mewujudkan birokrasi akuntabel, efektif dan efisien · wisata dapat diakses dengan mudah dari...

13
1 MEWUJUDKAN BIROKRASI AKUNTABEL, EFEKTIF DAN EFISIEN

Upload: doanhanh

Post on 26-May-2019

249 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

MEWUJUDKAN BIROKRASI AKUNTABEL, EFEKTIF DAN EFISIEN

2

• Pemerintah yang bersih, akuntabel, dan

berkinerja tinggi

• Pemerintah yang efektif dan efisien

• Pelayanan publik yang baik dan berkualitas

3 S A S A R A N

R E F O R M A S I B I R O K R A S I

Pelayanan Publik Masih Buruk

Pemerintahan Belum Efektif dan Efisien

Pemerintahan Belum Bersih,

Kurang Akuntabel dan Berkinerja Rendah

RENCANA STRATEGIS

AKUNTABILITAS KINERJA (SAKIP)

PERJANJIAN KINERJA

PENGUKURAN KINERJA

PENGELOLAAN DATA KINERJA

PELAPORAN KINERJA

REVIU DAN EVALUASI KINERJA

Pemerintah yang bersih, akuntabel, dan berkinerja tinggi

Pemerintah yang efektif dan efisien

Pelayanan publik yang baik dan berkualitas

AKUNTABILITAS KINERJA SEBAGAI DASAR PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

REFORMASI BIROKRASI

SAKIP

INTEGRASI PERENCANAAN, PENGANGGARAN. DAN MANAJEMEN KINERJA UNTUK EFISIENSI

4 Public Management Reform: A Comparative Analysis – Christopher Pollit, Geert Bouckaert

Belanja publik perlu ditekan, karena keterbatasan

sumberdaya

Publik menuntut peningkatan kualitas pelayanan

LATAR BELAKANG

Budget Reform:

Dari sekedar alokasi tahunan yang didistribusikan antar instansi dan dilaporkan realisasinya kepada

Dewan

Menjadi anggaran yang sinkron dengan perencanaan, operasional, dan pengukuran kinerja

(Super Budgeting)

Budget Savings

Integrasi perencanaan, penganggaran, dan manajemen kinerja merupakan syarat perubahan pola pikir dan sistem yang mengarah kepada

penghematan anggaran

AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

5

01

Tujuan/sasaran berorientasi

manfaat pada masyarakat (Outcomes)

02

Ukuran Kinerja jelas dan terukur

(performance indicators)

.

03 Program/ kegiatan

yang berkaitan pencapaian

sasaran yang akan dicapai

(Program follow Result)

04

Rincian atas kegiatan tersebut

sesuai dengan maksud kegiatan

Good

Governance

/ Orientasi

Hasil

Pemerintahan

yang

Berorientasi

Kegiatan

MENDORONG EFISIENSI BIROKRASI MELALUI PENYELARASAN SISTEM PERENCANAAN, PENGANGGARAN, DAN INFORMASI KINERJA

6

PP No 17 Tahun 2017 tentang

Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran

1. MENINGKATNYA EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ANGGARAN DAN FOKUS PADA SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL.

2. MENINGKATNYA KESELARASAN (PROGRAM) ANTARA YANG DIRENCANAKAN DENGAN YANG DIANGGARKAN.

3. SETIAP SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL TERKAWAL SECARA JELAS PADA KEMENTERIAN LEMBAGA.

4. MENCEGAH PROGRAM/KEGIATAN “SILUMAN”.

DAMPAK UTAMA 1. Penyamaan arsitektur kinerja 2. Penyamaan istilah dan definisi 3. Penyamaan format 4. Integrasi sistem aplikasi Perencanaan dan Penganggaran, kemudahan

implementasi aplikasi bagi pengguna; • pengurangan duplikasi proses input dan pengolahan data, • kecepatan dan keterandalan data dan informasi.

