mini inspirations by anthony dio martin

13
©Anthony Dio Martin | 1

Upload: anthony-dio-martin

Post on 12-Apr-2017

364 views

Category:

Self Improvement


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mini Inspirations by Anthony Dio Martin

©Anthony Dio Martin | 1

Page 2: Mini Inspirations by Anthony Dio Martin

2 | Free E-Book “Mini Inspirations” ©Anthony Dio Martin | 3

Konon ini kisah yang berasal dari Perancis. Napoleon Bonaparte baru saja memenangkan suatu pertempuran besar. Oleh karena itu, keempat Jenderal perang yang berjasa dipanggil, lalu ditanyakan permintaan mereka satu demi satu. Jenderal pertama berkata, “Saya ingin rumah mewah di kota Paris”. “Baiklah”, kata Napoleon, “Permintaanmu akan diurus!”. Lantas Jenderal kedua berkata, “Saya ingin sebuah hotel”. “Baiklah. Itu akan diurus juga”. Lalu Jenderal ketiga berkata, “Saya ingin punya sebuah pertanian”. “Itupun akan diuruskan!”, kata Napoleon. Ketika sampai di Jenderal yang keempat permintaannya sederhana, “Saya minta cuti selama beberapa minggu, supaya saya bisa meluangkan waktu untuk keluarga saya”. “Baiklah”, kata Napoleon, “Saat ini kamu bisa berlibur”.

Begitulah yang seringkali terjadi dalam banyak organisasi. Apa yang diinginkan oleh sang pimpinan seringkali butuh waktu begitu lama untuk dieksekusi, untuk dilakukan.

Parahnya adalah tatkala perintah itu sampai ke bawah mungkin sudah terlambat dn kadaluarsa. Makanya, sebagai organisasi cobalah tes berapa banyak waktu yang

dibutuhkan dari leader paling atas mengatakan sesuatu, sampai dieksekusi di bawah. Kadang rantai komando begitu panjangnya sehingga sesuatu yang baik, menjadi

sulit dilakukan.

Dan tatkala si Jenderal keempat ini melangkah keluar bersama ketiga Jenderal lainnya, ia pun ditertawakan, “Kok permintaanmu segitu? Takut sama Napoleon? Atau kamu me remehkan dirimu banget sih!”. Tapi si Jendral keempat ini dengan senang berkata, “Per­mintaan kalian memang hebat. Tapi setelah Napolen berkata iya, pesan itu akan disam paikan kepada Menterinya. Lalu Menteri menyampaikan kepada Kepala Urusan. Kepala Urusan akan memerintahkan perencanaan. Lalu perencanaan harus minta izin lagi ke bagian atas. Iya kalau Napolen masih memerintah pada saat permintaan kalian terpenuhi! Bisa-bisa kita tidak akan pernah menikmati apa yang kita minta. Nah, makanya saya putuskan meminta sesuatu yang bisa aku nikmati dan bisa diizinkan langsung oleh Napoleon!”. Setelah itu dengan senyum ia berkata, “Bye…bye…aku liburan dulu ya!”

2 | Free E-Book “Mini Inspirations”

Page 3: Mini Inspirations by Anthony Dio Martin

4 | Free E-Book “Mini Inspirations” ©Anthony Dio Martin | 5

Pada saat itu, di kota sedang ribut-ribut. Apa yang terjadi? Ternyata ada seorang buruh yang sedang memikul karung beras tergelincir, karungnya jatuh

ke kandang ayam milik salah satu saudagar kaya di kota itu dan mengenai seekor anak ayam yang kemudian mati. Paling-paling anak ayam seperti itu hanya bernilai 5 koin. Tapi, si saudagar yang jahat itu menggunakan kesempatan itu untuk menuntut 100 koin. Alasannya? Kalau anak ayam itu besar dan bertelur lagi, nilainya bisa sampai 100 koin. Si buruh yang miskin memelas-melas minta ampun, tapi tidak diperhatikan. Untungnya seorang hakim yang terkenal bijak melihat keributan itu. Lalu si hakim itupun diminta untuk segera memutuskan

