mikfar8 uji mikrobiologi makanan minuman

46
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia untuk senantiasa hidup yang berasal dari hewan, tumbuhan, mineral, maupun dari zat-zat kimia sintetik. Pada umumnya makanan dan minuman tersebut, diproduksi oleh industri secara besar-besaran dan biasanya memakan waktu yang cukup lama dalam produksi, penyimpanan, distribusi dan akhirnya sampai ke tangan konsumen. Jadi kemungkinan dapat terjadi pertumbuhan mikroba di dalamnya. Adanya mikroba di dalam makanan dan minuman tidak dikehendaki karena akan menyebabkan perubahan organoleptis sediaan, apalagi makanan dan minuman yang akan masuk dalam tubuh. Baik mikroba patogen maupun

Upload: ikha-reskia

Post on 13-Aug-2015

1.363 views

Category:

Documents


50 download

TRANSCRIPT

Page 1: MIKFAR8 Uji Mikrobiologi Makanan Minuman

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Makanan dan minuman merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh

manusia untuk senantiasa hidup yang berasal dari hewan, tumbuhan, mineral,

maupun dari zat-zat kimia sintetik. Pada umumnya makanan dan minuman

tersebut, diproduksi oleh industri secara besar-besaran dan biasanya memakan

waktu yang cukup lama dalam produksi, penyimpanan, distribusi dan akhirnya

sampai ke tangan konsumen. Jadi kemungkinan dapat terjadi pertumbuhan

mikroba di dalamnya.

Adanya mikroba di dalam makanan dan minuman tidak dikehendaki

karena akan menyebabkan perubahan organoleptis sediaan, apalagi makanan dan

minuman yang akan masuk dalam tubuh. Baik mikroba patogen maupun non

patogen bila terdapat dalam jumlah yang banyak, sangat berbahaya.

Demikian pula dengan makanan atau minuman yang berasal dari bahan

alam, kemungkinan pencemarannya ditimbulkan pada waktu pengolahan melalui

tangan, atau peralatan yang kurang bersih, atau melalui bahan mentah. Oleh

karena itu kualitas mikrobiologis dari makanan dan minuman merupakan suatu

masalah yang penting dan sangat perlu diperhatikan

Page 2: MIKFAR8 Uji Mikrobiologi Makanan Minuman

Berdasarkan hal tersebut maka dilakukanlah suatu percobaan Uji

Mikrobiologis Makanan dan Minuman, untuk menguji secara kualitatif maupun

kuantitatif mikroba yang terdapat pada makanan dan minuman.

I.2 Maksud dan Tujuan Praktikum

1.2.1 Maksud Praktikum

Mengetahui dan memahami cara-cara penentuan tingkat

pencemaran makanan dan minuman secara mikrobiologis.

1.2.2 Tujuan Praktikum

Menentukan tingkat cemaran mikroba dari makanan

jalangkote dan minuman sirup ABC.

I.3 Prinsip Praktikum

Uji ALT Bakteri

Penentuan ALT bakteri berdasarkan perhitungan jumlah koloni yang

tumbuh dengan tingkat pencemaran tertentu setelah makanan dan minuman

diinokulasikan pada medium NA dan diinkubasikan pada suhu 37 ºC selama

1 x 24 jam.

a. Uji Bakteri Escherichia coli

Penentuan pertumbuhan bakteri Escherichia coli setelah makanan dan

minuman diinokulasikan pada medium LB, berdasarkan adanya reaksi

fermentasi dan pembentukan gugus di dalam tabung Durham setelah

inkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu 37ºC dan terbentuknya warna

hijau metalik pada medium EMBA.

Page 3: MIKFAR8 Uji Mikrobiologi Makanan Minuman

b. Uji Bakteri Salmonella thyposa

Penentuan pertumbuhan bakteri Salmonella thyposa setelah makanan

dan minuman diinokulasikan pada medium SCB, berdasarkan adanya

kekeruhan pada medium setelah diinkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu

37ºC dan terbentuknya koloni hitam zona kuning pada medium SSA

setelah diinkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu 37ºC.

c. Uji Bakteri Staphylococcus aureus

Penentuan pertumbuhan bakteri Staphylococus aureus setelah makanan

dan minuman diinokulasikan pada medium PW, berdasarkan adanya

kekeruhan pada tabung setelah di inkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu

37ºC dan terbentuknya koloni hitam zona kuning pada medium VJA

setelah di inkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu 37ºC.

