metklim

30
I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Klimatologi merupakan ilmu tentang atmosfer. Mirip dengan meteorologi, tapi berbeda dalam kajiannya, meteorologi lebih mengkaji proses di atmosfer sedangkan klimatologi pada hasil akhir dari proses-proses atmosfer. Pengenalan alat dalam praktikum meteorologi/klimatologi sangat penting karena akan berpengaruh terhadap kemampuan kita dalam mengetahui alat-alat meteorologi/klimatologi sendiri. Untuk itu kami melakukan praktek lapangan langsung ke BMKG maritim 2 Semarang agar dapat mengetahui apa-apa saja alat yang digunakan dan bagaimana cara pengambilan data / mengenal dan melihat alat pengamat cuaca secara langsung. Pembacaan alat tersebut dalam laporan praktikum ini praktikan ingin memperkenalkan setiap alat yang digunakan dalam pengukuran intensitas cahaya matahari, suhu udara dan suhu tanah, kelembaban, curah hujan dan kecepatan angin. I.2. Tujuan 1. Praktikan mengetahui alat alat meteorologi dan klimatologi laut pada stasiun 2 BMKG Semarang 1

Upload: dimas-panji-prasetyo

Post on 14-Feb-2016

226 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

Page 1: METKLIM

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Klimatologi merupakan ilmu tentang atmosfer. Mirip dengan meteorologi,

tapi berbeda dalam kajiannya, meteorologi lebih mengkaji proses di atmosfer

sedangkan klimatologi pada hasil akhir dari proses-proses atmosfer.

Pengenalan alat dalam praktikum meteorologi/klimatologi sangat penting

karena akan berpengaruh terhadap kemampuan kita dalam mengetahui alat-alat

meteorologi/klimatologi sendiri. Untuk itu kami melakukan praktek lapangan

langsung ke BMKG maritim 2 Semarang agar dapat mengetahui apa-apa saja alat

yang digunakan dan bagaimana cara pengambilan data / mengenal dan melihat

alat pengamat cuaca secara langsung.

Pembacaan alat tersebut dalam laporan praktikum ini praktikan ingin

memperkenalkan setiap alat yang digunakan dalam pengukuran intensitas cahaya

matahari, suhu udara dan suhu tanah, kelembaban, curah hujan dan kecepatan

angin.

I.2. Tujuan

1. Praktikan mengetahui alat alat meteorologi dan klimatologi laut pada

stasiun 2 BMKG Semarang

2. Praktikan mengetahui fungsi dan cara kerja alat alat meteorologi dan

klimatologi laut pada stasiun 2 BMKG Semarang

3. Praktikan mampu menjelaskan manfaat praktikum pada saat dilapangan

1

Page 2: METKLIM

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Pengertian Meteorologi dan Klimatologi

Secara luas meteorologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari

atmosfer yang menyangkut keadaan fisis dan dinamisnya serta interaksinya

dengan permukaan bumi di bawahnya. Dalam pelaksanaan pengamatannya

menggunakan hukum dan teknik matematik. Pengamatan cuaca atau pengukuran

unsur cuaca dilakukan pada lokasi yang dinamakan stasiun cuaca atau yang lebih

dikenal dengan stasiun meteorologi. Maksud dari stasiun meteorologi ini ialah

menghasilkan serempak data meteorologis dan data biologis dan atau data-data

yang lain yang dapat menyumbangkan hubungan antara cuaca dan pertumbuhan

atau hidup tanaman dan hewan. Lokasi stasiun ini harus dapat mewakili keadaan

pertanian dan keadaan alami daerah tempat stasiun itu berada. Informasi

meteorogis yang secara rutin diamati antara lain ialah keadaan lapisan atmosfer

yang paling bawah, suhu dan kelengasan tanah pada berbagai kedalaman, curah

hujan, dan curahan lainnya, durasi penyinaran dan reaksi matahari

(Prawirowardoyo, 1996).

Klimatologi adalah ilmu yang membahas dan menerangkan tentang klim

bagaimana iklim itu bisa berbeda dari suatu tempat ke tempat lainnya. Hal yang

sangat erat hubungannya dengan ilmu klimatologi adalah ilmu cuaca, dimana

cuaca dan iklim merupakan salah satu komponen ekosistem alam sehingga

kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan tidak terlepas dari pengaruh

atmosfer dengan segala prosesnya (Gunarsih dan Kartasapoetra, 2008).

