metode penelitian

16
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 9 Kota Bogor, sekolah ini terletak di jalan Kartini No. 1 Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. SMA Negeri 9 Kota Bogor diresmikan pada bulan Mei tahun 2001, sejak tahun 1999 sampai dengan 2003 setiap tahun menerima siswa baru 4 rombongan belajar, mulai tahun 2004 sampai sekarang setiap tahun menerima siswa baru 6 rombongan belajar. Jurusan program studi yang ada di SMAN 9 yaitu Program IPA dan IPS. Perkembangan SMA Negeri 9 Kota Bogor terlihat dari Jumlah Guru PNS yang semula 3 Orang sekarang mencapai 48 orang, dan jumlah ruang kelas yang semula ada 8 lokal sekarang sudah mencapai 12 lokal. Berikut ini daftar nama-nama Kepala SMA Negeri 9 Kota Bogor dari pertama sampai sekarang : 1. Dra. Juskardi : Kepala SMA Negeri 6 Kota Bogor, merangkap Kepala SMA Negeri 9 Kota Bogor 1999 - 2001

Upload: abdurrahman-misno-bambang-prawiro

Post on 03-Sep-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Pendidikan Agama Islam

TRANSCRIPT

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 9 Kota Bogor, sekolah ini terletak di jalan Kartini No. 1 Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. SMA Negeri 9 Kota Bogor diresmikan pada bulan Mei tahun 2001, sejak tahun 1999 sampai dengan 2003 setiap tahun menerima siswa baru 4 rombongan belajar, mulai tahun 2004 sampai sekarang setiap tahun menerima siswa baru 6 rombongan belajar. Jurusan program studi yang ada di SMAN 9 yaitu Program IPA dan IPS. Perkembangan SMA Negeri 9 Kota Bogor terlihat dari Jumlah Guru PNS yang semula 3 Orang sekarang mencapai 48 orang, dan jumlah ruang kelas yang semula ada 8 lokal sekarang sudah mencapai 12 lokal. Berikut ini daftar nama-nama Kepala SMA Negeri 9 Kota Bogor dari pertama sampai sekarang : 1. Dra. Juskardi : Kepala SMA Negeri 6 Kota Bogor, merangkap Kepala SMA Negeri 9 Kota Bogor 1999 - 20012. Drs. H. Ahmad Dahlan : PLH Kepala SMA Negeri 9 Kota Bogor tahun 1999 - 2001 3. Drs. Maman Suherman : Kepala SMA Negeri 9 Kota Bogor tahun 2002 - 20044. Dra. Riana Yani : Kepala SMA Negeri 9 Kota Bogor tahun 2004 - 20065. Fahrudin, S.Pd : Kepala SMA Negeri 9 Kota Bogor tahun 2007 - SekarangVISI sekolah ini adalah; Sekolah sebagai wahana pembentukan lulusan yang beriman dan bertakwa, cerdas, berakhlak mulia. MISI: 1. Membentuk lulusan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Membentuk lulusan yang cerdas mengatasi segala tantangan jaman. 3. Membentuk lulusan yang berakhlak mulia. Prestasi SMA Negeri 9 Bogor; 1. Juara III Lomba Sekolah Sehat Tingkat Kota Bogor pada tanggal 22 Mei 2003. 2. Peringkat I Pameran pendidikan Kelompok SMU Tingkat Kota Bogor pada tanggal 2-4 Mei 2003. SMA Negeri 9 terdiri atas dua lantai dengan 12 ruang kelas yaitu 8 ruang kelas di lantai dasar dan 3 ruang kelas di lantai dua. Dilantai dasar terdapat juga Ruang Kepala Sekolah, Ruang Wakil Kepala Sekolah, Ruang Guru, Laboratorium IPA, Perpustakaan, Laboratorium komputer, dan UKS. Sedangkan di lantai dua terdapat Ruang Bimbingan Konseling atau Ruang BK, dan Ruang OSIS. Fasilitas lainnya yaitu Mesjid, Pos Satpam, Lapangan Parkir, Lapangan Upacara, dan Kantin. Ruang Kelas tempat siswa melakukan aktivitas belajar ini berkapasitas untuk 40 orang siswa dan dilengkapi dengan papan tulis white board. Pada perpustakaan ini terdapat bebagai macam bacaan untuk para siswa. Mulai dari buku mata pelajaran, majalah dan novel. Lapangan ini tidak hanya digunakan sebagai lapangan upacara saja. Lapangan ini juga digunakan untuk latihan ekskul-ekskul yang ada juga digunakan untuk aktivitas mata pelajaran Olahraga. Di ruang kerja para Guru ini siswa juga dapat bekonsultasi dengan guru tentang mata pelajaran mereka di luar jam mata pelajaran. Di ruang ini siswa dapat bekonsultasi dengan guru bimbingan konseling tentang berbagai hal, baik tentang sekolah maupun diluar sekolah sampai tentang motivasi diri dan permasalahan-permasalahan lainnya yang sering terjadi pada siswa. Ruangan ini digunakan para anggota OSIS dalam melaksanakan tugasnya.SMAN 9 Kota Bogor melestarikan kebuadayaan Sunda dengan cara menggelar acara pelepasan murid yang bernuansa tradisi. Seperti kutipan berita dari Jurnal Bogor tanggal 2 Juli 2008 berikut ini : "Salah satu sekolah yang menggelar acara pelepasan murid-muridnya yaitu SMA negeri 9 Bogor belum lama ini. Dengan konsep yang yidak beda jauh dengan tahun-tahun sebelumnya, serangkaian upacara adat Sunda masih tetap digunakan pada acara tahun ini. "Kita masih tetap menggunakan budaya Jawa Barat khususnya Sunda, karena konsepnya pun bernuansa tradisi," tutur Ir. Hedi Nefosano sebagai Wakil Kepala bagian kesiswaan SMAN 9 kepada jurnal Bogor. Dengan tetap menggunakan budaya Sunda itu, banyak hal yang diharapkan dari kegiatan tersebut. "Kami ingin melestarikan budaya sunda, selain itu dengan adanya rangkaian upacara adat ini, kami ingin siswa-siswi merasa berkesan karena lebih 'khusyu' saja melihat urutan kegiatannya," kata Hedi." Acara ini disambut baik oleh seluruh warga SMA Negeri 9. Selain itu, untuk kesuksesan acara ini panitia menyerahkan sesi tradisi pada Event Organizer Ligar Mandiri.Penelitian ini dilakukan sejak bulan Mei hingga bulan Juli 2015. Waktu tiga bulan dianggap cukup untuk menggali data dari beberapa nara sumber yang telah ditentukan. B. Metode PenelitianMetode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode kuantitatif, metode kuantitif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.[footnoteRef:1] [1: M. Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Galia Indonesia, 1988. hlm. 99. ]