Uji ALT Kapang

Penentuan ALT kapang berdasarkan perhitungan jumlah koloni yang

tumbuh dengan tingkat pencemaran tertentu setelah makanan dan minuman

diinokulasikan pada medium PDA dan diinkubasikan pada suhu kamar

selama 3 x 24 jam.

Page 4: MIKFAR8 Uji Mikrobiologi Makanan Minuman

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

Makanan manusia berasal dari dua sumber yaitu tanaman dan hewan.

Oleh karena itu tidak mengherankan apabila pada sediaan makanan dan

minuman sejak dari bahan baku sampai menjadi bahan makanan dan minuman

tidak akan bebas dari pengaruh adanya mikroba (1).

Kondisi mikrobiologis dari makanan dan minuman menentukan

keamanan dan daya tahan makanan dan minuman yang bersangkutan. Beberapa

bakteri yamng mampu menimbulkan keracunan makanan dan minuman, tetapi

jumlah mikroba yang mampu menimbulkan keracunan bergantung pada

kepekaan indivisu dan virulensi bakteri tersebut serta kombinai makanan dan

minuman itu sendiri (1).

Pengujian mikrobiologis pada sediaan-sediaan farmasi terdiri dari uji

angka lempeng total dan uji adanya bakteri serta jamur. Metode yang diguanakn

untuk menghitung jumlah bakteri atau jamur dalam suatu sample digunakan dua

metode yaitu secara langsung dan tidak langsung. Metode langsung

menggunakan hemositometer atau colony counter. Metode tak langsung

menggunakan metode hitungan cawan, metode turbidimetri, dan metode Most

Probable Number (2).

Page 5: MIKFAR8 Uji Mikrobiologi Makanan Minuman

Metode hitungan cawan menggunakan sel jasad renik yang masih

hidup yang ditumbuhkan pada medium agar sel jasad renik tersebut akan

berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan

dihitung tanpa menggunakan mikroskop. Metode hitungan cawan merupakan

cara yang paling sensitive untuk menentukan jumlah jasad renik, karena

beberapa hal yaitu :

1. Hanya sel yang masih hidup yang dihitung

2. Beberapa jasad renik dapat dhitung sekaligus

3. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi jasad renik karena koloni

yang terbentuk mungkin berasal dari suatu jasad renik yang mempunyai

penampakan spesifik.

Beberapa metode cawan, metode MPN digunakan medium cair di

dalam tabung reaksi, dimana perhitungan berdasarkan jumlah tabung yang

positif setelah diinkubasi pada suhu dan waktu tertentu (3).

Escherichia coli adalah penghuni normal saluran pencernaan manusia

dan hewan berdarah panas. Biasanya tidak patogenik. Koliform sebagai suatu

kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk batang gram negatif, tidak

membentuk spora, aerobik dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktose

dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35°C.

Kelompok koliform mempunyai beberapa ciri yang juga dimiliki oleh

anggota-anggota genus Salmonella dan Shigella, yaitu dua genera yang

mempunyai species-species enteric patogenik. Namun, ada perbedaan

Page 6: MIKFAR8 Uji Mikrobiologi Makanan Minuman

biokimiawi utama yang nyata yaitu bahwa koliform dapat memfermentasi

laktose dengan menghasilkan asam dan gas sedangkan Salmonella dan Shigella

tidak memfermentasi laktose (4).

