mineralogi & petrologi.docx

55
TUGAS MINERALOGI DAN PETROLOGI KELOMPOK V ALBERT YOHANES SAROHA ( 073.12.018 ) CHRISTIAN SUNJAYA ( 073.12.044 ) RUDY YOSUA SITORUS ( 073.12.159 ) SARA ANDREA DOLOKSARIBU ( 073.12.162 ) SATRIO DWI WIBOWO ( 073.12.164 )

Upload: rudy-sitorus

Post on 17-Dec-2015

82 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

TUGAS MINERALOGI DAN PETROLOGI

KELOMPOK VALBERT YOHANES SAROHA ( 073.12.018 )CHRISTIAN SUNJAYA ( 073.12.044 )RUDY YOSUA SITORUS ( 073.12.159 )SARA ANDREA DOLOKSARIBU ( 073.12.162 )SATRIO DWI WIBOWO ( 073.12.164 )

FAKULTAS TEKNIK KEBUMIAN DAN ENERGIJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN2012/2013Mineralogi dan Petrologi

Mineralogi adalah suatu cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, diantaranya mempelajari tentang sifat - sifat fisik, cara terjadinya, cara terbentuknya, sifat - sifat kimia, dan juga kegunaannya. Mineralogi terdiri dari katamineraldanlogos. Logosyang berarti ilmu apabila digabungkan dengan mineral maka arti Mineralogi adalah Ilmu tentang Mineral.

Mineral adalah suatu zat padat yang terdiri dari unsur atau persenyawaan kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik, mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika tertentu dan mempunyai penempatan atom-atom secara beraturan di dalamnya, atau dikenal sebagai struktur kristal.Selain itu kata mineral juga mempunyai banyak arti, hal ini tergantung darimana kita meninjaunya. Mineral dalam arti farmasi lain dengan pengertian di bidang geologi. Istilah mineral dalam arti geologi adalah zat atau benda yang terbentuk oleh proses alam, biasanya bersifat padat serta tersusun dari komposisi kimia tertentu dan mempunyai sifat-sifat fisik yang tertentu pula. Mineral terbentuk dari atom-atom serta molekul-molekul dari berbagai unsur kimia, dimana atom-atom tersebut tersusun dalam suatu pola yang teratur. Keteraturan dari rangkaian atom ini akan menjadikan mineral mempunyai sifat dalam yang teratur. Mineral pada umumnya merupakan zat anorganik. ( Murwanto, Helmy, dkk. 1992 )

Maka pengertian yang jelas dari batas mineral oleh beberapa ahli geologi perlu diketahui walaupun dari kenyataannya tidak ada satupun persesuaian umum untuk definisinya.Definisi mineral menurut beberapa ahli :

L.G. Berry dan B. Mason, 1959Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas batas tertentu dan mempunyai atom atom yang tersusun secara teratur.

D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972Mineral adalah suatu bahan padat yang secara structural homogen mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik.

A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia tertentu atau dalam batas batas dan mempunyai sifat sifat tetap, dibentuk dialam dan bukan hasil suatu kehidupan.

UU Republika Indonesia Nomor 4 Tahun 2009Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu, serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas ataupun dalam bentuk yang padu.

Sifat - Sifat Fisik MineralWarnaWarna adalah suatu yang kita tangkap dengan mata apabila mineral terkena oleh cahaya atau spektrum cahaya yang dipantulkan oleh mineral itu sendiri. Warna penting untuk membedakan antara warna mineral yang diakibatkan oleh pengotoran dan warna asli dari mineral itu sendiri. Banyak mineral mempunyai warna yang khusus, misalnya mineral azurit yang berwarna biru dan mineral epidon yang berwarna kuning hijau, dll.Warna mineral dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:1. Warna Isiokhromatik : Apabila mineral mempunyai warna yang selalu tetap, pada umumnya dijumpai padamineral - mineral, yang tidak tembus cahaya (opaque) atau berkilap logam. Contoh : Magnetit, Galena,Pirit, Pirolusit, dll.2. Warna Allokhromatik : Apabila mineral warnanya tidak tetap tergantung terhadap mineral pengotornya,pada umumnya yang dijumpai pada mineral yang tembus cahaya (transparan/translucent) atau berkilapnon logam. Contoh : Kuarsa, Gipsum, Kalsit, dll.

Kilap (Luster)Kilap ditimbulkan oleh cahaya yang dipantulkan dari permukaan sebuah mineral yang erat hubungannya itu dengan sifat pemantulan dan pembiasan. Intensitas kilap tergantung dari indeks bias dari mineral, apabila semakin besar indeks bias mineral, semakin besar pula jumlah cahaya yang dipantulkan . Nilai ekonomik mineral kadang - kadang ditentukan oleh kilapnya. Macam - macam kilap antara lain :1. Kilap Logam (Metallic Luster)Mineral - mineralopaqueyang mempunyai indeks bias sama dengan tiga atau lebih. Contoh : Galena,Native Metal,Sulfit, Pirit, dll.2. Kilap Kaca (Vitreous Luster)Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti kaca. Contoh : Kuarsa, Kalsit, dll3. Kilap Intan (Diamond Luster)Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan cemerlang seperti intan. Contoh : Intan4. Kilap Sutera (Silky Luster)Bila terkena cahaya,mineral memberikan kesan sutera dan umumnya terdepat pada mineral yang berserat.Contoh : Asbes, Aktinolit, Gipsum, dll5. Kilap Damar (Resinous Luster)Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti getah damar atau kekuning - kuningan. Contoh :Spalerit, Sulfonit, dll6. Kilap Mutiara (Pearly Luster)Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti mutiara atau bagian dalam dari kulit kerang.Contoh : Muskovit, Talk, Dolomit, dll7. Kilap Lemak (Greasy Luster)Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti sabun. Contoh : Serpentinit, dll8. Kilap Tanah (Earthy Luster)Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti lempung. Contoh : Kaolin, Limonit, Pauksit, dll

CeratCerat atau warna goresan merupakan bagian dari warna di dalam mineral, tetapi dalam bentuk serbuk, dapat diperloeh dengan cara mengikir atau digesekkan di bagian belakang porselen atau ampelas.

