metode bangun mitra abadi
TRANSCRIPT
METODE PELAKSANAAN
Nama Paket : Pemeliharaan Berkala Jalan P. Siantar – Tanah Jawa di Kab. SimalungunNama Peserta Lelang : PT. Bangun Mitra Abadi
A. PENDAHULUAN
Berikut ini kami berusaha menjelaskan seluruh pendekatan Metode Pelaksanaan yang
digunakan dalam penawaran pelelangan pekerjaan berikut rincian waktu pelaksanaan
masing-masing item pekerjaan (penjadwalan). Secara umum metodologi ini dimaksudkan
sebagai acuan dalam menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan pekerjaan. Dengan
adanya acuan ini kami optimis seluruh aspek pekerjaan dapat kami laksanakan dengan
sebaik-baiknya secara lebih efisien dan efektif dengan tetap menjaga mutu tentunya.
Dalam kaitan dengan usaha untuk mendapatkan hasil akhir pelaksanaan pekerjaan fisik
yang sesuai dengan tuntutan dalam dokumen kontrak, maka perusahaan ini juga akan
berpegang teguh pada prinsip-prinsip pelaksanaan konstruksi yang dianut termasuk
pedoman-pedoman yang ada dan telah ditetapkan oleh Direksi Pemberi Kerja maupun
yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah serta akan
selalu berkoordinasi dengan pihak yang terkait dengan pekerjaan ini seperti Direksi
Pemberi & Pengawas Pekerjaan.
Oleh karena itu, pemahaman personil kami mengenai tugas dan tanggung jawabnya, baik
dalam lingkup pelaksanaan proyek secara keseluruhan maupun dalam lingkup detail pada
setiap bagian pekerjaan merupakan suatu hal yang bersifat mutlak dan tidak diragukan
lagi urgensinya.
A.1GAGASAN PEDOMAN PELAKSANAAN
Pemahaman mengenai Pedoman Pelaksanaan merupakan bekal bagi personil pelaksana
di lapangan agar dapat bertindak sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
Sasaran pelaksanaan proyek hanya akan tercapai sepenuhnya apabila semua pihak yang
terkait memahami dan melaksanakan sepenuhnya Pedoman Pelaksanaan dan Prosedur
Pelaksanaan Pekerjaan dengan benar.
Adapun pedoman pelaksanaan kami pada pelelangan pekerjaan ini tugas utamanya yaitu
untuk mencapai 4 ketepatan sebagaimana diuraikan berikut ini.
1. Ketepatan Mutu
2. Ketepatan Waktu
3. Ketepatan Biaya
4. Ketepatan Administrasi
1. Ketepatan Mutu
Mutu hasil pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan tuntutan mutu yang
tercantum dalam dokumen kontrak (bestek) pada bagian Spesifikasi Umum dan
Spesifikasi Khusus.
Mutu hasil akhir pelaksanaan pekerjaan kami yakin sangat tergantung kepada :
Mutu bahan atau material yang dipakai
Metode atau cara pelaksanaan pekerjaan
Dengan demikian perlu dipahami bahwa material dengan mutu yang baik tidaklah
cukup untuk mendapatkan hasil akhir yang baik, ini harus diikuti dengan cara
pelaksanaan pekerjaan yang benar. Kedua hal tersebut merupakan satu kesatuan
yagn tidak terpisahkan.
Pencapaian Tepat Mutu harus dipandang sebagai suatu tantangan professional.
Kegagalan atau ketidak-tepatan mutu pelaksanaan pekerjaaan harus dihindari
karena hal tersebut merupakan cermin dari kegagalan kontraktor dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Pendekatan dan Metode pengendalian mutu yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan fisik adalah menggunakan cara-cara sbb :
PENGUJIAN BAHAN ; yang mempunyai 3 (tiga) tahapan yakni
o Bahan Baku
o Bahan Olahan
o Bahan Jadi
QUANTITY & QUALITY ; yang mempunyai 2 (dua) kriteria yakni
o Dimensi
o Kualitas
PENGUJIAN MODEL ; pengujian yang mempunyai 5 (lima) hal yakni
o Jenis Pemeriksaan
o Metode Pemeriksaan
o Frekwensi Pemeriksaan
o Spesifikasi
o Toleransi Hasil Pekerjaan
Prosedur pengendalian mutu meliputi pengendalian mutu bahan dasar, bahan
olahan dan bahan jadi adalah sebagai berikut :
a) 24 jam sebelum melaksanakan pengujian bahan olahan dan bahan jadi,
Kontraktor mengajukan request permohonan pengetesan.
b) Bersama-sama dengan Konsultan Pengawas Teknik dan staff Pemberi
Tugas mengecek kesiapan Kontraktor mengenai :
Peralatan untuk pengujian di laboratorium dan lapangan
Material (jumlah material, jenis material dan rancangan JMF)
c) Kontraktor akan melengkapi kekurangan persyaratan yang diminta oleh
Konsultan Pengawas Teknik apabila terdapat kekurangan atau sebagai
persyaratan terhadap Konsultan Pengawas Teknik untuk
merekomendasikan/persetujuan pengujian.
d) Persetujuan dari Pemberi Tugas mengenai pengetesan setelah ada
rekomendasi dari Konsultan Pengawas Teknik
e) Request pengujian bahan olahan dan bahan jadi ditutup dengan Verifikasi
2. Ketepatan Waktu
Waktu pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan kondisi kami saat ini kami
tawarkan selama 150 hari kalender dan rentang waktu ini masih bisa lebih cepat
karena kami telah mendapat dukungan AMP tidak jauh dari lokasi pekerjaan.
Keterlambatan penyelesaian proyek akan menimbulkan permasalahan
berkelanjutan. Selain itu, keterlambatan penyelesaian proyek secara langsung
akan merugikan masyarakat, karena fasilitas prasarana yang dibangun/perbaiki
menjadi terlambat pemanfaatannya, di samping memang kerugian bagi kontraktor
itu sendiri karena cost operasional terutama yang bersifat ’rental’ tentu akan
membengkak.
3. Ketepatan Biaya
Pengertian dari tepat biaya adalah hasil pelaksanaan sesuai dengan biaya yang
telah direncanakan dalam Bill Of Quantity, atau dengan jumlah biaya yang telah
dibayarkan didapat hasil pelaksanaan yang optimal menurut perhitungan RAP
(Rencana Anggaran Pelaksanaan).
