metode bimbingan mental spiritual terhadap...

123
METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP PENYANDANG MASALAH TUNA SUSILA DI PANTI SOSIAL KARYA WANITA (PSKW) MULYA JAYA JAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Sebagai Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Disusun Oleh: RIANA AMELIA NIM: 107052002746 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H. /2011 M.

Upload: vumien

Post on 03-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL

TERHADAP PENYANDANG MASALAH TUNA SUSILA

DI PANTI SOSIAL KARYA WANITA

(PSKW) MULYA JAYA

JAKARTA

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Sebagai Syarat Untuk Meraih Gelar

Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Disusun Oleh:

RIANA AMELIA

NIM: 107052002746

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI UIN

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H. /2011 M.

Page 2: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL

TERHADAP PENYANDANG MASALAH TUNA SUSILA

DI PANTI SOSIAL KARYA WANITA

(PSKW) MULYA JAYA

JAKARTA

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Sebagai Syarat Untuk Meraih Gelar

Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh :

RIANA AMELIA

NIM: 107052002746

Dibawah Bimbingan

Dra. Hj. Elidar Husein, MA

NIP. 194511251971062001

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI UIN

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H. /2011 M.

Page 3: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL

TERHADAP PENYANDANG MASALAH TUNA SUSILA DI PANTI

SOSIAL KARYA WANITA PSKW MULYA JAYA JAKARTA. Telah

diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari senin, 13 Juni

2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar

Sarjana Program Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) pada Program Studi Bimbingan

dan Penyuluhan Islam.

Ciputat, 13 Juni 2011

Sidang Munaqosyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Drs. H. Mahmud Jalal, M.A Drs. Sugiharto, MA NIP. 195204221981031002 NIP.196608061996031001

Anggota,

Penguji I Penguji II

Dra. Hj. Asriati Jamil, M. Hum Dra. Rini Laili Prihatini, M. Si

NIP. 196104221990032001 NIP.196906071995032003

Pembimbing

Dra. Hj. Elidar Husein, MA

NIP.194511251971062001

Page 4: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) di

Universitas Islam Negeri Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya,

atau merupakan plagiat dari karya ilmiah orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 13 Juni 2011

Riana Amelia

107052002746

Page 5: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahi rabbil’alamin, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah

SWT, karena hanya dengan kasih sayang-Nya kita dapat menikmati indahnya

kehidupan di dunia ini, dan semoga kasih sayang-Nya tetap menyertai kita di

kehidupan mendatang amin. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah

limpahkan kepada baginda Rasulullah SAW, sebagai sauri tauladan kita menuju

jalan yang Allah ridhoi.

Penulis sepenuhnya menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kategori

sempurna, sekalipun penulis telah berusaha untuk melakukan yang terbaik, namun

pasti masih ada kekurangan dan kelemahan baik dari segi isi atau teknik

penyusunannya. Dengan demikian, penulis membuka diri untuk menerima

masukan dan kritik yang konstruktif demi perbaikan skripsi dan diri penulis

sendiri sebagai bahan evaluasi dan introspeksi diri sekarang dan dimasa yang

akan datang.

Sejujurnya penulis akui, bahwa ketika akan menentukan tema skripsi ini

penulis sempat mengalami kebingungan, harus menambil tema apa, dan lokasinya

dimana/ lembaga yang akan diteliti. Selanjutnya jawaban itu terungkap dengan

berusaha banyak membaca skripsi-skripsi dan sumber-sumber lainnya. Kemudian,

pada tahap penyusunan terus melanda, sebab harus terjadi pergantian-pergantian

fokus penelitian. Pergantian-pergantian tersebut karena kendala-kendala yang ada

di lapangan terutama pada program yang akan penulis angkat. Dengan banyak

Page 6: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

ii

bertanya pada banyak dosen terutama pada pembimbing untuk mendapatkan

masukan, maka akhirnya penulis mendapat solusi.

Berkat keridhoan Allah SWT sematalah akhirnya penyusunan skripsi ini

dapat diselesaikan. Serta tak lupa penulis menyampaikan ungkapan terima kasih

kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, motivasi arahan, konstribusi

terhadap penyusunan karya ilmiah ini.

Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis menyampaikan

terima kasih kepada;

1. Drs. Arief Subhan, MA. Selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Sugiharto, MA. Selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

4. Dra. Hj. Elidar Husein, MA. Sebagai Dosen Pembimbing yang dengan

sabar membimbing penulis dan memberi masukan-masukan yang sangat

berarti dan bermanfaat, yang mana telah meluangkan waktunya untuk

membimbing saya dirumah beliau, serta delalu memberikan motivasi yang

tinggi kepada penulis sehingga dapat terselesaikan skripsi ini.

5. Drs. M. Luthfi, MA. Sebagai Dosen Penasehat Akademik, Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Isla UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

iii

6. Hj. Asriati Jamil, M. Hum, Dra. Rini Laili Prihatini, M. Si, Drs. H.

Mahmud Jalal, MA, selaku ketua dan penguji 1 dan penguji 2 dalam

sidang munaqosyah.

7. Keluarga tercinta di Jakarta-Pamulang, mamah dan bapak atas support dan

doa beliau yang telah mendukung secara materi maupun non materi, yang

tidak henti-hentinya kalian mencari nafkah siang malam untuk kelancaran

kuliah, serta doa siang malam yang tiada henti untuk anakmu ini, sehingga

akhirnya ananda dapat menyelesaikan karya ilmiah pada semester akhir

ini. Tiada kata yang pantas ananda ucapkan pada kalian kedua orang tuaku

selain ucapan terima kasih banyak, karena kasih sayang kalian kepada

ananda yang tidak akan pernah dibalas meskipun dengan materi.

8. Drs. Abdul Rahman, S.Sos.I. Sebagai pembimbing penulis di PSKW

Mulya Jaya Jakarta, yang bersedia ditemui kapan saja, meluangkan

waktunya untuk membimbing penulis, serta bersedia di wawancarai.

9. Achmad Afandy, S.Sos.I selaku penyuluh agama islam di PSKW Mulya

Jaya Jakarta, yang sedia di wawancarai dan meluangkan waktunya.

10. Ibu Narojah selaku pengasuh WTS/Traficking di PSKW Mulya Jaya

Jakarta, yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk di wawancarai.

11. Ibu Sri Gantini selaku Ketua Seksi Rehsos di PSKW Mulya Jaya Jakarta,

yang mana telah mengizinkan saya untuk meneliti dan memberikan

disposisi sebelum meneliti.

12. Bambang Sulistiono, S. ST, Seksi PAS (Prog. Advokasi Sosial), di PSKW

Mulya Jaya Jakarta.

Page 8: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

iv

13. Drs. Susanto Asbudi, Koordinator PEKSOS (pekerja sosial), di PSKW

Mulya Jaya Jakarta.

14. Mbak M, N.I, LH, N, E.RN. Sebagai anggota bimbingan mental spiritual

yang bersedia meluangkan waktunya untuk di wawancarai.

15. Kepada teman-temanku satu angkatan di BPI 8 angkatan 2007, teman

seperjuangan yang telah bersama-sama mengajukan judul, dan saling

memberi masukan.

16. Kepada Dinnur Mustika yang selalu memberikan motivasi dan semangat

untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

terselesaikan, dan selalu mengingatkan ketika saya malas agar tetap

semangat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini, makasih untuk semua

dukungan dan doa’nya.

Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya, penulis

mengucapkan terima kasih. Semoga kebaikan kalian diridhoi Allah dan mendapat

pahala dari-Nya.

Sebagai kata terakhir, penulis hanya dapat berharap semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi penulis dan juga bagi para pembaca pada umumnya. Sekali

lagi penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

penulis, semoga apa yang telah diberikan menjadi amal shaleh disisi Allah SWT.

Amiiin.

Jakarta, 13 Juni 2011

Penulis,

Riana Amelia

Page 9: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

KATA PENGANTAR………………………………………………. i

DAFTAR ISI………………………………………………………… v

BAB I PENDAHULUAN……………………………………….. 1

A. Latar Belakang Masalah ………………………….. 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah……………….. 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………. 7

D. Tinjauan Pustaka………………………………….. 8

E. Sistematika Penulisan……………………………... 12

BAB II ANALISA METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL

BAGI PENYANDANG MASALAH TUNA SUSILA… 14

A. Pengertian Metode Bimbingan

1. Pengertian Metode……………………………. 14

2. Pengertian Bimbingan….……………………... 15

B. Pengertian Mental Spiritual

1. Pengertian Mental…………………………….. 21

2. Pengertian Spiritual…………………………… 31

C. Penyandang Masalah Tuna Susila

1. Pengertian Tuna Susila………………………... 34

2. Penyebab Timbulnya Pelacuran………………. 35

3. Akibat Pelacuran………………………………. 37

4. Penanggulangan Pelacuran Atau Prostitusi…… 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………... 41

A. 1. Lokasi……………………………………….….. 41

A. 2. Waktu Penelitian……….. ………………........... 41

B. 1. Subjek Penelitian……………………………….. 42

B. 2. Objek Penelitian……………………………….... 42

C. 1. Model Penelitian………………………………... 43

D. 1. Teknik Pengumpulan Data……………………... 45

Page 10: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

vi

E. 1. Sumber Data……………………………………. 47

F. 1. Fokus Amatan Penelitian……………………….. 48

G. 1. Teknik Pemilihan Informan……………………. 55

H. 1. Asumsi Peneliti………………………………… 57

I. Teknik Analisa Data……………………………….. 59

J. Teknik Pemeriksaan Data………………………….. 60

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN……………………… 62

A. Gambaran Umum Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Mulya

Jaya Jakarta……………………………………….. 62

B. Analisa Hasil Temuan…………………………….. 76

BAB V PENUTUP……………………………………………….. 98

A. Kesimpulan………………………………………... 98

B. Saran-Saran………………………………………... 102

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

Struktur Organisasi PSKW …………………………………………… 64

Pengelola Panti ……………………………………………………….. 73

Sarana dan Prasarana PSKW…………………………………………. 74

Page 11: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berlangsungnya perubahan sosial yang serba cepat dan perkembangan

yang tidak sama dalam kebudayaan, mengakibatkan ketidakmampuan banyak

individu untuk menyesuaikan diri, mengakibatkan timbulnya disharmoni,

konflik-konflik eksternal dan internal, juga disorganisasi dalam masyarakat

dan dalam diri pribadi. Peristiwa-peristiwa tersebut di atas memudahkan

individu menggunakan pola-pola responsi/reaksi yang inkonvensional atau

menyimpang dari pola-pola umum yang berlaku. Dalam hal ini ada pola

pelacuran, untuk mempertahankan hidup ditengah-tengah hiruk-pikuk alam

pembangunan, khususnya di Indonesia.1

Masalah prostitusi/pelacuran atau tuna susila yang hidup, tumbuh dan

berkembang di masyarakat merupakan masalah yang sangat kompleks dan

rumit serta tidak dapat hilang dari permasalahan hidup manusia. Pelacur

(Wanita Tuna Susila) kadang diistilahkan sebagai Wanita Penjajak Seks dan

akhir-akhir ini lebih popular dengan istilah Pekerja Seks Komersial (PSK).2

Kendala utama yang dihadapi dalam penanganan WTS adalah

pendidikan mereka yang umumnya rendah, tidak memiliki keterampilan,

keinginan mendapat uang dengan cara mudah3. Maraknya eksploitasi wanita,

1 Kartini Kartono, Patologi Sosial Jilid 1, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada) 2005.

h. 242 2 Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Kementrian Sosial R.I,

diakses dari Pada tanggal 09 Maret 2011. 3 Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Kementrian Sosial R.I,

diakses dari Pada tanggal 09 Maret 2011.

Page 12: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

2

rendahnya kontrol sosial pada sebagian masyarakat, sehingga menambah

kompleksnya tantangan yang harus dihadapi oleh petugas di lapangan.

Masalah pelacuran atau masalah tuna susila yang hidup dan berkembang di

masyarakat ini merupakan masalah nasional yang menghambat lajunya

pelaksanaan pembangunan karena:

a. Tindakan Tuna Susila merupakan hal yang bertentangan dengan nilai-

nilai sosial budaya masyarakat, norma-norma serta kaidah agama dan

kesusilaan serta merendahkan harga diri atau martabat bangsa

Indonesia.

b. Mempengaruhi sendi-sendi kehidupan dan penghidupan masyarakat,

baik dari aspek ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, ketertiban dan

keamanan.

c. Masalah tersebut cenderung terus meningkat serta sering kali terjadi

penyimpangan di dalam kegiatan dan kehidupan masyarakat.

d. Pengaruh negatif yang diakibatkan masalah ketunasusilaan ini sangat

membahayakan kehidupan generasi muda serta sumber daya manusia

sebagai harapan bangsa.4

Berdasarkan hal itu, masalah tuna susila merupakan masalah yang

kompleks dan multidimensional, sehingga memerlukan penanganan secara

komprehensif, terpadu dan berkesinambungan, atas dasar kerjasama berbagai

disiplin ilmu dan profesi, seperti pekerjaan sosial, dokter, psikolog, guru serta

profesi lainnya. Selain itu kerjasama antar instansi terkait baik pemerintah

4 Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Kementrian Sosial R.I,

diakses dari Pada tanggal 09 Maret 2011.

Page 13: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

3

maupun swasta di tingkat pusat maupun daerah, dengan ditunjang oleh

organisasi sosial masyarakat. Dalam perkembangan pembangunan

kesejahteraan sosial menunjukan bahwa kesadaran dan tanggung jawab sosial

sebagian masyarakat mulai timbul, sehingga keinginan untuk berperan serta

menangani masalah kesejahteraan sosial termasuk penanganan WTS mulai

tumbuh dan berkembang melalui berbagai usaha kesejahteraan sosial.5

Dalam permasalahan di atas, selain penanganan dari Panti Sosial untuk

menangani masalah kesejahteraan wanita tuna tuna susila, bagi penyandang

masalah tuna susila agama merupakan hal yang berperan penting bagi

kehidupan individu, dan sosial seseorang, karena agama itu sendiri dalam

islam berasal dari kata dalam bahasa Arab “Ad-din”

yang artinya

petunjuk/tuntunan tentang tata cara hidup yang ditentukan Allah.6 Itu artinya

dengan adanya tuntunan hidup yang Allah telah tentukan, maka manusia

sebagai ciptaan Tuhan harus menjalaninya, dan kalaupun melanggar aturan

hidup yang Tuhan tentukan maka, akan ada konsekwensinya sendiri berupa

hukuman di dunia dan akhirat kelak. Karna pengertian agama adalah

keyakinan atau individu terhadap “afterlife“, (hari kiyamat), keterkaitan yang

ada di alam ini, Tuhan, doa.7

Permasalahan pelacuran bukan hanya melanggar norma budaya,sosial,

dan Negara, akan tetapi juga melanggar norma agama. Karena agama islam

5 Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Kementrian Sosial R.I,

diakses dari Pada tanggal 09 Maret 2011. 6 Prof. Dr. H. Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia (PT. Hidakarya Agung,

Jakarta:1989), h.133 7 Michael D Andrean dan Judy Daniels, Landasan Bimbingan dan Konseling, (PT.

Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006).

Page 14: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

4

melarang ummatnya berzina, karena perbuatan tersebut keji dan kotor, Allah

berfirman:

ωuρ (#θç/t� ø) s? #’ oΤ Ìh“9 $# ( … çµ̄Ρ Î) tβ% x. Zπt±Ås≈ sù u!$y™uρ Wξ‹ Î6y™ ∩⊂⊄∪

Artinya: dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu

adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.8

“Allah Swt telah mengategorikan zina sebagai perbuatan keji dan

kotor. Artinya, zina dianggap keji menurut syara’, akal dan fitrah karena

merupakan pelanggaran terhadap hak Allah, hak istri, hak keluarganya atau

suaminya, merusak kesucian pernikahan, mengacaukan garis keturunan, dan

melanggar tatanan lainnya”.9

Dengan penjelasan ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan

adanya prostitusi/pelacuran maka dengan itu juga perzinahan terlaksana.

Sedangkan dalam agama islam Allah telah melarang ummatnya untuk

mendekati zina, karena dengan adanya zina seseorang telah melakukan

perbuatan keji dan kotor. Oleh karena itu perlu adanya bimbingan keagamaan

khususnya terhadap penyandang masalah tuna susila untuk mencegah

terjadinya perzinahan, salah satu diantaranya adalah bimbingan mental

spiritual, mengapa bimbingan mental spiritual dipilih karena bertujuan untuk

membimbing, menuntun penyandang tuna susila agar mereka mengenal dan

mengetahui, ilmu agama lebih dalam dan dapat mempraktikannya dalam

kehidupan sehari-hari sehingga dengan adanya pengetahuan ilmu agama

tersebut penyandang tuna susila dapat menghindari perbuatan zina.

8 Departemen Agama R.I, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surat Al-Isra:32,

(Semarang: CV. As-Syifa, 1999). h. 429 9 Dikutip dari Perkataan Seorang Ulama Besar Arab Saudi Bernama “Syaikh

Abdurrahman bin Nashir As’Sa’di, dalam KitabTafsir Al-Kalam Al-Mannan: 4/275

Page 15: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

5

Adapun pengertian bimbingan mental spiritual dalam buku panduan

penyuluh agama di salah satu panti sosial di Jakarta yaitu di PSKW Mulya

Jaya terhadap penyandang tuna susila adalah serangkaian kegiatan/tuntunan

untuk dapat memahami diri sendiri, dan orang lain dengan cara mempelajari

berbagai ilmu pengetahuan khususnya tentang ilmu keagamaan yang

didukung dengan pelatihan dan pemahaman cara berpikir positif serta praktik

kegiatan ibadah, demi terwujudnya kebahagiaan di dunia dan di akhirat.10

Metode bimbingan mental spiritual yang digunakan dalam penelitian

ini yang sesuai dengan metode yang digunakan di PSKW Mulya Jaya Jakarta

adalah metode ceramah, tanya-jawab, diskusi kelompok, tadabbur alam,

konseling individu atau kelompok, renungan suci, praktik atau latihan, dan

game islami.11

Adapun pengertian PSKW yang peneliti tetapkan sebagai lokasi dalam

penelitian ini adalah salah satu unit Lembaga Rehabilitasi Sosial yang

ditetapkan Kementerian Sosial RI cq. Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna

Susila, yang bertanggung jawab atas Panti Sosial Karya Wanita (PSKW)

dengan daya tampung 110 orang, dan jangka waktu kegiatan selama 6 bulan.

PSKW Mulya Jaya berlokasi di Jl. Tat Twam Asi No. 47 Komplek

Departemen Sosial Pasar-Rebo Jakarta.12

10

Abdul Rahman, S. Sos.I dan Ust. Nuhri Sulaeman, Panduan Bimbingan Mental

Spiritual, (Jakarta: Departemen Sosial, 2011), h. 1 11

Abdul Rahman, S. Sos.I dan Ust. Nuhri Sulaeman, Panduan Bimbingan Mental

Spiritual, (Jakarta: Departemen Sosial, 2011), h. 2 12

Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Kementrian Sosial R.I,

diakses dari Pada tanggal 09 Maret 2011.

Page 16: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

6

PSKW “Mulya Jaya” Jakarta merupakan salah satu Unit Pelaksana

Teknis di lingkungan kementerian Sosial RI yang memberikan pelayanan dan

rehabilitasi sosial kepada penyandang Masalah kegiatan sosial khususnya

Tuna Susila atau Wanita Tuna Susila, antara lain melalui kegiatan pembinaan

fisik, mental, sosial, mengubah sikap dan tingkah laku, pelatihan

keterampilan, resosialisi dan pembinaan lanjut agar mampu melaksanakan

fungsi sosialnya dan mandiri dalam kehidupan bermasyarakat.13

Salah satu dari pelayanan rehabilitasi yang dilaksanakan yaitu adalah

bimbingan mental spiritual. Berdasarkan latar belakang di atas, maka skripsi

ini melaksanakan penelitian di Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Mulya

Jaya Jakarta. Adapun judul penelitian ini adalah “METODE BIMBINGAN

MENTAL SPIRITUAL TERHADAP PENYANDANG MASALAH

TUNA SUSILA DI PANTI SOSIAL KARYA WANITA (PSKW)

MULYA JAYA JAKARTA”.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut agar lebih terarah dan

mencapai sasaran yang tepat, maka peneliti membatasi penelitian ini pada

apa yang dimaksud dengan metode bimbingan mental spiritual, dan

masalah yang dibahas adalah mengenai agama para penyandang wanita

tuna susila yang kurang terarah hingga bisa terjerumus dalam lembah

hitam pelacuran/prostitusi.

13

Keputusan Menteri Sosial R.I Nomor 20/HUK, tentang Rehabilitasi Sosial Bekas

Penyandang Masalah Tuna Susila,1999.

Page 17: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

7

2. Perumusan Masalah

Adapun masalah yang perlu dirumuskan dalam penelitian ini

adalah rinciannya sebagai berikut:

1. Bagaimana metode bimbingan mental spiritual terhadap

penyandang masalah tuna susila di Panti Sosial Karya Wanita

Mulya Jaya Jakarta?

2. Faktor apa yang menjadi pendukung dan penghambat dalam

keberhasilan pelaksanaan metode bimbingan mental spiritual di

Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Mulya Jaya Jakarta?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan titik tolak dari setiap penelitian, sesuai dengan

pembatasan dan perumusan masalah yang telah dikemukakan. Pada

pokoknya penelitian ilmiah bertujuan untuk mengetahui sesuatu yang

belum diketahui.14

Maka tujuan yang ingin peneliti capai adalah:

a. Untuk mengetahui dan menganalisis metode bimbingan mental

spiritual terhadap penyandang masalah tuna susila di Panti Sosial

Karya Wanita (PSKW) Mulya Jaya Jakarta.

b. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor pendukung dan

penghambat dari pelaksanaan metode bimbingan mental spiritual

di Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Mulya Jaya Jakarta.

2. Manfaat Penelitian

14

Dr. Bustanuddin Agus, Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial, (Gema Insani Press,

Jakarta:1999).

Page 18: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

8

Sedangkan manfaat yang diharapkan dari seluruh rangkaian

kegiatan dan hasil penelitian adalah sebagai berikut:

a. Untuk akademis diharapkan agar memberikan sumbangan

keilmuan dan pengetahuan yang meliputi Bimbingan dan

Penyuluhan Sosial, Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Khususnya

yang berkaitan dengan “Metode Bimbingan Mental Spiritual

Terhadap Penyandang Masalah Tuna Susila di Panti Sosial

(PSKW) Mulya Jaya Jakarta”.

b. Untuk penelitian diharapkan dapat membantu dan memberi

masukan bagi Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Mulya Jaya

Jakarta, dalam Bimbingan Mental Spiritual Terhadap Penyandang

Masalah Tuna Susila dalam bentuk program pelaksanaan kerja

Panti.

c. Untuk prediksi diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan

referensi Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam pada Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta dalam pengembangan keilmuan dan

kurikulum.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan skripsi ini, ada beberapa judul skripsi mahasiswa atau

mahasiswi sebelumnya yang oleh penulis jadikan sebagai tinjauan pustaka.

Namun perlu dipertegas perbedaan antara masing-masing judul dan masalah

yang dibahas, antara lain:

Page 19: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

9

1. Fitriyani, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam 2008, Fakultas

Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul

skripsi “Metode Bimbingan Islam Dalam Pembinaan Akhlak Anak

Yatim di Panti Asuhan Yakiin Larangan Tangerang”.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif,

sasaran yang diteliti adalah Metode Bimbingan Islam terhadap anak-

anak yatim di Panti Asuhan Yakiin Larangan Tangerang ini melakukan

dua metode yaitu metode bimbingan individual dan kelompok.

