metode penilaian persediaan pada perusahaan …

29
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2007-2010 ABSTRAK Oleh SHOFAA MARWAH NPM : 0811031052 Tlpn : 08972552877 Email : [email protected] Pembimbing I : Susi Sarumpaet, S.E., Akt., M.B.A., Ph.D. Pembimbing II : Liza Alvia, S.E., M.Sc., Akt Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode penilaian persediaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi metode penilaian persediaan yang merupakan variabel independen adalah ukuran perusahaan, leverage, likuiditas dan laba sebelum pajak, sedangkan variabel dependennya adalah metode penilaian persediaan, yaitu metode rata-rata dan FIFO. Sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria purposive sampling pada penelitian ini. Sampel akhir terdiri atas 70 perusahaan selama 4 tahun periode penelitian (balanced sample). Alat analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemilihan metode penilaian persediaan. Sedangkan variabel leverage, likuiditas dan laba sebelum pajak tidak berpengaruh terhadap pemilihan metode penilaian persediaan. Kata Kunci : Metode penilaian persediaan, ukuran perusahaan, leverage, likuiditas, laba sebelum pajak.

Upload: others

Post on 10-Nov-2021

28 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN …

��

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN

METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

TAHUN 2007-2010

ABSTRAK

Oleh

SHOFAA MARWAH

NPM : 0811031052

Tlpn : 08972552877

Email : [email protected]

Pembimbing I : Susi Sarumpaet, S.E., Akt., M.B.A., Ph.D.

Pembimbing II : Liza Alvia, S.E., M.Sc., Akt

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi pemilihan metode penilaian persediaan. Faktor-faktor yang

mempengaruhi metode penilaian persediaan yang merupakan variabel independen

adalah ukuran perusahaan, leverage, likuiditas dan laba sebelum pajak, sedangkan

variabel dependennya adalah metode penilaian persediaan, yaitu metode rata-rata

dan FIFO.

Sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria

purposive sampling pada penelitian ini. Sampel akhir terdiri atas 70 perusahaan

selama 4 tahun periode penelitian (balanced sample). Alat analisis yang

digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi logistik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pemilihan metode penilaian persediaan. Sedangkan variabel

leverage, likuiditas dan laba sebelum pajak tidak berpengaruh terhadap pemilihan

metode penilaian persediaan.

Kata Kunci : Metode penilaian persediaan, ukuran perusahaan, leverage,

likuiditas, laba sebelum pajak.

Page 2: METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN …

��

THE ANALYSIS OF FACTORS THAT INFLUENCE THE CHOICE OF

INVENTORY VALUATION METHOD ON MANUFACTURING

COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

2007-2010 PERIOD

ABSTRACT

By

SHOFAA MARWAH

NPM : 0811031052

Tlpn : 08972552877

Email : [email protected]

Pembimbing I : Susi Sarumpaet, S.E., Akt., M.B.A., Ph.D.

Pembimbing II : Liza Alvia, S.E., M.Sc., Akt

The objective of this research is to analyze factors that influence the choice of

inventory valuation method. The factors that influence the choice of inventory

valuation method, which are the independent variables, are firm size, leverage,

liquidity, and earning before tax. While the dependent variables is inventory

valuation method, average method and FIFO method.

The samples of this research are those industries which satisfied criteria of

purposive sampling. The final sample consists of 70 companies during 4 years of

observation period (balanced sample). The model employed to test the hypothesis

is logistic regression analysis.

The result of the research shows that firm size positively significant influence the

choice of inventory valuation method. Meanwhile, leverage, liquidity and earning

before tax have no influence the choice of inventory valuation method.

Keywords : Inventory valuation method, firm size, leverage, liquidity, earning

before tax. �

Page 3: METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN …

��

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persediaan adalah salah satu unsur dalam perusahaan yang paling aktif dan juga

memiliki peran penting sebagai investasi sumber daya yang besar nilainya dan

signifikan pengaruhnya terhadap aktivitas operasional perusahaan. Oleh karena

itu pemilihan metode penilaian persediaan yang tepat sangatlah diperlukan dalam

laporan keuangan. Kebijakan metode penilaian persediaan akan mempengaruhi

kandungan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan, baik dalam neraca

maupun laporan laba/rugi. Pemilihan metode penilaian persediaan untuk

pelaporan keuangan di Indonesia diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) 14. Di dalam PSAK 14 (1994) disebutkan bahwa pihak

perusahaan diberi kebebasan untuk menentukan metode penilaian persediaannya,

baik FIFO, rata-rata, maupun LIFO. Namun untuk memenuhi kebutuhan fiskal,

berdasarkan Undang-Undang PPh No. 36 Tahun 2008 dan juga berdasarkan

PSAK 14 (Revisi 2008), pihak perusahaan hanya diperbolehkan untuk

menerapkan metode penilaian persediaan FIFO dan rata-rata.

Ada beberapa penelitian yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja

yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam memilih metode penilaian

persediaan. Niehaus (1989) dalam penelitiannya menggunakan variabel

kepemilikan manajemen, ukuran perusahaan, variabilitas perusahaan dan

leverage. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajemen dan

variabilitas perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap pemilihan metode

penilaian persediaan, sedangkan ukuran perusahaan dan leverage tidak. Cushing

dan Le Clere (1992) juga melakukan penelitian mengenai hal ini dan ia

menggunakan variabel estimasi penghematan pajak, materialitas persediaan,

variabilitas persediaan, inventory obsolence, ukuran perusahaan, leverage, dan

current ratio. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa semua variabel

berpengaruh secara signifikan terhadap pemilihan metode penilaian persediaan.

Kemudian untuk penelitian di Indonesia, Abdullah (1999) menggunakan lima

variabel independen, yaitu variabilitas persediaan, ukuran perusahaan, financial

leverage, rasio lancar dan profitabilitas. Namun sayangnya, hasil penelitian

Page 4: METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN …

��

Abdullah tidak memberikan hasil yang signifikan terhadap semua variabelnya.

Sementara untuk penelitian Mukhlasin (2001), variabel yang digunakan berbeda,

yaitu variabilitas persediaan, variabel laba akuntansi, ukuran perusahaan,

intensitas modal, intensitas persediaan, dan variabilitas harga pokok persediaan.

Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa ukuran perusahaan, intensitas modal,

intensitas persediaan, dan variabilitas harga pokok penjualan berpengaruh secara

signifikan terhadap pemilihan metode penilaian persediaan, sedangkan variabilitas

persediaan dan variabilitas laba akuntansi tidak berpengaruh secara signifikan.

