milia

13
MILIA Sitti Rahmadani Saranani, Nelly Herfina Dahlan 1. DEFINISI Milia adalah kista epithelial yang berasal dari penyumbatan saluran kelenjar ekrin yang berisi massa keratin. Milia adalah salah satu jenis kista epidermoid, yang dibatasi epidermoid dan berisi massa keratin. (1) 2. EPIDEMIOLOGI Milia dapat ditemukan pada berbagai populasi dan umur. Milia primer ditemukan pada bayi baru lahir (50% dari semua bayi lahir) yang diperkirakan merupakan normal. Milia sekunder lebih sedikit ditemukan pada bayi tetapi mungkin akan muncul jika ada trauma pada kulit. (2) Epidemiologi di Amerika Serikat menemukan milia primer paling banyak pada bayi (setengah dari semua

Upload: sitti-rahmadani-saranani

Post on 28-Nov-2015

103 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Milia

MILIA

Sitti Rahmadani Saranani, Nelly Herfina Dahlan

1. DEFINISI

Milia adalah kista epithelial yang berasal dari penyumbatan saluran kelenjar

ekrin yang berisi massa keratin. Milia adalah salah satu jenis kista epidermoid,

yang dibatasi epidermoid dan berisi massa keratin. (1)

2. EPIDEMIOLOGI

Milia dapat ditemukan pada berbagai populasi dan umur. Milia primer

ditemukan pada bayi baru lahir (50% dari semua bayi lahir) yang diperkirakan

merupakan normal. Milia sekunder lebih sedikit ditemukan pada bayi tetapi

mungkin akan muncul jika ada trauma pada kulit.(2)

Epidemiologi di Amerika Serikat menemukan milia primer paling banyak

pada bayi (setengah dari semua bayi yang baru lahir). Erupsi milia multiple dan

milia en plaque jarang muncul dalam waktu bersamaan. Tidak ada predileksi ras

tertentu untuk munculnya milia. Prevalensi sama pada milia primer dan sekunder.

Erupsi milia dan milia en plaque lebih sering ditemui pada wanita. Milia bisa

ditemukan pada umur berapa saja, namun khas sering dijumpai pada bayi.(3)

Milia primer secara khas ditemukan di bayi, tetapi bisa juga ditemukan di

anak-anak dan dewasa. Milia sekunder diobservasi pada kelainan kulit yang lepuh

Page 2: Milia

dan setelah dermabrasi. Milia en plaque dan erupsi multiple milia adalah hal yang

berbeda. (3)

3. KLASIFIKASI

Milia adalah kista kecil berukuran 1 – 2 mm berwarna putih mutiara (pearly

white) di permukaan kulit. Milia dibagi menjadi 2 tipe, yaitu tipe primer

merupakan kondisi normal ditemui pada kulit sehat dan milia sekunder yang

secara khas ditemukan di kulit karena dipengaruhi berbagai macam kondisi. Milia

yang ditemukan di langit-langit mulut pada bayi sering disebut Epstein pearls dan

normal pada bayi.(3)

Milia yang timbul sekunder dari lesi sebelumnya sering dijumpai pada

penyakit epidermolisis bulosa, porphyria cutanea tarda, luka bakar, setelah terapi

dermabrasi, setelah penggunaan laser ablasi dan setelah penggunaan terapi topical

glukokortikoid atau terapi 5-fluorouracil.(4)

4. ETIOLOGI

Milia terbentuk karena kelenjar minyak belum terbentuk sempurna dan kulit

tidak mengelupas secara normal sehingga menyebabkan terperangkap di dalam

kulit. Milia primer dipercaya timbul di kelenjar sebacea yang tidak berkembang

secara lengkap, hal ini menjelaskan terjadinya pada bayi. Lesi sekunder timbul

mengikuti trauma atau kulit lepuh oleh karena gangguan di duktus keringat. Milia

sering dihubungkan dengan berbagai macam kelainan, termasuk pemphigoid

bulosa, keturunan dan epidermolysis bulosa dapatan, liken planus bulosa,

Page 3: Milia

porphyria cutanea tarda dan luka bakar. Trauma kulit dari dermabrasi atau

radioterapi dapat menyebabkan pembentukan milia.(3)

