minggu, 9 september 1990 · donesia itu. la mengambil contoh di cabang olahraga bulu tangkis....

9

Upload: others

Post on 02-Dec-2020

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 2: Minggu, 9 September 1990 · donesia itu. la mengambil contoh di cabang olahraga bulu tangkis. Ternyata PB PBSI (Pengums Besar Persatuan Bulu Tangkis Se-lumh Indonesia) malah membalik

Minggu, 9 September 1990

Prestasi Olahraga Berjalan Bagai Siput

INDONESIA hams berani melaku-kan revolusi di bidang olahraga, ji-ka ingin menembus prestasi dunia. Ini pernyataan Drs. Toho Cholik Mutohir, Ph. D. ketua ISORI (I-kalan Sarjana Olahraga Republik Indonesia) Jawa Timur saat dite-mui di pusat penelitian pendidikan IKIP Surabaya, Jumat.

Doktor yang meraih S-3 di ne-geri Kanguru, Australia ini dikehal telah menelurkan banyak ide-ide bagus bagi pengembangan olahra­ga di tanah air. Seperti usulannya tentang tes khusus olahraga bagi calon mahasiswa FPOK (Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehat-an). Juga usulannya bersama ang-gota ISORI untuk membentuk suatu lembaga kepelatihan nasio-nal yang di Amenka dan Jerman disebut Council of Coach dan ter-nyata lembaga itu mendapat tang-gapan serius KONI.

Revolusi olahraga yang dimak-sudnya adalah pernbinaan olahra­ga dengan fokus pada beberapa ca­bang olahraga tertentu. Tentu saja dengan memberi perhatian secara penuh kepada cabang olahraga yang diprioritaskan. Dan hams se-mua komponen dilibatkan, seperti pelatih yang betul-betul profesio-nal, para ahli kesehatan olahraga, ahli gizi olahraga, ahli psikologi o-lahraga, Masseur, dan sebagainya.

la memberi contoh negara Ke­nya dengan kondisi yang sungguh memprihatinkan, tapi mereka oer-prestasi di tingkat dunia. Juga be­berapa negara Afrika lainnya yang sangat miskin dibanding negara ki-ta.

Memane bisa dilihat, para pala-ri iarak jaun tangguh dari Kenya, pelari-pelari jaralc mencngah dari Maroko, Somalia malah ada yang datangdari Ethiopia. Menumtnya, Indonesia hams bisa mengambil langkah yang lebih berani untuk menembus prestasi olahraga du­nia. Satu langkah di antaranya ada­lah revolusi olahraga tadi.

SISTKM PIRAMID

Secara umum prestasi olahraga kita mengalami kemajuan. Tapi prestasi negara lain masih lebih maiu lagi. Itu dijelaskan Drs. Hary Setiono, M.Pd, dosen FPOK IKIP Surabaya jumsan Kepelatihan.

la menilai keputusan yang di-ambil KONI untuk tidak member-

PERINGATAN Haornas (Hari Olahraga Nasional) yang dipatok sejak tahun 1983 dinilai belum menampakkan bekasnya pada prestasi olahraga di tanah air tercinta ini. Masih ada kesan hanya;

hura-hura. Padahal sebenarnya peringatan Haornas bisa menjadi momentum untuk meraih jenjang prestasi lebih tinggi. Karel Mar-tel berusaha mencari jawab atas masalah itu. la berbincang de­ngan empat pakar olahraga di Jawa Timur. Mereka adalah Drs. Toho Cholik Mutohir Ph.D, Drs. Hary Setiono, Mod, Profesor Dr. Soedarno Sastropanoelar, dan Profesor Dr. Drs. Lukman O.T. Laporan dilengkapi perbincangan Sapto Anggoro dengan Menpora Ir. Akbar Tandjung dan Agung Sudiprasanto dengan dua atlet berprestasi, Nanik Suryaatmaja dan I Wayan Budi As­tra.

angkatkan PSSI ke Asian Games XI di Bejing, Cina dianggapnya te-pat. Scbab keputusan itu akan memberi pelajaran bagi top orga-nisasi lainnya untuk lebih memacu prestasi.

