metode pelaksanaan kontruksi bendungan

7
METODE PELAKSANAAN KONTRUKSI BENDUNGAN Sebuah bendung memiliki fungsi, yaitu untuk meninggikan muka air sungai dan mengalirkan sebagian aliran air sungai yang ada ke arah tepi kanan dan tepi kiri sungai untuk mengalirkannya ke dalam saluran melalui sebuah bangunan pengambilan jaringan irigasi. Bendung juga dapat didefinisikan sebagai bangunan air yang dibangun secara melintang sungai, sedemikian rupa agar permukaan air sungai di sekitarnya naik sampai ketinggian tertentu, sehingga air sungai tadi dapat dialirkan melalui pintu sadap ke saluran saluran pembagi kemudian hingga ke lahan-lahan pertanian. Suatu konstruksi sebuah bendung dapat dibuat dari urugan tanah, pasangan batu kali, dan bronjong atau beton. Sebuah bendung konstruksinya dibuat melintang sungai dan fungsi utamanya adalah untuk membendung aliran sungai dan menaikkan level atau tingkat muka air di bagian hulu. Syarat-syarat konstruksi bendung harus memenuhi beberapa faktor, yaitu Bendung harus stabil dan mampu menahan tekanan air pada waktu banjir; Pembuatan bendung harus memperhitungkan kekuatan daya dukung tanah di bawahnya; Bendung harus dapat menahan bocoran (seepage) yang disebabkan oleh aliran air sungai dan aliran air yang meresap ke dalam tanah; Tinggi ambang bendung harus dapat memenuhi tinggi muka air minimum yang diperlukan untuk seluruh daerah irigasi; Bentuk peluap harus diperhitungkan, sehingga air dapat membawa pasir, kerikil dan batu-batu dari sebelah hulu dan tidak menimbulkan kerusakan pada tubuh bendung. Pemilihan lokasi pembangunan bendung harus didasarkan atas beberapa faktor, yaitu

Upload: taufik-setiadi

Post on 23-Oct-2015

1.337 views

Category:

Documents


250 download

DESCRIPTION

1. Metoda Pelaksanaan dalam pembangunan sebuah bendungan dari tahap awal

TRANSCRIPT

Page 1: Metode Pelaksanaan Kontruksi Bendungan

METODE PELAKSANAAN KONTRUKSI BENDUNGAN

Sebuah bendung memiliki fungsi, yaitu untuk meninggikan muka air sungai dan

mengalirkan sebagian aliran air sungai yang ada ke arah tepi kanan dan tepi kiri sungai untuk

mengalirkannya ke dalam saluran melalui sebuah bangunan pengambilan jaringan irigasi.

Bendung juga dapat didefinisikan sebagai bangunan air yang dibangun secara melintang sungai,

sedemikian rupa agar permukaan air sungai di sekitarnya naik sampai ketinggian tertentu,

sehingga air sungai tadi dapat dialirkan melalui pintu sadap ke saluran saluran pembagi

kemudian hingga ke lahan-lahan pertanian.

Suatu konstruksi sebuah bendung dapat dibuat dari urugan tanah, pasangan batu kali, dan

bronjong atau beton. Sebuah bendung konstruksinya dibuat melintang sungai dan fungsi

utamanya adalah untuk membendung aliran sungai dan menaikkan level atau tingkat muka air di

bagian hulu. 

Syarat-syarat konstruksi bendung harus memenuhi beberapa faktor, yaitu

         Bendung harus stabil dan mampu menahan tekanan air pada waktu banjir;

         Pembuatan bendung harus memperhitungkan kekuatan daya dukung tanah di bawahnya;

         Bendung harus dapat menahan bocoran (seepage) yang disebabkan oleh aliran air sungai dan

aliran air yang meresap ke dalam tanah;

         Tinggi ambang bendung harus dapat memenuhi tinggi muka air minimum yang diperlukan

untuk seluruh daerah irigasi;

         Bentuk peluap harus diperhitungkan, sehingga air dapat membawa pasir, kerikil dan batu-batu

dari sebelah hulu dan tidak menimbulkan kerusakan pada tubuh bendung.

