mineral harus baca

56
MINERAL III.1 Pengertian Mineralogi Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari asal usul genesa mineral, sifat fisik dan kimianya serta klasifikasi dan pemanfaatannya. Minerologi terdiri dari kata mineral dan logos, dimana mengenai arti mineral mempunyai pengertian berlainan dan bahkan dikacaukan dikalangan awam. Sering diartikan sebagai bahan bukan organic ( Anorganik). III.2 Pengertian Mineral Sedangkan mineral adalah suatu zat ( fasa ) padat yang terdiri dari unsur atau persenyawaan kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik, mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika tertentu dan mempunyai penempatan atom-atom secara beraturan di dalamnya, atau dikenal sebagai struktur kristal. Selain itu kata mineral juga mempunyai banyak arti, hal ini tergantung darimana kita meninjaunya. Mineral dalam arti farmasi lain dengan pengertian di bidang geologi. Istilah mineral dalam arti geologi adalah zat atau benda yang terbentuk oleh proses alam, biasanya bersifat padat serta tersusun dari komposisi kimia tertentu dan mempunyai sifat- sifat fisik yang tertentu pula. Mineral terbentuk dari atom- atom serta molekul-molekul dari berbagai unsur kimia, dimana atom-atom tersebut tersusun dalam suatu pola yang teratur. Keteraturan dari rangkaian atom ini akan menjadikan mineral mempunyai sifat dalam yang teratur. Mineral pada umumnya merupakan zat anorganik. ( Murwanto, Helmy, dkk. 1992 ) Maka pengertian yang jelas dari batas mineral oleh beberapa ahli geologi perlu diketahui walaupun dari kenyataannya tidak ada satupun persesuaian umum untuk definisinya. Definisi mineral menurut beberapa ahli : L.G. Berry dan B. Mason, 1959 Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas – batas tertentu dan mempunyai atom – atom yang tersusun secara teratur. D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972 Mineral adalah suatu bahan padat yang secara structural homogen mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh

Upload: hardito-widyastomo-kusuma

Post on 04-Jul-2015

421 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mineral Harus Baca

MINERAL

III.1 Pengertian MineralogiMineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari asal usul genesa mineral, sifat fisik dan kimianya serta klasifikasi dan pemanfaatannya. Minerologi terdiri dari kata mineral dan logos, dimana mengenai arti mineral mempunyai pengertian berlainan dan bahkan dikacaukan dikalangan awam. Sering diartikan sebagai bahan bukan organic ( Anorganik).

III.2 Pengertian MineralSedangkan mineral adalah suatu zat ( fasa ) padat yang terdiri dari unsur atau persenyawaan kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik, mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika tertentu dan mempunyai penempatan atom-atom secara beraturan di dalamnya, atau dikenal sebagai struktur kristal.Selain itu kata mineral juga mempunyai banyak arti, hal ini tergantung darimana kita meninjaunya. Mineral dalam arti farmasi lain dengan pengertian di bidang geologi. Istilah mineral dalam arti geologi adalah zat atau benda yang terbentuk oleh proses alam, biasanya bersifat padat serta tersusun dari komposisi kimia tertentu dan mempunyai sifat-sifat fisik yang tertentu pula. Mineral terbentuk dari atom-atom serta molekul-molekul dari berbagai unsur kimia, dimana atom-atom tersebut tersusun dalam suatu pola yang teratur. Keteraturan dari rangkaian atom ini akan menjadikan mineral mempunyai sifat dalam yang teratur. Mineral pada umumnya merupakan zat anorganik. ( Murwanto, Helmy, dkk. 1992 )Maka pengertian yang jelas dari batas mineral oleh beberapa ahli geologi perlu diketahui walaupun dari kenyataannya tidak ada satupun persesuaian umum untuk definisinya. Definisi mineral menurut beberapa ahli :L.G. Berry dan B. Mason, 1959Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas – batas tertentu dan mempunyai atom – atom yang tersusun secara teratur.D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972Mineral adalah suatu bahan padat yang secara structural homogen mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik.A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia tertentu atau dalam batas – batas dan mempunyai sifat – sifat tetap, dibentuk dialam dan bukan hasil suatu kehidupan.

Sebagian besar mineral – mineral ini terdapat dalm keadaan padat, akan tetapi dapat juga berada dalam keadaan setengah padat, gas, ataupun cair. Mineral – mineral padat itu biasanya terdapat dalam bentuk – bentuk kristal, yang agak setangkup, dan yang pada banyak sisinya dibatasi oleh bidang – bidang datar. Bidang – bidang geometric ini memberi bangunan yang tersendiri sifatnya pada mineral yang bersangkutan. Minyak bumi misalnya adalah mineral dalam bentuk cair, sedangkan gas bumi adalah mineral dalam bentuk gas. Sebagian dari mineral dapat juga dilihat dalam bentuk amorf, artinya tidak mempunyai susunan dan bangunankristal sendiri. Pengenalan atau dterminasi mineral – mineral dapat didasarkan atas bebagai sifat dari mineral – mineral tersebut.

III.3 Jenis MineralMineral ada yang merupakan unsur bebas dan ada yang merupakan bentuk persenyawaan.

Page 2: Mineral Harus Baca

1. SilicatesMenyusun 95 % bagian litosfer dan mantel bumi bagian atas. Komposisi utamanya adalah Silicon ( Si ) dan Oksigen ( O ).

Framework silicates, yang paling berlimpah di alam adalah :QuartzFeldspars:Orthoclase, Kaya akan Kalium ( K ) Plagioclase, Kaya akan Kalsium ( Ca ) dan Natrium ( Na )Sheet silicatesMicasMuscovite, kaya akan Alumunium ( Al ) dan berwarna cerahBiotite, kaya akan Besi ( Fe ) dan berwarna gelapChain silicatesPyroxenes, berantai tunggalAmphiboles, berantai gandaSingle tetrahedronOlivine

Oxides Tersusun dari Oksigen ( O ) dan logam atau ion-ion lain.Hematite (Fe2O3) Magnetite (Fe3O4) Corundum (Al2O3

3. CarbonatesTersusun dari ion inti ( CO3 )2 , yang berkombinasi atau bergabung dengan Ca, Mg, Fe, Cu, dan lain-lain. Terdapat kurang lebih 80 jenis mineral karbonat, tetapi yang paling umum adalah :CalciteAragoniteDolomite

4. SulfidesMerupakan kombinasi atau gabungan satu atau lebih logam dengan sulfur ( S ). Contohnya adalah :Galena (PbS)Pyrite (FeS2) Kalkopirit (CuFeO2)

SulfatesPenyusun utamanya adalah ion Sulfat ( SO4 ) yang berkombinasi atau bergabung dengan Ca, Ba, Mg, Fe, Cu, dan lain-lain. Contohnya adalah :Gypsum (Ca SO4 2 H2O ) Anhydrite (Ca SO4) Barite (Ba SO4 )

6. PosphatesPenyusun utamanya adalah ion Fosfat ( PO4 ) yang berkombinasi atau bergabung dengan Ca, Ba, Mg, Fe, Cu, dan lain-lain. Contohnya adalah :

Page 3: Mineral Harus Baca

Apatite (2(Ca5 PO4)3 F )

7. Native elementsContoh mineralnya adalah :Logam :Gold (Au)Silver (Ag)Platinum (Pt)Non-Logam :Diamond (C)Graphite (C)Sulfur (S)

III.4 Mineral utama pembentuk batuan bekuKelompok Olivin (ortorombik) :Forsterit (Mg2 SiO4)Olivin (Mg Fe SiO4)Fayalit (Fe SiO4)Kelompok piroksen:Klinopiroksen (monoklin) :Augit (Ca,Fe,Mg,Al SiO3)Diopsid (Ca,Fe,Mg,Al SiO3)Ortopiroksen (ortorombik) :Enstatite (MgSiO3)Hyperstene (Mg,Fe SiO3)Kelompok amfibol Ca2(Mg,Fe)2 Si8O22(OH)2 :Hornblende (monoklin)ActinoliteTremoliteGlaucophaneKelompok mineral mika (H2K Al3SiO4)3 : Biotit (monoklin)Muskovit (monoklin)Kelompok K Felspar (K Al Si3O8) :Ortoklas (monoklin)Sanidine (monoklin)Mikroklin (triklin)Kelompok plagioklas (Ca – Na)AlSi3O8 :Monoklin - triklinKuarsa (SiO2)hexagonal

Page 4: Mineral Harus Baca

III.5 Sifat Fisik MineralIII. 5. 1 Kilap ( Lustre )Gejala ini terjadi apabila pada mineral dijatuhkan cahaya refleksi dan kilap suatu mineral sangat penting untuk diketahui. Beberapa kilap yang sering digunakan adalah sebagai berikut :Kilap Logam ( Metallic Lustre ), kilap yang dihasilkan dari mineral-mineral logam, seperti Galena, Grafit, Hematit, Kalkopirit, Magnetit, Pirit.Kilap Sub Logam ( Sub Metallic Lustre ), kilap yang dihasilkan dari mineral hasil alterasi mineral sebelumnya, seperti Ilmenit ( FeO. TiO2)Kilap Non Logam (Non Metallic Lustre), ~ Kilap Intan (Adamantin Lustre), kilap sangat cemerlang seperti pada intan permata, seperti Intan.~ Kilap Kaca (Vitreous Lustre), kilap seperti pada pecahan kaca, seperti Kalsit, Kwarsa.~ Kilap Sutera (Silky Lustre), kilap seperti sutera, biasanya terlihat pada mineral-mineral yang menyerat, seperti Aktinolit, Asbes, Gipsum~ Kilap Damar (Resinous Lustre), kilap seperti damar, seperti Sphalerit, Monasit~ Kilap Mutiara (Pearly Lustre), kilap seperti mutiara, biasanya terlihat pada bidang-bidang belah dasar mineral, seperti Nefelin, Opal, Serpentin, Brukit.~ Kilap Tanah (Limonit Lustre) atau kilap guram ( Dull ), biasanya terlihat pada mineral-mineral yang kempal, seperti Bauxit, Kaolin, Limonit~ Kilap Lemak ( Greasy Lustre ), kilap seperti lemak, seakan-akan terlapis oleh lemak, seperti Nefelin.

III. 5. 2 Warna ( Colour )Mineral seperti Magnetite dan Galena mempunyai warna tetap, tetapi ada beberapa mineral akan mempunyai warna yang bervariasi. Warna-warna dari mineral antara lain :Putih : Kaolin ( Al2O3.2SiO2.2H2O ), Gypsum ( CaSO4.H2O ), Milky Kwartz (Kwarsa Susu) ( SiO2 )Kuning : Belerang ( S )Emas : Pirit ( FeS2 ), Kalkopirit ( CuFeS2 ), Ema ( Au )Hijau : Klorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10) (OH)), Malasit ( Cu CO3Cu(OH)2 )Biru : Azurit ( 2CuCO3 .Cu (OH)2), Beril ( Be3 Al2 (Si6O18))Merah : Jasper, Hematit ( Fe2O3 )Coklat : Garnet, Limonite ( Fe2O3)Abu-abu : Galena ( PbS ) Hitam : Biotit ( K2 (MgFe)2 (OH)2 (AlSi3O10)), Grafit ( C ), Augit

III. 5. 3 Kekerasan (Hardness)Kekerasan merupakan ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan relatif dari suatu mineral tertentu dengan suatu urutan mineral yang dipakai sebagai standart kekerasan. Mineral yang mempunyai kekerasan lebih kecil akan mempunyai bekas goresan pada tubuh mineral tersebut. Untuk standart kekerasan biasa yang dipakai adalah skala kekerasan dari “MOHS” yang mempunyai 10 pembagian skala, dimulai dari skala untuk mineral yang terlunak dan skala 10 untuk mineral yang terkeras.

Skala kekerasan Mineral “MOHS”Skala Kekerasan Mineral Rumus Kimia

Page 5: Mineral Harus Baca

1 Talc H2Mg3 (SiO3)42 Gypsum CaSO4. 2H2O3 Calcite CaCO34 Fluorite CaF25 Apatite CaF2Ca3 (PO4)26 Orthoklase K Al Si3 O87 Quartz SiO28 Topaz Al2SiO3O89 Corundum Al2O310 Diamond C

Sebagai perbandingan dari skala tersebut diatas, maka dibawah ini akan disajikan beberapa alat penguji standart kekerasan, yaitu :Kuku jari tangan 2,5 Kawat tembaga 3Pecahan kaca 5,5 - 6Kikir Baja/ jarum baja 6,6 – 7

III. 5. 4 Cerat (Streak)Cerat merupakan warna mineral dalam bentuk hancuran/ serbuk. Hal ini dapat diperoleh bila mineral digoreskan pada keping porselin kasar, atau dengan membubuk mineral, kemudian warna bubuk itu dilihat.Cerat tersebut sama dengan warna mineralnya, tetapi dapat juga berbeda dengan dengan warna mineralnya. Warna cerat untuk mineral tertentu umumnya tetap walaupun warna mineralnya berubah-ubah. Contohnya :Pirit : berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan jejak berwarna hitam.Hematite : berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan jejak berwarna merah kecoklatan.Augite : Ceratnya abu-abu kehijauanBiotite : Ceratnya tidak berwarnaOrthoklase : Ceratnya putih

III. 5. 5 Belahan (Cleavage )Belahan merupakan kecendrungan mineral untuk membelah diri pada suatu arah atau lebih yang dikontrol oleh struktur atom.Belahan mineral akan selalu sejajar dengan bidang permukaan kristal yang rata, karena belahan merupakan gambaran dari struktur dalam dari kristal.Belahan tersebut akan menghasilkan kristal menjadi bagian-bagian kristal yang kecil, yang setiap bagian kristal dibatasi oleh bidang yang rata.Berdasarkan dari bagus atau tidaknya permukaan bidang belahannya, belahan dapat dibagi menjadi :Sempurna ( Perfect )Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui arah belahannya yang merupakan bidang yang rata dan sukar pecah selain melalui bidang belahannya.Contoh : Calcite

Muscovite

Page 6: Mineral Harus Baca

GalenaHalite

Baik ( Good )Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui bidang belahannya yang rata, tetapi dapat juga terbelah.Contoh : ApatiteCassiteriteNative SulphurJelas (Distinct)

Tidak Jelas (Indistinct)

Berdasarkan banyaknya belahan pada mineral, belahan dapat dibagi menjadi :Belahan 1 arah, contohnya : MuskovitBelahan 2 arah ( 60O/120O ), contohnya : FeldsparBelahan 3 arah ( 90O ), contohnya : Halit, GalenaBelahan 3 arah ( 60O/90O ), contohnya : KalsitBelahan 4 arah, contohnya : Fluorit.