Dan lagi, kapan titik awal un­tuk memberi acuan prestasi bagi perkembangan olahraga nasional, kalau bukan dimulai dari sekarang. Hams dimaklumi bahwa kecem-buman sosial akan timbul jika PSSI tetap berangkat, apalagi pengeluaran dana bagi PSSI sudah amat besar. Padahal dalam prestasi masih meragukan sekali.

KONI (Komite Olahraga Na­sional Indonesia ) dinilainya telah mengambil langkah yang betul de­ngan melakukan pernbinaan olah­raga melalui panji olahraganya yang terkenal, Memasyarakatkan Olahraga dan Mengolahragakan Masyarakat'.

Dengan demikian KONI telah membuat skala yang jelas berupa pernbinaan prestasi dalam sebuah bentuk piramid. Makin ke atas ma-kin kecil, bagian paling bawah un­tuk pemassalan olahraga dan hal itu sudah terlaksana dengan baik.

la memberi contoh semakin ba­nyak masyarakat yang menggiat-kan olahraga di sekitar tempat tinggal mereka baik sendiri-sendiri maupun berkelompok.

Memang jarang ada lapangan yang kosong setiap pagi dan siang nan, temtama di sekitar Surabaya ini. Apa lagi jika tiba hari Minggu, masyarakat tumpah mah di jalan-jalan dengan segala macam aktivi-tas olahraganya.

"Ini berarti pemassalan sudah berlangsung dengan baik," kata-nya. Kemudian, sekarang tinggal mencari bibit yang potensial untuk

dijadikan atlet yang berprestasi dan dapat menghammkan nama bangsa dan negara. Setelah itu, tinggal membinanya lebih Ian jut dalam suatu pemusatan latihan yang nanti akan ditampilkan dalam event-event olahraga Nasional dan International.

MERUSAK

Masih kata Hary Setiono, de­ngan sistem bentuk piramid itu, berarti urut-urutan pernbinaan prestasi olahraga Indonesia sudah betul, yaitu pemassalan, pembibit-an, dan prestasi.

Tapi sayang, katanya, ada juga top organisasi olahraga yang meru-sak sistem pernbinaan prestasi In- . donesia itu. la mengambil contoh di cabang olahraga bulu tangkis.

Ternyata PB PBSI (Pengums Besar Persatuan Bulu Tangkis Se-lumh Indonesia) malah membalik sistem tersebut. Setelah gagalnya pemain-pemain bulu tangkis Indo­nesia di Derbagai kejuaraan, seper­ti Thomas dan Uber Cup juga di Malaysia terbuka. PBSI terpaksa mengambil suatu kebijaksanaan yang kontroversial dengan meng-gunakan sistem piramid terbalik.

Dengan mengembalikan k« klub para pemain bulu tangkis pra-tama hasif kejuaraan bulu tangkis antardiklat se-Indonesia di Jember 11 Juli lalu, dan Indonesia Open Samarinda Kalimantan Timur 16-22 Juli. Dan terakhir ditentu-kan delapan ranking pada Seleknas Kudus, 22-26 Agustus. Para pe­main inilah yang akan dikembali-kan kepada klub untuk dibina.

Padahal sebelum itu para pe­main pratama ditempa di Pelatnas

Page 3: Minggu, 9 September 1990 · donesia itu. la mengambil contoh di cabang olahraga bulu tangkis. Ternyata PB PBSI (Pengums Besar Persatuan Bulu Tangkis Se-lumh Indonesia) malah membalik

Jakarta. "Berarti ini suatu bentuk kemerosotan dalam hal pembinaan prestasi bulu tangkis," cetus Hary.