Page 7: MIKFAR8 Uji Mikrobiologi Makanan Minuman

II.2 Uraian Bahan

1. Air suling (5)

Nama resmi : Aqua destillata

Nama lain : Aquades, air suling

Rumus molekul/BM : H2O/18,02

Pemerian : Cairan jernih, tidak berbau, tidak berasa dan

tidak mengandung bahan kimia yang dapat

membahayakan tubuh

Kegunaan : Sebagai pelarut

2. Alkohol (5)

Nama resmi : Aethanolum

Nama lain : Etanol, alkohol

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap

dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas,

mudah terbakar dengan memberikan nyala

biru yang tidak berasap

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam

kloroform p dan dalam eter p

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai Antiseptik

Page 8: MIKFAR8 Uji Mikrobiologi Makanan Minuman

- Uraian sampel uji

1. Sirup ABC Sirsak

Komposisi : Gula pasir, air, aroma, asam sitrat, pewarna,

Karmoisin, biru berlian

Isi : 650 ml

No. Registrasi : MD 149410100017

Produksi : PT SUBA INDAH Tbk

Bogor 16952 – Indonesia

Page 9: MIKFAR8 Uji Mikrobiologi Makanan Minuman

II.3 Uraian Mikroba

II.3.1 Klasifikasi Mikroba

1. Escherichia coli (2)

Kingdom : Protista

Divisio : Protophyta

Classis : Schizomycetes

O r d o : Enterobacteriales

Familia : Enterobacteriaceae

Genus : Escherichia

Spesies : Escherichia coli

2. Staphylococcus aureus (2)

Kingdom : Protista

Divisio : Protophyta

Classis : Schizomycetes

O r d o : Enterobacteriales

Familia : Micrococcaceae

Genus : Staphylococcus

Spesies : Staphylococcus aureus

3. Salmonella thyposa (2)

Kingdom : Protista

Divisio : Protophyta

Classis : Schizomycetes

Page 10: MIKFAR8 Uji Mikrobiologi Makanan Minuman

O r d o : Enterobacteriales

Familia : Enterobacteriaceae

Genus : Salmonella

Spesies : Salmonella thyposa

II.3.2 Morfologi Mikroba

a. Escherichia coli (4)

Batang lurus, 1,1 – 1,5 μm x 2,0 – 6,0 µm, motil dengan

flagelum peritritikus atau non motil. Gram negatif. Tumbuh dengan

mudah pada medium nutrien sederhana. Laktose difermentasi oleh

sebagian besar galur dengan produksi asam dan gas. Koloninya

utamanya pada nutrien gelatin, buram tidak tembus cahaya sampai

sebagian translusent, smooth dan seragam konsistensinya. Jika

ditumbuhkan pada medium Eosin Metilen Biru Agar, koloninya

tampak seperti logam kemilau.

b. Salmonella thyposa (4)

Batang, biasanya motil dengan flagelum peritrikus, catalse

positif. Kebanyakan galur akan tumbuh pada medium sintesis tanpa

faktor tumbuh khusus, dan dapat menggunakan sitrat sebagai sumber

karbon. Fakultatif anaerob.

c. Staphylococcus aureus (4)

Sel-sel berbentuk bola, berdiameter 0,5 sampai 1,5 µm

terdapat tunggal dan berpasangan, dan secara khas membelah diri

Page 11: MIKFAR8 Uji Mikrobiologi Makanan Minuman

pada lebih dari satu bidang sehingga membentuk gerombol yang

tidak teratur. Non motil. Tidak diketahui adanya stadium istirahat.

Gram positif. Dinding sel mengandung dua komponen utama :

peptidoglikan serta asam tekoat yang berkaitan dengannya.

Kemoorganotrof. Metabolisme dengan respirasi dan fermentatif.

Anaerob fakultatif, tumbuh lebih cepat dan lebih banyak dalam

keadaan aerobik. Suhu optimum 35 – 400C. Terutama berasosiasi

dengan kulit, dan selaput lendir hewan berdarah panas. Pertumbuhan

pada medium agar abundant, dan koloninya buram dan tidak tembus

cahaya, smooth, dan berkilauan dalam penampakannya. Beberapa

staphylococcus bentuk lipochrome pigmen yang memberikan koloni

kuning emas atau kuning lemon dimana yang lainnya tidak dan putih.