5. Integrasi dilakukan pada tahap perencanaan, monev pelaksanaan, pelaporan, dan evaluasi

RUANG LINGKUP

PEMERINTAH PUSAT PEMERINTAH DAERAH

Tahun 2017 telah dilakukan penyelarasan di seluruh Kementerian/Lembaga melalui PP 17/2017 dengan memanfaatkan Aplikasi Krisna. Untuk pemerintah daerah sedang dilakukan pendampingan sekitar 21 Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/Kota bersama Kem. PANRB, BPPT, dan BPKP dan akan bertambah lagi sekitar 370 Pemerintah Daerah.

APLIKASI KRISNA APLIKASI SEPAKAT

E-performance based budgeting

KABUPATEN KOTA NILAI PREDIKAT 1. Kab. Banyuwangi 81.31 A 2. Kab. Pasuruan 74.03 BB 3. Kab. Sidoarjo 71.69 BB 4. Kab. Gresik 71.67 BB 5. Kab. Lamongan 70.96 BB 6. Kota Malang 70.96 BB 7. Kab. Tulungagung 70.94 BB 8. Kota Blitar 70.86 BB 9. Kab. Malang 70.51 BB 10. Kab. Bondowoso 70.47 BB 11. Kab. Probolinggo 70.04 BB 12. Kab. Ngawi 70.04 BB 13. Kota Surabaya 68.86 B 14. Kab. Pamekasan 68.40 B 15. Kab. Pacitan 64.05 B 16. Kota Madiun 63.50 B 17. Kab. Blitar 62.86 B 18. Kab. Ponorogo 62.73 B 19. Kota Pasuruan 62.28 B

KABUPATEN KOTA NILAI PREDIKAT 20. Kab. Situbondo 61.96 B 21. Kab. Magetan 61.94 B 22. Kab. Jombang 61.65 B 23. Kab. Bojonegoro 61.50 B 24. Kab. Kediri 61.41 B 25. Kab. Tuban 61.29 B 26. Kab. Mojokerto 61.23 B 27. Kota Mojokerto 60.97 B 28. Kota Kediri 60.90 B 29. Kab. Madiun 60.82 B 30. Kab. Lumajang 60.55 B 31. Kab. Sumenep 60.15 B 32. Kota Probolinggo 60.14 B 33. Kab. Trenggalek 60.02 B 34. Kab. Nganjuk 58.43 CC 35. Kab. Jember 58.12 CC 36. Kab. Bangkalan 56.06 CC 37. Kab. Sampang 55.83 CC 38. Kota Batu 42.02 C

NILAI AKUNTABILITAS KINERJA KAB/KOTA SE-JAWA TIMUR TAHUN 2017

Sasaran Pembangunan Nasional/Daerah

Sasaran Strategis /Result

Sasaran Strategis /Result

Sasaran Strategis /Result G

OA

LS

Program

Kegiatan

Anggaran

Program

Kegiatan

Anggaran

Program

Kegiatan

Anggaran

AC

TIV

ITY

Tidak ada Keterkaitan antara Program/Kegiatan dengan Sasaran

Tujuan/sasaran tidak orientasi hasil

Ukuran kinerja tidak jelas

1

2

3

Tidak jelas hasil yang akan dicapai

Tidak efektif dan efisien

Rincian kegiatan tidak sesuai dengan maksud kegiatan

4

Instansi Pemerintah / SKPD/OPD

Instansi Pemerintah / SKPD/OPD

Instansi Pemerintah / SKPD/OPD

MENENTUKAN EFEKTIVITAS DAN EFISISENSI PENGGUNAAN ANGGARAN

CONTOH PERENCANAAN TERINTEGRASI Meningkatkan Industri Pariwisata

Pengembangan Usaha

Pengembangan sarana dan prasarana

Pengembangan Aksesbilitas

Pemasaran dan Promosi

Pengembangan Produk Wisata

Peningkatan manajemen pengelolaan

pariwisata secara lebih profesional

Pengelola dan pelaku usaha wisata

perlu melakukan diversifikasi atau pengembangan

usaha produk wisata secara beragam yang inovatif dan kreatif

Peningkatan pemasaran dan promosi melalui

penyebaran informasi di

berbagai media, baik media cetak

maupun elektronik

Perlu diadakan upaya pemberian

insentif untuk memotivasi

pengelola obyek wisata dalam meningkatkan

pengelolaan obyek wisata.

