micro teaching bu lastak

Upload: dwi-cayank

Post on 20-Jul-2015

2.596 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

PRAKTEK PENDIDIKAN MACRO DAN MICRO TEACHING Disunsun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kulia Praktek Pendidikan MATERI: I ASKEB V (KEBIDANAN KOMUNITAS) Melaksanakan manajerial asuhan kebidanan komunitas a. Standart Asuhan Kebidanan b. Standart Alat c. Manajemen ibu Antenatal II Pelayanan ANC Terpadu Pengertian ANC Terpadu Tujuan ANC Terpadu Sasaran Pelayanan Konsep Pelayanan ANC Terpadu

di

a. b. c. d.

Praktek Klinik : Pemeriksaan Fisik Ibu Hamil

Disusun Oleh : LASTAK NINGSIH Nim : 2011.02.04.95

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK JOMBANG 2012

RENCANA PELAKSANAAN PRAKTEK KEPENDIDIKAN ( MACRO TEACHING )

Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Praktek pendidikan

Disusun Oleh : LASTAK NINGSIH Nim : 2011.02.04.95

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK JOMBANG 2012

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan rencana pembelajaran ini telah diperiksa dan disetujui oleh : Mengetahui

Pembimbing I

Pembimbing II

Inzy Jamilasari, SST.MM

Nur Habibahtus,SST

Ka, Prodi D IV Bidan Pendidik

Semi Naim, S.S.T.M.Kes NPP : 010 305 020

Mengetahui,

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Husada Jombang

Dra.Hj.Soelijah Hadi, MKes. MM NPP : 010 201 001

KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur kepada tuhan yang maha esa, dengan rahmat dan karuniaNya saya dapat menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana pembelajaran ini saya sunsun dan saya ajukan sebagai pemenuhan tugas PKK D- IV pendidik di stikes husada jombang Dalam kesempatan ini saya menyampaikan banyak terima kasi atas bimbingan semua pihak sehingga tugas peraktek kebidanan ini dapat terselesaikan, untuk itu saya mengucapkan terima kasi kepada : 1. Dra. Soelijah hadi,M.Kes, MM., selaku ketua STIKES Husada Jombang 2. Semi naim, SST, MM. Kes, selaku ketua program studi D- IV Bidan Pendidik sekolah tinggi ilmu kesehatan Husada Jombang 3. Inzy Jamilasari, SST.MM, selaku pembimbing I praktek pendidikan kebidanan Prodi D IV bidan pendidik STIKES Husada Jombang. 4. Nur Habibahtus,SST, selaku pembimbing II praktek pendidikan kebidanan Prodi D IV bidan pendidik STIKES Husada Jombang Demikian sehingga dapat digunakan sebagai panduan dalam memberikan bimbingan secara optimal kepada para mahasiswa setudi D- IV kebidanan, sesuai dengan tarjet kopentensi yang harus di capai

Jombang, .. 2012

Penyusun

PEMBELAJARAN 1 ASKEB V (ASUHAN ANTENATAL)

SILABUS ASKEB V (ASUHAN ANTENATAL)

DISUSUN DALAM RANGKA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PRAKTEK PENDIDIKAN SILABUS

LASTAK NINGSIH NIM : 2011.02.04.95

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK JOMBANG 2012

SILABUS Nama Perguruan Tinggi Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Semester Beban Studi : STIKES Husada Jombang : ASKEB V (KOMUNITAS) : Bd. 305 : IV ( Empat ) : 4 SKS

A. DISKRIPSI MATA KULIAH Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk melaksanakan praktek kebidanan dan di dasari oleh konsep, keterampilan dan sikap professional bidan dalam asuhan di komunitas dengan pendekatan manajemen kebidanan dan didasari oleh konsep, keterampilan dan sikap professional bidan dalam asuhan di komunitas yang meliputi pokok-pokok bahasan konsep, prinsip dasar dan strategi pelayanan kebidanan komunitas, manajerial asuhan kebidanan komunitas, pengolahan program KIA/KB di wilayah kerja, penggerakan dan peningkatan peran serta masyarakat. B. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan konsep, prinsip, masalah dan strategi pelayanan kebidanan di komunitas dan keluarga sebagai pusat pelayanan. 2. Menjelasakan tugas dan tanggung jawab bidan di komunitas 3. Menjelaskan aspek perlindungan hukum bagi praktisi bidan di komunitas 4. Mempraktekkan manajerial asuhan kebidanan di komunitas 5. Mengelola program KIA/KB di wilayah kerja 6. Menggerakkan dan meningkatkan peran serta masyarakat 7. Menjalankan tugas tambahan yang teerkait dengan kesehatan ibu dan anak

8. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan pelayanan kebidanan komunitas 9. Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan di komunitas

C. PROSES PEMBELAJARAN T : Dilaksanakan di kelas dengan menggunakan ceramah, seminar dan penugasan P : Dilaksanakan di kelas, laboratorium (baik di kampus maupun dilahan praktek) dengan menggunakan metoda simulasi, demonstrasi, role play dan bed side teaching.

D. Evaluasi Teori 1. UTS 2. UAS Praktek 1. Tugas : 15% 2. Latihan: 20% : 10% : 15%

E. BUKU SUMBER : 1. Ilmu Kebidanan, edisi 3 Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo, Jakarta 2003 2. Sinopsis Obstetri jilid I edisi 2, Prof Dr. Rustam Muchtar, MPH 3. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandung dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan Prof.Dr.Ida Bagus Manuaba,SPoG 4. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kebidanan Maternal dan Neonatal, Jakarta 2002.

5. Obstetri Fisiologi Universitas Padjadjaran, Prof Sulaiman Sastrawinata, Bandung 1983

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) ASKEB V ( KEBIDANAN KOMUNITAS ) ASUHAN ANTE NATAL

DISUSUN DALAM RANGKA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PRAKTEK PENDIDIKAN RPP

DISUSUN OLEH: LASTAK NINGSIH NIM : 2011.02.04.95

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK JOMBANG 2012

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Kuliah Kode MK / SKS Tingkat / Semerter Pertemuan ke Alokasi Waktu Standart Kompetensi

: ASKEB V ( KEBIDANAN KOMUNITAS ) : Bd. 305 /4 SKS : 2 / III :3 : 2 jam :Mahasiswa mampu memahami menejerial

asuhan kebidanan di komunitas baik di rumah posyandu dan polindes dengan focus making pregnancy safer. Kompetensi Dasar :Pada akhir perkuliahan mahasiswa mampu menjelaskan menejerial asuhan kebidanan di komunitas baik di rumah posyandu dan polindes dengan focus making pregnancy safer. Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan : Asuhan antenatal di komunitas : 1. Standart asuhan kebidanan 2. Standart alat 3. Manajemen ibu antenatal