PBSI telah menunjuk lima klub untuk dijadikan tempat pembina­an pemain pratama, yaitu Pelita Jaya, Bimantara, Java Rava se-muanya klubasal DK.I Jaya. Malah ada yang langsung ditangani oleh Pengda PBSI, seperti di Bandung dan satu lagi, Jarum Kudus Jateng. Dengan sistem ini, membuat klub daerah tidak ada kompetisi dan tentu akan berpengaruh sekali bagi (Bersambung ke him. 3 kolom 6)

PARA pakar olahraga Jawa Timur dan man tan atlet naskmal. Gambar searah jarum jam: Drs. Hary Setiono, MPD, Prof. Dr. Drs. Lukinan O.T., Nanik Suryaatmaja, I Wayan Budi Astra, Drs. Toho Cholik Mutohir, Ph.D. dan Prof. Dr. Soedarno Sastropanoelar.

Page 4: Minggu, 9 September 1990 · donesia itu. la mengambil contoh di cabang olahraga bulu tangkis. Ternyata PB PBSI (Pengums Besar Persatuan Bulu Tangkis Se-lumh Indonesia) malah membalik

P r e s t a s i . . . <s«mb« kemajuan prestasi bulu tangkis In­donesia.

Hary Setiono yang pelatih ke-pala di diklat bulutangkis Ardath Jember itu menilai PBSI telah me-lakukan kesalahan mendasar, se-bab klub-klub yang telah ditunjuk sebagai tempat pembinaan pemain pratama itu kemungkinan besar a-Ican mementingkan pemain klub-nya sendiri dan pemain pratama di luar klub mereka jadi korban.

I .chin parah lagi cara pelatihan di pelatnas Utama. Hary menyata-kan pernah melihat langsung cara penanganan atlet bulu tangkis. Dan kesannya, pemberian latihan belum punya pola yang jelas. mes-ki PBSI sudah mengontrak pelatih dari Cina. la menilai kekurangan yang dialami bulu tangkis Indone­sia saat ini terletak pada pelatih-nya. "Padahal maju tidaknya seo-rang pemain banyak terletak pada pelatihnya," katanya.

KESEGARAN JASMANI

Prof. Dr. Soedarno Sastropa-noelar menilai kemajuan olahraga suatu bangsa hanya bisa dicapai melalui usaha yang sungguh-sungguh. Semua hams terlibat dan betuf-bctul gila dengan olahraga. Dan usaha yang paling tepat, dika-takannya paling baik melalui kuri-kulum sekolah. Sebab di situ se­mua orang terlibat dan dalam jum-lah yang besar sekali.

la memberi contoh tentang ke-segaran jasmani yang merupakan dasar dari pembinaan prestasi seo-rang atlet. "Seharusnya pendidi-kan kesegaran jasmani menjadi fo-kus pemberian pelajaran olahraga di sekolah-sekotah. Sebab usia se­kolah merupakan basis untuk

igan dari haiaman 1)

mengembangkan kemampuan car-diorepiratory (penafasan dan per-edaran darah), ' kata bekas pelatih sepak bola usia 9 tahun di Amerika Serikatini.

Tapi kenyataannya sekarang a-dalah sebaliknya, malah mata pela­jaran olahraga di sckolah-sekolah dianggap tidak penting. Padahal dalam GBHN sendiri sudah dise-butkan pendidikan itu di samping menceraaskan bangsa juga harus meningkatkan kesegaran jasmani agar tercapai warga negara yang utuh. Berarti apa yang tcrcantum dalam geris-garis besar itu belum terlaksana dengan baik.

Mungkin juga kemampuan gu­ru olahraganya sendiri yang masih kurang. Malah dalam penataran-penataran guru olahra­ga tidak mencantumkan samaseka-li tentang bahan untuk pembinaan kesegaran jasmani. Dan hanya menjejalkan peraturan-peraturan pertandingan olahraga dari berba-gai cabang olahraga. Ini tentu ke­kurangan yang sangat mendasar.

