metodologi jembatan

33
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka memberikan kemudahan kepada pegawai dan memerhatikan kondisi eksisting halaman parkir dan jalan keluar gedung Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Jl. Jenderal Sudirman No.510 Palembang, maka diperlukan pembangunan mini fly over untuk menghubungkan antara halaman gedung kantor Jl. Jenderal Sudirman dan Jl. Mayor Ruslan Palembang. Mini fly over tersebut difungsikan untuk dilalui oleh kendaraan kecil dari halaman Jl. Jenderal Sudirman menuju halaman Jl. Mayor Ruslan guna mempermudah kendaraan yang keluar untuk masuk ke Jl. Jenderal Sudirman.. 1.2 Maksud dan Tujuan Jasa pelayanan ini dimaksudkan untuk membantu Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan dalam rangka melaksanakan pekerjaan perencanaan teknik jembatan untuk menghubungkan antara halaman gedung kantor Jl. Jenderal Sudirman dan Jl. Mayor Ruslan Palembang. Tujuan dari kegiatan ini adalah menyediakan perencanaan teknik jalan dan jembatan yang berwawasan lingkungan, serta dokumen pelelangan, sesuai dengan rencana menggunakan standar prosedur yang berlaku guna tercapainya mutu pekerjaan perencanaan, tercapainya penyelesaian penanganan masalah-masalah yang sifatnya khusus serta memenuhi tingkat keandalan yang tinggi sehingga tingkat pelayanan jalan akses yang diinginkan dapat tercapai. 1.3 Sasaran Sasaran yang dicapai dari pekerjaan ini adalah : 1. Tersedianya perencanaan teknik jembatan untuk menghubungkan antara halaman gedung kantor Jl. Jenderal Sudirman dan Jl. Mayor Ruslan Palembang. 1

Upload: zaenal-arifin

Post on 27-Jan-2016

370 views

Category:

Documents


84 download

DESCRIPTION

bridge

TRANSCRIPT

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam rangka memberikan kemudahan kepada pegawai dan memerhatikan kondisi eksisting halaman parkir dan jalan keluar gedung Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Jl. Jenderal Sudirman No.510 Palembang, maka diperlukan pembangunan mini fly over untuk menghubungkan antara halaman gedung kantor Jl. Jenderal Sudirman dan Jl. Mayor Ruslan Palembang.

Mini fly over tersebut difungsikan untuk dilalui oleh kendaraan kecil dari halaman Jl. Jenderal Sudirman menuju halaman Jl. Mayor Ruslan guna mempermudah kendaraan yang keluar untuk masuk ke Jl. Jenderal Sudirman..

1.2 Maksud dan Tujuan

Jasa pelayanan ini dimaksudkan untuk membantu Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan dalam rangka melaksanakan pekerjaan perencanaan teknik jembatan untuk menghubungkan antara halaman gedung kantor Jl. Jenderal Sudirman dan Jl. Mayor Ruslan Palembang.

Tujuan dari kegiatan ini adalah menyediakan perencanaan teknik jalan dan jembatan yang berwawasan lingkungan, serta dokumen pelelangan, sesuai dengan rencana menggunakan standar prosedur yang berlaku guna tercapainya mutu pekerjaan perencanaan, tercapainya penyelesaian penanganan masalah-masalah yang sifatnya khusus serta memenuhi tingkat keandalan yang tinggi sehingga tingkat pelayanan jalan akses yang diinginkan dapat tercapai.

1.3 Sasaran

Sasaran yang dicapai dari pekerjaan ini adalah :

1. Tersedianya perencanaan teknik jembatan untuk menghubungkan antara halaman gedung kantor Jl. Jenderal Sudirman dan Jl. Mayor Ruslan Palembang.

2. Tercapainya penyelesaian penanganan masalah sehingga tingkat pelayanan jembatan yang diinginkan selama umur rencana dapat tercapai.

3. Ketersediaan dokumen perencanaan teknik jalan/jembatan serta dokumen pelelangan

1.4 Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan ini meliputi Pekerjaan Perencanaan Teknis Jembatan yang berada di lingkungan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Jl. Jenderal Sudirman No.510 Palembang.

1

Bagian-bagian pekerjaan yang tercakup dalam Kegiatan ini meliputi :

1) Survey Pendahuluan

Pekerjaan survai ini meliputi peninjauan lapangan terhadap rencana lokasi jembatan tersebut di atas, penentuan relokasi atau duplikasi.

2) Pekerjaan Perencanaan Teknis.

Pekerjaan ini meliputi pengukuran topograpi jembatan, penyelidikan tanah jembatan, desain bangunan bawah jembatan, (sub structure), perhitungan volume dan biaya pelaksanaan, pembuatan spesifikasi, dokumen tender, laporan-laporan dan semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk mencapai tujuan untuk selanjutnya masing - masing pekerjaan tersebut akan diuraikan secara detail dalam syarat - syarat dan uraian.

3) Waktu Pelaksanaan.

Waktu pelaksanaan yang disediakan untuk pekerjaan ini, sesuai dengan time schedule pelaksanaan pekerjaan dengan biaya sudah termasuk PPn.

1.5 Kriteria Perencanaan

1) Untuk perencanaan jalan masuk ke jembatan (jalan pendekat) memakai standar Tata Cara perencanaan Geometrik Jalan Kota yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga No.038/BM/1997

Ketentuan mengenai kelas jalan dan pemilihan tipe jembatan ditetapkan bersama-sama dengan Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Sumatera Selatan. Perencanaan tebal perkerasan jalan masuk ke jembatan supaya mengikuti buku Peraturan penentuan Tebal Perkerasan (Flexibel) Jalan Raya Direktorat Jenderal Bina Marga No. 01/PD/BM/83*) menggunakan flexibel pavement atas dasar nilai CBR subgrade menurut perkiraan beban lalu lintas selama periode 10 tahun. Material untuk lapisan-lapisan perkerasan hendaknya dipilih sesuai dengan quarry yang tersedia/ada disekitar lokasi kegiatan.