II.2. Pengertian BMKG

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (disingkat BMKG),

sebelumnya bernama Badan Meteorologi dan Geofisika (disingkat BMG)

adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia yang mempunyai tugas

melaksanakan tugas pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi,

dan geofisika (BMKG, 2013).

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sebelumnya

bernama Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) adalah Lembaga Pemerintah

2

Page 3: METKLIM

Non Kementrian di Indonesia yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang

meteorologi, klimatologi, dan geofisika. Menurut BMKG (2013) BMKG

mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND),

dipimpin oleh seorang Kepala Badan. BMKG mempunyai tugas: melaksanakan

tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan

Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya BMKG dikoordinasikan oleh Menteri yang

bertanggung jawab di bidang perhubungan. Sesuai tugasnya, Badan Meteorologi

Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan fungsi:

Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang

meteorologi, klimatologi, dan geofisika;

Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan

geofisika;

Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi,

klimatologi, dan geofisika;

Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan

data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;

Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan

geofisika;

Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta

masyarakat berkenaan dengan perubahan iklim;

Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak

terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena factor

meteorologi, klimatologi, dan geofisika;

Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi,

klimatologi, dan geofisika;

Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang

meteorologi, klimatologi, dan geofisika;

Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan

jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;

Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan

komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;

3

Page 4: METKLIM

Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen

pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;

Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi,

dan geofisika;

Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan

geofisika;

Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di

lingkungan BMKG;

Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung

jawab BMKG;

Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG;

Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi,

klimatologi, dan geofisika.

II.3. Pengertian Curah Hujan

Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun di suatu daerah dalam waktu

tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain Gauge. Curah

hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Curah hujan yang turun di

Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

a. Bentuk medan/topografi

b. Area lereng medan

c. Arah angin yang sejajar dengan garis pantai

d. Jarak perjalanan angin di atas medan datar

Hujan adalah peristiwa sampainya air dalam bentuk cair maupun padat yang

dicurahkan dari atmosfer ke permukaan bumi. Garis pada peta yang

menghubungkan tempat-tempat dengan curah hujan yang sama disebut Isohyet

(Muhammad, et al. 2003).

II.4. Pengertian Suhu

Suhu udara adalah kedaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur

suhu udara atau derajat panas disebut thermometer. Biasanya pengukuran

dinyatakan dalam skala Celcius, Fahrenheit, dan Reamur. Suhu udara tertinggi di

4

Page 5: METKLIM

muka bumi adalah di daerah tropis dan semkain kekutub senakin dingin. Di lain

pihak, ketinggian tempat juga mempengaruhi suhu udara, semakin tinggi maka

suhuu dara semakin turun. Setiap naik 100 meter maka suhu akan turun rata-rata

sebesar 0.6 derajat celcius. Penurunan suhu semacam ini disebut gradient

temperature vertical atau lapse rate. Pada udara kering, besar lapse rate adalah 1

derajat celcius. Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu udara

suatu tempat adalah:

Lamanya penyinaran matahari

Sudut dating sinar matahari

Relief permukaan bumi

Kondisi awan

Letak lintang

(Adisaputra dan Asyari, 2011)

II.5. Pengertian Iklim

Iklim adalah pengaruh rata-rata dari cuaca yang meliputi cahaya,

kelembapan, suhu, tekanan udara dan gerakan udara/angin dalam kurun waktu

tertentu. Iklim merupakan gabungan berbagai kondisi cuaca sehari-hari atau

merupakan rerata cuaca, sehingga iklim tersusun atas berbagai unsur yang

variasinya besar. Meskipun perilaku iklim di bumi cukup rumit tetapi ada

kecenderungan karakteristik dan pola tertentudari unsur iklim di berbagai daerah

yang letaknya saling berjauhan, bila faktor utamanya sama. Mendasarkan atas

kesamaan sifat tersebut maka dalam bidang ilmu iklim juga dikena

pengelompokan iklim dalam kelas-kelas tertentu yang disebut dengan klasifikasi

iklim (Prihmantoro, 1999).

