minggu 1
DESCRIPTION
peledakanTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peledakan merupakan merupakan salah satu kegiatan pada
penambangan Peledakan atau blasting merupakan salah satu cara yag efektif
untuk pemberaian batuan yang secara fisik bersifat keras dan peledakan
dilakukan agar proses pemberaian batuan terjadi secara singkat dan waktu yang
digunakan lebih efektif. Suatu proses peledakan biasanya dilakukan dengan cara
membuat lubang tembak yang diisi dengan bahan peledak dengan menerapkan
metoda peledakan, geometri peledakan, dan jumlah bahan peledak yang sesuai
untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Untuk setiap metode peledakan, perlengkapan dan peralatan yang
diperlukan berbeda-beda. Oleh karena itu agar tidak terjadi kerancuan dalam
pengertian, maka dibuat sistematika berdasarkan tiap-tiap metode peledakan
dalam arti bahwa perlengkapan dan peralatan akan dikelompokan berdasarkan
metodenya.
1.1 Maksud dan Tujuan
1.1.1 Maksud
Maksud dari pembuatan laporan ini adalah untuk mengetahui jenis jenis
perlengkapan dan peralatan yang digunakan dalam kegiatan peledakan serta
mengetahui ketentuan gudang handak berdasarkan kepmen 555 tahun 1995
1.2.2 Tujuan
Mengetahui berbagai jenis peralatan dan perlengkapan yang digunakan
dalam aktivitas peledakan
Mengetahui kriteria gudang handak berdasarkan keputusan menteri no
555 tahun 1995
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Peralatan dan Perlengkapan Peledakan
Dalam membicarakan perlengkapan dan peralatan peledakan perlu
hendaknya terlebih dahulu dibedakan pengertian antara kedua hal tersebut.
Peralatan peledakan (Blasting equipment) adalah alat-alat yang dapat digunakan
berulang kali, misalnya blasting machine, crimper dan sebagainya. Sedangkan
perlengkapan peledakan hanya dipergunakan dalam satu kali proses peledakan
atau tidak bisa digunakan berulang kali.
Peralatan yang biasa dipergunakan yaitu :
Blasting Machine
Multimeter
Crimper
Leading wire
Korek api / penyulut
Ada beberapa peralatan yang biasanya digunakan untuk operasi
peledakan dengan listrik, yaitu :
a) Exploder (Blasting Machine) , ada dua tipe yang diperdagangkan yaitu :
Generator Type
Condenser Discharge (CD) Type
Kedua tipe alat tersebut dibuat untuk menghasilkan arus searah
bertegangan tinggi. Kapasitas alat ini biasanya dinyatakan dalam jumlah
detonator listrik dengan panjang leg wire 30 ft bila sambungan seri. Tipe yang
pertama tidak pernah untuk digunakan sambungan parallel karena ada
kemungkinan misfire (konsleting). Tipe yang kedua terutama digunakan untuk
peledakan yang lebih besar. Bentuk blasting machine sangat beraneka ragam,
mulai dari bentuk kuno sampai yang bentuk remote control saat ini.
Untuk setiap metode peledakan, perlengkapan dan peralatan yang
diperlukan berbeda-beda. Oleh karena itu agar tidak terjadi kerancuan dalam
pengertian, maka dibuat sistematika berdasarkan tiap-tiap metode peledakan
2
dalam arti bahwa perlengkapan dan peralatan akan dikelompokan berdasarkan
metodenya.
3
Tabel 2.1Peralatan Dan Perlengkapan Dalam Setiap Metode Peledakan
Metode Peledakan Perlengkapan Peralatan
Sumbu Api (Cap &
Fuse)
1. Plain detonator
2. Sumbu api
3. Igneter cord
4. Igneter cord
conector
1. Cap crimper
2. Penyulut (lighter) : korek
api.
3. Tamper
Sumbu Ledak
Sumbu ledak
1. Detonatring Relay/
Dellay connector
Initator (detonator
listrik/biasa)
Tergantung detonator yang
dipakai
Listrik
1. Detonator listrik
2. Connecting wire
1. Blasting machine/
exploder
2. Blasting machine tester :
-Rheostat
-Blasting VOM meter
3. Circuit tester :
- Galvanometer
- Voltmeter
4. Tamper
5. Leading wire
Non Listrik
1. Detonator non
listrik (Nonel,
Hercudet)
2. Connector
3. Sumbu ledak (untuk
nonel)
1. Exploder
Gas supply unit (untuk
hercudet)
Circuit tester
b) Blasting Machine Tester
Adalah sangat penting bahwa exploder hendaknya selalu dipelihara dan
ditest secara teratur terhadap kapasitas penyalaan. Efektifitas exploder type-
4
generator biasanya ditest dengan menggunakan Rheostat yang dihubungkan
dengan detonator.