2) Perencanaan struktur jembatan mengacu kepada :

a. Peraturan Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS’92 dengan revisi pada :

Bagian dua dengan pembebanan untuk Jembatan (SK-SNI T-02-2005), sesuai Kepmen PU No. 498/KPTS/M/2005.

Bagian 6 dengan perencanaan struktur Beton untuk Jembatan (SK.SNI T-12-2004), sesuai Kepmen PU No. 260/KPTS/M/2004.

Bagian 7 dengan perencanaan struktur baja untuk jembatan (SK.SNI T-03-2005), sesuai Kepmen PU No. 498/KPTS/M/2005.

b. Standar perencanaan ketahanan gempa untuk jembatan (Revisi SNI 03-2883-1992), juga dapat mengikuti manual Perencanaan Jembatan (Bridge Design manual) BMS’92.

c. Perencanaan jalan dan Oprit harus mengacu kepada :

Standar Perencanaan Jalan pendekatan jembatan (Pd T-11-2003)

2

Standar-standar perencanaan jalan yang berlaku.

d. Untuk perhitungan atau analisa harga satuan pekerjaan mengikuti ketentuan Panduan Analisa Harga Satuan No. 008/BM/2008, Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum

e. Ketentuan-ketentuan lain yang relevan bila tidak tercakup dalam ketetntuan-ketentuan di atas, harus mendapat persetujuan pemberi tugas.

1.6 Lokasi Kegiatan

Lokasi Kegiatan berada di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Jl. Jenderal Sudirman No.510 Palembang.

Gambar 1.1 Lokasi Kegiatan

3

BAB 2 PENGALAMAN PERUSAHAAN

Pengalaman kerja sejenis yang telah dilaksanakan oleh PT. Multi Kharisma Guna Karya adalah

sebagai berikut.

No Pengguna Jasa Pekerjaan Tahun Kerja Sama Operasional

1 Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII

SID Checkdam Sub Das Komering (Sungai Saka) Kecamatan Muara Dua Agung Kabupaten OKU Selatan

2009 -

2 PBalai Wilayah Sungai Kalimantan III, Kalimantan Timur

SID Sudetan Kanal Baru Juwatan Laut Kota Tarakan

2010 -

3 SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Sumatera Selatan

Perencanaan Teknik Jembatan PR-02

2015 PT. Nasuma Putra

4 SNVT Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Lampung

Perencanaan Teknik Jembatan PR-02

2015 PT. Nasuma Putra

4

BAB 3 PEMA

HAMAN DAN TANGGAPAN TERHADAP

KERANGKA ACUAN KERJA

3.1 Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk Pekerjaan Pembangunan Jalan Akses/Mini Fly Over

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan ini dimaksudkan untuk dapat

menjadi panduan bagi Konsultan agar dalam penyelenggaraan pelaksanaan pekerjaan yang

akan dilaksanakan dapat terarah dan terkoordinasi dengan baik, sehingga sasaran yang

diharapkan dapat tercapai.

Dalam rangka melaksanakan Pekerjaan Pembangunan Jalan Akses/Mini Fly Over Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, PT Multi Kharisma Guna Karya akan

selalu mengacu pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang dikeluarkan oleh pengguna jasa.

Dengan adanya Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini, maka Konsultan dapat mengetahui secara

ringkas dan jelas sasaran pekerjaan, lingkup pekerjaan, jangka waktu pelaksanaan serta

kebutuhan personil yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Dengan demikian

diharapkan dalam pelaksanaannya, Konsultan dapat menyusun item-item kegiatan

pelaksanaan pekerjaan beserta teknis pelaksanaannya secara sistematis untuk mencapai

sasaran dan standar kualitas pekerjaan seperti dicantumkan dalam Kerangka Acuan Kerja

(KAK).

3.1.1 Nama Pekerjaan

Nama pekerjaan ini adalah Pekerjaan Pembangunan Jalan Akses/Mini Fly Over Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan.

3.1.2 Maksud dan Tujuan Pekerjaan

Sebagaimana disebutkan di dalam Bab 1, bahwa maksud dari pekerjaan ini adalah untuk

membantu Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan dalam rangka

melaksanakan pekerjaan perencanaan teknik jembatan untuk menghubungkan antara halaman

gedung kantor Jl. Jenderal Sudirman dan Jl. Mayor Ruslan Palembang.

Tujuan dari kegiatan ini adalah menyediakan perencanaan teknik jalan dan jembatan yang berwawasan lingkungan, serta dokumen pelelangan, sesuai dengan rencana menggunakan standar prosedur yang berlaku guna tercapainya mutu pekerjaan perencanaan, tercapainya penyelesaian penanganan masalah-masalah yang sifatnya khusus serta memenuhi tingkat keandalan yang tinggi sehingga tingkat pelayanan jalan akses yang diinginkan dapat tercapai.

5

untuk menyiapkan studi kelayakan untuk pengembangan infrastruktur jembatan yang

terintegrasi di sekitar bendung Walahar, sedangkan tujuannya adalah :

3.1.3 Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan ini meliputi Pekerjaan Perencanaan Teknis Jembatan yang berada di lingkungan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Jl. Jenderal Sudirman No.510 Palembang.

Bagian-bagian pekerjaan yang tercakup dalam Kegiatan ini meliputi :

1) Survey Pendahuluan

Pekerjaan survai ini meliputi peninjauan lapangan terhadap rencana lokasi jembatan tersebut di atas, penentuan relokasi atau duplikasi.

2) Pekerjaan Perencanaan Teknis.