Kebersihan atau hygiene kulit dapat mempengaruhi timbulnya penyumbatan

pada saluran kelenjar ekrin sehingga mempermudah timbulnya milia. Iklim panas

yang memacu banyak keringat juga mempermudah timbulnya penyakit. Tidak ada

bakteri yang menyebabkan timbulnya milia. (1,5)

Orang dewasa bisa timbul milia di wajah. Kista dan benjolan juga bisa

timbul di bagian tubuh yang mengalami inflamasi atau trauma sebelumnya. Iritasi

kulit oleh karena kain atau baju yang kasar mungkin menyebabkan kemerahan

ringan pada sekitar benjolan tetapi bagian tengah berwarna putih. Milia yang

teriritasi kadang disalahartikan “baby acne” (4)

Milia sekunder berkembang dari dermatitis kontak bulosa dan fotokontak

alergi terhadap sinar matahari. Milia juga sering muncul setelah terapi

leishmaniasis cutaneus dan setelah pemberian salep topical nitrogen untuk plaque

mycosis fungal. Milia sekunder pernah dilaporkan timbul setelah pemakaian

kortikosteroid topical. Milia merupakan kasus jarang pada genodermatosiss

(syndrome Bazex-Dupr e-Christol). Milia primer dan erupsi milia multiple telah

dilaporkan berhubungan dengan gangguan autosomal dominant yang diturunkan.

Etiologi milia en plaque belum diketahui.(3)

Page 4: Milia

5. PATOFISIOLOGI

Milia adalah kista epidermois. Kista berasal dari folikel sebacea. Milia

primer tumbuh di kulit wajah yang menghasilkan folikel rambut vellus. Milia

sekunder terjadi akibat kerusakan pilosebaceus.(3)

6. GEJALA KLINIS

Milia sering asimptomatik. Pada anak-anak dan dewasa biasa muncul di

area sekitar mata. Erupsi milia biasanya onsetnya lebih cepat bahkan dalam

beberapa minggu.(3)

Pada pemeriksaan kulit, Milia ditemukan di superficial kulit, uniform,

warna putih mutiara sampai kuning muda, lesi membentuk kubah dengan

diameter antara 1 – 2 mm. Efloresensi yang ditemukan adalah papula-papula

milier, multiple kadang berkelompok. Pada milia en plaque, milia dalam jumlah

lebih banyak muncul pada plaque eritem. (1,3)

Page 5: Milia

Gambar 1. Milia pada orang dewasa

Distribusi di kulit: milia primer, pada bayi ditemukan di wajah terutama di

area hidung. Milia juga bisa ditemukan di mukosa (Epstein pearls) dan palatum

(Bohn nodules). Milia primer di anak-anak dan dewasa berkembang di wajah,

terutama di area mata. Milia sering ditemukan dengan distribusi linier, melintang

sepanjang lekuk hidung pada beberapa anak. Milia sekunder ditemukan di tubuh

bagian mana saja yang dipengaruhi oleh bermacam-macam kondisi. Erupsi milia

ditemukan di kepala, leher dan tubuh bagian atas. Milia juga bisa ditemukan di

langit-langit mulut. ( 2,3,4 )

Lokasi-lokasi yang paling sering dijumpai milia primer pada bayi: (4)

Sekitar hidung

Sekitar mata (periorbital area)

Pipi

Dagu

Dahi

Lokasi-lokasi jarang dijumpai milia pada bayi, tetapi bisa muncul walaupun

jarang (4)

Badan

Tungkai dan lengan

Penis (korpus penis)

Membrane mucosa (area di dalam mulut)

Page 6: Milia

Milia en plaque memberi gambaran plaque yang berbeda di wajah dan leher.