Tipe-tipe blasting machine yaitu :
Tipe generator
Untuk mengumpulkan energi listrik menggunakan gerakan mekanis
dengan cara memutar engkol (handle) yang telah disediakan. Putaran
engkol dihentikan setelah lampu indikator menyala yang menandakan
arus sudah maksimum dan siap dilepaskan. Saat ini tipe generator sudah
jarang digunakan.
Tipe baterai ( listrik )
Pengumpulan energi listrik melalui baterai, yaitu dengan cara
mengontakkan kunci kearah “starter” dan setelah lampu indikator
menyala berarti kapasitor penuh dan arus sudah maksimal serta siap
dilepaskan
c) Circuit tester
Sebelum peledakan dilakukan, setelah semua sirkuit dipasang, maka
harus ditest terlebih dahulu. Beberapa alat yang digunakan untuk circuit tester
adalah Du Pont Rheostat, Du Pont Blasting Galvanometer dan Du Pont Blasting
Voltohmeter
Kabel yang digunakan didalam peledakan listrik dibagi menjadi 3 bagian
yaitu :
Leading wire → peralatan
Leg wire → perlengkapan
Connecting wire → perlengkapan
Gambar 2.1Leading Wire
5
Perlengkapan peledakan (Blasting supplies/Blasting accessories) adalah
material yang diperlukan untuk membuat rangkaian peledakan sehingga isian
bahan peledak dapat dinyalakan. Perlengkapan peledakan hanya dapat dipakai
untuk satu kali penyalaan saja. Hal-hal yang harus kita perhatikan di dalam
memilih perlengkapan peledakan :
1. Bahan peledak komersial adalah dari kelas bahan peledak kimia. Dalam
hal ini detonator, sumbu ledak, dan sumbu api harus diperlakukan
sebahgai bahan peledak.
2. Pabrik bahan peledak selalu memberikan keterangan mengenai
spesifikasi bahan peledak yang dihasilkannya.
3. Untuk pedoman pelaksanaannya beberapa sifat bahan peledak yang
harus diperhatikan adalah :
Kekuatan ( Strenght )
Kerapatan/ Berat jenis ( Density/ Specific Gravity )
Kecepatan Detonasi ( Detonation Velocity )
Kepekaan ( Sensitivity )
Ketahanan Terhadap Air ( Water Resistensy )
Gas Beracun ( Fumes )
Kemasan ( Package )
4. Perlengkapan bahan peledak terdiri dari detonator, sumbu api, sumbu
ledak, dll
Dalam kegiatan peledakan sangat diperlukan adanya peralatan dan
perlengkapan peledakan. Perlengkapan peledakan adalah semua bahan atau
kelengkapan yang dapat digunakan hanya untuk satu kali peledakan saja.
Sedangkan Peralatan peledakan adalah alat-alat yang digunakan berulang kali.
Perlengkapan peledakan yaitu :
Detonator adalah alat yang digunakan untuk menimbulkan gelombang
detonasi sehingga mampu meledakan primer yang disediakan
Sumbu Api adalah sumbu yang berfungsi merambatkan api guna
meledakan suatu bahan peledak. Komposisi sumbu api terdiri dari bagian
inti dan pembungkus. Inti sumbu api terdiri dari low explosive (Potassiun
Nitrat Black Powder), pembungkusnya dapat berupa textile atau jute.
Sumbu Ledak (Detonating Fuse, Detonating Cord) adalah suatu sumbu
yang berintikan initiating explosive (biasanya Pentaerythritol Tetranitrat)
6
yang dimasukan dalam suatu pembungkus plastik dan berbagai
kombinasi textile, kawat halus dan plastik. Fungsi sumbu ledak dalam
peledakan ialah untuk merambatkan gelombang detonasi sampai ke isian
Bahan Peledak adalah suatu campuran dari bahan-bahan berbentuk
padat atau cair ataupun campuran dari keduanya yang apabila terkena
suatu aksi misalnya panas, benturan, atau gesekan akan berubah secara
kimiawi menjadi zat-zat lain yang sebagian besar atau seluruhnya
berbentuk gas, dan perubahan tersebut berlangsung dalam waktu yang
singkat, disertai efek panas dan tekanan yang sangat tinggi (Keppres RI
No. 5 Tahun 1988).
Gambar 2.2Detonator
Metode-metode yang diterapkan pada kegiatan peledakan yaitu sebagai
berikut :
Sumbu Api
7
Sumbu Ledak
Listrik
Non Listrik (nonel)
Cara yang digunakan untuk menunda suatu peledakan ada 3 yakni
sebagai berikut :
Ignetir Cord
Trimming
Kombinasi keduanya.