Page 12: MIKFAR8 Uji Mikrobiologi Makanan Minuman

BAB III

METODE KERJA

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat yang digunakan

- Botol pengenceran

- Cawan petri

- Erlenmeyer

- Gelas ukur

- Hand sprayer

- Inkubator

- Lampu spiritus

- Ose bulat

- Otoklaf

- Rak tabung

- Sendok tanduk

- Spoit 1 ml, 5 ml

- Tabung Durham

- Tabung reaksi

- Timbangan O’hauss

Page 13: MIKFAR8 Uji Mikrobiologi Makanan Minuman

III.1.2 Bahan-bahan yang digunakan

- Alkohol 70 %

- Aluminium foil

- Aquadest steril

- Biakan Salmonella thyposa

- Biakan Staphylococcus aureus

- Jalangkote

- Kapas

- Medium LB (Lactose Broth)

- Medium NA (Nutrien Agar)

- Medium PDA (Potato Dextrosa Agar)

- Medium PW (Pepton water)

- Medium SCB (Selenite Cystein Agar)

- Medium SSA (Salmonella Shigella Agar)

- Medium VJA (Vogel Johnson Agar)

- Sirup ABC Sirsak

- Tissue rol

Page 14: MIKFAR8 Uji Mikrobiologi Makanan Minuman

III.2 Cara Kerja

1. Penyiapan sampel

a. Jalangkote

- Disiapkan botol pengenceran yang telah berisi 9 ml aquadest steril

- Ditimbang 1 g jalangkote kemudian digerus sampai halus pada

lumpang

- Sampel yang telah digerus dimasukkan ke dalam botol pengenceran,

dikocok hingga homogen (pengenceran 10-1)

- Dari pengenceran 10-1, diambil 1 ml dengan spoit dan dimasukkan

ke dalam botol pengenceran , dikocok hingga homogen

(pengenceran 10-2)

- Dari pengenceran 10-2, diambil 1 ml dengan spoit dan dimasukkan

ke dalam botol pengenceran , dikocok hingga homogen

(pengenceran 10-3)

- Dilakukan hal yang sama untuk pengenceran 10-4, 10-5, dan 10-6

b. Sirup ABC Sirsak

- Disiapkan botol pengenceran yang telah berisi 9 ml aquadest steril

- Diambil 1 ml sirup ABC Sirsak dan dimasukkan ke dalam botol

pengenceran, dikocok hingga homogen (pengenceran 10-1)

- Dari pengenceran 10-1, diambil 1 ml dengan spoit dan dimasukkan

ke dalam botol pengenceran , dikocok hingga homogen

(pengenceran 10-2)

Page 15: MIKFAR8 Uji Mikrobiologi Makanan Minuman

- Dari pengenceran 10-2, diambil 1 ml dengan spoit dan dimasukkan

ke dalam botol pengenceran, dikocok hingga homogen

(pengenceran 10-3)

- Dilakukan hal yang sama untuk pengenceran 10-4

2. Uji ALT bakteri

- Diambil 3 pengenceran terakhir dari makanan jalangkote yaitu

pengenceran 10-4, 10-5, dan 10-6 dipipet sebanyak 1 ml lalu dimasukkan

dalam cawan petri steril.

- Ditambahkan medium NA hingga seluruh dasar cawan tertutupi,

dihomogenkan dengan cara diputar 7 kali ke kiri dan 7 kali ke kanan,

dibiarkan memadat

- Diinkubasikan selama 1 x 24 jam pada suhu 37o C

- Dihitung jumlah koloni bakteri yang ada.

- Dilakukan hal yang sama untuk sampel sirup ABC Sirsak pada

pengenceran 10-2, 10-3, dan 10-4.

3. Uji ALT kapang

- Diambil 3 pengenceran terakhir dari makanan jalangkote yaitu

pengenceran 10-4, 10-5, dan 10-6, dipipet sebanyak 1 ml lalu dimasukkan

dalam cawan petri steril.

- Ditambahkan medium PDA hingga seluruh dasar cawan tertutupi,

dihomogenkan dan dibiarkan memadat

- Diinkubasikan selama 3 x 24 jam pada suhu kamar.