Schmidt-Ferguson (1951) menentukan tipe iklim di Indonesia berdasarkan

bulan basah dan bulan kering yang dianalisis dari data hujan minimal 10 tahun.

Schmidt-Ferguson menerima metode Mohr dalam menentukan bulan kering dan

bulan basah. Menurut Mohr berdasarkan penelitian tanah, terdapat tiga derajat

kelembaban yaitu:

Jika jumlah curah hujan dalam satu bulan lebih dari 100 mm, maka bulan

ini dinamakan bulan basah, jumlah curah hujan ini melampaui jumlah

penguapan.

5

Page 6: METKLIM

Jika jumlah curah hujan dalam satu bulan kurang dari 60 mm, maka

bulan ini dinamakan bulan kering, penguapan banyak berasal dari air

dalam tanah daripada curah hujan.

Jika jumlah curah hujan dalam satu bulan antara 60 mm sampai 100 mm

maka bulan ini dinamakan bulan lembab, curah hujan dan penguapan

kurang lebih seimbang.

II.6. Automatic Weather System

AWS (Monitoring Automatic Weather Station) Merupakan alat yang

digunakan untuk mengukur tekanan, curah hujan, suhu, kelembaban, arah dan

kecepatan angin serta radiasi matahari setiap jam, menit maupun detik secara

otomatis. Alat ini dibuat dengan sensor yang lengkap dan sebuah kotak akuisisi

data yang berfungsi untuk penyimpan data disebut dengan logger.AWS ini

umumnya dilengkapi  dengan sensor, RTU (Remote Terminal Unit), Komputer,

unit LED Display dan bagian-bagian lainnya. Sensor-sensor yang digunakan

meliputi sensor temperatur, arah dan kecepatan angin, kelembaban, presipitasi,

tekanan udara, pyranometer, net radiometer. RTU (Remote Terminal Unit) terdiri

atas data logger danbackup power, yang berfungsi sebagai terminal pengumpulan

data cuaca dari sensor tersebut dan di transmisikan ke unit pengumpulan data pada

komputer. Masing-masing parameter cuaca dapat ditampilkan melalui LED (Light

Emiting Diode) Display, sehingga para pengguna dapat mengamati cuaca saat itu 

(present weather ) dengan mudah (Rayana, 2009). 

II.7. Penakar Hujan Hillman

Penakar hujan jenis Hillman termasuk penakar hujan yang dapat mencatat

sendiri. Jika hujan turun, air hujan masuk melalui corong, kemudian terkumpul

dalam tabung tempat pelampung. Air ini menyebabkan pelampung serta

tangkainya terangkat (naik keatas). Pada tangkai pelampung terdapat tongkat pena

yang gerakkannya selalu mengikuti tangkai pelampung. Gerakkan pena dicatat

pada pias yang ditakkan/ digulung pada silinder jam yang dapat berputar dengan

bantuan tenaga per. Jika air dalam tabung hampir penuh, pena akan mencapai

tempat teratas pada pias. Setelah air mencapai atau melewati puncak lengkungan

6

Page 7: METKLIM

selang gelas, air dalam tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang dalam

tabung dan tangki pelampung dan pena turun dan pencatatannya pada pias

merupakan garis lurus vertikal. Dengan demikian jumlah curah hujan dapat

dhitung/ ditentukan dengan menghitung jumlah garis-garis vertikal yang terdapat

pada pias (Muhammad et al. 2003).

II.8. Penakar Hujan Observatorium

Penakar hujan ini tidak dapat mencatat sendiri (non recording), bentuknya

sederhana terbuat dari seng plat tingginya sekitar 60 Cm dicat aluminium, ada

juga yang terbuat dari pipa pralon tingginnya 100 Cm. Penakar hujan biasa terdiri

dari :

a. Sebuah corong yang dapat dilepas dari bagian badan alat, mulut corong

(bagian atasnya ) terbuat dari kuningan yang berbentuk cincin (lingkaran)

dengan luas 100 cm2.

b. Bak tempat menampung air hujan.

c. Kran, untuk mengeluarkan air dari dalam bak ke gelas ukur.

d. Kaki yang berbentuk silinder, tempat memasang penakar hujan pada

pondasi kayu dengan cara disekrup.

e. Gelas ukur penakar hujan untuk luas corong 100 Cm2 , dengan skala ukur

0 s/d 25 mm. Keseragaman pemasangan alat, cara pengamatan, dan

waktu observasi sangat diperlukan untuk memperoleh hasil pengamatan

yang teliti, dengan maksud data yang dihasilkan dapat dibandingkan satu

sama lain.