situasi itu. Karena merasa alasannya benar, dengan bangga si saudagar itu berkata, “Pokoknya Pak Hakim saya mau dia mengganti dengan 100 koin karena sudah membunuh anak ayam saya yang kalau besar akan menghasilkan banyak uang”. Si hakim itupun mengangguk tersenyum lalu berkata, “Baiklah wahai saudagar kaya! Saya ingin bertanya kira­kira ayam seperti ini sampai besar butuh berapa karung ya untuk kasih dia makan?”. Si saudagar itu menjawab, “Ya kira­kira satu karung kecil!”. Lantas, si hakim itupun bekata, “Nah, saudara saudara. Kamu lihat tidak, justru dengan matinya anak ayammu itu, si buruh itu baru saja membantu kamu menghemat satu karung kecil beras. Jadi

sekarang, saya perintahkan kamu kasihkan satu karung beras kecil untuk si buruh itu. Dia bukan merepotkan kamu, justru dia membantu kamu!” Semua orang tahu, harga satu karung beras kecil jauh lebih banyak dari 100 koin. Maka apa yang terjadi? Akhirnya si saudagar itu mencabut gugatannya dan selamatlah si buruh itu dari tuntutannya.Terkadang, orang yang jahat bukan harus dikalahkan dengan kejahatan, tetapi kecerdikan. Membalas kejahatan degan kejahatan hanya akan membuat saling membalas tetapi ketika dibalas dengan kecerdikan, orang yang jahat jadi tidak berkutik.

©Anthony Dio Martin | 54 | Free E-Book “Mini Inspirations”

Page 4: Mini Inspirations by Anthony Dio Martin

6 | Free E-Book “Mini Inspirations” ©Anthony Dio Martin | 7

Suatu hari ada seorang sau-dagar kaya mengunjungi seorang te man nya. Ia begitu ter kagum-kagum sa at melihat rumah kawannya yang ber lantai tiga, kelihatan sangat me-wah dan men tereng. Hal itu amat me nyusahkan hatinya. Maka ia pun memanggil arsitek yang me-nger jakan rumah temannya itu.

Begitulah. Kisah ini sebenarya menyindir orang yang ingin sesuatu yang terlihat hebat dan heboh. Tapi tidak mau berkorban untuk membangun pondasinya. Kalau kita menertawakan saudagar bodoh ini, kita pun perlu periksa diri kita. Jangan-jangan kita sendiri seperti itu. Mau sukses, mau kaya, mau tampil hebat, tapi tidak mau membayar ongkosnya untuk membangun “lantai satu dan lantai dua” dari kesuksesan yang kita ingin raih.

Lalu ia berkata, “Saya ingin rumah yang berlantai tiga. Tapi saya hanya ingin lantai tiganya saja”. Si arsitek pun bengong dan berkata, “Bagaimana mungkin mendapatkan lantai tiga, tanpa lantai satu dan duanya?” Si saudagar itu ngotot, “Pokoknya saya nggak mau lantai satu dan duanya. Saya cuma mau lantai tiganya saja!”.

©Anthony Dio Martin | 76 | Free E-Book “Mini Inspirations”

Page 5: Mini Inspirations by Anthony Dio Martin

8 | Free E-Book “Mini Inspirations” ©Anthony Dio Martin | 9

Ini adalah kisah fabel dari India. Ceritanya, ada sekumpulan monyet yang memutuskan untuk berpuasa. Mereka berkumpul dan memutuskan bahwa mereka akan berpuasa bersama-sama sampai siang hari. Tiba-tiba, si pimpinan monyet memerintahkan kepada salah satu monyet yang muda untuk mengambil pisang yang akan dipakai untuk buka puasa. “Supaya pada saat buka puasa, akan lebih mudah karena tinggal kita ambil pisang yang ada di depan mata kita”. Lantas, beberapa saat kemudian, muncullah si monyet muda dengan banyak pisang yang ranum dan enak untuk dimakan. Lantas, salah satu monyet tua pun berkomentar, “Bagaimana kalau seandainya masing­masing pegang pisangnya. Biar nggak rebutan kalau buka puasa?”. Lalu merekapun mengambil pisangnya masing-masing. Setelah itu, ada seekor monyet yang bicara lagi, “Bagaimana kalau pisangnya kita kupas dulu. Biar ntar kalau buka puasa, dengan mudah