Perbedaan sumbu api dengan sumbu ledak yaitu pada bahan intinya.
Bahan inti sumbu api ialah low explosive sedangkan inti sumbu ledak ialah high
explosive. Pada sumbu api yang terjadi rambatan api dan pada sumbu ledak
adalah rambatan gelombang detonasi (gelombang kejut).
8
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN
3.1. Tugas
Resume kan Keputusan Menteri no 555 tahun 1995 tentang bahan
peledak dan peledakan
a. Tata cara mengajukan permohonan perizinan dan pembuatan
gudang handak.
b. Tata cara penyimpanan handak dan aksesoris
c. Massa berlaku gudang handak
d. Pengamanan gudan handak
3.2. Pembahasan
a. Tata cara mengajukan permohonan perizinan dan pembuatan gudang
handak.
Bahan peledak yang disimpan di tambang hanya pada gudang yang telah
mempunyai izin dengan kapasitas tertentu sebagaimana ditetapkan oleh
Kepala Pelakasana Inspeksi Tambang secara tertulis. Apabila gudang
bahan peledak terletak di luar wilayah tempat usaha pertambangan dan
akan digunakan untuk kegiatan pertambangan, harus mendapat
persetujuan tertulis dari Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang
Bahan peledak yang digunakan untuk kegiatan lain harus mendapat
persetujuan dari Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang
Permohonan izin gudang bahan peledak sebagaimana dimaksud dalam
ayat 1, harus melampirkan :
a. gambar konstruksi gudang bahan peledak dengan skala 1 : 100 yang
memperlihatkan pandangan atas dan pandangan samping serta hal-hal
lain yang diperlukan sesuai dengan kapasitas maksimum gudang bahan
peledak yang dimohonkan dan
b. gambar situasi gudang bahan peledak dengan skala 1 : 500 yang
memperlihatkan jarak aman
Masa berlaku izin gudang bahan peledak :
9
a. izin gudang bahan peledak sementara diberikan untuk 2 tahun;
b. izin gudang bahan peledak transit diberikan untuk 5 tahun dan c. izin
gudang bahan peledak utama diberikan untuk 5 tahun
b. Tata cara penyimpanan handak dan aksesoris
Masa berlaku izin gudang bahan peledak : a. izin gudang bahan peledak
sementara diberikan untuk 2 tahun; b. izin gudang bahan peledak transit
diberikan untuk 5 tahun dan c. izin gudang bahan peledak utama diberikan untuk
5 tahun
1) Bahan peledak harus disimpan dalam kemasan aslinya dan dicantumkan
tanggal penyerahan bahan peledak tersebut di ke gudang, tulisan harus
jelas pada kemasannya dan mudah dibaca tanpa memindahkan kemasan
2) Detonator harus disimpan terpisah dengan bahan peledak lainnya didalam
gudang bahan peledak peka detonator.
3) Bahan peledak peka detonator tidak boleh disimpan digudang bahan
peledak primer atau digudang bahan ramuan bahan peledak.
4) Bahan peledak peka primer dapat disimpan bersama-sama di dalam
gudang bahan peledak peka detonator tetapi tidak boleh disimpan
bersama-sama dalam gudang bahan ramuan bahan peledak.
5) Bahan ramuan bahan peledak dapat disimpan bersama-sama didalam
gudang bahan peledak peka primer dan atau didalam gudang bahan
peledak peka detonator.
6) Amunisi dan jenis mesiu lainnya hanya dapat disimpan dengan bahan
peledak lain di dalam gudang bahan peledak apabila ditumpuk pada
tempat terpisah dan semua bagian yang terbuat dari besi harus dilapisi
dengan pelat tembaga atau aluminium atau ditutupi dengan beton sampai
tiga meter dari lantai.
7) Temperatur ruangan bahan peledak untuk : a. bahan ramuan tidak boleh
melebihi 55 derajat Celcius dan b. peka detonator tidak boleh melebihi 35
derajat Celcius.
c. Massa berlaku gudang handak
Masa berlaku izin gudang bahan peledak:
izin gudang bahan peledak sementara diberikan untuk 2 tahun;
10
izin gudang bahan peledak transit diberikan untuk 5 tahun; dan
izin gudang bahan peledak utama diberikan untuk 5 tahun
d. Pengamanan gudan handak
Sesuai dengan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor
555.K/26/ M.PE/1995 tanggal 22 Mei 1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Pertambangan Umum, Bab II tentang Bahan Peledak dan Peledakan,
Bagian pertama tentang Gudang Bahan Peledak, Pasal 54, Pengamanan
Gudang Bahan Peledak sebagai berikut:
(1) Setiap gudang bahan peledak harus dilengkapi dengan:
a. thermometer yang ditempatkan di dalam ruang penimbunan;
b. tanda “dilarang merokok” dan “dilarang masuk bagi yang tidak
berkepentingan”;
c. hanya satu jalan masuk; dan
d. alat pemadam api yang diletakkan ditempat yang mudah dijangkau di luar
bangunan gudang.