Tepat biaya ini berkaitan erat dengan :
Kuantitas hasil pelaksanaan
Dimensi atau ukuran suatu bagian pekerjaan, baik yang terlihat maupun yang
tidak terlihat sesuai dimensi atau ukuran yang diajukan dalam pembayaran
Kelayakan Teknis
Tidak ada item pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan dan
dibayarkan yang secara teknis tidak bisa diterima kelayakannya atau
urgensinya (untuk dilaksanakan).
Dalam hal ini penting untuk dipahami bahwa semua bagian pekerjaan akan
dilaksanakan berdasarkan kajian terhadap kebenaran perhitungan teknis dan
asas manfaatnya serta menghindari pekerjaan 2x (pek. ulang atau perbaikan)
yang biayanya memboroskan.
4. Ketepatan Administrasi
Administrasi pelaksanaan pekerjaan merupakan bagian penting yang tidak bisa
diabaikan. Administrasi ini sebagai rekaman atau catatan pelaksanaan proyek
yang sekaligus sebagai alat untuk membuktikan bahwa pelaksanaan pekerjaan
telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang seharusnya. Pembuktian itu
diperlukan baik bagi kalangan intern (dalam organisasi pelaksanaan) maupun
bagi pihak lain yang terkait atau yang memerlukannya (Inspektorat dan Tim
Pemeriksa lainnya).
Tertib administrasi dimaksud akan meliputi sebagai berikut :
Administrasi pelaksanaan yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan fisik
harian, mingguan, bulanan dan pelaksanaan kegiatan pengujian baik di
lapangan maupun di laboratorium.
Administrasi pembayaran, sebagai cash flow perusahaan
Administrasi pelaksanaan lainnya seperti surat menyurat, surat perintah
perubahan pekerjaan, justifikasi teknik, Berita Acara Percobaan
Lapangan, Rekomendasi dari Owner/Konsultan, Instruksi dari
Owner/konsultan kepada kontraktor dan lain-lain seperti ketentuan yang
ada dalam dokumen kontrak.
A.2 RUANG LINGKUP PEKERJAAN (PROYEK)
Sesuai dengan yang tertuang dalam Dokumen lelang, kami sebagai kontraktor
akan menyediakan tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk menyelesaikan
pekerjaan, yang terdiri dari pekerjaan persiapan atau sementara, pekerjan
utama dan pekerjaan finishing.
Untuk semua pekerjaan tersebut kami akan selalu mengacu kepada b.o.q pada
Dokumen Lelang dan Spesifikasi Teknik atau Instruksi dan Petunjuk Direksi
Pekerjaan.
Adapun jenis pekerjaan sebagai ruang lingkup proyek yang akan dilaksanakan
sesuai dengan Dokumen Lelang sesuai dengan urutan mata pembayaran
adalah sbb :
1.2 M O B I L I S A S I
Baik alat maupun personil bisa kami datangkan apakah dari base camp
kami yang lain seperti dari Kutacane ataupun Takengon, kami akan
pelajari terhadap segala kemungkinan termasuk kemungkinan pembelian
alat baru khusus untuk pekerjaan dimaksud (apabila diperlukan).
Photo Dokumentasi (3 phase)
a. Sebelum pekerjaan dimulai terlebih dahulu harus dilakukan
pengambilan gambar atau photo untuk dokumentasi. Ini dimaksudkan
agar kita mempunyai informasi tentang kondisi awal dari pekerjaan
yang akan kita laksanakan. Pengambilan photo untuk dokumentasi ini
akan digunakan sebagai ”Photo Dokumentasi 0%”. Setiap titik
pengambilan photo harus diberi nama sesuai dengan lokasinya.
b. Apabila pelaksanaan pekerjaan telah dimulai dari staf teknik harus
terus mengikuti perkembangan penyelesaian perkerjaan. Setelah
penyelesaian pekerjaan sudah mencapai setengah dari saat kondisi
awal dilakukan pengambilan gambar atau photo untuk dokumentasi.
Ini dimaksudkan agar kita mempunyai informasi tentang kondisi
pencapaian pelaksanaan pekerjaan yang telah kita laksanakan.
Pengambailan photo untuk dokumentasi ini akan kita gunakan sebagai
”Photo Dokumentasi 50%”. Setiap titik pengambilan photo harus
diberi nama sesuai dangan lokasinya.
c. Dan selanjutnya apabila pelaksanaan pekerjaan telah selesai maka
dilakukan pengecekan bersama antara Staf Teknik, Pelaksana dan
Pengawas Pekerjaan. Dan setelah dilakukan pengecekan dan
pekerjaan sudah diterima dilakukan pengambilan gambar atau photo
untuk dokumentasi. Ini dimaksudkan agar kita mempunyai informasi
tentang penyelesaian pelaksanaan pekerjaan yang telah kita
laksanakan. Pengambilan photo untuk dokumentasi ini akan kita
gunakan sebagai ”Photo Dokumentasi 100%”. Setiap titik
pengambilan photo harus diberi nama sesuai dengan lokasinya.
Pekerjaan Pengukuran (Memanjang dan Melintang)
Setelah lokasi pekejaan siap dan bersih dari segala barang/benda yang
menghalangi pandangan pengukuran, maka selanjutnya kami akan
melaksanakan pekerjaan pengukuran topografi (memanjang dan
melintang) termasuk untuk keperluan shop dan as built drawing. Pertama-
tama kami memasang patok pada tempat yang akan diukur baik untuk
semua lokasi pekerjaan. Setelah selesai memasang patok dilanjutkan
dengan pengukuran yaitu :
a. Pengukuran poligon untuk jalur trace dan menentukan R (jari-jari
lengkung) pada belokan.
b. Pengukuran Water Pass untuk elevasi Vertikal dan Profil memanjang
c. Pengukuran situasi / lay out
d. Data pengukuran akan kami serahkan kepada Direksi untuk
diperiksa, setelah selesai diperiksa dan hasil pengukuran masuk
pada toleransi yang telah ditentukan maka kami lanjutkan pada
pemrosesan data.
e. Setelah selesai proses data ukur dan diperiksa oleh Direksi dan
konsultan, kami lanjutkan dengan penggambaran.
f. Penggambaran untuk gambar kerja (shop drawing) akan
menggunakan skala sesuai dengan ketentuan atau petunjuk dari
Direksi.
