metode penelitian
DESCRIPTION
anemia kehamilanTRANSCRIPT
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Merdeka yang beralamat di kota
Palembang. Jenis pelayanan yang diberikan adalah pelayanan rawat jalan yang
meliputi Poli Umum, Poli Gigi, Poli KIA-KB, Poli MTBS, Laboratorium dan
Apotik.
B. Hasil Penelitian
Karakteristik Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang berkunjung ke
Puskesmas Merdeka Palembang yang memenuhi kriteria inklusi dengan jumlah
responden sebanyak 20 orang.
a. Karakteristik Responden Derajat Anemia
No Kadar Hb Frekuensi Persentase (%)
1 Anemia Ringan 17 85%
2 Anemia Sedang 3 15%
3 Anemia Berat 0 0%
Jumlah 20 100
Pada table diatas diketahui responden dengan anemia ringan sebanyak 17
responden (85%), anemia sedang sebanyak 3 responden (15%), dan anemia berat
tidak ada.
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Umur
No Umur Jumlah Persentase
Responden
(%)
1 < 20 tahun 6 30 %
2 20-35 tahun 14 70 %
3 >35 tahun 0 0 %
Jumlah 20 100 %
Pada table diatas diketahui responden yang berusia antara 20-35 tahun
sebanyak 14 orang (70%) dan responden yang berumur kurang dari 20 tahun
sebanyak 6 orang (30%) sedangkan karakteristik berusia lebih dari 35 tahun tidak
ada.
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase (%)
1 SD, SMP 8 40%
2 SMA 10 50%
3 Sarjana 2 10%
Jumlah 20 100
Pada table diatas diketahui responden yang berpendidikan SD dan SMP
sebanyak 8 responden (40%), responden yang berpendidikan SMA sebanyak 10
responden (50%), sedangkan yang sarjana hanya 2 responden (10%).
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Jenis Pekerjaan Jumlah
Responden
Presentase
(%)
1 Wiraswasta 0 0%
2 IRT 20 100%
3 Pegawai Negri 0 0%
Jumlah 20 100
Pada table diatas diketahui responden yang tidak bekerja/Ibu Rumah tangga
sebanyak 20 responden (100%), responden dengan pekerjaan sebagai wiraswasta
dan pegawai negri tidak ada.
e. Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas
No Paritas Jumlah Responden Persentase (%)
1 1 7 35%
2 2-3 6 30%
3 >3 7 35%
Jumlah 20 100
Pada table diatas diketahui responden dengan jumlah paritas 1 sebanyak
responden (35%), jumlah paritas 2-3 sebanyak responden (30%), dan dengan
paritas >3 sebanyak responden (35%).
f. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Gizi
No Status gizi Frekuensi Presentase (%)
1 BB kurang 5 25%
2 BB normal 6 30%
3 BB lebih 9 45%
4 Obesitas 0 0
Jumlah 20 100
Pada table diatas diketahui responden dengan BB kurang sebanyak 5
responden (25%), BB normal sebanyak 6 responden (30%), BB lebih sebanyak 9
responden (45%).
2. Tingkat Pengetahuan responden secara umum.
Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia dapat dilihat pada table
dibawah ini
No Pengetahuan Frekuensi Persentase
1 Baik 2 10%
2 Cukup Baik 4 20%
3
4
Kurang Baik
Tidak Baik
11
3
55%
15%
Jumlah 20 100
Berdadarkan tabel diatas dapat dikelmpokkan pengetahuan ibu hamil
tentang anemia kategori baik sebanyak 2 responden (10%), pengetahuan cukup
baik sebanyak 4 responden (20%), pengetahuan kurang baik sebanyak 11
responden (55%), dan pengetahuan tidak baik sebanyak 3 responden (15%).
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan ibu hamil tentang anemia di
Puskesmas Merdeka kota Palembang, data yang dikumpulkan telah diolah dan
akan dibahas berdasarkan karakteristik derajat anemia, usia, jumlah paritas, status
gizi, pendidikan dan pekerjaan. Karakteristik responden berdasarkan derajat
anemia didapatkan responden dengan anemia ringan sebanyak 17 responden
(85%), anemia sedang sebanyak 3 responden (15%), dan anemia berat tidak ada.
Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena ibu hamil mengalami hemodelusi
(pengenceran) dengan peningkatan volume 30 % sampai 40 % yang puncaknya
pada kehamilan 32 sampai 34 minggu. Jumlah peningkatan sel darah 18 % sampai
30 % dan hemoglobin sekitar 19 % (Manuaba, 2010). Menurut WHO, anemia
pada kehamilan sebagian besar karena kekurangan zat besi, menurut WHO
kejadian anemia pada kehamilan berkisar antara 20 % sampai dengan 89 %.