Kegiatan Belajar Tahap

: Kegiatan Mahasiswa Media dan Alat Pengajar Slide power point

Kegiatan Pengajaran

Pendahuluan 1. Mengucap salam 10 menit 2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan materi yang akan di sampaikan 4. Menjelaskan tujuan pembelajaran : Standart asuhan kebidanan, Standart alat, Manajemen ibu antenatal Penyajian (60 menit)

1. Menjawab salam 2. Memperhatikan 3. Memperhatikan

4. Memperhatikan

1. Menjelaskan 1. Memperhatikan Standart asuhan kebidanan 2. Menjelaskan 2. Memperhatikan Standart alat 3. Menjelaskan 3. Memperhatikan manajemen ibu antenatal

Kepustakaan dari internet, Depkes RI, MTBS, Modul, Hand Out, Power Poin

Penutup (20 1. Menyimpulkan hasil 1. Memperhatikan menit) materi yang telah di berikan 2. Memberikan 2. Menjawab pertanyaan pertanyaan 3. Mengucapkan salam 3. Menjawab salam

Evaluasi Prosedur Jenis Bentuk

: : Tes akhir perkuliahan : Lisan : Subyektif

Pertanyaan : Pertanyaan tes tulis dan lisan : 1. Jelaskan pengertian asuhan Antenatal ? 2. Jelaskan Standart asuhan kebidanan? 3. Uraikan standart alat pemeriksaan ANC komunitas?

Jawab 1. Asuhan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk melihat dan memeriksa keadaan ibu dan janin yang dilakukan secara berkala di ikuti dengan upaya koreksi terhdap penyimpangan yang ditemukan selama kehamamilan Asuhan antenatal adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Pengertian asuhan antenatal secara luas dapat diuraikan melalui penjelasan berikut ini : a. Merupakan upaya mempersiapkan pasangan remaja yang baru menikah untuk menjadi orang tua yang efektif. b. Meningkatkan pengertian masyarakat. c. Mencari factor social budaya yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kesehatan ibu d. Meningkatkan pengertian dan merencanakan program keluarga berencana. bahwa keluarga adalah bagian dari

e. Menanamkan perhatian tentang hubungan seksual yang sehat guna meningkatkan keharmonisan keluarga f. Pemberian konseling tentang kehamilan

2. Terdapat 6 standar dalam standar pelayanan antenatal seperti sebagai berikut: 1. Standar 3; Identifikasi ibu hamil Bidan melakukan kunjungan rumah dengan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur. 2. Standar 4: Pemeriksaan dan pemantauan antenatal Bidan memberikan sedikitnya 4 x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesa dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/ kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/ infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehtan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.

3. Standar 5: Palpasi Abdominal Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan plapasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu 4. Standar 6: pengelolaan anemia pada kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan / atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 5. Standar 7: Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda tanda serta gejala preeklamsia lainnya, seta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya. 6. Standar 8: Persiapan Persalinan Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini. (Standard Pelayanan Kebidanan, IBI, 2002)

3. Standar peralatan dalam asuhan antenatal meliputi peralatan steril dan tidak steril,bahan-bahan habis pakai,formulir yang disediakan dan obatobatan. a. peralatan tidak steril Timbangan dewasa Pengukuyr tnggi badan Sphygmomanometer(tensi meter) Stetoskop Funandoskop Thermometer axila Pengukur waktu Senter Reflek hamer Pita pengukur lingkar lengan atas Pengukur Hb Metline Bengkok Handuk kering Tabung urin Lampu spritus Reagen untuk pemeriksaan urin Tempat sampah

b. peralatan steril Bak instrument Spatel lidah Sarung tangan (hand scoen) Spuit c. bahan-bahan habis pakai Kasa bersih Kapas Alkohol 70 % Larutan klorin d. formulir yang disediakan Buku KIA Kartu status Formulir rujukan Buku register Alat tulis kantor Kartu penapisan dini Kohort ibu/bayi e. obat-obatan Golongan robonrantia(vitamin B6 dan B kompleks) Tablet zat besi Vaksin TT Kapsul yodium Obat KB

4. Sesuai kebijakan program pelayanan asuhan antenatal harus sesuai standar yaitu 14 T, meliputi : 1. Timbang berat badan (T1) Ukur berat badan dalam kilo gram tiap kali kunjungan. Kenaikan berat badan normal pada waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai trimester kedua. 2. Ukur tekanan darah (T2) Tekanan darah yang normal 110/80 140/90 mmHg, bila melebihi dari 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya preeklamsi. 3. Ukur tinggi fundus uteri (T3) 4. Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)

5. Pemberian imunisasi TT (T5) 6. Pemeriksaan Hb (T6) 7. Pemeriksaan VDRL (T7) 8. Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara (T8) 9. Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil (T9) 10. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10) 11. Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11) 12. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12) 13. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13) 14. Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T14) Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14T sesuai kebijakan dapat dilakukan standar minimal pelayanan ANC yaitu 7 T 5. Manajemen asuhan antenatal dikomonitas merupakan langkah-langkah alamiah dan sistematis yang dilakukan bidan dengan tujuan untuk

mempersiapkan kehamilan dan persalinan yang sehat berdasarkan standar yang berlaku dalam manajemen asuhan antenatal di komunitas bidan harus melakukan kerja sama dengan ibu,keluarga,dan masyarakat mengenai persiapan rencana kelahiran,penolonhag,tempat bersalin,tabungan untuk bersalin dan mempersiapkan rencana apabila terjadi komplikasi.upaya yang harus dilakukan dengan bidan untuk mengatasai kendala-kendala seperti ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan selama kehamilan: i. Melakukan kunjungan rumah ii. Berusaha memeperoleh informasi mengenai alasan ibu tidak melakukan pemeriksaan iii. Apabila ada masalah coba untuk membantu ibu dalam mencari pemecahannya iv. Menjelaskan pentingnya pemeriksaan kehamilan

HAND OUT ASUHAN ANTENATAL DI KOMUNITAS

LATAR BELAKANG Masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia yang masih tinggi merupakan focus utama pemecahan masalah kesehatan di Indonesia. Menurut survey Demografi Kesehatan Indonesia pada tahun 1997 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 334 per 100 000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi adalah 52 per 1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Neonatal adalah 25 per 1000 kelahiran hidup (Standar Pelayanan Kebidanan, DepKes RI, 2001 dan Saifuddin, 2002). Selanjutnya angka kematian tersebut mengalami penurunan yang lambat menjadi sebanyak 307 / 100.000 KH untuk AKI dan AKB sebanyak 35 / 1000 KH ( SDKI 2002 / 2003 ). Penyebab secara langsung tingginya AKI adalah perdarahan post partum, infeksi, dan preeklamsi/eklamsia. Dari 5.600.000 wanita hamil di Indonesia, sejumlah 27 % akan mengalami komplikasi atau masalah yang bisa berakibat fatal (Survey Demografi dan kesehatan, 1997). Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau membawa resiko bagi ibu. WHO memperkirakan bahwa sekitar 15 % dari seluruh wanita yang hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta dapat mengancam jiwanya. Sebagian besar penyebab tersebut dapat dicegah melalui pemberian asuhan kehamilan yang

berkualitas.