Pekerjaan ini meliputi pengukuran topograpi jembatan, penyelidikan tanah jembatan, desain bangunan bawah jembatan, (sub structure), perhitungan volume dan biaya pelaksanaan, pembuatan spesifikasi, dokumen tender, laporan-laporan dan semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk mencapai tujuan untuk selanjutnya masing - masing pekerjaan tersebut akan diuraikan secara detail dalam syarat - syarat dan uraian.

3) Waktu Pelaksanaan.

Waktu pelaksanaan yang disediakan untuk pekerjaan ini, sesuai dengan time schedule pelaksanaan pekerjaan dengan biaya sudah termasuk PPn.

3.1.4 Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan studi ini adalah 45 (empat

puluh lima) hari kalender terhitung sejak diterbitkannya SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja).

3.1.5 Kebutuhan Tenaga Ahli

Pekerjaan Pembangunan Jalan Akses/Mini Fly Over Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Sumatera Selatan akan dipimpin oleh seorang Team Leader. Team Leader akan

dibantu oleh Tenaga Ahli yang berpengalaman pada bidangnya masing-masing serta Tenaga

Pendukung. Secara keseluruhan personil yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini adalah sebagai

berikut:

1) Ketua Tim/Ahli Struktur

Ketua tim merupakan sarjana S1/S2 Teknik Sipil lulusan perguruan tinggi negeri atau swasta

yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri

yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan

jembatan minimal 5 (lima) tahun.

2) Ahli Jembatan

6

Ketua tim merupakan sarjana S1 Teknik Sipil lulusan perguruan tinggi negeri atau swasta

yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri

yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan

jembatan minimal 5 (lima) tahun.

3) Ahli Geodesi

Ahli geodesi merupakan sarjana S1 Teknik Geodesi lulusan perguruan tinggi negeri atau

swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar

negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan bidang

geodesi minimal 5 (lima) tahun.

4) Ahli Geoteknik

Ahli geoteknik merupakan sarjana S1 Geologi/Teknik Sipil lulusan perguruan tinggi negeri

atau swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi

luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan bidang

geoteknik minimal 5 (lima) tahun.

3.2 Tanggapan Terhadap Kerangka Acuan Kerja

Setelah mempelajari dan mengkaji semua uraian yang ada di dalam Kerangka Acuan Kerja

(KAK), Konsultan PT. Multi Kharisma Guna Karya menganggap sebagian besar uraian

pekerjaan sudah cukup jelas dan dapat dimengerti, sehingga PT Multi Kharisma Guna Karya

merasa mampu dan siap untuk melaksanakan pekerjaan Perencanaan Teknis Jembatan yang

berada di lingkungan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan dengan

sebaik-baiknya.

7

BAB 4 METODOLOGI

4.1 Umum

Secara umum pekerjaan Perencanaan Teknis Jembatan ini (mimi flyover akses menuju Jl.

Mayor Ruslan) yang terletak pada lingkungan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Sumatera Selatan, akan dilaksanakan berdasarkan prosedur teknis perencanaan jembatan yang

lazim dilakukan.

Memerhatikan kondisi eksisting pada saat ini, maka kegiatan pekerjaan perencanaan yang

akan dilakukan meliputi :

1. Pengumpulan data sekunder

2. Survei dan penyelidikan lapangan

3. Pengolahan data survei

4. Penggambaran

5. Penyusunan Dokumen Pelelangan

Untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan teknis ini, Konsultan akan membagi proses

perencanaan menjadi 2 (dua) tahap, yaitu :

1. Tahap Pertama : Melakukan survei pendahuluan atau kunjungan lapangan untuk

memahami kondisi lapangan yang sesungguhnya dengan maksud agar tercapai perencanaan

yang baik

Kegiatan Tahap Pertama merupakan kegiatan dasar yang terdiri atas kegiatan-kegiatan

sebagai berikut :

a. Persiapan dan Mobilisasi,

b. Koordinasi Dengan Instansi Terkait,

c. Kajian Data Sekunder

d. Survei Pendahuluan,

e. Survei Lapangan

2. Tahap Kedua : Melakukan perencanaan teknis terinci meliputi struktur perkerasan

badan dan bahu jalan, drainase, rambu, marka jalan, bangunan pelengkap, perkiraan volume/

kuantitas pekerjaan dan biaya serta dokumen kontrak

Kegiatan pada Tahap Kedua lebih menjurus kepada pekerjaan perencanaan/desain dan

persiapan dokumen terdiri atas kegiatan- kegiatan sebagai berikut :

8

a. Perencanaan geometri jembatan dan alinyemen yang berbasis pada studi sebelumnya

dengan penyesuaian terhadap kondisi lapangan

b. Perencanaan sistem drainase

c. Perencanaan struktur atas bangunan jembatan pada kondisi yang direncanakan

d. Perencanaan struktur bawah jembatan pada kondisi yang direncanakan

e. Perencanaan struktur fondasi pada kondisi yang direncanakan.

f. Perencanaan marka dan kelengkapan jalan lainnya.

g. Gambar Rencana/Desain.

h. Estimasi kuantitas/volume pekerjaan dan biaya konstruksi.

i. Penyiapan Laporan Final.

j. Penyiapan dokumen kontrak.

Sesuai ketentuan di dalam kerangka acuan kerja tentang tahapan dan aktivitas utama

pekerjaan, kegiatan-kegiatan pada tahap pertama dan tahap kedua tersebut di atas.

4.2 Persiapan Pelaksanaan Desain

4.2.1 Persiapan

Pada tahap ini konsultan menyiapkan personil inti dan personil pendukung, peralatan untuk

pengujian jembatan, alat ukur dan formulir standar untuk menunjang pelaksanaan survei.

