microsoft word - tugas tekres 1
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Reservoir adalah tempat minyak dan gas ( migas atau petroleum )
terakumulasi di dalam bumi, yang dapat berbentuk perangkap struktur (structural
trap ) atau perangkap stratografi ( stratigraphical trap )
Evaluasi terhadap suatu reservoir dimulai sejak reservoir migas ditemukan
oleh satu pemboran eksplorasi. Apabila reservoir tersebut dinilai prospektif
sehingga kemudian dikembangkan ( developed ), serta diproduksikan minyak dan
atau gasnya, maka evaluasi reservoir merupkan pekerjaan rutin yang tidak dapat
diabaikan, yang harus dilakukan berkesinambungan guna menentukan strategi
pengurasan ( recovery ) yang paling menguntungkan.
Memproduksikan migas dari reservoir berbeda dengan mengeluarkan
minyak dari dalam suatu tangki minyak. Minyak terproduksikan dari dalam
reservoir karena tenaga dorong alamiah ( natural reservoir drive mecanism ) yang
bekerja pada reservoir tersebut Selain itu jumlah minyak yang bisa diproduksikan
tergantung kepada cara memproduksikan serta letak ( lokasi ) sumur sumur
penghasilnya. Minyak dari dalam tangki bisa kita peroleh seluruhnya, namun
minyak dari dalam reservoir tidak seluruhnya bisa kita peroleh . Hanya sebagian
kecil minyak bisa diperoleh dengan mengandalkan tenaga dorong alamiahnya.
Berbagai teknologi telah sdikembangkan dan diterapkan guna meningkatkan
perolehan minyak dari reservoir, antara lain dengan melaksanakan teknik
secondary oil recovery, tertiary/enhanced oil recovery (EOR), horizontal
drilling,microbial technology, dan lain lain.
BAB II
PENGERTIAN DASAR
2.1 MIGAS (PETROLEUM).
Minyak bumi atau petroleum adalah campuran senyawa hidrokarbon
yang dapat berupa gas, zat cair, atau zat padat tergantung pada komposisi ,
tekanan dan temperature.
Senyawa hirokarbon terdiri dadari atom-atom karbon dan hydrogen yang
dapat digolongkan menjadi 4 golongan, yakni :
1. Golongan parafinik, dengan rumus umum CnH2n+2
.
2. Golongan Hidrokarbon tidak jenuh, yang dapat dibedakan lagi menjadi :
A. Deretan olefin, rumus umumnya CnH2n.
B. Deretan diolefin, rumus umumnya CnH2n-2
dengan ikatan molekul rangkap 2.
C. Deretan asetilen, rumus umumnya CnH2n-2
dengan ikatan molekul rangkap 3.
3. Golongan nepthena, rumus umumnya CnH2n dengan rantai karbon yang tertutup.
4. Golongan aromatic, dengan rumus umumnya CnH2n-6
.
2.2 JENIS RESERVOIR ATAS DASAR FLUIDA YANG
DIKANDUNGNYA.
Berdasarkan fluida yang terkandung suatu reservoir terbagi menjadi :
1. Undersaturated Reservoir, dimana didalam reservoir hanya terdapat minyak.
2. Saturated oil reservoir, dimana didalam reservoir terdapat minyak dan gas bebas
yang mengisi tudung gas.
3. Volatile oil reservoir, dimana didalam reservoir terdapat minyak ringan.
4. Retrogade condensate reservoir.
5. Non associated gas reservoir, dimana didalam reservoir gas tidak berassosiasi
dengan minyak.
2.3 TENAGA DORONG RESERVOIR (RESERVOIR DRIVE
MECHANISM).
Reservoir drive mechanism adalah daya dorong alamiah yang dimiliki oleh
suatu reservoir untuk menggerakkan minyak atau gas bumi yang
dikandungnya sehingga mampu mengalir sendiri melalui pori-pori batuan ke
sumur-sumur penghasil.
Pada reservoir minyak terdapat tiga macam driving mechanism, yaitu :
1. DEPLETION DRIVE atau SOLUTION GAS DRIVE atau DISSOLVED GAS
DRIVE, yaitu daya dorong oleh gas larut.
2. GAS CAP DRIVE, yaitu daya dorong oleh dari tudung gas.
3. WATER DRIVE, yaitu daya dorong olehair dari akuifer.
Pada reservoir gas , terdapat dua macam driving mechanism, yaitu :
1. DEPLETION DRIVE, yaitu daya dorong oleh gas itu sendiri.
2. WATER DRIVE, yaitu daya dorong oleh air dari akuifer.
Jenis driving mechanism yang bekerja pada suatu reservoir harus diketahui
sejak dini, karena mempengaruhi :
1. Strategi pengurasan reservoir.
2. Ultimate recovery, recovery factor, yaitu jumlah minyak/gas yang bisa dikuras.
3. Individual well production performance, yaitu kinerja masing-masing produksi.
4. Resevoir performance.
5. Kelayakan penerapan EOR.
Di dalam pengelolaan suatu reservoir, pengelolaan yang baik adalah berhasil
mencapai tingkat pengurasan maksimal.