Taqwa (2001) pun meneliti mengenai hal ini, dan dalam penelitiannya ia menguji

lima variabel, yaitu ukuran perusahaan, struktur kepemilikan, financial leverage,

variabilitas persediaan dan rasio lancar. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

ukuran perusahaan dan variabilitas persediaan berpengaruh secara signifikan

terhadap pemilihan metode penilaian persediaan, sedangkan struktur kepemilikan,

financial leverage, dan rasio lancar tidak berpengaruh secara signifikan.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang juga

menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan metode penilaian

persediaan. Faktor-faktor yang terpilih sebagai variabel independen sebanyak

empat variabel, yaitu ukuran perusahaan, leverage, likuiditas dan laba sebelum

pajak. Jumlah tahun penelitian untuk penelitian ini adalah empat tahun, yaitu dari

tahun 2007 sampai tahun 2010. Sampelnya adalah perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI yang mempublikasikan laporan keuangannya selama 4 tahun

tersebut dengan metode purposive sampling.

Ukuran perusahaan akan mempengaruhi pemilihan metode penilaian persediaan..

Perusahaan besar cenderung memilih metode rata-rata karena biaya pajak yang

dibayarkan relatif lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan metode FIFO.

Sedangkan bagi perusahaan kecil, untuk mendapatkan dana dari bank atau

lembaga keuangan lainnya membutuhkan laba yang tinggi agar dianggap

memiliki kinerja yang baik sehingga perusahaan dapat dipercaya mampu

mengembalikan dana kepada pihak bank dan salah satu cara untuk menaikkan

laba yaitu dengan menggunakan metode FIFO. Hasil penelitian Cushing dan Le

Page 5: METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN …

��

Clere (1992), Mukhlasin (2001) dan Taqwa (2001) menyatakan bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh secara signifikan.

Leverage menunjukkan kemampuan perusahaan membayar hutangnya dengan

kekayaan yang dimilikinya. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan

memilih metode yang dapat menaikkan laba untuk menghindari terjadinya

pelanggaran debt covenant atau perjanjian hutang dimana jika perjanjian hutang

dilanggar maka akan menimbulkan biaya. Hasil penelitian Cushing dan Le Clere

(1992) menyatakan bahwa leverage berpengaruh secara signifikan terhadap

pemilihan metode penilaian persediaan

Likuiditas yang diukur dengan rasio lancar menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Menurut Cushing dan Le Clere

(1992), perusahaan yang memiliki likuiditas yang rendah berusaha menaikkan

labanya agar dapat menunjukkan kinerja perusahaan yang baik, yaitu dengan

menggunakan metode FIFO, sedangkan perusahaan yang memiliki likuiditas yang

tinggi biasanya memilih metode rata-rata yang menghasilkan laba yang rendah

sehingga memperoleh penghematan pajak. Hasil penelitian Cushing dan Le Clere

(1992) menyatakan bahwa likuiditas (rasio lancar) berpengaruh secara signifikan

terhadap pemilihan metode penilaian persediaan.

Laba sebelum pajak dapat mempengaruhi pemilihan metode penilaian persediaan.

Hal ini sesuai dengan Political Cost Hypothesis yang menyatakan bahwa

perusahaan dengan tingkat laba yang tinggi dinilai akan mendapat perhatian luas

dari kalangan konsumen dan media yang nantinya juga akan menarik perhatian

pemerintah dan regulator sehingga menyebabkan terjadinya biaya politis, di

antaranya adalah muncul intervensi pemerintah, pengenaan pajak yang lebih

tinggi, dan berbagai macam tuntutan lain yang dapat meningkatkan biaya politis.

Oleh karena itu perusahaan dengan tingkat laba yang tinggi akan cenderung

untuk menggunakan pilihan metode akuntansi yang dapat mengurangi laba, yaitu

dengan metode persediaan rata-rata.

Page 6: METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN …

��

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

lebih lanjut mengenai pemilihan metode penilaian persediaan, dengan judul

“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Penilaian

Persediaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun

2007-2010”.

1.2 Rumusan Masalah dan Batasan Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya, maka dapat dikemukakan

permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pemilihan metode

penilaian persediaan?

2. Apakah leverage berpengaruh negatif terhadap pemilihan metode penilaian

persediaan?

3. Apakah likuiditas berpengaruh positif terhadap pemilihan metode penilaian

persediaan?

4. Apakah laba sebelum pajak berpengaruh positif terhadap pemilihan metode

penilaian persediaan?

1.2.2 Batasan Masalah

Penelitian ini memfokuskan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2007-2010 yang menggunakan metode persediaan FIFO

atau rata-rata untuk semua persediaan, sesuai dengan PSAK 14 (Revisi 2008) dan

Undang-Undang PPh No. 36 Tahun 2008 yang menjelaskan bahwa pihak

perusahaan hanya diperbolehkan untuk menerapkan metode FIFO dan rata-rata

untuk persediaannya.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diungkapkan dapat diketahui bahwa

tujuan penelitian ini adalah: “untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh

ukuran perusahaan, leverage, likuiditas dan laba sebelum pajak terhadap

Page 7: METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN …

��

pemilihan metode penilaian persediaan pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI tahun 2007-2010.”

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, tidak hanya bagi peneliti,

namun juga bagi pembaca, perusahaan dan pihak akademik/peneliti selanjutnya.

1. Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan

dan membantu dalam mengaplikasikan teori ke dalam dunia kerja.

2. Bagi pembaca, diharapkan penelitian ini dapat menambah ilmu

pengetahuan, informasi dan wawasan.

3. Bagi perusahaan, diharapkan penelitian ini dapat membantu manajemen

dalam memilih metode penilaian persediaan.

4. Bagi akademik, diharapkan penelitian ini dapat berguna dalam proses

pengembangan ilmu akuntansi dan juga dapat dijadikan bahan referensi bagi

penelitian selanjutnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Positive Accounting Theory

Watts dan Zimmerman (1986) membuat tiga hipotesis yang secara umum

dihubungkan dengan perilaku oportunistik manajer, yaitu Bonus Plan Hypothesis,

Debt Covenant Hypothesis, dan Political Cost Hypothesis. Hipotesis yang

berhubungan dengan penelitian ini adalah Debt Covenant Hypothesis dan

Political Cost Hypothesis. Kedua hipotesis tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1) Debt Covenant Hypothesis

Hipotesis yang dikemukakan Watts dan Zimmerman (1986) ini berkaitan

dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi perusahaan dalam perjanjian

hutang (debt covenant). Sebagian besar perjanjian hutang mempunyai

syarat-syarat yang harus dipenuhi peminjam selama masa perjanjian. Ketika

perusahaan mulai mendekati terjadinya pelanggaran terhadap debt covenant,

Page 8: METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN …

maka manajer perusahaan akan berusaha untuk menghindari terjadinya debt

covenant tersebut dengan memilih metode-metode penilaian yang dapat

menaikkan laba. Pelanggaran terhadap debt covenant dapat mengakibatkan

timbulnya suatu biaya sehingga dengan meningkatkan laba, manajer

berusaha untuk mencegah atau setidaknya menunda hal tersebut dan salah

satu cara untuk meningkatkan laba yaitu dengan menggunakan metode

persediaan FIFO.

