metode manajemen pelayanan bidang kesehatan

Upload: stella-herliantine

Post on 07-Jan-2016

10 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

metode manajemen pelayanan bidang kesehatan

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap organisasi termasuk juga rumah sakit memiliki persediaan-persediaan logistik baik berupa alat-alat kesehatan maupun obat-obatan. Persediaan logistik harus harus diperhatikan setiap alurnya, mulai dari perencanaan, pengadaan, pengendalian, hingga pemusnahannya. Persediaan yang ada di gudang logistik harus ada tindakan pengendaliannya untuk mengatur arus keluar masuk barang dan menjaga persediaan agar tidak sampai stockout dan stagnant serta dapat memenuhi kebutuhan (demand).

Yang perlu diperhatikan untuk persediaan logistik di gudang penyimpanan yaitu jumlah persediaan saat ini, jumlah ekonomis setiap pembelian, serta kapan waktu yang tepat untuk memesan kembali persediaan tersebut. Tiga hal tersebut perlu diperhatikan untuk menjaga kualitas serta kuantitas persediaan di gudang logistik. Persediaan di gudang penyimpanan harus terus dikontrol secara berkala untuk mengetahui jumlah persediaan saat ini sehingga tahu pada jumlah berapa harus pesan kembali. Pemesanan kembali ini dilakukan dengan memperhatikan lead time yang merupakan waktu tunggu antara waktu pemesanan sampai barang yang dipesan datang dan diterima dan Economic Order Quantity (EOQ) atau jumlah ekonomis yang harus dipesan agar tidak sampai terjadi kekosongan persediaan (stockout) dan kelebihan persediaan (stagnant) dan tetap dapat memenuhi kebutuhan (demnad).

Pengendalian logistik dapat dilakukan dengan berbagai metode, salah satunya yaitu dengan menggunakan analisis ABC. Dikatakan analisis ABC karena persediaan dikelompokkan / dikategorikan berdasarkan jumlah pemakaian dan harga dan dibagi ke dalam tiga kelas, yaitu kelas A, B, C. Kategori A mencakup 60% dari total nilai persediaan selama satu periode (biasanya satu tahun), kategori B 20-25% total nilai persediaan selama satu periode, dan kategori C 15-20% dari total nilai persediaan selama satu periode. Pengemlompokan ini dapat memudahkan upaya pengendalian karena perlakuan yang harus dilakukan jelas batas-batasnya dan disesuaikan dengan kategorinya serta dapat langsung diketahui jenisnya tanpa harus mencari atau memilah-milah lagi.

Klasifikasi ABC diperkenalkan oleh HF Dickie pada tahun 1950-an. Klasifikasi ABC merupakan aplikasi persediaanyang menggunakan prinsip Pareto :the critical few and the triuvial many.Idenya untuk memfokuskan pengendalian persediaan kepada item(jenis) persediaan yang bernilai tinggi(critical) daripada yang lebih rendah (trivial). Klasifikasi ABC membagi persediaan dalam tiga kelas berdasarkan atas nilai persediaan. Dengan mengetahui kelas-kelas itu, dapat diketahui item persediaan tertentu yang harus mendapat perhatian lebih intensif serius dibandingkan item yang lain.1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana perkembangan sistem ABC?

b. Apa pengertian dari sistem ABC?

c. Apa dasar sistem ABC?

d. Apa saja yang termasuk dalam klasifikasi aktivitas?

e. Apa saja yang termasuk dalam klasifikasi activity driver?

f. Apa saja yang termasuk dalam manajemen persediaan?

g. Apa manfaat metode ABC?

h. Apa kelebihan dan kekurangan metode ABC?

i. Bagaimana langkah-langkah pengelompokan pada analisis ABC?

j. Bagaimana implementasi penglompokan berdasarkan analisis ABC pada Microsoft Excel?