Penggunaan metode individual ini dilakukan dengan teknik wawancara

dan observasi kegiatan, sedangkan metode kelompok dilakukan

dengan metode ceramah, dialog, Tanya-jawab, dan pembagian

kelompok.

2. Ida Nurfarida, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam 2009,

Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Judul skripsi “Metode Bimbingan Agama Bagi Anak Tunarungu di

Panti Sosial Bina Rungu Wicara Melati Bambuapus Jakarta Timur”.

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif,

sasaran yang diteliti adalah anak-anak tunarungu di Panti Sosial Bina

Rungu Wicara Melati Bambuapus Jakarta Timur. Dan metode agama

yang digunakan adalah metode bimbingan tauhid, metode meniru

(latihan melafalkan syahadat, sholawat, mengaji, dll), metode ceramah,

bimbingan sholat dan praktik sholat, dan metode bimbingan akhlak.

Page 20: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

10

3. Hj. Holipah, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam 2009, Fakultas

Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul

skripsi “Metode Bimbingan Mental Pada Jamaah Calon Haji di

Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Mathla’ul Anwar

Karawang”.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, sasaran yang

diteliti adalah Metode Bimbingan Mental pada jamaah calon haji I

kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Mathala’ul Anwar adalah

metode langsung (metode komunikasi langsung) yaitu dimana

pembimbing melakukan komunikasi langsung (tatap muka) dengan

orang yang di bimbingnya (calon jamaah haji) dalam hal ini ada dua

metode bimbingan yang terdiri dari bimbingan individual dan

bimbingan kelompok.

4. Warti Sasmiati, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam 2009,

Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Judul skripsi “Metode Pembinaan Mental Narapidana Anak di

Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang”.

Dalam penelitian skripsi ini menjelaskan bahwa metode yang

digunakan pembimbing dalam pembinaan mental spiritual bagi

narapidana anak (anak didik) juga tidak berbeda dari metode

bimbingan pada umumnya (antara teori dan praktik lapangan),

diantaranya seperti metode Group Guidance (bimbingan kelompok)

dalam metode ceramah dan diskusi, serta metode directive (bersifat

Page 21: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

11

mengarahkan) dalam metode iqra (pembelajaran Al-qur’an dan hafalan

ayat-ayat Al-qur’an), wawancara, Tanya jawab, pemutaran film dan

muhasabah (introspeksi diri). Dari sekian metode yang digunakan

pembimbingan ada dua metode yang sering digunakan yakni; metode

ceramah dan metode iqra (pengajaran baca tulis Al-qur’an) karena

lebih efektif.

5. Mulia Rahmawati, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam 2009,

Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Judul skripsi “Upaya Peningkatan Kinerja Pegawai Melalui

Pelaksanaan Bina Mental dan Spiritual di Kantor Pemerintah Daerah

Kabupaten Tangerang”.

Dalam skripsi ini adapun tujuan dari penelitian ini adalah

pembinaan mental yang dilaksanakan oleh BINTAL (Bina Mental dan

Spiritual). Jadi, pengarug terhadap peningkatan kinerja pegawai.

Karena dengan mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan dapat

menumbuhkan semangat untuk terus mendekatkan diri kepada Allah

SWT. Dari hasil pembinaan yang dilakukan oleh BINTAL, manfaat

yang dirasakan oleh para pegawai dalam hal bekerja adalah dapat

meningkatkan disiplin kerja yang berdampak pada peningkatan kinerja

pegawai; bekerja menjadi lebih semangat dan hasil pekerjaan menjadi

lebih maksimal, begitu juga dalam hal ibadah menjadi semakin rajin

dan istiqomah.

Page 22: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

12

Dari kelima penelitian di atas yang membedakan dengan penelitian ini

adalah metode yang ada di setiap lembaga yang ada di setiap lembaga

tersebut. Metode yang digunakan harus menyesuaikan dengan objek dan

sasaran, agar bimbingan mental spiritual dapat tersampaikan dengan baik dan

bisa diterima objeknya.

Metode bimbingan mental spiritual yang dilaksanakan di Panti Sosial

Karya Wanita (PSKW) Mulya Jaya Jakarta, adalah dengan metode

ceramah/klasikal, Tanya jawab, diskusi kelompok, taddabur alam, bimbingan

individu atau kelompok (curhat), renungan suci/refleksi diri, praktik/latihan,

game/kuis. Kegiatan bimbingan mental spiritual ini wajib diikuti oleh TS

(sebutan untuk wanita tuna susila) yang ada di PSKW Mulya Jaya ini. Dalam

kegiatan ini Panti telah menyediakan seorang penyuluh agama (mental

spiritual), penyuluh sosial, seorang ustadz dan pegawai rehabilitasi sosial yang

berkompeten dalam bidang kerohanian. Dari hasil bimbingan mental

diharapkan TS bisa menjadi pribadi muslimah yang lebih baik, lebih bisa

menghargai diri mereka, menjadi wanita yang mempunyai

keterampilan/pekerjaan yang positif, memiliki tujuan hidup yang jelas dengan

memegang teguh dan menjalankan agama Allah, menjalankan dan

menterapkan ajaran agama yang diterima dan didapat di panti, dapat menjadi

manusia yang bermanfaat baik untuk orang lain.

E. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan skripsi ini secara sistematika penulis

membagi ke dalam lima bab. Adapun sistematika penulisannya sbb:

Page 23: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

13

BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, pembatasan dan

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, dan

sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Teoritis yang terdiri dari pengertian metode,

pengertian bimbingan, pengertian mental spiritual, pengertian penyandang

masalah tuna susila, penyebab timbulnya pelacuran, Akibat-akibat pelacuran,

penanggulangan pelacuran atau prostitusi.

BAB III : Metodologi Penelitian yang terdiri dari, Lokasi dan jadwal

penelitian, subjek dan objek penelitian, model penelitian, teknik pengambilan

data, sumber data, fokus amatan penelitian, teknik pemilihan informan, asumsi

peneliti, teknik analisa data, teknik pemeriksaan data.

BAB IV : Analisis Temuan Lapangan yang terdiri dari gambaran umum

panti sosial karya wanita (PSKW) Mulya Jaya Jakarta, menguraikan analisa

hasil penelitian mengenai tahapan rehabilitasi “Metode Bimbingan Mental

Spiritual Terhadap Penyandang Masalah Tuna Susila di Panti Sosial Karya

Wanita (PSKW) Mulya Jaya Jakarta”.

BAB V : Penutup dalam penutup ini penulis akan memberikan

kesimpulan dari keseluruhan pembahasan, serta saran mengenai tujuan dan

manfaat yang diharapkan dapat di ambil manfaat dalam penulisan karya

ilmiah ini.

Page 24: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

14

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Metode Bimbingan

1. Pengertian Metode

Metode dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cara yang teratur

dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dengan ilmu pengetahuan,

dsb).1

Secara etimologi metode berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari

penggalan kata “meta” yang berarti “melalui” dan “hodos” berarti “jalan”.

Bila digabungkan maka metode bisa diartikan “jalan yang harus dilalui”.

Dalam pengertian yang lebih luas, metode bisa diartikan sebagai “segala

sesuatu atau cara yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan yang

diinginkan”.2

2. Pengertian Bimbingan

Bimbingan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah petunjuk,

penjelasan, atau tuntunan cara mengerjakan sesuatu.3

Secara etimologi, kata bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa

Inggris “guidance” yang berarti: “menunjukkan, memberi jalan, menuntun,

membimbing, membantu, mengarahkan, pedoman dan petunjuk.”. Kata dasar

atau kata kerja dari “guidance” adalah “to guide”, yang artinya

1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka 1994), Cet. Ke-2, h. 580 2 Drs. M. Lutfi, MA, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam,

(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 120 3 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka 1994), Cet. Ke-2, h. 117

Page 25: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

15

“menunjukkan, menuntun, mempedomani, menjadi penunjuk jalan, dan

mengemudikan”. Dan yang paling umum digunakan adalah pengertian

“memberikan bimbingan, bantuan, dan arahan”.4

Donald G. Mortensen dan Alan M. Schmuller (1976) mengemukakan;

“Guidance may be defined as that part of the total educational

program that helps provide the personal opportunities and specialized

staff services by which each individual can developed to the fullest of

his abilities and capacities in term of the democratic idea”.5

Secara terminologi, bimbingan adalah usaha membantu orang lain

dengan mengungkapkan dan membangkitkan potensi yang dimilikinya.

Sehingga dengan potensi itu, ia akan memiliki kemampuan untuk

mengembangkan dirinya secara wajar dan optimal, yakni dengan cara

memahami dirinya, maupun mengambil keputusan untuk hidupnya, maka

dengan itu ia akan dapat mewujudkan kehidupan yang baik, berguna dan

bermanfaat untuk masa kini dan masa yang akan datang.6

Adapun definisi bimbingan berikut ini akan di kutipkan dan yang

sudah dirumuskan para ahli, yaitu:

a. Menurut Crow and Crow, bimbingan adalah “bantuan yang

diberikan oleh seseorang, yang memiliki kepribadian baik dan

pendidikan yang memadai kepada seseorang individu dari setiap

usia, untuk menolongnya mengemudikan kegiatan-kegiatan

hidupnya sendiri, dan memikul bebannya sendiri”.

4 Prof. H. M. Arifin. M. Ed, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama, (Jakarta: Golden Terayon Press, Cet, Ke-5 1994). h. 1 5 Dr. Syamsu Yusuf dan Dr. A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan

Konseling, (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet.

Ke-2, h. 6 6 Drs. M. Lutfi, MA, h. 6

Page 26: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

16

b. Stoops mengatakan bahwa bimbingan adalah “suatu proses yang

berlangsung terus menerus dalam hal membantu individu dalam

perkembangannya untuk mencapai kemampuan secara maksimal,

dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi dirinya,

orang lain maupun masyarakat di sekitarnya”.

c. Menurut Miller, bimbingan adalah “bantuan terhadap individu

untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri secara maksimal

kepada keluarga dan masyarakat”.7

Adapun tujuan dari bimbingan adalah agar individu yang bersangkutan

dapat:

1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir

serta kehidupannya dimasa yang akan datang.

2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya,

seoptimal mungkin.

3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan

masyarakat, serta lingkungan kerjanya.

4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi,

penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun

lingkungan kerja.8

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, seseorang harus mendapat

kesempatan untuk, mengenal dan memahami potensi,kekuatan dan tugas

7 Drs. M. Lutfi, MA, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam,

(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 6-7 8 Drs. M. Lutfi, MA, h. 8

Page 27: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

17

perkembangannya, mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada

dilingkungannya, serta menentukan rencana tujuan hidupnya.9

Adapun fungsi bimbingan adalah sebagai berikut:

a. Pemahaman, yaitu membantu individu mengembangkan potensi

dirinya secara optimal.

b. Prefentif, mencegah anak didiknya agar tidak melakukan

perbuatan yang bisa merugikan dan membahayakan dirinya.

c. Pengembangan, menciptakan situasi belajar yang kondusif dan

mem-fasilitasi perkembangan anak didiknya.

d. Perbaikan/Penyembuhan, memberikan bantuan pada anak didik

yang sedang mengalami masalah, yang berkaitan dengan

pribadinya, sosial, belajar maupun karirnya.

e. Penyaluran, membantu anak didik agar mengembangkan potensi

dirinya sesuai dengan kemampuan pada bidang dan keahlian yang

dimilikinya.

f. Adaptasi, membantu anak didiknya agar dapat menyesuaikan diri

dengan lingkungan, orang lain, tempat pendidikannya dan dimana

ia tinggal.

g. Penyesuaian, membantu anak didik agar dapat menyesuaikan diri

dimanapun ia tinggal dan berada.10

9 Dr. Syamsu Yusuf dan Dr. A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan

Konseling, (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet.

Ke-2, h. 13 10

Dr. Syamsu Yusuf dan Dr. A. Juntika Nurihsan, h. 16-17

Page 28: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

18

Makna bimbingan dalam penelitian ini adalah upaya dalam

memberikan bantuan kepada seseorang atau kelompok khususnya penyandang

masalah tuna susila yang memiliki masalah dalam hidupnya dan membantu

dalam perkembangannya untuk mencapai kemampuan secara maksimal,

dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi dirinya, agamanya

dan orang lain maupun masyarakat di sekitarnya.

Metode-metode yang biasa digunakan dalam bimbingan adalah

sebagai berikut:

1. Wawancara, cara atau teknik yang digunakan untuk mengetahui

mengenai fakta-fakta mental atau kejiwaan (psikis) yang ada pada

diri yang dibimbing.

2. Observasi, cara atau teknik yang digunakan untuk mengamati

secara langsung sikap dan perilaku yang tampak pada saat-saat

tertentu, yang muncul sebagai pengaruh dari kondisi mental atau

kejiwaannya.

3. Tes (Kuisioner), merupakan serangkaian pertanyaan yang

disiapkan beberapa alternative jawaban pilihan. Metode ini untuk

mengetahui fakta dan fenomena kejiwaan yang tidak bisa diperoleh

melalui wawancara dan observasi.

4. Bimbingan Kelompok (Group Guidance), teknik bimbingan yang

digunakan melalui kegiatan bersama (kelompok), seperti; kegiatan

diskusi, ceramah, seminar dan sebagainya.

Page 29: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

19

5. Psikoanalisis (Analisa Kejiwaan), teknik yang digunakan untuk

memberikan penilaian terhadap peristiwa dan pengalaman

kejiwaan yang pernah dialami anak bimbingan. Misalnya, perasaan

takut, tertekan.

6. Non Directif (Teknik Tidak Mengarahkan), dalam teknik ini

yakni mengaktifkan anak bimbing dalam mengungkapkan dan

memecahkan masalah dirinya.

7. Direktif (Bersifat Mengarahkan), teknik ini dapat digunakan

bagi anak bimbingan dalam proses belajar.

8. Rasional-Emotif, bimbingan ini dimaksudkan untuk mengatasi

pikiran-pikiran yang tidak logis yang disebabkan dorongan emosi

yang tidak stabil.

9. Bimbingan Klinikal, yaitu dengan berorientasi pada kemampuan

personal secara keseluruhan baik jasmani maupun rohani.11

Metode yang telah di uraikan di atas, maka secara khusus dalam

metode bimbingan atau pendekatan islami (mental spiritual) yang biasa

digunakan adalah metode “bil-hikmah, bil mujadalah, bil mauidzah”.

a. Metode “bil-hikmah”, metode ini digunakan dalam menghadapi

orang-orang terpelajar, intelek, dan memiliki tingkat rasional yang

tinggi, yang kurang yakin akan kebenaran ajaran agama.

11

Drs. M. Lutfi, MA, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam,

(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 122-134

Page 30: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

20

b. Metode “bil-mujadalah”, perdebatan yang digunakan untuk

menunjukkan dan membuktikan kebenaran ajaran agama, dengan

menggunakan dalil-dalil Allah yang rasional.

c. Metode “bil-mauidzah”, dengan menunjukkan contoh yang benar

dan tepat, agar yang dibimbing dapat mengikuti dan menangkap

dari apa yang diterimanya secara logika dan penjelasan akan teori

yang masih baku.

d. Metode “ceramah”.

e. Metode “Diskusi (Tanya-Jawab)”.

f. Metode “Persuasif”, adalah mengajak dan mengarahkan peserta

bimbingan kearah positif.

g. Metode atau Teknik “Lisan dan Tulisan”.

h. Metode “Hati (Dengan Doa dan Zikrullah)”.12

Dari pengertian metode dan bimbingan serta macam-macam metode

bimbingan di atas, menggambarkan penelitian ini memiliki variable-variabel

dari karakteristik sistem yang ditinjau, penelitian ini bertujuan menampilkan

metode dari pelaksanaan bimbingan mental spiritual di panti sosial yang

memang telah mempunyai variasi dan karakteristik tersendiri dalam

bimbingan mental spiritualnya. Dari metode bimbingan di atas maka akan

menghasilkan salah satu metode yang tertera di atas.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini diantara metode

bimbingan yang tertera di atas adalah metode ceramah, metode diskusi tanya-

12

Drs. M. Lutfi, MA, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam,

(Jakarta; Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 135-137

Page 31: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

21

jawab, metode persuasif, dan metode hati dengan doa dan zikrullah, yang

paling sering digunakan dalam penelitian ini yang sesuai dalam buku panduan

bimbingan mental spiritual di PSKW Mulya Jaya Jakarta. Alasan mengapa

metode ini digunakan karena lebih efektif dan mudah dipahami untuk

diberikan kepada penyandang masalah tuna susila di Panti Sosial Karya

Wanita Jakarta. Karena dilihat dari latar belakang pendidikan mereka yang

masih tergolong rendah, dan dengan adanya metode bimbingan mental

spiritual yang efektif maka akan memudahkan mereka dalam menagkap dan

memahami materi dengan mudah pula.13

B. Pengertian Mental Spiritual

1. Pengertian Mental

Mental dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai suatu

hal yang berhubungan dengan batin dan watak manusia yang bukan bersifat

tenaga.14

Menurut Notosoedirjo dan Latipun, Kata mental diambil dari bahasa

Yunani, pengertiannya sama dengan psyche dalam bahasa Latin yang artinya

psikis, jiwa atau kejiwaan. Jadi istilah mental hygiene dimaknai sebagai

kesehatan mental atau jiwa yang dinamis bukan statis karena menunjukkan

adanya usaha peningkatan.15

13

Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Kementrian Sosial R.I,

diakses dari Pada tanggal 09 Maret 2011. 14

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet, Ke-1, Edisi Tiga, h. 733. 15

Notosoedirjo & Latipun, (Penerjemah: Zakiah Daradjat), Kesehatan Mental,

(Jakarta: Gunung Agung, 1985), Cet, Ke-12.

Page 32: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

22

Mental itu adalah cara berfikir dan berperasaan berdasarkan nurani

petunjuk yang berasal dari Agama, petunjuk atau pedoman hidup.16

Dalam istilah lain H.M Arifin menyatakan bahwa, “arti mental adalah

sesuatu kekuatan yang abstrak (tidak tampak) serta tidak dapat dilihat oleh

pancaindra tentang wujud dan zatnya, melainkan yang tampak adalah hanya

gejalanya saja dan gejala inilah yang mungkin dapat dijadikan sasaran

penyediaan ilmu jiwa atau lainnya.17

Menurut Sigmund Freud, seorang bapak psikolog dari aliran

Psikoanalisa, kejiwaan seseorang terstruktur atas tiga sistem pokok, yaitu:

1. Id (das es) adalah sistem kepribadian biologis yang asli, berisikan

sesuatu yang telah ada sejak lahir. Ia merupakan reservoir energi

psikis yang menyediakan seluruh daya untuk sistem ego dan super

ego. Freud menyebut id dengan the true psychic reality (kenyataan

psikis yang sebenarnya), karena id mempresentasikan dunia batin

pengalaman subjektif dan tidak mengenal kenyataan objektif.

Prinsip kerjanya adalah serba merngejar kenikmatan (pleasure

principle) yang cenderung bersifat rasional, primitif, impulsif, dan

agresif. Untuk menghindari ketidaknikmatan maka id mempunyai

dua cara: pertama, refleks, yaitu reaksi-reaksi otomatis dalam

tubuh, misalnya bersin, berkedip, dan sebagainya; kedua, proses

primer, yaitu reaksi psikologis yang menghentikan tegangan

melalui hayalan, seperti orang lapar membayangkan makanan.

16

(Diakses pada tanggal 09 Maret 2011). 17

H. M Arifin, Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Ruhaniah Manusia,

(Jakarta: Bulan Bintang, 1997), Cet, Ke-2, h. 17

Page 33: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

23

2. Ego (das ich) adalah aspek psikologis kepribadian yang timbul

karena kebutuhan organisme memerlukan transaksi dengan

kenyataan objektif. Ego mengikuti prinsip kenyataan (reality

principle) yang bersifat rasional logis dan reaksinya menurut

proses skunder. Tujuan prinsip ini adalah mencegah terjadinya

ketegangan sampai ditemukan suatu objek yang cocok untuk

pemuasan kebutuhan. Ego disebut eksekutif kepribadian, karena ia

mengontrol tindakan, memilih lingkungan untuk memberi respon,

memuaskan insting yang dikehendaki dan berperan

sebagai arbitrator atau pengendali konflik antara id dan super ego.

3. Super ego (das ueber ich) adalah aspek-aspek sosiologis

kepribadian yang mengintegrasikan nilai-nilai moral dan cita-cita

luhur. Ia mencerminkan yang ideal bukan riil, mengejar

kesempurnaan dan bukan kenikmatan. Perhatian utamanya adalah

membedakan yang benar dan yang salah dan memilih yang benar.

Timbulnya super ego ini bersumber dari suara

hati (conscience) sehingga fungsinya: merintangi impuls-impuls

seksual dan agresif yang aktualisasinya sangat ditentang

masyarakat, mendorong ego untuk lebih mengejar hal-hal yang

moralitas daripada realistic, mengejar kesempurnaan. Jadi super

ego menentang ukuran baik-buruk id ataupun ego, dan membuat

Page 34: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

24

dunia menurut gambarannya sendiri yang tidak rasional bahkan

menunda dan merintangi pemuasan insting.18

Dalam khasanah Islam nafs sendiri banyak pengertian: jiwa (soul),

nyawa, ruh, konasi yang berdaya syahwat dan ghadhab, kepribadian, dan

substansi psikofisik manusia. Namun maksud bahasan ini adalah pengertian

terakhir, dimana nafs memiliki natur gabungan jasadi-ruhani (psikofisik).19

M. Hamdani Bakran Adz-Dzaky mengatakan bahwa, Apabila hamba

Allah telah berhasil melakukan pendidikan dan pelatihan penyehatan,

pengembangan dan pemberdayaan jiwa (mental), seperti yang ditulis maka ia

akan dapat mencapai tingkat kejiwaan atau mental yang sempurna, yaitu akan

tersingkap;

1. Kesempurnaan Jiwa, yaitu integritasnya jiwa muthmainnah (yang

tentram), jiwa radhiyah (jiwa yang meridhai), dan jiwa

yang mardhiyah (yang diridhai) sehingga memiliki stabilitas

emosional yang tinggi dan tidak mudah mengalami stress, depresi

dan frustasi. Jiwa ini selalu akan mengajak pada fitrah Ilahiyah

Tuhannya. Indikasi hadirnya jiwa ini akan terlihat pada prilaku,

sikap dan gerak-geriknya yang tenang, tidak tergesa-gesa, penuh

pertimbangan dan perhitungan yang matang, tepat dan benar, tidak

terburu-buru untuk bersikap apriori dan berprasangka negatif.

Jiwa radhiyah akan mendorong diri bersikap lapang dada,

18

Hall, Calvin S. and Gardner Lindzey, Teori-teori Holistik Organismik

Fenomenologi, (Terjemahan: Yustinus, judul asli,”Theories of Personality”, Yogyakarta:

Kanisius, 1993). 19

Muhammad Mahmud, ‘Ilm al-Nafs al-Ma’ashir fi Dha’I al-Islam, (Jeddah: Dar al-

Syuruq, 1984).