Pemilihan lokasi pembangunan bendung harus didasarkan atas beberapa faktor, yaitu

         Keadaan Topografi

o   Dalam hal ini semua rencana daerah irigasi dapat terairi, sehingga harus dilihat elevasi sawah

tertinggi yang akan diari;

o   Bila elevasi sawah tertinggi yang akan diairi telah diketahui maka elevasi mercu bendung dapat

ditetapkan;

o   Dari kedua hal di atas, lokasi bendung dilihat dari segi topografi dapat diseleksi.

         Keadaan Hidrologi

Dalam pembuatan bendung, yang patut diperhitungkan juga adalah faktor – faktor

hidrologinya, karena menentukan lebar dan panjang bendung serta tinggi bendung tergantung

pada debit rencana. Faktor – faktor yang diperhitungkan, yaitu masalah banjir rencana,

Page 2: Metode Pelaksanaan Kontruksi Bendungan

perhitungan debit rencana, curah hujan efektif, distribusi curah hujan, unit hidrograf, dan banjir

di site atau bendung. 

         Kondisi Topografi

Dilihat dari lokasi, bendung harus memperhatikan beberapa aspek, yaitu 

o   Ketinggian bendung tidak terlalu tinggi.

o   Trase saluran induk terletak di tempat yang baik.

         Kondisi Hidraulik dan Morfologi

o   Pola aliran sungai meliputi kecepatan dan arahnya pada waktu debit banjir;

o   Kedalaman dan lebar muka air pada waktu debit banjir;

o   Tinggi muka air pada debit banjir rencana;

o   Potensi dan distribusi angkutan sedimen.

         Kondisi Tanah Pondasi

Bendung harus ditempatkan di lokasi dimana tanah pondasinya cukup baik sehingga

bangunan akan stabil. Faktor lain yang harus dipertimbangkan pula yaitu potensi kegempaan dan

potensi gerusan karena arus dan sebagainya.

         Biaya Pelaksanaan

Biaya pelaksanaan pembangunan bendung juga menjadi salah satu faktor penentu

pemilihan lokasi pembangunan bendung. Dari beberapa alternatif lokasi ditinjau pula dari segi

biaya yang paling murah dan pelaksanaan yang tidak terlalu sulit.

Berikut ini adalah metode pembuatan bendung :1.   Pembuatan bendungan dimulai dengan pembuatan diversion channel (saluran pengalihan) yang

dibangun di sebelah kanan sungai

2.   Pekerjaan dimulai dengan dengan mengerjakan diversion work dengan menggali tanah dan

pembuatan tanggul untuk mengalihkan aliran sungai. Setelah sungai dialihkan lokasi bendung

dapat dikeringkan melalui proses dewatering.

Gambar pengalihan aliran sungai

Page 3: Metode Pelaksanaan Kontruksi Bendungan

3.   Selanjutnya pekerjaan bendung dilanjutkan dengan pekerjaan galian tanah dengan excavator dan

hasil galian diangkut dengan dump truck untuk dibuang ke disposal area atau disimpan sebagai

stock untuk material timbunan sesuai dengan jenis dan spesifikasi tanah.

 Gambar pekerjaan galian tanah

4.    Bila galian menemui lapisan tanah keras, dilakukan pekerjaan galian batu

5.    Dipilih metode drilling and blasting, yaitu pada permukaan batuan dibuat pola blasting.

Kemudian dibuat lubang dengan rock drill (cradler rock driller) atau canal drilling

untuk diisi sejumlah bahan peledak (dynamit) dan detonator sebagai pemicunya

Gambar pekerjaan pada tanah keras

6.   Setelah peledakan, hasil galian dikumpulkan dengan excavator dan diangkut dump truck ke

disposal area

7.   Galian batuan dengan blasting (peledakan)biasanya sulit untuk membentuk dasar galian yang rapi

sesuai rock line excavation yang ada dalam shop drawing

8.   Selanjutnya digunakan giant breaker yang dipasangkan pada excavator untuk membentuk dan

merapikan galian batuan

9.   Sebelum pekerjaan beton fondasi bendung dimulai, pekerjaan yang harus dilakukan adalah

finising permukaan batuan dengan membersihkan semua loose material dan menutup permukaan

dengan splash grouting.