1.3 Tujuan

a. Mengetahui perkembangan sistem ABC?

b. Mengetahui pengertian dari sistem ABC?

c. Mengetahui dasar sistem ABC?

d. Mengetahui komponen dalam klasifikasi aktivitas?

e. Mengetahui komponen dalam klasifikasi activity driver?

f. Mengetahui komponen dalam manajemen persediaan?

g. Mengetahui manfaat metode ABC?

h. Mengetahui kelebihan dan kekurangan metode ABC?

i. Mengetahui langkah-langkah pengelompokan pada analisis ABC?

j. Memahami implementasi penglompokan berdasarkan analisis ABC pada Microsoft Excel?1.4 Manfaat

a. Pembaca dapat mengetahui perkembangan sistem ABC?

b. Pembaca dapat mengetahui pengertian dari sistem ABC?

c. Pembaca dapat mengetahui dasar sistem ABC?

d. Pembaca dapat mengetahui komponen dalam klasifikasi aktivitas?

e. Pembaca dapat mengetahui komponen dalam klasifikasi activity driver?

f. Pembaca dapat mengetahui komponen dalam manajemen persediaan?

g. Pembaca dapat mengetahui manfaat metode ABC?

h. Pembaca dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan metode ABC?

i. Pembaca dapat mengetahui langkah-langkah pengelompokan pada analisis ABC?

j. Pembaca dapat memahami implementasi penglompokan berdasarkan analisis ABC pada Microsoft Excel?BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Perkembangan ABC System

Pada awal perkembangannya, ABC system dimanfaatkan oleh untuk memperbaiki kecermatan perhitunagn kos produk dalam perusahaan-perusahaan manufaktur yang menghasilkan banyak jenis produk. Pada perkembangan selanjutnya, ABC system tidak lagi terbatas pemanfaatannya hanya untuk menghasilkan informasi kos produk yang akurat, namun meluas sebagai sistem informasi untuk memotivasi personil dalam melakukan improvement terhadap proses yang digunakan oleh perusahan untuk menghasilkan produk/jasa bagi customer. Jika pada awal perkembangannya ABC system masih terbatas penggunaannya dala perusahaan manufaktur yang menghasilkan berbagai jenis produk, pada tahap perkembangan selanjtnya, ABC system dimanfatkan oleh perusahaan manufaktur produk tunggal, perusahaan jasa (seperti perbankan, transportasi, dan layanan kesehatan), perusahaan dagang (seperti bisnis ritel dan distributor).

ABC system dimanfaatkan untuk mengatasi kelemahan akuntansi biaya tradisional yang didesain khusus untuk perusahaan manufaktur. Semua jenis perusahaan (manufaktur, jasa dagang) sekarang dapat memanfaatkan ABC system sebagai sistem akuntansi biaya, baik untuk tujuan pengurangan biaya (cost reduction) maupun untuk perhitungan kos produk/jasa yang akurat. Jika pada tahap awal perkembangannya, ABC system hanya difokuskan pada biaya overhead pabrik, pada tahap perkembangan selanjutnya, ABC system diterapkan ke semua biaya, mulai dari biaya desain, biya produksi, biaya penjualan, biaya pasca jual, sampai biaya lix administrasi dan umum. ABC system menggunakan aktivitas sebagai titik pusat (focal point) untuk mempertanggung jawabkan biaya. Oleh karena aktifitas tidak hanya dijumpai di perusahaan manufaktur, dan tidak terbatas di tahap produksi, maka ABC system dapat dimanfaatkan di perusahaan non manufaktur dan mencakup biaya di luar produksi.

2.2 Pengertian ABC

Activity Based Costing (ABC) adalah pendekatan penentuan biaya produk yang membebankan biaya ke produk atau jasa berdasarkan konsumsi sumber daya yang disebabkan aktifitas. Dasar pemikiran pendekatan penentuan biaya ini adalah bahwa produk atau jasa perusahaan dilakukan oleh aktivitas dan aktivitas yang dibutuhkan tersebut menggunakan sumber daya yang menyebabkan timbulnya biaya. Sumber daya dibebankan ke aktivitas, kemudian aktivitas dibebankan ke obyek biaya berdasarkan penggunaannya. ABC memeperkenalkan hubungan sebab akibat antara cost driver dengan aktivitas.