Page 35: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

25

tawakkal, tulus ikhlas dan sabar dalm mengaplikasikan perintah

Allah dan menjauhi seluruh larangan-Nya dan meneima dengan

lapang dada segala ujian dan cobaan yang datang dalam hidup dan

kehidupannya, dalam artian hampir-hampir tidak pernah mengeluh,

merasa susah, sedih dan takut menjalani kehidupan ini.20

Allah

berfirman:

Iωr& �χ Î) u !$uŠ Ï9 ÷ρr& «! $# Ÿω ê’ öθyz óΟÎγøŠ n= tæ Ÿωuρ öΝ èδ šχθçΡ t“ øts† ∩∉⊄∪ šÏ% ©!$# (#θãΖtΒ# u

(#θçΡ%Ÿ2uρ šχθà) −G tƒ ∩∉⊂∪ ÞΟ ßγs9 3“ t� ô±ç6ø9 $# ’ Îû Íο 4θu‹ ysø9 $# $u‹ ÷Ρ ‘‰9$# †Îûuρ Íο t� ÅzFψ $# 4 Ÿω Ÿ≅ƒÏ‰ö7 s?

ÏM≈ uΗ Í>x6 Ï9 «!$# 4 š�Ï9≡sŒ uθèδ ã—öθx� ø9$# ÞΟŠÏà yèø9 $# ∩∉⊆∪

Artinya: 62. Ingatlah, Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada

kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

63. (yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.

64. bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan

(dalam kehidupan} di akhirat. tidak ada perobahan bagi kalimat-

kalimat (janji-janji) Allah. yang demikian itu adalah kemenangan yang

besar.21

Sedangkan jiwa mardhiyah adalah jiwa yang telah memperoleh title

dan gelar kehormatan dari Allah. Sehingga keimanan,

keislaman,dan keihsanannya tidak akan pernah mengalami erosi, dekadensi

dan distorsi. Dalam hal ini diberikan otoritas penuh kepada jiwa untuk

berbuat, berkarya dan beribadah di dalam ruang dan waktu Tuhannnya yang

terlepas dari jangkauan makhluk.22

Allah berfirman:

20

Notosoedirjo, Moeljono & Latipun, Kesehatan Mental: Konsep dan Penerapan,

(Malang: UMM Press 2001), Cet, Ke-2. 21

Departemen Agama R.I, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surat Yunus:62-64,

(Semarang: CV. As-Syifa, 1999). h. 316 22

Notosoedirjo, Moeljono & Latipun

Page 36: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

26

$pκ çJ−ƒr' ¯≈ tƒ ߧ ø� ¨Ζ9$# èπ̈Ζ Í× yϑ ôÜ ßϑ ø9$# ∩⊄∠∪ û Éë Å_ö‘ $# 4’n< Î) Å7 În/ u‘ ZπuŠ ÅÊ# u‘ Zπ̈Š ÅÊó# £∆ ∩⊄∇∪ ’ Í?ä{÷Š $$sù ’Îû “ ω≈t6Ïã ∩⊄∪ ’ Í?ä{÷Š $#uρ ÉL̈Ζ y_ ∩⊂⊃∪

Artinya: 27. Hai jiwa yang tenang. 28. Kembalilah kepada Tuhanmu

dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. 29. Maka masuklah ke

dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, 30. masuklah ke dalam syurga-

Ku.23

2. Kecerdasan Uluhiyah, yaitu kemampuan fitrah seseorang hamba

yang shalih untuk melakukan interaksi vertikal dengan Tuhannya;

kemampuan mentaati segala apa yang telah diperintahkan dan

menjauhi diri dari apa yang dilarang dan dimurkai-Nya serta tabah

terhadap ujian dan cobaan-Nya. Sehingga dengan kecerdasan ini

akan terhindar dari sikap menyekutukan Allah (syirik), sikap

menganggap remeh hukum-hukum-Nya atau sikap menunda-nunda

diri untuk melakukan kebaikan dan kebenaran (fasiq), sikap suka

melanggar hukum Allah (zhalim), sikap mendua dihadapan-

Nya (nifaq), dan sikap suka mengingkari atau mendustakan ayat-

ayat-Nya (kufur). Kedekatan Allah akan membuat hamba-Nya

menyaksikan kebesaran dan kesucian-Nya (ihsan) dengan interaksi

vertikal yang bersifat transendental, empirik dan hidup, bukan

spekulasi dan ilusi.24

Allah berfirman:

ô‰ s)s9 uρ $uΖ ø)n= yz z≈ |¡Σ M}$# ÞΟ n= ÷ètΡ uρ $tΒ â È̈θó™uθè? ϵÎ/ …çµÝ¡ø� tΡ ( ßøtwΥuρ Ü> t�ø% r& ϵø‹ s9Î) ôÏΒ È≅ö7 ym

ωƒÍ‘ uθø9 $# ∩⊇∉∪

23

Departemen Agama R.I, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surat Al-Fajr:27-

30,(Semarang: CV. As-Syifa, 1999). h. 1059 24

Notosoedirjo, Moeljono & Latipun, Kesehatan Mental: Konsep dan Penerapan,

(Malang: UMM Press 2001), Cet, Ke-2.

Page 37: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

27

Artinya: dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan

mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat

kepadanya daripada urat lehernya.25

Jadi, kecerdasan uluhiyah adalah kesempurnaan fitrah yang dimiliki

oleh seorang hamba yang shalih, sehingga dapat merasakan kehadiran Allah

dalam setiap aktifitasnya, merasakan bekasan-bekasan pengingkaran,

kedurhakaan dan dosa, dan mampu mengalami mukasyafah akal

fikiran, qalb dan inderawi.

3. Kecerdasan Rububiyah, yaitu kemampuan fithrah seorang hamba

yang shalih dalam hal: memelihara dan menjaga diri dari hal-hal

yang dapat menghancurkan kehidupanya, mendidik diri agar

menjadi hamba yang pandai menemukan hakekat citra diri dengan

kekuatan ilmu, membimbing diri secara totalitas patuh dan tunduk

kepada Allah serta dapat memberikan kerahmatan pada diri dan

lingkungannya (“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah

dirimu dan keluargamu dari api neraka…”).26

Menyembuhkan

dan menyucikan diri dari penyakit dan gangguan yang dapat

melemahkan bahkan menghancurkan potensi jiwa, akal fikiran,

qalbu dan inderawi di dalam menangkap dan memahami

kebenaran-kebenaran hakiki dengan melakukan pertaubatan dan

perbaikan diri seutuhnya.27

Allah berfirman:

25

Departemen Agama R.I, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surat Qaf :16, (Semarang:

CV. As-Syifa, 1999). h. 852 26

Departemen Agama R.I, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surat At-Tahrim: 6,

(Semarang: CV. As-Syifa, 1999). h. 951 27

Notosoedirjo, Moeljono & Latipun, Kesehatan Mental: Konsep dan Penerapan,

(Malang: UMM Press 2001), Cet, Ke-2

Page 38: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

28

tβθà� ÷‚tG ó¡o„ zÏΒ Ä¨$̈Ζ9 $# Ÿωuρ tβθà� ÷‚tG ó¡o„ zÏΒ «! $# uθèδ uρ öΝßγyètΒ øŒ Î) tβθçG ÍhŠ u;ム$tΒ Ÿω 4 yÌ ö� tƒ

zÏΒ ÉΑ öθs) ø9$# 4 tβ% x. uρ ª!$# $yϑ Î/ tβθè= yϑ ÷ètƒ $̧ÜŠ ÏtèΧ ∩⊇⊃∇∪

Artinya; mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak

bersembunyi dari Allah, Padahal Allah beserta mereka, ketika pada

suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak

redlai. dan adalah Allah Maha meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang

mereka kerjakan.28

Dengan demikian indikasi seseorang yang telah memperoleh

kecerdasan rububiyah biasanya ia memiliki kekuatan, kewibawaan dan

otoritas yang sangat kuat dalam hal menanamkan nilai-nilai kebaikan dan

kebenaran, mempengaruhi dan mengajak untuk melakukan perbaikan dan

perubahan yang positif pada prilakum sikap dan penampilan yang tulus dan

lapang dada tanpa adanya paksaan dan tekanan baik kepada dirinya atau orang

lain dan lingkungannya; memberikan penyembuhan terhadap penyakit, baik

penyakit yang bersifat psikologis, spiritual, moral ataupun fisik; dan

memberikan perawatan terhadap kualitas keimanan, keislaman, keihsanan

baik terhadap diri maupun lingkungan sekitarnya.

4. Kecerdasan Ubudiyah, yitu kemampuan fitrah seseorang yang

shalih dalam mengaplikasikan ibadah dengan tulus tanpa merasa

terpaksa dan dipaksa, akan tetapi menjadikan ibadah sebagai

kebutuhan yang sangat primer dam merupakan makanan bagi

ruhani dan jiwanya. Firman Allah:

28

Departemen Agama R.I, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surat An-Nisa: 108,

(Semarang: CV. As-Syifa, 1999). h. 139

Page 39: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

29

öΝ ßγ≈ uΖ ù= yèy_uρ Zπ£ϑ Í←r& šχρ߉ öκ u‰ $tΡ Ì�øΒ r' Î/ !$uΖ øŠ ym÷ρr&uρ öΝÎγø‹ s9 Î) Ÿ≅ ÷èÏù ÏN≡u2 öDy‚ø9 $# uΘ$s% Î) uρ Íο 4θn= ¢Á9 $#

u !$tFƒÎ) uρ Íο 4θŸ2̈“9 $# ( (#θçΡ% x.uρ $oΨ s9 tω Î7≈tã ∩∠⊂∪

Artinya: “Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-

pemimpin yang memberikan petunjuk dengan perintah Kami dan telah

Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan

shalat, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu

menyembah”.29

Jadi kecerdasan ubudiyah suatu anugerah dari Allah swt berupa

kemampuan dan skill mengaplikasikan sikap penghambaan sangat tulus dan

otomatis, baik dalam keadaan sendiri maupun jamaah, baik secara terang-

terangan atau sembunyi-sembunyi, baik secara vertikal atau horisontal, baik

dalam kondisi bagaimanapun, dimanapun dan kapanpun.

5. Kecerdasan Khuluqiyah, ialah kemampuan fitrah seseorang yang

shalih dalam berperilaku, bersikap dan berpenampilan terpuji.

Dalam hal ini terintegrasi dalam akhlak yang baik. Suatu perbuatan

atau prilaku dapat dikatakan sebagai akhlak apabila memenuhi dua

syarat, yaitu; perbuatan dilakukan dengan berulang-ulang. Apabila

perbuatan hanya dilakukan sesekali saja, maka perbuatan itu tidak

dapat dikatakan sebagai akhlak, perbuatan timbul dengan mudah

tanpa dipikirkan atau diteliti lebih dalam sehingga ia benar-benar

merupakan suatu kebiasaan. Jika perbuatan itu timbul karena

terpaksa atau setelah dipikirkan atau dipertimbangkan secara

matang, tidaklah disebut akhlak. Karena akhlak Islamiyah

mempunyai ciri yaitu kebaikannya bersifat mutlak (al-khairiyah al-

29

Departemen Agama R.I, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surat Al- Anbiya: 73,

(Semarang: CV. As-Syifa, 1999). h. 504

Page 40: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

30

muthlaqah), kebaikannya bersifat menyeluruh (as-salahiyyah al-

‘ammah), tetap, langgeng dan mantap, kewajiban yang harus

dipatuhi (al-ilzam al-mustajab), dan pengawasan menyeluruh (ar-

raqabah al-muhithah).30

Firman Allah:

y7 ¯ΡÎ) uρ 4’ n?yès9 @,è= äz 5ΟŠ Ïàtã ∩⊆∪

Artinya: “Sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak (budi

pekerti) yang agung”.31

Dengan demikian, atas tersingkapnya karakter lima kecerdasan

sebagaimana disebutkan di atas, merupakan pengejawantahan dari wujud

kesehatan mental sebagai solusi pengembangan qalbiah itu sendiri. Adapun

bentuknya terefleksikan dari struktur kepribadian. Jika struktur dalam kendali

kalbu, maka komponen nafsani manusia memiliki potensi positif, yang apabila

dikembangkan secara maksimal akan mendatangkan kecerdasan yang

teraktualisasikan sebagai kecerdasan qalbiyah yang meliputi: kecerdasan

intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan moral, kecerdasan spiritual, dan

kecerdasan beragama. Dari sini insyaallah potensi manusia dalam

aktualisasinya sebagai khalifah fil ardy akan mewujudkan sosok insan

kamil yang membawa misi rahmatan lil ‘alamin.32

Keterkaitan penjelasan di atas dengan penelitian ini yang membahas

tentang makna mental dan spiritual adalah seseorang dikatakan telah berhasil

30

Notosoedirjo, Moeljono & Latipun, Kesehatan Mental: Konsep dan Penerapan,

(Malang: UMM Press 2001), Cet, Ke-2. 31

Departemen Agama R.I, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surat Al- Qalam: 4,

(Semarang: CV. As-Syifa, 1999). h. 960 32

Notosoedirjo, Moeljono & Latipun, Kesehatan Mental: Konsep dan Penerapan,

(Malang: UMM Press 2001), Cet, Ke-2.

Page 41: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

31

melakukan kesempurnaan pemberdayaan mental spiritualnya apabila yaitu

(jiwa mereka tentram dan diridhoi Allah, yang jauh dari kategori prasangka

buruk, senantiasa menjaga kestabilan emosinya, sehingga dengan adanya sifat

itu dalam dirinya maka dapat mendorong manusia agar bersikap lapang dada,

tawakkal, tulus dan ikhlas Lillahi Ta’ala.). Sedangkan dengan adanya

kecerdasan ulluhiyyah, kecerdasan rubbubiyah, kecerdasan ubudiyah, dan

kecerdasan khuluqiyah maka seseorang akan menggunakan fitrah akal mereka

serta mengaplikasikannya dengan kegiatan spiritual yaitu dengan beribadah

kepada Allah dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya, serta

senantiasa dapat menjaga diri mereka dari hal-hal yang dapat menghancurkan

dirinya, dan selalu menjalankan ibadah dengan ikhlas tanpa adanya paksaan,

sehingga dari semua sikap tersebut jika ada dalam diri manusia yang

sempurna mental dan spiritual mereka maka senantiasa mereka akan selalu

berprilaku terpuji.

2. Pengertian Spiritual

Spiritual dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan, “rohani,

batin, mental, moral.33

Sementara itu Mimi Doe & Marsha Walch mengungkapkan bahwa

“spiritual adalah dasar bagi tumbuhnya harga diri, nilai-nilai, moral, dan rasa

memiliki. Ia memberi arah dan arti bagi kehidupan kita tentang kepercayaan

mengenai adanya kekuatan non fisik yang lebih besar dari pada kekuatan diri

kita; Suatu kesadaran yang menghubungkan kita langsung dengan Tuhan, atau

33

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta;Balai Pustaka 1994), Cet. Ke-2, h. 857

Page 42: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

32

apa pun yang kita namakan sebagai sumber keberadaan kita. Spiritual juga

berarti kejiwaan, rohani, batin, mental, moral”.34

Teori yang menyatakan bahwa sumber kejiwaan atau spitual adalah

satu kesatuan dengan agama, timbul beberapa pendapat yang di kemukakan

para ahli yaitu:

1. Thomas Van Aquino; mgatakan bahwa sumber kejiwaan agama

(spiritual) itu, ialah berpikiren. Manusia ber-Tuhan karena manusia

menggunakan kemampuan berpikirnya.

2. Fredrick Schleimacher; mengatakan bahwa yang menjadi sumber

keagamaan itu adalah rasa ketergantungan yang mutlak (sense of

depend).

3. Rudolf Otto; berpendapat bahwa sumber kejiwaan agama

(spiritual) adalah rasa kagum yang berasal dari “The Wholly

Others” (yang sama sekali lain). 35

W. H. Thomas mengemukakan pendapatnya melalui teori “The Four

Wishes”, “bahwa yang menjadi sumber kejiwaan agama (spiritual) adalah

enam macam keinginan dasar yang ada dalam jiwa manusia yaitu:

a. Keinginan untuk keselamatan (security)

b. Keinginan untuk mendapat penghargaan (recognition)

c. Keinginan untuk ditanggapi (response)

34

Tulisan oleh Arya Utama (dikutip dari teori mimi Doe & Marsha Walch, di akses

dari, . Pada tanggal 19 Maret 2011. 35

Dr. Jalaluddin dan Dr. Ramayulis, Pengantar Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Kalam

Mulia 1993), Cet, Ke-2, h. 21-23.

Page 43: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

33

d. Keinginan akan pengetahuan atau pengalaman baru (new

experience).36

Bimbingan spiritual diartikan oleh Yusuf, sebagai; proses pemberian

bantuan kepada individu agar memiliki kemampuan untuk mengambangkan

fitrahnya sebagai mahluk beragama (homo religions), berperilaku sesuai

dengan nilai-nilai agama (berakhlak mulia), dan mengatasi masalah-masalah

kehidupan melalui pemahaman, keyakinan, dan praktik-praktik ibadah ritual

agama yang dianutnya. Selanjutnya, tujuan umum bimbingan spiritual adalah

memfasilitasi dan meningkatkan kemampuan individu untuk mengembangkan

kesadaran spiritualitasnya dalam mengatasi masalah-masalah yang

dihadapinya. Dengan demikian, konseling dapat mencapai kehidupan yang

bermakna. Kesadaran spiritual konseling yang baik diyakini akan berpengaruh

secara positif dan fungsional terhadap aspek-aspek kehidupan pribadi

lainnya.37

Noor berpendapat bahwa; tujuan utama intervensi spiritual

(kerohanian/agama) dalam bimbingan adalah untuk meningkatkan proses

penyesuaian dan pertumbuhan spiritual bimbingan. Hal ini terjadi karena

bimbingan yang sehat spiritualnya akan dapat berfungsi secara efektif dalam

kehidupannya. Kategori intervensi tersebut meliputi aspek kognitif, afektif,

tingkah laku, dan interpersonal dengan Sang Pencipta.38

36

Dr. Jalaluddin dan Dr. Ramayulis, h. 29. 37

(Dikutip dari tulisan Noor pada tahun 2006 dan Yusuf pada tahun 2007, mengenai

mental-spiritual, mengenai pertolongan bagi pemulihan pecandu NAZA), di akses dari Alamat

Web;. (Pada tanggal: 20 April 2011). 38

(Dikutip dari tulisan Noor pada tahun 2006 dan Yusuf pada tahun 2007, mengenai

mental-spiritual, mengenai pertolongan bagi pemulihan pecandu NAZA), di akses dari Alamat

Web;. (Pada tanggal: 20 April 2011).

Page 44: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

34

Jadi mental spiritual adalah cara manusia berfikir dan berperasaan

dengan menggunakan nurani dan menyatukan antara jasmani dengan rohani,

dengan petunjuk agama sebagai pedoman hidupnya.

Dengan demikian metode bimbingan mental spiritual adalah cara atau

teknik yang digunakan pada serangkaian kegiatan atau tuntunan untuk dapat

memahami diri sendiri dan orang lain dengan cara mempelajari berbagai ilmu

pengetahuan khususnya tentang ilmu keagamaan dan didukung dengan

pelatihan dan pemahaman cara berpikir positif serta praktik kegiatan ibadah,

demi terwujudnya kebahagiaan didunia dan kebahagiaan di akhirat kelak.

C. Penyandang Masalah Tuna Susila

1. Pengertian Tuna Susila

Tuna susila atau tindak susila itu diartikan sebagai kurang beradab

karena keroyalan relasi seksualnya dalam bentuk penyerahan diri pada banyak

laki-laki untuk pemuasan seksual dan mendapatkan imbalan jasa atau uang

bagi pelayanannya. Tuna susila juga bisa diartikan sebagai salah satu tingkah,

tidak susila atau gagal menyesuaikan diri terhadap norma-norma susila.39

Peraturan Pemerintah Daerah DKI Jakarta Raya Tahun 1967,

mengenai penanggulangan masalah pelacuran, menyatakan sebagai berikut:

“Wanita Tuna Susila adalah wanita yang mempunyai kebiasaan

melakukan hubungan kelamin di luar pernikahan, baik dengan imbalan

jasa maupun tidak”.40

Pelacuran berasal dari bahasa latin pro-situere atau pro-stauree, yang

berarti membiarkan diri berbuat zina, melakukan persundalan percabulan dan

39

Kartini Kartono, Patologi Sosial Jilid 1,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005),

h. 207 40

Kartini Kartono, Patologi Sosial, h. 207

Page 45: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

35

pergendakan. Sedangkan prostitue adalah pelacur atau sundal. Biasa dikenal

dengan istilah WTS (Wanita Tuna Susila).41

Peraturan Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat, menyatakan

tentang pelacur sebagai berikut:

“Pelacur, selanjutnya disingkat “P”, adalah mereka yang biasa

melakukan hubungan kelamin diluar pernikahan yang sah.42

Kedua peraturan di atas menekankan masalah hubungan kelamin di

luar pernikahan, baik dengan mendapat imbalan pembayaran maupun tidak.

Sedang Pasal 296 KUHP mengenai prostitusi tersebut menyatakan

sebagai berikut:

“Barang siapa yang pekerjaannya atau kebiasaannya, dengan sengaja

mengadakan atau memudahkan perbuatan cabul dengan orang lain,

dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya satu tahun empat

bulan atau denda sebanyak-banyaknya seribu rupiah”.43

Profesor W.A. Bonger dalam tulisannya Maatscchappellijke Oorzaken

der Prostitutie menulis definisi sebagai berikut:

“Prostitusi ialah gejala kemasyarakatan di mana wanita menjual diri

dan melakukan perbuatan-perbuatan seksual sebagai mata

pencarian”.44

2. Penyebab Timbulnya Pelacuran

Beberapa peristiwa sosial penyebab timbulnya pelacuran antara lain

sebagai berikut:

41

Kartini Kartono, Patologi Sosial, h. 207 42

Kartini Kartono, Patologi Sosial, h. 207 43

Kartini Kartono, Patologi Sosial, h. 207 44

Prof. W.A Bonger, De Maatscchappellijke Oorzaken der Prostitutie, Verspreide

Geschriften, (dell II, Amsterdam, 1950), (Terjemahan B. Simajuntak, Mimbar Demokrasi,

Bandung, April 1967).

Page 46: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

36

a. Tidak adanya undang-undang yang melarang pelacuran. Juga tidak

ada larangan terhadap orang-orang yang melakukan relasi seks

sebelum pernikahan atau di luar pernikahan. Yang dilarang dan

diancam dengan hukuman ialah: praktik germo (Pasal 296 KUHP)

dan mucikari (Pasal 506 KUHP). KUHP 506: Barang siapa yang

sebagai mucikari mengambil untung dari perbuatan cabul seorang

perempuan, dihukum dengan hukuman kurungan selama-lamanya

satu tahun. Namun dalam praktik sehari-hari, pekerjaan sebagai

mucikari itu selalu ditoleransi, secara inkonvensional dianggap sah

ataupun dijadikan sumber pendapatan dan pemerasan yang tidak

resmi.

b. Adanya keinginan dan dorongan manusia untuk menyalurkan

kebutuhan seks, khususnya diluar ikatan perkawinan.

c. Komersialisasi dari seks, baik di pihak wanita maupun germo-

germo dan oknum-oknum tertentu yang memanfaatkan pelayanan

seks. Jadi, seks dijadikan alat yang jamak guna (multipurpose)

untuk tujuan-tujuan komersialisasi diluar perkawinan.

d. Dekadensi moral, merosotnya norma-norma susila dan keagamaan

pada saat orang mengenyam kesejahteraan hidup; dan ada pemutar

balikan nilai-nilai pernikahan sejati.

e. Semakin besarnya penghinaan orang terhadap martabat kaum

wanita dan harkat manusia.