2.3.1 KARAKTERISTIK RINERJA RESERVOIR BERDAYA DORONG
GAS LARUT.
Daya dorong gas larut merupakan daya dorong alami yang paling
lemah. Bergeraknya minyak adalah karena gas yang terlarut di dalamnya
berusaha mencari tempat bertekanan rendah agar dapat keluar dari
larutannya.
Dengan diproduksikannya minyak dan gas dari dalam reservoir,
tekanan reservoir akan menurun dan jumlah gas yang terlarut akan
berkurang sehingga daya dorong akan melemah dan laju produksi minyak
akan menurun.
Proses pengurasan tersebut diatas akan menghasilkan kinerja reservoir
sebagai berikut :
1. Laju produksi minyak menurun.
2. Tekanan reservoir menurun tajam.
3. Perbandingan produksi gas berbanding minyak meningkat agak pesat,
kemudian menurun.
4. Produksi air tidak ada.
Dengan daya dorong ini, maksimum jumlah minyak yang dapat diraih
adalah 8% - 20 % STOIPnya.
2.3.2 KARAKTERISTIK KINERJA RESERVOIR BERDAYA ORONG
TUDUNG GAS.
Reservoir berdaya dorong gas “gas cap” di tandai dengan adanya
tudung gas ( gas cap ) pada reservoir tersebut.
Bergeraknya minyak adalah karena terdesak oleh gas yang berada
dalam gas yang berusaha mencari tempat bertekanan rendah.
Dengan diproduksikan minyak dan gas dari dalam reservoir, tekanan
reservoir akan menurun, sehingga daya dorong gas cap akan melemah.
Daya dorong ini akan semakin cepat melemah apabila gas yang ada di
gas cap semakin banyak yang ikut terproduksikan bersama minyak.
Prosespengurasan minyak tersebut akan menghasilkan kinerja
reservoir sebagai berikut:
1. Laju produksi minyak menurun.
2. Tekanan reservoir menurun agak lambat.
3. GOR meningkat pesat.
4. Produksi air tidak ada.
Dengan daya dorong ini maksimum jumlah minyak yang dapat
terkuras adalah 25% - 35% STOIPnya.
2.3.3 KARAKTERISTIK KINERJA RESERVOIR BERDAYA DORONG
AIR.
Reservoir berdaya dorong air ditandai dengan adanya akuifer aktif
yang berhubungan dengan reservoir tersebut.
Proses pengurasan minyak tersebut diatas akan menghasilkan kinerja
reservoir sebagai berikut :
1. Laju produksi minyak menurun.
2. Tekanan reservoir lebih kurang konstan, atau menurun relative landai.
3. GOR relative konstan atau meningkat landai.
4. Laju produksi air meningkat tajam.
Dengan adanya daya dorong ini, maksimum jumlah minyak yang dapat
dikuras dari dalam reservoir adalah 40% - 60% STOIPnya.
2.3.4 KARAKTERISTIK RESERVOIR BERDAYA DORONG
KOMBINASI
Reservoir berdaya dorong kombinasi ini ditandai dengan adanya gas
cap dan akuifer aktif pada reservoir tersebut.
2.4 KARAKTERISTIK BATUAN RESERVOIR.
Batuan reservoir merupakan batuan berpori atau berongga. Didalam
ruang pori atau rekahan Itulah fluida reservoir (minyak, air, gas)
terakumulasi. Karena itu penting untuk mengetahui seberapa besar ruang
porinya (menyangkut masalah porositas) , seberapa besar volume minyak,
air dan gas yang terkandung didalamnya (menyangkut masalah saturasi) dan
seberapa besar kemampuan batuan untuk mengalirkan fluidanya
(menyangkut masalah saturasi fluida).
2.4.1 POROSITAS
Porositas adalah suatu ukuran untuk menyatakan seberapa besar
perbandingan volume ruang pori (pore volume) terhadap volume total
batuan, daengan satuan persen (%).
Porositas =� =������ �� ����� ������ �� �����
����� �� ���
����� ������� ������ ������� �� ������
����� ������
Didalam batuan berpori , biasanya terdapat pori – pori yang terisolir
(isolated) dan pori-pori yang saling berhubungan (interconnected).
Porositas absolute mencakup seluruh pori , baik yang terisolir maupun
yang saling berhubungan.
Porositas efektif hanya memperhitungkan pori-pori yang saling
berhubungan saja.
