minat baca kota bandung

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Kualitas hidup Bangsa Indonesia dapat meningkat bila ditunjang dengan sistem pendidikan yang matang. Dengan sistem pendidikan yang matang, memungkinkan masyarakat dapat berpikir kritis, kreatif, dan produktif. Tujuan membangun negara Indonesia yang menjadi tuntutan konstitusi ialah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk itu pendidikan menjadi salah satu hal utama dalam proses mencerdaskan bangsa tersebut. Pendidikan nasional merupakan salah satu tuntutan fundamental yang diamanatkan oleh konstitusi 1945. Undang-Undang Nomor 20 1

Upload: mochammadrhakimadhyguna

Post on 04-Jan-2016

35 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

It aimed to describe and analyze the strategy of the local government of Kota Bandung in the effort to increase the reading interest of the people of Kota Bandung in the year of 2012.

TRANSCRIPT

Page 1: Minat Baca Kota Bandung

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan

sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia.

Kualitas hidup Bangsa Indonesia dapat meningkat bila ditunjang dengan sistem

pendidikan yang matang. Dengan sistem pendidikan yang matang, memungkinkan

masyarakat dapat berpikir kritis, kreatif, dan produktif.

Tujuan membangun negara Indonesia yang menjadi tuntutan konstitusi ialah

untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk itu pendidikan menjadi salah satu hal

utama dalam proses mencerdaskan bangsa tersebut. Pendidikan nasional merupakan

salah satu tuntutan fundamental yang diamanatkan oleh konstitusi 1945. Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB III Pasal 4

ayat 5 menjelaskan bahwa ”Salah satu cara penyelenggaraan pendidikan adalah

dengan mengembangkan budaya baca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga

masyarakat”.

Pada umumnya, membaca sebagai aktivitas pribadi telah menjadi suatu

kebutuhan masyarakat di daerah-daerah Indonesia yang sepatutnya dapat difasilitasi

dengan baik oleh pemerintah, baik pemerintah daerah atau pemerintah pusat. Upaya

1

Page 2: Minat Baca Kota Bandung

2

dalam menggalakan promosi gemar membaca tertuang pada Undang-Undang Nomor

20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007

tentang Perpustakaan, dan pada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun

2001 tentang Penyelenggaraan Perpustakaan Desa/Kelurahan.

Kota Bandung sebagai kota metropolitan terbesar di Jawa Barat pun tidak

menjamin dalam hal pelaksanaan tuntutan konstitusi yang sudah dibahas sebelumnya,

terutama dalam promosi gemar membaca. Untuk itu, pertanyaan selanjutnya adalah

bagaimana pemerintah daerah Kota Bandung menjalankan amanat yang tertuang pada

peraturan tersebut.

Dalam pencapaian tujuan tersebut, sudah semestinya pemerintah daerah

khususnya pemerintah daerah Kota Bandung memiliki peranan penting untuk

mewujudkan tujuan penggalakan minat membaca sebagaimana yang telah

diamanahkan oleh Undang-Undang. Menurut penjajakan peneliti, adanya perbedaan

persepsi masyarakat terhadap pentingnya perpustakaan dan kegiatan membaca

menjadi salah satu faktor yang menjadikan minat baca masyarakat Kota Bandung

rendah. Selain itu, peneliti melihat bahwa Pemerintah Kota Bandung masih memiliki

kendala atau hambatan untuk mewujudkan tuntutan konstitusi tersebut, yaitu

minimnya sarana dan prasarana seperti koleksi referensi buku yang dimiliki, SDM

dalam mengelola perpustakaan masih sedikit, serta harga buku relatif mahal yang

disertai dengan masih banyaknya masyarakat dengan kemampuan ekonomi terbatas.