Page 47: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

37

f. Kebudayaan eksploitasi pada zaman modern ini, khususnya

mengeksploitasi kaum lemah/wanita untuk tujuan-tujuan komersil.

g. Ekonomi laissez-faire menyebabkan timbulnya system harga

berdasarkan hukum “jual dan permintaan”, yang diterapkan pula

dalam relasi seks.

h. Perkembangan kota-kota, daerah-daerah pelabuhan dan industri

yang sangat cepat dan menyerap banyak tenaga buruh serta

pegawai pria. Juga peristiwa urbanisasi tanpa adanya jalan keluar

untuk mendapatkan kesempatan kerja terkecuali menjadi wanita

P/panggilan bagi anak-anak gadis.45

3. Akibat-akibat Pelacuran

Beberapa akibat yang ditimbulkan oleh pelacuran ialah sebagai

berikut:

a. Menimbulkan dan menyebarluaskan penyakit kelamin dan kulit.

b. Merusak sendi-sendi kehidupan keluarga, suami-suami yang

tergoda pelacur biasanya melupakan fungsinya sebagai kepala

keluarga.

c. Mendemoralisasi atau memberikan pengaruh demoralisasi kepada

lingkungan khususnya anak-anak muda remaja pada masa puber

dan adolensi.

d. Berkorelasi dengan kriminalitas dan kecanduan bahan-bahan

narkotika (ganja, morfin, heroin dll.)

45

Kartini Kartono, Patologi Sosial Jilid 1,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005),

h. 249-251

Page 48: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

38

e. Merusak sendi-sendi moral, susila, hokum dan agama. Terutama

menggoyahkan norma perkawinan, sehingga menyimpang dari adat

kebiasaan, norma hukum, dan agama.

f. Adanya pengeksploitasian manusia oleh manusia lain.

g. Bisa menyebabkan terjadinya disfungsi seksual, misalnya;

impotensi, ejakulasi premature, satiriasis dll.46

4. Penanggulangan Pelacuran atau Prostitusi

Prostitusi sebagai masalah sosial sejak sejarah kehidupan manusia

sampai sekarang dan selalu ada pada setiap tingkatan peradaban, perlu

ditanggulangi dengan penuh kesungguhan. Usaha ini sangat sukar melalui

proses dan waktu yang panjang, dan memerlukan pembiayaan yang besar.47

Pada garis besarnya, usaha untuk mengatasi masalah tuna susila ini dapat

dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Usaha yang bersifat preventif. Usaha yang bersifat prefentif

diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan untuk mencegah terjadinya

pelacuran. Usaha ini antara lain berupa;

1. Penyempurnaan perundang-undangan mengenai larangan atau

pengaturan penyelenggaraan pelacuran;

2. Intensifikasi pemberian pendidikan keagamaan dan kerohanian,

untuk memperkuat keimanan terhadap nilai-nilai religius, dan

norma kesusilaan;

46

Kartini Kartono, Patologi Sosial Jilid 1,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005,

h. 242-244 47

Kartini Kartono, h. 266

Page 49: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

39

3. Menciptakan bermacam-macam kesibukan dan kesempatan

rekreasi bagi anak-anak puber dan adolesens, untuk

menyalurkan kelebihan energinya;

4. Memperluas lapangan kerja bagi kaum wanita, disesuaikan

dengan kodrat dan bakatnya serta mendapatkan upah atau gaji

yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup hariannya.

5. Penyelenggaraan pendidikan seks dan pemahaman nilai

perkawinan dalam kehidupan keluarga;

6. Pembentukan badan atau tim koordinasi dari semua usaha

penanggulangan pelacuran yang dilakukan oleh beberapa

instansi sekaligus mengikutsertakan potensi masyarakat lokal

untuk membantu melaksanakan kegiatan pencegahan atau

penyebaran pelacuran;

7. Penyitaan terhadap buku-buku dan majalah-majalah cabul,

gambar-gambar porno, film-film biru dan sarana-sarana lain

yang merangsang nafsu seks;

8. Meningkatkan kesejahteraan rakyat pada umumnya.48

b. Tindakan yang bersifat represif dan kuratif. Sedangkan usaha yang

represif dan kuratif dimaksudkan sebagai kegiatan untuk menekan

(menghapuskan, menindas), dan usaha untuk menyembuhkan para

wanita dari ketunasusilaannya untuk kemudian membawa mereka

ke jalan benar. Usaha represif dan kuratif ini antara lain berupa:

48

Kartini Kartono, h. 267

Page 50: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

40

1. Melalui lokalisasi yang sering ditafsirkan sebagai legalisasi,

orang melakukan pengawasan atau kontrol yang ketat demi

menjamin kesehatan dan keamanan para prostitute serta

lingkungannya;

2. Untuk megurangi pelacuran, diusahakan melalui aktivitas

rehabilitasi dan resosialisasi, agar mereka bisa dikembalikan

sebagai warga masyarakat yang susila. Rehabilitasi dan

resosialisasi ini dilakukan melalui: pendidikan moral, dan

agama, latihan-latihan kerja dan pendidikan keterampilan agar

mereka bersifat kreatif dan produktif;

3. Penyempurnaan tempat-tempat penampungan bagi para wanita

tuna susila terkena razia; disertai dengan pembinaan yang

sesuai dengan bakat dan minat masing-masing;

4. Pemberian suntikan dan pengobatan pada interval waktu tetap

untuk menjamin kesehatan para prostitute dan lingkungannya;

5. Menyediakan lapangan kerja baru bagi mereka yang bersedia

meninggalkan profesi pelacuran dan memulai hidup susila;

6. Mengadakan pendekatan pada pihak keluarga pelacur dan

masyarakat asal mereka agar mereka mau menerima kembali

bekas-bekas wanita tuna susila itu mengawali hidup baru.49

49

Kartini Kartono, h. 268

Page 51: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi Penelitian

Metode penelitian merupakan teknik atau cara dalam pengumpulan

fakta atau bukti yang dalam hal ini adalah perencanaan tindakan yang akan

dilaksanakan serta langkah-langkah apa yang harus ditempuh untuk mencapai

tujuan dan sasaran penelitian.1 Berikut di bawah ini adalah tahapan-tahapan

penelitian dalam karya ilmiah ini adalah :

A. 1. Lokasi

Tempat penelitian berlokasi di Panti Sosial Karya Wanita (PSKW)

Mulya Jaya di Jl. Tat Twam Asi No. 47, Komplek Departemen Sosial,

Kelurahan gedong Pasar Rebo, Jakarta Timur. Adapun alasan pemilihan lokasi

itu didasari oleh pertimbangan sebagai berikut:

1. Lokasi penelitian mudah dijangkau oleh peneliti.

2. Bertujuan untuk mengetahui bagaimana metode bimbingan mental

spiritual yang dilaksanakan para penyuluh agama di Panti Sosial

Karya Wanita (PSKW) Mulya Jaya Jakarta, sehingga

mempermudah peneliti menganalisis data.

A. 2. Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian yang dilaksanakan di PSKW Mulya Jaya di

mulai pada tanggal 09 Maret s/d 22 Agustus 2011, pada pukul 10.00-15.00

WIB.

1 E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi, (Jakarta:

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998), h. 78

Page 52: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

42

B. 1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian disini ialah para klien panti yang mengikuti

kegiatan bimbingan mental spiritual, akan tetapi hanya dipilih 6 orang dari 20

klien agar mempermudah dalam penelitian peneliti dalam mengambil data

klien pada wawancara terhadap klien oleh karena itu hanya minimal klien

yang terpilih dari beberapa klien di Panti sosial karya wanita PSKW Mulya

Jaya Jakarta.

B. 2. Objek Penelitian

Objek adalah sasaran yang dituju dalam penelitian setelah subjek di

temukan, dalam penelitian ini objeknya adalah metode bimbingan mental

spiritual yang di laksanakan di PSKW Mulya Jaya Jakarta.

C. 1. Model Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini penulis berusaha mengumpulkan data-

data dan keterangan yang dibutuhkan selengkap mungkin untuk menunjang

penyelesainnya sehingga skripsi ini memenuhi persyaratan sebagai suatu

karangan ilmiah, dengan melakukan penelitian atau riset secara langsung

maupun tidak langsung.

Jenis penelitian dibagi menjadi empat, berikut dibawah ini merupakan

jenis-jenis dan penjelasannya, yaitu2:

a. Penelitian Historis

Penelitian historis adalah penelitian berupa kegiatan

penyelidikan, pemahaman, dan penjelasan keadaan yang telah terjadi

dimasa yang telah lampau.

2 Kuncoro (2003:8 s/d 1)

Page 53: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

43

b. Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif adalah pengumpulan data untuk diuji

hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari

subjek penelitian.

c. Penelitian Korelasional

Penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan

menentukan apakah terdapat asosiasi antara dua variabel atau lebih,

serta seberapa jauh korelasi yang ada diantara variabel yang diteliti

d. Penelitian Kausal Komparatif

Penelitian kausal komparatif adalah penelitian yang

menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel

terkait, disamping mengukur kekuatan hubungannya.

Dengan keterangan diatas dan latar belakang serta perumusan masalah

yang diterangkan sebelumnya, maka penelitian ini menggunakan jenis

penelitian deskriptif dengan pengertian lain yaitu ”penelitian yang diarahkan

untuk memberikan gejala-gejala atau fakta, atau kejadian-kejadian secara

sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu”.3

Dengan tujuan untuk memperoleh sesuatu yang diperlukan, dikumpulkan dan

disusun berdasarkan perumusan masalah.

Adapun dalam pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif, yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang atau perilaku

3 Dra. Nurul Zuriyah, M. Si, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan; Teori-

Aplikasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), Cet, Ke-1, h. 47

Page 54: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

44

yang diamati.4 Penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data yang

sifatnya deskriptif, seperti transkip, wawancara, catatan lapangan, gambar,

foto, rekaman, video dan lain sebagainya.5

Pendekatan ini digunakan karena peneliti bermaksud untuk

mengetahui proses kegiatan penyuluh agama dalam membimbing mental

spiritual wanita tuna susila yang kemudian di deskripsikan melalui

pelaksanaan kegiatan rohani yaitu metode bimbingan mental spiritual terhadap

penyandang masalah tuna susila di Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Mulya

Jaya Jakarta.

Menurut Bogdan dan Taylor seperti yang dikutip oleh Lexy J.

Moleong dalam bukunya Metodologi Penelitian adalah, “prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. Menurut mereka, pendekatan

ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic. Jadi dalam hal

ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variabel atau

hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu kebutuhan.6

Menurut Anselm Strauss dalam teknik dan teori Grounded, H. M. Djunady

Ghoni adalah:

“Penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat

diperoleh dengan menggunakan prosedur-prosedur statistic atau

dengan cara lain dari pengukuran”.7

4 Lexy J. Moleong, h. 4

5 E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia,

Edisi ketiga, (Jakarta: LPSP 3 UI, 2005), h. 36 6 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1998), h. 4 7 H. M Junady Ghony, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif; Prosedur, Teknik dan

Teori Grounded, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1997), Cet Ke-1, h. 11

Page 55: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

45

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

survey. Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi

besar ataupun kecil, tetapi data yang di pelajari adalah data dari sampel yang

diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relative

distribusi, dan hubungan-hubungan antara variabel sosiologis maupun

psikologis. Penelitian survei pada umumnya dilakukan untuk mengambil

sesuatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam, survei dapat

membantu dalam membandingkan kondisi-kondisi yang ada dengan criteria

yang telah ditentukan.8

Dalam model penelitian ini, peneliti menggunakan model penelitian

sebagai berikut :

Gambar C. 2

Model Penelitian

Metode Bimbingan Mental Spiritual Bagi Penyandang

Masalah Tuna Susila

Alasan peneliti menggunakan model penelitian pada bagan di atas

karena penulis ingin melihat dan membuktikan pengaruh antara dua variabel

yaitu dari pengaruh bimbingan mental spiritual terhadap penyandang masalah

tuna susila di PSKW Mulya Jaya Jakarta.

8 Sugiyono (2001: 7)

Page 56: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

46

D. 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar

untuk memperoleh data yang diperlukan. Dan pada penelitian ini teknik

pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian,

karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.9

Teknik pengumpulan data diperlukan untuk mendapatkan data dan

informasi yang diperlukan untuk dapat menjelaskan dan menjawab

permasalahan penelitian ini. Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan:

1. Observasi dan pengamatan. Dalam hal ini peneliti mengadakan

pengamatan langsung terhadap sarana dan prasarana dan kegiatan

rohani di Panti PSKW tersebut. Dalam observasi peneliti

melakukan pencatatan apa yang bisa dilihat oleh mata, di dengar

oleh telinga, diraba oleh tangan, kemudian peneliti tuangkan dalam

penulisan skripsi ini sesuai dengan data yang dibutuhkan.

Observasi dan pengambilan data penelitian ini di PSKW dari

bulan Februari s/d Agustus 2011.

2. Wawancara adalah pengumpulan data melalui percakapan dengan

maksud tertentu yang dilakukan oleh pewawancara (pengumpul

data/yang mengajukan pertanyaan) dengan yang terwawancarai

(yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan) yang

dicatat atau direkam dengan alat perekam.10

Wawancara ini terdiri

9 Prof. Dr. Sugiyono, Memahami penelitian kualitatif, (Bandung: ALFABETA,

2005). 10

Dr. Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT. Rosdakarya,

1995), Cet Ke-1 h. 67

Page 57: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

47

dari satu orang Sie Sosial (Program dan Advokasi Sosial), satu

orang Sie Rehsos (Rehabilitasi Sosial), satu orang pekerja sosial,

satu orang penyuluh sosial, penyuluh agama dan enam orang klien.

Pertanyaan pokok ialah tentang metode bimbingan mental spiritual

yang diberikan oleh Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Mulya

Jaya Jakarta terhadap penyandang masalah tuna susila tentang

metode bimbingan mental spiritual. Wawancara dilakukan pada

jeda waktu kosong mereka TS (sebutan wanita tuna susila dipanti).

Sebelum wawancara terlebih dahulu ditanyakan kesediaannya di

wawancarai. Kegiatan wawancara dilakukan di masjid, dalam

kantor ruangan kerja, dan ruang konsultasi.

3. Dokumentasi, yaitu peneliti mengumpulkan, membaca,

memperoleh dan mempelajari berbagai macam bentuk data melalui

pengumpulan dokumen-dokumen dan gambar yang ada di Panti

Sosial Karya Wanita (PSKW) Mulya Jaya Jakarta, serta data-data

lain dari perpustakaan utama dan fakultas yang dapat dijadikan

bahan analisa untuk hasil dalam penelitian ini. Teknik ini

digunakan untuk memperoleh data yang telah di dokumentasikan

dalam buku dan majalah.

E. 1. Sumber Data

Bila dilihat dari sumbernya, teknik pengumpulan data terbagi dua

bagian yaitu:

a. Data Primer

Page 58: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

48

Menurut Umar (2002: 84), data primer merupakan sumber data

penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau

sumber pertama. Data yang langsung diperoleh dari para informan

yang ada di Panti pada waktu penelitian. Data primer ini diperoleh

melalui pengamatan dan wawancara.

b. Data Skunder

Data skunder menurut Husein Umar (2002: 84) adalah: data yang

dikumpulkan melalui sumber-sumber informasi tidak langsung,

seperti dokumen-dokumen yang ada di perpustakaan, pusat

pengelolahan data, pusat penelitian, departemen dan sebagainya.

Data skunder yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya data

yang diperoleh dari studi kepustakaan.

F. 1. Fokus Amatan Penelitian

Untuk mempermudah penulisan agar lebih fokus dalam melakukan

penelitian, maka peneliti memfokuskan masalah yang akan dibahas pada

persoalan metode bimbingan mental spiritual terhadap penyandang masalah

tuna susila.

Banyak pelayanan yang ditawarkan oleh panti sosial karya wanita

PSKW Mulya Jaya Jakarta, tapi disini peneliti hanya memfokuskan penelitian

mulai dari proses bimbingan mental spiritual dengan meneliti metode

bimbingan mental spiritual yang dilaksanakan disana.

Fokus amatan penelitian dalam karya ilmiah ini adalah sebagai berikut

penjelasan dari rinciannya:

Page 59: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

49

1. Pendekatan Awal

Adalah serangkaian kegiatan untuk mendapatkan pengakuan,

dukungan bantuan, dan peran serta dalam pelaksanaan program, dan

bermaksud memperoleh gambaran potensialitas sumber-sumber

pelayanan, pasar usaha dan kerja serta untuk mendapatkan calon klien.

Pendekatan yang dimaksud meliputi; kegiatan-kegiatan orientasi dan

konsultasi, identifikasi, motivasi, dan seleksi dengan jabaran rincian

sebagai berikut:

a. Orientasi dan Konsultasi

Adalah kegiatan pengenalan program pelayanan kepada

pemerintah daerah, instansi-instansi teknis, dan pilar-pilar

partisipan usaha kesejahteraan sosial yang terkait untuk

mendapatkan pengesahan atau pengakuan, dukungan dan bantuan

serta peran sertanya dalam pelaksanaan program. Pendekatan awal

di PSKW Mulya Jaya yang dilakukan dalm bentuk orientasi dan

konsultasi.

b. Identifikasi

Adalah kegiatan upaya untuk memperoleh data yang lebih

rinci tentang diri penyandang masalah tuna susila serta potensi

terhadap lingkungannya, termasuk sumber-sumber pelayanan,

sarana dan prasarana kerja dan usaha, fasilitas atau garis

kemudahan.

Page 60: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

50

c. Motivasi

Adalah kegiatan pengenalan program kepada penyandang

masalah tuna susila untuk menumbuhkan keinginan dan dorongan

tinggi dalam mengikuti, melaksanakan program pelayanan dan

rehabilitasi sosial.

d. Seleksi

Adalah kegiatan pengelompokkan atau klasifikasi

penyandang masalah kesejahteraan sosial terutama yang sudah di

motivasi, untuk menentukan siapa yang memenuhi persyaratan dan

siapa yang tidak dapat diterima menjadi calon penerima pelayanan.

2. Penerimaan

Adalah serangkaian kegiatan administratif maupun teknis

meliputi registrasi, menelaahan atau pengungkapan masalah, dan

penempatan kelayan pada program rehabilitasi sosial yang

dilaksanakan pada saat calon penerima pelayanan hasil seleksi secara

syah diterima sebagai klien definitive di Panti. Kegiatan tersebut

secara operasional adalah sebagai berikut:

a. Registrasi

Adalah kegiatan administrasi pencatatan dalam buku induk

penerima pelayanan (setiap penerima pelayanan 1 klien agar diberi

NIP atau NIK (nomor induk peserta/klien) dan mengkomplikasikan

berbagai formulir isian untuk mendapatkan penerima pelayanan

definitif lengkap dengan segala informasi biodatanya.

Page 61: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

51

b. Penelaahan dan pengungkapan masalah (Assesment)

Adalah upaya untuk menelusuri, menerima, dan menggali

data penerima pelayanan (klien), faktor serta penyebab

masalahnya, tanggapannya serta kekuatan-kekuatannya dalam

upaya membantu dirinya sendiri. Hal ini dapat dikaji, dianalisa dan

diolah untuk membantu upaya rehabilitasi sosial, dan resosialisasi

bagi penerima pelayanan (klien).

c. Penempatan kelayan pada program rehabilitasi sosial

Adalah kegiatan pengelompokkan bakat dan minat para

penerima pelayanan (klien) dipadukan dengan program bimbingan,

khususnya program keterampilan kerja praktis yang sudah

diprogramkan (sesuai dengan inventarisasi pasaran usaha kerja)

untuk menambahkan semangat dan kecintaan untuk mengikuti

bimbingan kerja tersebut.

3. Bimbingan Mental Spiritual

Adalah serangkaian kegiatan bimbingan rohani atau tuntunan

untuk dapat memahami diri sendiri, dan orang lain dengan cara

mempelajari berbagai ilmu pengetahuan khususnya tentang ilmu

keagamaan yang didukung dengan pelatihan dan pemahaman cara

berpikir positif serta praktik kegiatan ibadah, demi terwujudnya

kebahagiaan di dunia dan di akhirat.11

11

Abdul Rahman, S. Sos.I dan Ust. Nuhri Sulaeman, Panduan Bimbingan Mental

Spiritual, (Jakarta: Departemen Sosial, 2011), h.1

Page 62: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

52

Proses kegiatan ini yang peneliti fokuskan, untuk mengetahui

bagaimana (1) Metode bimbingan mental spiritual, (2) Faktor

pendukung dan penghambat keberhasilan bimbingan mental spiritual.

4. Resosialisasi

Adalah serangkaian kegiatan bimbingan yang bersifat dua arah

yaitu di satu pihak untuk mempersiapkan klien agar dapat berintegrasi

penuh kedalam kehidupan dan penghidupan secara normative, dan di

satu pihak lagi untuk mempersiapkan masyarakat khususnya

masyarakat daerah asal atau lingkungan masyarakat di lokasi

penempatan kerja atau usaha klien agar mereka dapat menerima,

memperlakukan dan mengajak serta untuk berintegrasi dengan

kegiatan kemasyarakatan. Adapun kegiatan resosialisasi meliputi

beberapa hal sebagai berikut12

:

a. Bimbingan kesiapan dan peran serta masyarakat

Adalah kegiatan bimbingan atau tuntunan pendekatan

untuk menumbuhkan kemauan keluarga, masyarakat, tokoh-tokoh

masyarakat, organisasi sosial.

b. Bimbingan sosial hidup bermasyarakat

Adalah serangkaian kegiatan bimbingan yang diarahkan

agar klien tersebut dapat melaksanakan seluruh kegiatannya sesuai

dengan norma yang berlaku dan menghindari kegiatan yang

menjadi larangan-larangan masyarakat.

12

Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Kementrian Sosial R.I,

diakses dari Pada tanggal 09 Maret 2011.

Page 63: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

53

c. Bimbingan pemberian bantuan stimulans usaha produktif

Adalah serangkaian kegiatan pengadaan bantuan peralatan

dan bahan untuk mempersiapkan klien dapat melaksanakan praktek

bermata pencaharian dan bantuan tersebut bersifat merangsang

usaha-usahanya agar dapat lebih berkembang.

d. Bimbingan usaha kerja

Adalah kegiatan tuntunan praktek berusaha atau bekerja

untuk dapat menciptakan lapangan kerja yang layak, serta praktek

mengelola usaha, menuju terciptanya kondisi usaha yang efektif

dan efisien.

e. Penempatan dan penyaluran

Adalah serangkaian kegiatan yang diarahkan untuk

mengembalikan penerima pelayanan kedalam kehidupan dan

penghidupan di masyarakat secara normative baik dilingkungan

keluarga, masyarakat, daerah asal, maupun kejalur-jalur lapangan

kerja atau usaha mandiri (wirausaha) dengan bertransmigrasi.

5. Bimbingan lanjut

Adalah serangkaian kegiatan bimbingan yang diarahkan

kepada klien dan masyarakat guna lebih memantapkan, meningkatkan

dan mengembangkan kemandirian klien dalam kehidupan serta

penghidupan yang layak.

a. Bimbingan peningkatan kehidupan bermasyarakat

Page 64: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

54

Kegiatan bimbingan usaha bimbingan atau tuntunan

untuk lebih memantapkan kemampuan penyesuaian diri dalam

tata hidup bermasyarakat dan keikutsertaan mereka dalam

proses pembangunan sesuai dengan kemampuannya.

b. Bantuan pengembangan usaha bimbingan peningkatan

keterampilan

Serangkaian kegiatan yang diarahkan kepada penerima

pelayanan dalam bentuk pemberian bantuan ulang balik berupa

peralatan dan bahan permodalan maupun pemantapan

keterampilan, sehingga jenis usaha atau kerjanya lebih

berkembang.

c. Bimbingan pemantapan kemandirian usaha kerja

Serangkaian kegiatan bimbingan yang diarahkan

kepada penerima pelayanan guna dapat meningkatkan usaha

ekonomis, produktif, sehingga dapat mengembangkan jenis dan

jumlah penghasilannya13

.