10.  Splash grouting adalah campuran semen pasir dan air yang disiramkan ke permukaan batuan

Page 4: Metode Pelaksanaan Kontruksi Bendungan

 

Gambar pekerjaan splash grouting

11.  Tahap selanjutnya adalah pekerjaan beton (concrete) untuk fondasi, tubuh bendung, kolam

olakan (stilling basin) dan piers serta column

12.  Di permukaan bendung yang terjadi pergesekan dengan air sungai dimana diasumsikan terdapat

batuan lepas, ranting dan pohon, oleh karena itu perlu dilapisi dengan steel fibre concrete

13.  Pada bendung gerak dibuat bangunan hoist room yaitu tempat mesin penggerak pintu, dipasang

berupa katrol (hoist) elektrik untuk menaikkan dan menurunkan pintu

Gambar hoist room bendung gerak

14.  Setelah bagian utama terlaksana, diikuti bangunan lantai apron dan lantai stilling basin yang

diikuti pekerjaan backfill dengan material terseleksi (selected embankment)

15.  Jembatan pelayanan dibuat terpisah di fabrikasi karena menggunakan precast prestressed

concrete, yang dilaunching dengan metode launching trus

16.  Pekerjaan sipil utama yang paling berat adalah pembuatan pier dan hoist deck, karena perlu

ketelitian dan akurasi yang tinggi agar interfacing dengan pekerjaan pintu (hydro mechanical)

tidak banyak menemui kesulitan

17.  Dalam penentuan penggunaan perancah bekisting di lantai hoist room perlu penanganan khusus

karena pada ketinggian 28 m, harus melakukan pekerjaan beton dengan beban ratusan ton dan

lendutan yang cukup besar

 Gambar urutan pekerjaan tubuh bendung

Page 5: Metode Pelaksanaan Kontruksi Bendungan

 Gambar pemasangan pilar movable weir dan masangan king shore hoist deck

18.  Pelaksanaan bendung gerak dan bendung tetap merupakan lintasan kritis . Sedangkan pekerjaan

apron, stilling basin dan fishway  merupakan pekerjaan tidak kritis tetapi dapat dilaksanakan

paralel dengan pekerjaan bendung sesuai kapasitas penyediaan beton per hari

19.  Untuk pembuatan pier dan kolom beton digunakan climbing formwork dengan dua tipe, yaitu

untuk lengkung dipakai bekisting baja dan untuk yang lurus digunakan bekisting kayu dan

plywood

 Gambar pembuatan pier dan kolom beton

Page 6: Metode Pelaksanaan Kontruksi Bendungan

20.  Pada tahap pelaksanaan pengecoranbeton untuk pier terdapat dua jenis beton yang harus

dilaksanaan bersama untuk menghindari sambungan dingin (cold joint) yaitu antara beton biasa

dan beton campuran berton campuran steel fibre

21.  Agar kedua jenis beton tidak tercampur, digunakan kawat ayam yang ditahan dengan besi beton

atau wire mesh

22.  Pengecorannya dilakukan secara bergantian dalam waktu yang relatif bersamaan antara steel

fibre concrete dan beton biasa

23.  Dilanjutkan dengan pengecoran bagian-bagian pada dan elevasi di atasnya sesuai dengan

ketinggian climbing formwork

 

 Gambar pengecoran pier dan kolom beton bendung

24.  Untuk dinding bangunan hoist room yang awalnya adalah beton biasa, dilakukan inovasi

menjadi kolom dan balok rangka baja dengan dinding precast prestressed panel (hollow core

wall) untuk dinding maupun plat atap.