Page 16: MIKFAR8 Uji Mikrobiologi Makanan Minuman

- Dihitung jumlah koloni kapang yang ada

- Dilakukan hal yang sama untuk sampel sirup ABC Sirsak pada

pengenceran 10-2, 10-3, dan 10-4.

4. Uji bakteri Salmonella Thyposa

- Disiapkan satu tabung reaksi yang berisi medium PW

- Diambil 1 ml sampel dari pengenceran 10-1 dan dimasukkan dalam

tabung reaksi dan dihomogenkan.

- Diinkubasikan pada suhu 37o C selama 1 x 24 jam

- Dilakukan hal yang sama untuk sampel sirup ABC Sirsak pada

pengenceran 10-2

- Dilakukan uji lanjutan untuk sampel makanan jalangkote karena

hasilnya positif , diambil 1 ose sampel lalu digoreskan pada medium

SSA secara aseptis dan diinkubasikan pada suhu 37°C selama 1 x 24

jam

- Diamati terbentuknya koloni hitam zona kuning pada medium SSA

5. Uji Staphylococcus aureus

- Disiapkan satu tabung reaksi yang berisi medium SCB

- Diambil 1 ml sampel dari pengnenceran 10-1 dan dimasukkan dalam

tabung reaksi dan dihomogenkan.

- Diinkubasikan pada suhu 37o C selama 1 x 24 jam

- Dilakukan hal yang sama untuk sampel sirup ABC Sirsak pada

pengenceran 10-2

Page 17: MIKFAR8 Uji Mikrobiologi Makanan Minuman

- Dilakukan uji lanjutan untuk sampel makanan jalangkote karena

hasilnya positif , diambil 1 ose sampel lalu digoreskan pada medium

VJA secara aseptis dan diinkubasikan pada suhu 37°C selama 1 x 24

jam

- Diamati terbentuknya koloni hitam zona kuning pada medium VJA

6. Uji MPN

- Disiapkan 9 tabung reaksi yang berisi tabung Durham dan medium LB

- Diambil sebanyak 1 ml dari setiap sampel 3 pengenceran terakhir dari

makanan jalangkote yaitu pengenceran 10-4, 10-5, dan 10-6 dan

dimasukkan dalam tabung reaksi tadi, dimana tiap pengenceran terdiri

dari tiga seri tabung

- Diinkubasikan pada suhu 37o C selama 1 x 24 jam

- Dilakukan hal yang sama untuk sampel sirup ABC Sirsak pada

pengenceran 10-2, 10-3, dan 10-4.

Page 18: MIKFAR8 Uji Mikrobiologi Makanan Minuman

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

IV.1 Data Hasil Pengamatan

1. Angka Lempeng Total (ALT) bakteri

No Sampel makanan dan minuman

10-4 10-5 10-6

1.2.

JalangkoteSirup ABC Sirsak

85-

42-

3-

2. Angka Lempeng Total (ALT) kapang

No SampelMakanan dan minuman

10-2 10-3 10-4 10-5 10-6

1.2.

JalangkoteSirup ABC Sirsak

#2

#0

00

1#

6#

3. Uji kualitatif

Makanan dan minuman

E. coli S. thyposa S. aureusLB EMBA SCB SSA PW VJA

JalangkoteSirup ABC

Sirsak

--

--

+-

+-

+-

+-

Keterangan :

- : Hasilnya negatif

# : Tidak dilakukan

Page 19: MIKFAR8 Uji Mikrobiologi Makanan Minuman

IV.2 Gambar Hasil Pengamatan

Keterangan :

1.Tutup tabung2. Medium PW

3. Medium SCB

3.Tabung durham4. Cawan petri

5. Medium SSA

6. Koloni

Keterangan :

1.Tutup tabung2. Medium PW

3. Medium SCB

3.Tabung durham

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

10-4

10-5 10-6

Sampel : Jalangkote

Mikroba uji : -

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

10-2

10-3 10-4

Sampel : Sirup ABC SirsakMikroba uji : -

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Sampel : Jalangkote

Mikroba uji : Salmonella hyposa dan Staphylococcus aureus

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIUNIVERSITAS HASANUDDIN

Sampel : Sirup ABC SirsakMikroba uji : -

Page 20: MIKFAR8 Uji Mikrobiologi Makanan Minuman

Keterangan :