Ini kisah fabel yang membuat saya merenung. Apa maknanya? Paling tidak ada dua: yang pertama, kalau memang mau melakukan sesuatu ya lakukan dengan niat, nggak usah yang macam-macam. Kalau mau niat lakukan ya nggak usah mikirin susahnya. Termasuk kalau mau puasa, ngapain udah sampai mikirin “pisang”nya segala. Puasa ya puasa aja. Bisa-bisa malah keliatan nggak niat. Dan kedua, saya pikir kisah ini sebenarnya bukanlah soal puasa melulu tapi lebih jauh soal kebiasaan kita yang lain. Intinya, jangan sok mau melakukan sesuatu yang tampaknya hebat, tapi hatinya sebenarnya nggak niat. Misalkan, baru-baru ini ada yang berniat menyumbang tapi harus dengan embel-embel namanya dibuatkan ucapan terima kasih, dll. Kalau mau lakukan sesuatu. Lakukan dengan niat, jangan hanya untuk keren-kerenan aja.

dimakan?” Itupun disetujui. Maka merekapun mengupas pisangnya masing-masing. Lalu, seekor monyet berkata lagi, “Bagaimana kalau pisangnya kita kulum di mulut aja. Jadi kalau pas buka, tinggal kita telan?” Usul inipun disetujui. Dan tahukah apa yang terjadi? Ketika dimasukkan ke mulut. Tidak dalam hitungan menit, pisang-pisang itupun sudah masuk ke dalam perut para monyet itu. Dan berakhirlah rencana puasanya para monyet ini.

©Anthony Dio Martin | 98 | Free E-Book “Mini Inspirations”

Page 6: Mini Inspirations by Anthony Dio Martin

10 | Free E-Book “Mini Inspirations” ©Anthony Dio Martin | 11

Suatu hari, si kambing dan seekor anjing penjaga ternak dibawa oleh tuannya untuk pergi ke pasar. Akhirnya mereka sampai di sebuah bukit. Si tuannya langsung merebahkan diri dan tertidur pulas. Sementara itu disitu ada banyak sekali rumput-rumput segar sehingga kambing bisa makan dengan begitu puasnya. Karena melihat si kambing yang bisa makan dengan begitu enaknya, si anjing berkata, “Bolehkah aku mengambil roti yang ada di kantongmu yang sebenarnya diperuntukkan buat makananku?” Dengan ketus si kambing berkata, “Eh tunggu majikan kita bangun barulah makanan ini aku kasih ke kamu”. Si anjing pun harus menahan laparnya.

Inilah soal win-win. Janganlah suka mempersulit kehidupan orang lain. Buat apa sih menyusahkan kehidupan orang lain? Suatu saat akan tiba waktunya ketika kita membutuhkan bantuan orang lain. Pada saat itulah tabungan emosi kita dengan mereka akan diuji. Kalau hidupmu senang dan nyaman saat ini, please deh jangan mempersulit kehidupan orang lain. Ingatlah! Kelak, akan tiba saatnya ketika kamu mungkin akan memerlukan bantuan mereka. So, belajarnya berterima kasih. Belajarlah berbagi berkat yang sudah kamu terima dengan menolong orang yang kondisinya kekurangan.

Beberapa waktu berlalu, dan tiba-tiba ada srigala muncul mendekati mereka. Dengan panik, si kambing berkata kepada anjing penjaga, “Tolong bantu aku menghalau srigala itu”. Lalu si anjing pun berkata, “Maaf kambing. Aku terlalu lapar untuk bangun”. Si kambing pun menjadi begitu paniknya ketika srigala makin mendekat. Untungnya, si anjing merasa kasihan dan gonggongannya ikut membangunkan si tuan yang akhirnya si anjing dan si tuannya itu bisa segera menghalau srigala lapar tersebut. Dan sejak itulah, si kambing tidak lagi mempersulit si anjing penjaga itu.