"Bagaimana bisa mencetak o-lahragawan yang baik jika tingkat kesegaran jasmaninya saja masih sangat kurang." kata anggota PPKORI (Pusat Pengembangan Kesehatan Olahraga Republik In­donesia) ini.

Menurut ia, sebenarnya usaha pemerintah memang sudah ada ta­pi terkesan kurang sungguh-sungguh maka usaha yang sudah dirintis tadi akhirnya buyar lagi. Seperti pada tahun 1986 pemerin­tah sudah mengeluarkan suatu bentuk tes kesegaran jasmani yang disebut Tes Kesegaran Jasmani Piagam Presiden. Tapi itu hanya berlangsung se tahun saja dan seka­rang tidak tahu lagi ke mana pergi-

nya piagam tersebut. "Itu tadi, me­reka tidak mau gila dengan prog­ram olahraga yang telah dibuat,' katanya.

Padahal sistem tes dalam pia­gam presiden tersebut sangat baik untuk mengukur kemampuan ke­segaran jasmani seorang siswa SLTP dan SLTA. Dan yang jelas tes itu dapat diukur hasih.ya, se-hingga para siswa dapat memper-kirakan kemampuan fisiknya sen­diri. Ini memberi suatu bentuk kompetisi yang segar kepada para siswa untuk bersaing memperoleh nilai kesegaran jasmani yang ting-gi. Prestasi olahraga hanya bisa ter­capai dengan kompetisi yang ketat. Jadi sejak awal seorang calon atlet berprestasi sudah dibekali suatu mental kompetitif yang ketat da­lam olahraga.

Tapi yang lebih penting lagi a-dalah usaha-usaha pengembangan prestasi olahraga Indonesia yang terencana dan terprogram serta di-laksanakan secara ilmiah. Jadi se­mua harus bekerja secara profesio-nal, artinya mengerti betul terha-dap apa yang ia kerjakan.

Kalau bisa, harus ada Dewan yang khusus menangani tentang kesegaran jasmani.

BELUM TERCAPAI

Menyinggung masalah prestasi olahraga Indonesia saat ini, Prof. DR. Drs. Lukman O.T, menilai prestasi olahraga Indonesia berjal­an sangat lamban. Jika prestasi bangsa Tain berjalan dengan cepat, prestasi Indonesia berjalan bagai siput. Ia memberi contoh dalam lompat jauh, bangsa lain dapat me lompat 8 meter, Indonesia hanya mampu melompat 7 meter saja.

Menurut pengamatannya, jika mau melihat bagaimana perkem-bangan prestasi olahraga Indone­sia di Asian Games. Dari data itu,

dapat dilihat dengan jelas bahwa sejak penyelenggaraah Asian Ga­mes IV di Jakarta tahun 1962, pres­tasi Indonesia tidak pernah lagi muncul di papan atas perolehan medali kecuali tahun 1962 itu, u-rutan kedua.

Apakah prestasi olahraga kita yang merosot atau prestasi negara lain yang lebih memngkat? Jawab-nya tentu bisa kita lihat sendiri dari hasil kejuaraan-kejuaraan yang di-ikuti Indonesia, meski banyak yang menilai bahwa negara lain yang lebih pesat perkembangan prestasinya.

Tapi Prof. Lukman yang meng-ajarkan mata kuliah kinesiologi dan Biomekanik di FPOK IKfP Surabaya melihat, memang presta­si kita lamban dan hampir vakum. Contoh di lapangan dilihatnya ma­sih sangat rancu dalam hal pena­nganan seorang atlet. Ia menilai masih kurang keharmonisan dalam kerja sama para pakar, pelatih, dan psikolog olahraga. Sementara bangsa lain malah sudah semakin maju saja. Semua pelatihan dilak-sanakan dengan kerja sama yang baik. Di Indonesia masih banyak pelatih merasa diri lebih dari yang lainnya. Dan atlet pun ikut-ikut ja­di bingung dibuatnya.

