mimpi tak sejalan dengan kenyataan
DESCRIPTION
2.6 FaktorResiko Dari klasifikasi yang telah digambarkan pada etiologi jelas bahwa berbagai faktor resiko dapat berkembang menjadi hipertensi pulmonal berat dan oleh karenanya dapat dianjurkan skrining dari bagian populasi terpilih untuk terjadinya hipertensi pulmonal atau penyakit vaskular pulmonal. Pada simposium WHO, level resiko disertai dengan masing-masing kondisi yang dinilai pada beberapa pembagian, antara lain:1. Obat-obatan • AnoreksigenHubungan antara anoreksigen dan hipertensi pulmonal awalnya diobservasi pada tahun 1960an saat epidemik HPP di Eropa karena pemakaian aminorex fumarate. Studi hipertensi (IPPHS) mendemonstrasikan hubungan kuat antara HAP dan obat anoreksik. Derifat Fenfluramine adalah suatu inhibitor poten uptake serotonin (5-HT). Aminorex fumarate (2-amino-5-phenyl-2-Oxazoline, derivat katekolamin), aksinya meliputi pelepasan norepinephrine pada ujung saraf bebas dan meningkatkan kadar serotonin serum. Sehingga terjadi proliferasi atau pertumbuhan sel-sel otot polos arteri paru. Penggunaan obat ini meningkatkan kasus HPP, tergantung dosis dan lama pemakaian• Methamphetamine dan CocaineMethamphetamine dan cocain dilaporkan meningkatkan insiden hipertensi pulmonal. Pada studi autopsi 20 perokok cocain berat, 4 (20%) paru menunjukkan hipertropi medial arteri paru. Mekanisme terjadinya hipertrofi arteri ini masih belum jelas.2. Hubungan Dengan Lingkungan• HipoksiaHipoksia menginduksi vasodilatasi vena-vena sistemik tetapi menginduksi vasokonstriksi pada vaskuler paru. Respon vaskuler paru terhadap hipoksia berbeda dengan sirkulasi sistemik untuk mengoptimalkan hubungan antara ventilasi dan perfusi. Hipoksia akut diregulasi oleh produk-produk endotel (seperti endotelin-1 dan serotonin) dan memediasi perubahan aktivitas kanal ion pada selsel otot polos arteri paru. Hipoksia akut menyebabkan perubahan yang reversible pada tonus vaskuler paru, sedangkan hipoksia kronik menyebabkan remodeling struktur, proliferasi sel-sel otot polos vaskuler, migrasi dan peningkatan deposisi matrik vaskuler.3. Riwayat Keluarga2 gen dalam kelompok reseptor famili TGF-b mempunyai hubungan yang kuat dengan familial hipertensi pulmonal. Gen bone morphogenetic receptor type 2 (BMPR2), memodulasi pertumbuhan sel-sel vaskuler dengan mengaktivasi jalur intraseluler. Dalam keadaan normal BMP menekan pertumbuhan sel otot polos vaskuler. Lebih dari 45 mutasi yang berbeda BMPR2 telah diidentifikasi pada familial hipertensi arterial pulmonal. BMPR2 adalah suatu komponen reseptor pada sel otot polos vaskuler heteromerik, bagian dari transforming growth factor. Mutasi eksonik pengkodean gen BMPR2, yang berpengaruh pada suatu aberasi transduksi sinyal pada sel otot polos vaskuler paru sehingga menimbulkan proliferasi sel. Mutasi BMPR2 telah diidentifikasi 50%-90% pasien dengan diagnosis HAPF, 25% pada pasien HPP dan 15 % pada pasien HAP sehubungan penggunaan fenfluramine. Jenifer R. et al, menemukan bahwa 27 % pasien HPP dengan mutasi BMPR2. R. Souza et al, 2008, pasien dengan mutasi BMPR2 signifikan lebih cepat timbul gejala dibandingkan dengan tanpa mutasi BMPR2.4. Sirosis HepatisSirosis hepatis dapat menyebabkan hipertensi pulmonal karena substansi seperti prostasiklin, tromboksan A2, endotelin 1, nitreus oxid tidak termetabolisme di hati, sehingga masuk ke dalam paru dan menyebabkan perubahan anatomis pada vaskular paru. Perubahan terjadi pada tunika intima, dimana nantinya vaskular paru tidak dapat berdilatasi yang menyebabkan meningkatnya tahanan dari arteri paru.5. Infeksi HIVHubungan antara HIV dan hipertensi pulmonal pertama kali di jabarkan oleh Kim dkk pada 1987. Faktor resiko pada penderita dihubungkan dengan penggunaan obat-obat intravena, infeksi paru berulang, tromboemboli vena dan disfungsi ventrikel kiri. Patofisiologi secara pasti masih belum diketahui, dan masih belum di peroleh bukti virus HIV secara langsung dapat menginfeksi endothel arteri pulmonalis. Kemungkinan lain yang paling mungkinTRANSCRIPT
2.6 FaktorResiko
Dari klasifikasi yang telah digambarkan pada etiologi jelas bahwa berbagai faktor
resiko dapat berkembang menjadi hipertensi pulmonal berat dan oleh karenanya dapat
dianjurkan skrining dari bagian populasi terpilih untuk terjadinya hipertensi pulmonal atau
penyakit vaskular pulmonal. Pada simposium WHO, level resiko disertai dengan masing-
masing kondisi yang dinilai pada beberapa pembagian, antara lain:
1. Obat-obatan
Anoreksigen
Hubungan antara anoreksigen dan hipertensi pulmonal awalnya
diobservasi pada tahun 1960an saat epidemik HPP di Eropa karena
pemakaian aminorex fumarate. Studi hipertensi (IPPHS)
mendemonstrasikan hubungan kuat antara HAP dan obat anoreksik.