PecahanPecahan adalah kenampakan mineral dalam keadaan pecah, cara mengetahuinya dengan melalui bidang yang tidak rata, tidak halus, tidak licin, dan tidak teratur. jenis - jenis pecahan yaitu :1. Pecahan KonkoidalMemperlihatkan gelombang seperti kenampakan bagian luar kulit kerang atau botol yang dipecah. Contoh :Kuarsa, Kalsedon, dll2. Pecahan Seratmenunjukkan kenampakan permukaan yang gejala seperti serat atau daging. Contoh : Serpentinit, Asbes,Augit, dll3. Pecahan Tidak RataMenunjukkan kenampakan permukaan yang tidak teratur dan kasar.4. Pecahan RuncingPermukaannya tidak teratur dan ujung - ujungnya runcing dan kasar.5. Pecahan RataPermukaannya rata dan cukup halus. Contoh : Lempung, dll

BelahanBelahan adalah kenampakan minearl untuk membelah melalui bidang yang rata, halus, dan licin, serta pada umumnya selalu berpasangan. Belahan dapat dibedakan menjadi :1. Belahan Sempurna (Perfect Cleavage)Merupakan pecahan yang sejajar terhadap bidang dari satu belahannya dengan memperlihatkan bidangpermukaan yang halus. Contoh : Biotit, Muskovit, dll2. Belahan Baik (Good Cleavage)Merupakan mineral lebih mudah belah yang menurut bidang di dalam belahannya bila dibandingkan denganbelahannya kearah lain. Contoh : Kalsit, Orthoklas, Gipsum, dll3. Belahan Tidak Jelas (Indistinct Cleavage)Merupakan bidang belahan seperti garis atau kenampakan striasi pada bidang belahannya. Contoh :Plagioklas, dll4. Belahan Tidak TentuMerupakan mineral yang tidak ada belahannya. Contoh : Kuarsa, Opal, Kalsedon, dll5. Belahan Jelas (Distinct)Merupakan pecahan yang sesuai terhadap bidang dari suatu belahan tetapi juga terpecah kearah lain.Contoh : Hornblende6. Belahan Tidak Sempurna (Inperfect Cleavage)Merupakan bidang belahan yang tidak rata dan juga cukup sukar untuk diamati. Contoh : Apatit, Native Metal, dllDitinjau dari arah belahannya, maka belahan dapat dibedakan menjadi :1. Belahan satu arah

2. Belahan dua arah

3. Belahan tiga arah

4. Belahan empat arah

BentukBentuk mineral ada dua macam, yaitu :1. Bentuk KristalinApabila mineral mempunyai bidang yang ideal dan baisanya terdapat pada mineral yang mempunyai bidangbelahan.2. Bentuk AmorfMineral tidak mempunyai batasan yang jelas.

KekerasanKekerasan adalah ukuran daya tahan suatu mineral apabila permukaannya digores dengan mineral lain. Contoh : Mineral X digores dengan menggunakan Mineral Z ternyata pada permukaan mineral X tergores, maka Mineral Z lebih keras dari mineral X. Berikut tabel Skala Kekerasan mineral yang dibuat oleh Mohs.

Selain menggunakan mineral, bisa juga menggunakan alat untuk mengukur suatu kekerasan dari mineral.Kuku Jari = 2,5Jarum = 3,0Uang Logam = 3,5Paku Besi = 4,5Pisau Baja = 5,5Kaca = 5,5 - 6,0Kikir Baja = 6,0 - 7,0Ampelas = 8,0 - 9,0

KemagnetanKemagnetan adalah sifat mineral pada gaya tarik magnet. kemagnetan dibagi menjadi tiga, yaitu:1. Ferromagnetik : tertarik kuat oleh magnet seperti magnetit dan pirotit.2. paramagnetik : tertarik lemah oleh magnet seperti pirit.3. Diamagnetik : tidak tertarik oleh magnet.

Sifat DalamSifat dalam adalah reaksi mineral terhadap gaya seperti memberi penekanan, pemotongan, pembengkokan, pematahan, atau penghancuran. Sifat dalam dibedakan menjadi enam, yaitu:1. Rapuh (Brittle)Bila digores menjadi tepung, tetapi isinya atau bubuknya tidak pergi ke segala arah dan mudah untuk dihancurkan.2. Dapat Diiris (Sectile)Dapat diiris dengan pisau dan juga pada kenampakannya memberikan kehalusan.3. Dapat Dipintal (Ductile)Dapat dibentuk layaknya kapas.4. Lentur (Elastic)Bila dibengkokkan dapat kembali keseperti semula.5. FleksibleBila dibengkokkan tidak dapat kembali lagi keseperti semula.6. Dapat DitempaBila mineral dipukul, dapat menjadi lebih tipis atau melebur.Berat JenisBerat Jenis adalah perbandingan dari berat mineral terhadap volumenya di dalam air.

Kelistrikan (Electricity)kelistrikan merupakan sifat dalam mineral yang berhubungan dengan arus atau aliran listrik. Sifat listrik mineral dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:1. Konduktor, yaitu mineral yang mampu menghantarkan listrik.2. Non-Konduktor atau Isolator, yaitu suatu mineral tidak dapat menghantarkan arus listrik.