Ia masih ingat betul ucapan Prof. Sutarman dari UI yang meng-atakan bahwa sebenarnya pem­binaan olahraga yang baik, dengan melalui kegiatan olahraga di RW-RW seluruh Indonesia. Dengan langkah pembinaan seperti itu, ti­dak diragukan lagi bahwa pemasal-an akan merata sekali hingga ke pelosok-pelosok.

Hanya yang perlu diperhatikan sekarang adalah para pelatih yang menangani para pencinta olahraga di RW itu. Pelatih harus punya ke-mauan yang tinggi untuk mening­katkan kemampuan anak latihnya.

Page 5: Minggu, 9 September 1990 · donesia itu. la mengambil contoh di cabang olahraga bulu tangkis. Ternyata PB PBSI (Pengums Besar Persatuan Bulu Tangkis Se-lumh Indonesia) malah membalik

»J Surabaya Post" Rabu* 7 November 1990

Kejurda Renang Diikuti 274 Peserta SURABAYA: Kejuaraan daerah renang antarperkumpulan se-Jawa Timur tahun 1990 yang akan dige-lar tanggal 10 dan 11 November mendatang di Kolam Renang KO­NI Jatim Jalan Kertaj aya Indah Su­rabaya, akan diikuti oleh 274 per-enang yang mewakili 20 perkum-pulan renang anggota PRSI Jatim. kejuaraan ini untuk mempersiap-kan diri menghadapt Kejumas KRAP 1990 yang akan berlang-sung di Purwokerto akhir Desem-ber mendatang.

Dua wajah baru tampak dalam deretan nama-nama perkumpulan renang yang ikut ambil bagian da­lam Kejurda ini. Mereka adalah Arwana Blitar dan Brantfs Sura­baya. Tetapi klub Gelora Bondo-woso yang pada Kejurda tahun lalu kena skors karena diketahui men-curi umur kim abscn dari gelang-gang. Namun Heaven Surabaya yang juga terkena skors kini sudah boleh ikut kembali.

Iskandar Suryaatmadja, Kom-tek Renang Pengda PRSI Jawa Ti­mur mengutarakan, pengecekan terhadap kebenaran usia para per-enang tetap dilaksanakan. Ini ka­rena menyangkut masa depan atlet itu sendiri. la kembali mengingat-kan agar para pengasuh, pimpinan klub, pelatih, serta orang tua atlet tidak mencoba-coba lagi dengan memberikan data yang tidak benar terhadap atletnya. Pihak Pengda PRSI tetap akan memberlakukan skorsing bagi siapa saja yang dike­tahui memalsu umur.

Kejuaraan kali ini hanya akan mempertandingkan tiga kelompok yaitu Kelompok Umur IV putra putri, Kelompok Umur III putra putri, dan Kelompok Umur Terbu­ka yang merupakan gabungan dari KU I, KU II, dan senior. Langkah ini diterapkan untuk menyesuai-kan diri dengan program dari PB. PRSI. Dulunya kelompok umua

terbuka hanya gabungan antara KU I dan senior. Tetapi kali ini KU II iuga dimasukkan dalam kelom­pok senior.

Dua puluh klub yang ikut ambil bagian dalam Kejurda kali ini anta­ra lain Arwana Blitar (1 putra, 2 gutri), Albartos Jember (6,1),

rantas Surabaya (1,1), Djoyo-boyo Kediri (3,1), Eagle Surabaya (11,11), Gaiayana Malang (2,2), Giri Putra Gresik (3,1), Heaven Surabaya (8,8), Hiu Surabaya (46,39), Negen Bahari Surabaya (4,1), Orca Malang (14,23), Petro-kimia Gresik (3,4), Surya Probo-linggo (14,5), Suryanaga Surabaya (3,6), Taman Tirta Bojonegoro (0,1), Tirta Agung Gresik (3,0), Tirta Meru Lumajang (4,7), Tirta Nirmala Malang (4,1), Tunas Del­ta Sidoario (2,2), dan Wijaya Ku-suma Malang (10,15).