Derifat Fenfluramine adalah suatu inhibitor poten uptake serotonin (5-
HT). Aminorex fumarate (2-amino-5-phenyl-2-Oxazoline, derivat
katekolamin), aksinya meliputi pelepasan norepinephrine pada ujung saraf
bebas dan meningkatkan kadar serotonin serum. Sehingga terjadi
proliferasi atau pertumbuhan sel-sel otot polos arteri paru. Penggunaan
obat ini meningkatkan kasus HPP, tergantung dosis dan lama pemakaian
Methamphetamine dan Cocaine
Methamphetamine dan cocain dilaporkan meningkatkan insiden
hipertensi pulmonal. Pada studi autopsi 20 perokok cocain berat, 4 (20%)
paru menunjukkan hipertropi medial arteri paru. Mekanisme terjadinya
hipertrofi arteri ini masih belum jelas.
2. Hubungan Dengan Lingkungan
Hipoksia
Hipoksia menginduksi vasodilatasi vena-vena sistemik tetapi
menginduksi vasokonstriksi pada vaskuler paru. Respon vaskuler paru
terhadap hipoksia berbeda dengan sirkulasi sistemik untuk
mengoptimalkan hubungan antara ventilasi dan perfusi. Hipoksia akut
diregulasi oleh produk-produk endotel (seperti endotelin-1 dan serotonin)
dan memediasi perubahan aktivitas kanal ion pada selsel otot polos arteri
paru. Hipoksia akut menyebabkan perubahan yang reversible pada tonus
vaskuler paru, sedangkan hipoksia kronik menyebabkan remodeling
struktur, proliferasi sel-sel otot polos vaskuler, migrasi dan peningkatan
deposisi matrik vaskuler.
3. Riwayat Keluarga
2 gen dalam kelompok reseptor famili TGF-b mempunyai hubungan yang kuat
dengan familial hipertensi pulmonal. Gen bone morphogenetic receptor type 2
(BMPR2), memodulasi pertumbuhan sel-sel vaskuler dengan mengaktivasi jalur
intraseluler. Dalam keadaan normal BMP menekan pertumbuhan sel otot polos
vaskuler. Lebih dari 45 mutasi yang berbeda BMPR2 telah diidentifikasi pada familial
hipertensi arterial pulmonal. BMPR2 adalah suatu komponen reseptor pada sel otot
polos vaskuler heteromerik, bagian dari transforming growth factor. Mutasi eksonik
pengkodean gen BMPR2, yang berpengaruh pada suatu aberasi transduksi sinyal pada
sel otot polos vaskuler paru sehingga menimbulkan proliferasi sel. Mutasi BMPR2
telah diidentifikasi 50%-90% pasien dengan diagnosis HAPF, 25% pada pasien HPP
dan 15 % pada pasien HAP sehubungan penggunaan fenfluramine. Jenifer R. et al,
menemukan bahwa 27 % pasien HPP dengan mutasi BMPR2. R. Souza et al, 2008,
pasien dengan mutasi BMPR2 signifikan lebih cepat timbul gejala dibandingkan
dengan tanpa mutasi BMPR2.
4. Sirosis Hepatis
Sirosis hepatis dapat menyebabkan hipertensi pulmonal karena substansi seperti
prostasiklin, tromboksan A2, endotelin 1, nitreus oxid tidak termetabolisme di hati,
sehingga masuk ke dalam paru dan menyebabkan perubahan anatomis pada vaskular
paru. Perubahan terjadi pada tunika intima, dimana nantinya vaskular paru tidak dapat
berdilatasi yang menyebabkan meningkatnya tahanan dari arteri paru.
5. Infeksi HIV
Hubungan antara HIV dan hipertensi pulmonal pertama kali di jabarkan oleh Kim dkk
pada 1987. Faktor resiko pada penderita dihubungkan dengan penggunaan obat-obat
intravena, infeksi paru berulang, tromboemboli vena dan disfungsi ventrikel kiri.
Patofisiologi secara pasti masih belum diketahui, dan masih belum di peroleh bukti
virus HIV secara langsung dapat menginfeksi endothel arteri pulmonalis.
Kemungkinan lain yang paling mungkin adalah adanya infeksi yang menyebabkan
proses inflamasi yang merangsang pelepasan leukosit dan trombosit dan juga
merangsang fibrinogen yang akan memicu pembekuan darah dan memicu adanya
trombosis pada pembuluh darah.