(Ahmadi et al. 2009)

II.9. Campbell Stokes

Pengamatan lamanya Penyinaran Matahari menggunakan alat yang

dinamakan Sun Shine Recorder type Cambell Stokes. Alat ini berupa bola kaca

dan dibawahnya tepat di titik api dipasangi kertas yang sudah ada skala jamnya.

Pada waktu ada sinar Matahari titik api akan memanasi kertas tadi hingga

membuat jejak gosong yang memanjang. Jejak gosong tersebut menunjukan lama

penyinaran Matahari atau jumlah-waktu sinar Matahari sampai ke permukaan

7

Page 8: METKLIM

karena tidak terhalang oleh partikel/benda lain seperti awan dsb (Baharuddin et

al., 2011).

II.10.Anemometer

Pengamatan arah dan kecepatan Angin menggunakan alat yang dinamakan

Anemometer. Alat pengukur kecepatan angin berupa baling-baling yang as nya

dihubungkan dengan dinamo penghasil arus listrik. Apa bila angin bertiup baling-

baling akan berputar dan memutar dinamo dan akan diperoleh arus listrik. Arus

listrik ini kemudian diconvert ke satuan kecepatan, knot atau m/detik.Alat

penunjuk arah angin berupa bendera yang kaku (lempengan) yang as nya

dihubungkan dengan tahanan listrik geser (tahanan geser). Besarnya tahanan akan

berubah-ubah seiring dengan perubahan bendera arah penunjuk angin. Arus listrik

yang tetap dialirkan melalui tahanan geser tersebut, setelah melalui tahanan

tersebut otomatis besarnya arus listrik akan berubah dan di convert ke derajat arah

angin/mata angin (Elyerviana, 2011).

II.11.Panci Evaporasi

Penguapan ialah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini dapat

terjadi pada setiap permukaan benda pada temperatur diatas 0 0K. Faktor-faktor

yang mempengaruhi penguapan ialah temperatur benda dan udara, kecepatan

angin, kelembaban udara, intensitas radiasi matahari dan tekanan udara, jenis

permukaan benda serta unsur-unsur yang terkandung didalamnya. Dalam

meteorologi dikenal dua istilah untuk penguapan yaitu evaporasi dan

evapotranspirasi. Evaporimeter panci terbuka digunakan untuk mengukur

evaporasi. Makin luas permukaan panci, makin representatif atau makin

mendekati penguapan yang sebenarnya terjadi pada permukaan danau, waduk,

sungai dan lain-lainnya (Hidayat, Nur. 2005).

II.12.Wind Vane

Wind Vane atau alat penunjuk arah angin adalah sebuah instrumen yang

digunakan untuk mengetahui arah horizontal pergerakan angin (angin

permukaan). Alat ini terdiri dari suatu objek tidak simetris (contohnya suatu anak

8

Page 9: METKLIM

panah atau panah berbentuk ayam jago yang menempel pada pusat gravitasinya

sehingga panah itu dapat bergerak dengan bebas di sekitar poros horizontalnya)

yang dihubungkan pada vane/weather cock sensor pada anemometer (BMKG,

2013).

II.13.Thermometer Maximum dan Minimum

Terdapat dua jenis termometer yakni termometer maksimum;sebagai alat

ukur suhu udara maksimum yang terbuat dari gelas dengan bejana berbentuk bola

dan pada ujungnya berisi air raksa. Dan termometer minimum; sebagai alat ukur

suhu udara minimum yang terbuat dari gelas berbentuk garpu dan pada ujungya

berisi alkohol dan benda penunjuk yang akan terseret oleh alkohol manakala suhu

turun dan akan tertinggal manakala suhu naik (alkohol mengembang), maka benda

penunjuk tadi akan menunjukan suhu terendah dalam kurun waktu pengamatan

(Swarinto, 2011).