2) Political Cost Hypothesis

Menurut Watts dan Zimmerman (1986), semakin besar biaya politis yang

dihadapi perusahaan maka semakin besar pula kecenderungan perusahaan

tersebut untuk menggunakan pilihan akuntansi yang dapat mengurangi laba,

karena perusahaan dengan tingkat laba yang tinggi dinilai akan mendapat

perhatian luas dari kalangan konsumen dan media yang nantinya juga akan

menarik perhatian pemerintah dan regulator sehingga menyebabkan

terjadinya biaya politis, di antaranya adalah muncul intervensi pemerintah,

pengenaan pajak yang lebih tinggi, dan berbagai macam tuntutan lain yang

dapat meningkatkan biaya politis. Pertimbangan Political Cost Hypothesis

inilah yang menjadikan manajer cenderung untuk menerapkan metode rata-

rata karena metode rata-rata menghasilkan laba yang lebih kecil

dibandingkan dengan metode FIFO.

2.1.2 Ricardian Hypothesis

Lee dan Hsieh (1985) mengemukakan hipotesis yang mempengaruhi penggunaan

metode akuntansi persediaan pada perusahaan yang didasarkan pada prioritas

kepentingan-kepentingan yang muncul di dalam perusahaan. Hipotesis ini

didasarkan pada asumsi bahwa faktor yang paling mempengaruhi perusahaan

adalah peraturan perpajakan, dimana tujuan yang hendak dicapai oleh manajemen

adalah memaksimalkan nilai perusahaan dengan cara meminimalkan biaya pajak

namun tetap respek pada kendala hukum pajak. Hipotesis ini disebut oleh Lee dan

Hsieh sebagai hipotesis Ricardian atau hipotesis pajak. Berdasarkan penjelasan

dari hipotesis Ricardian tersebut, manajer perusahaan perlu untuk

mempertimbangkan pengaruh pajak ketika memutuskan untuk memilih metode

Page 9: METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN …

persediaan yang akan diterapkan di perusahaan. Apabila perusahaan

menggunakan metode FIFO, maka perusahaan akan menghasilkan laba yang lebih

besar dibandingkan dengan menggunakan metode rata-rata sehingga perusahaan

tidak dapat melakukan penghematan pajak. Sebaliknya, apabila perusahaan

menggunakan metode rata-rata, maka perusahaan akan menghasilkan laba yang

lebih kecil dan dapat melakukan penghematan pajak.

2.2 Pemilihan Metode Penilaian Persediaan

Pemilihan metode penilaian persediaan untuk pelaporan keuangan di Indonesia

diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 14. Untuk

memenuhi kebijakan fiskal, berdasarkan PSAK 14 (Revisi 2008) dan Undang–

Undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008, pihak perusahaan hanya

diperbolehkan untuk menggunakan metode FIFO dan metode rata-rata. Hal ini

berarti metode LIFO sudah tidak diperbolehkan untuk digunakan dan perusahaan

diberi kebebasan untuk memilih metode persediaan mana yang akan digunakan

dari dua metode tersebut. Apabila suatu perusahaan dalam laporan keuangannya

menggunakan metode LIFO, maka untuk tujuan fiskal harus membuat kembali

dengan metode FIFO atau rata-rata.

2.3 Ukuran Perusahaan

Ketentuan untuk ukuran perusahaan diatur dalam UU RI No. 20 Tahun 2008.

Peraturan tersebut menjelaskan 4 jenis ukuran perusahaan yang dapat dinilai dari

jumlah penjualan dan aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Keempat jenis

ukuran tersebut antara lain:

a. Perusahaan dengan usaha ukuran mikro, yaitu memiliki kekayaan bersih �

Rp50.000.000,- ( tidak termasuk tanah dan bangunan) dan memiliki jumlah

penjualan � Rp. 300.000.000,-.

b. Perusahaan dengan usaha ukuran kecil, yaitu memiliki kekayaan bersih Rp.

50.000.000,- sampai Rp. 500.000.000,- (tidak termasuk tanah dan

bangunan) serta memiliki jumlah penjualan Rp. 300.000.000,- sampai

dengan Rp. 2.500.000.000,-.

Page 10: METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN …

���

c. Perusahaan dengan usaha ukuran menengah, yaitu memiliki kekayaan bersih

Rp. 500.000.000,- sampai Rp. 10.000.000.000,- (tidak termasuk tanah dan

bangunan) serta memiliki jumlah penjualan Rp. 2.500.000.000,- sampai

dengan Rp. 50.000.000.000,-.

d. Perusahaan dengan usaha ukuran besar, yaitu memiliki kekayaan bersih �

Rp. 10.000.000.000,- (tidak termasuk tanah dan bangunan) serta memiliki

jumlah penjualan � Rp. 50.000.000.000,-.

Ukuran perusahaan akan mempengaruhi pemilihan metode penilaian persediaan.

Menurut Watts dan Zimmerman (1986), perusahaan yang lebih besar lebih

menyukai metode penilaian yang dapat menunda pelaporan laba. Kondisi ini ada

dengan asumsi bahwa transfer kekayaan bagi perusahaan besar relatif lebih besar

dibandingkan dengan perusahaan kecil. Transfer kekayaan yang secara langsung

dilakukan adalah pembayaran pajak. Oleh karena itu pajak perusahaan merupakan

salah satu komponen yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan metode

penilaian persediaan. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa perusahaan

besar cenderung memilih metode rata-rata karena biaya pajak yang dibayarkan

relatif lebih kecil dibandingkan ketika perusahaan menggunakan metode FIFO.

Kecenderungan metode penilaian persediaan yang digunakan perusahaan besar

adalah metode rata-rata yang dapat menurunkan laba. Penggunaan metode rata-

rata selain bisa memperoleh penghematan pajak, juga bisa menghindari political

cost atau biaya politis. Biaya politis dari pemerintah, di antaranya adalah muncul

intervensi pemerintah, pengenaan pajak yang lebih tinggi, dan berbagai macam

tuntutan lainnya, lebih dirasakan oleh perusahaan besar. Oleh karena itulah

perusahaan besar akan memilih metode akuntansi yang dapat mengurangi laba

yang dilaporkan. Penelitian Mukhlasin (2001) menunjukkan hasil yang signifikan

mengenai hubungan ukuran perusahaan dengan pemilihan metode penilaian

persediaan, begitu pula dengan penelitian Taqwa (2001) dan Cushing dan Le

Clere (1992). Sementara hasil yang berlawanan ditemukan oleh Abdullah (1999).