10 | Free E-Book “Mini Inspirations”

Page 7: Mini Inspirations by Anthony Dio Martin

12 | Free E-Book “Mini Inspirations” ©Anthony Dio Martin | 13

Ada seekor lalat yang selalu bersama teman-temannya. Suatu hari ia melihat dari atas, teman-temannya berkumpul di suatu lembaran kertas. Ia diperingatkan oleh seekor burung kecil yang ada disitu. “Lalat, demi kebaikanmu. Jangan kesana. Itu teman­temanmu sedang terperangkap di lembar kertas yang ada lemnya”. Tapi, melihat teman-temannya ada disitu, ia makin bersemangat. Dari jauh ia hanya melihat teman-temannya yang bergoyang-goyang, “Siapa bilang? Lihat dari atas aku melihat mereka semua menari­nari disitu!”. “Dengarkan aku yang lebih pengalaman, wahai

“HIDUP DAN MASA DEPANMU DITENTUKAN OLEH DENGAN SIAPAKAH KAMU BERTEMAN”

Memang sih mengikuti rombongan adalah kondisi yang aman. Karena terkadang sendirian juga bisa berbahaya. Tetapi pertanyaannya, apakah kita pernah memikirkan bahwa rombongan yang salahpun, kadang bisa menyesatkan. Banyak orang yang baik, tulus dan etis hidupnya. Tetapi, karena berada di rombongan yang salah, hidupnya pun jadi sesat. Hidup Anda ditentukan oleh siapa teman-temanmu. So, bertanyalah siapa teman-temanmu saat ini?

lalat. Jangan kesana”. Tapi si lalat itu nggak peduli. Dengan semangat ia terbang turun menukik dan mengikuti teman-temannya, dan akhirnya ia pun terperangkap disitu.

©Anthony Dio Martin | 1312 | Free E-Book “Mini Inspirations”

Page 8: Mini Inspirations by Anthony Dio Martin

14 | Free E-Book “Mini Inspirations” ©Anthony Dio Martin | 15

Sewaktu sang Baginda berjalan ke depan istana, ia bertemu dengan seorang gelandangan yang membawa seekor ayam. “Baginda, barusan saya berjudi atas nama Baginda dan memenangkan ayam ini. Silakan Baginda menerima ayam sebagai hadiah dari saya”. Dengan sangat senang, si Baginda menerimanya lalu memberikan kepada pengurus rumah tangga istana. Beberapa hari kemudian ketika di depan istana, si Baginda bertemu dengan si gelandangan itu lagi. Kali ini, si gelandangan tersenyum lebih lebar sambil memegang seekor kambing katanya, “Baginda. Saya bertaruh lagi atas nama Baginda. Kali ini saya meraih kemenangan besar. Inilah kambing yang mau saya berikan untuk Baginda.” Baginda pun sangat senang dan menyerahkan kambing itu ke pengurus rumah tangga istana. Dan beberapa hari kemudian, si Baginda bertemu lagi si gelandangan itu dengan muka sedih, “Baginda

Begitulah, kisah ini menceritakan bagaimana korupsi dan manipulasi dalam kehidupan seringkali terjadi. Terkadang banyak orang akhirnya melakukan hal-hal nggak etis, juga karena ingin membalas budi kepada orang yang dulunya telah melakukan sesuatu yang baik kepadanya. Pejabat memberikan konsesi ataupun kemudahan, karena dulunya si pejabat itu telah dibantu. Nggak enak hati kalau tidak mau membantu, karena dulunya dirinya pernah dibantu. Inilah teknik memanipulasi dan memanfaatkan orang yang paling kuno. Tapi sampai sekarang praktek ini masih terjadi. Sebenarnya, cara terbaik untuk menghindari diri dari hutang budi dan tekanan untuk membalas budi seperti ini adalah sederhana…jangan menerima sejak awal.

“PIKIRKANLAH…JANGAN MENERIMA SESUATU YANG UJUNG-UJUNGNYA AKAN MEMBUAT KAMU TERJERAT UNTUK MEMBALAS BUDI SEUMUR HIDUPMU”

saya kemarin bertaruh lagi atas nama Baginda dan saya berhutang satu keeping emas! Tolonglah Baginda”. Oleh karena selama ini si Baginda telah terlanjur menerima hadiah dari si gelandangan itu, akhirnya dengan bersungut-sungut terpaksalah si Baginda itu memberikan sekeping emas kepadanya.