(2) Sekitar gudang bahan peledak harus dilengkapi lampu penerangan dan
harus dijaga 24 jam terus menerus oleh orang yang dapat dipercaya.
Rumah jaga harus dibangun di luar gudang dan dapat untuk mengawasi
sekitar gudang dengan mudah.
(3) Sekeliling lokasi gudang bahan peledak harus dipasang pagar pengaman
yang dilengkapi dengan pintu yang dapat dikunci.
(4) Untuk masuk ke dalam gudang hanya diperbolehkan menggunakan lampu
senter kedap gas.
(5) Dilarang memakai sepatu yang mempunyai alas besi, membawa korek api
atau barang-barang lain yang dapat menimbulkan bunga api ke dalam
gudang.
(6) Sekeliling gudang bahan peledak peka detonator harus dilengkapi tanggul
pengaman yang tingginya 2 (dua) meter dan lebar bagian atas 1 (satu)
meter dan apabila pintu masuk berhadapan langsung dengan pintu
gudang, harus dilengkapi dengan tanggul sehingga jalan masuk hanya
dapat dilakukan dari samping.
11
(7) Apabila gudang bahan peledak dibangun pada material kompak yang
digali, maka tanggul yang terbentuk pada semua sisi harus sesuai
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (6).
(8) Apabila ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) untuk
gudang Amonium Nitrat dan ANFO, berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. gudang dengan kapasitas kurang dari 5.000 kilogram pada bagian
dalamnya harus dipasang pemadam api otomatis yang dipasang pada
bagian atas, dan
b. gudang dengan kapasitas 5.000 kilogram atau lebih harus dilengkapi
dengan hidran yang dipasang di luar gudang yang dihubungkan dengan
sumber air bertekanan.
12
BAB IV
ANALISA
Bahan peledak harus disimpan pada gudang khusus untuk
bahan peledakyang memiliki persyaratan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah,
meliputiperizinan, persyaratan fisik gudang, jenis-jenis gudang bahan
peledak, jarak aman dari fasilitas umum, dan tata cara penyimpanan bahanpele
dak dalam gudang
Bahan peledak harus disimpan pada gudang khusus untuk bahan
peledak yang memiliki persyaratan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah,
meliputi:
1. Perizinan
2. Persyaratan fisik gudang
3. Jenis-jenis gudang bahan peledak
4. Jarak aman dari fasilitas umum
13
BAB V
KESIMPULAN
Peralatan dan perlengkapan peledakan pada penambangan batubara
maupun pada penambangan yang lainnya tidak jauh berbeda. Yang
membedakan adalah pada peledakan tambang batu bara digunakan bahan
peledak yang khusus yang diperuntukan bagi peledakan batubara yaitu
pemissible explosive. Karena bahan peledak ini tidak mengandung gas – gas
beracun, mengandung 60-80%, Amonium Nitrate dan 7-5% Nitrogliserin. Syarat
untuk permissible explosive adalah :
Api peledakannya kecil dan peledakan berlangsung cepat.
Temperatur peledakan relatif rendah.
Tidak menghasilkan gas – gas beracun.
Setiap gudang bahan peledak pada kegiatan penambangan bahan galian
harus mempunyai izin dan persetujuan tertulis dari Kepala Pelaksana Inspeksi
Tambang sesuai dengan kapasitas dan lokasinya serta harus memenuhi
persyaratan keselamatan dan keamanannya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Atlas Copco, (2003), Instuction Atlas Copc, Atlas Copco Drill AB, Sweden
Inmarlinianto, Nurkhamim (2007), Buku Petunjuk Praktikum Teknik
Peledakan, Jurusan Teknik Pertambangan, FTM, UPN “Veteran”
Yogyakarta. Yogyakarta.
Koesnaryo S., (2001), Pemboran Untuk Penyediaan Lubang Ledak, Jurusan
Teknik Pertambangan, FTM, UPN “Veteran” Yogyakarta. Yogyakarta.
Koesnaryo S., (2001), Rancangan Peledakan Batuan, Jurusan Teknik
Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta
Laboratorium Pemboran & Peledakan Jurusan Teknik Pertambangan, FTM, UPN
‘Veteran’ Yogyakarta.
.
15