6. Evaluasi

Evaluasi dilakukan secara menyeluruh dalam pelaksanaan

program pelayanan dan rehabilitasi sosial mulai tahap perencanaan

sampai akhir tahap pelayanan yang ditetapkan, untuk mengukur

tingkat keberhasilan. Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan

memberi nilai secara obyektif terhadap pencapaian hasil-hasil

13

Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Kementrian Sosial R.I,

diakses dari Pada tanggal 09 Maret 2011.

Page 65: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

55

sebagaimana telah direncanakan sebelumnya dalam upaya

menyelenggarakan pelayanan dan rehabilitasi sosial terhadap

penyandang masalah Tuna Susila.14

Tujuannya untuk mengukur efektifitas dan efisiensi dari

pelaksanaan pelayanan dan rehabilitasi sosial terhadap penyandang

masalah Tuna Susila dan sekaligus mengukur secara obyektif hasil-

hasil pelaksanaan kegiatan tersebut.

7. Terminasi (Pengakhiran Pelayanan)

Pengakhiran pelayanan dilaksanakan untuk memastikan hasil

evaluasi umum terhadap klien telah dapat menjalankan fungsi

sosialnya secara wajar dan mampu menjadi warga Negara masyarakat

yang bertanggung jawab. Dalam hal ini dipersiapkan klien dalam

proses pengakhiran berjalan secara wajar, dimana pemutusan

pelayanan tidak menimbulkan konflik psikologis yang dapat

mengganggu klien. Disamping itu agar administrasi penanganan kasus

berlangsung dengan tertib, dibuatkan surat pemberitahuan formal

bahwa proses pelayanan klien sudah berakhir.15

G. 1. Teknik Pemilihan Informan

Berkenaan dengan tujuan penelitian, maka pemilihan informan

menentukan informasi kunci (key informan) tertentu yang sarat informasi

sesuai dengan fokus penelitian.

14

Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Kementrian Sosial R.I,

diakses dari Pada tanggal 09 Maret 2011. 15

Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Kementrian Sosial R.I,

diakses dari Pada tanggal 09 Maret 2011.

Page 66: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

56

Sample adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang

dianggap dapat menggambarkan populasinya.16

Untuk memilih sample (dalam

hal ini informan kunci) lebih tepat dilakukan dengan sengaja (purposive

sampling) pengambilan sampel berdasarkan tujuan.17

Yaitu peneliti memilih

dan menentukan subjek atau orang-orang yang menjadi informan untuk

diwawancarai berdasarkan tujuan dan maksud penelitian. Selanjutnya,

bilamana dalam proses pengumpulan data sudah tidak lagi ditemukan variasi

informasi baru, proses pengumpulan informasi sudah selesai.

Pemilihan sample yang peneliti gunakan yaitu:

Pengambilan sample dengan variasi maksimum; pengambilan sample

ini dilakukan bila subjek atau target penelitian menampilkan banyak variasi,

dan penelitian bertujuan menangkap dan menjelaskan tema-tema sentral yang

tertampilkan sebagai akibat keluasan cakupan (variasi) partisipan penelitian.

Keterwakilan semua variasi penting, dan pendekatan maximum variation

sampling justru mencoba memanfaatkan adanya perbedaan-perbedaan yang

ada untuk menampilkan kekayaan data.18

Patton menjelaskan demikian.

The maximum variation sampling strategy trans that apparent

weakness into a strength by applying the following logic: any common

petterns that emerge from great variation are of varticular interest and

value in capturing the core experiences and central, shared aspect or

inpacts of a program (Patton, 1990, hal 172).

16

Dr. Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT. Rosdakarya,

1995), Cet Ke-1 hal. 57 17

Ibid, h. 63 18

E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia,

Edisi ketiga, (Jakarta: LPSP 3 UI, 2005), h. 98-99.

Page 67: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

57

Patton mengingatkan bahwa penelitian dengan sampel yang

menampilkan variasi maksimum tidak dapat dilakukan dengan jumlah sampel

terlalu kecil, mengingat jumlah sampel; terlalu kecil akan menyulitkan

diperolehnya keterwakilan semua variasi. Walau demikian, karena penelitian

kualitatif juga sulit dilaksanakan dengan jumlah sampel terlalu besar, variasi

harus dapat dimaksimalkan dengan jumlah sampel relative tetap terbatas.

Konstruksi dimulai dengan mengedintifikasi karakteristik atau kinerja yang

berbeda dari individu yang terlibat dalam fenomena. Bila penentuan sampel

dilakukan dengan baik, temuan diharapkan menampilkan (1) deskripsi yang

berkualitas dan mendetail dari setiap kasus, dengan mendokumentasikan

keunikan dari setiap kasus, (2) pola-pola yang tampil dari kasus yang berbeda-

beda.19

Adapun dari penelitian variasi maksimum ini adalah bagaimana

peneliti dapat mendeskripsikan keanekaragaman atau keunikan dari objek

yang di teliti, dari berbagai macam latar belakang mereka sampai berada di

Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Mulya Jaya Jakarta.

Dengan demikian jumlah informan dalam penelitian ini berjumlah

enam orang. Adapun objek penelitian ini yaitu pada kegiatan atau proses

metode bimbingan mental spiritual yang dilaksanakan oleh PSKW Mulya Jaya

Jakarta, dengan mewawancarai beberapa orang secara acak yang benar-benar

menguasai permasalahan dalam penelitian ini, kemudian peneliti meminta

rujukan untuk mendapatkan informasi dan informan lainnya. Begitu

19

E. Kristi Poerwandari, h. 98-99.

Page 68: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

58

seterusnya sampai sekiranya sudah tidak muncul lagi informasi-informasi baru

yang bervariasi.

H. 1. Asumsi Peneliti

Penyandang masalah tuna susila adalah adalah mereka yang hidup

dengan keadaan ekonomi yang kurang, mengenyam pendidikan yang minim,

memiliki mental rendah, pemikiran yang singkat, dan tidak menghargai norma

agama, budaya, sosial, dan tidak menghargai diri mereka sendiri. Itu semua

dilakukan hanya untuk mencapai kepuasan dari jalan pintas bagaimana

mendapat uang banyak dengan cara cepat, akan tetapi tanpa memanfaatkan

keterampilan dan skill yang mereka miliki. Semua itu dilakukan guna

memenuhi kebutuhan financial hidup yang makin hari kian tinggi. Kurangnya

pengajaran agama yang mereka dapat dalam hidup dan mental yang rendah

yang menjadikan mereka mengkomersilkan diri mereka di kehidupan malam

yang gemerlap, yang tanpa mereka sadari semua itu akan menghancurkan diri

mereka sendiri secara perlahan.

Adanya bimbingan mental spiritual pada setiap panti rehabilitasi

adalah suatu perhatian besar dari pemerintah bahwa di jaman yang serba

modern ini mereka para para petugas pemerintahan dinas-sosial masih

memperhatikan akan pentingnya pendidikan agama di tanamkan pada

penyandang masalah tuna susila selama masa rehabilitasi.

Pelaksanaan kegiatan bimbingan mental spiritual di Panti Sosial Karya

Wanita PSKW Mulya Jakarta tempat saya melakukan penelitian ini

merupakan salah satu panti yang ada kegiatan rohani islamnya dengan

Page 69: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

59

menggunakan metode bimbingan mental spiritual seperti ceramah, praktik,

sharing, dan metode lainnya sesuai dengan syariat islam yang diajarkan.

Metode bimbingan mental spiritual di Panti ini cukup berhasil dilaksanakan.

Dukungan dari panti dan klien yang mengikuti kegiatan tersebut cukup baik

responnya, sehingga program bisa terlaksana dengan baik, meskipun

terkadang ada kendala dari klien yang malas mengikuti kegiatan rohani ini

akan tetapi penyuluh bisa mengatasinya dengan baik.

Dalam penelitian ini, peneliti melihat kegiatan ini sangat maksimal

dilaksanakan, karena selain dilaksanakan setiap hari kegiatan bimbingan

mental spiritual ini juga ada kegiatan praktik ibadah langsung, jadi klien

bukan hanya mengetahui tentang teori-teori akan tetapi bisa langsung

mempraktikannya. Dalam praktik ini di awasi langsung oleh penyuluh islam

di Panti, sehingga bisa dengan mudah memonitoring klien secara langsung

dan kegiatan bimbingan mental spiritual berlangsung selama enam bulan masa

rehabilitasi.

Dalam penelitian ini, peneliti membagi dalam dua variabel yaitu

variabel pertama metode bimbingan mental spiritual, dan variabel kedua

terhadap penyandang masalah tuna susila. Maksud dari penelitian ini adalah

peneliti ingin mengetahui sejauh mana metode bimbingan mental spiritual

mempengaruhi keimanan penyandang tuna susila setelah menjalani bimbingan

mental spiritual di PSKW Mulya Jaya ini.

Page 70: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

60

I. 1. Teknik Analisa Data

Ada berbagai cara untuk menganalsis data, tetapi secara garis besarnya

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Reduksi data, yaitu dimana peneliti mencobah memilih data yang

relevan dengan proses layanan metode bimbingan mental spiritual

terhadap penyandang masalah tuna susila serta hambatan-

hambatannya.

b. Penyajian data, setelah data mengenai proses layanan metode

bimbingan mental spiritual terhadap penyandang masalah tuna

susila serta hambatan-hambatannya diperoleh, maka data tersebut

disusun dalam bentuk narasi, visual gambar, matrik, bagan, tabel

dan lain sebagainya.

c. Penyimpulan atas apa yang disajikan, pengambilan kesimpulan

dengan menghubungkan dari tema tersebut sehingga memudahkan

untuk menarik kesimpulan. 20

J. 1. Teknik Pemeriksaan Data

a. Kredibilitas (derajat kepercayaan) dengan menggunakan teknik

tringulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain, hal itu dapat dicapai dengan

jalan; (a) membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil

wawancara, misalnya; untuk mengetahui bimbingan mental

spiritual terhadap penyandang masalah tuna susila yang diberikan

20

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1998), h. 288

Page 71: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

61

oleh PSKW Mulya Jaya tersebut. (b) membandingkan keadaan dan

perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan

orang lain, misalnya hal ini peneliti membandingkan jawaban yang

diberikan oleh klien yang menerima pelayanan dengan jawaban

yang diberikan oleh pegawai atau pekerja sosial. (c)

membandingkan hasil wawancara dengan hasil dokumen yang

berkaitan dengan masalah yang diajukan. Peneliti memanfaatkan

dokumen dan data sebagai bahan perbandingan.21

b. Ketekunan atau keajegan pengamatan, ketekunan pengamatan

bermaksud menentukan cirri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi-

situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang

dicari. Kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara

rinci, maksudnya peneliti hanya memusatkan dan mencari jawaban

sesuai dengan rumusan masalah saja.22

Kepastian dengan teknik pemeriksaan audit, kepastian auditor dalam

hal ini ialah objektif atau tidak tergantung pada persetujuan beberapa orang

terhadap pandangan, pendapat dan penemuan seseorang. Dapatlah dikatakan

bahwa pengalaman seseorang itu subjektif, sedangkan jika disepakati oleh

beberapa orang barulah dapat dikatakan objektif.23

21

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1998), hal. 330-331 22

Ibid, hal 329. 23

Ibid, hal 341.

Page 72: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

62

BAB IV

ANALISA TEMUAN LAPANGAN

A. Gambaran Umum Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Mulya Jaya Jakarta

1. Sejarah Berdirinya

Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Pasar Rebo adalah salah satu unit

pelaksanaan teknis Departemen Sosial yang memberikan pelayanan dan

rehabilitasi sosial kepada wanita tuna susila yang meliputi: pembinaan fisik,

mental, sosial, mengubah sikap dan tingkah laku, pelatihan keterampilan dan

resosialisasi, serta pembinaan lanjut kepada penyandang masalah tuna susila

agar mampu dalam kehidupan masyarakat.1 Pembangunan dan

penyempurnaan Panti ini terus berkembang secara bertahap, berikut adalah

tahap-tahap perubahan PSKW Mulya-Jaya:

a) Tahun 1959: berstatus pilot pusat pendidikan wanita, merupakan

projek percontohan Despos (Departemen Sosial).

b) Tahun 1960: dibuka Menteri Sosial Bpk. H. Moelyadi Djoyomartono

(alm) dengan nama: “Mulya Jaya” berdasarkan motto: “Wanita Mulya

Negara Jaya” tanggal 20 Desember 1960.

c) Tahun 1963: diresmikan menjadi Panti Pendidikan Wanita Mulya Jaya

(PPW) dengan SK Mentri Sosial RI No. HUK/4-1-9/2005 tanggal 1

Juni 1963.

d) Tahun 1969: disempurnakan menjadi Pusat Pendidikan Pengajaran

Kegunaan Wanita (P3KW).

1 Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Kementrian Sosial R.I,

diakses dari Pada tanggal 09 Maret 2011.

Page 73: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

63

e) Tahun 1976: ditetapkan menjadi Panti Rehabilitasi Wanita Tuna Susila

(PRWTS) “Mulya-Jaya” dengan SK Menteri Sosial RI No.

41/HUK/Kep/XI/1979 November 1979.

f) Tahun 1994: ditetapkan menjadi Panti Sosial Karya Wanita Mulya

Jaya (PSKW) dengan keputusan Mensos RI No. 14/HUK/1994 tanggal

23 April 1994.

g) Tahun 1995: ditetapkan menjadi Panti Sosial Karya Wanita (PSKW)

Mulya Jaya dengan Kep/Mensos RI No. 22/HUK/1995 tanggal 24

April 1995.2

2. VISI MISI

Visi:

Pelayanan dan rehabilitasi wanita tuna susila yang bermutu dan

professional.

Misi:

a) Melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi sesuai dengan panduan

yang telah ada.

b) Mewujudkan keberhasilan pelayanan dan rehabilitasi tuna susila

sesuai dengan indikator-indikator keberhasialan yang telah

ditetapkan panduan pelayanan dan rehabilitasi tuna susila.

c) Mengembangkan jaringan kerja sama dengan pihak-pihak terkait

pemerintah dan masyarakat dalam rangka meningkatkan pelayanan

dan rehabilitasi wanita tuna susila.3

2 Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Kementrian Sosial R.I,

diakses dari Pada tanggal 09 Maret 2011.

Page 74: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

64

Adapun tujuan dari PSKW “Mulya-Jaya” Jakarta adalah: terbina dan

berkembangnya tata kehidupan sosial para wanita tuna susila yang meliputi

pemulihan kembali rasa harga diri, tanggung jawab sosial serta berkemauan

melaksanakan fungsi sosialnya dalam kehidupan dan penghidupan

masyarakat.

3. STRUKTUR ORGANISASI.4

Keterangan :

Drs. Waskito Budi Kusumo, M.SI. : Kepala Panti

Ujang Taufik Hidayat, S.SOs.M.SI : KA.Subbag Tata Usaha

Dra. Hj. Dwismari Novie Reviani : Kasie. Program dan Advokasi Sosial

Drs. Ali Samantha, MM. : Kasie. Rehabilitasi Sosial.

3 Brosur PSKW “Mulya Jaya”, Depsos RI, Kelurahan Gedong Pasar Rebo Jakarta-

Timur. 4 Ibid

Page 75: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

65

4. LANDASAN HUKUM

1. Undang-Undang Dasar 1945, pasal 27 ayat 2, pasal 28 & pasal 34.

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Konfensi

Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap perempuan.

4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.

5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Azasi Manusia.

6. Undang-Undang No.21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Perdagangan Orang.

7. Undang-Undang RI. No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.

8. Keputusan Presiden Nomor 88 Tahun 2002 tentang Penghapusan

Trafiking Perempuan dan Anak.

9. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor : 106/HUK/2009 Tentang Organisasi

dan tata Kerja Panti Sosial di Lingkungan Departemen Sosial.

10. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 20/HUK/1999 tentang Rehabilitasi

Sosial Bekas Penyandang Masalah Tuna Sosial.5

5. KEBIJAKAN

Kebijakan dalam pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi Wanita Tuna

Susila adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan dan memantapkan peranan masyarakat dalam

menyelenggarakan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang

masalah sosial dengan melibatkan semua unsur dan komponen masyarakat

5 Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Kementrian Sosial R.I,

diakses dari Pada tanggal 09 Maret 2011.

Page 76: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

66

yang didasari oleh nilai–nilai swadaya, gotong royong dan kesetiakawanan

sosial, sehingga upaya tersebut merupakan usaha – usaha kesejahteraan

sosial yang melembaga dan berkesinambungan.

2. Meningkatkan jangkauan pelayanan dan rehabilitasi sosial yang lebih adil

dan merata, agar setiap warga negara khususnya penyandang masalah

kesejahteraan sosial berhak untuk memperoleh pelayanan yang sebaik-

baiknya untuk meningkatkan kualitas kehidupan.

3. Meningkatkan mutu pelayanan dan rehabilitasi sosial yang semakin

profesional, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah, masyarakat dan

dunia usaha bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial.

4. Memantapkan manajemen pelayanan sosial yang dilakukan dengan

penyempurnaan yang terus menerus dalam merencanakan, melaksanakan,

memantau, mengevaluasi dan melaporkan serta mengkoordinasikan dan

memadukan dengan sektor-sektor lain dan pemerintah daerah, sehingga

pelayanan dan rehabilitasi sosial menjadi semakin berkualitas dan dapat

dipertanggungjawabkan kepada publik.6

6. KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Sesuai Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 106/HUK/2009, PSKW

“Mulya Jaya” Jakarta adalah Panti Rehabilitasi Sosial yang menangani

penyandang masalah tuna susila, dengan kedudukan, tugas pokok dan fungsi,

sebagai berikut :

A. Kedudukan

6 Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Kementrian Sosial R.I,

diakses dari Pada tanggal 09 Maret 2011.

Page 77: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

67

Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta adalah

salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Departemen Sosial

RI yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada

Direktur Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, sehari-hari

secara fungsional dibina oleh Direktur Pelayanan Rehabilitasi Tuna

Sosial. Panti Sosial dipimpin oleh seorang Kepala.7

B. Tugas Pokok

Panti Sosial mempunyai tugas melaksanakan pelayanan dan

rehabilitasi sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial

agar mampu berperan aktif, berkehidupan dalam masyarakat,

rujukan regional, pengkajian dan penyiapan standar pelayanan,

pemberian informasi serta koordinasi dan kerjasama dengan

instansi terkait sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Panti Sosial Karya Wanita mempunyai tugas memberikan

bimbingan, pelayanan dan rehabilitasi sosial yang bersifat kuratif,

rehabilitatif, promotif dalam bentuk bimbingan pengetahuan dasar

pendidikan, fisik, mental, sosial, pelatihan keterampilan,

resosialisasi bimbingan lanjut bagi para wanita tuna susila agar

mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan

7 Diadaptasi dari Prosedur Kerja Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta

Sesuai Kepetusan Menteri Sosial RI No. 40 HUK 2004.

Page 78: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

68

bermasyarakat serta pengkajian dan pengembangan standar

pelayanan dan rujukan.8

C. Fungsi

Berdasarkan tugas pokok tersebut, PSKW “Mulya Jaya”

Jakarta, mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana dan program ; evaluasi dan

laporan.

b. Pelaksaan Registrasi, Observasi, Identifikasi, Diagnosa

sosial dan perawatan.

c. Pelaksanaan pelayanan dan rehabilitasi sosial yang

meliputi bimbingan mental, sosial, fisik, dan

keterampilan.

d. Pelaksaan resosialisasi, penyaluran dan bimbingan

lanjut.

e. Pelaksaan pemberian perlindungan sosial, advokasi

sosial, informasi dan rujukan.

f. Pelaksanaan pusat model pelayanan rehabilitasi dan

perlindungan sosial.

g. Pelaksanaan urusan tata usaha.9

8 Diadaptasi dari Prosedur Kerja Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta

Sesuai Kepetusan Menteri Sosial RI No. 40 HUK 2004. 9 Diadaptasi dari Prosedur Kerja Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta

Sesuai Kepetusan Menteri Sosial RI No. 40 HUK 2004.

Page 79: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

69

7. MEKANISME KERJA DAN KERJASAMA

Dalam upaya optimalisasi dan akuntabilitas pelaksanaan pelayanan

dan rehabilitasi sosial terhadap Wanita Tuna Susila, PSKW “Mulya Jaya”

Jakarta memperhatikan mekanisme kerja dan kerjasama yang dilaksanakan.

A. Mekanisme Kerja

a) Pelaksanaan kegiatan pelayanan dan rehabilitasi sosial wanita tuna

susila selalu mengacu pada pedoman yang ada dan prosedur

professional pekerjaan sosial, serta mendahulukan kepentingan

kelayan untuk mengatasi permasalahan kelayan Wanita Tuna

Susila.

b) Bagi lembaga rehabilitasi sosial merujuk pada mekanisme kerja

yang telah dilakukan oleh instansi masing-masing.

c) Mengadakan kontak, konsultasi dan koordinasi dengan Dinas

Sosial (Pemerintah Daerah Setempat) dalam rangka pelaksanaan

pelayanan dan rehabilitasi tuna susila di daerah-daerah setempat.

d) Koordinasi dengan lembaga-lembaga sosial dan instansi terkait

lainnya dalam pelaksanaan pelayanan dan rehabilitasi sosial wanita

tuna susila.

e) Pelaksanaan program pelaporan hasil kegiatan pada lembaga /

instansi yang berwenang secara berjenjang.

f) Evaluasi dilakukan oleh lembaga / instansi yang berwenang.10

B. Kerjasama

10

Ibid

Page 80: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

70

Kerjasama dengan lembaga terkait dapat diwujudkan dalam

pola penanganan permasalahan sosial wanita tuna susila yang

melibatkan ahli-ahli yang kompeten, dan atas dasar pengetahuan

dan dukungan Pemerintah Daerah (Kabupaten/Kota) dalam rangka

mengatasi masalah tuna susila.

1. Tujuan kerjasama antar lembaga;

Memperoleh dukungan dari lembaga-lembaga terkait maupun

lembaga penyedia lapangan kerja untuk terlibat dalam

penanganan masalah waita tuna susila.

2. Manfaat kerjasama antar lembaga;

a. Menjamin kelancaran dan kelangsungan pelayanan dan

rehabilitasi sosial untuk lebih menghilangkan stigma eks

wanita tuna susila dalam masyarakat.

b. Meningkatkan kesempatan kerja bagi eks wanita tuna susila

untuk melanjutkan kehidupan secara normatif dan mandiri,

baik secara sosial maupun ekonomi.

c. Sasaran kegiatan ini adalah dunia usaha, lembaga penyedia

lapangan kerja, lembaga pelayanan sosial, panti-panti

sosial, LSM, dan Pemerintah Daerah.

i. Lingkup kegiatan

a. Identifikasi sasaran pada sejumlah lembaga

yang akan diajak kerjasama.

Page 81: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

71

b. Sosialisasi program, pemaparan kelembagaaan

pelayanan dan rehabilitasi sosial, jenis

penanganan yang dilakukan, peningkatan

kompetensi eks kelayan dan hasil yang

diharapkan.

c. Pelaksanaan program kerjasama antar lembaga.

d. Evaluasi program, menyangkut efektifitas

kerjasama antar lembaga.

Kerjasama yang telah dilakukan oleh PSKW “Mulya Jaya” Jakarta,

dalam rangka pelayanan dan rehabilitasi sosial kepada Wanita Tuna

Susila, yaitu :

1. Dinas sosial, Dinas ketenteraman & ketertiban/ Satpol PP

dalam pengiriman calon kelayan/siswa dan menindaklanjuti

hasil razia yang dilaksanakan.