Plaque pernah dilaporkan terdapat di area postauricular, unilateral atau bilateral,

pipi dan plaque submandibula.

Gambar 2. Milia pada bayi

Gambar 3. Epstein pearls

7. DIAGNOSA BANDING

Diagnosa banding dari milia adalah (3)

Page 7: Milia

Acne Vulgaris

Syringoma

Trichoepithelioma

Milia like idiopathic calcinosis cutis (pada penderita Sindrom Down)

8. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Tidak ada pemeriksaan laboratorium untuk milia sederhana. Diagnosa pasti

dengan pemeriksaan klinis. Pemeriksaan penyakit yang mendasari penting untuk

milia sekunder. Biopsy kulit dilakukan bila perlu pada pasien dengan diagnosis

yang masih diragukan. Jika curiga adanya milia en plaque, biopsy adalah tindakan

yang bijaksana untuk menyingkirkan diagnosa lain, seperti mucinosis follicular

dan trichoepitheliomata multiple. Pada orang yang lebih tua dengan kerusakan

kulit akibat sinar matahari, sindrom Favre-Rachouchet (nodul elastosis pada kulit)

harus disingkirkan. (4,3)

9. PEMERIKSAAN HISTOLOGI

Pemeriksaan histologi menunjukkan adanya kista epidermoid, tetapi besar

kista lebih kecil. Milia biasanya terletak di dermis superficial dan mempunyai

garis epithelial (dengan lapisan sel bergranula). Kista berisi keratin lamellated

dalam jumlah bervariasi. Milia primer yang sering dijumpai pada bayi dan anak-

anak ditemukan di rambut sebacea yang mengelilingi folikel rambut vellus. Milia

sekunder di area kulit lepuh ditemukan pada duktus kelenjar ekrin keringat.(3)

10. TERAPI

Page 8: Milia

Tidak ada terapi topical maupun sistemik yang efektif untuk milia primer

dan sekunder. Terdapat laporan tentang penggunaan isotretinoin topical, etretinate

oral dan minocycline dalam menerapi pasien dengan milia en plaque.

Milia dapat dibiarkan begitu saja, tetapi jika pasien meminta pengangkatan, insisi

dengan jarum cutting-edge dan pengeluaran isi biasanya efektif. Tindakan ini

dapat dilakukan tanpa anestesi local. Paper clip dilaporkan berhasil digunakan

untuk mengeluarkan isi kista. Milia en plaque dapat diterapi dengan efektif

dengan elektrodesiccation, laser karbon dioksida, dermabrasi dan cryosurgery. (3,5)

Tindakan bedah yang dapat dilakukan pada milia diantaranya yaitu: (1)

Bedah listrik

Elektrolisis

Elektrofulgurasi

11. KOMPLIKASI

Tidak ada komplikasi sistemik yang dilaporkan. (4)

12. PROGNOSIS

Milia yang ditemukan pada bayi biasanya akan menghilang spontan dalam

mingu-minggu pertama. Kadang milia akan menetap sampai 2 – 3 bulan. Milia

pada anak-anak dan dewasa biasanya menetap. Milia sekunder pada kulit lepuh

jarang sembuh. (3)

Page 9: Milia
Page 10: Milia

DAFTAR PUSTAKA

1. Siregar, R.S. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi 2. Penerbit

Buku Kedokteran EGC. Jakarta; 2005

2. Del Giudice P. Milia and cutaneous leishmaniasis. Br J Dermatol. May

2007;156(5):1088

3. Bolognia, Jean L., ed. Dermatology. New York: Mosby, 2003.

4. Morelli JG. Diseases of the Neonate. In: Kliegman RM, Behrman RE,

Jenson HB, Stanton BF, eds. Nelson Textbook of Pediatrics. 19th ed.

Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier; 2011:chap 639.

5. Wolf. K et al. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine 7th

edition. Mc Graw Hill Medical. United States ; 2008..