2.4.2 SATURASI FLUIDA.
Saturasi fluida. Yaitu bias So (oil), Sw (water), Sg (gas), adalah suatu
ukuran yang menyatakan berapa besar volume ruang pori (dalam fraksi atau
%), yang terisi oleh fluida tersebut.
Ex :
�� =��� ��� !" × 100%
'�()� *�+" ��� !"
So = Oil saturation, dalam fraksi atau %
So + Sw + Sg = 1 atau 100 %
Ruang pori adalah tempat fluida reservoir terakumulasi. Fluida
reservoir terdiri dari minyak, air, dan gas.
Meskipun demikian didalam reservoir di daerah minyak, pori batuan
tidak seluruhnya terisi minyak (So ≠100%), begitu juga sebaliknya, hal itu
disebabkan disaat migrasinya migas tidak seluruhnya fluida asal yang
terdapat didalam batuan terdesak keluar.
2.4.3 PERMEABILITAS.
Permeabilitas adalah ukuran kemampuan suatu batun berpori
(reservoir) untuk mengalirkan fluida.
Permeabilitas berpengaruh terhadapbesarnya kemampuan produksi
(laju alir) pada sumur-sumur penghasilnya.
Hubungan lermeabilitas dengan laju alir di suatu system media berpori,
pertama laki dikemukakan oleh Darcy, dengan rumusnya :
V = - k dP
µ dL
Karena v = q/A maka q =- k A dP , dimana A = luas penampang aliran.
µ dL
Bila di dalam pori batuan hanya terdapat satu macam fluida, maka
kemampuan permeabilitasnya tidak tergantung terhadap fluidanya, hal
seperti ini disebut permeabilitas absolute.
Namun bila ada ada lebih dari satu macam fluida maka kemampuan
batuan untuk mengalirkan fluidanya tidak sama, tergantung terhadap saturasi
batuan tersebut.
2.5 KARAKTERISTIK FLUIDA RESERVOIR
Karakteristik fluida reservoir mencakup :
1. Faktor volume formasi untuk minyak atau oil formation volume factor
(Bo).
2. Faktor kelarutan gas atau gas solubility (Rs).
3. Viskositas minyak (µo).
4. Faktor volume formasi gas (Bg).
5. Faktor volume formasi total (minyak+gas) (Bt).
6. Viscositas gas (µg).
BAB III
PERHITUNGAN
Segmen 1 h = 60 – 40 = 20
Segmen 2 h = 80 – 60 = 20
Segmen 3 h = 20 x 0,5 = 10
Luas Segmen 1 = 57 kotak x 90.000 ft2
= 5.130.000 ft2 = Sumur no.3 (A0)
Luas Segmen 2 = 66 kotak x 90.000 ft2 = 5.940.000 ft2 = Sumur no.2 (A1)
Luas Segmen 3 = 15 kotak x 90.000 ft2 = 1.350.000 ft2 = Sumur no.1 (A2)
Jenis
[ ]
[ ]
[ ]
[ ],6333.739.279
1.350.000 x 5.940.000 1.350.000 000.940.53
10
A2 A1 3
t Puramida Vb
0170.100.00
)(5.940.000 2 000.130.52
20
2A1 A0 2
h Trapesium Vb
Piramida0,50,227A1
A2
Trapesium0,51,5 A0
A1
=
++=
+=
=
+=
+=
⇒⟨=
⇒⟩=
BMSTB 178
1011 x 1,78 STOIP
429,1
0,234)-(1 x 0,215 x 9,63203.839.27 x 7758
Boi
) Swi -1 ( x Vb x 7758 STOIP
23,41 210
4918
) 131012128112227107711138 7 9 23 (
(13x26)(10x20)
(12x24)(12x22)(8x20)(11x25)(22x23)(27x22)(10x25)
(7x20)(7x20)(11x23)(13x26)(8x26)(7x28) (9x24) (23x24)
h
h x Sw Average Sw
21,58 210
4533
) 131012128112227107711138 7 9 23 (
(13x20) (10x24)
(12x22) (12x20) (8x18) (11x21) (22x24) (27x22) (10x18)
(7x28) (7x22) (11x18) (13x20) (8x26) (7x24) (9x18) (23x22)
h
h x Average
Boi
) Swi -1 ( x Vb x 7758 STOIP
ft2 9,63203.839.27 ,6333.739.279 0170.100.00 Vb
=
=
=
Φ=
==
++++++++++++++++
++
++++++
++++++++
=
=
==
++++++++++++++++
+
+++++++
++++++++
=
Φ=Φ
Φ=
=+=
ε
ε
ε
ε
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari structure map kita dapat mengetahui bahwa pada lapangan Trisakti
memiliki sebuah strukutural kemungkinan hidrokarbon terakumulasi. Dengan peta
structure didapatkan puncak (top) reservoir pada kedalaman 4100 ft dari
permukaan laut. Maka dilakukan pemboran sumur eksplorasi yang berhasil
menemukan minyak pada lapisan reservoir “A-Sand”. Dengan kedalaman 4100 ft,
reservoir ini bisa dikatakan sebagai reservoir dengan tingkat kedalaman
menengah.