II.14.Thermometer Bola Basah dan Bola Kering

Alat ini disebut Psychrometer terdiri dari 2 buah Thermometer air raksa

yaitu Thermometer bola kering dan Thermometer bola basah. Thermometer bola

basah adalah thermometer yang bola air raksanya dibalut dengan kain basah.

Penguapan yang terjadi pada kain basah tersebut mengakibatkan turunya suhu.

Perbedaan suhu yang ditunjukan thermometer bola kering dan basah dengan

bantuan tabel diperoleh harga kelembaban udara dan suhu titik embun (Sugiyono,

2011).

II.15.Thermohygrograph

Gabungan Thermograph dan Hygrograph dinamakan Thermohygrograph.

Alat ini memiliki fungsi untuk mengukur suhu dan kelembaban udara secara

otomatis. Dengan menggunakan pias kertas sebagai hasil yang dilihat, kemudian

di bagian kertas tersebut terdapat pengukur suhu (bagian atas kertas) dan

pengukur kelembaban (bagian bawah kertas). Dengan menggunakan sensor, maka

grafik perubahan suhu bisa diketahui, karena sensor tersebut sangat peka terhadap

9

Page 10: METKLIM

suhu sekitar dimana mengalami pemuaian bila suhu meningkat dan menyusut jika

suhu rendah (Adisaputra, 2011).

II.16.Sangkar Meteorologi

Sangkar metereologi dipasang dalam taman alat yang berbentuk seperti

rumah. Dalam sangkar metereologi dipasang alat-alat seperti thermometer bola

kering dan thermometer basah, thermometer maximum dan evaporasi jenis piche.

Ke semua alat ini dipasang didalam sangkar agag hasil pengamatan dari pempat

dan waktu yang berbeda dapar dibandingkan. Selain itu alat dapat terlindungi dari

raiasi matahari langsung (panas), hujan (dingin), dan debu, sehingga data yang

diperoleh dapat akurat. Sangkar Meteorologi dibuat dari kayu yang baik (jati/

Ulin) sehingga tahan terhadap perubahan cuaca. Sangkar dicat putih supaya tidak

banyak menyerap radiasi panas matahari. Sangkar dipasang dengan lantainya

berada pada ketinggian 120 cm diatas tanah berumput pendek, sedangkan letaknya

paling dekat dua kali (sebaiknya empat kali) tinggi benda yang berada di

sekitarnya (Bayong, 2006)

10

Page 11: METKLIM

III. MATERI DAN METODE

III.1. Waktu dan Tempat

Hari/tanggal : Kamis, 11 Desember 2014

Waktu : 07.00 – 10.00 WIB

Tempat : Stasiun BMKG Maritim II Tanjung Mas Port, Semarang

III.2. Materi Praktikum

III.2.1.Alat praktikum

No Nama Alat Gambar fungsi

1. Kamera Untuk mendokumentasikan

kegiatan praktikum

2. Recorder Untuk merekam penjelasan

dari narasumber

3. Modul

BMKG

Untuk mengetahui

mekanisme kerja alat

BMKG

11

Page 12: METKLIM

III.2.2.Bahan praktikum

No Nama Bahan Gambar Fungsi

1. Taman Alat

BMKG

Sebagai tempat

penyedia peralatan

BMKG

III.3. Cara Kerja

III.3.1.Modul BMKG Maritim Semarang

1. Berangkat dari Tembalang pukul 07.00 menuju BMKG, Pelabuhan

Tanjung Mas.

2. Sampai di BMKG, mendengarkan pengarahan dari para asisten.

3. Di lapangan, mendengarkan penjelasan dari bapak yang bekerja di

BMKG bagaimana alat-alat meteorologi dan klimatologi bekerja.

4. Mencatat, atau merekam dan mendokumentasikan seluruh kegiatan

lapangan.

