migrasi atau perpindahan penduduk

Upload: ahmad-hanafi

Post on 16-Jul-2015

482 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Migrasi atau Perpindahan Penduduk Di Indonesia akan kita jumpai fenomena Mudik Lebaran. Di mana banyak orang yang meninggalkan kota-kota besar untuk pulang ke kampung halamannya. Mereka meninggalkan pekerjaannya sejenak di kota besar dan rela melakukan perjalanan jauh yang menghabiskan banyak biaya guna merayakan lebaran di kampung halaman bersama keluarganya. Setelah lebaran selesai, mereka pun akan kembali ke kota di mana dia bekerja (arus balik). mudik adalah contoh dari migrasi atau perpindahan penduduk. Migrasi atau mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain.

Adapun pola mobilitas penduduk meliputi: A. Mobilitas penduduk permanen (migrasi), yang meliputi: 1) Migrasi internasional (migrasi antarnegara) yang terdiri dari imigrasi, emigrasi, dan remigrasi. a) Imigrasi adalah masuknya penduduk asing yang menetap ke dalam sebuah negara. b) Emigrasi adalah pindahnya penduduk keluar negeri untuk menetap di sana. c) Remigrasi adalah pemulangan kembali penduduk asing ke negara asalnya. 2) Migrasi nasional (migrasi lokal), terdiri dari: a) Urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota. b) Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduknya ke pulau yang masih jarang penduduknya. c) Ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa untuk menetap di desa. d) Evakuasi, yaitu perpindahan penduduk untuk menghindari bahaya. B. Mobilitas penduduk nonpermanen (sirkuler), yang meliputi: 1) Mobilitas ulang alik atau mobiltas harian, yakni penduduk yang karena pekerjaannya harus melakukan perjalanan dari tempat tinggalnya ketempat bekerjanya di lain daerah. 2) Mobilitas bermusim, yakni penduduk yang karena pekerjaan atau keperluannya untuk sementara waktu menetap di suatu daerah dan dalam jangka waktu tertentu kembali ke tempat tinggalnya.

1. Teori Dorong-Tarik (Everet S. Lee). Menurut Everet S. Lee migrasi dalam arti luas adalah perubahan tempat tinggal secara permanen atau semi permanen. Disini tidak ada pembatasan, baik pada jarak perpindahan maupun sifatnya, yaitu apakah perbedaan itu bersifat sukarela atau terpaksa. Jadi migrasi adalah gerakan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan ada niatan menetap di daerah tujuan. Tanpa mempersoalkan jauh dekatnya perpindahan, mudah atau sulit, setiap migrasi mempunyai tempat asal, tempat tujuan dan bermacam-macam rintangan yang menghambat.. Factor jarak merupakan factor yang selalu ada dari beberapa factor penghalang . Faktor-faktor migrasi di Indonesia: 1. faktor-faktor yang terdapat di daerah asal. 2. faktor-faktor yang terdapat di daerah tujuan. 3. faktor penghalang antara. 4. faktor-faktor pribadi (individu). Dalam setiap daerah banyak sekali faktor yang mempengaruhi orang untuk menetap di suatu tempat atau menarik orang untuk pindah ketempat itu. Beberapa faktor mempunyai pengaruh yang sama terhadap beberapa orang, sedangkan ada faktor yang mempunyai pengaruh berbeda terhadap seseorang. Perbedaan sikap antara setiap migrant dan calon migrant terdapat factor positif dan factor negative, yang terdapat baik ditempat asal maupun tujuan. FaKtor positif (+) daerah asal berarti mempunyai daya dorong terhadap seseorang untuk pergi meninggalkan daerah tersebut, sebaliknya faktor positif di daerah tujuan berarti mempunyai daya tarik terhadap seseorang untuk datang ke daerah tersebut. Sedangkan factor negative (-) di daerah asal akan berfungsi sebagai penghambat seseorang untuk pindah ke daerah lain. Begitupula factor negative (-) di daerah tujuan adalah fajtor yang tidak disenangi oleh seseorang, demgam demikian juga akan menghambat masuknya seseorang ke daerah tersebut. Faktor netral (0) pada dasarnya tidak berpengaruh terhadap seseorang untuk bermigrasi. Penilaian seseorang terhadap suatu faktor tertentu dapat positif (+), negative (-), atau netral (0). Hal ini bergantung kepada keadaan pribadi orang tersebut yang dipengaruhi oleh pendidikan, pengalaman, kebutuhan dan sifat-sifat pribadi. Begitu pula persepsi seseorang