III. 5. 6 Pecahan (Fracture)Merupakan kecendrungan mineral untuk terpisah dalam arah yang tidak teratur. Tidak dikontrol kuat oleh struktur atom. Apabila suatu mineral mendapatkan tekanan yang melampaui batas plastisitas dan elastisitasnya, maka mineral tersebut akan pecah.Pecahan dapat dibagi menjadi :Choncoidal : Pecahan yang memperlihatkan gelombang yang melengkung dipermukaannya, seperti kenampakan pada botol pecah. Contohnya : Quartz ( Kwarsa )Hackly : Pecahan dimana permukaannya tidak teratur dengan ujung-ujung yang runcing. Contohnya : Native Metals ( Cu, Ag )Even : Pecahan mineral dengan permukaan bidang pecah kecil-kecil dengan ujung pecahan masih mendekati bidang datar. Contohnya : Limonit, Muscovite, Talc, Biotite, Mineral Lempung.Uneven : pecahan yang kasar dengan permukaan yang tidak teratur dengan ujung-ujung yang runcing. Contohnya : Garnet, Hematite, Kalkopirit, Magnetit.Splintery : pecahan mineral yang hancur menjadi kecil-kecil dan tajam menyerupai benang atau berserabut. Contohnya : Augit, Hipersten, Anhydrite, Serpentine.Earthy : pecahan mineral yang hancur seperti tanah. Contohnya : Kaoline,

III. 5. 7 Bentuk ( Form )Apabila dalam pertumbuhannya tidak mengalami gangguan apapun, maka mineral akan mempunyai bentuk kristal yang sempurna. Tetapi bentuk sempurna ini jarang didapatkan karena di alam gangguan-gangguan tersebut selalu ada. Mineral yang dijumpai di alam srering bentuknya tidak berkembang sebagaimana mestinya, sehingga sulit untuk mengelompokan mineral kedalam sistem kristalografi.Sebagai gantinya dipakai istilah perawakan kristal ( crystal habit ), bentuk khas mineral ditentukan oleh bidang yang membangunnya, termasuk bentuk dan ukuran relatif bidang-bidang tersebut. Perawakan kristal dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu :Perawakan memanjang ( Elongated Habits )

Page 7: Mineral Harus Baca

Meniang ( Columnar )Bentuk kristal prismatik yang menyerupai bentuk tiang. Contohnya : Tourmaline, Pyrolusite, Wollastonite.Menyerat ( Fibrous )Bentuk kristal yang menyerupai serat-serat kecil. Contohnya : Asbestos, Gypsum, Silimanite, Tremolite, Pyrophillite.Menjarum ( Acicular )Bentuk kristal yang menyerupai jarum-jarum kecil. Contohnya : Natrolite, Glaucophane.Menjaring ( Reticulate )Bentuk kristal yang kecil panjang yang tersusun menyerupai jaring. Contohnya : Rutile, Cerussite.Membenang ( Filliform )Bentuk kristal kecil-kecil yang menyerupai benang. Contohnya : SilverMerabut ( Cappilery )Bentuk kristal yang kecil-kecil menyerupai rambut. Contohnya : Cuprite, Bysolite.Mondok ( Stout, Stubby, Equant )Bentuk kristal pendek, gemuk sering terdapat pada kristal-kristal dengan sumbu c lebih pendek dari sumbu lainnya. Contohnya : Zircon.Membintang ( Stellated )Bentuk kristal yang tersusun menyerupai bintang. Contohnya : Pirofilit.Menjari ( Radiated )Bentuk-bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuk jari-jari. Contohnya : Markasit, Natrolit.

Perawakan Mendatar ( Flattened Habit )Membilah ( Bladed )Bentuk kristal yang panjang dan tipis menyerupai bilah kayu, dengan perbandingan antara lebar dengan tebal sangat jauh. Contohnya : Kyanite, Glaucophane, Kalaverit.Memapan ( Tabular )Bentuk kristal pipih menyerupai bentuk papan, dimana lebar dengan tebal tidak terlalu jauh. Contohnya : Barite, Hematite, Hypersthene.Membata ( Blocky )Bentuk kristal tebal menyerupai bentuk bata, dengan perbandingan antara tebal dan lebar hampir sama. Contohnya : Microline.Mendaun ( Foliated )Bentuk kristal pipih dengan melapis ( lamellar ) perlapisan yang nudah dikupas/dipisahkan. Contohnya : Mica, Talk, Chlorite.

Memencar ( Divergent )Bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuki kipas terbuka. Contohnya : Gypsum, Millerite.Membulu ( Plumose )Bentuk kristal yang tersusun membentuk tumpukan bulu. Contohnya : Mica

Perawakan Berkelompok ( Rounded Habits )Mendada ( Mamillary)Bentuk kristal bulat-bulat menyerupai buah dada ( breast like ). Contohnya : Malachite, Opal, Hemimorphite.

Page 8: Mineral Harus Baca

Membulat ( Colloform )Bentuk kristal yang menunjukan permukaan yang bulat-bulat. Contohnya : Glauconite, Cobaltite, Bismuth, Geothite, Franklinite, Smallite.Membulat jari ( Colloform Radial )Bentuk kristal yang membulat dengan struktur dalam memencar menyerupai bentuk jari. Contohnya : Pyrolorphyte.Membutir ( Granular )Kelompok kristal kecil yang berbentuk butiran. Contohnya : Olivine, Anhydrite, Chromite, Sodalite, Alunite.Memisolit ( Pisolitin )Kelompok kristal lonjong sebesar krikil, seperti kacang tanah. Contohnya : Gibbsite, Pisolitic Limestone.Stalaktit ( Stalactitic )Bentuk kristal yang membulat dengan litologi gamping. Contohnya : Geothite.Mengginjal ( Reniform )Bentuk kristal yang menyerupai bentuk ginjal. Contohnya : Hematite.

III. 5. 8 Berat Jenis (Specific Gravity)Berat jenis adalah angka perbandingan antara berat suatu mineral dibandingkan dengan berat air pada volume yang sama.Cara yang umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi dalam keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat miberal dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut. Rumus perhitungan berat jenis:

Berat Jenis = (Berat di Luar Air)/(Berat di Luar Air-Berat Dalam Air)

III. 5. 9 Sifat Dalamsifat mineral kita berusaha untuk mematahkan, memotong, menghancurkan, membengkokkan atau mengiris.Yang termasuk sifat ini adalahRapuh (brittle) : mudah hancur tapi bias dipotong-potong, contoh : kwarsa, orthoklas, kalsit, pirit.Mudah ditempa (malleable) : dapat ditempa menjadi lapisan tipis, seperti : emas, tembaga.Dapat diiris (secitile) : dapat diiris dengan pisau, hasil irisan rapuh, contoh : gypsum.Fleksible : mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa patah dan sesudah bengkok tidak dapat kembali seperti semula. Contoh : mineral talk, selenit.Blastik : mineral berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan dapat kembali seperti semula bila kita henikan tekanannya, contoh : muskovit.

III. 5.10 KemagnetanMerupakan sifat mineral terhadap gaya magnet. Dikatakan sebagai feromagnetik bila mineral dengan mudah tertarik gaya magnet seperti magnetic, phirhotit. Mineral-mineral yang menolak gaya magnet disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetic. Untuk melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetic atau tidak kita gantungkan pada seutas tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit demi sedikit mineral kita dekatkan pada magnet tersebut. Bila benang bergerak mendekati berarti mineral tersebut magnetic. Kuat tidaknya bias kita lihat dari besar kecilnya sudut yang dibuat dengan benang tersebut dengan garis vertikal.

Page 9: Mineral Harus Baca

III. 5.11 KelistrikanSifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu pengantar arus atau londuktor dan idak menghantarkan arus disebut non konduktor. Dan ada lagi istilah semikonduktor yaitu mineral yang bersifat sebagai konduktor dalam batas-batas tertentu.

III. 5.12 Daya LeburDaya lebur mineral yaitu meleburnya mineral apabila dipanaskan, penyelidikannya dilakukan dengan membakar bubuk mineral dalam api. Daya leburnya dinyatakan dalam derajat keleburan.

III. 5.13 TransparansiSifat transparan dari suatu mineral tergantung kepada kemampuan mineral tersebut men-transmit sinar cahaya ( berkas sinar ). Sesuai dengan itu, variasi jenis mineral dapat dibedakan menjadi :Tembus (Transparant), contohnya : Kalsit, KuarsaAgak Tebus/Setengah Tembus (Translucens), contohnya : OpalTidak Tembus (Opaq), contohnya : Feldspar, Piroksen, Hornblende

III. 5.14 BauMelalui gesekan dan penghilangan dari beberapa zat yang bersifat volitatile melalui pemanasan atau melalui penambahan suatu asam, maka kadang-kadang bau ( Odour ) akan menjadi cirri-ciri yang khas dari suatu mineral.Alliaceous : Bau seperti bawangHorse Radish Odour : Bau dari lobak kuda yang menjadi busukSulphurous : bau belerang yang sangat menyengatBituminous : bau seperti bau aspalFetid : bau seperti telur busukArgillaceous : bau seperti lempung basah

III. 5.15 RasaRasa hanya dipunyai oleh mineral-mineral yang bersifat cair :Astringet : rasa yang umumnya dimiliki oleh sejenis logamSweetist Astringet : rasa seperti pada tawasSaline : rasa yang dimiliki garamAlkaline : rasa seperti pada sodaBitter : rasa seperti rasa garam pahitCooling : rasa seperti rasa sendawaSour : rasa seperti asam belerang

III. 5.16 RabaanKadang-kadang raba merupakan karakter yang penting. Misalnya, permukaan kristal yang bila diraba serasa menyentuh permukaan benda tertentu, ex: Mengusap talk serasa menyentuh permukaan sabun.

III. 6 Sifat- sifat optik dari mineral - mineral Sifat – sifat optik dari minera dapat diamati dengan menggunakan mikroskop dengan metode tanpa nikol (nikol sejajar) maupun dengan nikol (nikol bersilang)

III.6.1 Pengamatan Tanpa Nikol (Nikol Sejajar) Sifat-sifat optik yang dapat diamati adalah ketembusan cahaya, inklusi, ukuran, bentuk,

Page 10: Mineral Harus Baca

belahan dan pecahan, indeks bias dan relief, warna, dan pleokroisme. Ketembusan CahayaBerdasar atas sifatnya terhadap cahaya, mineral dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu mineral yang tembus cahaya/transparent dan mineral tidak tembus cahaya /mineral opak/mineral kedap cahaya.Di bawah ortoskop semua mineral kedap cahaya tampak sebagai butiran yang gelap/hitam. Mineral jenis ini tidak dapat dideskripsikan dengan mikroskop polarisasi, dan dapat dipelajari lebih lanjut dengan mikroskop pantulan. Mineral tembus cahaya dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu mineral berwarna dan mineral tidak berwarna.

InklusiPada kristal tertentu, selama proses kristalisasi sebagian material asing yang terkumpul pada permukaan bidang pertumbuhannya akan terperangkap dalam kristal, dan seterusnya menjadi bagian dari kristal tersebut. Material tersebut dapat berupa kristal yang lebih kecil dari mineral yang berbeda jenisnya, atau berupa kotoran/impurities pada magma, dapat juga berupa fluida baik cairan ataupun gas. Kungkungan dapat dikenali di bawah mikroskop tanpa nikol apabila terdapat perbedaan antara bahan inklusi dengan kristal yang mengungkungnya, misalnya pada ketembusannya, relief maupun perbedaan warna. Bidang batas antara inklusi dengan mineral yang mengungkungnya dapat bersifat seperti batas bidang kristal biasa.

Ukuran mineral Ukuran mineral dapat dinyatakan secara absolut dalam mm atau cm dan sebagainya. Pengukuran lebar dan panjang atau diameter mineral dapat dilakukan dengan bantuan lensa okuler yang berskala.

Bentuk mineral Pengamatan bentuk mineral dilakukan dengan melihat atau mengamati bidang batas/garis batas mineral tersebut. Hal yang perlu diperhatikan adalah apakah kristal tumbuh secara bebas di dalam media cair atau gas, ataukah pertumbuhan tersebut terhalang oleh butir-butir mineral yang tumbuh di sekitarnya, hal ini akan memberikan kenampakan bidang batas yang relatif berbeda. - Apabila kristal tersebut dibatasi oleh bidang kristalnya sendiri secara keseluruhan maka kristal disebut mempunyai bentuk euhedral .- Apabila kristal tersebut dibatasi oleh hanya sebagian bidang kristalnya sendiri maka kristal disebut mempunyai bentuk subhedral .- Apabila kristal tersebut tidak dibatasi oleh bidang kristalnya sendiri secara keseluruhan maka kristal disebut mempunyai bentuk anhedral.