Beberapa hal tersebut menjadi kendala dan hambatan Pemerintah Daerah Kota

Page 3: Minat Baca Kota Bandung

3

Bandung dalam mendorong masyarakat agar gemar membaca dan berkeinginan

datang ke perpustakaan.1

Salah satu strategi pendidikan dalam pemerataan program pendidikan di

seluruh Indonesia adalah dengan meningkatkan peluang untuk belajar seluas-luasnya

melalui aktivitas membaca dan penyediaan buku, sehingga kemampuan dasar

masyarakat juga meningkat. Melihat hal tersebut, penulis menilai bahwa memang

perlu adanya suatu wadah yang professional yang sesuai dengan Undang-Undang No

43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan BAB II Pasal 8, yang berbunyi:

“Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota berkewajiban menjamin kelangsungan penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar masyarakat dan menggalakkan promosi gemar membaca dengan memanfaatkan perpustakaan dan memfasilitasi penyelenggaraan perpustakaan di daerah”.

Untuk menjalankan amanat dari pasal tersebut, Pemerintah Kota Bandung

menuangkannya dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007

tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota

Bandung dalam hal ini Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung. Kantor

tersebut memiliki kewenangan dan kewajiban untuk meningkatkan pembinaan dan

pemberdayaan lembaga perpustakaan serta mengembangkan dan melestarikan bahan

perpustakaan sebagai khazanah informasi dan pengetahuan masyarakat.

Dalam proses pelaksanaannya, Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota

Bandung harus mempunyai strategi khusus yang harus ditempuh. Strategi dibuat

1 LAKIP Kapusarda Kota Bandung Tahun 2012

Page 4: Minat Baca Kota Bandung

4

untuk pedoman pemerintah, dalam hal ini Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota

Bandung, dalam upaya meningkatkan minat baca masyarakat, sehingga hasil dari

upaya peningkatan minat baca tersebut dapat sesuai dengan tujuan dan sesuai dengan

apa yang diamanahkan oleh Undang-Undang.

Strategi merupakan hal yang mendasar bagi pemecahan suatu masalah yang

dihadapi pemerintah karena setiap organisasi pemerintahan berada pada suatu kondisi

lingkungan tertentu yang salah satu ciri utamanya ialah perubahan. Perubahan selalu

terjadi dalam berbagai kehidupan bermasyarakat, baik di bidang politik, ekonomi,

sosial budaya, ilmu pengetahuan, teknologi dan bahkan juga dalam nilai-nilai sosial

dan organisasi.

Untuk mampu mempertahankan eksistensi dan meningkatkan kemampuan

organisasi pemerintahan dalam menghadapi masa depan yang selalu mengandung

unsur ketidakpastian, setiap organisasi bukan saja harus mampu mengantisipasikan

berbagai perubahan lingkungan yang pasti terjadi, akan tetapi juga harus mampu

merencanakan dan mewujudkan perubahan-perubahan secara internal dalam

organisasi agar tantangan, masalah, ancaman, gangguan dapat dihadapi dengan baik

dan kesempatan yang timbul dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya.

Dengan adanya gambaran dan permasalahan terhadap upaya pemerintah

dalam meningkatkan minat baca masyarakat, maka penulis tertarik untuk meneliti

lebih jauh tentang bagaimana strategi yang dilakukan pemerintah Kota Bandung

Page 5: Minat Baca Kota Bandung

5

dalam meningkatkan minat baca masyarakat. Untuk itu penelitian ini penulis beri

judul:

“STRATEGI PEMERINTAH DAERAH KOTA BANDUNG DALAM UPAYA

MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT KOTA BANDUNG

(STUDI PADA KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KOTA

BANDUNG)”

1.2. Identifikasi Masalah Penelitian

Dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan, penulis

mengidentifikasikan permasalahan menjadi tiga, diantaranya:

1. Bagaimana penentuan tujuan dari strategi Kantor Perpustakaan dan Arsip

Daerah Kota Bandung dalam upaya meningkatkan minat baca masyarakat

Kota Bandung?

2. Bagaimana perumusan kebijakan dari strategi Kantor Perpustakaan dan Arsip

Daerah Kota Bandung dalam upaya meningkatkan minat baca masyarakat

Kota Bandung?