PRIORITAS

Sementara itu empat perenang diberikan prioritas untuk tidak ikut dalam Keiurda kali ini, tetapi ma-sih diberi hak untuk ikut tampil da­lam Kejumas mendatang dengan biaya tambahan dari KONI Jatim. Keempat perenang ini diberi prio­ritas karena mereka tengah mem-bela nama Indonesia dalam arena POM ASEAN yang berlangsung di Bandung. Keempatnya akan men-dapat tambahan oi ay a Kejumas a-pabila dalam POM ASEAN yang mereka ikuti itu prestasi yang dica-painya melebihi limit Jatim yang ditentukan dalam Kejurda kali ini.

"Sama dengan perenang lain-nya, bagi mereka yang mampu me-lampaui limit prestasi yang ditentu­kan oelh KONI Jatim, akan men-dapatkan tambahan biaya untuk berangkat ke Kejumas KRAP di Purwokerto mendatang," kata Is­kandar. (o)

Page 6: Minggu, 9 September 1990 · donesia itu. la mengambil contoh di cabang olahraga bulu tangkis. Ternyata PB PBSI (Pengums Besar Persatuan Bulu Tangkis Se-lumh Indonesia) malah membalik

t 'Surabaya Post'' Senin, 11 No vein ber 1990 • in in 1 i

KLUB Hiu Surabaya, juara umum Kejurda Renang antarperkumpulan Jatim 1990.

Hiu Juara Umum, 40 ke Kejurnas SURABAYA: Perkumpulan re­nang Hiu Surabaya, keluar sebagai juara umum dalam kejuaraan dae-rah renang antarperkumpulan se-Jawa Timur yang oerakhir Minggu petang di kolam renang KONI Ja­tim Jalan Kertajaya Indah Sura­baya. Hiu mengantongi 48 medali emas, 37 perak, dan 40 perunggu dari 68 nomor yang dipertanding-kan.

Di samping itu, 40 perenang Ja­tim berhasil lolos limit prestasi me-nuiu ke kejuaraan nasional renang kelompok umur antar­perkumpulan di Purwokerto Jawa Tengah, Desember 40 perenang itu terdiri atas 14 putra, 26 putri.

Namun masih ada dua nomor yang dipertandingkan dalam ke-maraan ini yang tidak terlampaui limit prestasinya. Kedua nomor itu adalan 100 meter gaya kupu-kupu kelompok umur terbuka putra, dan 100 meter kupu-kupu kelom­pok umur III putra. Tetapi Iskan-dar Suryaatmadja, komtek renang Pengda PRSI Jatim menganggap ini bukan hambatan bagi perenang Jatim, mengingat masih ada ke-sempatan dalam kejurnas menda-tang. ,

Mungkin anak-anak terlalu le-lab setelan turun di beberapa no­mor sebelumnya. Memang tidak semua nomor mesti dilampaui limit

Erestasinya. Ini karena limit yang ita tentukan iauh lebih tajam da-

ripada limit PB PRSI. Masih ada kesempatan bagi mereka untuk memperbaikinya kelak," tutur Is-kandar.

TERBAIK

Mantan ratu renang Asia Teng-gara Nanik J. Suryaatmadja yang kini sudah berputra dua, masih sempat menunjukkan kebolehan-nya. Pada 100 meter gaya bebas

putri KU terbuka, ia mampu ber-pacu dengan perenang cepat anak asuhannya sendiri Listiyani Hadi­wijaya. Nanik memungut perak dengan waktu 0.29,53, sementara Listiyani Hadiwijaya mencatat 0.28,57. Keduanya melampaui li­mit Jatim yang bertiak ikut pula ke kejurnas mendatang.