Page 11: METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN …

���

2.4 Leverage

Pemilihan metode penilaian persediaan juga tergantung dari tingkat leverage

perusahaan. Menurut Zmijewski dan Hagerman (1981) dalam Taqwa (2001),

apabila perusahaan memiliki tingkat leverage yang tinggi, maka perusahaan akan

memilih metode-metode penilaian yang dapat menaikkan laba untuk menghindari

terjadinya pelanggaran debt covenant atau perjanjian hutang dimana jika

perjanjian hutang dilanggar maka akan menimbulkan biaya. Oleh karena itu

perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan memilih metode FIFO, dan

sebaliknya perusahaan dengan tingkat leverage yang rendah akan memilih metode

rata-rata. Penelitian Cushing dan Le Clere (1992) menunjukkan hasil yang

signifikan mengenai hubungan tingkat leverage dengan pemilihan metode

penilaian persediaan. Hasil yang berlawanan ditemukan oleh Abdullah (1999)

yang menggunakan pengukuran rasio hutang terhadap aset. Kemudian pengujian

yang dilakukan Niehaus (1989) menunjukkan hasil yang tidak signifikan dengan

menggunakan pengukuran rasio hutang tehadap ekuitas.

2.5 Likuiditas

Likuiditas yang diukur dengan rasio lancar digunakan untuk mengetahui

kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya..

Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi maka kepastian akan

kesanggupan melunasi kewajiban jangka pendeknya pun akan besar, dan

perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang rendah kepastian akan

kesanggupan melunasi kewajiban jangka pendeknya juga akan rendah. Para

kreditor umumnya melihat tingkat ini dalam memberikan kredit kepada

perusahaan. Menurut Cushing dan Le Clere (1992), perusahaan yang memiliki

rasio lancar yang rendah berusaha menaikkan labanya agar dapat menunjukkan

kinerja perusahaan yang baik, yaitu dengan menggunakan metode FIFO,

sedangkan perusahaan yang memiliki rasio lancar yang tinggi biasanya memilih

metode rata-rata yang menghasilkan laba yang rendah sehingga memperoleh

penghematan pajak. Penelitian mengenai pengaruh tingkat likuiditas terhadap

pemilihan metode penilaian persediaan telah dilakukan oleh Cushing Le Clere

(1992), Abdullah (1999) dan Taqwa (2001). Hasil penelitian Cushing Le Clere

Page 12: METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN …

���

(1992) menyatakan bahwa tingkat likuiditas secara signifikan mempengaruhi

pemilihan metode penilaian persediaan, sedangkan hasil yang berlawanan

ditemukan Abdullah (1999) dan Taqwa (2001).

2.6 Laba Sebelum Pajak

Laba sebelum pajak dapat mempengaruhi pemilihan metode penilaian persediaan.

Hal ini sesuai dengan Political Cost Hypothesis yang dikemukakan Watts dan

Zimmerman (1986), yang menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat laba

yang tinggi dinilai akan mendapat perhatian luas dari kalangan konsumen dan

media yang nantinya juga akan menarik perhatian pemerintah dan regulator

sehingga menyebabkan terjadinya biaya politis, di antaranya adalah muncul

intervensi pemerintah, pengenaan pajak yang lebih tinggi, dan berbagai macam

tuntutan lain yang dapat meningkatkan biaya politis. Oleh karena itu perusahaan

dengan tingkat laba yang tinggi akan cenderung untuk menggunakan pilihan

metode akuntansi yang dapat mengurangi laba, yaitu dengan metode persediaan

rata-rata.

Page 13: METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN …

���

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu Mengenai Pemilihan

Metode Penilaian Persediaan

No Peneliti Variabel Hasil

1 Cushing dan Le Clere

(1992) • Estimasi penghematan pajak

• Materialitas persediaan

• Variabilitas persediaan

• Inventory obsolence

• Ukuran perusahaan

• Leverage

• Current ratio

Signifikan

Signifikan

Signifikan

Signifikan

Signifikan

Signifikan

Signifikan

2 Niehaus

(1989) • Kepemilikan manajemen

• Ukuran perusahaan

• Variabilitas perusahaan

• Leverage

Signifikan

Tidak signifikan

Signifikan

Tidak signifikan

3 Abdullah

(1999) • Variabilitas persediaan

• Ukuran perusahaan

• Financial leverage

• Rasio lancar

• Profitabilitas

Tidak signifikan

Tidak signifikan

Tidak signifikan

Tidak signifikan

Tidak signifikan

4 Mukhlasin

(2001) • Variabilitas laba akuntansi

• Variabilitas persediaan

• Ukuran perusahaan

• Intensitas modal

• Intensitas persediaan

• Variabilitas HPP

Tidak signifikan

Tidak signifikan

Signifikan

Signifikan

Tidak signifikan

Signifikan

5 Salma Taqwa

(2001) • Ukuran perusahaan

• Struktur kepemilikan

• Financial leverage

• Variabilitas persediaan

• Rasio Lancar

Signifikan

Tidak signifikan

Tidak signifikan

Signifikan

Tidak signifikan

Sumber : diolah peneliti (2012)

2.7 Kerangka Pemikiran

Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini adalah ukuran

perusahaan, leverage, likuiditas dan laba sebelum pajak, sedangkan variabel

dependennya adalah metode penilaian persediaan.

Sumber: diolah peneliti (2012)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Metode Penilaian

Persediaan

(Y)

Leverage (X2)

Likuiditas (X3)

Ukuran Perusahaan (X1)

Laba Sebelum Pajak (X4)

Page 14: METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN …

���

2.8 Hipotesis

2.8.1 Ukuran Perusahaan dan Metode Penilaian Persediaan

Menurut Ricardian Hypothesis atau hipotesis pajak yang dikemukakan Lee dan

Hsieh (1985), manajer perusahaan bertujuan tunggal untuk memaksimalkan nilai

perusahaan dengan meminimalkan biaya pajak namun tetap respek pada kendala

hukum pajak. Dalam Political Cost Hypothesis yang dikemukakan Watts dan

Zimmerman (1986) juga dinyatakan bahwa semakin besar biaya politis yang

dihadapi perusahaan maka semakin besar pula kecenderungan perusahaan tersebut

untuk menggunakan pilihan akuntansi yang dapat mengurangi laba, karena

perusahaan dengan tingkat laba yang tinggi dinilai akan mendapat perhatian luas

dari kalangan konsumen dan media yang nantinya juga akan menarik perhatian

pemerintah dan regulator sehingga menyebabkan terjadinya biaya politis, di

antaranya adalah muncul intervensi pemerintah, pengenaan pajak yang lebih

tinggi, dan berbagai macam tuntutan lain yang dapat meningkatkan biaya politis.