Menurut Mulyadi, pengertian Activity Based Costing adalah sistem informasi biaya yang berorientasi pada penyediaan informasi lengkap tentang aktifitas untuk memungkinkan personil perusahaan melakukan pengelolaan terhadap aktivitas. Sistem informasi ini menggunakan aktivitas sebagai basis serta pengurangan biaya dan penentuan secara akurat kos produk/jasa sebagai tujuan.

Menurut I Gayle Rayburn, Activity based costing adalah sistem yang dalam pelaksanaan aktivitas akan menimbulkan konsumsi sumber daya yang dicatat sebagai biaya. Kalkulasi biaya berbasis transaksi adalah nama lain activity based costing system. Tujuan activity based costing system adalah meengalokasikan biaya transaksi dari aktivitas yang dilaksanakan dalam organisasi dan kemudian mengalokasikan biaya tersebut secara tepat ke produk sesuai dengan pemakaian aktifitas produk.

Menurut J.Morse, James. R, Davis dan AI. L Hargraves. Activity based costing adalah pengalokasian kembali biaya ke obyek dengan dasar aktivitas yang menyebabkan biaya ABC system berdasarkan premis dasar/ pemikiran bahwa aktivitas menyebabkan biaya dan biaya aktivitas harus dialokasikan ke obyek biaya dengan dasar aktivitas tersebut dikonsumsi. ABC system menelusuri biaya produk dengan dasar aktifitas yang digunaan untuk menghasilkan produk tersebut.

Menurut Ray H. Garrison, Avcitity based costing adalah suatu metode kalkulasi biaya yang menciptakan suatu kelompok biaya untuk setiap kejadian/transaksi (aktivitas) dalam suatu organisasi berlaku sebagai pemacu biaya. Biaya overhead kemudian dialokasikan ke produk dan jasa dengan dasar jumlah dari kejadian atau transaksi tersebut. Secara umum konsep dasar ABC dapat digambarkan lebih sederhana sebagaimana gambar berikut :

Gambar 2.1 Konsep Dasar ABC

Ada dua anggapan penting yang mendasari sistem ABC, yaitu aktivitas menyebabkan timbulnya biaya dan produk menyebabkan timbulnya permintaan atas aktivitas . ABC System merupakan suatu alternatif penentuan harga pokokproduk atau jasa yang saat ini cukup dikenal dan sangat relevan. ABC System merupakan sistem informasi tentang pekerjaanatau aktivitas yang mengkonsumsi sumber daya dan menghasilkan nilai bagi konsumen.

2.3 Dasar System ABC Ada dua keyakinan dasar yang melandasi ABC system.

a. Cost is caused

Biaya ada penyebabnya dan penyebab biaya adalah aktifitas. Dengan demikian pemahaman yang mendalam tentang aktifitas yang menyebabkan timbulnya biaya akan menempatkan personil perusahaan pada posisi dapat mempengaruhi biaya. ABC system berangkat dari keyakinan dasar bahwa sumber daya menyediakan kemampuan untuk melaksanakan aktifitas, bukan sekedar menyebabkan timbulnya biaya yang dialokasikan.

b. The cause of cost can be managed Penyebab terjadinya biaya (yaitu aktifitas) dapat dikelola. Melalui mengelolaan terhadap aktifitas yang menjadi penyebab terjadinya biaya, personil perusahan dapat Sumber Daya (Resources), Aktivitas (Activities), Produk / Pelanggan mempengaruhi biaya. Pengelolaan terhadap aktifitas memerlukan berbagai informasi tentang aktivitas.2.4 Klasifikasi Aktifitas

