lameshow,

1990:40)

Nn = -------------- 1+N(d)2

Keterangan n = Jumlah sampelN = Jumlah Populasid = Tingkat signifikansi (p)

Dimana N = 321d = 0,05

Jadi besar sampel penelitian sejumlah =178

Page 19: Mini Project BAB 1

3. Teknik Sampling

Untuk memenuhi jumlah sampel minimal sebesar 178 dari total populasi seluruh di

wilayah kerja Puskesmas Poncol Kabupaten Magetan sebanyak 321 menggunakan

teknik simple random sampling. Langkah yang dilakukan peneliti dalam teknik

sampling ini adalah; membuat list daftar nama-nama ibu hamil yang bersalin di dua

wilayah Puskesmas di Poncol untuk data tahun 2010 yang berasal dari buku KIA ibu

hamil. Langkah selanjutnya setelah list daftar nama-nama dibuat, adalah melakukan

undian untuk menentukan sejumlah minimal sampel yang dibutuhkan dalam

penelitian.

B. Identifikasi Variabel

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu.

Variable penelitian ini meliputi :

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain. Suatu

kegiatan stimulasi yang dimanipulasi oleh peneliti, menciptakan suatu dampak pada

variabel dependen. Biasanya dimanipulasi, diamati dan diukur untuk diketahui

hubungannya atau pengaruhnya terhadap variabel lain (Nursalam,

2003:102).Variabel bebas dalam penelitian ini adalah; LILA, Kenaikan Berat Badan

(BB), Kadar Hemoglobin.

Page 20: Mini Project BAB 1

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan ada

tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas (Nursalam, 2003:102). Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah : Berat Bayi Lahir (BBL)

C. Definisi Operasional Variabel

Difinisi operasional adalah merupakan penjelasan semua variable dan istilah yang akan

digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya mempermudah

pembaca dalam mengartikan makna penelitia (Setiadi;2007)

Tabel :3.1 Definisi Operasional Penelitian

Variable Difinisi Parameter Alat Ukur Skala Skor

Karakteristik Ibu

Umur

Paretas

Umur Kehamilan

Tinggi Badan

Hasil hitungan usia yang didasarakan selisih tanggal pendataan dan tanggal kelahiran yg diperoleh dari buku KIA

Didasarkan dari jumlah anak yg dilahirkan

Penghitungan lama kehamilan sampai pada persalian didasarkan HPHT, dari buku KIA

Hasil pengukuran badan dari telapak kaki sampai ujung kepala dengan meteran

Umur dalam tahun

Aterm, Prematur, Sirutinus

Dihitung dalam Minggu

Dalam centi

meter

Buku KIA

Buku KIA

Buku KIA

Buku KIA

Nominal

Ordinal

Ordinal

Nominal

Reproduksi Sehat20 s/d 35 th)Reproduksi Tidak Sehat< 20 th dan > 35 th.

Primi ParaAnak ke IMultiAnak ke 2-4GrandeAnak >5Prematur <36 mggAterm 36-40 mggSerutinus >40 mgg

Normal > 145 CmTidak Normal < 145 cm

Page 21: Mini Project BAB 1

Independen

Status Gizi

Kenaikan Berat Badan.

Kadar Haemoglobin(Hb)

Adalah Ukuran Lingkar Lengan Atas Ibu hamil Trimester III menggunakan LILA meter yang tercatat pada buku KIAAdalah ukuran kenaikan pertambahan berat badan ibu selama hamil yang diperoleh dari catatan kenaikan pertambahan berat badan terakhir saat inpartu pada buku KIA

Adalah kadar hemoglobin ibu hamil trimester III yang diukur menggunakan pemeriksaan hemoglobin metode Sahli yang dilakukan oleh bidan dan tercatat pada buku KIA

Besar Lingkar Lengan Atas.

Selisih berat badan awal dan akir kehamilan.

Kadah Hb Darah

LILA Meter

Timbangan Injak One Med

Hb Meter dari Sahli

Nominal

Nominal

Nominal

KEK:< 23,5 cm

NonKEK:≥23,5 cm

Gizi Kurang :Kenaikan < 7 kgGizi Baik :Kenaikan ≥ 7kg

Anemia : Hb < 11gr%

Tdk Anemia : Hb ≥ 11gr%

Dependen

Berat Bayi Lahir

Adalah ukuran berat badan bayi yang diukur langsung setelah bayi lahir oleh petugas menggunakan timbangan bayi dan tercatat pada buku KIA

Berat Badan Timbangan Rasio

D. Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Instrumen Penelitian

Page 22: Mini Project BAB 1

Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data ANC yang berupa data status

gizi ibu hamil, kenaikan berat badan dan kadah Hb ibu hamil adalah lembar

pengumpulan data dan Buku KIA serta Regester Kohort Ibu Hamil tahun 2010 di

wilayah kecamatan Poncol Kabupaten Magetan. Data variabel independent berupa

data kejadian Berat Badan Bayi Lahir adalah berupa lembar pengumpulan data dan

Buku Bantu Persalinan serta PWS KIA di wilayah kerja Puskesmas Poncol

Kabupaten Magetan pada tahun 2010.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di wilayah kerja Puskesmas Poncol Kecamatan

Poncol Kabupaten Magetan. Pemilihan lokasi ini ditentukan berdasarkan jumlah

BBLR dan jumlah ibu hamil. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai bulan April

2011.

3. Proedur Pengumpulan Data

Data yang diharapkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu catatan hasil

pemeriksaan ANC yang ada di buku KIA dan atau buku regester kehamilan dan

persalinan yang ada di wilayah penelitian. Setelah mendapatkan ijin penelitian,

langkah pengumpulan data dimulai dengan melakukan pencatatan data LILA(status

gizi), Berat Badan ibu hamil dan Hb ibu hamil yang ada di buku KIA dipindah ke

format data.

Data dari buku KIA ibu hamil selama tahun 2010 dikumpulkan di pusat lokasi

Posyandu, Puskesmas, Polindes pada saat kunjungan nifas atau kunjungan

penimbangan Balita. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh

bidan desa setempat, kader Posyandu dan ibu balita.

4. Pengolahan dan Analisis data

Prosedur pengolahan dan analisis data hasil penelitian sesuai langkah berikut :

Page 23: Mini Project BAB 1

a. Editing: langkah ini bertujuan untuk meneliti kembali setiap hasil pencatatan

sudah sesuai dengan ketepatan pengukuran dan sesuai dengan tujuan penelitian.

b. Coding: langkah ini bertujuan untuk memeberikan kode-kode sebagai pengganti

identitas dan memberikan kode-kode kategori hasil pengukuran

c. Tabulating: langkah ini bertujuan untuk memudahkan proses perhitungan dan

penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi

d. Analisis data untuk mengetahui prevalens BBLR menggunakan bantuan tabel

silang. Sedangkan untuk mengetahui gambaran masing-masing variabel

menggunakan pendekatan statitik univariat yaitu; tendency central untuk data

interval dan distribusi frekuensi untuk data kategorikal.

Untuk menguji hipotesis dengan menggunakan pendekatan uji statistic

multivariate regresi linear dengan a < 0,05.