FILOSOFI ASUHAN KEHAMILAN Filosofi adalah pernyataan mengenai keyakinan dan nilai/value yang dimiliki yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang/kelompok (Pearson & Vaughan, 1986 cit. Bryar, 1995:17). Filosofi asuhan kehamilan menggambarkan keyakinan yang dianut oleh bidan dan dijadikan sebagai panduan yang diyakini dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien selama masa kehamilan. Dalam filosofi asuhan kehamilan ini dijelaskan beberapa keyakinan yang akan mewarnai asuhan itu. 1. Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis, bukan patologis. Oleh karenanya, asuhan yang diberikan pun adalah asuhan yang meminimalkan intervensi. Bidan harus memfasilitasi proses alamiah dari kehamilan dan menghindari tindakan-tindakan yang bersifat medis yang tidak terbukti manfaatnya. 2. Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan (continuity of care) Sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari seorang profesional yang sama atau dari satu team kecil tenaga profesional, sebab dengan begitu maka perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau dengan baik selain juga mereka menjadi lebih percaya dan terbuka karena merasa sudah mengenal si pemberi asuhan (Enkin, 2000).

3. Pelayanan yang terpusat pada wanita (women centered) serta keluarga (family centered) Wanita (ibu) menjadi pusat asuhan kebidanan dalam arti bahwa asuhan yang diberikan harus berdasarkan pada kebutuhan ibu, bukan kebutuhan dan kepentingan bidan. Asuhan yang diberikan hendaknya tidak hanya melibatkan ibu hamil saja melainkan juga keluarganya, dan itu sangat penting bagi ibu sebab keluarga menjadi bagian integral/tak terpisahkan dari ibu hamil. Sikap, perilaku, dan kebiasaan ibu hamil sangat dipengaruhi oleh keluarga. Kondisi yang dialami oleh ibu hamil juga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga. Selain itu, keluarga juga merupakan unit sosial yang terdekat dan dapat memberikan dukungan yang kuat bagi anggotanya. (Lowdermilk, Perry, Bobak, 2000). Dalam hal pengambilan keputusan haruslah merupakan kesepakatan bersama antara ibu, keluarganya, dan bidan, dengan ibu sebagai penentu utama dalam proses pengambilan keputusan. Ibu mempunyai hak untuk memilih dan memutuskan kepada siapa dan dimana ia akan memperoleh pelayanan kebidanannya. 4. Asuhan kehamilan menghargai hak ibu hamil untuk berpartisipasi dan memperoleh pengetahuan/pengalaman yang berhubungan dengan

kehamilannya. Tenaga profesional kesehatan tidak mungkin terus menerus mendampingi dan merawat ibu hamil, karenanya ibu hamil perlu mendapat informasi dan pengalaman agar dapat merawat diri sendiri secara benar. Perempuan harus diberdayakan untuk mampu mengambil keputusan tentang kesehatan diri dan keluarganya melalui tindakan KIE dan konseling yang dilakukan bidan.

PENGERTIAN ASUHAN ANTENATAL Menurut dinas kesehatan provinsi Dati I jawa timur dalam pedoman pelaksanaan dalam desa siaga provinsi jawa timur (2006) terdapat beberapa pengertian mengenai asuhan antenatal yaitu : 6. Asuhan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk melihat dan memeriksa keadaan ibu dan janin yang dilakukan secara berkala di ikuti dengan upaya koreksi terhdap penyimpangan yang ditemukan selama kehamamilan. 7. Asuhan antenatal adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. 8. Pengawasan antenatal adalah pemerioksaan kehamilan untuk

mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fisik ibu hamil sehingga mampu menghadapi masa persalinan,masa nifas,persiapan memberikan ASI dan pemulihan kesehatan reproduksi secara wajar. Pengertian asuhan antenatal secara luas dapat diuraikan melalui penjelasan berikut ini : 1. Merupakan upaya mempersiapkan pasangan remaja yang baru menikah untuk menjadi orang tua yang efektif. 5. Meningkatkan pengertian bahwa keluarga adalah bagian dari masyarakat.

6. Mencari factor social budaya yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kesehatan ibu 7. Meningkatkan pengertian dan merencanakan program keluarga berencana. 8. Menanamkan perhatian tentang hubungan seksual yang sehat guna meningkatkan keharmonisan keluarga 9. Pemberian konseling tentang kehamilan Antenatal Care adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama kehamilannya yang sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal yang sudah ditentukan (Depkes RI, 2001:3). Pemeriksaan Antenatal Care adalah pemeriksaan dan pengawasan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998:129).

LINGKUP ASUHAN KEHAMILAN Ruang lingkup asuhan kehamilan meliputi asuhan kehamilan normal dan identifikasi kehamilan dalam rangka penapisan untuk menjaring keadaan resiko tinggi dan mencegah adanya komplikasi kehamilan

PRINSIP-PRINSIP POKOK ASUHAN KEHAMILAN 1. Kehamilan dan kelahiran adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat. Sebagai bidan kita meyakini bahwa model asuhan kehamilan yang membantu serta melindungi proses kehamilan & kelahiran normal adalah yang paling

sesuai bagi sebagian besar wanita. Tidak perlu melakukan intervensi yang tidak didukung oleh bukti ilmiah (evidence-based practice). 2. Pemberdayaan. Ibu adalah pelaku utama dalam asuhan kehamilan. Oleh karena itu, bidan harus memberdayakan ibu (dan keluarga) dengan meningkatkan pengetahuan & pengalaman mereka melalui pendidikan kesehatan agar dapat merawat dan menolong diri sendiri pada kondisi tertentu. Hindarkan sikap negatif dan banyak mengkritik. 3. Otonomi. Pengambil keputusan adalah ibu & keluarga. Untuk dapat mengambil suatu keputusan mereka memerlukan informasi. Bidan harus memberikan informasi yang akurat tentang resiko dan manfaat dari semua prosedur, obat-obatan, maupun test/pemeriksaan sebelum mereka memutuskan untuk menyetujuinya. Bidan juga harus membantu ibu dalam membuat suatu keputusan tentang apa yang terbaik bagi ibu & bayinya berdasarkan sistem nilai dan kepercayaan ibu/keluarga. 4. Tidak membahayakan Intervensi harus dilaksanakan atas dasar indikasi yang spesifik, bukan sebagai rutinitas sebab test-test rutin, obat, atau prosedur lain pada kehamilan dapat membahayakan ibu maupun janin. Bidan yang terampil harus tahu kapan ia harus melakukan sesuatu dan intervensi yang dilakukannya haruslah aman berdasarkan bukti ilmiah. 5. Tanggung jawab Asuhan kehamilan yang diberikan bidan harus selalu didasari ilmu, analisa, dan pertimbangan yang matang. Akibat yang timbul dari tindakan yang

dilakukan menjadi tanggungan bidan. Pelayanan yang diberikan harus berdasarkan kebutuhan ibu & janin, bukan atas kebutuhan bidan. Asuhan yang berkualitas, berfokus pada klien, dan sayang ibu serta berdasarkan bukti ilmiah terkini (praktek terbaik) menjadi tanggung jawab semua profesional bidan.