Secara umum, aktifitas dapat dikelompokkan ke dalam empat golongan,yaitu :a. Result-producing activitiesResult-producing activities adalah aktivitas yang secara langsung berkaitan dengan penyediaan produk / jasa bagi customer luar. Kelompok aktivitas ini mendatangkan pendapatan bagi perusahaan. Contoh Result-producing activities adalah aktivitas penjualan dan aktivitas produksi pada perusahaan manufaktur, aktivitas pemberian kredit pada pada perbankan dan aktivitas layanan medik pada institusi pelayanan kesehatan. Result-producing activities dalam proses pengolahan data biaya menerima beban biaya dari Result-contributing activities, Support activities, Hygiene and housekeeping activities. Total biaya result producing activities dibebankan kepada cost object.b. Result-contributing activitiesResult-contributing activities adalah aktivitas yang memberikan dukungan secara langsung kepada result-producing activities dalam penyediaan produk/jasa bagi customer. Contoh Result-contributing activities adalah: aktifitas teknik, bengkel, penyediaan energy pada perusahaan manufaktur, aktivitas departemen hukum pada perbankan dan aktivitas laboratorium dan rekam medis pada institusi pelayanan kesehatan. Rusult-contributing activities dalam proses pengolahan data biaya menerima beban biaya dari support acivities dan hygiene and housekeeping activities. Total biaya result-contributing activities dibebankan kepada result-producing activities.c. Support activitiesSupport activities adalah aktivitas pusat jasa untuk menyediakan layanan bagi resultproducing activities dan result-contributing activities. Contoh support activities adalah : aktivitas keuangan dan akuntansi ada perusahaan manufaktur, aktivitas pengelolaan sumber daya manusia pada perbankan dan aktivitas akuntansi dan keuangan pada institusi pelayanan kesehatan. Support activities dalam pengolahan data biaya menerima beban biaya dari hygiene and housekeeping activities. Total biaya support activities dibebankan kepada result-producing activities dan result-contributing activities.d. Hygiene and housekeeping activitiesHygiene and housekeeping activities adalah aktivitas pusat jasa yang menyediakan layanan kebersihan dan kerumah tanggaan bagi result-producing activities, result-contributing activities dan support activities. Contoh hygiene and housekeeping activities adalah : aktivitas kebersihan lingkungan dan kafetaria. Total biaya hygiene and housekeeping activities dalam proses penglahan data biaya dibebankan kepada result-producing activities, result-contributing activities dan support activities.2.5 Klasifikasi Activity Driver a. Unit-level activityAdalah jenis aktivitas yang dikonsumsi oleh produk/ jasa berdasarkan unit yang dihasilkan oleh aktivitas tersebut. Sebagai contoh adalah aktivitas produksi dikonsumsi oleh produk berdasarkan jumlah unit produk yang dihasilkan oleh aktivitas tersebut. Oleh karena itu, biaya aktivitas produksi dibebankan kepada produk berbasis jumlah unit produk yang dihasilkan, jam mesin, atau jam tenaga kerja langsung. Basis pembebanan biaya aktivitas ke produk yang menggunakan jumlah unit produk, jam mesin, atau jam tenaga kerja langsung disebut unit-level activity.b. Batch-related activity

Adalah jenis aktivitas yang dikonsumsi oleh produk / jasa berdasarkan jumlah batch produk yang diproduksi. Batch adalah sekelompok produk / jasa yang diproduksi dalam satu kali proses. Misalnya, dalam pesanan pencetakan buku berjumlah 10.000 eksemplar memerlukan empat kali pencetakan karena ada empat warna, maka untuk pesanan tersebut diperlukan 10.000 unit-level activity dan empat batch-related activity. Empat kali pencetakan tersebut memerlukan empat kali persiapan mesin dan empat kali biaya aktivitas persiapan mesin. Oleh karena itu, biaya aktivitas persiapan mesin dibebankan kepada produk dengan menggunakan basis jumlah batch. Basis pembebanan biaya activitas ke produk yang menggunakan jumlah batch tersebut disebut batch related activity.c. Product-sustaining activity

Adalah jenis aktivitas yang dikonsumsi oleh produk / jasa berdasarkan jenis produk yang dihasilkan oleh aktivitas tersebut. Sebagai contoh adalah aktivitas desain dan pengembangan produk dikonsumsi oleh produk berdasarkan jenis produk yang dihasilkan oleh aktivitas tersebut. Oleh karena itu, biaya aktivitas desain dan pengembangan produk dibebankan kepada produk berbasis lamanya waktu yang diperlukan untuk mendesain dan mengembangkan produk. Basis pembebanan biaya aktivitas ke produk yang menggunakan konsumsi waktu untuk mendesain dan mengembangkan produk / jasa tersebut disebut productrelated activity.