3. Bagaimana operasionalisasi dari strategi Kantor Perpustakaan dan Arsip

Daerah Kota Bandung dalam upaya meningkatkan minat baca masyarakat

Kota Bandung?

Page 6: Minat Baca Kota Bandung

6

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian adalah untuk memperoleh gambaran data mengenai

strategi Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung dalam upaya

meningkatkan minat baca masyarakat Kota Bandung.

Tujuan penelitian adalah:

1. Untuk mendiskripsikan dan menganalisis penentuan tujuan dari strategi

Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung dalam upaya

meningkatkan minat baca masyarakat Kota Bandung

2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis perumusan kebijakan dari strategi

Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung dalam upaya

meningkatkan minat baca masyarakat Kota Bandung

3. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis operasionalisasi dari strategi Kantor

Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung dalam upaya meningkatkan

minat baca masyarakat Kota Bandung

1.4. Kegunaan Penelitian

Dalam menjalankan setiap kegiatannya manusia seharusnya mendasarkan

pada asas manfaat dan kegunaan, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungan

sekitarnya. Demikian pula penelitian ini sebagai suatu penelitian akademik maka

diharapkan akan mempunyai manfaat dan kegunaan bagi penulis khususnya dan

masyarakat luas pada umumnya. Secara ringkas penelitian ini diharapkan dapat

memberi kegunaan bagi berbagai pihak, yaitu:

Page 7: Minat Baca Kota Bandung

7

1. Bagi kepentingan ilmu diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan

sumbangan dan masukan bagi penelitian selanjutnya, khususnya pada Ilmu

Pemerintahan terutama dalam kajian strategi pelestarian budaya baca, dan

kajian tentang penyelenggaraan pemerintah.

2. Bagi kalangan pemerintahan, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat

berguna dalam memberikan sumbangan pemikiran perihal peningkatan

minat baca masyarakat Kota Bandung.

3. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan

dalam memahami dan mengukur upaya yang dilakukan pemerintah dalam

upaya meningkatkan minat baca masyarakat.

4. Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai suatu proses

pembelajaran guna menambah serta mengembangkan wawasan, pengalaman

serta pengetahuan dalam memahami masalah-masalah dalam pemerintahan.

1.5. Kerangka Pemikiran

Membahas lebih jauh mengenai strategi pemerintah, akan didahului dengan

pemaparan konsep peran pemerintah, dimana dalam menjalankan perannya

pemerintah membutuhkan cara dan perhitungan spesifik berupa strategi-strategi

tertentu. Soerjono Soekanto dalam bukunya Sosiologi Suatu Pengantar menjelaskan

mengenai peran, yaitu:

“Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang, kelompok, atau institusi melaksanakan hak dan kewajiban nya sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan… Hal itu sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang dibuatnya bagi

Page 8: Minat Baca Kota Bandung

8

masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan masyarakat kepadanya. Pentingnya peranan karena ia mengatur perilaku seseorang, kelompok atau institusi”. (Soekanto, 2002: 212-213)

Dari pendapat Soekanto di atas penulis beranggapan bahwa peran merupakan

sebuah proses penyelanggaraan fungsi, tugas, dan kewajiban yang melekat pada

status atau kedudukan. Begitupun dengan pemerinah, pemerintah memiliki tugas,

fungsi, dan kedudukannya sendiri. Peran pemerintah seringkali berkaitan dengan

masyarakat maka pelaksanaan peran dari pemerintah akan mempengaruhi kondisi di

masyarakat.

Selanjutnya pada peran pemerintah yang pokok dalam kaitannya dengan

upaya pengembangan budaya baca adalah sebagai fasilitator dan regulator. Fasilitator

dalam artian bahwa pemerintah memiliki kewajiban untuk memposisikan diri sebagai

pihak yang memberikan kemudahan, keringanan, dan kelonggaran bagi masyarakat.

Regulator dalam arti bahwa pemerintah memiliki kewajiban untuk mengatur

sedemikian rupa hal-hal yang berkaitan dengan upaya peningkatan minat baca.