terhadap factor penghalang berbeda-beda dengan orang lain. Beberapa jenis penghalang adalah jarak, penghalang alami, biaya perjalanan, peraturan atau undang-undang imigrasi, dan besarnya anggota keluarga. Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan Beberapa definisi mengenai masyarakat dari para sarjana, seperti misalnya : 1. R.Linton : masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu 2. MJ.Herkovits : masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu 3. J.L.Gilian : masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil 4. S.R.Steinmetz : masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar, yang meliputi pengelompokan-pengelompokan perhubungan yang erat dan teratur. 5. Hasan Sadily : masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, yang dengan atau sendirinya bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain. Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta cirri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberap ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu : 1. kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa 2. orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu 3. pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batasbatas yang nyata 4. perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar. Perbedaan desa dan kota 1. jumlah dan kepadatan penduduk 2. lingkungan hidup manusia yang lebih kecil yang mempunyai

3. mata pencaharian 4. corak kehidupan sosial 5. stratifikasi sosial 6. mobilitas sosial 7. pola interaksi sosial 8. solidaritas sosial 9. kedudukan dalam hierarki administrasi nasional Kota secara internal pada hakekatnya merupakan suatu organisme, yakni kesatuan integral dari tiga komponen meliputi penduduk, kegiatan usaha dan wadah. Ketiganya saling terkait, pengaruh mempengaruhi, oleh karenanya suatu pengembangan yang tidak seimbang antra ketiganya, akan menimbulkan kondisi kota yang tidak positif, antara lain semakin menurunnya kualitas hidup masyarakat kota. Dengan kata lain, suatu perkembangan kota harus mengarah paa penyesuaian lingkungan fisik ruang kota dengan perkembangan sosial dan kegiatan usaha masyarakat kota Di pihak lain kota mempunya juga peranan/fungsi eksternal, yakni seberapa jauh fungsi dan peranan kota tersebut dalam kerangka wilayah atau daerah-daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, baik dalam skala regional maupun nasional. Dengan pengertian ini diharapkan bahwa suatu pembangunan kota tidak mengarah pada suatu organ tersendiri yang terpisah dengan daerah sekitarnya, karena keduanya saling pengaruh mempengaruhi. Masyarakat Pedesaan Yang dimaksud dengan desa menurut Sukardjo Kartohadi adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemeritnahan sendiri. Menurut Bintaro desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik dan cultural yang terdapat disuatu daerah dalam hubungannya danpengaruhnya secara timbal-balik dengan daerah lain.. Menurut paul H.Landis : desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan cirri-ciri sebagai berikut : 1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antra ribuan jiwa 2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuaan terhadap kebiasaan 3. Cara berusaha (ekonomi) aalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam sekitar seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan. Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuatsesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yagn amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan

dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebgai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat. Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain : 1. Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya. 2. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan 3. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian 4. Masyarakat tersebut homogen, deperti dalam hal mata pencaharian, agama, adapt istiadat, dan sebagainya Didalam masyarakat pedesaan kita mengenal berbagai macam gejala, khususnya tentang perbedaan pendapat atau paham yang sebenarnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan ketegangan sosial. Gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan : 1. konflik 2. kontraversi 3. kompetisi 4. kegiatan pada masyarakat pedesaan Pengertian Individu Individu berasal dari kata yunani yaitu individium yang artinya tidak terbagi.Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yangmajemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu merupakan kesatuanyang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan. Makadapat disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang memiliki peranan khas atau spesifik dalam kepribadiannya. Dan terdapat tiga aspek dalam individu yaitu aspek organik, jasmani. aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial. Dimana aspek aspek tersebut saling berhubungan. Apabila salah satu rusak maka akan merusak aspek lainnya. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perbedaan Individu 1. Manusia berbeda karena berbeda kemampuannya.