d. Facility-sustaining activity

Adalah jenis aktivitas yang dokonsumsi oleh produk / jasa berdasarkan fasilitas yang dinikmati oleh produk yang diproduksi. Contoh adalah biaya depresiasi dan biaya asuransi. Basis pembebanan biaya aktivitas ke produk berdasarkan pemanfaatan fasilitas disebut facility-sustaining activity.

e. Cost Driver, Resources Driver dan Activity Driver

Cost Driver adalah faktor yang menyebabkan perubahan biaya aktivitas, cost driver merupakan faktor yang dapat diukur yang digunakan untuk membebankan biaya ke aktivitas dan dari aktivitas ke aktivitas lain, produk atau jasa. Cost driver juga didefinisikan sebagai faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kegiatan, menyerap kebutuhan yang ditempatkan pada suatu kegiatan oleh produk atau jasa. Ada dua jenis Cost Driver, yaitu driver sumber daya (resources driver) dan driver aktivitas (activity driver).Resources driver adalah ukuran kuantitas sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas. Resources driver digunakan untuk membebankan biaya sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas ke cost pool tertentu. Contoh resources driver adalah persentase dari luas total yang digunakan oleh suatu aktivitas. Secara lebih sederhana Mulyadi memberikan pengertian resources driver adalah sesuatu yang menjadi penyebab timbulnya konsumsi sumber daya oleh aktivitas.Activity driver adalah ukuran frekuensi dan intensitas permintaan terhadap suatu aktivitas terhadap objek biaya. Activity driver digunakan untuk membebankan biaya dari cost pool ke objek biaya. Contoh activity driver adalah jumlah suku cadang yang berbeda yang digunakan dalam produk akhir untuk mengukur konsumsi aktivitas penanganan bahan untuk setiap produk. Secara sederhana Mulyadi memberikan pengertian activity driver adalah sesuatu yang menjadi penyebab timbulnya konsumsi aktivitas oleh produk / jasa.Michigan telah mengembangakan analisis ABC indeks kritis yang mencakup :

1. Karakter persediaan

2. Biaya investasi dan kritisnya terhadap pelayanan

3. Dalam nomer indeks, digunakan untuk menetapkan persediaan kategori ABC stok.2.6 Manajemen Persediaan

a. Reorder Point (ROP)ROP adalah suatu cara menentukan kapan pemensanan kembali dilakukan dengan melihat batas stock minimal dari persediaan sehingga tidak terjadi kekosongan stock.

ROP: titik pemesanan ulang

D: Jumlah kebutuhan perhari

L: Waktu pemesanaan

Gambar 2.2 Siklus Reorder Pointb. Lead Time

Lead Time adalah tenggang waktu yang diperlukan antara saat dilakkannya pemensanan dengan saat barang tersedia (siap untuk dipakai). Lead time merupakan waktu yang dibutuhkan anatara pemesan dengan barang sampai di perusahaan, sehingga lead time berhubungan dengan Reorder Point (ROP) dan saat penerimaan barang. Lead time muncul karena setiap pemesanan membutuhkan waktu dan tidak semua dapat terpenuhi, dan menimbulkan jeda waktu. Lead time sangat penting bagi suatu perusahaan saat persediaan mencapai nol, pesanan akan segera tiba di peruhaan.. namun dalam prakteknya, Lead time banyak berubah-ubah, dan biasanya perusahaan menerapkan safety stock. Lead time erat kaitannya terhadap Reorder Point (ROP), pengertiannya sendiri ialah titik pemesanan yang harus dilakukan suatu perusahaan sehubungan dengan adanya lead time dan safety stock.c. Safety Stock