Hasil penelitian Cushing dan Le Clere (1992), Mukhlasin (2001) dan Taqwa

(2001) juga menyebutkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara

signifikan terhadap pemilihan metode penilaian persediaan. Dengan demikian

hipotesis yang diajukan:

H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pemilihan metode

penilaian persediaan.

2.8.2 Leverage dan Metode Penilaian Persediaan

Menurut Debt Covenant Hypothesis yang dikemukakan Watts dan Zimmerman

(1986), ketika perusahaan mulai mendekati terjadinya pelanggaran terhadap debt

covenant atau perjanjian hutang, maka manajer perusahaan akan berusaha untuk

menghindari terjadinya pelanggaran debt covenant tersebut dengan memilih

metode-metode penilaian yang dapat menaikkan laba. Pelanggaran terhadap debt

covenant dapat mengakibatkan timbulnya suatu biaya sehingga dengan

meningkatkan laba, manajer berusaha untuk mencegah atau setidaknya menunda

hal tersebut dan salah satu cara untuk meningkatkan laba yaitu dengan

menggunakan metode persediaan FIFO. Kemudian menurut Zmijewski dan

Hagerman (1981) dalam Taqwa (2001), perusahaan dengan leverage yang tinggi

Page 15: METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN …

���

akan memilih metode yang dapat meningkatkan laba dengan tujuan untuk

menghindari terjadinya pelanggaran debt covenant, yaitu metode FIFO,

sedangkan perusahaan dengan leverage yang rendah cenderung akan memilih

menggunakan metode rata-rata. Penelitian Cushing dan Le Clere (1992)

menunjukkan hasil yang signifikan mengenai hubungan tingkat leverage dengan

pemilihan metode penilaian persediaan. Dengan demikian hipotesis yang

diajukan:

H2 : Leverage berpengaruh negatif terhadap pemilihan metode penilaian

persediaan.

2.8.3 Likuiditas dan Metode Penilaian Persediaan

Political Cost Hypothesis yang dikemukakan Watts dan Zimmerman (1986)

menyatakan bahwa semakin besar biaya politis yang dihadapi perusahaan maka

semakin besar pula kecenderungan perusahaan tersebut untuk menggunakan

pilihan akuntansi yang dapat mengurangi laba, karena perusahaan dengan tingkat

laba yang tinggi dinilai akan mendapat perhatian luas dari kalangan konsumen

dan media yang nantinya juga akan menarik perhatian pemerintah dan regulator

sehingga menyebabkan terjadinya biaya politis. Berdasarkan teori di atas dapat

diketahui bahwa perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi

cenderung akan memilih metode rata-rata karena metode ini menghasilkan laba

yang rendah dibandingkan metode FIFO sehingga dapat terhindar dari biaya

politis. Hasil penelitian Cushing dan Le Clere (1992) menyatakan bahwa rasio

lancar (likuiditas) secara signifikan mempengaruhi pemilihan metode penilaian

persediaan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan:

H3 : Likuiditas berpengaruh positif terhadap pemilihan metode penilaian

persediaan.

2.8.4 Laba Sebelum Pajak dan Metode Penilaian Persediaan

Laba sebelum pajak dapat mempengaruhi pemilihan metode penilaian persediaan.

Hal ini sesuai dengan Political Cost Hypothesis yang dikemukakan Watts dan

Zimmerman (1986), yang menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat laba

yang tinggi dinilai akan mendapat perhatian luas dari kalangan konsumen dan

Page 16: METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN …

���

media yang nantinya juga akan menarik perhatian pemerintah dan regulator

sehingga menyebabkan terjadinya biaya politis, di antaranya adalah muncul

intervensi pemerintah, pengenaan pajak yang lebih tinggi, dan berbagai macam

tuntutan lain yang dapat meningkatkan biaya politis. Oleh karena itu perusahaan

dengan laba sebelum pajak yang tinggi akan cenderung untuk menggunakan

pilihan metode akuntansi yang dapat mengurangi laba, yaitu dengan metode

persediaan rata-rata. Dengan demikian hipotesis yang diajukan:

H4 : Laba sebelum pajak berpengaruh positif terhadap pemilihan metode

penilaian persediaan.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu berupa

laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun

2007 – 2010 untuk keperluan analisis data. Selain itu, peneliti juga

mengumpulkan literatur-literatur sebagai landasan teori dan penelitian terdahulu

dari buku, internet serta sumber data tertulis lainnya.

3.2 Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan populasi perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2010. Teknik penarikan

sampel dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Kriteria yang

harus dipenuhi oleh sampel adalah sebagai berikut:

1. Sampel adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang

mempublikasikan laporan keuangannya selama 4 tahun (2007-2010).

2. Perusahaan-perusahaan tersebut menggunakan satu metode saja, apakah

metode rata-rata atau FIFO untuk semua persediaan.

3. Perusahaan menggunakan metode rata-rata atau FIFO yang konsisten

selama tahun pengamatan.

Page 17: METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN …

���

Berdasarkan kriteria di atas, maka dari seluruh perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010 diperoleh 70 perusahaan yang

memenuhi kriteria sebagai sampel yang terdiri dari 15 perusahaan yang

menggunakan metode FIFO dan 55 perusahaan yang menggunakan metode rata-

rata.

3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian

3.3.1 Variabel Dependen

Variabel dependen dari penelitian ini adalah metode penilaian persediaan yang

ditunjukkan oleh variabel dummy. Indikator yang digunakan untuk menilai

variabel ini adalah kategori 0 untuk metode FIFO dan kategori 1 untuk metode

rata-rata.

3.3.2 Variabel Independen

1. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dihitung dari total aset tiap perusahaan sampel dari tahun

2007 sampai 2010. Pengukuran ini telah digunakan oleh Niehaus (1989),

Abdullah (1999) dan Taqwa (2001).

2. Leverage

Leverage diukur dengan cara membagi hutang jangka panjang dengan total aset

yang diperoleh dari laporan keuangan satu tahun sebelum pemilihan metode

penilaian persediaan tiap perusahaan sampel. Pengukuran ini telah digunakan oleh

Cushing dan Le Clere (1992). Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan

perhitungan yang sama dengan Cushing dan Le Clere (1992) ,

Aset Total

Panjang Jangka Hutang Total Lev =

3. Likuiditas

Likuiditas yang diukur dengan rasio lancar ini dihitung dengan cara membagi aset

lancar dengan hutang lancar yang diperoleh dari laporan keuangan satu tahun

sebelum pemilihan metode penilaian persediaan tiap perusahaan sampel.

Pengukuran yang sama juga dilakukan oleh Cushing dan Le Clere (1992),

Abdullah (1999) dan Taqwa (2001).