Alat-alat ukur dan peralatan pengujian jembatan sudah dikalibrasi dan dalam keadaan siap

untuk dipergunakan. Pelaksanaan pekerjaan dikoordinasi oleh Team Leader dibantu oleh

anggota tim.

4.2.2 Rencana Kerja Terinci

Konsultan akan menyiapkan semua tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan. Rencana kerja

ini akan digunakan sebagai acuan untuk memantau kemajuan pekerjaan. Rencana Kerja

Terinci harus mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas. Rencana Kerja Terinci memuat

uraian tentang :

1. Aktivitas kegiatan dan waktu yang dibutuhkan

2. Tahapan-tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan

3. Alokasi waktu untuk melakukan koordinasi dengan instansi terkait yang berhubungan

dengan pekerjaan.

4. Personil yang bertanggung jawab terhadap setiap kegiatan.

5. Penyajian dalam bentuk Bar Chart

9

4.2.3 Koordinasi Dengan Instansi Terkait

Mengingat dalam struktur organisasi Satker Perencanaan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi

Lampung terdiri antara perencanaan dan pelaksanaan maka koordinasi antar instansi akan

sangat mudah dilakukan.

Kegiatan koordinasi dan konsultansi antar instansi ini telah diatur dalam kerangka acuan

kerja, yang bertujuan menyamakan misi dan visi antara instansi perencanaan dan pelaksanaan.

Dalam kegiatan ini termasuk mengumpulkan informasi harga satuan/upah yang berlaku di

sekitar lokasi proyek terutama pada proyek yang sedang berjalan.

4.2.4 Kajian Data Sekunder

Tim Konsultan akan melakukan kajian terhadap data sekunder meliputi :

1. Laporan-laporan yang berkaitan dengan wilayah yang di pengaruhi atau mempengaruhi

kondisi jembatan yang direncanakan.

2. Data-data teknis yang tersedia seperti titik-titik kontrol horizontal maupun vertikal yang

ada sebagai referensi pekerjaan pengukuran.

3. Data fasilitas umum yang mungkin terkena kegiatan konstruksi.

4. Data harga satuan pekerjaan di daerah pekerjaan, di sekitar daerah pekerjaan yang

dirinci menurut harga dasar material, upah dan peralatan.

Data sekunder ini sangat penting artinya bagi konsultan untuk mengetahui secara detail

tentang kondisi ekisting jembatan beserta bangunan pelengkapnya.

4.3 Survei Pendahuluan

Survei pendahuluan ini harus dilakukan agar konsultan benar-benar dapat memahami kondisi

lapangan. Pelaksanaan survei pendahuluan ini dilakukan oleh personil inti yaitu Team

Leader beserta beberapa tenaga ahli.

Team Leader akan memberikan penjelasan dan arahan kepada tim tenaga ahli dalam rangka

persiapan survei, agar pekerjaan survei membuahkan hasil yang akurat dan optimal untuk

perencanaan. Untuk menunjang kegiatan survei, Tim Konsultan harus telah melakukan

pengumpulan dan melakukan kajian terhadap data sekunder dari instansi terkait.

Cakupan kegiatan Survei Pendahuluan yang akan dilaksanakan oleh Tim Konsultan adalah

sebagai berikut :

1. Mengumpulkan informasi menyangkut jembatan dan bangunan struktur yang ada,

termasuk data sekunder dari berbagai sumber yang relevan sebagai rujukan untuk survei

detail berikutnya.

2. Perkiraan secara umum tentang penanganan yang diperlukan, baik pada perkerasan

maupun pada pekerjaan-pekerjaan lainnya di luar perkerasan, seperti : bahu jalan,

drainase, stabilisasi lereng galian/timbunan, perbaikan geometri jalan/jembatan,

bangunan struktur lainnya dan peningkatan keselamatan jalan.

10

4.4 Survey Geologi dan Geoteknik

Survei geologi dan geoteknik di sini merupakan bagian dari penyelidikan tanah yang

mencakup seluruh penyelidikan lokasi proyek berdasarkan klasifikasi jenis tanah yang

didapat dari hasil tes dengan mengadakan peninjauan kembali terhadap semua data tanah dan

material guna menentukan jenis/tipe fondasi yang tepat dan sesuai tahapan kegiatannya,

sebagai berikut :

1. Mengadakan penyelidikan tanah dan material di lokasi proyek jembatan yang akan

dibangun dengan menetapkan lokasi titik-titik bor yang diperlukan langsung di lapangan.

2. Melakukan penyelidikan kondisi permukaan air/sub-surface sehubungan dengan fondasi

jembatan yang akan dibangun.

3. Menyelidiki lokasi sumber material yang ada di sekitar lokasi proyek kemudian

dituangkan dalam bentuk penggambaran peta termasuk sarana lain yang ada seperti jalan

pendekat/oprit, bangunan pelengkap/pengaman dan sebagainya.

4. Pekerjaan pengambilan contoh dengan pengeboran (umumnya terhadap undisturbed

sampling) dimaksudkan untuk tujuan penyelidikan lebih lanjut di laboratorium untuk

mendapatkan informasi yang yang lebih teliti tentang parameter-parameter tanah dari

pengetesan Index Properties (Besaran Indeks) dan Engineering Properties (Besaran

Struktural Indeks).