Sifat Kimia MineralBerdasarkan sifat - sifat kimia mineral digolongkan menjadi delapan, yaitu:1. Golongan Native ElementGolongan ini dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur kimia. Dibagi menjadi tiga, yaitu:a. Golongan Logam. Contoh : Au, Cu, Pt, Fe, dllb. Golongan Semi Logam. Contoh : As, B, dllc. Golongan Non Logam. Contoh : O22. Golongan SulfidaGolongan ini dicirikan dengan adanya gugus anion, yaitu merupakan persenyawaan kimia, unsur dari sulfur bergabung pada unsur logam dan semi logam. Sulfida dilapisi oleh hidrotermal sehingga mudah untuk dioksidasi oleh sulfat. Contoh : Pirit (FeS2), Galena (PbS), dll3. Golongan Oksida dan HidroksidaDicirikan oleh satu gugus anion. Berdasarkan perbandingan antara logam dengan oksigen, maka golongan oksida dapat digolongkan menjadi oksida sederhana dan juga kompleks. Contoh : Kuarsa (SiO2) untuk oksida dan Mangan (MnO(OH)) untuk hidroksida. Golongan oksida tersusun oleh unsur - unsur yang bersenyawa dengan oksigen,. Unsur digolongan ini amat banyak dan biasanya logam berkombinasi dengan gas yang salah satunya adalah oksigen . Sifat golongan oksida berubah - ubah dan terbentuk pada lingkungan geologi dan tipe - tipe batuan yang banyak jenisnya.4. Golongan HalidaAdalah persenyawaan kimiawi dimana unsur - unsur logam bersenyawa dengan unsur - unsur yang halogen. Dalam golongan ini dicirikan adanya dominasi dari ion-ion halogen elektromagnetik. Pada umumnya memiliki berat jenis yang rendah. Contoh Halit (NaCl).5. Golongan Karbonat, Nitrat, dan BoratesKarbonat adalah persenyawaan kimia dimana satu atau lebih unsur - unsur logam atau semi logam bersenyawa dengan karbonat yang umum, terbentuk ketika kalsium bersenyawa dengan karbonat radikal. Golongan ini dicirikan oleh adanya suatu gugus anion yang kompleks, hadirnya tidak stabil, rekasinya disebutfizz test.Contoh mineral karbonat antara lain adalah Kalsit (CaCO3), Dolomit (CaMg(CO3)2), aragonit (CaCO3), dllNitrat adalah persenyawaan kimia dimana salah satu atau lebih unsur - unsur logam atau semi logam bersenyawa dengan nitrat radikal. Sifat dari golongan ini adalah mudah larut di dalam air, bila diletakkan dalam nyala api akan melebur. Contohnya adalah soda nitrat (NaNO3)Borates adalah persenyawaan kimia antara unsur logam persenyawaan dengan borates radikal.6. Golongan SulfatSulfat adalah persenyawaan kimia yang dimana satu atau lebih unsur logam bersenyawa dengan sulfat radikal. golongan ini dicirikan dengan adanya gugus anioin S04, terbentuk dari larutan. Contohnya adalah Barit (BaSO4), Anhidrit (CaSO4), dll7. Golongan FosfatFosfat adalah golongan persenyawaan kimia dimana salah satu logam bersenyawa dengan fosfat yang radikal. Golongan ini dicirikan oleh adanya gugus anioin PO4 dan pada umumnya berkilap kaca atau lemak serta cenderung lunak, rapuh, struktur kristal bagus, serta berwarna. Contoh Vivianit (Fe3(PO4)3), dll8. Golongan SilikaSilika adalah persenyawaan kimia dimana antara salah satu logam dengan salah satu dari SiO memiliki tetrahedralis solo atau berantai. Silika merupakan suatu golongan mineral yang paling besar dan sangat berlimpah keadaannya. Silika juga merupakan unsur pokok batuan beku dan metamorf. Contoh : ortoklas (KAlSi3O8).