Dalam menjalankan tugasnya sebagai fasilitator dan regulator tersebut,

pemerintah membutuhkan suatu strategi. Strategi tersebut akan memberikan arahan

tindakan atas kebijakan dan program sebagai alternatif solusi bagi upaya peningkatan

minat baca.

Strategi menurut Bintoro Tjokroamidjojo dalam bukunya Teori Strategi

Pembangunan Nasional, yaitu:

“Strategi merupakan perhitungan mengenai rangkaian kebijaksanaan dan langkah-langkah pelaksanaan. Tentu untuk keseluruhannya itu ada metodenya, ada tekniknya. Dan apabila kita artikan strategi sebagai suatu

Page 9: Minat Baca Kota Bandung

9

(rangkaian) kebijaksanaan, maka menjadi penting untuk mengetahui cara atau teknik tentang perumusan kebijaksanaan (policy formulation technique)”. (Bintoro, 1980:13)

Strategi memiliki peran penting dalam sebuah tindakan. Strategi menentukan

hasil dari suatu tindakan, strategi yang baik akan melahirkan hasil yang baik,

begitupun sebaliknya.

Lebih lanjut Bintoro dan Mustopadidjaja mengemukakan tentang strategi,

sebagai berikut:

“Strategi diartikan sebagai keseluruhan langkah dengan perhitungan pasti, guna mencapai suatu tujuan atas untuk mengatasi persoalan. Strategi dapat dipandang sebagai dasar dari seluruh rencana, yang meliputi tiga aspek, yaitu penentuan tujuan, macam-macam perumusan kebijakan dan operasionalisasi pelaksanaan, yang semuanya ditentukan oleh nilai-nilai kemasyarakatan yang dianut, sehingga pilihan-pilihan alternatifnya tidak bebas dari kecenderungan nilai (values)”. (Bintoro, 1980:15)

Dalam pengertian tersebut, dijelaskan bahwa di dalam suatu strategi terdapat

tiga aspek utama di mana dalam pelaksanaannya dilakukan secara bertahap, yaitu

penentuan tujuan, perumusan kebijakan dan operasionalisasi. Dalam pelaksanaannya,

ke tiga aspek tersebut sangat dipengaruhi oleh nilai lokal masyarakatnya sehingga

dapat diaplikasikan dengan baik tanpa hambatan berarti.

Selanjutnya Bintoro Tjokroamidjodjo dalam buku Perencanaan Pembangunan

membahas mengenai strategi sebagai berikut:

“Strategi merupakan bagian terpenting dari perencanaan dan sekaligus merupakan kerangka yang berisi tindakan arah yang disusun secara bertahap, efektif dan efisien, mempunyai keterkaitan dengan pelaksanaan strategi sebelumnya, yang selanjutnya situasi kondisi sekarang dapat dijadikan sebagai feedback dan korektif serta penentu strategi yang akan datang” (Bintoro, 1987:55)

Page 10: Minat Baca Kota Bandung

10

Terdapat korelasi antara aspek pengambilan keputusan dalam suatu

perencanaan strategi dengan hasil dari pelaksanaan strategi tersebut. Pengambilan

keputusan dari suatu strategi yang baik dan sesuai dengan tuntutan serta harapan atas

kebutuhan atau masalah yang muncul di masyarakat akan memberikan hasil yang

memberikan solusi yang baik bagi banyak pihak.

Uraian mengenai strategi di atas memberikan gambaran bahwa untuk

melaksanakan strategi yang telah dirumuskan, diperlukan suatu proses rangkaian

kebijakan sebagai langkah pelaksanaannya. Kebijakan dalam hal ini merupakan

tindak lanjut atas perencanaan dan arahan yang disusun secara sistematis, dan

diharapkan dapat terlaksana secara efektif dan efisien sehingga tujuan yang telah

ditetapkan dapat terealisasikan dengan baik.