Peningkatan kemudahan akses angkutan umum/

kendaraan pribadi untuk

mencapai obyek wisata

Peningkatan kemudahan akses

informasi agar obyek wisata dapat diakses dengan mudah dari

berbagai macam sumber

Perbaikan dan peningkatan sarana dan

prasarana yang ada di obyek

wisata.

Peningkatan kualitas

pelayanan kepada

pengunjung obyek wisata

Pengembangan obyek wisata yang masih berupa potensi menjadi obyek wisata yang riil dalam mendukung PAD.

Meningkatkan Rasa Aman Wisatawan

Peningkatan keamanan

khusus daerah wisata

Sumber Daya yang

dibutuhkan

Sumber Daya yang dibutuhkan

1. SDM 2. Anggaran

1. SDM 2. Anggaran

Sumber Daya yang dibutuhkan

1. SDM 2. Anggaran

Sumber Daya yang dibutuhkan

1. SDM 2. Anggaran

Sumber Daya yang dibutuhkan

1. SDM 2. Anggaran

Sumber Daya yang dibutuhkan

1. SDM 2. Anggaran

SATPOL PP Koperasi dan

UKM Pariwisata

Perhubungan dan Informatika

Dinas PU Dinas Pariwisata

PERBANDINGAN KAB/KOTA DENGAN AKUNTABILITAS “BAIK” TAHUN 2017

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

DIY JATIM JABAR

100% 87% 77%

PREDIKAT AKUNTABILITAS KINERJA “BAIK”

ADALAH KATEGORI B KEATAS

ATAU NILAI 60 KEATAS

80,96 84,22 81,21

PERBANDINGAN KAB/KOTA DENGAN AKUNTABILITAS “BAIK” TAHUN 2017

0

5

10

15

20

25

DIY JATIM JABAR

[NILAI] 1 1

4

11

1 1

21

19

0

4 4

0 1

2

80,96 84,22 81,21

A BB B CC C A BB B CC C A BB B CC C

74.39%

82.93% 87.80%

50%

64.71%

85.29%

7.74% 13.69%

33.93%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

100.00%

2015 2016 2017

Trend Akuntabilitas Kinerja Baik

K/L

Provinsi

Kab./Kota

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (KEMENTERIAN/LEMBAGA, PEMERINTAH PROVINSI, KABUPATEN, DAN KOTA)

± 41,15 T

Nilai efisiensi 2017

KATEGORI Kementerian/

Lembaga Pemerintah Provinsi Kabupaten / Kota

Kategori Range Nilai

2015 2016 2017 2015 2016 2017 2015 2016 2017

AA 90-100 0 0 0 0 0 0 0 0 0

A 80-90 4 4 6 2 3 4 1 2 2

BB 70-80 21 27 26 7 7 6 7 10 30

B 60-70 36 37 40 8 12 19 31 57 139

CC 50-60 16 11 7 13 10 5 172 199 174

C 30-50 0 3 3 3 2 0 239 193 135

D 0-30 0 0 0 1 0 0 14 14 3

1. Perumusan sasaran pembangunan lebih berorientasi hasil yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat;

2. Refocusing Program/Kegiatan yang sesuai dengan sasaran pembangunan tersebut;

3. Upaya cross cutting program dan kebiatan sehingga terwujud sinergitas (kolaborasi) antar instansi.

EFISIENSI DISEBABKAN OLEH:

Selama tahun 2017 ditemukan potensi efisiensi penggunaan anggaran sebesar:

Terima Kasih