1.Cawan petri

2.Medium NA

3.Koloni bakteri

Keterangan :

1.Cawan petri

2.Medium NA

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

10-4

10-5 10-6

Sampel : Jalangkote

Mikroba uji : -

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

10-2

10-3 10-4

Sampel : Sirup ABC SirsakMikroba uji : -

Page 21: MIKFAR8 Uji Mikrobiologi Makanan Minuman

Keterangan :

1.Cawan petri

2.Medium PDA

3.Koloni

Keterangan :

1.Cawan petri

2.Medium PDA

3.Koloni

Page 22: MIKFAR8 Uji Mikrobiologi Makanan Minuman

Keterangan :

1.Tutup tabung

2.Tabung reaksi

3. Medium LB

4. Tabung Durham

Keterangan :

1.Tutup tabung

2.Tabung reaksi

3. Medium LB

4. Tabung Durham

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

10-4 10-5 10-6

10-4 10-5 10-6

10-4 10-5 10-6

Sampel: JalangkoteMikroba uji : -

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

10-2 10-3 10-4

10-2 10-3 10-4

10-2 10-3 10-4

Sampel : Sirup ABC SisakMikroba uji : -

Page 23: MIKFAR8 Uji Mikrobiologi Makanan Minuman

IV.3 Perhitungan

Perhitungan Angka Lempeng Total (ALT)

1. ALT Bakteri

- Jalangkote

42 X 105

ALT = = 4,94 > 2 85 X 104

Karena nilainya > 2 maka diambil pengenceran terendah

Nilai ALT = 8,5 X 105 sel/ml

2. ALT Kapang

- Jalangkote

ALT = 0 sel / ml

Karena semua data < 40, maka diambil pengenceran terendah yaitu 10-4.

Dimana pada pengenceran terendah nilainya 0, berarti sampel makanan

jalangkote tidak ditumbuhi oleh kapang.

- Sirup ABC Sirsak

ALT = 1,0 x 102 sel/ml

Karena semua data < 40, maka diambil pengenceran terendah yaitu 10-2.

Page 24: MIKFAR8 Uji Mikrobiologi Makanan Minuman

BAB V

PEMBAHASAN

Uji mikrobiologis adalah salah satu pengujian yang menggunakan

perubahan sifat mikroba terhadap lingkungan sebagai tolak ukurnya. Pengujian ini

dilakukan karena pada umumnya makanan dan minuman dibuat oleh industri secara

besar-besaran. Sediaan ini memakan waktu yang cukup lama baik dalam peyimpanan

maupu dalam peredarannya. Sehingga dengan demikian akan dapat memberikan

kemungkinan timbulnya beberapa mikroba tertentu didalamnya.

Uji mikrobiologis terbagi menjadi 2, yaitu uji kualitatif dan uji kuantitatif.

Uji kualitatif dimaksudkan untuk mengetahui jenis mikro organisme yang ada di

dalam sediaan tersebut, sedangkan uji kuantitatif dilakukan untuk mengetahui berapa

jumlah mikro organisme yang terdapat dalam sediaan tersebut.

Pada penyiapan sampel kita melakukan pengenceran. ini dilakukan untuk

menginaktifkan pengawet yang ada di dalam sediaan tersebut.karena dikhawatirkan

aka mempengaruhi pengujian, sehingga data yang didapat tidak akurat.

Pada uji kuantitatif, kita juga melakukan pengenceran. Hal ini

dimaksudkan untuk mengurangi jumlah populasi dari mikroorganisme. Karena tanpa

dilakukannya pengenceran maka akan menyulitkan dalam penghitungan jumlah

mikroorganisme.