Membahas konsep strategi yang dipaparkan di atas, kaitannya dengan proses

kebijakan adalah pada tahap perumusan kebijakan. Seperti yang dikemukakan oleh

Bintoro bahwa penting untuk mengetahui cara atau teknik tentang perumusan

kebijakan apabila strategi diartikan sebagai suatu rangkaian kebijakan

(Bintoro,1980:13).

Pemerintah sebagai pelayan masyarakat dituntut untuk dapat mengatasi

permasalahan masyarakat yang berpengaruh buruk terhadap masa depan bangsa. Hal

tersebut merupakan salah satu kewajiban pemerintah untuk dapat memajukan kualitas

SDM, sesuai dengan Undang-Undang No 43 tahun 2007 Tentang Perpustakaan BAB

II Pasal 8 bahwa:

Page 11: Minat Baca Kota Bandung

11

“Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota berkewajiban menjamin kelangsungan penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar masyarakat dan menggalakkan promosi gemar membaca dengan memanfaatkan perpustakaan dan memfasilitasi penyelenggaraan perpustakaan di daerah”.

Dalam buku Membaca Dalam Kehidupan yang ditulis oleh Tarigan, Hodgson

mengemukakan bahwa:

“membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis” (Tarigan, 1990:103)

Dari pemaparan di atas, maka dapat dibentuk model kerangka berpikir penelitian ini,

yakni sebagai berikut :

Diagram 1.1. Model Penelitian (Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2012)

Berdasarkan model kerangka berpikir di atas, maka peneliti merumuskan

anggapan dasar sebagai berikut :

1. Strategi pemerintah adalah suatu perhitungan atas rencana kebijakan

dan langkah pelaksanaan yang dilakukan pemerintah dalam upaya

untuk menindak lanjuti segala hal yang berkaitan dengan kepentingan

Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung

Strategi dalam upaya meningkatkan minat baca masyarakat Kota Bandung

1. Penentuan tujuan 2. Perumusan kebijakan 3. Operasionalisai pelaksanaan

Terwujudnya budaya baca masyarakat (reading culture)

Page 12: Minat Baca Kota Bandung

12

dan kebutuhan banyak pihak yang meliputi aspek penentuan tujuan,

perumusan kebijakan, dan operasionalisasi.

2. Upaya meningkatkan minat baca merupakan upaya pemerintah dalam

mewujudkan masyarakat gemar membaca (reading interest) kearah

kebiasaan masyarakat membaca (reading habits) sehingga membaca

menjadi suatu kebutuhan (reading needs), dan pada akhirnya tercipta

budaya baca masyarakat (reading culture) dan masyarakat belajar

(learning society).

Penelitian ini menggunakan variable univariat (satu variabel), oleh karena itu

maka anggapan dasar tersebut dapat membentuk preporsisi sebagai berikut “Strategi

Pemerintah Daerah Kota Bandung dalam upaya meningkatkan minat baca masyarakat

Kota Bandung adalah upaya pemerintah yang terdiri pada aspek penentuan tujuan,

perumusan kebijakan, dan operasionalisasi pelaksanaan”.

1.6. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif,

alasan penulis memilih metode deskriptif karena dengan menggunakan metode

penelitian ini penulis dapat menggambarkan objek penelitian juga menyoroti secara

lebih spesifik, sehingga pengetahuan pada saat tertentu dapat dijelaskan secara lebih

terperinci.

Page 13: Minat Baca Kota Bandung

13

Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dipakai pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif,

alasan penulis menggunakan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini karena dengan

menggunakan pendekatan ini peneliti dapat terus merespon serta dapat terus

memberikan interpretasi terhadap masalah yang terjadi berkaitan dengan

peningkatan minat baca dengan tetap menyesuaikan diri terhadap kondisi yang

dihadapi.

Sehingga instrumen penelitian yang utama adalah peneliti sendiri, sekaligus

peneliti sebagai pengumpul data, selain itu menjadi segalanya dalam proses

keseluruhan dari penelitian. Peneliti sekaligus perencana, pelaksana pengumpul data,

analisis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian.

Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Studi pustaka:

yaitu pengumpulan data yang bersumber pada buku-buku, literatur serta

dokumentasi yang memiliki relevansi dengan topik penelitian yaitu tentang

strategi Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung dalam upaya

meningkatkan minat baca masyarakat Kota Bandung.

Page 14: Minat Baca Kota Bandung

14

2. Studi lapangan:

yaitu dengan cara mengumpulkan data dan menyeleksi data yang diperoleh

dilokasi penelitian meliputi:

a. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan

pengamatan langsung penyelenggaraan pemerintahan daerah Kota

Bandung khususnya pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota

Bandung. Teknik pengamatan atau observasi didasarkan pada pengamatan

secara langsung, Moleong menjelaskan bahwa:

“teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya” (Moleong, 2007: 174).

Menurut Moleong, teknik pengamatan dapat diklasifikasikan atas

pengamatan berperanserta dan yang tidak berperanserta. Peneliti

menggunakan teknik pengamatan tidak berperanserta pada penelitian ini,

menurut Moleong pada pengamatan tanpa peranserta pengamat hanya

melakukan satu fungsi, yaitu mengadakan pengamatan. Observasi

digunakan penulis guna mendapatkan keterangan dan fakta-fakta yang

lengkap sesuai dengan keadaan di lapangan terkait dengan strategi Kantor

Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung dalam upaya meningkatkan

minat baca masyarakat Kota Bandung (Moleong, 2007: 176).

b. Interview, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya-jawab

atau wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan

terhadap observasi penelitian yang dianggap dapat mewakili. Wawancara

Page 15: Minat Baca Kota Bandung

15

dalam penelitian yang penulis lakukan adalah dengan menggunakan teknik

wawancara tidak berstruktur. Teknik wawancara ini dilakukan untuk

memperoleh data, informasi serta fakta-fakta baru secara detail/rinci,

sehingga wawancara tidak berstruktur juga disebut dengan wawancara

mendalam. Wawancara tidak berstruktur menurut Sugiyono adalah:

“wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya” selanjutnya, “pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan” (Sugiyono, 2010: 72).

Penggunaan jenis wawancara ini dilakukan guna memperoleh informasi

yang lebih lengkap dan bisa memenuhi kebutuhan data dalam meneliti

strategi Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung dalam upaya

meningkatkan minat baca masyarakat Kota Bandung.

c. Triangulasi, alasan peneliti memilih teknik triangulasi karena peneliti ingin

menguji kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan

berbagai sumber data, sehingga akan lebih meningkatkan kekuatan data.

Triangulasi menurut Sugiyono yaitu:

“Teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Tujuan triangulasi menurut Susan Stainback, bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.” (Sugiyono, 2007:241).

Page 16: Minat Baca Kota Bandung

16

Teknik Pengambilan Informan

Informan merupakan orang yang diamati dan memberikan informasi berupa

data dan kata-kata atau tindakan, serta mengetahui dan mengerti masalah yang sedang

diteliti. Dari pertimbangan yang telah ditentukan, dipilih beberapa orang informan

yang ditentukan dengan teknik purposive, yaitu:

“informan dalam penelitian ini dipilih dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan” (Sugiyono, 2006: 246).

Dengan begitu maka data yang didapat akan akurat dan dapat dipertanggung

jawabkan. Hal ini sesuai pula dengan pendapat Moleong bahwa yang menjadi

informan dalam teknik purposive sampling hanyalah sumber yang bisa memberi

informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian (Moleong, 1994:90).

Responden ditentukan berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam

penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Informan harus memiliki pengetahuan tentang gambaran terhadap objek

penelitian.

2. Informan harus memiliki pengetahuan dan perhatian terhadap permasalahan di

lapangan.

3. Informan harus memiliki kesanggupan untuk menerima peneliti dan

memberikan keterangan secara terbuka dan apa adanya.

