metode psikologi pembelajaran pendidikan agama islam
TRANSCRIPT
8/2/2019 Metode Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
http://slidepdf.com/reader/full/metode-psikologi-pembelajaran-pendidikan-agama-islam 1/6
METODE PSIKOLOGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
Dalam mengadakan penyelidikan suatu ilmu pengetahuan harus mempergunakan metode-metode ilmiah. Yaitu metode-metode yang dapat dipertanggung jawabkan, dikontrol, dan
dibuktikan kebenaranya. Apakah psikologi pembelajaran pendidikan agama Islam telahmenggunakan metode-metode ilmiah dalam penyelidikannya?
Cara pendekatan (system of approach) terhadap kejiwaan manusia pun dapat dilakukan
secara filosofis maupun empiris. Tak heran, jika kemudian banyak para pakar yangmenggunakan kedua metode tersebut dalam penelitian psikologi.
A. Metode FilosofisMetode yang bersifat filosofis ini dapat dibagi menjadi tiga bagian sebagai berikut:
1. Metode Intuitif
Metode dapat dilakukan dengan jalan sengaja melakukan penyelidikan atau dengan tidak sengaja seperti halnya dalam pergaulan sehari-hari. Dalam keadaan yang terakhir ini, kita
mengadakan evaluasi terhadap sesama kita atau kita benar-benar ingin mengetahui
keadaannya dengan melalui kesan kita terhadap orang-orang yang sedang kita selidikitersebut.
Dilihat dari segi cara yang ditempuhnya, metode ini kurang memenuhi syarat. Karenametode ini perlu dikombinasikan dengan metode-metode yang lain guna memperoleh
kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan dan dapat dipercaya kebenaranya.
2. Metode Kontemplatif Metode ini dilaksanakan dengan cara merenungkan (kontemplasi) terhadap obyek yang
diselidiki dengan mempergunakan kemampuan berfikir yang optimal.
Alat utamanya adalah pikiran yang benar-benar dalam keadaan obyektif. Yaitu saat pikiran
kita dalam situasi dan kondisi yang murni, tidak tercampur oleh pengaruh-pengaruh lainyang bersifat lahiriah dan biologis.
Dewasa ini metode komplatif dan juga metode intuitif tidak sepopuler metode empiris,
disebabkan hasil metode itu dianggap terlalu spekulatif. Meskipun demikian, metode inimasih tetap diperlukan dalam lapangan psikologi.
3. Metode Yang Bersifat Filosofis ReligiusMetode ini dilakukan dengan mempergunakan materi-materi agama sebagai alat untuk
meyelidiki pribadi manusia. Sebab, nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agama itu
merupakan kebenaran yang mutlak. Dengan kata lain, dalam menyelidiki jiwa manusia itu pihak penyelidik mempergunakan materi agama yang terdapat dalam kitab suci sebagai
norma standar dalam penilaian.
8/2/2019 Metode Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
http://slidepdf.com/reader/full/metode-psikologi-pembelajaran-pendidikan-agama-islam 2/6
Metode ini juga tidak banyak digunakan dalam penyelidikan psikologi, meskipun
sesungguhnya dapat digunakan terutama dalam menyelidiki pribadi muslim.
B. Metode Empiris
A.Metode ObservasiObservasi berasal dari kata to observe, yang berarti meneliti atau mengamati. Dengan
menggunakan metode itu, peneliti mengadakan pengindraan terhadap obyek yang diselidiki
dengan sengaja sambil melakukan pencatatan-pencatatan terhadap gejala-gejala jiwa yangdibutuhkan dalam penyelidikan itu. Sementara untuk memperoleh data-data tentang gejala-
gejala jiwa tersebut, peneliti dapat melakukan intropeksi, eksperimen, dan ekstropeksi.
a.IntropeksiSecara etimologi, intropeksi ialah melihat ke dalam (intro berarti kedalam dan speksi
berasal dari kata spektare yang artinya melihat). Yang dimaksud dengan metode intropeksi
ialah suatu cara menyelidiki keadaan atau peristiwa jiwa yang sedang terjadi dalam dirinya
sendiri.
William Stern, seorang psikolog dari Jerman, mengemukakan beberapa kelemahan darimetode instropeksi ini, yang pada pokoknya dapat disimpulkan sebagai berikut:
1)Seseorang sering tidak jujur dalam mengungkapkan hal-hal yang pernah dialaminya,terutama dalam hal-hal yang bersifat negatif pada dirinya dan kalau diungkapkan ia akan
menanggung perasaan malu.
2)Seseorang sering kali kekuangan perbendaharaan kata dalam melukiskan peristiwa- peristiwa jiwa yang sudah dan sedang dialaminya.
3)Kerap kali sugesti dari diri sendiri maupun dari orang lain menyebabkan hasil yang tidak obyektif.