Gambar 4.1 Pengambilan Contoh Tanah

5. Penyelidikan tanah untuk desain jembatan yang umum dilaksanakan di lingkungan Bina

Marga dengan bentang > 60 m (relatif dari 25 m s/d 60 m tergantung kondisi) digunakan

bor mesin (alat bor yang digerakkan dengan mesin) di mana kapasitas kedalaman bor

dapat mencapai 40 m disertai alat split spoon sampler untuk Standard Penetration Test

(SPT) menurut AASHTO T 206–74. Sedangkan untuk bentang < 60m (relatif dari 25 m

s/d 60 m tergantung kondisi) digunakan peralatan utama lapangan yang terdiri atas :

a. Alat sondir dengan bor tangan (digerakkan dengan tangan). Pengeboran harus

dilakukan sampai kedalaman yang ditentukan (bila tidak ditentukan lain) untuk

11

mendapatkan letak lapisan tanah dan jenis batuan beserta ukurannya dan harus

mencapai tanah keras/batu dan menembus sedalam kurang lebih 3.00 m.

b. Boring dan sampling harus dikerjakan dengan memakai ”Manual Operated Auger”

dengan kapasitas sampai dengan kedalaman 10 m.

c. Alat tes sondir type “Gouda” atau sejenisnya, antara lain “Dutch Cone

Penetrometer” yang memakai sistem metrik dan harus dilengkapi dengan “Friction

Jacket Cone”, kapasitas tegangan konus minimum 250 kg/cm2 dan kapasitas

kedalamannya dapat mencapai 25 m.

Gambar 4.2 Contoh Konus dengan Selimut Friksi

6. Pada setiap jembatan, penyelidikan tanah yang dibutuhkan pada masing-masing lokasi

rencana fondasi harus sudah menetapkan penggunaan jenis bor dan posisi lubang bor

yang direncanakan serta jumlah titik bor minimal satu titik boring, yaitu satu titik bor

mesin atau satu set bor tangan dan sondir, tergantung bentang rencana jembatannya. Hal

ini tergantung pada kondisi area (alam dan lokasi), kepentingan struktur dan tersedianya

peralatan pengujian beserta teknisinya.

7. SPT dilakukan pada interval kedalaman 1,50 m s/d 2,00 m untuk diambil contohnya

(undisturbed dan disturbed).

12

Gambar 4.3 Konsep Standard Penetration Test

8. Mata bor harus mempunyai diameter yang cukup untuk mendapatkan undisturbed sample

yang diinginkan dengan baik, dapat digunakan mata bor steel bit untuk tanah clay, silt

dan mata bor jenis core barrel.

9. Digunakan casing (segera) bilamana tanah yang dibor cenderung mudah runtuh.

10. Untuk menentukan besaran index dan structural properties dari contoh-contoh tanah, baik

yang terganggu (disturbed) maupun yang asli (undisturbed) tersebut di atas dan contoh

material (quarry), maka pengujian di laboratorium dikerjakan berdasarkan spesifikasi

SNI, SK SNI, AASHTO, ASTM, BS dengan urutan terdepan sebagai prioritas

pertamanya.

11. Laporan penyelidikan tanah dan material harus pula berisi analisis dan hasil daya dukung

tanah serta rekomendasi jenis fondasi yang sesuai dengan daya dukung tanah tersebut.

Hasil bor log dituangkan dalam bentuk tabel/ formulir bor log dan formulir drilling log

yang dilengkapi dengan keterangan/data di antaranya tentang tipe bor yang digunakan,

kedalaman lapisan tanah, tinggi muka air tanah, grafik log, uraian lithologi, jenis sample,

nilai SPT, tekanan kekuatan (kg/cm2), liquid/plastic limit, perhitungan pukulan dan

sebagainya.

4.5 Perencanaan Geometrik dan Alinyemen Jembatan

Perencanaan geometrik dan alinyemen jembatan kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan

jembatan bertujuan untuk :

1. Mengidentifikasi/memperkirakan secara tepat penerapan desain geometrik (alinyemen

horizontal dan vertikal) berdasarkan pengalaman dan keahlian yang harus dikuasai

sepenuhnya oleh Highway Engineer yang melaksanakan pekerjaan ini dengan melakukan

pengukuran-pengukuran secara sederhana dan benar (jarak, azimuth, kemiringan dengan

helling meter) dan membuat sketsa desain alinyemen horizontal maupun vertikal secara

khusus untuk lokasi-lokasi yang dianggap sulit untuk memastikan trase yang dipilih akan

13

dapat memenuhi persyaratan geometrik yang dibuktikan dengan sketsa horizontal dan

penampang memanjang rencana trase jalan.

2. Di dalam penarikan perkiraan desain alinyemen horizontal dan vertikal harus sudah

diperhitungkan dengan cermat sesuai dengan kebutuhan perencanaan untuk lokasi-lokasi

galian dan timbunan

3. Semua kegiatan ini harus sudah dikonfirmasikan sewaktu mengambil keputusan dalam

pemilihan lokasi jembatan dengan anggota team yang saling terkait dalam pekerjaan ini.

4. Di lapangan harus diberi/dibuat tanda-tanda berupa patok dan tanda anjir dengan diberi

tanda bendera sepanjang daerah rencana dengan interval 50 m untuk memudahkan tim

pengukuran, serta pembuatan foto-foto penting untuk pelaporan dan panduan dalam

melakukan survei detail selanjutnya.

5. Dari hasil survei recon ini secara kasar harus sudah bisa dihitung perkirakan volume

pekerjaan yang akan timbul serta bisa dibuatkan perkiraan rencana biaya secara

sederhana dan diharapkan dapat mendekati final desain.

Tabel 2.1 Tabel Penomoran Zona dalam UTM di Wilayah Indonesia

Zona Batas Zona Meridian Tengah

46 90-96 93

47 96-102 99

48 102-108 105

49 108-114 111

50 114-120 117

51 120-126 123

52 126-132 129

53 132-138 135

54 138-144 141

4.6 Penentuan Lebar dan Bentang Jembatan

4.6.1 Bentang Jembatan

Diisi panjang jembatan yang diukur dari as perletakan kepala jembatan 1 (satu) ke as

perletakan kepala jembatan 2 (dua), untuk jembatan yang hanya mempunyai 1 (satu) bentang

dan untuk jembatan dengan bentang ganda, panjang bentang diukur dari as perletakan kepala

jembatan 1 (satu) ke as perletakan pilar 1 (satu), as perletakan pilar ke as perletakan pilar atau

as perletakan pilar ke as perletakan kepala jembatan.