Menurut jenisnya, penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research), yakni suatu penelitian yang bertujuan melakukan studi yang mendalam tentang suatu unit sosial sedemikian rupa sehingga menghasilkan gambaran yang terorganisir dengan baik dan lengkap mengenai unit sosial tersebut.[footnoteRef:2] [2: ]

C. Populasi dan Sampel PenelitianPenulis mengambil obyek penelitian di SMAN 9 Kota Bogor Kecamatan Bogor Tengah. Jumlah populasi yang digunakan adalah kepala sekolah 1 orang, wakasek kurikulum 1 orang, wakasek kesiswaan 1 orang wakasek BK 1 orang, pegawai TU 1 orang, guru 27 orang, peserta didik 388. Penelitian ini mengambil sampel untuk memperoleh data dan mempermudah dalam penelitian dari populasi yang ada. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik stratified random sampling.[footnoteRef:3] Diantara sampelnya adalah: [3: Riduwan, M.B.A, Dasar-dasar Statistik, Bandung: Alfabeta, 2010, Cet. VIII, h. 14]

1. Kepala sekolah, wakasek dan Guru, diambil 25 % = 8 orang2. Peserta didik kelas XI SMAN 9 Kota Bogor, dengan rincian:1. Kelas XI a 20%= 19 siswa2. Kelas XI b 40%= 39 siswa3. Kelas XI c 40%= 39 siswaTotal= 97 siswaTotal sampel= 105 sampel ( responden )

D. Teknik Pengumpulan DataAdapun beberapa tehnik yang bisa digunakan untuk mengumpulkan data satu sama lain mempunyai fungsi yang berbeda dan hendaknya dipergunakan secara tepat dengan tujuan penelitian. Data penelitian terkait pengumpulan data yang dipakai adalah:1. Metode observasiMetode observasi adalah teknik pengumpulan data dimana penyelidik mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap gejala-gejala yang dihadapi (diselidiki), baik pengamatan itu dilaksanakan dalam situasi yang sebenarnya maupun situasi buatan yang diadakan.Metode observasi digunakan apabila penelitian tersebut berkaitan dengan perilaku manusia, proses kegiatan dan suatu gejala yang ada, begitu juga apabila sumber atau responden tidak terlalu banyak.[footnoteRef:4] [4: Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif fan r&d ( Bandun: Alfabeta, 2014) Cet. 19, Hal 203]