SEJARAH ASUHAN KEHAMILAN Sejarah asuhan kehamilan sejalan dengan perkembangan dunia kebidanan secara umum. Dimana dunia menyadari bahwa persalinan akan berjalan lancar apabila adanya peningkatan pelayanan antenatal care. Boombing terjadi pada tahun 1980-an seiring dengan munculnya safe motherhood dan making pregnancy safer.

TUJUAN ASUHAN KEHAMILAN Tujuan utama ANC adalah menurunakn/mencegah kesakitan dan kematian maternal dan perinatal. Adapun tujuan khususnya adalah : 1. Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu & perkembangan bayi yang normal. 2. Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan penatalaksanaan yang diperlukan. 3. Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional, dan logis untuk menghadapi kelahiran serta kemungkinan adanya komplikasi.

REFOCUSING ASUHAN KEHAMILAN Hasil survey kesehatan rumahtangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan angka kematian ibu sebesar 373 per 100.000 kelahiran hidup dengan penyebab utama adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia. Sebenarnya bidan memiliki peran penting dalam mencegah dan atau menangani setiap kondisi yang mengancam jiwa ini melalui beberapa intervensi yang merupakan komponen penting dalam ANC seperti : mengukur tekanan darah, memeriksa kadar proteinuria, mendeteksi tanda-tanda awal perdarahan/infeksi, maupun deteksi & penanganan awal terhadap anemia. Namun ternyata banyak komponen ANC yang rutin dilaksanakan tersebut tidak efektif untuk menurunkan angka kematian maternal & perinatal.

Fokus lama ANC : 1. Mengumpulkan data dalam upaya mengidentifikasi ibu yang beresiko tinggi dan merujuknya untuk mendapatkan asuhan khusus. 2. Temuan-temuan fisik (TB, BB, ukuran pelvik, edema kaki, posisi & presentasi janin di bawah usia 36 minggu dsb) yang memperkirakan kategori resiko ibu. 3. Pengajaran /pendidikan kesehatan yang ditujukan untuk mencegah

resiko/komplikasi Hasil-hasil penelitian yang dikaji oleh WHO (Maternal Neonatal Health) menunjukkan bahwa : Pendekatan resiko mempunyai bila prediksi yang buruk karena kita tidak bisa membedakan ibu yang akan mengalami komplikasi dan yang tidak. Hasil studi di Kasango (Zaire) membuktikan bahwa 71% ibu yang mengalami partus

macet tidak terprediksi sebelumnya, dan 90% ibu yang diidentifikasi sebagai beresiko tinggi tidak pernah mengalami komplikasi. Banyak ibu yang digolongkan dalam kelompok resiko tinggi tidak pernah mengalami komplikasi, sementara mereka telah memakai sumber daya yang cukup mahal dan jarang didapat. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian asuhan khusus pada ibu yang tergolong dalam kategori resiko tinggi terbukti tidak dapat mengurangi komplikasi yang terjadi (Enkin, 2000 : 22). Memberikan keamanan palsu sebab banyak ibu yang tergolong kelompok resiko rendah mengalami komplikasi tetapi tidak pernah diberitahu bagaimana cara mengetahui dan apa yang dapat dilakukannya. Pelajaran yang dapat diambil dari pendekatan resiko :adalah bahwa setiap bumil beresiko mengalami komplikasi yang sangat tidak bisa diprediksi sehinggasetiap bumil harus mempunyai akses asuhan kehamilan dan persalinan yang berkualitas. Karenanya, fokus ANC perlu diperbarui (refocused) agar asuhan kehamilan lebih efektif dan dapat dijangkau oleh setiap wanita hamil. Isi refocusing ANC : Penolong yang terampil/terlatih harus selalu tersedia untuk : 1. Membantu setiap bumil & keluarganya membuat perencanaan persalinan : petugas kesehatan yang terampil, tempat bersalin, keuangan, nutrisi yang baik selama hamil, perlengkapan esensial untuk ibu-bayi). Penolong persalinan yang terampil menjamin asuhan normal yang aman sehingga mencegah komplikasi yang mengancam jiwa serta dapat segera mengenali masalah dan merespon dengan tepat.

2. Membantu setiap bumil & keluarganya mempersiapkan diri menghadapi komplikasi (deteksi dini, menentukan orang yang akan membuat keputusan, dana kegawatdaruratan, komunikasi, transportasi, donor darah,) pada setiap kunjungan. Jika setiap bumil sudah mempersiapkan diri sebelum terjadi komplikasi maka waktu penyelamatan jiwa tidak akan banyak terbuang untuk membuat keputusan, mencari transportasi, biaya, donor darah, dsb. 3. Melakukan skrining/penapisan kondisi-kondisi yang memerlukan

persalinan RS (riwayat SC, IUFD, dsb). Ibu yang sudah tahu kalau ia mempunyai kondisi yang memerlukan kelahiran di RS akan berada di RS saat persalinan, sehingga kematian karena penundaan keputusan, keputusan yang kurang tepat, atau hambatan dalam hal jangkauan akan dapat dicegah. 4. Mendeteksi & menangani komplikasi (preeklamsia, perdarahan

pervaginam, anemia berat, penyakit menular seksual, tuberkulosis, malaria, dsb). 5. Mendeteksi kehamilan ganda setelah usia kehamilan 28 minggu, dan letak/presentasi abnormal setelah 36 minggu. Ibu yang memerlukan kelahiran operatif akan sudah mempunyai jangkauan pada penolong yang terampil dan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan. 6. Memberikan imunisasi Tetanus Toxoid untuk mencegah kematian BBL karena tetanus.