Parameter lain untuk menyatakan bentuk adalah jumlah dan perbandingan panjang bidang-bidang batas kristal, terutama untuk kristal-kristal yang euhedral. Istilah yang sering digunakan antara lain: prismatik, tabular, granular, lathlike, fibrous, foliated, radiated, dan sebagainya. Untuk kristal yang dalam pertumbuhannya terhalang oleh kristal yang lain atau juga terhalang magma yang kental, sering menghasilkan bentuk “incipient crystals”

BelahanBelahan dalam sayatan mineral bisa terlihat dalam bentuk garis-garis yang teratur sepanjang bidang belahannya, di mana kenampakannya bisa sangat baik, baik, buruk atau tidak ada. Dalam hal tertentu sebaiknya orientasi belahan inii ditentukan kedudukannya terhadap sumbu kristalnya. Belahan merupakan sifat fisikyang tetap pada satu jenis mineral yang menunjukkan sifat khas dari struktur atom di dalamnya.

Page 11: Mineral Harus Baca

Belahan satu arah Beberapa mineral dicirikan oleh adanya belahan pada satu arah saja, misalnya pada semua mineral mika. Bidang-bidang belahan akan nampak sebagai garis lurus yang sejajar satu dengan yang lain pada sayatan yang dipotong miring atau sejajar terhadap sumbu kristal atau memotong arah bidang belahan. Sedangkan sayatan yang tegaklurus sumbu kristal atau sejajar bidang belahan, maka belahan tidak akan nampak sama sekali

PecahanPecahan atau fracture adalah kecenderungan dari suatu mineral untuk pecah dengan cara tertentu yang tidak dikontrol oleh struktur atom seperti halnya belahan. Jenis-jenis pecahan yang khas antara lain pecahan seperti gelas (subconchoidal fracture) pada kuarsa, pecahan memotong pada olivin, ortopiroksen dan nefelin. Indeks Bias dan ReliefRelief adalah ekspresi dari cahaya yang keluar dari suatu media kemudian masuk ke dalam media yang lain yang mempunyai harga indeks bias yang berbeda, sehingga cahaya tersebut mengalami pembiasan pada batas kontak kedua media tersebut. Semakin besar perbedaan harga indeks bias antara kedua media, maka semakin jelas bidang batas natara keduanya. Sebaliknya semakin kecil perbedaan harga indeks bias, maka kenampakan bidang batas antar mineral akan semakin kabur. Untuk mempermudah pengamatan relief di bawah ortoskop, maka sayatan mineral/batuan dilekatkan pada kaca dengan menggunakan media balsam kanada yang mempunyai relief nol (sebagai standar) dengan n = 1.537.Dalam pengamatan dan penilaian relief mineral secara relatif, maka harga relief mineral harus dibandingkan dengan relief standar balsam kanada (n = 1.537) atau relief kuarsa (n = 1.544). setiap mineral yang mempunyai indeks bias kurang dari relief standar disebut memiliki relief negatif, sedangkan mineral yang memiliki indeks bias lebih besar dari standar disebut memiliki relief positif. Cara untuk membedakan jenis relief adalah dengan menggunakan metode garis Becke. Selain penilaian relief positif/negatif, harga relief suatu mineral juga dinilai berdasar tingkatan perbedaan harga indeks bias dengan n standar. Setiap mineral yang mempunyai n relatif dekat dengan n standar yaitu antara 1.545 – 1.599 maka disebut memiliki relief positif rendah

Warna dan pleokroismeWarna yang tampak pada mikroskop polarisasi adalah warna yang dihasilkan oleh oleh sifat cahaya yang bergetar searah dengan arah polarisator. Pada mineral yang bersifat isotropik hanya terdapat satu warna saja yang tidak berubah sama sekali walaupun meja objek diputar, sedangkan pada mineral yang bersifat anisotropik, dapat terjadi dua atau tiga warna yang berbeda tergantung pada arah sayatan mana yang diamati.Seluruh mineral yang menampakkan lebih dari satu warna disebut pleokroik, yang dicirikan oleh dua warna disebut dikroik, dan tiga warna disebut trikroik. Dengan demikian mineral yang isotropik selalu tidak mempunyai pleokroisme, mineral anisotropik sumbu satu akan memiliki pleokroisme dikroik (apabila disayat tidak tegak lurus sumbu optik) dan tanpa pleokroisme (apabila disayat tegak lurus sumbu optik), dan mineral anisotropik sumbu dua akan bersifat trikroik, dikroik, maupun tanpa pleokroisme, tergantung sudut sayatannya.

III.6.2 Pengamatan Dengan Nikol (Nikol Bersilang) Pengamatan ortoskopik nikol bersilang (crossed polarized light) dimaksudkan bahwa dalam pengamatannya digunakan analisator bersilangan dengan polarisator (sinar diserap dalam dua arah yang saling tegak lurus). Sifat yang dapat diamati adalah sifat optik yang berhubungan dengan kedudukan dan jumlah sumbu optik. Sifat optik yang diamati antara lain warna interferensi, gelapan dan kedudukan gelapan serta kembaran.

Page 12: Mineral Harus Baca

Warna InterferensiWarna interferensi adalah sifat optik yang sangat penting, namun penjelasannya cukup rumit, sehingga kita harus memahami konsep dasarnya secara bertahap.Pada posisi sumbu sinar sembarang terhadap arah getar polarisator inilah, komponen sinar lambat dan cepat tidak diserap oleh analisator, sehingga dapat diteruskan hingga mata pengamat. Karena perbedaan kecepatan rambat sinar cepat dan lambat inilah, maka terjadi yang disebut sebagai beda fase atau retardasi. Semakin besar selisih indeks bias, semakin besar beda fase/retardasinya.Warna interferensi dapat ditentukan dengan memutar meja objek yang terdapat sayatan mineral hingga diperoleh terang maksimal. Warna terang tersebut dicocokkan dengan tabel interferensi Michel – Levy Chart.- polariser + analyser- polariser + isotropic mineral + analyser- polariser + anisotropic mineral + analyser (position perpendicular to the optic axis)- polariser + anisotropic mineral + analyser. Specific position: extinction position- polariser + anisotropic mineral + analyser. General position: interference colour

Tanda rentang optik Tanda rentang optik adalah istilah untuk menunjukkan hubungan antara sumbu kristalografi (terutama arah memanjangnya kristal) dengan sumbu sinar cepat (x) dan lambat (z).Tujuannya adalah menentukan sumbu sinar mana (x atau z) yang kedudukannya berimpit atau dekat (menyudut lancip) dengan sumbu panjang kristal. Dengan demikian, TRO hanya dimiliki oleh mineral yang memiliki belahan satu arah atau arah memanjangnya mineral (sumbu c). Jenis tanda rentang optik yaitu : Length slow (+) = sumbu c berimpit /menyudut lancip dengan arah getar sinar lambat (sumbu z). Keadaan ini dinamakan Addisi yaitu penambahan orde warna interferensi pada saat kompensator digunakan.Length fast (-) = sumbu c berimpit/menyudut lancip dengan arah getar sinar cepat (sumbu x). Keadaan ini dinamakan Substraksi yaitu pengurangan orde warna interferensi pada saat kompensator digunakan.Penentuan tanda rentang optik dilakukan dengan pengamatan nikol bersilang dengan menggunakan kompensator (keping gips/baji kuarsa). Cara menentukan orientasi optik dan sudut gelapan antara lain:Letakkan mineral pada posisi sumbu panjang (c) sejajar PP (vertikal)Putar meja objek sehingga pada terang maxCatat warna interferensinya, orde…Masukkan keping kompensator, perhatikan gejala yang terjadi, addisi atau subtraksiJika subtraksi = z kompensator tegak lurus z indikatriks mineral, à length fast, TRO negatifJika addisi = z kompensator sejajar z indikatriks mineral, à length slow, TRO positifPutar meja ke kiri hingga gelap maks, pada kedudukan ini z atau g sejajar atau tegaklurus PP, catat kedudukan ini AoPutar kembali meja objek hingga sumbu panjang kristal sejajar PP, catat kedudukannya BoSudut gelapannya = A-BKembaran Selama pertumbuhan kristal atau pada kondisi tekanan dan temperatur tinggi, dua atau lebih kristal intergrown dapat terbentuk secara simetri. Simetri intergrown inilah yang dikenal sebagai kembaran.Kembaran hanya dapat diamati pada nikol bersilang karena kedudukan kisi pada dua lembar

Page 13: Mineral Harus Baca

kembaran yang berdampingan saling berlawanan, sehingga kedudukan gelapan dan warna interferensi maksimalnya berlainan.Secara genesa, kembaran dapat terbentuk dalam tiga proses yang berbeda yaitu kembaran tumbuh, transformasi, dan deformasi

Kembaran tumbuh/Growth TwinsKembaran ini terbentuk bersamaan pada saat kristalisasi atau pertumbuhan kristal, di mana dua unit kristal berbagi dan tumbuh dari satu kisi yang sama dengan orientasi berlawananJenis kembaran ini terbagi atas kembaran kontak dan kembaran penetrasi. Contoh jenis kembaran ini adalah kembaran carlsbad pada ortoklas dan kembaran albit pada plagioklas.

Kembaran transformasiKembaran ini dapat terjadi karena kristal mengalami transformasi karena perubahan P dan T terutama karena perubahan T. Hal ini hanya dapat terjadi pada kristal yang mempunyai struktur dan simetri yang berbeda pada kondisi P dan T yang berbeda. Pada saat P&T berubah, bagian tertentu dari kristal ada yang stabil ada yang mengalami perubahan orientasi kisi, sehingga terjadi perbedaan orientasi pada bagian berbeda dari kristal. Contoh: kembaran dauphin dan kembaran brazil pada kuarsa terbentuk karena penurunan T. Contoh lain adalah kembaran periklin yang terjadi pada saat sanidin (monoklin, high T) berubah menjadi mikroklin (triklin, low T).

Kembaran Deformasi/Deformation TwinsKembaran ini terjadi setelah kristalisasi, pada saat kristal telah padat. Karena deformasi (perubahan P) atom pada kristal dapat terdorong dari posisi semula. Apabila perubahan posisi ini terjadi pada susunan yang simetri, akan menghasilkan kembaran. Contoh kembaran jenis ini adalah polisintetik pada kalsit.

Jenis-jenis kembaran :Gelapan dan kedudukan gelapanPada pengamatan nikol bersilang, gelapan (keadaan di mana mineral gelap maksimal) dapat terjadi karena tidak ada cahaya yang diteruskan oleh analisator hingga mata pengamat. Pada zat anisotropik syarat terjadinya gelapan adalah kedudukan sumbu sinar berimpit dengan arah getar polarisator dan/atau analisator. Sumbu sinar = sinar cepat (x) dan sinar lambat (z). Sehingga dalam putaran 360o akan ada empat kedudukan gelapan. Sebaliknya kedudukan terang maksimal (warna interferensi maksimal) terjadi pada saat sumbu sinar membuat sudut 45o terhadap arah getar PP dan AA. Gelapan sejajar/paralelKedudukan gelapan di mana sumbu panjang kristal (sumbu c) sejajar dengan arah getar PP dan/atau AA. Sehingga dapat dikatakan sumbu optik berimpit dengan sumbu kristalografi.Gelapan miringKedudukan gelapan di mana sumbu panjang kristal (sumbu c) menyudut terhadap arah getar PP dan/atau AA. Sehingga dapat dikatakan sumbu optik menyudut terhadap sumbu kristalografiGelapan bergelombangTerjadi pada mineral yang mengalami tegangan/distorsi sehingga orientasi sebagian kisi kristal mengalami perubahan berangsur, dan kedudukan gelapan masing2 bagian agak berbeda.Gelapan bintik/mottled extinction

Page 14: Mineral Harus Baca

Umumnya terjadi pada mineral silikat berlapis (mika), hal ini terjadi karena perubahan orientasi kisi kristal secara lokal, sehingga tidak seluruh bagian kristal sumbu sinarnya berorientasi sama

Sifat Optik Rock Forming Minerals

KUARSAColorless, relief rendah Bentuk tak beraturan, dalam batuan umumnya anhedral Tidak punya belahan Gelapan bergelombang Warna interferensi abu2 orde1TO sumbu I (+)

ORTOKLASColorles tapi agak keruh, relief rendah Pada sayatan 001 terlihat kembaran carlsbad WI abu2 terang orde ITO sumbu 2 (-)

PLAGIOKLASColorles tapi agak keruh, relief rendah-sedang kembaran albit atau carlsbad-albit WI abu2 terang orde ITO sumbu 2 (-) dan (+)

OLIVINAbu2 agak kehijauan-transparan Relief tinggi Bentuk poligonal/prismatik Pecahan tak beraturan, tanpa belahan WI orde IIPada bidang pecahan/rekahan sering teralterasi menjadi serpentin

5. KLINO PIROKSEN (AUGIT, DIOPSID)Warna bening, abu-abu kecoklatan, prismatik, sayatan//c belahan 1arah, sayatan tegak lurus c belahan 2 arah 90oGelapan miring, augit 45-54o diopsid 37-44oTO (+) sb2

ORTOPIROKSEN (ENSTANTIN, HIPERSTEN)Sifat optik sama dengan klinopiroksen Yang membedakan adalah gelapannya sejajar (klino=miring)TO sumbu 2 (-) àhipersten (+) à enstatit

Page 15: Mineral Harus Baca

HORNBLENDEWarna kehijauan/kecoklatan, relief tinggi, pleokroisme kuat (dikroik/trikroik), belahan 1 arah atau 2 arah 120o, bentuk prismatik (biasanya memanjang), gelapan miring 12-30o

BIOTITWarna coklat, kemerahan, kehitaman Bentuk berlembar Pleokroisme kuat Gelapan sejajar

MUSCOVITBentuk dan sifat optik lain mirip biotit, warna colorless

KALSITColorlessBelahan sempurna tiga arah Biasganda sangat tinggi TO I (-)

TREMOLIT – AKTINOLIT Warna colorless-agak kehijauan, bentuk prismatik memanjang/kolumnar, pleokroisme lemah, gelapan miring 10-20oUntuk bentuk dan sifat optik yang sama, warna kebiruan dengan sudut gelapan 4-6o =glaukofan Diposkan oleh Heru Haryadi di 07.34 2 komentar Link ke posting ini Label: MINERAL

MIKROSKOP POLARISASI

MIKROSKOP

Mikroskop yang dipergunakan untuk pengamatan sayatan tipis dari batuan, pada prinsipnya sama dengan mikroskop yang biasa dipergunakan dalam pengamatan biologi. Keutamaan dari mikroskop ini adalah cahaya (sinar) yang dipergunakan harus sinar terpolarisasi. Karena dengan sinar itu beberapa sifat dari kristal akan nampak jelas sekali. Salah satu faktor yang paling penting adalah warna dari setiap mineral, karena setiap mineral mempunyai warna yang khusus.Untuk mencapai daya guna yang maksimal dari mikroskop polarisasi maka perlu difahami benar bagian-bagiannya serta fungsinya di dalam penelitian. Setiap bagian adalah sangat peka dan karenanya haruslah dijaga baik-baik. Kalau mikroskop tidak dipergunakan sebaiknya ditutup dengan kerudung plastik. Bagian-bagian optik haruslah selalu dilindungi dari debu, minyak dan kotoran lainnya. Perlu kiranya diingat bahwa buttr debu yang betapapun kecilnya akan dapat dibesarkan berlipat ganda sehingga akan mengganggu jalannya pengamatan.