2. IOM (International Organizaton of Migration) dalam

penanganan lanjutan dan memberikan perlindungan terhadap

terhadap korban trafficking/penjualan perempuan yang

dilacurkan.

3. RS POLRI Kramat Jati dalam hal rujukan dan penangan medis

korban trafficking perempuan.

4. RS Cipto Mangunkusumo dalam bantuan tenaga medis / dokter

spesialis kulit & kelamin untuk pemeriksaan danpengolahan

PMS penerima pelayanan di Panti.

Page 82: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

72

5. Lembaga Pendidikan Keterampilan Wanita dan Yayasan Tri

Dewi dalam bantuan tenaga instruktur keterampilan untuk

meningkatkan mutu pelatihan keterampilan / vocational.

6. Aparat Keamanan Setempat (Polsek dan Koramil Pasar Rebo),

dalam mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.

7. Organisasi Wanita Aisyah, Organisasi Wanita Islam, Yayasan

Al Azhar, KUA, Pendeta dari Gereja, dalam pembinaan /

bimbingan mental agama.

8. Universitas Indonesia, Jurusan Kesejahteraan Sosial dan

Psikologi, dalam membantu mengungkap dan menangani

permasalahan kelayan /siswa.

9. Universitas Negeri Jakarta, dalam hal pembinaan fisik, berupa

tenaga instruktur olahraga.

10. Panti Sosial Asuhan Anak Balita “Tunas Bangsa” Cipayung

Jakarta, dalam rujukan / penitipan anak balita kelayan / siswa

yang sedang dibina.11

8. KEADAAN/KONDISI PANTI

Letak dan Luas Panti

PSKW “Mulya Jaya” ini berlokasi di komplek Departemen Sosial RI

jalan Tat Twam Asi Nomor 47 RT. 08 RW. 02 Kelurahan Gedong Kecamatan

11

Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Kementrian Sosial R.I,

diakses dari Pada tanggal 09 Maret 2011.

Page 83: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

73

Pasar Rebo Jakarta Timur – PO BOX 13760 Telp. 021 8400631 Fax. 021

8415717, dengan luas 19.700 M2.12

Pengelola/Personil Panti

Jumlah personil panti/pegawai seluruhnya sebanyak 45 orang terdiri

dari sebagai berikut:

NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH

1. Pasca sarjana (S-2) 3 orang

2. Sarjana (S-1) 19 orang

3. Sarjana muda/Diploma 3 orang

4. SLTA 18 orang

5. SLTP 7 orang

6. SD 1 orang

J U M L A H : 51 orang

Selain itu dibantu Tenaga Harian Lepas (THL) sebanyak 15 orang.13

Kapasitas Tampung

Untuk tahun anggara 2009 kapasitas tampung di PSKW “Mulya Jaya”.

Jakarta terdiri dari :

1. Wanita Tuna Susila : 220 orang dalam 2 angkatan

2. Wanita Korban Tracfiking : 100 orang dalam 4 angkatan

Jangkauan Pelayanan

12

Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Kementrian Sosial R.I,

diakses dari Pada tanggal 09 Maret 2011. 13

Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Kementrian Sosial R.I,

diakses dari Pada tanggal 09 Maret 2011.

Page 84: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

74

Jangkauan pelayanan dan rehabilitasi sosial PSKW “Mulya Jaya”

Jakarta yaitu Regional – Nasional, meliputi :

a. DKI Jakarta

b. Banten

c. Jawa Barat

d. Batam

e. Kalimantan

Sarana dan Prasarana

No SARANA & PRASARANA KET.

1. Kantor (Kepala Panti dan Tata Usaha) 187 M2

2. Kantor (Rehabsos, PAS, Peksos) 420M2

3. Guest House 195M2

4. Rumah Dinas Pimpinan 185M2

5. Rumah Dinas Pegawai I 155M2

6. Rumah Dinas Pegawai II 115M2

7. Rumah Dinas / Mess Pegawai 200M2

8. Ruang seleksi 179M2

9. Aula 216M2

10. Ruang Keterampilan Tata Rias dan Olahan Pangan 231 M2

11. Ruang Keterampilan Menjahit Manual 156M2

12. Ruang Keterampilan Menjahit High Speed 200m2

13. Ruang Kesehatan, Konsultasi dan data 140m2

Page 85: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

75

14. Asrama Siswa Cut Nyak Dien, Nyi Ageng Serang 130m2

15. Asrama Siswa Kartini Satu dan Dua 260m2

16. Asrama Siswa Malahayati (Tingkat) 266m2

17. Ruang Makan dan Dapur 275m2

18. Ruang Serbaguna (Ruang Pendidikan) 353m2

19. Pos Jaga Depan 12m2

20. Pos Jaga Belakang 9m2

21. Rumah Ibadah Mesjid Al Khairat 433m2

22. Lapangan Tenis 757m2

23. Lapangan Olah Raga dan Upacara 1280m2

24. Selasar 90m2

25. Taman 1680m2

26. Lahan Pertanian 2903m2

27. Empang I 1.362m2

28. Empang II 1.362m2

29. Jalan dalam Komplek 780m2

30. Pagar Tembok Keliling 785m2

31. Drainase (Saluran Air) 1750m2

32. Gardu PLN 1 unit

33. Lahan Penghijauan dan Semak Belukar 2427m2

34. Gedung TPA 257m2

35. Gedung Traficking (Tingkat) 340m2

Page 86: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

76

36. Aula atau Ruang serbaguna 573m2

37 Lapangan Bulutangkis 144m2

38. Lapangan Tenis 757m2

39. Roda Enam (mini bus) 1 Buah

40. Roda Empat 3 Buah

41. Roda Dua 2 Buah

B. Analisa Hasil Temuan

Panti sosial karya wanita PSKW “Mulya Jaya” Jakarta merupakan salah

satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Departemen Sosial RI yang

memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial kepada Penyandang Masalah Tuna

Susila atau Wanita Tuna Susila, antara lain melalui kegiatan pembinaan fisik,

mental, sosial, mengubah sikap dan tingkah laku, pelatihan keterampilan,

resosialisi dan pembinaan lanjut agar mampu melaksanakan fungsi sosialnya dan

mandiri dalam kehidupan bermasyarakat.14

Klien PSKW adalah wanita penjajak komersil hasil dari seleksi yang

dilakukan pihak-pihak terkait pemerintah daerah setempat seperti satpol PP, polisi

dan pihak berwenang lainnya, yang kemudian klien yang akan menjadi penghuni

rehabilitasi disaring kembali oleh pihak PSKW Mulya Jaya. Kemudian setelah

mereka di seleksi maka mereka akan ditempatkan di asrama maksimal 6 bulan

masa rehabilitasi, dimana didalamnya mereka akan di bina, dibimbing dan

diarahkan sesuai dengan bakat serta minat mereka. Selama masa rehabilitasi

14

Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Kementrian Sosial R.I,

diakses dari Pada tanggal 09 Maret 2011.

Page 87: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

77

mereka juga wajib mengikuti aturan-aturan panti yang ada. Mereka para klien

berasal dari daerah yang berbeda-beda, serta latar belakang keluarga, pendidikan,

ekonomi mereka berbeda-beda yang kemudian di sosialisasikan dipanti dengan

yang lainnya, agar tercipta suasana harmonis didalam panti terhadap sesama

teman penghuni satu dengan yang lainnya.15

Pembimbing yang memberikan rehabilitasi di Panti sosial ini adalah

mereka yang disebur PEKSOS (pekerja sosial), dan penyuluh agama dengan latar

belakang pendidikan yang baik yang lulusan SMA s/d S1. dan pengalaman

mereka tidak diragukan lagi. Karena selain mereka berpengalaman dalam

memberikan rehabiltasi di Panti mereka juga memiliki pengalaman sebelumnya di

tempat rehabilitasi lain.16

Adapun rehabilitasi sosial yang diberikan PSKW Mulya Jaya Jakarta

memiliki Tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Pendekatan Awal

Adalah serangkaian kegiatan untuk mendapatkan pengakuan,

dukungan bantuan, dan peran serta dalam pelaksanaan program, dan

bermaksud memperoleh gambaran potensialitas sumber-sumber

pelayanan, pasar usaha dan kerja serta untuk mendapatkan calon klien.

Pendekatan yang dimaksud meliputi; kegiatan-kegiatan orientasi dan

15

Observasi peneliti pada saat berada di Panti Sosial Karya Wanita PSKW Mulya

Jaya Jakarta pada bulan februari s/d September 2011. 16

Wawancara peneliti dengan pekerja sosial Drs. Susanto Asbudi dan seksi

advokasi sosial Bambang Sulistiono S. St, dan penyuluh islam mental-spiritual Ahmad

Afandi, S.Sos.I di ruang konsultasi dan ruang kerja PEKSOS dan REHSOS pada hari senin tgl

22 Agustus 2011, pukul 10 s/d 12 petang.

Page 88: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

78

konsultasi, identifikasi, motivasi, dan seleksi klien. Berikut penjelasan

tentang pendekatan awal di PSKW Mulya Jaya Jakarta.

“Pendekatan awal yang dilaksanakan oleh seksi program

adalah memberikan informasi tentang program panti ini

yaitu bukan hanya TS tuna susila akan tetapi juga untuk

korban trafficking, kemana pendekatan awalnya yaitu: ke

instansi terkait diantaranya dinas sosial, satpol PP, pihak

polri dan instansi-instansi lainnya. Kita mengadakan

sosialisasi.. ya, selama sosialisasi itu bagaimana cara

mekanismenya yaitu dengan memberikan tugas pada pihak

panti untuk menjelaskan pada pihak terkait diatas, dengan

memberikan penjelasan bahwa di Panti ini ada 2 angkatan

dalam 1 Tahun, yang dimulai penerimaannya dari Januari

s/d Juni ya.. dan juli baru angkatan ke-dua sampai

Desember.17

Dalam pendekatan awal PSKW mendapatkan informasi

tentang WTS dari dinas-dinas sosial.

“Jadi gini, masalah kita mendapatkan informasi tentang

WTS dari mana kita kan hanya menginformasikan pada

pihak polri misalkan bahwa ada lembaga pihak PSKW di

Pasar Rebo ini, jadi pihak Panti yang bertugas datang

pada pihak berwenang dan menjelaskan bahwa lembaga

PSKW ini adalah milik kementrian sosial. Fungsinya apa?

Yaitu kita melakukan rehabilitasi pada wanita Tuna Susila

(TS) dan korban Traficking yang di eksploitasi seksnya kan

begitu.. adapun kewenangan dari peraziaan itu bukan

wewenang kami akan tetapi pihak-pihak yang berwenang

yang seleksi, maksudnya seleksi apakah betul klien yang di

tangkap benar-benar TS atau bukan dinas-dinas sosial

yang melakukan itu.18

Adapun faktor pendukung dan penghambat PSKW dalam

melakukan pendekatan awal.

17

Wawancara pribadi dengan seksi PAS (Prog. Advokasi Sosial) Bambang

Sulistiono, S. ST, di ruang konsultasi PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011,

pukul 10.30 s/d 11.00 petang. 18

Wawancara pribadi dengan seksi PAS (Prog. Advokasi Sosial) Bambang

Sulistiono, S. ST, di ruang konsultasi PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011,

pukul 10.30 s/d 11.00 petang.

Page 89: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

79

“Ya faktor penghambatnya dalam hal ini adalah yang

namanya Panti ini kan tidak mempunyai kewenangan untuk

melakukan jangkauan langsung,jadi kita ga tau

penyeleksian mereka sudah akurat atau belum dalam artian

kewenangannya adalah dinas sosial dengan instansi

terkait, karena apa itu otonomi daerah kan.. jadi pihak

kami ga bisa langsung. Bisa saja kita langsung

pendekatan-pendekatannya langsung pada klien kita, tapi

kan kita ada wilayah pembinaan sosial tiap daerahnya dan

disanalah kita melakukan kerjasama yaitu namanya kita

membuka jaringan kerja sama melalui program sosialisasi.

Nah itu yang namanya pendekatan awal”.19

Pendekatan awal meliputi kegiatan-kegiatan orientasi, konsultasi,

identifikasi, motivasi, dan seleksi dengan rincian sebagai berikut :

a. Orientasi dan Konsultasi

Adalah kegiatan pengenalan program pelayanan kepada

pemerintah daerah, instansi-instansi teknis, dan pilar-pilar

partisipan usaha kesejahteraan sosial yang terkait untuk

mendapatkan pengesahan atau pengakuan, dukungan dan bantuan

serta peran sertanya dalam pelaksanaan program. Pendekatan awal

di PSKW Mulya Jaya yang dilakukan dalm bentuk orientasi dan

konsultasi.

Pendekatan awal orientasi dan konsultasi yang

dilaksanakan PSKW Mulya Jaya sebagai berikut :

“Orientasi masa perkenalan dan konsultasi itu dilakukan

oleh bagian rehsos (rehabilitasi sosial), prosesnya yaitu

ketika klien masuk sini sudah ditentukan, bahwa apakah

klien sudah termasuk definitive dan sudah syarat untuk

dibimbing, maka ada program yang namanya sosialisasi,

jadi, mereka kan yang namanya masih labil karena dari

19

Wawancara pribadi dengan seksi PAS (Prog. Advokasi Sosial) Bambang

Sulistiono, S. ST, di ruang konsultasi PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011,

pukul 10.30 s/d 11.00 petang.

Page 90: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

80

luar dan pergaulan bebas, emosi tidak stabil dengan

perlahan maka akan kita kenalkan pada mereka tentang

cara bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan bukan

hanya itu, kita juga perkenalkan pada mereka, tentang

bagaimana cara bersosialisasi dengan program kita.

Konsultasi diantaranya seperti mereka klien ingin

dibimbing seperti apa di Panti, dan dibagi juga

pembinanya siapa-siapa aja ni untuk dilakukannya proses

konsultasi ini agar berjalan dengan baik.. konsultasinya

dengan diadakannya bimbingan, serta diberikan

kesempatan bagi keluarga untuk dilakukannya konsultasi

tentang keberadaan keluarganya disini. Baik melalui

pekerja sosial diadakannya kini, maupun petugas-petugas

yang ditunjuk”.20

Adapun hambatan dan dukungan yang dihadapi PSKW

dalam melaksanakan kegiatan orientasi dan konsultasi ini sebagai

berikut :

“Pendukungnya adalah klien yang koperatif ya,, karena

kalau siswanya yang pasif kan susah juga untuk mengikuti

program tahapan orientasi dan konsultasi ini. Kalau klien

yang koperatif kan istilahnya ada keluarga yang

memberikan dukungan serta memberikan pemahaman pada

keluarganya yang dibina di Panti bahwa arti pentingnya

mereka dibina disini itu sangat mendukung sekali ya dalam

hal ini. Yang tidak mendukung ya.. misalkan ada oknum-

oknum yang memang berusaha untuk mengajak mereka

kembali bekerja menjadi WTS, karena kaya mereka ini ka

nada sindikatnya tersendiri ya.. seperti mucikari yang

masih mencari-cari mereka untuk bisa di rekrut

kembali.”21

b. Identifikasi

Adalah kegiatan upaya untuk memperoleh data yang lebih

rinci tentang diri penyandang masalah tuna susila serta potensi

20

Wawancara pribadi dengan seksi PAS (Prog. Advokasi Sosial) Bambang

Sulistiono, S. ST, di ruang konsultasi PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011,

pukul 10.30 s/d 11.00 petang. 21

Wawancara pribadi dengan seksi PAS (Prog. Advokasi Sosial) Bambang

Sulistiono, S. ST, di ruang konsultasi PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011,

pukul 10.30 s/d 11.00 petang.

Page 91: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

81

terhadap lingkungannya, termasuk sumber-sumber pelayanan,

sarana dan prasarana kerja dan usaha, fasilitas atau garis

kemudahan.

“Identifikasinya pertama ya di data oleh pekerja sosial,

dan identifikasinya itu bukan hanya menyangkut tentang

diri klien (umur, pendidikan, asal daerah) pribadi saja

akan tetapi juga menyangkut keluarga (latar belakang

keluarga, permasalahan ekonomi dsb), dan segala hal yang

menyangkut tentang apa yang dilakukan dia, dan

identifikasi kesehatan diri klien juga yaitu mengenai

penyakit-penyakit mereka yang dilakukan pengecekkan

oleh tim medis. Identifikasi dilakukan pertama ketika

mereka masih diluar panti atau masih dalam razia ya..

yang melakukan identifikasi dari dinas sosial. Akan tetapi

ketika mereka sudah tersaring di Panti mereka

melaksanakan identifikasi di PSKW dengan petugas panti.

Untuk mencegah adanya kesalahan dalam identifikasi

maka dari itu Panti sosial ini memiliki TIM yang

berwenang untuk melakukan identifikasi klien seperti: tim

medis, psikolog, polri, dsb”.22

Adapun faktor penghambat dan pendukung dari

pelaksanaan identifikasi ini yang dihadapi PSKW.

“Pendukungnya kembali ke penjelasan saya tadi ya, bahwa

kalau siswanya koperatif kan gampang-gampang aja ya

untuk dilakukannya proses identifikasi, penghambatnya

kalau pasif kliennya kan susah juga dilakukannya

identifikasi nahh susahnya disitu. Makanya kan identifikasi

kita dibantu oleh seorang psikolog ya, jadi mereka tau

tingkat akurasi data klien bohong atau tidaknya kan dari

psikolog yang menangani klien kan gitu”.23

c. Motivasi

22

Wawancara pribadi dengan seksi PAS (Prog. Advokasi Sosial) Bambang

Sulistiono, S. ST, di ruang konsultasi PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011,

pukul 10.30 s/d 11.00 petang. 23

Wawancara pribadi dengan seksi PAS (Prog. Advokasi Sosial) Bambang

Sulistiono, S. ST, di ruang konsultasi PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011,

pukul 10.30 s/d 11.00 petang.

Page 92: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

82

Adalah kegiatan pengenalan program kepada penyandang

masalah tuna susila untuk menumbuhkan keinginan dan dorongan

tinggi dalam mengikuti, melaksanakan program pelayanan dan

rehabilitasi sosial.

“Dari anak sudah ada di Panti maka si anak sudah

diberikan motivasi, dalam artian mereka akan kami buat

nyaman dngan keberadaan di Panti, barulah kami

memberikan motivasi untuk mereka si klien. Motivasi yang

kami berikan seperti konseling dan bimbingan kelompok

dan individu, diskusi kelompok dan terapi kelompok.

Dengan adanya kegiatan kelompok tersebut maka akan

mudah bagi para pengasuh tiap-tiap kelompok dalam

memberikan motivasi pada siswa/klien. Pemberian

motivasi ini aka terus berjalan selama mereka masih dalam

tahap rehabilitasi di Panti ini, adapun tujuan dari

pemberian motivasi ini adalah agar klien dapat mengikuti

program dan materi serta peraturan yang ada di Panti,

agar mereka bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi

dalam hidup, karir, cita-cita dan masa depan dalam hidup.

Adapun faktor penghambat yang biasa diatasi adalah

kemalasan mereka, sifat mereka yang masih labil, karena

kan mereka diluar Panti biasa hidup bebas tanpa aturan,

nah itu yang terkadang menjadi penghambat dari

pemberian motivasi ini di Panti. Akan tetapi pedukungnya

adalah mereka klien kami berada dalam lingkungan Panti

jadi mudah di jangkau untuk diberikannya motivasi dan

pembelajaran materi”.24

d. Seleksi

Adalah kegiatan pengelompokkan atau klasifikasi

penyandang masalah kesejahteraan sosial terutama yang sudah di

motivasi, untuk menentukan siapa yang memenuhi persyaratan dan

siapa yang tidak dapat diterima menjadi calon penerima pelayanan.

24

Wawancara pribadi dengan Koordinator PEKSOS (pekerja sosial) Drs. Susanto

Asbudi, di ruang kerja coordinator peksos PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011,

pukul 11.30 s/d 12.00 petang.

Page 93: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

83

“Dalam menyeleksi yang paling utama adalah wanita tuna

susila,korban trafficking, usia 15-45 tahun, sehat jasmani

dan rohani/tidak sakit ingatan, tidak mengidap penyakit

berat dan menular kecuali penyakit kelamin, wajib tinggal

di asrama dan mematuhi peraturan dan ketentuan yang

berlaku, wajib mengikuti bimbingan mental social dan fisik

serta keterampilan selama 6 bulan, tidak sedang berurusan

dengan pihak kepolisian”.25

2. Penerimaan

Adalah serangkaian kegiatan administratif maupun teknis

meliputi registrasi, menelaahan atau pengungkapan masalah, dan

penempatan kelayan pada program rehabilitasi sosial yang

dilaksanakan pada saat calon penerima pelayanan hasil seleksi secara

syah diterima sebagai klien definitive di Panti. Kegiatan tersebut

secara operasional adalah sebagai berikut:

a. Registrasi

Adalah kegiatan administrasi pencatatan dalam buku induk

penerima pelayanan (setiap penerima pelayanan 1 klien agar diberi

NIP atau NIK (nomor induk peserta/klien) dan mengkomplikasikan

berbagai formulir isian untuk mendapatkan penerima pelayanan

definitif lengkap dengan segala informasi biodatanya.

“Registrasinya di Panti ini biasanya kami menyuruh

mereka si klien mengisi form masuk terlebih dahulu seperti

identitas pribadi mereka dll ya serta surat pernyataan dari

si klien dan pihak keluarga bahwa mereka setuju keluarga

mereka bersedia untuk menjalani rehabilitasi di Panti

25

Wawancara pribadi dengan seksi PAS (Prog. Advokasi Sosial) Bambang

Sulistiono, S. ST, di ruang konsultasi PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011,

pukul 10.30 s/d 11.00 petang.

Page 94: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

84

sosial ini..yang menangani langsung pihak rehabilitasi

sosial (REHSOS) dan pekerja sosial (PEKSOS)”.26

Adapun faktor penghambat dari proses registrasi ini yang

dihadapi PSKW adalah sebagai berikut :

“Hambatannya biasanya seperti alamat mereka itu bukan

rumah tetap yang mereka tulis, akan tetapi rumah

kontrakan maka ketika kami datangi rumahnya mereka

sulit di cari kembali sehingga menjadikan data yang klien

berikan kurang akurat kebenarannya”.27

b. Penelaahan dan pengungkapan masalah (Assesment)

Adalah upaya untuk menelusuri, menerima, dan menggali

data penerima pelayanan (klien), faktor serta penyebab

masalahnya, tanggapannya serta kekuatan-kekuatannya dalam

upaya membantu dirinya sendiri. Hal ini dapat dikaji, dianalisa dan

diolah untuk membantu upaya rehabilitasi sosial, dan resosialisasi

bagi penerima pelayanan (klien).

“Assessment dalam masalah ini panti membantu klien

dalam permasalahan mereka, seperti dari yang mereka

menjadi WTS tidak mempunyai keterampilan, dengan

diadakannya pengungkapan masalah pada diri klien maka

akan terlihat dengan sendirinya bakat mereka dan

keterampilan mereka pada bidang apa, dan panti

membantu klien agar mereka dapat menyalurkan bakat

mereka misalkan melalui keterampilan, bukan hanya itu,,

jika mereka membawa masalah pribadi ke panti dan

mereka bisa kita bantu memecahkan masalahnya dengan

26

Wawancara pribadi dengan Koordinator PEKSOS (pekerja sosial) Drs. Susanto

Asbudi, di ruang kerja coordinator peksos PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011,

pukul 11.30 s/d 12.00 petang. 27

Wawancara pribadi dengan seksi PAS (Prog. Advokasi Sosial) Bambang

Sulistiono, S. ST, di ruang konsultasi PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011,

pukul 10.30 s/d 11.00 petang.