Pembuatan Shop Drawing (Gambar Kerja)
Setiap akan melakukan setiap item pekerjaan terlebih dahulu kontraktor
membuat Shop Drawing (Gambar Kerja) yang mengacu kepada Gambar
Design yang telah ada dan berdasarkan keadaan di lapangan dari hasil
pengukuaran dan pemeriksaan yang telah dilakukan bersama antara
Kontraktor dan Pengawas Lapangan. Setelah Shop Drawing selesai
dibuat, kemuadian diajukan kepada Direksi dan Konsultan u ntuk
mendapat persetujuan dan selanjutnya diperbanyak sesuai dengan
kebutuhan di lapangan dan akan didistribusikan kepada yang
berkepentingan selain itu juga satu berkas disimpan sebagai arsip.
Untuk selanjutnya Shop Drawing tesebut akan menjadi acuan dalam
pelaksanaan pekerjaan di lapangan, diperjelas juga dengan skematis
ini :
Pembuatan Kantor Lapangan dan Fasilitas Proyek
Kantor lapangan dan Fasilitas proyek yang harus disediakan antara lain :
a. Direksi keet dan kelengkapannya sesuai dengan ketentuan dalam
dokumen kontrak
b. Barak kerja untuk tenaga pekerja
c. Gudang tempat penyimpanan bahan dan alat
d. Ruangan Lab untuk pengujian
e. Air bersih untuk kebutuhan sehari-hari
f. Penerangan listrik dengan menggunakan daya PLN atau Genset
sendiri
g. Persiapan kotak obat-obatan untuk P3K
h. Alat-alat kerja atau alat bantu di lapangan.
i. Papan Informasi Pekerjaan, yang menjelaskan sebanyak mungkin
data proyek yang dikerjakan
GAMBAR RENCANA/ SPEC
PEMBUATAN SHOP DRAWING
SURVAI KONDISI LAPANGAN
PENGAJUAN SHOPDRAWING
PEMBERI TUGAS
SHOP DRAWINGDASAR PELAKSANAAN
PENGAJUAN MATERIAL
YA
REVISI
TIDAK
UJI MATERIAL
PEMBERI TUGAS
YA
TIDAKGANTI MATERIAL
PELAKSANAANPEKERJAAN
AS BUILT DRAWING
Pengajuan dan Pengujian Material
Pengujian laboratorium sangan penting, karena akan menyangkut mutu
pekerjaan nantinya. Untuk pengujian material dan hasil pekerjaan,
kontraktor akan mengacu pada standar mutu yang telah ditetapkan dalam
spesifikasi teknis.
Istilah agregat mencakup antara lain batu bulat, batu pecah, abu batu, dan
pasir. Efesiensi dan efektivitas produksi agregat untuk campuran beraspal
(material aspal) ditentukan oleh pengaturan dan pengawasan yang
dilakukan pada unit pemecah batu (Stone Crusher/SC). Sebelum masuk
ke unit pemecah batu (stone crusher) bahan baku batuan harus sudah
memenuhi persyaratan kekerasan dan keawetan. Demikian juga setelah
keluar dari unit produksi, harus memenuhi persyaratan sifat fisik yang
ditentukan dalam spesifikasi.
2.1(1) GALIAN UNTUK DRAINASE, SELOKAN DAN SALURAN AIR
Penggalian, penimbunan dan pemangkasan harus dilakukan sebagaimana
yang diperlukan untuk membentuk selokan baru atau lama sehingga
memenuhi kelandaian yang ditunjukkan pada gambar pelaksanaan.
Untuk galian drainase, pada umumnya digunakan excavator untuk dimensi
saluran yang memungkinkan dikerjakan oleh bucket excavator dengan tujuan
tidak banyak material tanah asli yang terbuang dan waktu lebih cepat
dibandingkan cara manual. Hasil galian akan dimuat oleh alat excavator itu
juga untuk dibuang ke suatu tempat tertentu yang diizinkan ataupun
Existing Pavement
- Dump Truck would be used to bring the excavation material
3. Orderly last excavation would be executed by manual
1. Excavation for drainage ditches and waterways 2. - First excavation would be used Excavator
Existing Pavement
Excavation Direction
to disposal area
dikumpulkan ke suatu tempat apabila bisa ‘dipergunakan’ sewaktu-waktu
sebagai timbunan. Hasil bentukan penampang galian ini kemudian akan
dirapikan menurut dimensi pada gambar proyek dimana kemiringan
dasar/lantai saluran dibuat sedemikian rupa dengan alat bantu agar air
buangan bisa teralirkan dengan baik dan lancar.
Di samping itu, selama melaksanakan penggalian drainase, kami tetap
mengindahkan K3 dengan melengkapi pekerja dan operator dengan APD
(Alat Pelindung Diri) seperti helmet, sepatu, dll termasuk rambu-rambu
penggalian.
2.2 (1) PASANGAN BATU DENGAN MORTAR
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan alat (mekanik) yakni concrete mixer dan
material yang diperlukan di antaranya adalah pasir, batu, semen dan air.
Oleh karena kami memiliki Stone Crusher (SC) dan izin quary untuk
pengambilan material sungai, maka kebutuhan atau suplai pasir dan batu
bisa didatangkan sendiri tanpa harus menunggu pembelian dari pihak
sehingga sedikit banyaknya pekerjaan ini tidak tergantung kepada pihak lain
(kecuali semen) dan dapat dipercepat bila lokasi dan ukuran pemasangan
pasangan batu ini sudah diketahui dengan jelas. Pekerjaan ini bisa dilakukan
di awal proyek dan bisa pula di akhir proyek karena tidak akan berakibat
apapun (secara significant) terhadap pembangunan terutama pengasapalan
badan jalan.
Material pasir dan semen dimasukkan bisa dengan menggunakan tenaga
manual dengan alat bantu seperti sekop/cangkul ataupun ember cor dan
selanjutnya dicampur dengan menggunakan concrete mixer (molen) kapasitas
+ 0,2 - 0,3 m3. sebelum dijadikan pasta untuk perletakan dan pemasangan
batu, adukan harus benar-benar rata dan kadar air yang digunakan harus
dengan komposisi yang tepat (factor air-semen). Sebelum diberikan sentuhan
pasta semen pasir, permukaan batu dibersihkan terlebih dahulu lalu kemudian
dipasang sepanjang saluran atau drainase yang telah tergali.