Safety stock adalah besarnya tergantung kepada kebiajakan manajemen. Safety stock juga disebut buffer stock adalah istilah yang digunakan oleh logistik untuk menggambarkan tingkat stok ekstra yang dipertahankan untuk mengurangi risiko stockouts (kekurangan bahan baku atau kemasan) karena ketidakpastian pasokan dan permintaan. Tingkat safety stock yang cukup ijin usaha untuk melanjutkan sesuai dengan rencana mereka . Keselamatan saham diadakan ketika ada ketidakpastian di tingkat permintaan atau lead time untuk produk;. ia berfungsi sebagai asuransi terhadap stockouts.Cara Menentukan Safety Stock ada 3 komponen yang menjadi pertimbangan, yaitu :1. Variasi permintaanSemakin tinggi variasi permintaan dari waktu ke waktu, pasti peluang untuk terjadi stock out (kekurangan persediaan saat ada permintaan) akan semakin besar. Oleh karena itu, faktor variasi permintaan ini pun harus berbanding lurus dengan safety stock yang harus kita siapkan.2. Lead timeAda berbagai macam lead time mulai dari lead time produksi, leadtime transportasi, leadtime inspeksi, dan atau leadtime yang lain bergantung terminologi tiap-tiap perusahaan. Yang jelas sejak suatu produk dipesan hingga dideliver kepada yang memesan, waktu yang dibutuhkannya juga bervariasi. Kadang kala seminggu selesai. Di lain waktu bisa sampai 2 minggu atau lebih. Seperti halnya variasi permintaan, maka semakin besar leadtime-nya maka harus semakin besar pula safety stock yang kita butuhkan.3. Service levelSetiap perusahaan perlu menetapkan berapa service level yang diberikan kepada pelanggannya. Secara sederhana, kalau ada 100 permintaan, berapa banyak yang dapat kita tolerir untuk tidak terpenuhi? jika hanya 5, maka service level kita adalah 95%. idealnya memang 100%, tetapi itu berarti kita harus menyediakan safety stock yang sangat besar. Karena safety stock adalah inventory, maka uang yang tertanam di situ harus diperhatikan.d. Stock Out dan StagnantStockout merupakan keadaan persediaan obat kosong yang dibutuhkan. Stok kosong ialah jumlah stok akhir obat sama dengan nol. Stok obat digudang mengalami kekosongan dalam persediaannya sehingga bila ada permintaan tidak bisa terpenuhi.Ada dua kemungkinan dalam konsisi Stock out, yaitu:1. Permintaan akan dibatalkan sam sekali2. Barang yang masih kurang akan dipenuhi kemudianStock out berakibat pada kerugian berupa tidak efisien dan terputusnya hubungan dengan kosumen. Upaya yang dapat dilakukan ialah, pembelian secara darurat dan mengadakan Safety Stock. Sedangkan Stagnant merupakan keadaan dimana sisa obat pada akhir bulan leboh dari tiga kali rata-rata pemakaian obat per bulan (Muzakin, 2008).e. Just in TimeMetode just in time dimana memenuhi permintaan pada saat itu juga sesuai pada saat pemesanan dengan syarat:1. Lead time tidak boleh lebih dari 1 x 242. Barang yang dipesan biasanya langka, mahal dan jarang digunakan