©Anthony Dio Martin | 1514 | Free E-Book “Mini Inspirations”

Page 9: Mini Inspirations by Anthony Dio Martin

16 | Free E-Book “Mini Inspirations” ©Anthony Dio Martin | 17

Ini adalah salah satu kisah terkenal dari India, bagian dari kisah Pancatantra. Dikisahkan ada seorang Baginda yang jahat dan ingin bertobat. Maka iapun mengumumkan keinginan kepada semua orang. Selama ini ia adalah raja yang lalim dan kejam. Maka sang Menteri Utama yang tidak percaya datang bertanya. “Bagaimanakah Baginda bisa berubah dalam sekejap?”. Lantas si Baginda berkata, “Sewaktu berburu di hutan, saya melihat anjing saya mengejar seekor kelinci. Ia mengejar sampai ke lubangnya. Dan sebelum kelinci itu masuk, anjing itu sempat menggigit dan mematahkan kakinya. Lalu anjing itu berlari ke desa. Lalu menggonggong-gonggong disana. Disitu saya melihat ada seorang petani mengambil batu besar dan melempar tepat kearah anjing itu. Batu itu tepat mengenai kaki anjing itu dan mematahkan kakinya. Lalu beberapa saat si petani itu berjalan, dia kemudian ditendang oleh seekor kuda yang kemudian membuat si petani terlempar dan akhirnya kaki si petani jadi patah. Sementara itu setelah menendang petani itu, si kuda berlari kecang dan ternyata

Biar kamu percaya adanya hukum Karma atau tidak, bukan itu yang penting. Tetapi, ajaran universal mengatakan, ketika kita melakukan hal yang baik atau yang jahat, akan selalu kembali kepada diri kita. Ingatlah, ketika kita melakukan tindakan, baik atau jahat, saat itulah lingkarannya dimulai. Kalau kita melakukan yang buruk, maka yang burukpun dimulai. Ujung-ujungnya itu akan kembali pula pada diri kita. So, berhati-hatilah.

“LINGKARAN KEBAIKAN ATAU KEJAHATAN, AKAN KEMBALI KEPADAMU. PIKIRKANLAH MATANG-MATANG, APA YANG INGIN KEMBALI KEPADA KEHIDUPANMU NANTI. YANG BAIK

ATAU YANG BURUK?”

kakinya masuk ke lubang, lalu mematahkan kaki di kuda itu. Nah, melihat semua kejadian itu, saya jadi berpikir saya telah melakukan banyak hal yang kejam dan salah. Tinggal waktunya semuanya akan kembali ke saya, kalau saya tidak berhenti. Itulah sebabnya saya ingin bertobat”. Begitulah, ketika mendengar Sang Baginda bekata, si Menteri Utama yang jahat yang ingin mengambil alih pemerinta han berpikir “Inilah saatnya menggulingkan kerajaan”. Dengan cepat, ia berlari ingin menyusun rencana jahatnya, sayangnya ia terjungkal di tangga yang berkarpet, dan lehernya pun patah.

16 | Free E-Book “Mini Inspirations”

Page 10: Mini Inspirations by Anthony Dio Martin

18 | Free E-Book “Mini Inspirations” ©Anthony Dio Martin | 19

Alkisah ada seorang raja yang matanya buta sebelah. Suatu hari ia memanggil tiga orang pelukis

terkenal dari negeri itu untuk membuatkan lukisan tentang dirinya. Para pelukis ini diberi tahu, kalau lukisannya bagus dan berkenan di hati raja, maka mereka akan diberikan banyak hadiah. Tapi kalau lukisannya menghina, mereka pun akan dihukum penggal kepala. Pelukis yang pertama, dengan cepat

melukis wajah sang raja dengan matanya yang buta sebelah. Merasa bahwa gambar itu menghina dirinya,

sang rajapun memenggal kepala si pelukis itu. Lalu

Dalam berbagi situasi khususnya situasi yang kritis, sangatlah penting untuk jeda sejenak dan berpikir. Kadangkala kita merasa seperti menemui jalan buntu. Ataupun kita berpikir, tidak ada alternatif jalan keluarnya. Tapi masalahnya ada satu: seringkali karena kita terpaku dalam masalahnya dan kurang memikirkan lebih mendalam solusinya. Seringkali, dalam situasi apapun, sebenarnya ada solusinya. Hanya saja, apakah kita bener-bener mau berusaha mencari jalan keluarnya?