Material seperti semen, pasir, dan batu penempatannya diatur sedemikian
rupa agar tumpukan material bisa disesuaikan secara seimbang dengan
kebutuhan pemasangan pasangan batu dan tidak banyak material yang akan
Galian Drainase
(paling lama 6 mgg)
Pek. Mendahului Pek. BerikutnyaMobilisasi, Pek. Div.8 Psg Bt Mortar
terbuang atau kelebihan. Material ini diangkat/dikirim oleh truk colt diesel dan
bebannya disesuaikan agar jangan sampai mengganggu badan jalan yang
sudah terbentuk apalagi bila sudah teraspal.
Campuran semen dan air yang akan menentukan mutu ikatan pasta
pasangan batu selain harus mengikuti spesifikasi yang ada juga akan
mendengarkan petunjuk pengawas/direksi lapangan.
Masalah jumlah pekerja/tukang untuk pek. pasangan batu ini akan ditentukan
kemudian bilamana hasil rekayasa lapangan telah keluar sehingga sejumlah
grup yang akan dibentuk nantinya memberikan hasil yang efisien namun
cepat/tepat waktu.
Apabila terjadi hujan terus menerus yang mengakibatkan air selalu tergenang
di penampang saluran mortar, maka ditempuh solusi dengan 2 cara yakni
pembuatan saluran pengelak dan pengeringan tempat pekerjaan
(dewatering).
Pada prinsipnya, pembuatan saluran pengelak adalah merelokasi saluran air
yang akan dipasang mortar dengan tetap mempertahankan kelandaian dasar
saluran lama sehingga tidak menyebabkan terjadinya penggerusan baik pada
bangunan sekitarnya maupun hasil pekerjaan yang lain. Dalam hal
dewatering, kami akan melakukan pemompaan/pengisapan air dengan
pompa air terhadap lokasi genangan dan bila dimungkinkan membuangnya
menggunakan water tank truk agar kapasitas yang diangkut lebih banyak.
Selain itu bisa ditempuh dengan cara estafet dari satu bak penampungan ke
penampungan lain sehingga memungkinkan suatu areal bisa kering dengan
cepat.
2.3 (4) GORONG – GORONG PIPA BETON BERTULANG, DIAMETER DALAM 95 – 10 5 CM
Kami mengupayakan sedapat mungkin mengerjakan pemasangan pipa beton
ini (gorong-gorong) setelah mengetahui titik mana saja yang akan dipasang
sesuai volume Rekayasa Lapangan, sebelum pekerjaan timbunan ataupun
lapis pondasi agregat dimulai agar badan jalan yang terbentuk nantinya
(setelah terpasang gorong-gorong) tidak dibongkar lagi.
Pas. Batu dgn Mortar (8 Minggu)
Pek. Mendahului Pek. Berikutnya
Galian Drainase, bouwplank Timbunan Biasa
Gorong-gorong ini akan kami beli langsung dari produsennya dengan tebal
gorong-gorong serta diameter yang tercantum dalam Bill of Quantity ataupun
dan mutu beton serta tulangannya sesuai dengan yang disyaratkan di dalam
Spesifikasi. Pengangkutan pipa/gorong-gorong ini bisa dilakukan dengan pick
up ataupun mobil truk Colt Diesel tergantung kebutuhannya nanti.
Saat pertama pelaksanaan, titik/lokasi pemasangan pipa akan digali
menggunakan excavator dan bila pipa/gorong-gorong eksisting masih ada
maka akan dibuang karena mungkin sudah tidak layak dipakai lagi. Dasar
gorong-gorong akan dipadatkan dengan Tamper untuk memberikan landasan
yang cukup kuat dan kemudian diberi lapisan pasir dengan ketebalan seperti
tersebut dalam Dokumen Spesifikasi. Seluruh pelaksanaan (kecuali
penggalian) dilakukan secara manual dan sekelompok pekerja akan
merapikan kembali permukaan atas gorong-gorong yang telah terpasang.
ikan dalam jangka waktu 13 hari.
Oleh karena pada saat penggalian gorong-gorong melintang terhadap lebar
jalan, maka untuk mengatur lalu lintas agar kendaraan proyek bisa lalu lalang,
maka kami merencanakan penggalian ruas gorong-gorong setengah lebar
jalan dimana bila pekerjaan telah selesai dilanjutkan pada ruas setengahnya
lagi. Setiap perlintasan kendaraan akan kami evaluasi bahwa timbunan
kembali ruas gorong-gorong harus benar-benar padat sehingga bisa
melindungi gorong-gorong dari beban langsung as kendaraan.
3.1(1a). GALIAN BIASA.
1. Pekerjaan ini dilakukan untuk menggali tanah ataupun tebing yang tidak berbatu.
2. Galian ini dilakukan untuk mempersiapkan pondasi dari satu struktur atau bisa juga
untuk mempersiapkan pondasi jalan dan memotong tebing tidak berbatu untuk
rencana perluasan jalan.
3. Pekerjaan ini dilakukan dengan cara mekanis (menggunakan excavator).
4. Dalam penggalian tanah tersebut harus kita kontrol kedalaman galian tersebut
dengan alat ukur dengan ketelitian yang akurat.
Gorong-gorongPek. Mendahului Pek. Berikutnya
Pas. Batu dgn mortar, Galian Timbunan, Perkerasan
5. Tanah bekas galian kemudian dibuang keluar lokasi pekerjaan, agar lalu lintas tidak
terganggu.
6. Kemudian kita ukur kedalaman/dimensi galian tersebut sesuai dengan gambar atau
petunjuk direksi.
Pekerjaan Galian biasa seperti halnya pekerjaan Galian Selokan Drainase,
menggunakan excavator dalam pelaksanaannya.
3.1(7) GALIAN PERMUKAAN BERASPAL TANPA COLD MILLING MACHINE
Penggalian dilaksanakan pada perkerasan aspal lama yang ditentukan.