Just In Time(JIT) memiliki hubungan EOQ dalam masalah waktu pemesanan dan persediaan, JIT mengusahakan persediaan diadakan seminimum yang diperlukan untuk menjaga tetap berlangsungnya kegiatan produksi. Sementara dengan EOQ dapat melihat waktu pemesanaan barang kapan dan butuh waktu berapa sesuai persiadaan yang dibutuhkan dalam waktu tersebut. EOQ adalah sejumlah produk yang harus dipesan untuk memenuhi persediaan (JIT). Tentunya sejumlah produk yang dipesan ini harus memenuhi suatu nilai yang ekonomi. Sama halnya yang diharapkan dari tujuan JIT yaitu Zero Lead Time (tidak ada lead time).2.7 Manfaat Metode ABCa. Menyediakan informasi ebrlimpah tentang aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk dan jasa bagi customer.b. Menyediakan fasilitas untuk menyusun dengan cepat anggaran berbasis activitas (activity based budget).c. Memperbaiki mutu pengambilan keputusan.d. Dapat memungkinkan manajemen melakukan perbaikan terus menerus untuk mengurangi biaya overhead.e. Memberikan kemudahan dalam penentuan biaya yang relevan.f. Penentuan harga pokok produksi (HPP) yang lebih akurat2.8 Kelebihan dan Kekurangan Metode ABCa. Kelebihan Metode ABC:1. Metode ABC dapat mengatasi diversitas volume dan produk sehingga pelaporan biaya produknya lebih akurat.2. Mengidentifikasi biaya overload dengan kegiatan yang menimbulkan biaya tersebut, sehingga hubungan aktivitas dengan biaya overload dapat dipahami.3. Dapat mengurangi biaya perusahaan dengan mengidentifikasikan value added activities dan non value added activitiesb. Kelemahan Sistem ABC:1. Memperlukan data yang cukup banyak dan sulit diperoleh.2. Masalah joint cost tetap tidak dapat teratasi.3. Banyaknya aktivitas sehingga sulit untuk dilakukan monitoring.BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN KERANGKA OPERASIONAL3.1 Kerangka Konseptual

Metode ABC digunakan untuk menentukan kelompok persediaan obat berdasarkan kelompok A, B, dan C, sehingga dapat diketahui obat yang menjadi prioritas untuk dikendalikan. Setelah obat terbagi ke dalam kelompok A, B, dan C kemudian dilakukan pengendalian persediaan dengan menghitung Economic Order Quantity (EOQ) dan Reorder Point (ROP) dengan mempertimbangkan jumlah buffer stock, stagnant, stock out, lead time, dan just in time.

Untuk melakukan pengendalian persediaan yang efektif maka harus diketahui tiga hal dasar yaitu:

a. Obat yang menjadi prioritas untuk dikendalikan.

b. Jumlah obat yang harus dipesan

c. Kapan melakukan pemesanan obat (Johns, 2001)

Oleh karena itu, harus dhitung besar nilai EOQ, ROP, serta mempertimbangkan buffer stock, stagnant, stock out, lead time, dan just in time untuk mengetahui berapa banyak obat yang harus dipesan dan kapan seharusnya dilakukan pemesanan.

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Metode ABC Analysis3.2 Kerangka Operasional

Tahapan dalam kerangka operasional diawali dengan melakukan analisis pada data persediaan obat yang terdiri dari daftar nama obat, harga obat, dan jumlah pemakaian obat. Hal-hal yang perlu diidentifikasi saat melakukan analisis antara lain:

a. Stagnant dan stock out obat

b. Jumlah buffer stock obat

c. Lama lead time obat

d. Just in time obat

Setelah mengidentifikasi hal tersebut diatas, dilakukan tahapan metode ABC analysis untuk mengelompokkan obat ke dalam 3 kelompok yaitu kelompok A, kelompok B, dan kelompok C untuk mengetahui prioritas obat yang harus dikendalikan. Kemudian dihitung besar nilai Economic Order Quantity (EOQ) dan Reorder Point (ROP). Tahapan terakhir adalah menganalisis hasil perhitungan EOQ dan ROP untuk mengetahui jumlah obat yang harus dipesan dan waktu untuk melakukan pemesanan.

Bagan 3.2 Kerangka Operasional Metode ABC AnalysisBAB IV

IMPLEMENTASI ANALISIS ABC

4.1 Langkah-langkah Analisis ABC

a. Hitung Volume atau Kebutuhan dikalikan Harga Satuan

Sebelumnya buat kolom baru terlebih dahulu dengan variabel yang digunakan untuk analisis ABC, yaitu D x P (Demand x Price) yang berarti volume atau kebutuhan dikalikan harga satuan. Kemudian tulis formulanya, =klik baris teratas kebutuhan*harga satuan kemudian tekan enter. Ulangi langkah tersebut untuk satu baris di bawahnya, kemudian drag hingga baris data yang terakhir. Namun jika sudah ada kolom perhitungan biaya keseluruhan (kebutuhan dikalikan harga satuan), maka tidak perlu membuat kolom baru lagi tetapi memakai kolom biaya tersebut.