BATUAN BEKUBatuan bekuadalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pembekuan daripada magma.Magmaadalah bahan cair pijar di dalam bumi, berasal dari bagian atas selubung bumi atau bagian bawah kerak bumi, bersuhu tinggi (900 1300oC) serta mempunyai kekentalan tinggi, bersifat mudah bergerak dan cenderung menuju ke permukaan bumi.Letak PembekuanBatuan beku dalamadalah batuan beku yang terbentuk di dalam bumi; sering disebut batuan beku intrusi.Batuan beku luaradalah batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi; sering disebut batuan beku ekstrusi.Batuan beku hipabisaladalah batuan beku intrusi dekat permukaan, sering disebut batuan beku gang atau batuan beku korok, atausub volcanic intrusion.Warna Batuan BekuWarna segar batuan beku bervariasi dari hitam, abu-abu dan putih cerah. Warna ini sangat dipengaruhi oleh komposisi mineral penyusun batuan beku itu sendiri. Apabila terjadi percampuran mineral berwarna gelap dengan mineral berwarna terang maka warna batuan beku dapat hitam berbintik-bintik putih, abu-abu berbercak putih, atau putih berbercak hitam, tergantung warna mineral mana yang dominan dan mana yang kurang dominan. Pada batuan beku tertentu yang banyak mengandung mineral berwarna merah daging maka warnanya menjadi putih-merah daging.Tekstur Batuan BekuTeksturadalah hubungan antar mineral penyusun batuan. Dengan demikian tekstur mencakup tingkat visualisasi ukuran butir atau granularitas, tingkat kristalisasi mineral atau kristalinitas, tingkat keseragaman butir kristal, ukuran butir kristal, dan bentuk kristal.Tingkat Visualisasi GranularitasBerdasarkan pengamatan dengan mata telanjang atau memakailoupe, maka tekstur batuan beku dibagi dua, yaitu tekstur afanitik dan tekstur faneritik.a.Afanitikadalah kenampakan batuan beku berbutir sangat halus sehingga mineral/kristal penyusunnya tidak dapat diamati secara mata telanjang atau denganloupe.b.Fanerik(faneritik, firik = phyric) adalah apabila di dalam batuan tersebut dapat terlihat mineral penyusunnya, meliputi bentuk kristal, ukuran butir dan hubungan antar butir (kristal satu dengan kristal lainnya atau kristal dengan kaca). Singkatnya, batuan beku mempunyai tekstur fanerik apabila mineral penyusunnya, baik berupa kristal maupun gelas/kaca, dapat diamati.Apabila batuan beku mempunyai tekstur afanitik maka pemerian tekstur lebih rinci tidak dapat diketahui, sehingga harus dihentikan. Sebaliknya apabila batuan beku tersebut bertekstur fanerik maka pemerian lebih lanjut dapat diteruskan.Tingkat kristalisasi atau kristalinitasa.Holokristalin,apabila batuan tersusun semuanya oleh kristal.b.Holohialin,apabila batuan tersusun seluruhnya oleh gelas atau kaca.c.Hipokristalin,apabila batuan tersusun sebagian oleh kaca dan sebagian berupa kristal.Tingkat Keseragaman Butira.Equigranular, apabila kristal penyusunnya berukuran butir relatif seragam. Tekstursakaroidaladalah tekstur dimana ukuran butirnya seragam seperti gula pasir atau gula putih.b.Inequigranular,jika ukuran butir kristal penyusunnya tidak sama.Ukuran butir kristal : < 1 mm berbutir halus1 5 mm berbutir sedang5 30 mm berbutir kasar> 30 mm berbutir sangat kasarBentuk Kristala.Euhedral,jika kristal berbentuk sempurna/lengkap, dibatasi oleh bidang kristal yang ideal (tegas, jelas dan teratur). Batuan beku yang hampir semuanya tersusun oleh mineral dengan bentuk kristal euhedral, disebut berteksturidiomorfik granularatau panidiomorfik granular.b.Subhedral,jika kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tidak begitu jelas, sebagian teratur dan sebagian tidak. Tekstur batuan beku dengan mineral penyusun umumnya berbentuk kristal subhedral disebuthipidiomorfik granularatau subidiomorfik granular.c.Anhedral, kalau kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tidak teratur. Tekstur batuan yang tersusun oleh mineral dengan bentuk kristal anhedral disebutalotriomorfik granularatau xenomorfik granular.Secara tiga dimensi, bentuk kristal disebut :a.Kubus atau equidimensional,apabila ketiga dimensinya sama panjang.b.Tabular atau papan,apabila dua dimensi kristalnya lebih panjang dari satu dimensi yang lain.c.Prismatik atau balok,jika dua dimensi kristalnya lebih pendek dari satu dimensi yang lain. Bentuk ini ada yang prismatik pendek (gemuk) dan prismatik panjang (kurus, kadang-kadang seperti jarum).Di dalam batuan beku bertekstur holokristalin inequigranular dan hipokristalin terdapat kristal berukuran butir besar, disebutfenokris,yang tertanam di dalammasadasar(groundmass). Kenampakan demikian disebut teksturporfir atau porfiriatau firik. Teksturholokristalin porfiritikadalah apabila di dalam batuan beku itu terdapat kristal besar (fenokris) yang tertanam di dalam masadasar kristal yang lebih halus. Teksturhipokristalin porfiritikdiperuntukkan bagi batuan beku yang mempunyai fenokris tertanam di dalam masadasar gelas. Karena tekstur holokristalin porfiritik dan hipokristalin porfiritik secara mata telanjang dapat diidentifikasi maka kenampakan tersebut dapat disebut berteksturfaneroporfiritik. Sebaliknya, apabila fenokrisnya tertanam di dalam masadasar afanitik maka batuannya berteksturporfiroafanitik. Teksturvitrofirikadalah tekstur dimana mineral penyusunnya secara dominan adalah gelas, sedang kristalnya hanya sedikit (< 10 %).Teksturdiabasikadalah tekstur dimana kristal plagioklas berbentuk prismatik panjang (lath-like), berarah relatif sejajar dan di antaranya terdapat butir-butir lebih kecil daripada kristal olivin dan piroksen. Teksturgabroikadalah tekstur holokristalin, berbutir sedang kasar ( : 1 30 mm), tersusun secara dominan oleh mineral mafik (olivin, piroksen, amfibol) dan plagioklas basa. Teksturgranitikadalah tekstur holokristalin berbutir sedang-kasar tersusun oleh plagioklas asam, alkali felspar, dan kuarsa. Teksturpegmatitikadalah tekstur holokristalin kasar sangat kasar ( 5 mm), tersusun oleh alkali felspar dan kuarsa. Teksturdioritiksebanding dengan tekstur gabroik dan granitik tetapi biasanya untuk batuan beku menengah.STRUKTUR BATUAN BEKU1.Masifatau pejal, umumnya terjadi pada batuan beku dalam. Pada batuan beku luar yang cukup tebal, bagian tengahnya juga dapat berstruktur masif.2.Berlapis, terjadi sebagai akibat pemilahan kristal (segregasi) yang berbeda pada saat pembekuan.3.Vesikuler, yaitu struktur lubang bekas keluarnya gas pada saat pendinginan. Struktur ini sangat khas terbentuk pada batuan beku luar. Namun pada batuan beku intrusi dekat permukaan struktur vesikuler ini kadang-kadang juga dijumpai. Bentuk lubang sangat beragam, ada yang berupa lingkaran atau membulat, elip, dan meruncing atau menyudut, demikian pula ukuran lubang tersebut. Vesikuler berbentuk melingkar umumnya terjadi pada batuan beku luar yang berasal dari lava relatif encer dan tidak mengalir cepat. Vesikuler bentuk elip menunjukkan lava encer dan mengalir. Sumbu terpanjang elip sejajar arah sumber dan aliran. Vesikuler meruncing umumnya terdapat pada lava yang kental.4.Struktur skoria(scoriaceous structure) adalah struktur vesikuler berbentuk membulat atau elip, rapat sekali sehingga berbentuk seperti rumah lebah.5.Struktur batuapung(pumiceous structure) adalah struktur vesikuler dimana di dalam lubang terdapat serat-serat kaca.6.Struktur amigdaloid(amygdaloidal structure) adalah struktur vesikuler yang telah terisi oleh mineral-mineral asing atau sekunder.7.Struktur aliran(flow structure), adalah struktur dimana kristal berbentuk prismatik panjang memperlihatkan penjajaran dan aliran.Struktur batuan beku tersebut di atas dapat diamati dari contoh setangan (hand specimen) di laboratorium. Sedangkan struktur batuan beku dalam lingkup lebih besar, yang dapat menunjukkan hubungan dengan batuan di sekitarnya, seperti dike (retas), sill, volcanic neck, kubah lava, aliran lava dan lain-lain hanya dapat diamati di lapangan.KOMPOSISI MINERALBerdasarkan jumlah kehadiran dan asal-usulnya, maka di dalam batuan beku terdapat mineral utama pembentuk batuan (essential minerals), mineral tambahan(accessory minerals) dan mineral sekunder (secondary minerals).1.Essential minerals, adalah mineral yang terbentuk langsung dari pembekuan magma, dalam jumlah melimpah sehingga kehadirannya sangat menentukan nama batuan beku.2.Accessory minerals, adalah mineral yang juga terbentuk pada saat pembekuan magma tetapi jumlahnya sangat sedikit sehingga kehadirannya tidak mempengaruhi penamaan batuan. Mineral ini misalnya kromit, magnetit, ilmenit, rutil dan zirkon. Mineral esensiil dan mineral tambahan di dalam batuan beku tersebut sering disebut sebagai mineral primer, karena terbentuk langsung sebagai hasil pembekuan daripada magma.3.Secondary mineralsadalah mineral ubahan dari mineral primer sebagai akibat pelapukan, reaksi hidrotermal, atau hasil metamorfisme. Dengan demikian mineral sekunder ini tidak ada hubungannya dengan pembekuan magma. Mieral sekunder akan dipertimbangkan mempengaruhi nama batuan ubahan saja, yang akan diuraikan pada acara analisis batuan ubahan. Contoh mineral sekunder adalah kalsit, klorit, pirit, limonit dan mineral lempung.4.Gelas atau kaca, adalah mineral primer yang tidak membentuk kristal atau amorf. Mineral ini sebagai hasil pembekuan magma yang sangat cepat dan hanya terjadi pada batuan beku luar atau batuan gunungapi, sehingga sering disebut kaca gunungapi (volcanic glass).5. Mineralfelsikadalah adalah mineral primer atau mineral utama pembentuk batuan beku, berwarna cerah atau terang, tersusun oleh unsur-unsur Al, Ca, K, dan Na. Mineral felsik dibagi menjadi tiga, yaitufelspar, felspatoid (foid) dan kuarsa. Di dalam batuan, apabila mineral foid ada maka kuarsa tidak muncul dan sebaliknya. Selanjutnya, felspar dibagi lagi menjadialkali felspar dan plagioklas.6. Mineralmafikadalah mineral primer berwarna gelap, tersusun oleh unsur-unsur Mg dan Fe. Mineral mafik terdiri dari olivin, piroksen, amfibol (umumnya jenis hornblende), biotit dan muskovit.Pemerian dan pengenalan mineral pembentuk batuan beku tersebut secara megaskopik sudah harus dikuasai oleh para praktikan, seperti diberikan pada kuliah dan praktikum kristalografi-mineralogi serta dipraktekkan lagi pada acara I pengenalan mineral pembentuk batuan, praktikum petrologi ini. Untuk mengetahui genesa masing-masing mineral pembentuk batuan tersebut di atas, praktikan dianjurkan untuk mempelajari Reaksi Seri Bowen yang terdapat di dalam buku-buku literatur Petrologi (misal Middlemost, 1985, Magmas and magmatic rocks, Longman, Inc., London, 266 p).PENAMAAN / KLASIFIKASIBerdasarkan letak pembekuannya maka batuan beku dapat dibagi menjadi batuan beku intrusi dan batuan beku ekstrusi. Batuan beku intrusi selanjutnya dapat dibagi menjadi batuan beku intrusi dalam dan batuan beku intrusi dekat permukaan. Berdasarkan komposisi mineral pembentuknya maka batuan beku dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu batuan beku ultramafik, batuan beku mafik, batuan beku menengah dan batuan beku felsik. Istilah mafik ini sering diganti dengan basa, dan istilah felsik diganti dengan asam, sekalipun tidak tepat.Termasuk batuan beku dalam ultramafik adalahdunit, piroksenit, anortosit, peridotit dan norit. Dunit tersusun seluruhnya oleh mineral olivin, sedang piroksenit oleh piroksen dan anortosit oleh plagioklas basa. Peridotit terdiri dari mineral olivin dan piroksen; norit secara dominan terdiri dari piroksen dan plagioklas basa. Batuan beku luar ultramafik umumnya bertekstur gelas atau vitrofirik dan disebutpikrit.Batuan beku dalam mafik disebutgabro, terdiri dari olivin, piroksen dan plagioklas basa. Sebagai batuan beku luar kelompok ini adalahbasal. Batuan beku dalam menengah disebutdiorit, tersusun oleh piroksen, amfibol dan plagioklas menengah, sedang batuan beku luarnya dinamakanandesit. Antara andesit dan basal ada nama batuan transisi yang disebutandesit basal(basaltic andesit). Batuan beku dalam agak asam dinamakandiorit kuarsa atau granodiorit, sedangkan batuan beku luarnya disebutdasit. Mineral penyusunnya hampir mirip dengan diorit atau andesit, tetapi ditambah kuarsa dan alkali felspar, sementara palgioklasnya secara berangsur berubah ke asam. Apabila alkali felspar dan kuarsanya semakin bertambah dan palgioklasnya semakin asam maka sebagai batuan beku dalam asam dinamakangranit, sedang batuan beku luarnya adalahriolit. Di dalam batuan beku asam ini mineral mafik yang mungkin hadir adalah biotit, muskovit dan kadang-kadang amfibol. Batuan beku dalam sangat asam, dimana alkali felspar lebih banyak daripada plagioklas adalahsienit, sedangpegmatithanyalah tersusun oleh alkali felspar dan kuarsa. Batuan beku yang tersusun oleh gelas saja disebutobsidian, dan apabila berstruktur perlapisan disebutperlit.Nama-nama batuan beku tersebut di atas sering ditambah dengan aspek tekstur, struktur dan atau komposisi mineral yang sangat menonjol. Sebagai contoh, andesit porfir, basal vesikuler dan andesit piroksen. Penambahan nama komposisi mineral tersebut umumnya diberikan apabila persentase kehadirannya paling sedikit 10 %. Perkiraan persentase kehadiran mineral pembentuk batuan (Tabel 3.4) dan tabel klasifikasi batuan beku (Tabel 3.5) dapat membantu memberikan nama terhadap batuan beku.Tabel 3.4 Diagram persentase untuk perkiraan komposisi berdasarkan volume.