12

Page 13: METKLIM

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil

IV.1.1. Campbell Stoke

Campbell Stoke Kertas Pias

IV.1.2. Penakar Hujan

Penakar Hujan OBS Penakar Hujan Hellman

IV.1.3. Cup Counter Anemometer

Cup Counter Anemometer

13

Page 14: METKLIM

IV.1.4. Sangkar Meteorologi

Sangkar Meteorologi Thermohigrogaf

Termometer maksimum dan minimum

IV.1.5. Open Pan Evaporation

14

Page 15: METKLIM

Open Pan Evaporimeter

Termometer

IV.1.6. Automatic Weather Station (AWS)

Automatic Weather Station (AWS)

IV.2. Pembahasan

IV.2.1. Fungsi dan Cara Kerja Alat

Alat penakar hujan observatorium berfungsi untuk mengukur tingkat

curah hujan yang terjadi pada suatu lokasi secara manual. Pengamatan untuk

curah hujan harus dilakukan tiap hari pada jam 07.00 waktu setempat, atau

jam-jam tertentu. Cara kerja menggunakan alat ini yang pertama yaitu

membuka kunci gembok dan letakkan gelas penakar hujan dibawah kran,

kemudian kran dibuka agar airnya tertampung dalam gelas penakar. Jika curah

hujan diperkirakan melebihi 25 mm. sebelum mencapai skala 25 mm. kran

ditutup dahulu, lakukan pembacaan dan catat. Kemudian lanjutkan

pengukuran sampai air dalam bak penakar habis, seluruh yang dicatat

dijumlahkan. Untuk menghindarkan kesalahan, pembacaan curah hujan pada

gelas penakar dilakukan tepat pada dasar meniskusnya. Bila dasar meniskus

tidak tepat pada garis skala, diambil garis skala yang terdekat dengan dasar

meniskus tadi. Bila dasar meniskus tepat pada pertengahan antara dua garis

15

Page 16: METKLIM

skala, diambil atau dibaca ke angka yang ganjil, misalnya : 17,5 mm. menjadi

17 mm.. 24,5 mm. menjadi 25 mm. Untuk pembacaan setinggi x mm dimana

0,5 / x / 1,5 mm, maka dibaca x = 1 mm. Untuk pembacaan lebih kecil dari 0,5

mm, pada kartu hujan ditulis angka 0 (Nol) dan tetap dinyatakan sebagai hari

hujan. Jika tidak ada hujan, beri tanda ( – ) atau ( . ) pada kartu hujan.

Penakar hujan Otomatis type Hellman adalah penakar hujan yang

dapat men\catat sendiri, badannya berbentuk silinder, luas permukaan corong

penakarnya 200 Cm2, tingginya antara 100 sampai dengan 120 cm. mekanisme

kerja dari penakar hujan otomatis ini yaitu ketika hujan turun, air hujan akan

masuk kedalam tabung yang berpelampung melalui corong, air yang masuk

kedalam tabung mengakibatkan pelampung beserta tangkainya terangkat (naik

keatas). Pada tangkai pelampung terdapat tangkai pena yang bergerak

mengikuti tangkai pelampung, gerakan pena akan menggores pias yang

diletakkan/digulung pada silinder jam yang dapat berputar dengan sendirinya.

Penunjukkan pena pada pias sesuai dengan jumlah volume air yang masuk ke

dalam tabung, apabila pena telah menunjuk angka 10 mm. maka air dalam

tabung akan keluar melalui gelas siphon yang bentuknya melengkung. Seiring

dengan keluarnya air maka pelampung akan turun, dan dengan turunnya

pelampung tangkai penapun akan bergerak turun sambil menggores pias

berupa garis lurus vertikal. Setelah airnya keluar semua, pena akan berhenti

dan akan menunjuk pada angka 0, yang kemudian akan naik lagi apabila ada

hujan turun.

Automatic Weather System (AWS) merupakan alat pengukur curah

hujan, suhu, dan cuaca secara automatis. Pada umumnya peralatan Automatic

Weather Station (AWS), perangkat sensor penakar hujannya menggunakan

Tipping Bucket. Dimana pada saat bucketnya saling berjungkit, secara elektrik

terjadi kontak dan menghasilkan keluaran nilai curah hujan yang displaynya

dapat dilihat pada monitor. Penakar hujan type tipping bucket, nilai curah

hujannya tiap bucket berjungkit tidak sama, serta luas permukaan corongnya

beragam tegantung dari merk pembuatnya. Jadi dalam mengoperasikan

penakar hujan jenis tipping bucket, kita harus mengetahui secara teliti dasar

dari perhitungan data yang dihasilkannya. Untuk itu perlu dilakukan

16

Page 17: METKLIM

pengetesan atau mengkalibrasinya, dengan cara menuangkan sejumlah air

sesuai dengan luas permukaan corong dan nilai curah hujan tiap jungkit / tip

bucketnya. Jadi nilai curah hujan 1 mm yang masuk pada luasan permukaan

corong yang berbeda, maka volume air yang tertampung pun berbeda.