Dari structure map kita dapat mengetahui letak kedalaman batas air dan
minyak (Oil Water contact), yaitu pada kedalaman 4220 ft sehingga kita dapat
mengetahui batas kedalaman sumur –sumur yang akan kita bor. Untuk sumur-
sumur yang rencananya akan dikembangkan dipastikan untuk tidak dilakukan
pemboran melewati kedalaman 4220 ft karena yang kita cari bukanlah air tetapi
minyak Dari structure map ini kita dapat menghitung luas daerah reservoir “A
Sand” tiap segmen ketebalan.
Dari peta net-oil isopach kita dapat mengetahui ketebalan reservoir kita,
yang nanti datanya digunakan untuk menghitung jumlah cadangan minyak dengan
menggunakan metode volumetric.
Sumur yang telah dilakukan pemboran dilakukan test logging untuk
mendapatkan data-data yang kita perlukan, misalnya menentukan lapisan yang
permeable, menentukan lapisan yang mengandung hidrokarbon, harga porositas
dari net-oil pay, harga saturasi air, batas minyak-gas, dan batas air-minyak, dan
data-data lainnya.
Pada hasil logging yang dilakukan pada ke-tiga sumur, yaitu well TRS-1,
TRS-2, TRS-3, sudah berupa hasil interpretasi secara kuantitative berupa data
harga porositas dan saturasi air dari tiap ketebalan. Data dari hasil logging ke-tiga
sumur ini yang nantinya akan dicari harga rata-rata porositas dan saturasi air nya
dengan perhitungan secara geometri dan hasilnya akan digunakan dalam
penentuan jumlah cadangan minyak dengan menggunakan metode volumetric.
Pada data hasil logging untuk well TRS-2 memiliki lapisan shale, sehingga
harga porositas ,saturasi air, dan ketebalan pada lapisan yang memiliki kandungan
shale tidak perlu diperhitungkan dalam mencari harga porositas dan saturasi air.
Dari perhitungan didapatkan harga porositas rata-rata reservoir “A Sand” adalah
21.58 % dan harga saturasi water connate rata-rata nya adalah 23.41%.
Dari data-data geologi, formasi evaluasi, dan harga Boi, kita dapat menghitung
jumlah cadangan minyak dalam reservoir dengan menggunakan metode
volumetric, yaitu sebesar 178 BMSTB.
Pertanyaan
1. Bagaimanakah proses pengurasan pada reservoir berdaya dorong gas
larut ?
Jawab:
• Laju produksi minyak menurun
• Tekanan reservoir merosot tajam
• Perbandingan produksi gas berbanding minyak (GOR) meningkat
agak pesat kemudian menurun
• Produksi air tidak ada
2. Mengapa dalam proses pengurasan suatu reservoir, jenis driving
mechanism yang bekerja pada suatu reservoir perlu diketahui ?
Jawab :
karena jenis driving mechanism yang bekerja pada suatu reservoir akan
mempengaruhi :
• Strategi pengurasan reservoir (Reservoir Drainage Strategy)
• Ultimate primary recovery, recovery factor, yaitu jumlah minyak/gas
yang bisa dikuras.
• Individual well production performance, yaitu kinerja produksi
masing-masing sumur penghasil.
• Reservoir performance, yaitu kinerja reservoir.
• Kelayakan penerapan EOR (Enhanced Oil Recovery)
3. Apakah pengertian dari teknik reservoir?
Jawab :
teknik reservoir adalah bagian dari ilmu teknik perminyakan yang
mempelajari masalah pengurasan cadangan suatu reservoir, termasuk
pemahaman sifat dan kelakuan reservoir masa lalu, sekarang dan yang
akan datang, sehingga mampu membuat peramalan kinerja reservoir
untuk perencanaan strategi pengurasan yang paling menguntungkan
(ekonomis).
TUGAS MATA KULIAH TEKNIK RESERVOIR 1
PERHITUNGAN CADANGAN MINYAK AWAL (STOIP)
MENGGUNAKAN METODE VOLUMETRIS
Oleh
Ilham Dasari Putra (071.03.091)
Widhilaga Gia P. (071.03.156)
Alfaritsy (071.03.011)
Haruns Maharbina (071.03.08 )
Jurusan Teknik Perminyakan
Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi
Universitas Trisakti
2007
LAMPIRAN