Page 18: METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN …

��

Lancar Hutang

LancarAset Likuiditas =

4. Laba Sebelum Pajak

Variabel ini dihitung dari laba sebelum pajak satu tahun sebelum pemilihan

metode penilaian persediaan tiap perusahaan sampel.

3.4 Teknik Analisis Data

3.4.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran keseluruhan dari sampel

yang memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian.

3.4.2 Menilai Keseluruhan Model Fit (Overall Fit Model)

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan antara nilai -2 Log Likelihood

pada awal (Block = 0) untuk model dengan konstanta saja dengan nilai -2 Log

Likelihood pada akhir (Block=1) untuk model dengan konstanta dan variabel

independen. Penurunan nilai -2 Log Likelihood mengindikasi bahwa model regresi

semakin baik.

3.4.3 Menguji Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit Test)

Kelayakan model regresi dilakukan dengan pengujian Hosmer and Lemeshow’s

Goodness of Fit Test untuk mengetahui apakah data empiris cocok atau sesuai

dengan model, melalui kriteria sebagai berikut:

a. Jika nilai signifikansi Hosmer and Lemeshow � 0,05, artinya ada perbedaan

signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga goodness fit

model tidak baik karena model tidak dapat memperbaiki nilai observasinya.

b. Jika nilai signifikansi Hosmer and Lemeshow > 0,05, artinya model mampu

memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima

karena fit dengan data observasinya.

3.4.4 Pengujian Hipotesis (Regresi Logistik)

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik. Model

yang digunakan adalah:

Page 19: METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN …

��

p-1

pLn = a + �1UP + �2Lev + �3Likuid + �4EBIT + e

Dimana :

P = Pemilihan metode penilaian persediaan

a = konstanta

UP = Ukuran Perusahaan

Lev = Leverage

Likuid = Likuiditas

EBIT = Laba sebelum pajak

b1...b6 = koefisien regresi

e = error

Pengujian hipotesis pada regresi logistik dilakukan dengan menggunakan tingkat

signifikansi (�) 5%. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis akan didasarkan

pada nilai p-value. Keputusan berdasarkan probabilitas sebagai berikut:

a. Jika p-value > 0,05 maka hipotesis ditolak

b. Jika p-value < 0,05 maka hipotesis diterima

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Singkat Objek Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2007-2010. Berdasarkan kriteria pemilihan sampel, maka

diperoleh sampel sebanyak 70 perusahaan dari 133 perusahaan populasi yang ada:

Tabel 4.1

Gambaran Perusahaan Penelitian

No Keterangan Jumlah Perusahaan

1 Total perusahaan yang menjadi populasi 133

2 Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan

keuangan pada periode penelitian 27

3 Perusahaan yang melakukan perubahan kebijakan

metode persediaan pada tahun penelitian 7

4 Perusahaan yang tidak konsisten menerapkan 1

(satu) metode persediaan 29

5 Perusahaan yang memenuhi kriteria menjadi sampel 70

Sumber : diolah peneliti (2012)

Page 20: METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN …

���

Jumlah sampel yang diperoleh adalah sebanyak 70 perusahaan dan perusahaan ini

terbagi 2 kelompok, yaitu perusahaan yang menggunakan metode rata-rata dan

metode FIFO, seperti yang terdapat pada tabel berikut.

Tabel 4.2

Kelompok Sampel Perusahaan Berdasarkan

Metode Penilaian Persediaan

No Metode Jumlah Presentase

1 Rata-rata 55 78,57

2 FIFO 15 21,43

Jumlah 70 100,00

Sumber : diolah peneliti (2012)

Dari tabel tersebut terlihat bahwa perusahaan yang menggunakan metode rata-rata

di Indonesia lebih banyak dibandingkan metode FIFO. Lima puluh lima

perusahaan memilih menggunakan metode rata-rata dari 70 perusahaan yang

menjadi sampel. Hal ini sesuai dengan penelitian dari Taqwa (2001) dan

Mukhlasin (2001) yang membuktikan bahwa perusahaan Indonesia lebih banyak

menggunakan metode rata-rata.

4.2 Analisis Data dan Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai

rata-rata (mean), maksimum dan minimum dari variabel-variabel independen

yaitu ukuran perusahaan, leverage, likuiditas dan laba sebelum pajak.

Page 21: METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN …

���

Tabel 4.3

Statistik Deskriptif

Metode Rata-Rata

Minimum Maximum Mean

Ukuran Perusahaan

(dalam jutaan rupiah) 901,00 10437249,00 1608520,445

Leverage ,00 2,44 ,2093

Likuiditas ,00 34,35 2,4895

Laba Sebelum Pajak

(jutaan rupiah) -2350136,00 4248590,00 132021,0318

Metode FIFO

Minimum Maximum Mean

Ukuran Perusahaan

(dalam jutaan rupiah) 28380,00 1936949,00 427476,1167

Leverage ,00 0,72 ,1430

Likuiditas ,12 13,65 1,9933

Laba Sebelum Pajak

(dalam jutaan rupiah) -151986,00 182008,00 8639,7333

Sumber : Hasil Olahan SPSS (2012)

4.2.2 Menilai Keseluruhan Model Fit (Overall Fit Model)

Untuk melihat apakah suatu model fit dengan data perlu dilihat nilai -2 Log

Likelihood. Model dari statistik -2 Log Likelihood dapat digambarkan melalui

tabel sebagai berikut:

Tabel 4.4

Gambaran Jumlah Kasus Penelitian

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in

Analysis

280 100,0

Missing Cases 0 ,0

Total 280 100,0

Unselected Cases 0 ,0

Total 280 100,0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Sumber : Hasil Olahan SPSS (2012)

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa jumlah seluruh kasus yang diolah

dalam penelitian ini adalah 280 kasus dan setelah dilakukan uji kelayakan model,

Page 22: METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN …

���

kasus yang dapat dianalisis tetap sebesar 280 kasus yang berarti tidak ada kasus

yang mengalami eror.

Tabel 4.5

Nilai -2 Log Likelihood untuk Model yang Hanya

Memasukkan Konstanta

Iteration History

a,b,c

Iteration -2 Log

likelihood

Coefficients

Constant

Step 0 1 292,153 1,143

2 290,967 1,293

3 290,965 1,299

4 290,965 1,299

a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 290,965

c. Estimation terminated at iteration number 4 because

parameter estimates changed by less than ,001.

Sumber : Hasil Olahan SPSS (2012)

Tabel 4.5 menunjukkan nilai -2 Log Likelihood untuk model yang hanya

memasukkan konstanta. Kemudian untuk melihat nilai -2 Log Likelihood dengan

model yang mengunakan konstanta dan variabel independen dapat digambarkan

dengan tabel berikut:

Tabel 4.6

Nilai -2 Log Likelihood untuk Model dengan Konstanta

dan Variabel Independen

Model Summary

Step -2 Log

likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 233,474a ,186 ,287

a. Estimation terminated at iteration number 7 because

parameter estimates changed by less than ,001.