Tabel 3.5 Klasifikasi batuan beku (ODunn & Sill, 1986)

BATUAN PIROKLASTIKA (PYROCLASTIC ROCKS)Batuan piroklastika adalah suatu batuan yang berasal dari letusan gunungapi, sehingga merupakan hasil pembatuan daripada bahan hamburan atau pecahan magma yang dilontarkan dari dalam bumi ke permukaan. Itulah sebabnya dinamakan sebagaipiroklastika, yang berasal dari katapyroberarti api (magma yang dihamburkan ke permukaan hampir selalu membara, berpendar atau berapi), danclastartinya fragmen, pecahan atau klastika. Dengan demikian, pada prinsipnya batuanpiroklastika adalah batuan beku luar yang bertekstur klastika. Hanya saja pada proses pengendapan, batuan piroklastika ini mengikuti hukum-hukum di dalam proses pembentukan batuan sedimen. Misalnya diangkut oleh angin atau air dan membentuk struktur-struktur sedimen, sehingga kenampakan fisik secara keseluruhan batuannya seperti batuan sedimen. Pada kenyataannya, setelah menjadi batuan, tidak selalu mudah untuk menyatakan apakah batuan itu sebagai hasil kegiatan langsung dari suatu letusan gunungapi (sebagai endapan primer piroklastika), atau sudah mengalami pengerjaan kembali (reworking) sehingga secara genetik dimasukkan sebagai endapan sekunder piroklastika atau endapan epiklastika. Berdasarkan ukuran butir klastikanya, sebagai bahan lepas (endapan) dan setelah menjadi batuan piroklastika, penamaannya seperti pada Tabel 3.6.Bom gunungapi adalah klastika batuan gunungapi yang mempunyai struktur-struktur pendinginan yang terjadi pada saat magma dilontarkan dan membeku secara cepat di udara atau air dan di permukaan bumi. Salah satu struktur yang sangat khas adalah struktur kerak roti (bread crust structure). Bom ini pada umumnya mempunyai bentuk membulat, tetapi hal ini sangat tergantung dari keenceran magma pada saat dilontarkan. Semakin encer magma yang dilontarkan, maka material itu juga terpengaruh efek puntiran pada saat dilontarkan, sehingga bentuknya dapat bervariasi. Selain itu, karena adanya pengeluaran gas dari dalam material magmatik panas tersebut serta pendinginan yang sangat cepat maka pada bom gunungapi juga terbentuk struktur vesikuler serta tekstur gelasan dan kasar pada permukaannya. Bom gunungapi berstruktur vesikuler di dalamnya berserat kaca dan sifatnya ringan disebutbatuapung(pumice). Batuapung ini umumnya berwarna putih terang atau kekuningan, tetapi ada juga yang merah daging dan bahkan coklat sampai hitam. Batuapung umumnya dihasilkan oleh letusan besar atau kuat suatu gunungapi dengan magma berkomposisi asam hingga menengah, serta relatif kental. Bom gunungapi yang juga berstruktur vesikuler tetapi di dalamnya tidak terdapat serat kaca, bentuk lubang melingkar, elip atau seperti rumah lebah disebutskoria(scoria). Bom gunungapi jenis ini warnanya merah, coklat sampai hitam, sifatnya lebih berat daripada batuapung dan dihasilkan oleh letusan gunungapi lemah berkomposisi basa serta relatif encer. Bom gunungapi berwarna hitam, struktur masif, sangat khas bertekstur gelasan, kilap kaca, permukaan halus, pecahan konkoidal (seperti botol pecah) dinamakanobsidian. Blok atau bongkah gunungapi dapat merupakan bom gunungapi yang bentuknya meruncing, permukaan halus gelasan sampai hipokristalin dan tidak terlihat adanya struktur-struktur pendinginan. Dengan demikian blok dapat merupakan pecahan daripada bom gunungapi, yang hancur pada saat jatuh di permukaan tanah/batu. Bom dan blok gunungapi yang berasal dari pendinginan magma secara langsung tersebut disebut bahan magmatik primer, material esensial ataujuvenile). Blok juga dapat berasal dari pecahan batuan dinding (batuan gunungapi yang telah terbentuk lebih dulu, sering disebut bahan aksesori), atau fragmen non-gunungapi yang ikut terlontar pada saat letusan (bahan aksidental).Tabel 3.6 Klasifikasi batuan piroklastika.Ukuran butirNama butiran (klastika)Nama batuan