Page 95: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

85

adanya fasilitas psikolog, dokter, dan pihak pekerja sosial

yang masih terkait sebagai pengurus panti”.28

c. Penempatan kelayan pada program rehabilitasi sosial

Adalah kegiatan pengelompokkan bakat dan minat para

penerima pelayanan (klien) dipadukan dengan program bimbingan,

khususnya program keterampilan kerja praktis yang sudah

diprogramkan (sesuai dengan inventarisasi pasaran usaha kerja)

untuk menambahkan semangat dan kecintaan untuk mengikuti

bimbingan kerja tersebut.

“Program ini adalah penempatan klien pada bidang

keterampilan di panti ini misalkan mereka ada bakat di

bidang masak maka akan kami salurkan bakat mereka

pada keterampilan masak/tata boga, dan keterampilan

lainnya sesuai dengan kemampuan klien. Adapun

hambatannya misalnya klien yang mati rasa lidahnya kan

ga mungkin kita paksakan untuk di tempatkan di tata boga

meskipun hobi mereka masak, atau mata klien buta maka

tidak mungkin kita memaksakan mereka dibidang yang

mereka suka akan tetapi sulit untuk menjalankannya,

meskipun panti bisa membantu akan tetapi tetap kami

kembalikan pada diri klien masing-masing”.29

3. Bimbingan Mental Spiritual

Adalah serangkaian kegiatan bimbingan rohani atau tuntunan

untuk dapat memahami diri sendiri, dan orang lain dengan cara

mempelajari berbagai ilmu pengetahuan khususnya tentang ilmu

keagamaan yang didukung dengan pelatihan dan pemahaman cara

28

Wawancara pribadi dengan Koordinator PEKSOS (pekerja sosial) Drs. Susanto

Asbudi, di ruang kerja coordinator peksos PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011,

pukul 11.30 s/d 12.00 petang. 29

Wawancara pribadi dengan Koordinator PEKSOS (pekerja sosial) Drs. Susanto

Asbudi, di ruang kerja coordinator peksos PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011,

pukul 11.30 s/d 12.00 petang.

Page 96: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

86

berpikir positif serta praktik kegiatan ibadah, demi terwujudnya

kebahagiaan di dunia dan di akhirat.30

“Yang wajib mengikuti kegiatan bimbingan mental spiritual ini

ialah terutama para siswi PSKW Mulya Jaya, semuanya wajib

bagi yang muslim dalam artian wajib mengikuti kegiatan

bimbingan mental spiritual selama klien berada dalam masa

rehabilitasi serta pengawasan Panti maksimal 6 bulan di

PSKW Mulya Jaya ini mereka di bimbing rohani dan jasmani

islam mereka dalam kegiatan bimbingan mental spiritual.

Tujuan dari kegiatan mental dan spiritual ini pertama dapat

memotivasi mereka (klien) agar menjadi lebih baik lagi dalam

hal aspek keagamaan, kehidupan sosial,menjadikan dan

membentuk akhlak yang mulia. Yang kedua adalah mengajak

mereka kearah hidup lebih baik lagi dengan tuntunan agama

islam.”31

Proses kegiatan ini yang peneliti fokuskan, untuk mengetahui

bagaimana (1) Metode pelaksanaan bimbingan mental spiritual, (2)

Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan bimbingan mental

spiritual.

1. Metode Pelaksanaan Bimbingan Mental Spiritual

Di bawah ini adalah metode kegiatan bimbingan mental

spiritual yang dilaksanakan di Panti Sosial Karya Wanita PSKW

Mulya Jaya Jakarta :

1. Ceramah/klasikal.

Ceramah yang berlangsung selama kurang lebih

70 s/d 80 menit dalam tiap pertemuan ini, disaksikan

seksama dengan para klien seluruhnya yang dikerahkan

30

Abdul Rahman, S. Sos.I dan Ust. Nuhri Sulaeman, Panduan Bimbingan Mental

Spiritual, (Jakarta: Departemen Sosial, 2011), h.1 31

Wawancara pribadi dengan Penyuluh Bimbingan Mental Spiritual Bpk. Achmad

Afandy, S.Sos.I, di ruang tamu kantor PEKSOS dan REHSOS PSKW Mulya Jaya Jakarta,

senin 22 Agustus 2011, pukul 10.00 s/d 10.30.

Page 97: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

87

para petugas sosial di Panti, dengan adanya siraman

rohani ini kelak akan menyirami hati mereka juga

dengan tuntunan agama islam yang sesuai syariat islam,

dengan begitu maka akan lebih mudah bagi mereka

muhasabah/introspeksi akan dosa-dosa masa lalu, dan

memiliki niat gigih untuk bertaubat. 32

“Dalam ceramah ini saya isi dengan pelajaran

aqidah setiap hari senin yang berisi (tentang

Allah dan tauhid serta menumbuhkan keimanan

klien serta mengajak untuk mendekatkan diri

pada Allah), kemudian hari selasa di isi dengan

materi Fiqh yang berkenaan dengan (bersuci,

tata cara solat, bacaan solat, dan praktik

ibadah), kemudian hari rabu di isi dengan

materi aqidah akhlak.33

2. Tanya Jawab

Dengan adanya sesi Tanya-jawab ini yang

berlangsung selama 10 menit, meskipun dengan waktu

singkat ini klien menggunakan waktu mereka dengan

baik untuk menjawab segala sesuatu yang masih

mereka belum mengerti, dan kesempatan ini sangat baik

bagi mereka yang masih belum mengerti agar mereka

tidak tersesat akan kebingungan mereka terhadap

penjelasan dari materi agama yang diberikan maka

32

Observasi peneliti pada saat berada di Panti Sosial Karya Wanita PSKW Mulya

Jaya Jakarta pada bulan februari s/d September 2011 dan dikutip dari Sumber; Panduan

Bimbingan Mental Spiritual dan Bimbingan Etika Sosial, Disusun Oleh; Abdul Rahman S.

Sos.I dan Ust. Nuhri Sulaeman. 33

Wawancara pribadi dengan Penyuluh Bimbingan Mental Spiritual Bpk. Achmad

Afandy, S.Sos.I, di ruang tamu kantor PEKSOS dan REHSOS PSKW Mulya Jaya Jakarta,

senin 22 Agustus 2011, pukul 10.00 s/d 10.30.

Page 98: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

88

dengan solusi/jawaban yang diberikan penyuluh agama

maka akan terselesaikan.34

3. Metode “bil-mujadalah”

“Mujadalah ini ceramah yang dengan

menyebutkan dalil-dalil Allah di sela-sela

perkataan syiar ketika ceramah kepada klien di

Panti”.35

4. Metode “bil-mauidzah”

“Dengan mencontohkan perkataan dan

perbuatan baik pada anak didik kami di

Panti”.36

5. Konseling individu atau kelompok

Dengan adanya konseling individu dan

kelompok maka dengan mudah klien mengungkapkan

isi hati mereka secara leluasa pada penyuluh, serta

menjalin keakraban antara klien dan penyuluh dan

dengan keakraban itu akan tercipta kepercayaan di hati

para klien untuk menceritakan semua masalahnya dan

meminta solusi dari para penyuluh dari masalahnya.37

34

Observasi peneliti pada saat berada di Panti Sosial Karya Wanita PSKW Mulya

Jaya Jakarta pada bulan februari s/d September 2011, dan dikutip dari Sumber; Panduan

Bimbingan Mental Spiritual dan Bimbingan Etika Sosial, Disusun Oleh; Abdul Rahman S.

Sos.I dan Ust. Nuhri Sulaeman. 35

Wawancara pribadi dengan Penyuluh Bimbingan Mental Spiritual Bpk. Achmad

Afandy, S.Sos.I, di ruang tamu kantor PEKSOS dan REHSOS PSKW Mulya Jaya Jakarta,

senin 22 Agustus 2011, pukul 10.00 s/d 10.30. 36

Wawancara pribadi dengan Penyuluh Bimbingan Mental Spiritual Bpk. Achmad

Afandy, S.Sos.I, di ruang tamu kantor PEKSOS dan REHSOS PSKW Mulya Jaya Jakarta,

senin 22 Agustus 2011, pukul 10.00 s/d 10.30. 37

Observasi peneliti pada saat berada di Panti Sosial Karya Wanita PSKW Mulya

Jaya Jakarta pada bulan februari s/d September 2011, dan dikutip dari Sumber; Panduan

Bimbingan Mental Spiritual dan Bimbingan Etika Sosial, Disusun Oleh; Abdul Rahman S.

Sos.I dan Ust. Nuhri Sulaeman.

Page 99: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

89

“Konseling individu atau kelompok ini

dinamakan sharing dalam kegiatan ini,

sharingnya tentang keagamaan, atau lebih

dikenal dengan curhatan mereka kepada saya,

jadi mereka bisa dengan puas curhat tentang

masalah mereka mengenai agama dan

syariatnya dan kegiatan ini dilaksanakan setiap

hari kamis”.38

6. Praktek/latihan

Adapun prakek pada tiap-tiap materi yang

diberikan di praktekan dalam kehidupan mereka sehari-

hari tentu saja dengan pengawasan penuluh agama di

Panti Sosial Wanita ini, dari serangkaian penelitian

yang saya jalankan di PSKW Mulya Jaya Jakarta ini,

mereka sudah ada perubahan perilaku dan ibadah

demikian juga yang di katakana para penyuluh panti,

jadi insya Allah mereka istiqomah dalam

mempraktekan ibadah dan perilaku baik mereka

(klien).39

“Praktik ibadah dalam kegiatan mental

spiritual ini dilaksanakan setiap seminggu

sekali, jadi setiap habis menyampaikan materi

kemudian dari materi itu langsung kita praktik

ibadah”.40

38

Wawancara pribadi dengan Penyuluh Bimbingan Mental Spiritual Bpk. Achmad

Afandy, S.Sos.I, di ruang tamu kantor PEKSOS dan REHSOS PSKW Mulya Jaya Jakarta,

senin 22 Agustus 2011, pukul 10.00 s/d 10.30. 39

Observasi peneliti pada saat berada di Panti Sosial Karya Wanita PSKW Mulya

Jaya Jakarta pada bulan februari s/d September 2011, dan dikutip dari Sumber; Panduan

Bimbingan Mental Spiritual dan Bimbingan Etika Sosial, Disusun Oleh; Abdul Rahman S.

Sos.I dan Ust. Nuhri Sulaeman. 40

Wawancara pribadi dengan Penyuluh Bimbingan Mental Spiritual Bpk. Achmad

Afandy, S.Sos.I, di ruang tamu kantor PEKSOS dan REHSOS PSKW Mulya Jaya Jakarta,

senin 22 Agustus 2011, pukul 10.00 s/d 10.30.

Page 100: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

90

7. Evaluasi

Evaluasi seperti Game/kuis memang pada

dasarnya adalah permainan semata, akan tetapi dalam

penyuluhan islam ini ada materi yang dinamakan game

yang berdurasi 5-10 menit, pada game/kuis islami ini

penyuluh memberikan pertanyaan akan tetapi secara

islami, sehingga klien bukan hanya mendapat hiburan

semata akan tetapi juga mendapat ilmu agama yang di

selipkan pada game/kuis tersebut.41

“Adapun pada kegiatan kuis ini kita selalu mem

follow-up tentang materi yang kita ajarkan

dengan dilaksanakannya kegiatan evaluasi,

diadakannya evaluasi dua minggu sekali, pada

evaluasi ini kita gunakan kesempatan untuk

memberikan pelayanan ringkasan materi yang

diberikan dari minggu pertama sampai tahap

evaluasi, dan memberikan kesempatan bertanya

bagi siswi mana yang belum mengerti diantara

materi yang telah diajarkan”.42

Adapun tujuan dari kegiatan pelaksanaan bimbingan mental

spiritual di PSKW ini agar dapat memberikan pengertian kepada

klien yaitu dengan :

1. Pemahaman

41

Observasi peneliti pada saat berada di Panti Sosial Karya Wanita PSKW Mulya

Jaya Jakarta pada bulan februari s/d September 2011, dan dikutip dari Sumber; Panduan

Bimbingan Mental Spiritual dan Bimbingan Etika Sosial, Disusun Oleh; Abdul Rahman S.

Sos.I dan Ust. Nuhri Sulaeman. 42

Wawancara pribadi dengan Penyuluh Bimbingan Mental Spiritual Bpk. Achmad

Afandy, S.Sos.I, di ruang tamu kantor PEKSOS dan REHSOS PSKW Mulya Jaya Jakarta,

senin 22 Agustus 2011, pukul 10.00 s/d 10.30.

Page 101: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

91

Maksudnya memberikan pemahaman tentang pekerjaan

WTS itu tidak sesuai dengan norma-norma Agama,

Sosial, Budaya, dan Negara.

2. Menumbuhkan kesadaran

Maksudnya menumbuhkan kesadaran pada mereka

bahwa hidup itu punya tata cara, norma, dan aturan-

aturan yang berlaku yang harus di taati untuk

mengangkat diri sendiri dengan tidak merendahkan

harga diri demi uang, serta dapat menumbuhkan

kesadaran bahwa mereka juga mempunyai keterampilan

lain dibanding menjadi pekerja seks komersial WTS.

3. Mempunyai sikap/pendirian yang kuat

Menjauhkan diri dari WTS, dan pergaulan yang tidak

baik serta tidak akan kembali pada kegelapan dosa

masa lalu.43

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan

Bimbingan Mental Spiritual

a. Faktor pendukung

1. Sarana dan prasarana yang memadai (masjid,

dan perpustakaan masjid.)

2. Adanya modul atau materi dari panduan yang

penyuluh sediakan.

43

Wawancara pribadi dengan Penyuluh Bimbingan Mental Spiritual Bpk. Achmad

Afandy, S.Sos.I, di ruang tamu kantor PEKSOS dan REHSOS PSKW Mulya Jaya Jakarta,

senin 22 Agustus 2011, pukul 10.00 s/d 10.30.

Page 102: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

92

3. Adanya sumber daya manusia yang

professional seperti penyuluh agama yang

khusus di sediakan di Panti ini.

4. Adanya siswi atau klien muslim PSKW yang

rutin mengikuti kegiatan keagamaan ini.44

b. Faktor Penghambat

1. Perilaku klien yang labil sehingga terkadang

malas dan terkadang rajin dalam mengikuti

kegiatan serta materi mental spiritual di

PSKW Mulya Jaya ini.

2. Kehidupan bebas yang mereka jalani sebelum

di Panti mereka hidup tanpa aturan akan tetapi

ketika di Panti mereka merasa berat mengikuti

peraturan yang ada, hal itu juga merupakan

faktor penghambat dari jalannya kegiatan

rohani islam ini.

3. Suku, budaya dan dari latar belakang yang

berbeda-beda sehingga terkadang sulit

beradaptasi.

4. Lupa menjalankan materi yang disampaikan

untuk di praktikan sehari-hari.45

44

Wawancara pribadi dengan Penyuluh Bimbingan Mental Spiritual Bpk. Achmad

Afandy, S.Sos.I, di ruang tamu kantor PEKSOS dan REHSOS PSKW Mulya Jaya Jakarta,

senin 22 Agustus 2011, pukul 10.00 s/d 10.30.

Page 103: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

93

4. Resosialisasi

Adalah serangkaian kegiatan bimbingan yang bersifat dua arah

yaitu di satu pihak untuk mempersiapkan klien agar dapat berintegrasi

penuh kedalam kehidupan dan penghidupan secara normative, dan di

satu pihak lagi untuk mempersiapkan masyarakat khususnya

masyarakat daerah asal atau lingkungan masyarakat di lokasi

penempatan kerja atau usaha klien agar mereka dapat menerima,

memperlakukan dan mengajak serta untuk berintegrasi dengan

kegiatan kemasyarakatan.46

Adapun kegiatan resosialisasi meliputi

beberapa hal sebagai berikut:

a. Bimbingan kesiapan dan peran serta masyarakat

Adalah kegiatan bimbingan atau tuntunan pendekatan

untuk menumbuhkan kemauan keluarga, masyarakat, tokoh-

tokoh masyarakat, organisasi sosial.47

b. Bimbingan sosial hidup bermasyarakat

Adalah serangkaian kegiatan bimbingan yang diarahkan

agar klien tersebut dapat melaksanakan seluruh kegiatannya

sesuai dengan norma yang berlaku dan menghindari kegiatan

yang menjadi larangan-larangan masyarakat.48

45

Wawancara pribadi dengan Penyuluh Bimbingan Mental Spiritual Bpk. Achmad

Afandy, S.Sos.I, di ruang tamu kantor PEKSOS dan REHSOS PSKW Mulya Jaya Jakarta,

senin 22 Agustus 2011, pukul 10.00 s/d 10.30. 46

Diadaptasi dari Prosedur Kerja Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta

Sesuai Kepetusan Menteri Sosial RI No. 40 HUK 2004. 47

Diadaptasi dari Prosedur Kerja Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta

Sesuai Kepetusan Menteri Sosial RI No. 40 HUK 2004. 48

Diadaptasi dari Prosedur Kerja Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta

Sesuai Kepetusan Menteri Sosial RI No. 40 HUK 2004.

Page 104: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

94

c. Bimbingan pemberian bantuan stimulans usaha produktif

Adalah serangkaian kegiatan pengadaan bantuan

peralatan dan bahan untuk mempersiapkan klien dapat

melaksanakan praktek bermata pencaharian dan bantuan

tersebut bersifat merangsang usaha-usahanya agar dapat lebih

berkembang.49

“Di Panti klien tinggal menggunakan fasilitas yang

tersedia diruangan keterampilan, akan tetapi harus

dirawat juga alat-alatnya agar seterusnya dapat

dipakai generasi berikutnya yang ingin mengikuti

kegiatan keterampilan”.50

d. Bimbingan usaha kerja

Adalah kegiatan tuntunan praktek berusaha atau bekerja

untuk dapat menciptakan lapangan kerja yang layak, serta

praktek mengelola usaha, menuju terciptanya kondisi usaha

yang efektif dan efisien.51

“di Panti ini klien yang memang mempunyai

keterampilan khusus aakan di bimbing sampai bisa, dan akan

di awasi oleh pengasuhnya masing-masing untuk mengawasi

perkembangan mereka dalam mengikuti kerajinan tangan

seperti menjahit, memasak, rias kecantikan”.52

e. Penempatan dan penyaluran

49

Diadaptasi dari Prosedur Kerja Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta

Sesuai Kepetusan Menteri Sosial RI No. 40 HUK 2004. 50

Wawancara pribadi dengan Koordinator PEKSOS (pekerja sosial) Drs. Susanto

Asbudi, di ruang kerja coordinator peksos PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011,

pukul 11.30 s/d 12.00 petang. 51

Diadaptasi dari Prosedur Kerja Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta

Sesuai Kepetusan Menteri Sosial RI No. 40 HUK 2004. 52

Wawancara pribadi dengan Koordinator PEKSOS (pekerja sosial) Drs. Susanto

Asbudi, di ruang kerja coordinator peksos PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011,

pukul 11.30 s/d 12.00 petang.

Page 105: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

95

Adalah serangkaian kegiatan yang diarahkan untuk

mengembalikan penerima pelayanan kedalam kehidupan dan

penghidupan di masyarakat secara normative baik

dilingkungan keluarga, masyarakat, daerah asal, maupun

kejalur-jalur lapangan kerja atau usaha mandiri (wirausaha)

dengan bertransmigrasi.53

“Kami itu disini kan bekerjasama dengan lembaga

yang membutuhkan tenaga kerja secara langsung, jadi

kalau memang si klien ini pantas dan mampu untuk di

pekerjakan akan di ambil oleh perusahaan yang

membutuhkan, seperti beberapa salon, restoran,

kerajinan tangan banyak yang mengambil pegawai dari

anak-anak kami di PSKW Mulya Jaya ini”.54

5. Bimbingan Lanjut

Adalah serangkaian kegiatan bimbingan yang diarahkan

kepada klien dan masyarakat guna lebih memantapkan, meningkatkan

dan mengembangkan kemandirian klien dalam kehidupan serta

penghidupan yang layak.

“Bimbingan lanjut biasanya dijalankan sekitar 2 s/d 3 bulan

kami masih memantau mereka meskipun mereka telah selesai

menjalani rehabilitasi mereka di Panti, akan tetapi yang

menjadi penghambat adalah alamat mereka yang mereka tulis

dalam pendataan klien di Panti terkadang tidak sesuai dan

berpindah-pindah tempat, sehingga sulit untuk mengadakan

investigasi selanjutnya terhadap klien”.55

53

Diadaptasi dari Prosedur Kerja Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta

Sesuai Kepetusan Menteri Sosial RI No. 40 HUK 2004. 54

Wawancara pribadi dengan Koordinator PEKSOS (pekerja sosial) Drs. Susanto

Asbudi, di ruang kerja coordinator peksos PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011,

pukul 11.30 s/d 12.00 petang. 55

Wawancara pribadi dengan Koordinator PEKSOS (pekerja sosial) Drs. Susanto

Asbudi, di ruang kerja coordinator peksos PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011,

pukul 11.30 s/d 12.00 petang.

Page 106: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

96

Adapun bimbingan lanjut yang ada di PSKW Mulya Jaya

adalah sebagai berikut :

a. Bimbingan peningkatan kehidupan bermasyarakat

Kegiatan bimbingan usaha bimbingan atau tuntunan

untuk lebih memantapkan kemampuan penyesuaian diri

dalam tata hidup bermasyarakat dan keikutsertaan mereka

dalam proses pembangunan sesuai dengan kemampuannya.

b. Bantuan pengembangan usaha bimbingan peningkatan

keterampilan

Serangkaian kegiatan yang diarahkan kepada

penerima pelayanan dalam bentuk pemberian bantuan

ulang balik berupa peralatan dan bahan permodalan

maupun pemantapan keterampilan, sehingga jenis usaha

atau kerjanya lebih berkembang.

c. Bimbingan pemantapan kemandirian usaha kerja

Serangkaian kegiatan bimbingan yang diarahkan

kepada penerima pelayanan guna dapat meningkatkan

usaha ekonomis, produktif, sehingga dapat

mengembangkan jenis dan jumlah penghasilannya.56

6. Evaluasi

Evaluasi dilakukan secara menyeluruh dalam pelaksanaan

program pelayanan dan rehabilitasi sosial mulai tahap perencanaan

56

Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Kementrian Sosial R.I,

diakses dari Pada tanggal 09 Maret 2011.

Page 107: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

97

sampai akhir tahap pelayanan yang ditetapkan, untuk mengukur

tingkat keberhasilan. Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan

memberi nilai secara obyektif terhadap pencapaian hasil-hasil

sebagaimana telah direncanakan sebelumnya dalam upaya

menyelenggarakan pelayanan dan rehabilitasi sosial terhadap

penyandang masalah Tuna Susila. Tujuannya untuk mengukur

efektifitas dan efisiensi dari pelaksanaan pelayanan dan rehabilitasi

sosial terhadap penyandang masalah Tuna Susila dan sekaligus

mengukur secara obyektif hasil-hasil pelaksanaan kegiatan tersebut.57

7. Terminasi (Pengakhiran Pelayanan)

Pengakhiran pelayanan dilaksanakan untuk memastikan hasil

evaluasi umum terhadap klien telah dapat menjalankan fungsi

sosialnya secara wajar dan mampu menjadi warga Negara masyarakat

yang bertanggung jawab. Dalam hal ini dipersiapkan klien dalam

proses pengakhiran berjalan secara wajar, dimana pemutusan

pelayanan tidak menimbulkan konflik psikologis yang dapat

mengganggu klien. Disamping itu agar administrasi penanganan kasus

berlangsung dengan tertib, dibuatkan surat pemberitahuan formal

bahwa proses pelayanan klien sudah berakhir.58

“Terminasi disini artinya adalah klien yang telah selesai masa

rehabilitasinya akan Panti pulangkan pada keluarga klien”.59

57

Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Kementrian Sosial R.I,

diakses dari Pada tanggal 09 Maret 2011. 58

Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Kementrian Sosial R.I,

diakses dari Pada tanggal 09 Maret 2011. 59

Wawancara pribadi dengan Koordinator PEKSOS (pekerja sosial) Drs. Susanto

Asbudi, di ruang kerja coordinator peksos PSKW Mulya Jaya Jakarta, senin 22 Agustus 2011,

pukul 11.30 s/d 12.00 petang.