Metode Observasi ini terbagi menjadi dua yaitu observasi berperanserta dan nonpartisipan. Dimana dalam observasi berperanserta seorang peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari apa yang sedang diteliti atau yang dijadikan sebagai sumber data. Dan begitu sebaliknya apabila observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat.[footnoteRef:5] [5: Ibid, Hal. 204]

Metode ini merupakan pencatatan dan pengamatan secara sistematik terhadap fenomena-fenomena yang ada ditempat penelitian. Metode ini juga digunakan untuk mendapatkan data yang bersifat fisik yang tidak dapat diperoleh dengan cara interview.Metode ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang:1. Sejarah berdirinya SMAN 9 Kota Bogor2. Struktur organisasi3. Kondisi fisik4. Suasana aktifitas proses belajar mengajar2. Metode wawancara Wawancara atau interviw adalah merupakan metode pengumpulan data yang menghendaki komunikasi langsung antara peneliti dan subyek yang diteliti atau responden. Dan untuk melakukan studi pendahuluan serta ingin mendapatkan data atau informasi yang lebih mendalam.[footnoteRef:6] [6: Ibid. Hal. 194]

Dalam pelaksanaan interview ini, peneliti berusaha mencari suasana yang kondusif, sehingga dapat tercipta suasana psikologi yang baik dimana responden dapat diajak bekerja sama, bersedia menjawab pertanyaan dan memberi informasi yang sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.Ada dua jenis wawancara / interview, yaitu wawancara berstruktur dimana alternatif jawaban yang diberikan kepada subjek telah ditetapkan terlebih dahulu dan wawancara / interview tidak berstruktur dimana pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan sikap, keyakinan, subyek atau keterangan lainnya yang diajukan secara bebas kepada subyek penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara / interview terstruktur dan tidak terstruktur sehingga dapat mendapatkan data yang bisa dicocokkan antara kedua data yang diperoleh.Dalam metode interview/wawancara ini respoden yang terlibat adalah Pembina, kepala sekolah SMAN 9 Kota Bogor, Guru, peserta didik, wali murid, dan masyarakat sekitar.1. Dari pembina akan diperoleh data tentang sejarah berdirinya, Visi dan Misi serta tujuan SMAN 9 Kota Bogor. 2. Dari kepala sekolah , kurikulum sekolah, tenaga pengajar, jumlah dan keadaan peserta didik, kelebihan dari SMAN 9 Kota Bogor.3. Dari guru atau tenaga pengajar dapat diambil data tentang pengamatan guru terhadap tingkah laku peserta didik dan akhlak mereka baik selama mereka di sekolah maupun di luar sekolah.4. Dari peserta didik diharapkan akan mendapatkan data tentang kebiasaan mereka sehari-hari baik yang berkaitan dengan ibadah maupun muamalah atau pergaulan mereka dengan orang lain.5. Dari wali murid akan dapat informasi alasan menyekolahkan putranya di SMAN 9 Kota Bogor 6. Dari masyarakat sekitar dapat data tentang bagaimana mereka di luar sekolah.3. Metode dokumentasiDalam melaksanakan metode dokumentasi peneliti benda-benda tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen, rapat, catatan harian dan sebagainya. Metode ini digunakan sebagai sumber data sejauh mana pengaruh SMAN 9 Kota Bogor terhadap sikap belajar peserta didiknya. 4. Kuesioner (Angket )Kuesioner merupakan teknik pengumpulkan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Dan tentunya dengan melihat kepada prinsip yang sesuai sehingga angket tersebut menjadi sumber data yang benar. Diantaranya harus memperhatikan beberapa hal:1. Isi dan tujuan pertanyaan2. Bahasa yang digunakan3. Tipe dan bentuk pertanyaan4. Pertanyaannya tidak mendua5. Tidak menanyakan yang sudah lupa6. Pertanyaan tidak menggiring7. Panjangnya pertanyaan8. Urutan pertanyaan9. Prinsip pengukuran10. Penampilan fisik angketDalam penelitian ini peneliti menggunakan angket untuk staf pengajar dan para peserta didik agar mendapatkan informasi dari subjek yang peneliti amati diantaranya adalah pengaruh pemishaan kelas, sikap belajar, prestasi belajar dan sikap keberagamaan.