“TUHAN MEMBERIKAN KITA MASALAH, TETAPI INGAT…TUHAN JUGA TELAH MEMBERIKAN KITA PIKIRAN UNTUK MENEMUKAN SOLUSINYA”

pelukis yang kedua membuat gambar dimana kedua mata sang raja dibuat tanpa ada cacatnya. Itupun membuat sang baginda marah dan menghukumnya. Lalu,

pelukis ketiga mencari akal. Akhirnya, ia mendapatkan ide, ia menggambar potret sang raja dilihat dari samping. Ternyata, lukisan itulah yang berkenan di hati sang raja dan ia pun diberikan hadiah.

18 | Free E-Book “Mini Inspirations” ©Anthony Dio Martin | 19

Page 11: Mini Inspirations by Anthony Dio Martin

20 | Free E-Book “Mini Inspirations” ©Anthony Dio Martin | 21

Begitulah kisah ini sebenarnya menertawakan mereka-mereka yang bisanya cuma ngomong aja. Kadang kita ketemu dengan mereka yang hanya bisa ngomong dan berkata-kata dengan manisnya. Memang kedengarannya hebat. Kedengarannya luar biasa. Tapi tes yang sesungguhnya adalah pada saat ada kejadian. Dalam situasi itu, apakah orang akan menepati apa yang dikatakannya? Itulah yang sebenarnya lebih penting daripada ribuan kata-kata indah!

Di suatu desa, ada seorang gadis yang sangat menderita karena penyakitnya. Sementara itu disampingnya adalah seorang wanita tua yang merasa kasihan dengan keadaan si gadis ini. Suatu hari ia pun membicarakan keadaan gadis itu dengan seorang kenalan yang lewat di depan rumahnya. Ketika mengakhiri ceritanya si wanita tua itu berkata, “Ya Tuhan, mengapa si gadis itu harus menderita. Mengapa tidak ambil nyawaku saja dan buatlah dia hidup?”. Orang itupun begitu terkesan dengan wanita tua itu. Tapi beberapa saat kemudian tiba-tiba ada seekor lembu yang lepas,

“NGOMONG? SIAPAPUN BISA MELAKUKANNYA. TAPI SUNGGUH-SUNGGUH MELAKUKANNYA…HANYA JIWA YANG BESAR YANG SANGGUP MEMBUKTIKANNYA”

lebih celaka lagi lembu ini memasukkan kepalanya ke dalam guci sehingga gucinya tidak bisa lepas. Dan ketika berlari tanpa arah si lembu itu berlari mendekati si wanita tua itu yang lantas berteriak, “Tuhan jangan saya, jangan saya. Biarkan lembu itu masuk ke sebelah dan menanduk si gadis itu yang sekarang sedang sakit aja. Dia aja!”

©Anthony Dio Martin | 2120 | Free E-Book “Mini Inspirations”

Page 12: Mini Inspirations by Anthony Dio Martin

22 | Free E-Book “Mini Inspirations” ©Anthony Dio Martin | 23

Suatu hari, ada seorang yang sangat suka makan roti datang ke sebuah restoran. Ia pun berpesan, “Saya ingin makan roti”. Maka ia pun dihidangkanroti. Tapi dengan tidak puas si orang itu berkata, “Roti ini terlu kecil, besok saya ingin

yang lebih banyak”. Lalu keesokan harinya, ia pun diberikan dua roti. Tapi ternyata orang itu masih tidak puas dan berkata, “Saya merasa roti ini masih kurang banyak, besok saya harus dikasih roti yang lebih banyak lagi”. Begitulah seterusnya. Tetapi setiap kali dikasih roti yang jumlahnya lebih banyak, ia pun mengeluh lagi. Hingga akhirnya, si tukang roti ingin membuat kejutan. Sengaja hari itu ia membuat suatu roti yang sangat besar dan

Percayalah. Kalau seseorang itu nggak puas, apapun yang dilakukan untuknya tidak akan pernah berkenan di hati mereka. Sehebat dan sedahsyat apapun yang kita lakukan untuknya, tidak akan pernah mengesankan buatnya. Masalahnya, ketidakpuasan itu sebenarnya tidak bersumber dari luar. Ketidakpuasan itu bersumber dari dirinya sendiri. Bayangkan orang seperti itu, mungkin sebenarnya dirinya sangat menderita, karena terus-menerus mengkritik dan tidak pernah puas dengan apa yang ada. Mereka adalah mental-mental yang menderita. Tetapi, celakanya, ia turut memberikan kekecewaan dan penderitaannya itu kepadaorang disekelilingnya, dalam bentuk ketidakpuasannya!