4)Tidak semua penghayatan jiwa itu dapat disdari, karena gejala-gejala kejiwaan di bawahkesadaran tidak dapat dilahirkan.
5)Metode ini tidak dapat digunakan oleh anak-anak dan orang-orang yang abnormal.
Disamping adanya kelemahan-kelemahan, terdapat juga kebaikan-kebaikan dari metode
instropeksi yang dalam garis besarnya dapat dikemukan sebaai berikut:
1)Metode ini merupakan metode yang khas, hanya terdapat pada manusia. Artinya hanya
manusialah yang dapat melihat apa yang sedang dialami dalam dirinya.
2)Kadang-kadang ada bberapa hal yang terdapat pada diri seseorang yang tidak dapat
diselidiki dengan menggunakan metode lain.
3)Dengan menggunakan metode ini seseorang daat secara langsung menyelidiki peristiwa-
8/2/2019 Metode Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
http://slidepdf.com/reader/full/metode-psikologi-pembelajaran-pendidikan-agama-islam 3/6
peristiwa yang dialaminya, di mana orang lain tidak dapat menyelidikinya.
Dalam melaksanakan pembelajaran, guru bertanggung jawab kepada kepala sekolah(madrasah). Sebelum kepala sekolah (madrasah) meminta pertanggung jawaban dari guru,
hendaknya guru terlebih dahulu mengintropeksi tentang pembelajaran yang telah
dilakukannya.
b.Ekstrospeksi
Dari segi asal katanya, ektrospeksi berarti melihat ke luar (ekstro: keluar, speksi darispektare: melihat). Dan sebagai metode, ektrospeksi berarti mempelajari dengan sengaja
dan teratir gejala-gejala jiwa orang lain dan mencoba mengambil kesimpulan dengan
melihat gejala-gejala jiwa yang ditunjukkan dari mimik dan pantomimik orang lain.
Diantara kelebihan metode ini adalah sebagai berikut:
1)Lebih memenuhi syarat ilmiah, karena metode ini lebih bersifat obyektif.
2)Dapat digunakan dalam menyelidi anak-anak dan orang-orang yang menyimpang
keadaan jiwanya (abnormal).
Adapun kelemahan-kelemahan metode ekstropeksi ini adalah:
1)Metode ini hanya dapat menyelidiki gejala-gejala jiwa yang tampak saja, padahal tiap-
tiap orang dalam mengeluarkan buah pikiran dan perasaannya tidak sama, terutama pada
orang dewasa, yang dapat mengekspresikan sikap-sikap yang tidak wajar atau yang
bertentangan dengan keadaan/situasi jiwanya.2)Jika orang yang diselidiki tahu, terkadang ia memberikan kesan yng tidak sesuai dengan
kenyataan yang ada, sehingga apa yang disimpulkan diri dari hasil ekstropeksi itu akan
berbeda dengan apa yang semestinya.
B.Metode Eksperimen (Observasi Eksperimental)
Metode ini merupakan penyelidikan dengan jalan mengadakan percobaan-percobaan untuk mengetahui kejiwaan seseorang. Metode ini jug biasanya dilakukan di dalam laboratorium
dengan mengadakan berbagai eksperimen.
Dalam metode ini yang perlu diperhatikan adalah hendaknya orang-orang mengadakaneksperimen harus dapat menguasai situasi. Artinya, pihak eksperimenter itu harus dapat
menimbulkan atau menghilangkan beberapa situasi sesuai dengan kehendaknya.
Wilhelm Wundt mengemukakan empat syarat yang harus dipenuhi dalam mengadakan
eksperimen, yaitu:
a.Pemeriksaan harus dapat menetapkan sendiri saat timbulnya keadaan atau kejadian yang
hendak dipelajari.
b.Pemeriksa harus mengikuti jalannya itu seteliti-telitinya dengan memusatkan seluruh
8/2/2019 Metode Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
http://slidepdf.com/reader/full/metode-psikologi-pembelajaran-pendidikan-agama-islam 4/6
8/2/2019 Metode Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
http://slidepdf.com/reader/full/metode-psikologi-pembelajaran-pendidikan-agama-islam 5/6
berhuubungan dengan apa yang sedang diselidiki.
Bahan-bahan yang telah diperoleh itu kemudian diklarifikasikan untuk ditarik suatukesimpulan yang bersifat umum.
a. Metode AngketMetode angket ialah cara penyelidikan kejwaan dengan mengajukan pertanyaan baik lisan
maupun tertulis dan dari jawaban itu dapat ditarik kesimpulan tentang kesan kejiwaannya.
Ditinjau dari sudut pelaksanaannya angket dapat dibagi menjadi dua macam:
1) Angket langsung, yaitu bilamana pertanyaan itu dijawab langsung oleh orang yang
diselidiki.