14

4.6.2 Lebar Jembatan

Lebar lantai kendaraan (m) Diisi lebar antara kereb ke kereb, seperti ditunjukkan pada

Gambar 4.4 Catatlah keterangan ini untuk setiap bentang.

Gambar 4.4 Lantai kendaraan jembatan dan lebar trotoar

Lebar trotoar (m) Diisi jumlah lebar 1 (satu) atau kedua trotoar (jika ada lebih dari satu

trotoar).

4.6.3 Tinggi Ruang Bebas

Tinggi ruang bebas (m) Diisi batasan tinggi vertikal antara lantai kendaraan dan bagian bawah

komponen atas jembatan (ikatan angin atas atau portal ujung jembatan) untuk lewat

kendaraan, atau apabila pada bagian bawah jembatan berupa lintasan jalan (Gambar 4.5),

maka jarak ruang bebas harus dicatat dengan ketelitian 0,10 meter.

Gambar 4.5 Pengukuran tinggi ruang bebas jembatan

4.7 Perencanaan Struktur Atas Jembatan

Perencanaan struktur atas jembatan harus direncanakan sesuai dengan aturan- aturan yang

ditentukan dalam Peraturan Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS ’92 atau

peraturan lain yang relevan yang disetujui oleh pemberi tugas. Prinsip-prinsip dasar untuk

perencanaan struktur jembatan adalah Limit States atau Rencana Keadaan Batas, dengan

memperhatikan beberapa faktor berikut ini :

Pembebanan pada struktur atas jembatan harus dihitung berdasarkan kombinasi dari semua

jenis beban yang secara fisik akan bekerja pada komponen struktur jembatan.

15

Kekuatan struktur atas jembatan harus direncanakan berdasarkan analisis struktur dan cara

perhitungan gaya-gaya dalam yang ditetapkan di dalam standar/peraturan yang disebut di atas

dan khususnya berhubungan dengan material yang dipilih.

Deformability, lawan lendut dan lendutan dari struktur atas jembatan harus dihitung dengan

cermat, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang agar tidak melampaui nilai batas

yang diizinkan oleh standar/peraturan yang digunakan.

Umur layan jembatan harus direncanakan berdasarkan perilaku jangka panjang material dan

kondisi lingkungan di lokasi jembatan yang diaplikasikan pada rencana komponen struktur

jembatan khususnya selimut beton, permeabilitas beton, atau tebal elemen baja, terhadap

risiko korosi ataupun potensi degradasi material.

4.8 Perencanaan Struktur Bawah Jembatan

Struktur bangunan bawah harus direncanakan secara benar terhadap aspek kekuatan dukung

dan stabilitas, sebagai akibat beban struktur atas dan tekanan tanah vertikal ataupun horizontal

dan harus mengikuti aturan-aturan yang ditentukan dalam Peraturan Perencanaan Jembatan

(Bridge Design Code) BMS ’92 dan SK SNI T-02-2005, faktor- faktor yang perlu

diperhatikan adalah :

1. Struktur bawah jembatan harus direncanakan untuk menanggung beban struktur atas

melalui komponen tumpuan, yang sudah merupakan kombinasi terbesar dari semua

beban struktur atas, beserta beban-beban yang bekerja pada struktur bawah yaitu :

tekanan tanah lateral, gaya-gaya akibat aliran air, tekanan air, gerusan, tumbukan serta

beban-beban sementara lainnya yang dapat bekerja pada komponen struktur bawah.

2. Kekuatan struktur bawah harus ditentukan berdasarkan analisis struktur dan cara

perencanaan kekuatan yang ditetapkan di dalam peraturan yang berhubungan dengan

material yang digunakan.

3. Perletakan jembatan harus direncanakan berdasarkan asumsi yang diambil di dalam

modelisasi struktur dengan memperhatikan kekuatan dan kemampuan deformasi

komponen perletakan seperti karet elastomer yang mengacu kepada SNI 03-4816-1998

“Spesifikasi bantalan karet untuk perletakan jembatan”

4. Deformasi yang potensial terjadi khususnya penurunan harus diperhatikan di dalam

perencanaan struktur bawah. Penurunan harus diantisipasi dan dihitung dengan cara

analisis yang benar berdasarkan data geoteknik yang akurat, untuk mana pengaruh dari

potensial penurunan diferensial dari struktur bawah, bila ada harus diperhitungkan dalam

perencanaan struktur atas.

5. Jika gerusan dapat mengakibatkan terkikisnya sebagian tanah timbunan di atas atau di

samping bagian struktur bawah jembatan maka pengaruh stabilitas dari massa tanah

harus diperhitungkan secara teliti.

6. Umur layan rencana struktur bawah harus direncanakan berdasarkan perilaku jangka

panjang material dan kondisi lingkungan khususnya bila berada di bawah air yang

16

diaplikasikan pada rancangan komponen struktur bawah khususnya selimut beton,

permeabilitas beton atau tebal elemen baja terhadap risiko korosi ataupun potensi

degradasi material.

4.9 Perencanaan Fondasi Jembatan

Struktur bangunan bawah harus direncanakan secara benar terhadap aspek kekuatan dukung

dan stabilitas, sebagai akibat beban struktur atas dan beban struktur atas dan harus mengikuti

aturan-aturan yang ditentukan dalam Peraturan Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code)

BMS ’92, faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah :

1. Analisis dapat dilakukan terpisah atau terintegrasi dengan analisis struktur jembatan.

Penggunaan paket software komersial, harus dilakukan validasi terlebih dahulu dengan

menggunakan contoh dari text book dan dicek secara manual untuk mendapatkan

keyakinan.