Sangkar metereologi merupakan suatu alat yang berfungsi untuk

menjaga/melindungi suhu sekitar agar tetap stabil. Sangkar meteorologi harus

dibuat dari kayu yang kuat agar tahan terhadap berbagai perubahan cuaca.

Sangkar sengaja di cat putih agar tidak banyak menyerap panas matahari.

Sangkar metereologi di pasang di atas tanah dengan ketinggian 120 cm. kaki

sangkar sengaja dipasangi beton agarkuat walaupun tertiup angina kencang.

Pada dinding sangkar ini dibuat kisi-kisi yang memungkinkan terjadinya

aliran udara sehingga temperature dan kelembapan dalam sangkar seimbang

dengan diluar sangkar. Adapun pintu sangkar menghadap ke utara dan

keselatan. Hal ini di karenakan agar alat yang ada didalamnya tidah terkena

radiasi matahari secara langsung. Jika matahari ada di utara khatulistiwa maka

pintu yang menghadap ke selatan yang buka, bugitu juga sebaliknya.

Campbell Stokes adalah suatu alat yang biasa digunakan oleh BMKG

yang berfungsi untuk mengukur lama penyinaran matahari. Cara kerja dari alat

ini adalah ketika matahari muncul, sinarnya akan menerangi bola gelas dan

melewatinya, kemudian sinar akan difokuskan dan membakar kertas pias yang

diletakkan dibawahnya dan selanjutnya akan membentuk goresan bakar pada

kertas pias tersebut. Radiasi matahari tercatat pada kertas tersebut dalam

waktu ukurnya.

Termometer maximum merupakan alat yang digunakan untuk

mengukur suhu tertinggi di suatu lokasi.  Suhu maksimum dapat dibaca tepat

pada permukaan kolom air raksa. Setelah pengamatan, alat dipasang pada

posisibagian reservoir disebelah luar dan dikibaskan sampai tidak terdapat

pemutusan kolom air raksa pada celah sempit dan dipasang untuk pengamatan

hasil selanjutnya. Pengamatan dilakukan sore hari pada pukul 16.00.

Termometer minimum merupakan alat yang digunakan untuk

mengukur suhu terendah di suatu lokasi. Suhu udara miniimum dapat

diketahui dengan membaca tepat pada skala yang ditunjuk oleh ujung index

17

Page 18: METKLIM

yang berdekaatan dengan ujung kolom alkohol. Ujung kolom alkohol

menunjukkan kepada suhu udara sesaat. Pengamatan dilakukan pada sore hari

pada pukul 16.00. Setelah pengamatan, index harus dikembalikan tepat pada

ujung kolom alkohol untuk pengamatan hari selanjutnya.

Thermohigrograph merupakan suatu alat yang berfungsi untuk

mengukur suhu dan kelembaban udara. Praktikan dijelaskan tentang hal-hal

yang berhubungan dengan stasiun pengamatan. Cara kerja alat ini yaitu

Dipasang kertas grafik pada silinder yang dapat berputar secara otomatis.

Kertas grafik diganti setiap minggu. Kelembaban nisbi (%) dan temperatur

(ºC) suatu saat dan ayunannya dapat dibaca pada kertas grafik.

Anemometer merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur

kecepatan angin di suatu lokasi. Anemometer biasa dipadukan dengan Wind

Vane yang berguna untuk mengetahui arah angin. Cara kerja anemometer

yang pertama kali adalah setiap pagi hari pukul 07.00 dibaca angka pada alat

pencatat. Kemudian Rerata kecepatan angin dapat dihitung dari besarnya

selisih pembacaan hari II dengan pembacaan I (jarak tempuh angin) dibagi

dengan waktu antara bedapengamatan tersebut (periode satu hari : 24 jam).

Mengukur kecepatan angin dengan satuan pengamatan adalah knots.