Anemia yang paling sering dijumpai dalam kehamilan adalah anemia akibat
kekurangan zat besi karena kurangnya asupan unsur besi dalam makanan.
Gangguan penyerapan, peningkatan kebutuhan zat besi atau karena terlampau
banyaknya zat besi yang keluar dari tubuh, misalnya pada perdarahan. Wanita
hamil butuh zat besi sekitar 40 mg perhari atau 2 kali lipat kebutuhan kondisi
tidak hamil. Jarak kehamilan sangat berpengaruh terhadap kejadian anemia saat
kehamilan. Kehamilan yang berulang dalam waktu singkat akan menguras
cadangan zat besi ibu. Pengaturan jarak kehamilan yang baik minimal dua tahun
menjadi penting untuk diperhatikan sehingga badan ibu siap untuk menerima
janin kembali tanpa harus menghabiskan cadangan zat besinya (Mardliyanti,
2006).
Karakteristik berdasarkan responden yang berusia antara 20-35 tahun
sebanyak 14 orang (70%) dan responden yang berumur kurang dari 20 tahun
sebanyak 6 orang (30%) sedangkan karakteristik berusia lebih dari 35 tahun tidak
ada. Menurut Amiruddin (2007), bahwa ibu hamil yang berumur kurang dari 20
tahun dan lebih dari 35 tahun yaitu 74,1% menderita anemia dan ibu hamil yang
berumur 20 – 35 tahun yaitu 50,5% menderita anemia. Wanita yang berumur
kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi
untuk hamil, karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil
maupun janinnya, beresiko mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu
mengalami anemia.
Karakteristik berdasarkan responden dengan jumlah paritas 1 sebanyak
responden (35%), jumlah paritas 2-3 sebanyak responden (30%), dan dengan
paritas >3 sebanyak responden (35%). Menurt Herlina (2006), Ibu hamil dengan
paritas tinggi mempunyai resiko 1.454 kali lebih besar untuk mengalami anemia
di banding dengan paritas rendah. Adanya kecenderungan bahwa semakin banyak
jumlah kelahiran (paritas), maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.
Karakteristik berdasarkan responden yang berpendidikan SD dan SMP
sebanyak 8 responden (40%), responden yang berpendidikan SMA sebanyak 10
responden (50%), sedangkan yang sarjana hanya 2 responden (10%). Pendidikan
sangat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam penerimaan informasi, dalam
hal ini informasi gizi. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin
mudah untuk menerima hidup sehat secara mandiri, kreatif, dan
berkesinambungan. Karena itu, tingkat pendidikan seseorang mempunyai
hubungan yang eksponensial terhadap status gizi dan kesehatan. Tingkat
pendidikan yang rendah mempengaruhi tingginya anemia karena pola pikir,
pengetahuan, dan kemampuan untuk menyerap informasi untuk hidup sehat juga
tidak terlalu baik. Factor pendidikan diketahui sebagai salah satu factor yang
berperan dalam kejadian anemia pada ibu hamil. Menurut penelitian Amirudin
dkk (2007), faktor yang mempengaruhi status anemia adalah tingkat pendidikan
rendah.
Hasil penenlitian berdasarkan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
anemia diketahui bahwa pengetahuan dalam kategori baik sebanyak 2 responden
(10%), pengetahuan cukup baik sebanyak 4 responden (20%), pengetahuan
kurang baik sebanyak 11 responden (55%) dan pengetahuan tidak baik sebanyak
3 responden (15%).
Dari hasil penelitian mayoritas ibu hamil berpengetahuan disebabkan
karena responden kurang mengerti tentang macam-macam anemia. Ibu
berpengetahuan kurang dikarenakan kurang mengerti tentang macam-macam
anemia dan pencegahan anemia. Dan ibu dengan pengetahuan tidak baik
disebabkan ibu tidak mengerti hamper keseluruhan tentang materi anemia.
Menurut Prawirohardjo (2009), macam-macam anemia adalah anemia
defisiensi besi yang disebabkan oleh kurangnya mineral fe, anemia megaloblastik
adalah anemia yang disebabkan oleh defisiensi asam folat, jarang sekali karena
defisiensi vitamin B12, anemia ini sering ditemukan pada wanita yang jarang
mengkonsumsi sayuran hijau segar atau makanan dengan protein hewani tinggi
(Walsh, 2008). Yang ketiga adalah anemia hemolitik yang disebabkan karena
penghancuran sel darah merah berlangsung lebih epat dari pembuatan nya
(Prawirohardjo, 2009). Kemudian yang keempat adalah anemia Hipoplastik dan
aplastic yang disebabkan karena sumsum tulang belakang kurang mampu
membuat sel-sel darag yang baru (Prawirohardjo, 2005). Paa sepertiga kasus
anemia dipicu oleh zat kimia lain, infeksi, radiasi, leukemia dan gangguan
imunologis.