2. Fondasi jembatan pada umumnya dapat dipilih dari jenis :

a. Fondasi dangkal/fondasi telapak

b. Fondasi caisson

c. Fondasi tiang pancang (jenis end bearing atau friction )

d. fondasi Tiang Bor

e. fondasi jenis lain yang dianggap sesuai.

3. Penentuan jenis dan kedalaman fondasi dilakukan berdasarkan kondisi lapisan tanah dan

kebutuhan daya dukung untuk struktur bawah serta batasan penurunan fondasi. Secara

umum kondisi dan kendala lapangan yang harus dipertimbangkan adalah:

a. Pembebanan dari struktur jembatan

b. Daya dukung fondasi yang dibutuhkan

c. Daya dukung dan sifat kompresibilitas tanah atau batuan

d. Penurunan yang diizinkan dari struktur atas/bawah jembatan

e. Tersedianya alat berat dan material fondasi

f. Stabilitas tanah yang mendukung fondasi

g. Kedalaman permukaan air tanah

h. Perilaku aliran air tanah

i. Perilaku aliran air sungai serta potensi gerusan dan sedimentasi

j. Potensi penggalian atau pengerukan di kemudian hari yang berdekatan dengan

fondasi

4. Khususnya untuk penggunaan fondasi tiang penentuan jenis dan panjang tiang harus

dilakukan berdasarkan kondisi lapangan di lokasi rencana jembatan khususnya kondisi

17

planimetri serta berdasarkan atas evaluasi yang cermat dari berbagai informasi

karakteristik tanah yang tersedia, perhitungan kapasitas statik vertikal dan lateral, dan /

atau berdasarkan riwayat / pengalaman sebelumnya.

4.10 Perencanaan Sarana Utilitas

Perencanaan sarana utilitas (fasilitas umum) yang menyangkut kepentingan masyarakat

banyak yang mempunyai sifat pelayanan lokal maupun wilayah di luar bangunan pelengkap

dan perlengkapan jembatan. Yang termasuk dalam fasilitas umum ini, antara lain jaringan

listrik, jaringan telkom, jaringan air bersih, jaringan distribusi gas dan bahan bakar lainnya,

jaringan sanitasi dan sejenisnya, oleh sebab itu pembangunan sarana utilitas harus

memperhatikan ketentuan-ketentuan teknis sebagai berikut :

1. Utilitas atau struktur pendukungnya yang diletakkan pada jembatan baja tidak boleh

dilakukan dengan mengelas pada struktur jembatan; penempatan klem-klem pengikat

atau penggantung dapat dilakukan dengan melubangi hanya pada bagian sekunder;

membuat lubang hanya diperbolehkan dengan alat bor;

2. Utilitas pada jembatan beton hanya penempatan klem-klem pengikat atau penggantung

dapat dilakukan dengan melubangi (bor); bila lubang-lubang bor pada beton jambatan

dibuat, maka lubang-lubang tersebut harus ditutup kembali dengan bahan sekurang-

kurangnya sesuai dengan kualitas bahan semula. Pembobokan terhadap jembatan baik

pada gelagar maupun bangunan bawah, harus dihindarkan.

3. Penempatan utilitas pada jembatan kayu harus menggunakan klem-klem penjepit, tidak

diperbolehkan melakukan pekerjaan las atau melubangi bagian jembatan. Butir 1, 2, & 3

poin 2.13 dapat dilihat pada Gambar 4.6 sampai dengan Gambar 4.11.

4. Agar tidak terjadi pembebanan secara berlebihan terhadap jembatan, pembina jalan dapat

mengizinkan penempatan pipa dengan diameter maksimal 150 mm untuk pipa air bersih

ataupun gas dengan menggantung atau menggandeng pada struktur jembatan. Jembatan

khusus harus dipasang untuk menopang utilitas apabila diameter pipa melebihi 150 mm

atau beban yang ditimbulkan oleh utilitas terhadap jembatan dianggap memberikan

beban lebih sehingga struktur jembatan tidak mampu untuk menopang utilitas tersebut

(lihat Gambar 4.6).

18

Gambar 4.6 Penempatan Kabel Telkom/Listrik Pada Semua Tipe Jembatan Gelagar

Gambar 4.7 Penempatan Pipa Air/Gas pada Jembatan Gelagar Beton

19

Gambar 4.8 Pemasangan Pipa Air/Gas Pada Jembatan Gelagar Beton

Gambar 4.9 Penempatan Pipa Air/Gas Pada Gelagar Jembatan Komposit

20

Gambar 4.10 Penempatan Pipa Air/Gas Pada Semua Tipe Jembatan Gelagar

Gambar 4.11 Penempatan Tiang Listrik/Penerangan Pada Jembatan

21

4.11 Perencanaan Bangunan Pelengkap Jembatan

1. Perencanaan komponen bangunan pelengkap dan pengaman dalam pekerjaan

perencanaan jembatan ini harus tetap mengikuti aturan-aturan yang ditentukan di dalam

acuan :

a. Undang-undang RI No.14 tahun 1992 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan

b. Pedoman marka jalan, Pd T-12-2004-B

2. Perencanaan komponen pelengkap dan pengaman jembatan meliputi :

a. Rambu dan marka pada jembatan

b. Pagar pengaman jembatan

c. Lampu penerangan pada jembatan

d. Struktur pengaman pada pilar jembatan terutama untuk menghindar tumbukan

langsung dengan pilar jembatan (seperti fender pengaman atau sejenisnya)

4.12 Penggambaran Rencana Konstruksi Jembatan

Gambar rencana harus ditampilkan dalam format yang sesuai dengan petunjuk dari pengguna

jasa dan/atau instansi yang kompeten untuk pengesahan dokumen perencanaan. Gambar

rencana harus ditampilkan dalam format A3 untuk dokumen lelang dan untuk keperluan

kegiatan pelaksanaan konstruksi di lapangan. Gambar rencana harus terdiri dari urutan

sebagai berikut :

1. Sampul luar dan sampul dalam

2. Daftar isi

3. Peta lokasi jembatan yang dilengkapi dengan peta jaringan jalan eksisiting dan petunjuk

arah utara mata angin

4. Daftar simbol (legenda) dan singkatan

5. Daftar rangkuman volume pekerjaan

6. Potongan memanjang, potongan melintang dan denah jembatan dengan skala 1:100

7. Gambar detail dengan skala 1:20, yang mencakup pelat lantai kendaraan, struktur atas,

struktur bawah dan fondasi jembatan.