Demikian juga di nomor 100 meter gaya bebas, Nanik mencatat waktu 1.05.79 di bawah Elly Indra-wati 1.05.30 dan Listiyani Hadiwi­jaya 1.01,87. Tetapi ketiganya me­lampaui limit Jatim yang dipasang 1.06.11. Hasil ini menunjukkan Nanik yang kini aktif menangani klub Hiu Surabaya asuhan suami-nya sendiri Iskandar Suryaatmadja merupakan atlet panutan bagi a-nakdidiknya,.

Sementara itu enam perenang terbaik yang mewakili kelompok umur masing-masing menenma piala dari panitia kejuaraan daerah ini. Prestasinya dihitung dari ba-nyaknya medali yang diperoleh-nya. Perenang terbaik Kelompok umur terbuka putra Felix C. Su-tanto (Hiu Surabaya) dengan 8 e-mas, 4 perak tanpa perunggu. Ke­dua Albert C Sutanto (2-7-1), keti-ka R. Albertus Goenarso (Hiu) (1-1-2). Putri, Listiyani Hadiwijaya (Hiu) 7-0-0, Yulyana Jayaputra (Hiu) 2-1-0, 3. Angelike Henna-wan (Hiu) 2-0-0.

Kelompok umur III putra 1. Andrian Pratiktomo (Wijaya Ku-suraa Malangl 5-0-3; 2. Yudi Fran-coice Tango (Orca Malang) 4-6-0; 3. Ferry Sutanto (Hiu Surabaya) 1-2-2. Putri 1. Wyhelmina (Hiu) 5-0-0; 2. Ika Meigawati (Hiu) 2-2-3; 3. Maria Nocohne (Wijaya Ku-suma Malang) 2-0-1. Kelompok u-mur IV putra: 1. Hartanto Sudiro (Orca Malang) 5-3-0; 2. Hendry S Sutanto (Hiu) 3-4-3; 3. Daniel Eko Purnomo (Hiu) 2-1-3. Putri 1. Rita

Mariani (Hiu) 8-1-0; 2. Lilly Ikka-wati (Hiu) 2-6-1; 3. Lukito Purna-masari (Hiu) 0-3-2.

Sedangkan perenang yang lolos limit Jatim putra KU Terbuka Al­bert C. Sutanto (Hiu Surabaya), Felix C. Sutanto (Hiu), R. Alber­tus Goenarso (Hiu), Julianto Hadi­wijaya (Hiu), Willy Wahyudi (Brantas). KU III Andrian Prak-tiktomo (Wijaya Kusuma), Yudi Francoice Tango (Orca Malang), Ferry Soesanto (Hiu). KU IV Har­tanto Sudiro (Orca), Hendry C Su­tanto (Hiu), Agus Harya Adi (Su-rya Probohnggo), Nugroho Tantra Wirawan (Surya), Daniel Eko Pur­nomo (Hiu) dan Suderman Prayo-go(Hiu).

Di bagian putri KU Terbuka Listiyani Hadiwijaya (Hiu), Ange­like Hermawan (Hiu), Yulyana Jaya Putra (Hiu), Yasmnta Aries-graha (Hiu), Heidy Setiawati (Hiu), Ratna Hendrawati (Hiu), Nanik J Suryaatmadja (Hiu), Elly Indriati (Hiu), Linda Juniawati (Hiu), Indah Ratnasari (Orca), Lolo Septian Z. Dunny (Eagle), Lulu Naurand Dunny (Eagle), Lu­cy Wijaya (Wijaya Kusuma). KU III Ikka Meigawati (Hiu), Wyhel­mina (Hiu), Virna Haryanto (Hiu), Miranda Pauline Tahalele (Hiu), Maria Francisca (Wijaya Kusuma), Nina Nathalia (Orca), Martha Alfonsa (Orca), Aprilia Tri Atmayani (Wijaya Kusuma). KU IV Rita Mariani (Hiu), Lilly Ikawati (Hiu), Lukito Purnamasari (Hiu).