Pekerjaan galian
dilaksanakan dengan Compressor , Jack Hammer , material hasil galian
dimuat ke dalam Dump
Truck untuk dibuang keluar lokasi pekerjaan .
Peralatan yang dipergunakan :
- Compressor
- Jack Hammer
- Motor Grader
- Dump Truck
- Alat Bantu
4.2(2B) LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS S
Lapis Podasi Agregat Klas S merupakan perkerasan untuk bahu jalan, bahan
yang digunakan agregat kasar, agregat halus serta sirtu. Penanganan pekerjaan
sebagai berikut, Whell Loader memuat ke dalam Dump Truck bahan material
agregat klas S, Dump Truck mengangkut ke lokasi pekerjaan, bahan material
agregat klas S dihampar dengan tebal jadi 15 cm dengan menggunakan Motor
Grader selanjutnya disiram dengan Water Tanker kemudian dipadatkan dengan
menggunakan Vibratory Roller dan Pneumatic Tyre Roller, selama pemadatan
Water Tanker tetap memberikan penyiraman air sesuai dengan kebutuhan kadar
air maksimum. Apabila dalam pelaksanaan pada badan jalan akan mengganggu
pengguna jalan, maka pelaksanaannya dilakukan setengah dari lebar badan jalan
tersebut, sekelompok pekerja merapikan hasil hasil timbunan agregat klas C
dengan menggunakan alat bantu.Waktu yang
Kelas S :
DIVISI – 5 PERKERASAN BERBUTIR
Pekerjaan ini mencakup penambahan lebar perkerasan lama sampai lebar jalur lalu lintas
yang diperlukan dalam design, pekerjaan mencakup penggalian dan pembuangan bahan
yang ada, penyiapan tanah dasar, dan penghamparan dengan menggunakan motor grader
serta pemadatan bahan dengan menggunakan tandem roller dan pnematic tire roller,
pekerjaan ini harus selesai sebelum pelaksanaan dari pelapisan perata.
Pelebaran perkerasan harus dilaksanakan sesuai dengan gambar, penentuan pelebaran
perkerasan apakah satu sisi maupun dua sisi harus dilakukan dengan mempertimbangkan
Ruang milik Jalan yang tersedia.
Bilamana alinyemen jalan lama tidak memenuhi ketentuan minimum dari fungsi jalan
tersebut, maka pelebaran dilaksanakan dengan perbaikan alinyemen sedemikian hingga
sumbu jalan menjadi lebih lurus dan lengkung pada tikungan maupun pada puncak
tanjakan dapat dikurangi.
Pada permukaan semua Lapis Pondasi Agregat tidak boleh terdapat ketidakrataan yang
dapat menampung air dan semua punggung (camber) permukaan itu harus sesuai dengan
yang ditunjukkan dalam Gambar.
Tebal total minimum Lapis Pondasi Agregat tidak boleh kurang satu sentimeter dari tebal
yang disyaratkan.
Lapis Pondasi SPek. Mendahului Pek. BerikutnyaTimbunan Biasa,Pilihan,
Aspal
5.00
~ 7
.50
1.50
TOP VIEW
Traffic
TOP VIEW
Traffic
1.50SHOULDER
Traffic
1. Transporting Base B aggregate material by dump truck.
CL CL
Traffic
2. Dumping material from dump truck.
Ditch Drainage
Ditch Drainage Ditch Drainage
1.50
1.50
5.00
~ 7
.50
SHOULDER
Ditch Drainage
SHOULDER
SHOULDER
Flagman
Flagman
Dump Truck
5.1(1). LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS A
Tebal minimum Lapis Pondasi Agregat Kelas A tidak boleh kurang satu sentimeter
dari tebal yang disyaratkan.
Pada permukaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A yang disiapkan untuk lapisan
resap pengikat atau pelaburan permukaan, bilamana semua bahan yang terlepas
harus dibuang dengan sikat yang keras, maka penyimpangan maksimum pada
kerataan permukaan yang diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 m, diletakkan
sejajar atau melintang sumbu jalan, maksimum satu sentimeter
Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel atau
pecahan batu atau kerikil yang keras dan awet. Bahan yang pecah bila berulang-
ulang dibasahi dan dikeringkan tidak boleh digunakan.
Bilamana agregat kasar berasal dari kerikil maka untuk Lapis Pondasi Agregat
Kelas A mempunyai 100 % berat agregat kasar dengan angularitas 95/90. 95/90
menunjukkan bahwa 95% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau
lebih dan 90% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua atau lebih.
Agregat halus yang lolos ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel pasir alami atau
batu pecah halus dan partikel halus lainnya. Fraksi bahan yang lolos ayakan
No.200 tidak boleh melampaui dua per tiga fraksi bahan yang lolos ayakan No.40.
Seluruh Lapis Pondasi Agregat harus bebas dari bahan organik dan gumpalan
lempung atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan setelah dipadatkan
harus memenuhi ketentuan gradasi (menggunakan pengayakan secara basah)
DIVISI 6 PERKERASAN ASPAL
Bahan hotmix yang utama selain aspal adalah batu pecah yang dihasilkan
dari Stone Crusher.
Adapun urutan pemecah batu yang biasa dipakai pada Stone Crusher untuk
memproduksi agregat adalah sebagai berikut :
a) Pemecah primer : digunakan pemecah batu jenis jaw, gyratory
atau hammer mill
b) Pemecah sekunder : digunakan pemecah batu jenis konus, roll
atau hammer mill
c) Pemecah tersier : digunakan pemecah batu jenis roll, rod mill atau
ball mill.
Pemilihan peralatan pemecah batu di atas harus mempertimbangkan
hal-hal berikut ini untuk mendapatkan hasil produksi yang optimal.
- Jenis batuan yang akan dipecah
- Ukuran batu yang akan dipecah
- Ukuran dan bentuk agregat yang diperlukan
♦ Pengujian Agregat
Gradasi agregat adalah pembagian ukuran butiran yang dinyatakan
dalam persen dari berat total. Tujuan utama pekerjaan analisa ukuran
butir agregat adalah untuk pengontrolan gradasi agar diperoleh
konstruksi campuran yang bermutu tinggi.
Gradasi ditentukan dengan melakukan penyaringan terhadap contoh
bahan melalui sejumlah saringan yang tersusun sedemikian rupa dari
ukuran besar hingga kecil; bahan yang tertinggal dalam tiap saringan
kemudian ditimbang.