Sumber : Hasil Olahan SPSS (2012)

Tampilan output SPSS memberikan 2 nilai -2 Log Likelihood, yaitu untuk model

yang hanya memasukkan konstanta (Tabel 4.5) dan untuk model yang dengan

konstanta dan variabel independen (Tabel 4.6). Nilai -2 Log Likelihood untuk

Page 23: METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN …

���

model yang hanya memasukkan konstanta adalah sebesar 290,965 dan nilai -2

Log Likelihood untuk model dengan konstanta dan variabel independen adalah

sebesar 233,474. Penurunan nilai -2 Log Likelihood dari 290,965 menjadi 233,474

mengindikasikan bahwa model fit dengan data. Hal ini berarti bahwa dengan

adanya penambahan variabel independen ukuran perusahaan, leverage, likuiditas

dan laba sebelum pajak dapat memperbaiki model fit.

4.2.3 Menguji Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit Model)

Uji tersebut dapat digambarkan melalui tabel berikut:

Tabel 4.7

Nilai Statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 6,462 8 ,596

Sumber : Hasil Olahan SPSS (2012)

Berdasarkan pengujian tersebut, nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness

of Fit Test adalah sebesar 6,462 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,596. Nilai

signfikansi tersebut di atas 0,05 dan dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

model tersebut diterima, yang artinya tidak ada perbedaan dengan data sehingga

model dapat dikatakan fit.

4.2.4 Pengujian Hipotesis (Regresi Logistik)

Pengujian hipotesis dengan menggunakan regresi logistik dilakukan dengan

memasukkan seluruh variabel independen, yaitu ukuran perusahaan, leverage,

likuiditas dan laba sebelum pajak pada pemilihan metode penilaian persediaan.

Page 24: METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN …

���

Tabel 4.8

Hasil Pengujian Regresi Logistik Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig Exp(B)

Step 1a UkuranPerusahaan ,000 ,000 22,678 1 ,000* 1,000

Leverage ,755 ,657 1,323 1 ,250 2,128

Likuiditas ,122 ,070 3,053 1 ,081** 1,130

LabaSebelumPajak ,000 ,000 3,176 1 ,075** 1,000

Constant -,405 ,313 1,669 1 ,196 ,667

a. Variable(s) entered on step 1: UkuranPerusahaan, Leverage, Likuiditas, LabaSebelumPajak.

* signifikan pada tingkat signifikansi 5%

** signifikan pada tingkat signifikansi 10%

Dari hasil regresi logistik didapat persamaan regresi sebagai berikut:

Y = - 0,405 + 0,000UP + 0,755Lev + 0,122Likuid + 0,000EBIT + e

Pengujian variabel ukuran perusahaan dengan menggunakan regresi logistik

menghasilkan koefisien regresi bernilai positif sebesar 0,000 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,000. Apabila dibandingkan dengan tingkat signifikansi 0,05

(5%), maka nilai signifikansi ukuran perusahaan lebih kecil dari tingkat

signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama diterima.

Pengujian variabel leverage dengan menggunakan regresi logistik menghasilkan

koefisien regresi bernilai positif sebesar 0,755 dengan nilai signifikansi sebesar

0,250. Apabila dibandingkan dengan tingkat signifikansi 0,05 (5%), maka nilai

signifikansi leverage lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa hipotesis kedua ditolak.

Pengujian variabel likuiditas dengan menggunakan regresi logistik menghasilkan

koefisien regresi bernilai positif sebesar 0,122 dengan nilai signifikansi sebesar

0,081. Apabila dibandingkan dengan tingkat signifikansi 0,05 (5%), maka nilai

signifikansi likuiditas lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa hipotesis ketiga ditolak.

Page 25: METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN …

���

Pengujian variabel laba sebelum pajak dengan menggunakan regresi logistik

menghasilkan koefisien regresi bernilai positif sebesar 0,000 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,075. Apabila dibandingkan dengan tingkat signifikansi 0,05

(5%), maka nilai signifikansi laba sebelum pajak lebih besar dari tingkat

signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat ditolak.

4.3 Pembahasan

1. Ukuran Perusahaan

Variabel ukuran perusahaan pada penelitian ini berpengaruh positif secara

signifikan terhadap pemilihan metode penilaian persediaan. Hal ini membuktikan

bahwa adanya kesesuaian antara teori dengan hasil penelitian. Perusahaan besar

cenderung memilih metode rata-rata yang dapat menurunkan laba sehingga dapat

meminimalisasi pembayaran pajak, dan sebaliknya, perusahaan kecil akan

memilih metode FIFO yang dapat menaikkan laba untuk memberikan gambaran

kinerja perusahaan yang baik sehingga kemungkinan memperoleh dana pinjaman

dari kreditor akan meningkat. Hasil pengujian ini mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Cushing dan Le Clere (1992), Mukhlasin (2001) dan Taqwa

(2001).

2. Leverage

Variabel leverage pada penelitian ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

pemilihan metode penilaian persediaan. Meskipun secara konsep leverage dapat

menjadi faktor yang mempengaruhi pemilihan metode penilaian persediaan,

namun dalam penelitian ini tidak menyatakan demikian. Peneliti menduga bahwa

perusahaan tidak memperhatikan besar kecilnya hutang jangka panjang dalam

memilih metode penilaian persediaan, melainkan perusahaan cenderung memilih

metode yang dapat meminimalisasi pembayaran pajak. Kemudian hasil regresi

menunjukkan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap pemilihan metode

penilaian persediaan. Hal ini berbeda dengan konsep leverage yang menyatakan

bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap pemilihan metode penilaian

persediaan. Peneliti menduga bahwa perusahaan dengan leverage yang tinggi

Page 26: METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN …

���

justru akan memilih metode yang dapat mengurangi pembayaran pajak agar biaya

yang ditanggung dapat berkurang, karena perusahaan dengan leverage yang tinggi

mmemiliki biaya yang juga tinggi. Jadi metode yang digunakan adalah metode

rata-rata, bukan FIFO. Hasil pengujian ini mendukung penelitian Niehaus (1989),

Abdullah (1999) dan Taqwa (2001).