2)Angket tak langsung, yaitu bilamana pertanyaan itu dijawab oleh orang lain.
b. Metode Autobiografi (riwayat hidup)Metode ini dipergunakan oleh peneliti dengn jalan mempelajari riwayat hidup seseorang
yang sedang diteliti, baik yang ditulis sendiri (autobiografi) maupun yang ditulis orang lain(biografi).
Metode ini, disamping mempunyai keuntungan, juga mempunyai kelemahan. Yaitu bilaorang yang membuat biografi itu paham atau sehaluan, maka dalam membuat biografi akan
dipengaruhi oleh sudut pandangnya, lebih-lebih lagi dalam pembuatan autobigrafi.
Untuk mengatasinya dan guna memperoleh gambaran yang lebih baik, maka dapatditempuh dengan jalan menyelidiki biografi dari bermacam-mcam penulis. Dengan
demikian, peneliti akan memperoleh gambaran yang lebih lengkap dan dapat dipercaya,
karena data-data didapat dari sumber yang banyak.
c. Pengumpulan Hasil Kerja
Metode ini merupakan metode penyelidikan dengan jalan mengumpulkan gambar-gambar,karangan-karangan, pekerjaan tangan, permainan-permainan, termasuk buku harian
seseorang dan sebagainya.
Dengan mengumpulkan benda-benda hasil kerja ini dan mengadakan analisis terhadapnya,
maka akan dapat diketahui perkembangan alam pikiran, dan fantasi seseorang, sekaligus pencetusan dari keadaan jiwa orang yang bersangkutan.
D.Metode Studi KasusStudi kasus (case study) dalam kajian psikologi merupakan sebuah metode penelitian yang
digunakan untuk memperoleh gambaran yang rinci mengenai aspek-aspek psikologis
seorang siswa tau sekelompok siswa tertentu.
Seorang peneliti psikologi belajar pendidikan agama Islam, terkadang memerlukan waktu
bertahun-tahun untuk mengumpulkan data dan berbagai informasi yang akurat, tepat dan
cermat berkaitan dengan individu atau kelompok kecil individu yang menjadi subyek
8/2/2019 Metode Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
http://slidepdf.com/reader/full/metode-psikologi-pembelajaran-pendidikan-agama-islam 6/6
penelitian. Studi kasus akan memerlukan waktu lebih lama apabila digunakan untuk
menyelidiki fenomena genetika (karakteristik keturunan) yang dihubungkan dengan
perilaku belajar (perkembangan belajar).
Implementasi metode ini dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, misalnya guru
mempelajari kasus tertentu pada siswa; seperti kasus siswa yang lamban dalam penguasaanmateri pembelajaran PAI dan kasus-kasus lainnya yang berkenaan dengan pembelajaran
pendidikan agama Islam.
E.Metode Klinis
Metode klinis (clinical method) hanya digunakan oleh para ahli psikologi klinis atau
psikiater. Dalam metode ini, terdapat prosedur diagnosis dan penggolongan penyakit
kelainan jiwa serta cara-cara memberi perlakuan pemulihan (psychological treatment)terhadap kelainan jiwa tersebut. Umumnya metode ini digunakan di rumah sakit jiwa.
Sasaran yang akan dicapai oleh peneliti dengan menguakan metode klinis, terutama untuk
memastikan sebab-sebab timbulnya ketidaknormalan perilaku sesorang atau kelompok kecil siswa. Seterusnya, berdasarkan kepastian faktor penyebab itu, peneliti berupaya
memilih dan menentukan cara-cara mengatasi penyimpangan perilaku tersebut.
Implementasi metode ini dalam pembelajaran pendidikan agama Islam adalah ketika guru
mendiagnosis kesulitan belajar siswa yang disebabkan oleh kelainan jiwa. Selain itu jugaimplementasi metode ini adalah ketika guru mempelajari penyimpantan perilaku dari siswa.
F.Metode Observasi Naturalistik
Metode observasi naturalistik lebih banyak digunakan oleh para ahli ilmu hewan untuk mempelajari perilaku hewan tertentu. Dalam perkembangannya selanjutnya, metode
observasi naturalistik digunakan oleh para psikolog kognitif dan psikolog pendidikan.
Seorang peneliti atau guru yang menajadi asistennya dapat mengaplikasikan metode ini
lewat kegiatan belajar mengajar atau belajar mengajar dalam kelas-kelas regular, yakni
kelas tetap dan biasa, bukan kelas yang diadakan secara khusus. Selama proses belajaramengajar berlangsung, jenis p berilaku siswa diteliti, (misanya kecepatan membaca),
dicatat dalam lembar format observasi yang khusus dirancang sesuai dengan data dan
informasi yang akan dihimpun.
Implementasi metode ini dalam pembelajaran pendidikan agama Islam berlangsung, guru
mengamati berbagai perilaku siswa terutama perilaku yang menyimpang.