7. Memberikan suplementasi zat besi & asam folat. Umumnya anemia ringan yang terjadi pada bumil adalah anemia defisiensi zat besi & asam folat. 8. Untuk populasi tertentu: Profilaksis cacing tambang (penanganan presumtif) untuk

menurunkan insidens anemia berat, Pencegahan/ terapi preventif malaria untuk menurunkan resiko terkena malaria di daerah endemic Suplementasi yodium Suplementasi vitamin A

STANDARD ASUHAN KEHAMILAN Sebagai profesional bidan, dalam melaksanakan prakteknya harus sesuai dengan standard pelayanan kebidanan yang berlaku. Standard mencerminkan norma, pengetahuan dan tingkat kinerja yang telah disepakati oleh profesi. Penerapan standard pelayanan akan sekaligus melindungi masyarakat karena penilaian terhadap proses dan hasil pelayanan dapat dilakukan atas dasar yang jelas. Kelalaian dalam praktek terjadi bila pelayanan yang diberikan tidak memenuhi standard dan terbukti membahayakan. Terdapat 6 standar dalam standar pelayanan antenatal seperti sebagai berikut: 1. Standar 3; Identifikasi ibu hamil Bidan melakukan kunjungan rumah dengan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan

anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur. 2. Standar 4: Pemeriksaan dan pemantauan antenatal Bidan memberikan sedikitnya 4 x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesa dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/ kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/ infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehtan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya. 3. Standar 5: Palpasi Abdominal Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan plapasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu 4. Standar 6: pengelolaan anemia pada kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan / atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 5. Standar 7: Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan

dan mengenali tanda tanda serta gejala preeklamsia lainnya, seta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya. 6. Standar 8: Persiapan Persalinan Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini. (Standard Pelayanan Kebidanan, IBI, 2002)

TIPE PELAYANAN ASUHAN KEHAMILAN a. Independent Midwive/ BPS Center pelayanan kebidanan berada pada bidan. Ruang lingkup dan wewenang asuhan sesuai dengan kepmenkes 900/ 2002. Dimana bidan memberikan asuhan kebidanan secara normal dan asuhan kebidanan bisa diberikan dalam wewenang dan batas yang jelas. Sistem rujukan dilakukan apabila ditemukan komplikasi atau resiko tinggi kehamilan. Rujukan ditujukan pada sistem pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. b. Obstetrician and Gynecological Care Center pelayanan kebidanan berada pada SPOG. Lingkup pelayanan kebidanan meliputi fisiologi dan patologi. Rujukuan dilakukan pada tingkat yang lebih tinggi dan mempunyai kelengkapan sesuai dengan yang diharapkan c. Public Health Center/ Puskemas

Center pelayanan kebidanan berada pada team antara bidan dan dokter umum. Lingkup pelayanan kebidanan meliputi fisiologi dan patologi sesuai dengan pelayanan yang tersedia. Rujukan dilakukan pada system yang lebih tinggi. d. Hospital Center pelayanan kebidanan berada pada team antara bidan dan SPOG. Lingkup pelayanan kebidanan meliputi fisiologi dan patologi yang disesuaikan dengan pelayanan kebidanan yang tersedia. Rujukan ditujukan pada rumah sakit yang lebih tinggi tipenya e. Rumah Bersalin Center pelayanan kebidanan berada pada team antara bidan dan SPOG sebagai konsultant. Lingkup pelayanan kebidanan meliputi fisiologi dan patologi yang disesuaikan dengan pelayanan yang tersedia. Rujukan ditujukan pada system pelayanan yang lebih tinggi.

HAK-HAK IBU DALAM LAYANAN ANC Hak-hak ibu ketika menerima layanan asuhan kehamilan (Saifuddin, 2002), yaitu : 1) Mendapatkan keterangan mengenai kondisi kesehatannya. Informasi harus diberikan langsung kepada klien (dan keluarganya). 2) Mendiskusikan keprihatinannya, kondisinya, harapannya terhadap sistem pelayanan, dalam lingkungan yang dapat ia percaya. Proses ini berlangsung secara pribadi dan didasari rasa saling percaya. 3) Mengetahui sebelumnya jenis prosedur yang akan dilakukan terhadapnya.

4) Mendapatkan pelayanan secara pribadi / dihormati privasinya dalam setiap pelaksanaan prosedur. 5) Menerima layanan senyaman mungkin. 6) Menyatakan diterimanya. pandangan dan pilihannya mengenai pelayanan yang

TENAGA PROFESSIONAL ASUHAN KEHAMILAN 1. Bidan/ midwives 2. Dokter umum 3. SPOG/ dokter spesialis obstetric dan ginekology 4. Team/ antara dokter dan bidan

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN DALAM ASUHAN KEHAMILAN Peran dan tanggungjawab bidan dalam memberikan asuhan kehamilan adalah: 1. Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan kedaruratan yang mungkin terjadi 2. Mendeteksi dan mengobati komplikasi yang mungkin timbul selama kehamilan, baik yang bersifat medis, bedah maupun tindakan obstetric 3. Meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik, mental dan social ibu serta bayi dengan memberikan pendidikan, suplemen dan immunisasi.

4. Membantu mempersiapkan ibu untuk memnyususi bayi, melalui masa nifas yang normal serta menjaga kesehatan anak secara fisik, psikologis dan social.

TREND & ISSUE TERKINI DALAM ANC 1) Keterlibatan klien dalam perawatan diri sendiri (self care)

Kesadaran dan tanggung jawab klien terhadap perawatan diri sendiri selama hamil semakin meningkat. Klien tidak lagi hanya menerima dan mematuhi anjuran petugas kesehatan secara pasif. Kecenderungan saat ini klien lebih aktif dalam mencari informasi, berperan secara aktif dalam perawatan diri dan merubah perilaku untuk mendapatkan outcome kehamilan yang lebih baik. Perubahan yang nyata terjadi terutama di kota-kota besar dimana klinik ANC baik itu milik perorangan, yayasan swasta maupun pemerintah sudah mulai memberikan pelayanan kursus/kelas prapersalinan bagi para calon ibu. Kemampuan klien dalam merawat diri sendiri dipandang sangat

menguntungkan baik bagi klien maupun sistem pelayanan kesehatan karena potensinya yang dapat menekan biaya perawatan. Dalam hal pilihan pelayanan yang diterima, ibu hamil dapat memilih tenaga profesional yang berkualitas & dapat dipercaya sesuai dengan tingkat pengetahuan dan kondisi sosio-ekonomi mereka. 2) ANC pada usia kehamilan lebih dini Data statistik mengenai kunjungan ANC trimester pertama menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini sangat baik sebab memungkinkan profesional kesehatan mendeteksi dini dan segera menangani masalah-masalah yang timbul sejak awal kehamilan. Kesempatan untuk memberikan pendidikan

kesehatan tentang perubahan perilaku yang diperlukan selama hamil juga lebih banyak. 3) Praktek yang berdasarkan bukti (evidence-based practice)