Page 108: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

98

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, sebagaimana

yang telah diuraikan dalam pembahasan pada bab metode bimbingan mental

spiritual, maka peneliti menyimpulkan rehabilitasi sosial di PSKW Mulya Jaya

Jakarta mengenai metode bimbingan mental spiritual. Berikut kesimpulan dari

metode bimbingan mental spiritual di “PSKW Mulya Jaya” Jakarta :

A. I. Metode Bimbingan Mental Spiritual

Dibawah ini adalah metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan

bimbingan mental spiritual di PSKW Mulya Jaya, Jakarta :

1. Ceramah/klasikal.

Ceramah yang berlangsung selama kurang lebih 70 s/d 80 menit

dalam tiap pertemuan ini, disaksikan seksama dengan para klien

seluruhnya yang dikerahkan para petugas sosial di Panti, dengan adanya

siraman rohani ini kelak akan menyirami hati mereka juga dengan

tuntunan agama islam yang sesuai syariat islam, dengan begitu maka akan

lebih mudah bagi mereka muhasabah/introspeksi akan dosa-dosa masa

lalu, dan memiliki niat gigih untuk bertaubat.

2. Tanya Jawab

Dengan adanya sesi Tanya-jawab ini yang berlangsung selama 10

menit, meskipun dengan waktu singkat ini klien menggunakan waktu

mereka dengan baik untuk menjawab segala sesuatu yang masih mereka

Page 109: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

99

belum mengerti, dan kesempatan ini sangat baik bagi mereka yang masih

belum mengerti agar mereka tidak tersesat akan kebingungan mereka

terhadap penjelasan dari materi agama yang diberikan maka dengan

solusi/jawaban yang diberikan penyuluh agama maka akan terselesaikan.

3. Metode “bil-mujadalah”

Mujadalah ini ceramah yang dengan menyebutkan dalil-dalil Allah

di sela-sela perkataan syiar ketika ceramah kepada klien di Panti.

4. Metode “bil-mauidzah”

Kiat yang Penyuluh laksanakan dengan mencontohkan perkataan

dan perbuatan baik pada anak didik kami di Panti.

5. Konseling individu atau kelompok

Dengan adanya konseling individu dan kelompok maka dengan

mudah klien mengungkapkan isi hati mereka secara leluasa pada

penyuluh, serta menjalin keakraban antara klien dan penyuluh dan dengan

keakraban itu akan tercipta kepercayaan di hati para klien untuk

menceritakan semua masalahnya dan meminta solusi dari para penyuluh

dari masalahnya.

6. Praktek/latihan

Adapun prakek pada tiap-tiap materi yang diberikan di praktekan

dalam kehidupan mereka sehari-hari tentu saja dengan pengawasan

penuluh agama di Panti Sosial Wanita ini, dari serangkaian penelitian yang

saya jalankan di PSKW Mulya Jaya Jakarta ini, mereka sudah ada

Page 110: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

100

perubahan perilaku dan ibadah demikian juga yang di katakana para

penyuluh panti, jadi insya Allah mereka istiqomah dalam mempraktekan

ibadah dan perilaku baik mereka (klien).

7. Evaluasi

Evaluasi seperti Game/kuis memang pada dasarnya adalah

permainan semata, akan tetapi dalam penyuluhan islam ini ada materi

yang dinamakan game yang berdurasi 5-10 menit, pada game/kuis islami

ini penyuluh memberikan pertanyaan akan tetapi secara islami, sehingga

klien bukan hanya mendapat hiburan semata akan tetapi juga mendapat

ilmu agama yang di selipkan pada game/kuis tersebut.

A. II. Tujuan Bimbingan Mental Spiritual

Adapun tujuan dari kegiatan pelaksanaan bimbingan mental spiritual di

PSKW ini agar dapat memberikan pengertian kepada klien yaitu dengan :

1. Pemahaman

Maksudnya memberikan pemahaman tentang pekerjaan WTS itu

tidak sesuai dengan norma-norma Agama, Sosial, Budaya, dan Negara.

2. Menumbuhkan kesadaran

Maksudnya menumbuhkan kesadaran pada mereka bahwa hidup

itu punya tata cara, norma, dan aturan-aturan yang berlaku yang harus di

taati untuk mengangkat diri sendiri dengan tidak merendahkan harga diri

demi uang, serta dapat menumbuhkan kesadaran bahwa mereka juga

mempunyai keterampilan lain dibanding menjadi pekerja seks komersial

WTS.

Page 111: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

101

3. Mempunyai sikap/pendirian yang kuat

Menjauhkan diri dari WTS, dan pergaulan yang tidak baik serta

tidak akan kembali pada kegelapan dosa masa lalu.

A. III. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Bimbingan Mental

Spiritual

a. Faktor pendukung

1. Sarana dan prasarana yang memadai (masjid, dan perpustakaan

masjid.)

2. Adanya modul atau materi dari panduan yang penyuluh sediakan.

3. Adanya sumber daya manusia yang professional seperti penyuluh

agama yang khusus di sediakan di Panti ini.

4. Adanya siswi atau klien muslim PSKW yang rutin mengikuti

kegiatan keagamaan ini.

b. Faktor Penghambat

1. Perilaku klien yang labil sehingga terkadang malas dan terkadang

rajin dalam mengikuti kegiatan serta materi mental spiritual di

PSKW Mulya Jaya ini.

2. Kehidupan bebas yang mereka jalani sebelum di Panti mereka

hidup tanpa aturan akan tetapi ketika di Panti mereka merasa

berat mengikuti peraturan yang ada, hal itu juga merupakan

faktor penghambat dari jalannya kegiatan rohani islam ini.

3. Suku, budaya dan dari latar belakang yang berbeda-beda

sehingga terkadang sulit beradaptasi.

Page 112: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

102

4. Lupa menjalankan materi yang disampaikan untuk di praktikan

sehari-hari.

B. Saran

Tanpa mengurangi rasa hormat atas kerja keras yang dilakukan pihak

Panti serta keterbatasan yang dimiliki peneliti sebagai manusia biasa yang tidak

luput dari salah, dibawah ini aka nada saran yang mudah-mudahan akan

bermanfaat untuk memberi masukan bagi kinerja Panti dan efektivitas kegiatan

pemberdayaan manusia di dalamnya :

1. Agar klien senantiasa selalu mengingat ajaran agama dari yang telah

didapat di Panti dari penyuluh agama, guna bekal hidup di dunia dan

akhirat agar tidak tersesat kelak dikemudian hari. Akan tetapi

diharapkan keseriusan dalam menjalankan ibadah karena Allah dengan

tulus dan rutin dalam mengikutinya guna dapat di praktekan setelah

keluar dari rehabilitasi wanita sosial PSKW Mulya Jaya Jakarta.

2. Untuk para staf pengajar/penyuluh agama islam diharapkan dapat

menjadi pengajar yang lebih profesional bagi klien dan selalu

mencontohkan akhlakul karimah dan ibadah yang baik pada klien agar

mereka memiliki panutan untuk di contoh kelak dalam kehidupannya

sehari-hari meski sudah keluar dari Panti rehabilitasi sosial PSKW

Mulya Jaya Jakarta, dan juga tidak hanya merasa cukup dengan

kemampuan yang dimiliki sekarang ini, mungkin saja dapat

ditemukan model penyuluhan agama islam yang baru dan lebih efektif.

3. Untuk program

Page 113: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

103

i. Diharapkan agar pihak lembaga mendatangkan relawan yang

professional guna mengawasi para anggota dalam beribadah,

dan menjadi pembimbing tiap kelompok klien dan setiap saat

selalu memonitoring, guna membantu penyuluh islam yang

telah ada.

ii. Waktu pembelajaran agar ditambahkan dalam sesi Tanya jawab

bukan hanya 5-10 menit, agar klien dapat lebih leluasa

menanyakan masalahnya dan meminta solusinya dan dapat

mengikuti dengan maksimal dari para penyuluh agama.

iii. Dapat mewujudkan tujuan-tujuan program bekerja sama luas

lagi dengan berbagai pihak terkait. Guna menambahkan

pengetahuan agama islam pada klien lebih luas lagi.

iv. Agar sarana dan fasilitas dapat dilengkapi kembali, terutama

pada perpustakaan mushola yang menjadi fasilitas utama

pelajaran pokok mereka berada disana, guna kelancaran

dakwah juga pembelajaran bagi para klien.

v. Dari hasil bimbingan islam mental spiritual diharapkan agar

senantiasa selalu dilaksanakan ajaran agamanya bukan hanya

pada klien akan tetapi pada penyuluh agamanya.

vi. Walaupun program bimbingan mental spiritual bukan program

pokok panti, diharapkan ada kurikulum yang resmi dari panti.

Page 114: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

DAFTAR PUSTAKA

Khalaf Wahhab Abdul, Kaidah-kaidah Hukum Islam, Ilmu Ushulul fiqh,

Rajawali Press, Jakarta, 1997

Wahid Abdul, Islam dan Idealitas Manusia, Dilema Anak, Buruh, dan

Wanita Modern, Sipress, Yogyakarta, 1997.

Rahman Abdul, Syari’ah: The Islamic Law, Ta Ha Publishers, London,

1984.

Hanafi Ahmad, Asas-asas Hukum Pidana Islam, Bulan Bintang, Jakarta,

1990.

Alam A.S, Pelacuran dan Pemerasan, Study Sosiologis tentang Exploitasi

Manusia oleh Manusia, Alumni, Bandung, 1984.

Sahetapy J.E (et,al.), Bunga Rampai Viktimisasi, Eresco, Bandung, 1995.

___________, Kapita Selekta Kriminologi, Alumni, Bandung, 1987.

___________, Kuasa Kejahatan, Pusat Studi Kriminologi Fakultas

Hukum Unair, 1979.

Kartono Kartini Dr, Patologi Sosial, Jilid 1, Rajawali, Jakarta, 1983.

Weda Darma Made, Kriminologi, Raja, Grafindo Persada, Jakarta, 1996.

Faqih Mansour, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, Pustaka

Pelajar, Yogyakarta, 1987.

Leden Marpaung, Kejahatan Terhadap Kesusilaan dan Masalah

Prevensinya, Sinar Grafika, Jakarta, 1996.

Sa’abah Umar Marzuki, Seks & Kita, Gema Insani Press, Jakarta, 1997.

Kusuma W. Mulyana, Kejahatan dan Penyimpangan, Suatu Perspektif

Page 115: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

Kriminologi, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia,

Jakarta, 1988.

__________, Kriminologi dan Masalah Kejahatan, Suatu Pengantar

Ringkas, Amrico, Bandung, 1984.

Drs. Wahid Abdul, S.H., M.A. dan Drs. Irfan Muhammad, S.H., M.Pd.

Perlindungan Terhadap, Korban Kekerasan Seksual (Advokasi

Atas Hak Asasi Perempuan), Refika Aditama, Bandung, 2001.

Drs. H. Arifin Zainal Isep, M. Ag. Bimbingan Penyuluhan Islam,

Pengembangan Dakwah Bimbingan Psikoterapi Islam, Rajawali

Press, Jakarta, 2009.

Dr. Kartono Kartini, Patologo Sosial-Jilid 1, PT. Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 2007.

Prof. H. M. Arifin, M. Ed, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Penyuluhan

Agama, PT. Golden Terayon Press, Jakarta.

Drs. H.M. Umar, Drs. Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, Pustaka Setia,

Bandung, 2001.

E. Poerwandari Kristi, Pendekatan Kualitatif Dalam Pengertian Psikologi,

Jakarta, Fakultas Psokologi, Universitas Indonesia, 1998.

Sandjaja dan Heriyanto Albertus, Panduan Penelitian, Jakarta, Prestasi

Pustakarya, 2006.

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1986.

W. S. Wingkel S.J.M. Sc, Guidance Servis and Counseling Servis, 1981.

Drs. Masmudi AR, Dienul Islam, LPPTKA BKPRMI, Jakarta, 2001.

Page 116: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

Kartono Kartini, Psikologi Abnormal & Pathology Seks , ALUMNI,

Bandung, 1979.

Komnas Perempuan, Kita Bersikap: Empat Dasawarsa Kekerasan

terhadap Perempuan dalam Perjalanan Bangsa, Komnas

Perempuan 2009.

Ann L.Coker, Lucille G Walls, Joseph E Jhonson. Juli 16, 2006 oleh

forensikklinik.

Definisi dalam Undang Undang No. 21 Tahun 2007, Tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.

Townsend, Mary C. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada

Keperawatan Psikiatri Pedoman Untuk Pembuatan Rencana

Perawatan Edisi 3. EGC : Jakarta. 1998.

Sumber Internet

http/www.google.com, about/kekerasan/ seksual/pada wanita Diakses

Tanggal 18 Januari, 2011.

[email protected], Diakses Tanggal 09 Maret, 2011.

http/Simamarta 1983 : ix-xii.com, Diakses Tanggal 09 Maret, 2011.

http/www.google.com/Simamarta, 1983: ix-xii Diakses Tanggal 09 Maret,

2011.

http/scribd.com/Model-Penyuluhan-Berbasis-Islam, Diakses Tanggal 11

Maret, 2011.

http/www.Firman-Nugraha.blogspot.com, Diakses Tanggal 11

Maret, 2011.

Page 117: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

http/www.Sulaiman.blogdetik.com, Diakses Tanggal 16

Maret, 2011.

www. Scribd.com/pengertian islam-iman-ikhsan, Diakses Tanggal 16

Maret, 2011.

http/filsafat.kompasiana.com/pengertian- islam, Diakses Tanggal 11

April, 2011.

http..scribd. com/pengertian-kekerasan, Diakses Tanggal 11

April, 2011.

http/www.scibd.com/pendidikan-seks, Diakses Tanggal 11

April, 2011.

http.scribd.com/dampak-kekerasan-seksual, Diakses Tanggal 11

April, 2011.

Tellioglu, Tahir M. D., APA. AAAP. Abuse. (online);

(http//:www.healthcentersonline.com/access on December 12th

2006.

Sumber Penelitian dan Wawancara

PSKW “Mulya Jaya”, Depsos RI, Kelurahan Gedong Pasar Rebo Jakarta-

Timur.

Prosedur Kerja Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta Sesuai

Kepetusan Menteri Sosial RI No. 40 HUK 2004.

Alur Tahapan Rehabilitasi Sosial Di Panti Sosial Karya Wanita Mulya

Jaya Jakarta.

Sumber; Panduan Bimbingan Mental Spiritual dan Bimbingan Etika

Page 118: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

Sosial, Disusun Oleh; Abdul Rahman S. Sos.I dan Ust. Nuhri

Sulaeman. Dan Wawancara Pribadi, Dengan Penyuluh Agama

Islam di PSKW Mulya Jaya-Jakarta, Waktu Wawancara Berbeda-

beda, Antara 22-25 Maret 2011.

Sumber; Wawancara Penulis Dengan Anggota Klien/Korban Kekerasan

Seksual di (PSKW) Mulya Jaya Jakarta, Tanggal Setiap Klien

Berbeda; 09 Maret-18 April 2011, Waktunya Sama; Pukul 10.00-

12.00 Siang.

Ibu Narojah, Asal Jakarta TMII, Usia 32 Tahun, yang Sudah 1Tahun

Menjadi Pengurus/Instruktur WTS/Traficking, Wawancara

Pribadi, Jakarta 25 Maret di Ruang Sekretariat Traficking Pukul

10.00 Pagi.

N.I Klien Asal Riau/Korban Kekerasan Seksual/Traficking (WTS) di

PSKW Mulya Jaya, Wawancara Pribadi, Jakarta, 25 Maret di

Ruang Sekretariat Traficking Pukul 10.30-11.00 Pagi

M. Klien Asal Cianjur/Korban Kekerasan Seksual di PSKW Mulya Jaya,

Wawancara Pribadi, Jakarta 25 Maret di Ruang Sekretariat

Traficking Pukul 11.00-11.30 Pagi.

E.RN. Klien Asal Karawang/Korban Kekerasan Seksual (WTS) di PSKW

Mulya Jaya, Wawancara Pribadi, Jakarta 01 April di Teras Kamar

WTS Cut Nyak Dien Pukul 11.30-12.00.

L.H. Klien Asal Garut/Korban Kekerasan Seksual/KDRT (WTS) di PSKW

Mulya Jaya, Wawancara Pribadi, Jakarta 01 April di Teras Kamar

Page 119: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

WTS Cut Nyak Dien Pukul 11.00-11.30.

N. Klien Asal Tangerang/Korban Kekerasan Seksual (WTS) di PSKW

Mulya Jaya, Wawancara Pribadi, Jakarta 01 April di Lapangan

Olahraga Depan Kamar Cut Nyak Dien Pukul 10.30-11.00.

Wawancara Pribadi, Penulis Dengan Bpk. Abdul Rahman S.Sos.I, yang

Sekarang Menjadi Fungsional Penyuluh Sosial Kemensos RI, di

PSKW Mulya Jaya-Jakarta, Tgl 22 Maret 2011, Pukul 11.45,

Diruang Fungsional.

Wawancara Pribadi, Penulis Dengan Ust. Nuhri Sulaeman Mahasiswi

UIN Syarif Hidayatullah-Jakarta, yang Sekarang Menjadi

Penyuluh Agama Islam, Wawancara dilakukan pada Tgl 24 Maret

2011, Pukul 12.45, Di Ruang Tamu PSKW Mulya Jaya-Jakarta.

Wawancara Pribadi, Penulis Dengan Bpk. Drs. H. Abu Bakar, yang

Sekarang Menjadi Penyuluh Agama Islam,Wawancara dilakukan

pada Tgl 25 Maret 2011, Pukul 10.00, Di Masjid Al-Khairat

PSKW Mulya Jaya-Jakarta, Sebelum Beliau Memberikan Materi

Penyuluhan Islam pukul 11. Panduan Bimbingan Mental Spiritual

dan Bimbingan Etika Sosial, Disusun Oleh; Abdul Rahman S.

Sos.I dan Ust. Nuhri Sulaeman.

Page 120: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

Wawancara Dengan Seksi Program Advokasi Sosial

Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta

Pertanyaan

1. Apa pengertian spesifik mengenai pendekatan awal terhadap klien di PSKW

Mulya Jaya ini?

2. Dari mana pegawai PSKW mendapatkan informasi mengenai WTS sebelum

mereka berada di Panti seperti sekarang ini?

3. Faktor penghambat PSKW dalam melaksanakan program pendekatan awal pada

klien?

4. Bagaimana pelaksanaan masa orientasi klien?

5. Dimana tempat yang banyak terdapat WTS dan apa latar belakang mereka

menjadi WTS?

6. Bagaimana proses konsultasi yang dilakukan petugas PSKW ketika mereka

tengah berada di Panti Sosial ini?

7. Apa faktor penghambat dari pelaksanaan program orientasi dan konsultasi

terhadap klien?

8. Dalam prog.identifikasi klien pendataan yang dibutuhkan Panti seperti apa?

9. Dimana lokasi dilaksanakannya prosses identifikasi klien?

10. Apa faktor penghambat dari pelaksanaan identifikasi pada klien?

11. Motivasi apa yang disampaikan Panti terhadap klien?

12. Apa faktor penghambat Panti dari jalannya proses pemberian motivasi pada klien?

13. Sebelum klien menjadi penghuni Panti, tentunya akan ada seleksi untuk calon

klien sebagai penghuni Panti.. lalu bagaimana syarat dan ketentuan yang

ditetapkan Panti untuk menyeleksi klien sebelum menjadi penghuni Panti?

14. Apa faktor penghambat Panti dari program penyeleksian klien?

Peneliti Seksi Prog.Advokasi Sosial

(Riana Amelia)

Page 121: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

Wawancara Dengan Kasie. Rehabilitasi Sosial

Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta

Pertanyaan

1. Bagaimana proses pelaksanaan seleksi dalam prog. penerimaan klien yang di

terapkan di Panti?

2. Bagaimana proses penerimaan klien dari awal-akhir penyeleksian?

3. Dalam prog. penyaluran yang ditetapkan Panti, bagaimana proses penyaluran

klien yang telah usai mengikuti keterampilan di PSKW Mulya Jaya?

4. Dimana klien Panti akan disalurkan setelah usai mengikuti keterampilan di Panti?

5. Apa faktor penghambat yang dihadapi Panti dalam proses penyaluran bakat dan

keterampilan klien yang telah usai menjalani rehabilitasi di Panti Sosial Karya

Wanita Mulya Jaya?

6. Apa pengertian spesifik mengenai bimbingan lanjut di PSKW Mulya Jaya ini?

7. Apa faktor pendukung dan penghambat dari pelaksanaan prog.bimbingan lanjut di

Panti?

Peneliti Kasie.Rehabilitasi Sosial

(Riana Amelia)

Page 122: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

Wawancara Dengan Koor.Pekerja Sosial

Di Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta

Pertanyaan

1. Bagian apa yang menangani registrasi calon klien di Panti?

2. Bagaimana proses registrasi klien di Panti?

3. Hambatan yang dihadapi Panti dalam proses Registrasi klien?

4. Dalam prog.penempatan klien calon klien Panti diarahkan kemana?

5. Bagaimana proses penempatan klien di asrama Panti?

6. Pada penempatan keterampilan, proses apa yang dijalankan Panti untuk klien?

7. Apa pengertian prog.assesment/pengungkapan masalah pada klien di Panti?

8. Apa tujuan dilaksanakannya assessment untuk klien di Panti?

9. Faktor apa yang menjadi penghambat jalannya proses assessment di Panti

terhadap klien?

Peneliti Koordinator.Pekerja Sosial

(Riana Amelia)

Page 123: METODE BIMBINGAN MENTAL SPIRITUAL TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4563/1/RIANA... · untuk rajin ke PSKW untuk penelitian karya ilmiah ini agar cepat

Wawancara Dengan Penyuluh Islam-Mental Spiritual

di PSKW Mulya Jaya Jakarta

Pertanyaan

1. Siapa yang wajib mengikuti keg.mental spiritual di Panti?

2. Penjelasan yang lebih spesifik mengenai keg.bimbingan mental spiritual di Panti?

3. Metode bimbingan mental spiritual yang digunakan PSKW Mulya Jaya seperti

apa?

4. Bagaimana proses pembagian waktu dan hari dilaksanakannya keg.bimbingan

mental spiritual dalam sebulan?

5. Bagaimana proses yang dijalankan klien dalam mengikuti bimbingan mental

spiritual selama di Panti?

6. Faktor pendukung dan penghambat jalannya proses bimbingan mental spiritual di

Panti Sosial Karya Wanita?

7. Indikator keberhasilan yang dicapai dalam kegiatan bimbingan mental spiritual di

Panti?

Peneliti Penyuluh Islam PSKW Mulya Jaya

(Riana Amelia)