> 64 mmBom gunungapiBlok/bongkah gunungapiAglomeratBreksi piroklastika

2 64 mmLapiliBatulapili

1 2 mmAbu gunungapi kasar (pasir kasar)Tuf kasar

< 1 mmAbu gunungapi halusTuf halus

Berdasarkan komposisi penyusunnya, tuf dapat dibagi menjadi tuf gelas, tuf kristal dan tuf litik, apabila komponen yang dominan masing-masing berupa gelas/kaca, kristal dan fragmen batuan. Tuf juga dapat dibagi menjadi tuf basal, tuf andesit, tuf dasit dan tuf riolit, sesuai klasifikasi batuan beku. Apabila klastikanya tersusun oleh fragmen batuapung atau skoria dapat juga disebut tuf batuapung atau tuf skoria. Demikian pula untuk aglomerat batuapung, aglomerat skoria, breksi batuapung, breksi skoria, batulapili batuapung dan batulapili skoria.

PETROGENESA BATUAN BEKUPetrogenesa adalah bagian dari petrologi yang menjelaskan seluruh aspek terbentuknya batuan mulai dari asal-usul atau sumber, proses primer terbentuknya batuan hingga perubahan-perubahan (proses sekunder) pada batuan tersebut. Untuk batuan beku, sebagai sumbernya adalah magma. Proses primer menjelaskan rangkaian atau urutan kejadian dari pembentukan berbagai jenis magma sampai dengan terbentuknya berbagai macam batuan beku, termasuk lokasi pembekuannya. Setelah batuan beku itu terbentuk, batuan itu kemudian terkena proses sekunder, antara lain berupa oksidasi, pelapukan, ubahan hidrotermal, penggantian mineral (replacement), dan malihan, sehingga sifat fisik maupun kimiawinya dapat berubah total dari batuan semula atau primernya.Berhubung proses petrogenetik tersebut sebagian besar berlangsung lama (dalam ukuran waktu geologi), dan umumnya terjadi di bawah permukaan bumi, sehingga tidak dapat diamati langsung, maka analisis atau penjelasannya bersifat interpretatif. Pembuktian mungkin dapat ditunjukkan berdasar hasil-hasil eksperimen di laboratorium, sekalipun hanya pada batas-batas tertentu. Analisis interpretatif tersebut tetap didasarkan pada data obyektif atau deskriptif hasil pemerian yang meliputi warna, tekstur, struktur, komposisi mineral dan kenampakan khusus lainnya.

BATUAN PIROKLASIKBatuan piroklastikadalah batuan yg bersifat klastik (lepas-lepas) hasil dari erupsi suatu gunungapi yang langsung terendapkan. Penamaan batuan piroklastik berdasarkan besar butir (Schmid, 1981), yaitu: Erupsi gunungapi yang eksplosif menghasilkan tiga macam endapan piroklastik, yaitu:1. piroklastik jatuhan (fall),2. piroklastik aliran (flow), dan3. piroklastiksurge.Mekanisme erupsi eksplosif yang terjadi disebabkan oleh erupsi magmatis, preato magmatis, dan preatik. Piroklastik jatuhan mempunyai ketebalan endapan yang sama, sementara piroklastik aliran akan menebal pada cekungan dan piroklasktiksurgeadalah gabungan keduanya.(Gambar hubungan geometri endapan piroklastik (Wright, Smith dan Self, 1980))1. Piroklastik Jatuhan (Fall)Endapan jatuhan piroklastik terjadi akibat letusan gunungapi yang eksplosif. Pada erupsi preatik, abu gunungapi tidak sebanyak pada erupsi magmatis. Ketebalan endapan piroklastik jatuhan relatif seragam dengan pemilahan yang baik, akibat proses fraksinasi oleh angin saat pengendapannya.

2. Piroklastik aliran (flow)Endapan piroklastik ini terjadi ketika abu panas, fragmen batuan dan gas yang bergerak ke bawah dari pusat erupsi eksplosif sebagai longsoran berkecepatan tinggi ketika ada bagian kubah lereng gunungapi yang roboh, sehingga menghasilkan suatu aliran piroklastik dengan suhu tinggi (sekitar 8000) dan kecepatan 65-100 km/jam. Aliran piroklastik umumnya terdiri dari 3 jenis utama, yaitu: endapan aliran bongkah dan abu, endapan aliran scoria dan endapan aliran batuapung atau ignimbrite (welded tuff).

(Gambar mekanisme terjadinya aliran piroklastik (modifikasi dari Cas dan Wright, 1988)3. PiroklastikSurgeEndapan piroklastik surge umumnya terjadi akibat dari suatu letusan gunungapi, yang temudian teralirkan (mekanisme gabungan antara jatuhan piroklastik dan aliran piroklastik). Endapan ini berasosiasi dengan erupsi preatomagmatik dan preatik, aliran piroklastik dan jatuhan piroklastik. Endapan ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu base surge, graund surge dan ash clound surge.

