midwives in ancient near east life & bible times

3
Midwives in Ancient Near East Life & Bible Times Bidan di dalam Kehidupan Timur Tengah Kuno dan Zaman Alkitab PL Dalam Misnah Ibrani, kata untuk bidan sebenarnya Chokmah atau wanita bijaksana (1). Dalam pemikiran dunia kuno bidan kerap kali dihubungkan dengan seorang yang bijaksana, itulah kenapa profesi ini sangat penting di zaman PL. Menurut Mitologi Babilonia Kuno kadang dewi yang bertindak sebagai bidan disebut bijaksana dalam hal ini bidan memiliki tempat dalam kategori kuno untuk orang yang bijaksana (2). Tugas bidan di zaman kuno ialah membantu proses persalinan seorang ibu, jika anak tersebut telah lahir seorang bidan bertugas untuk memotong tali pusat bayi, membasuh bayi dengan air hingga bersih, menggosok bayi dengan garam dan membalutnya dengan lampin (3). Seorang bidan kadang tetap merawat sang ibu dan bayi bahkan sampai berinisiatif menamai anak yang baru dilahirkan. Dengan demikian kehidupan sosial mereka membawa pengaruh bagi masyarakat di zaman kuno terutama sebagai pengantara hadirnya kehidupan baru di dalam komunitas masyarakat kuno. Bidan dalam budaya kuno bertindak sebagai dokter (tabib), psikolog maupun terapis bagi masyarakat di desa mereka. Nuansa religius bidan juga sangat kental yang dihubungkan dengan dewa-dewi pagan di Timur Tengah Kuno. Kisah bidan dalam Alkitab pertama kali tertulis di dalam kisah Patriakhal, yaitu pada cerita Rachel melahirkan Benjamin (Kej.35:17), dan dalam kisah Tamar melahirkan si kembar Perez dan Zerah (Kej. 38:28- 30), sang bidan mengikatkan benang merah kirmizi untuk menandakan anak pertama yang lahir. Sekalipun itu hanya sebagai penanda, tetapi menariknya hal itu menyinggung nuansa religius bidan di dunia kuno yang mana benang merah kirmizi dikaitkan dengan jimat pelindung bagi ibu dan anak yang dibuktikan tertulis pada teks Mesopotamian dan Het (4). Kebiasaan tersebut cenderung mempengaruhi kebiasaan orang Israel, kini beberapa dari masyarakat Yahudi yang disebut Kabalah mengikatkan benang merah pada pergelangan bayi yang baru lahir guna melindungi mereka dari roh jahat namun hal tersebut dilarang sejak zaman Talmud karena berkaitan dengan tradisi pagan kuno (5). Kisah benang merah yang terikat pada Perez mengingatkan kita bahwa pada zaman kuno bidan berfungsi untuk dua hal; yaitu pertama membantu persalinan ibu dan anak, mempersiapkan alat-alatnya, menghibur ibu dan membawa anak yang lahir kepada sang ibu. Kedua, bertindak sebagai pelaku religius dari kepercayaan sang ibu, dalam hal ini kerap sang