Setiap manusai memiliki perbedaan dalam berperilaku karena teori pertama menyatakan perbedaan itu dibawanya sejak lahir, teori kedua karena proses penyerapan informasi yang berbeda dari individu tersebut. bahkan kedua teori tersebut mempengaruhi perilaku seseorang dalam bertindak. 2. Manusia berbeda perilakunya karena adanya perbedaan kebutuhan. Hal ini merupakan bagian dari teori motivasi yang di temukan oleh para ilmuwanpsikologi seperti, Maslow, Mcleland,,McGregor, dll. yang pasti kebutuhan manusia menjadi motif secara intrinsik individu tersebut dalam berperilaku. 3. Manusia Berbeda karena mempunyai lingkungan yang berbeda dalam

mempengaruhinya. Faktor lingkungan sangat berpengaruh pada manusia, suatu keputusan yang di buat oleh individu dapat dipengaruhi dengan apa yang terjadi di luar dari dirinya dengan kata lain motivasi exsternal berperan disini. lingkungan membentuk manusiam menjadi baik kah atau menjadi jahat, ramah atau sombong,dll. 4. Manusia berbeda mempunyai masa depan sehingga cara berpikirnya pun berbeda. Setiap mimpi yang dibuat oleh manusia mempengaruhi bagaimana individu tersebut berpikir dalam aktivitas kesehariannya dan bagaiman individu tersebut bertindak untuk mencapai tujuan jangka pendek atau jangka panjangnya. 5. Faktor Like or Dislike with Something. Percaya atau tidak faktor ini juga mempengaruhi seseorang dalam berperilaku, apabila seseorang tidak suka pada atasannya dalam memimpin, maka apapun yang dikatakan atasan hanya merupakan masukan tidak langsung di lakukan. 6. Faktor X Faktor X ini terjadi diluar kemampuan manusia artinya bahwa segal perilaku akan berubbah oleh karena faktor alam yang tidak dapat di identifikasi penyebabnya. maka apabial ada perubahan perilaku manusia dan tidak dapat di pahami penyebabnya hal itu terjadi karena segala sesuatu telah di tentukan oleh Allah SWT Sistem Perkawinan Yang Ada Di Dunia

1. Endogami Endogami adalah suatu perkawinan antara etnis, klan, suku, kekerabatan dalam lingkungan yang sama.

2. Eksogami Eksogami adalah suatu perkawinan antara etnis, klan, suku, kekerabatan dalam lingkungan yang berbeda. Eksogami dapat dibagi menjadi dua macam, yakni : a. Eksogami connobium asymetris terjadi bila dua atau lebih lingkungan bertindak sebagai pemberi atau penerima gadis seperti pada perkawinan suku batak dan ambon. b. Eksogami connobium simetris apabila pada dua atau lebih lingkungan saling tukarmenukar jodoh bagi para pemuda. Eksogami melingkupi heterogami dan homogami. Heterogami adalah perkawinan antar kelas sosial yang berbeda seperti misalnya anak bangsawan menikah dengan anak petani. Homogami adalah perkawinan antara kelas golongan sosial yang sama seperti contoh pada anak saudagar / pedangang yang kawin dengan anak saudagar / pedagang. Bentuk Perkawinan Menurut Hubungan Kekerabatan Persepupuan 1. Cross Cousin Cross Cousin adalah bentuk perkawinan anak-anak dari kakak beradik yang berbeda jenis kelamin. 2. Parallel Cousin Cross Cousin adalah bentuk perkawinan anak-anak dari kakak beradik yang sama jenis kelaminnya. Dari sistem perkawinan diatas menurut saya yang paling ideal adalah sistem pekawinan eksogami karena pada sistem tersebut terdapat heterogami yang merupakan perkawinan antar kelas sosial yang berbeda, sehingga tidak ada perbedaan stata sosial yang dapat memicu perpecahan antar golongan.

Sratifikasi Sosial Stratifikasi sosial adalah perbedaan atau pengelompokan penduduk atau masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis). Lapisan-lapisan sosial dalam masya-rakat biasanya terbagi atas masyarakat lapisan bawah, lapisan menengah, danlapisan atas. Pelapisan sosial masyarakatantara masyarakat kuno berbeda denganmasyarakat modern. Lapisan social dalam masyarakat kuno misalnya lapisan bangsawan, masyarakat biasa dan lapisan budak. Sedangkan lapisan social pada masyarakat modern misalnya pengusaha, buruh dan pegawai negeri.