Panci Penguapan adalah alat yang terdiri dari panci terbbuka yang

berguna untuk mengetahui tingkat penguapan di suatu lokasi. Cara kerja alat

ini mula-mula ujung kail (hook) diatur dengan skrup pemutar tepat menyentuh

permukaan air, kemudian tinggi air dapat dibaca pada penera (sampai

ketelitian 0,02 mm. Pada sore hari berikutnya, ujung kail diatur kembali

sampai menyentuh permukaan air. Selisih pembacaan pertama (PI) dengan

pembacaan kedua (PII) merupakan besarnya penguapan air. Jika terdapat

hujan, maka rumus perhitungan evaporasi adalah : PI-PII+CH (dalam mm).

Kapasitas maksimum jika terjadi hujan sebesar 50 mm pada periode

pengamatannya.

18

Page 19: METKLIM

19

Page 20: METKLIM

V. PENUTUP

V.1. Kesimpulan

1. Alat-alat yang terdapat pada stasiun 2 BMKG Semarang antara lain :

Anemometer, Automatic Wheather System (AWS), Penakar Hujan

Hillman, Penakar Hujan OBS, Campbell Stokes, Panci Penguapan,

Sangkar Meteorologi, Thermohygrograph, Thermometer Maximum dan

Minimum, Thermometer Bola Basah dan Bola Kering, dan Wind Vane.

2. Manfaat dari praktikum lapangan ini yaitu memberikan pengetahuan

tentang alat-alat yang biasa digunakan oleh Badan Meteorologi,

Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta prinsip kerja dari masing-

masing alat tersebut.

V.2. Saran

Praktikum lapangan meteorologi dan klimatologi sudah baik, namun perlu

diperlihatkan hasil kerja dari alat-alat BMKG khususnya pada alat yang sudah

berbasis automatis seperti AWS.

20

Page 21: METKLIM

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, S., Sumardi, Setiawan, I. 2009. Penakar Curah Hujan Otomatis dengan

Data Logger SD/MMC Berbasis SMS (Short Message Service). Universitas

Diponegoro.

Adisaputra, Asyari. 2011. Variabilitas Arus, Suhu, dan Angin di Perairan Barat

Sumatera Serta Inter-Relasinya dengan Indian Ocean Dipole Mode (IODM)

dan El Nino Southern Oscillation (ENSO). Skripsi. IPB: Bogor.

Baharuddin, John I. Pariwono dan I Wayan Nurjaya. 2009. Pola Transformasi

Gelombang dengan Menggunakan Model RCP Wave pada Pantai Bau-Bau

Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis,

Vol. 1 No. 2.

Bayong, T.H.K. 2006. Meteorologi Indonesia 2. Penerbit BMKG.

BMKG. 2013. Tugas dan Fungsi. Jakarta: BMKG Jakarta.

Elyerviana.2011. Viabilitas Spasial dan Temporal Kecepatan Arusndan Angin

Sera Kaitannya dengan Hasil Tangkapan di Perairan Laut Flores

Menggunakan Data Tahun 2009.Skripsi Universitas Hasanudin.

Ir. Gunarsih, Ance Kartasapoetra. 2008. Klimatologi. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Muhammad, I. E., Sakti, I., Wahyu, Y. 2003. Pengukuran Curah Hujan Berbasis

Scada. Jurnal Elektronika dan Telekomunikasi, Vol. 3, No. 2, ISSN : 1441-

8289

Prawiroardoyo, S. 1996. Meteorologi. Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Prihmantoro, H. 1999. Memupuk Tanaman Sayuran. Penebar Swadaya, Jakarta.

Rayana. 2009. Fungsi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.

Swarinto, Yunus S., dan Sugiyono. 2011. Pemanfaatan Suhu Udara dan

Kelembapan Udara dalam Persamaan Regresi untuk Simulasi Prediksi Total

Hujan Bulanan di Bandar Lampung. Pusat Meteorologi Publik BMKG, Jl.

Angkasa 1 No.2 Kemayoran Jakarta Pusat.

21

Page 22: METKLIM

Tukidi. 2004. Diklat Perubahan Meteorologi dan Klimatologi Jurusan Geograsi

Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negri Semarang.

Widyastuti, Rahma, Eko Yuli Handoko, dan Suntoyo. 2010. Permodelan Pola

Arus Permukaan di Perairan Indonesia Menggunakan Data Satelit Altimetri

Jason-1. ITS: Surabaya.

22