Perolehan medali: 1. Hiu Sura­baya 48 emas, 37 perak, 40 perung­g u ^ . Orca Malang (9-11-7); 3. Wi­jaya Kusuma Malang (8-10,5); 4. Taman Tirta Bqionegoro (2-0-1); 5. Brantas (1-0-2); 6. Eagle Sura­baya (0-3-3); 7. Surya Prooolinggo (0-3-3); dan 8. Suryanaga Surabaya-(0-2-0). (o)

Page 7: Minggu, 9 September 1990 · donesia itu. la mengambil contoh di cabang olahraga bulu tangkis. Ternyata PB PBSI (Pengums Besar Persatuan Bulu Tangkis Se-lumh Indonesia) malah membalik

M WO/HZOcuiaittxv Zone

h—2—•!#. ^ *

/\- ^ •;!

FILING/ACCESS CLEARANCES

Keterangan ukuran gambar :

A = 269,2 - 350,5 cm B = 50,8 - 71 ,1 cm C = 167,6 - 208,3 cm D = 45,7 - 66,0 cm E = 121,9 - 142,2 cm F = 76,2 cm G - 137,2 - 147,3 cm

Keterangan ukuran gambar

B = 76,2 - 91,4 an E = 45,7 - 61,0 cm F = 76,2 - 111,8 cm I = 228,6 - 259,1 cm J = 76,2 cm K = 30,5 cm L = minimum 19,1 cm M = 38 ,1 - 45,7 cm

BASIC WORKSTATION WITH CIRCULATION BEHIND

Sumber : J u l i u s Panero, AIA (HD)

Page 8: Minggu, 9 September 1990 · donesia itu. la mengambil contoh di cabang olahraga bulu tangkis. Ternyata PB PBSI (Pengums Besar Persatuan Bulu Tangkis Se-lumh Indonesia) malah membalik

Keterangan ukuran gambar

G = 137,2 - 147.3 cm H = 309,9 - 350,5 cm I = 86,4 - 106,7 cm J = 101,6 - 137,2 cm K = 45,7 - 55 ,9 cm L = 40,6 - 50,8 cm M = 45,7 cm N = 55,9 - 91,4 cm

RUNG ACCESS CLEARANCES

r .-. »

Wortclask Zoo.

Slung Zona

Turnaround Woriaona

Keterangan ukuran gambar

A = 243,8 - 325,1 cm B = 76,2 - 91,4 cm C = 121,9 - 172,7 cm D = 45,7 - 55,8 an E = 45,7 - 61,0 an F = 76,2 - 111,8 an G = 73,7 - 76,2 an H = 71,1 - 76,2 an

WORKSTATION WTTH BACK LATERAL RLE STORAGE

Sumber : J u l i u s Panero, AIA (HD)

Page 9: Minggu, 9 September 1990 · donesia itu. la mengambil contoh di cabang olahraga bulu tangkis. Ternyata PB PBSI (Pengums Besar Persatuan Bulu Tangkis Se-lumh Indonesia) malah membalik

TYPING RETURN AND DESK /MALE USER

Keterangan ukuran gambar :

A = 66,6 - 68,6 cm B = 35,6 - 50,8 an C = minimum 19,1 an D = 73,7 - 76,2 an

BASIC U-ilHAPED WORKSTATION

Keterangan ukuran gamfcar :

F = 45,7 - 61,0 cm G = 116,8 - 147,3 on H = 76,2 - 91,4 an I = 106,7 - 127,0 an J = 45,7 - 55,9 an K = 152,4 - 812,9 an L = 193,0 - 238,8 an M - 238,8 - 299,7 an

Sumber : J u l i u s Panero, AIA (HD)