Praktek kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil penelitian dan pengalaman praktek terbaik dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia. Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi. Sesuai dengan evidence-based practice, pemerintah telah menetapkan program kebijakan ANC sebagai berikut: a. Kunjungan ANC Dilakukan minimal 4 x selama kehamilan : Kunjungan Waktu Alasan Trimester I Sebelum 14 minggu Mendeteksi masalah yg dapat ditangani sebelum membahayakan jiwa. Mencegah masalah, misal : tetanus neonatal, anemia, kebiasaan tradisional yang berbahaya) Membangun hubungan saling percaya Memulai persiapan kelahiran & kesiapan menghadapi komplikasi. Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan , olahraga, istirahat, seks, dsb). Trimester II 14 28 minggu - Sama dengan trimester I ditambah : kewaspadaan khusus terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala preeklamsia, pantau TD, evaluasi edema, proteinuria)

Trimester III 28 36 minggu - Sama, ditambah : deteksi kehamilan ganda. Setelah 36 minggu - Sama, ditambah : deteksi kelainan letak atau kondisi yang memerlukan persalinan di RS. b. Pemberian suplemen mikronutrien : Tablet gyang mengandung FeSO4 320 mg (= zat besi 60 mg) dan asam folat 500 sebanyak 1 tablet/hari segera setelah rasa mual hilang.

Pemberian selama 90 hari (3 bulan). Ibu harus dinasehati agar tidak meminumnya bersama teh / kopi agar tidak mengganggu penyerapannya.

c. Imunisasi TT 0,5 cc Interval Lama perlindungan % perlindungan TT 1 Pada kunjungan ANC pertama - TT 2 4 mgg setelah TT 1 3 tahun 80% TT 3 6 bln setelah TT 2 5 tahun 95% TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99% TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 th/ seumur hidup 99%

STANDAR MINIMAL ANTENATAL Sesuai kebijakan program pelayanan asuhan antenatal harus sesuai standar yaitu 14 T, meliputi : 15. Timbang berat badan (T1) Ukur berat badan dalam kilo gram tiap kali kunjungan. Kenaikan berat badan normal pada waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai trimester kedua.

16. Ukur tekanan darah (T2) Tekanan darah yang normal 110/80 140/90 mmHg, bila melebihi dari 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya preeklamsi. 17. Ukur tinggi fundus uteri (T3) 18. Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4) 19. Pemberian imunisasi TT (T5) 20. Pemeriksaan Hb (T6) 21. Pemeriksaan VDRL (T7) 22. Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara (T8) 23. Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil (T9) 24. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10) 25. Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11) 26. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12) 27. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13) 28. Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T14) Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14T sesuai kebijakan dapat dilakukan standar minimal pelayanan ANC yaitu 7 T (Prawiroharjo, 2002: 88). Pelayanan / asuhan antenatal ini hanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan profesional dan tidak diberikan oleh dukun bayi (Prawiroharjo, 2002:90-91). Tenaga dan Lokasi Pelaksanaan Antenatal Care Untuk melakukan Antenatal Care ibu hamil dapat dibantu oleh tenaga kesehatan seperti: dokter spesialis ginekologi, dokter, perawat, bidan. Pelayanan Antenatal Care dapat diakses di Posyandu, Puskesmas Pembantu, Puskesmas, Rumah sakit maupun di klinik dokter praktek swasta (Depkes RI, 2001:3).

Jadwal Pemeriksaan Antenatal care Memperhatikan batasan dan tujuan pelayanan antenatal care, maka jadwal pemeriksaan sebagai berikut 1. Pemeriksaan pertama Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid atau tidak menstruasi. 2. Pemeriksaan ulang Pemeriksaan ulang dilakukan setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan, setiap 2 minggu sekali sampai usia kehamilan 9 bulan dan setiap 1 minggu sekali sejak usia kehamilan 9 bulan sampai melahirkan. 3. Pemeriksaan khusus Pemeriksaan khusus dilakukan bila ada keluhan tertentu yang dirasakan oleh ibu hamil (Manuaba,1998:129-130) Sesuai dengan kebijakan program saat ini kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali trimester tiga (Sarwono, 2002:90).

SYARAT ANC YANG EFEKTIF Dikerjakan oleh petugas yang trampil kontiniu Dilakukan persiapan menghadapi persalinan dan komplikasi Promosi kesehatan dan prevensi penyakit Deteksi penyakit yang diderita Deteksi & penatalaksanaan komplikasi kehamilan secara dini

HAL YANG DIREKOMENDASIKAN OLEH MNH(MATERNAL AND NEONATAL HEALTH) 1. Kunjungan antenatal yang berorientasi Persiapan kelahiran normal : - petugas kesehatan yang trampil - tempat melahirkan - keuangan - nutrisi - perlengkapan esensial

KESIAPAN MENGHADAPI KOMPLIKASI 1. 2. 3. 4. 5. Deteksi dini Menunjuk orang yang akan membuat keputusan Komunikasi Transportasi Donor darah

Konseling tanda-tanda bahaya KB Pemberian ASI HIV / STI

Deteksi & penatalaksanaan penyakit & kondisi :

-

HIV konseling & tes secara sukarela Infeksi menular seksual (STI), termasuk sifilis TBC Malaria

Deteksi & penatalaksanaan komplikasi : Anemia berat Perdarahan pervaginam PE / eklampsia Malpresentasi setelah 36 minggu

Pencegahan : 1. TT, suplementasi besi dan asam folat 2. Pada populasi tertentu pencegahan malaria pengobatan cacing usus yodium vitamin A

Tidak direkomendasikan : Melakukan banyak kunjungan rutin Pendekatan risiko tinggi Penilaian rutin : tinggi fundus uteri posisi janin sblm 36 mgg

edema pada kaki

Makanan yang diperlukan ibu yang sedang hamil, berguna untuk : a. Mempertahankan kesehatan & kekuatan badan b. Pertumbuhan fetus c. Supaya luka-luka persalinan lekas sembuh d. Cadangan pada masa laktasi Makanan yang diperlukan : Cukup kalori, protein, asam lemak essensial, vitamin dan mineral. Tambahan berat badan yang fisiologik 9 Kg

Macam macam kebutuhan untuk ibu hamil 1. Protein Kebutuhan protein hamil 0,8 1,3 g/kgbb/hari Fungsi pertumbuhan fetus, plasenta, uterus, pertumbuhan kel. Mama, penambahan volume darah 2. Kalori Kalori hamil 40 kal/kgbb/hari dengan distribusi 15 % protein 30 % lemak 55 % karbohidrat 3. Vitamin A Kebutuhan selama hamil tetap, 800 g 4. Vitamin D Mempengaruhi homeostasis Ca janin Defisiensi vitamin D pada maternal

hipokalsemia Terjadi hipoplasia enamel osteomalacia 5. Vitamin E Fungsi: a. antioksidan, mencegah terbentuknya peroksida lipid dari asam lemak tak jenuh b. Melindungi retinol selama pencernaan,penyerapan dan di dalam jaringan tubuh c. d. Kebutuhan selama hamil 3-10 mg/hr Pada wanita sehat tidak perlu suplemtasi