Upload: alvin

Post on 13-Sep-2015

6 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

It is about the life of Midwives in ancient near east and bible times landscape

TRANSCRIPT

Midwives in Ancient Near East Life & Bible Times

Bidan di dalam Kehidupan Timur Tengah Kuno dan Zaman Alkitab PLDalam Misnah Ibrani, kata untuk bidan sebenarnya Chokmah atau wanita bijaksana (1). Dalam pemikiran dunia kuno bidan kerap kali dihubungkan dengan seorang yang bijaksana, itulah kenapa profesi ini sangat penting di zaman PL.Menurut Mitologi Babilonia Kuno kadang dewi yang bertindak sebagai bidan disebut bijaksana dalam hal ini bidan memiliki tempat dalam kategori kuno untuk orang yang bijaksana (2).Tugas bidan di zaman kuno ialah membantu proses persalinan seorang ibu, jika anak tersebut telah lahir seorang bidan bertugas untuk memotong tali pusat bayi, membasuh bayi dengan air hingga bersih, menggosok bayi dengan garam dan membalutnya dengan lampin (3). Seorang bidan kadang tetap merawat sang ibu dan bayi bahkan sampai berinisiatif menamai anak yang baru dilahirkan. Dengan demikian kehidupan sosial mereka membawa pengaruh bagi masyarakat di zaman kuno terutama sebagai pengantara hadirnya kehidupan baru di dalam komunitas masyarakat kuno. Bidan dalam budaya kuno bertindak sebagai dokter (tabib), psikolog maupun terapis bagi masyarakat di desa mereka. Nuansa religius bidan juga sangat kental yang dihubungkan dengan dewa-dewi pagan di Timur Tengah Kuno.Kisah bidan dalam Alkitab pertama kali tertulis di dalam kisah Patriakhal, yaitu pada cerita Rachel melahirkan Benjamin (Kej.35:17), dan dalam kisah Tamar melahirkan si kembar Perez dan Zerah (Kej. 38:28-30), sang bidan mengikatkan benang merah kirmizi untuk menandakan anak pertama yang lahir. Sekalipun itu hanya sebagai penanda, tetapi menariknya hal itu menyinggung nuansa religius bidan di dunia kuno yang mana benang merah kirmizi dikaitkan dengan jimat pelindung bagi ibu dan anak yang dibuktikan tertulis pada teks Mesopotamian dan Het (4). Kebiasaan tersebut cenderung mempengaruhi kebiasaan orang Israel, kini beberapa dari masyarakat Yahudi yang disebut Kabalah mengikatkan benang merah pada pergelangan bayi yang baru lahir guna melindungi mereka dari roh jahat namun hal tersebut dilarang sejak zaman Talmud karena berkaitan dengan tradisi pagan kuno (5).Kisah benang merah yang terikat pada Perez mengingatkan kita bahwa pada zaman kuno bidan berfungsi untuk dua hal; yaitu pertama membantu persalinan ibu dan anak, mempersiapkan alat-alatnya, menghibur ibu dan membawa anak yang lahir kepada sang ibu. Kedua, bertindak sebagai pelaku religius dari kepercayaan sang ibu, dalam hal ini kerap sang bidan membacakan mantera atas nama anak tersebut, memohon kepada dewa untuk menghapus pengaruh jahat kepada bayinya dan memberikan nasib keberuntungan bagi sang anak (6)Kini di dalam dunia kebidanan Yudaisme Modern, sang bidan selalu berdoa dalam tradisi Yahudi selama dalam perjalanan ke tempat ibu yang hendak melahirkan. Bahkan mereka juga menyanyikan Mazmur, menghibur dan membacakan doa bagi sang ibu.Bidan yang takut akan Tuhan. Dalam kisah kelahiran Musa di kitab Keluaran, disebutkan dua bidan yang merupakan orang Ibrani yaitu Sifra dan Pua, bertindak sebagai bidan atas perintah Firaun. Namun karena mereka lebih memilih takut akan Allah mereka membuat bayi-bayi Ibrani yang lahir tetap hidup dan berdalih kepada firaun oleh karena itu Allah memberkati mereka dan membuat mereka berumah tangga (Kel.1:15-22).

Proses kelahiran di Mesir kuno zaman perbudakan Ibrani cukup menarik, biasanya para bidan menggunakan birthstool seperti kursi-kelahiran, ini hanya digunakan di Mesir kuno dan tidak ada di wilayah lain di peradaban kuno.Dalam Talmud Cotah 2B dikatakan bahwa kedua bidan memiliki tugas yang berbeda, Shiphrah bertugas memakaikan pakaian bayi, sedangkan Pua membisiki bayi tersebut, menurut Seorang komentator Yahudi mengenai hal ini beranggapan bahwa Puah menggunakan pernapasan buatan dengan meniup ke dalam mulut anak yang baru lahir. Dengan demikian Para bidan harus memiliki keterampilan yang cukup dalam proses persalinan.

Kedua bidan ini telah menjadi kisah heroik dalam kisah Alkitab dan tradisi Rabinik, baik Alkitab maupun Misnah Ibrani memberi kita kata kunci Takut akan Tuhan menjadi komitmen kedua bidan tersebut. Ini adalah satu-satunya kisah tentang bidan yang tercatat secara detail dan disebutkannya juga nama mereka dalam Alkitab, bukan suatu kebetulan tetapi Allah menyebutkan mereka dengan satu maksud bahwa Takut Akan Tuhan menjadi prinsip utama mereka yang sekalipun mereka melakukan tugas mereka sehari-hari (daily life) bahkan melakukan perintah atasannya yaitu Firaun, tetapi karena takut akan Tuhan ada di dalam mereka, mereka lebih menginginkan kehidupan dari sebangsa mereka dari pada kematian anak-anak bangsa mereka yang pada akhirnya mereka mendapat berkat Tuhan.Mereka tidak menyangka bahwa satu dari bayi yang mereka tolong adalah Musa, sang Penyelamat yang dipilih Allah untuk membebaskan Israel dari perbudakan Mesir, kadang tanpa disadari, Allah memakai kita untuk menyelamatkan seseorang yang tidak kita sangka bahwa kelak orang tersebut dipilih Allah untuk rencana-Nya yang besar.Bidan bukanlah profesi biasa tetapi sangat penting, ia memang manusia biasa tetapi kadang dipakai Tuhan untuk hal yang luar biasa. Membantu membawa kehidupan baru dalam dunia ini.Notes :1. Mishnah Shabbat 18:3; Rosh Hashana 2:5.2. Hennie J. Marsman, Women in Ugarit and Israel: Their Social and Religious Position in the Context of the Ancient Near East [Brill, 2003] 412.3. Bandingkan Yehezkiel 16:44. Carol Meyers, Households and Holiness: The Religious Culture of Israelite Women [Fortress, 2005] 39; Marten Stol and F. A. M. Wiggermann, Birth in Babylonia and the Bible: Its Mediterranean Setting [Styx, 2000] 49, 5658).5. Michele Klein, A Time to Be Born: Customs and Folklore of Jewish Birth [Jewish Publication Society, 1998] 1256.G. M. Beckman, MarsmanHal.412 dikutip dari The Wise Woman 3 : Midwives

Author : Alvin Micha Y. Imanuel