II.1 Definisi Mikroskop Polarisasi

Page 16: Mineral Harus Baca

Mikroskop polarisasi ini berbeda dengan mikroskop biasa yang dipakai pada bidang biologi, kedokteran, atau bidang lainnya, di mana mikroskop hanya memperbesar benda yang diamati. Mikroskop polarisasi menggunakan cahaya yang terbias/ dibelokkan, bukan cahaya terpantul. Selain itu, perbedaannya pada beberapa komponen khusus yang hanya terdapat pada mikroskop ini, antara lain keping analisator, polarisator, kompensator, dan lensa amici bertrand. Jenis/tipe dari mikroskop ini cukup beragam, ada beberapa tipe yang biasa digunakan misalnya tipe Olympus, Bausch & Lomb, dan Reichert.

II.2 Bagian-bagian mikroskop polarisasi dan fungsinyaa. Kaki Mikroskop Merupakan tempat tumpuan dari seluruh bagian mikroskop, bentuknya ada yang bulat dan ada yang seperti tapal kuda (U). Pada mikroskop tipe Bausch & Lomb, kaki mikroskop juga digunakan untuk menempatkan cermin. Pada tipe olympus yang akan kita gunakan, kaki mikroskop sebagai tempat lampu halogen sebagai sumber cahaya pengganti cermin.b. Substage Unit Polarisator atau ” lower nicol ” Merupakan suatu bagian yang terdiri dari suatu lembaran polaroid. Berfungsi untuk menyerap cahaya secara terpilih (selective absorbtion), sehingga hanya cahaya yang bergetar pada satu arah bidang getar saja yang bisa diteruskan. Dalam mikroskop lembaran ini diletakkan sedemikian hingga arah getaran sinarnya sejajar dengan salah satu benang silang pada arah N-S atau E-W. Diafragma Iris Terdapat di atas polarisator, alat ini berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang diteruskan dengan cara mengurangi atau menambah besarnya apertur/bukaan diafragma. Hal ini merupakan faktor penting dalam menentukan intensitas cahaya yang diterima oleh mata pengamat, karena kemampuan akomodasi mata tiap-tiap orang relatif berbeda. Fungsi penting lainnya adalah untuk menetapkan besarnya daerah pada peraga yang ingin diterangi, juga dalam penentuan relief, di mana cahaya harus dikurangi sekecil mungkin untuk pengamatan “garis becke”. Kondensor Terletak pada bagian paling atas dari “substage unit”. Kondensor berupa lensa cembung yang berfungsi untuk memberikan cahaya memusat yang datang dari cermin di bawahnya. Lensa kondensor dapat diputar/diayun keluar dari jalan cahaya apabila tidak digunakan/difungsikan. Fungsi kondensor lebih lanjut akan dibahas pada bab konoskop. Meja Objek

Page 17: Mineral Harus Baca

Bentuknya berupa piringan yang berlubang di bagian tengahnya sebagai jalan masuknya cahaya. Meja objek ini berfungsi sebagai tempat menjepit preparat/peraga. Meja objek ini dapat berputar pada sumbunya yang vertikal, dan dilengkapi dengan skala sudut dalam derajat dari 0 sampai 360o Pada bagian tepi meja terdapat tiga buah sekerup pemusat untuk memusatkan perputaran meja pada sumbunya (centering).

Tubus Mikroskop Bagian ini terletak di atas meja objek dan berfungsi sebagai unit teropong. Terdiri atas beberapa bagian antara lain : Lensa Objektif• Merupakan bagian paling bawah dari tubus mikroskop, berfungsi untuk menangkap dan memperbesar bayangan sayatan mineral dari meja objek. • Biasanya pada mikroskop polarisasi terdapat tiga buah lensa objektif dengan perbesaran yang berbeda, tergantung keinginan pengamat, dan biasanya perbesaran yang digunakan adalah 4x, 10x dan 40x, kadang ada yang 100x. Lubang Kompensator• Adalah suatu lubang pipih pada tubus sebagai tempat memasukkan kompensator, suatu bagian yang digunakan untuk menentukan warna interferensi • Kompensator berupa baji kuarsa atau gips yang menipis ke arah depan, sehingga pada saat dimasukkan lubang akan menghasilkan perubahan warna interferensi pada mineral Analisator• Adalah bagian dari mikroskop yang fungsinya hampir sama dengan polarisator, dan terbuat dari bahan yang sama juga, hanya saja arah getarannya bisa dibuat searah getaran polarisator (nikol sejajar) dan tegak lurus arah getaran polarisator (nikol bersilang)

Lensa Amici Bertrand• lensa ini difungsikan dalam pengamatan konoskopik saja, untuk memperbesar gambar interferensi yang terbentuk pada bidang fokus balik (back focal plane) pada lensa objektif, dan memfokuskan pada lensa okuler.

Lensa Okuler• Terdapat pada bagian paling atas dari tubus mikroskop, berfungsi untuk memperbesar bayangan objek dan sebagai tempat kita mengamati medan pandang. Pada lensa ini biasanya terdapat benang silang, sebagai pemandu dalam pengamatan dan pemusatan objek pengamatan. Diposkan oleh Heru Haryadi di 07.12 0 komentar Link ke posting ini

BENTUK TUBUH BATUAN BEKU

BENTUK TUBUH BATUAN BEKU DALAM

Batuan beku dapat digolongkan berdasarkan tempat pembekuan magma yakni batuan beku dalam (batuan beku plutonik) dan batuan beku luar (batuan beku ekstrusive. Pembahasan dalam paper kali ini adalah mengenai batuan beku dalam beserta bentuk tubuh batuan beku tersebut.Batuan beku dalam terbentuk oleh magma yang membeku di bawah permukaan bumi, yang kemudian mengalami pendinginan yang sangat lambat sehingga memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar dan sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusive atau

Page 18: Mineral Harus Baca

batuan beku plutonik. Tubuh batuan beku dalam mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung pada kondisi magma dan batuan di sekitarnya. Magma dapat menyusup pada batuan di sekitarnya atau menerobos melalui rekahan-rekahan pada batuan di sekelilingnya.Bentuk tubuh batuan beku dapat dibedakan menjadi dua yakni bentuk yang memotong struktur batuan disekitarnya dan bentuk batuan beku yang sejajar dengan struktur batuan disekitarnya. Bentuk tubuh batuan beku yang memotong struktur batuan disekitarnya disebut diskordan yang meliputi dike, batholit, dan stock.a. DikeDike adalah bentuk tubuh batuan beku yang memotong struktur batuan disekitarnya yang memiliki bentuk tabular dengan kedua sisinya sejajar. Dike berasal dari intruksi magma yang telah membeku. Dike memiliki ukuran dimensi lebar yang bervariasi mulai dari centimeter sampai beberapa meter dengan dimensi panjangnya atau lateralnya sampai beberapa kilometer. Dimensi dike lebih kecil dari dimensi batholit. Karena dike memotong batuan beku disekitarnya, dapat dianalisis bahwasannya umur dari dike lebih muda dari batuan yang dipotongnya yang mana manganut hukum cross-cutting relationship. Dike biasanya memotong batuan sekitarnya secara vertikal atau cenderung vertikal, akan tetapi akibat dari aktivitas tektonisme, rangkaian atau urutan dari lapisan dike dan batuan sekitarnya yang dipotong berubah menjadi horizontal.Tekstur dan komposisi dari dike dapat berubah dari basa ke granitik yang berarti cenderung ke asam, akan tetapi secara umum komposisi dari dike adalah basa

b. BatholitBatholit, merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar dimensinya. Bentuknya tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang diterobosnya. Kebanyakan batholit merupakan kumpulan massa dari sejumlah tubuh-tubuh intrusi yang berkomposisi agak berbeda. Perbedaan ini mencerminkan bervariasinya magma pembentuk batholit. Beberapa batholit mencapai lebih dari 1000 km panjangnya dan 250 km lebarnya. Dari penelitian geofisika dan penelitian singkapan di lapangan didapatkan bahwa tebal batholit antara 20-30 km. Batholite tidak terbentuk oleh magma yang menyusup dalam rekahan, karena tidak ada rekahan yang sebesar dimensi batholit. Karena besarnya, batholit dapat mendorong batuan yang berada diatasnya. Meskipun batuan yang diterobos dapat tertekan ke atas oleh magma yang bergerak ke atas secara perlahan, tentunya ada proses lain yang bekerja. Magma yang naik melepaskan fragmen-fragmen batuan yang menutupinya. Proses ini dinamakan stopping. Blok-blok hasil stopping lebih padat dibandingkna magma yang naik, sehingga mengendap. Saat mengendap fragmen-fragmen ini bereaksi dan sebagian terlarut dalam magma. Tidak semua magma terlarut dan mengendap di dasar dapur magma. Setiap fragmen batuan yang berada dalam tubuh magma yang sudah membeku dinamakan Xenolith.Sebagian batholit juga dapat muncul ke permukaan bumi dengan luasnya yang lebih dari 100 kilometer persegi. Proses yang menyebabkan batholit dapat muncul ke permukaan adalah proses erosi yang dipercepat dengan proses uplift dari lempeng benua tempat batholit tersebut terbentuk degnan kisaran waktu puluhan sampai ratusan tahun.

c. StockStock, seperti batholit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih kecil dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan penyerta suatu tubuh batholit atau bagian atas batholit.Bentuk tubuh batuan beku yang lain adalah yang sejajar dengan batuan yang ada disekitarnya yang meliputi sill, lakolit, dan lopolit.a) Sill

Page 19: Mineral Harus Baca

Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar. Proses terbentuknya sill berhubungan erat dengan terbentuknya dike dimana dike yang terkena aktivitas tektonik dapat berubah orientasinya menjadi horizontal, begitu pula sebaliknya pada sill.

b) LakolitLakolit, sejenis dengan sill yakni batuan beku yang menerobos diantara batuan sedimen. Yang membedakan adalah bentuk bagian atasnya, batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk kubah landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill. Pembentukan lakolit yang seperti kubah tersebut berkaitan dengan tingginya tekanan dari magma yang berada dibawahnya.

c) LopolitLopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan bawahnya cekung ke atas.Berikut gambar dari perbedaan beberapa macam bentuk tubuh batuan beku secara keseluruhan. Diposkan oleh Heru Haryadi di 07.10 0 komentar Link ke posting ini Label: BENTUK TUBUH BATUAN BEKU

BATUAN SEDIMEN

BATUAN SEDIMEN

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan.( Pettjohn, 1975 )

Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan ketebalan antara beberapa centimetersampai beberapa kilometer. Juga ukuran butirnya dari sangat halus sampai sangat kasar dan beberapa proses yang penting lagi yang termasuk kedalam batuan sedimen. Disbanding dengan batuan beku, batuan sedimen hanya merupakan tutupan kecil dari kerak bumi. Batuan sedimen hanya 5% dari seluruh batuan – batuan yang terdapat dikerak bumi. Dari jumlah 5% ini,batu lempung adalah 80%, batupasir 5% dan batu gamping kira - kira 80%.Berdasarka ada tidaknya proses transportasi dari batuan sedimen dapat dibedakan menjadi 2 macam :1. Batuan Sedimen Klastik Yaitu batuan sedimen yang terbentuk berasal dari hancuran batuan lain. Kemudian tertransportasi dan terdeposisi yang selanjutnya mengalami diagenesa.

2. Batuan Sedimen Non KlastikYaitu batuan sedimen yang tidak mengalami proses transportasi. Pembentukannya adalah kimiawi dan organis.

Sifat – sifat utama batuan sedimen :1. Adanya bidang perlapisan yaitu struktur sedimen yang menandakan adanya proses sedimentasi.2. Sifat klastik yang menandakan bahwa butir – butir pernah lepas, terutama pada golongan

Page 20: Mineral Harus Baca

detritus.3. Sifat jejak adanya bekas – bekas tanda kehidupan (fosil).4. Jika bersifat hablur, selalu monomineralik, misalnya : gypsum, kalsit, dolomite dan rijing.