Berdasarkan kriteria tersebut untuk lebih jelasnya, maka dapat dilihat pada Tabel 1.1

di bawah ini, yaitu sebagai berikut :

Page 17: Minat Baca Kota Bandung

17

Tabel 1.1 Informan dan Informasi yang dibutuhkan

Page 18: Minat Baca Kota Bandung

18

No INFORMAN INFORMASI YANG DIBUTUHKAN JUMLAH

1. Kepala Bidang Pemberdayaan

Perpustakaan dan Pengembangan

Budaya Baca Badan Perpustakaan

dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa

Barat

1. Kondisi minat baca masyarakat2. Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

Bapusipda3. Faktor-faktor yang mempengaruhi

strategi Bapusipda dalam upaya meningkatkan miant baca masyarakat

1

2. Pejabat Fungsional Pustakawan

Kantor Perpustakaan dan Arsip

Daerah Kota Bandung

1. Kondisi minat baca masyarakat 2. Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

Kapusarda3. Strategi Kapusarda dalam upaya

meningkatkan budaya baca masyarakat (penentuan tujuan, perumusan kebijakan, operasionalisasi)

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi Kapusarda dalam upaya meningkatkan miant baca masyarakat

1

3. Anggota Komisi D Bidang

Pedidikan DPRD Kota Bandung

1. Kondisi minat baca masyarakat2. Alokasi APBD dan Perda3. Faktor-faktor yang mempengaruhi

perumusan kebijakan dalam upaya meningkatkan minat baca masyarakat

1

4. Kepala Bidang Pendidikan

Nonformal dan Informal Dinas

Pendidikan Kota Bandung

1. Kondisi minat baca masyarakat 2. Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

Dinas Pendidikan Kota Bandung3. Faktor-faktor yang mempengaruhi

minat baca masyarakat

1

5. Pendidik/Tenaga Pengajar/Guru

Sekolah

1. Kondisi minat baca masyarakat2. Kinerja pemerintah daerah khususnya

Kapusarda dalam hal meningkatkan minat baca masyarakat

3. Penyelenggaraan program yang dilakukan Kapusarda terkait dengan upaya meningkatkan minat baca

1

6. Masyarakat (Pengunjung

Perpustakaan, Pengelola/Pemilik

Perpustakaan Umum, Ketua Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat,

Siswa/Mahasiswa)

1. Kondisi minat baca masyarakat2. Kinerja pemerintah daerah khususnya

Kapusarda dalam hal meningkatkan minat baca masyarakat

3. Penyelenggaraan program yang dilakukan Kapusarda terkait dengan upaya meningkatkan minat baca

5

Page 19: Minat Baca Kota Bandung

19

Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2012

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam melaksanaakan penelitian ini peneliti mengambil lokasi di Kantor

Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung. Lamanya penelitian diperkirakan

akan berlangsung dari bulan Desember 2011 – Agustus 2013 dengan perincian

sebagai berikut :

1. Studi Pustaka dilaksanakan pada bulan Januari 2012 – Januari 2013

2. Pengajuan Usulan Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2012

3. Seminar Outline dilaksanakan pada bulan September 2012 – Oktober 2012

4. Penelitian Lapangan dilaksanakan pada bulan Maret 2012 – Oktober 2013

5. Pengolahan Data dilaksanakan pada bulan Maret 2012 – Oktober 2013

6. Seminar Draft dilaksanakan pada bulan Agustus 2013

7. Penulisan Skripsi dilaksanakan pada bulan Januari 2012 – Oktober 2013

8. Sidang Skripsi dilaksanakan pada bulan September 2013 – Oktober 2013

Pembagian waktu kegiatan penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 1.2 Waktu Penelitian

No. Kegiatan2012 2013

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. Studi Pustaka

2. Pengajuan Usulan Penelitian

Page 20: Minat Baca Kota Bandung

20

3. Seminar Outline

4. Penelitian Lapangan

5. Pengolahan Data

6. Seminar Draft

7. Penulisan Skripsi

8. Sidang Skripsi

Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2013