8. Gambar standar.

4.13 Analisis Harga Satuan Pekerjaan

Analisis harga satuan pekerjaan menggunakan metode Bina Marga dan acuan lain yang baku

berdasarkan faktor-faktor : tenaga, material, peralatan, sosial, pajak, overhead, dan

keuntungan yang berlaku di daerah setempat.

22

Perkiraan biaya yang diperoleh dari analisis ini dibandingkan dengan proyek-proyek lainnya

di daerah sekitar lokasi.

4.14 Perhitungan Volume Pekerjaan dan Rencana Anggaran Biaya

Pada bagian ini Konsultan memerlukan ketelitian sehingga penyimpangan volume dan biaya

konstruksi dapat ditekan sekecil mungkin saat hasil perencanaan ini diaplikasikan di

lapangan.

1. Perhitungan Volume Pekerjaan

Volume pekerjaan disiapkan dari perhitungan desain, gambar-gambar dan spesifikasi,

dalam sebuah format dan pada sebuah tingkatan rinci. Hal ini ditinjau seteliti mungkin

dari jumlah atau volume dari pekerjaan yang diperlukan untuk masing-masing jenis

pekerjaan.

Setiap paket pekerjaan yang direncanakan dihitung volume pekerjaan untuk tiap bagian

sesuai masing-masing kontrak pelaksanaannya dan dikelompokkan dalam beberapa

pekerjaan.

2. Perkiraan Biaya

Analisis harga satuan menggunakan metode Bina Marga dan acuan lain yang baku

berdasarkan faktor-faktor : tenaga, material, peralatan, sosial, pajak, overhead, dan

keuntungan yang berlaku di daerah setempat.

Perkiraan biaya yang diperoleh dari analisis ini dibandingkan dengan proyek-proyek

lainnya di daerah sekitar lokasi.

3. Penggunaan Program Komputer

Konsultan menggunakan program komputer dalam perhitungan Analisis Harga Satuan

Pekerjaan serta penggambaran dengan mempergunakan program CAD.

4.15 Spesifikasi Teknik

Penyusunan spesifikasi teknik harus mengacu kepada gambar rencana dan harus

memperhatikan semua aspek pelaksanaan konstruksi serta dapat menjelaskan secara rinci

metode dan urutan pelaksanaan termasuk jenis dan mutu material yang digunakan, atau

mempergunakan spesifikasi yang berlaku pada saat ini.

23

BAB 5 RENCANA KERJA

Rencana kerja pada “Pekerjaan Pembangunan Jalan Akses/Mini Fly Over Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Sumatera Selatan” ini diuraikan sebagai berikut.

5.1 Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan

24

5.2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan ini direncanakan akan diselesaikan dalam waktu 45 (empat puluh

lima) hari kalender dengan rincian sebagai berikut.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

1. Survei Geologi Teknik

a. Bor Inti (SPT dan UDS) - 1 titik

3. Perencanaan Teknis

b. Sondir Ringan

2.00c. Mobilisasi dan Demobilisasi

No Uraian PekerjaanDurasi (hari)

Hari Kerja

- Pengeboran dan Uji SPT 7.00

7.00

7.00

7.00

4.00

Pelaporan

Perencanaan Jembatan (Flyover) 24.00

14.00

7.00

- Core Box

- Undisturbed Sample

- Pengujian Laboratorium

4.00

Perencanaan Tapak dan Lansekap 24.00

2.00d.

c.

Diskusi dan Asistensi

Gambar Desain

2. Survei Topografi

d. Pelaporan dan Dokumentasi

14.00

b.

a.

b.

25

5.3 Struktur Organisasi Konsultan

Struktur organisasi konsultan yang ditugaskan untuk menyeesaikan pekerjaan ini dituangkan

dalam diagram berikut.

5.4 Alamat Kantor dan Mess Konsultan

Alamat kantor Konsultan berada di Kota Bandung, dengan perwakiran di Palembang yaitu

di :

Kantor : Jl. Samarinda 34 Antapani Bandung

Studio : Komplek Griya Bahagia, Alang-Alang Lebar, Palembang (KM 10,5)

Tlp/Fax : 022-7272320 / email : [email protected]

26

Team Leader

Ahli Jembatan Ahli Geodesi

Surveyor

Tenaga Pendukung

Ahli Geoteknik

BAB 6 PENUTUP

Dalam bab-bab sebelumnya telah disajikan tentang pemahaman Konsultan terhadap pekerjaan

yang sedang ditawarkan ini dan rencana pelaksanaan pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh

Konsultan jika Konsultan dipercaya untuk melaksanakan pekerjaan ini.

Dengan uraian yang telah disajikan sebelumnya, dan didukung oleh pengalaman Konsultan

(terutama tenaga-tenaga ahli yang diajukan oleh Konsultan), serta dengan kesungguhan

Konsultan untuk menyelesaikan pekerjaan ini dengan baik, Konsultan percaya bahwa

pekerjaan ini dapat dilaksanakan dengan hasil sesuai dengan yang diharapkan oleh Pihak

Pemilik Pekerjaan.

27