Volume batuan sedimen dan termasuk batuan metasedimen hanya mengandung 5% yang diketahui di litofera dengan ketebalan 10 mil di luar tepian benua, dimana batuan beku metabeku mengandung 95%. Sementara itu, kenampakan di permukaan bumi, batuan – batuan sedimen menempati luas bumi sebesar 75%, sedangkan singkapa dari batuan beku sebesar 25% saja. Batuan sedimen dimulai dari lapisan yang tipis sekali sampai yang tebal sekali. Ketebalan batuan sedimen antara 0 sampai 13 kilometer, hanya 2,2 kilometer ketebalan yang tersingkap dibagian benua. Bentuk yang besar lainnya tidak terlihat, setiap singkapan memiliki ketebalan yang berbeda dan singkapan umum yang terlihat ketebalannya hanya 1,8 kilometer. Di dasar lautan dipenuhim oleh sedimen dari pantai ke pantai. Ketebalan dari lapisan itu selalu tidak pasti karena setiap saat selalu bertambah ketebalannya. Ketebalan yang dimiliki bervariasi dari yang lebih tipis darim0,2 kilometer sampai lebih dari 3 kilometer, sedangkan ketebalan rata – rata sekitar 1 kilometer.Total volume dan massa dari batuan – batuan sedimen di bumi memiliki perkiraan yang berbeda – beda, termasuk juga jalan untuk mengetahui jumlah yang tepat. Beberapa ahli dalam bidangnya telah mencoba untuk mengetahui ketebalan rata – rata dari lapisan batuan sedimen di seluruh muka bumi. Clarke (1924) pertama sekali memperkirakan ketebalan sedimen di paparan benua adalah 0,5 kilometer. Di dalam cekungan yang dalam, ketebalan ini lebih tinggi, lapisan tersebut selalu bertambah ketebalannya dari hasil alterasi dari batuan beku, oksidasi, karonasi dan hidrasi. Ketebalan tersebut akan bertambah dari hasil rombakan di benua sehinngga ketebalan akan mencapai 2.200 meter. Volume batuan sedimen hasil perhitungan dari Clarke adalah 3,7 x 108 kilometer kubik.( Danang Endarto, 2005 )

2 Penggolongan Dan Penamaan Batuan Sedimen Berbagai penggolongan dan penamaan batuan sedimen telah dikemukakan oleh para ahli, baik berdasarkan genetis maupun deskriptif. Secara genetik disimpulkan dua golongan ( Pettjohn, 1975 dan W.T. Huang, 1962 ) 1. Batuan Sedimen KlastikBatuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf dan sedimen itu sendiri.Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis, terbagi dalam dua golongan besar dan pembagian ini berdasarkan ukuran besar butirnya. Cara terbentuknya batuan tersebut berdasarkan proses pengendapan baik yang terbentuk dilingkungan darat maupun dilingkungan laut. Batuan yang ukurannya besar seperti breksi dapat terjadi pengendapan langsung dari ledakan gunungapi dan di endapkan disekitar gunung tersebut dan dapat juga diendapkan dilingkungan sungai dan batuan batupasir bisa terjadi dilingkungan laut, sungai dan danau. Semua batuan diatas tersebut termasuk ke dalam golongan detritus kasar. Sementara itu, golongan detritus halus terdiri dari batuan lanau, serpih dan batua lempung dan napal. Batuan yang termasuk golongan ini pada umumnya di endapkan di lingkungan laut dari laut dangkal sampai laut dalam.Fragmentasi batuan asal tersebut dimulaiu darin pelapukan mekanis maupun secara kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan pengendapan. Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalmi diagenesa yakni, proses proses – proses yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu sedimen, selama dan sesudah litifikasi. Hal ini merupakan proses yang mengubah suatu sedimen menjadi batuan keras.Proses diagenesa antara lain :

Page 21: Mineral Harus Baca

A. Kompaksi SedimenYaitu termampatnya butir sedimen satu terhadap yang lain akibat tekanan dari berat beban di atasnya. Disini volume sedimen berkurang dan hubungan antar butir yang satu dengan yang lain menjadi rapat.

B. SementasiYaitu turunnya material – material di ruang antar butir sedimen dan secara kimiawi mengikat butir – butir sedimen dengan yang lain. Sementasi makin efektif bila derajat kelurusan larutan pada ruang butir makin besar.

C. RekristalisasiYaitu pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia yang berasal dari pelarutan material sedimen selama diagenesa atu sebelumnya. Rekristalisasi sangat umum terjadi pada pembentukan batuan karbonat.

D. AutiqenesisYaitu terbentuknya mineral baru di lingkungan diagenesa, sehingga adanya mineral tersebut merupakan partikel baru dlam suatu sedimen. Mineral autigenik ini yang umum diketahui sebagai berikut : karbonat, silica, klorita, gypsum dll.

E. MetasomatismeYaitu pergantian material sedimen oleh berbagai mineral autigenik, tanpa pengurangan volume asal.

2. Batuan Sedimen Non KlastikBatuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik.Menurut R.P. Koesoemadinata, 1980 batuan sedimen dibedakan menjadi enam golongan yaitu :A. Golongan Detritus KasarBatuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis. Termasuk dalam golongan ini antara lain adalah breksi, konglomerat dan batupasir. Lingkungan tempat pengendapan batuan ini di lingkungan sungai dan danau atau laut.

B. Golongan Detritus HalusBatuan yang termasuk kedalam golongan ini diendapkan di lingkungan laut dangkal sampai laut dalam. Yang termasuk ked ala golongan ini adalah batu lanau, serpih, batu lempung dan Nepal.

C. Golongan KarbonatBatuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkang moluska, algae dan foraminifera. Atau oleh proses pengendapan yang merupakan rombakan dari batuan yang terbentuk lebih dahulu dan di endpkan disuatu tempat. Proses pertama biasa terjadi di lingkungan laut litoras sampai neritik, sedangkan proses kedua di endapkan pada lingkungan laut neritik sampai bahtial. Jenis batuan karbonat ini banyak sekali macamnya tergantung pada material penyusunnya.

D. Golongan SilikaProses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross organik dan kimiawi untuk lebih menyempurnakannya. Termasuk golongan ini rijang (chert), radiolarian dan tanah

Page 22: Mineral Harus Baca

diatom. Batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan terbatas sekali.

E. Golongan EvaporitProses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan kimia yang cukup pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau atau laut yang tertutup, sehingga sangat memungkinkan terjadi pengayaan unsur – unsur tertentu. Dan faktor yang penting juga adalah tingginya penguapan maka akan terbentuk suatu endapan dari larutan tersebut. Batuan – batuan yang termasuk kedalam batuan ini adalah gip, anhidrit, batu garam.

F. Golongan BatubaraBatuan sedimen ini terbentuk dari unsur – unsur organik yaitu dari tumbuh – tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebsl di atasnya sehingga tidak akan memungkinkan terjadinya pelapukan. Lingkungan terbentuknya batubara adalah khusus sekali, ia harus memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga kalau timbunan itu mati tertumpuk menjadi satu di tempat tersebut.( Danang Endarto, 2005 )II.3 Tekstur Batuan SedimenBerdasarkan kejadiannya, batuan sedimen dibedakan menjadi batuan sediment klastik dan non klastik. Batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari material – material hasil rombakan batuan yang telah ada sebelumnya.Tekstur adalah suatu kenampakan yang berhubungan dengan ukuran dan bentuk butir serta susunannya. Butiran tersusun atau terikat oleh semen dan masih adanya rongga di antara butirnya. Pembentukannya di kontrol oleh media dan cara transportasinya. Pembahasan tekstur meliputi :1. Ukuran Butir (Grain Size)1.1 Pemilahan ukuran butir didasarkan pada skala Wenworth, 1922

NO Nama Butir Besar Butir (mm)1 Bongkah 2562 Berangkal 256 - 643 Kerakal 64 - 44 Pasir Sangat Kasar 4 – 25 Pasir Kasar 2 – 16 Pasir Sedang 1 – ½7 Pasir Halus ½ - ¼8 Pasir Sangat Halus ¼ - 1/89 Lanau 1/16 – 1/25610 Lempung < 1/256

2. Pemilahan (Sorting)Adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan sedimen, artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka pemilahan semakin baik. Ada 3 macam pemilahan yaitu :

A. Well sorted : terpilah baikB. Medium sorted : terpilah sedangC. Poor sorted : terpilah buruk

Page 23: Mineral Harus Baca

3. KebundaranAdalah nilai membulat atau meruncingnya butiran dimana sifat ini hanya bisa di amati pada batuan sedimen klastik kasar. Kebundaran dapat dilihat dari bentuk batuan yang terdapat dari batuan tersebut. Tentunya terdapat banyak sekali variasi dari bentuk batuan, akan tetapi untuk mudahnya dipakai perbandingan sebagai berikut :1. Wellrounded (membundar baik)Semua permukaan konveks, hamper equidimensional, sferoidal.

2. Rounded (membundar)Pada umumnya permukaan – permukaan bundar, ujung – ujung dan tepi – tepi butiran bundar.

3. Subrounded (membundar tanggung)Permukaan umumnya datar dengan ujung – ujung yang membundar.

4. Subangular (menyudut tanggung)Permukaan umumnya datar dengan ujung – ujung yang tajam.

5. Angular (menyudut)Permukaan konkaf dengan ujungnya yang tajam.

4.ShapeAdalah bentuk daripada butiran itu sendiri dan dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu :A. Oblate / labularB. Equent / equiaxialC. Bladed / traxialD. Prolate / rod shaped

5.PorositasAdalah perbandingan seluruh permukaan pori dengan volume dari batuan.

6.PermeabilitasPermeabilitas sukar ditentukan tetapi dapat dikira – kira melalui porositas. Salah satu metoda pendekatan untuk mengetahui permeabilitas adalah dengan menempatkan setetes air pada sekeping yang kering dan mengamati kecepatan air merembes. Istilah yang biasa dipergunakan adalah :

- Fair : 1 – 10 md- Good : 10 – 100 md- Very good : 100 – 1000 md

7. MatrixAdalah semacam butir (klastik), tetapi sangat halus sehingga aspek geometri tak begitu penting, terdapat di antara butiran sebagai massa dasar.

8. SemenAdalah bukan butir, tapi material pengisi rongga antar butir, biasanya dalam bentuk amorf

Page 24: Mineral Harus Baca

atau kristalin. Bahan – bahan semen yang lazim adalah :- Klasit - oksida- Solomit - silika- Sulfat - Siderit

9. Kemas (fabric)Di dalam batuan sedimen klastik dikenal 2 macam kemas, yaitu :A. kemas terbuka : Butiran tidak saling bersentuhan.B. kemas tertutup : Butiran saling bersentuhan.( Danang Endarto, 2005 )

Struktur Batuan SedimenStruktur sedimen merupakan suatu kelainan darim perlapisan normal batuan sedimen yang diakibatkan oleh proses pengendapan dan keadaan energi pembentuknya. Pembentuknya dapat terjadi pada waktu pengendapan maupun segera setelah proses pengendapan. Dengan kata lain, struktur sedimen adalah kenampakan batuan sedimen dalam dimensi yang lebih besar.

1. Struktur sedimen berdasarkan asalnya Berdasarkan asalnya struktur sedimen yang terbentuk dapat dikelompokan menjadi 3 macam:

A. Struktur sedimen primerTerbentuk karena proses sedimentasi dengan demikian dapat merefleksikan mekanisasi pengendapannya.B. Struktur sedimen sekunderTerbentuk sesudah sedimentasi, sebelum atau pada waktu diagenesa. Juga merefleksikan keadaan lingkungan pengendapannya.C. Struktur organikTerbentuk oleh keadaan organisme seperti molusca, cacing atau bintang lainnya.

Struktur batuan sedimen tidak banyak yang dapat dilihat dari contoh – contoh batuan di laboratorium. Macam – macam struktur batuan sedimen yang penting antara lain adalah struktur perlapisan dimana struktur ini merupakan sifat utama dari batuan sedimen klastik yang mengahasilkan bidang – bidang sejajar sebagai hasil dari pross pengendapan.Faktor – faktor yang mempengaruhi kenampakan adanya struktur perlapisan adalah :1. Adanya perbedaan warna mineral.2. Adanya perbedaan ukuran besar butir.3. Adanya perbedaan warna komposisi mineral.4. Adanya perbedaan macam batuan.5. Adanya perbedaan struktur sedimen.6. Adanya perbedaan kekompakan.

2. Struktur sedimen berdasdarkan saat terjadinya.Secara garis besar struktur dapat dijelaskan sebagai berikut :A. Struktur sygnetik 1) Karena proses fisik

Page 25: Mineral Harus Baca

a. External structureContoh : bentuk lembaran, lensa, lidah, delta dan shoestring.b. Internal structure1) Perlapisan dan laminasi- Normal current bedding yaitu perlapisan karena arus normal, missal perlapisan sejajar. Berdasarkan ukurannya dibedakan menjadi :a. laminasi : bila tebal lapisan kurang dari 1 cm.b. stratum : bila tebal lapisan lebih dari 1 cm.c. beds : kumpulan dari beberapa laminar dan strath.- Cross bedding yaitu perlapisan silang siur yang terjadi akibat adanya perubahan arus.- Graded bedding yaitu perlapisan tersusun yang terjadi karena adanya pemilihan ukuran butir dari halus ke kasar.