6. Vitamin C Fungsi : a. Kekebalan tubuh b. Penyembuhan luka operasi c. Reaksi allergi d. Kebutuhan wanita hamil 70 mg/hari 7. Thiamin, riboflavin dan niacin Thiamin : metabolisme karbohidrat Riboflavin : reaki oksidasi reduksi Niacin : glikolisis, metabolisme asam lemak dan respirasi jaringan

8. Pyridoksin Fungsi : metabolisme (protein, KH lemak) fungsi RBC kekebalan hormon

9. Folat : Kebutuhan wanita hamil 400 g Termolabil, rusak oleh pemanasan 25 menit Kadar puncak plasma dicapai dalam 1 2 jam setelah pemberian oral Defisiensi : anemia megaloblastik plasenta kecil prematur BBLR kelainan kongenital

10. Cyanocobalamin Fungsi sintesis asam nukleat metabolisme asam amino pembelahan sel sintesis protein 11. Calcium 1,5 2 % dari BB. 99% terdapat di tulang. Perbandingan Ca : P = > 2 : 1 Suplementasi Ca yang dianjurkan 1200 g/hari

12. Magnesium Fungsi magnesium : pelepasan PTH transmisi neuromuskuler

Kebutuhan Mg selama hamil 300 mg/hari 13. Fe Selama hamil besi digunakan untuk

menutupi kehilangan basal ibu 240 g peningkatan RBC janin dan plasenta Total 1040 g Kebutuhan besi total selama hamil adalah sekitar 1000 g Suplementasi besi yang dianjurkan 500 g 300 g

30 60 mg/hari - Pemebrian setelah kehamilan 20 minggu 14. Air Harus minum banyak Kira-kira 6-8 gelas per hari Air dapat menambah keringat dan mengeluarkan hasil metabolisme yang bersifat racun melalui usus dan ginjal. 15. Yodium Diberikan u/ mengimbangi bertambahnya keperluan fetus Ibu hamil yang kurang yodium akan mengakibatkan kretinisme endemik pada jabang bayi dengan tanda-tanda neurologik yang berat

STANDAR ALAT ANTENATAL Standar perawatan dalam asuhan antenatal meliputi perawatan steril dan tidak steril,bahan-bahan habis pakai,formulir yang disediakan dan obat-obatan. 1. peralatan tidak steril Timbangan dewasa Pengukuyr tnggi badan

Sphygmomanometer(tensi meter) Stetoskop Funandoskop Thermometer axila Pengukur waktu Senter Reflek hamer Pita pengukur lingkar lengan atas Pengukur Hb Metline Bengkok Handuk kering Tabung urin Lampu spritus Reagen untuk pemeriksaan urin Tempat sampah 2. peralatan steril Bak instrument Spatel lidah Sarung tangan (hand scoen) Spuit 3. bahan-bahan habis pakai Kasa bersih Kapas

Alkohol 70 % Larutan klorin 4. formulir yang disediakan Buku KIA Kartu status Formulir rujukan Buku register Alat tulis kantor Kartu penapisan dini Kohort ibu/bayi 5. obat-obatan Golongan robonrantia(vitamin B6 dan B kompleks) Tablet zat besi Vaksin TT Kapsul yodium Obat KB

MANAJEMEN ASUHAN ANTENATAL DI KOMUNITAS Manajemen asuhan antenatal dikomonitas merupakan langkah-langkah alamiah dan sistematis yang dilakukan bidan dengan tujuan untuk mempersiapkan kehamilan dan persalinan yang sehat berdasarkan standar yang berlaku dalam manajemen asuhan antenatal di komunitas bidan harus melakukan kerja sama dengan ibu,keluarga,dan masyarakat mengenai persiapan bersalin rencana dan

kelahiran,penolonhag,tempat

bersalin,tabungan

untuk

mempersiapkan rencana apabila terjadi komplikasi.upaya yang harus dilakukan dengan bidan untuk mengatasai kendala-kendala seperti ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan selama kehamilan: 1. Melakukan kunjungan rumah 2. Berusaha memeperoleh informasi mengenai alasan ibu tidak melakukan pemeriksaan 3. Apabila ada masalah coba untuk membantu ibu dalam mencari pemecahannya 4. Menjelaskan pentingnya pemeriksaan kehamilan

f. Kunjungan rumah Kunjungan rumah yang minimal dilkukan selam antenatal care: 1. Satu kali kunjungan selama trimester I,sebelum minggu ke-14 2. Satu kali kunjungan selam trimester II diantara minggu ke-14 sampai minggu ke 28 3. Dua kali kunjungan selama trimester III antara minggu ke-28 sampai dan setelah minggu ke-36 Kunjungan ideal selama kehamilan: 1. Pemeriksaan pertama dilakukan dsedini mungkin ketika ibu mengatakan terlambat haid 1 bulan 2. Satu kali sebulan sampai usia kehamilan 7 bulan 3. Dua kali setiap bulan sampai usia kehamilan 8 bulan 4. Satu kali setiap minggu sampai usia kehamilan 9 bulan 5. Pemeriksaan khusus apabila ada keluhan-keluhan

g. Standar Pelayanan Antenatal di Komunitas Standar pelayanan asuhan antenatal di komunitas tidak berbeda dengan pelayanan di klinik,standar tersebut meliputi: 1. Identifikasi ibu hamil 2. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal 3. Palpasi abdomen 4. Pengelolaan anemia pada kehamilan 5. Pengelolaan dini pada kasus hipertensi dalam kehamilan 6. Persiapan persalinan. h. Pelaksanaan antenatal care dirumah bidan dapat melkukan beberapa hal dalam memberikan asiuhan antenatal di rumah :

Bidan harus mempunyai data ibu hamil di wilayah kerja nya. Badan melakukan identifikasi apakah ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan dengan teratur.

Bidan harus melaukan ANC di rumah, apabila ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya

Sebelum melakukan asuhan di rumah, lakukan kontrak tentang waktu ,tanggal,hari. Dan jam yang di sepakati bersama ibu hamil agar tidak mengganggu aktifitas ibu serta keluarga.