(Gambar skema pengendapan piroklastik (Walker,1983))

BATUAN SEDIMENPEMBENTUKAN BATUAN SEDIMENBatuan sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan materi hasil erosi atau pelarutan. Jadi asalnya dari batuan yang sudah ada, baik batuan beku, batuan metamorf yang mengalami pelapukan, terkikis, tersangkut kemudian diendapkan ditempat lain, sehingga mengalami proses sementasi dan litifikasi menjadi batuan sedimen yang keras. Sedimen akan menjadi batuan sedimen melalui proses pengerasan atau pembatuan yang melibatkan :

a. Pemampatan (Compaction)b. Penyimenan (Cementation)c. Penghabluran semula (Recrystallization) terutamanya sedimen karbonat)

2.1.1 Pemampatan (compaction)

Pemampatan menyebabkan butiran sedimen akan tertekan semasa tertimbus. Susunan butiran akan tersusun semula dengan lebih padat. Jika banyak partikal yang lembut seperti syal, sedimen lebih mudah mengalami pemampatan. Akibat daripada pemampatan, lapisan menjadi lebih nipis, porositi berkurangan, terutama dalam sedimen lumpur terrigenus.Pengurangan porositi dan kehilangan air mencapai 60-80%. Air akan mengalir ke kawasan yang berketelapan tinggi seperti pasir, dan akan memain perana penting dalam pelarutan dan pemendapan kimia dalam pasir. Setelah tersusun semula, pemampatan yang terterusan menyebabkan butiran bersentuhan satu sama lain. Tempat sentuhan mengalami tekanan yang tinggi dan perubahan fizikal berlaku, seperti proses larutan tekanan (pressure solution). Silika yang terlarut akan masuk dalam rongga antara butiran dan boleh membentuk simen.

2.1.2 Penyemenan (cementation)

Penyemenan merupakan proses dimana mineral baru yang berasal daripada cairan rongga (pore fluids) akan terbentuk/termendap di permukaan butiran atau berlakunya tumbuh-tambah atau tumbuh-lampau atau pertumbesaran (overgrowths) mineral yang sedia ada. Jenis semen yang utama ialah kuarza dan kalsit.Simen akan mengikat butiran menyebabkan sedimen menjadi batu. Penyimenan biasanya berlaku diperingkat pertengahan diagenesis. Jika berlaku diperingkat awal, ia boleh mengurangkan kesan pemampatan, yang mana simen yang keras boleh menahan tekanan.Semen kuarza berasal daripada air liang yang tepu dengan silika, iaitu hasil daripada pelarutan organisma bersilika, larutan tekanan kuarza, diagenesis kimia mineral liat dan lain-lain. Semen kalsit boleh terbentuk semasa sedimen terendap, iaitu di kawasan sekitaran karbonat.

2.1.3 Penghabluran Semula (recrystallization)

Penghabluran semula ialah proses perubahan saiz dan/atau perubahan bentuk, tanpa adanya perubahan kimia atau mineralogi. Biasanya saiz akan bertambah, tetapi pengecilan saiz boleh berlaku. Penghabluran semula penting dalam batu kapur, yang mana saiz kalsit menjadi bertambah besar, tekstur serta strukturnya mungkin musnah.

2.2 JENIS BATUAN SEDIMEN

Secara umumnya, sedimen atau batuan sedimen terbentuk dengan dua cara, yaitu :1) terbentuk dalam lembangan pengendapan atau dengan kata lain ianya tidak mengalami proses pengangkutan. Sedimen sebegini dikenali sebagai sedimen autochthonous. Antara sedimen yang termasuk dalam kumpulan ini ialah evaporit, batu kapur, laterit.2) mengalami proses angkutan, atau dengan kata lain, puncanya daripada kawasan luar lembangan, dan proses luluhawa, hakisan dan angkutan membawa sedimen ini ke lembangan pengendapan yang baru. Sedimen ini dipanggil sedimen allochthonous. Antara yang termasuk dalam kumpulan ini ialah konglomerat, volkanoklastik.Selain daripada pengelasan di atas, batuan sedimen boleh dikelaskan kepada beberapa jenis, bergantung kepada cara dan proses pembentukannya. Antara klas batuan sedimen yang utama ialah;1- Terrigenous (detrital atau berklas / klastik clastic). Batuan klastik merupakan batuan yang puncanya berasal daripada suatu tempat lain, dan telah diendapkan dalam lembangan baru setelah mengalami proses pengangkutan. Antara nama batuan utama yang terdapat dalam kumpulan ini ialah;Konglomerat atau breksia, Batu pasir,Batu lodak, & Syal.

2- Sedimen endapan kimia / biokimia (Chemical/biochemical). Batuan endapat kimia merupakan batuan yang terbentuk hasil daripada pemendapan kimia daripada larutan, ataupun terdiri daripada endapan hidupan bercangkang mineral karbonat atau bersilika atau berfosfat dan lain-lain.. Antara batuan yang tergolong dalam kumpulan ini ialah; Evaporit, Batuan sedimen karbonat (batu kapur dan dolomit), Batuan sedimen bersilika (rijang), & Endapan organik (batu arang).

3- Batuan volkanoklastik (Volcanoclastic rocks). Batuan volkanoklastik yang berasal daripada aktiviti gunung berapi. Debu-debu daripada aktiviti gunung berapi ini akan terendap seperti sedimen yang lain. Antara batuan yang ada dalam kumpulan ini ialah; Batu pasir bertuf & Aglomerat.2.3 PENGGOLONGAN BATUAN SEDIMEN