2) Features of bedding planes yaitu bentuk dari permukaan lapisan selama proses sedimentasi.- Ripplemarke yaitu bentuk permukaan bergelombang karena adanya proses satu arah.- Mud crack yaitu bentuk – bentuk retak – retak pada lapisan lumpur, biasanya berbentuk segi lima.- Flute cast yaitu bentuk gerusan pada permukaan lapisan yang bentuknya seperti seruling.- Load cast yaitu lekukan pada batas perlapisan yang diakibatkan oleh gaya tekan dari muatan yang ada di atasnya.

3) Deformation structureYaitu terjadinya perubahan struktur batuan pada saat sedimen terendapkan karena adanya tekanan.- Post deposisional blump features yaitu struktur luncura yang terjadi akibat adanya desakan yang tinggi.- Intraformational konglomerat yaitu struktur hancuran yang menyerupai konglomerat karena adanya pergerakan pada sedimen sebelum mengalami litifikasi.

2) Karena proses biologia. External structure- Biostromes yaitu struktur batu gamping yang berlapis- Biohern yaitu panggul buklit yang mempunyai penyebaran terbatas.b. Internal structure- Misalnya fosil dalam batuan.

B. Struktur epigenetic1) Karena proses fisik

a. External structure- Batas antar tiap lapisan :o Batas tegas atau gradualo Batas selaraso Lipatan dan sesarb. Internal structure- Clastic dike yaitu trjadi karena adanya tekanan hidrostatika yang kuat sehingga material seperti di injeksikan.

Page 26: Mineral Harus Baca

2) Karena proses kimia atau organisme- Corrosion zone- Concretions- Stilotites- Cone in cone- Cristal mold and cast- seins and dike

3) Genesa Struktur – struktur Batuan SedimenA. MassifBatuan massif bila tidak menunjukan struktur dalam atau ketebalan lebih dari 120 cm.

B. Graded BeddingLapisan yang dicirakan oleh perubahan yang granual dari ukuran butir penyusunnya bila bagian bawah kasar dan keatas semakin halus disebut normal grading.

C. LaminasiPerlapisan dan struktur sedimen yang mempunyai ketebalan kurang dari 1 cm terbentuk bila pola pengendapannya dengan energi yang konstan.biasanya terbentuk dari suspensi tanpa energi mekanis.

D. Cross lamination 1) Cross lamination Secara umum dipakai untuk lapisan miring dengan ketebalan kuranmg dari 5 cm, dengan fareset ketebalannya lebih dari 5 cm, merupakan struktur sedimentasi yang tunggal yang terdiri dari urut – urutan sistematik.2) Cross beddingSecara umum bentuk fisik cross lamination, yang membedakan hanyalah ketebalannya, yaitu lebih dari 5 cm untuk cross bedding.

E. Clastic ImbricationAdalah suatu struktur sedimentasi yang dicirikan oleh fragmen – fragmen tabular yang overlapping dan menunjukan arus ke atas pada daerah yang berbatu – batu atau pada daerah yang miring. Biasanya pada daerah fluvial.

F. Primary current kinationAdalah struktur sdimentasi yang berbentuk garis pada di dalam batuan yang terbentuk oleh arus utama,sering diterapkan pada batuan sedimen yang biasanya menunjukan pelurusan suatu garis tunggal dari kumpulan cangkang.

G. Fosil orientationAdalah struktur sedimen yang menunjukan orientasi tertentu dari kumpulan fosil yang menunjukan arah arus sedimentasi yang di akibatkan oleh pengenangan yang energi transportasinya berkurang, sedangkan fosilnya sendiri mempunyai bentuk – bentuk yang dapat berorientasi.

Page 27: Mineral Harus Baca

H. Load castAdalah struktur sedimen yanq terbentuk akibat tubuh sedimen yang mengalami pembebanan oleh material sedimen lain di atasnya.

I. Flute castAdalah struktur sedimen yang berupa celah dan terputus – putus serta berbentuk kantong, dengan ukuran 2 – 10 cm, struktur ini terbentuk pada batuan dasar akibat pengaruh aliran turbulen dari air merupakan gerusan dari media transportasi yang membawa material kemudian material – material tersebut mengisinya yang biasanya berupa pasir.

J. Mud cracksadalah struktur sedimen yang berupa retakan – retakan pada tubuh sedimen bagian permukaan, biasanya pada tubuh campur yang berkembang sifat kohesinya. Hal ini akibat perubahan suhu dan pengerutan.

K. Tool marksAdalah material – material pasir yang terbawa arus menggerus permukaan lumpur dan meninggalkan jejak yang menjadi tempat berkumpul material pasir tersebut dan gerakan merupakan tonjolan lapisan pasir ke bawah.

L. Rain printAdalah suatu lubang lingkaran atau elips kecil yang terbentuk di atas lumpur yang masih basah oleh air hujan yang kemudian setelah lumpur itu kering di atasnya terendapkan lapisan batupasir.

M. Flame structureAdalah structure sedimen yang berupa bentukan dari lumpir yang licin dan memisahkan ke bawah membesar membentuk load cast dari pasir pada kontak antara lempung dan pasir. Kenampakan structure ini menyala pada cross section dari shale yang memasuki batupasir akibat tekanan lateral.

N. Ball, pillow or pseudonodule structureAdalah suatu bentuk akibat gaya beban dari atas pada shale oleh batupasir dimana shale tersebut belum dapat benar.

O. Convolute beddingAdalah struktur deformasi dari suatu lapisan yang membentuk perlapisan meliuk – liuk dengan ketebalan lapisan 2 – 25 cm.

P. ScoursAdalah struktur sedimen yang terbentuk pada tubuh sedimen di mana terbentuknya lebih awal yang kemudian tergerus oleh arus berikutnya.

Q. ChannelsStruktur sedimen yang mempunyai ciri erosional yang kelok – kelok dan merupakan bagian dari sistem transportasi yang mempunyai energi penggerusan cukup besar.

R. Dish and pillow structureAdalah struktur sedimen yang terbentuk oleh bantal dan mangkok yang terbentuk oleh

Page 28: Mineral Harus Baca

sedimen pasir yang belum terkonsilidasi telah tertimbun sedimen lain di atasnya sehingga mengalami penekanan ke bawah.

S. Low relief erosion surfaceAdalah struktur sedimen yang terbentuk relief rendah pada permukaan tubuh sedimenakibat proses erosi.

T. Syndepositional fold and slumpsAdalah suatu bentukan lipatan kecil pada batupasir yang terjadi karena perlapisan batupasir tersebut belum terkonsilidasi benar.

U. Hard ground massAdalah struktur sedimen yang terbentuk akibat dari akumulasi material sedimen yang khas di dalam tubuh sedimen lain yang relatif lunak.

( Danang Endarto, 2005 )3. Batuan Sedimen Non Klastik Kimiawia. Batuan – batuan Sedimen EvaporitNama batuan adalah nama mineral penyusunnya yang bersifat monomineral, yaitu dikenal sebagai mineral garam. Sebetulnya telah dikenal 30 mineral garam di endapan evaporit di Strassfurt, Jerman, tetapi hanya 3 mineral (batuan) yang terdapat paling banyak dan yang lainnya sangat sedikit. Ketiga mineral tersebut adalah, gip (CaSO4 2H2O), anhidrit (CaSO4), dan halit (NaCl).Batuan evaporit biasanya terdapat dalam keadaan murni dan berlapis – lapis. Anhidrit sering memperlihatkan perlapisan yang rumit, karena batuan ini bersifat kristalin tetapi air dalam pori – porinya memperlihatkan struktur aliran.Evaporit terdapat berinterklasi dengan sedimen biasa, terutama serpih merah dan dolomit umumnya dengan sedimen merah. Banyak pula terdapat diatas atau interklasi dengan karbonat terutama dolomit, juga sering berasosiasi dengan bitumina.Evaporit belum pernah didapatkan secara meyakinkan di Indonesia. Paling banyak terdapat di Amerika Serikat, Eropa, dan Timur Tengah (Iran).Pada umunya anhidrit dan gip ini mendominir endapan evaporit, malah kebanyakan evaporit tidak memperlihatkan adanya halit. Ketebalan keseluruhannya dapat berkisar 8 sampai 1.500 meter (di New Mexico, Perm), 300 – 500 meter terdiri anhidrit, berlaminasi yang diinterpretasikan sebgai varva.Walaupun diduga keras evaporit berasal dari penguapan air laut, namun ada beberapa persoalan seperti : • Bagaimana terjadi pengendapan dari air laut itu yang memberikan lebih banyak anhidrit daripada halit.• Apakah yang diendapkan itu gip atau anhidrit.• Bagaimana mekanisme pengkonsentrasian serta penguapan air asin itu menjadi evaporit.Beberapa batuan sedimen non klastik kimiawi jenis evaporit yang utama :1) Batuan GipBatuan ini terdapat secara kristalin kasar sampai halus granular. Batu gip dapat pula masif, dan sering terdapat sebagai kristal – kristal yang kasar tetapi yang demikian biasanya terdapat sebagai urat atau kristal nodul dalam lumpur atau pasir. Batuan ini memperlihatkan struktur pseudo porphyritic dengan kristal selenit sebagai fenokrisnya. 2) Batuan Anhidrit

Page 29: Mineral Harus Baca

Batuan ini lebih banyak terdapat daripada gip, juga berlapis tetapi kadang – kadang masif, tebal dan meluas. Struktur sedimennya memperlihatkan laminasi yang keriput, pada umumnya granular halus, tetapi di bawah mikroskop kristal kasar, tetapi juga serabut dengan massa kristalin kasar. Kenampakan porfiritik disebabkan penyabaran kristal gip diantaranya. 3) Halit (batugaram)Batuan ini terdapat secara masif dan secara kristalin kasar, kadang – kadang berlaminasi. Sering berinterlaminasi (beberapa cm) denga sisipam tipis (seperti kertas) oleh anhidrit atau dolomit. Juga garam hitam sering berinterklasi denga garam putih berbentuk kristal kubus. Halit sering menjadi terobosan – terobosan yang membentuk saltdome (kubah garam). Hal ini disebabkan berat jenis yang lebih rendah dibandingkan batuan sekeliling dan sifat mudah mengalir pada temperatur dan tekanan rendah.b. Batuan –batuan Sedimen SilikaBatuan yang termasuk kedalam golongan ini adalah batuan yang bersifat monomineral, dan banyak serta langka terdapat sebagai batuan, seperti :• Rijang (Chert)Komposisi dari rijang adalah opal, kalsedon, kuarsa, kristobalit, dan sedikit mengandung kalsit dan dolomit. Tekstur batuan ini seperti mikrokristalin kuarsa dan kalsedon euhedral sampai poli-hedral.

Tabel. Komposisi Kimia dari RijangSenyawa Rijang Batupaneker Nodul Rijang Serpih Diatomea Rijang HijauSiO2 93.54 98.93 70.78 73.71 85.78TiO2 0.03 0.50 Al2O3 2.26 0.14 0.45 7.25 5.68Fe2O3 0.48 0.06 0.02 2.63 2.92FeO 0.08 0.30 0.44 2.09MnO 0.79 0.01 0.02 MgO 0.23 0.02 1.88 1.47 0.25CaO 0.66 0.04 12.90 1.72 0.48Na2O 0.37 0.05 1.19 0.68K2O 0.51 0.06 1.00 0.36H2O+ 0.72 0.17 0.32 6.94 H2O- 0.21 0.27 0.48 2.88 1.88P2O5- 0.16 0.24 CO2 0.02 12.04 SO3 0.16 C 0.18 0.33 Total 99.86 99.92 100.14 100.13 100.13(Koesoemadinata, 1981)Tabel diatas menunjukan kandungan dan jumlah setiap senyawa kimia, tetapi jumlah SiO2 biasanya antara 82,69 – 99,49 %.Batuan rijang terdapat secara berlapis – lapis, berasosiasi dengan serpih dan bijih besi atau sebgai nodul - nodul dalam gamping.Rijang yang berlapis biasanya berasosiasi dengan endapan geosinklin (subdunction zone), denga ketebalan ratusan meter dengan sisipan serpih hitam juga berasosiasi denga arus turbidit dan lumpur silika, mengandung diatomea atau radiolaria, kedalaman laut adalah 120 - 200 meter.Rijang yang berlapis dapat berasal dari organik dengan pertolongan radiolaria dan diatomea, atau berasal dari kimia.Rijang yang berupa nodul, pada umumnya sebagai replacement dari gamping, ada yang

Page 30: Mineral Harus Baca

menyatakan silika diendapkan bersama dengan gamping.mungkin secara biokimiawi silika diambil dari air laut. Kadang – kadang membentuk jaringan dan dapat menyerupai rijang berlapis.

4. Batuan Sedimen Non Klastik Biologis (Organik)Batuan KarbonatSemua batuan terdiri dari garam karbonat, dalam praktiknya gamping (limestone) dan dolomit lebih utama. Kata karbonat dewasa ini lebih sering dipakai dalam industri minyak bumi.Karbonat mempunyai keistimewaan dalam cara pembentukannya, yaitu hanya dari larutan, praktis tidak ada sebagai detritus daratan. Pembentukan secara kimiawi, tetapi yang penting adalah turut sertanya organisme.Hal yang lain adalah terbentuknya klastik sebagai fragmentasi atau pembentukan sekunder sebagai contoh colitik, dan pengendapan menyarupai detritus.Komposisi kimia dan mineralTidak memperlihatkan lingkunganpengendapan, tetapi penting sebagai derajat diagenesa rekristalisasi dan penggantian kalsium karbonat.a. Aragonit : CaCO3 (Ortorombik)Bentuk yang paling tidak stabil, sering dalam bentuk serabut. Jarum – jarum aragonit biasanya diendapkan secara kimiawi, dari prespitasi langsung dari air laut. Diagenesanya berubah menjadi kalsit, juga organisme membuat rumah (test) dari aragonit seperti moluska.

b. Kalsit : CaCO3 (Heksagonal)Mineral ini lebih stabil, dan biasanya merupakan hablur yang baik. Terdapat sebagai rekristalisasi dari aragonit, sering merupakan cavity filling atau semen, dalam bentuk kristal – kristal yang jelas. Kebanyakan gamping terdiri dari kalsit.c. Dolomit : CaMg (CO3)2Juga merupakan mineral penting, terutama sebagai batuan reservoir, kristal sama dengan kalsit berbedanya pada bidang refraksi dari kalsit. Terjadi secara primer (precipitasi langsung dari air laut), tetapi kebanyakan hasil dolomotisasi dari kalsit.

d. High Magnesium KalsitLarutan padat dari MgCO3 dalam kalsit. Tidak begitu banyak terdapat, sering merupakan batuan dolomit Ls.

e. Magnesit : MgCO3 Biasanya berasosiasi denga evapori.