Page 25: MIKFAR8 Uji Mikrobiologi Makanan Minuman

Pada percobaan ini diperoleh data pada uji kuantitatif untuk pengujian

bakteri yaitu jumlah koloni bakteri yang terdapat dalam makanan jalangkote pada

pengenceran 10-4 adalah 85, pengenceran pada 10-5 adalah 42, dan pada pengenceran

10-6 adalah 3. Sedangkan untuk minuman yaitu sirup ABC Sirsak tidak ada koloni

bakteri yang diperoleh baik itu pada pengenceran 10-2 , pengenceran 10-3, dan

pengenceran 10-4. Sedangkan untuk pengujian jumlah kapang, pada makanan

jalangkote tidak terdapat kapang pada pengenceran 10-4 , 1 kapang pada pengenceran

10-5, dan 6 kapang pada pengenceran 10-6. Dan untuk minuman sirup ABC Sirsak

terdapat 2 kapang pada pengenceran 10-2, dan tidak ditumbuhi kapang baik pada

pengenceran 10-3, dan 10-4.

Pada uji kualitatif, diperoleh data bahwa pada makanan jalangkote pada

pengenceran 10-1 menunjukkan tanda yang positif pada medium PW yaitu terjadi

kekeruhan warna oleh karena itu dilakukan uji lanjutan pada medium VJA dengan

cara menggoreskan biakan bakteri murni Staphylococcus aureus pada cawan petri

dan ternyata hasilnya positif yang ditunjukkan dengan terbentuknya koloni hitam

zona kuning. Dan pada medium SCB untuk menunjukkan ada tidaknya bakteri

Salmonella thyposa atau tidak, ditambahkan hasil pengenceran 10-1 dari jalangkote

yang hasilnya positif karena terjadi kekeruhan warna pada medium oleh karena itu

dilakukan juga uji lanjutan pada medium SSA dengan cara menggoreskan biakan

bakteri murni Salmonella thyposa pada cawan petri dan ternyata hasilnya juga positif

yang ditunjukkan dengan terbentuknya koloni hijau. Sedangkan untuk minuman sirup

ABC Sirsak hasilnya negatif oleh karena itu tidak dilakukan uji lanjutan.

Page 26: MIKFAR8 Uji Mikrobiologi Makanan Minuman

Mekanisme terjadinya perubahan warna, kekeruhan atau gas yang timbul

pada medium setelah diinkubasikan pada waktu tertentu, yaitu :

a. Pada medium Pepton Water (PW), medium ini kaya akan nutrien dan

menghasilkan kecepatan pertumbuhan yang tinggi untuk bakteri subletal yang

merugikan sehingga memungkinkan bakteri untuk tumbuh. Sistem buffer fosfat

dalam medium ini mencegah bakteri mati karena terjadinya perubahan pH

medium. Medium yang diperkaya ini akan memberikan pertumbuhan yang cepat

dari bakteri enterobacteriaceae patogen. Jika uji pada medium PW positif maka

uji dilanjutkan dengan menggunakan medium Vogel Johnson Agar (VJA).

b. Pada medium Vogel Johnson Agar (VJA) pertumbuhan koloni terlihat sebagai

koloni hitam zona kuning. Terbentuknya koloni hitam karena Staphylococcus

mereduksi kalium telurit menjadi metalik telurik. Mannitol juga bertindak sebagai

reaktan pembeda yang akan terurai menjadi asam oleh kebanyakan spesies

staphylococcus, reaksi ini diindikasikan oleh fenol merah menjadi kuning yang

nampak sebagai zona kuning.

c. Pada medium Selenit Cystein Broth (SCB), kandungan selenitnya yang

menghambat pertumbuhan bakteri koliform dan enterococcus pada inkubasi awal

6 – 12 jam, sehingga hanya bakteri Salmonella, Shigella, Proteus dan

Pseudomonas yang dapat tumbuh.

d. Pada medium Salmonella Shigella Agar (SSA), mikroba melakukan reduksi

tiosulfat menjadi sulfat sehingga terlihat sebagai koloni hitam juga degradasi

laktosa menjadi asam yang diindikasikan oleh merah netral yang berubah menjadi

Page 27: MIKFAR8 Uji Mikrobiologi Makanan Minuman

kuning. Pada medium SSA, pertumbuhan bakteri gram positif dihambat terutama

bakteri enterobacteriaceae, lebih lanjut koloninya dapat dibedakan dari perbedaan

warna yang dihasilkan dengan adanya indikator merah netral dan anilin biru.