6.1.(1a) Lapis Resap Pengikat-Aspal Cair
Pekerjaan ini mecakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal pada
permukaan yang telah disiapkan sebelumnya. Lapis resap pengikat digunakan
diatas permukaan jalan yang tidak beraspal seperti Lapisan Pondasi Aggregat.
Lapis Resap Pengikat disemprotkan dengan peralatan asphalt sprayer diatas
permukaan aggregate yang benar-benar kering dan tidak dilaksanakan pada waktu
angin kencang,turun hujan atau akan turun hujan. Bahan yang digunakan antara
lain adalah Aspal Penetrasi 60/70 atau 80/100 atau Aspal Emulsi Medium setting /
Slow setting yang memiliki tingkat peresapan paling baik sesuai kondisi lapangan.
Contoh aspal terlebih dahulu disampaikan kepada Direksi Teknik untuk dilakukan
pengujian jenis dan mutu bahan.
Sebelum bahan Lapis Resap Pengikat digunakan, maka permukaan jalan terlebih
dahulu dibersihkan dengan Compressor agar semua pertikel yang tidak berguna
atau batuan yang terlepas tidak berada diatas hamparan aggregat yang akan
disemprot. Selanjutnya penyemprotan dilakukan dengan menggunakan asphalt
sprayer yang ditarik kenderaan roda karet. Alat penyemprot dilengkapi dengan
batang semprot sehingga dapat mensirkulasikan aspal secara penuh kearah
horizontal maupun vertical. Bila digunakan alat penyemprot aspal tangan (hand
sprayer) maka akan dilengkapi dengan tangki aspal dengan alat pemanas, pompa
yang dapat memberi tekanan kedalam tangki aspal agar aspal tersemprot keluar
dan batang semprot yang dilengkapi dengan nozel. Penyemprotan dilaksanakan
oleh operator yang terampil. Percobaan lapangan dengan disaksikan oleh Direksi
Teknik atau wakilnya dilakukan untuk mendapatkan takaran yang tepat yaitu dalam
batasan 0,40 sampai 1,30 liter / m2 (diatas lapisan aggregate).
Lintasan penyemprotan dilaksanakan dengan mengambil ½ lebar badan jalan,
disemprot secara merata sampai selesai. Penggunaan aspal setiap lintasan
dicatat / dihitung apakah telah sesuai dengan ketentuan spesifikasi. Setelah
penyemprotan selesai lalulintas tidak izinkan lewat sampai bahan aspal meresap
dan mengering atau minimal selama 4 jam.
6.1.(2a) Lapis Perekat-Aspal Cair
Pekerjaan ini mecakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal pada
permukaan yang telah disiapkan sebelumnya. Lapis Perekat digunakan diatas
permukaan jalan yang telah beraspal. Lapis Perekat disemprotkan dengan
peralatan asphalt sprayer diatas permukaan lapis pondasi aggregate yang benar-
benar kering dan tidak dilaksanakan pada waktu angin kencang,turun hujan atau
akan turun hujan. Bahan yang digunakan antara lain adalah Aspal Penetrasi 60/70
atau 80/100 atau Aspal Emulsi Medium setting / Slow setting yang memiliki tingkat
peresapan paling baik sesuai kondisi lapangan. Contoh aspal terlebih dahulu
disampaikan kepada Direksi Teknik untuk dilakukan pengujian jenis dan mutu
bahan.
Sebelum bahan Lapis Perekat digunakan, maka permukaan jalan terlebih dahulu
dibersihkan dengan Compressor agar semua pertikel yang tidak berguna tidak
berada diatas aspal yang akan disemprot. Selanjutnya penyemprotan dilakukan
dengan menggunakan asphalt sprayer yang ditarik kenderaan roda karet. Alat
penyemprot dilengkapi dengan batang semprot sehingga dapat mensirkulasikan
aspal secara penuh kearah horizontal maupun vertical. Bila digunakan alat
penyemprot aspal tangan (hand sprayer) maka akan dilengkapi dengan tangki
aspal dengan alat pemanas, pompa yang dapat memberi tekanan kedalam tangki
aspal agar aspal tersemprot keluar dan batang semprot yang dilengkapi dengan
nozel. Penyemprotan dilaksanakan oleh operator yang terampil. Percobaan
lapangan dengan disaksikan oleh Direksi Teknik atau wakilnya dilakukan untuk
mendapatkan takaran yang tepat yaitu dalam batasan 0,15 l/m2 untuk permukaan
aspal baru dan 0,15 - 0,35 l/m2 diatas lapisan aspal lama yang permukaan nya
telah terekpos cuaca.
Lintasan penyemprotan dilaksanakan dengan mengambil ½ lebar badan jalan,
disemprot secara merata sampai selesai. Pengguna aspal setiap lintasan dicatat /
dihitung apakah telah sesuai dengan ketentuan spesifikasi. Setelah penyemprotan
selesai lalulintas tidak izinkan lewat sampai bahan aspal meresap dan mengering.
6.3.(5a) Laston Lapis Aus (AC-WC) (gradasi halus)
Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang terdiri dari aggregate dan
bahan aspal yang dicampur dipusat instalasi pencampur aspal, penghamparan dan
pemadatan campuran diatas suatu pondasi permukaan jalan yang telah disiapkan.
Produksi AC-WC dipusat instalasi pencampur aspal menggunakan bahan
aggregate yang dihasilkan stone crusher dengan komposisi campuran sesuai
rancangan dalam Job Mix Design.
Bahan yang digunakan untuk campuran terdiri dari aggregate kasar , aggregate
halus, bahan pengisi (filler) dengan tambahan semen, aspal dan bahan anti
pengelupasan disediakan dalam jumlah yang cukup serta dari sumber bahan yang
telah diseleksi sesuai rancangan campuran (JMD).
Pada tahap awal produksi AC-WC akan dilakukan trial test dilapangan guna
mendapatkan jumlah lintasan pemadat yang digunakan dalam pekerjaan test ini
dilakukan diluar efektif.
Dalam pelaksanaan penghamparan dilapangan kondisi cuaca harus dalam
keadaan tidak turun hujan dan lapangan pekerjaan dalam kondisi kering.