1. Tekstur Batuan Sedimen Non KlastikTekstur dapat dibedakan menjadi dua macam :f. Kristalin Tekstur ini terdiri dari kristal – kristal yang interlocking yaitu kristal – kristal yang saling mengunci satu denga yang lain. Pemerian dapat memakai skala Wenworth denga modifikasi sebagai berikut : Nama Butir Besar Butir (mm)Berbutir Kasar 2Berbutir Sedang 1/16Berbutir Halus 1/256

Page 31: Mineral Harus Baca

Berbutir Sangat Halus

g. AmorfTekstur ini terdiri dari mineral yang tidak membentuk kristal – kristal atau amorf (non klastik), umumnya berukuran lempung atau koloid, contoh : rijang masif

2. Struktur Batuan Sedimen Non KlastikStruktur batuan sedimen non klastik terbentuk dari proses reaksi kimia ataupun kegiatan organik.Macamnya antara lain yang penting :FosilliforousStruktur yang ditunjukan oleh adanya fosil atau komposisi terdiri dari fosil (sedimen organik).OolitikStruktur dimana suatu fragmen klastik diselubungi oleh mineral non klastik, bersifat konsentris dengan diameter berukuran lebih kecil 2 mm (0,25 – 2 mm) kristal – kristal berbentuk bulat atau elipsoid, seperti telur ikan. Contoh : batugamping oolit.PisolitikSama dengan oolitik tetapi ukuran diameternya lebih besar dari 2 mm. contoh : batugamping pisolitik.KonkresiKenampakan struktur ini sama dengan struktur oolitik tetapi tidak menunjukan adanya sifat konsentris.Cone in coneStruktur pada batugamping kristalin yang menunjukan pertumbuhan kerucut perkerucut.BiohermTersusun oleh organisme murni dan bersifat insituBlostromeSeperti bioherm tetapi bersifat klastik. Bioherm dan biostrome merupakan struktur luar yang hanya tampak dilapangan.SeptariaSejenis konkresi tetapi mempunyai komposisi lempung . ciri khasnya adanya rekahan – rekahan yang tidak teratur akibat penyusutan bahan – bahan lempungan tersebut karena proses dehidrasi yang kemudian celah – celah yang terbentuk terisi oleh kristal – kristal karbonat yang kasar.GeodeBanyak dijumpai pada batuan gamping, berupa rongga-rongga yang terisi oleh kristal-kristal yang tumbuh ke arah pusat rongga tersebut. Kristal bisa kalsit ataupun kuarsa.StyolitStyolit ini merupakan hubungan antar butir yang bergengsi.

Komposisi mineral batuan sedimen non klastik cukup penting dalam menentukan penamaan batuan. Pada batuan sedimen jenis non klastik biasanya komposisi mineralnya sederhana yaitu bila terdiri dari satu atau dua macam mineral. Sebagai berikut :Batugamping : Kalsit dolomitChert : KalsedonGypsum : Mineral gypsumAnhidrit : Mineral anhidrit

3. Batuan Karbonat

Page 32: Mineral Harus Baca

Batuan karbonat adalah batuan sedimen dengan komposisi yang dominan (> 50 %) terdiri dari mineral – mineral atau garam – garam karbonat, yang dalam prakteknya secara umum meliputi batugamping dan dolomit.Batuan karbonat adalah batuan sedimen dengan tekstur yang beraneka ragam, struktur serta fosil. Hal tersebut dapat memberikan informasi yang penting mengenai lingkungan laut purba, kondisi paleoekologi serta evolusi bentuk dari organisme laut.Proses pembentukannya dapat terjadi secara insitu berasal dari larutan yang mengalami proses kimia maupun biokimia dimana organisme turut berperan, dapat terjadi dari butiran rombakan yang mengalami transportasi secara mekanik dan diendapkan di tempat lain.Seluruh proses tersebut berlangsung pada lingkungan air laut, jadi praktis bebas dan detritus asal darat.Batugamping klastik adalah batugamping yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus batugamping asal.Contoh : Kalsirudit : butiran berukuran rudit (granule)Kalkarenit : butiran berukuran arenit (sand)Kalsilutit : butiran berukuran lutit (clay)

Batugamping non klastik adalah batugamping yang terbentuk dari proses-proses kimiawi maupun organis. Umumnya bersifat monomineral.Dapat dibedakan :• Hasil biokimia : bioherm, biostrom• Hasil larutan kimia : travertin, tufa• Hasil replacement : batugamping fosfat, batugamping dolomit, batugamping silikat dan lain-lain.

a. Tekstur Batuan KarbonatDewasa ini tekstur batuan karbonat lebih dipentingkan pada susunan mineralogi. Tekstur ini berhubungan dengan sifat reservoir dalam bentuk minyak dan juga dari segi sedimentasi.1) Besar ButirSering ukuran tersendiri, tetapi hal ini tidak dianjurkan. Lebih baik dipergunakan skala Wentworth seperti dianjurkan oleh Leighton dan Pendexter (1962).Mulai 0,0625 mm ke bawah maka tipe butir dan juga penelitian di bawah mikroskop menjadi mikrit (micrite) atau berupa lumpur (mud) atau berbutir halus (aphanitik). Secara makroskopis kurang dari 1 mm, tipe butir sudah sukar ditentukan sehingga istilh grain atau klas dapat dipakai. 2) Bentuk ButirBentuk butir juga penting dalam mempelajari gamping terutama dalam memperlihatkan energi di lingkungan pengendapan.Dalam bioklast, derajat dari abrasi dan peristilahan seperti pada detritus dipergunakan untuk fragmen-fragmen pada umumnya. Bioklast dapat dibedakan menjadi cangkang – cangkang yang utuh atau fragmen kerangkan yang utuh atau bekas pecahan jelas dan yang kedua yang telah terabrasi atau bundar. Non fragmen, istilah kebundaran seperti diartikan oleh abrasi atau transport yang jauh. Dan bentuk-bentuk yang lebih cocok ialah spherudal dan ovoid. Di antara kerangka atau butir sering diisi oleh matriks atau semen.

3) SemenBiasanya terdiri dari hablur-hablur kalsit yang jelas atau disebut juga spari kalsit (spray calcite) atau spar. Semen dapat di amati di bawah mikroskop dan semen ini terjadi pada waktu diagenesa pengisian rongga-rongga oleh larutan yang mengendapkan kalsit sebagai hablur yang jelas. Kadang-kadang sukar untuk membedakannya denga kalsit sebagai hasil

Page 33: Mineral Harus Baca

rekristalisasi yang biasanya lebih halus da disebut mikrospar. 4) MatrikMatrik adalah butir-butir karbonat yang mengisi rongga-rongga dan terbentuk pada waktu sedimentasi. Biasanya halus sekali dari bentuk-bentuk kristal tidak dapat di identifikasi, hampir opak di bawah mikroskop.Hasil dari matrik ini dapat berupa :a) Pengendapan langsung sebagai jarum (aragonit) secara kimiawi / biokimiawi, yang kemudian berubah menjadi kalsit.b) Merupakan hasil abrasi, gampimg yang telah dibentuk misalnya koral, alga dan sebagainya dierosi dan abrasi kembali oleh pukulan-pukulan gelombang dan merupakan tepung kalsit. Tepung kalsit ini membentuk lumpur apu, dan diendapkan terutama di daerah-daerah yang tenang.

b. Struktur Batuan KarbonatPemeriannya hampir sama denga pemerian batuan sedimen klastik.

c. Komposisi Batuan KarbonatPada komponen batuan karbonat juga terdapat pemerian fragmen, matrik, semen, hanya berbeda istilahnya saja, komposisi meliputi allochem.Allochem merupakan fragmen yang tersusun oleh kerangka atau butir-butir klastik dari hasil abrasi batugamping yang sebelumnya ada.Macam-macam Allochem :1) Kerangka Organisme (skeletal) : merupakan fragmen yang terdiri atas cangkang – cangkang binatang atau kerangka hasil pertumbuhan.2) Interclast : merupakan fragmen yang terdiri atas butiran-butiran dari hasil abrasi batugamping yang sebelumnya telah ada.3) Pisolit : merupakan butiran – butiran colit denga ukuran lebih besar dari 2 mm.4) Pellet : merupakan fragmen yang mempunyai colit tetapi tidak menunjukkan adanya struktur konsentris.

MikritMikrit merupakan agregat halus berukuran 1 – 4 mikron, merupakan kristal-kristal karbonat yang terbentuk secara biokimia atau kimiawi dari prespitasi air laut dengan mengisi rongga antar butir. SparitSparit merupakan semen yang mengisi ruang antar butir dan rekahan, berukuran butir halus (0,02 – 0,1 mm) dapat terbentuk langsung dari semen secara insitu atau rekristalisasi mikrit.

d. Tipe – tipe gamping utamaTipe gamping ini berdasarkan kenampakan di lapangan, dapat dibagi menjadi :1) Tipe gamping kristalinGamping kristalin kasar tidak dibentuk secara langsung dari pengendapan, tetapi biasanya dari hasil rekristalisasi dari gamping yang lain, dari gamping klastik ataupun gamping terumbu ataupun afanitik. Proses ini terjadi pada diagenesa dapat disebut neomorphisme. Gamping kristalin kasar mungkin juga diendapkan secara langsung dalam asosiasi dengan pengendapan evaporit.

Page 34: Mineral Harus Baca

Dolomit terbentuknya batuan ini terbagi menjadi tiga, yaitu pertama pengendapan langsung dalam supratidal atau evaporit. Kedua dalam pengendapan pori-pori gamping klastik di daerah supratidal sabkha, sebagai hablur kemudian partikel kalsit terlarut. Ketiga proses ubahan (replacement) suatu terumbu yang terangkat ke daerah supratidal denga proses seepage reflux.Pada pembentukan dolomit harus memenuhi syarat dimana konsentrasi Mg / Ca ratio = 5 : 1, sehingga diperlukan penguapan yang luar biasa. Hal ini dapat terjadi di daerah gurun atau daerah tropis yang kering. 2) Tipe gamping afanitikTerdiri dari butir-butir lebih kecil dari 0,005 mm. Tipe ini tidak dapat diketahui apakah terdiri dari fragmen-fragmen halus (pecahan gamping) atau kristal-kristal halus. Beberapa nama untuk istilah batuan ini adalah micrite, mudstone, calcilutite, lithographic, dan sublithographic.Batuan ini memiliki beberapa cara terbentuknya, seperti yang pertama penggerusan gamping yang telah ada, misalnya penghancuran terumbu oleh gelombang. Kedua dari pengendapan langsung secara kimiawi dari air laut yang telah kelewat jenuh akan CaCO3, sebagai jarum-jarum aragonit. Dan ketiga dari pengendapan dengan bantuan ganggang hijau (chlorophycae) sebagai jarum-jarum aragonit.Lingkungan pembentukan batugamping ini yaitu diendapkan di daerah dangkal yang terlindung lagoon di belakang terumbu, penguapan yang kuat dan dengan bantuan ganggang. Biasanya kaya akan zat organis dan diacak – acak oleh binatang, sehingga tidak memperlihatkan perlapisan.

3) Tipe gamping klastikBatuan ini masih dapat dibagi lagi menjadi, bioklastik, interclast ? fragmenter dan klastik non fragmenter. Berdasarkan besar butirnya batuan ini terbagi menjadi :• Lebih besar dari 2 mmJika terdiri dari cangkang – cangkang / kerangka, disebut Cocquina, jika terdiri dari moluska dan fragmen koral.• Jika lebih kecil dari 0,25 mmSukar untuk membedakan partikel – pertikel pembentuk, maka sering dipergunakan istilah seperti, micrograned atau microgranular.• Jika sudah tidak dapat di identifikasi, maka istilah – istilah yang biasa dipergunakan adalah kalkarenit terutama jika tekstur jelas menyerupai pasir, granular limestone, clastic limestone, dan fragmental limestone.

4) Tipe gamping kerangkaTipe gamping ini terdapat paling banyak dalam Tersier di Indonesia. Tipe ini sering membentuk terjal pada singkapan, masif tidak berlapis atau perlapisan buruk yang hanya kelihatan dari jauh.Komponen utama dari batuan ini adalah suatu kerangka yang utuh seperti dalam keadaan aslinya. Bentuk serta jaringan kerangka bergantung pada jenis organisme yang membentuknya. Endapan gamping kerangka diklasifikasi menurut unsur-unsur fauna atau flora yang bertanggung jawab atas pembentukannya. Terumbu (reef) misalnya didasarkan atas tipe organisme yang membentuk kerangka. Jika unsur-unsur flora atau fauna tak dapat diidentifikasikan secara positif pada tingkatan spesies, maka istilah-istilah umum seperti gamping alga koral (koral-ganggang) atau gamping kerangka moluska dapat digunakan. Pada umumnya ganggang merupakan penyekat pengikat atau mengisi dari kerangka organisme, sehingga merupakan suatu bangunan yang kukuh, yang tahan gelombang. Sering berupa kerak dan mempunyai struktur berlaminasi halus yang bergelombang.