Ukuran/ Kriteria Yang Daigunakan Untuk Membedakan Stratifikasi Sosial 1. Ukuran kekayaan Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, yang tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja. 2. Ukuran kekuasaan dan wewenang Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan. 3. Ukuran kehormatan Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya

kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur. 4. Ukuran ilmu pengetahuan Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelargelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya. Sistem Stratifikasi Sosial pada Pondok Pesantren Tradisional Pondok pesantren merupakan institusi pendidikan yang berada di bawah pimpinan seorang atau beberapa kiai dan dibantu oleh sejumlah santri senior serta beberapa anggota keluarganya. Pondok pesantren menjadi bagian sangat penting bagi kehidupan kiai, sebab pondok pesantren merupakan tempat bagi sang kiai untuk mengembangkan dan melestarikan ajaran, tradisi, dan pengaruhnya di masyarakat. Dalam pesantren tradisional pembagian sratifikasi sosial terbagi menjadi 3 yaitu: 1. Kyai atau pimpinan pondok pesantren Yang mempunyai tampuk kekuasaan dalam masyarakat kecil pesantren. 2. Ustad Merupakan golongan ke-2 setelah kyai, ustad merupakan sambungh tangan kyai dalam menyampaikan materi-materi kepada santri. 4. Santri Merupakan masyarakat dalam suatu lingkup pesantren.

Sistem Stratifikasi Sosial pada Pondok Pesantren Modern Sistem stratifikasi sosial pada pondok pesantren modern tidak jauh beda dengan sistem stratifikasi sosial pada pondok pesantren tradisional, yang membedakan hanya kekuasaan tertinggi dipegang oleh sistem yang berlaku. Sistem Stratifikasi Sosial pada Perguruan Tinggi Sistem stratifikasi sosial pada perguruan tinggi mengikuti sistem stratifikasi sosial terbuka, sehingga tidak ada embagian strata sosial. Dalam hal ini mahasiswa bebas berinteraksi dengan dosen untukuntuk bertukar pikiran dalam memecahkan suatu masalah perkuliahan. Pengertian Masyarakat Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut. Faktor yang Menyebabkan Terbentuknya Masyarakat 1. Kedekatan Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal. Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.

2. Kesamaan Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang leih suka berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau karakter-karakter personal lain. Kesamaan juga merupakan faktor utama dalam memilih calon pasangan untuk membentuk kelompok sosial yang disebut keluarga. Konsep Masyarakat Islam Ibarat Bangunan Masyarakat Islam merupakan masyarakat yang berbeda dengan masyarakat mana pun, baik keberadaannya maupun karakternya. Ia merupakan masyarakat yang Rabbani, insani, akhlaqi dan masyarakat yang seimbang (tawazun). Ummat Islam dituntut untuk mendirikan masyarakat seperti ini, sehingga mereka bisa memperkuat agama mereka, membentuk kepribadian mereka dan bisa hidup di bawah naungannya dengan kehidupan Islami yang sempurna. Suatu kehidupan yang diarahkan oleh aqidah Islamiyah dan dibersihkan dengan ibadah, dituntun oleh pemahaman yang shahih, digerakkan oleh semangat yang menyala, terikat dengan moralitas dan adab Islamiyah, serta diwarnai oleh nilai-nilai Islam. Diatur oleh. hukum Islam dalam perekonomian, seni, politik dan seluruh segi kehidupannya. Masyarakat islam mempunyai konsep ibarat bangunan dikarenakan masyarakat terbentuknya dari berbagai komponen. Islam telah memperhatikan masyarakat sebagaimana dia memperhatikan individu, karena masing-masing dari keduanya saling rnempengaruhi. Tidak lain masyarakat itu kecuali sekumpulan dari individu-individu yang terikat dengan ikatan tertentu, sehingga kebaikan individu juga berarti kebaikan masyarakat. Keberadaan individu dalam masyarakat bagaikan batu bata dalam sebuah bangunan, dan sebuah bangunan tidak akan baik apabila batu batanya rapuh.