Pengangkutan dari unit pencampur aspal sampai kelokasi pekerjaan menggunakan
dump truck. Selama pengangkutan suhu aspal harus tetap dijaga dengan cara
melindungi aspal dengan lapisan penutup yang diyakini dapat menjaga suhu aspal.
Penghamparan Hotmix dilaksanakan diatas lapisan permukaan yang telah dilabur
Lapis Resap Pengikat dan dipastikan masih dalam kondisi yang baik serta dapat
dilaksanakan penghamparan. Sebelum dihampar permukaan aspal lama
dibersihkan dengan alat compressor sampai bersih dari unsur yang tidak
diperlukan. Balok kayu atau acuan lainnya dipasang pada bagian tepi lokasi yang
akan diaspal.
Penghamparan dilaksanakan oleh Asphalt finisher dengan mengambil ½ lebar
badan jalan. Pengaturan tebal gembur aspal yang dihampar akan diatur sedemikian
rupa sehingga setelah selesai dipadatkan akan diperoleh tebal sesuai rancangan
yaitu : 4 cm atau setidaknya masih dalam batas toleransi yang diberikan.
Penggilasan aspal dilaksanakan dalam tiga tahapan operasi yang terpisah yaitu :
a). Pemadatan Awal
b). Pemadatan Antara
c). Pemadatan Akhir.
Penggilasan awal (break-down) akan dilaksanakan dengan alat pemadat Tandem
Roller sebanyak minimal 2 lintasan penggilasan setiap titik perkerasan dengan
kecepatan tidak lebih dari 4 km/jam.
Penggilasan antara menggunakan alat Pneumatic Tyre Roller sesaat setelah
penggilasan awal selesai dikerjakan. Kecepatan alat tidak melebihi 10 km/jam
dengan jumlah lintasan minimal sebanyak : 8 lintasan.
Penggilasan akhir menggunakan Tandem Roller atau alat pemadat roda baja
lainnya yang tampa penggetar ( vibrasi ).
Setelah semua tahapan pengaspalan selesai dikerjakan, maka permukaan
perkerasan akan diperiksa dengan cara melakukan pengujian antara lain :
pengujian kerataan dan pengujian kepadatan.
Untuk pengujian campuran aspal , dilakukan diinstalasi pencampur aspal.
Pengambilan benda uji dilapangan dengan cara Core-drill sesuai ketentuan dalam
spesifikasi teknis.
Selama priode konstruksi, permukaan jalan yang telah selesai diaspal akan tetap
dipantau atau diawasi apakah pada tempat-tempat tertentu terjadi kerusakan atau
perobahan akibat arus lalulintas atau karena factor cuaca.
Pekerjaan penghamparan AC-WC dilaksanakan diatas lapisan AC-BC.
6.3.(6a). Laston Lapis Antara (AC-BC) (gradasi kasar)
Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang terdiri dari aggregate dan
bahan aspal yang dicampur dipusat instalasi pencampur aspal, penghamparan dan
pemadatan campuran diatas suatu pondasi permukaan jalan yang telah disiapkan.
Produksi AC-BC dipusat instalasi pencampur aspal menggunakan bahan aggregate
yang dihasilkan stone crusher dengan komposisi campuran sesuai rancangan
dalam Job Mix Design. Bahan yang digunakan untuk campuran terdiri dari
aggregate kasar , aggregate halus, bahan pengisi (filler) dan semen serta aspal
disediakan dalam jumlah yang cukup serta dari sumber bahan yang telah diseleksi
sesuai rancangan campuran (JMD). Bila diperlukan dapat ditambahkan bahan aditif
untuk campuran.
Pada tahap awal produksi AC-BC akan dilakukan trial test dilapangan guna
mendapatkan jumlah lintasan pemadat yang digunakan dalam pekerjaan test ini
dilakukan diluar efektif.
Dalam penghamparan dilapangan kondisi cuaca harus dalam keadaan tidak turun
hujan dan lapangan pekerjaan dalam kondisi kering. Pengangkutan dari unit
pencampur aspal sampai kelokasi pekerjaan menggunakan dump truck. Selama
pengangkutan suhu aspal harus tetap dijaga dengan cara melindungi aspal dengan
lapisan penutup yang diyakini dapat menjaga suhu aspal. Penghamparan Hotmix
dilaksanakan diatas lapisan permukaan yang telah dilabur Lapis Resap Pengikat
dan dipastikan masih dalam kondisi yang baik serta dapat dilaksanakan
penghamparan. Sebelum dihampar permukaan jalan dibersihkan dengan alat
compressor sampai bersih dari unsur yang tidak diperlukan. Balok kayu atau acuan
lainnya dipasang pada bagian tepi lokasi yang akan diaspal. Penghamparan
dilaksanakan oleh Asphalt finisher dengan mengambil ½ lebar badan jalan.
Pengaturan tebal gembur aspal yang dihampar akan diatur sedemikian rupa
sehingga setelah selesai dipadatkan akan diperoleh tebal sesuai rancangan yaitu :
5 cm atau setidaknya masih dalam batas toleransi yang diberikan.
Penggilasan aspal dilaksanakan dalam tiga tahapan operasi yang terpisah yaitu :
a). Pemadatan Awal
b). Pemadatan Antara
c). Pemadatan Akhir.
Penggilasan awal (break-down) akan dilaksanakan dengan alat pemadat Tandem
Roller sebanyak minimal 2 lintasan penggilasan setiap titik perkerasan dengan
kecepatan tidak lebih dari 4 km/jam.
Penggilasan antara menggunakan alat Pneumatic Tyre Roller sesaat setelah
penggilasan awal selesai dikerjakan. Kecepatan alat tidak melebihi 10 km/jam
dengan jumlah lintasan minimal sebanyak : 8 lintasan.
Penggilasan akhir menggunakan Tandem Roller atau alat pemadat roda baja
lainnya yang tampa penggetar ( vibrasi ).
Setelah semua tahapan pengaspalan selesai dikerjakan, maka permukaan
perkerasan akan diperiksa dengan cara melakukan pengujian antara lain :
pengujian kerataan dan pengujian kepadatan.
Untuk pengujian campuran aspal , dilakukan diinstalasi pencampur aspal.
Pengambilan benda uji dilapangan dengan cara Core-drill sesuai ketentuan dalam
spesifikasi teknis.