Positif untuk Salmonella thyposa, bila terlihat koloni kecil, kuning, pada inkubasi

lebih lanjut noda hitam kadang-kadang muncul pada koloni kuning dan warna

medium menjadi kuning.

Page 28: MIKFAR8 Uji Mikrobiologi Makanan Minuman

BAB VI

PENUTUP

VI.1 Kesimpulan

Berdasarkan uji yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Makanan jalangkote tidak memenuhi syarat

2. Minuman sirup ABC Sirsak memenuhi syarat

VI.2 Saran

-

Page 29: MIKFAR8 Uji Mikrobiologi Makanan Minuman

DAFTAR PUSTAKA

1. Djidje, M.N., Sartini., (2003), “Instrumentasi Mikrobiologi Farmasi”,

Laboratorium Mikrobiologi Farmasi, Jurusan Farmasi, F. MIPA, UNHAs,

Makassar, 19

2. Djiwoseputro, D., (1964), “Dasar-Dasar Mikrobiologi”, Penerbit Djambatan,

Malang, 116

3. Fardiaz, S., (1993), “Mikrobiologi Pangan I”, Penerbit PT Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta, 73, 74

4. Pelczar, M.J., Chan, E.C.S., (1988), “Dasar-Dasar Mikrobiologi 2”, UI-Press,

Jakarta, 873

5. Ditjen Pom., (1979), “Farmakope Indonesia”, Edisi III, Depkes RI, Jakarta, 64, 96

Page 30: MIKFAR8 Uji Mikrobiologi Makanan Minuman

LAMPIRAN

A. Komposisi Medium

1. Medium LB (Lactose Broth)

Peptone dari gelatin 5,0

Ekstrak daging 3,0

Laktosa 5,0

Air 1000 ml

2. Medium NA (Nutrien Agar)

Peptone 5,0

Ekstrak beef 3,0

Agar 15

Aquadest 1000 ml

3. Medium PDA (Potato Dekstrose Agar)

Ekstrak kentang 4,0 dari 200 g kentang

D-glukosa 20

Agar 15

Pembuatan: Larutkan 39 g/ liter, otoklaf

4. Medium PW (Pepton Water)

Pepton dari daging 10

Sodium chlorida 5

Di-sodium hydrogen phosphate 9,0

Potassium dyhidrogen phosphate 1,5

Page 31: MIKFAR8 Uji Mikrobiologi Makanan Minuman

Air 1000 ml

Pembuatan: Larutkan 25,5 g/liter

5. Medium SCB (Selenite Cistein Broth)

Peptone dari casein 5,0

L-cystine 0,01

Lactose 4,0

Sodium phosphate 10,0

Sodium hydrogen selenite 4,0

Air 1000 ml

Pembuatan: Larutkan 23 g/liter pada suhu kamar jika tidak larut panaskan ≤ 60

ºC, tidak diotoklaf

6. Medium SSA (Salmonella Shigella Agar)

Meat extract 5,0

Lactosa 10,0

Oxbile kering 8,5

Na-citrat 10,0

NA thiosulfat 8,5

Amonium Iron (III) citrat 1,0

Brilliant green 0,0003

Neutral red 0,025

Agar 12,0

Air 1000 ml

Page 32: MIKFAR8 Uji Mikrobiologi Makanan Minuman

Pembuatan: Larutkan 60 g/liter, tidak diotoklaf

7. Medium VJA (Vogel Johnsen Agar)

Pepton dari casein 10,0

Yeast extract 5,0

Dipotassium hydrogen phosphate 5,0

D(-) mannitol 10,0

Lithium chloride 5,0

Glycine 10,0

Phenol red 0,025

Agar 13,0

Juga ditambahkan Potassium tellunte 0,2

Pembuatan: Larutkan 58 g/liter dan otoklaf. Pada waktu mau digunakan

ditambahkan 0,2 g potassium telluntel / liter dalam bentuk filter. Sterilkan

larutan pada temperatur ± 50 ºC. Campur dan tuang dalam cawan.