E. Teknik Analisis DataAnalisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis kuantitatif dalam suatu penelitian dapat didekati dari dua sudut pendekatan, yaitu analisis kuantitatif secara deskriptif, dan analisis kuantitatif secara inferensial. Masing-masing pendekatan ini melibatkan pemakaian dua jenis statistik yang berbeda. Yang pertama menggunakan statistik deskriptif dan yang kedua menggunakan stastistik inferensial. Kedua jenis statistik ini memiliki karakteristik yang berbeda, baik dalam hal teknik analisis maupun tujuan yang akan dihasilkannya dari analisisnya itu (lihat Sudijono:1987:4).Sesuai dengan namanya, deskriptif hanya akan mendeskripsikan keadaan suatu gejala yang telah direkam melalui alat ukur kemudian diolah sesuai dengan fungsinya. Hasil pengolahan tersebut selanjutnya dipaparkan dalam bentuk angka-angka sehingga memberikan suatu kesan lebih mudah ditangkap maknanya oleh siapapun yang membutuhkan informasi tentang keberadaan gejala tersebut. Dengan demikian hasil olahan data dengan statistik ini hanya sampai pada tahap deskripsi, belum sampai pada tahap generalisasi. Dengan kata lain, statistik deskriptif adalah statistik yang mempunyai tugas mengorganisasi dan menganalisa data angka, agar dapat memberikan gambaran secara teratur, ringkas dan jelas, mengenai suatu gejala, peristiwa atau keadaan, sehingga dapat ditarik pengertian atau makna tertentu.Statistik inferensial fungsinya lebih luas lagi, sebab dilihat dari analisisnya, hasil yang diperoleh tidak sekedar menggambarkan keadaan atau fenomena yang dijadikan obyek penelitian, melainkan dapat pula digeneralisasikan secara lebih luas kedalam wilayah populasi. Karena itu, penggunaan statistik inferensial menuntut persyaratan yang ketat dalam masalah sampling, sebab dari persyaratan yang ketat itulah bisa diperoleh sampel yang representatif; sampel yang memiliki ciri-ciri sebagaimana dimiliki populasinya. Dengan sampel yang representatif maka hasil analisis inferensial dapat digeneralisasikan ke dalam wilayah populasi. Dalam teknik analisis data penulis menyelesaikan dengan langkah-langkah sebagai berikut:1. Membuat tabel distribusi frekuensi setiap dan menganalisis data setiap item pada variabel X dan variabel Y2. Menghitung nilai rata-rata dengan rumus R = skor tertinggi skor terendah3. Menghitung jumlah kelas interval dengan rumus K = 1 + 3,3 log n4. Menentukan kelas interval dengan rumus P = 5. Menghitung Mean dengan rumus, 6. Menentukan Median dengan rumus = 7. Menentukan Modus setiap variabel dengan rumus Mo 8. Analisis korelasi dengan produk momen ( Product Moment )Salah satu cara untuk mencari koefisien validitas alat evaluasi adalah salah satunya dengan menggunakan rumus korelasi product moment yaitu :

Keterangan :rxy = Koefisien validitas korelasi produk momenn= Jumlah respondenxy= Jumlah perkalian antara skor X dan skor Yx= Jumlah seluruh skor Xy= Jumlah seluruh skor Y9. Menentukan penafsiran koefisien korelasi dengan ketentuan sebagai berikut:

Interval KoefisienTingkat Korelasi

0,00 0,199Sangat Rendah

0,20 0,399Rendah

0,40 0,599Cukup

0,60 0,799Kuat

0,80 1,000Sangat Kuat

10. Menentukan besarnya sumbangan atau koefisien penentu variabel X terhadap variabel Y dengan rumus: KP = r2.100%11. Menguji signifikansi dengan rumus ttest atau thitung: thitung = Dengan db = n 2 ( Derajad Bebas ) Langkah selanjutnya adalah menguji hipotesis yang sudah dikemukakan di pendahuluan. Penulis menggunakan rumus membandingkan t ( hitung ) dengan t ( tabel ) dengan kaidah:1. Jika thitung ttabel maka signifikan2. Jika thitung ttabel maka tidak signifikan3. Ttabel = ( 1 a )( db )