Selama priode konstruksi, permukaan jalan yang telah selesai diaspal akan tetap
dipantau atau diawasi apakah pada tempat-tempat tertentu terjadi kerusakan atau
perobahan akibat arus lalulintas atau karena factor cuaca.
Pekerjaan penghamparan AC-BC dilaksanakan sebelum pekerjaan AC – WC
dikerjakan.
6.3(8a) Aspal Keras
Aspal yang dipergunakan sesuai dengan spesifikasi Bahan pengikat ini dicampur
dengan agregat sehingga menghasilkan campuran beraspal sebagaimana
mestinya sesuai dengan yang disyaratkan dalam tabel spesifikasi, sebagaimana
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Dan dicampurkan pada saat proses
produksi AC-WC dan AC-BC.
6.3.9 Bahan Anti Pengelupasan (anti stripping agent)
Anti stripping agent ditambahkan dalam bentuk cair kedalam campuran agregat
dengan menggunakan pompa penakar pada saat proses pencampuran basah di
pugmil. Kuantitas pemakaian anti stripping agent dalam rentang 0,2% - 0,3%
terhadap berat aspal. Jenisnya haruslah mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan. Dan dicampurkan pada saat proses produksi AC-WC dan AC-BC.
6.3(10b) Bahan Pengisi (Filler) Tambahan Semen
Bahan pengisi yang digunakan adalah semen yang sumbernya disetujui oleh
Direksi Pekerjaan, bahan pengisi yang ditambahkan harus kering dan bebas dari
gumpalan-gumpalan. Dan dicampurkan pada saat proses produksi AC-WC dan AC-
BC.
8.1 (1) LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS A UNTUK PEK. MINOR
Pada prinsipnya pelaksanaan pekerjaannya menyerupai lapis pondasi agregat
kelas A untuk pekerjaan utama (bukan pek. Minor) hanya saja perbedaannya
adalah item pekerjaan ini berupa perbaikan lubang atau penambalan yang rusak
sedemikian rupa sehingga perlu pengembalian kondisi seperti perkerasan lama.
Penentuan titik pekerjaan ini ditentukan berdasarkan visualisasi pada permulaan
periode mobilisasi ataupun saat Rekayasa Lapangan. Lapis pondasi agregat
kelas A untuk pekerjaan minor tetap berada di atas existing sama seperti pada
item pekerjaan utama.
8.1 (5) CAMPURAN ASPAL PANAS PEK. MINOR
Sama seperti penjelasan campuran aspal pada pekerjaan aspal AC-WC atau AC-
BC, campuran aspal panas untuk pekerjaan minor pada prinsipnya hampir sama
pelaksanaannya dengan pekerjaan utama. Hanya saja untuk pekerjaan
Pengembalian Kondisi ini, kami akan menyiapkan jadwal kemajuan (progress)
pekerjaan mingguan untuk diserahkan kepada Direksi Pekerjaan guna disahka.
Pengajuan jadwal ini di dalamnya dipaparkan kuantitas bahan setiap kilometer,
kuantitas selesai minggu sebelumnya, dan kumulatif kuantitas.
Selain itu, penentuan lokasi mana yang akan ditambal campuran aspal panas
harus ditandai dengan cat dan kemudian digali manual berbentuk segi empat
dengan sisinya sejajar dan tegak lurus sumbu jalan. Dasar galian ini nantinya
akan dipadatkan secara mekanis (bila memungkinkan) untuk kemudian
selanjutnya diberi tutup permukaan campuran agregat dan aspal panas (spot
leveling).
8.4(1) MARKA JALAN THERMOPLASTIK
Pekerjaan Pengukuran Marking
Pengukuran marking jalan jalan dilakukan dengan alat mekanis seperti Theodolit
terutama untuk mendapatkan keakuratan modul lengkung dan sumbu satu garis
lurus sejajar. Selain alat tersebut, juga dibantu dengan instrumen sederhana
lainnya seperti meteran dll.
Sebelum pengecatan yang sebenarnya dilakukan, berdasarkan pengukuran
yang telah dilakukan, kami akan melakukan pre marking (cat pendahuluan)
sehingga mengurangi tingkat kekeliruan ketika cat dengan komposisi yang
sebenarnya dioleskan.
Oleh karena kebutuhan jalan akan penandaan (marking) sudah direncanakan
dengan Departemen Perhubungan terkait, maka setelah pre marking kami buat,
hasilnya akan dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan sambil menantikan
konfirmasi perubahan-perubahan yang mungkin terjadi.
Patok-patok hasil pengukuran lainnya seperti bench mark dan peta situasi, turut
menjadi pedoman dalam pembuatan pre marking karena titik acuan dan arah
segala marka yang direncanakan merupakan implementasi dari kebutuhan jalan
itu sendiri maupun kondisi situasi lokasi jalan.
Pekerjaan Pengecatan Marking
Sebelum pekerjaan pengecatan marking kami laksanakan, pelaksana di
lapangan akan memeriksa untuk menjamin bahwa permukaan perkerasan jalan
yang akan diberi marka jalan harus bersih, kering dan bebas dari bahan yang
bergemuk dan debu. Kami wajib/harus menghilangkan dengan grit blasting
(pengausan dengan bahan berbutir halus) setiap marka jalan lama baik
termoplastis maupun bukan, yang akan menghalangi kelekatan lapisan cat baru.
Seperti juga telah disinggung sebelumnya, kami juga harus mengatur dan
menandai semua marka jalan pada permukaan perkerasan dengan dimensi dan
penempatan yang presisi sebelum pelaksanaan pengecatan marka jalan, itulah
yang tertuang dalam pre marking; walau pre marking itu sendiri tidak masuk
dalam pembayaran, namun merupakan suatu metode pelaksanaan pengecatan
marking yang tepat dan baik.
Marka jalan dilakukan dengan alat pemanas dan pencetak bentuk panel cat
sesuai dengan arahan yang diberikan direksi pekerjaan. Pencampuran cat
marka terutama dengan bahan aditif lainnya dilakukan dengan baik dan tepat
agar hasilnya memuaskan. Ketebalannya pun disesuaikan dengan spesifikasi
dan arahan yang diberikan sebab makin tebal cat marka akan menyebabkan
kemungkinan air tergenang makin besar oleh karenanya juga tidak baik.