Page 35: Mineral Harus Baca

Komponen lainnya yang biasa terdapat ialah bioclast, ataupun fragmen-fragmen lainnya dapat ikut terikorporasi di dalamnya. Komponen yang penting seperti foraminifera terutama foram besar, moluska sering terdapat kadang-kadang merupakan kerangka tersendiri. e. Proses Pembentukan Batuan KarbonatTerdapat tiga jenis proses pengubahan yang menyebabkan sedimen karbonat berubah menjadi batuan karbonat.Ketiga proses itu adalah :1) Litifikasi sedimen karbonatKebanyakan batuan karbonat terbentuk karena proses litifikasi sedimen karbonat. Litifikasi tersebut akan melibatkan pelarutan mineral-mineral karbonat yang tidak stabil, pengendapan mineral-mineral karbonat yang stabil dan rekristalisasi. Semua proses tersebut termasuk di dalam suatu proses yang luas yaitu diagenesa. Dalam pengertian yang luas, diagenesa meliputi perubahan mineralogi, tekstur, kemas dan geokimia sedimen dan temperatur dan tekanan yang rendah.Litifikasi sedimen karbonat dapat terjadi pada sedimen yang tersingkap, maupun yang masih berada di dalam laut. Pada sedimen karbonat yang tersingkap terjadi perubahan mineralogi dan tekstur endapan asli, yang disebabkan kerja air tawar, atau air meteorit. Perubahan mineralogi yang terjadi adalah terbentuknya mineral-mineral stabil dari mineral-mineral yang tidak stabil, dan tekstur endapan asli berubah menjadi tidak jelas atau kabur, tetapi dapat pula tidak mengalami apa-apa.Proses perubahan sedimen karbonat menjadi batuan karbonat berlangsung perlahan-lahan dan bertingkat-tingkat, dimana batas antara masing-masing tingkat tidak jelas, bahkan dapat saling melingkup. Tingkat tersebut ialah :• Penyemenan,• Pelarutan – pengendapan, dan• Perubahan mineralogi butir-butir dan rekristalisasi

2) Pengkristalan Kalsium Karbonat yang semua dalam Keadaan MembatuBatuan karbonat ini berasal dari rekristalisasi kalsium karbonat yang menyerupai bahan batu / keras (stony material) di mana kalsium karbonatnya dapat berasal dari kimiafisik (anorganik) maupun biokimia (organik), atau kombinasi keduanya.Contoh batuan karbonat yang terbentuk dari rekristalisasi endapan karbonat berasal dari kimiafisik ialah calcrete, caliche, dan nari. Ketiganya adalah endapan yang dihasilkan dari rekristalisasi karena penguapan.Adapun batua karbonat yang terbentuk dari rekristalisasi endapan karbonat berasal dari biokimia adalah terumbu karang, dan biogenik pembentuk kerak keras. Endapan jenis ini memang sudah dalam keadaan padat dan melekat, hal ini disebabkan oleh penyemenan kalsium karbonat biokimia atau kimiafisik.Dalam terumbu-terumbum, koral, ganggang dan foraminifera adalah organisme utama yang mengendapkan batugamping padat.

3) Penggantian Materi-materi lain oleh Kalsium KarbonatBeberapa batuan karbonat dapat terbentuk dari penggantian materi-materi lain, terutama kalsium sulfat dan butir-butir kuarsa oleh kalsium karbonat. Batuan karbonat jenis ini tidak umum, tetapi cukup penting karena genesisnya yang sangat berbeda dengan batuan karbonat jenis lain. Terdapat dua proses penggantian yang umum, yaitu pertama perubahan kalsium sulfat menjadi kalsit oleh kegiatan bakteri, kedua penggantian butir-butir kuarsa oleh karbonat karena proses korosi.5. Penamaan Klasifikasi

Page 36: Mineral Harus Baca

Penamaan batuan sedimen klastik ditentukan terutama oleh ukuran butir dan bentuk butir serta tekstur. Selain itu juga dibantu dengan komposisi kimia dan struktur. Ukuran butir dalam batuan sedimen klastik bisa seragam bisa tidak seragam.Penamaa batuan sedimen non klastik lebih ditentukan oleh komposisi mineralnya atau kimianya.a. Batuan Sedimen KlastikPenamaan batuan sedimen klastik lebih ditekankan pada ukuran dan bentuk butir, denga perincian sebagai berikut :1) Untuk butiran yang sama atau lebih kecil dari pasirBatupasir : butiran yang berukuran pasirBatulempung : butiran yang berukuran lebih halus dari pasirSerpih : batulempung yang menunjukkan struktur fasility (sifat belah)2) Untuk butiran yang lebih besar dari pasir dan melibatkan bentuk butirKonglomerat : jika butirannya berbentuk membulatBreksi : jika butirannya berbentuk runcing3) Untuk butiran dan komposisiBatupasir Kuarsa : batupasir yang banyak mengandung kuarsa.Batulempung Gampingan : batulempung yang mengandung mineral-mineral karbonat.4) Ukuran butir dan struktur“Shale” (serpih) : batulempung, berlaminasi5) Batugamping klastikKalsirudit : bila berukuran butir > pasirKalkaresit : bila butiran berukuran pasirKalsilutit : bila butiran berukuran lempung

b. Batuan Sedimen Non KlastikPenamaan batuan sedimen non klastik sangat tergantung oleh jenis mineral penyusunnya, dan karena pembentukannya disebabkan oleh larutan kimia maupun organis maka sedimen non klastik ini bersifat monomineral.1) Batuan Sedimen Non Klastik KimiawiBatugips : jika tersusun oleh mineral gypsumRijang : jika tersusun oleh mineral kalsedonBatubara : jika tersusun oleh mineral karbon2) Batuan Sedimen Non Klastik Biologis / OrganisContoh penamaan berdasarkan komposisi :Batugamping Kristalin : bila tersusun oleh kristal-kristal kalsitBatugamping koral : bila tersusun oleh koral

c. Langkah-langkah penentuan nama batuan sedimen1) Amati contoh batuan baik-baik2) Tentukan teksturnya : klastik atau non klastik. Bila klastik tentukan ukuran butirnya (bila tidak seragam tentukan ukuran fragmen dan matrik), bila non klastik tentukan macam teksturnya.3) Tentukan strukturnya4) Tentukan komposisinya, untuk mengetahui kandungan karbonat, batuan ditetesi HCl, bila bereaksi berarti mengandung karbonat.5) Tentukan nama batuan berdasarkan kenampakan yang dominan. Misal, bila yang tampak dominan adalah ukuran butirnya maka penamaan berdasarkan ukuran butirnya.( Danang Endarto, 2005 )

Page 37: Mineral Harus Baca

6. Klasifikasi 6.1 Klasifikasi Grabau (1904)Menurut Grabau, batugamping dapat dibagi menjadi lima berdasarkan ukuran dan teksturnya, yaitu :-Kalsidurit, yaitu batugamping yang berukuran butirnya > 2 mm atau lebih besar dari ukuran pasir.-Kalkarenit, yaitu batugamping dengan ukuran butir sama dengan ukuran pasir (1/16 – 2 mm).-Kalsilutit, yaitu batugamping yang ukurannya (ukuran butir) lebih kecil dari ukuran pasir.-Kalsipuluerit, yaitu batugamping hasilpresipitasi kimiawi, sifatnya kristalin.-Batugamping organic, yaitu hasil pertumbuhan organisme secara insitu, misalnya terumbu dan stromabolity.

6.1.1. Klasifikasi Folk (1959)Folk mengklasifikasikan batuan karbonat berdasarkan tekstur, pengendapan dan perbandingan fraksi komponen penyusunnya, yaitu butiran/allochem, mikrit, dan sparit (ortochem). Berdasarkan perbandingan relief antara allochem, mikrit, dan sparit serta jenis allochem yang dominant, maka Folk membagi batugamping menjadi 4 FamiliBatugamping tipe I analog dengan batupasir/konglomerat yang tersortasi baik dan terbentuk pada high energy zone, batugamping tipe II analog dengan batupasir lempungan atau konglomerat lempungan dan terbentuk pada low energy zone dan batu gamping tipe III analog dengan batulempung dan terbentuk pada kondisi yang tenag (lagoon)-Intaclast; suatu endapan yang berupa gel Lumpur karbonat , belum memadat, semi plastis, lalu ada erosi yang membentuk tubuh (discret body)-Pellet; suatu butiran yang strukturnya microcritalinne (warnanya gelap),kalau mengandung kotoran binatang maka disebut (facialpellet). Sedangkan jikamempunyaiukuran yang agak besar disebut lump.-Oolit; suatu butiran yang intinya dilapisi oleh unsur karbonat, intinya berfosil dan apabila disayat maka mempunyai bentukkonsentris.-Fossil; termasuk kedalamallochemical, karena mengalami transportasi ditempat tersebut, misalnya Globigerina yang hidup secara plankton.Penggambaran skematik komponen penyusun batuan karbonat yang menjadi dasar klasifikasi batuan karbonat menurut Folk (1959).

6.1.2. Klasifikasi Dunham (1962)Dunham membuat klasifikasi batuan karbonat berdasarkan tekstur pengendapan, meliputi ukuran butir dan pemilahan/sortasi. Hal ini yang perlu diperhatikan dalam klasifikasiin antara lain:-Derajat perubahan tekstur pengendapan-Komponen asli terikat dan tidak terikat selama proses deposisi-Tingkat kelimpahan antara butiran (grain) dengan Lumpur karbonat.Berdasarkan ketiga hal tersebut di atas, maka Dunham membuat klasifisikasi :-Boundstone : hubungan antar komponen tertutup yang berhubungan dengan rapat (oolite).-Grainstone : hubungan antara komponen-komponen tanpa Lumpur.-Packstone : ada lumpur, tetapi yang banyak adalah komponen betolit.-Mudstone : Lumpur wackestone.

6.1.3 Lingkungan Pembentukan Batuan Karbonat dan FasiesTerumbu lingkungan pembentukan karbonat dapat terjadi mulai zona supratidal sampai

Page 38: Mineral Harus Baca

dengan cekungan yang lebih dalam, paparan cekungan dangkal, yang meliputi middle shelt outer shelf. Cekungan pembentukan karbonat ini disebut sebagai subtidal carbonate factory.Endapan-endapan ini akan terakumulasikan pada shelf, sebagian mengalami transportasi ke daratn (tidal flat) oleh gelembung dan pasang surut. Sebagian lagi mengalami transportasi kea rah laut (cekungan yang lebih dalam)

Fasies TerumbuMeskipun lingkungan pengendapan karbinat dapat terjadi mulai dari zona supratidal sampai cekungan yang lebih dalam di luar shelf, paparan cekungan dangkal (shallow basin plattorm) yang meliputi middle shelf dan outer shelf adalah tempat produksi endapan karbonat yang utama dan kemudian tempat ini disebut sebagai subtidal carbonate factory.(N.P.James,1983 dalam Boggs : 1987)Endapan-endapan karbonat yang dihasilkan akan terakumulasi pada shelf, sebagian mengalami transportasi kea rah daratan, yaitu ke tidalflat, pantai, atau logoon, sedangkan sebagian lagi mengalami transportasi kearah laut yaitu ke cekungan yang lebih dalam. Pada lingkungan laut yang dalam jarang terbentuk endapan karbonat, kecuali merupakan hasil dari jatuhan plankton yang mengsekresikan kalsium karbonat dan hidup di air permukaan.Terumbu adalah suatu timbulan karbonat yang dibentuk oleh pertumbuhan organisme koloni yang insitu, mempunyai potensi untuk berdiri tegar membentuk struktur topografi yang tahan gelombang James (1979) membagi fasies terumbu masa kini secara fisiografi menjadi 3 macam, yaitu sebagai berikut:-Fasies inti terumbu (reef core facies)Fasies ini tersusun oleh batugamping yang massif dan tidak berlapis. Berdasrkan litologi dan biota penyusunnya, fasies ini dapat dibagi menjadi 4 susfasies, yaitu :-Subfasies puncak terumbu (reff-crest)Litologi berupa framestone dan bindstone, sebagi hasil hasil pertumbuhan biota jenis kubah dan mengerak serta merupakan key high energy zone.-Subfasies datarn terumbu (reef-flat)Litologi berupa lidstone, grainstone, dan rosule dari ganggang karbonatan dan merupakan daerah berenergi sedang dan tempat akumulasi rombakan terumbu.-Subfasies terumbu depan (reef-front)Litologi berupa bafflestone, bidstone dan framestone dan merupakan daerah berenergi lemah-sedang.-Subfasies terumbu belakang (back-reef)Litologi berupa bafflestone dan flocetstone dan merupakan daerah berenergi lemah dan relative tenag.-Fasies deoan terumbu (fore reef facies)litologi berupa grainstone dan sudstone serta merupakan lingkungan yang mempunyai kedalaman >30 m dengan lereng 45-60 m, semakin jauh dari inti terumbu (kearah laut), litologi berubah menjadi packstone, wackstone,dan mudstone.-Fasies belakang terumbu (back reef facies)Fasies ini sering disebut juga fasies logoon dan meliputi zona laut dangkal (<30 m) dan tidak berhubungan dengan laut terbuka. Kondisi airnya tenang, sirkulasi air terbatas, dan banyak biota penggali yang hidup di dasar. Litologi berupa wackstone dan mudstone serta banyak dijumpai struktur jejak dan bioturbasi, baik horizontal maupun vertikal.