“KETIKA SESEORANG TIDAK PUAS DENGAN HIDUPNYA, APAPUN YANG DILAKUKAN OLEH ORANG DISEKITARNYA TIDAK AKAN SANGGUP MEMUASKANNYA PULA!”

panjang. Bahkan dibutuhkan dua orang untuk mengangkat roti itu ke maja makan si orang tersebut. Lantas, si pembuat rotipun menunggu komentar puas dari si orang tersebut. Namun, apa yang diucapkannya? “Saya sudah bilang. Saya suka sekali makan roti. Kok hanya sada SATU roti saja yang dihidangkan?”

©Anthony Dio Martin | 2322 | Free E-Book “Mini Inspirations”

Page 13: Mini Inspirations by Anthony Dio Martin

24 | Free E-Book “Mini Inspirations”

Anthony Dio Martin, SPsi, MBA adalah seorang praktisi bisnis, trainer, speaker, ahli psikologi dan juga personal coach, yang oleh media dijuluki “The Best EQ Trainer Indonesia”. Beliau adalah penulis dari 12 buku bestseller serta lebih dari 20 CD Audio bertema Kecerdasan Emosional, Kepemimpinan, Bisnis serta

Pengembangan Diri, seperti: “Emotional Quality Management” (2003),“Manajemen Intrapreneurship: Pemburu dan Petani” (2005) serta “Smart Emotion 1 & 2” (2006&2007), “Pelampung Hati” (2008), “Toxic Employee” (2009), “21 Most Powerful Sales Sotries & Cartoon” (2010), “101,5 Kisah Inspirasional Kecerdasan Emosional untuk Kaum Muda” (2011), “Up Your Life & Up Your Success” (2011), “Emotional Quality Management edisi Revisi (2011), Kalender Abadi 366 Emotional Intelligence (2012), Mental Detox (2012), dan Toxic Leader (2014).

Tulisan-tulisan lepas atau artikel beliau secara rutin juga dapat dinikmati dalam rubrik Motivasi di harian Bisnis Indonesia, majalah Inspirasi serta majalah Excellent Business. Selain itu, Anthony Dio Martin juga narasumber ahli dalam program radio inspirasional “Smart Emotion” di jaringan radio SmartFM yang disiarkan ke seluruh nusantara dan juga pernah menjadi pemandu acara televisi, “Emotional Inspiration”, Excellent Book” di TV Excellent.

Saat ini, posisi Anthony Dio Martin adalah sebagai direktur lembaga training, PT.Solusi Daya Manusia Excellency (HR Excellency) yang berpusat di Jakarta serta Managing Director MiniWorkshopSeries (MWS) untuk Indonesia, serta Country Director Six Seconds International di Indonesia.

Latar belakang pendidikan: S-1 Psikologi dari Universitas Gadjah Mada. Lantas, Anthony Dio Martin melanjutkan studi Pendidikan S-2 pada program MBA bidang Human Resources Management dengan fokus pada Strategic Leadership di Vancouver, Kanada diikuti pendidikan master untuk Certified Professional Recruiter dan Psychological Assessor (CPR) dari Institute Professional Management, Vancouver, Kanada. Memiliki sertifikasi hypnoterapist internasional serta Master Trainer dari MWS International. Beliau juga International Licensed Trainer dalam bidang Neuro Lingustic Program (NLP) serta Six Seconds Certified EQ Trainer. Selain itu, beliau juga International Certified Firewalking Instructor dari Swedia serta International Certified Sales Trainer Certified yang diakreditasi dari Inggris. Beliau telah berbicara di berbagai negara yakni Malaysia, Singapore, Jepang serta China serta menjadi satu-satunya pembicara yang mewakili Indonesia dalam forum World EQ Conference “EQ Nexus 2013” yang diselenggarakan di Harvard University, Boston, USA.

Jalin relasi dengan Anthony Dio Martin melalui FB: www.anthonydiomartin.com/go/facebook atau twitter: atau kunjungi websitenya di: www.anthonydiomartin.com. Untuk informasi seminar dan trainingnya silakan hubungi:021-3518505 atau 021-3862521 atau email: [email protected]