3. Likuiditas

Rasio lancar sebagai ukuran likuiditas perusahaan tidak berhasil dibuktikan

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemilihan metode penilaian

persediaan. Meskipun secara konsep likuiditas dapat menjadi faktor yang

mempengaruhi pemilihan metode penilaian persediaan, namun dalam penelitian

ini tidak menyatakan demikian. Peneliti menduga hal ini disebabkan perusahaan

selalu berusaha meningkatkan kesejahteraannya dengan memilih metode yang

dapat meminimalkan pembayaran pajak. Dengan demikian, perusahaan akan

memilih metode persediaan tanpa memperhatikan besarnya hutang lancar pada

perusahaan tersebut. Penelitian ini mendukung penelitian Abdullah (1999) dan

Taqwa (2001) yang juga tidak menemukan bukti atas pengaruh likuiditas terhadap

pemilihan metode penilaian persediaan.

4. Laba Sebelum Pajak

Variabel laba sebelum pajak pada penelitian ini tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap pemilihan metode penilaian persediaan. Meskipun secara

konsep laba sebelum pajak dapat menjadi faktor yang mempengaruhi pemilihan

metode penilaian persediaan, namun penelitian ini tidak menyatakan demikian.

Peneliti menduga hal ini disebabkan perusahaan akan selalu berusaha

meningkatkan kesejahteraannya dengan memilih metode yang dapat

meminimalisasikan pembayaran pajak sesuai yang dinyatakan dalam Ricardian

Hypothesis. Dengan demikian, perusahaan akan memilih metode persediaan yang

dapat memperoleh penghematan pajak tanpa memperhatikan besarnya laba

sebelum pajak dalam perusahaan. Selain itu, standar akuntansi keuangan juga

mensyaratkan kepada penyusun laporan keuangan atau perusahaan untuk

Page 27: METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN …

���

konsisten dalam menyajikan laporan keuangan, termasuk dalam pemilihan

kebijakan akuntansi yang digunakan.

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan Penelitian

Simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Metode penilaian persediaan rata-rata digunakan oleh sebagian besar

perusahaan. Metode rata-rata digunakan oleh 78,57% perusahaan dan

metode FIFO digunakan oleh 21,43% perusahaan.

b. Analisis statistik menyatakan bahwa nilai rata-rata untuk seluruh variabel

independen yang terdiri dari ukuran perusahaan, leverage, likuiditas dan

laba sebelum pajak dengan metode rata-rata lebih besar dibandingkan

metode FIFO.

c. Berdasarkan pengujian dengan regresi logistik, diketahui bahwa variabel

yang berpengaruh secara signifikan terhadap pemilihan metode penilaian

persediaan pada penelitian ini adalah variabel ukuran perusahaan,

sedangkan variabel leverage, likuiditas dan laba sebelum pajak tidak

berpengaruh secara signifikan.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan:

a. Periode waktu yang digunakan pada penelitian ini adalah 4 tahun,

sedangkan penelitian di luar negeri biasanya periodenya lebih lama.

b. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini hanya ada empat, yaitu

ukuran perusahaan, leverage, likuiditas, dan laba sebelum pajak.

c. Penelitian ini tidak menspesifikasikan industri perusahaan. Seluruh

perusahaan yang terdaftar sebagai perusahaan manufaktur diikutsertakan

dalam sampel penelitian ini.

Page 28: METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN …

��

5.3 Saran

Bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pemilihan metode penilaian

persediaan sebaiknya mempertimbangkan beberapa saran di bawah ini demi hasil

penelitian yang lebih baik dan akurat, yaitu;

a. Periode penelitian sebaiknya lebih dari 4 tahun agar hasil penelitian lebih

akurat dan tidak bias.

b. Penelitian tentang pemilihan metode penilaian persediaan akan lebih baik

jika dilakukan pada masa perubahan harga saja. Hal ini dilakukan agar

didapat pengaruh yang jelas atas perbedaan metode persediaan.

c. Menambahkan beberapa variabel penelitian lainnya, seperti klasifikasi

industri. Dengan adanya klasifikasi industri, keputusan yang akan diambil

manajer perusahaan akan sesuai dengan kelompok industrinya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Syukri. 1999. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode

Akuntansi Persediaan pada Perusahaan Manufaktur yang Telah Go-Public.

(Tesis). Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Edisi 8. BPFE, Yogyakarta.

Cushing B.E. dan M.J Lee Clere. 1992. Evidence in the Determinants of

Inventory Accounting Policy Choice. The Accounting Review 67 (April),

hal 355-366.

Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Edisi 1. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

H, Jogiyanto, M.. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan

Pengalaman-Pengalaman. Edisi 2007. BPFE, Yogyakarta.

Harahap, Rosna K. dan Jiwana Dwi M.. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang

Berpengaruh Terhadap Pemilihan Metode Akuntansi Persediaan pada

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Media Riset Akuntansi,

Auditing dan Informasi. Vol. 9 No. 3: 74-95.

Horngren, Harrison, Robinson, Secokusumo. 1997. Akuntansi di Indonesia.

Salemba Empat, Jakarta.

Page 29: METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN …

��

http://www.ariyoso.wordpress.com/2009/11/11/regresi-logistik/

http://www.arokhman.blog.unsoed.ac.id/files/2009/06/Regresi-Logistik-for-

MAP.pdf

http://www.duniainvestasi.com

http://www.iaiglobal.or.id

http://www.idx.co.id

http://www.ineddeni.wordpress.com/2007/08/07/regresi-logistik/

http://www.konsultanstatistik.com/2009/03/regresi-logistik.html

Kasini. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode

Akuntansi Persediaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

BEI Tahun 2007-2009. (Skripsi). Universitas Sumatera Utara. Medan.

Kieso, Donald E, dkk. 2001. Akuntansi Intermediate. Jilid 1. Erlangga, Jakarta.

Lee, Chi-Wen Jevons dan Hsieh, David A. 1985. Choice of Inventory Accounting

Methods: Comparative Analyses of Alternatives Hypotheses. Journal of

Accounting Research (Autumn). Hal 468-485.

Mukhlasin, 2001. Analisis Pemilihan Metode Akuntansi Persediaan dan

Dampaknya Terhadap Earning Price. (Tesis). Universitas Diponegoro.

Semarang.

Niehaus, G.R..1989. Ownership Structure and Inventory Method Choice. The

Accounting Review 67 (April). Hal 320-336.

Stice, Earl K., James D. Stice dan K. Fred Skousen, 2001. Intermediate

Accounting. Edisi 15, Buku 1. Salemba 4, Jakarta.

Taqwa, Salma, 2001. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode

Akuntansi Persediaan pada Perusahaan Manufaktur di BEJ. (Tesis).

Universitas Diponegoro. Semarang.

Universitas Lampung, 2007. Format Penulisan Karya Ilmiah. UPT Percetakan

Unila. Bandar Lampung.

Watts, Ross L., Zimmerman Jerold D.. 1990. Positive Accounting Theory: A Ten

Years Perspective. The Accounting Review 65 (January). Hal 131-156.