Berdasarkan tenaga yang mengangakut hasil pelapukan / erosi, dapat digolongkan atas :a. Sedimen aquatis, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga air. Contoh: gosong pasir, flood plain, natural levee, alluvial fan, delta, dan sebagainya.b. Sedimen aeolis/aeris, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga angin. Contoh : sand dunes, tanah loss, dan sebagainya.c. Sedimen glasial, yaitu sedimen yang diangkut oleh tenaga gletser Contoh : morena, drumline.Materi partikel ada yang kasar dua ada yang halus cara pengangkutan bermacam-macam, ada yang terdorong (trection), terbawa secara melompat-lompat (saltion, terbawa dalam duspensi, ada pula yang (solution). Berdasarkan terbentuknya (lingkungan pengendapan ), batuan sedimen dibagi menjadi dibagi menjadi tiga, yaitu :a. Sedimen laut (marine), diendapkan di laut contohnya batu gamping, dolomit, napal, dan sebagainya.b. Sedimen darat (teristris/kontinen), prosesnya terjadi di darat, misalnya : endapan sungai (aluvium), endapan danau, talus, koluvium, endapan gurun (aeolis), dan sebagainya.c. Sedimen transisi, lokasi pembentukanya terletak antara darat dan laut, misalnya endapan delta dan endapan rawa-rawa (limnis).Berbagai penggolongan dan penamaan batuan sedimen telah dikemukakan oleh para ahli, baik berdarkan genetis maupun diskriptif. Secara genetis disimpulkan dalam dua golongan (Pettijohn, 1975 ddan W. T. Huang, 1962) :

a. Batuan Sedimen Klastik

Batuan Sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk akibat proses pengendapan secara mekanik ataupun litifikasi batuan-batuan yang telah ada sebelumnya. Batuan sedimen klastik banyak mengandung Allogenic Minerals (mineral yang terbentuk di lingkungan sedimenasi atau pada saat sedimenasi berlangsung). Allogenic mineral mempunyai daya tahan yang tinggi. Mineral ini berasal dari bataun yang telah ada yang telah mengalami tahap transportasi dan kemudian mengendap pada lingkungan sedimenasi. Beberapa contoh mineral ini, antara lain kwarasa, hornblende, biotit, plagioklas, kaolinite, montmorillonite, hydromuscovite, gypsum, kalsedon, hematit, siderit, limonit, dan garnet.

b. Batuan Sedimen Non-Klastik

Batuan sedimen non-klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk akibat proses kimia baik dari larutan ataupun aktivitas organik. Didalam batuan sedimen non-klastik banyak sekali dijumpai Authigenic mineral (mineral yang terbentuk di daerah cekungan atau lingkungan sedimenasi). Beberapa contoh Authigenic mineral yaitu gypsum, anhydrite, kalsit, dan halit. Selain tersusun atas mineral-mineral, batuan sedimen juga tersusun atas fragmen batuan dan fosil. Kristal-kristal pada batuan sedimen juga memiliki andil dalam pengklasifikasian batuan sedimen. Pengklasifikasian batuan sedimen berdasarkan ukuran kristal dilakukan oleh Howell dan Hirschwald. Pengklasifikasiannya sebagai berikut :

Makrokristalin, batuan dengan mineral yang kristal penyusunnya berukuran lebih dari 0,75mm.

Mesokristalin, batuan dengan mineral yang kristal penyusunnya berukuran 0,2mm hingga 0,75mm.

Mikrokristalin, batuan dengan mineral yang kristal penyusunnya berukuran 0,01mm hingga 0,2 mm.

Kriptokristalin, batuan dengan mineral yang kristal penyusunnya berukuran lebihkecil dari 0,01 mm

2.4 TEKSTUR BATUAN SEDIMEN

Tekstur batuan sedimen adalah segala kenampakan yang berkaitan dengan butir sedimen, mulai dari ukuran butir, bentuk butir, hingga orientasi. Proses pembentukan batuan sedimen dapat kita lihat pada strukturnya. Dari tekstur, kita juga dapat mengintepretasikan lingkungan sedimenasi suatu batuan sedimen.

2.4.1 Tekstur Batuan Sedimen KlastikUnsur-unsur tekstur batuan sedimen klastik, adalah sebagai berikut : Fragmen, butiran yang berukuran lebih besar daripada pasir. Matrik, butiran yang ukurannya lebih kecil daripada fragmen, dan mengisi sela- sela diantara fragmen, serta diendapkan bersama fragmen. Semen, material halus yang berperan sebagai pengikat. Semen diendapkan setelah fragmen dan matrik. Semen umumnya berupa silika, kalsit, sulfat, atau oksida besi.Untuk mengukur ukuran butir pada batuan sedimen klastik digunakan skala Wentworth (1922).Ukuran Butir (mm) Nama Butir>256 Bongkah64-256 Brangkal4-64 Kerakal2-4 Kerikil1-2 Pasir Sangat Kasar-1 Pasir Kasar- Pasir Sedang1/8-1/4 Pasir Halus1/16-1/8 Pasir Sangat Halus1/16-1/256 LanauLempungSkala WentworthAda beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran butir. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :a. Jenis Pelapukanb. Jenis Transportasic. Waktu / jarak Transportd. ResistansiBentuk ButirBentuk butir batuan sedimen yang utama terdiri atas dua macam. Pertama, membulat (konglomerat). Dan kedua adalah meruncing (Breksi). Tingkat kebundaran butir batuan sedimen klastik dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor- faktor tersebut adalah sebagai berikut :- Komposisi butir- Ukuran butir- Jenis proses transprtasi- Jarak transportButiran dari mineral yang resisten akan berbentuk kurang bundar dibandingkan batuan yang kurang resisten. Butiran yang ukurannya diatas 64 mm akan lebih bundar dibandingkan yang berukuran lebih kecil. Jarak transport berpengaruh pada tingkat kebundaran. Semakin jauh jarak transport, maka akan semakin bundar.Pemilahan atau SortasiTerdiri atas sortasi baik dan sortasi buruk.- Sortasi baik, jika ukuran butir merata atau sama besar.- Sortasi buruk, jika ukuran butir tidak merata, terdapat fragmen dan matrik.KemasKemas pada batuan sedimen klastik terdiri atas :- Kemas terbuka, biila butiran tidak saling bersentuhan.- Kemas tertutup, jika butiran saling bersentuhan.2.4.2 Tekstur Batuan Sedimen Non-KlastikPada umumnya batuan sedimen non-klastik terdiri atas satu jenis mineral atau yang biasa disebut monomineralik. Pembagian jenis-jenis tekstur pada batuan sedimen non-klastik biasanya dengan memperhatikan kenampakan kristal penyusunnya. Macam-macam tekstur batuan sedimen non-klastik adalah sebagai berikut : Amorf, partikel-partikel umumnya berukuran lempung atau berupa koloid, non-kristalin Oolitik, tersusun atas kristal-kristal yang berbentuk bulat atau elipsoid. Berkoloni atau berkumpul, ukuran butirnya berkisar 0,25 mm 2mm Pisolitik, memiliki karakteristik seperti oolitik, namun memiliki ukuran butir yang lebih besar, lebih dari 2mm Sakaroidal, terdiri atas butir-butir yang berukuran sangat halus dengan ukuran yang sama besar Kristalin, tersusun atas kristal-kristal yang berukuran besarUkuran butir kristal batuan sedimen non-klastik dibedakan atas :- Berbutir kasar, dengan ukuran >5mm- Berbutir sedang, dengan ukuran 1-5mm- Berbutir halus, dengan ukuran