b. Sortir Data yang Tersedia dari Nilai yang Terbesar ke Nilai yang Terkecil

Data yang tersedia disortir atau diurutkan mulai dari nilai yang terbesar sampai yang terkecil. Caranya yaitu block keseluruhan cell terlebih dahulu, kemudian klik Short & Filter pada pojok kanan atas, pilih custom sort, isi kolom sort by dengan kolom biaya (D x P), lalu sort on berisi values, dan order diisi dengan largest to smallest, kemudian tekan OK, lalu hilangkan block.c. Hitung Kumulatif Kebutuhan

Kumulatif kebutuhan merupakan hasil penjumlahan dari kumulatif kebutuhan pada baris di atasnya dan biaya (D x P) item pada baris tersebut. Formulanya yaitu =kumulatif kebutuhan pada baris di atasnya+biaya item pada baris itu sendiri. Namun untuk baris kumulatif kebutuhan paling atas masih memakai nilai biaya pada baris itu sendiri, belum terjadi penjumlahan, sehingga formulanya yaitu =biaya item pada baris itu sendiri.d. Hitung Prosentase (%) Kebutuhan

Prosentase (%) kebutuhan merupakan hasil perhitungan dari nilai kebutuhan item pada baris itu dibagi jumlah total nilai kebutuhan/kumulatif kebutuhan secara keseluruhan dan dikali 100. Formulanya adalah =(nilai kebutuhan item pada baris itu/jumlah total nilai kebutuhan secara keseluruhan)*100e. Hitung Prosentase (%) KumulatifProsentase (%) kumulatif merupakan hasil perhitungan dari nilai kumulatif kebutuhan pada baris itu dibagi jumlah total nilai kumulatif kebutuhan secara keseluruhan dan dikali 100. Formulanya adalah =(nilai kumulatif kebutuhan pada baris itu/jumlah total nilai kumulatif kebutuhan secara keseluruhan)*100f. Tentukan Kategori Masing-masing Item Ketentuan untuk setiap kategori adalah kelas A sebesar 60% dari total nilai persediaan selama satu periode (biasanya satu tahun), kelas B 25% total nilai persediaan selama satu periode, dan kelas C 15% dari total nilai persediaan selama satu periode. Formulanya adalah =IF(Referensi :

1. Biocher, E.J., Chen T.W., Manajemen Biaya : dengan Tekanan Strategic, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2000.2. Cooper, Robin dan Robert S.Kaplan, The Design of Cos Management System : Text, Cases and Readings, Prentice-Hall International Editions, Englewood Cliffs, New Jersey 1998.3. Endarini, Sri, Perhitungan Biaya Pendidikan di RSUP Dr. Sardjito dengan Metode ABC (Activity Based Costing), Jurnal manajemen dan administrasi Rumah Sakit Indonesia Volume 1 No.3 Semptember 1999, Universitas Indonesia, Jakarta. Diakes pada tanggal 10 April 2015.4. Hansen, Mowen, Manajemen Biaya (buku2) : Akutansi dan Pengendalian, Penerbit Salemba Empat, 2001.5. Johson, Thomas H, Activity Based Information : A Blueprint of World Class Management Accounting, Prentice-Hall International Editions, Englewood Cliffs, New Jersey, 1991.6. Johns, DT., & Harding, HA. 2001. Manajemen Operasi untuk meraih Keunggulan Kompetitif. Jakarta: PT. Ikrar Mandiri AbadiROP= D x L

Daftar nama obat

Harga obat

Jumlah pemakaian obat

Pengelompokkan obat dengan metode ABC analysis

Kelompok A

Kelompok B

Kelompok C

Perhitungan EOQ

Perhitungan ROP

Daftar nama obat

Harga obat

Jumlah pemakaian obat

Identifikasi stagnant, stock out, buffer stock, lead time, dan just in time

Pengelompokkan obat dengan metode ABC analysis

Kelompok C

Kelompok B

Kelompok A

Perhitungan EOQ

Perhitungan ROP

Analisis jumlah obat yang harus dipesan dan waktu melakukan pemesanan