Pada saat mlakukan kunjungan rumah,

lakukan pemeriksaan, sesuai

dengan standar, kemudian identifikasi lingkungan rumah, kemudian apabila ibu mempumyai rencana persalinan di rumah

i. Pemilihan Tempat Persalinan Pemilihan tempat persalinan ,masyarakat dipengaruhi oleh riwayat kesehatan kebidanan yang lalu, keadaan kehamilan pada saat ini, pengalaman melahirkan sebelumnya, serta kesediaan tempat tidur, kondisi rumah,sehaingga dalam memilih tempat persalinan hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: 1. Pengambilan keputusan untuk menetukan tempat persalinan dilakukan oleh ibu sendiri atas dasar konsultasi dengan bidan atau dokter. 2. Selama proses persalinan ibu memerlukan rasa aman, nyaman, dan percaya terhadap orang yang menolong. Tempat persalinan harus direncanakan dengan baik untuk menghindari rujukan estafet. Bidan harus melakukan skrining antenatal pada semua ibu hamil atau penapisan dini pada ibu hamil yang berpotensi mempunyai masalah atau faktor resiko. Skrining antenatal dilakukan dengan menggunakan teknik 4T, yaitu temu muka, temu wicara, temu faktor resiko dan temu keluarga. Langkah-langkah dalam pelaksanaan manajemen asuhan antenatal di komunitas adalah sebagai berikut: 1. Ciptakan adanya rasa percaya dengan menyapa ibu dan keluarga seramah mungkin dan membuatnya merasa nyaman. 2. Menanyakan riwayat kehamilan ibu dengan cara menerapkan prinsip mendengarkan efektif. 3. Melakukan anamnesis secara lengkap terutam riwayat kesehatan ibu dan kebidanan.

4. 5. 6.

Melakukan pemeriksaan seperlunya Melakukan pmeriksaan laboratorium sederhana (misalnya: albumin, Hb) Membantu ibu dan keluarga mempersiapkan kelahirkan dan kemungkinan tindakan darurat

7. 8.

Memberi konseling sesuai kebetuhan Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang bersih dan amn di rumah

9.

Memberikan nasihat kepada ibu untuk mencari pertolongan apabilaada tanda-tanda : Pendarahan pervaginam Sakit kepala lebih dari biasanya Gangguan penglihatan Pembengkakan pada wajah dan tangan Nyeri abdomen Janin tidak bergerak seperti biasanya

10. Memberikan tablet FE 90 butir di mulai saat usia kehamilan 20 minggu 11. Memberikan imunisasi TT dengan dosis 0,5 cc 12. Menjadwalkan kunjungan berikutnya 13. Melakukan hasil kunjungan

KESIMPULAN Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan

Nama Keterampilan : Ante Natal Care Waktu Referensi 1. Ilmu Kebidanan, edisi 3 Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo, Jakarta 2003 2. Sinopsis Obstetri jilid I edisi 2, Prof Dr. Rustam Muchtar, MPH 3. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandung dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan Prof.Dr.Ida Bagus Manuaba,SPoG 4. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kebidanan Maternal dan Neonatal, Jakarta 2002. 5. Obstetri Fisiologi Universitas Padjadjaran, Prof Sulaiman Sastrawinata, Bandung 1983 Obyektif Prilaku Siswa 1. Tanpa melihat Check List mahasiswa D-III Kebidanan dapat menyiapkan peralatan, perlengkapan dan bahan yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. 2. Dengan menggunakan peralatan dan bahan yang telah disediakan mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan kehamilan pada phantom sesuai chek list. : 60 menit

Peralatan 1. Alat tulis 2. Timbangan badan 3. Pengukur tinggi badan 4. Pita Lila 5. Kartu ibu 6. Buku KIA 7. Register kohort ibu 8. Tensi meter dan stetoskop 9. Metlin 10. Funanduskop 11. Reflek hamer 12. Jangka panggul 13. HB sahli 14. Reduksi dan Albumin Urine 15. Golongan darah 16. Vaksin TT, spuit 17. Tablet zat besi (Fe) 18. Kapas, tisuu Bahan 1. Panthom ibu hamil 2. Bed 3. Selimut 4. Troli / baki Alat bantu mengajar 1. Lesson plane praktis 2. Checklist Metode Demomtrasi dengan 4 langkah 1. Pendahuluan 2. Penyajian

3. Aplikasi 4. Evaluasi

PENDAHULUAN 1. Salam 2. Perkenalan dengan mahasiswa 3. Menjelaskan tentang tujuan dan prosedur pembelajaran tentang Asuhan kebidanan I (ANC) 4. Menjelaskan kepada mahasiswa D III kebidanan bahwa ketrampilan penting dan harus dikuasai sebagai calon Bidan

PENYAJIAN 1. Anamnesa Identitas ibu dan suami Riwayat perkawinan Riwayat kehamilan,persalinan yang dahulu dan KB Riwayat kehamilan sekarang Keluhan utama Riwayat penyakit yang pernah diderita dan penyakit yang dideruta sekarang Riwayat kesehatan keluarga Kebiasaan ibu yang dapat mempengaruhi kehamilan Status imunisasi

2. Pemeriksaan Fisik secara umum meliputi : TB, BB, T,N,LILA, suhu, kesadaran, bentuk tubuh, kepala, muka, leher, dada, perut, genetalia, anggota

gerak/ekstrimitas 3. Pemeriksaan Kebidanan Palpasi dengan Leopold Auskultasi detak jantung janin Pemeriksaan panggul luar

Perkusi reflek hamer 4. Pemeriksaan laboratorium Golongan darah Kadar hemoglobin ( HB) Albumin urine Reduksi urine

PEMERIKSAAN KEBIDANAN PALPASI DENGAN LEOPOLD No 1 Langkah-langkah LEOPOLD I Atur posisi ibu : Kaki di bengkokkan pada lutut dan lipat paha Pemeriksa berdiri sebelah kanan ibu dan melihat kearah muka ibu Rahim di posisikan ketengah Tinggi fundus uteri di tentukan Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat di fundus Untuk menentukan umur kehamilan dan bagian apa yang terdapat pada fundus uteri Key point

2

LEOPOLD II Kedua tangan pindah ke samping Tentukan dimana punggung janin Kadang-kadang disamping terdapat kepala atau bokong janin

Untuk

menentukan

dimana

letak

punggung anak dan letak bagianbagian kecil janin 3 LEOPOLD III Dipergunakan satu tangan saja Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan lainnya Cobalah apakah bagian bawah nasih dapat digoyangkan Untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan bagian bawah janin sudah terpegang oleh pintu atas panggul

4

LEOPOLD IV Pemeriksa berubah sikapnya melihat kearah kaki ibu Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian bawah Di tentukan apakah bagian bawah sudah masuk kedalam pintu atas panggul dan berapa masuknya bagian bawah Untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan berapa masuknya bagian bagian bawah kedalam rongga

kedalam rongga panggul. panggul Kedua tangan pada pinggir kepala divergen ukuran terbesar kepala sudah melewati pintu atas panggul Kedua tangan pada pinggir kepala konvergen : ukuran terbesar kepala beluk melewati pintu atas panggul